ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBENTUKAN DAN PEMBARUAN PORTOFOLIO INVESTASI PT CAM Marlene Aryani dan Johan dan Yen Sun Sistem Informasi dan Akuntansi School of Information System Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan no 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480
[email protected]
ABSTRAK Portofolio investasi dibentuk dari sekumpulan saham terpilih untuk memperkecil risiko, namun dengan harapan memberikan pengembalian yang lebih baik. Untuk menganalisa penerapan portofolio optimal pada PT CAM, maka dilakukanlah identifikasi kebutuhan data dan analisa terhadap proses pembentukan dan pembaruan portofolio investasi berjalan PT CAM. Data yang digunakan merupakan data primer dari PT CAM. Dari hasil penelitian ditemukan perlunya optimalisasi lebih jauh dalam proses pembentukan dan pembaruan portofolio investasi PT CAM sehingga diusulkan dengan menambahkan penggunaan metode CAPM. Setelah melakukan evaluasi performa portofolio dengan menghitung NAB per unit salah satu portofolio PT CAM dibandingkan dengan NAB per unit portofolio bayangan yang sahamnya sama namun pembobotannya dengan metode diusulkan dan membandingkan beta portofilioPT CAM dengan portofolio bayangan, ditemukan bahwa portofolio bayangan tersebut memiliki hasil yang lebih optimal. Oleh karena itu, dirancanglah sebuah sistem pendukung keputusan (SPK) berdasarkan komponen SPK Turban dengan pendekatan object-oriented analysis and design yang menggunakan metode yang diusulkan.(MA) Kata Kunci: Portofolio, pembentukan portofolio, pembaruan portofolio, analisis dan perancangan, sistem pendukung keputusan ABSTRACT Investment portfolio is constructed from a group of chosen stocks to minimize risk, but also hoping to give better return. To analyze the application of optimized portfolio in PT CAM, data requirements identification and analysis in PT CAM’s currently running investment portfolio constructing and updating process are conducted. This research uses pimary data from PT CAM. Research result finds that a further optimization in the process of constructing and updating investment portfolio in PT CAM, so adding CAPM method is suggested. After portfolio performance evaluation which is done by counting one of PT CAM’s NAV/unit compared to a shadow portfolio which is created with the same stocks but with suggested method and comparing the betas of both portfolio, it is found that the shadow portfolio is more optimum. Therefore, decision support system (DSS) based on Turban’s DSS components with objectoriented analysis and design approach and using the suggested method is designed.(MA) Keywords: Portfolio, portfolio construction, portfolio update, analysis and design, decision support system
PENDAHULUAN Pasar modal atau bursa merupakan sarana pendanaan yang cukup penting. Melalui pasar modal, investor dapat berinvestasi dengan melakukan jual beli efek (saham dan obligasi), serta perusahaan dapat melakukan proses penawaran efeknya terhadap publik. Ia juga merupakan indikator ekonomi makro suatu negara. Naik turunnya harga saham gabungan (indeks) dalam bursa dapat mencerminkan keadaan ekonomi negara tersebut. Dalam artikel Melani (2012), Uriep Budhiprasetyo selaku Direktur Pengawasan Anggota Bursa BEI mengatakan bahwa komposisi ideal investor dalam bursa berupa 70% untuk investor lokal dan 30% asing. Komposisi tersebut dinyatakan baik dengan tujuan untuk menahan pasar saham agar tidak terlalu didikte asing. Namun, berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (BEI), aset oleh investor asing terhadap total aset pasar modal Indonesia mencapai 54,04% per Juni 2012. Sedangkan, aset oleh investor domestik sebesar 45,96% per Juni 2012. Dengan angka tersebut, diharapkan akan lebih banyak investor domestik yang memiliki aset dalam pasar modal Indonesia Salah satu keterbatasan dalam berinvestasi ini adalah karena kurangnya pengetahuan para calon investor mengenai cara kerja bursa. Reksa dana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat investor, khususnya investor kecil dan investor yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka (Darmadji dan Fakhruddin. 2011). Reksa dana menyediakan unit penyertaan reksa dana berupa sekumpulan saham yang telah dipilih dalam sebuah portofolio. Tujuan didirikan portofolio itu sendiri adalah untuk mengurangi risiko. Melalui unit-unit penyertaan reksa dana inilah, investor yang tertarik akan menanamkan modalnya sehingga terkumpul dana kolektif yang akan dikelola oleh manajer investasi dalam perdagangan bursa. Di Indonesia sendiri, sudah cukup banyak perusahaan yang menawarkan produk reksa dana untuk masyarakat, salah satunya adalah PT CAM. PT CAM bergerak dalam bidang pengelolaan beragam reksa dana yang berinvestasi di ekuitas Indonesia. PT CAM memastikan mereka menerapkan proses manajemen investasi yang baik. Saat ini proses pemilihan saham untuk diikutsertakan dalam portofolio ini dilakukan dengan mengandalkan kemampuan penilaian manusia. Namun, suatu kekurangan yang tak terhindarkan dari penilaian manusia adalah sarat akan kekeliruan serta ketidakkonsistenan dalam mengambil keputusan. Selain itu, terdapat juga kekurangan bukti atau data yang dapat digunakan untuk mendasari pengambilan keputusan tersebut. Karena alasan tersebut, maka diperlukan peran teknologi informasi dalam membantu proses ini dengan sistem terkomputerisasi. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini ialah mnempelajari proses dan metode serta perhitungan yang berkaitan dengan proses pembentukan dan pembaruan portofolio investasi yang sedang diterapkan oleh PT CAM untuk mengidentifikasi kelemahan yang ada, menganalisis dan mengidentifikasi kebutuhan data untuk pembentukan dan pembaruan portofolio investasi serta memperbaiki kelemahan tersebut, merancang model pemilihan pembobotan saham untuk pembentukan dan pembaruan portofolio investasi, serta akhirnya merancang sistem pendukung keputusan pembentukan dan pembaruan portofolio investasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
LANDASAN TEORI Tujuan utama dalam melakukan investasi adalah untuk mendapat keuntungan atau pengembalian sebesar-besarnya. Namun, investasi yang memiliki pengembalian besar tentu memiliki risiko yang besar pula. Pembentukan portofolio investasi memiliki tujuan meminimalkan risiko namun dengan pengembalian semaksimal mungkin. Harry Markowitz mengembangkan model portofolio dasar yang menjabarkan tingkat pengembalian yang diharapkan serta pengukuran tingkat risiko. Ia menggambarkan bahwa varians tingkat pengembalian merupakan pengukuran penting dari risiko portofolio dalam asumsi tertentu, kemudian menjabarkan cara menghitung varians dari portofolio. Selain menggambarkan pentingnya diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko, formula ini pun dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan diversivikasi investasi secara optimal. Brown dan Reilly (2009. 183) menuliskan bahwa Markowitz mengasumsikan bahwa sebuah aset atau portofolio dapat dikatakan efisien bila aset atau portofolio tersebut merupakan aset atau portofolio yang menawarkan pengembalian tertinggi dibandingkan dengan aset atau portofolio lain yang memiliki tingkat risiko sama atau lebih tinggi, atau aset atau portofolio tersebut menawarkan risiko yang paling rendah dibandingkan portofolio lain yang memberikan pengembalian yang diharapkan yang sama atau lebih rendah. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa portofolio yang dikatakan efisien adalah portofolio yang memiliki tingkat pengembalian setingi-tingginya dengan return serendah-rendahnya.
Capital asset pricing model (CAPM) kemudian muncul dari William F. Sharpe berdasarkan teori portofolio Markowitz. Teori portfolio memiliki fleksibilitas dan framework yang tepat dalam perkembangan asset pricing (Yu, 2012). CAPM memungkinkan penentuan tingkat pengembalian yang diinginkan dari aset-aset berisiko. Sharpe menggambarkan bahwa pengembalian investasi dipengaruhi oleh risiko yang juga disebut sebagai beta. Beta sendiri merupakan pengukuran risiko sistematik yang menggambarkan keadaan suatu saham terhadap pasar. Cederburg dan Doherty (2013) menyatakan estimasi beta mempunyai isi prediktif yang penting untuk pengembalian saham pada masa yang akan datang. Decision Support System (DSS) atau Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung pembuat keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur dan terstruktur (Turban dan Aronson. 2011). SPK berfungsi sebagai tambahan atau pendukung bagi pembuat keputusan, dapat memperluas pengetahuan dan kemungkinan, namun tidak menggantikan penilaian. Sistem ini ditujukan untuk keputusan yang membutuhkan penilaian dan keputusan yang dapat diolah dengan algoritma atau secara teknis. Salah satu kategori SPK adalah model optimisasi yang fungsi utamanya untuk memperhitungkan solusi optimal dari kombinasi masalah. Sebuah SPK harus memiliki tiga komponen utama, yaitu DBMS (subsistem manajemen data), MBMS (subsistem manajemen model), dan antarmuka (subsistem antarmuka). Subsistem manajemen berbasis pengetahuan merukapan pilihan opsional. Konsep tersebut dinamakan Object Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah ketika semua jenis obyek melakukan pekerjaan di dalam sebuah sistem serta memperlihatkan interaksi pengguna yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas (Satzinger, Jackson, dan Burd. 2005). Konsep ini menerapkan prinsip bahwa sebuah obyek dapat dipakai berulang kali sesuai dengan kebutuhan.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah dengan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan referensi dan teori-teori yang terkait dengan masalah pokok dalam skripsi dari berbagai buku, hasil penelitian ilmiah, teori-teori yang telah ada, dan referensi lain secara pustaka maupun informasi dari internet. Penelitian lapangan dilakukan dengan observasi, wawancara, prosedur analitis, metode analisis, dan metode perancangan. Observasi dilakukan dengan datang atau terjun langsung ke lapangan untuk meneliti sistem berjalan, menemukan, dan mencatat kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam sistem PT CAM. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang kepada president director dan head of investment PT CAM mendapatkan keterangan yang diperlukan guna menyelesaikan penelitian. Prosedur analitis yaitu meneliti data mengenai prosedur berjalan dalam perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan proses pembentukan dan pembaruan portofolio investasi. Metode Analisis dilakukan dengan pendekatan Object Oriented Analysis and Design (OOAD) oleh Satzinger, yaitu mengacu pada modeling and requirement discipline, dengan pembuatan activity diagram. Metode perancangan mengacu pada perancangan komponen sistem pendukung keputusan oleh Turban dengan merancang subsistem manajemen data, subsistem manajemen model, dan subsistem antarmuka. Selain itu, penulis juga mengacu pada modeling and requirement discipline sebagai alat bantu perancangan dengan pembuatan activity diagram, use case diagram, use case description, dan class diagram, serta design discipline dengan pembuatan user interface. Metode perhitungan pengembalian yang diharapkan menggunakan perhitungan pengembalian yang diharapkan dalam Capital Asset Pricing Model dan perhitungan risiko dengan beta (β).
HASIL DAN BAHASAN Analisis Sistem Berjalan Analisis sistem berjalan PT CAM dalam memilih dan membarui portofolio investasi dapat dilihat pada detailed activity diagram di bawah ini.
Gambar 1 Detailed Activity Diagram Proses Pengambilan Keputusan Investasi PT CAM Sumber: PT CAM Sedangkan untuk bentuk portofolio pada sistem berjalan beserta perhitungan pembobotannya dapat dilihat pada gambar dan penjelasan berikut ini.
Gambar 2 Contoh Portofolio PT CAM Sumber: PT CAM Penjelasan mengenai kolom-kolom yang terdapat pada contoh portofolio di atas adalah sebagai berikut: a. Stocks Merupakan saham-saham yang telah dipilih untuk disertakan dalam portofolio. Bila dilihat dari contoh portofolio di atas, PT CAM memiliki 34 saham dalam portofolionya. b. Wt (Weight) Weight adalah bobot saham yang diaplikasikan dalam portofolio saat ini. c. Bmk Wt Adalah bobot saham sebelum penyesuaian bobot terakhir.
d.
e. f.
g.
h.
i.
j.
k.
O/U Wt Merupakan selisih bobot saham sebelum penyesuaian dengan saat ini atau berapa besar penyesuaian penambahan atau pengurangan bobot yang diaplikasikan sebelumnya. CP (Current Price) Current price adalah harga saham saat ini. Data harga saham tersebut diperoleh dari bursa. TP (Target Price) Target Price ialah perkiraan harga puncak yang akan dicapai oleh sebuah saham sebelum harganya kembali turun. Target Price ini didapat dari hasil analisis analis terdaftar di Bloomberg. PT CAM menggunakan hasil analisis yang paling agresif dari sekian banyak hasil analisis. Analyst Kolom ini mencantumkan inisial analis terdaftar dalam Bloomberg yang digunakan PT CAM dalam menentukan Target Price. Up Dalam kolom ini, disediakan perhitungan mengenai perkiraan kenaikan harga saham dalam persentase. Cara menghitung kenaikan tersebut adalah dengan mengurangi Target Price dengan Current Price lalu mengalikannya dengan 100%.
Dari kolom ini, Fund Manager dapat memperkirakan berapa pengembalian yang mungkin didapatkan dari saham tersebut. Dengan kata lain up ini merupakan nilai expected return atau persentase besarnya pengembalian yang diharapkan. Trev (Target Review) Merupakan target harga yang paling konvensional dari hasil perhitungan analis Bloomberg. Tujuan adanya kolom ini adalah untuk membandingkan Current Price dengan target harga konvensional ini. Bila Current Price lebih kecil daripada Target Review, hal ini dianggap sebagai suatu anomali atau keanehan sehingga dinilai ada yang tidak beres dengan saham tersebut. Jikalau hal ini terjadi, maka fund manager akan melakukan review terhadap saham tersebut mengenai alasan terjadinya hal tersebut dan memastikan apakah penyebabnya terdapat pada saham atau kesalahan analisa analis. Analyst Kolom ini mencantumkan inisial analis terdaftar dalam Bloomberg yang digunakan PT CAM dalam menentukan Target Review. Risk Scr (Risk Score) Risk Score adalah nilai atau skala yang berikan untuk memperkirakan risiko sebuah saham. PT CAM menetapkan skala risiko dari satu (1) sampai lima (5). Skala 1 merupakan saham dengan risiko terendah dan skala 5 dengan risiko tertinggi. Hal ini demi memudahkan perhitungan risiko, juga untuk mengurangi pergerakan portofolio yang terlalu tak stabil dengan pergerakan kecil namun sering karena terus berubahnya risiko saham. Skala tiga (3) dianggap sebagai Beta (β) IHSG yaitu β = 1. Nilai risiko yang ditentukan pada skala 3 merupakan risiko pasar selama 100 hari terakhir saat portofolio terbentuk. Persentase risiko IHSG tersebut didapat dari situs Bloomberg. Dalam contoh portofolio di atas, risiko pasar adalah 13.03% saat portofolio tersebut dibuat. Maka, nilai skala risiko 3 adalah 13.03%. Berikut adalah nilai-nilai dari skala risiko: • Skala satu (1) adalah β = 0.5 Berdasarkan contoh di atas, maka perhitungannya adalah: 0.5 x 13.03% = 6.52% Maka, besar risiko dari skala 1 = 6.52% • Skala dua (2) adalah β = 0.75 Berdasarkan contoh di atas, maka perhitungannya adalah: 0.75 x 13.03% = 9.77% Maka, besar risiko dari skala 2 = 9.77% • Skala tiga (3) adalah β = 1 Berdasarkan contoh di atas, maka perhitungannya adalah: 1 x 13.03% = 13.03% Maka, besar risiko dari skala 3 = 13.03% • Skala empat (4) adalah β = 1.25 Berdasarkan contoh di atas, maka perhitungannya adalah: 1.25 x 13.03% = 16.29% Maka, besar risiko dari skala 4 = 16.29% • Skala lima (5) adalah β = 1.5
l.
m.
n.
o.
Berdasarkan contoh di atas, maka perhitungannya adalah: 1.5 x 13.03% = 19.55% Maka, besar risiko dari skala 5 = 19.55% Untuk menetapkan angka skala dari tiap saham, fund manager masih menggunakan pendekatan kualitatif atau subyektif yang dapat juga dikatakan berdasarkan naluri. Fund manager melihat beberapa aspek seperti besarnya skala perusahaan, likuiditas saham, serta keadaan atau kinerja historis saham tersebut di bursa untuk menentukan skala risiko sebuah saham. Risk Kolom ini digunakan untuk menunjukkan persentase risiko dari Risk Score yang telah ditetapkan dalam kolom sebelumnya. RR Ratio (Reward to Risk Ratio) Kolom RR Ratio menampilkan hasil perhitungan Reward to Risk Ratio. Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:
Reward to Risk Ratio ditampilkan dalam bentuk desimal. Gunanya adalah untuk mengetahui besaran pengembalian yang akan didapat bila dibandingkan dengan risikonya. Tgr Wt (Target Weight) Target Weight adalah banyaknya bobot saham yang ingin diaplikasikan selanjutnya. Angka dari target weight diperoleh dengan perhitungan:
TA (Technical Analysis) Adalah kolom yang menyatakan aksi yang akan dilakukan fund manager terhadap sahamsaham dalam portofolio. Terdapat beberapa aksi yang dapai dilakukan, yaitu: • AR = accumulate slowly (beli perlahan-lahan pada posisi bid) • AS = argressively store up (beli perlahan-lahan tetapi lebih agresif dengan mengambil beberapa layer pada posisi offer) • B = buy (beli) • BOW = buy on weakness (beli saat harga melemah) • H = hold (tahan) • N = netral • S = sell (jual)
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan dalam proses pembentukan dan pembaruan portofolio investasi PT CAM adalah rawan akan kekeliruan serta ketidak-konsistenan dalam mengambil keputusan karena menitik-beratkan perhitungan pada penilaian manusia (subyektif) sehingga terkadang menyebabkan kekurangan bukti atau data yang dapat digunakan untuk mempertanggungjawabkan keputusan yang telah diambil, pengolahan hasil analisis teknis yang digunakan masih berdasarkan prediksi subyektif. Selain itu, pembentukan, pembaruan, serta penentuan bobot saham dalam portofolio selama ini didasari dengan intuisi fund manager atau bersifat subyektif. Dan juga tidak adanya penggunaan laporan yang menjelaskan secara khusus pembentukan dan pembaruan (perubahan bobot saham) portofolio.
Analisis Teknis yang Diusulkan Analisis teknis yang diusulkan berupa RSI dan campuran dari RSI dan MACD. Relative Strength Index (RSI) diformulasikan oleh J. Welles Wilder pada Juni 1981. RSI tergolong sebagai leading indicator, yaitu indikator yang memberikan sinyal sebelum terjadinya suatu tren, dimaksudkan untuk memprediksi tren yang akan terjadi. RSI mempunyai jangkauan dari 0 hingga 100. Bila hasil yang keluar menunjukkan angka di bawah 30, maka saham tersebut dikatakan telah mencapai titik oversell sehingga merupakan saat yang baik untuk membeli saham. Namun, sebaliknya bila angka yang keluar menunjukkan angka di atas 70, maka saham tersebut dikatakan mencapai titik overbought sehingga merupakan saat yang baik untuk menjualnya.
Cara menghitung RSI (Kirkpatrick II dan Dahlquist. 2011) adalah:
Di mana RS (Relative Strength) adalah:
n yang biasa digunakan adalah 14. Kebalikan dari RSI, Moving Average Convergence Divergence (MACD) merupakan lagging indicator, yaitu indikator yang menanadakan bahwa sebuah tren sedang terjadi. Tidak seperti leading indicator, ia tidak memberikan sinyal prediktif. MACD dikembangkan oleh Gerald Appel. Untuk menghitung MACD diawali dengan mencari SlowEMA dan FastEMA. Untuk mendapatkan EMA sendiri, perhitungan yang dipakai adalah ((Kirkpatrick II dan Dahlquist. 2011)):
Weight di sini dikatakan sebagai smoothing constant yang nilainya tetap. Cara mendapatkan angkanya adalah:
Bila ingin mencari EMA 10 hari, maka time period = 10; bila ingin mencai EMA 15 hari, maka time period = 15; dan seterusnya. Selanjutnya bila sudah mendapatkan hasil perhitungan EMA, untuk mendapatkan angka dari garis MACD adalah seperti cara di bawah ini:
Metode Pembobotan yang Diusulkan Berikut adalah bentuk portofolio yang diusulkan beserta dengan perhitungan-perhitungannya.
Gambar 3 Bentuk Portofolio yang Diusulkan dalam Sistem Pendukung Keputusan Pembentukan dan Pembaruan Portofolio Investasi PT CAM
Keterangan mengenai kolom-kolom dalam portofolio, termasuk formulasi-formulasi yang digunakan dalam menentukan pembobotan saham dalam portofolio: a. Initial Merupakan inisial saham yang dipakai sebagai kode saham dalam bursa maupun dalam sistem. b. Name Adalah nama emiten pemilik saham. c. Weight Kolom ini berisi bobot saham dalam portofolio. Perhitungannya tidak berbeda dengan perhitungan yang digunakan perusahaan dalam menentukan Target Weight, yaitu:
d.
e.
Current Price Merupakan kolom yang berisi informasi mengenai harga saham saat portofolio terbentuk atau selesai di-update. Expected Return Pada prosedur berjalan perusahaan sebelumnya, perhitungan return yang diharapkan dihasilkan dengan mengurangi harga target saham paling agresif dengan harga saham saat itu kemudian dijadikan persentase. Namun pada sistem yang diusulkan, perhitungan return yang didapatkan menggunakan model CAPM oleh William Sharpe. Perhitungan tersebut adalah sebagai berikut (Hirt dan Block. 2008):
Di mana: E(R) = expected return (return atau pengembalian yang diharapkan) RFR = risk-free rate (tingkat suku bunga bebas risiko) β = beta saham E( ) = expected return of market (return atau pengembalian pasar diharapkan)
yang
Data yang dimasukkan ke dalam sistem bukanlah return atau pengembalian pasar yang diharapkan, namun berupa premium risiko. Premium risiko adalah:
Di mana: RP = risk premium (premium risiko) Sehingga perhitungan risiko menjadi:
f.
Risk (Beta) Perhitungan risiko yang pada portofolio PT CAM sebelumnya didasari dengan penilaian kualitatif atau subyektif dari fund manager. Dalam sistem yang diusulkan, perhitungan risiko merupakan modifikasi dari model beta. Beta merupakan pengukuran risiko sistematis yang menggambarkan keadaan saham terhadap pasar (dalam kasus ini IHSG). Sehingga digunakan beta sebagai dasar penentuan risiko.
Di mana: Risk = risiko saham = beta saham
g.
RR Ratio (Reward to Risk Ratio) Sama seperti bentuk portofolio sebelumnya, Kolom RR Ratio menampilkan hasil perhitungan Reward to Risk Ratio. Rumus perhitungan RR Ratio dalam portofolio yang diusulkan adalah:
Atau bila dijabarkan berdasarkan perhitungan Expected Return dan Risk:
Metode perhitungan bobot yang akan diaplikasikan kepada portofolio tetap sama, yaitu berdasarkan hasil perhitungan rasio yang selalu digunakan oleh perusahaan, yaitu reward-to-risk ratio yang juga berdasarkan dari tingkat pengembalian yang diharapkan dan tingkat risiko. Perbedaan perhitungan terdapat pada cara menentukan tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko. Metode pembobotan tidak diubah sepenuhnya karena metode yang diusulkan ini dianggap yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Perancangan Sistem yang Diusulkan Melihat masalah yang terjadi di perusahaan, maka rancangan sistem yang diusulkan adalah dengan merancang sistem pendukung keputusan pembentukan dan pembaruan portofolio investasi PT CAM. Sistem pendukung keputusan yang dirancang berupa SPK berorientasi model dengan kategori optimisasi. Sistem pendukung keputusan ini memiliki tiga komponen utama dalam operasinya, berdasarkan komponen SPK oleh Turban dan Aronson (2011. 85-100), yaitu subsistem manajemen data, subsistem manajemen model, dan subsistem antarmuka.
Gambar 4 Activiy Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pembentukan dan Pembaruan Portofolio Investasi PT CAM
Gambar 5 Use Case Sistem Pendukung Keputusan Pembentukan dan Pembaruan Portofolio Investasi PT CAM (dengan subsistem) Pada subsistem manajemen data.
Gambar 6 Class Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pembentukan dan Pengelolan Portofolio Investasi PT CAM
Pada subsistem manajemen model.
Gambar 7 Use Case Subsistem Manajemen Model dengan <
>
Pada subsistem antarmuka berupa beberapa contoh tampilan antarmuka (user interface).
Gambar 8 Tampilan Home
Gambar 9 Tampilan View Report
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis dan perancangan sistem pendukung keputusan pembentukan dan pembaruan portofolio investasi PT CAM yang telah dilakukan, maka dapat ddisimpulkan bahwa dalam membentuk dan membarui portofolio diperlukan data yang akurat yang dapat diakses dengan mudah dan sewaktuwaktu. Penetapan parameter yang pasti dalam penyaringan dan pemilihan saham amatlah penting agar hasil pemilihan saham tidaklah terlalu subyektif. Parameter ini pun dapat juga membantu mempermudah pengambilan keputusan karena akan mempersempit alternatif yang ada. Penggunaan analisis teknis serta metode teoritis memegang andil yang cukup besar dalam peranan pembentukan dan pembaruan portofolio investasi. Adanya laporan yang dihasilkan setiap usai menjalankan proses pembentukan dan pembaruan portofolio investasi adalah hal yang penting yang berfungsi sebagai alat bantu pertanggungjawaban, evaluasi, juga presentasi atas hasil yang dikeluarkan kepada komite investasi, direksi, maupun kepada klien dan calon klien. Penggunaan SPK dengan model yang tepat dapat membantu manajemen dalam menghasilkan suatu portofolio yang optimal dan efisien. Adapun saran-saran yang diusulkan kepada PT CAM adalah untuk memanfaatkan teknologi yang ada dengan sebaik-baiknya salah satunya adalah dengan penggunaan SPK yang dapat membantu kinerja fund manager dalam membentuk dan membarui portofolio investasi untuk mencapai hasil yang lebih optimal. Selain itu perusahaan juga sebaiknya mempertimbangkan penggunaan analisis teknis atau indikator lain yang dapat diintegrasikan dengan yang digunakan sekarang demi mendapatkan hasil saham-saham pilihan yang lebih baik juga pada saat yang tepat. Terakhit adalah dengan selalu membuat laporan mengenai setiap perubahan yang terjadi terhadap masing-masing portofolio.
REFERENSI Cederburg, Scott dan Michael Doherty. (2013). Is the Beta-Return Relation Too Flat? The Role of Conditioning Information in Time-Series CAPM Test. Social Science Research Network, diakses 28 Juli 2013 dari http://papers.ssrn.com Brown, Keith C. , Frank K. Reilly. (2009). Analysis of investments and management of portfolios. USA: South-Western Cengage Learning Darmadji, Tjiptono, Hendy M. Fakhruddin. (2011). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Hirt, Geoffrey A., Stanley B. Block. (2008). Fundamentals of Investment Management. New York: McGraw-Hill/Irwin Kirkpatrick II, Charles D., Julie R. Dahlquist. (2011). Technical Analysis the Complete Resource for Financial Market Technicians. Upper Saddle River: Pearson Education Inc. Melani, Agustina. 4 Juli, (2012). Komposisi Ideal Investor Lokal-Asing Adalah 70:30. Pasarmodal.inilah.com, diakses 22 April 2013 dari http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1879081/komposisi-ideal-investor-lokal-asing-adalah7030#.UgUDLqzIbvG Satzinger, John W., Robert B. Jackson, Stephen D. Burd. (2005). Object-Oriented Analysis & Design with the Unified Process. Boston: Course Technology, Cendade Learning Turban, E., J. E. Aronson. (2011). Decision Support and Intelligent Systems. Upper Saddle River: Prentice-Hall, Inc. Yu, Yi-Jang. (2012). The Asset Pricing System. Modern Economy, No. 3, diakses 27 Juli 2013 dari http://proquest.com
RIWAYAT PENULIS Marlene Aryani lahir di kota Jakarta pada tanggal 23 Maret 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi dan Sistem Informasi pada tahun 2013.