ANALISIS DAMPAK STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (SEKTOR INDUSTRI)
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Oleh WIWIN TRI SUBIYANTI 06011033
PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA SEPTEMBER 2010 i
ii
ANALISIS DAMPAK STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA
Diajukan oleh WIWIN TRI SUBIYANTI 06011033
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Hj. Utik Bidayati, SE., MM.
Tanggal : 29 September 2010
iii
ANALISIS DAMPAK STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA
Diajukan oleh WIWIN TRI SUBIYANTI 06011033
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Tanggal : 9 Oktober 2010 Yang terdiri dari
Dra. Salamatun Asakdiyah, M.Si. Ketua
Hj. Utik Bidayati, SE., MM. Anggota 1
Dyah Fitriani, SE., MM. Anggota 2
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan
Drs. Sukardi, MM NIP.1960072319870311001
iv
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul ANALISIS DAMPAK STOCK SPLIT
TERHADAP LIKUIDITAS DAN
RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (SEKTOR INDUSTRI) ini tidak terdapat karya yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya melakukan hal-hal tersebut diatas yakni mengakui karya orang lain seolah-olah sebagai karya saya sendiri, maka dengan ini saya menyatakan menarik skripsi saya, selanjutnya ijazah dan gelar yang telah saya terima dari universitas saya nyatakan gugur. Yogyakarta, 9 Oktober 2010
Wiwin Tri Subiyanti Saksi 1, Ketua Tim Penguji
Dra. Salamatun Asakdiyah, M.Si. Saksi 2, Anggota Tim Penguji
Saksi 3, Anggota Tim Penguji
Hj. Utik Bidayati, SE., MM.
Dyah Fitriani, SE., MM.
v
MOTTO
"Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu"(QS. Al-Baqarah Baqarah ayat 45) 45).
vi
PERSEMBAHAN
Dengan
memanjatkan
syukur
Alhamdulillah
kehadirat
Ilahi
Robbi,
saya
persembahkan karya ini untuk: Ayahanda Supardi sebagai panutan dan pengabdian saya. Ibunda Jumaidah yang selalu menberikan semangat, iringan do`a dan kasih sayangnya. Kakak Hendryk Eko Nugroho dan Erma Dwi Rahmawati yang memberikan pengertian dan semangat. Suami saya Agus Prastyo yang sudah menemani saya dalam menyelesaikan skripsi.
vii
PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS DAMPAK STOCK SPLIT
TERHADAP
LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA” (SEKTOR INDUSTRI). Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Kasiyarno, M.Hum, Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di kampus Universitas Ahmad Dahlan. 2. Bapak Drs. Sukardi, MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Tina Sulistiyani, SE., MM. Ketua Program Studi Manajemen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Utik Bidayati, SE., MM. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan petunjuk yang berharga dalam penyusunan skripsi ini.
viii
5. Segenap dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang telah memberikan masukan yang berharga guna mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Kepada perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan sebagai perantara penambahan wawasan dan ilmu pengetahuan. 7. Kedua orang tuaku yang telah memberikan dorongan moril, materil dan spirituil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Serta semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal kepada Bapak, Ibu serta rekan-rekan yang telah penulis sebutkan. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 9 Oktober 2010 Penulis
Wiwin Tri Subiyanti
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iv HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii DAFTAR TABEL………………………………………………………………. ix DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. x INTISARI.............................................................................................................. xi BAB I
PENDAHULUAN……………………………….................... 1 A. Latar Belakang…………………………………………….. 1 B. Batasan Masalah Penelitian……………………………… 5 C. Rumusan Masalah………………………………..................6 D. Tujuan Penelitian…………………………………………... 6 E. Manfaat Penelitian………………………………………… 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………… 7 A. Landasan Teori…………………………………………….. 7 1. Pemecahan Saham (Stock Split)………………….. 7 2. Saham……………………………………………….10 3. Studi Peristiwa (Event Study)……………………….15 4. Abnormal Return Saham……………………………16 5. Likuiditas Saham………………………………… 18 6. Aktivitas Volume Perdagangan……………………. 19
x
7. Bid Ask Spread……………………………………...19 B. Penelitian Terdahulu………………………………............. 20 C. Hipotesis…………………………………………………... 22 BAB III
METODE PENELITIAN…………..……………………… A. Populasi dan Sampel………………………....................... 1. Populasi ………………………………………….. 2. Sampel …………………………………………… B. Tehnik Pengumpulan Data………….……………………. C. Jenis dan Sumber Data…………………………………… D. Periode Pengamatan……………………………………… E. Definisi Operasional Variabel Penelitian………………… F. Alat Ukur Variabel Penelitian……………………………. G. Analisis Data dan Uji Hipotesis…………………………..
BAB IV
ANALISIS DATA…………………………………………….33 A. Gambaran Umum Objek Penelitian……………….………. 33 B. Uji Normalitas Data………………………………………. 37 C. Uji Hipotesis dan Pembahasan……………………………. 38 1. Aktivitas Volume Perdagangan (TVA)…………… 38 2. Bid Ask Spread……………………………………. 39 3. Abnormal Return………………………………….. 41
BAB V
PENUTUP…………………………………………………... A. Kesimpulan……………………………………………….. B. Keterbatasan Penelitian…………………………………... C. Saran ……………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
24 24 24 24 25 25 26 27 28 28
43 43 44 44
xi
DAFTAR TABEL 4.1
Populasi perusahaan Tahun 2006…………………………….….………33
4.2
Populasi perusahaan Tahun 2007………………………………………..34
4.3
Populasi perusahaan Tahun 2008………………………………………..34
4.4
Sampel perusahaan Tahun 2006.………………………………………...35
4.5
Sampel perusahaan Tahun 2007…………………………………………36
4.6
Sampel perusahaan Tahun 2008…………………………………………36
4.7
Uji normalitas data dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov……37
4.8
Hasil perhitungan Mean Volume Perdagangan………………………….38
4.9
Hasil paired sampel t-test Mean Volume Perdagangan………………….39
5.0
Hasil perhitungan Mean Bid Ask Spread………………………….……..40
5.1
Hasil paired sampel t-test Mean Bid Ask Spread………………………...41
5.2
Hasil perhitungan Mean Abnormal Return………………………………42
5.3
Hasil paired sampel t-test Mean Abnormal Return……………………....43
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar harga saham Lampiran 2 : Return realisasi Lampiran 3 : Data IHSG dan perhitungan return ekspektasi Lampiran 4 : Perhitungan return tidak normal (RTNit) Lampiran 5 : Perhitungan spread saham Lampiran 6 : Perhitungan Trading Volume Activity (TVA) Lampiran 7: Daftar hasil uji normalitas TVA Tahun 2006-2008 Lampiran 8: Daftar hasil uji normalitas Bid Ask Spread Tahun 2006-2008 Lampiran 9: Daftar hasil uji normalitas Abnormal Return Tahun 2006-2008 Lampiran 10: Daftar hasil uji paired sample t-test TVA Tahun 2006-2008 Lampiran 11: Daftar hasil uji paired sample t-test Bid Ask Spread Tahun 2006-2008 Lampiran 12: Daftar hasil uji paired sample t-test Abnormal Return Tahun 2006-2008 Lampiran 13: Daftar hasil mean uji normalitas TVA Tahun 2006-2008 Lampiran 14: Daftar hasil mean paired sample t-test TVA Tahun 2006-2008 Lampiran 15: Daftar hasil mean uji normalitas Bid Ask Spread Tahun 2006-2008 Lampiran 16: Daftar hasil mean paired sample t-test Bid Ask Spread Tahun 20062008 Lampiran 17: Daftar hasil mean uji normalitas Abnormal Return Tahun 2006-2008 Lampiran 18: Daftar hasil mean paired sample t-test Abnormal Return Tahun 20062008 Lampiran 19: Daftar sampel perusahaan industri yang melakukan stock split Tahun 2006-2008
xiii
INTISARI Penelitian ini untuk menguji apakah ada perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split, untuk menguji apakah ada perbedaan Bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split dan untuk menguji apakah ada perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah stock split. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah “purposive sampling” artinya dengan jalan memilih sampel dari sejumlah populasi berdasarkan kriteria tertentu, dimana setiap perusahaan tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian, tetapi hanya perusahaan yang memenuhi syarat atau kriteria tertentu yang bisa digunakan sebagai sampel penelitian. Dan kriterianya adalah perusahaan go public yang melakukan stock split terdaftar di BEI pada tahun 2006-2008, pada periode pengamatan perusahaan tidak melakukan corporate action lain dan data-data yang dibutuhkan dalam perhitungan lengkap dan diketahui dengan jelas. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dari berbagai industri yang melakukan stock split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2008. Hasil pengujian terhadap kenormalan data menunjukkan bahwa secara keseluruhan data berdistribusi normal, sehingga pengujian dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik parametik yaitu di uji melalui uji t berpasangan (paired sample t-test). Hasil pengujian terhadap rata-rata volume perdagangan, bid ask spread dan abnormal return antara periode sebelum dan sesudah stock split menunjukkan hanya terdapat perbedaan terhadap volume perdagangan dan abnormal return, sedangkan bid ask spread tidak menunjukkan adanya perbedaan antara periode sebelum dan sesudah stock split. Hal ini dapat disimpulkan bahwa stock split berdampak terhadap likuiditas dan return saham.
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Di Indonesia pasar modal mempunyai peranan penting sebagai salah satu sumber pembiayaan dana usaha. Sedangkan di sisi lain, pasar modal merupakan wahana investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal menengah dan kecil. Para investor yang melakukan transaksi di lantai bursa bertujuan untuk menghimpun dana dari keuntungan, bagi dirinya maupun perusahaan. Menurut Lorie, Dodd, and Kimpton (dalam Asri dan Fatmawati, 1999) yang dimaksud dengan harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan. Untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual ataupun membeli saham. Dengan hasil-hasil kenaikan harga saham setelah pengumuman stock split seperti yang didokumentasikan dalam literatur keuangan, satu penjelasan yang mungkin adalah perusahaan membagi lembar sahamnya untuk menunjukkan informasi tentang prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Dalam dunia bisnis terutama pada perdagangan saham yang terdapat di pasar modal, banyak sekali aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh para
2
investor untuk memperoleh keuntungan (return). Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan di pasar modal, diantaranya adalah informasi yang masuk ke dalam pasar modal tersebut. Kunci utama untuk mengukur pasar modal adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi (Jogiyanto, 2003:370). Pasar dikatakan efisien apabila memenuhi dua kriteria, yaitu harga saham mencerminkan semua informasi yang relevan saat itu dan karena informasi menyebar secara merata maka reaksi harga terhadap informasi baru terjadi seketika karena semua pemain di pasar telah memiliki antisipasi cukup. Efisiensi pasar berdasarkan informasi dibagi menjadi: (1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form), (2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form) dan (3) Efisiensi pasar bentuk kuat. Stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Pemecahan saham mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang dapat mengubah besarnya modal. Harga per-lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Pemecahan saham (Stock split) merupakan perubahan nilai nominal per lembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecah (Split Factors). Pemecahan saham tersebut tidak akan mengakibatkan perubahan jumlah modal dan tidak mempengaruhi aliran kas perusahaan. Dengan demikian peristiwa pengumuman pemecahan saham seharusnya tidak memiliki nilai ekonomis. (Jogiyanto, 2003:415).
3
Jika suatu pengumuman tidak mempunyai nilai ekonomis tidak akan mengakibatkan reaksi pasar atas pengumuman peristiwa tersebut. Sebaliknya jika pasar bereaksi untuk pengumuman yang tidak mempunyai nilai ekonomis, berarti pasar tersebut belum efisien karena tidak dapat membedakan pengumuman yang berisi informasi ekonomis dengan yang tidak. (Jogiyanto, 2003:415). Stock split memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. Alasan sinyal ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang baik. Jadi jika pasar bereaksi terhadap pengumuman stock split, reaksi ini tidak semata-mata karena informasi stock split yang tidak mempunyai nilai ekonomis tetapi karena mengetahui prospek masa depan perusahaan yang bersangkutan. Tidak semua perusahaan dapat melakukan stock split. Hanya perusahaan yang sesuai dengan kondisi yang disinyalkan yang akan bereaksi positif. Perusahaan yang memberikan sinyal yang tidak valid akan mendapat dampak negatif (Hermawanto, 2000). Penelitian mengenai stock split dan dampak yang ditimbulkannya sudah pernah dilakukan. Hal ini terlihat pada penelitian Copeland (1998), Conroy, Harris dan Bennet (1990) dalam Sutrisno et., al. (2000) menemukan adanya penurunan likuiditas setelah split dengan masing-masing menggunakan volume perdagangan dan bid-ask spread sebagai proksi. Hasil ini
4
bertentangan dengan penelitian Murray (1985) yang menyatakan bahwa split tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan maupun bid-ask spread. Dampak split terhadap keuntungan investor dijelaskan oleh Grinblatt, Masulis dan Titman (1984) dalam Sutrisno et., al. (2000) mengemukakan bahwa disekitar pengumuman splits menunjukkan adanya perilaku harga saham yang abnormal. Pasar memberi nilai positif terhadap split karena adanya tax-option impact. Dampak tersebut berbentuk pembebasan pajak yang dihadapi investor (tax-option impact) sehingga investor tersebut memperoleh keuntungan lebih. Dalam penelitian Kurniawati (2003) mengenai “analisis kandungan informasi stock split dan likuiditas saham” studi empiris pada non-synchronus trading, mengemukakan bahwa pengumuman stock split memiliki kandungan informasi sehingga direspon oleh pelaku pasar. Dalam pengujian likuiditas saham menunjukan bahwa hanya beta saja yang memiliki perbedaan signifikan, sedangkan volume perdagangan dan bid-ask spread meskipun berbeda tetapi tidak signifikan. Hal ini menunjukan penurunan likuiditas setelah stock split. Hal tersebut yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian tentang dampak stock split yang terdapat dalam likuiditas dan return saham dengan judul “Analisis Dampak Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia” (Sektor Industri).
5
B.
Batasan Masalah Penelitian Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 2006-2008 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Penelitian ini menggunakan data harga saham harian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), bid-ask spread dan volume perdagangan harian. 3. Untuk mengukur likuiditas saham dalam penelitian ini diukur berdasarkan volume perdagangan dan bid ask spread. 4. Untuk mengukur return saham dalam penelitian ini diukur melalui parameter abnormal return saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia. 5. Penelitian ini difokuskan pada muatan informasi (information content) dari suatu peristiwa pengumuman stock split, terhadap pergerakan harga saham dan volume perdagangan melalui abnormal return dan Trading volume activity (TVA) di Bursa Efek Indonesia dan tidak meneliti efisiensi pasar. 6. Periode Pengamatan Penelitian ini merupakan event study terhadap stock split dengan menggunakan windows periods pengamatan selama 11 hari, yaitu 5 hari sebelum peristiwa, 1 hari peristiwa dan 5 hari setelah peristiwa pengumuman stock split yaitu t-5, t-4, t-3, t-2, t-1, t0, t+1, t+2, t+3, t+4, t+5.
6
C.
Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada perbedaan Volume Perdagangan sebelum dan sesudah stock split ? 2. Apakah ada perbedaan Bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split ? 3. Apakah ada perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah stock split?
D.
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Volume Perdagangan sebelum dan sesudah stock split. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah stock split.
E.
Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan pertimbangan untuk investor dalam melakukan investasi saham pada perusahaan yang melakukan stock split. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti mengenai pasar modal dan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitianpenelitian selanjutnya.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
F.
Landasan Teori 1.
Pemecahan Saham (Stock Split) a. Pengertian Stock Split Split adalah tindakan memperkecil atau memperbesar nilai nominal saham. Tindakan memperkecil nilai nominal saham akan membuat saham makin bertambah banyak atau disebut split-up (stock split), sementara tindakan memperbesar nilai nominal saham akan membuat jumlah saham makin sedikit atau disebut split-down (reverse split). Apabila harga saham di pasar sudah dianggap terlalu tinggi sehingga likuiditas perdagangan saham mulai mengecil, maka akan dilakukan split-up. Apabila harga saham terlalu rendah dan dianggap sebagai sampah serta dijauhi oleh investor sehingga likuiditas perdagangan saham tersebut menjadi sangat rendah, maka tindakan splitdown akan dilakukan. Stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Pemecahan saham mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang dapat mengubah besarnya modal. Harga per-lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Pemecahan saham (Stock split)
8
merupakan perubahan nilai nominal per lembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecah (Split Factors). Pemecahan saham tersebut tidak akan mengakibatkan perubahan jumlah modal dan tidak mempengaruhi aliran kas perusahaan. Dengan demikian peristiwa pengumuman pemecahan saham seharusnya tidak memiliki nilai ekonomis. (Jogiyanto, 2003:415). Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan yaitu pemecahan naik (split-up) dan pemecahan turun (splitdown). Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal perlembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya dengan faktor pemecahan 2:1, 3:1 dan 4:1 menunjukkan bahwa jumlah saham beredar setelah split menjadi 2 kali, 3 kali atau 4 kali lebih besar dibandingkan dengan sebelum split. Sedangkan pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal perlembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan turun dengan faktor pemecahan 1:2, 1:3 dan 1 :4 menunjukkan bahwa jumlah saham beredar setelah split menjadi 2 kali, 3 kali atau 4 kali lebih kecil dibandingkan dengan sebelum split. Dalam hal ini split faktor diartikan sebagai perbandingan antara jumlah saham yang beredar setelah split dengan saham yang beredar sebelum split.
9
Menurut Baker dan Powell dalam Wang Sutrisno et, al. (2000 : 1-3), distribusi saham dalam bentuk stock split semata-mata hanya memiliki perubahan yang bersifat “kosmetik” karena stock split tidak berpengaruh pada arus kas perusahaan dan proporsi kepemilikan investor. Pendapat ini bertentangan dengan Baker dan Gallangher yang menyatakan bahwa split mengembalikan harga per-lembar saham pada tingkat perdagangan yang optimal dan meningkatkan likuiditas. b. Alasan Melakukan Stock Split Manajer mempunyai motivasi yang berbeda-beda dalam memecah sahamnya, walaupun pemecah saham tidak secara langsung mempengaruhi arus kas perusahaan, pemecahan saham menjadi sesuatu yang perlu dipertimbangkan oleh investor atau calon investor dalam mengambil keputusan, karena manajer mempunyai alasan ketika memecah saham. Kieso
dan
Weygandt
(1993)
dalam
Kurniawati
(2003)
mengatakan alasan perusahaan melakukan stock split yaitu: 1) Untuk menyesuaikan harga pasar saham perusahaan pada tingkat dimana individu dapat lebih banyak menginvestasikan dananya pada saham tersebut. 2) Untuk menyebarkan atau memperluas pemegang saham dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan nilai pasar yang dapat dijangkau.
10
3) Untuk menguntungkan pemegang saham yang ada dengan member kesempatan pada mereka untuk mengambil manfaat dari suatu penyesuaian pasar yang tidak sempurna setelah stock split. c. Tujuan dari Stock Split Tujuan dilakukan stock split adalah agar perdagangan suatu saham menjadi lebih likuid, karena jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harga menjadi lebih murah. Hal ini akan segera efektif bila dilakukan terhadap saham-saham yang harganya sudah cukup tinggi. (Darmaji, 2006).
2.
Saham
a.
Pengertian Saham Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan (BAPEPAM, 2003 dalam Panduan investasi di Pasar Modal). Menurut Siamat (1995) saham (stock) adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham atau sering pula disebut share yang merupakan instrument yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan dengan cara atas unjuk. Selanjutnya saham
11
dapat dibedakan antara saham biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock). b. Jenis Saham 1)
Saham Preferen Saham preferen (Preferred Stock) adalah hak atas dividen yang
tetap dan hak terdapat aktiva jika terjadi likuiditas. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti yang dimiliki oleh saham biasa. Saham preferen akan dibahas terlebih dahulu diikuti oleh saham biasa (Jogiyanto, 2003:67). Adapun beberapa keistimewaan dari saham preferen yaitu: a) Dijamin memperoleh laba (dividen) dalam prosentase tertentu dari nominalnya, meskipun perusahaan yang bersangkutan tidak memperoleh keuntungan. b) Dijamin bahwa bilamana pada suatu ketika perusahaan tidak sanggup memberikan pembagian laba, maka bagian laba tersebut dapat ditagih pada tahun-tahun berikutnya. c) Diberikan hak veto yang merupakan hak untuk membatalkan keputusan rapat pemegang saham sampai batas-batas tertentu. d) Diberikan hak untuk didahulukan dalam pembagian sisa kekayaan jika perusahaan dilikuidasi.
12
e) Diberikan hak untuk mengembalikan saham tersebut kepada perusahaan
yang
bersangkutan
dengan
memperoleh
pembayaran kembali uang sebesar nilai nominalnya. 2)
Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa (Common Stock) adalah surat bukti kepemilikan
atau surat bukti penyertaan suatu perusahaan yang mengeluarkannya (emiten) yang kepemilikannya tidak memberikan suatu keistimewaan tertentu. Pemegang saham biasa akan menerima hak dividen setiap tahunnya apabila perusahaan memperoleh laba. Seandainya pada tahun tersebut perusahaan tidak memperoleh laba, maka dividen tidak akan dibagikan kepada pemegang saham biasa. Laba yang tidak dibagi tersebut akan digunakan sebagai dana cadangan perusahaan. Dana cadangan ini akan digunakan sebagai sumber
modal dalam
mengembangkan
perusahaan. c. Investasi Saham Dengan pertimbangan risiko dan luasnya kegiatan investasi, maka seseorang ingin melakukan investasi yang menguntungkan atau setidaknya yang aman dari berbagai risiko yang mungkin terjadi. Salah satu alternatif investasi adalah melakukan investasi dalam bentuk saham di pasar modal. Manfaat yang diperoleh dari pemilikan saham adalah sebagai berikut :
13
a) Deviden yaitu bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemilik saham. b) Capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih positif harga beli dan harga jual saham. c) Manfaat nonfinansial yaitu mempunyai hak suara dalam aktivitas perusahaan. Sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. (Husnan, 1998:27). d. Risiko Investasi Pada Saham Risiko investasi di pasar modal pada prinsipnya semata-mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga. Risiko-risiko yang mungkin dapat dihadapi oleh investor menurut Siamat (1995) antara lain: a) Risiko daya beli Berkaitan
dengan
kemungkinan
terjadinya
menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.
inflasi
yang
14
b) Risiko bisnis Suatu risiko menurunnya kemampuan memperoleh laba yang pada gilirannya akan mengurangi pula kemampuan emiten membayar bunga atau dividen. c) Risiko tingkat bunga Naiknya tingkat bunga biasanya menekan harga jenis surat-surat berharga yang berpendapatan tetap termasuk harga-harga saham, biasanya kenaikan tingkat bunga berjalan tidak searah dengan harga-harga instrumen pasar modal. Risiko naiknya tingkat bunga misalnya jelas akan menurunkan harga-harga di pasar modal. d) Risiko pasar Apabila pasar bergairah (bullish) umumnya hampir semua harga saham di Bursa Efek mengalami kenaikan. Sebaliknya apabila pasar lesu (bearish), saham-saham akan ikut pula mengalami penurunan. Perubahan psikologis pasar dapat menyebabkan harga-harga surat berharga anjlok terlepas dari adanya perubahan fundamental atas kemampuan perolehan laba perusahaan. e) Risiko likuiditas Risiko ini berkaitan dengan kemampuan surat-surat berharga untuk dapat segera diperjualbelikan dengan tanpa mengalami kerugian yang berarti.
15
3.
Studi Peristiwa (event study) Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari
reaksi
pasar
terhadap
suatu
peristiwa
(event)
yang
informasinya
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar.
Sebaliknya
yang tidak mengandung informasi tidak
memberikan abnormal return kepada pasar. Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang
16
diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisiensi bentuk setengah kuat jika investor bereaksi dengan cepat untuk menyerap abnormal return untuk menuju ke harga keseimbangan yang baru. Jika investor menyerap abnormal return dengan lambat, maka pasar dikatakan tidak efisiensi bentuk setengah kuat secara informasi. (Jogiyanto, 2003:410).
4.
Abnormal Return saham Studi peristiwa menganalisis return tidak normal (abnormal return)
dari sekuritas yang mungkin terjadi disekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Abnormal return
merupakan kelebihan dari return
yang
sesungguhnya terjadi terhadap abnormal. Normal return merupakan return ekspektasi (retun yang diharapkan investor). Dengan demikian abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Penelitian tentang studi peristiwa lebih terfokus pada penelitian tentang abnormal return yang terjadi atau disebabkan adanya informasi tentang peristiwa, sehingga saluran informasi adalah salah satu elemen dalam melihat kecepatan reaksi pasar (Jogiyanto, 2003:433). Brown
dan
Warner
(1985)
dalam
Jogiyanto
(2003:433)
mengestimasi return ekspektasi dengan menggunakan model-model estimasi sebagai berikut:
17
a. Mean Adjusted Model Model disesuaikan rata-rata (mean adjusted model) menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation perod). Periode estimasi merupakan periode sebelum periode peristiwa. b. Market Model Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) dilakukan dengan dua tahap, yaitu: (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi, dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi pada periode jendela yang dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square). c. Market Adjusted Model Model disesuaikan pasar (market adjusted model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan model ini maka tidak perlu menggunakan periode estimasi. Return ekspektasi penting karena return ekspektasi merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan. (Jogiyanto, 2003:433). Abnormal return dapat terjadi positif atau negatif, abnormal return yang positif menunjukkan bahwa actual return yang terjadi adalah lebih besar
18
dari expected return. Sebaliknya abnormal return yang negatif menunjukkan bahwa actual return yang terjadi lebih kecil dari expected return. Dalam penelitian abnormal return digunakan sebagai ukuran untuk menentukan apakah aktifitas split berdampak terhadap return saham.
5.
Likuiditas Saham Likuiditas suatu saham dapat diketahui dari seberapa banyak
volume perdagangan saham yang dapat diperjualbelikan di bursa. Semakin banyak saham yang di perdagangkan maka semakin baik nilai likuiditasnya, namun sebaliknya semakin sedikit volume perdagangan saham yang diperjualbelikan maka semakin rendah nilai likuiditasnya. Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukan stock split menyebabkan pertemuan antara harga penawaran dan harga permintaan relatif rendah. Hal ini mengakibatkan perbedaan antara besarnya harga penawaran dan harga permintaan saham (bid ask spread) semakin kecil. Sehingga apabila bid ask spread suatu saham lebih rendah, maka hal tersebut mengindikasikan likuiditas sahamnya meningkat. Selain itu, harga saham yang lebih rendah setelah stock split dimaksudkan untuk mengubah investor odd lot yaitu investor yang membeli saham dibawah 500 lembar (1 lot) menjadi investor round lot yaitu investor yang membeli saham minimal 500 lembar (1 lot). Bertambahnya investor round lot dan meningkatnya jumlah perdagangan saham karena investor kecil
19
dapat melakukan investasi pada harga yang lebih murah, yang menyebabkan tingkat likuiditas saham naik. Copeland (1979) dalam Kurniawati (2003) melakukan pengujian terhadap likuiditas saham yang diukur dengan besarnya perubahan volume perdagangan dan perubahan biaya transaksi (biaya komisi broker dan bid ask spread).
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa volume
perdagangan
mengalami penurunan pada saat setelah stock split, komisi broker dan spread menjadi bertambah besar setelah stock split. Menyimpulkan ketiga kondisi tersebut menunjukkan penurunan tingkat likuiditas saham. 6.
Aktivitas Volume perdagangan Volume perdagangan adalah jumlah saham yang diperdagangkan
perusahaan pada hari tersebut. Dalam aktivitas pasar modal, aktivitas volume perdagangan merupakan salah satu elemen untuk melihat reaksi pasar terhadap sebuah informasi yang masuk ke dalam pasar. Perkembangan harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal merupakan indikasi penting untuk mempelajari tingkah laku pasar sehingga dapat dijadikan acuan investor dalam menentukan transaksi di pasar modal. 7.
Bid Ask Spread Tingkat likuiditas juga dapat dilihat dari perubahan bid ask spread.
Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukan stock split menyebabkan
20
pertemuan antara harga penawaran dan harga permintaan relatif lebih besar. Hal ini mengakibatkan perbedaan antara besarnya harga penawaran dan harga permintaan saham (bid ask spread) semakin kecil. Sehingga apabila bid ask spread suatu saham lebih rendah, maka hal tersebut mengindikasikan likuiditasnya meningkat (Kurniawati, 2003). Perhitungan spread saham periode tertentu dengan formula sebagai berikut : Spread = Ask Price – Bid Price Ask Price Keterangan : Ask price adalah harga penawaran saham. Bid ask adalah harga permintaan saham.
G. Penelitian Terdahulu Murray (1985) dalam Sutrisno (2000:1-3) melakukan studi terhadap 100 perusahaan yang melakukan stock split dan tercatat di OTC (Over The Counter) periode 1972-1976, menyatakan bahwa split tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan maupun bid-ask spread. Penelitian ini tidak mendukung dengan penelitian Copeland (1983), Conroy, Harris dan Bennet (1990) yang menemukan adanya penurunan likuiditas setelah split dengan masing-masing menggunakan volume perdagangan dan bid-ask spread sebagai proksi.
21
Penelitian yang dilakukan oleh Sudarwadi (2003) pada periode 1999-2000
dengan
menggunakan
15
perusahaan
sebagai
sampel.
Menunjukkan hasil yang bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya. Hasil yang didapat menyatakan bahwa likuiditas saham sebelum dan setelah stock split mengalami perbedaan yang signifikan yaitu likuiditas saham menjadi menurun. Sutrisno et, al. (2000:1-3) meneliti mengenai pengaruh stock split terhadap likuiditas dan return saham di Bursa Efek Indonesia periode 19951997 yang ditinjau secara individu untuk masing-masing perusahaan maupun sebuah portofolio. Variabel yang digunakan adalah harga saham, volume perdagangan dan persentase spread. Untuk ukuran likuiditas saham dilihat dari besarnya persentase spread. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas split mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, volume perdagangan dan persentase spread, tetapi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap varians saham dan abnormal return berarti juga tidak ada perubahan pada return saham. Disimpulkan bahwa aktivitas split tidak mempengaruhi return saham baik secara individu maupun sebagai sebuah portofolio. Dengan semakin besarnya persentase spread, secara keseluruhan baik ditinjau secara individual maupun sebagai portofolio disimpulkan bahwa likuiditas saham mengalami penurunan setelah split. Kurniawati (2003) meneliti tentang “analisis kandungan informasi stock split dan likuiditas saham: studi empiris pada non-synchronous trading”
22
periode juli 1994-juni 1997 di BEJ, yang menggunakan variabel abnormal return sebagai tolak ukur kandungan informasi dan variabel resiko sistematis, volume perdagangan dan bid-ask spread sebagai ukuran likuiditas saham. Hasil menunjukkan reaksi pasar terbesar terjadi pada hari ke-0 yaitu hari pada saat pengumuman stock split, dan likuiditas menurun setelah stock split. Penelitian oleh Lamourex dan Pool (1987), Szewezky dan Tsesskos (1991) dalam Kurniawati (2003) yang meneliti mengenai pengaruh stock split terhadap volume perdagangan, menunjukkan bahwa volume perdagangan dan jumlah pemegang saham setelah stock split mengalami peningkatan yang signifikan.
H. Hipotesis Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menarik hipotesis alternatif yang hendak diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah: H1:
Terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split di Bursa Efek Indonesia.
H2:
Terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask spread perusahaan sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split di Bursa Efek Indonesia.
H3:
Terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split di Bursa Efek Indonesia.
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang akan diteliti dan mempunyai karakteristik tertentu dalam lingkungan tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaanperusahaan dari berbagai industri yang Listing di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2006 sampai dengan 2008, jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 24 perusahaan. 2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya akan diselidiki, dan di anggap dapat mewakili keseluruhan populasi. Jumlah sampel lebih sedikit dari jumlah populasinya. Sampel
yang
diambil
adalah
perusahaan-perusahaan
yang
melakukan peristiwa pemecahan saham (stock split) di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2006-2008, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 23 perusahaan yang melakukan stock split. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan jalan memilih sampel dari sejumlah
23
24
populasi berdasarkan kriteria tertentu, dimana setiap perusahaan tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian, tetapi hanya perusahaan yang memenuhi syarat atau kriteria tertentu yang bisa digunakan sebagai sampel penelitian. Kriteria yang digunakan adalah: 1.
Perusahaan yang melakukan stock split dari periode pengamatan tahun 2006-2008.
2.
Pada periode pengamatan perusahaan tidak melakukan corporate action lain secara langsung berpengaruh pada volume perdagangan (right issue, stock dividen, cash dividen, dan bonus share).
3.
Data-data yang dibutuhkan dalam perhitungan lengkap dan diketahui secara jelas.
B.
Teknik Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi dan studi kepustakaan yaitu dari Indonesia Capital Market Dictory dan Jakarta Stock Exchange yang terdapat di pojok BEI UII, serta sumber pendukung lainnya.
C.
Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dengan melakukan teknik dokumentasi. Data-data meliputi :
25
1.
Data tanggal pengumuman stock split perusahaan sampel. Data tersebut digunakan untuk menentukan harga saham di sekitar tanggal stock split.
2.
Harga saham harian (closing price) perusahaan sampel dalam periode pengamatan (windows period).
3.
Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada periode pengamatan yang terdiri data harga saham harian selama periode pengamatan.
D.
Periode Pengamatan Periode pengamatan disebut juga periode jendela (window period). Dalam event study, terdapat masalah yang krusial yaitu menentukan panjangnya periode pengamatan. Masalah yang akan dihadapi dalam penentuan panjang pendeknya periode pengamatan yaitu: a. Semakin pendek periode pengamatan akan semakin mengurangi kekuatan uji statistiknya. b. Semakin panjang periode pengamatan akan semakin sulit untuk mengontrol adanya efek pengganggu atau confounding effect. Periode pengamatan (event study) dalam penelitian ini diambil selama 11 hari, yaitu 5 hari sebelum tanggal pengumuman stock split (pre event window), 1 hari saat pengumuman stock split (event date), dan 5 hari sesudah tanggal pengumuman stock split (post event period). Pengambilan periode ini dilakukan untuk menghindari confounding effect dari adanya peristiwa lain, seperti right
26
issue, waran, additional shares, pengumuman dividen, saham bonus, karena pengambilan periode yang terlalu panjang (lebih dari 5 hari) ataupun terlalu pendek (kurang dari 5 hari) akan menyebabkan pengaruh bias. Dengan demikian pemilihan 5 hari sebelum, 1 hari saat pengumuman dan 5 hari sesudah pengumuman sudah mewakili periode pengamatan yang tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek.
E.
Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Pemecahan saham (stock split) Merupakan aksi emiten yang dilakukan dengan cara memecah nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil sesuai dengan rasio stock split yang ditentukan. b. Volume Perdagangan Yaitu jumlah saham yang diperdagangkan oleh perusahaan pada hari tersebut. c. Abnormal return Yaitu selisih antara keuntungan sebenarnya (actual return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) (Jogiyanto, 2003).
27
d. Likuiditas Saham Tingkat likuiditas saham disini diukur dengan perbedaan antara besarnya harga penawaran dan harga permintaan saham (bid ask spread) dan perubahan volume perdagangan sebelum dan setelah stock split. e. Bid ask spread Yaitu, selisih antara harga penawaran dengan harga permintaan saham.
F.
Alat Ukur Variabel Penelitian 1. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah studi peristiwa (event study) dengan alasan bahwa penggunaan metode ini adalah untuk mengamati dampak dari suatu informasi pengumuman stock split terhadap harga sekuritas. 2. Return ekspektasi dapat dihitung dengan menggunakan model disesuaikan pasar (Market Adjusted Model) model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut.
G.
Analisis Data dan Uji Hipotesis Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan di interprestasikan. Pada tahap pertama dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov. Yang dimaksud dengan uji normalitas data adalah alat analisis untuk
28
mengetahui apakah suatu data berasal dari populasi yang sama (Sujarweni, 2008). Jika data berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik yaitu di uji melalui uji t berpasangan (paired sample t-test). Sedangkan jika data berdistribusi tidak normal maka data di olah menggunakan alat uji statistik non parametrik yaitu wilcoxon signed-rank test. Pengujian hipotesis pertama akan diuji dengan dua metode analisis. Pertama menggunakan studi peristiwa (event study) untuk menganalisis reaksi pasar terhadap informasi melalui parameter abnormal return yang diterima para investor. Kedua, menggunakan pendekatan uji coba beda mean abnormal return sebelum dan setelah peristiwa untuk melihat apakah peristiwa stock split periode 2006-2008 memiliki dampak stock split. 1. Menghitung metode studi peristiwa (event study) a.
Menghitung return Realisasi (Rit ) untuk masing-masing perusahaan yang menjadi sampel periode 2006-2008 yang dirumuskan (Jogiyanto : 2003). R i, t
Pi ,t Pi ,t 1 Pi ,t 1
Keterangan : Ri,t
: Return realisasi
Pi,t
: Harga saham sekarang
Pi,t-1
: Harga saham kemarin
29
b.
Return ekspektasi E(Ri,t), merupakan return yang diharapkan oleh investor. Untuk menghitung return ekspektasi dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan model disesuaikan pasar (Market Adjusted Model) dikarenakan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return ekspektasi adalah return indeks pasar atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada saat tersebut. (Jogiyanto, 2003). IHSGt IHSGt1 E (Ri,t ) IHSG t1
Keterangan : E(Ri,t) : Return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t IHSG : Indeks harga saham gabungan hari ke-t IHSGt-1: Indeks harga saham gabungan hari ke-t-1 c.
Return tidak normal (RTN) dimana merupakan selisih antara return sesungguhnya dengan return ekspektasi yang dihitung dengan persamaan (Jogiyanto: 2003) RTN
i, t
R i,t E ( R i ,t )
Keterangan : RTNi,t
: Return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode peristiwa.
Ri,t
: Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.
E(Rt-1)
: Return ekspektasi sekuritas ke-i periode peristiwa ke-t.
30
d.
Menghitung rata-rata abnormal return k
RTN
RRTN t t 1
i ,t
k
Keterangan : RRTNt : Rata-rata abnormal return sekuritas pada hari ke-t RTNi,t : Abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t k
: Jumlah sekuritas
2. Menggunakan pendekatan uji beda mean abnormal return seluruh saham sampel sebelum dan sesudah peristiwa. Uji beda rata-rata sampel berpasangan (paired sampel t-test) digunakan untuk menguji perbedaan mean abnormal return seluruh saham sebelum dan sesudah peristiwa. Pengujian hipotesis kedua dan ketiga menggunakan alat uji beda rata-rata sampel berpasangan (Paired Sampel T-Test). Hal ini dilakukan untuk menguji signifikasi mean bid ask spread dan volume perdagangan saham pada saat sebelum dan setelah pengumuman stock split. 3. Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan paired sample T-Test 4. Penelitian ini menggunakan tingkat alpha sebesar 5% Rumusan Hipotesisnya adalah sebagai berikut : H01 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan sebelum melakukan stock split dan sesudah melakukan stock split.
31
Ha1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan sebelum stock split dan sesudah stock split. H02 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask spread sebelum melakukan stock split dan sesudah melakukan stock split. Ha2 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask spread sebelum stock split dan sesudah stock split. H03 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum melakukan stock split dan sesudah melakukan stock split. Ha3 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum melakukan stock split dan sesudah stock split. Sedangkan kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima. Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak.
BAB IV ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah sahamsaham yang melakukan stock split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2008. Populasi tahun 2006-2008 terdapat 24 perusahaan yang melakukan stock split. Tabel 4.1 Populasi Perusahaan Tahun 2006
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Emiten Arpeni Pratama Ocean Line Tbk, PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk, PT Ekadharma International Tbk, PT Jaya Real Property Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, PT Plaza Indonesia Realty Tbk, PT
SEKTOR INDUSTRI Infrastruktur, Utilitas, & Transportasi Industri Dasar dan Kimia Industri Dasar dan Kimia Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate Perdagangan, Jasa, & Investasi Perdagangan, Jasa, & Ivestasi
Pelayaran Tempuran Infrastruktur, Utilitas, Emas Tbk, PT & Transportasi Tempo Scan Pacific Tbk, Industri Barang 9. PT Konsumsi Sumber : Pojok BEI UII (2010) 8.
Tabel 4.2 Populasi Perusahaan Tahun 2007
32
Kode
TANGGAL STOCK SPLIT
APOL
24-Nov-06
DPNS
8-Jun-06
EKAD
10-Jul-06
JRPT LPKR
14-Aug-06 28-Jul-06
PJAA
10-Jul-06
PLIN
26-Dec-06
TMAS
17-Mar-06
TSPC
14-Sep-06
33
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Emiten AKR Corporindo Tbk, PT Aneka Tambang Tbk, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Davomas Abadi Tbk, PT HD Capital Tbk, PT Jaya Pari Steel Tbk, PT
7. 8.
Kode
TANGGAL STOCK SPLIT
Kimia
AKRA
27-Jul-07
Pertambangan
ANTM
12-Jul-07
Peternakan Industri Barang Konsumsi Perusahaan Efek Logam Properti dan Real Estate Semen
CPIN
1-Nov-07
SEKTOR INDUSTRI
Pakuwon Jati Tbk, PT Semen Gresik Tbk, PT Sorini Agro Asia 9. Corporindo Tbk, PT Kimia Sumber : Pojok BEI UII (2010)
DAVO HADE JPRS
28-May-07 10-Sep-07 12-Dec-07
PWON SMGR
19-Sep-07 7-Aug-07
SOBI
22-Aug-07
Tabel 4.3 Populasi Perusahaan Tahun 2008
No
NAMA EMITEN International Nickel 1. Indonesia Tbk, PT Delta Dunia Petroindo 2. Tbk, PT Panorama Sentrawisata 3. Tbk, PT Suryainti Permata Tbk, 4. PT 5. Panin Sekuritas Tbk, PT 6. Mitra Rajasa Tbk, PT Sumber : Pojok BEI UII (2010)
SEKTOR INDUSTRI
KODE
TANGGAL STOCK SPLIT
Pertambangan
INCO
15-Jan-08
Tekstil dan Garmen Restoran, Hotel dan Pariwisata Properti dan Real Estate Perusahaan Efek Transportasi
DOID
15-Apr-08
PANR
11-Feb-08
SIIP PANS MIRA
12-Mar-08 21-Jan-08 30-May-08
Sedangkan perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 20062008 (sampel penelitian) sebanyak 23 perusahaan, dimana ke-23 perusahaan tersebut sesuai dengan kriteria penelitian. Tabel 4.4
34
Sampel Perusahaan Tahun 2006
No Nama Emiten Arpeni Pratama Ocean 1. Line Tbk, PT 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Duta Pertiwi Nusantara Tbk, PT Ekadharma International Tbk, PT Jaya Real Property Tbk, PT
SEKTOR INDUSTRI Infrastruktur, Utilitas, & Transportasi Industri Dasar dan Kimia Industri Dasar dan Kimia
Kode
TANGGAL STOCK SPLIT
APOL
24-Nov-06
DPNS
8-Jun-06
EKAD 10-Jul-06
Properti dan Real Estate JRPT
Lippo Karawaci Tbk, PT Properti dan Real Estate Pembangunan Jaya Ancol Perdagangan, Jasa, & Tbk, PT Investasi Pelayaran Tempuran Infrastruktur, Utilitas, Emas Tbk, PT & Transportasi Tempo Scan Pacific Tbk, Industri Barang PT Konsumsi Sumber : Pojok BEI UII (2010)
14-Aug-06
LPKR
28-Jul-06
PJAA
10-Jul-06
TMAS 17-Mar-06 TSPC
14-Sep-06
Tabel 4.5 Sampel Perusahaan Tahun 2007 No 1. 2. 3. 4.
Nama Emiten AKR Corporindo Tbk, PT Aneka Tambang Tbk, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Davomas Abadi Tbk, PT
SEKTOR INDUSTRI
Kode
TANGGAL STOCK SPLIT
Kimia
AKRA
27-Jul-07
Pertambangan
ANTM
12-Jul-07
Peternakan Industri Barang Konsumsi
CPIN
1-Nov-07
DAVO
28-May-07
35
5.
HD Capital Tbk, PT Perusahaan Efek Jaya Pari Steel Tbk, 6. PT Logam Pakuwon Jati Tbk, 7. PT Properti dan Real Estate Semen Gresik Tbk, 8. PT Semen Sorini Agro Asia 9. Corporindo Tbk, PT Kimia Sumber : Pojok BEI UII (2010)
HADE
10-Sep-07
JPRS
12-Dec-07
PWON
19-Sep-07
SMGR
7-Aug-07
SOBI
22-Aug-07
Tabel 4.6 Sampel Perusahaan Tahun 2008
No
Nama Emiten International Nickel 1. Indonesia Tbk, PT Delta Dunia Petroindo 2. Tbk, PT Panorama Sentrawisata 3. Tbk, PT Suryainti Permata Tbk, 4. PT 5. Panin Sekuritas Tbk, PT 6. Mitra Rajasa Tbk, PT Sumber : Pojok BEI UII (2010)
SEKTOR INDUSTRI
KODE
TANGGAL STOCK SPLIT
Pertambangan
INCO
15-Jan-08
Tekstil dan Garmen Restoran, Hotel dan Pariwisata Properti dan Real Estate Perusahaan Efek Transportasi
DOID
15-Apr-08
PANR
11-Feb-08
SIIP PANS MIRA
12-Mar-08 21-Jan-08 30-May-08
B. Uji Normalitas Data Uji normalitas data ini menggunakan uji One Sampel Kolmogorov Smirnow dengan alpha 5%. Apabila Sig < alpha, maka data berdistribusi tidak normal (asimetris). Jika Sig > alpha, maka data berdistribusi normal (simtris). Ringkasan hasil uji normalitas data perusahaan adalah sebagai berikut : Table 4.7 Tabel Uji Normalitas Data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov No Parameter yang SIG Kesimpulan
36
2
digunakan Volume Perdagangan Bid-ask spread
3
Abnormal return
1
Sebelum
Sesudah
0,457 0,118 0,556
Data Normal 0,064 Data Normal Data 0,503 Normal 0,064
Berdistribusi Berdistribusi Berdistribusi
Sumber : lampiran hasil olah data spss 12 Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan one sample kolmogorov smirnow data perusahaan menunjukkan data berdistribusi normal karena nilai Sig > alpha yaitu 5%. Adapun perinciannya sebagai berikut : 1.
Likuiditas saham yang di ukur dengan menggunakan volume perdagangan berdistribusi normal karena nilai signifikansi sebelum melakukan stock split sebesar 0,457 > 0,05 (alpha), dan signifikansi sesudah melakukan stock split sebesar 0,064 > 0,05 (alpha).
2.
Likuiditas saham yang di ukur dengan menggunakan bid-ask spread berdistribusi normal karena nilai signifikansi sebelum melakukan stock split sebesar 0,118 > 0,05 (alpha), dan signifikansi sesudah melakukan stock split sebesar 0,064 > 0,05 (alpha).
3.
Return saham yang di ukur dengan menggunakan abnormal return berdistribusi normal karena nilai signifikansi sebelum melakukan stock split sebesar 0,556 > 0,05 (alpha), dan signifikansi sesudah melakukan stock split sebesar 0,503 > 0,05 (alpha).
C. Uji Hipotesis dan pembahasan 1. Perhitungan aktivitas volume perdagangan saham dilakukan dengan rumus: TVA = ∑saham i yang diperdagangkan pada hari t
37
∑saham i yang beredar pada hari t Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Mean Volume Perdagangan Nama Perusahaan sebelum sesudah APOL 0,000298696 0,000272609 DPNS 0,000148696 2,21739E-05 EKAD 4,34783E-06 2,17391E-06 JRPT 2,82609E-05 1,30435E-05 LPKR 0,000712174 0,000556957 PJAA 0,000864348 0,000128696 TMAS 0,001248696 0,000323085 TSPC 0,000747826 0,001018696 AKRA 0,00079913 0,00063913 ANTM 0,002646087 0,000506087 CPIN 0,003577826 0,003815652 DAVO 0,000181304 1,86957E-05 HADE 3,91304E-06 4,78261E-06 JPRS 0,000759565 0,0008 PWON 4,34783E-08 2,04348E-06 SMGR 0,000180957 0,000123739 SOBI 0,000906087 0,000836522 INCO 0,00012913 0,000408261 DOID 0,000331739 0,000176957 PANR 0,002694348 0,001693043 SIIP 9,73913E-05 8,3913E-05 PANS 7,82609E-06 1,30435E-07 MIRA 0,017861304 0,000136087 Mean volume perdagangan tertinggi sebelum stock split sebesar 0,017861304. Hal ini karena semakin banyak volume perdagangan saham yang diperdagangkan maka semakin baik nilai likuiditasnya. Mean volume perdagangan terendah sesudah stock split sebesar 0,0000020434. Hal ini karena semakin sedikit volume perdagangan saham yang diperjualbelikan maka semakin rendah nilai likuiditasnya. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji paired sample t-test karena semua data berdistribusi normal. Uji hipotesis menggunakan tingkat alpha
38
5 %. Hal ini berarti jika Sig > alpha, maka Ho diterima (Ha ditolak), tetapi jika nilai Sig < alpha, maka Ho ditolak (Ha diterima). Tabel 4.9
NO 1
Hasil Paired Sample t-test Mean Volume Perdagangan Mean Volume SIG KESIMPULAN Perdagangan 0,000 Menolak Ho (Menerima Ha)
Berdasarkan hasil tabel 4.9 likuiditas yang di ukur dengan volume perdagangan lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,000 < 0.05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak (Ha diterima) yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara likuiditas sebelum melakukan stock split dan likuiditas sesudah melakukan stock split.
2. Bid-ask spread dihitung dengan rumus: Spread = Ask Price – Bid Price Ask Price
Tabel 5.0 Hasil Perhitungan Mean Bid-ask spread Nama Perusahaan sebelum sesudah APOL DPNS EKAD JRPT LPKR PJAA TMAS TSPC AKRA ANTM CPIN DAVO HADE
0,001448 0,018952 0,01252 0,01252 0,013083 0,002037 0,002041 0,001473 0,003634 0,000815 0,003771 0,003674 0,017391
0,003135 0,03396 0,033666 0,033666 0,002421 0,002738 0,003329 0,002809 0,002771 0,002067 0,002956 0,00455 0,01213
39
JPRS PWON SMGR SOBI INCO DOID PANR SIIP PANS MIRA
0,00198 0,065926 0,000666 0,05442 -0,00035 -0,04615 -0,00154 -0,01088 -0,00368 -0,00302
0,002789 0,010508 0,001745 0,022315 -0,00122 -0,00311 -0,0028 -0,06941 -0,01258 -0,00353
Mean bid-ask spread tertinggi sebelum stock split sebesar 0,065926. Hal ini dikarenakan semakin tinggi bid ask spread saham yang diperdagangkan maka semakin menurun likuiditasnya. Mean bid-ask spread terendah sesudah stock split sebesar -0,00122. Hal ini dikarena semakin rendah bid ask spread saham yang diperdagangkan maka semakin meningkat likuiditasnya. Tabel 5.1
NO 1
Hasil Paired Sample t-test Mean Bid-ask spread Mean Bid-ask SIG KESIMPULAN spread 0,537 Menerima Ho (Menolak Ha)
Berdasarkan hasil tabel 5.1 likuiditas yang di ukur dengan bid-ask spread lebih besar dari nilai alpha yaitu 0,537 > 0.05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima (Ha ditolak) yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara likuiditas sebelum melakukan stock split dan likuiditas sesudah melakukan stock split.
3. Abnormal return dihitung dengan rumus:
40
k
RTN
RRTN t t 1
i, t
k
Keterangan : RRTNt
: Rata-rata abnormal return sekuritas pada hari ke-t
RTNi,t
: Abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
k
: Jumlah sekuritas Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Mean Abnormal Return Nama Perusahaan sebelum sesudah APOL DPNS EKAD JRPT LPKR PJAA TMAS TSPC AKRA ANTM CPIN DAVO HADE JPRS PWON SMGR SOBI INCO DOID PANR SIIP PANS
0,000935739 0,000749304 -0,004977348 -0,005850913 0,001762696 0,002920304 0,005396696 0,002475739 0,002410696 0,000768609 0,003451652 0,000835957 -0,000896609 0,000645696 -0,00055787 0,000705783 0,004497478 0,000298435 0,001286739 0,002437739 0,001148174 2,57826E-05
-0,00222517 -0,00855526 -0,00107439 -0,00043983 -0,00166778 -0,00044113 -0,00019622 0,001609087 0,000144391 -0,00005 0,001662913 -0,001048478 -0,000629522 -0,003241217 -0,010090478 -0,001686304 -0,002715783 -0,00371422 0,005283087 0,001088739 -0,00062413 -0,00077778
41
Mean abnormal return tertinggi sebelum stock split sebesar 0,005396696. Hal ini dikarenakan actual return yang terjadi adalah lebih besar dari expected return. Mean abnormal return terendah sesudah stock split sebesar -0,00019622. Hal ini dikarena actual return yang terjadi lebih kecil dari expected return. Tabel 5.3
NO 1
Hasil Paired Sample t-test Mean Abnormal return Mean Abnormal SIG KESIMPULAN return 0,007 Menolak Ho (Menerima Ha)
Berdasarkan hasil tabel 5.3 likuiditas yang di ukur dengan abnormal return lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,007 < 0.05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak (Ha diterima) yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara return sebelum melakukan stock split dan return sesudah melakukan stock split.
D. Pembahasan Dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara bid-ask spread maka investor tidak memperoleh laba dari harga jual dan harga beli yang lebih dari perusahaan yang melakukan stock split dan hasil tersebut tidak berdampak bagi keuntungan investor.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak stock split yang terdapat dalam likuiditas dan return saham. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan sampel data sebesar 23 perusahaan untuk menguji peristiwa stock split periode 2006-2008 : 1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split. Hasil ini mendukung hipotesis pertama yang diajukan bahwa terdapat perbedaan volume perdagangan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah stock split. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask spread saham sebelum dan sesudah stock split. Hasil ini tidak mendukung hipotesis kedua yang diajukan bahwa tidak terdapat perbedaan bid ask spread yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah stock split. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return saham sebelum dan sesudah stock split. Hasil ini mendukung hipotesis ketiga yang diajukan bahwa terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah stock split.
B.
KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut:
42
43
1. Periode pengamatan hanya 3 tahun (2006-2008) sehingga belum dapat untuk mengeneralisasikan hasil penelitian secara keseluruhan. 2. Jumlah sampel yang digunakan sangat terbatas yaitu sebanyak 23 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan pemecahan saham (stock split).
C.
SARAN Saran-saran yang bisa diberikan oleh peneliti sehubungan dengan hasil penelitian yang telah di dapat untuk penelitian yang akan datang adalah sebagai berikut : 1. Penelitian tentang event study ini sebaiknya menggunakan data yang terbaru (up to date) agar penelitiannya dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca atau peneliti yang lain. 2. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi saham pada perusahaan yang melakukan stock split supaya investor memperoleh laba dari perusahaan yang melakukan stock split.
44
DAFTAR PUSTAKA Asri, M., dan Fatmawati. S. 1999. “Pengaruh Stock split Terhadap Likuiditas Saham yang Diukur Dengan Besarnya Bid Ask Spread di Bursa Efek Indonesia” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia (April), hal. 93-110. BAPEPAM dan Japan International Cooperation Agency, 2003. Panduan Investasi di Pasar Modal. Yogyakarta. Dahlan, Siamat. 1995. Manajemen Lembaga Keuanga. Jakarta. Darmaji, Tjiptono. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta. Hermawanto Wawan. 2000. Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Husnan, Suad, 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta. Kurniawati, Indah. 2003. “Analisis Kandungan Informasi Stock Split dan Likuiditas saham” Jurnal Riset Akuntasi Indonesia, hal. 264-275. Kurniawati Indah, 2003, “Analisis Kandungan Informasi Stock Split Dan Likuiditas Saham” Jurnal Riset Akutansi Indonesia (Oktober) Vol. 16, No.4. Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta. Sudarwadi, dkk. 2003. Analisis Perbedaan Likuiditas Saham dan PER sebelum dan Setelah Stock Split Pada Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sujarweni, Wiratna. 2008. Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian Skripsi, Tesis, Desertasi & Umum. Yogyakarta. Sutrisno Wang, et., al. 2000. “Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta” Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (September), hal. 1-13.