ANALISIS CRITERIA SUPPLIER-SELECTION TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERIKANAN DI PPS KENDARI *) By. La Hatani **) ABSTRACT The purpose of this research to study the strategic operation management of manufacture firm by exploring the effects of supplier-selection criteria on absolute performance fishery companies based on integrative SCM philosophy. This research is explanatory and use questionnaire to collect the cross sectional primary data. Data collection method is purposive sampling from 66 managers of 12 fishery industries. Bivariate regression and factor analysis and qualitative illustration analysis was based on observation in the company and interview with the managers. Result of each dimension and indicator of variables explaining about intensity operation management strategic decision system. Based on the respondent perception about supplier-selection criteria, most of them have been applied in the fishery companies. Result of factor analysis indicate that the cluster of supplier-selection criteria variable is a dominant factor which influence fishery company performance. Loading factor from all of dependent and independent variables are above cut off point of 0.60 or 60 percent. The result of this research indicate that variable supplier-selection criteria, have significant effect on the fishery industries performance with α = 0.05. From independent variable, the supplier-selection criteria has the dominant effect on the fishery industries performance. Key words: Value Chain; Supplier-Selection Criteria; Industries Performance. PENDAHULUAN Perusahaan yang memprioritaskan manajemen rantai pasokan akan menawarkan peluang baru sehingga dapat mengurangi biaya, meningkatkan mutu dan tanggapan mengenai pengurangan waktu pengirimanan. Komposisi bahan baku maupun jasa perakitan suatu produk dapat berasal dari berbagai negara, sehingga manajemen rantai pasokan merupakan salah satu fokus perhatian bagi peningkatan kinerja setiap perusahaan dalam menghadapi keunggulan bersaing dari perubahan antara perusahaan dan sesama pemasok. Rantai pasokan dapat memberikan kesempatan bagi peningkatan keseluruhan kinerja secara hati-hati dalam mengatur mata rantai antara organisasi dari pada hanya menfokuskan perhatian terhadap isu operasi di dalam setiap perusahaan (Tracey & Vonderembse, 2004). Sejauh perusahaan masih dapat terus memperbaiki kinerjanya, maka sejauh itu pula kecenderungan perusahaan dapat bertahan dalam ketatnya
persaingan global (Indrajit & Djokopranoto, 2005:11). Pengukuran kinerja merupakan kemampuan perusahaan untuk membuat standar yang diinginkan oleh pelanggan dengan mempertimbangkan biaya produksi dan pemeliharaan yang rendah, peningkatan kualitas produk, mengurangi persediaan barang dalam proses, penurunan biaya penanganan material dan batas waktu penyerahan (Tracey & Vonderembse, 2004). Lebih spesifik, pengukuran kinerja secara absolut adalah kemampuan yang dimiliki dalam perusahaan dengan tidak mempertimbangkan kinerja pesaing, oleh karena itu kinerja absolut dapat diartikan kemampuan perusahaan dalam: Costs, stock-outs and Lead-time reductions (Gimenez & Ventura, 2003, 2005). Fenomena yang terjadi baik di negaranegara maju maupun yang sedang berkembang menunjukan bahwa kunci dari peningkatan kinerja perusahaan terletak pada kemampuan perusahaan dalam membangun efektifitas dalam
mempertimbangkan criteria supplierselection diantara mitra bisnisnya. Isu selanjutnya, menunjukan bahwa rantai pasokan dalam lingkup global harus menjadi fleksibel untuk memberikan reaksi terhadap penyedian komponen, distribusi, dan saluran pengiriman, import dan nilai tukar (Haizer & Render, 2004:415). Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan kinerja perusahaan itu sendiri, namun juga ditentukan oleh kinerja seluruh jaringan. Penggunaan strategi rantai nilai untuk menyeleksi pemasoknya dan perusahaan ke dalam sejumlah aktivitas yang berbeda, namun saling berhubungan dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan menghasilkan kekuatan secara spesifik dari seluruh penciptaan nilai (value creation) dan system penghantar nilai (value delivery system) (Munjiati, dkk., 2004 :147). Sebagai acuan dalam kajian empiris penulis mengadopsi hasil penelitian dari Tracey & Vonderembse, (2004), bahwa pentingnya criteria supplier-selection mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap kinerja supplier serta kinerja supplier mempunyai pengaruh positif secara langsung terhadap kinerja perusahaan. Penelitian Tracey & Vonderembse, (2004) khususnya variabel criteria supplierselection hanya dihubungkan secara langsung dengan kinerja supplier, namun peneliti selanjutnya diharapkan dapat menghubungkan secara langsung dengan kinerja manufaktur sebagai dasar dalam membangun hubungan rantai pasokan. Dibagian akhir dari peneliti tersebut menyatakan adanya keterbatasan dari penelitian karena hanya dilaksanakan disektor industri otomotif saja, oleh karena itu penelitian-penelitian selanjutnya di sektor industri lain sangat dibutuhkan untuk menjadi tingkat generalisasi dari hasil penelitian. Mengacu pada implikasi dan rekomendasi peneliti terdahulu, maka dipandang perlu adanya penelitian lanjutan khususnya pada sektor industri perikanan. Hal ini didasari pula oleh fenomenan yang terjadi pada obyek penelitian dimana tahun
2004, volume pendaratan ikan tercatat sebesar 4.359,75 ton bila dibanding tahun 2003 terdapat penurunan 37,79%. Menurunnya pendaratan ikan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1) semakin kondusifnya keamanan di daerah konflik (Ambon) sehingga kapal pukat milik 3 perusahaan yang sebelumnya melakukan aktivitas di PPS Kendari selama kurun waktu 5 tahun telah kembali ke daerah asal; (2) Adanya krisis manajemen dibeberapa perusahaan sehingga perusahaan tersebut berkurang aktivitasnya; (3) Hasil tangkapan nelayan rendah yang disebabkan perubahan pola migrasi ikan; (4) Persaingan perusahaan pengolah ikan yang semakin tinggi, terutama perusahaan pengumpul ikan di luar kawasan yang lebih berani membeli ikan dari nelayan dengan harga yang relatif tinggi; (5) Adanya keluhan nelayan mitra karena harga jual diperusahaan inti lebih rendah jika dibanding dengan di luar kawasan dan tidak adanya kriteria yang jelas dalam penentuan spesifikasi ikan yang diinginkan, (Laporan Tahunan PPS Kendari, 2005). Mencermati fenomena-fenomena yang terjadi, berdasarkan kajian teori dan empiris, maka dianggap perlu untuk diteliti mengenai pengaruh criteria supplierselection terhadap kinerja perusahaan perikanan. Selanjutnya tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan criteria supplier-selection, dan (2) Menguji secara empiris besarnya tingkat signifikansi pertimbangan criteria supplierselection terhadap kinerja perusahaan perikanan. Penelitian ini, pelaksanaannya dilakukan hanya pada perusahanperusahaan perikanan di PPS Kendari yang difokuskan pada pertimbangan criteria supplier-selection dalam kebutuhan bahan baku ikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan perikanan dalam penentuan criteria supplier-selection dan bagi nelayan mitra dan pemasok agar dalam melakukan transaksi penjualan ikan dengan pembeli
(perusahaan) dapat mengetahui secara jelas kriteria-kritria yang ditetapkan agar tidak dirugikan. Pengukuran kinerja obyektif adalah lebih baik untuk dijadikan ukuran kinerja secara absolut khususnya pada kinerja internal perusahaan perikanan, yang kemudian direkomendasikan ketika ada temuan untuk kepentingan prediksi. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif (mainstream) yang menggunakan analisis statistika inferensial dari data yang diperoleh dikategorik. Penggunaan analisis didasari pertimbangan atas model hipotesis yang dibangun untuk mencapai tujuan penelitian. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpul secara cross-section melalui kuisioner.
supervisor atau yang setingkat dengannya sebanyak 66 orang. Pertimbangan para manajer dan supervisor dijadikan sebagai sampling karena sebagai mediator yang menjembatani hubungan kerjasama dan koordinasi baik antar fungsi (bidang) dalam perusahaan maupun dengan pihak eksternal khususnya pemasok dan pelanggan. Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistika deskriptif, analisis faktor konfirmatori kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 1. Analisis Statistika Deskriptif Analisis statisika deskriptif pada penelitian ini bertujuan untuk menginterprestasikan mengenai distribusi frekwensi jawaban responden yang meliputi: criteria supplier-selection dan kinerja perusahaan. Rekapitulasi distribusi frekwensi jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 1.
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian adalah seluruh karyawan tetap yang terlibat langsung dalam rantai pasokan pada 12 perusahaan perikanan di PPS Kendari sebanyak 1.022 orang. Teknik penarikan sampling adalah purposive sampling dimana responden yang dijadikan sampling adalah para manajer dan Tabel 1. Rekapitulasi Distribusi Frekwensi Jawaban Responden Atas Variabel Bebas Variabel Penelitian
Indikator Variabel Mutu Produk
Item
X1.1 X1.2 Ketersediaan X1.3 Keandalan X1.4 By. Produksi X1.5 Layanan Penj. X1.6 Mean variabel (X1) Y1.1 Y1.2 Cost Red. Y1.3 (Y1) Y1.4 Kinerja Y1.5 Perusahaan (Y) Y1.6 Stock-Out Red. Y2.1 (Y2) Y2.2 Lead-Time Red. Y3.1 (Y3) Y3.2 Mean variabel (Y) Criteria supplierselection (X)
Harga
SP (5) f (%) 48 72,73 43 65,15 33 50 23 34,85 25 37,88 0 0
Jawaban Responden (skor) P (4) M (3) KP (2) f (%) f (%) f (%) 18 27,27 0 0 0 0 23 34,85 0 0 0 0 33 50 0 0 0 0 31 46,97 12 18,18 0 0 33 50 8 12,12 0 0 43 65,15 23 34,85 0 0
TP (1) f (%) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
47 47 44 33 0 0 0 23 29 0
19 19 22 33 40 42 46 42 36 48
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Hasil olahan data primer, 2006
71,21 71,21 66,67 50 0 0 0 34,85 43,94 0
28,79 28,79 33,33 50 60,61 63,64 69,70 63,64 54,55 72,73
0 0 0 0 26 24 20 1 1 18
0 0 0 0 39,39 36,36 30,30 1,52 1,52 27,27
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jml Mean Skor 321 307 297 275 281 241 311 311 308 297 238 240 244 286 292 246
4,73 4,65 4,50 4,17 4,26 3,65 4,33 4,71 4,71 4,67 4,50 3,61 3,64 3,70 4,33 4,42 3,37 4,34
Keterangan :
f = Frekwensi jawaban responden (orang); (%) = Persentase jawaban responden SP = Sangat Penting (skor 5); P = Penting (skor 4); M = Moderat (skor 3); KP = Kurang Penting (skor 2); TP = Tidak Penting (skor 1)
Berdasarkan pada Tabel 1 di atas, dari 66 menganggap penting dalam responden memberikan tanggapan dan mempertimbangkan cost, stock-out dan penilaian atas variabel penelitian ini sangat lead-time reductions dalam meningkatkan bervariasi. Nilai mean variabel criteria daya saing dan kinerja perusahaan. Dengan supplier-selection sebesar 4,33 dapat demikian dapat disimpulkan bahwa nilai diartikan bahwa rata-rata responden telah mean variabel kinerja perusahaan yang menganggap penting dalam diukur melalui cost, stock-out dan lead-time mempertimbangkan faktor criteria supplierreductions sebagian besar telah selection untuk memilih dan mengevelauasi diaplikasikan pada perusahaan perikanan. pemasoknya, dengan demikian pertimbangan 2. Hasil Analisis Faktor Konfimatori pelaksanaan criteria supplier-selection pada (Confimatory Factor Analysis) perusahaan perikanan sebagian besar telah Hasil analisis faktor konfimatori dari diimplementasikan. Selanjutnya nilai mean variabel kinerja perusahaan sebesar 4,34 variabel bebas dan terikat dapat dilihat rekapitulasi hasil analisis pada Tabel 2. dapat diartikan bahwa rata-rata responden Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Analisis Faktor Variabel Bebas dan Variabel Terikat Penamaan Faktor
Indikator Variabel
Criteria supplierselection F(X)
Mutu Produk Penentuan Harga Ketersediaan Produk Keandalan Penyerahan Biaya Produksi Layanan Penjualan
Cost Reduction (Y1) Kinerja Perusahaan F(Y)
Stock-Out Reduction (Y2) Lead-Time Reduction (Y3)
Butir (Item) X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y2.1 Y2.2 Y3.1 Y3.2
Communalities (Extraction) 0,679 0,642 0,597 0,824 0,753 0,537 0,707 0,710 0,722 0,516 0,538 0,549 0,719 0,719 0,748 0,748
Factor Loading 0,824 0,801 0,773 0,908 0,868 0,733 0,841 0,843 0,850 0,719 0,733 0,741 0,848 0,848 0,865 0,865
Eigen Value
Comula- Detertive % minant
4,035
67,245
0,018
3,747
62,382
0,020
1,437
71,869
0,009
1,496
74,790
0,054
Sumber: Hasil olahan data primer, 2006 Pada Tabel 2 di atas dapat diinterpertasikan hasil analisis faktor criteria supplier-selection menunjukan semua indikator variabel hanya terdapat satu faktor yang signifikan berarti indikator variabel yang digunakan sebagai pengukur variabel atau faktor yang terbentuk bersifat valid. Hal ini dapat dilihat dari besarnya eigen value = 4,035 yang menunjukkan faktor criteria supplier-selektion adalah paling bagus untuk meringkas ke enam indikator variabel dalam penelitian ini dan mampu menjelaskan keragaman (cumulative %) sebesar 67,245% terhadap varian total. Selain itu dapat pula
dilihat dari nilai determinasi matriks korelasi sebesar 0,018 yang mendekati 0 seluruh indikator variabel bebas terbukti saling berkorelasi, berarti pengelompokan indikator variabel menunjukan hasil yang sama dengan Tracey dan Vonderembse, (2004). Namun dalam penelitian ini, peneliti menambahkan satu indikator variabel yaitu penentuan harga yang layak dalam criteria supplier-selektion. Selanjutnmya nilai factor loading mengindikasikan bahwa korelasi antara semua variabel positif dengan faktor criteria supplier-selektion yang mempunyai
rentang interval antara 73,3%-90,8% masih di atas angka pembatas (cut off point) 0,60 atau 60%. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin ditingkatkan pertimbangan criteria supplier-selection yang meliputi mutu produk, penentuan harga yang layak, ketersedian produk pemasok, keandalan waktu penyerahan, efisiensi biaya produksi dan pelayanan setelah penjualan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil analisis faktor cost reduction (Y1) menunjukkan bahwa hanya terdapat satu faktor yang signifikan berarti dari keenam item pertanyaan yang digunakan sebagai pengukur variabel atau faktor yang terbentuk bersifat valid. Hal ini dapat dilihat dari eigen value = 3,743 yang menunjukkan bahwa faktor cost reduction ideal untuk meringkas ke enam item pertanyaan dan mampu menjelaskan keragaman (cumulative %) sebesar 62,382% terhadap varian total. Angka determinasi matriks korelasi = 0,020 mendekati 0 menunjukkan seluruh item terbukti saling berkorelasi, berarti pengelompokan item pertanyaan sama dengan penelitian terdahulu Gimenez & Ventura, (2003;2005). Angka communalities masih berada di atas 0,50 berarti terdapat hubungan yang erat dalam faktor yang terbentuk (cost reduction). Niai factor loading mempunyai interval nilai 71,9%85% masih di atas angka pembatas 60%. Dapat disimpulkan bahwa semakin ditingkatkan penghematan biaya, meliputi: biaya pelayanan, transportasi dan biaya memproses pesanan ke pemasok maupun ke pelanggan pada perusahaan perikanan maka kinerja perusahaan akan meningkat. Interprestasi analisis faktor stok-out reduction (Y2) menunjukkan bahwa besarnya eigen value = 1,437, berarti pengukuran terbentuk faktor bersifat valid dan mampu menjelaskan keragaman (cumulative %) sebesar 71,863% terhadap varian total. Selain itu dapat pula dilihat dari nilai determinasi matriks korelasi = 0,009 mendekati 0 menunjukkan item pertanyaan terbukti saling berkorelasi, berarti pengelompokan item pertanyaan penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian terdahulu oleh
Gimenez dan Ventura, (2005). Angka communalities masih di atas 0,50 berarti terdapat hubungan yang signifikan dengan faktor yang terbentuk (stok-out reduction). Kemudian nilai factor loading masingmasing item masih di atas angka pembatas 60%. Hal ini mengindikasikan bahwa korelasi antara item positif dengan faktor yang terbentuk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penghematan biaya kekurangan persediaan dalam produksi baik dari pemasok maupun ke pelanggan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil pengujian analisis faktor variabel lead-time reduction (Y3), menunjukkan besarnya eigen value = 1,496 dapat diartikan bahwa pengukur faktor yang terbentuk bersifat valid dan mampu menjelaskan keragaman (cumulative %) = 74,790% terhadap varaian total. Nilai determinasi matriks korelasi = 0,054 mendekati 0 menunjukkan item pertanyaan terbukti saling berkorelasi. Oleh karena itu pengelompokan variabel lead-time reduction masih menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian Gimenez & Ventura, (2003;2005). Angka communalities masih di atas 0,50 berarti terdapat hubungan yang signifikan atas terbentuknya faktor lead-time reduction dan nilai factor loading masih di atas angka pembatas 60%. Hal mengindikasikan bahwa korelasi antara item positif dengan faktor yang terbentuk, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengurangan waktu tunggu terhadap pembelian ikan dari pemasok maupun pengiriman produk ikan olahan ke pelanggan karena adanya usahausaha efektifitas pada perusahaan perikanan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam analisis faktor konfimatori ada beberapa ukuran yang harus dipenuhi untuk menentukan ketepatan model (model fit) yang dapat dilakukan perhitungan melalui teknik Principal Component Analysis (PCA). Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel criteria supplier-selection diperoleh persentase residual di atas 0,05 adalah 34% atau sebanyak 10 residual. Sedangkan untuk variabel kinerja
perusahaan diperoleh persentase residual di 3. Analisis Regresi Bivariat Ringkasan hasil perhitungan analisis atas 0,05 adalah 20% atau sebanyak 3 regresi bivariat berdasarkan nilai skor faktor residual, hal ini mengindikasikan bahwa model memiliki ketepatan sebesar 80% pada yang dihasilkan dari analisis faktor tingkat penyimpangan 5%. Dengan demikian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 3. dapat disimpulkn bahwa model faktor untuk variabel bebas maupun terikat dapat diterima karena memiliki tingkat ketepatan di atas 50%. Tabel 3. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Bivariat Variabel Bebas F(X)
Nama Variabel
Criteria supplier-selection R = 0,887 R Square = 0,787 Constant = 1,607E-15 SEE = 1,15 Sumber : Hasil olahan data primer, 2006
Koefisien Regresi 2,189
Berdasarkan hasil analisis regresi bivariat untuk variabel F(X) terhadap F(Y) pada tabel 3 menujukkan besarnya nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,787 dapat diartikan bahwa 78,7% proporsi variasi dari kinerja perusahaan diterangkan oleh keseluruhan variabel criteria supplierselection. Dapat disimpulkan bahwa pertimbangan criteria supplier-selection, dapat memberikan kontribusi pengaruh sebesar 78,70% terhadap kinerja perusahaan perikanan dan sisanya 21,30% dijelaskan atau ditentukan oleh variabel lain di luar model analisis. Adapun pengujian hipotesis penelitian ini sebagai berikut: H1 : Faktor dominan yang mempunyai peran penting dalam pertimbangan criteria supplier-selection adalah penentuan harga (X2). Hasil analisis faktor konfirmatori menunjukkan nilai loading factor dari keenam indikator variabel (X1) = 0,824 atau 82,4%; (X2) = 0,801 atau 80,1%; (X3) = 0,773 atau 77,3%; (X4) = 0,908 atau 90,8%; (X5) = 0,868 atau 86,8% dan (X6) = 0, 733 atau 73,%. Hal ini dapat diartikan bahwa hipotesis pertama (H1) tidak terbukti atau tidak dapat diterima bahwa faktor dominan yang mempunyai peran penting dalam pertimbangan criteria supplier-selection
Beta
thitung
Sig.t
Keterangan
0,887 Fhitung Ftabel Sig. F ttabel
15,355 235,770 3,99 0,000 2,00
0,000
Signifikan
= = = =
adalah penentuan harga (X2) karena nilai nilai loading factor terbesar dari keenam indikator variabel adalah konsistensi atau keandalan penyerahan (X4) = 0,908 atau 90,8%. H2 : Faktor dominan yang mempunyai peran penting dalam penentuan kinerja perusahaan perikanan di PPS Kendari yaitu stock-out reduction (Y2) Hasil analisis faktor konfirmatori menunjukkan bahwa variabel stock-out reduction mempunyai peranan terbesar dengan nilai loading factor = 0,845, kemudian disusul 2 varabel lainnya, yaitu lead-time reduction = 0,813 dan cost reduction = 0,811. Hal ini dapat diartikan bahwa hipotesis pertama (H2) terbukti dapat diterima bahwa faktor dominan yang mempunyai peran penting dalam penentuan kinerja perusahaan perikanan di PPS Kendari yaitu stock-out reduction (Y2). H3 : Variabel criteria supplier-selection, berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan perikanan di PPS kendari. Hasil analisis regersi linear bivariat menunjukkan bahwa variabel criteria supplier-selection mempunyai nilai thitung =
15,355 dengan nilai sig t = 0,000, jika dibandingkan dengan nilai ttabel = 2,00 dengan taraf signifikansi 0,05, maka nilai thitung > ttabel. Hal ini dapat diartikan bahwa hipotesis ketiga (H3) terbukti dapat diterima bahwa variabel criteria supplier-selection berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data dilakukan pembahasan pada masing-masing variabel dengan mengkombinasikan beberapa hasil temuan dari pendekatan analisis statistika deskriptif, analisis faktor dan regresi bivariat agar terjadi proses sintesa demi penyempurnaan hasil temuan penelitian ini. Pembehasan dari masing-masing variabel penelitian ini sebagai berikut: 1. Variabel Criteria Supplier-Selection Koefisien regresi variabel criteria supplier-selection sebesar 2,189 dengan probabilitas sebesar 0,000 berarti terdapat hubungan yang positif atau searah sedangkan nilai thitung = 15,355 lebih besar dari nilai ttabel = 2,00 dengan taraf uji α = 0,05 menunjukkan ada pengaruh yang positif signifikan. Variabel criteria supplier-selection sebenarnya merupakan faktor hasil pengelompokan oleh analisis faktor yang dilakukan sebelumnya atas indikator variabel mutu produk pemasok, penentuan harga yang layak/wajar, ketersedian produk, konsistensi/ keandalan waktu penyerahan, efisiensi biaya produksi, dan kepedulian pelayanan terhadap pemasok setelah melakukan penjualan keperusahaan. Criteria supplier-selection mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, hal ini dapat dibuktikan pula dengan nilai mean variabel = 4,33 dan eigen value = 4,035 Berdasarkan hasil pengelompokan terhadap faktor criteria supplier-selection yang meliputi pertimbangan perusahaan atas pemilihan mutu produk yang sempurna dari pemasok diharapkan dapat mencerminkan kepentingan pemasok secara proposional dan konstruktif. Penentuan harga yang layak dimana
perusahaan melakukan penawaran harga yang tidak merugikan pemasok (nelayan mitra) yang berorientasi pada skala kepentingan kemitraan bisnis kedua belah pihak secara proposional. Pertimbangan atas ketersedian produk pemasok secara lebih teknis perusahaan dapat membuat prosedur pelaksanaan pembelian secara tertulis dan spesifik dalam usaha memenuhi kebutuhan pasokan (ikan) sesuai dengan yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan. Kemudian konsistensi/keandalan waktu penyerahan merupakan faktor dominan yang mempunyai peran penting dalam pertimbangan criteria supplier-selection mengingat ikan merupakan komoditi yang cepat rusak sehingga ketepatan waktu pengiriman atau penyerahan ikan oleh pemasok sesuai kebutuhan jadwal produksi perusahaan memainkan peranan sangat penting dalam menunjang efektifitas ketepatan waktu pemakain ikan sebagai input dalam proses produksi dan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Pertimbangan perusahaan terhadap efisiensi biaya produksi dalam memilih pemasok dengan tujuan mendorong pemasok untuk selalu mengadakan perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus sesuai kebutuhan dan kepentingan perusahaan. Kepedulian terhadap pelayanan pemasok setelah melakukan penjualan kepada perusahaan dapat dipandang bahwa keseimbangan kepentingan yang proporsional antara perusahaan dan pemasok (nelayan mitra) diyakini akan memperkuat dasar fondasi hubungan kemitraan bisnis secara lebih kokoh sehingga para nelayan mitra merupakan salah satu bagian yang memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Bersarakan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pertimbangan perusahaan perikanan terhadap criteria supplier-selection sebagai faktor yang
memiliki peranan penting dan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan cukup beralasan karena merupakan fondasi dasar atau elemen kunci dalam membangun rantai pasokan secara terintegrasi baik integrasi internal maupun eksternal supply chain. 2. Variabel Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan perikanan melakukan efisiensi dan efektif untuk menciptakan dan mempertahankan kelansungan hidup perusahaan. Dalam kontek penelitian ini berdasarkan hasil analisis regresi yang telah dilakukan, ternyata kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh pertimbangan dalam penentuan criteria supplier-selection. Pernyataan di atas dapat diinterprestasikan bahwa faktor kunci untuk meningkatkan kinerja perusahaan perikanan terletak pada kemampuan perusahaan untuk melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pihak eksternal khususnya pemasok. Hubungan kerja sama dan koordinasi melalui rantai pasokan telah meciptakan sinergi dengan pihak pemasok menjadi suatu supply chain. Hasil analisis faktor konfirmatori menunjukkan variabel terikat kinerja perusahaan perikanan terbentuk dari gabungan 3 variabel terikat asalnya yaitu cost reduction (Y1), stock-out reduction (Y2), dan lead-time reduction (Y3). Urutan prioritas dari ketiga variabel terikat dapat diketahui dari nilai loading factor dimana variabel stock-out reduction mempunyai peranan terbesar dengan nilai loading factor = 0,845, kemudian disusul 2 varabel lainnya, yaitu lead-time reduction = 0,813 dan cost reduction = 0,811. Pembahasan masingmasing variabel terikat asal, berdasarkan urutan prioritas sebagai berikut: a. Stock-out reduction (Y2) mendapatkan peranan dan pengaruh dominan dari pertimbangan criteria supplier-selection. Hal ini disebabkan oleh kondisi realitas yang terjadi pada
obyek penelitian menunjukkan bahwa penangkapan ikan yang merupakan input utama perusahaan bersifat musiman. Musim penangkapan ikan di wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara umumnya antara bulan September sampai April untuk setiap tahun, sehingga pada bulan-bulan tersebut terjadi peningkatan jumlah pendaratan ikan. Sebaliknya musim paceklik umumnya terjadi pada bulan Mei sampai September yang disebabkan perubahan faktor oseanografi seperti arus, angin, dan gelombang besar sehingga nelayan enggan untuk melaut. b. Lead-time reduction (Y3) mendapatkan pengaruh terbesar kedua dari pertimbangan criteria supplier-selection. Hal ini cukup beralasan meningingat karakteristik produk (ikan) merupakan input utama perusahaan yang cepat rusak jika penangannya lamban, yang berakibat pada kualitas produk yang dihasilkan menurun sehingga berdampak pada kepuasan pelanggan untuk memperoleh produk yang berkualitas tidak terpenuhi. c. Cost reduction (Y1) kemampuan perusahaan dalam menghasilkan reduksi biaya ini akan menciptakan harga pokok produksi dan penjualan yang lebih rendah. Harga pokok produksi dan penjualan yang rendah ini akan menjadi dasar dalam penentuan harga jual dan profit. Variabel asal cost reduction mendapatkan pengaruh terendah dari pertimbangan criteria supplier selection, hal ini disebabkan karena kehwatiran perusahaan untuk pemenuhan input dalam melakukan proses produksi mengingat ikan merupakan bahan baku yang langkah dan musiman serta permintaan produk dari pelanggan sangat tinggi bahkan perusahaan
terkadang tidak dapat memenuhi permintaan pasar akibat kelangkaan untuk mendapatkan input ikan pada saat-saat tertentu terutama antara bulan Mei sampai September pada setiap tahunnya.
RASIONALISASI HASIL TEMUAN Agar memudahkan dalam mengeneralisasi dari hasil temuan maka peneliti melakukan perbandingan dengan hasil penelitian terdahulu yang menjadi acuan pokok dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rasionalisasi Hasil Penelitian Peneliti (Tahun)
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
1. Variabel criteria supplier-selection berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
1. Variabel criteria supplier-selection berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap kinerja perusahaan dengan melaui kinerja supplier sedangkan penelitian ini menghubungkan secara langsung, dimana variabel criteria supplier-selection berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
2. Variabel criteria supplier-selection merupakan faktor kunci dan elemen dasar dalam membangun rantai pasokan perusahaan. Tracey & Vonderembse (2004)
3. Pengelompokan faktor criteria supplier selection, meliputi pentingnya: mutu produk, ketersediaan, keandalan penyerahan, efisiensi biaya dan pelayanan setelah penjualan memiliki eigen value ≥ 1. Sementara mutu produk, ketersediaan & keandalan penyerahan memiliki nilai factor loading masih di atas angka pembatas 0,6.
2. Pengelompokan faktor criteria supplier-selection pada penelitian terdahulu dari 5 variabel hanya 3 variabel yang mempunyai loading factor di atas 0,60 sehingga ada 2 variabel yang dikeluarkan dari faktor yang terbentuk. Namun dalam penelitian ini pengelompokan semua variabel pada faktor criteria supplier-selection mempunyai nilai factor loading di atas angka pembatas (cut off point) 0,6/60%. 3. Penelitian terdahulu pengelompokan faktor criteria supplier-selection tidak memasukan variabel harga sedangkan penelitian ini menambahkan variabel harga dan loading factor 0,801.
Hambatan utama yang dihadapi perusahaan manufaktur adalah Gimenez & menciptakan kerjasama dan hubungan Ventura (2005) harmonis, perbedaan budaya dan keterbukaan dalam penyampaian informasi
Penelitian terdahulu pengelompokan variabel terikat berdasarkan urutan prioritasnya yaitu cost reduction kemudian stock-out dan lead-time reduction. Sedangkan penelitian ini urutan prioritas yang mempunyai peranan penting atas kinerja perusahaan yaitu stock-out reduction kemudian lead-time dan cost reduction
1. Pentingnya pengembangan fungsi kemitraan dalam rantai pasokan
Penelitian terdahulu menyatakan bahwa keberadan pemasok dalam melakukan hubungan kerja sama dan koordinasi sangat penting dalam perusahan namun dalam penelitian ini ada indikasi yang terjadi bahwa keberadaan pemasok merupakan hubungan antara pihak yang berlainan kepentingan dengan perusahaan bahkan berlawanan yang sulit menciptakan kerjasama yang erat.
Lejeune & Yakova, (2005)
2. Melalui koordinasi dan kerja sama dapat membantu dalam memilih mitra dan keterlibatan perusahaan dalam rantai pasokan.
Sumber : Review penelitian terdahulu dan hasil analisis penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil analisis deskriptif yang berdasarkan distribusi frekwensi atas pernyataan responden menunjukkan bahwa pertimbangan criteria supplier-selection, sebagain besar telah diaplikasikan pada perusahaan perikanan dan dalam pelaksanaannya variabel criteria supplier-selection memiliki peranan
penting atas peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini dapat diartikan bahwa criteria supplier-selection terbukti merupakan dasar atau elemen kunci terhadap peningkatan kinerja perusahaan perikanan. 2. Hasil analisis faktor untuk variabel bebas criteria supplier-selection mempunyai eigen value lebih basar 1 (satu), hal ini menunjukkan bahwa pertimbangan criteria supplier-selection
merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Selain itu nilai loading factor dari seluruh indikator variabel baik varibel bebas maupun terikat masih di atas angka pembatas (cut off point) 0,60 atau 60%. 3. Hasil pengelompokan variabel terikat kinerja perusahaan menunjukkan urutan prioritas ketiga variabel terikat asal berdasarkan nilai loading factor terbesar yaitu stock-out reduction kemudian leadtime reduction dan cost reduction. Hal ini dapat diartikan bahwa cost reduction bukan merupakan faktor penentu dalam memberikan kontribusi utama pada peningkatan kinerja perusahaan perikanan. Saran-Saran 1. Bagi perusahaan perikanan agar dalam pertimbangan pentingnya criteria supplier-selection sebaiknya perlu dilaksanakan secara bersama-sama dengan pihak pemasok guna meningkatkan kinerja dan daya saing. 2. Bagi peneliti lain dengan paradigma kuantitatif namun bertujuan memahami obyek yang bersifat kontekstual, subyektif dan informal, metode penelitian ini dapat disempurnakan dengan integrasi metodologis yang lebih baik. Pengembangan teori kontekstual dengan pendekatan kuantitatif masih perlu disempurnakan agar elemen-elemen mendasar obyek yang dipahami lebih baik dengan demikian instrumen penelitian dalam rangka pendekatan kuantitatif dapat dikembangkan dengan lebih baik. 3. Bagi pemerintah daerah agar menumbuhkan minat investor dan nelayan untuk mendaratkan ikannya di PPS Kendari diharapkan dapat menyusun kebijakan strategik agar lebih memberikan kemudahan ijin usaha dan menghilangkan berbagai jenis punguntan di kawasan PPS Kendari baik oleh pemerintah daerah maupun PPS sendiri.
DAFTAR RUJUKAN Departemen Kelautan & Perikanan, Direktorat Perikanan Tangkap 2005. Statistika Perikanan, Kendari Gimenez, C. & Ventura, E. (2005), “Logistic-Production, LogisticMarketing and External Integration Their Impact on Performance, Emerald International Journal of Operations & Production Management vol.25 pp 1-22 Gujarati, Dahmodar & Sumarno Zain. 1998. Ekonomimetrika Dasar, Erlangga. Jakarta Indrajid, Richardus Eko & Richardus Djokopranoto. 2005. Starategi Manajemen Pemeblian dan Supply Cahain, Pendekatan Manajemen Terkini, Untuk Menghadapi Persaingan Global. Grasindo Indonesia, Jakarta. Hair, J.H.; Anderson, R.E.; Tatham, R.L. & Black, W.C. 1999. Análisis multivariante; Prentice Hall Iberia; Chicago: Scientific Software International, Inc. Heizer & Render, 2004. Operations Management, Seventh Edition (IE) Prentice Hall. USA. Krawjeski, Lee J. & Larry P. Ritzman. 2002, Operation Managemen Strategi Analysis, Sixth Edition, Prentice Hall, New Jersey. Malhorta, Naresh K. 1996. Marketing Research, An Applid Orientantion. The Prentice-Hall. Inc., New Jersey. Stank, T.P.; Keller, S. & Daugherty, P.J. (2000), “Supply chain collaboration and logistical service performance”, Journal of Business Logistics, Vol.22 no.1, pp. 29-48. Santoso, Singgih. 2004. SPSS Statistika Multivariat, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Tracey & Vonderembse. (2004). “Building Supply Chain : A Key To Enhancing Manufacturing Performance”. Journal of Business Mid-American, Vol.15. pp 10-20.