eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (2): 451-465 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017
ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK PERENCANAAN LABA PADA UD. MEUBEL SETIA BUDI DI SAMARINDA PERIODE TAHUN 2014-2016 Faradilla Noviani 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya penerimaan dan produksi perusahaan dalam keadaan mencapai Break Even Point. Dan untuk mengetahui nilai penjualan minimal yang harus dicapai perusahaan untuk mencapai target laba yang diinginkan pada UD. Meubel Setia Budi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Lokasi dan sampel dipilih secara sengaja yaitu UD. Meubel Setia Budi. Metode analasis data yang digunakan adalah 1) pemisahan biaya metode titik tertinggi dan terendah 2) perhitungan Break Even Point 3) perhitungan perencanaan target laba. Hasil penelitian yang diperoleh adalah 1) secara keseluruhan penerimaan dan produksi produk meubel pada UD. Meubel Setia Budi pada tahun 2016 telah mencapai BEP, tetapi dalam hal ini untuk produk kusen UD. Meubel Setia Budi mengalami kerugian karena perolehan penjualan tidak melampaui nilai titik impasnya. Sedangkan untuk produk pintu panel dan jendela telah mencapai nilai BEP. 2) target laba yang diinginkan perusahaan sebesar 30% dari laba tahun 2016 maka perusahaan harus mencapai nilai penjualan minimal 255 unit pintu panel dan 601 unit jendela. Saran yang diberikan adalah agar UD. Meubel Setia Budi Samarinda meningkatkan penjualan produk kusen agar dapat melampaui nilai BEP dan melakukan efesiensi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melindungi posisi laba perusahaan agar tidak menderita kerugian dengan berusaha menambah pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang lama. Kata kunci: Break Even Point, Perencanaan Laba Pendahuluan Usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan mengahasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut perkembangan dan kemajuan dunia usaha telah membawa pengusaha kearah persaingan yang semakin ketat, sedangkan usaha untuk mencapai laba 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
tidak dapat dipisahkan dari masalah penjualan. Adanya hal tersebut memaksa pengusaha untuk dapat berkerja keras dan membuat perencanaan yang baik agar dapat bersaing secara kompetitif. Perencanaan yang baik akan mempengaruhi secara langsung kelancaran serta keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan salah satu alat perencaan yang dapat digunakan adalah analisis titik impas atau dikenal dengan nama Break Even Point (BEP) Salah satu kegunaan break even point adalah untuk mengetahui pada jumlah berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya. Atau perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak laba dan tidak pula rugi, atau laba sama dengan nol (Kasmir, 2010: 166). Untuk dapat menentukan analisis Break Even Point (BEP) biaya yang terjadi harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat dan menurun. Biaya variabel adalah biaya yang totalnya meningkat secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas (Carter, 2009 ; 69). UD. Meubel Setia Budi Samarinda merupakan industri pengolah kayu menjadi beberapa jenis barang meubel. Berikut tabel data penjualan yang diperoleh oleh UD. Meubel Setia Budi.Samarinda. Tabel Data Penjualan UD. Meubel Setia Budi Tahun 2014-2016 No
Tahun
Nama Barang
Harga Barang(Rp)
Jumlah Unit
1.
2014
Kusen
70.000/m
450
31.500.000
Pintu panel 0,80x200cm
800.000
700
560.000.000
Jendela 0,70x130cm
360.000
1.458
525.000.000
TOTAL 2.
2015
1.116.500.000
Kusen
70.000/m
427
29.925.000
Pintu panel 0,80x200cm
800.000
665
532.000.000
Jendela 0,70x130cm
360.000
1.358
498.750.000
TOTAL 3.
2016
Jumlah Penjualan (Rp)
Kusen Pintu panel 0,80x200cm Jendela 0,70x130cm
70.000/m 800.000 360.000 TOTAL
1.060.675.000 150 237
10.500.000 189.600.000
485
174.600.000 374.700.000
Sumber : UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah) Dari tabel diatas menunjukan bahwa jumlah penjualan produk UD. Meubel Setia Budi di Samarinda periode tahun 2014 hingga 2016 mengalami penurunan.dan Pihak pemilik usaha UD. Meubel Setia Budi Samarinda setiap tahunnya selalu menginginkan laba 30% dari laba tahun sebelumnya. Sehingga 452
Analisis Break Even Point UD. Meubel Setia Budi Di Samarinda (Faradilla)
pada tahun 2017 pihak pemilik usaha menginginkan laba sebesar 30% dari laba tahun 2016. Untuk mencapai target laba yang diinginkan maka pemilik usaha harus mampu meningkatkan volume penjualan dari tahun 2016, serta mengetahui jumlah volume penjualan minimal yang harus dicapai agar peningkatan laba sebesar 30% dari tahun 2016 dapat tercapai. Dengan menggunakan analisis break even point UD. Meubel Setia Budi Samarinda dapat memperoleh informasi mengenai tingkat penjualan minimal yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian serta penetapan sejauh mana volume penjualan dianggap aman bila mengalami penurunan. Bertolak dari latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Break Even Point Untuk Perencanaan Laba Pada UD. Meubel Setia Budi di Samarinda Periode Tahun 2014-2016”. Kerangka Dasar Teori Pengertian Akuntansi Reeve, (2009 : 9) akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Pengertian Akuntansi Manajemen Secara spesifik menurut Hansen dan Mowen (2006 : 9) akuntansi manajemen adalah proses mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasikan dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan. Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Menurut Horngren (2008: 2) menjelaskan bahwa akuntansi biaya mengukur, menganalisis dan melaporkan informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi. 2. Pengertian Biaya Mulyadi (2005: 8), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terajadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. 3. Pemisahan dan Karakteristik Biaya Menurut Mulyadi (2005: 471-474) ada tiga metode untuk memperkirakan fungsi biaya dengan menggunakan pendekatan analisis data biaya masa lalu atau pendekatan historis, yaitu: Metode titik tertinggi dan terendah (High and Low Point Method), Metode Biaya Berjaga (Standby Cost Method), Metode Kuadrat Terkecil (Least-Square Method).
453
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
Analisis Break Even Point Pengertian Break Even Point Multiproduk Untuk perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis barang maka dalam perhitungannya menggunakan break even point multiproduk. Dimana menurut Jumingan (2014: 213) bagi suatu perusahaan yang memproduksi dan menjual dua jenis barang atau lebih dalam memperhitungkan titik impasnya (break even point), perusahaan tersebut harus di pandang seolah-olah hanya memproduksi dan menjual satu jenis barang saja. Tujuan Break Even Point Tujuan dihitungnya titik impas dari perusahaan, baik perusahaan tersebut memiliki satu jenis produk maupun memiliki beberapa jenis produk untuk memberikan batas/rambu-rambu buat manajemen perusahaan, untuk mencapai penjualan minimal yang harus dicapai perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian (Rudianto, 2009: 71). Teknik penentuan Break Even Point Metode yang dapat digunakan untuk menghitung break even point menurut Rudianto(2013: 30-32): Metode persamaan, Metode Margin Kontribusi, Metode Grafik. Margin Of Safety Munawir (2007: 198) menyatakan bahwa margin of safety adalah selisih antara penjualan yang di budget atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan pada tingkat break even merupakan tingkat keamanan (margin of safety) bagi perusahaan dalam melakukan penurunan penjualan. Perencanaan Laba Menurut Putra (2009: 131) perencanaan laba adalah salah satu bagian hal yang sangat penting dalam manajemen suatu perusahaan. Dalam menciptakan nilai tambah ekonomis tersebut, pimpinan perusahaan harus mampu menggunakan, memanfaatkan, dan memaksimalkan sumber daya perusahaan (output) yang diperoleh dari sumber daya yang terbaik (input Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Dengan menggunakan Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2013: 11-14). Definisi Operasional / Fokus Penelitian Biaya-biaya operasional yang diperlukan untuk proses produksi produk UD. Meubel Setia Budi Samarinda, yaitu :a) Biaya Tetap : Biaya penyusutan bangunan, penyusutan mesin, penyusutan kendaraan, pemeliharaan mesin dan kendaraan, Biaya lain-lain.b) Biaya Variabel : Biaya bahan baku, upah langsung, Pengangkutan.c) Biaya Semi variabel : Biaya telepon, listrik, air Teknik Pengumpulan Data a) Penelitian Kepustakaan 454
Analisis Break Even Point UD. Meubel Setia Budi Di Samarinda (Faradilla)
b) Penelitian Lapangan. Teknik Analisis Data Pemisahan Biaya Semi Variabel Adapun komponen biaya yang harus diadakan pemisahan tetap dan variabelnya seperti biaya air, listrik dan telepon. Dalam melakukan pemisahaanya menggunakan Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah (Abdul Halim dan Bambang Supomo, 2005 : 25). Adapun skemanya yaitu : Perhitungan Break Even Point Multiproduk UD. Meubel Setia Budi menjual lebih dari satu barang, yaitu kusen, pintu dan jendela maka analisis Break Even Point menggunakan Analisis Multi Produk. Rumus yang dapat dikembangkan menurut Hansen dan Mowen (2005 :220) Untuk dapat mengitung Break Even Point Multiproduk maka digunakan formulasi sebagai berikut: Rudianto (2013: 30-32) Impas dalam Satuan Rupiah = Impas dalam Unit Produk
=
Perhitungan Margin Of Safety Untuk menghitung batas keamanan digunakan suatu rumus menurut Munawir (2004: 199) adalah sebagai berikut: Margin os Safety = Perhitungan Perencanaan Laba Adapun perhitungannya menggunakan rumus yang dinyatakan oleh Putra (2009: 131) Jumlah diproduksi/dijual = Hasil Penelitian Tabel Total Data Produksi Periode Tahun 2016 Kusen Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL
7,68 13,23 5,67 11,52 15,04 21,22 10,8 15,12 14,35 21,92 7,56 5,89 150
Pintu
Jendela 12 17 8 25 37 28 5 22 14 37 23 9 237
23 37 49 32 41 20 38 51 53 68 43 30 485
Jumlah 42,68 67,23 62,67 68,52 93,04 69,22 53,8 88,12 81,35 126,92 73,56 44,89 872
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)
455
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
Tabel Penggolongan Jenis Biaya Pada Periode Tahun 2016 Jenis Biaya
Biaya Tetap (Rp)
Biaya Pengangkutan Kusen Biaya Pengangkutan Pintu Panel Biaya Pengangkutan Jendela Biaya Admistrasi dan Umum Biaya Pemeliharaan Mesin Biaya Pemeliharaan kendaraan Biaya Penyusutan Mesin Biaya Penyusutan Kendaraan Biaya Telepon Biaya Bahan Baku Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya Listrik Biaya Air JUMLAH
Biaya Variabel (Rp) 615.300 487.035 1.441.949
Biaya Semi Variabel
840.000 3.000.000 700.000 390.000 6.973.000 204.000 155.300.000 294.000 43.945.000
11.903.000
202.083.284
1.596.000 1.800.000 3.600.000
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah) Analisis dan Pembahasan Biaya semi variabel harus dipisahkan terlebih dahulu menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah: Tabel Rincian Biaya Listrik Periode Tahun 2016 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL
Jumlah Tagihan (Rp) 75.158 104.291 98.367 129.312 139.000 181.240 98.720 133.441 148.400 294.171 99.700 94.200 1.596.000
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda Keterangan : = Biaya Listrik Terendah = Biaya Lisrtrik Tertinggi Dengan menggunakan metode titik tertinggi dan titik terendah, maka perhitunganya sebagai berikut :
456
Analisis Break Even Point UD. Meubel Setia Budi Di Samarinda (Faradilla)
Tabel Perhitungan Biaya Listrik Tetap Dan Variabel Bulan Oktober Januari
Volume Produksi 126,92 42,68 84,12
Biaya Listrik (Rp) 294.171 75.158 219.013
Keterangan Biaya Biaya Tertinggi Biaya Terendah Selisih
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda(diolah) Biaya variabel per unit (b) = Rp 219.013 : 84,12 = Rp 2.603,58 Total biaya (Y) = Rp 1.596.000 Total biaya variabel = Rp 2.603,58 84,12 =(Rp 219.013) Total biaya tetap (a) = Rp 1.376.987 Dengan demikian fungsi biaya listrik sebagai berikut : Y = 1.376.987 + 2.603,58x Biaya tetap = Rp 1.376.987 Biaya variabel = Rp 2.603,58x = Rp 2.603,58 84,12 = Rp 219.013 Tabel Rincian Biaya Air Periode Tahun 2016 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12
Bulan
Jumlah Tagihan (Rp) 104.250 137.000 126.000 194.250 145.300 169.250 122.500 134.300 152.500 197.000 183.400 134.250 1.800.000
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah) Keterangan : = Biaya Listrik Terendah = Biaya Lisrtrik Tertinggi Dengan menggunakan metode titik tertinggi dan titik terendah, maka perhitunganya sebagai berikut : Tabel Perhitungan Biaya Air Tetap Dan Variabel Bulan Oktober Januari
Volume Produksi 126,92 42,68 84,12
Biaya Air (Rp) 197.000 104.000 93.000
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah) Biaya variabel per unit (b) = Rp 93.000 : 84,12 Total biaya (Y)
Keterangan Biaya Biaya Tertinggi Biaya Terendah Selisih
= Rp 1.105,56 = Rp 1.800.000 457
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
Total biaya variabel = Rp 1.105,56 84,12 =(Rp 93.000) Total biaya tetap (a) = Rp 1.707.000 Dengan demikian fungsi biaya air sebagai berikut : Y = 1.707.000 + 1.105,56x Biaya tetap = Rp 1.707.000 Biaya variabel = Rp 1.105,56x = Rp 1.105,56 84,12 = Rp 93.000 Tabel Rincian Biaya Telepon Tahun 2016 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12
Bulan
Jumlah Tagihan (Rp) 15.000 18.300 17.000 16.215 16.525 15.400 16.000 19.500 18.200 20.385 15.300 16.175 204.000
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah) Keterangan : = Biaya Listrik Terendah = Biaya Lisrtrik Tertinggi Dengan menggunakan metode titik tertinggi dan titik terendah, maka perhitunganya sebagai berikut : Tabel Perhitungan Biaya Telepon Tetap Dan Variabel Bulan Mei Februari
Volume Produksi 126,92 42,68 84,12
Biaya Air (Rp) 20.385 15.000 5.385
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah) Biaya variabel per unit (b) = Rp 5.385 : 84,12 Total biaya (Y) Total biaya variabel = Rp 64,02 84,12 Total biaya tetap (a) Dengan demikian fungsi biaya air sebagai berikut : Y = 198.615 + 64,02x Biaya tetap = Rp 198.615 Biaya variabel = Rp 64,02x = Rp 64,02 84,12 = Rp 5.385 458
Keterangan Biaya Biaya Tertinggi Biaya Terendah Selisih
= Rp 64,02 = Rp 204.000 =(Rp 5.385) = Rp 198.615
Analisis Break Even Point UD. Meubel Setia Budi Di Samarinda (Faradilla)
Setelah diadakan pemisahaan biaya ke dalam biaya tetap, biaya variabel serta biaya semi variabel, maka jumlah biaya-biaya tersebut akan tampak sebagai berikut : Tabel Biaya Tetap dan Biaya Variabel Setelah Pemisahan Biaya Tahun 2016 Jenis Biaya
Biaya Tetap
Biaya Pengangkutan Kusen Biaya Pengangkutan Pintu Panel Biaya Pengangkutan Jendela Biaya Administrasi dan Umum Biaya Pemeliharaan Mesin Biaya Pemeliharaan kendaraan Biaya Penyusutan Mesin Biaya Penyusutan Kendaraan Biaya Telepon Biaya Bahan Baku Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya Listrik Biaya Air JUMLAH
Biaya Variabel
Biaya Semi Variabel
615.300 487.035 1.441.949 840.000 3.000.000 700.000 390.000 6.973.000 198.615
1.376.988 1.707.000 15.185.603
5.385 155.300.000 294.000 43.945.000 219.012 93.000 202.400.681
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah) Tabel Biaya Variabel Per Meter Kusen Periode Tahun 2016 No 1.
Keterangan Biaya Bahan Baku (Kayu)
2. 3. 4. 5.
Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Solar (1 liter @Rp 6.000 ÷ 150) Biaya Upah TKL Kusen Per Meter Biaya Listrik Biaya Air
6.
Biaya Telepon
7.
Biaya Pengangkutan (Rp 615.300 ÷ 150) Total Biaya Variabel Per Meter Kusen
Jumlah (Rp) 24.000 40 6.000 2.603,57 1.105,56 64,02
Pembulatan
4.102 37.915,15 37.915,15
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda(diolah) Dengan demikian biaya variabel total untuk produk kusen adalah : = Total biaya variabel per meter kusen jumlah produksi = 37.915 150 = Rp 5.687.250 Tabel Biaya Variabel Per Unit Pintu Panel Periode Tahun 2016 No 1.
Keterangan Biaya Bahan Baku (Kayu)
2.
Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Solar (27 liter @Rp 6.000 ÷ 237)
Jumlah (Rp)
683,54 459
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465 3.
Biaya Upah TKL Kusen Per Unit
110.000
4. 5.
Biaya Listrik Biaya Air
2.603,57 1.105,56
6.
Biaya telepon
64,02
7.
Biaya Pengangkutan (487.035 ÷ 237) Total Biaya Variabel Per Unit Pintu
2.055 420.309,16
Pembulatan
420.309
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda(diolah) Dengan demikian biaya variabel total untuk produk kusen adalah : = Total biaya variabel per unit pintu jumlah produksi = 420.309 237 = Rp 99.613.233 Tabel Biaya Variabel Per Unit Jendela Periode Tahun 2016 No 1.
Keterangan Biaya Bahan Baku (Kayu + Kaca)
Jumlah (Rp) 163.037,97
2. 3. 4. 5.
Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Solar (21 liter @Rp 6.000 ÷ 485) Biaya Upah TKL Kusen Per Unit Biaya Listrik Biaya Air
6.
Biaya Telepon
7.
Biaya Pengangkutan (1.441.949 ÷ 485)
259,79 35.000 2.603,57 1.105,56 64,02 2.973,09
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah) Dengan demikian biaya variabel total untuk produk kusen adalah : = Total biaya variabel per unit jendela jumlah produksi = 205.044 485 = Rp 99.446.340 Analisis Break Even Point Tabel Analisis Break Even Point Multi Produk Nama Barang
Kusen Pintu Panel Jendela TOTAL
Harga Per Unit (Rp)
(1) 70.000 800.000 360.000
Biaya Variabel Per Unit (Rp) (2) 37.915 420.309 205.044
Per Unit Kontribusi Margin (Rp) (1-2) (3) 32.085 379.691 154.956
Volume Penjualan (meter/unit)
(4) 150 237 485 872
Paket Kontribusi Margin (Rp) (3 4) (5) 4.812.750 89.986.767 75.153.660 169.953.177
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah) Perhitungan marjin kontribusi per rupiah untuk penjualan tahun 2016, dengan Analisis Multi Produk yaitu sebagai berikut :
460
Analisis Break Even Point UD. Meubel Setia Budi Di Samarinda (Faradilla)
Tabel (BEP) Secara Keseluruhan Dengan Analisis Multi Produk Tahun 2016 Keteranga n
Kusen Pintu Panel Jendela TOTAL
Penjualan (Rp)
Total Biaya Variabel (Rp)
(1) 10.500.000 189.600.000
(2) 5.687.250 99.613.233
Margin Kontribusi (1-2) (Rp) (3) 4.812.750 89.986.767
174.600.000 374.700.000
99.446.340 204.746.823
75.153.660 169.953.177
Total Biaya Tetap (Rp) (4) 15.185.603 15.185.603
Laba Sebelum Pajak (3-4) (Rp) (5) (-10.372.853)
15.185.603 -
74.801.164 59.968.057 124.396.368
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah) Untuk mengetahui Break Even Point penjualan masing-masing produk UD. Meubel Setia Budi perhitungannya sebagai berikut : Break Even Point Produk Kusen (Rp) = = = Rp 33.012.180,43 Break Even Point Produk Kusen (Unit) =
= Break Even Point Produk Pintu Panel (Rp) = = Rp 32.309.793,62 Break Even Point Produk Pintu Panel(Unit) =
= Rp 33.012.180 (Pembulatan)
= 473,3 meter
= = Rp 32.309.794 (Pembulatan)
= = 39,99 Break Even Point Produk Jendela (Rp) =
= 40 unit (Pembulatan)
= Rp 35.315.355,81 Break Even Point Produk Jendela (Unit) =
= Rp 35.315.356 (Pembulatan)
=
= = 97,99
= 98 unit (Pembulatan)
461
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
Tabel Hasil Analisis Break Even Point Periode Tahun 2016 Keterangan Penjualan (Rp) : Kusen Pintu Panel Jendela Penjualan (Meter/Unit) Kusen Pintu Panel Jendela
Nilai Perolehan Penjualan Rp Rp Rp
10.500.000 189.600.000 174.600.000
Nilai Break Even Point Rp Rp Rp
33.012.180 32.309.794 35.315.356
150 237 485
473,3 40 98
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah) Perencanaan Laba Perusahaan merencanakan kenaikan laba pada tahun 2017 sebesar 30% dari laba tahun 2016. Adapun laba yang menjadi target perusahaan untuk tahun 2017 adalah sebagai berikut : Target laba tahun 2017 Produk Pintu Panel = 30% Rp 74.801.164 = Rp 97.241.513 Maka jumlah yang harus diproduksi atau dijual adalah sebagai berikut : Target penjualan dalam (unit) =
=
= 296 Unit
Target penjualan dalam (Rp) = 296 unit harga per unit = 296 unit Rp 800.000
=Rp 236.800.000
Target laba tahun 2017 Produk Jendela
= 30% Rp 59.968.057 = Rp 77.958.474 Maka jumlah yang harus diproduksi atau dijual adalah sebagai berikut : Target penjualan dalam (unit) =
=
= 601 Unit
Penjualan dalam (Rp)
= 601 unit harga per unit = 601 unit Rp 360.000 = Rp 216.360.000 Tabel Hasil Perhitungan Perencanaan Laba Periode Tahun 2017 Keterangan
Perolehan Laba (Rp): Kusen Pintu Panel Jendela Volume Penjualan (Rp) Kusen Pintu Panel Jendela 462
Tahun 2016
Perencanaan Laba Tahun 2017 ( Perencanaan Laba 30% dari Tahun 2016)
Rp Rp Rp
(-10.372.853) 74.801.164 59.968.057
Rp Rp Rp
(-) 97.241.513 77.958.474
Rp Rp Rp
10.500.000 189.600.000 174.600.000
Rp Rp Rp
(-) 236.800.000 216.360.000
Analisis Break Even Point UD. Meubel Setia Budi Di Samarinda (Faradilla) Volume Penjualan (Meter/Unit) Kusen Pintu Panel Jendela
150 237 485
(-) 255 601
Sumber UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah) Margin Of Safety Margin of Safety dari UD. Meubel Setia Budi adalah sebagai berikut: Margin of safety produk pintu panel
× 100%
=
=
× 100% × 100%
= Margin of safety (Rp) produk pintu panel Margin of safety (unit) produk pintu panel Margin of safety produk jendela
= 86% Rp 236.800.000
= 86% = Rp 203.648.000
= Rp 203.648.000 ÷ 800.000 = 255 unit =
× 100%
=
× 100%
=
× 100%
= 84%
Margin of safety (Rp) produk jendela = 84% Rp 216.360.000 = Rp 181.742.400 Margin of safety (unit) produk jendela = Rp 181.742.400 ÷ 360.000 = 505 unit Tabel Hasil Perhitungan Margin Of Safety Dari Perencanaan Laba Periode Tahun 2017 Keterangan
Penjualan Untuk Mencapai Perencanaan Laba (Rp) Kusen Pintu Panel Jendela Penjualan Untuk Mencapai Perencanaan Laba (Meter/Unit) Kusen Pintu Panel Jendela
Perencanaan Laba 30% dari Tahun 2016
Rp Rp
Margin Of Safety (%)
(-) 236.800.000 216.360.000
(-) 86% 84%
(-) 296 601
(-) 86% 84%
Margin Of Safety (Rp)
Rp Rp
(-) 203.648.000 181.742.400
(-) 255 505
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)
463
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
Penutup Berdasarkan hasil penelitian serta analisis dan pembahasan mengenai break even point terhadap penjualan produk UD. Meubel Setia Budi di Samarinda untuk periode tahun 2016 maka penulis menarik suatu kesimpulan hasil perhitungan analisis break even point dapat diketahui nilai break even point pada tahun 2016 dalam penjualannya untuk produk-produk pada UD. Meubel Setia Budi Samarinda adalah a) Untuk produk kusen mengalami kerugian karena nilai penjualan tidak melampaui nilai titik impas (break even point). b) Untuk produk pintu panel memperoleh keuntungan karena nilai penjualan telah melampaui nilai titik impas (break even point).c) Untuk produk jendela memperoleh keuntungan karena nilai penjualan telah melampaui nilai titik impas (break even point). Setelah melakukan perhitungan target laba sebesar 30% dari laba tahun 2016 besarnya laba yang diinginkan pemilik usaha pada tahun 2017 adalah sebesar Rp 97.241.513 untuk produk pintu panel dan sebesar Rp 77.950.474 untuk produk jendela. Apabila dalam kondisi tertentu perusahaan mengalami penurunan penjualan maka penurunan tersebut tidak boleh melebihi margin of safety penjualannya yaitu sebesar 86% untuk produk pintu panel dan 84% untuk produk jendela. Setelah melihat analisis Break Even Point dapat diketahui hasil perhitungan nilai titik impasnya, margin of safety, dan laba yang ingin dicapai. untuk produk kusen perlu pertimbangan kembali dalam penetapan harga jual per meter kusen dan biaya proses produksinya. Secara keseluruhan agar UD. Meubel Setia Budi Samarinda dapat memperoleh laba yang maksimal maka UD. Meubel Setia Budi Samarinda harus terus meningkatkan penjualan dengan maksimal agar tidak menderita kerugian, salah satunya dapat dilakukan dengan melalui perluasaan pangsa pasar dan melakukan efesiensi biaya operasional yang terjadi. Daftar Pustaka Sumber Buku Atkinson, Anthony A., et el . 2009. Management Accounting, Dewi Miranti Kartika (terjemahan) Akuntansi Manajemen, PT Indeks, Jakarta. Basu Swasta. 2001. “Manajemen Penjualan Edisi Ketiga”. BPFE , Yogyakarta. Halim, Abdul dan Bambang Supomo, 2005. Akuntansi Manajemen Yogyagkarta, Yogyakarta. Hansen, dan R Maryanne M Mowen, 2006. Accounting Managerial Volume 1,eddition 7th Fitriasari, Dewi dan Deny Amos Kwary (terjemahan) Akuntansi Manajemen Jilid Satu Edisi Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta. Hendra S. Raharja Putra. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.
464
Analisis Break Even Point UD. Meubel Setia Budi Di Samarinda (Faradilla)
Horngren, Charies T., Srikant M. Daltar George Father, 2006. Cost Accounting Book 1 Volume 1 12th,. Edition Lestari, P.A (terjemahan) Akuntansi Biaya Dengan Pendekatan Manajerial Jilid Satu, Erlangga, Jakarta. Jumingan, 2014. Analisis Laporan keuangan, cetakam kelima, PT. Bumi Aksara. Jakarta. Jusup, Al Haryono, 2005. Dasar-dasar Akuntansi jilid 1 edisi 6, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan edisi kedua, Prenadamedia Group, Jakarta. Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya, edisi 5, Unit Penerbitan dan Percetakan Akademik Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta. Munawir, S, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta. Reeve, James M, et al, 2009. Principle of Accounting Indonesia Achepation Volume 1,Dian, Damayanti (Terjemahan). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia, Jilid 1 Salemba Empat, Jakarta. Rudianto, 2013. Akuntasni Manajemen, edisi enam, Erlangga. Jakarta. Samryn, L.M 2012. Akuntansi Manajemen Informasi Biaya Untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi dan Investasi, Kencana, Jakarta. Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Bisnis, cetakan kelima, CV. Alfabeta, Bandung. Sumarni, Murti dan Jhon Soeprihanto, 2003. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan), Edisi Kelima, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta. S.R, Soemarso, 2009. Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, Jakarta. Yadiato, Winwin dan Ilham Wahyudi, 2008. Pengantar Akuntansi Edisi Revisi, Kencana. Jakarta. William, K, Charter, 2009. Akuntansi Biaya, buku edisi 14, Salemba.Empat, Jakarta. Sumber Dokumen Niken Triswardani, Leonita. 2013. “Analisis Break Even Point Penjualan Tabung LPG Pada PT. Patra Gemilang Samarinda”. Tesis tidak diterbitkan Samarinda : Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. Dinasti. 2011. “Analisis Break Even Point Terhadap Penjualan Tandon Lembuswana Pada UD. Bintang Mas Jaya”. Tesis tidak diterbitkan Samarinda. Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Mulwarman. Evananda Zaenal, Lesti. 2013. “Analisis Break Even Point Pada PT. Bumi Lestari Indah di Sangata”. Tesis tidak diterbitkan Samarinda : Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. Sumber Internet Winardi. 2005. “Pengertian penjualan”. (Online) (www.kajianpustaka.com, diakses 19 Desember 2016) Thamrin Abdullah dan Francis Tantri. 2016 . “Pengertian Penjualan”. (Online) (www.kajianpustaka.com, diakses 19 Desember 2016).
465