ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERHITUNGAN UANG KULIAH TUNGGAL PADA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Melisa. Mohamad1, Rio Monoarfa2, Lukman Pakaya3 Universitas Negeri Gorontalo, Jurusan Akuntansi Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui apakah pemberlakuan UKT sudah mencukupi biaya operasional BLU pada UNG (2) Untuk mengetahui pada tingkat nilai berapa pendapatan UKT mampu menutupi biaya operasional BLU pada UNG. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif analisis deskriptif dan analisis break event point dalam menjawab rumusan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan UKT pada tahun 2013 belum mencukupi dalam memenuhi kebutuhan biaya operasional BLU UNG. Kemudian, dengan menggunakan analisis break event point pada data tahun 2014 dihasilkan contribution margin ratio sebesar 11 % dan break event point sebesar Rp. 62.664.664.545. kemudian dalam melakukan perencanaan penjualan pada tahun 2015 dihasilkan bahwa pada tahun 2015 total rencana penjualan adalah sebesar Rp. 69.504.821.228. dengan margin of safety sebesar Rp. 5,5% agar dapat memenuhi kebutuhan operasional BLU UNG. Kata Kunci : Analisis Break Event Point, Uang Kuliah Tunggal, UNG
1
Melisa Mohamad, Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 2 Rio Monoarfa. SE., Ak., M.Si Dosen pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 3 Lukman Pakaya, S.Pd., MSA Dosen pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo
1
PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dapat diartikan secara luas, dan merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat dilakukan dimana saja. Pendidikan terdiri dari pendidikan formal dan non formal. Pendidikan non formal sudah dilakukan sejak manusia lahir, sedangkan pendidikan formal diselenggarakan di sekolah yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi. Indrajit dan Djokopranoto (2006:3) mengemukakan bahwa Pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah. Sebaliknya perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. Kepada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Ditjen Dikti mengeluarkan surat edaran no. 97/E/KU/2013. Dalam surat tersebut Ditjen Dikti meminta kepada pimpinan PTN untuk menghapus uang pangkal dan melaksanakan uang kuliah tunggal bagi mahasiswa baru tahun ajaran 2013/2014 dan seterusnya. Uang kuliah tunggal (UKT) merupakan tarif uang kuliah yang mengintegrasikan tiga komponen pembayaran yaitu SPMA, SPP, dan BOP. UKT merupakan besaran biaya yang harus dibayarkan oleh mahasiswa pada setiap semester. Dalam Permendikbud No. 73 tahun 2014 UKT ditentukan berdasarkan kelompok ekonomi masyarakat yang dibagi dalam 8 (delapan) kelompok dari yang terendah hingga yang tertinggi yaitu kelompok I, II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII. Tujuan diberlakukannya UKT adalah untuk mempermudah proses pembayaran biaya kuliah dan menghilangkan tambahan-tambahan biaya lain (uang pangkal, gedung, administrasi, dll) yang sulit diawasi oleh Negara. Kebijakan UKT yang ditetapkan oleh Ditjen Dikti wajib dilaksanakan oleh seluruh PTN termasuk Universitas Negeri Gorontalo (UNG). UNG mulai memberlakukan sistem UKT sejak tahun 2013. Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah bagian dari lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi. Dalam pengelolaan keuangan Universitas Negeri Gorontalo memiliki dua sumber pendanaan yakni Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Badan Layanan Umum (BLU). Fenomena di lapangan saat ini dengan berubahnya sistem penerimaan jasa layanan kepada masyarakat dari sistem lama menjadi sistem UKT, mahasiswa hanya perlu membayar satu biaya saja yang besarannya tetap sesuai dengan kategori yang dimiliki yang telah disesuaikan dengan kemampuan ekonomi orang tua atau penanggung biaya kuliah mahasiswa tersebut. Hal ini kemudian berdampak pada penurunan pagu PNBP yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan operasional universitas. Di satu sisi universitas dituntut untuk menghasilkan output yang baik dan bermutu tinggi tentunya memerlukan biaya yang cukup besar, namun disisi lain universitas harus melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan biaya yang terbatas. Horngren, et al.(2008:75) mengemukakan bahwa titik impas (break even point) adalah jumlah penjualan output yang akan menyamakan pendapatan total
2
dengan biaya total yaitu, jumlah penjualan output yang akan menghasilkan laba operasi $0 (nol). Manajer tertarik pada titik impas karena ingin menghindari rugi operasi (operating loss). Titik impas menjelaskan berapa banyak output harus terjual agar tidak menanggung rugi operasi. Teori tersebut yang kemudian menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian tentang uang kuliah tunggal yang cenderung berdampak pada penurunan anggaran operasional PNBP. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan judul penelitian yakni β Analisis Break Even Point Dalam Perhitungan Uang Kuliah Tunggal Pada Universitas Negeri Gorontaloβ. Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah (1) mengetahui apakah pemberlakuan UKT sudah mencukupi biaya operasional BLU pada UNG dan (2) Untuk mengetahui pada tingkat nilai berapa pendapatan UKT mampu menutupi biaya Operasional BLU pada UNG. KAJIAN TEORITIS Menurut Mulyadi (dalam Halim, 2001:65) Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam suatu standar dan satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran tidak saja sebagai alat perencanaan keuangan dan pengendalian, tetapi juga sebagai alat koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja dan motivasi (Hansen dan Mowen, 2000). Sumarsan (2013:103) Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan organisasi, termasuk harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan. Menurut Cohn et al.1979 (dalam Fattah, 2009:23) bahwa biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 55 Tahun 2013 tertanggal 23 Mei 2013 disebutkan bahwa uang kuliah tunggal merupakan sebagian biaya kuliah yang ditanggung setiap mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonominya. Halim (2012:406) mengemukakan bahwa titik break even dapat didefinisikan sebagai titik pada saat pendapat penjualan cukup untuk memenuhi semua biaya produksi dan penjualan tetapi tidak ada laba yang diperoleh. Penelitian terdahulu merupakan dasar bagi peneliti untuk meneliti lebih lanjut mengenai judul ini. Yakni penelitian Irawaty Siska (2013) Rinda Christina (2009). Berdasarkan latar belakang, teori dan penelitian terdahulu. Maka peneliti tertarik untuk menggunakan analisis break even point dalam perhitungan uang kuliah tunggal pada Universitas Negeri Gorontalo. METODOLOGI PENELITIAN Tempat yang dipilih sebagai lokasi penelitan sesuai dengan judul penelitian dan sangat relevan dengan permasalahan yang diajukan adalah Universitas Negeri Gorontalo yang merupakan merupakan Perguruan Tinggi Negeri yang berada di daerah tempat peneliti yang menggunakan sistem UKT 3
dalam pembayaran biaya kuliah. Penelitian ini dalam menjawab rumusan masalah yang pertama menggunakan teknik metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Artinya, penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya dalam perhitungan uang kuliah tunggal. Dalam menjawab rumusan masalah yang kedua Analisis data yang akan digunakan adalah analisis break even point. analisis break even point adalah salah satu cara atau teknik yang digunakan oleh seorang manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume (jumlah) pejualan dan volume produksi berapakah suatu perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba (Bustami & Nurlela, 2006:208). Halim (2012:406-414) dalam menghitung titik impas dapat dinyatakan sebagai berikut:
Pendapatan penjualan = biaya produksi + biaya penjualan Analisis break even mendasarkan analisisnya pada pemisahan biaya menurut tingkat variabilitas. Umumnya biaya dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel, sehingga persamaan break even ditulis sebagai berikut:
Pendapatan penjualan = biaya tetap + biaya variabel Persamaan break even secara matematis adalah Total biaya tetap Volume penjualan πππππ ππ£ππ = π‘ππ‘ππ ππππ¦π π£πππππππ 1β
π‘ππ‘ππ π£πππ’ππ πππππ’ππππ
Ratio contribution margin dan margin of safety Contribution margin adalah selisih antara pendapatan penjualan dengan total biaya variabel. Margin of safety menunjukkan turunnya jumlah penjualan yang diperoleh sebelum perusahaan menderita kerugian. Margin of safety dihitung dengan membagi selisih antara total penjualan dan penjualan break even dengan total penjualan. Ratio contribution margin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: π
ππ‘ππ ππππ‘ππππ’π‘πππ ππππππ =
Total penjualan β biaya variabel Total penjualan
Margin of safety dapat dihitung sebagai berikut: ππππππ ππ π ππππ‘π¦ (π π) =
total penjualan β volume penjualan πππππ ππ£ππ total penjualan
Kemudian untuk meramalkan total jumlah pendapatan yang harus diperoleh pada tahun 2015 digunakan Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method). Menurut Mulyadi (dalam wijayanti,et al, 2013) Metode kuadrat terkecil menganggap bahwa hubungan antara biaya dengan volume kegiatan berbentuk hubungan garis lurus dengan persamaan garis regresi y = a +bx, dimana y sebagai variabel tidak bebas yaitu variabel yang perubahannya ditentukan oleh
4
perubahan pada variabel x yang merupakan variabel bebas, a menunjukkan biaya tetap dalam y sedangkan b menunjukkan tingkat variabel. HASIL PENELITIAN Deskripsi UKT dalam mencukupi biaya operasional BLU pada UNG Tabel 4.2 Realisasi Penerimaan dan Belanja BLU UNG Tahun Realisasi Realisasi Belanja Surplus/ (Defisit) Penerimaan 2010 44.815.939.162 42.519.114.995 2.296.824.167 2011 51.049.375.008 50.812.978.454 236.396.554 2012 58.111.484.375 60.150.907.015 (2.039.422.640) 2013 46.979.658.992 49.850.902.158 (2.871.243.166) Berdasarkan Data pada tabel 4.2 Realisasi Penerimaan dan Belanja BLU UNG pada tahun 2013 terlihat bahwa realisasi penerimaan sebesar Rp. 46.979.658.992,- sedangkan realisasi belanja cenderung lebih besar yakni Rp. 49.850.902.158,- sehingga hal ini menimbulkan defisit sebesar Rp. 2.871.243.166,-. Karena terjadi defisit maka untuk memenuhi belanja operasional BLU pada Universitas Negeri Gorontalo tersebut digunakan dana cadangan yaitu surplus anggaran pada tahun tahun sebelumnya. Hal ini dapat membuktikan bahwa pemberlakuan UKT belum mencukupi biaya operasional BLU pada UNG. Jika hal ini terus menerus terjadi dan dana cadangan yang digunakan untuk menutupi biaya operasional yang masih harus di bayarkan telah habis, maka UNG terpaksa harus berhutang pada pihak lain untuk mendapatkan sejumlah uang untuk membiayai belanja operasional BLU dalam menyelesaikan program kerja yang telah direncanakan pada tahun tersebut. Analisis Break Even Point dalam Perhitungan UKT Untuk menentukkan tingkat break even point maka terlebih dahulu memisahkan biaya tetap dan biaya variabel. Dalam BLU UNG biaya pada tiaptiap unit kerja yang ada di Universitas Negeri Gorontalo selama tahun 2014 diklasifikasikan berdasarkan Mata Anggaran Kegiatan (MAK) yang berlaku pada sistem pengeluaran BLU UNG. MAK tersebut terdiri atas: 1. Belanja Barang dan Jasa BLU a. 525111 Belanja Gaji dan Tunjangan b. 525112 Belanja Barang Operasional dan Non Operasional c. 525113 Belanja Jasa d. 525114 Belanja Pemeliharaan e. 525115 Belanja Perjalanan f. Belanja Penyedia Barang dan Jasa Lainnya 2. Belanja Modal a. 537111 Belanja Modal Tanah b. 537112 Belanja Modal Peralatan dan Mesin c. 537113 Belanja Modal Gedung dan Bangunan d. 537115 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan e. 537119 Belanja Modal Fisik Lainnya Untuk mendapatkan gambaran yang tepat tentang pengklasifikasian biaya tetap dan biaya variabel pada BLU UNG 2014 maka ditampilkan tabel 4.3 Rekapitulasi Seluruh Biaya Kedalam Biaya Tetap dan Biaya Variabel Tiap MAK BLU UNG Tahun 2014
5
Tabel 4.3 Rekapitulasi Seluruh Biaya Kedalam Biaya Tetap dan Biaya Variabel Tiap MAK BLU UNG Tahun 2014
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran UNG (data diolah)Sumber : Laporan Realisasi Anggaran UNG (data diolah)
6
Tabel 4.4 Klasifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Tiap Unit Kerja
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran UNG, data diolah
7
Analisis Break Even Point dengan Menggunakan Rumus Matematik menghitung break even point. Perhitungan ini dilakukan untuk mendapatkan batas standar minimal suatu penerimaan dana masyarakat atau UKT yang diperkenankan pada Universitas Negeri Gorontalo. Total biaya tetap Volume penjualan πππππ ππ£ππ = π‘ππ‘ππ ππππ¦π π£πππππ ππ 1 β π‘ππ‘ππ π£πππ’ππ πππππ’ππππ Total biaya tetap dapat diketahui dengan melihat tabel 4.4 Klasifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Tiap Unit Kerja. Dimana total biaya tetap dari seluruh unit kerja BLU UNG adalah sebebsar Rp. 6.893.113.100,- dan juga dapat diketahui total biaya variabel dari seluruh unit kerja BLU UNG sebesar Rp. 59.228.285.011,-. Kemudian untuk mengetahui total volume penjualan dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Rekapitulasi PNBP UNG Periode 31 Desember 2014
Sumber : PNBP 2014 Dengan melihat tabel 4.5 Rekapitulasi PNBP UNG Periode 31 Desember 2014 dapat diketahui bahwa total pendapatan PNBP UNG adalah sebesar Rp. 66.735.851.629,80 yang dalam rumus BEP akan digunakan sebagai total volume penjualan. 6.893.113.100 Volume penjualan break even= 59.228.285.011 1- 66.735 .851.629,80 = 62.664.664.545,45 Break even point (BEP) menunjukkan Penerimaan PNBP UNG tidak mendapatkan laba maupun tidak mendapatkan rugi. Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui break even point dalam rupiah sebesar Rp 62.664.664.545 Apabila Penerimaan BLU UNG kurang dari BEP maka UNG akan mengalami Defisit dan sebaliknya jika Penerimaan BLU UNG melebihi BEP maka UNG akan mengalami surplus.
8
Contribution Margin (CM) Perhitungan margin kontribusi dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pendapatan yang tersisa setelah dikurangi dengan biaya variabel. Perhitungan tampak sebagai berikut : Contribution Margin = Pendapatan β Biaya Variabel Total Dengan melihat Tabel 4.5 Rekapitulasi PNBP UNG Periode 31 Desember 2014 dapat diketahui bahwa total pendapatan PNBP UNG adalah sebesar Rp. 66.735.851.629,80. Dan Pada Tabel 4.4 Klasifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Tiap Unit Kerja dapat diketahui total biaya variabel dari seluruh unit kerja BLU UNG sebesar Rp. 59.228.285.011,-. Sehingga untuk menghitung Contribution Margin adalah sebagai berikut : Contribution Margin = Pendapatan β Biaya Variabel Total = 66.735.851.629,80 β 59.228.285.011 = 7.507.566.618,8 Kemudian untuk menghitung Contribution Margin Ratio digunakan rumus sebagai berikut : contribution margin Contribution Margin Ratio = penjualan atau Total Pendapatan BLU UNG 2014 =
7.507.566.618,8 66.735.851.629,80
= 0,11atau 11 % Menentukan Margin of Safety (MoS) Manajemen perlu melakukan perhitungan margin pengaman dalam melakukan perencanaan laba karena berguna dalam mengevaluasi ketepatan penjualan. Batas keselamatan yaitu jarak dari penjualan nyata dengan tingkat break even. Hal ini memberikan informasi mengenai berapa jumlah volume penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita rugi. Jika angka impas dihubungkan dengan angka pendapatan penjualan yang dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu akan diperoleh informasi berapa volume penjualan yang dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu boleh turun agar perusahaan tidak menderita rugi. Selisih antara volume penjualan yang dianggarkan dengan volume penjualan impas merupakan angka margin of safety. total penjualan β volume penjualan πππππ ππ£ππ ππππππ ππ π ππππ‘π¦ (π π) = total penjualan =
66.735.851.629,80-62.664.664.545,45 66.735.851.629,80
=6% Berdasarkaan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa Universitas Negeri Gorontalo beroperasi dengan tingkat keamanan yaitu sebesar 6% menunjukkan bahwa jumlah penjualan yang nyata berkurang atau menyimpang lebih besar dari 6% ( dari penjualan yang direncanakan) perusahaan akan menderita rugi. Karena margin of safety secara langsung berhubungan dengan laba bersih, rasio M/S dapat digunakan untuk menghitung laba bersih sebagai berikut : Laba bersih = rasio contribution margin x ratio margin of safety = 11 % x 6 % = 0, 66%
9
Menentukan Perencanaan Penjualan Menggunakan Least Square Method tahun 2015 Perencanaan penjualan memiliki kegunaan yaitu sebagai dasar untuk menyusun anggaran pada tahun berikutnya karena jumlah penerimaan oleh Universitas Negeri Gorontalo ditentukan oleh berapa banyak Universitas Negeri Gorontalo mampu memperoleh pembayaran dari mahasiswa. Perhitungan perencanaan penjualan menggunakan least square method lebih mudah dalam perhitungannya karena dianggap lebih sederhana dari metode lainnya. Syarat dalam menggunakan metode ini adalah x=0. Perencanaan penjualan pada tahun 2015 dapat dihitung dengan menggunakan data-data yang ada ada periode 2014. Tabel 4.6 Perencanaan Penjualan Universitas Negeri Gorontalo periode 2015 Tahun Volume Penjualan X XY π2 (y) 2012 58.111.484.375 -1 1 (58.111.484.375) 2013 46.979.658.992 0 0 0 2014 66.735.851.629,80 1 1 66.735.851.629,80 Total 171.826.994.996,80 0 2 8.624.367.254,80 Sumber : Laporan Realisasi Anggaran UNG (data diolah) Ξ£y a= n a=
171.826.994.996,80 3
a = 57.275.664.998,93 b=
Ξ£xy βX2
b=
8.624.367.254,80 2
b = 4.312.183.627,4 Kemudian dihitung dalam persamaan y= a+bx maka diperoleh hasil: Y = 57.275.664.998,93 + 4.312.183.627,4 (3) = 57.275.664.998,93 + 12.936.550.882,2 = 70.212.215.881,13 PEMBAHASAN Berdasarkan Hasil Penelitian Diketahui bahwa pada tahun 2013 BLU UNG memperoleh penerimaan sebesar Rp. 46.979.658.992,- dengan realisasi belanja sebesar Rp. 49.850.902.158,- sehingga menimbulkan deficit anggaran sebesar Rp. 2.871.243.166,- dimana hal ini terjadi akibat terlalu banyak jumlah mahasiswa UKT dibandingkan jumlah mahasiswa non UKT. Dimana mahasiswa UKT sebesar 3005 orang dan Non UKT sebesar 1849 orang dengan jumlah secara keseluruhan mahasiswa pada tahun 2013 sebesar 4.854 orang Untuk itu agar defisit anggaran tidak terjadi lagi maka peneliti menyarankan untuk lebih meningkatkan jumlah pembayaran UKT pada Kategori menengah keatas guna
10
mengimbangi jumlah kebutuhan biaya operasional BLU UNG. Kemudian pada tahun 2014 terjadi surplus anggaran sebesar Rp. 614.453.518,80,- dimana jumlah mahasiswa baru pada tahun 2014 didominasi oleh mahasiswa Non UKT sejumlah 2788 orang sedangkan mahasiswa UKT hanya sejumlah 1532 orang. Dengan demikian pada tahun 2014 disarankan agar pihak universitas dapat menyesuaikan jumlah mahasiswa UKT dan Non UKT, sehingga anggaran dapat ideal dengan kebutuhan operasional BLU. Selanjutnya dengan menggunakan analisis break even point di peroleh angka ramalan jumlah penerimaan yang harus dicapai oleh BLU UNG pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 70.212.215.881,13 dengan margin of safety sebesar 6% dengan melihat jumlah rata-rata penerimaan mahasiswa baru universitas, maka disimpulkan mahasiswa baru yang dapat di terima universitas pada tahun akademik 2015/2016 adalah sekitar 4.587 mahasiswa namun dengan meningkatkan jumlah mahasiswa yang harus membayar jumlah UKT pada kategori menengah keatas karena disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan operasional BLU UNG yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. UNG juga harus berupaya untuk meningkatkan pendapatan internal antara lain melalui pengembangan model penerimaan mahasiswa baru yang tidak hanya sebatas SMPTN, tetapi juga melalui berbagai jalur khusus lainnya seperti Jalur Non Subsisi atau Kemitraan yang pada intinya adalah peningkatan penerimaan SPP dan DPP. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan realisasi tahun 2013 mencerminkan bahwa realisasi penerimaan yang ada tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan Operasional BLU UNG. Dimana BLU UNG mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 2.871.243.166,-. Yang kemudian harus menggunakan dana cadangan untuk menutupi biaya operasional tersebut. 2. Dengan melakukan analisis break even point pada data tahun 2014 dihasilkan margin Of Safety sebesar 6 %. Dengan break even sebesar Rp. 62.664.664.545,45. Kemudian dalam Perencanaan Penjualan Universitas Negeri Gorontalo periode 2015 diupayakan dapat mencapai Rp. 70.212.215.881,13 agar dapat memenuhi kebutuhan operasional BLU UNG. SARAN Adapun beberapa saran yang dapat diberikan kepada Universitas Negeri Gorontalo yaitu : 1. peneliti menyarankan untuk lebih meningkatkan jumlah pembayaran UKT pada Kategori menengah keatas guna mengimbangi jumlah kebutuhan biaya operasional BLU UNG. UNG juga harus berupaya untuk meningkatkan pendapatan internal antara lain melalui pengembangan model penerimaan mahasiswa baru yang tidak hanya sebatas SMPTN, tetapi juga melalui berbagai jalur khusus lainnya seperti Jalur Non Subsisi atau Kemitraan yang pada intinya adalah peningkatan penerimaan SPP dan DPP. 2. Hendaknya UNG melakukan pengklasifikasian biaya berdasarkan perilaku biaya karena hal ini akan diperlukan dalam melakukan perencanaan dengan menggunakan analisis break even point. UNG mempertimbangkan untuk menggunakan analisis break even point sebagai alat perencanaan karena alat ini mengupas tentang keterkaitan antara biaya, volume penjualan dan pengaruhnya terhadap penerimaan dana untuk memenuhi kebutuhan operasional BLU UNG.
11
DAFTAR PUSTAKA Andriani, Andi. 2012. Implementasi Strategi Penganggaran Berbasis Kinerja Pada Universitas Hasanuddin. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan II.Jakarta:Salemba Empat. Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu. Christina, Rinda. 2009. Analisis Hubungan Break Even Point dengan Perencanaan Laba Jangka Pendek pada CV. Adi Putra Utama Palembang. Skripsi. S1 Akuntansi. Palembang. Ditjen Dikti. 2013. Surat Edaran No. 97/E/KU/2013. Elpramawidya. 2009. Teori Penelitian Deskriptif. Http:// Elpramawidya.wordpress.com. 14 desember 2014. Ependi, Usman. 2013 Pengembangan E-Musrenbang Perencanaan Pengembangan Daerah. Seminar Nasional Informatika. Fattah, DR. Nanang.2009. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. Halim, Abdul. 2001. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat. Halim A, Supomo Bambang .2009. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta:BPFE Halim, Abdul. 2012. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya Edisi 4. Yogyakarta:BPFE Hanson, D.R, M.M. Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen. 7 ed. Jakarta : Salemba Empat. Himpunan Peraturan Perundang-undangan. 2008. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Bandung : Fokusmedia. Horngren, Charles T, Srikant M.D, George F. 2008. Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial. Indonesia: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Http://www/ppkblu.depkeu.go.id diakses tanggal 12 Maret 2014 jam 11.25 AM Indrajit, R.Eko dan R. Djokopranoto. 2006. Manajemen Perguruan Tinggi Modern. Yogyakarta:CV.Andi Offset (Penerbit Andi) Kuswandi. 2005. Meningkatkan laba melalui pendekatan akuntansi keuangan dan akuntansi biaya.Jakarta : PT. Ramedia Kompotindo. Lukman, S.E., M.Ec., Ph.d, Mediya. 2013. Badan Layanan Umum. Jakarta : Bumi Aksara Mardiasmo, 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. 2 ed. Yogyakarta : Penerbit Andi. Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya. Bandung : Liberty Ofset. Munawir. 2004. Analisa laporan keuangan. Yogyakarta : liberty. Nazir,M.1998.Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia Nazir,M.2002.Metodologi Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Permendikbud No. 55 Tahun 2013 tanggal 23 Mei 2013 Permendikbud No. 73 Tahun 2014 tanggal 22 Juli 2014 Prof. DR. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Siska, Irawaty. 2013. Penerapan Break Even Point Untuk Perencanaan Laba pada Pia Ramayana Kota Gorontalo. Makalah. Program Diploma III Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo. Soemita A.K, R. 1982. Kalkulasi Harga Pokok. Bandung : Penerbit Tarsito.
12
Standar Operasional Prosedur Sistem akuntansi Badan Layanan Umum Universitas Negeri Gorontalo Supriyono. 1990. Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis. Yogyakarta : BPFE. Supriyono, R.A. 2000. Akuntansi Biaya : Perencanaan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta : BPFE. Syamsudin, Lukman.2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo UNG.2014.Laporan Realisasi Anggaran. Wijayanti, Suci Mulya, dkk. 2013. Analisis Break Even Point Sebagai Salah Satu Alat Perencanaan Penjualan Dan Laba (Studi Pada Pt. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk). Wiwoho, SH, M.Hum; Prof Dr Jamal UKT : Ability To Pay Dalam Sistem Pembayaran Uang Kuliah diakses tanggal 28 februari 2014. www.ung.ac.id diakses tanggal 25 oktober 2014.
13