JURNAL FONDASI, Volume 2 Nomor 1
2013
ANALISIS BANJIR SUNGAI CILIWUNG (STUDI KASUS RUAS SUNGAI LENTENG AGUNG-MANGGARAI) Restu Wigati1), Wahyudin2) 1)
2)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jenderal Sudirman Km.3 Cilegon 42435. E-mail :
[email protected]
Alumni Program Studi S-1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email:
[email protected]
ABSTRAK Sungai Ciliwung merupakan sungai yang memiliki fungsi yang sangat penting dan memiliki dampak yang paling luas ketika musim hujan karena sungai ini mengalir melalui tengah Kota Jakarta, melintasi banyak perkampungan dan perumahan padat penduduk. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi terjadinya banjir di Sungai Ciliwung pada ruas Lenteng Agung-Manggarai dengan . Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa curah hujan harian selama 16 tahun dari 4 stasiun hujan, peta DAS Ciliwung, gambar melintang dan memanjang Sungai Ciliwung. Langkah perhitungannya dimulai dari pemilihan data curah hujan harian, metode kurva massa ganda, analisis hujan DAS dengan poligon Thiessen, analisis frekuensi, uji Chi-Kuadrat dan uji Smirnov Kolmogorov, dilanjutkan dengan analisis hujan rencana kala ulang 50 tahun, analisis debit rencana kala ulang 50 tahun dengan Metode Hasper, Melchior, HSS Nakayasu, HSS Gama 1. Hasil dari perhitungan debit rencana tersebut digunakan untuk menganalisis banjir dengan program HEC-RAS. Lokasi yang diujikan ada 15 titik di sepanjang ruas sungai Lenteng Agung-Manggarai. Hasil penelitian menunjukan besar debit kala ulang 50 tahun adalah 379,99 /s. Lokasi yang terkena banjir adalah Sta K.A Manggarai, SMA N 8 Jakarta, Jln Gudang Peluru, Carrefour MT Haryono, Jln. Pengadegan, Kampung Cililitan, Kampung Tanjung, Jln. Munggang, Jln. Kayu Manis, Kampung Kelurahan Gedong. Berdasarkan hasil dari analisis HEC-RAS adalah pada lokasi yang terjadi banjir, dimensi sungainya perlu di normalisasi dan pendimensian ulang. Kata kunci : Analisis Banjir, HEC-RAS, Banjir Ciliwung.
ABSTRACT Ciliwung river is a river that has a very important function and have the most widespread impact when the rainy season because the river flows through the center of Jakarta, across many villages and densely populated housing. The purpose of this research is to identify the occurrence of floods in the Ciliwung river on segment Lenteng Agung-Manggarai with . This research uses secondary data from daily rainfall for 16 years from 4 rainfal stations, Ciliwung map, transverse and longitudinal images Ciliwung river. Step of calculation starts from the selection of daily rainfall data, double mass method, analysis of rainfall catchment with polygon Thiessen, frequency analysis, chi-square test and smirnov kolmogorov test, followed by rain analysis plan 50 years, analysis of discharge plan 50 years with Hasper, Melchior, HSS Nakayasu, HSS Gama 1 method. The result of that used to analyze flood with HEC-RAS program. There are 15 locations tested point at a long river segment Lenteng Agung-Manggarai. The result of research showed large of debit 50 years period is 379,99 /s. The locations affected by flooding are Sta K.A Manggarai, SMA N 8 Jakarta, jln Gudang Peluru, Carrefour MT Haryono, Jln. Pengadegan, Kampung Cililitan, Kampung Tanjung, Jln. Munggang, Jln. Kayu Manis, Kampung Kelurahan Gedong. Based on the analysis of the HEC-RAS is the location of flooding, river dimensions need to be normalized and elevation river embankments need to be normalized. Keywords : Analysis of flood, HEC-RAS, flood Ciliwung
1.
PENDAHULUAN
Seiring bertambahnya Indonesia, terutama di menyebabkan perubahan tata berdampak pada debit aliran
penduduk di DKI Jakarta guna lahan dan sungai. Hal ini
dapat dilihat pada Sungai Ciliwung terutama pada ruas Sungai Lenteng Agung-Manggarai, dimana sering terjadi banjir pada tiap tahunnya. Sungai Ciliwung memiliki dampak yang paling luas ketika musim hujan karena
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa |
1
JURNAL FONDASI, Volume 2 Nomor 1
sungai ini mengalir melalui tengah Kota Jakarta, melintasi banyak perkampungan dan perumahan padat penduduk. Sungai Ciliwung juga dianggap sungai yang paling parah mengalami kerusakan dibandingkan sungaisungai yang lain yang mengalir di Jakarta. Hal ini dikarenakan daerah aliran sungai (DAS) di bagian hulu yang berada di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur yang rusak dan juga di bagian hilir DAS Ciliwung yang banyak mengalami penyempitan dan pendangkalan yang menjadikan potensi penyebab banjir di Jakarta menjadi besar. Melihat fenomena dan kondisi di Sungai Ciliwung tersebut, dalam penelitian ini akan dikaji dan diidentifikasi lebih lanjut apakah kondisi pada saat ini masih dapat menampung debit banjir Q50 serta solusi apa yang dapat diberikan terkait penanganan kondisi Sungai Ciliwung yang ternyata masih terjadi banjir. 2.
TINJAUAN PUSTAKA
Berikut tinjauan pustaka yang dijadikan referensi adalah (1)Andi Siswandi (2010) dengan judul Simulasi Alokasi Air Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. (2)Azwa Nirmala (2010) dengan judul Sebaran Kawasan Rawan Banjir Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas Dan Alternatif Penanganannya. (3)Prayogi Akbar Putra (2010) dengan judul Evaluasi Permasalahan Sistem Drainase Kawasan Jeruk Purut, Kecamatan Pasar Minggu, Kotamadya Jakarta Selatan. Heriyanto Waluyadi dkk (2007) dengan judul Kajian Penanganan Banjir Kali Ciliwung DKI Jakarta Ditinjau Dari Aspek Hidro-Ekonomi (Studi Kasus Pada Ruas Cawang-Pintu Air Manggarai). Metode penentuan curah hujan kawasan dalam penelitian ini menggunakan : Metode Poligon Thiessen ̅
…(1)
Keterangan rumus : ̅ = curah hujan kawasan R = curah hujan tiap stasiun A = luas daerah yang mewakili tiap stasiun
2
2013
Analisa frekuensi merupakan prakiraan dalam arti probabilitas untuk terjadinya suatu peristiwa hidrologi dalam bentuk hujan rencana yang berfungsi sebagai dasar perhitungan perencanaan hidrologi untuk antisipasi setiap kemungkinan yang akan terjadi. Parameter yang digunakan dalam perhitungan analisa frekuensi meliputi: parameter nilai rata-rata ̅ , simpangan baku , koefisien varians , koefisien kemiringan , dan koefisien kurtosis . Analisa perhitungan debit rencana yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan metode empiris dan hidrograf satuan sintetis. Metode Hasper …(2)
Metode Melchior …(3)
Keterangan rumus : = debit maksimum ( /s) = koefesien pengaliran = koefesien reduksi I = intensitas hujan ( /s/ A = luas DAS (
)
HSS Gama I …(4)
HSS Nakayasu =
xAx
×
…(5)
Perhitungan dimensi sungai didasarkan pada debit yang harus ditampung oleh sungai (Qs) lebih besar atau sama dengan debit rencana (QT) yang diakibatkan oleh hujan rencana (RT). Kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: …(6)
Debit yang mampu ditampung oleh sungai (Qs) didapat dengan rumus berikut: …(7)
Keterangan rumus : As = luas penampang basah Sungai (m2) V = kecepatan rata-rata aliran menurut jenis material (m/s) Dalam penelitian ini digunakan pula program HEC-RAS. Program tersebut dapat
| Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
JURNAL FONDASI, Volume 2 Nomor 1
menganalisa sungai dengan asumsi hidrolis satu dimensi (1D) dengan tampilan tiga dimensi (3D). Program ini dapat menganalisa aliran steady dan unsteady serta dapat menampilkan kondisi muka air penampung saluran. 3.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui survei. Survei ini untuk mengetahui situasi di lapangan dengan cara mengambil gambar. Data sekunder diperoleh dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung. Adapun data sekunder yang didapat yaitu : 1) Data Hujan Harian dari Stasiun Penakar Hujan Gn.Mas, Katulampa, Depok sebanyak 16 tahun. 2) Data gambar penampang melintang dan memanjang sungai. 3) Data kontur tanah 4) Gambar titik lokasi stasiun hujan dan DAS. Tabel 1. Data Curah Hujan Harian Tanggal Gn.Mas Katulampa Depok Hujan P harian P harian P harian 13/1/2011 115 58 14,5 7/8/2010 44,5 18 95 15/1/2009 110 16 105 13/11/2008 16 166 25 3/2/2007 156 172 39 23/1/2006 127 65 8 18/1/2005 157 111 2 16/5/2004 3 109 0 29/4/2003 71 129 0 30/1/2002 147 52 92 23/1/2001 129 0 13 26/1/ 2000 22 28 82 Sumber : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ciliwung – Cisadane, 2012
Metode penelitian adalah sebagai berikut : 1) Persiapan Meliputi : studi literatur, pengumpulan data sekunder dan survei situasi lapangan. 2) Pengolahan dan analisis data Meliputi : analisis data hujan DAS, frekuensi, hujan rencana, debit banjir dan pengujian banjir dengan HECRAS. 3) Rekomendasi alternatif penanganan banjir. Alur pikir dalam Analisis Banjir Sungai Ciliwung (Studi Kasus Ruas Sungai Lenteng
2013
Agung-Manggarai) seperti terlihat Gambar 1 bagan alir dibawah ini:
pada
Mulai
Studi literatur dan pengumpulan data sekunder (peta topografi, data hidrologi) Data curah hujan DAS
Analisis Data : 1.Hujan Kawasan DAS 2.Analisis Frekuensi 3.Analisis Hujan Rencana
Debit Banjir Rencana : Melchior, Weduwen, Hasper, dan HSS Nakayasu
Dimensi Sungai TIDAK Cek Banjir menggunakan HEC RAS YA Selesai
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian Analisis Banjir Sungai Ciliwung (Studi Kasus Ruas Sungai Lenteng Agung-Manggarai)
Berikut gambar titik lokasi stasiun hujan dan DAS
Sta.Depok
Sta.Katulampa Sta.Gn.Mas
Gambar 2. Titik Lokasi Stasiun Hujan dan DAS Sumber : BBWS Ciliwung, 2013
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa |
3
JURNAL FONDASI, Volume 2 Nomor 1
1200 1000
Kumulatif Stasiun Referensi
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hujan Rencana 1) Distribusi Harga Ekstrim Pada kajian ini digunakan Metode Maximum Annual Series dengan cara hanya data maksimum yang diambil untuk setiap tahunnya, atau hanya ada satu data setiap tahun. Data yang digunakan yaitu curah hujan rata-rata maksimum pada tanggal yang sama (Limantara, 2010). Berikut data hujan yang digunakan d analisis :
2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 2000 1999 1998 1997 1996
115 44,5 110 16 156 127 157 3 71 147 129 22 55 101 109 140
Tanggal Terjadi
14,5 95 105 25 39 8 2 0 0 92 13 82 82 40 45 60
13-Jan 7-Ags 15-Jan 13-Nov 3-Feb 23-Jan 18-Jan 16-Mei 29-Apr 30-Jan 23-Jan 26-Jan 17-Okt 23-Okt 2-Jan 10-Feb
P harian (mm) 58 18 16 166 172 65 111 109 129 52 0 28 101 45 23 130
Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
2)
Uji konsistensi Uji konsistensi data dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran data lapangan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya spesifikasi alat penakar hujan yang berubah, tempat alat ukur dipindah, perubahan lingkungan di sekitar alat penakar hujan. Gambar 3 sampai dengan Gambar 5 di bawah ini merupakan grafik konsistensi data hujan : Kumulatif Stasiun Referensi
600 400 200 0 0
500
1000
1200 1000 800 600
1200 1000 800 600 400 200 0 0
200
400
600
800
1000
1200
Komulatif Stasiun Katulampa
Gambar 5. Grafik Konsistensi Data Stasiun Depok Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
3)
Hujan Kawasan Untuk perhitungan hujan kawasan, stasiun curah hujan dipilih berada dalam wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ditinjau namun dapat juga stasiun hujan pada DAS yang berdekatan. 3 (tiga) lokasi stasiun hujan yang berada dalam DAS Ciliwung yaitu Stasiun Gunung Mas, Stasiun Katulampa dan Stasiun Depok. Seperti terlihat pada Gambar 6. Tabel 2 merupakan perhitungan koefisien Thiessen dengan membagi luasan sub DAS terhadap luas total DAS Ciliwung. Tabel 3 menyatakan nilai hujan rata-rata DAS dengan menggunakan menggunakan metode Poligon Thiessen dalam satuan milimeter. Tabel 2. Luas sup DAS Ciliwung
400
Nama sta. Hujan
200
Depok 125,81 Gn.Mas 117,7 Katulampa 81,89 Total 325,4 Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
0 0
500
1000
1500
2000
Kumulatif Stasiun Gunung Mas
Gambar 3. Grafik Konsistensi Data Stasiun Gunung Mas
Luas Das
Koef. Thiessen
Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
4
1500
Kumulatif Stasiun Katulampa
Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
Depok
Komulatif Stasiun Referensi
Tahun
Katulampa
800
Gambar 4. Grafik Konsistensi Data Stasiun Katulampa
Tabel 2. Data Hujan Yang Digunakan Gn. Mas
2013
| Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
0,387 0,362 0,252 1
JURNAL FONDASI, Volume 2 Nomor 1
a)
Uji Chi-Kuadrat ( Tabel 4. Hasil Perhitungan Nilai
dan
Distribusi Probabilitas terhitung Normal 1,5 5,9910 Log Normal 6,5 5,9910 Gumbel 3,3750 5,9910 Log Pearson III 3,3750 5,9910 Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
Sta.Depok Luas DAS 139,84 𝑘𝑚
2013
b)
Keterangan Diterima Ditolak Diterima Diterima
Uji Smirnov Kolmogorof
Tabel 5. Hasil Perhitungan Uji Distribusi Dengan Metode Smirnov-Kolmogorof ΔPimaks terhitung
ΔPkritis
Keterangan
Distribusi Normal
0,1152
0,33
Diterima Dipilih
Distribusi Log Person type III
0,1482
0,33
Diterima
Distribusi Gumbel
0,1163
0,33
Diterima
Distribusi Probabilitas
Sta Katulampa Luas DAS 71,06 𝑘𝑚
Sta.Gn.Mas Luas DAS 114,5 𝑘𝑚
Gambar 6. Analisa Poligon Thiessen DAS Ciliwung
Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
Tabel 3. Hasil Perhitungan Hujan DAS Metode Poligon Thiessen No
Tahun
Sta. Gn. Mas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 2000 1999 1998 1997 1996
115 44,5 110 16 156 127 157 3 71 147 129 22 55 101 109 140
Sta. Katulampa
Sta. Depok
Hujan DAS
58 18 16 166 172 65 111 109 129 52 0 28 101 45 23 130
14,5 95 105 25 39 8 2 0 0 92 13 82 82 40 45 60
61,80 24,18 47,74 57,23 114,79 65,39 85,50 7,15 32,86 101,83 51,69 46,71 77,02 63,32 62,61 106,55
Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
4) Uji Distribusi Probabilitas Uji distribusi probabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah persamaan distribusi probabilitas yang dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Berdasarkan hasil analisa pengujian dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5 berikut dengan distribusi terpilih adalah distribusi normal.
5)
Analisa Hujan Rencana Penelitian hujan rencana menggunakan distribusi Normal sesuai dengan hasil analisis frekuensi diatas. Berikut hasil perhitungannya : ̅ Tabel 6. Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana Tahun Kt 5 0,84 10 1,28 20 1,64 50 2,05 100 2,33 Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
B.
Xt 87,6172 100,566 111,159 123,225 131,465
Debit Banjir Rencana
Berdasarka persamaan 2 sampai 5 diatas dalam mendapatkan debit rencana menggunakan Metode Haspers, Melchior, HSS Nakayasu, HSS Gama 1. Tabel 7 berikut ini merupakan hasil yang didapatkan : Tabel 7. Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana No. Metode ( 1. 2. 3. 4.
Hasper Melchior HSS Nakayasu HSS Gama 1
379,99 39,11 235,19 191,29
Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa |
5
JURNAL FONDASI, Volume 2 Nomor 1
2013
250.000
Debit(m3/s)
200.000
Sta.K.A Manggarai (Hilir)
150.000 Gamma 1
100.000 50.000
Nakayasu
0.000 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49
Waktu (Jam)
Gambar 7. Hidrograf Limpasan Total Kala Ulang 50 Tahun Gama I dan HSS Nakayasu Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
C. Analisis Penampang Sungai Ciliwung Menggunakan Software HEC-RAS Analisis hidrolika penampang sungai dihitung dengan menggunakan program HEC-RAS. Berdasarkan analisis debit banjir rencana (Tabel 7) digunakan ( = 379,99 sebagai input data debit dengan 15 titik lokasi tinjauan. Berikut titik lokasi yang ditinjau berurutan dari hulu ke hilir : Lenteng Agung (Komplek brigif), Komplek kopasus Cijantung, Tanjng Barat, Kampung Kelurahan Gedong, Asrama TNI Rindam, Jln. Kayu Manis, Jln. Munggang, Kampung Tanjung, Perumahan Kali Bata Indah, Kampung Cililitan, Jln.Pengadegan, Carrefour MT Haryono, Jln. Gudang Peluru, SMA N 8 Jakarta dan Sta K.A Manggarai. Lebih jelasnya dapat dilihat pada skema alur Sungai Ciliwung dan titik lokasi pada Gambar 8 berikut.
Lenteng Agung (Komplek Brigif) (Hulu)
Gambar 8. Titik Lokasi Tinjauan Sumber : Hasil Analisis, 2013
Berikut beberapa hasil analisis menggunakan program HEC-RAS :
dengan
Gambar 9. Cross Section Pada Lenteng Agung Komplek Brigif Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
6
| Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
JURNAL FONDASI, Volume 2 Nomor 1
2013
Tabel 8. Hasil Analisis Penampang Sungai (Existing) Dengan Menggunakan Program HECRAS.
Gambar 10. Tampilan Cross Section Pada Jln. Munggang Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
Berdasarkan Gambar 9 dan Gambar 10 terlihat pada titik tinjau 14 (Lenteng Agung Komplek Brigif) tidak terkena banjir dan pada titik tinjau 8 (Jalan Munggang) merupakan daerah yang terkena banjir, sedangkan profil muka air di 15 titik lokasi tinjauan daerah hulu (Lennteng Agung) sampai dengan daerah hilir (Manggarai) dapat di lihat pada Gambar 11 dibawah ini.
Gambar 11. Water Surface Profiles Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
Tabel 8 berikut ini merupakan hasil analisis HEC-RAS pada setiap titik tinjau (berurut dari hulu ke hilir) dengan debit banjir kala ulang 50 tahun.
River Station 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Nama Lokasi
El.Dasar El.Muka El.Tanggul Keterangan Sungai(m) Air (m) (m) Lenteng Agung 32.38 35.61 39.418 Aman Cijantung 21.06 28.27 34.353 Aman Tanjung Barat 21.46 25.94 31.47 Aman Kamp.Kel.Gedong 16.55 22.79 22.654 Tidak Aman TNI Asrama Rindam 10.02 22.12 23.458 Aman Jl.Kayu Manis 13.87 20.95 20.177 Tidak Aman Jl.Munggang 12.21 20.74 17.458 Tidak Aman Kamp.Tanjung 10.16 20.61 17.785 Tidak Aman Perum.Kali Batah Indah 13.88 19.23 25.335 Aman Kampung Cililtan 11.63 19.30 17.51 Tidak Aman Jl.Pengadegan 10.65 19.18 16.311 Tidak Aman Carrefour MT.Haryono 10.87 18.32 16.394 Tidak Aman Jl.Gudang Peluru 10.71 16.25 15.02 Tidak Aman SMA N 8 Jakarta 6.01 11.98 10.848 Tidak Aman Sta.K.A Manggarai 3.69 9.82 8.65 Tidak Aman
Sumber : Hasil Perhitungan, 2013 Penjelasan Keterangan : Aman : Elevasi Tanggul > Elevasi Muka Air Tidak Aman : Elevasi Tanggul < Elevasi Muka Air
D. Perhitungan Dimensi Sungai serta Penanganan di Ruas Sungai yang Tidak Aman/Banjir Berdasarkan Tabel 8 ada beberapa titik cross section yang tidak dapat menampung debit rencana Q50. Oleh karena itu, dicoba perhitungan dimensi sungai alternatif untuk dapat menampung debit rencana mulai dari titik tinjau di hulu sampai ke hilir secara berurutan. Salah satu penanganan banjir yang dilakukan yaitu dengan pendimensian ulang pada penampang sungai dengan perubahan dimensi penampang majemuk dilengkapi dengan turap agar struktur stabil dan aman. Gambar 12 dan Gambar 13 berikut ini merupakan gambar pendimensian ulang penampang sungai pada river sta 8 dan 7 yaitu di jalan munggang serta Kampung Tanjung.
Gambar 12. Rencana Dimensi Penampang Sungai (Lokasi : Jln.Munggang)
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa |
7
JURNAL FONDASI, Volume 2 Nomor 1
Gambar 13. Rencana Dimensi Penampang Sungai (Lokasi : Kampung Tanjung) Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
Berdasarkan perhitungan manual debit yang dapat ditampung dari penampang di river sta 8 yaitu 471,25 > = 379,99 , sedangkan untuk river sta 7 di Kampung Tanjung analisa nilai debit (QS) sebesar 400,65 > = 379,99 . Jadi dapat disimpulkan penampang sungai di titik tinjau 7 dan 8 adalah AMAN, Setelah itu dilakukan pengecekan memakai program HEC-RAS. Gambar 13 berikut ini merupakan hasil dari analisis program HEC-RAS dengan penampang sungai yang telah mengalami pendimensian ulang serta Tabel 9 merupakan rekapitulasi nilai debit di 15 titik tinjau. Tabel 9. Rekapitulasi Nilai QS. River Nama Station Lokasi 14 Lenteng Agung 13 Cinjantung 12 TanjungBarat 11 Kamp.Kel.Gendong 10 TNI Asrama Rindam 9 Jln.Kayu Manis 8 Jl. Munggang 7 Kamp.Tanjung 6 Perumuahan Kali Bata Indah 5 Kampung Cililitan 4 Jl.Pengadegan 3 Carrefour MT Haryono 2 jln Gudang Peluru 1 SMA N 8 Jakarta 0 Sta K.A Manggarai Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
8
QS 549,94 534,35 654,57 446,75 400,29 459,74 471,25 400,65 467,71 468,43 469,10 462,86 406,93 416,55 423,23
2013
Gambar 13. Tampilan Cross Section Pada Jl. Munggang Dengan Dimensi Penampang Yang Sudah Dirubah Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
Berdasarkan Gambar 13 di atas terlihat bahwa penampang sungai dapat menampung debit rencana kala ulang 50 tahun. Tabel 10 berikut ini merupakan hasil dari analisis HECRAS pada setiap titik tinjau (berurut dari hulu ke hilir) dengan penampang Sungai Rencana. Tabel 10. Hasil Analisis Penampang Sungai (Recana) Dengan Menggunakan Program HECRAS. River Nama El.Dasar El.Muka El.Tanggul Keterangan Station Lokasi Sungai(m) Air (m) (m) 14 Lenteng Agung 32.38 35.15 36.15 Aman 13 Cijantung 21.06 26.16 27.16 Aman 12 Tanjung Barat 21.46 23.43 24.43 Aman 11 Kamp.Kel.Gedong 16.55 20.99 22 Aman 10 TNI Asrama Rindam 10.02 20.08 21.08 Aman 9 Jl.Kayu Manis 13.87 18.96 19.96 Aman 8 Jl.Munggang 12.21 18.39 19.889 Aman 7 Kamp.Tanjung 10.16 18.11 19.11 Aman 6 Perum.Kali Batah Indah 13.88 17.51 18.51 Aman 5 Kampung Cililtan 11.63 17.32 18.32 Aman 4 Jl.Pengadegan 10.65 17.03 18.03 Aman 3 Carrefour MT.Haryono 10.87 16.25 17.25 Aman 2 Jl.Gudang Peluru 10.71 14.29 15.29 Aman 1 SMA N 8 Jakarta 6.01 9.81 10.81 Aman 0 Sta.K.A Manggarai 3.69 7.72 8.72 Aman Sumber : Hasil Perhitungan, 2013 Penjelasan Keterangan : Aman : Elevasi Tanggul > Elevasi Muka Air Tidak Aman : Elevasi Tanggul < Elevasi Muka Air
| Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
JURNAL FONDASI, Volume 2 Nomor 1
5. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil perhitungan maka dapat disimpulkan : 1. Curah hujan kala ulang 50 tahun adalah 123,23 mm dan debit banjir . adalah 379,99 . 2. Kondisi Sungai Ciliwung saat ini pada ruas Lenteng Agung-Manggarai tidak dapat menampung debit banjir rencana 50 tahun. 3. Lokasi yang terkena banjir: Sta K.A Manggarai, SMA N 8 Jakarta, Jln Gudang Peluru, Carrefour MT Haryono, Jln. Pengadegan, Kampung Cililitan, Kampung Tanjung, Jln. Munggang, Jln. Kayu Manis, Kampung Kelurahan Gedong. B.
Saran Berikut solusi yang dapat ditawarkan untuk menangani masalah banjir di Sungai Ciliwung : 1. Peninggian tanggul sungai. 2. Normalisasi sungai. 3. Merelokasikan penduduk di sekitar bantaran sungai. 4. Penanaman pohon di sekitar Sungai Ciliwung untuk waktu jangka panjang. Adapun saran pada kajian ini adalah perlu dilakukan kajian lebih lanjut melalui penelitian dengan memperhatikan inflow dari anak sungai sepanjang sungai yang ditinjau dan juga memperhatikan adanya sedimentasi pada sungai yang mengurangi daya tampung sungai.
2013
Kamiana, I M.,.(2010). Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air.Palangka Raya: GrahaIlmu. Limantara, L., (2010). Hidrologi Praktis. Bandung: Lubuk Agung. Nirmala, A. (2010). Sebaran Kawasan Rawan Banjir Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas Dan Penanganannya. Teknik Sipil Universitas Tanjungpura. Siswandi, A. (2010). Simulasi Alokasi Air pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. Tesis Magister PSDA, Istitut Teknologi Bandung. SNI 03-2415-1991 Tata cara perhitungan debit banjir. (2004) Triatmojo, B. (2008). Hidrologi Terapan.Yogyakarta: Beta Offset. Waluyadi, H., Jayadi, R., Legono, D. (2007), Kajian Penanganan Banjir Kali Ciliwung DKI Jakarta Ditinjau Dari Aspek HidroEkonomi (Studi Kasus Pada Ruas Cawang – Pintu Air Manggarai. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Wesli. (2008). Drainase Yogyakarta: Graha Ilmu.
Perkotaan.
6. DAFTAR PUSTAKA Akbar, P., Handayani, M. (2010). Evaluasi Permasalahan Sistem Drainase Kawasan Jeruk Purut, Kecamatan Pasar Minggu, Kotamadya Jakarta Selatan. .http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air _dan_limbah_cair/wpcontent/uploads/20 10/11/pi-15305080-prayogi-akbar-putraww5.pdf. Gayo, M Y. (1984). Perbaikan Dan Pengaturan Sungai. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Istiarto. (2011). Modul HEC-RAS. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM. Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa |
9