ANALISIS BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT BA Bangunan)
oleh : Mohamad Wildan NIM : 205082000271
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
ANALISIS BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT BA Bangunan) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Mohamad Wildan 205082000271
Di Bawah Bimbingan
II
Hari ini Rabu Tanggal 2 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan ujian Komprehensif atas nama Mohamad Wildan NIM: 205082000271 dengan judul
skripsi
”ANALISIS
BALANCE
SCORECARD
DALAM
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN” Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
III
Hari ini Selasa Tanggal 15 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan ujian Sidang Skripsi atas nama Mohamad Wildan NIM: 205082000271 dengan judul
skripsi
”ANALISIS
BALANCE
SCORECARD
DALAM
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN” Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
IV
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
IDENTITAS PRIBADI Nama
: Mohamad Wildan
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta/ 17 Maret 1987
Alamat
: Jl. Benda barat 6 Rt 03/08 Pondok Benda Pamulang Permai 2 Tangerang 15416
Telp
: (021) 92809484, 085693398039
Email
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL SD
: Madrasah Pembangunan.
SMP
: Madrasah Pembangunan.
SMA
: Madrasah Aliyah Negeri 4 Model Jakarta.
S1
: Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
III. PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Pelatihan MYOB di Bina Sarana Indonesia (BSI). 2. Brevet Pajak A-B di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). 3. Pelatihan SPSS di Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. IV. PENGALAMAN ORGANISASI 1. BEMF Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Karate UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Forum Silaturrahmi Mahasiswa (FOSMA) 165 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
V
ANALYSIS BALANCE SCORECARD IN MEASUREMENT PERFORMANCE FIRM (Case Study at PT. BA Bangunan) By : Mohamad Wildan Abstract The objective of the research is to evaluate performance of BA Bangunan firm. This research use the methode of Balanced Scorecard which balancing measurement of finance performance and non finance. In perspektif of finance can see from finance ratio. In perspective of customer emphasize at the customer satisfaction. In the perspective of internal business process, it emphasize at the innovation, operation and service after selling. In the perspective learning and growth emphasize on the education and employees training, and also employees satisfaction. The research have result financial perspective estimation with enough performances, customer perspective with good performances, internal business process perspective with good performance, learning and growth perspective with good performance. At general we can assesd performanced of BA Bangunan firm is good and expected to be improved again. Keyword: Financial Perspective, Customer perspective, Internal Bussines Process Perspective, Learning and Growth Perspective.
VI
ANALISIS BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus PT. BA Bangunan) Oleh: Mohamad Wildan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja PT. BA Bangunan. Penelitian ini menggunakan metode balanced scorecard yang menyeimbangkan pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Perspektif keuangan dilihat dari rasio keuangan. Perspektif pelanggan menekankan pada kepuasan pelanggan. Perspektif proses bisnis internal menekankan pada inovasi, operasi, dan pelayanan purna jual. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menekankan pada pendidikan dan pelatihan karyawan serta kepuasan karyawan. Penelitian ini menghasilkan penilaian perpektif keuangan dengan kinerja cukup baik, perspektif pelanggan dengan kinerja baik, perspektif proses bisnis internal dengan kinerja baik, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan kinerja baik. Secara umum dapat dinilai bahwa kinerja PT. BA Bangunan dapat dinyatakan baik, dan diharapkan dapat terus ditingkatkan lagi. Kata kunci: Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
VII
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin. Atas berkat rahmat Allah SWT serta dengan memanjatkan puji syukur kehadirat illahi rabbil Izzati yang maha suci, tak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabiyullah wa Rasulullah Muhammad SAW/ Dengan penuh rasa tawakal dan syukur pada Allah SWT. Serta atas izin dan ridho-Nya akhirnya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu prasyarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi. Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang semoga selalu dalam kasih sayang Allah SWT. 1.
Ayahanda dan Ibunda Tercinta serta adik-adikku yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, doa dan semangat yang tiada henti-hentinya, semoga Allah melimpahkan kasih sayang dan balasan yang terbaik untuk kalian.
2.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai dosen pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas segala masukan dan arahannya bagi penulis.
3.
Ibu Rini, SE., Ak., M.Si sebagai dosen pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktunya, memberikan dukungan dan semangat kepada penulis, memberi inspirasi di setiap pertemuan dan pembicaraan, serta memberikan curahan tenaga dan pikirannya untuk membantu demi menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4.
Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak Yahya Hamja, MM selaku penguji ahli, Ibu Reskino, SE,. M.Si, selaku ketua dan Ibu Rahmawati, SE., MM selaku Sekretaris.
5.
Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi, Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. selaku penguji ahli I, Ibu Reskino, SE,. M.Si Selaku penguji ahli II.
VIII
6.
Bapak Afif Sulfa, SE, Ak, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
7.
Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.
8.
Bapak Suhendra S.Ag,. MM selaku Ketua Koordinator Teknis.
9.
Ibu Rahmawati, SE,. MM selaku Sekretaris Koordinator Teknis.
10. Kepada seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu yang selama ini telah memberikan pelajaran, arahan dan bimbingannya. 11. Kepada seluruh Staf Akademik atas segala bantuan dalam seluruh proses administrasi perkuliahan. 12. Kepada Direktur, Kepala dan Wakil Divisi, Kepala Toko serta Seluruh Karyawan PT. BA Bangunan yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi. 13. Kepada someone spesial dihati dan keluarganya, terima kasih atas segala doa dan semangatnya. Semoga kebaikan dirimu dan keluarga mendapat balasan yang terbaik dari Allah SWT. (^^,RJ 14. Kepada sahabat setia dan seperjuangan Sol Abe, Bunda Meta, Ja Dini, Nene Isti, Mpo Nina, Ce’ Mumun, Ca’ Dion, Ca’ Nafi, Ejun, Bang Lay, Iben, Aa, Giri, Reza, Ka iki, Iis, Fiki, Nyun, Gicil, Anne, Ayoen, Bude Iss, Ibu Udoh, Lulut, Iksi, Icha, Ifa. Dan seluruh saudaraku di FOSMA 165 UIN dan ATS 165 yang tak bisa kusebutkan semua namanya. Terima kasih atas doa, motivasi dan semangatnya yang terus menerus kalian berikan untuk cepatcepat menyelesaikan skripsi. Semoga kebaikan yang kalian berikan dibalas Allah SWT dengan balasan yang terbaik. Amin. Sangat bersyukur bisa bertemu dengan kalian semua. =) 15. Kepada Susanto selaku guru Komprehensif, Wahyu, Ibin, Dodi, Iqbal, Khania, Ulfa, Aci, Asep, Teguh, Mas Iwan, Mas Asmui teman seperjuangan skripsi. Terima kasih atas semangat, arahan, bantuan dalam penyusunan skripsi. 16. Kepada teman-teman jurusan akuntansi dan manajemen serta seluruh temantemanku di UIN yang tidak bisa kusebutkan namanya. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
IX
17. Kepada teman-teman Karate UIN, Novaz, Tatik, Dadi, Yuni, Rhino, kang Jay, Nas, Rabuman dan lainnya yang tak bisa kusebutkan nama-namanya. Terima kasih atas semangat dan pengertiannya. 18. Para responden yang telah membantu sehingga kuesioner penelitian ini dapat terisi. 19. Serta pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebut satu persatu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis sejak awal hingga selesainya skripsi ini. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Kritik dan saran membangun selalu penulis harapkan untuk kemajuan penulis di kemudian hari.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
X
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ……………………………………..
II
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF …………………………... III LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI …………………………..
IV
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………….. V ABSTRAC …………………………………………………………………
VI
ABSTRAK …………...…………………………………………………….
VII
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..
VIII
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..... XI DAFTAR TABEL ….…………………...…………………………………. XIII DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
XVI
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. XVII BAB I.
PENDAHULUAN ………..…………………………………….
1
A. Latar Belakang ……………………………………………..
1
B. Perumusan Masalah………………………………………… 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………….. 8
BAB II.
1. Tujuan Penelitian ………………………………………
8
2. Manfaat Penelitian ……………………………………..
8
TINJAUAN PUSTAKA …...…………………………………... 9 A. Sistem Pengukuran Kinerja ………………………………... 9 1. Pengertian Pengukuran Kinerja ……………………….. 9 2. Tujuan Pengukuran Kinerja …………………………… 10 3. Manfaat Pengukuran Kinerja ………………………….. 11 B. Sistem Pengukuran Kinerja Balance Scorecard …………… 12 1. Sejarah Balance Scorecard ………………….................
12
2. Konsep Balance Scorecard ……………………………. 16 3. Pengertian Balance Scorecard …………………………
22
4. Komponen-komponen Balance Scorecard ………….....
25
5. Perbedaan Balance Scorecard Dengan Sistem
XI
Pengukuran Tradisional ……………………………….. 36 6. Keunggulan Balance Scorecard ……………………….. 37 7. Faktor-faktor Pemacu Penggunaan Balance Scorecard .. 40 8. Hubungan Antara Ukuran-Ukuran Balance Scorecard dan Strategi Perusahaan ……………………………….. 41 9. Faktor-faktor Kendala Dalam Proses Penerapan Balance Scorecard ……………………………………..
43
C. Kerangka Pemikiran .............................................................. 45 D. Penelitian Terdahulu ............................................................. BAB III.
46
METODOLOGI PENELITIAN ..…………....………………… 49 A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………. 49 B. Metode Penentuan Sampel ………………………………… 49 C. Metode Pengumpulan Data ………………….……………..
50
D. Metode Analisis ……………………………………………
52
E. Operasional Variabel Penelitian …………………………… 55 BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ………………………… 59 A. Gambaran Umum Perusahaan ……………………………...
59
1.
Sejarah Singkat Perusahaan …………………………… 59
2.
Struktur Organisasi Perusahaan ……….………………. 67
B. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balance Scorecard ……...
79
1. Perspektif Keuangan …………………………………… 79 2. Perspektif Pelanggan …………………………………...
90
3. Perspektif Proses Bisnis Internal ….……………………
108
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ..…………...
110
C. Hasil Keseluruhan Analisis Balance Scorecad …………….. 125 BAB V.
PENUTUP ……………………………………………………… 130 A. Kesimpulan ………………………………………………… 130 B. Implikasi ……………………………………………………
132
C. Keterbatasan ………………………………………………..
132
D. Saran ………………………………………………………..
133
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………
XII
134
DAFTAR TABEL NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
TABEL
HALAMAN
Tabel Penelitian Terdahulu Tabel pengukuran masing-masing perspektif dalam balance scorecard Tabel perhitungan CACL Tabel perhitungan TLTA Tabel perhitungan OPM Tabel perhitungan NIS Tabel perhitungan NITA Tabel perhitungan TATO Tabel Keseluruhan Rasio Gambaran distribusi kuesioner kepuasan pelanggan Gambaran distribusi kuesioner kepuasan pemasok barang (supplier) Hasil uji validitas atribut, produk dan jasa (pelanggan) Bumi Agung II Hasil uji validitas citra (image) perusahaan (pelanggan) Bumi Agung II Hasil uji validitas hubungan dengan pelanggan Bumi Agung II Hasil uji validitas atribut, produk dan jasa (pelanggan) Bintang Mas Hasil uji validitas citra (image) perusahaan (pelanggan) Bintang Mas Hasil uji validitas hubungan dengan pelanggan Bintang Mas Hasil uji validitas atribut, produk dan jasa (pelanggan) Sentosa Hasil uji validitas citra (image) perusahaan (pelanggan) Sentosa Hasil uji validitas hubungan dengan pelanggan Sentosa Hasil uji validitas atribut, produk, dan jasa (pemasok barang atau supplier) Hasil uji validitas citra (image) perusahaan (pemasok barang atau supplier) Hasil uji validitas hubungan dengan pemasok barang (supplier) Hasil uji reabilitas pelanggan Bumi Agung II Hasil uji reabilitas pelanggan Bintang Mas Hasil uji reabilitas pelanggan Sentosa
XIII
(2.1) (3.1)
46 56
(4.1) (4.2) (4.3) (4.4) (4.5) (4.6) (4.7) (4.8)
80 82 83 85 87 88 89 90
(4.9)
91
(4.10)
92
(4.11)
92
(4.12)
92
(4.13)
93
(4.14)
93
(4.15)
94
(4.16)
94
(4.17)
94
(4.18)
95
(4.19)
95
(4.20)
96
(4.21)
96
(4.22)
97
(4.23) (4.24)
97 98
27. 28. 29 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49.
Hasil uji reabilitas pemasok barang (supplier) Hasil pengukuran atribut produk dan jasa (pelanggan) Bumi Agung II Hasil pengukuran atribut produk dan jasa (pelanggan) Bintang Mas Hasil pengukuran atribut produk dan jasa (pelanggan) Sentosa Hasil pengukuran atribut produk dan jasa (pemasok barang atau supplier) Hasil pengukuran citra (image) perusahaan (pelanggan) Bumi Agung II Hasil pengukuran citra (image) perusahaan (pelanggan) Bintang Mas Hasil pengukuran citra (image) perusahaan (pelanggan) Sentosa Hasil pengukuran citra (image) perusahaan (pemasok barang atau supplier) Hasil pengukuran Hubungan dengan pelanggan Bumi Agung II Hasil pengukuran dengan Hubungan pelanggan Bintang Mas Hasil pengukuran dengan Hubungan pelanggan Sentosa Hasil pengukuran hubungan dengan pemasok barang (supplier) Gambaran distribusi kuesioner kepuasan karyawan Karakteristik responden penelitian kepuasan karyawan Hasil uji validitas kapabilitas karyawan Bumi Agung II Hasil uji validitas kapabilitas sistem informasi Bumi Agung II Hasil uji validitas motivasi,pemberdayaan dan keselarasan Bumi Agung II Hasil uji validitas kapabilitas karyawan Bintang Mas Hasil uji validitas kapabilitas sistem informasi Bintang Mas Hasil uji validitas motivasi,pemberdayaan dan keselarasan Bintang Mas Hasil uji validitas kapabilitas karyawan Sentosa Hasil uji validitas kapabilitas sistem informasi Sentosa
XIV
(4.25)
98
(4.26)
99
(4.27)
100
(4.28)
101
(4.29)
102
(4.30)
102
(4.31)
103
(4.32)
104
(4.33)
105
(4.34)
106
(4.35)
106
(4.36)
107
(4.37)
108
(4.38)
110
(4.39)
111
(4.40)
113
(4.41)
113
(4.42)
114
(4.43)
114
(4.44)
114
(4.45)
115
(4.46)
115
(4.47)
116
50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64.
Hasil uji validitas motivasi,pemberdayaan dan keselarasan Sentosa Hasil uji reabilitas karyawan Bumi Agung II Hasil uji reabilitas karyawan Bintang Mas Hasil uji reabilitas karyawan Sentosa Hasil pengukuran kapabilitas karyawan Bumi Agung II Hasil pengukuran kapabilitas karyawan Bintang Mas Hasil pengukuran kapabilitas karyawan Sentosa Hasil pengukuran kapabilitas sistem informasi Bumi Agung II Hasil pengukuran kapabilitas sistem informasi Bintang Mas Hasil pengukuran kapabilitas sistem informasi Sentosa Hasil pengukuran motivasi, pemberdayaan dan keselarasan Hasil pengukuran motivasi, pemberdayaan dan keselarasan Hasil pengukuran motivasi, pemberdayaan dan keselarasan Hasil keseluruhan pengukuran kepuasaan kinerja pelanggan Hasil keseluruhan pengukuran kepuasaan kinerja karyawan
XV
(4.48)
116
(4.49)
117
(4.50) (4.51) (4.52)
117 118 119
(4.53)
120
(4.54)
120
(4.55)
121
(4.56)
122
(4.57)
122
(4.58)
123
(4.59)
124
(4.60)
124
(4.61)
127
(4.62)
129
DAFTAR GAMBAR NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
GAMBAR Peran Awal Balance Scorecard Perkembangan Peran Balance Scorecard Perkembangan Implementasi Masa Kini Peran Balance Scorecard Balance Scorecard Sebagai Suatu Kerangka Kerja Tindakan Strategis Ukuran Utama Perspektif Pelanggan Kerangka Pemikiran Struktur Organisasi
XVI
HALAMAN (2.1) (2.2)
14 15
(2.3)
16
(2.4)
21
(2.5) (2.6) (4.1)
31 45 67
DAFTAR LAMPIRAN NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
KETERANGAN Surat Keterangan Riset dari kampus Surat Keterangan Penerimaan Riset dari PT. BA Bangunan Neraca Bumi Agung II Tahun 2008 Neraca Bintang Mas Tahun 2008 Neraca Sentosa Tahun 2008 Neraca Bumi Agung II Tahun 2009 Neraca Bintang Mas Tahun 2009 Neraca Sentosa Tahun 2009 Kuesioner Pelanggan Kuesioner Supplier Keusioner Karyawan Hasil Penghitungan Kuesioner Pelanggan Bumi Agung II Hasil Penghitungan Kuesioner Pelanggan Bintang Mas Hasil Penghitungan Kuesioner Pelanggan Sentosa Hasil Penghitungan Kuesioner Pemasok Barang (Supplier) Hasil Penghitungan Kuesioner Karyawan Bumi Agung II Hasil Penghitungan Kuesioner Karyawan Sentosa Hasil Penghitungan Kuesioner Karyawan Bintang Mas Uji Validitas dan Realibel Pelanggan Bumi Agung II Uji Validitas dan Realibel Pelanggan Bintang Mas Uji Validitas dan Realibel Pelanggan Sentosa Uji Validitas dan Realibel Karyawan Bumi Agung II Uji Validitas dan Realibel Karyawan Bintang Mas Uji Validitas dan Realibel Karyawan Sentosa
XVII
HALAMAN 139 140 141 142 143 144 145 146 147 150 152 156 157 158 159 160 160 161 162 165 168 171 174 177
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dunia usaha di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan dunia bisnis yang juga mengalami suatu perubahan yang semakin kompleks dan semakin kompetitif. Dalam lingkungan bisnis yang dinamik maka perusahaan-perusahaan harus lebih peduli terhadap strategi yang telah dijalankan. Perusahaan terus berupaya merumuskan dan menyempurnakan strategi-strategi bisnis dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan juga memerlukan pertimbangan terbaik dalam membawa perusahaan menuju masa depan yang lebih baik. Pertimbangan terbaik hanya dapat dilakukan jika manajemen strategi dilaksanakan secara komprehensif. Dengan demikian perusahaan harus memiliki kompetensi agar dapat bertahan hidup dan mampu bersaing. Agar perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang di era globalisasi yang semakin kompetitif ini maka dibutuhkan suatu pengukuran kinerja yang lebih komprehensif. Perusahaan harus dapat menghubungkan antara strategi jangka panjang dan strategi jangka pendek serta melakukan perbaikan secara terus menerus untuk dapat memiliki keunggulan dalam bersaing.
1
Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan lain. Perubahan kondisi ekonomi dan sosial secara dinamis juga telah mengubah secara drastis perilaku dan sikap konsumen. Dengan demikian banyaknya pilihan produk dan jasa, konsumen memiliki ekspektasi yang lebih besar dari sebelumnya. Mereka tidak hanya mengharapkan produk dan jasa yang berkualitas tinggi, namun juga harga atas produk dan jasa yang terjangkau. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui efektif atau tidaknya strategi yang telah digunakan perusahaan selama ini adalah dengan cara mengukur kinerja perusahaan. Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan, karena selain berfungsi menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi pada periode yang lalu. (Srimindarti. 2004:2) Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajeman juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.
2
Metode penilaian kinerja menggunakan laporan keuangan memang cara termudah dalam menilai kinerja manajemen. Ukuran-ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak diperhatikan hal-hal lain di luar sisi finansial misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan (Kaplan, Norton,1996:234). Pengukuran kinerja yang hanya mengandalkan pada ukuran-ukuran keuangan tidaklah cukup dan faktanya dapat menjadi disfungsional karena beberapa alasan. Pertama, hal itu dapat mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang perusahaan. Kedua, manajer unit bisnis mungkin tidak mengambil tindakan yang berguna untuk jangka panjang, guna memperoleh laba jangka pendek. Ketiga, menggunakan laba jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi antara manajer unit bisnis dengan manajer senior. Keempat, pengendaliam keuangan yang ketat dapat memotivasi manajer untuk memanipulasi data (Anthony dan Govindarajan, 2005:171) Pengukuran kinerja perusahaan yang terlalu ditekankan pada sudut pandang finansial sering menghilangkan sudut pandang lain yang tentu saja tidak kalah pentingnya. Seperti, pengukuran kepuasan pelanggan dan proses adaptasi dalam suatu perubahan sehingga dalam suatu pengukuran kinerja, diperlukan suatu keseimbangan antara pengukuran kinerja finansial dan pengukuran kinerja non finansial. Keseimbangan antara pengukuran kinerja
3
finansial dan non finansial ini akan dapat membantu perusahaan dalam mengetahui dan mengevaluasi kinerja secara keseluruhan (Monika, 2000:23). Menilai kinerja perusahaan semata-mata dari sisi keuangan akan dapat menyesatkan, karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat dicapai dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. Dan sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka panjang. Untuk mengatasi kekurangan ini, maka diciptakan suatu metode pendekatan yang mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat aspek yaitu aspek keuangan, pelanggan, proses
bisnis
internal
serta
proses
belajar
dan
berkembang
(Mutasowifin,2002:245). Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan pengukuran aspek keuangan dengan aspek non keuangan yang secara umum dinamakan Balanced Scorecard. Dengan demikian metode balanced scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Serta menunjukkan bagaimana perusahaan menyempurnakan prestasi keuangannya (Amin Wijaya Tunggal, 2002:1) Pada tahun 1990, Kaplan dan Norton memperkenalkan suatu sistem pengukuran kinerja yang disebut dengan balance scorecard. Sejak tahun itu pula mereka mensponsori studi tentang “Pengukuran Kinerja Dalam
4
Organisasi Masa Depan”. Studi tersebut didorong oleh kesadaran bahwa pada waktu itu ukuran kinerja keuangan yang digunakan oleh semua perusahaan tidak memadai lagi. Balance scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif pada kinerja keuangan dan non keuangan. Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan diperlukan ukuran komprehensif yang mencakup empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Ukuran-ukuran tersebut disebut balance scorecard. Dengan demikian balance scorecard memiliki keistimewaan dalam cakupan pengukuran yang komprehensif yang mencakup perspektif keuangan dan perspektif non keuangan. Tujuan dan pengukuran dalam balance scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran keuangan dan non keuangan yang ada, melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha, misi dan strategi tersebut harus diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang lebih nyata (Teuku Mirza, 1997:14) Perusahaan dagang adalah bentuk organisasi yang bergerak dibidang jual-beli dan pendistribusian barang. Didalam organisasinya terdapat banyak aktivitas, yang diselenggarakan berbagai jenis profesi, baik profesi penjual, pembeli dan distributor (pengirim barang). Untuk dapat menjalankan fungsinya, diperlukan suatu sistem manajemen menyeluruh yang dimulai dari proses perencanaan strategik, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
5
Suatu perencanaan strategik dapat disebut baik apabila perencanaan tersebut dapat ditindaklanjuti secara praktis kedalam program-program operasional yang berorientasi kepada economic, equity, dan quality. Artinya perusahaan harus dikelola secara efektif dan efisien, melayani segala lapisan masyarakat dengan pelayanan yang berkualitas. “The BSC was designed to provide management with an overaching view of their organization’s overall performan in a relation to its goals. It does not focus on any one specific aspect of the organization, such as finances, but rather seeks to translate an organization’s strategic objectives into coherent set of performance measures while minimizing information overload. The scorecard provides a balanced view of the organization and the benefits and risk of strategic and operational decisions. This tool can also help staff and stakeholders, including the public, to better understand and organizations that adopted a BSC reported a number of benefits: alignment of the organization around its mission and strategies; facilitation, monitoring, and assessment of strategy implementation; a mechanism for communiocation and collaboration; Assignment of accountability for performance at all levels of the organization; Contual feedback on the strategy and opportunities for adjustment” (Woodward, Manuel, dan Guel, 2004:6) Teknik balanced scorecard kini mulai banyak mendapat perhatian praktisi maupun peneliti manajemen, padahal keempat perspektif dari balanced scorecard ini, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan adalah hal-hal
yang
konvensional dalam perusahaan. Ternyata, perhatian yang demikian itu tidak terlepas dari kemampuan teknologi informasi yang memasyarakat. Keempat perspektif menawarkan suatu keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan jangka pendek, yaitu hasil yang diinginkan, pemicu kinerja, dan tolok ukur. (Mulyadi, 2001:10) Penelitian sebelumnya tentang balanced scorescard banyak dilakukan oleh peneliti salah satunya dilakukan oleh Slamet Mulyono (2009) dengan 6
judul “analisis kinerja perusahaan dengan menggunakan metode balance scorecard” penelitian tersebut dilakukan pada Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, dengan tujuan untuk mengetahui bukti empiris tentang kinerja Rumah Sakit jika diukur dengan menggunakan metode balance scorecard. Hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati yang diukur dengan balance scorecard menunjukkan bahwa kinerja RSUP Fatmawati cukup baik dan diharapkan dapat lebih ditingkat lagi kinerjanya. Berdasarkan penelitian sebelumnya pada RSUP Fatmawati, maka ada keinginan untuk meneliti kinerja perusahaan dagang yang berlokasi di daerah Jakarta. Karena perusahaan dagang merupakan perusahaan yang mencakup akan empat perspektif seperti perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan, ditambah dengan perspektif pemasok barang (supplier). Dan menjadikan balance scorecard sebagai topik dalam penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Balance Scorecard Dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan”. (studi kasus pada PT BA Bangunan)
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalahnya adalah “bagaimanakah kinerja perusahaan jika dilihat dari penerapan balance scorecard yang mencakup perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal bisnis dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam dalam pengukuran kinerja perusahaan?”. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan jika dilihat dari penerapan balance scorecard yang mencakup perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal bisnis dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. 2. Manfaat penelitian a. Bagi Penulis. Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan dapat memberikan gambaran umum yang lebih jelas mengenai penerapan balance scorecard. Serta untuk memenuhi sebagian syaratsyarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Auditing, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Bagi perusahaan Diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perusahaan serta dapat lebih meningkatkan prestasi kinerja yang telah dicapai sebelumnya. c. Bagi pihak lain. Dijadikan bahan kepustakaan serta hasil penelitian ini sebagai suatu informasi bagi penelitian serupa atau peneliti-peneliti lain yang berkaitan dengan penelitian balance scorecard. Dan hasil penelitian sebagai dasar perumusan kebijakan bagi manajemen perusahaan sebagai landasan dalam perencanaan dan pengendalian kinerja di masa yang akan datang.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Pengukuran Kinerja 1. Pengertian Pengukuran Kinerja Penilaian pada intinya adalah ukuran nilai ekonomis pada suatu periode berdasarkan tingkat diskonto yang mencerminkan kinerja modal (Kuncoro, 2005:268). Mulyadi (2001:419) mendefinisikan penilaian kinerja sebagai penentu secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya di operasikan oleh sumber daya manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi. Pengukuran kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan tugas atau peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, pengukuran kinerja dalam sebuah perusahaan merupakan suatu proses umpan balik yang menyediakan informasi tentang seberapa baik kesesuaian suatu tindakan dengan rencana yang dibuat sebelumnya. Bagi setiap organisasi, penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang penting. Ukuran tersebut dapat sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu dan dapat dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi. 9
Jadi pengertian kinerja dapat disimpulkan sebagai suatu usaha formal yang dilaksanakan secara sistematik dalam mengevaluasi hasilhasil dari suatu aktivitas yang telah dilakukan atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam satu periode untuk mengetahui apakah hasilnya sudah sesuai dengan rencana atau menyimpang. 2. Tujuan Pengukuran Kinerja Tujuan pengukuran kinerja menurut Mulyadi (2001:416) adalah sebagai berikut: Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Pengukuran kinerja memperhatikan suatu hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan perusahaan dengan hasil yang telah dicapai perusahaan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan. Perencanaan
yang
berisi
strategi-strategi
yang
bertujuan
untuk
kelangsungan hidup perusahaan haruslah dapat diukur karena kita tidak dapat mengelola apapun dengan baik jika yang direncanakan tidak dapat diukur. Untuk menjaga agar perusahaan dapat terus bertahan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompetitif maka diperlukan suatu pengukuran kinerja yang merupakan alat bagi manajemen dalam mengevaluasi kerjanya untuk menilai berhasil atau tidaknya strategi yang telah ditetapkan.
10
Pengukuran kinerja yang ada harus dapat menggabungkan tujuan jangka panjang dengan tujuan jangka pendek perusahaan sehingga perusahaan memiliki pengukuran kinerja yang dapat mendorong perusahaan menjadi lebih baik dalam mencapai tujuan perusahaan. 3. Manfaat Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja dapat dimanfaatkan sebagai proses untuk mengidentifikasi bagian dalam organisasi yang memerlukan koreksi atau penyesuaian rencana dan pengendalian aktivititas masa yang akan datang. Menurut Mulyadi (2001:416), penilaian kinerja dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk: a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan karyawan seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
11
B. Sistem Pengukuran Kinerja Balance Scorecard Pada umumnya perusahaan menilai kinerja perusahaan dengan melihat pada aspek keuangan saja. Pengukuran kinerja yang hanya melihat dari sisi keuangan saja pada saat ini dinilai sudah tidak memadai lagi. Hal tersebut dikarenakan ketidakmampuan untuk mengukur harta tidak berwujud (Intangible Asset) dan harta intelektual (sumber daya manusia). Selain itu, aspek keuangan hanya mengukur kinerja masa lalu perusahaan dengan tujuan peningkatan laba jangka pendek dan cenderung mengabaikan tujuan jangka panjang perusahaan (Kusumastuti, 2006:3). 1. Sejarah Balance Scorecard Awalnya
balance
scorecard
digunakan
untuk
mengatasi
permasalahan mengenai kelemahan sistem pengukuran kinerja yang berfokus pada aspek keuangan, kemudian perkembangan perwujudannya. Balance scorecard digunakan tidak hanya sebagai alat pengukur kinerja tetapi berkembang sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategik. a. Sejarah awal Pada sebelum tahun 1990-an, pengukuran kinerja eksekutif diukur hanya berdasarkan perspektif keuangan. Akibatnya, perhatian utama dan usaha eksekutif lebih dipusatkan pada kinerja jangka pendek untuk mewujudkan kinerja keuangan, sehingga timbulnya kecenderungan untuk mengabaikan kinerja nonkeuangan seperti kepuasan customers, produktivitas, dan proses untuk menghasilkan 12
produk dan jasa, serta keberdayaan dan komitmen karyawan dalam menghasilkan produk dan jasa. Pada tahun 1990, Nolan Norton Institute bagian riset kantor akuntan publik KPMG di USA dipimpin oleh David P Norton mensponsori studi tentang “Pengukuran Kinerja dalam Organisasi Masa Depan” yang didorong kesadaran bahwa pengukuran kinerja keuangan tidak lagi memadai. Dari studi tersebut dihasilkan sebuah artikel “Balance Scorecard Measures That Drive Performance” dalam Harvard
Bussines
Review
(Januari-Februari
1992)
yang
menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan, diperlukan ukuran komprehensif yang mencakup empat perspektif:
keuangan,
customers,
proses
bisnis
intern
serta
pembelajaran dan pertumbuhan (Mulyadi, 2001). Ke empat ukuran ini disebut balance scorecard yang menyeimbangkan dan cukup komprehensif agar keberhasilan kinerja perusahaan sustainable (berjangka panjang). Gambaran singkat mengenai sejarah awal balance scorecard digunakan dalam organisasi dapat dilihat dari gambar 2.1 sebagai berikut:
13
Perumusan Strategi
Perencanaan Strategik
Penyusunan Program
Penyusunan Anggaran
Implementasi
Tahap awal perkembangan (1990-1992) sebagai pengukuran kinerja komprehensif
Pemantauan
Sumber : (Mulyadi, 2001. Alat manajemen kontemporer untuk pelipatganda kinerja keuangan perusahaan). Gambar 2.1 Peran awal Balance Scorecard
b. Perkembangan Balance
scorecard
pada
tahap
berikutnya
diperluas
penerapannya pada proses perencanaan strategik setelah keberhasilan pada tahun 1992. Kemudian mulai pertengahan tahun 1993, Renaissance Solutions Inc (RSI) sebuah perusahaan konsultasi yang dipimpin oleh David P Norton (semula CEO Nolan Norton Institute menerapkan pendekatan ini pada beberapa perusahaan kliennya yang sejak itu berkembang sebagai inti manajemen strategi (strategic management system)). Keberhasilan ini dilaporkan dalam suatu artikel di Harvard Bussiness Review (januari-februari 1996) yang berjudul “Using balance Scorecard as a Strategic Management System”. Pendekatan ini disamping digunakan untuk menghasilkan rencana 14
strategik yang komprehensif, juga digunakan untuk menghasilkan rencana yang koheren antara satu sasaran dengan yang memiliki hubungan sebab akibat (Mulyadi, 2001) seperti gambar dibawah ini: Perumusan Strategi
Perencanaan Strategik
(1993-1995) selanjutnya diterapkan untuk rencana strategik yang komprehensif dan koheren
Penyusunan Program
Penyusunan Anggaran
Implementasi
Pemantauan
Tahap awal perkembangan (1990-1992) sebagai pengukuran kinerja komprehensif
Sumber : (Mulyadi, 2001. Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan Gambar 2.2 Perkembangan Peran Balance Scorecard
c. Implementasi Pada Masa Kini Pada tahun 2000 pendekatan ini telah menjadi inti sistem manajemen strategik bagi seluruh personel perusahaan terutama perusahaan yang telah memanfaatkan secara intensif teknologi informasi dalam operasi bisnisnya. Dengan teknologi informasi, balance scorecard dikomunikasikan ke seluruh personel dan koordinasasi perwujudan berbagai sasaran strategik yang telah ditetapkan dapat dilakukan. 15
Jika pada awalnya pendekatan ini hanya dimanfaatkan untuk memperluas perspektif rencana strategik yang disusun, maka perkembangan yang terakhir ini sudah dimanfaatkan sebagai menghasilkan konsensus dari knowledge worker dalam menetapkan berbagai sasaran strategik yang akan mewujudkan visi oleh perusahaan, seperti gambar dibawah ini:
Perumusan Strategi
Untuk menafsirkan dampak hasil analisis lingkungan makro dan industri dan untuk analisis SWOT
Perencanaan Strategik
Penyusunan Program
Untuk menerjemahkan strategi ke dalam action plans yang komprehensif dan koheren
Penyusunan Anggaran
Implementasi
Pemantauan
Kerangka balance scorecard digunakan untuk pengukuran secara komprehensif kinerja personel
Sumber : (Mulyadi, 2001. Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan Gambar 2.3 Perkembangan Implementasi Masa Kini Peran Balance Scorecard
2. Konsep Balance Scorecard Balance scorecard digambarkan sebagai tombol-tombol dan indikator-indikator cockpit pesawat udara yang mengungkapkan mengenai ketinggian pesawat, temperatur udara, kecepatan atau posisi pesawat yang harus dipertimbangkan pilot untuk mengendalikan pesawat. Seorang pilot 16
harus mampu memproses informasi dari semua instrument dalam mengemudikan
pesawat
mereka.
Demikian
halnya
kompleksitas
mengelola perusahaan yang mengharuskan seorang manajer untuk mampu melihat secara seimbang faktor yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi secara keseluruhan. Balance scorecard terkonsep dari dua kata yaitu: Kartu skor (scorecard) dan berimbang (balance). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu ini digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan seseorang di masa depan. Melalui kartu skor ini, skor yang akan diwujudkan di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja yang sesungguhnya. Output perbandingan ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja personel. Berimbang berarti bahwa kinerja seseorang diukur secara berimbang dari dua aspek yakni keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Jadi, untuk mewujudkan skor di dalam kartu skor di masa depan, maka harus memperhatikan keseimbangan dalam pencapaian kinerja keuangan dan non keuangan, kinerja jangka pendek dan jangka panjang serta kinerja yang bersifat intern dan ekstern (Mulyadi, 2005:1 dalam Dhika Pratiwi 2007:13). Kaplan dan Norton menjelaskan inovasi balance scorecard sebagai berikut : “The balance scorecard retains traditional financial measures. But financial measures tell the story of past event, an adequate story industrial age companies for which investment in long term capabilities and customer relationship were not: critical for success. These financial 17
measures are an adequate, however, for guiding and create future value through investment in customers, suppliers, employees, processes, technology and innovation”. (Paul Averson, 2000) Balance scorecard tetap mempertahankan berbagai ukuran finansial tradisional. Akan tetapi ukuran finansial hanya menjelaskan berbagai peristiwa masa lalu yang cocok untuk perusahaan abad industri yang investasi dalam kapabilitas jangka panjang dan hubungan dengan pelanggan bukanlah faktor penting dalam mencapai keberhasilan, tetapi berbagi ukuran finansial tersebut tidak memadai untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan yang harus dilalui perusahaan abad informasi dalam menciptakan nilai masa depan melalui investasi yang ditanamkan pada pelanggan, pemasok, pekerja, proses, teknologi dan inovasi (Kaplan dan Norton, 2000:22). Balance scorecard menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberikan kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis. Selain itu, balance scorecard memuat seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu melalui ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Seperangkat ukuran itu tertuang dalam empat perspektif yang seimbang akan digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Keempat perspektif itu adalah perspektif finansial, perspektif pelanggan (customers), perspektif proses bisnis internasional serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learn and growth).
18
Balance scorecard memungkinkan perusahaan mencatat hasil kinerja finansial sekaligus memantau perjalanan kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan untuk pertumbuhan dimasa yang akan datang. Anthony dan Govin Darojan didalam Tangkilisan (2003:110), menyatakan bahwa penerapan balance scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja organisasi mendasarkan pada asumsi-asumsi: a. Ukuran-ukuran finansial yang berdiri sendiri tidak cukup untuk mengoperasikan sebuah organisasi. b. Perhatian yang khusus harus dilakukan pada pengembangan ukuranukuran non finansial. Balance scorecard tidak hanya sebagai sistem pengukuran atau operasional saja, tetapi perusahaan yang inovatif menggunakannya sebagai sebuah sistem manajemen strategik untuk mengelola strategi jangka panjang. Perusahaan menggunakan sebagai fokus pengukuran untuk menghasilkan berbagai proses manajemen yaitu: a. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi. Proses scorecard dimulai
dengan
tim
manajemen
senior
yang
bersama-sama
menerjemahkan strategi unit bisnis ke dalam berbagai tujuan strategis yang spesifik sehingga visi dan misi dari perusahaan dapat diperjelas dalam strategi dan menghasilkan konsensus atau kesatuan pemahaman didalam kelompok eksekutif senior untuk pengembangan balance scorecard. Tujuan scorecard menjadi tanggungjawab tim manajemen sebagai kerangka kerja serangkaian proses manajemen. 19
b. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis. Scorecard memberikan dasar untuk mengkomunikasikan strategi unit bisnis dan mendidik para eksekutif untuk berkomitmen dalam dialog tidak hanya mengenai sasaran finansial jangka pendek tetapi juga perumusan dan pelaksanaan strategi yang menghasilkan terobosan kinerja masa depan. c. Merencanakan, menetapkan sasaran dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis. Balance scorecard digunakan untuk menetapkan sasaran, memadukan inisiatif strategis, mengalokasikan sumber daya dan menetapkan tonggak-tonggak penting. Perencanaan dan proses manajemen penetapan sasaran memungkinkan perusahaan untuk: 1. Mengukur hasil jangka panjang yang ingin dicapai. 2. Mengidentifikasi mekanisme dan mengusahakan sumber daya untuk mencapai hasil tersebut. 3. Menetapkan tonggak-tonggak jangka pendek bagi ukuran finansial dan non finansial scorecard. d. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis. Scorecard mengartikulasikan visi bersama, memberikan umpan balik strategis dan memfasilitasi tinjauan ulang dan pembelajaran strategi (gambar 2.4). Balance scorecard menerjemahkan misi dan strategi kedalam berbagai tujuan dan ukuran yang tersusun pada empat perspektif: finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Scorecard memberikan kerangka kerja, bahasa untuk 20
mengkomunikasikan misi dan strategi dan menggunakan pengukuran untuk memberikan informasi kepada pekerja tentang faktor yang mendorong keberhasilan saat ini dan yang akan datang (Kaplan dan Norton, 2000:11). Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi: Memperjelas visi Menghasilkan konsensus
Mengkomunikasikan dan menghubungkan: Mengkomunika -sikan dan mendidik Menetapkan tujuan Mengaitkan imbalan dengan ukuran kinerja tonggak
Balance Scorecard
Merencanakan dan menetapkan sasaran: Menetapkan sasaran Memadukan inisiatif strategis Mengalokasikan sumber daya Menetapkan tonggaktonggak penting
Umpan balik dan pembelajaran strategis: Mengartikulasikan visi bersama Memberikan umpan balik strategis Memfasilitasi tinjauan ulang dan pembelajaran strategi
Sumber : (Kaplan dan Norton, 2000. “Using Balance Scorecard as a strategic Management system”.) Gambar 2.4 Balance Scorecard Sebagai Suatu Kerangka Kerja Tindakan Strategis
21
3. Pengertian Balance Scorecard Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000), definisi balance Scorecard adalah: Balance scorecard adalah suatu kerangka kerja baru yang mengintegrasikan separangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran kinerja masa depan. Kinerja perusahaan diukur dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Mulyadi dan Johny Setyawan (2001) dalam bukunya yang berjudul sistem perencanaan dan pengendalian manajemen, mendefinisikan balance scorecard sebagai berikut: Balance scorecard adalah sekumpulan ukuran kinerja yang mencakup empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Balance scorecard berarti bahwa dalam pengukuran kinerja harus terdapat keseimbangan antara keuangan dan non keuangan. Sementara, Anthony, Banker, Kaplan dan Young (1997) dalam Sony Yuwono (2006:8) mendefinisikan balance scorecard adalah: Pengukuran dan pengaturan sistem yang memperlihatkan kinerja unit bisnis berdasarkan empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, proses pembelajaran dan pertumbuhan. Pengertian-pengertian Balance scorecard diatas, maka dapat disimpulkan balance scorecard mengintegrasikan seperangkat ukuran yang memberikan pemahaman tentang kinerja bisnis secara komprehensif yang meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Proses pengendalian manajemen, balance scorecard merupakan salah satu model sistem pengukuran kinerja yang memerlukan penetapan 22
lebih duhulu sasaran-sasaran unit bisnis dan kemudian mengukur dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Metodologi balance scorecard dibangun berdasarkan konsep manajemen yang pernah ada seperti sebelumnya seperti: Total Quality Management (TQM) Customer Defined Quality, Continous Improvement, Employee Empowerment dan paling penting Measurement Based Management and Feedback (Amin, Widjaya Tunggal, 2009:324). Pengukuran kinerja yang komprehensif dalam perspektif keuangan dan non keuangan dapat disusun dengan langkah-langkah penetapan strategi, penetapan ukuran strategi, implemantasi strategi, dan review ukuran dan hasil-hasil pengukurannya secara integrasi. Sebagai suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif, balance scorecard dimaksudkan untuk menjawab empat pertanyaan pokok berikut ini: 1. Bagaimana pemegang saham memandang perusahaan? (perspektif keuangan) 2. Bagaimana pandangan pelanggan terhadap perusahaan? (perspektif pelanggan) 3. Apa yang menjadi unggulan perusahaan dan proses bisnis apa yang ditingkatkan atau diperbaiki? (perspektif proses bisnis internal)
23
4. Apakah perusahaan dapat meningkatkan dan menciptakan value bagi customers secara kesinambungan? (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan) Model balance scorecard memperagakan hubungan sebab akibat antara sasaran keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan secara berjenjang sebagai ukuran kinerjanya. Cara yang baik dalam melayani konsumen dapat meningkatkan pelayanan dan mengurangi tingkat kesalahan dalam pelayanan. Peningkatan kepercayaan pelanggan, dan pada akhirnya pencapaian sasaran tersebut akan mendorong peningkatan pendapatan, dan menghasilkan peningkatan laba. Dengan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan maka balance scorecard dapat diterapkan pada berbagai perusahaan, baik milik swasta maupun perusahaan milik negara, perusahaan yang berorientasi memperoleh laba (nirlaba) karena empat perspektif tersebut sudah mencakup perspektif yang dibutuhkan untuk menilai kinerja organisasi. Balance scorecard hanya akan efektif dan memberikan manfaat pada perusahaan yang mempunyai visi jauh kedepan karena penerapan perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan harus ditunjang dengan investasi yang tidak murah dan tidak dapat dipenuhi dalam satu periode akuntansi. 24
4. Komponen-komponen Balance Scorecard Konsep balance scorecard membagi pengukuran kinerja dalam perspektif keuangan dan persektif non keuangan. Balance scorecard terdiri dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
proses
bisnis
internal,
perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan. Keempat perspektif tersebut saling menyeimbangkan antara satu dengan lainnya guna memaksimalkan pencapaian tujuan perusahaan. a. Perspektif Keuangan Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam balance scorecard karena ukuran finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang diambil. Perspektif keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Menurut Kaplan dan Norton (2000:48), ukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi, sasaran strategic, inisiatif strategic dan implementasinya mampu memberikan kontribusi dalam menghasilkan laba bagi perusahaan, kemudian mengidentifikasikan tiga tahapan dari siklus kehidupan bisnis yaitu pertumbuhan (growth), bertahan (sustain stage) dan menuai (harvest) yang akan dijabarkan berikut ini: 1. Tahapan Pertumbuhan (Growth) Tahapan ini merupakan tahap awal dari siklus kehidupan perusahaan. Perusahaan-perusahaan pada tahap ini menghasilkan 25
produk atau jasa yang memiliki potensi pertumbuhan. Untuk memanfaatkan potensi ini perusahaan harus melibatkan sumber daya
yang
cukup
banyak
untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan berbagai produk atau jasa, membangun dan memperluas fasilitas produksi, dan sebagainya. Tujuan finansial pada tahap pertumbuhan adalah persentase tingkat pertumbuhan pandapatan dan petumbuhan penjualan. 2. Tahapan Bertahan (Sustain stage) Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan berupaya sekuat tenaga untuk mempertahankan pangsa pasar yang dimilikinya. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian investasi yang dilakukan. 3. Tahapan Panen (harvest) Sebagian bisnis akan mencapai tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya, tahap dimana perusahaan ingin menuai investasi yang dibuat pada tahap sebelumnya. Perhatian dipusatkan pada upaya meningkatkan efisiensi untuk memaksimumkan arus kas masuk dari kegiatan operasi perusahaan dan tingkat penurunan kebutuhan modal kerja.
26
Selain itu, dalam perspektif ini scorecard memungkinkan para eksekutif senior untuk menetapkan bukan hanya ukuran mengevaluasi keberhasilan jangka panjang tetapi juga variabel yang dianggap paling penting untuk menciptakan dan mendorong tercapainya tujuan jangka panjang. Setiap ukuran yang dipilih harus menjadi hubungan sebab akibat yang berakhir pada tujuan finansial. Pada umumnya ukuranukuran yang dipakai adalah rasio-rasio keuangan (Ahmad Rodoni dan Herni Ali HT, 2010:178) seperti dibawah ini: 1. Rasio Likuiditas Likuiditas adalah jumlah dana tunai yang diperlukan perusahaan untuk membiayai pengeluarannya dan biasanya sangat tergantung pada sifat bisnis perusahaan tersebut. Rasio likuiditas disebut juga dengan current ratio dengan rumus: CACL =
Aktiva Lancar . Kewajiban lancar
2. Rasio Leverage Rasio financial leverage adalah alat dalam mempertimbangkan kemungkinan kelalaian perusahaan pada kontrak hutang. Semakin tinggi hutang perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya. Rasio ini disebut juga rasio utang atau debt ratio (Keown et.al, 2001) dapat dihitung dengan cara berikut: TLTA =
Total Kewajiban . x 100 % Total Aktiva 27
3. Rasio Profit Margin Ratio profit margin mengukur tingkat efektifitas manajemen perusahaan yang tercermin dari hasil yang dicapai perusahaan dalam penjualan investasi yang dilakukan perusahaan. Rasio yang dipakai adalah operating profit margin yaitu rasio yang menunjukkan besarnya laba hasil operasi (sesudah semua biaya dan pengeluaran dikurangi kecuali bunga dan pajak) yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan bersih. Operating profit margin dapat dirumuskan sebagai berikut: Operating Profit Margin = Operating Income . Net Sales 4. Rasio Profitabilitas Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai faktor pendorong dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka panjang, perusahaan menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya sehingga mampu membayar kewajibannya. Kerugian terus menerus akan segera memperburuk solvabilitas perusahaan dan apabila perusahaan akan memperluas usahanya, perusahaan memerlukan retained earning untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka pendek, kerugian segera akan menurunkan likuiditas perusahaan.
Lebih
mempengaruhi
lanjut,
kemampuan
profitabilitas perusahaan
perusahaan untuk
akan
mendapatkan
pembiayaan dari luar.
28
a. Laba bersih terhadap penjualan (Net Income/Sales) Rasio ini biasanya disebut “margin laba” atas penjualan (profit margin on sales) Weston dan Copeland, 2003), rasio ini menunjukkan sebaik apakah pengelolaan biaya operasi, apakah perusahaan telah menghasilkan banyak penjualan untuk menutup biaya tetap dan masih menyisakan laba yang layak (Gill dan Chatton, 2003). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: NIS =
Laba Bersih Penjualan
x 100 %
b. Laba bersih terhadap total aktiva (Net Income/Total Assets) Rasio ini mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan (Weston dan Copeland, 2003). Dengan rumusnya : NITA = Laba bersih Total Aktiva
x 100 %
5. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas menunjukkan seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya (harta atau modal) yang dimilikinya. Penggunaan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan penjualan.
Sebaliknya
jika
rendah
maka
menandakan
ketidakefektifan perusahaan menggunakan sumber daya, sehingga dapat dikatakan kinerja perusahaan rendah. Rasio efektivitas yang dipakai adalah Total Asset Turn-Over Ratio yaitu rasio yang 29
mengukur efisiensi penggunaan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Yang rumusnya : Total Assets Turn-Over Ratio =
Sales . Total Asset
b. Perspektif Pelanggan Konsumen
merupakan
pihak
luar
yang
setiap
saat
menggunakan produk atau jasa sebuah perusahaan. Untuk memelihara konsumen sebagai pelanggan maka berbagai langkah strategis dapat dilakukan. Keberadaan perusahaan adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen (customers). Konsumen menjadi sangat penting karena tidak ada perusahaan yang bisa bertahan hidup jika ditinggalkan oleh konsumennya. Dalam perspektif pelanggan, balance scorecard melihat bahwa aspek pelanggan memainkan peranan penting dalam kehidupan perusahaan. Dalam perspektif ini, kinerja diukur dari apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan para pelanggan menjadi hal yang penting dalam perspektif ini (Kaplan dan Norton, 2000:58). Customer akan merasa puas jika mereka mendapatkan produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan mereka pada waktu yang tepat dan pada harga yang dipandang memadai bagi customer. Perusahaan diharapkan mampu membuat segmentasi pasar dan ditentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk dijadikan sasaran sesuai dengan kemampuan sumber daya dan rencana jangka 30
panjang perusahaan. Dalam perspektif pelanggan terdapat dua kelompok perusahaan yaitu kelompok perusahaan inti pelanggan (Customer Core Measurement Group) dan kelompok pengukur nilai konsumen (Customer Value Measurement Group) (Kaplan dan Norton, 2000:58). Kelompok perusahaan itu akan dijelaskan berikut ini: 1. Customer Core Measurement Group Customer Core Measurement Group memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu market share (pangsa pasar), customer retention (retensi pelanggan), customer acquisition (akuisisi pelanggan), customer satisfaction (kepuasan pelanggan), dan customer profitability (profitabilitas pelanggan). Dan terdapat keterkaitan kelima ukuran tersebut digambarkan pada gambar 2.5 sebagai berikut: pangsa pasar
Akuisisi pelanggan
profitabilitas pelanggan
Retensi pelanggan
kepuasan pelanggan Gambar 2.5 Ukuran Utama Perspektif Pelanggan
31
a) Market Share (pangsa pasar) Menggambarkan proporsi bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis dipasar tertentu (dalam bentuk pelanggan, uang yang dibelanjakan atau satuan volume yang terjual). b) Customer Retention (retensi pelanggan) Cara yang umumnya disukai untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar dalam segmen pelanggan diawali dengan mempertahankan pelanggan yang ada disegmen tersebut dan selain itu perusahaan menginginkan dapat mengukur loyalitas pelanggan melalui persentase pertumbuhan bisnis dengan pelanggan yang ada saat ini. c) Customer Acquisition (akuisisi pelanggan) Mengukur dalam bentuk relatif atau absolut keberhasilan unit bisnis menarik atau memenangkan pelanggan dengan cara banyaknya jumlah pelanggan baru di segmen yang ada. d) Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan) Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan produk atau jasa. e) Customer Profitability (profitabilitas pelanggan) Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut. 32
2. Customer Value Measurement Group Customer Value Measurement Group menggambarkan atribut yang disajikan perusahaan dalam produk atau jasa yang dijual untuk mencapai tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen. Atribut yang disajikan perusahaan dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu: a) Product or Services Attributes Product or services attributes meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas. Dalam hal ini, preferensi konsumen berbeda-beda, ada konsumen yang mengutamakan fungsi dari produk dan harga yang murah. b) Customer relationship Dimensi ini mencakup penyampaian produk atau jasa kepada pelanggan yang meliputi dimensi waktu tanggap dan penyerahan serta bagaimana perasaan pelanggan setelah membeli produk atau jasa dari perusahaan yang bersangkutan. c) Image and Reputation Image and reputation menggambarkan faktor-faktor tidak berwujud (intangible) yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. c. Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif proses bisnis internal mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan pelanggan dan keuangan. 33
Dalam perspektif ini kinerja perusahaan diukur dari bagaimana perusahaan dapat memproduksi produk atau jasa secara efektif dan efisien. Aktivitas penciptaan nilai perusahaan terangkai dalam suatu rantai nilai yang dimulai dari proses perolehan bahan baku sampai penyampaian produk atau jasa ke konsumen. Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000:83) membagi proses bisnis internal menjadi tiga, yaitu : inovasi, operasi, dan layanan purna jual. 1. Proses Inovasi Dalam proses inovasi, perusahaan mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan para pelanggan di masa kini dan masa yang akan datang dan menciptakan produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan
pelanggan
(Kaplan
dan
Norton,
1996
dalam
Darmawan Wibisono, 2006:110). Tolok ukur yang bisa dipakai pada tahapan ini diantaranya persentase penjualan produk baru, banyaknya produk baru yang dikembangkan, dan waktu mengembangkan produk. 2. Proses Operasi Proses operasi adalah proses menghasilkan dan menyampaikan produk atau jasa kepada pelanggan. Tahap operasi merupakan tahapan aksi dimana perusahaan secara nyata berupaya untuk memberikan solusi kepada pelanggan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Tujuannya yaitu peningkatan kualitas proses, 34
peningkatan efisiensi proses, dan penurunan waktu proses. 3. Proses Pelayanan Purna Jual Proses pelayanan purna jual adalah jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produk atau jasa. Kegiatan layanan purna jual meliputi penanganan garansi, layanan pemeliharaan produk, layanan perbaikan produk rusak (reparasi). d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif ini mengidentifikasi penyediaan infrastruktur untuk mendukung pencapaian dari tiga perspektif lainnya. Tujuannya adalah terwujudnya
keunggulan
jangka
panjang
perusahaan
dalam
lingkungan bisnis global melalui pengembangan potensi sumber daya manusia. Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton, 2000:110), perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terdiri dari: 1. Kemampuan Pegawai Kemampuan perusahaan sangat ditentukan oleh kompetensi dan komitmen sumber daya manusia. Oleh karena itu, manajemen perlu meningkatkan kemampuan pegawai. Tolok ukur yang dipakai dalam employee capabilities adalah kepuasan karyawan, loyalitas karyawan, dan produktivitas karyawan. 2. Kemampuan Sistem Informasi Kemampuan sistem informasi dapat ditingkatkan lagi dengan memberikan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu pada karyawan sehingga mereka dapat memperbaiki proses dan secara 35
efektif melaksanakan proses baru. Tolok ukur kinerja ini bisa berupa tersedianya informasi dibandingkan dengan harapan kebutuhannya, persentase karyawan yang bisa mengakses informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas. 3. Motivasi, Pemberdayaan, dan Pensejajaran Pegawai seharusnya tidak hanya memiliki keahlian yang diperlukan, namun juga memiliki kebebasan, motivasi, dan inisiatif untuk menggunakan keahlian tersebut secara efektif. 5. Perbedaan Balance Scorecard Dengan Sistem Pengukuran Tradisional Ukuran kinerja tradisional merupakan suatu pendekatan kontrol kinerja organisasi 50 tahun lebuh menekankan pada action oriented yang memacu pada labour sebagai sebagian penting dalam biaya produksi. Ukuran ini mempunyai keterbatasan salah satunya seperti perencanaan, pengembangan sumber daya bukan merupakan bagian proses tujuan dan sering kali manipulasi terhadap kinerja yang bernilai subyektif. Disamping itu
ukuran
kinerja
lebih
merupakan
faktor
manajemen
memberdayakan bawahannya untuk mencapai tujuan
dalam
kinerja masing-
masing (Tangkilisan, 2003:114). Manajemen tradisional hanya berfokus pada sasaran-sasaran yang bersifat keuangan, sedangkan balance scorecard mencakup perspektif yang lebih luas: keuangan, pelanggan, proses bisnis dan intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Sasaran didalam tradisional tidak koheren satu dengan lainnya seperti balance scorecard. Disamping itu, 36
karakteristik keterukuran dan seimbang tidak dimiliki oleh sistem tradisional (Mulyadi, 2001:8). 6. Keunggulan Balance Scorecard Seperti yang diuraikan diatas bahwa perbedaan dengan sistem tradisional adalah tidak adanya karakteristik strategik, komprehensif, koheren, seimbang, terukur, adaptif dan responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis serta focus terhadap tujuan perusahaan seperti yang dimiliki balance scorecard. Maka dapat disimpulkan dari perbedaan tersebut merupakan kelebihan balance scorecard seperti berikut (Suwardi Luis, 2008:48): a. Strategik. Balance scorecard tidak hanya menuntut personel untuk merumuskan sasaran yang bersifat strategik dalam tahap perencanaan strategik tetapi juga untuk mencari inisiatif-inisiatif strategik dalam mewujudkan sasaran-sasaran strategik yang telah ditetapkan. b. Komprehensif. Balance scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak hanya pada aspek kuantitatif saja, tetapi juga pada aspek kualitatif. Aspek finansial dilengkapi dengan aspek customer, inovasi dan market development merupakan fokus pengukuran integral. Keempat perspektif menyediakan keseimbangan antara pengukuran eksternal seperti laba pada pengukuran internal seperti pengembangan produk baru. Keseimbangan ini menunjukkan trade off yang dilakukan oleh manajer terhadap ukuran-ukuran tersebut mendorong manajer untuk mencapai tujuan tanpa membuat trade off diantara 37
kunci-kunci sukses tersebut melalui empat perspektif balance scorecard mampu memandang berbagai faktor lingkungan secara menyeluruh. Selain itu, dari aspek kualitatif tersebut menghasilkan manfaat seperti dibawah ini : 1) Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipatganda dan berjangka panjang 2) Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks. c. Koheren. Didalam menghasilkan perencanaan strategik diantara berbagai sasaran diperlukannya suatu personel untuk membangun hubungan sebab akibat (causal relationship). Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Koheren berarti adanya hubungan sebab akibat antara keluaran yang dihasilkan sistem perumusan strategik dengan keluaran dari sistem perencanaan strategik. Sasaran strategik yang dirumuskan dalam sistem perencanaan strategik merupakan penerjemahan visi, tujuan dan strategi yang dihasilkan perumusan strategik. d. Seimbang. Untuk menghasilkan kinerja keuangan jangka panjang diperlukannya keseimbangan dalam sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Seimbang berarti adanya keseimbangan pemusatan antara intern dan ektern, pemusatan proses (process 38
centric) dan orang (people centric) yakni pemusatan yang seimbang diantara keempat perspektif. e. Terukur. Balance scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang tidak mudah diukur: pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan dengan menentukan ukurannya agar dapat dikelola sehingga dapat diwujudkan. Hasil dari perencanaan strategik berupa keterukuran sasaran strategik memungkinkan ketercapaian berbagai sasaran strategik dari perencanaan sistem tersebut (Mulyadi, 2001:18-24). f. Adaptif dan Responsif terhadap Perubahan Lingkungan Bisnis. Pengukuran pada aspek keuangan tradisional melaporkan kejadian masa lalu tanpa menunjukkan cara meningkatkan kinerja masa depan. Aspek customer, inovasi dan pengembangan, learning memberikan pedoman terhadap customer yang selalu berubah preferensinya. g. Fokus terhadap Tujuan Perusahaan. Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada setiap perspektif adalah Barbara Gunawan (2000) dalam Alicia (2009): 1) Perspektif keuangan, terwujudnya tanggungjawab ekonomi melalui penerapan pengetahuan manajemen dalam pengolahan bisnis dan peningkatan produktivitas yang dikuasai personil. 2) Perspektif pelanggan, terwujudnya tanggungjawab sosial sehingga perusahaan dikenal secara luas sebagai perusahaan yang akrab dengan lingkungan. 39
3) Perspektif proses bisnis internal, terwujudnya pelipatgandaan kinerja seluruh personil perusahaan melalui implementasi. 4) Perpektif pembelajaran dan pertumbuhan, terwujudnya keunggulan jangka panjang perusahaan lingkungan bisnis global melalui pengembangan dan pemfokusan potensi sumber daya manusia. 7. Faktor-faktor Pemacu Penggunaan Balance Scorecard Adanya kemajuan zaman dan teknologi menimbulkan banyak persaingan yang menuntut perusahana untuk bertahan dan meningkatkan kinerjanya. Faktor diatas merupakan contoh sederhana kebutuhan pengimplementasian balance scorecard, dibawah ini diuraikan oleh Mulyadi (2001:24-27) faktor-faktor pemacu lainnya sebagai berikut: a. Lingkungan bisnis yang dimasuki perusahaan sangat kompetitif dan turbulen. Lingkungan seperti ini menuntut perusahaan untuk: 1) Membangun keunggulan kompetitif melalui distinctive capability. 2) Membangun dan secara berkelanjutan memutakhirkan peta perjalanan untuk mewujudkan masa depan perusahaan. 3) Menempuh langkah-langkah strategik dalam membangun masa depan perusahaan. 4) Mengerahkan dan memusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh personel dalam membangun masa depan perusahaan. b. Sistem manajemen yang digunakan oleh perusahaan tidak tepat dengan
lingkungan
bisnis
yang
dimasuki
oleh
perusahaan.
Karakteristik keadaan diatas seperti dibawah ini : 40
1) Sistem manajemen yang digunakan hanya mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencanaan masa depan perusahaan. 2) Tidak terdapat kekoherenan antara rencanan jangka panjang dengan rencana jangka pendek dan implementasiannya. 3) Sistem manajemen yang digunakan tidak mengikutsertakan secara optimum seluruh personel dalam membangun masa depan perusahaan. 8. Hubungan Antara Ukuran-ukuran Balance Scorecard dan Strategi Perusahaan Evan Jaelani (2009) mengatakan bahwa balance scorecard merupakan konsep yang digunakan untuk mengukur suatu kinerja yang ada dalam suatu perusahaan baik itu jasa maupun produksi atau manufaktur dengan melihat empat perspektif dan kinerja yang ditunjukkan oleh perusahaan tersebut. Sedangkan Riri Satria (2009) berpendapat bahwa balance scorecard yang dibangun harus mencerminkan sinergi antar unit bisnis dan mengimplementasikan value system yang dianut pada tingkat korporat. Seperti
yang
telah
diungkapkan
bahwa
pendekatan
ini
menyelaraskan balance scorecard dengan strategi perusahaan, sehingga Kaplan dan Norton (2000) memberikan tiga prinsip yang memungkinkan pendekatan ini untuk dikaitkan dengan strategi perusahaan sebagai berikut:
41
a. Hubungan sebab-akibat. Sebuah strategi adalah sekumpulan hipotesis tentang hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat dapat dinyatakan dengan suatu urutan pernyataan jika-maka (if-then). Sistem pengukuran harus mengidentifikasikan dan membuat eksplisit urutan hipotesis-hipotesis tentang hubungan sebab akibat antara ukuran hasil dengan faktor pendorong kinerjanya, misalnya keterkaitan antara meningkatnya aktivitas pelatihan penjualan kepada para tenaga penjual dengan peningkatan keuntungan melalui efektifitas penjualan sebagai akibat dari pelatihan tersebut. b. Hasil dan faktor pendorong kinerja. Faktor pendorong kinerja, lead indicator adalah faktor-faktor yang khusus yang terdapat pada unit bisnis tertentu. Faktor ini mencerminkan keunikan dari strategi unit bisnis misalnya faktor pendorong finansial dari profitabilitas, segmen pasar yang dipilih unit bisnis dan lain-lain. Balance scorecard yang baik seharusnya memiliki campuran yang tepat dari ukuran hasil (logging indicator) dan faktor pendorong kinerja (leading indicator) yang telah disesuaikan kepada strategi unit bisnis. Ukuran hasil tanpa faktor pendorong kinerja tidak akan mengkomunikasikan bagaimana hasil tersebut dicapai. c. Keterkaitan dengan masalah financial. Berdasarkan kesaksian para pemenang pengusaha sukses menyatakan bahwa dari berbagai masalah finansial yang dihadapi dibutuhkan keterkaitan operasional dengan keberhasilan ekonomis perusahaan yang berarti tujuan 42
peningkatan kinerja unit bisnis akan tercapai bila finansial ditetapkan sebagai tujuan akhir itu sendiri. 9. Faktor-faktor Kendala Dalam Proses Penerapan Balance Scorecard Menurut Kaplan dan Norton (2000:167) bahwa para manajer perusahaan telah menemukan bahwa scorecard memungkinkan mereka menjembatani kesenjangan yang ada didalam perusahaan akan tetapi adanya ketidakterikatan yang mendasar antara pengembangan dan perumusan strategi dengan pelaksanaannya disebabkan oleh hambatanhambatan sistem manajemen tradisional yang digunakan perusahaan untuk menentukan dan mengkomunikasikan strategi dan arah yang akan ditempuh perusahaan, mengalokasikan sumber daya, menentukan tujuan dan arah bagi departemen, tim dan perorangan, serta memberikan umpan balik. Hambatan-hambatan itu adalah: a. Visi dan Strategi tidak “Actionable”. Hambatan ini terjadi karena pada saat pelaksanaan strategi perusahaan tidak mampu menerjemahkan visi dan strateginya ke dalam istilah yang dapat dipahami dan ditindaklanjuti atau tidak adanya konsensus yang tercipta dari kurang pemahaman arti visi dan misi mereka. b. Strategi Tidak Terkait Dengan Tujuan Departemen, Tim dan Perorangan. Hambatan kedua ini muncul ketika kebutuhan jangka panjang strategi unit bisnis tidak diterjemahkan ke dalam tujuan departemen, tim dan perorangan. Hambatan ini mungkin muncul akibat kegagalan para manajer sumber daya manusia untuk 43
memfasilitasi keselarasan tujuan perorangan dan tim dengan tujuan secara keseluruhan. c. Strategi Tidak Terkait Dengan Alokasi Sumber daya jangka panjang kegagalan untuk mengaitkan program aksi dan alokasi sumber daya dengan prioritas strategi jangka panjang perusahaan terjadi karena banyak perusahaan memiliki pusat yang terpisah antara perencanaan strategis jangka panjang dan anggaran belanja jangka pendek (tahunan) yang berakibat pendanaan dan alokasi modal sering kali tidak selaras prioritas-prioritas strategis. d. Umpan Balik yang Statis Bukan Strategis. Hambatan terakhir ini Karena kurangnya umpan balik tentang pelaksanaan dan keberhasilan strategi. Sebagian besar sistem manajemen hanya menyediakan umpan balik mengenai kinerja operasional jangka pendek dan umpan balik pada ukuran keuangan yang biasanya merupakan perbandingan hasil sesungguhnya dengan anggaran belanja bulanan atau kuartalan. Manfaat penting dari balance scorecard sebagai sistem manajemen strategis timbul pada saat perusahaan melakukan tinjauan strategis regular, bukan sekedar tinjauan operasional.
44
C. Kerangka Pemikiran Untuk memudahkan penelitian, maka akan digambarkan dalam kerangka pemikiran seperti gambar 2.6 dibawah ini : Analisis Balance Scorecard dan Sistem Pengendalian Intern Dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. BA Bangunan)
PERUMUSAN MASALAH Balance Scorecard
Perpektif Keuangan
Perspektif Pelanggan
Perpektif Proses Bisnis Internal
Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan
Laporan Keuangan Perusahaan
Kepuasan Pelanggan dan Supplier (APJ, CP, HDP)
Inovasi, Operasi dan Pelayanan Purna Jual
Kepuasan Karyawan (KK, KSI, MPK)
PENGUMPULAN DATA
DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
ANALISIS DATA
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran
45
D. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Alat Peneliti
Judul
Perbedaan
Hasil
Persamaan Analisis
Wihda Farhana (2009)
Analisis Objek Kinerja yang Perusahaan diteliti Dengan pada bank Menggunakan rakyat Metode indonesia Balance Scorecard (studi kasus pada Bank Rakyat Indonesia, Tbk) Slamet Analisis Objek Mulyono pengukuran yang (2009) kinerja dengan diteliti pendekatan pada balance rumah scorecard sakit (studi kasus umum pada rumah pusat sakit umum fatmawati pusat fatmawati) Ismadja Analisis Objek Toengkagi pengukuran yang (2006) kinerja diteliti perusahaan pada PT. dengan Bursa pendekatan Berjangka balance Jakarta scorecard (Studi kasus pada PT. Bursa Berjangka Jakarta) Tabel 2.1 berlanjut ke halaman selanjutnya
Meneliti dengan mengguna kan metode balance scorecard
Metode deskriptif
Meneliti dengan mengguna kan metode balance scorecard
Metode deskriptif kuantitatif
Meneliti dengan mengguna kan metode balance scorecard
Metode deskriptif
Uji Validitas dan Reabilitas
Uji Validitas dan Reabilitas
Uji Validitas dan Reabilitas
Kinerja pada bank rakyat indonesia, tbk dapat dinilai bahwa kinerja perusahaannya dinyatakan baik
Kinerja pada RSUP Fatmawati cukup baik dan diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi.
Kinerja PT. BBJ secara keseluruhan selama 4 tahun yaitu tahun 2001 sampai dengan 2004 berada pada kualifikasi kinerja sangat baik.
46
Lanjutan Tabel 2.1 dari halaman sebelumnya Alat Peneliti
Judul
Perbedaan
Persamaan
Hasil analisis
Arif Junaedi (2001)
Riyanto (2000)
Analisis pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan balance scorecard (Studi kasus pada PT Gas Negara (Persero)) Analisis pengukuran kinerja dan persepsi terhadapp pertumbuhan pembelajaran, bisnis internal, pelanggan dan keuangan dengan pendekatan balance scorecard
Objek yang diteliti pada PT Gas Negara (Persero)
Meneliti dengan mengguna kan metode balance scorecard
Metode deskriptif
Objek yang diteliti pada PAM JAYA periode 1996-1997
Meneliti dengan mengguna kan metode balance scorecard
Metode deskriptif
Uji Validitas dan Reabilitas
Uji Validitas dan Reabilitas
Dengan BSC memberikan gambaran secara menyeluruh, sehingga mencerminkan kondisi kinerja perusahaan yang mendekati kenyataan. Aspek bisnis internal pegawai terhadap kinerja PAM JAYA lebih banyak yang tidak puas. Aspek pelanggan menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh masih dibawah harapan pelanggan. aspek keuangan menunjukkan bahwa untuk tingkat keakuratan 07 adalah sehat
Tabel 2.1 berlanjut ke halaman selanjutnya
47
Lanjutan Tabel 2.1 dari halaman sebelumnya Alat Peneliti
Judul
Perbedaan
Persamaan
Hasil analisis
Mimiyati dan Andriyani
Analisis pengukuran kinerja dengan balance scorecard
Objek yang diteliti pada PT. BPR Puji Raharja
Meneliti dengan mengguna kan metode balance scorecard
Metode deskriptif Uji Validitas dan Reabilitas
Kinerja PT. BPR Puji Raharja dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kinerja cukup baik
48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. BA Bangunan. Penelitian difokuskan pada sistem pengukuran kinerja balance scorecard yang diterapkan oleh perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahun 20082009. Dan perusahaan yang diteliti yaitu Bumi Agung II, Bintang Mas, dan Sentosa dari tujuh perusahaan PT. BA Bangunan.
B. Metode Penentuan Sampel Proses pengambilan sampel merupakan proses yang sangat penting, proses pengambilan sampel harus dapat menghasilkan sampel yang tepat dan akurat. Sampel yang tidak tepat dan tidak akurat akan memberikan kesimpulan penelitian yang tidak diharapkan atau dapat menghasilkan kesimpulan yang salah bahkan menyesatkan. Metode penetuan sampel yang digunakan yaitu metode pemilihan sampel berdasarkan kemudahan (Convience sampling). Metode ini memilih sampel dari elemen yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen yang dipilih sebagai subyek sampel tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan tidak mudah. Selain itu, Convience sampling berarti unit sample yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif. 49
C. Metode Pengumpulan Data Metologi penelitian adalah tata cara dan prosedur yang perlu dilakukan oleh seseorang peneliti untuk mengetahui sesuatu, dimana untuk mengetahui sesuatu tersebut diperlukan langkah-langkah dan strategis yang bersifat sistematis melalui tahapan-tahapan tertentu. Sedangkan metodologi ialah kaitan dengan kegiatan pengkajian dalam rangka untuk meneliti dan menganalisa peraturan dan ketentuan yang berkaitan dengan suatu metode. Dari prespektif tersebut, maka metodologi penelitian adalah kegiatan pengkajian dan analisa yang mendalam untuk mempelajari norma-norma dan nilainilai serta peraturan-peraturan yang ada kaitannya dengan kegiatan penelitian, sehingga penelitian tersebut dapat mendatangkan hasil yang benar-benar sempurna. Secara terperinci akan diuraikan definisi dan hal-hal yang ada kaitannya dengan kegiatan penelitian itu sendiri, adapun kegiatan penelitian tersebut meliputi: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif yaitu sifat yang membicarakan kemungkinan pemecahan masalah yang aktual dengan mendeskripsikan, mencatat, dan menganalisis kondisi perusahaan ketika penelitian dilakukan. 2. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, PT. BA Bangunan digunakan sebagai obyek penelitian untuk mengetahui sistem pengukuran balance scorecard yang diterapkan oleh perusahaan tersebut. 50
3. Motode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dan informasi yang valid dan akurat dan sebagai alat bantu dalam penyusunan penelitian ini, metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi Pustaka Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder. Data sekunder biasanya berupa data yang berasal dari luar perusahaan, data ini bisa diperoleh dari buku-buku atau literatur-lileratur maupun sumber data lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti guna memperoleh tinjauan pustaka yang dapat dijadikan pedoman dalam penulisan ini. 2. Studi lapangan Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data primer dari obyek yang diteliti. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau data yang berasal dari dalam perusahaan, untuk memperoleh data tersebut dapat dilakukan dengan cara: a. Metode observasi, metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati langsung terhadap obyek penelitian untuk memperoleh atau mengetahui proses terjadinya. b. Metode wawancara, dengan melakukan wawancara secara langsung kepada
karyawan
maupun
pihak
yang
berkaitan
dengan
obyek penelitian.
51
c. Kuesioner,
merupakan
metode
pengumpulan
data
dengan
menggunakan data primer. Teknik ini memberikan tanggungjawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan (Indriantoro
dan
Supomo,
2002:154).
Adapun
cara
untuk
mendapatkan data primer yaitu dengan meninjau secara langsung obyek penelitian, data yang diperoleh dengan mendistribusikan kuesioner yang menggunakan skala likert. Skala likert (likert scale) merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002:104).
C. Metode Analisis Setelah semua data terkumpul, langkah berikutnya adalah melakukan pengolahan data, agar data tersebut dapat disusun sedemikian rupa sehingga lebih mudah untuk di analisis dalam rangka menjawab tujuan penelitian ini. Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematik, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Analisis data yang dipakai dalam menjabarkan penelitian ini adalah: 1.
Uji Validitas Uji Validitas dimaksudkan untuk mengukur sah (valid) atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner 52
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai masing-masing butir pertanyaan dengan total nilai. Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antara nilai masing-masing butir pertanyaan dengan total nilai mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan jika korelasi nilai masingmasing butir pertanyaan dengan total nilai mempunyai tingkat signifikansi diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Imam Ghozali, 2005:45). 2.
Uji Reabilitas Menurut Imam Ghozali (2005:41) reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel suatu konstruk. Uji reabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan adalah konsisten. Suatu kusioner dikatakan realibel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a.
Repeated Measure atau pengukuran ulang, yaitu seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawaban pertanyaan.
53
b.
One Shot atau pengukuran sekali saja, yaitu pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan cara One Shot, yaitu digunakan uji statistik Cronbech Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbech Alpha > 0,60. Sedangkan jika nilai Cronbech Alpha < 0,60 maka data tersebut dikatakan tidak reliabel. 3.
Deskriptif Kuantitatif, yaitu analisis data atas hasil penelitian dengan menggunakan
perhitungan
angka-angka
yang
diperoleh
dengan
menggunakan rumus-rumus tertentu. Metode kuantitatif ini digunakan untuk pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio-rasio seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profit margin, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas,
digunakan
untuk
meneliti
perspektif
keuangan.
Untuk
pengukuran kinerja kepuasan pelanggan (KP), kepuasan pemasok barang (supplier) (KS) dan kepuasan karyawan (KK) menggunakan rumus: Kepuasan KP, KS, KK = Jumlah Pernyataan x Skor x 100 % Total Bobot 4.
Deskriptif Kualitatif yaitu analisis data atas hasil penelitian dengan mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematik, faktual, dan akurat mengenai masalah yang diteliti. Metode kualitatif ini digunakan untuk pengukuran kinerja proses bisnis internal.
54
D. Operasional Variabel Penelitian Menurut Sugiono (2007:31), “Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hak tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”. Operasional variabel penelitian adalah sebuah konsep yang mempunyai penjabaran dari variabel yang diterapkan dalam sesuatu penelitian dan dimaksudkan untuk memastikan agar variabel yang ingin diteliti secara jelas dapat diterapkan indikatornya, artinya data yang diambil adalah data yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan pada perusahaan yang diteliti. Operasional variabel penelitian dalam penelitian ini meliputi variabel yang berkaitan dengan balance scorecard. Menurut Kaplan dan Norton (1992), balance scorecard meliputi ukuran ukuran keuangan dan non keuangan yang terdiri atas : a.
Perspektif keuangan, yaitu mengukur kinerja perusahaan pada sisi financial atau keuangan. Pengukurannya dilihat dari siklus hidup bisnis perusahaan dan dengan menggunakan skala rasio.
b.
Perspektif pelanggan, yaitu mengukur kinerja perusahaan pada sisi pelanggan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelanggan yaitu: Pertama, pangsa pasar dengan mengukur besarnya pangsa pasar atau proporsi segmen pasar yang dikuasai perusahaan. Kedua, tingkat kepuasaan pelanggan mengukurnya dengan menggunakan skala likert.
c.
Perspektif proses bisnis internal, yaitu perspektif yang mengukur bagaimana efektifitas dan efesiensi perusahaan dalam menghasilkan 55
produk atau jasa. Pengukurannya dilihat dari: Pertama, inovasi yang merupakan kreatifitas perusahaan dalam mengembangkan produk atau jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kedua, operasi yang merupakan proses menghasilkan dan menyampaikan produk atau jasa kepada pelanggan. d.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu perspektif yang mengukur kinerja perusahaan dari sisi sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Pengukurannya dilihat dari: Pertama, tingkat pendidikan dan pelatihan pegawai. Pengukurannya dengan menerangkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Kedua, sistem informasi. Pengukurannya dengan menerangkan sistem informasi yang terdapat diperusahaan. Ketiga,
motivasi
karyawan.
Pengukurannya dengan
menerangkan motivasi karyawan terhadap perusahaan. Keempat, tingkat kepuasan karyawan. Pengukurannya dengan menggunakan skala likert. Berikut ini akan dijabarkan dalam bentuk tabel pengukuran masingmasing perspektif dalam balance scorecard : Tabel 3.1 Tabel Pengukuran Balance Scorecard PERSPEKTIF
PENGUKURAN
Perspektif keuangan 1. Kenaikan jumlah produk baru
1. Persentase
pendapatan
dari
produk baru Tabel 3.1 berlanjut ke halaman selanjutnya
56
Lanjutan tabel 3.1 dari halaman sebelumnya PERSPEKTIF 2. Mengembangkan
pelanggan
PENGUKURAN dan
2. Persentase
pasar baru
pendapatan
dari
penjualan
dan
sumber baru
3. Penjualan
3. Pertumbuhan
keuntungan penjualan 4. Penurunan biaya produk per unit
4. Biaya produk per unit
5. Penurunan biaya pelanggan per unit
5. Biaya pelanggan per unit
6. Perbaikan pemanfaatan asset
6. Laba atas investasi
Perspektif pelanggan 1. Peningkatan pangsa pasar
1. Pangsa pasar (persentase pasar)
2. Peningkatan akuisisi pelanggan
2. Jumlah pelanggan baru
3. Peningkatan kepuasan pelanggan
3. Tingkat survei pelanggan
4. Peningkatan profitabilitas pelanggan
4. Profitabilitas pelanggan
5. Mutu
5. Jumlah barang cacat
6. Pengiriman barang pesanan
6. Penyesuaian
jumlah
barang
pesanan dan penyerahan tepat waktu Perspektif proses bisnis internal 1. Peluncuran barang jual baru
1. Tingkat peluncuran barang jual baru per triwulan
Tabel 3.1 berlanjut ke halaman selanjutnya 57
Lanjutan tabel 3.1 dari halaman sebelumnya PERSPEKTIF
PENGUKURAN
2. Keberhasilan barang jual baru
2. Penjualan barang per triwulan, jumlah pesanan
3. Bisnis baru
3. Jumlah
bisnis
baru
tiap
tahunnya Perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan 1. Peningkatan kemampuan pegawai
1. Tingkat
kepuasan
pegawai,
persentase pergantian pegawai, produktifitas pegawai. 2. Peningkatan
motivasi
dan 2. Saran per pegawai, saran per
pensejajaran
pegawai
yang
dilaksanakan
(pendapatan pegawai) 3. Peningkatan
kemampuan
sistem 3. Persentase pegawai menghadapi
informasi
pelanggan
4. Penelitian dan pengembangan
4. Jumlah barang jual baru
5. Tanggungjawab sosial
5. Kontribusi
perusahaan
bagi
masyarakat Sumber data dan data diolah dari : Hansen, Mowen (2004), dan Ed Blocher, kung chen, Gary Cokins, Tom lin (2005).
58
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Pada tahun 1980-an PT. BA Bangunan awalnya hanyalah sebuah toko bahan bangunan yang bergerak dalam penjualan genteng yang bernama toko “Bumi Agung” dengan stock masih sedikit dan tanpa memiliki kendaraan untuk angkutan barang, sehingga untuk memberikan pelayanan konsumen Bumi Agung dengan menyewa mobil yang mangkal di pasar. Kemudian beberapa relasi bisnis memberikan kepercayaan untuk menambah stock barang dagangan yang ada. Dalam perjalanan bisnisnya genteng berkembang dengan peningkatan kinerja berupa perdagangan genteng, keramik, paving block, dan berbagai produk bata super. Disertai peningkatan pemasaran bagi toko-toko lain, dengan tetap mempertahankan bisnis eceran. Kemudian situasi bisnis pada awal tahun 1990-an dan pertengahan tahun 1997 telah dinilai mampu dilalui sebagai peluang. Sejak bulan September 1997, ketika badai krisis mulai menerpa negeri ini, ada suatu kecemasan di kalangan masyarakat bisnis atas terjadinya perubahan peta bisnis yang begitu cepat. Nilai rupiah terhadap mata uang asing turun, dan perubahan kurs rupiah terhadap dolar cenderung berfluaktif menurun. Disana-sini terdengar kabar terjadinya perusahaan collapse, ada yang 59
melakukan efisiensi besar-besaran dengan mengurangi kegiatan bisnisnya, merumahkan sebagian karyawannya, atau bahkan mem-PHK sekaligus. Dan dalam keadaan situasi demikian sebagai pebisnis Bumi Agung pun menyadari bahwa rakyat kebanyakan yang paling tertekan. Bumi Agung berusaha tidak terbawa oleh badai krisis. Bersama Bumi Agung tidak sedikit (untuk ukuran toko material) orang yang ikut menggantung kelangsungan pekerjaannya. Berangkat dari situasi inilah yang memaksa akhirya pada tanggal 1 April 1998 Bumi Agung melakukan penggabungan (merger) antara toko Bumi Agung dengan toko Bintang Mas yang selama ini dikelola secara terpisah dan masing-masing berdiri sendiri. Merger ini timbul setelah mendapat inspirasi dari wacana publik tentang merger dunia perbankan dan merger yang telah terjadi pada perusahaan multinasional. Dengan tujuan terciptanya perusahaan baru yang lebih kokoh. Teknis merger dirumuskan dengan segala kekurangan dan kelebihannya, diselaraskan dengan tingkat kebutuhan paling mendesak seiring dengan gerak bisnis yang lebih cepat daripada kesiapan sistem dan kesiapan sumber daya manusia. Beberapa langkah
prioritas yang
dilakukan antara lain sebagai berikut: a.
Merubah toko material khusus menjadi toko material lengkap.
b.
Membagi SDM senior dari toko pertama ke toko kedua.
c.
Melakukan pemerataan dan pemenuhan stock barang kedua toko.
d.
Memperkenalkan supplier atas merger tersebut. 60
e.
Merekrut SDM perempuan untuk staff adm dan keuangan atau kasir yang pada
f.
Sebelumnya ditangani bersama para pelaksana toko atau wiraniaga.
g.
Merekrut SDM wiraniaga (tim operasional toko) dari SDM yang ada di posisi tenaga kerja muat bongkar atau sopir. Dengan criteria sederhana yaitu telah memiliki pengalaman material dengan cekatan dalam menjalankan tugas, dengan mengesampingkan latar belakang pendidikan.
h.
Menetapkan standar manajemen operasional (dan hingga kini masih terus diperbaiki). Pada tanggal 12-13 Mei 1998 (40 hari setelah merger) terjadi
tragedi nasional yang kemudian dikenal sebagai kerusuhan Mei. Sejak itu dan beberapa hari kemudian kehidupan berbisnis dalam suasana penuh ketegangan dan tidak menentu. Sebagian supplier yang masih berani tampil memperketat pembayarannya. Mereka pun sangat selektif membina hubungan dengan toko-toko, karena sebagian dari mereka telah menderita rugi akibat peristiwa tersebut, baik rugi secara langsung terkena kerusuhan maupun karena harus menanggung beban atas pelanggannya yang terkena musibah. Bumi Agung bersyukur atas keputusan merger pada yang tepat. Sejak dimulainya proses merger dengan menjalankan langkah-langkah tersebut diatas, telah memperkokoh bisnis kedua toko. Ketika dimanamana terjadi kekurangan stock barang dagangan, dikedua toko Bumi 61
Agung stock dagangannya dalam posisi maksimal. Demikian pula ketika toko sejenis umumnya kesulitan mendapatkan kepercayaan dari supplier, Bumi Agung banyak supplier yang mendukung kelancaran pasokan. Sehingga konsumen pun terpenuhi kebutuhannya dengan rasa aman harga tidak dipermainkan. Pada bulan Mei 1999, setelah melalui masa persiapan dua bulan maka toko dari proses over kontrak mulai operasional dengan nama toko Bintang Terang bergabung dengan Bumi Agung, dan ini merupakan merger ketiga. Pada tanggal 1 Januari 2000 toko Sentosa juga di merger ke dalam sati manajemen kelola setelah tiga bulan sebelumnya dilakukan persiapan teknis dengan menempatkan Wiraniaga senior dan Staff senior dari Bumi Agung. Dan pada saat inilah manajemen menetapkan sebuah grup dari toko-toko yang sudah gimerger ke dalam suatu nama yakni Grup BA Bangunan yang merupakan cikal bakal terbentuknya PT. BA Bangunan. Dalam
usaha
kelancaran
usahanya
Grup
BA
Bangunan
mendapatkan pinjaman rekening Koran dari Bank. Dana ini digunakan untuk optimalisasi toko-toko Grup BA melalui perluasan area, peningkatan volume penjualan barang dagangan dan penambahan karyawan. Pinjaman perbankan sebenarnya sesuatu yang selama ini dihindari. Namun pengembangan bisnis yang telah terjadi menuntut adanya penambahan modal karena dana dari toko-toko yang ada, terbatas.
62
Pada tanggal 1 Agustus 2000 Grup BA membuka toko genteng yang dikenal dengan Bumi Agung II diatas kontrak setelah material lama yang telah ditutup. Pada awalnya toko kelima ini akan difokuskan pada bisnis genteng, namun karena tuntutan pasar maka menjelang berjalan satu tahun menjalankan bisnis genteng dikembangkan menjadi toko material. Disaat itu Grup BA menghadapi situasi dimana bisnis bergerak lebih cepat daripada proses pembinaan sumber daya manusia sebagai para pelakunya. Sehingga keterbatasan para pelaku bisnis senior memaksa manajemen untuk menempatkan dan mempercayakan kepada pelaku junior untuk tampil. Dengan segala keterbatannya para tenaga junior terbantu oleh sistem dalam satu jaringan grup (jaringan bisnis dan sentra-sentra pelatihan BA). Seiring pergerakannya yang cukup cepat Grup BA telah berada pada posisi pelaku bisnis yang semakin kokoh. Sebagai perusahaan yang tumbuh dengan segala keterbatasan, dalam pembangunan sistem yang meliputi prosedur operasional dan manajemen yang modern dan professional, maka Grup BA melakukan perekrutan sumber daya manusia baru untuk persiapan (dibina) sebagai pelaku bisnis ritel bahan bangunan, yang kelak akan bertanggungjawab terhadap kelangsungan setiap operasional toko-toko yang telah ada maupun dibuka setelah sumber daya manusianya siap dan rekrutmen di awal tahun 2002 adalah sumber daya manusia yang berlatar belakang akunting dan sistem yang lebih diutamakan berpengalaman di supermarket sehingga dapat mendukung 63
dan mempermudah penerapan sistem yang sedang berlangsung menuju Grup BA bisnis ritel bahan bangunan. Mempertimbangkan bahwa pinjaman rekening koran tahap I dari sebuah bank swasta telah memberikan banyak manfaat dalam perjalannya sebagai pebisnis yang handal, maka untuk lebih memperluas jaringan usahanya maka sekitar oktober 2002 Grup BA menambah modal kerja dengan pinjaman rekening Koran tahap II. Dalam hal ini termasuk digunakan untuk pengembangan sistem yang terkomputerisasi dan online ke semua toko-toko cabang (dalam hal ini Bumi Agung ditetapkan sebagai toko pusat) Sebagai
perusahaan
yang
keberadaannya
dirintis
dengan
kemandirian mulai dari paling bawah, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tidaklah mudah. Strategi yang dilakukan adalah membuka toko dari toko. Artinya, setiap toko yang telah dibuka dalam kurun waktu yang telah ditetapkan harus mampu mengakumulasi laba ditahan dan mampu melahirkan kader-kader pebisnis baru, sehingga toko baru dibuka dengan modal dan sumber daya manusia dari toko terdahulu dari toko-toko inilah terbentuk jaringan bisnis dan sentra-sentra pelatihan, yang kemudian digalang semua kekuatan untuk mencapai tujuan. Kelompok yang membangun sinergi akan membawa Grup BA mencapai tujuan melalui lembaga bisnis professional dan formal yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). mewujudkan sebuah bangunan bisnis yang kokoh, yang memiliki akumulasi permodalan yang mapan, dengan skala bisnis yang disertai 64
pengelolaan yang professional serta dapat memberikan manfaat bagi sesama telah menghantarkan Grup BA menjadi sebuah Perseroan Terbatas yang bernama PT. BA Bangunan. PT. BA Bangunan didirikan dengan akte No. 36 tanggal 30 Maret 2001 di tangerang oleh Notaris Syafril Lubuk, SH yang berkedudukan di Jakarta Barat dengan mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia No: M-01 HT.01, 01 Tahun 2001. Modal dasar perusahaan ditetapkan sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) yang terbagi atas 200.000,- (dua ratus ribu) lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000.- (seribu rupiah) per lembar saham. Dari modal tesebut telah ditempatkan dan disetor penuh dengan uang tunai oleh para pendiri. Perkembangan terakhir PT BA Bangunan telah menjadi salah satu perusahaan yang kokoh dalam ruang lingkup bisnis ritel bahan bangunan yang telah mempunyai tujuh toko cabang dengan sistem yang sudah cukup mapan dan terkomputerisasi. PT. B.A. Bangunan berkedudukan di Jl. Pondok Cabe Raya, Pondok Cabe ilir V No. 1, Pamulang, Tangerang 15418. Sedangkan Tokotoko cabang PT.B.A. Bangunan beralamat : 1.
Bumi Agung: jl. Ir. H. Juanda No. 49, Ciputat 15412 Telp. (021) 7402480, 74705114 Email:
[email protected]
65
2.
Bintang Mas: jl. Benda Barat VI Pamulang II, Pondok Benda, Pamulang 15416 Telp. (021) 7406220, 74730382, 74631436 Fax: (021) 74730382 Email:
[email protected]
3.
Bintang Terang: jl. Aria Putra No 39, Ciputat 15410 Telp. (021) 7401931,
7492288
Fax:
(021)
7492288
Email:
ba-
[email protected] 4.
Sentosa: jl. Pondok Cabe Raya, Pondok Cabe Ilir V No. 1 Pamulang 15418 Telp. (021) 7412388, 7495353
5.
Bumi Agung II: jl. RE Martadinata No. 33 Ciputat 15411 Telp. (021) 7432465,
70728846
Fax:
(021)
7432465
Email:
ba-
[email protected] 6.
Bumi Agung Pisangan: jl. Tarumanegara No. 17A Pisangan, Ciputat 15419
Telp.
(021)
74712350,
70717665
Email:
ba-
[email protected] 7.
Pesona Rumah Kita: jl. Padjajaran No. 47 Pamulang Barat, Pamulang 15417 Telp. (021) 74707839, 74711538 Fax: (021) 74711538 Email:
[email protected]
66
2. Struktur Organisasi Perusahaan STUKTUR ORGANISASI PT. B.A. BANGUNAN KOMISARIS UTAMA
KOMISARIS
DIREKTUR
KADIV Operasional
KADIV Mercahandsing
GUDANG PUSAT
KADIV Accounting
KADIV Keuangan
STAFF Accounting
STAFF Keuangan
TOKO-TOKO STAFF UMUM
PT. B.A. Bangunan
BUMI AGUNG 1
BINTANG MAS
BINTANG TERANG
SENTOSA
BUMI AGUNG 2
BUMI AGUNG PISANGAN
PESONA RUMAH KITA
Sumber : PT. B.A. Bangunan November 2007 Garis koordinasi Garis komando
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. BA Bangunan
67
A.
Kepala Divisi Keuangan 1) Tanggungjawab: a. Bertanggungjawab
terhadap
semua
pencatatan
atau
pengimputan transaksi keuangan dan perencanaan keuangan perusahaan dalam tempo satu bulan, tiga bulan, enam bulan bahkan satu tahu kedepan (cashflow). b. Bertanggungjawab terhadap payment perusahaan kepada supplier dan negosiasi pembukaan giro yang sudah jatuh tempo. c.
Bertanggungjawab terhadap pencatatan atau pengimputan kas besar kantor pusat.
2) Tugas - tugas: a. Mengecek tanda terima supplier tipe C
dari
cabang
setelah diproses dari MD. b.
Mengecek hasil input receiving (LPB) dan PO dari toko yang. sudah
diproses
oleh MD
selanjutnya untuk
merencanakan keuangan pembukaan giro. c. Melakukan pembayaran AP dan menginput transaksi tersebut setelah dipastikan datanya sudah benar. d.
Menerima data dari toko-toko cabang berupa slip setoran kas besar beserta slip setoran lain baik berupa giro, slip bank, transaksi merchant yang sudah ditempel untuk dicatat di pembukuan.
68
e. Mencatat giro untuk payment selanjutnya dicatat di pembukaan giro, jika giro tersebut telah diambil maka dicatat di buku pengambilan giro. f.
Merencanakan
keuangan
perusahaan
terutama
untuk
pembayaran gaji karyawan. Setiap akhir bulan bersama-sama dengan personalia mentransfer gaji karyawan. g.
Memeriksa rekening koran sebelum buku bank diserahkan ke bagian akunting.
h.
Menerima slip setor kas besar, slip setoran bank cabang, slip transfer dan slip merchant yang sudah lengkap kemudian dicatat di pembukuannya.
i.
Melaksanakan tugas-tugas lain dari kepala divisi keuangan yang berhubungan dengan pekerjaannya.
j.
Melakukan stock opname kas disemua toko cabang dan kantor pusat.
B.
Staff Keuangan 1) Tanggungjawab: a.
Bertanggungjawab mengoreksi laporan-laporan dari cabang yang berhubungan dengan penerimaan barang (LPB), laporan pembelian barang per supplier.
b.
Bertanggungjawab
membantu
kelancaran
tugas
divisi
keuangan. 69
2) Tugas-tugas: a.
Mengecek receiving (LPB) dari PO yang sudah terkirim dari toko cabang.
b.
Mengecek tanda terima tagihan supplier tipe c.
c.
Mencatat giro untuk payment selanjutnya dicatat di pembukaan giro, jika giro tersebut telah diambil maka dicatat di buku pengambilan giro.
d.
Mencatat, mengoreksi dan menginput transaksi AP yang berhubungan dengan buku bank.
e.
Menerima slip setor kas besar, slip setoran bank cabang, slip transfer dan slip merchant yang sudah lengkap kemudian dicatat di pembukuannya.
f.
Melaksanakan tugas-tugas lain dari kepala divisi keuangan yang berhubungan dengan pekerjaannya.
C.
Kepala Divisi Akunting 1)
Tanggungjawab: a.
Bertanggungjawab melaporkan keuangan perusahaan yang berupa neraca dan laporan rugi laba perusahaan (laporan keuangan per toko cabang dan konsolidasi).
b.
Bertanggungjawab menerima semua laporan keuangan baik dari toko maupun dari bagian keuangan serta dari staf akunting dan kemudian mengarsipkannya. 70
c.
Bertanggung jawab atas seluruh file dokumen operasional perusahaan dari toko cabang dan pusat.
2)
Tugas-tugas: a.
Membuat daftar piutang semua karyawan dan pelanggan.
b.
Membuat daftar inventaris perusahaan baik yang berada di kantor pusat maupun yang berada di toko cabang serta menghitung penyusutan.
c.
Membuat buku bank dan rekonsiliasi bank,
d.
Mengecek AP, AR, HPP dan penjualan dari toko cabang.
e.
Memfile surat sewa menyewa, asuransi, dan surat-surat kendaraan.
f.
Mengecek pembukuan pengeluaran kas kecil toko.
g.
Mengecek hasil pencatatan pembayaran utang.
h.
Membuat laporan neraca dan laba rugi perusahaan baik secara keseluruhan maupun tiap toko cabang.
i.
Memproses laporan penjualan bulanan serta mengecek hasil penjualan (closing kasir).
j.
Mengaudit kasir toko.
k.
Mengawasi operasional pengeluaran keuangan toko dalam hal cara pencatatannya.
l.
Melakasanakan tugas-tugas lain dari atasan yang masih berhubungan dengan pekerjaannya.
71
D.
Staff Akunting 1)
Tanggungjawab: a.
Bertanggungjawab atas data piutang perusahaan baik berdasarkan data computer maupun berdasarkan kartu piutang.
b.
Bertanggungjawab atas data hutang perusahaan yang berdasarkan input receiving (LPB).
c.
Bertanggungjawab atas data transaksi penjualan, PAM, BS, UP, RB dan RJ.
2)
Tugas-tugas: a.
Memproses laporan piutang dari cabang dan setiap akhir bulan data dari komputer, dicetak dan disamakan dengan kartu piutang yang ada di toko masing-masing kemudian dilaporkan ke kepala divisi akunting.
b.
Mengecek pencatatan AP yang berasal dari receiving (LPB) yang dilaporkan divisi keuangan.
c.
Mengecek PAM yang dilakukan toko pengirim dan toko penerima harus sama yang jika dikurangi hasilnya nol.
d.
Mengecek laporan toko retur jual jika toko ada transaksi tersebut maka harus dicetak setiap hari.
e.
Mengecek laporan retur beli jika toko ada transaksi tersebut maka harus dicetak tiap hari.
f.
Setiap akhir bulan mengecek laporan UP (untuk pakai). 72
g.
Setiap akhir bulan mengecek laporan BS (barang rusak).
h.
Mengecek laporan yang dicetak tiap hari
i.
Secara periodik menyamakan piutang customers yang ada pada toko antara kartu piutang dengan data yang ada di komputer.
j.
Mengedit CSP, PAM, Retur jual, Retur beli, UP, BS semua toko cabang.
k.
Melakasanakan
tugas
lainnya
dari
atasan
yang
berhubungan dengan pekerjaannya.
E.
Kepala Divisi Merchandising 1) Tanggung jawab : a.
Bertanggung jawab terhadap penyediaan barang dan menyediakan barang-barang berpotensi untuk dijual serta mencari barang yang harganya sangat kompetitive.
b.
Bertanggung jawab menganalisa semua barang yang slow moving maupun past moving.
c.
Bertanggung jawab terhadap master barang-master di komputerisasi master barang (nama barang, ukuran, isi, harga beli, harga jual, dll), master supplier, master kondisi, master PCS, dll.
2)
Tugas-tugas : a.
Membuat PO ke supplier.
b.
Bernegosiasi harga modal barang dagangan ke supplier 73
yang bertujuan untuk mendapatkan harga beli serendah mungkin (tipe A dan tipe B ). c.
Mengecek harga jual yang dibawah modal,
d.
Meng-update harga modal dan harga jual di komputerisasi.
e.
Mengecek harga atau edit CPSP (harga beli atau jual) masing-masing toko (file omset).
f.
Mencari barang-barang yang berpotensial yang sedang diminati umum (ngetrend).
g.
Membuat analisa barang-barang yang past moving top 10, top 50, dst.
h.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atas yang berhubungan dengan pekerjaannya.
F.
Administrasi Toko 1)
Tanggungjawab: a.
Melaksanakan semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan administrasi,
dan memeriksa keabsahan atau
kelengkapan data toko untuk dikirim ke kantor pusat, serta memberikan data yang dibutuhkan untuk keperluan bagian lainnya. 2)
Tugas-tugas adalah memberikan lapoan ke kantor pusat yakni: a.
Menginput faktur pembelian dari supplier dan langsung mencetak di LPB. 74
b.
Menginput
faktur
penjualan
dari
konsumen
dan
mencetak rekapannya. c.
Menginput PAM, PAB, BS, UP, Retur pembelian, Retur penjualan dan mencetak rekapannya masing-masing.
d.
Meng-update data (master PO,Price list, dan lain-lain) dari kantor pusat.
e.
Back up data harian dan bulanan.
f.
Input stock opname.
g.
Membuat laporan retur penjualan bila ada pengembalian barang dari konsumen kemudan diinput ke komputer dan mencetak hasilnya untuk dikirimkan ke bagian keuangan atau akunting pusat.
h.
Menjalankan tugas-tugas tambahan yang diberikan oleh atasan yang berhubungan dengan pekerjaannya.
G.
Kasir Toko 1)
Tanggungjawab: a.
Bertanggungjawab
atas keadaan uang yang ada
didalam brankas atau laci (yaitu uang modal, kas kecil, dan lain-lain) serta bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran uang secara keseluruhan. 2)
Tugas-tugas: a.
Menyiapkan uang modal untuk transaksi penjualan.
b.
Memperhatikan petunjuk-petunjuk untuk menghindari 75
kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi. c.
Mengusahakan dengan
dalam
melaksanakan tugas
kasir
teliti, sehingga dapat dihindari selisih uang
lebih atau uang kurang,
karena keduanya merupakan
kesalahan. d.
Menghitung
dengan teliti uang pembayaran dari
konsumen dan mengembalikan uang kembalian dengan cepat dan tepat. e.
Segera memberitahukan kepala toko atau wakil yang sedang bertugas, apabila terjadi kesalahan discount, kartu kredit, dan pembatalan faktur penjualan atau struk harus ditandatangani oleh kepala toko atau wakil.
f.
Meminta bantuan kepala toko atau wakil jika terjadi kekurangan uang kecil.
g.
Menghitung dan memisahkan antar uang penjualan, uang modal dan uang hasil piutang dagang.
h.
Mencetak laporan omset gabungan: lampiran kartu kredit, discount, pembatalan, void, dan sebagainya, untuk dikirim ke bagian keuangan atau akunting pusat.
i.
Menyetor uang hasil penjualan kemarin ke bank atau ke kantor pusat.
j.
Menghafalkan kode, nama, harga barang terutama untuk barang yang sering laku, sehingga jika ada kesalahan label 76
dapat dengan segera diketahui. k.
Estimasi pemakaian plastik, pembungkus, struk, shopingbag dan form-form manual yang dipergunakan.
l.
Memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen dengan cara mengucapkan terima kasih setelah menerima pembayaran.
m.
Berpakaian rapi serta selalu senyum dengan konsumen.
n.
Menerima dan memeriksa faktur-faktur hasil kiriman supir atau tkmb untuk selanjutnya diserahkan ke bagian administrasi untuk diinput ke komputer.
o.
Membuat dan mempersiapkan faktur-faktur penagihan yang akan dibawa oleh collector dan selanjutnya memeriksa tagihan dari collector.
H.
Kolektor Toko 1)
Tanggung jawab: a.
Bertanggungjawab untuk penagihan kasus-kasus faktur yang belum tertagih (piutang dagang) dan yang bermasalah.
2)
Tugas-tugas: a.
Melaksanakan penagihan piutang penjualan setiap hari sesuai dengan tugas yang diberikan oleh bagian kasir atau keuangan.
b.
Meneliti dan memeriksa kembali faktur-faktur yang 77
akan ditagih yang diserahan dari administrasi toko. c.
Memeriksa hasil tagihan yang telah dilaksanakan setiap hari.
d.
Menganalisa sebab-sebab faktur yang tak tertagih untuk kemudian ditindak lanjuti (termasuk yang ditransfer via bank) bersama kasir dan kepala toko.
I.
Bagian Umum 1)
Tanggungjawab: a.
Bertanggungjawab
atas
kebersihan,
kerapihan
dan
keamanan kantor pusat. b. 2)
Bertanggungjawab membantu operasional kantor pusat.
Tugas-tugas: a.
Membersihkan dan merapikan seluruh ruangan kantor pusat.
b.
Mengambil data dari toko cabang serta setoran penjualan untuk kantor pusat kemudian mencatatnya di buku setoran.
c.
Mengirim data-data, PO dan surat-surat dari kantor pusat untuk toko cabang kemudian mencatatnya dibuku.
d.
Melaksanakan pembayaran STNK, KIR dan lain-lain sebagainya serta mencatat tanggal jatuh temponya.
e.
Menyetor uang tunai ke bank dan menyampaikannya ke kantor pusat.
f.
Melaksanakan tugas-tugas umum.
78
B. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balance Scorecard Konsep balance scorecard membagi pengukuran kinerja dalam perspektif keuangan dan persektif non keuangan. Balance scorecard terdiri dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif tersebut saling menyeimbangkan antara satu dengan lainnya guna memaksimalkan pencapaian tujuan perusahaan. 1. Perspektif Keuangan Balance scorecard tetap menggunakan perspektif keuangan karena ukuran
keuangan
sangat
penting
dalam
memberikan
ringkasan
konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Dalam penelitian ini, tolok ukur yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan adalah dengan menggunakan : a. Rasio Likuiditas Likuiditas adalah jumlah dana tunai yang diperlukan perusahaan untuk membiayai pengeluarannya dan biasanya sangat tergantung pada sifat bisnis perusahaan tersebut. Rasio likuiditas disebut juga dengan current ratio dengan rumus : CACL =
Aktiva Lancar . Kewajiban Lancar
1) Bumi Agung II 2008 = 974.247.615,67 = 2,44 398.673.473,00
79
2009 = 1.201.691.816,39 = 2,39 503.700.716,00 2) Bintang Mas 2008 = 1.022.831.606,98 = 2,68 382.028.767,00 2009 = 1.401.251.498,25 = 2,21 634.886.714,00 3) Sentosa 2008 = 757.676.563,70 = 3,27 231.698.989,00 2009 = 1.153.879.604,36 = 2,63 439.408.421,00 Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Tabel Perhitungan CACL NP
TAHUN
AKTIVA LANCAR 974.247.615,67
KEWAJIBAN LANCAR
398.673.473,00 1.201.691.816,39 503.700.716,00 1.022.831.606,98 382.028.767,00 BM 1.401.251.498,25 634.886.714,00 757.676.563,70 231.698.989,00 S 1.153.879.604,36 439.408.421,00 Sumber : Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah. BA II
2008 2009 2008 2009 2008 2009
CACL
2,44 2,39 2,68 2,21 3,27 2,63
Berdasarkan tabel perhitungan CACL (tabel 4.1) menunjukkan bahwa baik itu aktiva lancar maupun kewajiban lancar dari perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas, dan Sentosa mengalami kenaikan. Namun, apabila dilihat dari perhitungan CACL, semua perusahaan mengalami penurunan. Perusahaan Bumi Agung II mengalami penurunan 0,05 (2,44 menjadi 2,39), Bintang Mas 0,47 80
(2,68 menjadi 2,21), Sentosa 0,64 (3,27 menjadi 2,63). Artinya jumlah dana tunai yang diperlukan setiap perusahaan PT. BA Group cukup mampu untuk membiayai kewajibannya tiap tahunnya. b. Rasio Leverage Rasio financial leverage adalah alat dalam mempertimbangkan kemungkinan kelalaian perusahaan pada kontrak hutang. Semakin tinggi hutang perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya. Rasio ini disebut juga rasio utang atau debt ratio (Keown et.al, 2001) dapat dihitung dengan cara berikut: TLTA = Total Kewajiban x 100 % Total Aktiva 1) Bumi Agung II 2008 = 398.673.473,00 x 100 % = 0,41 % 974.247.615,67 2009 = 503.700.716,00 x 100 % = 0,42 % 1.209.306.815,98 2) Bintang Mas 2008 = 382.028.767,00 x 100 % = 0,37 % 1.026.769.107,12 2009 = 634.886.714,00 x 100 % = 0,45 % 1.402.677.316,87 3) Sentosa 2008 = 231.698.989,00 x 100 % = 0,30 % 765.004.883,00 2009 = 439.408.421,00 x 100 % = 0,38 % 1.169.202.608,91 81
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Tabel Perhitungan TLTA NP
TAHUN
BA II BM S
2008 2009 2008 2009 2008 2009
KEWAJIBAN LANCAR
398.673.473,00 503.700.716,00 382.028.767,00 634.886.714,00 231.698.989,00 439.408.421,00
TOTAL AKTIVA
TLTA
974.247.615,67 1.209.306.815,98 1.026.769.107,12 1.402.677.316,87 765.004.883,00 1.169.202.608,91
0,41 % 0,42 % 0,37 % 0,45 % 0,30 % 0,38 %
Sumber : Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah. Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa kewajiban lancar maupun total aktiva perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas dan Sentosa tahun 2008-2009 mengalami kenaikan. Diikuti dengan kenaikan perhitungan TLTA masing-masing perusahaan, perusahaan Bumi Agung II naik 0,01% (0,41% menjadi 1,42%), Bintang Mas naik 0,08% (0,37% menjadi 0,45%) dan Sentosa naik 0,08% (0,30% menjadi 0,38%). Dari kenaikan tersebut dapat dilihat bahwa setiap perusahaan PT. BA Bangunan dapat memenuhi kewajiban setiap tahunnya. c. Rasio Profit Margin Ratio profit margin mengukur tingkat efektifitas manajemen perusahaan yang tercermin dari hasil yang dicapai perusahaan dalam penjualan investasi yang dilakukan perusahaan. Rasio yang dipakai adalah operating profit margin yaitu rasio yang menunjukkan besarnya laba hasil operasi (sesudah semua biaya dan pengeluaran 82
dikurangi kecuali bunga dan pajak) yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan bersih. Operating profit margin dapat dirumuskan sebagai berikut : Operating Profit Margin = Operating Income . Net Sales 1) Bumi Agung II 2008 = . 456.403.494,08 . = 0,09 5.006.428.500,00 2009 = . 534.872.500,67 . = 0,09 5.897.175.700,00 2) Bintang Mas 2008 =
385.342.506,17 5.584.546.050,00
= 0,07
2009 =
477.005.814,53 6.275.937.730,00
= 0,08
2008 =
308.973.629,11 3.705.805.278,00
= 0,08
2009 =
350.839.467,22 4.139.302.225,00
= 0,08
3) Sentosa
Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.3 Tabel Perhitungan Operating Profit Margin NP
TAHUN
OPERATING INCOME
NET SALES
456.403.494,08 5.006.428.500,00 534.872.500,67 5.897.175.700,00 385.342.506,17 5.584.546.050,00 BM 477.005.814,53 6.275.937.730,00 308.973.629,11 3.705.805.278,00 S 350.839.467,22 4.139.302.225,00 Sumber : Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah BA II
2008 2009 2008 2009 2008 2009
OPM
0,09 0,09 0,07 0,08 0,08 0,08
83
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa baik itu operating income (laba operasi) maupun net sales (penjualan) dari perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas, dan Sentosa mengalami kenaikan. Namun, apabila dilihat dari perhitungan OPM, tidak semua perusahaan mengalami kenaikan. Perusahaan Bumi Agung II 0,09 dan Sentosa 0,08 stabil tidak mengalami kenaikan dan tidak mengalami penurunan, disebabkan perusahaan tersebut tidak mengalami masalah dalam keuangan. Sedangkan perusahaan Bintang Mas mengalami kenaikan nilai 0,01 (0,07 menjadi 0,08) dikarenakan adanya peningkatan laba operasi. d. Rasio Profitabilitas Dalam rasio profitabilitas ini terdapat dua rasio, yaitu : 1) Laba bersih terhadap penjualan (Net Income/Sales) Rasio ini biasanya disebut “margin laba” atas penjualan (profit margin on sales) Weston dan Copeland, 2003), rasio ini menunjukkan sebaik apakah pengelolaan biaya operasi, apakah perusahaan telah menghasilkan banyak penjualan untuk menutup biaya tetap dan masih menyisakan laba yang layak (Gill dan Chatton, 2003). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : NIS =
Laba Bersih Penjualan
x 100 %
a) Bumi Agung II 2008 = 142.362.563,93 = 0.03 5.006.428.500,00 84
2009 = 130.031.957,31 = 0,02 5.897.175.700,00 b) Bintang Mas 2008 = 133.803.527,30 = 0,02 5.584.546.050,00 2009 = 123.050.262,75 = 0,02 6.275.937.730,00 c) Sentosa 2008 = 106.120.138,50 = 0,03 3.705.805.278,00 2009 = 196.488.293,91 = 0.05 4.139.302.225,00 Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Tabel Perhitungan NIS NP
TAHUN
LABA BERSIH
PENJUALAN
142.362.563,93 5.006.428.500,00 130.031.957,31 5.897.175.700,00 133.803.527,30 5.584.546.050,00 BM 123.050.262,75 6.275.937.730,00 106.120.138,50 3.705.805.278,00 S 196.488.293,91 4.139.302.225,00 Sumber : Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah BA II
2008 2009 2008 2009 2008 2009
NIS
0.03 0,02 0,02 0,02 0,03 0.05
Dari tabel 4.4 menunjukkan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 laba bersih perusahaan Bumi Agung II dan Sentosa mengalami kenaikan sedangkan Bintang Mas mengalami penurunan. Lalu penjualan menunjukkan Bumi Agung II, Bintang Mas dan Sentosa mengalami kenaikan. Selanjutnya, dari perhitungan NIS dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 Bumi Agung II mengalami 85
penurunan 0,01 (0,03 menjadi 0,02), Bintang Mas tidak mengalami kenaikan maupun penurunan (stabil) Sentosa mengalami kenaikan 0,02 (0,03 menjadi 0,05). Perusahaan Sentosa dan Bintang Mas mampu mengelola biaya operasi dan menghasilkan banyak penjualan untuk menutupi biaya tetap dan masih menyisakan laba layak. 2) Laba bersih terhadap total aktiva (Net Income/Total Asstes) Rasio ini mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan (Weston dan Copeland, 2003). Dengan rumusnya : NITA = Laba bersih Total Aktiva
x 100 %
a) Bumi Agung II 2008 = 142.362.563,93 = 0,15 974.247.615,67 2009 = 130.031.957,31 = 0,11 1.209.306.815,98 b) Bintang Mas 2008 = 133.803.527,30 = 0,13 1.026.769.107,12 2009 = 123.050.262,75 = 0,09 1.402.677.316,87 c) Sentosa 2008 = 106.120.138,50 = 0,14 765.004.883,00 2009 = 196.488.293,91 = 0,17 1.169.202.608,91 Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
86
Tabel 4.5 Tabel Perhitungan NITA NP
TAHUN
LABA BERSIH
TOTAL AKTIVA
NITA
142.362.563,93 974.247.615,67 130.031.957,31 1.209.306.815,98 133.803.527,30 1.026.769.107,12 BM 123.050.262,75 1.402.677.316,87 106.120.138,50 765.004.883,00 S 196.488.293,91 1.169.202.608,91 sumber : Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah 2008 2009 2008 2009 2008 2009
BA II
0,15 0,11 0,13 0,09 0,14 0,17
Dari tabel 4.5 menunjukkan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 laba bersih perusahaan Bumi Agung II dan Sentosa mengalami kenaikan sedangkan Bintang Mas mengalami penurunan. Lalu total aktiva menunjukkan Bumi Agung II, Bintang Mas dan Sentosa mengalami kenaikan. Selanjutnya, dari perhitungan NITA dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 Bumi Agung II mengalami penurunan 0,04 (0,15 menjadi 0,11), Bintang Mas mengalami penurunan 0,04 (0,13 menjadi 0,09) Sentosa mengalami kenaikan 0,03 (0,14 menjadi 0,17). Dikarenakan perusahaan Sentosa terbilang efektif dalam pemakaian total sumber daya yang dimilikinya. e. Rasio Aktivitas Rasio
aktivitas
menunjukkan
seberapa
efektif
perusahaan
menggunakan sumber daya (harta atau modal) yang dimilikinya. Penggunaan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Sebaliknya
jika
rendah
maka
menandakan
ketidakefektifan
perusahaan menggunakan sumber daya, sehingga dapat dikatakan kinerja perusahaan rendah. Rasio efektivitas yang dipakai adalah Total 87
Asset Turn-Over Ratio yaitu rasio yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Yang rumusnya : Total Assets Turn-Over Ratio =
Sales . Total Asset
a) Bumi Agung II 2008 = 5.006.428.500,00 = 5,14 974.247.615,67 2009 = 5.897.175.700,00 = 4,88 1.209.306.815,98 b) Bintang Mas 2008 = 5.584.546.050,00 = 5,44 1.026.769.107,12 2009 = 6.275.937.730,00 = 4,47 765.004.883,00 c) Sentosa 2008 = 3.705.805.278,00 = 4,84 765.004.883,00 2009 = 4.139.302.225,00 = 3,54 1.169.202.608,91 Analisa atas perhitungan diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.6 Tabel Perhitungan Total Assets Turn-Over Ratio NP
TAHUN
PENJUALAN
TOTAL AKTIVA
5.006.428.500,00 974.247.615,67 5.897.175.700,00 1.209.306.815,98 5.584.546.050,00 1.026.769.107,12 BM 6.275.937.730,00 1.402.677.316,87 3.705.805.278,00 765.004.883,00 S 4.139.302.225,00 1.169.202.608,91 Sumber: Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah BA II
2008 2009 2008 2009 2008 2009
TATO
5,14 4,88 5,44 4,47 4,84 3,54
88
Dari tabel 4.6 menunjukkan penjualan dan total aktiva tahun 2008 sampai dengan 2009 dari tiap perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas dan Sentosa mengalami peningkatan. Namun, apabila dilihat TATO menunjukkan penurunan Bumi Agung II mengalami penurunan 0,26 (5,14 menjadi 4,88), Bintang Mas 0,97 (5,54 menjadi 4,47) dan Sentosa 0.94 (4.84 menjadi 3.54). disebabkan efektif perusahaan menggunakan sumber daya (harta atau modal) yang dimilikinya. Tabel 4.7 Keseluruhan Rasio NP
TAHUN
BA II
BM
S
CACL
TLTA
OPM
2008
2,44
0,41 %
0,09
2009
2,39
0,42 %
2008
2,68
2009
NIS
NITA
TATO
0.03
0,15
5,14
0,09
0,02
0,11
4,88
0,37 %
0,07
0,02
0,13
5,44
2,21
0,45 %
0,08
0,02
0,09
4,47
2008
3,27
0,30 %
0,08
0,03
0,14
4,84
2009
2,63
0,38 %
0,08
0.05
0,17
3,54
Sumber : Laporan Keuangan PT. BA Bangunan, data diolah Dari tabel 4.7 dapat dilihat perbandingan antara rasio-rasio yang baik anatara perusahaan Bumi Agung II, Bintang dan Sentosa dari tahun 2008 sampai dengan 2009. Dalam perhitungan rasio diatas menunjukkan bahwa dalam pengukuran kinerja keuangan yang baik untuk rasio CACL yaitu perusahaan Sentosa, untuk rasio TLTA yaitu perusahaan Bumi Agung II, untuk rasio OPM yaitu perusahaan Bumi Agung II, untuk rasio NIS yaitu perusahaan Sentosa, untuk rasio
89
NITA yaitu perusahaan Sentosa, untuk rasio TATO yaitu perusahaan Bumi Agung II. 2. Perspektif Pelanggan dan Pemasok Barang Indikator Kepuasan pelanggan dan pemasok barang bertujuan untuk mengukur peningkatan kepuasan pelayanan, yang diukur dengan mengisi daftar pertanyaan kuesioner yang telah disediakan. Pelanggan yang menjadi responden sebanyak 85 responden dan pemasok barang yang menjadi responden sebanyak 20 responden. 1.
Karakteristik Responden Kepuasan Pelanggan dan Pemasok Barang Berikut
ini
adalah
tabel
yang
menggambarkan
proses
penyebaran dan penerimaan kuesioner kepuasan pelanggan dan Pemasok Barang PT. BA Bangunan: Tabel 4.8 Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Pelanggan Keterangan Kuesioner yang dikirim: 90 buah Bumi Agung II Bintang Mas Sentosa Kuesioner yang tidak kembali: 5 buah Bumi Agung II Bintang Mas Sentosa Kuesioner yang tidak dapat diolah Kuesioner yang dapat diolah Sumber: data diolah
Jumlah
Presentase 100%
30 30 30 5,55% 1 2 2 0 85
0% 94,44%
Dari data diatas dapat dilihat bahwa 90 kuesioner yang dibagikan kepada responden hanya 5 kuesioner yang tidak kembali dikarenakan keterbatasan waktu dan kondisi. 90
Tabel 4.9 Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Pemasok Barang (Supplier) Keterangan Kuesioner yang dikirim Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang tidak dapat diolah Kuesioner yang dapat diolah Sumber: data diolah
Jumlah 20 0 0 20
Presentase 100% 0% 0% 100%
Dari data diatas dapat dilihat bahwa 20 kuesioner yang dibagikan kepada responden dan tidak ada yang tidak kembali dikarenakan pemasok barang datang setiap saat secara bergiliran. 2.
Uji Validitas Kepuasan Pelanggan dan Pemasok Barang Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas pelanggan dari tiga variabel dengan 29 sampel responden untuk perusahaan Bumi Agung II, 28 sampel responden Bintang Mas, 28 sampel responden Sentosa dan pemasok barang dari tiga variabel dengan 20 sampel responden. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas pelanggan dari tiga variabel dengan 85 sampel responden dan pemasok barang dari tiga variable dengan 20 sampel responden. 91
Hasil Uji Validitas Pelanggan Bumi Agung II Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Atribut, Produk, dan Jasa Bumi Agung II Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation APJ1 0,465** 0,000 APJ2 0,441** 0,000 APJ3 0,713** 0,000 APJ4 0,582** 0,000 APJ5 0,782** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.10 menunjukkan variabel atribut, produk dan jasa mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Citra (Image) Perusahaan Bumi Agung II Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation CP1 0,573** 0,000 CP2 0,398** 0,000 CP3 0,674** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah Tabel
4.11
menunjukkan
variabel
citra
Keterangan Valid Valid Valid (image)
perusahaan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Hubungan dengan Pelanggan Bumi Agung II Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation HDP1 0,600** 0,000 HDP2 0,415** 0,000 HDP3 0,634** 0,000 HDP4 0,605** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid 92
Tabel 4.12 menunjukkan variabel hubungan dengan pelanggan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hasil Uji Validitas Pelanggan Bintang Mas Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Atribut, Produk, dan Jasa Bintang Mas Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation APJ1 0,382** 0,000 APJ2 0,302** 0,000 APJ3 0,728** 0,000 APJ4 0,421** 0,000 APJ5 0,512** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.13 menunjukkan variabel atribut, produk dan jasa mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Citra (Image) Perusahaan Bintang Mas Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation CP1 0,570** 0,000 CP2 0,683** 0,000 CP3 0,653** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah Tabel
4.14
menunjukkan
variabel
citra
Keterangan Valid Valid Valid
(image)
perusahaan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
93
Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Hubungan dengan Pelanggan Bintang Mas Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation HDP1 0,530** 0,000 HDP2 0,225** 0,000 HDP3 0,714** 0,000 HDP4 0,641** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.15 menunjukkan variabel hubungan dengan pelanggan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hasil Uji Validitas Pelanggan Sentosa Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Atribut, Produk, dan Jasa Sentosa Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation APJ1 0,608** 0,000 APJ2 0,805** 0,000 APJ3 0,700** 0,000 APJ4 0,463** 0,000 APJ5 0,401** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.16 menunjukkan variabel atribut, produk dan jasa mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Citra (Image) Perusahaan Sentosa Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation CP1 0,538** 0,000 Tabel 4.17 berlanjut ke halaman berikutnya
Keterangan Valid
94
Lanjutan tabel 4.17 dari halaman sebelumnya Pertanyaan Pearson Sig (2-Tailed) Corelation CP2 0,458** 0,000 CP3 0,611** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah Tabel
4.17
menunjukkan
variabel
citra
Keterangan Valid Valid (image)
perusahaan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.18 Hasil Uji Validitas Hubungan dengan Pelanggan Sentosa Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation HDP1 0,600** 0,000 HDP2 0,415** 0,000 HDP3 0,634** 0,000 HDP4 0,605** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.18 menunjukkan variabel hubungan dengan pelanggan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hasil Uji Validitas Pemasok Barang Tabel 4.19 Hasil Uji Validitas Atribut, Produk, dan Jasa Pemasok Barang (Supplier) Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation APJ1 0,777** 0,000 APJ2 0,868** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid
95
Tabel 4.19 menunjukkan variabel atribut, produk dan jasa mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.20 Hasil Uji Validitas Citra (image) Perusahaan Pemasok Barang (Supplier) Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation CP1 0,799** 0,000 CP2 0,844** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah Tabel
4.20
menunjukkan
variabel
citra
Keterangan Valid Valid (image)
perusahaan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.21 Hasil Uji Validitas Hubungan dengan Pemasok Barang (supplier) Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation HDP1 0,838** 0,000 HDP2 0,912** 0,000 HDP3 0,792** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid
Tabel 4.21 menunjukkan variabel hubungan dengan pemasok barang (supplier) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 3.
Hasil Uji Reabilitas Kepuasan Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menilai konsistensinya dari instrument penelitian, instrument dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha diatas 0,6. 96
Hasil Uji Reabilitas Bumi Agung II Tabel 4.22 Hasil Uji Reabilitas Pelanggan Bumi Agung II Variabel
Cronbach's Cronbach's Alpha Based Alpha on Standardized Items APJ .728 .747 CP .632 .573 HDP .695 .661 Sumber: Data Primer yang diolah
N of Items 6 4 5
Tabel 4.22 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel atribut, produk, dan jasa sebesar 0,728, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel citra (image) perusahaan sebesar 0,632, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini cukup reliabel. Variabel hubungan dengan pelanggan sebesar 0,695, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Hasil Uji Reabilitas Bintang Mas Tabel 4.23 Hasil Uji Reabilitas Pelanggan Bintang Mas Variabel
Cronbach's Cronbach's Alpha Based Alpha on Standardized Items APJ .634 .558 CP .725 .703 HDP .668 .605 Sumber: Data Primer yang diolah
N of Items 6 4 5
Tabel 4.23 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel atribut, produk, dan jasa sebesar 0,634, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini cukup reliabel. Variabel citra (image) perusahaan sebesar 0,725, sehingga dapat disimpulkan bahwa 97
pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel hubungan dengan pelanggan sebesar 0,668, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Hasil Uji Reabilitas Sentosa Tabel 4.24 Hasil Uji Reabilitas Pelanggan Sentosa Variabel
Cronbach's Cronbach's Alpha Based Alpha on Standardized Items APJ .725 .750 CP .618 .556 HDP .769 .805 Sumber: Data Primer yang diolah
N of Items 6 4 5
Tabel 4.24 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel atribut, produk, dan jasa sebesar 0,725, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel citra (image) perusahaan sebesar 0,632, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini cukup reliabel. Variabel hubungan dengan pelanggan sebesar 0,695, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Tabel 4.25 Hasil Uji Reabilitas Pemasok Barang (Supplier) Variabel
Cronbach's Cronbach's Alpha Based Alpha on Standardized Items APJ .848 .859 CP .859 .876 HDP .845 .908 Sumber: Data Primer yang diolah
N of Items 3 3 4
98
Tabel 4.25 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel atribut, produk, dan jasa sebesar 0,848, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel citra (image) perusahaan sebesar 0,859, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel hubungan dengan pemasok barang (supplier) sebesar 0,845, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini cukup reliabel. 4. Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan dan Pemasok Barang Analisis dilakukan berdasarkan jawaban dari 85 responden pelanggan yang terdiri dari 29 responden Bumi Agung II, 28 responden Bintang Mas, 28 responden Sentosa dan 20 responden pemasok barang melalui kuesioner untuk memberikan gambaran mengenai variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu atribut produk dan jasa, citra (image) perusahaan, hubungan dengan pelanggan (kuesioner pelanggan), dan hubungan dengan pemasok barang atau supplier (kuesioner supplier). Hasil pengolahan data masing-masing dimensi dalam kepuasan konsumen dan pemasok barang (supplier) disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.26 Hasil Pengukuran Atribut Produk dan Jasa, Pelanggan Bumi Agung II Jumlah Jawaban Responden Sangat Puas 5 20 Puas 4 75 Tabel 4.26 berlanjut ke halaman berikutnya Pendapat Responden
Nilai
Tabel Nilai 100 300
Bobot Nilai 22,22% 66,66% 99
Lanjutan Tabel 4.26 dari halaman sebelumnya Jumlah Jawaban Pendapat Responden Nilai Responden Cukup Puas 3 50 Kurang Puas 2 0 Sangat Tidak Puas 1 0 Jumlah 145 Sumber: data diolah
Tabel Nilai 150 0 0 450
Bobot Nilai 33,33% 0% 0% 100 %
Variabel atribut produk dan jasa, pelanggan terdiri dari 5 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.26 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan Bumi Agung terhadap atribut produk dan jasa adalah 22,22% menyatakan sangat puas, 66,66% menyatakan puas, 33,33% menyatakan cukup puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap atribut produk dan jasa dalam penelitian ini pelanggan puas terhadap atribut produk dan jasa Bumi Agung II. Tabel 4.27 Hasil Pengukuran Atribut Produk dan Jasa, Pelanggan Bintang Mas Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 18 79 43 0 0 140
Tabel Nilai 90 316 129 0 0 535
Bobot Nilai 16,82% 59,07% 42,11% 0% 0% 100 %
Variabel atribut produk dan jasa, pelanggan terdiri dari 5 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan 100
tabel 4.27 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan Bintang Mas terhadap atribut produk dan jasa adalah 16,82% menyatakan sangat puas, 59,07% menyatakan puas, 42,11% menyatakan cukup puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap atribut produk dan jasa dalam penelitian ini puas terhadap atribut produk dan jasa Bintang Mas. Tabel 4.28 Hasil Pengukuran Atribut Produk dan Jasa, Pelanggan Sentosa Pendapat Nilai Jumlah Jawaban Tabel Bobot Responden Responden Nilai Nilai Sangat Puas 5 19 95 18,03% Puas 4 69 276 52,37% Cukup Puas 3 52 156 29,60% Kurang Puas 2 0 0 0% SangatTidak Puas 1 0 0 0% Jumlah 140 527 100 % Sumber: data diolah Variabel atribut produk dan jasa, pelanggan terdiri dari 5 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.28 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan Sentosa terhadap atribut produk dan jasa adalah 18,03% menyatakan sangat puas, 52,37% menyatakan puas, 29,60% menyatakan cukup puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap atribut produk dan jasa dalam penelitian ini puas terhadap atribut produk dan jasa Sentosa.
101
Atribut produk dan jasa Bumi Agung II, Bintang Mas dan Sentosa terhadap kepuasan pelanggan dapat dinilai memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tabel 4.29 Hasil Pengukuran Atribut Produk dan Jasa, Pemasok Barang (Supplier) Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 16 22 12 0 0 40
Tabel Nilai 80 88 36 0 0 204
Bobot Nilai 39,2% 43,1% 17,6% 0% 0% 100 %
Variabel atribut produk dan jasa, pemasok barang (supplier) terdiri dari 2 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.29 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pemasok barang (supplier) terhadap atribut produk dan jasa adalah 39,2% menyatakan sangat puas, 43,1% menyatakan puas, 17,6% menyatakan cukup puas, 0 % menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pemasok barang (supplier) terhadap atribut produk dan jasa dalam penelitian ini puas terhadap PT. BA Bangunan. Tabel 4.30 Hasil Pengukuran Citra (image) Perusahaan, Pelanggan Bumi Agung II Pendapat Jumlah Jawaban Nilai Responden Responden Sangat Puas 5 9 Tabel 4.30 berlanjut ke halaman berikutnya
Tabel Nilai 45
Bobot Nilai 14,38% 102
Lanjutan tabel 4.30 dari halaman sebelumnya Pendapat Jumlah Jawaban Nilai Responden Responden Puas 4 34 Cukup Puas 3 44 Kurang Puas 2 0 Sangat Tidak Puas 1 0 Jumlah 87 Sumber: data diolah
Tabel Nilai 136 132 0 0 313
Bobot Nilai 43,45% 42,17% 0% 0% 100 %
Variabel atribut citra (image) perusahaan, pelanggan terdiri dari 3 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.30 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap citra (image) perusahaan Bumi Agung II adalah 14,38% menyatakan sangat puas, 43,45% menyatakan puas, 42,17% menyatakan cukup puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap citra (image) perusahaan dalam penelitian ini puas terhadap Bumi Agung II. Tabel 4.31 Hasil Pengukuran Citra (image) Perusahaan, Pelanggan Bintang Mas Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 13 47 24 0 0 84
Tabel Nilai 65 188 72 0 0 325
Bobot Nilai 20% 57,85% 22,15% 0% 0% 100 %
Variabel atribut citra (image) perusahaan, pelanggan terdiri dari 3 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan 103
tabel 4.31 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap citra (image) perusahaan Bintang Mas adalah 20% menyatakan sangat puas, 57,85% menyatakan puas, 22,15% menyatakan cukup puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap citra (image) perusahaan Bintang Mas dalam penelitian ini puas terhadap Bintang Mas. Tabel 4.32 Hasil Pengukuran Citra (image) Perusahaan, Pelanggan Sentosa Pendapat Nilai Jumlah Jawaban Tabel Bobot Responden Responden Nilai Nilai Sangat Puas 5 6 30 9,87% Puas 4 40 160 52,63% Cukup Puas 3 38 114 37,5% Kurang Puas 2 0 0 0% SangatTidak Puas 1 0 0 0% Jumlah 84 304 100 % Sumber: data diolah Variabel atribut citra (image) perusahaan, pelanggan terdiri dari 3 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.32 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap citra (image) perusahaan Sentosa adalah 9,87% menyatakan sangat puas, 52,63% menyatakan puas, 37,5% menyatakan cukup puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap citra (image) perusahaan Sentosa dalam penelitian puas terhadap Sentosa.
104
Citra (image) perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas dan Sentosa terhadap kepuasan pelanggan dapat dinilai memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tabel 4.33 Hasil Pengukuran Citra (image) Perusahaan, Pemasok Barang (Supplier) Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 25 7 8 0 0 40
Tabel Nilai 125 28 24 0 0 177
Bobot Nilai 70,62% 15,82% 13,56% 0 0 100%
Variabel atribut citra (image) perusahaan, pemasok barang (supplier) terdiri dari 2 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.33 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pemasok
barang
(supplier)
terhadap
citra
(image)
perusahaan PT. BA Bangunan adalah 14,58% menyatakan sangat puas, 57,07% menyatakan puas, 28,34% menyatakan cukup puas, 0 % menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pemasok barang (supplier) terhadap citra (image) perusahaan PT. BA Bangunan dalam penelitian ini sangat puas.
105
Tabel 4.34 Hasil Pengukuran Hubungan Dengan Pelanggan, Bumi Agung II Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 16 63 37 0 0 116
Tabel Nilai 80 252 111 0 0 443
Bobot Nilai 18,06% 56,88% 25,06% 0 0 100%
Variabel atribut Hubungan Dengan Pelanggan terdiri dari 4 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.34 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap hubungan dengan Bumi Agung II adalah 18,06% menyatakan sangat puas, 56,88% menyatakan puas, 25,06% menyatakan cukup puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap hubungan perusahaan Bumi Agung II dengan pelanggan dalam penelitian ini puas. Tabel 4.35 Hasil Pengukuran Hubungan Dengan Pelanggan, Bintang Mas Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 14 61 36 1 0 112
Tabel Nilai 70 324 108 2 0 504
Bobot Nilai 13,89% 64,29% 21,43% 0,4% 0 100%
106
Variabel atribut Hubungan Dengan Pelanggan terdiri dari 4 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.35 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap hubungan dengan Bintang Mas adalah 13,89% menyatakan sangat puas, 64,29% menyatakan puas, 21,43% menyatakan cukup puas, 0,4% menyatakan kurang puas dan 0% menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap hubungan perusahaan Bintang Mas dengan pelanggan dalam penelitian ini puas. Tabel 4.36 Hasil Pengukuran Hubungan Dengan Pelanggan, Sentosa Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 17 51 44 0 0 112
Tabel Nilai 85 204 132 0 0 421
Bobot Nilai 20,19% 48,46% 31,35% 0 0 100%
Variabel atribut Hubungan Dengan Pelanggan terdiri dari 4 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.36 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terhadap hubungan dengan Sentosa adalah 20,19% menyatakan sangat puas, 48,46% menyatakan puas, 31,35% menyatakan cukup puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap hubungan perusahaan Sentosa dengan pelanggan dalam penelitian ini puas. 107
Tabel 4.37 Hasil Pengukuran Hubungan Dengan Pemasok Barang (Supplier) Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 28 26 6 0 0 60
Tabel Nilai 140 104 18 0 0 262
Bobot Nilai 53,44% 39,69% 6,87% 0 0 100%
Variabel atribut Hubungan Dengan Pemasok barang (Supplier) terdiri dari 3 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.37 diatas menunjukkan bahwa kepuasan pemasok barang (supplier) terhadap hubungan dengan pemasok barang (supplier)
adalah
53,44%
menyatakan
sangat
puas,
39,69%
menyatakan puas, 6,87% menyatakan cukup puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pemasok barang (supplier) terhadap Hubungan perusahaan PT. BA Bangunan dengan pemasok barang dalam penelitian ini sangat memuaskan. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Proses bisnis internal dibagi menjadi tiga, yaitu : inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Selanjutnya akan dijelaskan proses bisnis internal di PT BA Bangunan. 1.
Proses Inovasi Dalam proses inovasi, perusahaan mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan para pelanggan di masa kini dan masa yang akan datang 108
dan menciptakan produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Dikarenakan PT BA Bangunan merupakan perusahaan dagang, jadi proses inovasi yang dilakukan dengan mengikuti trend barang yang sedang laku atau banyak dicari oleh pelanggan, mencari barang-barang yang baru yang memiliki prospek penjualan yang memuaskan seperti penjualan rangka atau baja ringan, serta melayani pesanan khusus dari pelanggan. Selain itu, proses inovasi lain yang dilakukan oleh perusahaan ini yaitu dengan melakukan pembelian kepada supplier dalam jumlah besar agar mendapat harga yang berbeda apabila dibandingkan dengan pembelian barang eceran, sehingga bisa melakukan penjualan dengan harga yang kompetitif dengan perusahaan pesaing. Seperti pembelian keramik, triplek dan cat langsung dari pabrik dalam jumlah besar. 2.
Proses Operasi Proses operasi adalah proses menghasilkan dan menyampaikan produk atau jasa kepada pelanggan. Tahap operasi merupakan tahapan aksi dimana perusahaan secara nyata berupaya untuk memberikan solusi
kepada
pelanggan
dalam
memenuhi
keinginan
dan
kebutuhannya. Dalam proses operasi, yang dilakukan oleh PT BA Bangunan yaitu dengan cara melayani keluhan para pelanggan dengan memberikan
konsultasi
mengenai
rencana
pemakaian
dan
penghitungan jumlah anggaran yang akan dikeluarkan oleh pelanggan, seperti pembelian keramik atau rangka atap baja ringan. Selain itu, 109
proses operasi lainnya dengan memberikan layanan jasa pelayanan pemasangan produk barang kepada pelanggan apabila diperlukan. 3.
Proses Pelayanan Purna Jual Proses pelayanan purna jual adalah jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produk atau jasa. Dalam proses ini, yang dilakukan oleh PT BA Bangunan yaitu dengan memberikan pelayanan garansi untuk barang-barang tertentu seperti barang elektronik. Contohnya seperti mesin-mesin yang digunakan oleh tukang bangunan. Proses lainnya yang dilakukan yaitu memberikan layanan perbaikan barang dengan biaya yang terjangkau.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Indikator
Kepuasan
karyawan
bertujuan
untuk
mengukur
peningkatan kepuasn karyawan, yang diukur dengan mengisi daftar pertanyaan kuesioner yang telah disediakan. Karyawan yang menjadi responden sebanyak 37 karyawan yang terdiri atas 11 karyawan Bumi Agung II, 15 karyawan Bintang Mas, 11 karyawan Sentosa. 1.
Karakteristik Responden Kepuasan Karyawan Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan proses penyebaran dan penerimaan kuesioner kepuasan karyawan PT. BA Bangunan: Tabel 4.38 Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Karyawan Keterangan Kuesioner yang dikirim 37 buah Bumi Agung II Bintang Mas Tabel 4.38 berlanjut ke halaman berikutnya
Jumlah
Presentase 100%
11 15 110
Lanjutan Tabel 4.38 dari halaman sebelumnya Keterangan Jumlah Kuesioner yang dikirim Sentosa 11 Kuesioner yang tidak kembali 0 Kuesioner yang tidak dapat diolah 0 Kuesioner yang dapat diolah 37 Sumber: data diolah
Presentase 0% 0% 100%
Dari data diatas dapat dilihat bahwa 37 kuesioner yang dibagikan kepada responden tidak ada yang tidak kembali dikarenakan jumlah yang karyawan yang tidak cukup banyak dan data yang dapat diolah sebanyak 37 kuesioner. Tabel 4.39 Karakteristik Responden Penelitian Kepuasan Karyawan Unsur Demografi Jenis Kelamin
Demografi Responden
Laki-laki Perempuan Umur < 20 tahun 21-30 tahun Umur 31-40 tahun > 40 tahun Pendidikan SMA/Sederajat Akademi/Sederajat Strata S1 Lama Bekerja 1-5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun > 15 tahun Sumber: data diolah
Jumlah
Persentase
33 4 1 19 17 0 35 1 1 19 12 2 4
89.19% 10.81% 2.70% 51.35% 45.95% 0% 94.60% 2.70% 2.70% 51.36% 32.43% 5.40% 10.81%
Jika dilihat dari jenis kelamin, responden dalam penelitian ini terdiri dari 33 responden atau 89.19% berjenis kelamin laki-laki dan 4 responden atau 10.81% berjenis kelamin wanita dari jumlah keseluruhan 37 responden. Jika dilihat dari umur, responden dalam 111
penelitian ini terdiri dari 1 responden atau 2.70%. berumur dibawah 20 tahun, 19 responden atau 51.35% berumur 21 sampai dengan 30 tahun, 17 responden atau 45.95% berumur 31 sampai dengan 40 tahun, kosong atau tidak ada responden pada umur lebih diatas 40 tahun. Jika dilihat dari pendidikan terakhir, 35 responden atau 94.60% berpendidikan akhir SMA atau Sederajat, 1 responden atau 2.70 % berpendidikan akhir Akademi atau sederajat, 1 responden atau 2.70% berpendidikan akhir S1 atau Strata satu. Jika dilihat dari lama bekerja pada perusahaan PT. BA Bangunan 19 responden atau 51.36% sudah lama bekerja 1 sampai dengan 5 tahun, 12 responden atau 32.43% sudah lama bekerja 6 sampai dengan 10 tahun, 2 responden atau 5.40% sudah lama bekerja 11 sampai dengan 15 tahun, dan 4 responden atau 10.81% sudah lama bekerja lebih dari 15 tahun. 2.
Uji Validitas Kepuasan Karyawan Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari tiga variabel dengan 37 sampel responden.
112
Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari tiga variabel dengan 37 sampel responden yang terdiri dari 11 responden Bumi Agung II, 15 responden Bintang Mas, 11 responden Sentosa. Hasil Uji Validitas Karyawan Bumi Agung II Tabel 4.40 Hasil Uji Validitas Kapabilitas Karyawan Bumi Agung II Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation KK1 0,683* 0,000 KK2 0,844** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid
Tabel 4.40 menunjukkan variabel kapabilitas karyawan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.41 Hasil Uji Validitas Kapabilitas Sistem Informasi Bumi Agung II Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation KSI1 0,756** 0,000 KSI2 0,642* 0,000 KSI3 0,827** 0,000 KSI4 0,627* 0,000 KSI5 0,827** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.41 menunjukkan variabel kapabilitas sistem informasi mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
113
Tabel 4.42 Hasil Uji Validitas Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan Bumi Agung II Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation MPK1 0,712** 0,000 MPK2 0,674* 0,000 MPK3 0,674* 0,000 MPK4 0,703* 0,000 MPK5 0,674* 0,000 MPK6 -0,756** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.42 menunjukkan variabel motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hasil Uji Validitas Karyawan Bintang Mas Tabel 4.43 Hasil Uji Validitas Kapabilitas Karyawan Bintang Mas Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation KK1 0,665** 0,000 KK2 0,777** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid
Tabel 4.43 menunjukkan variabel kapabilitas karyawan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.44 Hasil Uji Validitas Kapabilitas Sistem Informasi Bintang Mas Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation KSI1 0,777** 0,000 KSI2 0,796** 0,000 KSI3 0,592** 0,000 Tabel 4.44 berlanjut ke halaman berikutnya
Keterangan Valid Valid Valid 114
Lanjutan tabel 4.44 dari halaman sebelumnya KSI4 0,768** 0,000 KSI5 0,768** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Valid Valid
Tabel 4.44 menunjukkan variabel kapabilitas sistem informasi mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.45 Hasil Uji Validitas Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan Bintang Mas Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation MPK1 0,738** 0,000 MPK2 0,730** 0,000 MPK3 0,694** 0,000 MPK4 0,700** 0,000 MPK5 0,621* 0,000 MPK6 0,622* 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.45 menunjukkan variabel motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hasil Uji Validitas Karyawan Sentosa Tabel 4.46 Hasil Uji Validitas Kapabilitas Karyawan Sentosa Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation KK1 0,884** 0,000 KK2 0,772** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid
115
Tabel 4.46 menunjukkan variabel kapabilitas karyawan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.47 Hasil Uji Validitas Kapabilitas Sistem Informasi Sentosa Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation KSI1 0,851** 0,000 KSI2 0,777* 0,000 KSI3 0,649* 0,000 KSI4 0,683* 0,000 KSI5 0,703* 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.47 menunjukkan variabel kapabilitas sistem informasi mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.48 Hasil Uji Validitas Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan Sentosa Pertanyaan
Pearson Sig (2-Tailed) Corelation MPK1 0,763** 0,000 MPK2 0,779* 0,000 MPK3 0,703* 0,000 MPK4 0,744* 0,000 MPK5 0,703* 0,000 MPK6 -0,733** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.48 menunjukkan variabel motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
116
3.
Hasil Uji Reabilitas Kepuasan Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menilai konsistensinya dari instrument penelitian, instrument dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha diatas 0,6. Tabel 4.49 Hasil Uji Reabilitas Karyawan Bumi Agung II Variabel
Cronbach's Cronbach's Alpha Based Alpha on Standardized Items KK .806 .799 KSI .789 .879 MPK .610 .572 Sumber: Data Primer yang diolah
N of Items 3 6 7
Tabel 4.49 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel kapabilitas karyawan Bumi Agung II sebesar 0,806, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel kapabilitas sistem informasi Bumi Agung II sebesar 0,789, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel Motivasi, pemberdayaan dan keselaran sebesar 0,610, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini cukup reliabel. Tabel 4.50 Hasil Uji Reabilitas Karyawan Bintang Mas Variabel
Cronbach's Cronbach's Alpha Based Alpha on Standardized Items KK .766 .747 KSI .783 .861 MPK .770 .854 Sumber: Data Primer yang diolah
N of Items 3 3 7
117
Tabel 4.50 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel kapabilitas karyawan Bintang Mas sebesar 0,766, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel kapabilitas sistem informasi Bintang Mas sebesar 0,783, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel Motivasi, pemberdayaan dan keselaran sebesar 0,770, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Tabel 4.51 Hasil Uji Reabilitas Karyawan Sentosa Variabel
Cronbach's Cronbach's Alpha Based Alpha on Standardized Items KK .851 .865 KSI .775 .850 MPK .648 .643 Sumber: Data Primer yang diolah
N of Items 3 3 7
Tabel 4.51 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel kapabilitas karyawan Sentosa sebesar 0,851, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel kapabilitas sistem informasi Sentosa sebesar 0,775, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel Motivasi, pemberdayaan dan keselaran sebesar 0,648, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini cukup reliabel.
118
3. Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Karyawan Analisis dilakukan berdasarkan jawaban dari 37 responden karyawan yang terdiri dari 11 responden Bumi Agung II, 15 responden Bintang Mas, 11 responden Sentosa melalui kuesioner untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi serta motivasi, pemberdayaan dan keselarasan. Hasil pengolahan data disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.52 Hasil Pengukuran Kapabilitas Karyawan Bumi Agung Pendapat Responden Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas SangatTidak Puas Jumlah Sumber: data diolah
Nilai 5 4 3 2 1
Jumlah Jawaban Responden 3 8 11 0 0 22
Tabel Nilai 15 24 33 0 0 72
Bobot Nilai 20,83% 33,33% 45,83% 0 0 100%
Variabel kapabilitas karyawan terdiri dari 2 pernyataan dengan skor 1 sampai
5.
Hasil
pengukuran
berdasarkan
tabel
4.52
diatas
menunjukkan bahwa kapabilitas karyawan Bumi Agung II adalah 20,83% menyatakan sangat puas, 33,33% menyatakan puas, 45,83% menyatakan cukup puas, 0 % menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kapabilitas karyawan Bumi Agung dalam penelitian ini cukup puas.
119
Tabel 4.53 Hasil Pengukuran Kapabilitas Karyawan Bintang Mas Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 8 17 5 0 0 30
Tabel Nilai 40 68 15 0 0 123
Bobot Nilai 32,52% 55,28% 12,2% 0 0 100%
Variabel kapabilitas karyawan terdiri dari 2 pernyataan dengan skor 1 sampai
5.
Hasil
pengukuran
berdasarkan
tabel
4.53
diatas
menunjukkan bahwa kapabilitas karyawan Bintang Mas adalah 32,52% menyatakan sangat puas, 55,28% menyatakan puas, 12,2% menyatakan cukup puas, 0% menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kapabilitas karyawan Bintang Mas puas. Tabel 4.54 Hasil Pengukuran Kapabilitas Karyawan Sentosa Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 3 8 11 0 0 22
Tabel Nilai 15 24 33 0 0 72
Bobot Nilai 20,83% 33,33% 45,83% 0 0 100%
Variabel kapabilitas karyawan terdiri dari 2 pernyataan dengan skor 1 sampai
5.
Hasil
pengukuran
berdasarkan
tabel
4.54
diatas
menunjukkan bahwa kapabilitas karyawan Bintang Mas adalah 20,83% menyatakan sangat puas, 33,33% menyatakan puas, 45,83% 120
menyatakan cukup puas, 0 % menyatakan kurang puas dan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kapabilitas karyawan Sentosa dalam penelitian ini cukup puas. Hasil Kapabilitas Karyawan dari Bumi Agung II , Bintang Mas, Sentosa. Bumi Agung dan Sentosa cukup puas dengan kapabilitas karyawan sedangkan Bintang Mas para karyawan dengan kapabilitas karyawan merasa puas. Tabel 4.55 Hasil Pengukuran Kapabilitas Sistem Informasi Bumi Agung II Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 2 22 24 7 0 55
Tabel Nilai 10 88 72 14 0 184
Bobot Nilai 5,43% 47,83% 39,13% 7,61% 0 100%
Variabel kapabilitas sistem informasi terdiri dari 5 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.55 diatas menunjukkan bahwa kapabilitas sistem informasi Bumi Agung II adalah 5,43% menyatakan sangat puas, 47,83% menyatakan puas, 39,13% menyatakan cukup puas, 7,61 % menyatakan kurang puas dan 0% menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kapabilitas sistem informasi Bumi Agung II dalam penelitian ini puas.
121
Tabel 4.56 Hasil Pengukuran Kapabilitas Sistem Informasi Bintang Mas Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 5 34 27 9 0 75
Tabel Nilai 25 136 81 18 0 260
Bobot Nilai 9,62% 52,30% 31,15% 6,92% 0 100%
Variabel kapabilitas sistem informasi terdiri dari 5 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.56 diatas menunjukkan bahwa kapabilitas sistem informasi Bintang Mas adalah 9,62% menyatakan sangat puas, 52,30% menyatakan puas, 31,15% menyatakan cukup puas, 6,92% menyatakan kurang puas dan 0% menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kapabilitas sistem informasi Bintang Mas dalam penelitian ini puas. Tabel 4.57 Hasil Pengukuran Kapabilitas Sistem Informasi Sentosa Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 3 25 21 6 0 55
Tabel Nilai 15 100 61 12 0 188
Bobot Nilai 7,98% 53,19% 32,45% 6,38% 0 100%
Variabel kapabilitas sistem informasi terdiri dari 5 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.57 diatas 122
menunjukkan bahwa kapabilitas sistem informasi Sentosa adalah 7,98% menyatakan sangat puas, 53,19% menyatakan puas, 32,45% menyatakan cukup puas, 6,38% menyatakan kurang puas dan 0% menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap kapabilitas sistem informasi Sentosa dalam penelitian ini puas. Hasil Kapabilitas Sistem Informasi dari Bumi Agung II, Bintang Mas, Sentosa. Karyawan Bumi Agung, Bintang Mas dan Sentosa puas dengan kapabilitas Sistem Informasi Akuntansi. Tabel 4.58 Hasil Pengukuran Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan Bumi Agung II Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 6 29 25 6 0 66
Tabel Nilai 30 116 75 12 0 233
Bobot Nilai 12,88% 49,79% 32,19% 5,15% 0 100%
Variabel motivasi, pemberdayaan dan keselarasan dari 6 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.58 diatas menunjukkan bahwa motivasi, pemberdayaan dan keselarasan Bumi Agung II adalah 12,88% menyatakan sangat puas, 49,79% menyatakan
puas,
32,19%
menyatakan
cukup
puas,
5,15%
menyatakan kurang puas dan 0% menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap 123
motivasi, pemberdayaan dan keselarasan Bumi Agung II dalam penelitian ini puas. Tabel 4.59 Hasil Pengukuran Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan Bintang Mas Pendapat Nilai Responden Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Kurang Puas 2 SangatTidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 13 47 29 1 0 90
Tabel Nilai 65 188 87 2 0 342
Bobot Nilai 19% 54,97% 25,44% 0,6% 0 100%
Variabel motivasi, pemberdayaan dan keselarasan dari 6 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.58 diatas menunjukkan bahwa motivasi, pemberdayaan dan keselarasan Bintang Mas adalah 19% menyatakan sangat puas, 54,97% menyatakan puas, 25,44% menyatakan cukup puas, 0,6% menyatakan kurang puas dan 0% menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap motivasi, pemberdayaan dan keselarasan Bintang Mas dalam penelitian ini puas. Tabel 4.60 Hasil Pengukuran Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan Sentosa Pendapat Nilai Jumlah Jawaban Tabel Bobot Responden Responden Nilai Nilai Sangat Puas 5 7 35 15,22% Puas 4 25 100 43,48% Cukup Puas 3 27 81 35,22% Kurang Puas 2 7 14 6,08% SangatTidak Puas 1 0 0 0 Jumlah 66 230 100% Sumber: data diolah 124
Variabel motivasi, pemberdayaan dan keselarasan dari 6 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel 4.59 diatas menunjukkan bahwa motivasi, pemberdayaan dan keselarasan Sentosa adalah 15,22% menyatakan sangat puas, 43,48% menyatakan
puas,
35,22%
menyatakan
cukup
puas,
6,08%
menyatakan kurang puas dan 0% menyatakan sangat tidak puas. Sehingga dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap motivasi, pemberdayaan dan keselarasan Sentosa dalam penelitian ini puas. C. Hasil Keseluruhan Analisis Balance Scorecard 1. Perspektif Keuangan Secara umum perspektif yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 rasio, yaitu: Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profit Margin, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas. Dari 5 rasio tersebut di uji ke tiga perusahaan PT. BA Bangunan. Hasil dari 5 rasio dari 2 periode 2008 dan 2009 menunjukan penurunan, namun dalam operasionalnya mengalami kenaikan. Dari hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Berdasarkan uji rasio likuiditas yang dilakukan kepada perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas, Sentosa menunjukan penurunan dalam rasio
likuiditas.
Maksud
penurunan
adalah
semakin
rendah
perbandingan rasionya semakin rendah juga pengeluaran yang dilakukan oleh cabang perusahaan tersebut. 125
2. Rasio Leverage Berdasarkan uji rasio laverege yang dilakukan kepada perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas, Sentosa menunjukan penurunan dalam rasio
leverage.
Maksud
penurunan
adalah
semakin
rendah
perbandingan rasio semakin tinggi cabang perusahaan tersebut kurang mampu memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek. 3. Rasio Profit Margin Berdasarkan hasil uji rasio profit margin yang dilakukan kepada perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas, Sentosa menunjukan penurunan dalam rasio profit margin. Maksud penurunan adalah semakin rendah rasionya menunjukkan bahwa laba perusahaan tersebut menurun. 4. Rasio Profitabilitas Berdasarkan hasil uji rasio profitabilitas yang dilakukan kepada perusahaan Bumi Agung II, Bintang Mas, Sentosa menunjukan penurunan dalam rasio profitabilitas. Maksud penurunan adalah semakin rendah rasionya, menunjukkan cabang-cabang perusahaan kurang mampu memenuhi kewajibannya dalam waktu jangka pendek. 5. Rasio Aktivitas Berdasarkan hasil uji rasio aktivitas yang dilakukan kepada cabang Bumi Agung II, Bintang Mas, Sentosa menunjukan penurunan dalam rasio aktivitas. Maksud penurunan adalah semakin rendah rasionya, menunjukkan kinerja perusahaan tersebut dapat dikatakan rendah. 126
2. Perspektif Pelanggan Kinerja yang diperlihatkan pada perspektif ini secara umum sudah sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu memberikan kepuasan kepada konsumen. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atau tanggapan pelanggan dan pemasok barang yang menunjukkan nilai yang positif dan signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum PT. BA Bangunan telah memperhatikan kepuasaan pelanggan dan pemasok barang. Untuk pembahasan lebih lanjut seperti tabel dibawah ini: Tabel 4.61 Hasil Keseluruhan Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan dan Kepuasan Pemasok Barang (Supplier) NAMA PERUSAHAAN BUMI AGUNG II BINTANG MAS SENTOSA SUPPLIER
APJ PUAS PUAS PUAS PUAS
CP PUAS PUAS PUAS SANGAT PUAS
HDP PUAS PUAS PUAS SANGAT PUAS
Sumber: data diolah Dari tabel 4.61 dapat dilihat bahwa dari hasil pengukuran kinerja kepuasaan pelangaan semua perusahaan baik Bumi Agung II, Bintang Mas, Sentosa dapat dikatakan bagus karena dari atribut jasa dan produk, citra perusahaan, hubungan dengan pelanggan merasa puas akan kinerja yang
diberikan
perusahaan
kepada
pelanggan.
Sedangkan
hasil
pengukuran kinerja kepuasan Pemasok Barang (Supplier) terhadap PT. BA Bangunan dari atribut produk dan jasa pemasok barang (supplier) puas dan
127
dari citra perusahaan serta hubungan dengan pemasok barang (supplier) sangat puas. 3. Perspektif Bisnis Internal Proses bisnis internal dibagi menjadi tiga, yaitu : inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Penjelasannya sebagai berikut: 1. Proses Inovasi. Proses inovasi yang dilakukan dengan mengikuti trend barang yang sedang laku atau banyak dicari oleh pelanggan, mencari barang-barang yang baru yang memiliki prospek penjualan yang memuaskan seperti penjualan rangka atau baja ringan, serta melayani pesanan khusus dari pelanggan. Proses inovasi lain yang dilakukan oleh perusahaan ini yaitu dengan melakukan pembelian kepada supplier dalam jumlah besar agar mendapat harga yang berbeda apabila dibandingkan dengan pembelian barang eceran, sehingga bisa melakukan penjualan
dengan harga
yang kompetitif
dengan
perusahaan pesaing. 2.
Proses Operasi. Dalam proses operasi, yang dilakukan oleh PT BA Bangunan yaitu dengan cara melayani keluhan para pelanggan dengan memberikan
konsultasi
mengenai
rencana
pemakaian
dan
penghitungan jumlah anggaran yang akan dikeluarkan oleh pelanggan. Proses operasi lainnya dengan memberikan layanan jasa pelayanan pemasangan produk barang kepada pelanggan apabila diperlukan.
128
3.
Layanan Purna Jual. Dalam proses ini, yang dilakukan oleh PT BA Bangunan yaitu dengan memberikan pelayanan garansi untuk barangbarang tertentu seperti barang elektronik.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Kinerja yang diperlihatkan pada perspektif ini secara umum sudah sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu memberikan kepuasan kepada karyawan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atau tanggapan karyawan yang menunjukkan nilai yang positif dan signifikan. Hasil ini menunjukkan
bahwa
secara
umum
PT.
BA
Bangunan
telah
memperhatikan kepuasaan karyawannya. Untuk pembahasan lebih lanjut seperti tabel dibawah ini: Tabel 4.67 Hasil Keseluruhan Pengukuran Kepuasan Kinerja Karyawan NAMA PERUSAHAN BUMI AGUNG II BINTANG MAS SENTOSA Sumber: data diolah
KK
KSI
MPK
CUKUP PUAS PUAS CUKUP PUAS
PUAS PUAS PUAS
PUAS PUAS PUAS
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari hasil pengukuran kinerja kepuasaan karyawan Bintang Mas, dapat dikatakan bagus bila dibandingkan dengan Bumi Agung II dan Sentosa karena dari 3 peryataan yang diberikan kepada karyawan ada satu pernyataan yang menyatakan cukup puas, akan tetapi dari kapabilitas sistem informasi dan motivasi, pemberdayaan dan keselarasan menyatakan pua. Sedangkan Karyawan Bintang Mas menyatakan puas dari 3 pernyataan yang diajukan. 129
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaiman kinerja perusahaan PT BA Bangunan jika diukur dengan menggunakan balance scorecard. Dari hasil yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kinerja perspektif keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan lima indikator rasio keuangan, rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profit margin, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Yang menunjukkan terdapat penurunan nilai dari masing-masing rasio, kesimpulannya kadar indikator tersebut merupakan sinyal negative pada laporan keuangan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Namun dari tiga perusahaan PT. BA Bangunan tersebut yang terbilang baik yaitu perusahaan Bumi Agung II dan Sentosa. 2. Kinerja perspektif pelanggan diukur dengan menggunakan inidikator kepuasan pelanggan PT. BA Bangunan. Berdasarkan hasil survei pada 85 pelanggan dan 20 pemasok barang perusahaan dapat diketahui bahwa secara umum sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atau tanggapan pelanggan yang menunjukkan nilai yang positif dan signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum PT. BA Bangunan telah memperhatikan kepuasaan pelanggan dan pemasok barang
130
dan diharapkan prestasi ini dapat lebih ditingkatkan. Dari perspektif ini ketiga perusahaan PT. BA Bangunan tersebut terbilang baik. 3. Kinerja pada perspektif proses bisnis internal bisa dilihat dari proses inovasi, proses operasi dan layananan purna jual yang telah dilakukan. Proses invosi dengan cara mengikuti trend barang yang sedang laku atau banyak dicari oleh pelanggan, mencari barang-barang yang baru yang memiliki prospek penjualan yang memuaskan. Proses operasi dengan cara melayani keluhan para pelanggan dengan memberikan konsultasi mengenai rencana pemakaian dan penghitungan jumlah anggaran yang akan dikeluarkan oleh pelanggan. Dan proses layanan purna jual dengan memberikan pelayanan garansi untuk barang-barang tertentu seperti barang elektronik serta memberikan layanan perbaikan barang dengan biaya yang terjangkau. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan diukur dengan menggunakan inidikator kepuasan pelanggan PT. BA Bangunan. Berdasarkan hasil survei pada 37 karyawan perusahaan dapat diketahui bahwa secara umum sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban atau tanggapan pelanggan yang menunjukkan nilai yang positif dan signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum PT. BA Bangunan telah memperhatikan kepuasaan karyawan dan diharapkan prestasi ini dapat lebih ditingkatkan. Dari ketiga perusahaan PT. BA Bangunan Tersebut yang terbilang baik yaitu Bintang Mas yang dibandingkan dengan Bumi Agung II dan Sentosa. 131
B. Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu akuntansi yang membahas tentang balance scorecard. Serta dapat memberikan informasi tambahan mengenai pengukuran kinerja suatu perusahaan baik bagi pihak manajemen dan pihak lain yang terkait informasi tersebut diantaranya: 1. Memberikan pemahaman yang lebih lengkap seputar pengukuran kinerja perusahaan dan metode pengukurannya sehingga dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan perusahaan. 2. Pelanggan biasanya memilih perusahaan dagang yang benar-benar tanggap terhadap kebutuhan yang dibutuhkannya. Pelayanan yang maksimal akan memberikan kepuasan yang tinggi kepada pelanggan sehingga akan menimbulkan kepercayaan yang tinggi kepada perusahaan dagang tersebut. Hal ini dapat meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan. C. Keterbatasan 1. Jangka
waktu
pengamatan
hanya
dua
tahun,
sehingga
kurang
mengambarkan kondisi jangka panjang perusahaan. 2. Pengukuran kinerja pada penelitian ini hanya berdasarkan indikatorindikator yang terbatas pada tersedianya data yang digunakan. 3. Pengukuran kinerja keuangan hanya meliputi 6 hal, yaitu: rasio lancar, rasio utang, rasio operating profit margin, rasio net profit margin, rasio
132
return on asset, dan rasio total asset turn over. Hal ini masih kurang mencerminkan kondisi keuangan secara keseluruhan. 4. Responden yang mengisi kuesioner kepuasan karyawan hanya tiga perusahaan cabang dari tujuh perusahaan cabang. Hal ini masih kurang mencerminkan kepuasaan karyawan secara keseluruhan. 5. Kesulitan mendapatkan responden untuk mengisi kuesioner kepuasaan pelanggan dikarenakan terdapat pelanggan yang membeli barang via telepon. D. Saran Dari kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan diatas, ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan perusahaan, yaitu: 1. Pihak manajemen harus lebih meningkatkan kinerja keuangan dengan menekan biaya-biaya operasi dan meningkatkan sistem pengendalian intern. Demi kelangsungan hidup perusahaan. 2. Menambah indikator pengukuran kinerja pada masing-masing perspektif dalam balance scorecard. 3. Pihak manajemen hendaknya melakukan perbaikan terhadap sarana dan pra sarana dan penggunaan teknologi informasi untuk kesejahteraan karyawan.
133
DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A. & Loebbecke, James K. “Auditing : Suatu Pendekatan Terpadu”. Adaptasi oleh Amir Abadi Yusuf. Edisi ke-5. Jakarta : Salemba Empat, 1996. Andriyani dan Mimiyati. “Pengukuran Kinerja Dengan Balance Scorecard”. Jurnal Ekonomi, Akuntansi dan Organisasi, Volume I No 1 April, 2006. Anthony, Robert N, dan Vijay Govindarajan. “Sistem Pengendalian Manajemen”. Buku I Edisi Kesebelas, Salemba Empat, Jakarta, 2005. Balance Scorecard: “Balance Scorecard System Suatu Pendekatan Dalam Penilaian Kinerja Perusahaan”. Jurnal Yusbardini. Balance Scorecard : “Konsep, Manfaat dan Aplikasi Balance Scorecard”. Jurnal Hidayat pada Februari 2001. Boynton, William C. & Kell, Water G. “Modern Auditing”. Edisi ke -6. Newyork : John Wiley & Sons, Inc, 1996. Garrison H. Ray dan Eric W. Noreen. “Akuntansi Manajerial”. Salemba Empat, Jakarta, 2004. Guy, Alderman, Winter, “Auditing”, Edisi ke-5, Erlangga, Jakarta, 2002. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Halim, Abdul, “Auditing”, Edisi kedua, jilid 1, penerbit unit penerbit dan percetakan (UPP) AMPYKPN, Yogyakarta, 2002. Hamid, Abdul, “Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Ekonomi, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2007. 134
Hansen, dan Mowen, “Management Accounting”, Edisi ke tujuh, Salemba Empat, Jakarta, 2004. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. “Metodologi Penelitian Bisnis”. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2002. Jaelani, Evan. “Advanced Balanced Scorecard”, Artikel Diakses Tanggal 5 Juli 2009, dari Http://www.evanjaelani.net/2009/01/24/Advanced-BalancedScorecard/. Kaplan, Robert S. dan David P. Norton, “Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance Scorecard”, Erlangga, Jakarta, 2006. ________________________. “Balanced Scorecard: Transalting Strategi Info Action Bostom”. Harvard Bussines School, 1996. Kuncoro, Mudrajad. “Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif”. Penerbit Airlangga, 2000. Kusumastuti, Tri. “Sistem Manajemen Stratejik Berbasis Balance Scorecard”. Makalah Akhir Semester Ilmu Manajemen Strategis Program Pasca Sarjana 152 STIE Ungu, Jakarta, 2006. Luis, Suwardi. Prima A. Bromo. “Step By Step in Cascading Balanced Scorecard”. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008. Mc leod, Raymond, Jr. dan George Schell, “Sistem Informasi Manajemen”, Edisi kedelapan, Indeks, Jakarta, 2004. Mulyadi, “Auditing”, Edisi keenam, jilid 1, Salemba Empat, Jakarta, 2002. ______, “Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa”. Salemba Empat, 2001.
135
_______, “Balance Scorecard, Alat Manajemen Kontemporer Untuk Melipatgandakan Kinerja Keuangan Perusahaan”, Salemba Empat, Jakarta, 2002. Monika, Kussetyani Ciptani, “Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Masa Depan: Suatu Pengantar. Jurnal Akuntansi dan Keuangan”. Volume 2, 1 Mei 2000: 21-35, http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/ Mutasowifin, Ali. “Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi”, Jurnal Universitas Paramadina Volume 3, Hal 245-264, 2002. Rahman, Arif, “Pilihan Investasi Paling Mak Nyus”, MedPress (Anggota IKAPI), Yogyakarta, 2009. Rodoni, Ahmad dan Herni Ali HT. “Manajemen Keuangan”, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta. 2010. Srimindarti, Ceacilia. “Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Untuk Mengukur Kinerja”. Fokus Ekonomi April, 2004. Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2006. Syafri, Sofyan H. “Teori Akuntansi”. Edisi Revisi. PT Raja Grasindo Persada. Jakarta, 2007. Tangkilisan, Nogi S, Hassel, “Manajemen Modern untuk sektor Publik”, Editor Indah Sekarsih, Yogyakarta : Balairung, 2003. Teuku Mirza. “Balanced Scorecard”. Usahawan, No. 6, Tahun XXVI, 1997. Satria, Riri. “Advanced Balanced Scorecard”, Artikel Diakses Tanggal 5 Juli 2009, dari Http://www.ririsatria.net/2009/01/24/Advanced-BalancedScorecard/
136
Widjojanto, Nugroho, “Sistem Informasi Akuntansi”, Erlangga, Jakarta, 2001. Wijaya, Tunggal Amin. “Memahami Konsep Balanced Scorecard”. Cetakan ke 2, Harvindo, 2002. _________________. “Konsep dan Kasus Balanced Scorecard”. Harvarindo, 2009. _________________. “Akuntansi Biaya dan Manajemen Ikhtisar Teori Soal dan Jawab”. Harvarindo, 2009. Wibisono, Dermawan. “Manajemen Kinerja”. Erlangga, Jakarta. 2006. Woodword Graham, Doug Manuel dan Vivek Goel. “Developing a Balanced Scorecard for Publik Health”. Institute for Clinical Evaluatif Sciences (ICES), Toronto, 2004. Yuwono, Sony, Edy Sukarno, dll. “Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard”. Cetakan ke empat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006.
137
BUMI AGUNG II NERACA Periode : 31 Desember 2008 AKTIVA LANCAR Kas Bank Cek / Giro / KK / Blm.Cair Persediaan Barang Dagang Piutang Usaha Piutang Karyawan Pusat Piutang Karyawan Sopir / TKMB Piutang KAB Piutang Lain-lain Biaya Dibayar Dimuka Jumlah Aktiva Lancar
DESEMBER 3,450,200.00 410,002,048.53 400,519,208.00 82,851,600.00 8,030,250.00 3,500,000.00 65,894,309.14 974,247,615.67
NOVEMBER 3,169,900.00 634,148,822.19 3,801,460.00 451,030,755.41 96,034,100.00 8,574,250.00 3,500,000.00 67,953,506.29 1,268,212,793.89
AKTIVA TETAP Harta Berwujud Akumulasi Penyusutan
306,612,747.00 306,612,747.00
306,612,747.00 306,581,049.00
Nilai Buku AKTIVA TAK BERWUJUD Program Komputer Akumulasi Program Komputer Nilai Buku
TOTAL AKTIVA
-
31,698.00
-
-
-
-
974,247,615.67
1,268,244,491.89
HUTANG LANCAR Hutang Dagang Hutang Lain-lain Hutang Bonus Pendapatan Diterima Dimuka Hutang Leasing
DESEMBER 297,216,461.00 99,457,012.00 2,000,000.00 -
NOVEMBER 409,172,073.00 2,692,100.00 -
398,673,473.00
411,864,173.00
175,901,801.39 257,309,777.35 423,168,740.15 (280,806,176.22)
175,901,801.39 257,309,777.35 370,370,354.68 52,798,385.47
Jumlah Modal
575,574,142.67
856,380,318.89
TOTAL HUTANG DAN MODAL
974,247,615.67
1,268,244,491.89
Jumlah Pasiva Lancar
MODAL DAN LABA RUGI Modal Disetor Laba Ditahan Tahun Lalu Bonus Karyawan Laba Rugi Tahun 2008 Laba Rugi Bulan Berjalan
BINTANG MAS NERACA Periode : 31 Desember 2008 AKTIVA LANCAR Kas Bank Cek / Giro / KK / Blm.Cair Persediaan Barang Dagang Piutang Usaha Piutang Karyawan Pusat Piutang Karyawan Sopir / TKMB Piutang KAB Piutang Lain-lain Biaya Dibayar Dimuka Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TETAP Harta Berwujud Akumulasi Penyusutan Nilai Buku AKTIVA TAK BERWUJUD Program Komputer Akumulasi Program Komputer Nilai Buku
TOTAL AKTIVA
DESEMBER
NOVEMBER
2,018,200.00 376,315,034.98 506,445,622.00 128,429,550.00 5,050,000.00 4,573,200.00 1,022,831,606.98
1,298,000.00 544,661,902.00 4,342,390.00 608,595,626.78 164,778,450.00 4,700,000.00 1,775,700.00 1,330,152,068.78
297,748,372.75 293,810,872.61
297,748,372.75 293,040,039.29
3,937,500.14
4,708,333.46
-
1,026,769,107.12
-
1,334,860,402.24
HUTANG LANCAR Hutang Dagang Hutang Lain-lain Hutang bonus Pendapatan Diterima Dimuka Hutang Leasing
DESEMBER
NOVEMBER
290,288,837.00 91,739,930.00 -
370,317,731.00 20,000,000.00 -
382,028,767.00
390,317,731.00
94,477,013.47 416,459,799.35 433,605,858.42 (299,802,331.12)
94,477,013.47 416,459,799.35 395,761,283.61 37,844,574.81
644,740,340.12
944,542,671.24
TOTAL HUTANG DAN MODAL 1,026,769,107.12
1,334,860,402.24
Jumlah Pasiva Lancar
MODAL DAN LABA RUGI Modal Disetor Laba Ditahan Tahun Lalu Bonus Karyawan Laba Rugi Tahun 2008 Laba Rugi Bulan Berjalan Jumlah Modal
SENTOSA NERACA Periode : 31 Desember 2008 AKTIVA LANCAR Kas Bank Cek / Giro / KK / Blm.Cair Persediaan Barang Dagang Piutang Usaha Piutang Karyawan Pusat Piutang Karyawan Sopir / TKMB Piutang KAB Piutang Lain-lain Biaya Dibayar Dimuka Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TETAP Harta Berwujud Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
DESEMBER
NOVEMBER
1,893,900.00 254,375,785.87 403,736,021.00 29,184,750.00 15,923,000.00 5,476,900.00 47,086,206.83 757,676,563.70
2,299,300.00 388,500,541.30 876,895.00 461,411,824.06 49,318,000.00 14,573,000.00 4,398,000.00 48,028,735.57 969,406,295.93
297,136,681.30 289,808,362.00 7,328,319.30
297,136,681.30 287,955,157.00 9,181,524.30
AKTIVA TAK BERWUJUD Program Komputer Akumulasi Program Komputer Nilai Buku
TOTAL AKTIVA
765,004,883.00
978,587,820.23
HUTANG LANCAR Hutang Dagang Hutang Lain-lain Hutang Bonus Pendapatan Diterima Dimuka Hutang Leasing
DESEMBER
NOVEMBER
159,820,258.00 71,878,706.00 25.00 -
221,045,879.00 210,424.00 -
231,698,989.00
221,256,303.00
225,385,945.53 201,799,809.97 330,145,761.73 (224,025,623.23)
225,385,945.53 201,799,809.97 298,682,849.22 31,462,912.51
Jumlah Modal
533,305,894.00
757,331,517.23
TOTAL HUTANG DAN MODAL
765,004,883.00
978,587,820.23
Jumlah Pasiva Lancar
MODAL DAN LABA RUGI Modal Disetor Bonus Karyawan Laba Ditahan Tahun Lalu Laba Rugi Tahun 2008 Laba Rugi Bulan Berjalan
BUMI AGUNG II NERACA Periode : 31 Desember 2009 AKTIVA LANCAR Kas Bank Cek / Giro / KK / Blm.Cair Persediaan Barang Dagang Piutang Usaha Piutang Karyawan Pusat Piutang Karyawan Sopir / TKMB Piutang KAB Piutang Lain-lain Biaya Dibayar Dimuka Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TETAP Harta Berwujud Akumulasi Penyusutan Nilai Buku AKTIVA TAK BERWUJUD Program Komputer Akumulasi Program Komputer Nilai Buku
DESEMBER
NOVEMBER
1,912,400.00 560,452,941.05 473,061,132.00 108,448,400.00 13,299,000.00 3,334,000.00 41,183,943.34 1,201,691,816.39
2,192,800.00 879,192,405.66 6,646,000.00 470,355,703.37 126,313,700.00 11,937,000.00 3,200,000.00 43,243,140.49 1,543,080,749.52
306,482,342.50 298,867,342.91 7,614,999.59
306,482,342.50 298,388,985.58 8,093,356.92
-
-
HUTANG LANCAR Hutang Dagang Hutang Lain-lain Hutang Bonus Pendapatan Diterima Dimuka Hutang Leasing Jumlah Pasiva Lancar
MODAL DAN LABA RUGI Modal Disetor Laba Ditahan Tahun Lalu Bonus Karyawan Laba Rugi Tahun 2009 Laba Rugi Bulan Berjalan Jumlah Modal
TOTAL AKTIVA
1,209,306,815.98
1,551,174,106.44
DESEMBER
NOVEMBER
397,069,861.00 106,399,855.00 231,000.00 -
470,172,499.00 231,000.00 -
503,700,716.00
470,403,499.00
175,901,801.39 399,672,341.28 505,196,464.77 (375,164,507.46)
175,901,801.39 399,672,341.28 458,574,845.23 46,621,619.54
705,606,099.98
1,080,770,607.44
TOTAL HUTANG DAN MODAL 1,209,306,815.98
1,551,174,106.44
BINTANG MAS NERACA Periode : 31 Desember 2009 AKTIVA LANCAR
DESEMBER
NOVEMBER
3,414,350.00 503,106,085.25 659,684,113.00 209,566,750.00 15,920,000.00 9,560,200.00 1,401,251,498.25
5,119,450.00 747,760,063.64 15,585,750.00 717,697,870.96 245,140,300.00 12,600,000.00 8,639,600.00 1,752,543,034.60
AKTIVA TETAP Harta Berwujud Akumulasi Penyusutan
300,600,009.95 299,174,191.33
300,600,009.95 298,936,554.90
Nilai Buku
1,425,818.62
1,663,455.05
Kas Bank Cek / Giro / KK / Blm.Cair Persediaan Barang Dagang Piutang Usaha Piutang Karyawan Pusat Piutang Karyawan Sopir / TKMB Piutang KAB Piutang Lain-lain Biaya Dibayar Dimuka Jumlah Aktiva Lancar
AKTIVA TAK BERWUJUD Program Komputer Akumulasi Program Komputer Nilai Buku
TOTAL AKTIVA
-
1,402,677,316.87
-
1,754,206,489.65
HUTANG LANCAR Hutang Dagang Hutang Lain-lain Hutang bonus Pendapatan Diterima Dimuka Hutang Leasing Jumlah Pasiva Lancar
MODAL DAN LABA RUGI Modal Disetor Laba Ditahan Tahun Lalu Bonus Karyawan Laba Rugi Tahun 2009 Laba Rugi Bulan Berjalan Jumlah Modal
DESEMBER
NOVEMBER
519,299,858.00 108,586,856.00 7,000,000.00 -
639,288,558.60 7,050,000.00 -
634,886,714.00
646,338,558.60
94,477,013.47 550,263,326.65 463,127,590.93 (340,077,328.18)
94,477,013.47 550,263,326.65 413,044,705.98 50,082,884.95
767,790,602.87
1,107,867,931.05
TOTAL HUTANG DAN MODAL 1,402,677,316.87
1,754,206,489.65
SENTOSA NERACA Periode : 31 Desember 2009 AKTIVA LANCAR
DESEMBER
NOVEMBER
1,651,100.00 546,502,124.41 389,000.00 499,918,718.00 52,283,000.00 12,367,000.00 4,992,800.00 35,775,861.95 1,153,879,604.36
2,156,500.00 562,678,362.88 2,100,000.00 493,153,868.08 78,337,200.00 7,938,000.00 3,203,800.00 36,718,390.69 1,186,286,121.65
AKTIVA TETAP Harta Berwujud Akumulasi Penyusutan
312,716,274.98 297,393,270.43
312,716,274.98 296,793,939.54
Nilai Buku
15,323,004.55
15,922,335.44
Kas Bank Cek / Giro / KK / Blm.Cair Persediaan Barang Dagang Piutang Usaha Piutang Karyawan Pusat Piutang Karyawan Sopir / TKMB Piutang KAB Piutang Lain-lain Biaya Dibayar Dimuka Jumlah Aktiva Lancar
AKTIVA TAK BERWUJUD Program Komputer Akumulasi Program Komputer Nilai Buku TOTAL AKTIVA
1,169,202,608.91
1,202,208,457.09
HUTANG LANCAR Hutang Dagang Hutang Lain-lain Hutang Bonus Pendapatan Diterima Dimuka Hutang Leasing
DESEMBER
NOVEMBER
357,519,690.00 81,888,731.00 -
334,308,971.00 210,424.00 -
439,408,421.00
334,519,395.00
225,385,945.53 307,919,948.47 334,383,168.09 (137,894,874.18)
225,385,945.53 307,919,948.47 297,732,195.20 36,650,972.89
729,794,187.91
867,689,062.09
TOTAL HUTANG DAN MODAL 1,169,202,608.91
1,202,208,457.09
Jumlah Pasiva Lancar
MODAL DAN LABA RUGI Modal Disetor Bonus Karyawan Laba Ditahan Tahun Lalu Laba Rugi Tahun 2009 Laba Rugi Bulan Berjalan Jumlah Modal
KUESIONER PELANGGAN Terhadap Produk-produk Yang Dijual 1. Petunjuk Pengisian a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, untuk memberikan tanggapan atas alternatif jawaban (tanggapan) yang telah disediakan. b. Berilah tanda ( √ ) pada kolom alternatif jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i. Pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya. c. Ada 5 alternatif jawaban (tanggapan) yaitu : SP
= Sangat Puas
P
= Puas
CP
= Cukup Puas
KP
= Kurang Puas
STP
= Sangat Tidak Puas
2. Karakteristik Pelanggan a. Nama
:
b. Jenis Kelamin
:
c. Usia
:
d. Pekerjaan
:
e. Jenis Produk Yang Dibeli
:
147
No I
Tanggapan
Keterangan
SP
Atribut Produk dan Jasa 1. Bagaimana
menurut
anda
dengan
harga-harga produk yang dijual PT. BA Bangunan
terjangkau
oleh
masyarakat/pembeli. 2. Bagaimana
menurut
anda
dengan
kualitas produk yang dijual PT. BA Bangunan. 3. Bagaimana menurut anda jasa yang diberikan PT. BA Bangunan dalam hal pendistribusian barang dan melayani konsultasi masyarakat/pembeli 4. Bagaimana menurut anda terhadap banyaknya produk yang dijual oleh PT. BA Bangunan. 5. Bagaimana menurut anda terhadap keamanan dan kepercayaan terhadap proses transaksi yang dilakukan. II
Citra (Image) Perusahaan 6. Bagaimana menurut anda PT. BA Bangunan
dengan
kemampuannya
dalam menyediakan produknya sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 7. Bagaimana
menurut
anda
dengan
kinerja karyawan PT. BA Bangunan dalam melayani pelanggan.
148
P
CP
KP STP
8. Bagaimana menurut anda terhadap citra PT. BA Bangunan sebagai toko bahan bangunan yang ramah dan terpercaya. III
Hubungan dengan Pelanggan/Pembeli 9. Bagaimana
menurut
anda
dengan
pelayanan karyawan PT. BA Bangunan yang diberikan kepada pelanggan. 10. Bagaimana menurut anda dengan pesan antar barang yang anda pesan melalui PT. BA Bangunan dikirim dan datang dengan tepat waktu. 11. Bagaimana menurut anda terhadap kecepat tanggapan karyawan PT. BA Bangunan dalam penyelesaian masalah pelanggan. 12. Bagaimana menurut anda terhadap informasi yang diberikan karyawan PT. BA Bangunan kepada pelanggan setiap saat.
149
KUESIONER SUPPLIER 1. Petunjuk Pengisian a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, untuk memberikan tanggapan atas alternatif jawaban (tanggapan) yang telah disediakan. b. Berilah tanda ( √ ) pada kolom alternatif jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i. Pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya. c. Ada 5 alternatif jawaban (tanggapan) yaitu : SP
= Sangat Puas
P
= Puas
CP
= Cukup Puas
KP
= Kurang Puas
STP
= Sangat Tidak Puas
2. Karakteristik Pelanggan a. Nama
:
b. Jenis Kelamin
:
c. Usia
:
d. Pekerjaan
:
e. Jenis Produk Yang Ditawarkan
:
150
No I
Tanggapan
Keterangan
SP
Atribut Produk dan Jasa 1. Bagaimana
menurut
anda
dengan
harga-harga produk yang ditawar oleh PT. BA Bangunan. 2. Bagaimana menurut anda terhadap keamanan dan kepercayaan terhadap proses transaksi yang dilakukan. II
Citra (Image) Perusahaan 3. Bagaimana menurut anda kerja sama yang
dilakukan
Bangunan
antara
dengan
PT.
anda
BA
sebagai
supplier. 4. Bagaimana menurut anda terhadap citra PT. BA Bangunan sebagai toko bahan bangunan yang ramah dan terpercaya. III
Hubungan dengan Supplier 5. Bagaimana
menurut
anda
dengan
pelayanan karyawan PT. BA Bangunan yang diberikan kepada supllier. 6. Bagaimana
menurut
anda
dengan
ketepatan waktu pembayaran yang dilakukan oleh PT. BA Bangunan. 7. Bagaimana menurut anda terhadap informasi yang diberikan PT. BA Bangunan kepada supllier setiap saat.
151
P
CP
KP STP
KUESIONER KARYAWAN
I.
Petunjuk Pengisian 1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, untuk memberikan tanggapan atas alternatif jawaban (tanggapan) yang telah disediakan. 2. Berilah tanda ( √ ) pada kolom alternatif jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i. Pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya. 3. Ada 5 alternatif jawaban (tanggapan) yaitu :
II.
SP
= Sangat Puas
P
= Puas
CP
= Cukup Puas
KP
= Kurang Puas
STP
= Sangat Tidak Puas
Data Karyawan 1. Jenis Kelamin
:
a. Pria
(
)
b. Wanita
(
)
a. 20 tahun ke bawah
(
)
b. 21 – 30 tahun
(
)
c. 31 – 40 tahun
(
)
d. 40 tahun ke atas
(
)
a. SMA/ Sederajat
(
)
b. Akademi/ Sederajat
(
)
c. Strata satu (S1)
(
)
d. Lebih dari Strata satu (S1)
(
)
2. Usia Anda Sekarang
:
3. Pendidikan Terakhir
:
152
4. Lama Anda Bekerja di PT …
:
a. 1 – 5 tahun
(
)
b. 6 – 10 tahun
(
)
c. 11 – 15 tahun
(
)
d. 15 tahun ke atas
(
)
153
No I
Tanggapan
Keterangan
SP
Kapabilitas Karyawan 1. Bagaimana
menurut
anda
dengan
perusahaan
yang
kesempatan
bagi
anda
untuk
menurut
anda
dengan
memberikan
berkreativitas. 2. Bagaimana
perusahaan yang menghargai karyawan yang meningkatkan kemampuan dan pengetahuan atas inisiatif sendiri. II
Kapabilitas Sistem Informasi 3. Bagaimana
menurut
anda
dengan
informasi yang dapat diperoleh setiap waktu
sesuai
dengan
kebutuhan
karyawan. 4. Bagaimana menurut anda informasi mengenai perusahaan baik mengenai kebijakan, prosedur maupun hal-hal lain
yang
berhubungan
dengan
pekerjaan yang diberikan secara jelas dan akurat oleh perusahaan. 5. Bagaimana menurut anda dengan sikap anda yang tidak pernah ketinggalan informasi
apapun
mengenai
perusahaan. 6. Bagaimana menurut anda terhadap performa
yang
diberikan
kepada
karyawan setelah didukung teknologi informasi. 154
P
CP
KP STP
7. Bagaimana menurut anda terhadap kemampuan
karyawan
memaksimalkan
dalam
fungsi
teknologi
informasi. III
Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan 8. Bagaimana menurut anda dengan gaji yang diterima sekarang ini, karena telah sesuai dengan pekerjaan anda. 9. Bagaimana
menurut
anda
dengan
kesempatan anda untuk memperoleh pelatihan dan promosi dari perusahaan. 10. Bagaimana
menurut
anda
dengan
sarana dan prasarana yang disediakan perusahaan. 11. Bagaimana
menurut
anda
suasana/keharmonisan hubungan antar rekan kerja. 12. Bagaimana perhatian
menurut
anda
perusahaan
dengan dalam
menanggapi saran/usul para karyawan. 13. Bagaimana
menurut
anda
dengan
kebijakan prosedur dan pembagian tugas yang ditetapkan oleh perusahaan.
155
UJI VALIDITAS DAN REABILITAS PELANGGAN Atribut Produk dan Penjualan Bumi Agung II Correlations APJ1 APJ1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ2
APJ5
APJ
-.220
.094
.107
.395(*)
.465(*)
.
.251
.626
.581
.034
.011
29
29
29
29
29
29
-.220
1
.405(*)
-.003
.132
.441(*)
.251
.
.029
.988
.494
.017
29
29
29
29
29
29
.094
.405(*)
1
.179
.422(*)
.713(**)
.626
.029
.
.352
.023
.000
29
29
29
29
29
29
.107
-.003
.179
1
.446(*)
.582(**)
.581
.988
.352
.
.015
.001
29
29
29
29
29
29
.395(*)
.132
.422(*)
.446(*)
1
.782(**)
.034
.494
.023
.015
.
.000
29
29
29
29
29
29
.465(*)
.441(*)
.713(**)
.582(**)
.782(**)
1
.011
.017
.000
.001
.000
.
29
29
29
29
29
29
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .728
APJ4
1
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .747
APJ3
N of Items 6
162
Citra Perusahaan Bumi Agung II Correlations CP1 CP1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
CP2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
CP3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
CP
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
CP2 -.163
.201
.573(**)
.
.399
.296
.001
29
29
29
29
-.163
1
-.176
.398(*)
.399
.
.362
.032
29
29
29
29
.201
-.176
1
.674(**)
.296
.362
.
.000
29
29
29
29
.573(**)
.398(*)
.674(**)
1
.001
.032
.000
.
29
29
29
29
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .632
CP
1
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .573
CP3
N of Items 4
163
Hubungan Dengan Pelanggan Bumi Agung II Correlations HDP1 HDP1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP2
HDP
-.298
.280
.335
.600(**)
.
.116
.141
.075
.001
29
29
29
29
29
-.298
1
.142
.179
.415(*)
.116
.
.461
.353
.025
29
29
29
29
29
.280
.142
1
-.087
.634(**)
.141
.461
.
.654
.000
29
29
29
29
29
.335
.179
-.087
1
.605(**)
.075
.353
.654
.
.001
29
29
29
29
29
.600(**)
.415(*)
.634(**)
.605(**)
1
.001
.025
.000
.001
.
29
29
29
29
29
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .695
HDP4
1
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .661
HDP3
N of Items 5
164
Atribut Produk dan Jasa Bintang Mas Correlations APJ1 APJ1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ2
APJ5
APJ
-.272
.083
.225
-.051
.382(*)
.
.161
.675
.249
.795
.045
28
28
28
28
28
28
-.272
1
.104
-.168
.097
.302
.161
.
.597
.393
.623
.119
28
28
28
28
28
28
.083
.104
1
.095
.376(*)
.728(**)
.675
.597
.
.632
.048
.000
28
28
28
28
28
28
.225
-.168
.095
1
-.228
.421(*)
.249
.393
.632
.
.244
.026
28
28
28
28
28
28
-.051
.097
.376(*)
-.228
1
.512(**)
.795
.623
.048
.244
.
.005
28
28
28
28
28
28
.382(*)
.302
.728(**)
.421(*)
.512(**)
1
.045
.119
.000
.026
.005
.
28
28
28
28
28
28
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .634
APJ4
1
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .558
APJ3
N of Items 6
165
Citra Perusahaan Bintang Mas Correlations CP1 CP1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
CP2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
CP3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
CP
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
CP2 .164
.000
.570(**)
.
.404
1.000
.002
28
28
28
28
.164
1
.159
.683(**)
.404
.
.418
.000
28
28
28
28
.000
.159
1
.653(**)
1.000
.418
.
.000
28
28
28
28
.570(**)
.683(**)
.653(**)
1
.002
.000
.000
.
28
28
28
28
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .725
CP
1
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .703
CP3
N of Items 4
166
Hubungan Dengan Pelanggan Bintang Mas Correlations HDP1 HDP1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP2
HDP
-.368
.188
.269
.530(**)
.
.054
.337
.166
.004
28
28
28
28
28
-.368
1
.115
-.160
.225
.054
.
.559
.417
.250
28
28
28
28
28
.188
.115
1
.187
.714(**)
.337
.559
.
.342
.000
28
28
28
28
28
.269
-.160
.187
1
.641(**)
.166
.417
.342
.
.000
28
28
28
28
28
.530(**)
.225
.714(**)
.641(**)
1
.004
.250
.000
.000
.
28
28
28
28
28
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .668
HDP4
1
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .605
HDP3
N of Items 5
167
Atribut Produk dan Jasa Sentosa Correlations APJ1 APJ1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
APJ2
APJ5
APJ
.370
.496(**)
.023
.093
.608(**)
.
.053
.007
.909
.639
.001
28
28
28
28
28
28
.370
1
.519(**)
.185
.370
.805(**)
.053
.
.005
.346
.053
.000
28
28
28
28
28
28
.496(**)
.519(**)
1
-.016
.121
.700(**)
.007
.005
.
.934
.541
.000
28
28
28
28
28
28
.023
.185
-.016
1
-.136
.463(*)
.909
.346
.934
.
.491
.013
28
28
28
28
28
28
.093
.370
.121
-.136
1
.401(*)
.639
.053
.541
.491
.
.035
28
28
28
28
28
28
.608(**)
.805(**)
.700(**)
.463(*)
.401(*)
1
.001
.000
.000
.013
.035
.
28
28
28
28
28
28
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .725
APJ4
1
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .750
APJ3
N of Items 6
168
Citra Perusahaan Sentosa Correlations CP1 CP1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
CP2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
CP3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
CP
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
CP2 -.017
-.117
.538(**)
.
.933
.553
.003
28
28
28
28
-.017
1
-.044
.458(*)
.933
.
.823
.014
28
28
28
28
-.117
-.044
1
.611(**)
.553
.823
.
.001
28
28
28
28
.538(**)
.458(*)
.611(**)
1
.003
.014
.001
.
28
28
28
28
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .618
.556
CP
1
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
CP3
N of Items 4
169
Hubungan Dengan Pelanggan Sentosa Correlations HDP1 HDP1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
HDP2
.769
.805
HDP
.491(**)
.304
.476(*)
.815(**)
.
.008
.116
.011
.000
28
28
28
28
28
.491(**)
1
.157
.275
.706(**)
.008
.
.425
.157
.000
28
28
28
28
28
.304
.157
1
.077
.605(**)
.116
.425
.
.696
.001
28
28
28
28
28
.476(*)
.275
.077
1
.616(**)
.011
.157
.696
.
.000
28
28
28
28
28
.815(**)
.706(**)
.605(**)
.616(**)
1
.000
.000
.001
.000
.
28
28
28
28
28
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
HDP4
1
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
HDP3
N of Items 5
170
HASIL UJI VALIDITAS DAN REABILITAS KARYAWAN Korelasi dan Reabilitas Kapabilitas Karyawan (KK) Bumi Agung II Correlations KK1 KK1
KK2
KK
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 11 .184 .589 11 .683* .021 11
KK2 .184 .589 11 1 . 11 .844** .001 11
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .806
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .799
N of Items 3
171
KK .683* .021 11 .844** .001 11 1 . 11
Korelasi dan Realibel Kapabilitas Sistem Informasi (KSI) Bumi Agung II Correlations KSI1 KSI1
KSI2
KSI3
KSI4
KSI5
KSI
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 11 .506 .113 11 .416 .203 11 .503 .115 11 .416 .203 11 .756** .007 11
KSI2 .506 .113 11 1 . 11 .429 .188 11 .204 .548 11 .429 .188 11 .642* .033 11
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .789
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .879
N of Items 6
172
KSI3 .416 .203 11 .429 .188 11 1 . 11 .290 .387 11 1.000** . 11 .827** .002 11
KSI4 .503 .115 11 .204 .548 11 .290 .387 11 1 . 11 .290 .387 11 .672* .024 11
KSI5 .416 .203 11 .429 .188 11 1.000** . 11 .290 .387 11 1 . 11 .827** .002 11
KSI .756** .007 11 .642* .033 11 .827** .002 11 .672* .024 11 .827** .002 11 1 . 11
Korelasi dan Reabilitas Kapabilitas Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan (MPK) Bumi Agung II
Correlations MPK1 MPK1
MPK2
MPK3
MPK4
MPK5
MPK6
MPK
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 11 .329 .324 11 .329 .324 11 .615* .044 11 .329 .324 11 -.800** .003 11 .712* .014 11
MPK2 .329 .324 11 1 . 11 .340 .306 11 .355 .285 11 .340 .306 11 -.470 .144 11 .674* .023 11
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .610
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .572
N of Items 7
173
MPK3 .329 .324 11 .340 .306 11 1 . 11 .066 .848 11 1.000** . 11 -.649* .031 11 .674* .023 11
MPK4 .615* .044 11 .355 .285 11 .066 .848 11 1 . 11 .066 .848 11 -.511 .108 11 .703* .016 11
MPK5 .329 .324 11 .340 .306 11 1.000** . 11 .066 .848 11 1 . 11 -.649* .031 11 .674* .023 11
MPK6 -.800** .003 11 -.470 .144 11 -.649* .031 11 -.511 .108 11 -.649* .031 11 1 . 11 -.756** .007 11
MPK .712* .014 11 .674* .023 11 .674* .023 11 .703* .016 11 .674* .023 11 -.756** .007 11 1 . 11
Korelasi dan Realibel Kapabilitas Karyawan (KK) Bintang Mas Correlations KK1 KK1
KK2
KK
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 15 .046 .872 15 .665** .007 15
KK2 .046 .872 15 1 . 15 .777** .001 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .766
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .747
N of Items 3
174
KK .665** .007 15 .777** .001 15 1 . 15
Korelasi dan Realibel Kapabilitas Sistem Informasi (KSI) Bintang Mas Correlations KSI1 KSI1
KSI2
KSI3
KSI4
KSI5
KSI
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 15 .430 .109 15 .434 .106 15 .523* .046 15 .434 .106 15 .796** .000 15
KSI2 .430 .109 15 1 . 15 .221 .428 15 .287 .300 15 .221 .428 15 .592* .020 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .783
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .861
N of Items 6
175
KSI3 .434 .106 15 .221 .428 15 1 . 15 .240 .390 15 1.000** . 15 .768** .001 15
KSI4 .523* .046 15 .287 .300 15 .240 .390 15 1 . 15 .240 .390 15 .682** .005 15
KSI5 .434 .106 15 .221 .428 15 1.000** . 15 .240 .390 15 1 . 15 .768** .001 15
KSI .796** .000 15 .592* .020 15 .768** .001 15 .682** .005 15 .768** .001 15 1 . 15
Korelasi dan Realibel Kapabilitas Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan (MPK) Bintang Mas Correlations MPK1 MPK1
MPK2
MPK3
MPK4
MPK5
MPK6
MPK
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 15 .654** .008 15 .206 .462 15 .514* .050 15 .701** .004 15 .047 .869 15 .738** .002 15
MPK2 .654** .008 15 1 . 15 .220 .430 15 .550* .034 15 .419 .120 15 .183 .515 15 .730** .002 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .770
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .854
N of Items 7
176
MPK3 .206 .462 15 .220 .430 15 1 . 15 .261 .348 15 .092 .743 15 .898** .000 15 .694** .004 15
MPK4 .514* .050 15 .550* .034 15 .261 .348 15 1 . 15 .447 .095 15 .180 .521 15 .700** .004 15
MPK5 .701** .004 15 .419 .120 15 .092 .743 15 .447 .095 15 1 . 15 .092 .745 15 .621* .014 15
MPK6 .047 .869 15 .183 .515 15 .898** .000 15 .180 .521 15 .092 .745 15 1 . 15 .622* .013 15
MPK .738** .002 15 .730** .002 15 .694** .004 15 .700** .004 15 .621* .014 15 .622* .013 15 1 . 15
Korelasi dan Reabilitas Kapabilitas Karyawan (KK) Sentosa Correlations KK1 KK1
KK2
KK
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 11 .386 .241 11 .884** .000 11
KK2 .386 .241 11 1 . 11 .772** .005 11
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .851
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .865
N of Items 3
177
KK .884** .000 11 .772** .005 11 1 . 11
Korelasi dan Realibitas Kapabilitas Sistem Informasi (KSI) Sentosa Correlations KSI1 KSI1
KSI2
KSI3
KSI4
KSI5
KSI
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KSI2 .329 .324 11 1 . 11 .340 .306 11 .355 .285 11 .340 .306 11 .649* .031 11
1 . 11 .329 .324 11 .329 .324 11 .615* .044 11 .329 .324 11 .777** .005 11
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .775
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .850
N of Items 6
178
KSI3 .329 .324 11 .340 .306 11 1 . 11 .066 .848 11 1.000** . 11 .703* .016 11
KSI4 .615* .044 11 .355 .285 11 .066 .848 11 1 . 11 .066 .848 11 .683* .021 11
KSI5 .329 .324 11 .340 .306 11 1.000** . 11 .066 .848 11 1 . 11 .703* .016 11
KSI .777** .005 11 .649* .031 11 .703* .016 11 .683* .021 11 .703* .016 11 1 . 11
Korelasi dan Reabilitas Kapabilitas Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan (MPK) Sentosa
Correlations MPK1 MPK1
MPK2
MPK3
MPK4
MPK5
MPK6
MPK
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 11 .615* .044 11 .261 .438 11 .721* .012 11 .261 .438 11 -.798** .003 11 .763** .006 11
MPK2 .615* .044 11 1 . 11 .518 .103 11 .330 .322 11 .518 .103 11 -.654* .029 11 .779** .005 11
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .648
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .643
N of Items 7
179
MPK3 .261 .438 11 .518 .103 11 1 . 11 .230 .496 11 1.000** . 11 -.635* .036 11 .703* .016 11
MPK4 .721* .012 11 .330 .322 11 .230 .496 11 1 . 11 .230 .496 11 -.590 .056 11 .744** .009 11
MPK5 .261 .438 11 .518 .103 11 1.000** . 11 .230 .496 11 1 . 11 -.635* .036 11 .703* .016 11
MPK6 -.798** .003 11 -.654* .029 11 -.635* .036 11 -.590 .056 11 -.635* .036 11 1 . 11 -.773** .005 11
MPK .763** .006 11 .779** .005 11 .703* .016 11 .744** .009 11 .703* .016 11 -.773** .005 11 1 . 11