ANALISIS ARUS KAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PT OUTSOURCING INDONESIA)
SKRIPSI Program Studi Akuntansi
AULIA HIDAYATI 43206110015
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Aulia Hidayati
NIM
: 43206110015
Program Studi
: Akuntansi
Judul Skripsi
: ANALISIS ARUS KAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT OUTSOURCING INDONESIA)
Tanggal Ujian Skripsi
: 28 Februari 2009
Disahkan Oleh: Pembimbing Skripsi
(Syahril Djaddang, SE, Ak, MSi) Tanggal:
Dekan Fakultas Ekonomi
Ketua Jurusan Akuntansi
(Dra. Yuli Harwani, MM)
(Nurul Hidayah, SE, Ak, MSi)
Tanggal:
Tanggal:
ii
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Nama
: Aulia Hidayati
NIM
: 43206110015
Program Studi
: Akuntansi
Judul Skripsi
: ANALISIS ARUS KAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT OUTSOURCING INDONESIA)
Tanggal Ujian Skripsi
: 28 Februari 2009
Ketua
(Syahril Djaddang, SE, Ak, MSi)
Tanggal:
Anggota
(H. Sabarudin Muslim,SE, MSi)
Tanggal:
(Diah Iskandar, SE, MSi)
Tanggal:
iii
ABSTRAK Laporan arus kas mencerminkan gambaran yang menyeluruh mengenai penerimaan dan pengeluaran kas. Arus kas merupakan bagian penting dalam perusahaan yang ingin beoperasi secara terus menerus. Analisis arus kas dianggab dapat memberikan informasi tambahan yang berguna untuk pengambilan keputusan manajemen. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai analisis laporan arus kas, penerapannya serta mamfaatnya dalam pengambilan keputusan manajemen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan dengan sejelas-jelasnya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis laporan arus kas dilakukan dengan menerapkan teknik analisis horizontal, analisis commonsize dan analisis rasio. Analisis ini diarahkan untuk memberikan informasi mengenai perkiraan kondisi arus kas dimasa yang akan datang, kualitas laba dan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan operasinya dimasa yang akan datang. Kata kunci
: Laporan keuangan, laporan arus kas, analisis horizontal, analisis commonsize, analisis ratio, pengambilan keputusan manajeman.
iv
DAFTAR ISI
SAMPUL HALAMAN DEPAN SAMPUL HALAMAN DALAM .............................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ..................................................................... iii ABSTRAK ............................................................................................................... iv ABSTRACT ............................................................................................................. v KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ....................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................... 3 C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 4 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Penyajian Laporan Arus Kas .................................................................. 6 B. Analisis Laporan Arus Kas .................................................................... 19 C. Pengambilan Keputusan Manajemen .................................................... 27
viii
BAB III METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum PT Outsourcing Indonesia ………………………… 33 B. Metode Penelitian …………………………………………………….. 39 C. Definisi Operasional Variabel ………………………………………… 39 D. Metode Pengumpulan Data …………………………………………… 39 E. Metode Analisis Data …………………………………………………. 41 BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Arus Kas PT Outsourcing Indonesia ………………………… 42 B. Analisis Kekuatan dan Kelemahan PT. Outsourcing Indonesia untuk Pengambilan Keputusan Manajemen …………………………... 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan …………………………………………………………… 63 B. Saran ………………………………………………………………….. 64 DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………… 65
ix
DAFTAR TABEL
A. TABEL Tabel 2.1
Format Penyajian Arus Kas Dengan Metode Tidak Langsung ............................................................................. 17
Tabel 2.2
Format Penyajian Arus Kas Dengan Metode Langsung ....................................................................................... 18
Tabel 4.1
Ringkasan Laporan Arus Kas ....................................................... 44
Tabel 4.2
Analisis Free Cash Flow ……………………………………….. 53
Tabel 4.3
Quality of Sales Ratio ….………………………………………. 55
Tabel 4.4
Quality of Income Ratio ………………………………………. 58
Tabel 4.5
Analisis Rasio Arus Kas ………………………………………… 59
Tabel 4.6
Analisis Kekuatan dan Kelemahan untuk Pengambilan Keputusan ........................................................... 60
B. GAMBAR Gambar 3.1
Struktur Organisasi ....................................................................... 33
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Neraca PT Outsourcing Indonesia
Lampiran 2.
Laporan Laba Rugi
Lampiran 3.
Laporan Arus Kas (Indirect Method)
Lampiran 4.
Analisa Horisontal Laporan Arus Kas (Direct Method)
Lampiran 5.
Analisa Common-Size Laporan Arus Kas
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu bagian dari pelaporan keuangan perusahaan adalah laporan arus kas. Laporan arus kas mencerminkan gambaran yang menyeluruh mengenai penerimaan dan pengeluaran kas, baik dari aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan. Arus kas merupakan bagian penting dalam perusahaan yang ingin beroperasi secara terus menerus, karena tanpa adanya arus kas kelangsungan hidup perusahaan akan tersendat-sendat. Dengan demikian salah satu informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam mengambil keputusan adalah informasi dari laporan arus kas. Laporan arus kas bukan berarti menggantikan posisi neraca maupun laporan laba rugi, karena ketiga laporan tersebut memberikan mamfaat yang berbeda. Neraca mencerminkan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan bagaimana asset tersebut dibiayai, sedangkan laporan laba rugi menyajikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang tercermin dalam ukuran laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode. Laporan-laporan tersebut saling melengkapi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Semaki banyak informasi dari pelaporan keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan, semakin baik pula keputusan yang diambil.
1
Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) yang dikeluarkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah mensyaratkan penyajian laporan arus kas sebagai salah satu laporan keuangan yang wajib disajikan terutama untuk pelaporan keuangan pada pemakai eksternal. Setiap perusahaan harus meyajikan laporan arus kas tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Laporan arus kas memberikan informasi bagi para pemakai laporan keuangan untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam menggunakan arus kas tersebut (IAI, 2004). Persyaratan penyajian laporan arus kas tersebut dimaksudkan agar laporan keuangan perusahaan dapat lebih memenuhi tujuannya yaitu memberikan informasi yang baik dan berguna bagi pemakainya untuk pengambilan keputusan. Agar mendapat informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan seperti investor, kreditor pihak manajemen perusahaan, atau pemakai lainnya maka dilakukan analisis terhadap laporan keuangan peruasahaan. Analisis laporan keuangan melibatkan penilaiaan atas kondisi keuangan perusahaan di masa lalu, saaat ini dan masa yang akan depan untuk dapat diidentifikasi kondisi kesehatan keuangan perusahaan yang mungkin dapat menimbulkan masalah dimasa yang akan datang. Hasil analisis laporan keuangan inilah kemudian yang akan menjadi dasar oleh mereka dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu agar pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang tepat maka informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus benar-benar diperhatikan.
2
Karena pentingnya analisis laporan arus kas ini dalam pengambilan keputusan, maka penulis dalam penyusunan skripsi mencoba untuk membahas tentang “Analisis Arus Kas Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Bagi Manajemen Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Outsourcing Indonesia)”
B. Perumusan Masalah Ketidakpuasan terhadap akuntansi akrual telah menyebabkan laporan arus kas mendapat perhatian besar. Berbagai penelitian dan pendapat telah menegaskan pentingnya analisis laporan arus kas dan analisis arus kas dianggab akan melengkapi analisis laporan keuangan secara keseluruhan sehingga akan meningkatkan kemampuan untuk mengevaluasi prestasi perusahaan, kemampuan perusahaan menghasilkan kas serta menunjukan kekuatan dan kelemahan perusahaan
yang kemudian dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.
Ditambah dengan adanya PSAK No 2 yang mengharuskan penyajian laporan arus kas sebagai bagian integral dari laporan keuangan perusahaan , maka peran analisis arus kas akan semakin besar dan akan selalu menjadi bagian dari analisis keuangan perusahaan. Mengingat pentingnya peran dan mamfaat analisis arus kas perusahaan seperti yang disebutkan di atas, maka ada beberapa pokok permasalahan dalam skripsi ini, sebagai berikut: “Apakah informasi arus kas aktivitas operasi dapat dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan manajemen pada PT. Outsourcing Indonesia ?”
3
C. Pembatasan Masalah Masalah yang dibahas pada penelitian ini dibatasi pada arus kas aktivitas operasi tahun 2005 – 2007, karena lebih dari 80 % keputusan manajemen didasarkan pada arus kas PT. Outsourcing Indonesia yang berasal dari aktivitas operasi. Oleh karena itu pengambilan keputusan manajemen lebih difokuskan pada arus kas aktivitas operasi.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang analisis arus kas sebagai alat pengambil keputusan manajemen. Melalui skripsi ini penulis berharap hasilnya dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Manajemen Perusahaan Manajemen dapat memperoleh informasi yang lebih baik untuk menilai potensi perusahaan sehingga dapat dipakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. 2. Analis Laporan Keuangan
4
Analis dapat memperoleh informasi yang lebih baik untuk melakukan analisis dan meramalkan kelangsungan usaha (going concern) suatu perusahaan.
3. Penulis Penulisan skripsi ini merupakan media bagi penulis untuk melakukan analisis dan dapat menjadi acuan tambahan untuk penelitian selanjutnya terutama penelitian mengenai pengujian kandungan informasi arus kas.
5
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penyajian Laporan Arus Kas Laporan arus kas mengikhtisarkan perubahan kas dan setara kas perusahaan selama periode akuntansi tertentu, dan mengklasifikannya menjadi aktifitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas menurut Keiso dan Weagant (2005:731) “the statement of cash flow is generally prepaid using cash an cash equivalent as it’s basic” yang apabila diartikan adalah laporan yang disusun menggunakan kas dan setara kas sebagai dasar penyusunannya. Menurut Putra (2009) laporan arus kas berfungsi untuk mengetahui realisasi kas masuk dan keluar perusahaan sehingga dapat diprediksi potensi realisasi kas dimasa yang akan datang termasuk untuk mengetahui potensi kemapuan perusahaan untuk membagikan keuntungan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (pembagian deviden). Menurut Henderson dan Pierson (2004, 303) yang dikutip dari FSAB ”cash is most useful concept of funds because decision of investor, creditors and other focus assessment of the future cash flow”. Sedangkan menurut Schroeder dan Clark (2005: 207) menyatakan bahwa tujuan “laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi yang relevan mengenai kas masuk dan kas keluar dari suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi”. Informasi tersebut memungkinkan
pengguna
laporan keuangan menganalisa kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan
6
7
perusahaan dalam menggunakan arus kas. Adapun yang dimaksud dengan “arus kas” dalam laporan ini adalah: a. Kas, terdiri dari kas ditangan dan rekening giro b. Setara kas terdiri dari investasi jangka pendek yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek yang dapat diubah menjadi kas dengan cepat tanpa ada resiko perubahan nilai yang signifikan seperti sertifikat deposito dengan jatuh tempo tiga bulan. Investasi yang dimasukan sebagai setara kas adalah investasi yang jatuh tempo dalam atau kurang dari tiga bulan sejak tanggal perolehannya. Komponen setara kas dimasukkan ke dalam definisi “arus kas” disebabkan oleh adanya aktifitas pengelolaan dana oleh pihak manajemen perusahaan untuk memanfaatkan dana menganggur (idle fund) perusahaan, dengan menanamkannya dalam investasi jangka pendek. Aktifitas manajemen ini bukan termasuk kegiatan operasi, investasi atau pendanaan oleh karena itu transaksi-transaksi tersebut pun tidak perlu dilaporkan secara mendetail dalam laporan arus kas, namun dimasukkan sebagai komponen arus kas. Tidak semua investasi yang memenuhi syarat sebagai setara kas diharuskan untuk diperlakukan sebagai setara kas. Perusahaan dapat menetapkan kebijakan yang menentukan investasi mana saja yang termasuk dalam setara kas yang akan disajikan dalam laporan arus kas perusahaan, misalnya perusahaan yang kegiatan operasinya berkaitan dengan investasi dalam investasi jangka pendek yang sangat likuid, dapat memutuskan agar pos tersebut dimasukkan ke dalam aktifitas investasi dan bukan dalam setara kas.
7
8
Untuk menyusun laporan arus kas dibutuhkan data dari neraca komparatif, ditambah dengan data laba operasi dari laporan rugi laba serta penjelasan lain yang berkaitan dengan transaksi perusahaan dan perubahan saldo tiap perkiraan. Laporan arus kas mengikhtisarkan arus kas serta menjelaskan perubahan saldo kas dan setara kas selama periode berjalan. Penyusunannya dapat dilakukan dengan melihat perubahan perkiraan non kas dan non setara kas dalam neraca awal periode dibandingkan dengan neraca akhir periode untuk melihat transaksi operasi, investasi, dan pendanaan apa saja yang terjadi selama periode tersebut dan bagaimana pengaruhnya pada arus kas. Untuk itu dalam menyusun laporan arus kas, dilakukan analisis semua perubahan yang terjadi dalam semua perkiraan neraca kecuali kas dan setara kas selama periode tersebut, dengan memperhatikan data dari neraca, laporan rugi laba dan informasi tambahan lainnya.
Klasifikasi Arus Kas Arus kas dan setara kas dalam laporan arus kas dikelompokkan menurut tiga aktifitas penting dalam perusahaan yaitu aktifitas operasi, aktifitas investasi, dan aktifitas pendanaan. Pengelompokkan seperti ini memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktifitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan dan terhadap jumlah kas dan setara kas serta dapat mengidentifikasi hubungan-hubungan yang ada dalam tiap kategori. a. Aktifitas Operasi Yang dimaksud dengan aktifitas operasi adalah segala aktifitas yang dilakukan dalam rangka menghasilkan pendapatan utama perusahaan, serta segala
8
9
aktifitas lainnya yang bukan merupakan aktifitas pendanaan atau aktifitas investasi. “Arus kas aktivitas operasi tercermin dalam laporan laba/rugi perusahaan. (Putra, 2009). Kegiatan ini biasanya mencakup kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian servis. Arus kas dari aktivitas operasi mencerminkan kondisi apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar
deviden,
dan
melakukan
investasi
baru
tanpa
mengandalkan sumber pendanaan diluar perusahaan (IAI,2004) Menurut Schroeder dan Clark (2005) arus kas masuk dari kegiatan operasi terdiri dari: 1) Arus kas masuk dari penjualan barang dan jasa. 2) Arus kas masuk dari pengembalian pinjaman 3) Semua arus kas masuk yang bukan merupakan hasil dari tansaksi yang berasal dari kegiatan investasi dan pembiayaan. Sedangkan arus kas keluar dari kegiatan operasi terdiri dari: 1) Arus kas keluar untuk pembelian persediaan bahan baku produksi. 2) Arus kas keluar untuk pembayaran gaji pegawai. 3) Arus kas keluar untuk pembayaran pajak 4) Semua arus kas yang tidak tergolong dalam kegiatan investasi dan pembiayaan seperti pembayaran tuntutan di pengadilan, pengembalian kepada langganan dan sumbangan.
Menurut PSAK No. 2, khusus untuk lembaga keuangan, bunga yang dibayar dan bunga serta deviden yang diterima diklasifikasikan sebagai arus kas
9
10
operasi. Sedangkan untuk jenis perusahaan lain, arus kas dari bunga dan deviden tersebut dapat diklasifikasin sebagai aktifitas operasi karena mempengaruhi laba dan rugi bersih, akan tetapi dapat juga diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan atau arus kas investasi. Hal ini dikarenakan bungan dan deviden dapat dianggap sebagai biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi. Namun demikian masing-masing harus diungkapkan tersendiri dan harus diklasifikasikan secara konsisten antara periode sebagai aktifitas operasi, investasi atau pendanaan. Sedangkan untuk pembayaran deviden, menurut PSAK No. 2, dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan tapi juga dapat diklasfikasikan sebagai aktifitas operasi dengan tujuan agar pemakai laporan keuangan dapat menilai kemampuan perusahaan membayar deviden dari arus kas operasi. Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan juga dimasukkan sebagai arus kas dari aktifitas operasi kecuali jika arus kas untuk pajak tersebut dapat diidentifikasi terhadap transaksi individual yang menimbulkan arus kas tersebut, sehingga dapat diklasifikasikan secara jelas termasuk aktifitas investasi atau pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktifitas operasi merupakan indicator untuk menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi yang cukup untuk melunasi pinajaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber
10
11
pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas histories bersama dengan informasi lain, berguna untuk memprediksi arus kas operasi masa depan. Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dapat menggunakan salah satu dari dua metode yang diperkenankan, yakni metode langsung dan metode tidak langsung (IAI, 2004). 1. Metode Tidak Langsung (Indirect Method) Metode ini sering juga disebut metode rekonsiliasi, karena untuk menghitung arus kas bersih yang dihasilkan dari
aktivitas operasi, diawali dengan laba
bersih dan rugi bersih akrual dalam laporan rugi laba dan kemudian dilakukan penyesuaian (adjustment). Penyesuaian tersebut dilakukan dengan mengoreksi komponen rugi laba yang bukan merupakan transaksi kas, seperti penyusutan dan amortisasi, mengeliminasi komponen non operasi yang berkaitan dengan arus kas investasi dan arus kas pendanaan, misalnya keuntungan dan kerugian dari penjualan aktiva tetap. 2. Metode Langsung (Direct Method) Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara mengelompokan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan. Arus kas operasi bersih didapat dengan menyajikan masingmasing komponen penerimaan kas dari aktifitas operasi (misal: pembayaran dari konsumen) serta kompoenen-komponen pengeluaran kas untuk aktifitas operasi (misal: pembayaran pada pemasok) secara langsung. Metode ini secara
11
12
efektif menyajikan laporan rugi laba dalam dasar kas bukan dengan dasar akrual. Penyajian dengan metode langsung diawali dengan menyajikan penerimaan kas dari aktifitas operasi, (misalnya kas yang diterima dari konsumen, bunga dan deviden), lalu dikurangi dengan pengeluaran kas untuk aktifitas operasi seperti pembayaran pada pemasok, biaya operasi, pajak dan pembayaran kas lainnya, untuk mendapatkan arus kas operasi bersih. Nilai kas yang diterima dari konsumen diperoleh dari nilai penjualan bersih, lalu disesuaikan dengan perubahan saldo piutang dagang awal periode dan saldo piutang dagang akhir periode, jika perusahaan melakukan penjualan secara kredit. Penyesuaian ini dilakukan karena penjualan kredit tidak akan menimbulkan penerimaan kas bagi perusahaan jika belum ditagihkan pada konsumen dan belum dibayar oleh konsumen. Arus kas dari penjualan berasal dari penjualan kas periode ini ditambah kas dari penagihan piutang periode sebelumnya. Jika terjadi kenaikan saldo piutang dagang berarti penjualan kredit pada periode berjalan lebih besar dari penagihan piutang pada periode tersebut, sehingga kenaikan saldo piutang dagang tersebut harus dikurangkan dari saldo penjualan untuk mendapatkan penerimaan kas dari konsumen. Sedangkan jika terjadi penurunan saldo piutang dagang berarti penjualan kredit periode berjalan lebih kecil dari arus kas masuk (pembayaran oleh konsumen) pada periode tersebut, sehingga besarnya penurunan tersebut harus ditambahkan pada saldo penjualan untuk mendapatkan jumlah kas aktual yang diterima dari konsumen.
12
13
Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi (seperti kas yang dibayarkan pada pemasok) dihitung dengan menyesuaikan harga pokok penjualan dengan perubahan saldo persediaan, perubahan saldo hutang dagang dan perubahan saldo hutang lancar. Adapun kas yang dibayarkan untuk biaya operasi didapat dengan menyesuaikan biaya operasi dengan biaya penyusutan, amortisasi, dan deplesi, perubahan perkiraan biaya dibayar dimuka dan perubahan perkiraan hutang biaya. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang penerimaan dan pengeluaran kas lain yang dimasukan dalam penghitungan arus kas operasi bersih dengan metode langsung. Baik metode langsung maupun tak langsung akan memberikan hasil akhir jumlah arus kas dari kegiatan operasi yang sama. Keuntungan dari penggunaan metode tidak langsung adalah dapat melihat kualitas laba (quality of earning) dengan memfokuskan pada perbedaan antara laba bersih dengan arus kas dari aktifitas operasi, selain itu biaya yang dibutuhkan untk menghasilkan laporan dengan metode ini akan lebih murah, karena informasi tetap dengan dasar akrual (laba bersih akrual). Akan tetapi dengan metode langsung pendekatan langsung akan lebih mudah dipahami dan akan menghasilkan gambaran yang lebih jelas dari mana arus kas operasi berasal dan bagaimana penggunaannya. Hal ini akan lebih bermanfaat untuk menganalisa trend dan mengestimasi arus kas dari operasi yang akan datang (future cash flow), karena arus kas masuk dan keluar dapat diidentifikasi secara langsung. Keuntungan dari penyajian laporan arus kas
13
14
dengan metode langsung di atas menyebabkan PSAK No. 2 menganjurkan perusahaan menggunakan metode langsung dalam penyusunan laporan arus kas.
b. Aktifitas Investasi Arus kas dari aktivitas investasi memperlihatkan penerimaan dan pengeluaran kas berkaitan dengan sumber daya yang dipakai untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Menurut Putra (2009) kegiatan yang digolongkan kedalam kelompok ini adalah semua kegiatan kas yang terkait dengan
aktivitas
pembelian/penjualan
aktiva
perusahaan,
penerimaan
/pengeluaran kas terkait dengan piutang perusahaan dengan entitas lain. Sedangkan menurut Keiso dan Weigant (2003:731)” including acquiring and disposing of investment are reductive long live asset and lending money and collecting the loans” atau laporan yang berisi bagaimana perusahaan dalam berinvestasi yaitu salah satunya adalah meminjamkan uang dan pelunasan dari pinjaman itu. Menurut Schroeder dan Clark (2005) arus kas masuk yang berasal dari aktivitas investasi antara lain: 1) Arus kas masuk dari penjualan asset. 2) Arus kas masuk dari penjualan hutang kepada pihak lain. 3) Arus kas masuk dari penagihan pinjaman kepada pihak lain. 4) Arus kas masuk dari penagihan kepada pihak lain berupa debt invesment. Adapun contoh arus kas keluar dari kegiatan investasi antara lain: 1) Arus kas keluar untuk pembelian aset.
14
15
2) Arus kas keluar untuk pembelian hutang dari pihak lain. 3) Arus kas keluar untuk pembelian equity dari pihak lain. 4) Arus kas keluar untuk memberikan pinjaman kepada pihak lain. Dalam penyusunan laporan arus kas, arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dengan melakukan analisa perubahan perkiraan aktiva yang menyangkut aktivitas ini selama periode tersebut, misalnya analisa perkiraan aktiva tetap, perkiraan investasi jangka panjang, wesel bayar dan sebagainya Kelompok utama penerimaan kas dan pengeluaran kas kotor dari aktivitas ini harus disajikan terpisah, misalnya pengelaran kas dari akuisisi peralatan/aktiva tetap dan penerimaan kas dari penjualan aktiva yang lama harus dilaporkan sendiri-sendiri.tidak boleh di net-kan. Pemisahan ini diperlukan karena data yang tidak lengkap akan menimbulkan masalah bagi pihak luar yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan informasi yang lebih terperinci. Aktifitas investasi yang tidak melibatkan kas harus diungkapkan dan dilaporkan secara terpisah, misalnya perolehan aktiva tetap dengan mengeluarkan saham baru, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
c. Aktifitas Pendanaan Aktifitas pendanaan mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan. Menurut Putra ( 2009) Arus kas aktivitas pendanaan berasal dari transaksi utang (kewajiban) perusahaan, baik yang berupa penambahan maupun pelunasan hutang. Aktifitas pendanaan meliputi transaksi perolehan dan pengembalian dana/modal dari investor, transaksi
15
16
perolehan pinjaman dari kreditor dan penyelesaian kewajiban tersebut, serta transaksi perolehan sumber daya lain dari kreditor jangka panjang termasuk transaksi pengembaliannya. Arus kas dari aktifitas ini harus diungkapkan secara terpisah karena berguna untuk memperkirakan klaim terhadap arus kas di masa akan datang oleh para pemasok modal (IAI, 2004) Menurut Schroeder dan Clark (2005) arus kas masuk dari aktivitas pendanaan antara lain adalah: 1) Arus kas masuk dari penjualan saham perusahaan. 2) Arus kas masuk dari penerbitan surat hutang. Sedangkan contoh arus kas keluar dari aktifitas ini antara lain: 1) Arus kas keluar untuk pembayaran deviden kepada pemegang saham. 2) Arus kas keluar untuk melunasi hutang jangka panjang.
16
17
Tabel 2.1. Format penyajian arus kas dengan metode tidak langsung. PT. ABC LAPORAN ARUS KAS (METODE TIDAK LANGSUNG) Tahun yang berakhir 31 Desember 20-2 dalam rupiah Arus kas dari aktifitas operasi Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa Penyesuaian untuk Penyusutan Kerugian selisih kurs Penghasilan investasi Beban bunga Laba operasi sebelum perubahan modal kerja Kenaikan piutang dagang dan piutang lain Penurunan persediaan Penurunan hutang dagang Kas yang dihasilkan dari operasi Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan Arus kas sebelum pos luar biasa Hasildari penyelesaian asuransi gempa Arus kas bersih dari aktifitas operasi
3.350 450 40 (500) 400 3.740 (500) 1.050 (1.740) 2.550 (270) (900) 1.380 180 1560
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Perolehan anak perusahaan X dengan kas (ccatatan A) Pembelian tanah, bangunan dan peralatan (catatan B) Hasil dari penjualan peralatan Penerimaan bunga Penerimaan deviden Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Hasil dari penerbitan modal saham Hasil dari pinjaman jangka panjang Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan Pembayaran deviden* Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan Kas bersih dan setara kas Kas dan setara kas pada awal periode (catatan C) Kas dan setara kas pada akhir periode
(550) (350) 20 200 200 (480)
250 250 (90) (1200) (790) 290 120 410
Sumber : Ikatan Akuntansi Indonesia “Standar Akuntansi Keuangan No. 2: Laporan Arus Kas”, (2004).
17
18
Tabel 2.2. Format penyajian arus kas dengan metode langsung. PT. ABC LAPORAN ARUS KAS (METODE LANGSUNG) Tahun yang berakhir 31 Desember 20-2 dalam rupiah Arus kas dari aktifitas operasi Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan Kas yang dihasilkan operasi Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan Arus kas sebelum pos luar biasa Hasil dari asuransi karena gempa bumi
30.150 (27.600) 2.550 (270) (900) 1.380 180
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
1560
Arus kas dari aktivitas investasi Perolehan anak perusahaan X dengan kas (Catatan A) Pembelian tanah, bagunan dan peralatan (Catatan B) Hasil dari penjualan peralatan Penerimaan bunga Penerimaan deviden
(550) (350) 20 200 200
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Hasil dari penerbitan modal saham Hasil dari pinjaman jangka panjang Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan Pembayaran deviden* Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan Kenaikan bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal periode (catatan C) Kas dan setara kas pada akhir periode
(480)
250 250 (90) (1200) (790) 290 120 410
Sumber : Ikatan Akuntansi Indonesia “Standar Akuntansi Keuangan No. 2: Laporan Arus Kas”, (2004).
18
19
B. Analisis Laporan Arus Kas Menurut Van Greuning (2005:28) analisis keuangan adalah sebagai berikut: Analisis keuangan adalah disiplin dimana alat bantu analisis diterapkan terhadap laporan keuangan dan data keuangan lainnya dengan tujuan untuk menginterprestasikan tren dan hubungan dalam suatu cara yang konsisten dan tegas. Laporan keuangan merupakan sumber informasi mengenai perusahaan yang tersedia untuk umum. Agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan maka pengguna laporan keuangan melakukan analisis atas laporan keuangan untuk mengubah angka-angka laporan keuangan tersebut ke dalam format yang dibutuhkan, untuk mempermudah pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan teknik tergantung dari tujuan analisis tersebut. Tujuan analisis sangat tergantung pada pengguna laporan keuangan, misalnya kreditor melakukan analisis untuk mengetahui kemampuan peminjam membayar bunga dan pokok pinjaman, investor berusaha untuk memperkirakan arus pendapatan perusahaan di masa yang akan datang untuk menetapkan harga beli atau harga jual sekuritas yang dimilikinya, manajemen perusahaan melakukan analisis untuk selain menjawab hal yang sama dengan yang ingin diketahui oleh inventor dan kreditor juga untuk mengetahui prestasi, kekuatan, kelemahan perusahaan serta untuk pengambilan keputusan mengenai perubahan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi di masa yang akan datang. Beberapa teknik analisis laporan keuangan yang sering digunakan antara lain :
19
20
1. Laporan keuangan komparatif (trend analysis atau horizontal analysis). Analisis komparatif dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan dari tahun ke tahun, untuk mengetahui trend dan perubahan masing-masing komponen laporan keuangan dari periode ke periode baik arah
maupun
seberapa besar perubahan tersebut. 2. Laporan keuangan common-size Analisis ini dilakukan dengan membandingkan tiap komponen laporan keuangan dengan nilai total untuk mengetahui proporsi suatu komponen laporan keuangan terhadap nilai total dalam laporan keuangan. 3. Analisis rasio Menurut Van Greuning (2005:29), “analisis rasio digunakan oleh analis dan manajer untuk mengukur kinerja dan status perusahan”. Analisis ini dilakukan dengan menghitung angka rasio yang menunjukkan hubungan matematis antara lain komponen laporan keuangan dengan komponen lainnya. Analisis rasio ini merupakan alat yang berguna untuk memberi indikasi akan adanya masalah yang membutuhkan perhatian yang lebih dalam dan memberi gambaran akan kondisi yang mungkin terjadi di masa depan. Analisis ini akan lebih berguna lagi jika rasio tersebut dapat dibandingkan dengan rasio perusahaan pada periode sebelumnya, dengan rasio standar yang telah ditetapkan, atau dengan rasio perusahaan lain dalam industri yang sama. Untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai perusahaan, perangkat analisis di atas dilakukan terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, yaitu neraca, laporan rugi laba, dan laporan arus kas. Analisis arus
20
21
kas merupakan bagian dari analisis laporan keuangan. Analisis ini mulai mendapat perhatian penting karena laporan arus kas dianggap mengandung manipulasi yang lebih sedikit dan lebih mudah diinterpretasikan, disamping itu banyak kegagalan bisnis dan kesulitan keuangan perusahaan tidak dapat diidentifikasi sebelumnya dengan hanya melakukan analisis laporan akuntansi neraca dan laporan rugi laba. Hasil analisis arus kas akan lebih baik jika digabungkan dengan hasil analisis laporan keuangan lainnya (misalnya analisis neraca dan laporan rugi laba) dalam penentuan kondisi perusahaan, akan tetapi pembahasan berikut ini hanya akan memfokuskan pada masalah analisis arus kas. Untuk melakukan analisis ini selain dibutuhkan data laporan arus kas juga dibutuhkan data dari seluruh laporan keuangan, serta data tambahan lainnya. Analisis laporan arus kas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis yang telah diutarakan di atas. Agar lebih bermamfaat hasil dari ketiga teknik tersebut harus diinterpretasi dengan menggunakan data tambahan mengenai perusahaan, perkembangan usaha dan sebagainya. Analisis arus kas dapat memberikan informasi mengenai: 1) Perkiraan akan kondisi arus kas di masa yang akan datang. 2) Kualitas laba dan kemampuan mempertahankan operasi di masa yang akan datang. 3) Kondisi keuangan secara keseluruhan. Menurut Dayanti (2000:18) analisis arus kas memberikan gambaran yang teridentifikasi dimana dapat meningkatkan kegunaan laporan keuangan:
21
22
1.
Analisis arus kas menghindari keraguan pada alokasi pendapatan dalam pengunaan pendapatan periodic
2.
Analisi arus kas mencakup factor penting dalam membuat keputusan dan penilaian sehubungan dengan time value of money
3.
Data dalam arus kas dapat menghindari pengukuran pada periodic income yang membingungkan dimana memiliki arti yang beragam tergantung konteks pengukuran dan pengunaannya.
4.
Analisis arus kas menekankan gambaran yang paling vital dan fundamentalis dari kegiatan bisnis yaitu kemampuan perusahaan membayar seluruh hutanghutangnya beserta bunga.
5.
Data dalam arus kas dapat menghasilkan bebagai keputusan sebagai pengendali dari aktivitas.
6.
Analisis arus kas merupakan suatu system laporan keuangan yang objektif, sederhana dan dapat dipahami.
1. Analisis Trend dan Common-Size Laporan Arus Kas Menurut Bergevin (2002:83) “common-size financial statements report financial statement disclosures as a percentage of another account or as proportion of the previous balance”. Analisis trend laporan arus dilakukan dengan cara menyusun laporan arus kas dari periode ke periode untuk melihat perubahan yang terjadi pada masing-masing komponen laporan arus kas. Dari analisis ini dapat diketahui trend perubahan tiap komponen, seberapa besar perubahan satu komponen relative terhadap komponen lainnya misalnya
22
23
bagaimana kecenderungan arus kas operasi dari tahun ke tahun, apakah meningkat atau menurun dan seberapa besar perubahan tersebut jika dibandingkan dengan perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan dan investasi. Hasil analisis ini lebih lanjut diinterpretasikan dengan menggunakan data lain seperti kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan dan sebagainya. Metode yang lebih baik digunakan dalam hal ini adalah dengan mengunakan angka index. Untuk menentukan angka index perlu ditetapkan tahun dasar, yang memiliki index = 100. sedangkan rumus penghitungan angka index adalah sebagai berikut : Saldo tahun berjalan Index =
x 100 Saldo tahun dasar
Contoh penghitungan index tersebut adalah sebagai berikut: Tahun dasar adalah tahun 20XA dengan laba bersih = 12.000 maka angka index 20XA adalah 100. Jika tahun 20XB laba bersih sebesar 18.000 maka angka index 20XB adalah sebesar 18.000 x 100 = 150 12.000 Dalam melihat perubahan dari periode ke periode, index tahun sebelumnya harus diperhitungkan, misalnya perubahan laba bersih periode 20XB dibanding periode 20XA adalah mengalami kenaikan sebesar 150 – 100 = 50%
23
24
2. Analisis Arus Kas Operasi Analisis terhadap arus kas operasi dapat dilakukan dengan menggunakan hasil analisa trend dan common size dengan memfokuskan pada arus kas operasi Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui perkembangan arus kas operasi dari periode ke periode. Secara umum peningkatan arus kas operasi dapat dianggap sebagai perkembangan yang baik karena berarti kegiatan operasi perusahaan makin mampu menghasilkan kas dan dapat diperkirakan di tahun berikutnya arus kas operasi akan mengalami perkembangan yang serupa. Namun demikian selain melihat trendnya perlu pula menganalisis sumber/penyebab kenaikan/penurunan arus kas operasi tersebut. Kenaikan/penurunan arus kas operasi dapat dianalisis lebih jauh dengan melihat perubahan dalam asset operasi lancer dan kewajiban operasi sehingga mengetahui alasan kenaikan/penurunan arus kas operasi. Kenaikan dalam asset operasi berarti penggunaan kas dan ditunjukkan dengan nilai perubahan kas yang negative dan sebaliknya, sedangkan kenaikan dalam kewajiban operasi lancer berarti arus kas masuk dan ditunjukkan dengan kenaikan nilai arus kas yang positif. Adapun yang dimaksud sebagai asset operasi lancar dan kewajiban operasi lancar disini adalah perkiraan asset dan kewajiban yang benar-benar berhubungan dengan operasi misalnya piutang dagang, persediaan, biaya dibayar dimuka, hutang dagang, dan hutang biaya lainnya. Analisis arus kas operasi dapat pula dilakukan dengan menghitung free cash flow. Menurut Van Greuning (2005:47) ”Free cash flow adalah kas yang
24
25
dihasilkan dari aktivitas operasi dikurangi dengan pengeluaran modal yang diperlukan untuk mempertahakan tingkat operasi sekarang”. Pertumbuhan internal dan fleksibilitas keuangan perusahaan sangat tergantung pada jumlah free cash flow yang dimilik perusahaan. Penghitungan free cash flow adalah sebagai berikut: Free cash flow = arus kas koperasi – pengeluaran pemeliharaan modal – deviden. Konsep free cash flow ini sebenarnya agak sulit digunakan oleh pihak ekstern perusahaan, karena biasanya perusahaan tidak mengungkapkan secara terpisah bagian pengeluaran modal yang dimaksudkan untuk mempertahankan kapsitas produk (pemeliharaan modal) dengan pengeluaran untuk ekspansi tetapi keduanya digabungkan menjadi satu.
3. Analisis Rasio Kualitas Laba Pengguna laporan keuangan perlu menilai kualitas laba sebuah perusahaan, makin tinggi kualitas laba makin berguna informasi yang diperoleh dalam pengambilan keputusan. Kualitas laba ditentukan dengan memperhatikan berbagai karakteristik positif dan negatif yang mempengaruhi kekuatan pendapatan perusahaan yang ditunjukkan dalam angka laba bersih. Salah satu ciri yang menentukan kualitas laba adalah hubungan antara laba akuntansi dengan arus kas. Makin tinggi korelasi antara laba akuntansi dengan arus kas, makin tinggi kualitas laba.
25
26
Analisis kualitas laba akan membantu penggunaan untuk menilai seberapa besar sesungguhnya kemampuan perusahaan menghasilkan tingkat laba tertentu. Analisis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kualitas laba antara lain: a. Quality of Sales Ratio Quality of Sales dihitung dengan membagi kas dari penjualan dengan nilai penjualan bersih pada periode bersangkutan sebagai berikut: Kas dari penjualan Quality of Sales = Penjualan Makin tinggi rasio kualitas penjualan makin baik kualitas laba karena berarti pengakuan pendapatan penjualan mendekati realisasi kasnya. Penyajian laporan arus kas dengan metode langsung akan mempermudah aplikasi rasio ini. Metode ini dapat menunjukkan efek arus kas terhadap pendapatan dan biaya operasi sehingga memungkinkan evaluasi arus kas yang berhubungan dengan komponen tertentu dalam laporan laba rugi seperti penjualan kotor, harga pokok penjualan, biaya operasi dan sebagainya. Jika penyajian laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung pihak luar akan menemui kesulitan dalam mendapatkan data yang dibutuhkan. b. Quality of Income Rasio ini dihitung dengan membagi arus kas operasi dengan laba operasi sebagai berikut: Cash flow from operation Quality of Income = Operating income
26
27
Analisis Quality of Income menunjukkan varian antara arus kas dengan laba bersih. Makin tinggi rasio makin tinggi kualitas laba karena makin besar bagian laba operasi yang direalisasikan dalam bentuk kas. Namun rasio di atas mungkin akan member deviasi yang abnormal disebabkan perbedaan yang substansial antara laba dengan arus kas akibat adanya transaksi non kas seperti penyusutan biaya yang ditangguhkan, dan sebagainya. Sebagai alternatif maka dapat digunakan rasio antara arus kas operasi dengan laba sebelum pajak, bunga, dan penyusutan yaitu sebagai berikut: Arus kas operasi Quality of Income = Laba bersih sebelum pajak, bunga, dan penyusutan Dengan rumus di atas deviasi abnormal akan berkurang karena telah menghilangkan komponen non kas utama dalam laporan laba rugi yaitu penyusutan dan pajak yang ditangguhkan.
C. Pengambilan Keputusan Manajemen. 1. Fungsi Manajemen Umum Manajemen
secara
umum
adalah
suatu
proses
perencanaan,
pengkoordinasian, kepemimpinan dan pengendalian usaha anggota organisasi dan pengguna sumber-sumber daya perusahaan lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah mereka transfer melaului manajer. Tugas utama seorang corporate manager adalah mengembangkan suatu strategi yang kompetitif dalam variable-variabel ekonomis, pemasaran, produksi dan keuangan. Strategi keuangan yang di formulaislkan secara sesuai akan
27
28
melengkapai kekuatan perusahaan yang sudah memiliki dasar produksi dan pemasaran yang ekonomis. Pihak manajemen dalam pengambilan keputusan selalu berdasarkan pada informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Keputusan-keputusan keuangan suatu perusahaan saling berhubungan satu sama lain. Keputusan tidak dibuat hanya sekali untuk selamanya. Jika perusahaan investasi dalam produk baru yang berhasil akan menghasilkan tambahan dana, perusahaan harus memutuskan berapa banyak dari dana yang dihasilkan ini untuk dibayarkana kepada investor dan berapa banyak yang harus di tanam kembali pada produk lain. Untuk dapat memformulasikan strategi keuangan jitu dan berhasil, seorang manajer keuangan harus memahami hubungan-hubungan penting antara: 1. Hubungan antara prinsip-prinsip ekonomi dan arus kas 2. Hubungan antara hasil dari arus kas dan penggunaan internal 3. Hubungan antara profitabilitas, arus kas dan penillaian pasar terhadap saham perusahaan. 4. Hubungan antara external capital markets dan kemapuan perusahaan memasuki pasar-pasar tersebut 5. Hubungan antara peluang-peluang investasi yang mungkin dengan competitive position perusahaan dimasa yang akan datang. Keputusan-keputusan yang ditetapkan manajemen keuangan adalah: 1. Keputusan investasi 2. Keputusan pendanan
28
29
3. Keputusan deviden
2. Fungsi Manajemen Keuangan Seorang manajer keuangan dalam menjalankan fungsinya menetapkan beberapa keutusan yaitu: 1. Keputusan Investasi, meliputi alokasi asset, baik asset keuangan maupun asset berwujud serta sejumlah maksimal dari setiap asset Dalam keputusan investasi ada beberapa criteria yang digunakan oleh seorang manajer keuangan untuk menilai apakah proyek yang diajukan profitable atau tidak yaitu: c. Payback Period Yang dimaksud dengan payback period adalah jangka waktu untuk proyek dapat mengembalikan biaya pokok investasi. Pengambilan keputusan adalah menetapkan investasi yang memiliki payback period terpendek. d. Accounting Rate of Return Acounting rate of return mengukur tingkat pengembalian atau keuantungan untuk setiap rupiah yang diinvestasikan. Pengambilan keputusan adalah menetapkan proyek yang memiliki average rate of return terbesar. e. Internal rate of return Metode ini menghitung tingkat bungan minimum yang dibutuhkan untuk menghasilkan net present value yang positif
29
30
f. Net present value Metode ini menghitung hasil investasi dimasa yang akan datang pada saat ini, apakah yang akan diterima dari investasi ini.
2. Keputusan pendanaan, meliputi struktur permodalan, ketersediaan dana, meminimumkan biaya pendanaaan (cost of funds), penyusunana jadwal pendanaan serta penetapan besarnya deviden yang dibayarkan. Dalam keputusan pendanaan manajer keuangan mengambil keputusan ini dengan beberapa pertanyaan penting yang harus dijawab yaitu: •
Berapa besar bagian yang harus disimpan dan berapa besar bagian yang harus dibagikan dalam bentuk deviden
•
Apakah sebaiknya dana diperoleh melalui pinjaman atau dengan mengeluarkan saham
•
Jika dengan pinjaman, apakah dengan pinjaman jangka pendek atau pinjaman jangka panjang
3. Keputusan
deviden,
meliputi
penetapan pembagian deviden dan
penyusunan rencana pendanaan. Salah satu masalah dalam penetapan keputusan deviden ini adalah tidak ada seorang pun yang dapat memastikan apakah keputusan deviden bagi perusahaan itu penting, maksudnya bahwa keputusan tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Hal-hal yang penting dalam keputusan deviden adalah
30
31
a. Hubungan antara kebijaksanaan deviden perusahaan dengan nilai atau harga pasar dari saham perusahaan. Dapatkah kebijaksanaan deviden mempengaruhi nilai dari saham perusahaan tersebut b. Adaynaya suatu pertimangan praktis yang harus di evaliasi dalam menetapkan kebijakasanaan deviden perusahaan c. Jenis-jenis deviden yang ditetapkan.
4. Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Menurut Ikasari (2009) keputusan dibagi dalam tiga tipe a. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur yaitu keputusan yg berulangulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. Contoh keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang dan lain-lain. b. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur yaitu keputusan yg sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan serta analisis yg terperinci. Contoh keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi. c. Keputusan tidak terprogram/tidak terstruktur yaitu keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak
31
32
mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur. Contohnya keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain. Proses pengambilan keputusan menurut G. R. Terry yang dikutip oleh Agus (2009) adalah: 1. Problem yang dihadapi 2. Menganalisa problem tersebut 3. Menetapkan sejumlah alternatif 4. Mengevaluasi alternatif 5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan Sedangkan menurut Peter Drucher yang juga dikutip oleh Agus (2009) yaitu: 1. Menetapkan masalah 2. Menganalisa masalah 3. Mengembangkan alternatif 4. Mengambil keputusan yang tepat 5. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif
32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT Outsourcing Indonesia 1. Sejarah Singkat PT. Outsourcing Indonesia sebelumnya bernama PT Fani Masyara Prima yang berdiri sejak tahun 1993. Untuk lebih memfokuskan usaha dan lebih menunjukan identitas bidang usaha maka sejak September 2003 PT Fani Masyara Prima berganti nama menjadi PT. Outsourcing Indonesia yang bergerak dibidang jasa Outsourcing. Industri yang ditangani oleh perusahaan ini adalah perbankan, asuransi, leasing, telekomunikasi, perminyakan dan pertambangan. PT. Outsourcing Indonesia berkedudukan dan berkantor pusat di Graha Enka Deli Lantai 3, Jalan Warung Buncit Raya No. 12 Jakarta Selatan 12780 dan beberapa cabang di beberapa kota seperti Bandung, Medan, Palembang, Surabaya dan Makasar. Jumlah karyawan internal sampai dengan pertengahan tahun 2008 sekitar 50 Orang dan karyawan external 4000 orang. 2. Struktur Organisasi Setiap perusahaan yang didirikan memiliki struktur organisasi yang merupakan salah satu factor yang menentukan sukses tidaknya suatu manejemen dalam perusahaan yang bersangkutan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun tujuan dibentuknya struktur organisasi ini adalah agar setiap divisi atau bagian di dalam perusahaan tersebut dapat menjalankan tugas dan wewenang masing-masing.
33
Dari struktur organisasi ini nantinya perusahaan dapat mengetahui kedudukan dan tanggung jawab masing-masing divisi yang ada dalam perusahaan tersebut. Struktur organisasi memegang perananyang cukup penting dalam sebuah perusahaan karena dari struktur organisasi tersebut dapat diketahui apakah perusahaan itu sudah terorganisasi dengan baik atau tidak. Adapun struktur organisasi PT Outsourcing Indonesia adalah seperti gambar diagram di bawah ini.
COMISSIONER
PRESIDENT DIRECTOR
SUPPORT DEVELOPMENT
FINANCE & ACCOUNTING
BUSINESS DEV. HR GA IT
BUSINESS PROCESS OUTSOURCING (BPO)
PERSONNEL EMPLOYMENT OUTSOURCING (PEO)
Gambar 1 Struktur Organisasi PT Outsourcing Indonesia
34
3. Unit Bisnis Kegiatan usaha Adapun unit bisnis yang dijalankan oleh PT. Outsourcing Indonesia adalah sebagai berikut: a. Personel Employment Outsourcing (PEO) Sekarang ini dengan semakin banyak persaingan di dunia kerja untuk menjadi karyawan bukanlah hal yang mudah, begitu juga sebaliknya banyak perusahaan yang kesulitan untuk mencari karyawan-karyawan potensial dan professional. Untuk itu dengan adanya perusahaan outsourcing kesulitan tersebut dapat diatasi. Perusahaan outsourcing jadi jembatan antara pencari kerja dengan pemberi kerja. Untuk mengatasi masalah tersebut maka PT. Outsourcing Indonesia membuka unit bisnis PEO. Padat karya dengan PEO akan membantu perusahaan dalam menghemat uang dang menghemat waktu. Perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk biaya tes penerimaan karyawan baru serta sangat menghemat waktu. Karyawan PEO akan memberikan kontribusi pada perusahaan untuk meningkatkan produktifitas perusahaan. PT. Outsourcing Indonesia menyediakan keuntungan jangka panjang dalam bisnis padat karya ini. Karena perusahaan ini menyediakan kemampuan dan fleksibelitas untuk beradaptasi dalam pasar dan menjadikan organisasi lebih terbuka untik menarik dan mendapatkan karyawan-karyawan ya ng berkualitas. Dengan padat karya PEO akan meminimalisasikan resiko dalam sebuah organisai dengan mengatur:
35
1) Personel selesction 2) Personel dan payroll administration 3) Personel Development 4) Personel risk management Maka dengan menggunakan padat karya PEO akan mengeliminasika kebutuhan perusahaan untuk mengatur hal-hal tersebut. Dengan padat karya akan membuat biaya lebih efektif dari pada memperkerjakan karyawan permanen. PT. Outsourcing g Indonesia memberikan pelayanan pada area: 1) Front Liner Staff : Call Center, Customer Relationship, Collection, Customer Care, Marketing Communication. 2) General Support Staff : Administration Support, Data Entry, MIS, HRD, QA, Logistic. 3) Engineering Staff : Technician, Mechanic dan Maintenance
b. Business Process Outsourcing (BPO) Business Process Outsourcing adalah mendelegasikan kegiatan back office sebuah perusahaan dalam proses bisnis kepada PT Outsourcing Indonesia. BPO ini dikategorikan sebagai berikut: 1) Comprehensive. Pada kategori comprehensive, seluruh proses bisnis pada pelangan didelegasikan pada PT Outsourcing Indonesia. Sebagai contoh PT Bakrie Telkom mendelegasikan seluruh bisnis dari distribusi point. Meliputi karyawan, proses distribusi, system penjualan, proses instalasi
36
2) Transactional Dalam kategori transactional, pelanggan hanya akan menyerahkan sebagian dari proses bisnis kepada PT Outsourcing Indonesia. Seperti Account Payable, Account Receivable, Order Processing. Sebagai contoh Direct Sales dari PT Direct Vision yang diserahkan kepada PT Outsourcing Indonesia. 3) Niche Support Pada kategori niche Support, PT Outsourcing Indonesia akan mendukung proses bisnis yang lebih khusus dari pelanggannya. Seperti human resource, call center, sales agent, distribution point, recruitment dan training. Melalui
bisnis
proses
outsourcing,
PT
Ooutsourcing
Indonesia
mengkombinasikan karyawan yang tepat, proses yang tepat, dan teknologi yang tepat, untuk membantu satu perusahaan mencapai tingkat efisiensi. Pada langkah selanjutnya PT Outsourcing Indonesia menyediakan presedur dalam proses bisnis dengan izin dari klien untuk menjalankan proses bisnis dari belakang layar atau menemui pelanggan dari klien PT Outsourcing Indonesia secara langsung..
4. Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan a. Visi Perusahaan PT Outsourcing Indonesia memiliki visi yaitu “Delivering millions of Indonesian talents for productivity”, yang artinya mengantarkan berjuta-juta orang yang berpotensi di Indonesia untuk dapat bekerja secara produktif.
37
b. Misi Perusahaan Semua aktifitas di perusahaan biasanya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan tersebut tercermin dari visi perusahaan. Untuk mewujudkan visi yang sudah ditentukan setiap perusahaan memiliki misi dalam implementasi terhadap visi yang sudah ditetapkan. Dari visi tersebut manajemen menetapkan tiga misi yaitu: 1) Memberikan pelayanan prima kepada setiap konsumen dari PT Outsourcing Indonesia “Deliverng excellent standard service operation”. 2) Bercita-cita menjadi panutan bisnis outsourcing di Indonesia “Become the industry business model in Indonesia”. 3) Menjadi pelaku utama di dalam bisnis outsourcing secara internasional “Become the global industry business player”. c.
Strategi Perusahaan PT Outsourcing Indonesia mempunyai strategi-strategi bisnis tersendiri
dalam mencapai tujuan dan menjalankan usahanya di tengah persaingan dengan perusahaan lain yang sejenis. Strategi tersebut adalah menjalankan 10.000 karyawan padat karya dalam dua tahun mendatang dengan cara memfokuskan strategi perusahaan di dalam tiga area utama yang menjadi standar yang lebih baik: 1) Standar servis operasi yang memuaskan mencakup: a. IT support implementation b. Business process management development 2) Memperluas kantor cabang di semua kota besar di Indonesia
38
3) Manajemen investasi keuangan
B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan tipe penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Dengan alasan bahwa penelitian ini hanya memberikan gambaran terhadap masalah yang akan dibahas. Tujuan utama digunakan metode deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari objek penelitian.
C. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Variabel yang digunakan adalah: 1. Laporan Arus Kas yaitu laporan keuangan yang mengiktisarkan perubahan kas dan setara kas pada perusahaan selama periode tertentu yang diklasifikasi menjadi tiga aktivitas yakni aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. 2. Pengambilan
keputusan
manajemen
yaitu
melakukan
penilaian
dan
menetapkan pilihan setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan.
D. Metode Pengumpulan Data Di dalam setiap penelitian selalu dipergunkan alat-alat pengumpul data yang tersusun baik serta disesuaikan dengan tujuan penelitian. Ini dimaksudkan
39
agar data yang diperoleh benar-benar objektif dan berhubungan dengan masalah yang diteliti. Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Penelitian kepustakaan (library research) Studi pustaka ini merupakan teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang didapat lam eraturan perundang-undangan, bukubuku, dan tulisan ilmiah. 2. Penelitian lapangan (field research) Studi lapangan merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung pada objek yang akan diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Penulis mengumpulkan dengan cara melakukan tanya jawab secara sistematis berdasarkan tujuan penelitian dengan pihak yang berwenang yang ada dalam perusahaan. Adapun alasan menggunakan metode ini adalah untuk mengetahui secara garis besar sejarah perusahaan, perkembangan perusahaan, dan penjelasan lebih mendalam tentang analisis arus kas dengan jalan mengajukan pertanyaan kepada pihak perusahaan. 2. Observasi Penulis mengumpulkan data dengan cara mengamati langsung ke perusahaan. Adapun alasan menggunakan metode observasi adalah untuk mencocokkan
40
antara informasi yang diberikan dan dokumen yang ada dengan kenyataan sebenarnya yang terdapat pada objek penelitian. 3. Dokumentasi Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara mencatat atau menyalin data-data dari perusahaan. Metode ini digunakan dengan alasan akan lebih banyak data yang dapat dilihat dan diperoleh untuk menunjang dan melengkapi data-data yang telah diperoleh sehingga akan mendapatkan gambaran yang lebih nyata tentang kebijaksanaan yang dilakukan perusahaan.
E. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dari sumber data dianalisa dengan metode deskriptif kualitatif yaitu menganalisis data yang telah terkumpul berdasarkan data dan teori yang relevan, kemudian hasilnya dideskripsikan secara sistematis sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan tujuan penelitian. Metode deskriptif kuantitatif yaitu memberikan predikat kepada variable yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
41
42
BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisis Arus Kas PT Outsourcing Indonesia 1. Analisis Horizontal dan Commonsize Laporan Arus Kas Analisis laporan arus kas secara horisontal dimaksudkan untuk menunjukkan perkembangan commonsize
perusahaan menunjukan
dari
tahun
ke
perkembangan
tahun
sedangkan
komposis/struktur
analisa keuangan
perusahaan dari tahun ke tahun. Analisis horizontal terhadap laporan arus kas PT Outsourcing Indonesia dapat dilihat pada lampiran 3 Nilai perubahan (kenaikan/perurunan) tahun 20072006 (kolom 4 lampiran-3 diperoleh dengan mengurangi setiap nilai perkiraan pada tahun 2007 dengan nilai perkiraan yang sama pada tahun 2006, sehingga diperoleh nilai perubahan setiap perkiraan dari tahun 2007 dibanding tahun 2006. Contohnya,
penurunan
laba
bersih
tahun
2007-2006
sebesar
Rp.
3,547,638,766 diperoleh dari mengurangkan laba bersih 31 Desember 2007 dengan laba bersih 31 Desember 2006 sebagai berikut : 4,957,205,340 – 8,504,844,106 = -3,547,638,766 Hal
yang
sama
juga
dilakukan
untuk
mendapatkan
nilai
perubahan
(kenaikan/penuninan) 2006-2005 (kolom 5), yaitu dengan mengurangi setiap nilai perkiraan yang ada dalam laporan arus kas tahun 2006 dengan nilai perkiraan yang sama pada tahun 2005.
43
Dalam lampiran tersebut dapat dilihat bahwa arus kas operasi perusahaan mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2006 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp. 2,362,030,069 , namun pada tahun berikutnya 2007 arus kas operasi menurun sebesar Rp, 2,091,819,964 Kenaikan arus kas operasi menunjukkan kemampuan kegiatan operasi perusahaan untuk menghasilkan kas makin besar (meningkat) namun menurunnya arus kas operasi pada di tahun berikutnya menunjukkan kemampuan kegiatan operasi normal perusahaan dalam menghasilkan kas berkurang dibanding sebelumnya, oleh karena itu perlu dianalisis penyebab dan dampaknya di masa yang akan datang. Jika ditinjau dari aktivitas perusahaan pada tahun tahun tersebut, kenaikan arus kas operasi pada tahun 2006 disebabkan karena pada tahun tersebut terjadi lonjakan laba yang cukup besar, akibat makin meningkatnya aktivitas perusahaan. Pada tahun 2007 laba perusahaan menurun akibat meningkatnya biaya operasi. Meningkatnya arus kas operasi pada tahun 2006, memungkinkan PT Outsourcing Indonesia untuk mulai melunasi hutang jangka panjangnya dan melakukan kegiatan investasi. Pada tahun 2006 terjadi penurunan arus kas dari aktivitas investasi dibanding tahun 2005 sebesar Rp. 329,521,168 disebabkan karena meningkatnya pengeluaran investasi pembelian aktiva tetap yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan. Pada tahun 2007 aktivitas investasi tidak sebesar tahun 2006, penambahan aktiva
44
tetap hanya sebesar Rp. 338,690,500, lebih kecil dari tahun 2006 sebesar Rp. 417,000,000. PT Outsourcing Indonesia sejak tahun 2006 mulai membayar cicilan hutang bank jangka panjangnya sehingga dibanding tahun 2005, arus kas dari aktivitas pendanaan menurun sebesar Rp. 7,991,466,667. Sedangkan pada tahun 2007 selain pembayaran hutang bank sebesar Rp. 5,280,000,000, PT Outsourcing Indonesia juga membayar deviden sebesar Rp. 840,000,000, sehingga arus kas keluar dari kegiatan pendanaan PT Outsourcing Indonesia menjadi sebesar Rp. 4,179,199,999, masih lebih kecil sebesar Rp. 1,964,266,668 dibanding arus kas keluar untuk aktivitas ini pada tahun 2006. Perbedaan ini disebabkan karena PT Outsourcing Indonesia disamping melakukan pembayaran cicilan hutang bank jangka panjang yang telah jatuh tempo pada tahun tersebut juga melakukan pembayaran sukarela (voluntary payment) untuk mempercepat pelunasan hutang bank jangka panjang. Untuk lebih jelasnya disimpulkan pada tabel 4.1
45
Tabel 4.1 PT Outsourcing Indonesia Ringkasan Laporan Arus Kas Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005 Arus Kas 31 Desember 2007 31 Desember 2006 31 Desember 2005 Kenaikan (Penurunan) 20072006 (Rp) Kenaikan (Penurunan) 20062005 (Rp)
Keterangan
Aktivitas Operasi
Aktivitas Investasi
Aktivitas Pendanaan
4,698,224,081
(289,153,222)
(4,179,199,999)
6,790,044,044
(535,599,661)
(6,143,466,667)
4,428,013,975
(206,078,494)
1,848,000,000
(2,091,819,964)
246,446,440
1,964,266,668
2,362,030,069
(329,521,168)
(7,991,466,667)
Arus kas aktivitas operasi tahun 2006 mengalami kenaikan, sedangkan tahun 2007 menurun
Arus kas aktivitas investasi tahun 2006 mengalami penurunan, sedangkan tahun 2007 kenaikan
Arus kas aktivitas pendanaan tahun 2006 mengalami penurunan, sedangkan tahun 2007 kenaikan
Sumber : PT Outsourcing Indonesia, Laporan Arus Kas, Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005.
Analisis trend atas laporan arus kas dapat dilihat dalam Lampiran-4. Untuk mengetahui lebih jelas penyebab kenaikan dan penurunan tersebut akan lebih baik jika laporan arus kas disusun dengan metode langsung seperti dapat dilihat dalam Lampiran-4. Kenaikan arus kas operasi pada tahun 2006 disebabkan karena peningkatan penerimaan kas dari pelanggan yang cukup besar yaitu sebesar Rp. 7,422,735,543 , peningkatan penerimaan dari pendapatan lain lain sebesar Rp. 44,370,880 sedangkan pengeluaran kas untuk biaya operasi tidak meningkat sebesar penerimaan kas dari pelanggan.
46
Pada tahun 2007 penerimaan kas dari pelanggan meningkat sebesar Rp. 2,515,601,993 dan penerimaan kas dari pendapatan lain lain meningkat sebesar Rp. 24,687,743, akan tetapi disamping kenaikan penerimaan kas diatas, pengeluaran kas untuk biaya operasi pun meningkat pesat, akibatnya secara keseluruhan arus kas operasi 2007 lebih rendah sebesar Rp. 1,722,701,111 dibanding arus kas operasi pada. tahun 2006. Dari tahun ke tahun nampak terjadi peningkatan penerimaan kas dari penjualan (pelanggan) hal ini menunjukkan prospek usaha PT Outsourcing Indonesia cukup baik di masa yang akan datang jika hal ini dapat dipertahankan. Akan tetapi peningkatan biaya operasi tahun 2007 dibanding tahun sebelumnya relatif lebih besar dibanding kenaikan penerimaan dari aktivitas operasi tersebut. Peningkatan biaya ini jika berlangsung terus menerus akan berdampak kurang baik bagi perusahaan karena akan mengurangi margin laba perusahaan. Oleh karena itu hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari pihak manajemen perusahaan. Pada tahun 2006 terjadi penurunan arus kas dari aktivitas investasi sebesar Rp. 173,896,921 dibanding tahun 2005. Artinya arus kas dari aktivitas investasi tahun 2006 lebih kecil dari arus kas investasi tahun 2005 hal ini disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran kas untuk pembelian aktiva tetap penambahan uang muka dan uang jaminan pada tahun 2006 dibanding tahun sebelumnya. Dari analisis arus kas aktivitas pendanaan PT Outsourcing Indonesia, pada tahun 2006 terjadi kenaikan arus kas keluar sebesar Rp. 8,529,552,192 Kenaikan ini disebabkan karena pada tahun ini perusahaan
47
mulai membayar cicilan hutang bank jangka panjangnya sebesar Rp. 7,596,000,000,. Adapun pada tahun 2007 hutang bank yang dibayar tidak sebesar tahun sebelumnya, lebih rendah sebesar Rp. 2,316,000,000, akan tetapi pada tahun ini perusahaan membayar deviden kas pada pemegang saham sebesar Rp. 840.000,000 serta membayar hutang sewa guna usaha sebesar Rp, 111,199,999. Secara keseluruhan arus kas keluar untuk aktivitas pendanaan pada tahun 2007 tidak sebesar tahun 2006, menurun sebesar Rp. 3,116,675,201. Dari analisa arus kas pendanaan ini terlihat bahwa PT Outsourcing Indonesia tengah berusaha untuk mengurangi beban hutangnya dan lebih banyak mengandalkan sumber pembiayaan internal untuk membayar pengeluaran pengeluarannya. Menurunnya beban hutang perusahaan di masa yang akan datang akan berdampak positif bagi prestasi perusahaan karena dengan mengecilnya hutang maka beban bunga yang harus dibayar pun menurun sehingga laba perusahaan akan lebih besar. Dengan makin besarnya laba perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk membayar deviden bagi pemegang saham akan meningkat pula. Pada tahun 2006 kenaikan kas dan ekuivalen kas hanya sebesar Rp.110,977,716 tidak sebesar tahun 2005, kas dan ekuivalen kas meningkat sebesar
Rp.
6,069,935,482,
sehingga
terjadi
perbedaan
sebesar
Rp.
5,958,957,766. Hal ini disebabkan karena PT Outsourcing Indonesia sejak tahun 2006 mulai melunasi cicilan hutang jangka panjangnya sehingga kas dan ekuivalen kas perusahaan banyak terserap untuk kepentingan tersebut.
48
Analisa commonsize laporan arus kas dapat dilihat dalam Lampiran-5. Untuk mendapatkan nilai prosentase dalam analisa common-size laporan arus kas, nilai masing masing item dalam laporan arus kas tahun yang bersangkutan, baik arus kas masuk dan arus kas keluar, dibagi dengan nilai total arus kas masuk tahun yang sama. Contoh: proporsi penerimaan kas dari pelanggan sebesar 98.07 % dalam Lampiran-5 analisa commonsize laporan arus kas PT Outsourcing Indonesia pada tahun 2007 (kolom 4) diperoleh dengan membagi penerimaan kas dari pelanggan tahun 2007 sebesar Rp. 40,800,837,839 dengan total arus kas masuk tahun 2007 sebesar Rp. 41,605,894,313 sebagai berikut: 40,800,837,839 x 100 = 98.07 41,605,894,313 Demikian pula proporsi arus kas untuk pembayaran kepada pemasok dan karyawan pada tahun 2007 sebsar 70.84% (kolom 4) diperoleh dengan membagi nilai pembayaran kas pada pemasok dan karyawan sebesar Rp. 29,473,461,673 dengan nilai total arus kas masuk pada tahun tersebut sebesar Rp. 41,605,894,313 sebagai berikut: 29,473,461,673 x 100 = 70.84 41,605,894,313 Dari analisa laporan arus kas common-size dapat terlihat bahwa pada tahun 2005, 99.75% dari arus kas masuk disediakan dari aktivitas operasi, 97.88% arus kas masuk berasal dari pelanggan serta 1.58% dari penerimaan bunga. Arus kas masuk yang diperoleh dari aktivitas investasi pada tahun tersebut hanya sebesar 0.24%.
49
Adapun pada tahun 2007 arus kas masuk dari aktivitas operasi sebesar 99.88% dari total arus kas masuk. 98,07 % berasal dari penjualan kepada pelanggan, 0.39% dari pendapatan lain lain serta 1.42% dari penerimaan bunga. Arus kas masuk yang diperoleh dari aktivitas investasi pada tahun tersebut hanya sebesar 0.12%. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas operasi PT Outsourcing
Indonesia
memberi
kontribusi
yang
amat
besar
dalam
menghasilkan kas dan ekuivalen kas (lebili dari 95% total arus kas masuk berasal dari aktivitas operasi) sedang aktivitas investasi hanya memberi kontribusi dibawah 1 % dari total arus kas masuk dan sama sekali tidak ada pemasukan dari aktivitas pendanaan. Hal ini berarti PT Outsourcing Indonesia lebih banyak mengandalkan sumber internal untuk membiayai aktivitas aktivitasnya. Dengan kondisi seperti diatas, maka PT Outsourcing Indonesia harus berusaha mempertahankan dan meningkatkan aktivitas operasinya karena merupakan sumber utama penerimaannya untuk membiayai semua kebutuhannya. Sedangkan jika menganalisis arus kas keluar PT Outsourcing Indonesia pada tahun 2005, 77.50% dan arus kas yang dihasilkan PT Outsourcing Indonesia digunakan untuk aktivitas operasi, hanya 0.66% digunakan untuk aktivitas investasi yaitu untuk pembelian aktiva tetap dan penambahan uang jaminan, serta sebesar 2.6% digunakan untuk aktivitas pendanaan yaitu pembayaran pembangunan gedung, hutang sewa guna usaha dan hutang pembelian kendaraan.
50
Pada tahun 2006, proporsi penggunaan kas dan ekuivalen kas untuk aktivitas operasi menurun walau secara nominal pengeluaran untuk aktivitas ini meningkat, persentasenya hanya sebesar 75.11% dari total arus kas masuk. Hal ini disebabkan karena 23.75% arus kas yang dihasilkan PT Outsourcing Indonesia pada tahun tersebut digunakan untuk membayar hutang, yaitu hutang bank jangka panjang sebesar 19,3% dan hutang kontrak pembangunan gedung sebesar 4.45%. Adapun untuk penggunaan arus kas untuk aktivitas investasi sebesar 0.85% dari total arus kas yang masuk. Pada tahun 2007, proporsi penggunaan kas dan ekuivalen kas untuk aktivitas operasi meningkat dibanding tahun 2006, menjadi sebesar 80.55% dari total arus kas masuk. Seperti terlihat dari analisis sebelumnya (analisis horisontal) terjadi peningkatan arus kas keluar untuk aktivitas operasi yang cukup besar dalam tahun tersebut. Sedangkan pengeluaran untuk aktivitas pendanaan menurun hanya sebesar 14,98% dari total arus kas masuk. Sebagian besar pengeluaran ini digunakan untuk membayar cicilan hutang bank jangka panjang dan 2.02% untuk membayar deviden kepada pemegang saham. Pengeluaran kas untuk aktivitas investasi hanya sebesar 3.91% dari total arus kas masuk dan sebagian besar digunakan untuk penambahan uang muka pembelian tanah. Secara keseluruhan total penggunaan arus kas untuk tahun 2005 sebesar 80.76% dari total arus kas masuk, dan pada tahun berikutnya meningkat menjadi sebesar 99.71% dari total arus kas masuk dan sebesar 99.44% pada tahun 2007.
51
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kas dan ekuivalen kas PT Outsourcing Indonesia digunakan untuk membiayai aktivitas operasinya (rata rata lebih dari 75% arus kas masuk digunakan untuk aktivitas operasi). Namun sejak tahun 2006 cukup besar pula proporsi arus kas yang terserap (± 20%) untuk aktivitas pendanaan yaitu untuk membayar cicilan hutang perusahaan. Hal ini menunjukkan kedua aktivitas tersebut menjadi prioritas utama bagi PT Outsourcing Indonesia. Adapun arus kas yang didistribusikan pada pemegang saham dalam bentuk deviden, pada tahun 2007 hanya sebesar 2.02% dari total arus kas masuk, dan untuk membayar bunga pinjaman berkisar antara 8% - 12% dari total arus kas masuk, namun proporsinya dari tahun 2005 hingga 2007 makin menurun.
2. Analisis Arus Kas Operasi Arus kas operasi merupakan kas yang diterima dari transaksi dan peristiwa yang terlibat dalam penentuan laba operasi. Walaupun kebutuhan kas dapat diperoleh dari sumber lain misalnya dari pinjaman bank, namun jika kegiatan operasi
perusahaan
tidak
memiliki
kemampuan
yang
cukup
untuk
mengembalikan pinjaman tersebut maka akan sulit untuk memperoleh pinjaman tersebut. Oleh karena itu perusahaan harus dapat menghasilkan arus kas yang cukup dari kegiatan operasinya. Hal ini juga menyebabkan analisis arus kas operasi sangat penting dalam penentuan kesehatan perusahaan Analisis horisontal dan analisis commonsize laporan arus kas yang telah dibahas diatas, sudah memberikan gambaran mengenai arus kas operasi perusahaan. Dari analis horizontal dapat terlihat arus kas dari aktivitas operasi
52
mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2006, hal diatas menunjukkan adanya fluktuasi arus kas operasi pada tahun 2006. Agar lebih jelas, jika dianalisis lebih lanjut dengan melihat analisis horisontal laporan arus kas metode langsung (Lampiran-4) nampak penyebab fluktuasi tersebut adalah karena adanya peningkatan penerimaan kas dari pelanggan yang cukup besar pada tahun tersebut. Pada tahun tersebut aktivitas operasi perusahaan memang tengah berkembang pesat, aktivitas penjualan meningkat sehingga laba yang dihasilkan pun cukup besar. Analisis horisontal memang menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan aktivitas penjualan PT Outsourcing Indonesia. Pada tahun 2006 penerimaaan kas dari pelanggan meningkat sebesar Rp. 7,422,735,543 dibanding tahun 2005 dan pada tahun 2007 penerimaan kas dari pelanggan pun makin meningkat, walaupun peningkatannya hanya sebesar Rp. 2,515,601,993 , tidak sebesar peningkatan di tahun sebelumnya (lihat Lampiran-4). Pada tahun 2007 arus kas dari aktivitas operasi menurun sebesar Rp. 1,722,701,111 dibanding tahun sebelumnya penyebab penurunan ini terutama adalah peningkatan pengeluaran kas untuk karyawan seperti terlihat pada kolom 4 (Lampiran-4) terjadi penurunan sebesar Rp. 3,831,255,577 arti dari penurunan ini adalah arus kas keluar untuk membayar karyawan meningkat. Pada tahun 2006 pengeluaran kas untuk karyawan meningkat sebesar Rp. 5,619,284,711 seperti terlihat dari adanya penurunan arus kas sebesar Rp. 5,619,284,711 (kolom 5 Lampiran-4) namun penurunan arus kas operasi ini diimbangi dengan adanya kenaikan dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp. 7,422,735,543
53
sedangkan pada tahun 2007 kenaikan pengeluaran untuk karyawan (biaya operasi) tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan penerimaan kas sebesar kenaikan biaya tersebut akibatnya arus kas operasi mengalami penurunan dibanding tahun 2007. Adapun
analisis
common-size
laporan
arus
kas
(Lampiran-5)
menunjukkan bahwa arus kas masuk dari aktivitas operasi memberi kontribusi yang amat besar (rata rata diatas 95%) terhadap total arus kas masuk perusahaan dari tahun 2005 sampai 2006. Selain itu PT Outsourcing Indonesia juga tidak mengandalkan sumber pembiayaan yang lain misalnya dari aktivitas pendanaan, untuk memenuhi kebutuhan kas perusahaan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya aktivitas operasi perusahaan untuk dapat menghasilkan kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kas PT Outsourcing Indonesia. Secara keseluruhan, trend arus kas operasi PT Outsourcing Indonesia masih berfluktuasi. Berbagai faktor baik internal maupun eksternal serta peningkatan biaya operasi sangat mempengaruhi aktivitas usaha PT Outsourcing Indonesia. Hal ini menuntut pihak manajemen perusahaan untuk dapat beradaptasi menghadapi perubahan perubahan tersebut agar kondisi PT Outsourcing Indonesia dapat lebih stabil. Analisis arus kas operasi dapat pula dilakukan dengan menghitung free cash flow. Free cash flaw adalah kas yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan perusahaan setelah dikurangi untuk pengeluaran pendanaan dan pengeluaran pemeliharaan modal. Penghitungan free cash flow adalah sebagai berikut:
54
Free cash flow = Arus kas operasi - Pengeluaran pemeliharaan modal – Deviden
Tabel 4.2 menunjukkan perhitungan free cash flow PT Outsourcing Indonesia. Data dalam tabel tersebut didapatkan dari laporan arus kas PT Outsourcing Indonesia (Lampiran - 4).
Tabel 4.2 PT Outsourcing Indonesia Analisis Free Cash Flow Periode: 2005 - 2007
Arus kas operasi Pengeluaran Modal Deviden Free Cash Flow
2005
2006
2007
7.018.209.550
9,762,700,897
8,039,999,786
129,951,060
303,847,981
1,578,928,927
0
0
840,000,000
6,888,258,490
9,458,852,916
5,621,070,859
Sumber : PT Outsourcing Indonesia, Laporun Arus Kas, Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005.
Free cash flow PT Outsourcing Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2006 namun menurun kembali pada tahun 2007. Makin besar free cash flow yang dimiliki perusahaan berarti makin tinggi fleksibilitas keuangan perusahaan karena makin besar dana yang tersedia jika sewaktu waktu terdapat kebutuhan yang tak terduga sebelumnya. Dan tahun 2005 sampai dengan 2007 free cash flow yang dimiliki PT Outsourcing Indonesia cukup tinggi, walau berfluktuasi. Penurunan free cash flow PT Outsourcing Indonesia ditahun 2007 disebabkan karena menurunnya arus kas operasi PT Outsourcing Indonesia dibanding tahun 2006, serta meningkatnya pengeluaran modal pada tahun tersebut. Namun dari tahun 2005 - 2007 free cash flow PT Outsourcing
55
Indonesia cukup besar, sehingga menunjukkan fleksibilitas keuangan cukup baik.
3. Analisis Earning Quality Analisis arus kas dapat membantu menentukan kualitas laba, Korelasi antara laba/rugi yang dilaporkan dengan arus kasnya dianggap mempengaruhi kualitas laba perusahaan. Kualitas laba yang tinggi sering diassosiasikan dengan pencatatan transaksi yang dekat dengan realisasi kas. Makin tinggi korelasi antara laba bersih dengan arus kas, makin tinggi kualitas laba perusahaan. Dengan menganalisa laporan arus kas kita dapat mengetahui perbedaan antara laba bersih yang dilaporkan dengan arus kas operasi yang diperoleh perusahaan Dari tahun 2005 - 2007, perbedaan arus kas operasi dengan laba bersih cukup besar, dan arus kas operasi selalu lebih tinggi dari laba bersih perusahaan. Kualitas laba antara lain ditentukan dengan korelasi laba yang dekat dengan realisasi kas. Makin besar perbedaan antara laba dengan arus kas operasi menurunkan kualitas laba yang dilaporkan, namun untuk memperoleh gambaran mengenai kualitas laba PT Outsourcing Indonesia dengan lebih jelas akan lebih baik jika dipergunakan rasio-rasio sebagai berikut: a. Quality of Sales Ratio Quality of sales ratio membantu menunjukkan kualitas laba karena dapat melihat proporsi penjualan yang terealisasi dalam bentuk kas dibanding total penjualan yang diakui.
56
Rasio quality of sales dihitung dengan membagi kas dan penjualan dengan nilai penjualan bersih pada periode yang bersangkutan sebagai berikut: Kas dari penjualan Quality of sales = Penjualan Data arus kas dan penjualan (penerimaan dan pelanggan) PT Outsourcing Indonesia untuk periode 2005-2007 dapat diperoleh dan laporan arus kas PT Outsourcing Indonesia (Lampiran-4). Adapun nilai penjualan PT Outsourcing Indonesia untuk periode tersebut dapat diperoleh dan laporan rugi laba PT Outsourcing Indonesia (Lampiran-2). Data arus kas dan pelanggan, nilai penjualan serta quality of sales ratio PT Outsourcing Indonesia dapat dilihat dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3 PT Outsourcing Indonesia Quality of Sales Ratio Periode: 2005 - 2007 .
2005
2006
2007
Kas dari Penjualan
30,862,500,303 38,285,235,846 40,800,837,839
Penjualan
30,902,558,428 40,428,355,202 41,651,088,755
Quality of Sales
0.99
0.95
0.97
Sumber : PT Outsourcing Indonesia, Laporun Arus Kas dan Laporan Rugi Laba, Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2007,2006 dan 2005.
Dari tabel diatas, pada tahun 2005 quality of sales ratio PT Outsourcing Indonesia sebesar 0.99, berarti 99% dan penjualan yang diakui perusahaan tahun tersebut terealisir dalam bentuk kas. Hal ini menunjukkan kualitas laba sangat baik karena berarti pengakuan penjualan mendekati realisasi kasnya
57
(99% terealisir sebagai kas). Pada tahun 2006 rasio quality of sales ratio menunin menjadi 0.95 berarti 95% penjualan yangg diakui PT Outsourcing Indonesia tahun tersebut terealisir sebagai kas. Rasio ini lebih kecil dibanding rasio tahun sebelumnya. Penurunan disebabkan karena peningkatan penjualan PT Outsourcing Indonesia tahun 2006 dibanding tahun 2007 lebih cepat dari peningkatan arus kas masuk dari penjualan tersebut. Akibat penurunan ini maka kualitas laba tidak setinggi tahun sebelumnya. Arus kas dari penjualan
tidak
meningkat
sebesar
peningkatan
penjualan
dapat
disebabkan karena menurunnya aktivitas penagihan piutang dagang sehingga banyak penjualan yang belum terealisasi sebagai kas, atau karena kebijakan perusahaan dibidang penagihan piutang dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan misalnya dengan cara mernperlama jangka waktu pembayaran dan sebagainya. Jika penurunan ini diakibatkan oleh menurunnya efektivitas kegiatan penagihan piutang maka hal ini harus mendapat perhatian yang lebih serius dari pihak manajemen perusahaan. Pada tahun 2007 rasio quality of sales ratio sebesar 0.97 atau 97% dari penjualan terealisasi dalam bentuk kas. Rasio quality of sales ratio pada tahun 2007 terjadi kenaikan penjualan, dan arus kas masuk dari penjualan pun meningkat dengan proporsi yang sama. Secara umum dari tahun 2005 - 2007 nampak rasio quality of sales PT Outsourcing Indonesia sangat baik, karena angka rasio selalu berkisar diatas 95%. Hal ini menunjukkan hampir semua penjualan pada tahun tersebut terealisasi sebagai kas, pada tahun 2005 rasio ini bahkan mencapai 99%.
58
Oleh karena itu tidak salah jika pihak manajemen perusahaan menyatakan mereka yakin seluruh piutang dapat tertagih sehingga penyisihan untuk piutang ragu ragu dinyatakan nihil. b. Quality of Income Analisa quality of income memberi indikasi varians antara arus kas dengan laba bersih. Makin tinggi rasio makin tinggi kualitas laba karena berarti makin besar bagian laba operasi yang direalisasikan dalam bentuk kas. Rasio ini dihitung dengan membagi arus kas operasi dengan laba operasi sebagai berikut: Cash flow front operation Quality of income ratio = Operating income Cash flow from operation (arus kas operasi ) PT Outsourcing Indonesia periode 2005 - 2007 dapat diperoleh dari laporan arus kas PT Outsourcing Indonesia (Lampiran- 4). Sedangkan operating income (laba operasi) dapat diperolch dan laporan rugi laba PT Outsourcing Indonesia (Lampiran-2). Data tersebut serta perhitungan rasio quality of income dapat diiktisarkan dalam Tabel 4.4.
59
Tabel 4.4 PT Outsourcing Indonesia Quality of Income Ratio Periode: 2005 - 2007 2005
2006
2007
Cash Flow from Operation
7,018,209,550
9,762,700,897
8,039,999,786
Operating Income
2,876,562,161
8,504,844,106
4,957,205,340
2.44
1.15
1.62
Quality of Income Ratio
Sumber : PT Outsourcing Indonesia, Laporan Arus Kas dan Laporan Rugi Laba, Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2007,2006 dan 2005.
Dalam Tabel 4.4 tersebut nampak rasio antara arus kas operasi dengan laba operasi cukup besar. Arus kas operasi pada tahun 2005 memiliki rasio sebesar 2.44 laba operasi, dan pada tahun 2006 rasionya lebih kecil, hanya sebesar 1.15 laba operasi, sedangkan pada tahun 2007 rasionya sebesar 1.62 laba operasi PT Outsourcing Indonesia. Secara keseluruhan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 rasio quality of income cukup tinggi, hal ini menandakan kualitas laba PT Outsourcing Indonesia cukup baik.
B. Analisis Kekuatan dan Kelemahan PT. Outsourcing Indonesia untuk Pengambilan Keputusan Manajemen
Dari keseluruhan hasil analisis di atas, jika dilihat secara umum prestasi PT Outsourcing Indonesia memiliki trend yang meningkat pada tahun 2006 dibanding tahun 2005 namun menurun lagi ditahun 2007. Akan tetapi dibanding tahun 2005, prestasi PT Outsourcing Indonesia ditahun 2007 lebih baik. Untuk
60
lebih jelasnya hasil analisis dalam bagian sebelumnya diiktisarkan dalam table berikut: Tabel 4.5 PT Outsourcing Indonesia Analisis Rasio Arus Kas Periode: 2005 - 2007 Rasio PT Outsourcing Indonesia Rasio Quality of Sales
Pengertian 2005 2006 2007 Keterangan Proporsi penjualan 0.99 0.95 0.97 Nilai rasio: tinggi, trend: menurun. yang terealisasi sebagai kas. Quality of Income Proporsi laba 0.93 0.81 0.87 Nilai rasio: tinggi, trend: yang terealisir berfluktuasi. sebagai kas. Sumber : PT Outsourcing Indonesia, Laporun Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005.
Dengan menggabungkan keseluruhan hasil analisis yang telah dibahas sebelumnya, maka kita dapat menilai kondisi perusahaan secara keseluruhan, terutama dibidang keuangan. Hasil analisis tersebut diikhtisarkan dalam bentuk kekuatan dan kelemahan perusahaan sehingga bisa didapat digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen perusahaan seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.6.
61
Tabel 4.6 PT Outsourcing Indonesia Analisis Kekuatan dan Kelemahan untuk Pengambilan Keputusan Periode: 2005 - 2007 Kekuatan
Kelemahan
Kecukupan investasi modal agak Kualitas laba PT. Outsourcing Indonesia cukup baik, terbukti dengan kurang dibanding dengan penyusutan aktiva tetapnya. pengakuan penjualan dan laba yang dekat dengan realisasi kas. Kewajiban jangka panjang PT. Outsourcing Indonesia sangat tinggi, sehingga beban bunga tinggi dan sebagian besar arus kas operasi terserap untuk pembayaran cicilan hutang. Tingkat pengembalian kas dan penjualan cukup tinggi, berarti efisiensi cukup baik. Tingkat pengembalian kas atas modal yang ditanam pemegang saham sangat besar. Hal ini menandakan efisiensi pengelolaan modal cukup baik. Tingkat pengembalian kas atas asset, kewajiban dan modal cukup tinggi Sumber : PT Outsourcing Indonesia, Laporun Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2007,2006 dan 2005.
Dari hasil di atas ada beberapa solusi pengambilan keputusan manajemen untuk menutupi kelamahan PT. Outsourcing Indonesia, sebagai berikut: 1. Aktiva-aktiva tetap yang nilai penyusutannya tinggi atau aktiva yang sudah tidak berguna lagi sebaiknya dijual agar bisa di realisasikan sebagai kas. 2. PT. Outsourcing Indonesia sebaiknya menekan pos-pos pengeluaran dan melakukan effisiensi untuk meningkatkan margin laba perusahaan.
62
3. Lebih
mengandalkan
sumber
pembiayaan
internal
untuk
membayar
pengeluaran-pengeluaran. 4. Mencari investor baru yang ikut menanamkan modalnya sehingga pelunasan hutang bisa dipercepat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Laporan arus kas merupakan alat evaluasi untuk rnendapatkan data yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Analisis arus kas PT Outsourcing Indonesia tahun 2005 sampai dengan 2007 menunjukkan kondisi dan masalah yang tengah dihadapi PT Outsourcing Indonesia sebagai berikut: 1. Peningkatan biaya operasi yang cukup tinggi akibat adanya penambahan beberapa cabang menyebabkan penurunan margin laba pada akhirnya menurunkan laba dan arus kas operasi PT Outsourcing Indonesia 2. Beban hutang yang tinggi menyebabkan biaya bunga yang harus dibayar cukup tinggi, serta proporsi arus kas operasi yang terserap untuk pembayaran cicilan hutang relatif sangat tinggi sehingga tidak banyak arus kas yang tersedia untuk kepentingan lain. 3. Kemampuan PT Outsourcing Indonesia menghasilkan arus kas operasi cukup tinggi dan memiliki prospek yang baik dimasa yang akan datang, walau masih berfluktuasi dari tahun ke tahun. 4. Kualitas laba PT Outsourcing Indonesia cukup baik jika ditinjau dari besarnya penjualan dan laba yang terealisasi sebagai kas. Hal ini meningkatakan kepercayaan pihak luar terhadap laporan keuangan perusahaan. 5. Kecukupan arus kas operasi PT Outsourcing Indonesia untuk memenuhi segala kebutuhannya cukup baik. Dan analisis ini juga dapat dilihat bahwa PT Outsourcing Indonesia hanya mengandalkan arus kas operasi untuk memenuhi
63
segala kebutuhannya dan tidak mengandalkan sumber pembiayaan yang lain.
B. Saran Berdasarkan analisis arus kas PT Outsourcing Indonesia, saran yang penulis ajukan untuk PT Outsourcing Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan biaya operasi menyababkan menurunnya margin laba penjualan produk PT Outsourcing Indonesia yang kemudian menurunkan tingkat laba perusahaan. Untuk itu PT Outsourcing Indonesia perlu mengusahakan penghematan biaya untuk mencegah terus meningkatnya biaya operasi sehingga laba operasi di masa yang akan datang tidak akan terus turun. 2. Beban hutang jangka panjang PT Outsourcing Indonesia yang tinggi akan memberatkan perusahaan di masa yang akan datang, oleh karena itu sebaiknya PT Outsourcing Indonesia mengurangi beban hutang ini, agar beban bunga tidak terlalu besar dan dapat memperoleh kepercayaan yang lebih besar dari kreditor, sehingga mempermudah aktivitas pendanaan di masa yang akan datang. 3. Sebaiknya dimasa yang akan datang, analisis laporan arus kas PT. Outsourcing Indonesia tidak hanya berfokus pada analisis arus kas aktivitas operasi saja tetapi juga dari aktivitas investasi dan pendanaan, agar keputusan yang diambil pihak manjemen lebih akurat.
64
DAFTAR PUSTAKA
Diyanti, Vera. 2000. Analisa Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Terhadap Return Saham. Thesis Magister Manajemen FEUI 2000, Jakarta. Henderson, Scott, dan Graham Pieterson. 2002. Financial Accounting Theory. Prentice Hall, New Jersey. Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Keiso, Donald E, dan Jerry J. Weagant. 2005. Intermediate Accounting. Prentice Hall, New Jersey. M. Bergevin, Peter. 2002. Financial Statement Analysis: An Integrated Approach. Prentice Hall, New Jersey. Shcoereder, Richard G, dan Myrlt W Clark. 2005. Financial Accounting Theory and Analys. Willey, Denver. Van Greuning, Hennie. 2005. International Financial Reporting Standards: A Practical Guide. Salemba Empat, Jakarta. Website. Http://ikasari.staff.gunadarma.ac.id/D Website. Http://geocities.com/agus_lecturer/manajemen Website. Http://putra-finance-accounting-taxation.blogspot.com.
65
Lampiran 1 PT. OUTSOURCING INDONESIA NERACA 31 Desember 2007,2006, dan 2005 AKTIVA 31 Desember 2007 Aktiva Lancar Kas dan Bank Deposito Berjangka
31 Desember 2006
31 Desember 2005
6.654.352.367 6.554.400.000
4.922.018.674 6.228.120.000
4.588.120.484 6.049.920.000
Piutang Usaha Lain-lain Deposit with Vendor Uang Muka Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Jumlah
7.365.514.988 202.097.218 718.304.400 1.413.959.099 1.190.316.811 557.797.319 24.656.742.202
5.385.791.738 817.395.612 387.664.924 124.183.393 844.832.633 396.873.302 19.106.880.276
3.299.012.382 282.580.363 396.281.495 59.401.740 323.915.702 410.310.344 15.409.542.510
Aktiva Tetap Harga Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
60.766.047.823 (12.731.785.415) 48.034.262.408
60.883.171.582 (9.871.397.531) 51.011.774.051
61.306.127.560 (7.035.638.063) 54.270.489.497
Aktiva Sewa Guna Usaha Harga Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
417.000.000 (93.825.000) 323.175.000
417.000.000 (18.765.000) 398.235.000
Aktiva Lain-lain Uang Jaminan Jumlah Aktiva lain-lain
67.064.760 67.064.760
65.519.838 65.519.838
63.138.730 63.138.730
73.081.244.370
70.582.409.165
69.743.170.737
4.252.193.377 79.694.064 0 1.107.508.713 2.041.256.048 430.861.735
4.371.043.237 216.910.898 0 1.092.703.092 415.301.480 308.725.366
3.984.075.179 1.259.276.058 1.751.875.200 422.732.504 368.771.647 368.492.496
5.280.000.000 111.200.000 13.302.713.937
5.064.000.000 111.200.000 11.579.884.073
4.948.800.000 0 13.104.023.084
44.880.000.000 74.133.334 44.954.133.334
48.108.000.000 185.333.333 48.293.333.333
54.436.800.000 0 54.436.800.000
9.864.000.000 4.960.397.099 14.824.397.099
6.280.800.000 4.426.391.759 10.707.191.759
6.280.800.000 (4.078.452.347) 2.202.347.653
73.081.244.370
70.580.409.165
69.743.170.737
JUMLAH AKTIVA
0 0 0
KEWAJIBAN DAN MODAL Kewajiban Lancar Hutang Usaha Afiliasi Kontrak Pembangunan Gedung Lain-lain Hutang Pajak Biaya yang masih harus dibayar Bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun: Hutang Bank Hutang Sewa Guna Usaha Jumlah Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang Hutang Bank Hutang Sewa Guna Usaha Jumlah Kewajiban Jangka Panjang Modal Modal Saham disetor Laba ditahan (defisit)
JUMLAH KEWAJIBAN MODAL
Lampiran 2 PT. OUTSOURCING INDONESIA LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2007, 2006 DAN 2005 31 Desember 2007 PENJUALAN HARGA POKOK PENJUALAN LABA KOTOR PENJUALAN BEBAN USAHA LABA USAHA PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan Bunga Laba (rugi) Penjualan Aktiva Tetap Beban Bunga Pendapatan Lainnya Jumlah Beban Lain-lain Bersih LABA/RUGI SEBELUM PAJAK PENGHAS PAJAK PENGHASILAN LABA/RUGI BERSIH
31 Desember 2006
31 Desember 2005
41.651.088.755 (25.232.719.051) 16.418.369.704 (5.318.035.536) 11.100.334.168
40.428.355.202 (23.685.985.145) 16.742.370.057 (4.784.422.102) 11.957.947.955
30.902.558.428 (19.141.872.740) 11.760.685.688 (3.701.039.576) 8.059.646.112
617.432.975 417.342.950 (5.470.849.681) 165.029.048 (4.271.044.708)
874.573.884 290.035.767 (4.770.057.606) 152.344.105 (3.453.103.850)
532.707.858 313.196.826 (6.103.112.201) 74.123.567 (5.183.083.950)
6.829.289.460
8.504.844.105
2.876.562.162
0
0
8.504.844.105
2.876.562.162
(1.872.084.120) 4.957.205.340
Lampiran 3 PT. OUTSOURCING INDONESIA LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2007, 2006 DAN 2005
ARUS KAS DARI KEGIATAN USAHA Laba/Rugi Bersih Penyesuaian laba bersih terhadap kas bersih yang diperoleh dari kegiatan usaha: Beban penyusutan Aktiva tetap aktiva sewa guna usaha Amortisasi biaya pra operasi Laba/ rugi penjualan aktiva tetap Pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi Penyesuaian tahun lalu Kenaikan/penurunan aktiva lancar Piutang usaha Piutang lainnya Deposite with Vendor Uang muka Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Kenaikan / penurunan dalam kewajiban lancar Hutang usaha Hutang afiliasi Kontrak pembagunan gedung Hutang lain-lain Hutang pajak Uang muka Biaya yang masih harus dibayar Bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang bank Hutang sewa guna usaha Pembelian kendaraan Jumlah penyesuaian Jumlah kas bersih dari kegiatan usaha ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Pembelian aktiva tetap penambahan aktiva sewa guna usaha penambahan uang jaminan Hasil penjualan aktiva tetap Jumlah kas bersih dari kegiatan Investasi ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN Penambahan hutang jangka panjang Penambahan hutang sewa guna usaha jangka pan Pembayaran hutang sewa guna usaha Pembayarn hutang pembelian kendaraaan Pembayaran hutang bank jangka panjang Deviden Jumlah kas bersih dari kegiatan pendanaan KENAIKAN KAS BERSIH DALAM KAS SALDO KAS DAN EKUIVALEN KAS PADA AWAL TAHUN SALDO KAS DAN EKUIVALEN KAS PADA AKHIR PERIODE
Kenaikan (Penurunan) 20062005 5.628.281.945
31 Desember 2007
31 Desember 2006
31 Desember 2005
4.957.205.340
8.504.844.106
2.876.562.161
Kenaikan (Penurunan) 20072006 (3.547.638.766)
2.958.879.444 75.060.000 322.338.259 (16.097.760)
2.982.739.082 18.765.000 322.338.258 69.856.658
2.986.902.667 8.370.000 322.338.259 0
(23.859.638) 56.295.000 1 (85.954.418)
(4.163.585) 10.395.000 (1) 69.856.658
0
0
(2.400.752)
(3.808.466.095) 615.298.394 (330.639.476) (1.289.775.706) (345.484.178) (160.924.016)
(2.487.899.830) (534.815.249) 8.616.571 (64.781.653) (520.916.930) 13.437.042
(876.506.981) (173.543.514) (396.281.495) 76.127.434 (284.720.440) (295.742.341)
(118.849.860) (139.216.834) 0 14.805.631 1.541.513.568 84.441.000 122.136.370
386.968.058 (1.007.857.496) (1.751.875.200) 637.462.925 102.869.833 (56.340.000) (59.767.130)
485.738.339 660.333.878 (786.729.600) (127.056.150) (193.416.630) (516.917) 12.149.465
216.000.000 0 0
115.200.000 111.200.000 0
168.000.000 (24.499.994) (7.093.414)
0 0 (1.320.566.265) 1.150.113.643 (339.256.047) (1.224.994.053) 175.432.752 (174.361.058) 0 (505.817.918) 868.640.662 1.751.875.200 (622.657.294) 1.438.643.735 140.781.000 181.903.500 0 0 100.800.000 (111.200.000) 0
2400752 0 (1.611.392.849) (361.271.735) 404.898.066 (140.909.087) (236.196.490) 309.179.383 0 (98.770.281) (1.668.191.374) (965.145.600) 764.519.075 296.286.463 (55.823.083) (71.916.595) 0 0 (52.800.000) 135.699.994 7.093.414
(258.981.259) 4.698.224.081
(1.714.800.061) 6.790.044.045
1.455.818.802 (2.091.819.964)
(3.266.251.875) 2.362.030.069
(338.690.500) 0 (1.544.922) 51.082.200 (289.153.222)
(417.000.000) (146.818.553) (2.381.108) 30.600.000 (535.599.661)
0 (188.421.564) (17.656.930) 0 (206.078.494)
78.309.500 146.818.553 836.186 20.482.200 246.446.440
78.309.500 146.818.553 836.186 20.482.200 (329.521.168)
2.052.000.000 0 (111.199.999) 0 (5.280.000.000) (840.000.000) (4.179.199.999)
1.267.200.000 185.333.333 0 0 (7.596.000.000) 0 (6.143.466.667)
1.848.000.000 0 0 0 0 0 1.848.000.000
784.800.000 (185.333.333) (111.199.999) 0 2.316.000.000 (840.000.000) 1.964.266.668
(580.800.000) 185.333.333 0 0 (7.596.000.000) 0 (7.991.466.667)
1.551.451.814 4.428.013.975
229.870.860
110.977.717
6.069.935.481
118.893.144
(5.958.957.766)
8.395.175.446
8.284.197.730
2.214.262.248
110.977.716
6.069.935.482
8.625.046.306
8.395.175.447
8.284.197.729
229.870.860
110.977.716
Lampiran 4 PT. OUTSOURCING INDONESIA ANALISA HORISONTAL LAPORAN ARUS KAS (DIRECT METHOD) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2007, 2006 DAN 2005 Kenaikan (Penurunan) Kenaikan (Penurunan) 2006-2005 2007-2006 (Rp) (Rp)
31 Desember 2007
31 Desember 2006
31 Desember 2005
40.800.837.839 161.669.560 (29.473.461.673) 11.489.045.726 (3.365.295.923) 592.304.714 (676.054.730) 8.039.999.787
38.285.235.846 136.981.817 (25.642.206.096) 12.780.011.567 (3.498.795.126) 899.531.554 (418.047.097) 9.762.700.898
30.862.500.303 92.610.937 (20.022.921.385) 10.932.189.855 (3.931.877.328) 498.434.845 (480.537.822) 7.018.209.550
2.515.601.993 24.687.743 (3.831.255.577) (1.290.965.841) 133.499.203 (307.226.839) (258.007.633) (1.722.701.110)
7.422.735.543 44.370.880 (5.619.284.711) 1.847.821.712 433.082.202 401.096.708 62.490.725 2.744.491.347
AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aktiva tetap Pengembalian uang muka Pembelian aktiva tetap Penambahan uang muka Penambahan uang jaminan Arus kas bersih untuk aktivitas investasi
51.082.200 0 (336.690.500) (1.289.775.706) (1.544.922) (1.576.928.928)
30.600.000 0 (267.285.220) (64.781.653) (2.381.108) (303.847.981)
0 76.127.434 (188.421.564) 0 (17.656.930) (129.951.060)
20.482.200 0 (71.405.280) (1.224.994.052) 836.186 (1.275.080.946)
30.600.000 (76.127.434) (78.863.656) (64.781.653) 15.275.821 (173.896.922)
AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran hutang sewa guna usaha Pembayaran hutang pembelian kendaraan Pembayaran hutang bank jangka panjang Pembayaran kontrak pembangunan gedung Deviden Arus kas bersih untuk aktivitas pendanaan
(111.199.999) 0 (5.280.000.000) 0 (840.000.000) (6.231.199.999)
0 0 (7.596.000.000) (1.751.875.200) 0 (9.347.875.200)
(24.499.994) (7.093.414) 0 (786.729.600) 0 (818.323.008)
(111.199.999) 0 2.316.000.000 1.751.875.200 (840.000.000) 3.116.675.201
24.499.994 7.093.414 (7.596.000.000) (965.145.600) 0 (8.529.552.192)
229.870.860 8.395.175.446 8.625.046.306
110.977.716 8.284.197.730 8.395.175.446
118.893.144 110.977.716 229.870.860
(5.958.957.766) 6.069.935.482 110.977.716
AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Penerimaan kas dari pendapatan lain-lain Pembayaran kas kepada karyawan Kas yang dihasilkan operasi Pengeluaran kas untuk pembayaran bunga Penerimaan kas dari bunga Pembayaran kas untuk pajak Arus kas bersih untuk aktivitas operasi
KENAIKAN (PENURUNAN) KAS DAN EKUIVALENSI KAS KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE KAS DAN SERARA KAS PADA AKHIR PERIODE
6.069.935.482 2.214.262.248 8.284.197.730
Lampiran 5 PT. OUTSOURCING INDONESIA ANALISA COMMON-SIZE LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2007, 2006 DAN 2005
SUMBER ARUS KAS : AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Penerimaan kas dari pendapatan lain-lain Penerimaan kas dari bunga Arus kas yang disediakan oleh aktivitas operasi AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aktiva tetap Pengembalian uang muka Arus kas bersih untuk aktivitas investasi TOTAL ARUS KAS MASUK PENGGUNAAN ARUS KAS : AKTIVITAS OPERASI Pembayaran kas kepada karyawan Pengeluaran kas untuk pembayaran bunga Pembayaran kas untuk pajak Penggunaan Arus Kas Untuk Aktivitas Operasi AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aktiva tetap Penambahan uang muka Penambahan uang jaminan Penggunaan Arus Kas Untuk Aktivitas Investasi AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran hutang sewa guna usaha Pembayaran hutang pembelian kendaraan Pembayaran hutang bank jangka panjang Pembayaran kontrak pembangunan gedung Deviden Arus kas bersih untuk aktivitas pendanaan TOTAL ARUS KAS KELUAR KENAIKAN (PENURUNAN) KAS DAN EKUIVALENSI KAS KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE KAS DAN SERARA KAS PADA AKHIR PERIODE
31 Desember 2007
31 Desember 2006
31 Desember 2005
31 Desember 2007 %
31 Desember 2006 %
31 Desember 2005 %
40.800.837.839 161.669.560 592.304.714 41.554.812.113
38.285.235.846 136.981.817 899.531.554 39.321.749.217
30.862.500.303 92.610.937 498.434.845 31.453.546.085
98,07 0,39 1,42 99,88
97,29 0,35 2,29 99,93
97,88 0,29 1,58 99,75
51.082.200 0 51.082.200 41.605.894.313
30.600.000 0 30.600.000 39.352.349.217
0 76.127.434 76.127.434 31.529.673.519
0,12 0 0,12 100,00
0,08 0 0,08 100,01
0 0,24 0,24 99,99
29.473.461.673 3.365.295.923 676.054.730 33.514.812.326
25.642.206.096 3.498.795.126 418.047.097 29.559.048.319
20.022.921.385 3.931.877.328 480.537.822 24.435.336.535
70,84 8,09 1,62 80,55
65,16 8,89 1,06 75,11
63,51 12,47 1,52 77,50
338.690.500 1.289.775.706 1.544.922 1.630.011.128
267.285.220 64.781.653 2.381.108 334.447.981
188.421.564 0 17.656.930 206.078.494
0,81 3,10 0,0037 3,92
0,68 0,16 0,01 0,85
0,60 0 0,06 0,66
111.199.999 0 5.280.000.000 0 840.000.000 6.231.199.999 41.376.023.453
0 0 7.596.000.000 1.751.875.200 0 9.347.875.200 39.241.371.500
24.499.994 7.093.414 0 786.729.600 0 818.323.008 25.459.738.037
0,27 0 12,69 0 2,02 14,98 99,44
0 0 19,30 4,45 0 23,75 99,71
0,08 0,02 0 2,50 0 2,60 80,76
229.870.860 8.395.175.446 8.625.046.306
110.977.717 8.284.197.730 8.395.175.447
6.069.935.482 2.214.262.248 8.284.197.730
0,56
0,30
19,24
PT. OUTSOURCING INDONESIA LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2007, 2006 DAN 2005
Arus Kas
Aktivitas Operasi
Aktivitas Investasi
Aktivitas Pendanaan
31 Desember 2007
4.698.224.081
(289.153.222)
(4.179.199.999)
31 Desember 2006
6.790.044.044
(535.599.661)
(6.143.466.667)
31 Desember 2005
4.428.013.975
(206.078.494)
1.848.000.000
(2.091.819.963)
246.446.439
1.964.266.668
2.362.030.069
(329.521.167)
(7.991.466.667)
Kenaikan (Penurunan) 2007-2006 (Rp) Kenaikan (Penurunan) 2006-2005 (Rp)
Keterangan
Arus kas aktivitas Arus kas aktivitas operasi operasi tahun 2006 tahun 2006 mengalami mengalami penurunan, kenaikan, sedangkan sedangkan tahun 2007 tahun 2007 menurun kenaikan
Arus kas aktivitas operasi tahun 2006 mengalami penurunan, sedangkan tahun 2007 kenaikan