1
ANALISIS ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN (STUDI KASUS PERUSAHAAN ROKOK PT. BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA TBK PERIODE 2005-2014 Mohamad Sahrul Hunta1, Raflin Hinelo2, Dewi Indrayani Hanim3 Jurusan Manajemen ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi tingkat kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan Rokok Dengan menggunakan analisis diskriminan model Altman Z-Score. Objek yang diteliti adalah perusahaan Manufaktur yang terdiri dari 3 perusahaan rokok yang listing di Bursa efek Indonesia . Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan dari ke-3 Perusahan tersebut 1 memenuhi kriteria. Data diuji menggunakan analisis deskriptif kuantitatif diman hasil di tentukan dengan menggunakan rumus dengan aplikasi program Microsoft exel 2010. Berdasarkan hasil analisis Altman Z-score dengan acuan Laporan Keuangan maka hasil yang didapatkan dari tahun 2005-2014 dengan menggunakan model perhitungan Altman Z-Score hasil menjujukan dimana perusahaan diidentifikasi mengalami masalah keuangan yang serius, bahkan di kategorikan dalam intrepretasi ada pada posisi bangkrut, dimana dapat di simpulkan bahwa dalam 3 tahun terakhir perusahaan mengalami kesulitan ditahun 2012 dengan Nilai Z 2,2923 ada pada posisi (grey Area) namun pertanda yang ada tidak bisa ditanggulangi pihak manajemen perusahaan yang berimbas di tahun 2013 dengan nilai Z 1,2421 dan 2014 Dengan nilai 0.831, yang mengalami kerugian dan dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang bangkrut berdasarkan nilai Intrepretasi analisis altman Zscore . Kata kunci:Laporan Keuangan, Kebangkrutan, Analisis Altman Z-Score
1Mohamad
Sahrul Hunta, Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo 2Raflin Hinelo, Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo 3Dewi Indrayani Hanim, Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo 2
PENDAHULUAN Industri rokok merupakan salah satu industri yang paling dinamis Seiring dengan perkembangan perubahan ekonomi, berbagai macam produk rokok telah bermunculan di Indonesia dimana banyak perusahaan bersaing ketat untuk kinerja yang lebih optimal. Pengelolaan keuangan merupakan hal yang penting untuk kemajuan dan perkembangan suatu perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan memerlukan perencanaa strategi dan perencanaa yang baik dalam menjalankan usahaanya agar dapat tetap bertahan dan berkembang. Rokok merupakan salah satu produk yang boleh dikatakan hampir tidak memiliki manfaat bagi yang mengkonsumsinya, namun realitas kehidupan yang ada tak bisa dinafikan bahwa produk rokok justru seperti menjelma dari produk yang dikonsumsi atas dasar “Kesenangan” menjadi sebuah “Kebutuhan”. Hal seperti itu dapat kita jumpai dari banyaknya perilaku masyarakat yang slalu ingin menikmati atau mengkonsumsi produk-produk yang sudah sangat jelas dikategorikan mengandung zat berbahaya bagi kesehatan. Mengingat akan betapa pentingnya kesehatan bagi masyarakat serta besarnya bahaya yang timbul dari pada merokok maka pemerintah dan beberapa lembaga swadaya masyarakat lainnya melakukan sebuah peran yang sangat penting guna mencegah dampak dari pada bahaya merokok. Banyak regulasi yang telah dibuat oleh pemerintah dalam rangka melakukan pengamanan terhadap produk yang mengandung zat adaktif ini, mulai dari menaikan tariff cukai rokok, sampai pembatasan produksi, pembatasan luas areal perkebunan tembakau sebagai bahan baku, pembatasan promosi produk, pembatasan kawasan bebas merokok, serta ditambah pula lagi dengan kebijakan lembaga agama yang terdapat di Indonesia yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Muhammadiyah yang menfatwakan bahwa merokok haram bagi anak-anak, wanita hamil, dan di tempat umum. Semua itu dilakukan dengan dalih bahwa merokok hanya akan menimbulkan beban bagi kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan tidak saja bagi perokok namun juga bagi orang orang lain. Salah satu perusahaan rokok yang mengalami dampak dari kebijakan pemerintah adalah PT Bentoel International Investma Tbk. Perusahan terbesar yang ada di Indonesia ini dalam beberapa tahun terakhir mengalami masalah seruis dalam menghasilkan laba perusahaan, artikel terbaru dari perusahaan ini “JAWA POS: Sejarah panjang pabrik rokok Bentoel Group kini memasuki babak baru. Saat ini pabrik rokok yang berdiri sejak 1930 tersebut mulai merampingkan 11 perusahaan di Malang Raya menjadi 3 perusahaan. Bukan hanya itu,1.000 karyawan tetapnya pun sudah disodori formulir pensiun dini atau dengan kata lain pemutusan atas hubungan kerja (PHK). Hal tersebut disampaikan Head of Corporate Regulatory Affairs Shaiful Bahari Mahpar dan Corporate Affairs Manager PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. Winny Soendaroe didalam konferensi pers di 3
kantor Bentoel Senin siang (8/9). Shaiful menjelaskan, manajemen pabrik rokok yang awalnya bernama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong itu sejatinya sangat berat hati jika harus melakukan keputusan tersebut. Dia mengungkapkan, ada beberapa hal yang membuat pihaknya harus mengambil keputusan berat itu.’’Yang jelas, pasaran rokok secara nasional menurun hingga 2,5 persen. Lalu, ada penambahan cost dari kenaikan BBM, UMK, inflasi, hingga penurunan uang rupiah. Ini sangat berdampak sekali,’’ tuturnya. ’’Kami memilih konsolidasi agar supaya perusahaan ini bisa sustainable (berkelanjutan),’’ Maka dapat di artikan perusahaan sedang mengalami masalah kesulitan keuangan yang membuat mereka terpaksa mengambil keputusan ini. Perusahaan juga mengalami kerugian yang terus meningkat tiga tahun terkahir. Kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Menurut Foster, 1986, kesulitan keuangan menunjukkan adanya masalah likuiditas yang parah yang tidak dapat dipecahkan tanpa melalui penjadwalan kembali secara besarbesaran terhadap operasi dan struktur perusahaan. (Darsono dan Ashari, 2004) Kebangkrutan merupakan masalah yang sangat esensial yang harus diwaspadai oleh suatu perusahaan karena jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka perusahaan tersebut benar-benar akan mengalami kegagalan usaha. Untuk itu perusahaan harus sedini mungkin melakukan berbagai analisis terutama analisis yang menyangkut kebangkrutan perusahaan. Analisis ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan antisipasi yang diperlukan. Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda bangkrut). Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut diketahui, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan agar kebangkrutan tersebut tidak terjadi dan perusahaan dapat mengantisipasi atau membuat strategi untuk menghadapi jika kebangkrutan benar-benar menimpa perusahaan. Menurut Darsono dan Ashari (2005) yang mengemukakan bahwa Kemampuan dalam memprediksi kebangkrutan akan memberikan satu keuntungan bagi banyak pihak, terutama pada kreditur dan investor. Kemudian prediksike bangkrutan juga akan berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan keuangan atau tidak dimasa mendatang. Maka, sebagai pihak yang berada diluar perusahaan, investor sebaiknya memiliki pengetahuan tentang kebangkrutan sehingga keputusan yang diambil tidak akan salah. Salah satu indicatory ang bisa dipakai untuk mengetahui tingkat kebangkrutan adalah indicator (Indicatory) keuangan. Prediksi kesulitan keuangan salah satunya dikemukakan oleh seorang profesor di New York 4
University bernama Edward Altman yang disebut dengan Altman Z-Score. Rumus Z-Score ini menggunakan komponen laporan keuangan sebagai alat prediksi terhadap kemungkinan bangkrut tidaknya perusahaan. Tabel 1.1 Laba bersih 10 tahun terkhir (dalam jutaan rupiah) Laporan 2005 2006 2007 2008 2009 Laba 108.166 145.510 242.319 239.138 25.165 Laporan 2010 2011 2012 2013 2014 Laba 218,621 305,997 (323,351) (1,042,068) (2,278,718) Sumber : Bursa efek Indonesia (di olah peniliti) . LANDASAN TEORI Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi yang sangat penting disamping informasi lainnya seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya (Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 1996). Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi, setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa dan disajikan dalam nilai uang (Agnes Sawir , 2001). Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut kepailitan atau pailit, likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas. Dari rumusan Pasal 1 ayat (1) UUK dapat diketahui bahwa pailit adalah Suatu keadaan debitor tidak mampu atau berhenti membayar utang-utangnya dan itu pun harus dinyatakan dengan putusan pengadilan. Sementara pengertian Likuidasi Menurut (Harnanto, 1985) adalah merupakan suatu proses yang berakhir pada pembubaran perusahaan perusahaan sebagai suatu organisasi. Likuidasi lebih menekankan pada aspek status yuridis perusahaan sebagai suatu badan hukum dengan segala hak-hak dan kewajibannya. Kebangkrutan itu sendiri adalah (Harnanto,1985) suatu keadaan atau situasi dimana perusahaan mengalami kekurangan dan ketidak cukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya. Istilah bangkrut lebih menitikberatkan pada usaha pencapaian tujuan atau aspek ekonomis perusahaan, yaitu berupa kegagalan perusahaan mencapai tujuannya. Untuk mengetahui potensi suatu kebangkrutan dapat dilakukan dengan menggunakan formula yang ditemukan oleh Edward I Altman di New
5
York University pada pertengahan tahun 1960 menggunakan analisis diskriminan. Pada dasarnya analisis diskriminan terdiri dari tiga tahap yaitu: 1. Menyusun klasifikasi kelompok yang bersifat mutually exclusive, setiap kelompok dibedakan dengan suatu probability distribution dari cirri-cirinya. 2. Mengumpulkan data untuk pengamatan dalam kelompok. 3. Menurunkan kombinasi linier dari cirri-ciri tersebut yang paling baik mendiskriminannya (membedakan) di antara kelompok-kelompok. Altman dalam studinya, setelah menyeleksi 22 rasio keuangan, menemukan 5 rasio yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut yang dinamakan dengan Zscore. Kemudian, dia membuat apa yang disebutnya versi empat variable. Zscore dari yang pertama kali dikembangkan hingga setelah menjadi lima variabel dapat digunakan untuk menentukan kecendrungan kebangkrutan dan dapat juga digunakan sebagai ukuran dari keseluruhan kinerja keuangan perusahaan. ALTMAN Z Score Analisis Z-score berguna untuk mengingatkan akan masalah keuangan yang mungkin membutuhkan perhatian yang lebih serius dan menyediakan petunjuk untuk bertindak, Bila Z-score perusahaan lebih rendah dari pada yang dikehendaki manajemen, maka dari itu harus diamati laporan keuangannya untuk mencari penyebab mengapa terjadi begitu. Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik bagi untuk pihak manajemen karena pihak manajemen biasa melakukan perbaikan-perbaikan Adapun formula Altman Z-Score adalah sebagai berikut: Z-Score = V1.X1 + V2.X2 + V3.X3 + V4.X4 + V5.X5 Atau Z-Score = Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5
Sumber: (Mamduh dan Halim,2002)
Ket :
V = parameter (weights) atau bobot atau nilai koefisien yang telah di tentukan
X = rasio-rasio keuangan yang berkontribusi pada model prediksi. X1 = working capital to total assets X2 = retained earning to total assets 6
X3 = earning before interest and taxes to total assets X4 = market value of equity to book value of total debt X5 = sales to total assets Z = overall index Interprestasi Nilai Z-Score Cut-off Nilai z –Score Interprestasi Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi Z > 2,99 keuangan.
2,7 < Z < 2,99
1,88 < Z < 2,69 Z < 1,88
Perusahaan mempunyai sedikit masalah keuangan (meskipun tidak serius). Perusahaan akan mengalami permasalahan keuangan yang serius jika tidak melakukan perbaikan yang berarti dalam manajemen maupun struktur keuangan Perusahaan mengalami masalah keuangan yang serius.
Sumber : Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Darsono (2005:) Laporan Keuangan METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah “Analisis Tingkat Perusahaan untuk Memprediksi Kebangkrutan dengan Pendekatan Diskriminan Altman Z-Score. Penelitian ini meliputi analisis rasio keuangan model Altman Pada perusahaan Rokok yaitu PT Bentoel Internasional Investama Tbk (Periode 2005 - 2014). Daftar Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 20010 – 2014 Yang Menjadi Populasi Penelitian NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 GGRM PT. GUDANG GARAM Tbk. 2 HMSP PT.HM SAMPOERNA Tbk. PT. BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA 3 RMBA Tbk Sumber : www.idx.co.id (diolah peneliti) Sampel Penelitian KODE NAMA PERUSAHAAN KET . PT. BENTOEL Memiliki permasalahan RMBA INTERNATIONAL keuangan dalam tiga tahun INVESTAMA Tbk terakhir Sumber : www.idx.co.id (diolah peneliti)
7
Kriteria penentuan sampel adalah sebagai berikut : 1. Populasi Perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tidak Memiliki laporan keuangan Lengkap dari Tahun 2005-2014 Berjumlah nol (0). 2. yang memiliki kondisi keuangan yang buruk dalam 3 tahun terkhir satu (1),Dimana memang tujuan pengambilan sampel untuk lebih fokus terhadap perusahaan yang memang sedang dalam masalah keuangan yang buruk. 3. Yang memiliki dampak terbesar dari fenomena di atas (1) ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN (Data Diolah) Tahun 1,2*X1 1,4*X2 3,3*X3 0.6*X4 2005 0.4882 0.3697 0.2115 0.7489 2006 0.327 0.3583 0.2525 1.083 2007 0.6636 0.2713 0.2402 0.9761 2008 0.49044 0.29428 0.1808 0.7708 2009 0.4854 0.3129 0.0683 1.0309 2010 0.2472 1.2532 0.44844 0.329 2011 0.2809 0.2528 0.8398 0.0867 2012 0.30276 0.633 - 0.205 0.5114 2013 0.10908 - 0.040 -0.4637 0.2965 2014 0.0012 - 0.2751 - 0.4637 0.1939
1,0*X5 1.1812 1.2762 1.1883 1.3333 1.4134 1.8163 1.5899 1.4202 1.3402 1.3747
Nilai Z 2.9995 3.2971 3.3396 3.0697 3.3288 4.0941 3.0501 2.2923 1.2421 0.831
Prediksi Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Rawan Bangkrut Bangkrut
Hasil Perhitungan Z-Score Model perhitungan yang digunakan adalah model Z-Score untuk menghitung tingkat kegagalan usaha suatu perusahaan khususnya untuk perusahaan manufaktur yang telah go-public. Berikut ini adalah rumus yang digunakan: Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 Perhitungan Z-Score untuk setiap tahun pada PT Bentoel International Investam Tbk selama Sepuluh tahun terakhir adalah sebagai berikut: 1. Analisis Altman Z-Score Tahun 2005: Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X Z = 1,2(0.4068) + 1,4(0.2641)+3,3(0.0641)+0,6(1.2481)+1,0(1.1812) Z = 0.4882 + 0.3697 + 0.2115 + 0.7489 + 1.1812 Z = 2.9995 8
2. Analisis Altman Z-Score Tahun 2006 Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X Z = 1,2(0.2725) + 1,4(0.2559)+3,3(0.0765)+0,6(1.8041)+1,0(1.2762) Z = 0.327 + 0.3583 + 0.2525 + 1.083 + 1.2762 Z = 3.2971 3. Analisis Altman Z-Score Tahun 2007 Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X Z = 1,2(0.553) + 1,4(0.1938)+3,3(0.0728)+0,6(1.6269)+1,0(1.1883) Z = 0.6636 + 0.27132 + 0.2402 + 0.9761 + 1.1883 Z = 3.3396 4 Analisis Altman Z-Score Tahun 2008 Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X Z = 1,2(0.4087) + 1,4(0.2102)+3,3(0.0548)+0,6(1.2847)+1,0(1.3333) Z = 0.49044 + 0.29428 + 0.1808 + 0.7708 + 1.3333 Z = 3.06968 5 Analisis Altman Z-Score Tahun 2009 Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X Z= 1,2(0.4045) + 1,4(0.2235)+3,3(0.0207)+0,6(1.7181)+1,0(1.4134) Z = 0.4854 + 0.3129 + 0.0683 + 1.0309 + 1.4134 Z = 3.3288 6 Analisis Altman Z-Score Tahun 2010 Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X Z= 1,2(0.3737) + 1,4(0.2348)+3,3(0.0749)+0,6(2.0886)+1,0(1.8163) Z = 0.44844 + 0.329 + 0.2472 + 1.2532 + 1.8163 Z = 4.0941 7 Analisis Altman Z-Score Tahun 2011 Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X Z= 1,2(0.0723) + 1,4(0.2003)+3,3(0.0766)+0,6(1.3997)+1,0(1.5899) Z = 0.08676 + 0.2809 + 0.2528 + 0.8398 + 1.5899 Z = 3.0501 8 Analisis Altman Z-Score Tahun 2012 Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X Z= 1,2(0.2523) + 1,4(0.1884)+3,3(-0.0618)+0,6(0.8523)+1,0(1.4202) Z = 0.30276 + 0.633 - 0.205 + 0.5114 + 1.4202 Z = 2.2923 9 Analisis Altman Z-Score Tahun 2013 Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X Z= 1,2(0.0909) + 1,4(-0.0286)+3,3(-0.1405)+0,6(0.4942)+1,0(1.3402) Z = 0.10908 - 0.040 – 0.4637 + 0.2965 + 1.3402 Z = 1.2421 10 Analisis Altman Z-Score Tahun 2014 Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X Z= 1,2(0.0010) + 1,4(-0.1965)+3,3(-0.1703)+0,6(0.3232)+1,0(1.3747) 9
Z = 0.0012 - 0.2751 - 0.4637 + 0.1939 + 1.3747 Z = 0.831
Analisis Hasil Perhitungan Z-Score PT Bentoel International Investama TbkTahun 2005-2014 Tahun
Nilai Z-Score Interpretasi
2005
2.9995
2006
3.2971
2007
3.3396
2008
3.0697
2009
3.3288
2010
4.0942
2011
3.0501
2012
2.2923
2013
1.2421
2014
0.831
Perusahaan tidak mengalami masalah kondisi keuangan. (Non-Bankrupt). Perusahaan tidak mengalami masalah kondisi keuangan. (Non-Bankrupt). Perusahaan tidak mengalami masalah kondisi keuangan. (Non-Bankrupt). Perusahaan tidak mengalami masalah kondisi keuangan. (Non-Bankrupt). Perusahaan tidak mengalami masalah kondisi keuangan. (Non-Bankrupt). Perusahaan tidak mengalami masalah kondisi keuangan. (Non-Bankrupt). Perusahaan tidak mengalami masalah kondisi keuangan. (Non-Bankrupt).
dengan dengan dengan dengan dengan dengan dengan
Perusahaan akan mengalami permasalahan keuangan jika tidak melakukan perbaikan yang berarti dalam manajemen maupun struktur keuangan (grey area) Perusahaan mengalami masalah keuangan yang serius (bankrupt). Perusahaan mengalami masalah keuangan yang serius (bankrupt).
Sumber: Data Diolah dari Laporan Keuangan PT Bentoel nternationaL Investama Tbk
10
Berikut grafik yang menjelaskan keadaan keuangan PT. Bentoel Internasional Investama,Tbk:
Z-Score 5 4 3 2 1 0
Z-Score
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Grafik 4.1 analisis Altman Z-Score PT. Investama,Tbk tahun 2005-2014 (Data diolah)
Bentoel
Internasional
Hasil Pembahasan Dari hasil di atas sejalan dengan penelitian terdahulu dari Batara Aldino Safitra yang menganalisis Analisis Metode Altman (Z-Score) Sebagai Alat Evaluasi Guna Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan dalam periode 2007-2011 Yang mengahasilkan nilai Z Score pada perusahaan Pt.bentoel International investama tbk, dalam kurun waktu lima tahun berturut-turut ada pada posisi sehat,dengan Nilai 2007 3,287 ,2008 3,042 , 2009 3.382, 2010 4,015 dan 2011 3.410 dari hasil penelitian yang sama dengan tahun yang berbeda ditahun 2015 oleh Rafles W.Tambunan yang menganilis analisis metode altman (z-score) sebagai alat evaluasi guna memprediksi kebangkrutan perusahaan yang listing dan perusahaan delisting di bursa efek Indonesia dalam periode 2009-2013 Dan dari hasil yang di dapatkan untuk perushaan rokok Pt Bentoel International investama tbk, masuk dalam kategori sehat pada tahun 2009, 2010, dan 2011, sedangkan tahun 2012 perusahaan masuk dalam kategori rawan dengan nilai Z 2,286, kemudian tahun 2013 dengan nilai 1,304 dimana perusahaan semakin terpuruk dengaan menurunnya Z-Score membuat perusahaan masuk dalam kategori bangkrut, dan dari penelitian-penelitian tedahulu maka peneliti menegaskan kembali posisi nilai z score dengan penambahan periode tahun dari 2005-2014 sebagai bahan pertimbangan perusahaan maupun pihak investor di mana sesuai dengan pernyataan Darsono dan Ashari (2005) yang mengemukakan bahwa Kemampuan dalam memprediksi kebangkrutan akan memberikan satu keuntungan bagi banyak pihak, terutama pada kreditur dan investor. Kemudian prediksi kebangkrutan juga akan berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan keuangan atau tidak dimasa mendatang.
11
Maka, sebagai pihak yang berada diluar perusahaan, investor sebaiknya memiliki pengetahuan tentang kebangkrutan sehingga keputusan yang diambil tidak akan salah. Salah satu indicatory yang bisa dipakai untuk mengetahui tingkat kebangkrutan adalah indicator (Indicatory) keuangan. Prediksi kesulitan keuangan salah satunya dikemukakan oleh seorang profesor di New York University bernama Edward Altman yang disebut dengan Altman Z-Score. Rumus Z-Score ini menggunakan komponen laporan keuangan sebagai alat prediksi terhadap kemungkinan bangkrut tidaknya perusahaan. Atas dasar inilah peneliti mampu menyelesaikan hasil penelitian ini. Dari hasil yang ada dan dari peramasalahan yang telah ada dan dibahas dilatar belakang mengidentifikasi bahwa perusahaan tidak mampu mengatasi masalah yang ada, baik yang timbul dari pemerintah, internal perusahaan maupun dari luar perusahaan di 3 tahun terakhir. Ini akan berdampak buruk untuk perusahaan apabila hal ini terus terjadi bukan tidak mungkin jika dalam 2 tahun terakhir perusahaan tidak mampu memperbaiki kondisi ini maka perusahaan akan benar benar bangkrut Atau gulung tikar Dari industri rokok. Namun dari apa yang telah dilakukan perusahan ditahun 2014 dengan merampingkan 11 perusahaan yang ada di Malang Raya menjadi 3 perusahaan yang mayoritas perusahaan memproduksi rokok kretek yang jelas jelas peminatnya sudah beralih ke rokok filter, dan perusahaanpun memberhentikan 1000 kariawan yang ada, ini adalah langkah yang harus diambil oleh pihak manajemen perusahaan untuk memperbaiki kondisisi keuangan dan menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan ditahun 2015. PENUTUP Kesimpulan Melihat kondisi keuangan PT. Bentoel Internasional Investama,Tbk selama sepuluh tahun terakhir yakni tahun 2005-2014 dengan menggunakan model perhitungan Z-Score untuk perusahaan manufaktur yang telah gopublic, dimana hasil menunjukan dimana perusahaan diidentifikasi mengalami masalah keuangan yang serius, bahkan di kategorikan dalam intrepretasi ada pada posisi bangkrut, dimana dapat di simpulkan bahwa dalam 3 tahun terakhir perusahaan mengalami kesulitan keuanganan dimana ditahun 2012 ada pada posisi (grey Area) namun pertanda yang ada tidak bisa ditanggulangi pihak manajemen perusahaan yang berimbas ditahun 2013 dan 2014, yang mengalami kerugian dan dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang bangkrut berdasarkan nilai Intrepretasi analisis altman Zscore . Dari hasil yang ada, peniliti menilai bahwa analisis Altman Z score, sudah sangat baik dalam menilai posisi keuangan perusahaan, hanya saja analisis ini tidak mampu memastikan kapan kebangkrutan akan benar-benar 12
terjadi,dan hasil yang dilihat bahwasanya sulit untuk melihat atau memprediksi suatu kebangkrutan secara tepat dan akurat, Karena semua tergantung dari Pihak manajemen perusahaan dalam memperbaiki ketika terjadi penururnan Kinerja ataupun kerugian perusahaan. Analisis ini lebih bisa dikatakan sebagai alat analisis untuk melihat tanda tanda kebangkrutan suatu perusahaan Saran Bagi pihak Pemerintah Bagi pemerintah, diharapkan memperkuat regulasi terkait hubungan kerjasama antara pihak asing dengan pihak Indonesia di bidang ekonomi agar pihak asing tidak dengan mudah mengekploitasi sumber daya alam khususnya bahan baku rokok, dan yang terpenting adalah konsistensi pemerintah dalam menjalankan kebijakan atau regulasi yang telah dibuat.Serta pemerintah diharapkan memberlakukan pemertaan harga sesuai dengan kemampuan masing-masing perusahaan agar tidak terjadi kesenjangan antar perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Selain itu pemerintah juga diharapkan membatasi porsi ekspor bahan baku agar stabilitas ketersediaan bahan baku tetap terjaga serta menjamin keberlanjutan produktivitas perusahaan. Bagi pihak perusahaan Dalam variabel yang digunakan dengan model Altman memerlukan perhatian yang serius khususnya dari pihak intern perusahaan. Sebaiknya pihak manajemen perusahaan lebih berhati-hati dalam hal manajemen assetnya jangan sampai arus modal kerja yang dihasilkan menjadi negative investasi terhadap piutang yang terlalu besar juga berbahaya sebab dapat mengakibatkan kinerja perusahaan menjadi terganggu. Apabila terjadi gangguan terhadap piutang maka hal tersebut akan mengganggu perusahaan karena secara tidak langsung hal tersebut akan berdampak pada penerimaan kas perusahaan ini dimasa yang akan datang. Kemudian persediaan yang juga terlalu besar juga dapat menyebabkan perusahaan akan menjadi kurang likuid. Biaya-biaya operasional perusahaan juga perlu diperhatikan penggunaannya agar lebih efisien jangan sampai lebih besar dari pada pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan, hal ini dapat juga menanggulangi dari kebijakan pemerintah tentang pajak cukai dan hal-hal lainnya. Langkah langkah juga yang harus di ambil oleh perusahaan antara lain: 1. Disarankan kepada perusahaan untuk menjaga likuiditasnya dalam memenuhi semua kewajibannya pada saat jatuh tempo agar dapat menjaga kredibilitas perusahaan sehingga dapat menarik minat para investor dan kreditor. 2. Adanya usaha untuk menjaga dan meningkatkan stabilitas modal kerja perusahaan mengingat modal kerja PT Bentoel international investama
13
Tbk cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun berdasarkan laporan keuangan 2005-2010. 3. Mengelolah aktiva secara efisien dan efektif untuk meningkatkan penjualan dan menghasilkan laba yang besar dalam menjaga profitabilitas perusahaan. 4. Perusahaan harus mampu melihat minat dari kosumen, dimana mempertahanakan produk rokok yang jelas-jelas turun minat yang di akibatkan oleh berubahnya gaya hidup dari konsumen yang mulai beralih pada rokok jenis filter dengan Meningkatkan penjualan dengan menghasilkan berbagai produk yang lebih memiliki nilai tambah sesuai dengan kebutuhan pelanggan sehingga mampu menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat. 5. Perusahaan hendaknya melakukan suatu inovasi baru, pengembangan, maupun perbaikan organisasi serta manajemen pada lingkup internal, menuju ke arah yang lebih baik lagi khususnya untuk menghindari moral hazard oleh manajemen dan mampu bersaing dengan kompetitor lainnya dimana harus ada brend produk yang diunggulkan. Bagi penelitian selanjutnya Diharapkan penelitian-penelitian selanjutnya dapat menggunakan model-model prediksi prediksi kebangkrutan lainnya. Untuk dapat dijadikan sebagai pembanding dalam mempridiksi kebangkrutan dari suatu perusahaan. Menambahkan objek penelitian lain dan juga periode penelitian. DAFTAR PUSTAKA Agnes Sawir (2001)mengemukakan bahwa: “Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi, setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa dan disajikan dalam nilai uang” Asyah Nur ( 2011) “melakukan penelitian mengenai analisis komparatif terhadap metode pengukuran potensi kebangkrutan pada perusahaan industri kayu di BEI.” Altman (2000) bahwa: “analisis kebangkrutan dapat dilakukan dengan model multivariate” Batara Aldino Safitra.(2012) Analisis Metode Altman (Z-Score) Sebagai Alat Evaluasi Guna Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan dalam periode 2007-2011” Beaver (1967) bahwa: “kebangkrutan dalam arti kegagalan adalah ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban keuangannya saat jatuh tempo.” Beaver (1966), Bahwa: “perlu digunakan single variable dalam melakukan analisis terhadap kebangkrutan. Pada periode tahun 1954-1964,
14
Beaver memilih 6 rasio dari 30 rasio keuangan, yang digunakan sebagai variabel yang dianalisis.” Foster( 1986) (dalam Darsono dan Ashari, 2004) ,bahwa “kesulitan keuangan menunjukkan adanya masalah likuiditas yang parah yang tidak dapat dipecahkan tanpa melalui penjadwalan kembali “ Hadi dan Anggraeni (2008),” berupaya untuk mengetahui model yang terbaik dari ketiga model, yakni model zmijewski, model altman, dan model springate, dimana model altman memberikan hasil yang baik. Haryanto, Joko Tri. (2014). “Cukai dan Pajak Rokok”,diakses pada tanggal 29 September 2014 dari http://www.sinarharapan.com Hernanto (1985) , “Kebangrutan itu sendi adalah suatu keadaan atau situasi dimana perusahaan mengalami kekurangan dan ketidak cukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya. Hernanto (1985), bahwa” Likuidasi Menurut adalah merupakan suatu proses yang berakhir pada pembubaran perusahaan Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny, (2006), Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kelima, UPP STIM YKPN, Yogyakarta Kasmir(28). Analisis laporan keuangan.Raja Grafindo Persada. Jakarta Kamaludin dan Indriani, Rini, (2012), Manajemen Keuangan ”Konsep Dasar dan Penerapannya” Edisi Revisi, CV Mandar Maju, Bandung. Kokyung dan Siti Khairani.(2010) : bahwa “Analisis Penggunaan Altman Zscore dan Springate untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT.Bakrie Telecom Tbk” Kurniasari Dian Jayanti: Analisis Resiko Kebangkrutan (Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score) Pada Industri Property Di BEI Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, (2003), Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Cetakan Pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. MamduhHanafi ,(2005), Manajemen Keuangan Edisi 2004/2005, BPFE, Yogyakarta Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim,(1996),bahwa “Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lainnya seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya” Mier (dalam Munawir,1995), bahwa “Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan.
15
Muhammad Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih (2007) kebangkrutan didefinisikan sebagai kegagalan ekonomi (Economic failure) dan kegagalan keuangan (financial failure). PSAK No.1 (revisi 1998) bahwa” Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi PSAK (2004),bahwa” Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Putri A. Dwi (2004),“menguji penerapan analisis Zmijewski (X-Score), Ohlson (Y-Score) dan Altman (Z-Score) pada perusahaan tekstil di BEJ. Rafles W.Tambunan (2014).”analisis metode altman (z-score) sebagai alat evaluasi guna memprediksi kebangkrutan perusahaan yang listing dan perusahaan delisting di bursa efek Indonesia dalam periode 2009-2013” Resti Amalia Ulfah : Analisis Penggunaan Altman Z-Score Untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk. Setiadi,Beni (2011).“Analisis tingkat kebangkrutan Perusahaan Dengan menggunakan Metode Altman Z Score” Sugiyono, (2004) bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau sumber yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di terapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Sugiyono (2004) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dalam dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan Yunitasary ,Dwi. (2004) “Analisis Z skor untuk penilaian kinerja keuangan serta pengaruhnya terhadap harga saham pada pt modern photo tbk.” Yati ,Sri .(2010) “analisis tingkat kesehatan keuangan perusahaan rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia
16
Zaki Baridwan (2004),bahwa” Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. http://www.kemenperin.go.id. Antara News.2014.“Pemerintah Akan Batasi Produksi Rokok”,diakses pada tanggal 26 September 2014 dari http://www.jawapos.com/baca/artikel/6833/pt-bentoel-phk-1000-karyawan’’, diakses pada tanggal 9 september 2014 http://bembeng182.blogspot.com/2014/06/pt-bentoel-internasional-investamatbk.html diakses pada tanggal 9 september 2014 http://bembeng182.blogspot.com/2014/06/pt-bentoel-internasional-investamatbk.html diakses tanggal 22 mei 2015 http://www.sahamok.com/laporan-keuangan/laporan-keuangan-bentoelinternasional-investama-rmba/ Perode Tahun 2005-2014 di akses pada tanggal 05 juni 2015 (www.idx.co.id) Bursa efek Indonesia, Laporan Keuangan Pt Bentoel Investama Diakses tanggal 15 mei 2015 (www.idx.co.id) Bursa efek Fakultas ekonomi dan bisnis, Laporan Keuangan Pt Bentoel Investama Diakses tanggal 22 juni 2015
17