ANALISIS ALOKASI RUGI TRANSMISI DENGAN METODE Z-BUS (Firdaus)
ANALISIS ALOKASI RUGI TRANSMISI DENGAN METODE Z-BUS Firdaus Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM
Abstrak Sistem tenaga listrik telah berkembang begitu pesat sehingga sistem jaringan juga menelan biaya rugirugi daya yang cukup besar. Ketika rugi-rugi pada sistem transmisi dapat mencapai jutaan Dollar per tahunnya, maka alokasi yang adil pada masing-masing pembangkit dan beban mempunyai dampak yang penting pada keuntungan setiap pembangkit dan beban. Metode ini merupakan suatu metode yang secara langsung mengalokasikan kerugian transmisi. Metode ini berdasarkan pada teori rangkaian matriks Z-Bus jaringan untuk alokasi kerugian transmisi dan menguraikan tegangan pada bus beban dengan maksud untuk menghitung pembagian daya reaktif. Rugi-rugi transmisi dialokasikan kepada masing-masing bus berdasarkan injeksi arus pada bus. Kata Kunci: rugi transmisi, Z-bus, Sesuai pertumbuhan
dengan dan
perkembangan
perkembangan
taraf
jaman, hidup
tenaga uap, air, nuklir angin, panas matahari, diesel, panas bumi, gas dan lain sebagainya.
masyarakat yang semakin maju, menjadikan energi listrik sebagai kebutuhan utama. Tenaga listrik dibangkitkan di pusat-pusat listrik tenaga (PLT), seperti: tenaga air (PLTA), tenaga uap (PLTU), tenaga panas bumi (PLTP), tenaga gas (PLTG), tenaga disel (PLTD), tenaga nuklir (PLTN) dan lain sebagainya. Pusat-pusat listrik tenaga itu, kebanyakan pusat-pusat listrik tenaga terletak jauh dari pusat beban (load centres). Karena itu tenaga listrik yang dibangkitkan harus disalurkan melalui kawat-kawat
Gambar 1. Diagram Sistem Tenaga Listrik.
atau saluran transmisi. Pengiriman
tenaga
listrik
dari
pusat
Waktu starting pembangkit bervariasi, mulai
pembangkit ke beban melalui saluran transmisi
dari beberapa menit ke beberapa hari. Beberapa
mengalami rugi-rugi transmisi dan mempengaruhi
pembangkit dapat merespon perubahan beban dengan
kualitas sistem tenaga listrik.
cepat sedangkan yang lain memerlukan banyak waktu untuk merespon perubahan beban. Biaya bahan bakar
Rugi-Rugi Transmisi dalam Operasi Sistem Tenaga Listrik Sistem Tenaga listrik secara umum terbagi
pembangkit ini juga sangat bervariasi. Operator sistem secara umum menggunakan unit pembangkit yang
tersedia
dengan
efisien
dan
optimal.
menjadi tiga bagian utama yaitu: pembangkit,
Pembebanan suatu jaringan dapat berubah-ubah setiap
jaringan
dapat
hari dan juga selama berbagai musim. Operator sistem
ditunjukkan pada diagram satu garis sistem tenaga
tenaga listrik mengambil semua faktor ini dengan
listrik multi mesin pada Gambar 1. Pembangkit bisa
mempertimbangkan
berasal dari tipe pembangkit yang berbeda antara lain
mereka dengan jumlah biaya yang paling sedikit.
transmisi
dan
beban.
Hal
ini
dan
mengoperasikan
sistem
57
ANALISIS ALOKASI RUGI TRANSMISI DENGAN METODE Z-BUS (Firdaus)
Pembebanan
suatu
jaringan
mengikuti
Metode Alokasi Z-Bus
beberapa pola tinggi dan rendah yang diatur pada waktu berbeda. Peramalan beban diprediksi secara
Tujuan metode alokasi rugi-rugi Z-Bus
alami dari pola beban dan dari peristiwa atau arsip
seperti pada pendekatan-pendekatan lainnya adalah
sebelumnya dengan ketelitian yang baik. Dari prediksi
mengambil aliran daya yang telah terpecahkan dan
ini,
unit
secara sistematis mendistribusikan rugi-rugi transmisi
memenuhi
sistem, Ploss diatara n bus jaringan berdasarkan
operator
pembangkit
sistem yang
menentukan
diperlukan
jumlah
untuk
permintaan, suatu aktivitas pengoperasian sistem
persamaan sebagai berikut:
tenaga yang penting ini biasanya dikenal sebagai unit
n
Ploss = å Lk
komitmen. Unit komitmen mengatur jumlah unit pembangkit untuk berada pada kondisi berputar (spinning) untuk memenuhi permintaan untuk 24 jam. Biaya produksi unit tergantung pada prinsip kerja dan bahan bakar yang digunakan. Sebagai contoh, biaya produksi dari unit air (hidro) adalah kurang lebih sama dengan turbin uap dan gas.
(1)
k -1
Komponen rugi Lk pada persamaan (1) adalah bagian dari rugi-rugi sistem yang dialokasikan pada injeksi daya nyata pada bus k. Oleh karena itu, langkah ini ditujukan pada masing-masing bus k, sebagai tanggung jawab pembelian untuk Lk pada
Biaya produksi dan prinsip kerja unit pembangkit, rugi-rugi transmisi adalah suatu hal yang berperan penting dalam pengambilan keputusan bagaimana unit dioperasikan dan dibebani. Kerugian transmisi tidak bisa dihindarkan dari fakta bahwa semua saluran transmisi dan distribusi memberi resistansi ke aliran arus yang melaluinya.
batas harga pasar λ. Biaya tambahan pada alokasi rugi-rugi
seharusnya
disubsidi
dari
pendapatan
pembangkit dan ditambahkan pada pembayaran beban sehingga pendapatan pool memiliki nilai anggaran yang netral. Pada umumnya, jika sebuah bus k memiliki sisi pembangkit (Pgk) dan kebutuhan beban (Pdk), alokasi komponen rugi-rugi Lk dapat dipisahkan
Rugi-rugi transmisi dalam sistem tenaga
menjadi dua menggunakan metode pro rata. Sebagai
listrik adalah suatu peristiwa alami. Tenaga listrik harus dipindahkan dari tempat pembangkit kepada
contoh, jika
g k = (Pgk / (Pgk - Pdk )) , pendapatan
tempat konsumen melalui beberapa jaringan untuk
pembangkit k yang diraih dari Pool dikurangi rugi-
dikonsumsi.
rugi sebesar
Semua
mempunyai
kawat
saluran
mempunyai resistansi yang mengkonsumsi beberapa
l (g k Lk ) , sementara beban k membayar
ke Pool ditambah rugi-rugi sejumlah
daya. Daya yang dikonsumsi dengan cara ini dikenal sebagai
"kerugian".
Kebanyakan
kerugian
ini
berhubungan dengan panas pada saluran listrik oleh arus listrik yang melalui
penghantar
tersebut.
Kerugian (I2R) adalah kehilangan daya pada jaringan. Kerugian transmisi merepresentasikan sekitar 5% sampai 10% total pembangkitan, suatu kuantitas yang bernilai jutaan dolar setiap tahun.
l ((1 - g k ) Lk ) .
Untuk menghitung Lk berdasarkan metode alokasi Z-bus Loss Allocation, pertimbangan pertama matriks admitansi jaringan Y = G + jB, tipikal besar, terpisah dan tidak singular. Andaikan penyelesaian aliran daya eksis, menjelaskan antara kuantitas yang lain. Vektor injeksi arus bus kompleks (I) dan vektor tegangan bus kompleks (V). Rugi sistem riil dapat diekspresikan lain dalam Y dan V atau melalui Z dan I, dimana Z = Y-1 = R + jX pada Z-bus atau matriks impedansi. Memulai dengan
58
ANALISIS ALOKASI RUGI TRANSMISI DENGAN METODE Z-BUS (Firdaus)
ü ìn Ploss = Âíå Vk I k* ý þ î k =1
rugi sistem dapat diekspresikan lain melalui Y sebagai
Ploss
ìï n æ n öüï = ÂíåVk çç å Ykj*V j* ÷÷ý ïî k =1 è j =1 øïþ
P = Â{diag (I *)RI }
(2)
(3)
atau melalui Z sebagai
Untuk komponen memecahkan
kerugian dua
L,
vektor
yang
rangkaian
komponen-
pertama
adalah
persamaan
aljabar
Y -1 (Â{I }) dan Y -1 (Á{I }) . Bentuk RI dalam Persamaan
ìï n æ n öüï Ploss = Âíå I k* çç å Z kj I j ÷÷ý ïî k =1 è j =1 øïþ
menemukan
(8)
(8)
dapat
diperoleh
dengan
menggabungkan dua solusi ini seperti: (4)
Ini menghasilkan formulasi 2 matriks Z
{
} {
}
RI = Â Y -1 (Â{I }) + Â Y -1 (Á{I })
(9)
adalah salah satunya menghasilkan jumlah penentuan Aloaksi rugi-rugi daya jaringan transmisi
rugi-rugi yang layak. Kenyataannya rugi secara langsung dikaitkan dengan arus, sebagai variabel
Persamaan (10) dan (11) berikut ini:
independen pada Persamaan (4). Ide dasar pendekatan Z-bus adalah
pada masing-masing bus dapat dilakukan dengan
pada
pemisahan formula loss (4) ke dua tambahan utama, (10)
satu matriks resistansi R, dan yang lainnya matriks reaktansi X. Maka,
ìï n æ n öüï ìï n æ n öüï Ploss = ÂíåIk*ççåRkjI j ÷÷ý +ÂíåIk*ççå jXkjI j ÷÷ý (5) ïîk=1 è j=1 øïþ ïîk=1 è j=1 øïþ
(11)
PL dan QL adalah representasi total rugi-rugi Karena matriks X adalah simetriks, bentuk
jaringan dalam suatu sistem bus N. Hi adalah set bus yang terhubung secara langsung dengan bus i = 1,...N,
kedua dari Persamaan (5) menjadi nol, maka
Rij + jXij adalah nilai impedansi jaringan antara bus i
ìï n æ n öüï Ploss = Âíå I k* çç å Rkj I j ÷÷ý ïî k =1 è j =1 øïþ
(6)
dan bus j, dan Vi, θi adalah besarnya tegangan dan sudut fasa bus i. Persamaan (11) hanya dapat menghitung
Pemisahan secara alami pada rugi-rugi sistem pada bus jaringan kini telah ada dengan sendirinya.
Untuk
dapat
menyelesaikan
bentuk
matriks, vektor injeksi daya nyata ditunjukkan seperti:
alokasi rugi-rugi daya reaktif pada setiap bus jika sistem tersebut mengabaikan line charging. Sehingga untuk alokasi daya reaktif pada sistem yang memperhitungkan
line
charging,
digunakan
persamaan berikut:
P = Â{diag (I *)RI } + Â{ j diag (I *) XI }
(7)
Dan injeksi daya nyata tersebut terpisahkan dalam dua komponen utama, yaitu komponen rugi-
Sij* = Pij - jQij = Vi*Iij = Vi* éë(Vi -Vj ) Yij +Vi ( jBc ) ùû = Vi éëGij + j ( Bij + Bc ) ùû -Vi*Vj ( Gij + jBij )
(12)
2
rugi L, yang berisikan L:
59
ANALISIS ALOKASI RUGI TRANSMISI DENGAN METODE Z-BUS (Firdaus)
Karena
dapat dilakukan dengan menggunakan metode alokasi
Gij + jBij = 1/ ( RL + jX L - jX C )
(13)
Sehingga daya aktif dan daya reaktif dapat dinyatakan sebagai berikut:
Z Bus untuk alokasi daya aktif, sehingga untuk alokasi daya reaktif pada masing-masing bus perlu pengembangan metode. Aplikasi metode aliran daya dengan menggunakan Z bus dapat digunakan untuk
(14) (15)
alokasi daya reaktif pada masing-masing bus.
Tabel 1. Hasil Rugi Daya Antar Saluran Sistem IEEE 30 Bus
Dengan cara yang sama, aliran daya aktif dan reaktif dapat dari bus j ke bus i dapat dinyatakan sebagai berikut:
(16)
(17)
Rugi-rugi daya aktif dan reaktif pada jaringan dapat dihitung sebagai berikut:
PL = Pij + Pji = Vi 2Gij + V j2Gij - 2VV i j Gij cos (d i - d j )
(18)
(19) Sehingga alokasi rugi-rugi daya aktif dan reaktif pada masing-masing bus adalah sebagai berikut:
(20) (21)
Studi Kasus Studi aliran daya yang biasa hanya dapat menghitung rugi-rugi daya antar saluran saja. Contoh hasil perhitungan rugi-rugi daya antar salauran pada Tabel 1. Alokasi rugi-rugi daya pada masing-masing bus
60
BUS Dari Ke 1 2 1 8 2 5 2 11 2 13 3 13 3 28 4 9 5 7 6 12 7 13 8 11 9 10 9 13 10 13 10 17 10 20 10 21 10 22 11 12 11 13 12 14 12 15 12 16 13 28 14 15 15 18 15 23 16 17 18 19 19 20 21 22 22 24 23 24 24 25 25 26 25 27 27 28 27 29 27 30 29 30 Total
P(MW) 5.482 2.812 2.979 1.094 2.038 0.102 0.000 0.000 0.144 0.000 0.368 0.771 0.000 -0.000 -0.000 0.011 0.081 0.123 0.059 0.000 0.576 0.086 0.258 0.076 0.060 0.010 0.048 0.051 0.022 0.008 0.017 0.001 0.054 0.020 0.005 0.049 0.034 0.000 0.093 0.175 0.036 17.744
DAYA Q(MVAR) 10.568 7.082 8.101 -0.584 2.222 -0.564 -4.371 1.555 -1.706 1.371 -0.601 1.336 1.307 1.630 1.373 0.029 0.181 0.266 0.121 4.763 1.075 0.178 0.509 0.159 -13.116 0.009 0.098 0.103 0.052 0.015 0.033 0.001 0.083 0.042 0.009 0.072 0.064 1.493 0.176 0.330 0.068 25.534
ANALISIS ALOKASI RUGI TRANSMISI DENGAN METODE Z-BUS (Firdaus)
antar
Tabel 2 Alokasi Rugi Daya setiap Bus Sistem IEEE 30 Bus
Bus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total
Rugi-rugi Daya Aktif (MW) 11.9720 0.4209 0.4402 0.0180 2.2613 0.1556 0.4312 -0.0177 0 0.0635 0.0221 0.0078 0 0.0753 0.1269 0.0338 0.1213 0.0709 0.2290 0.0465 0.3283 0 0.0724 0.2485 0 0.1297 0 0 0.0713 0.4152 17.7440
Rugi-rugi Daya Reaktif (MVAR) 8.8247 10.1530 -2.4674 0.7774 3.1976 0.6854 -1.1534 4.2089 2.2462 1.6385 3.2948 3.4896 -3.9903 0.0939 0.3597 0.1054 0.0407 0.0569 0.0243 0.1070 0.1334 0.1028 0.0723 0.0669 0.0727 0.0362 1.0315 -7.9965 0.1222 0.1991 25.5335
Dengan membandingkan hasil pada Tabel 1 dan Tabel 2 dapat diketahui bahwa total rugi-rugi daya antar saluran dan total rugi-rugi daya yang dialokasikan pada masing-masing bus jumlah sama. Walaupun metode yang dipakai untuk menghitung rugi-rugi daya tersebut berbeda.
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisa, maka dapat ditarik
saluran
saja.
Sehingga
tidak
dapat
digunakan dalam konteks bursa daya listrik 2. Aplikasi metode aliran daya dengan menggunakan Z bus dapat digunakan untuk alokasi daya reaktif pada masing-masing bus
DAFTAR PUSTAKA
A. Conejo, F. D. Galiana, and I. Kockar, “Z-bus loss allocation,” IEEE Trans. Power System., vol. 16, pp. 105–110, Feb. 2001. A.J.
Conejo, J.M.Arrroyo, N.Alguacil, dan L.Guijarno “Transmission Loss Allocation: A Comparison of Different Practical Algorithms”. IEEE Trans. Power System., vol. 17, No. 3. pp.571-576, August 2002.
Antonio J.Conejo, Natalia Alguacil, and Gregorio Fernandez Ruiz“Allocation of the Cost of Transmission Losses Using a Radial Equivalent Network,” IEEE Transactions on Power Systems, Volume 18, No. 4, pp. 1353-1358, November 2003. Janusz W. Bilaek, Stanislaw Ziemianek, and Robin Wallace, “A Methodology for Allocating Transmission Loss Due to Cross-Border Trades”. IEEE Trans. Power System., vol. 19, No. 3. pp.1255-1262, August 2004. Jen Hao Teng, “Power Flow and Loss Allocation for Deregulated Transmission Systems” ELSEVIER No. 27. pp 327-333, 2005. Hadi Saadat, “Power System Analysis” McGRAWHILL, International Editions 1999. R.S. Salgado, C.F. Moyano and A.D.R. Medeiros, “Reviewing Strategies for Active Power Transmission Loss Allocation in Power Pools” ELSEVIER No. 26. pp 81-90, 2004. V.Lim, T.K.Saha, T.Downs,”Loss Allocatioan Based Network Reduction in Deregulated Electricity Market”, Australasian Universities Power Engineering Conference (AUPEC 2004), 26-29 September 2004, Brisbane, Australia.
beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Metode perhitungan rugi-rugi daya dari analisis hasil studi aliran daya hanya dapat mengetahui total rugi-rugi daya sistem dan rugi-rugi daya
61