STUDI ALOKASI RUGI DAYA TRANSMISI DENGAN METODE PROPORTIONAL SHARING PADA KONDISI BEBAN PUNCAK DI PT. PLN (Persero) P3B AREA IV SUBSISTEM PAITON-BALI Syahrizal Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Syiahkuala Aceh
[email protected] Abstrak Pada sistem tenaga listrik, meteran pada beban mengukur konsumsi aktual beban. Sedangkan generator mengukur produksi aktual dengan memasukkan rugi-rugi jaringan di dalamnya. Kerugian terjadi karena hilangnya transaksi energi melalui jaringan transmisi antara generator dan beban. Hal ini menimbulkan pertanyaan siapa yang menanggung kerugian jaringan tersebut. Dalam penelitian ini akan dibahas suatu metode yang mengalokasikan kerugian tersebut pada generator dan beban secara proportional. Dengan menggunakan analisis aliran daya serta metode upstream – downstream looking algorithm, maka semua bus akan menanggung penggantian pembayaran rugi daya secara proportional. Kata Kunci : rugi daya, upstream-downstream looking algorithm, proportional sharing 1.
Pendahuluan Pertumbuhan dan perkembangan taraf hidup masyarakat yang semakin maju, menjadikan energi listrik sebagai kebutuhaan utama. Hal ini menuntut penyediaan tenaga listrik yang semakin handal dan berkualitas. Pada setiap saat, pembangkit mengusahakan penambahan jejak kurva kapasitas daya terpasang. Dan PT. PLN (Persero) sebagai single buyer mengusahakan pengurangan jejak kurva kehilangan daya pada pelanggan. Perpotongan kedua kurva ini menentukan kejelasan harga listrik pasar perjamnya dan menentukan berapa besar energi yang harus diproduksi tiap-tiap generator.5] Sistem pemasaran listrik yang didasarkan pada penjualan perjam, sudah memasukkan faktor kerugian dan keterbatasan sistem jaringan. Ketika mekanisme pasar dijalankan, ditentukan penerimaan dan kehilangan energi penawaran sesuai dengan harga listrik pasar perjamnya. Kenyataannya, meteran pada beban mengukur konsumsi aktualnya sedangkan meteran pada generator mengukur produksi aktualnya yaitu konsumsi konsumen ditambah kerugian jaringan. Sehingga timbul masalah yaitu―siapa yang mengganti kerugian tersebut‖. 5] Kerugian tersebut akibat dari hilangnya transaksi energi melalui jaringan transmisi antara generator dan beban, sehingga baik generator maupun beban seharusnya bertanggung jawab untuk membiayai kerugian tersebut karena keduanya menggunakan jaringan ini. Sehingga diperlukan sebuah metode untuk memisahkan kerugian jaringan dan mengalokasikannya kepada masing – masing generator dan beban untuk ditanggung sesuai dengan kontribusinya kepada sistem tenaga listrik yang digunakan. 2. Analisa Aliran Daya Analisis keadaan sistem dilakukan dengan aliran daya untuk mendapatkan data beban aktif dan reaktif yang berada pada simpul atau gardu induk. n k Pi Vi V j (Gij cos ij jBij sin ij ) …1 j 1 n Qik Vi V j (Gij sin ij jBij cos ij ) …2 j 1 Penyelesaian aliran daya dengan menggunakan metode Newton-Raphson, menggunakan matriks Jacobian. n1 …3 Pi H ij j N ij V j j 1
n1 Qi J ij j Lij V j j 1
i = 1,..., (n-1). sehingga dalam bentuk matriks dapat ditulis :
…4
j Pi H N V Q J L j i Vj k
k
k
…5
Proses yang dilakukan dalam iterasi adalah membandingkan antara daya yang ditempatkan berdasarkan data (Pi ,sched dan Qi,sched) dengan daya hasil perhitungan (Pi ,calc dan Qi,calc) sampai diperoleh nilai konvergensi yang diinginkan. Selisih daya yang diterapkan dan perhitungan (Pi dan Qi) dihitung dengan persamaan : …6 Pi Pi,sched Pi,cale …7 Qi Qi,sched Qi,cale Jumlah seluruh pembangkitan sebanding dengan jumlah seluruh kebutuhan beban ditambah dengan kerugian5], yang didefinisikan melalui proses analisa aliran daya Newton-Raphson sebagai berikut : ND NG P D P Dj …8 PG PGi PG PD L j 1
i 1
dimana :PG : total daya aktif yang dibangkitkan PGi : daya keluaran generator pada bus i PD : total daya aktif permintaan beban PDj : daya aktif permintaan beban di bus j L : kerugian daya pada saluran transmisi. NG : nomor bus pembangkitan. ND : nomor bus beban. 3. Metode Proportional Sharing 3.1. Asumsi-Asumsi Metode penelusuran aliran listrik digunakan untuk menyelesaikan masalah aliran yang terdistribusi dalam jaringan interkoneksi. Jaringan diasumsikan dengan serangkaian bus n, saluran atau transformator m, serta dua aliran daya 2m pada setiap saluran (pada ujung-ujung saluran), nomor bus generator dan beban. Masukan data bagi Hukum Kirchhoff Arus dapat dipenuhi untuk seluruh bus dalam jaringan. Metode ini terpakai tidak hanya untuk arus searah tetapi juga dapat dipakai untuk aliran daya aktif maupun reaktif. Hal tersebut akan digambarkan seperti gambar di bawah ini :
j 40 k40 60
i
m 70
l 30
Gambar 3-1. Asumsi aliran arus Di sini 4 saluran terhubung ke titik i dengan dua aliran menuju ke i dan dua yang lain keluar dari i. Total aliran daya nyata pada i, Pi=40+60=100 MW dengan 40% tersupplai oleh saluran j-i dan 60% oleh saluran k-i. Sedangkan untuk aliran yang keluar dari titik i tergantung pada gradien tegangan dan impedansi saluran, hal ini diasumsikan bahwa setiap daya nyata yang meninggalkan titik i sesuai dengan total aliran daya nyata P i. Dimana 70 MW yang keluar pada saluran i-m terdiri dari 70 x (40/100) = 28 MW tersupplay oleh saluran j-i dan 70 x (60/100) = 42 MW tersupplay oleh saluran k-i. Sama halnya dengan 30 MW yang keluar pada saluran i-l terdiri dari 30 x (40/100) = 12 MW tersupplay oleh saluran j-i dan 30 x (60/100) = 18 MW tersupplay oleh saluran k-i. 3.2. Alokasi Seluruh Kerugian Pada Beban Kerugian yang tergabung dalam tiap saluran yang alirannya masuk pada sebuah bus dipindahkan ke saluran yang alirannya keluar bus yang sesuai (atau beban-beban pada bus tersebut). Total beban kasar P G yang meliputi kerugian didefinisikan : D
PD PD L G
N dan PGD PGDj D
j 1
…9
dimana PGD j : beban kasar di bus j. Total beban kasar harus sama dengan total pembangkitan, jadi PG PGD . Dengan menggunakan prinsip Upstream Looking Algorithm, keseimbangan daya di setiap bus i untuk ekivalen kerugian jaringan menjadi :
Pi G PGi c ji PjG Au1 PGi i = 1,…,N N
j i
dengan
Au ij
1 Pji cij Pj 0
…10
i 1
untuk i j untuk j i(u ) lainnya
dimana : : daya kasar terinjeksi di bus i : pembangkitan di bus i PGi G : aliran daya dari saluran yang c ji P j G
Pi
j i
P ji
terhubung dan menuju bus i : serangkaian bus dari aliran daya yang menuju bus i atau serangkaian bus yang mensupplay secara langsung bus i : aliran daya aktual dari j ke i (terukur di j)
Pj
: injeksi daya nyata di bus j
i(u )
Untuk PGi , i =1,….,N, beban kasar dan kerugian dapat dihitung sebagai berikut: 1 P Di N G …11 Au ij PGj P Di Pi
j 1
dan …12 3.3 Alokasi Seluruh Kerugian Pada Generator Kerugian yang tergabung dalam tiap saluran yang alirannya keluar dari sebuah bus dipindahkan ke saluran yang alirannya masuk bus yang sesuai (atau pembangkit pada bus tersebut). Sehingga secara sistematis prinsip ini menghasilkan alokasi seluruh kerugian kepada generator. Total pembangkitan kasar yang meliputi kerugian didefinisikan : G PDi PDi PDi
PG PG L G
dan
Ni
PG PG G
i 1
G i
…13
dimana PGGi : pembangkitan kasar di bus i (meliputi rugi-rugi). Total pembangkitan kasar harus sama dengan total beban, jadi PGG PD . Dengan menggunakan Downstream Looking Algorithm, keseimbangan daya di setiap bus i ekivalen dengan kerugian jaringan menjadi : Pi G PDi c ji PjG Ad1 PDi ,i = 1,…,N …14 N
j i
dengan
Ad ij
1 Pji cij Pj 0
i 1
untuk i j untuk j i( d ) lainnya
dimana : G : daya kasar terinjeksi di bus i Pi P Di : beban di bus i c ji PGj : aliran daya yang meninggalkan bus i j i
i(d ) : serangkaian bus dari aliran daya yang P ji
meninggalkan bus i atau serangkaian bus yang tersupplay secara langsung dari bus i : aliran daya aktual dari j ke i (terukur di j)
Pj
: injeksi daya nyata di bus j
Untuk PGi , i =1,…,N, pembangkitan kasar dan kerugian yang baru dihitung sebagai berikut : 1
PGi N G Ad PGi Pi j 1
ij
P Dj dan
P PGi PGiG
…15
3.4. Alokasi Kerugian Dengan Metode Proportional Sharing Hasil perhitungan dari dua metode diatas digunakan untuk menentukan alokasi rugi daya transmisi dengan Metode Proportional Sharing. Untuk memberikan 50% kerugian kepada generator dan 50% kerugian kepada beban, perhitungan pembangkitan dan permintaan beban perbusnya : P'Gi
PGi PGi 2 G
P Di P Di P'Di 2 G
dan
…16
Nilai kerugian akhir yang ditetapkan kepada setiap pembangkit dan beban adalah : L’Gi = PGi – P’Gi dan L’Di = P’Di - PDi Faktor kerugian teralokasi kepada setiap pembangkit dan beban sebagai berikut : P'Gi dan K Di P'Di 1 …17 K Gi 1 PGi P Di 4. Analisa Data Sistem pembangkitan di PT. PLN (Persero) P3B Area IV Subsistem Paiton-Bali meliputi unit-unit pembangkit sebagai berikut : 8 unit PLTU Paiton (800 MW ) 1 unit PLTG Gilimanuk (133.8 MW ) 4 unit PLTG Pesanggrahan (125.45 MW ) 11 unit PLTD Pesanggrahan (75.834 MW ) Sistem terdiri dari 23 bus dan 32 saluran transmisi 150 kV. Data yang digunakan diambil pada kondisi beban puncak pada tanggal 27-05-2002, jam 19.00wib/20.00 wita. Tabel 4-1Data Pembangkitan dan Pembebanan No Bus 1 2 3
Pembangkitan P/MW P/MVAR -
Pembebanan P/MW Q/MVAR 39.6 4.4 13.4 8.2 20.2 11.7
Tipe Bus 1 3 3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
99.9 -
60.0 40 -
104.1 38.2 23 63.7 37.5 22.1 19.5 37 5.4 23.8 3.1 12.3 9.8 6.7 62.8 34.5 5.8 46.2
11.8 18.7 9.5 31.2 20.3 4.3 7.8 18.7 2.7 4.6 1.1 4.3 3.8 3.4 2.1 8.7 3.2 14.2
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3
22 23
99.3 -
68.3 -
66.3 51.8
26.5 18.9
2 3
Keterangan : 1 =bus slack; 2 =bus generator; 3 =bus beban.
Tabel 4-2 Data Saluran Transmisi 150 kV No Sal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Hub. Bus 1-2 1-9 2-3 2-4 4-5 5-6 5-7 6-7 7-8 7-10 7-11 8-11 9-10 9-11 11-12 12-13 12-16 13-14 13-18 14-18 15-19 16-17 16-18 17-18 18-19 18-20 18-21 18-22 19-23 20-22 21-22 22-23
Jumlah Sirkuit 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2
Teg. (kV) 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
R p.u (Ohm) 0.0080 0.0095 0.0076 0.0119 0.0269 0.0167 0.0315 0.0148 0.0337 0.0257 0.0430 0.0177 0.0181 0.1932 0.0032 0.0399 0.0232 0.0194 0.0556 0.0362 0.0206 0.0270 0.0412 0.0142 0.0117 0.0105 0.0293 0.0105 0.0157 0.0045 0.0127 0.0074
X p.u (Ohm) 0.0347 0.0692 0.0328 0.0519 0.0920 0.0571 0.1077 0.0506 0.1151 0.0706 0.1469 0.0604 0.0619 0.0914 0.0069 0.1314 0.0671 0.0371 0.1054 0.0693 0.0595 0.0783 0.1194 0.0411 0.0339 0.0304 0.0561 0.0304 0.0298 0.0130 0.0243 0.0141
B p.u (Ohm) 0.0135 0.0502 0.0128 0.0202 0.0332 0.0206 0.0389 0.0183 0.0415 0.0251 0.0530 0.0218 0.0223 0.0680 0.0502 0.0247 0.0129 0.0369 0.0240 0.0219 0.0288 0.0439 0.0151 0.0125 0.0112 0.0195 0.0112 0.0104 0.0048 0.0084 0.0049
5. Simulasi Program Dalam penelitian ini, simulasi program menggunakan bantuan bahasa program komputer MATLAB 6.1. 5.1. Hasil Simulasi Aliran Daya Newton Rahpson Tabel 5-1. Hasil Rugi Daya Antar Saluran From 1 1 2 2 4 5 5 6 7 7 7 9 9 11 12 12 13 13 14 15 16 16 17 18 18 18 18 19
Bus To 2 9 3 4 5 6 7 7 8 10 11 10 11 12 13 16 14 18 18 19 17 18 18 19 20 21 22 23
P (MW) 2.806 5.669 0.041 3.114 1.924 0.358 0.414 0.108 0.652 2.555 3.873 4.732 47.325 1.404 2.730 2.814 0.173 0.435 0.258 0.019 1.485 2.119 0.639 0.229 0.051 0.194 0.087 0.015
Daya Q (MVAR) 10.847 36.168 -2.276 11.671 3.643 -2.474 -5.607 0.368 -5.022 4.680 3.311 5.860 15.558 3.027 -0.500 5.770 -2.004 -5.776 -3.772 -1.833 -0.978 -1.834 -0.830 -0.426 -1.808 -3.012 -1.701 -0.869
20 21 22
22 22 23
0.011 0.085 0.087
-0.800 -1.283 -0.257
Pembangkitan
Pembebanan
Rugi-Rugi
MVA
900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
Pembangkitan
Pembebanan
Rugi-Rugi
1
2
833,2047
296,1055
746,8
240,1
86,40473
56,00548
Gambar 5-1. Daya Sistem Tenaga Listrik 5.2. Hasil Simulasi Alokasi Kerugian Pada Beban Tabel 5-2. Alokasi Kerugian Kepada Beban (Result Of Upstream Looking Algorithm For Tracing Gross Flows) Pgross (MW)
G1
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17
39.60000 13.54630 20.46230 106.72520 39.82320 24.17680 67.86060 40.64430 22.48080 20.44667 49.20810 0 19.78750 2.59310 10.44910 8.02220 5.60060
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5.40000 9.89220 1.29630 5.22370 4.01050 2.79980
L18
53.04240
L19
29.26200
L20
G12
G22
gross PDi
Losses (MW)
0 39.60000 0 13.54630 0 20.46230 0 106.72520 0 39.82320 0 24.17680 0 67.86060 0 40.64430 0 22.48080 0 20.44667 0 49.20810 0 5.40000 0 29.67970 0 3.88940 0 15.67280 0 12.03270 0 8.40040
0 0.14630 0.26230 2.62520 1.62320 1.17680 4.16060 3.14430 0.38080 0.94667 12.20810 0 5.87970 0.78940 3.37280 2.23270 1.70040
26.51690
0
79.55930
16.75930
14.62870
0
43.89070
9.39070
4.91290
2.45600
0
7.36890
1.56890
L21
29.60910
14.80220
11.46880
55.88010
9.68010
L22
0
0
66.30000
66.30000
0
L23
25.75150 634.0047
12.87370 99.9000
21.53120 99.3000
60.15640 833.2047
8.35640
PGi
PLosses 86.40467
5.3. Hasil Simulasi Alokasi Kerugian Pada Generator Tabel 5-3 Alokasi Kerugian Pada Generator Pgross
P
P
G1
G12
P
G22
Gi
L1 L2 L3
39.6000 13.4000 20.2000
0 0 0
0 0 0
39.6000 13.4000 20.2000
L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 L20 L21 L22 L23
104.1000 38.2000 23.0000 63.7000 37.5000 22.1000 19.5000 37.0000 0 14.2387 1.8546 7.3587 5.8630 4.0084 37.5711 20.6402 3.4699 20.8033 0 18.1340
0 0 0 0 0 0 0 0 5.4000 9.5613 1.2454 4.9413 3.9370 2.6916 25.2289 13.8598 2.3301 13.9694 0 12.1770
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11.4274 66.3000 21.4891
104.1000 38.2000 23.0000 63.7000 37.5000 22.1000 19.5000 37.0000 5.4000 23.8000 3.1000 12.3000 9.8000 6.7000 62.8000 34.5000 5.8000 46.2001 66.3000 51.8001
gross
(552.2419
+95.3418
+99.2165)
= 746.8002
(81.7631
+4.5582
+0.0835)
= 86.4048
Gi
Losses
(MW)
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
Bus
Results Of Upstream Looking Algorithm Of Tracing Gross Flows Results Of Downstream Looking Algorithm For Tracing Gross Flows
Gambar 5-2. Hasil Up-Downstream Looking Algorithm 5.4. Alokasi Kerugian Dengan Metode Proportional Sharing Dengan menggunakan Metode Proportional Sharing, kerugian transfer energi antara generator dan beban melalui saluran transmisi tersebut secara linier akan dialokasikan 50% kepada unit-unit pembangkit dan 50% kepada unit-unit beban Tabel 5-4. Kerugian Transmisi Teralokasi Pada Bus Beban Bus Beban 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16 17
Kerugian (MW) 0.073 0.131 1.313 0.812 0.588 2.080 1.572 0.190 0.473 6.104 2.940 0.395 1.686 1.116 0.850
Kerugian (%) 0.0845 0.1520 1.5190 0.9395 0.6810 2.4075 1.8195 0.2205 0.5480 7.0645 3.4025 0.4570 1.9515 1.2920 0.9840
18 19 20 21 23 TOTAL
8.380 4.695 0.784 4.840 4.178 43.202
9.6980 5.4340 0.9080 5.6015 4.8355 50
Tabel 5-5. Kerugian Transmisi Teralokasi Pada Bus Generator Bus Generator 1 12 22 TOTAL
Kerugian (MW) 40.881 2.279 0.042 43.202
Kerugian (%) 47.314 2.638 0.048 50
50 45 40 35 30
(MW)
25 20 15 10 5 0 1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
BusTo EveryLoads Loss Allocated LossAllocatedToEvery Generating Loss Of Transmission
Gambar 5-3. Alokasi Rugi Transmisi Daya Dengan Metode Proportional Sharing Untuk masing-masing generator sebagai akibat dari kerugian dalam jaringan transmisi, dengan metode proportional sharing, ditunjukkan seperti Tabel 5-6 dan Tabel 5-7
Tabel 5-6. Faktor Kerugian Teralokasi Pada Bus Beban No. Bus 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
KDi 0.0054 0.0065 0.0126 0.0213 0.0256 0.0327 0.0419 0.0086 0.0243 0.1650 0.1235 0.1274 0.1371 0.1139
17
0.1269
18 19 20 21 23
0.1334 0.1361 0.1352 0.1048 0.0807
Tabel 5-7 Faktor Kerugian Teralokasi Pada Bus Generator No. Bus 1 12 22
KGi 0.0645 0.0265 0.2669 x 10-3
6. Kesimpulan Dari hasil analisis dan simulasi program, maka dapat disimpulkan : 1. Nilai seluruh kerugian pada saluran transmisi teralokasi kepada setiap bus beban dihasilkan dengan prinsip penelusuran daya aktif Upstream Looking Algorithm pada sistem tenaga listrik berdasarkan pada nilai pembebanan tiap-tiap bus (PDi), injeksi kasar daya aktif tiap-tiap bus (PiG), dan kontribusi masing-masing generator kepada masing-masing beban melalui saluran transmisi yang menghubungkannya. 2. Nilai seluruh kerugian pada saluran transmisi teralokasi kepada setiap bus generator dihasilkan dengan prinsip penelusuran daya aktif Downstream Looking Algorithm pada sistem tenaga listrik berdasarkan pada nilai pembangkitan tiap-tiap bus (PGi), injeksi kasar daya aktif tiap-tiap bus (PiG), dan nilai pendistribusian daya aktif output masing-masing generator kepada masing-masing beban tanpa kerugian jaringan di dalamnya. 3. Total rugi daya aktif dalam jaringan transmisi hasil perhitungan Newton-Raphson (P=86.40473 MW), dengan menggunakan Metode Proportional Sharing akan dialokasikan 50% pada bus beban dan 50% pada bus generator dengan nilai alokasi kerugian untuk masing-masing bus berdasarkan kontribusinya pada sistem tenaga listrik. 4. Kerugian transmisi daya di sepanjang saluran transmisi akan teralokasi pada masing-masing generator maupun beban sebagai fungsi kerugian pembangkitan maupun pembebanan sesuai dengan proporsinya masing-masing dengan Metode Proportional Sharing yang dibahas. 7. Daftar Pustaka William D. Stevenson, Jr. (Alih Bahasa : Ir. Kamal Idris), ―Analisis Sistem Tenaga Listrik‖, Edisi IV, Penerbit PT. Erlangga. Turan Gonen, “Modern Power System Analysis”, California : John Wiley & Sons, 1988, pp. 476-493. M. A. PAI, “Computer Techniques in Power System Analysis”, McGraw-Hill, New Delhi, 1982. Glenn W. Stagg and Ahmed H. El-Abiad, “Computer Methods in Power System Analysis”, McGraw-Hill, Singapore, 1985. A. J. Conejo dan J. M. Arroyo, “Transmission Loss Allocation: A Comparison of Different Practical Algorithms”, IEEE Trans. On Power Systems, Vol. 17, No. 3, August 2002. J. W. Bialek, “Tracing The Flow Of Electricity”, IEE Proc.—Gener.,Trans., and Distrib., Vol. 143, July 1996. J. W. Bialek, “Topological Generation And Distribution Factors For Supplement Charge Allocation In Transmission Open Access”, Vol. 12, August 1997. A. Gomez Exposito, J. M. Rimelque Santos, T. Gonzales Garcia, and E. Ruiz Velasco, “Fair Allocation Of Transmission Power Losses”, IEEE Trans. Power Systems, Vol. 15, Febr. 2000. Taufiqurrahman, I Made Wartana, “Analisis Penggunaan Metode Z-Bus Untuk Mengalokasikan Kerugian Transmisi Pada SUTET 500 kV Jawa-Bali”, ECCIS Proceeding, ISBN 979-98532-0-6, Mei, 2004.
Instrumentasi dan Otomatisasi Industri NO D1.
D2.
NAMA Arief Budijanto, Abdul Hamid, Musis Luthfi Prawira SENTOT, IRMALIA, ASHAR, IRRINE
JUDUL PERANCANGAN ARSITEKTUR PROSESOR FFT (FAST FOURIER TRANSFORM) APLIKASI 3G WIRELESS PADA MONITORING PASIEN JANTUNG KRITIS PADA TRAANSPORTASI AMBULANS Penempatan Static VAR Compensator (SVC) Untuk Mengurangi Rugi – Rugi Sistem dengan Sensitivity Factor di PT PLN (Persero) P3B Area IV Sub Sistem Paiton Bali
D3.
Irrine Budi Sulistiawati
D4.
Syahrizal
D5.
Th.Mimien Mustikawati
D6.
Yulianto
D7.
Hasti Afianti
D8.
M. Rifa’I * & Ratna Ika Putri *
PENGARUH FREKUENSI SWITCHING TERHADAP UNJUK KERJA SWITCH MODE POWER SUPPLY (SMPS)
D9.
Irmalia Suryani Faradisa
ALAT PENURUN KADAR AIR DALAM MADU DENGAN METODE PEMANASAN
D10.
Ni Putu Agustini *)
D11.
Bambang Prio Hartono
STUDI ALOKASI RUGI DAYA TRANSMISI DENGAN METODE PROPORTIONAL SHARING PADA KONDISI BEBAN PUNCAK DI PT. PLN (Persero) P3B AREA IV SUBSISTEM PAITON-BALI PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REMOTE EMERGENCY PADA TRAFFIC LIGHT DENGAN TEKNOLOGI VHDL IDENTIFIKASI SINYAL SUARA PARU DAN JANTUNG DENGAN PEMBANDINGAN HASIL SEGMENTASI FREKUENSI DENGAN GALAT SEBAGAI PEMBATAS PERBANDINGAN ANTARA MODIFIED ANFIS OBSERVER DAN NEURAL NETWORK OBSERVER UNTUK IDENTIFIKASI KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
PERBAIKAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN CARA INJEKSI DAYA MENGGUNAKAN PLTM
SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA DENGAN METODE VEKTOR KONTROL
ALAMAT Lab. Simulasi & Sistem Digital, Teknik Elektro ITATS JURUSAN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ITN MALANG Jurusan Teknik Teknik Elektro S1, Fakultas Teknologi Industri, ITN Malang Jl. Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang, Telp/Fax : (0341) 551431/553015 Email: Irrine_budi @yahoo.com Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Syiahkuala Aceh
[email protected]
[Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Malang] Staf Pengajar Politeknik Negeri Malang
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Surabaya Jl. Ahmad Yani No. 114, Surabaya, Telp. : (031) 8285602 Email :
[email protected] Staf Pengajar Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Malang Jl. Soekarno Hatta 09 Malang, Telp: (0341)404424
[email protected] Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Malang Email:
[email protected] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, ITN Malang Jl. Bendungan Sigura-Gura No. 2 Malang, Telp/Fax: (0341)551431/553015 Email:
[email protected] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, ITN Malang Jl. Bendungan Sigura-gura No.2 Malang, Telp/Fax: (0341)551431/553015 Email :
[email protected]