Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
ANALISIS AKAD AS-SALAM DALAM SISTEM JUAL BELI ONLINE NENENG DESI SUSANTI Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai Website: - /Email: HP. 081275656507 / e-mail:
[email protected] ABSTRACT This journal is about the analysis of as-salam contract in the system of buying and selling online from the perspective of islamic law. This journal is the question how the practice of buying and selling transaction with online and how to review the system of islamic law against the sale and purchase transaction with online system. The conclusion of this juornal is that the practice of buyying and selling transaction with an online system is a process of exchange anddistribution of information between the two parties within a company online using the internet by way of browsing the sites of existing companies, choosing a product, ask price, make an offer, agreed to make a payment,check the identify and validity of the payment mechanism, delivery and receipt of googs by the seller by the buyer. Online trading system in teh context of islmaic law allowed for the trading system does non containt elements of fraud, goods sold in accordance with the information on the website provided by the seller.and the online trading system is the same as buying and selling system regards as already qualified and in harmony in buying and selling goods greetings are only seen and mentioned characteristic alone, the existence of conditions that have been agreed to pay before receiving the goods. Keyword: Akad, As- Salam, Systems, Purchase ABSTRAK Jurnal ini adalah tentang analisis sebagai-salam kontrak dalam sistem jual beli online dari perspektif hukum Islam. Jurnal ini adalah pertanyaan bagaimana praktek jual beli transaksi dengan online dan bagaimana untuk meninjau sistem hukum Islam terhadap transaksi jual beli dengan sistem online. Kesimpulan dari juornal ini adalah bahwa praktek buyying dan menjual transaksi dengan sistem online adalah proses pertukaran anddistribution informasi antara kedua pihak dalam perusahaan online menggunakan internet dengan cara browsing situs perusahaan yang ada, memilih produk , meminta harga, membuat penawaran, setuju untuk melakukan pembayaran, memeriksa mengidentifikasi dan validitas mekanisme pembayaran, pengiriman dan penerimaan googs oleh penjual dengan pembeli. Sistem online trading di teh konteks hukum islmaic diperbolehkan untuk sistem perdagangan tidak unsur non containt penipuan, barang yang dijual sesuai dengan informasi di website yang disediakan oleh seller.and sistem online trading adalah sama dengan pembelian dan penjualan regards sistem sebagaimana telah memenuhi syarat dan rukun dalam membeli dan menjual barang-barang salam
966
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
hanya dilihat dan disebutkan karakteristik sendiri, adanya kondisi yang telah setuju untuk membayar sebelum menerima barang. Kata Kunci: Akad, As-Salam, Sistem, Jual Beli A. PENDAHULUAN Jual dan beli sudah di kenal semenjak dari zaman kenabian, begitu juga kebanyakan dari para istri-istri nabi berprovesi sebagai pedagang, contohnya siti khodijah istri Nabi Muhammad SAW juga seorang pedagang yang sukses. Adapun jual beli atau muamalat di dalam Islam, ada syari'at atau aturan-aturan yang harus di penuhi dan di jalankan oleh pelaku dagang maupun pembeli.Jual beli merupakan kegiatan manusia yang terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Masalah-masalah fiqh yang muncul dalam jual beli juga terus bertambah seiring perkembangan cara jual beli yang terus mengalami perubahan. Jika di zaman Rasulullah SAW jual beli dilakukan menggunakan emas dan perak (dinar dan dirham) sebagai alat tukarnya, saat ini jual beli telah mengalami metamorfosa yang pesat, dan semakin mudah karena kecanggihan teknologi. Salah satu peran teknologi dalam proses jual beli adalah maraknya sistem online purchasing atau jual beli secara online. Dalam kajian Fiqh, jual beli akan dianggap sah jika memenuhi syarat dan rukun. Syarat dan rukun adalah hal-hal yang harus ada dalam setiap ibadah atau muamalat. Jika salah satu syarat atau rukun ada yang tidak terpenuhi, walaupun hanya satu syarat, maka ibadah atau muamalah tersebut menjadi batal, tidak sah atau haram hukumnya.Dari penjelasan diatas maka timbullah pertanyaan, apa itu jual beli online, akad as salam dan tinjauan hukum Islam terhadap jual beli online.
967
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
B. PEMBAHASAN 1. Jual Beli Dalam Islam Jual beli atau perdagangan menurut bahasa berarti al-ba’i, al-tijarah dan al-Mubadalah.1Menurut istilah (terminologi) yang dimaksud jual beli adalah: a. Menurut Idris Ahmad, menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan. b. Menurut Imam Nawawi, pemilikan harta benda dengan jalan tukar menukar yang sesuai dengan aturan syara’. c. Menurut Taqiyuddin Ad-Dimasyqi, saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelola (tasharruf)dengan ijab qabul, dengan cara yang sesuai syara’.2 Dari beberapa defenisi diatas dapat dipahami bahwa inti jual beli ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua belah pihak, yang satu menerima bendabenda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian dan ketentuan yang telah dibenarkan syara’dan disepakati. Sesuai dengan syara’ maksudnya ialah memenuhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun, dan halhal lain yang ada kaitannya dengan jual beli sehingga apabila syarat-syarat dan rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syara’. Sedangkan benda mencakup pengertian barang dan uang, sedangkan sifat benda tersebut harus dapat diniai, yakni benda-benda yang berhargadan dapat dibenarkan penggunaannya menurut syara’. Benda itu adakalanya bergerak
(dapat
dipindahkan)
dan
adakalanya
tetap
(tidak
dapat
dipindahkan), ada yang dapat di bagi-bagi, adakalanya tidak dapat dibagibagi. Penggunaan harta tersebut dibolehkan sepanjang tidak dilarang syara’. Sementara benda-benda seperti alkohol, babi, dan barang terlarang lainnya haram diperjual belikan sehingga jual beli benda tersebut dipandang batal 1
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Bandung: PT Raja Grafindo Persada, ttp), hal. 67. Taqiyuddin Ad-Dimasyqi, Kifayat al-Akhyar,(Terj), (Bandung: Alma’arif, ttp), hal.329.
2
968
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
dan jika benda terlarang itu dijadikan harga penukar, maka jual beli tersebut dianggap fasid (rusak).3
2. Dasar Hukum Jual Beli Persoalan jual beli telah disahkan oleh al-Qur’an, Sunnah dan ijma’ para ulama.4 Al Qur’an
a.
Allah SWT berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu” (QS. An-Nisa : 29).
3
Ibid., hal. 69. Abdul Azis Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat ( Sistem Transaksi Dalam Fiqih Islam), (Jakarta: Sinar Grafika Offset), hal. 23. 4
969
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. b. Sunnah Nabi Saw bersabda: Artinya: ” Suatu ketika Nabi SAW, ditanya tentang mata pencarian yang paling baik. Beliau menjawab, ’Seseorang bekerja dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR.
Bajjar,
Hakim
yang
menyahihkannya
dari
Rifa’ah Ibn Rafi’).
Maksud mabrur dalam hadist adalah jual beli yang terhindar dari usaha tipu-menipu dan merugikan orang lain. c. Ijma’ Ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan barang lainnya yang sesuai. Mengacu kepada ayat-ayat Al Qur’an dan hadist, hukum jual beli adalah mubah (boleh). Namun pada situasi tertentu, hukum jual beli itubisa berubah menjadi sunnah, wajib, haram, dan makruh.
970
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
3. Rukun dan Syarat Jual Beli Rukun dan syarat jual beli adalah ketentuan -ketentuan dalam
jual
beli yang
harus
dipenuhi
agar
jual
belinya
sah
menurut syara’ (hukum Islam). Rukun Jual Beli yang dimaksud adalah: a. Dua pihak membuat akad penjual dan pembeli b. Objek akad (barang dan harga) c. Ijab qabul (perjanjian/persetujuan).5
Ulama fiqh sepakat, bahwa unsur utama dalam jual beli adalah kerelaan antara penjual dan pembeli. Karena kerelaan itu berada dalam hati, maka
harus
diwujudkan
melalui
ucapan ijab (dari
pihak
penjual)
dan kabul (dari pihak pembeli). Adapun syarat-syarat ijab kabul adalah: a.
Orang yang mengucap ijab kabul telah akil baliqh.
b.
Qabul harus sesuai dengan ijab.
c.
Ijab dan kabul dilakukan dalam suatu majlis. a)
Orang yang melaksanakan akad jual beli ( penjual dan pembeli ) Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh penjual dan pembeli adalah: a)
Berakal, jual belinya orang gila atau rusak akalnya dianggap tidak sah.
b)
Baligh, jual belinya anak kecil yang belum baligh dihukumi tidak sah. Akan tetapi, jika anak itu sudah mumayyiz (mampu membedakan baik atau buruk), dibolehkan melakukan jual beli terhadap barang-barang yang harganya murah seperti : permen, kue, kerupuk, dll.
c)
Berhak
menggunakan
hartanya.
Orang
yang
tidak
berhakmenggunakan harta milik orang yang sangat bodoh (idiot) tidak sah jual belinya.
5
971
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset, 2004), hal. 34.
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
4. Barang Yang Diperjual Belikan Barang yang diperjual-belikan harus memenuhi syarat-syarat yang diharuskan, antara lain : a. Barang yang diperjual-belikan itu halal. b. B a r a n g i t u a d a m a n f a a t n ya . c. Barang itu ada ditempat, atau tidak ada tapi ada ditempat lain. d. Barang itu merupakan milik si penjual atau dibawahkekuasaanya. e.
Barang itu hendaklah diketahui oleh pihak penjual dan pembelidengan jelas, baik zatnya, bentuknya dan kadarnya, maupun sifat-sifatnya.
5. Nilai Tukar Barang yang Dijual Adapun syarat-syarat bagi nilai tukar barang yang dijual itu adalah : a. Harga jual disepakati penjual dan pembeli harus jelas jumlahnya. b. Nilai tukar barang itu dapat diserahkan pada waktu transaksi jual beli, walaupun secara hukum, misalnya pembayaran menggunakan kartu kredit. c. Apabila
jual
beli
dilakukan
secara
barter
atau Al-
muqayadah (nilai tukar barang yang dijual bukan berupa uang tetapi berupa uang)
6. Hal-hal Yang Terlarang Dalam Jual Beli Jual beli dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain ditinjau dari segi sah atau tidak sah dan terlarang atau tidak terlarang. a.
Jual beli yang sah dan tidak terlarang yaitu jual beli yang terpenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya.
b.
Jual beli yang terlarang dan tidak sah (bathil) yaitu jual beli yang salah satu rukun atau syaratnya tidak terpenuhi atau jual beli itu pada dasar dan sifatnya tidak disyariatkan (disesuaikan dengan ajaran islam).
c.
Jual beli yang sah tapi terlarang ( fasid ). Jual beli ini hukumnya sah, tidak membatalkan akad jual beli, tetapi dilarang oleh Islam karena sebab-sebab lain.
972
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
d.
Terlarang sebab Ahliah (Ahli Akad). U l a m a t e l a h s e p a k a t b a h w a jual beli dikategorikan sah apabila dilakukan oleh orang yang
baliqh,
berakal,
dapat
memilih.
M e r e k a yang
dipandang tidak sah jual belinya sebagai berikut: 1)
Jual beli yang dilakukan oleh orang gila.
2)
Jual
beli
dikarenakan
yang
dilakukan
anak
kecil
oleh belum
anak cukup
kecil.
Terlarang
dewasa
untuk
mengetahui perihal tentang jual beli. 3)
Jual beli yang dilakukan oleh orang buta. Jual beli ini terlarang karena ia tidak dapat membedakan barang yang jelek dan barang yang baik.
4)
Jual beli terpaksa.
e. Jual beli fudhul adalah jual beli milik orang lain tanpa seizin pemiliknya. f. Jual beli yang terhalang. Terhalang disini artinya karena bangkrut, kebodohan, atau pun sakit. g. Jual beli malja’ a d a l a h j u a l b e l i o r a n g ya n g s e d a n g d a l a m b a h a ya , y a k n i u n t u k menghindar dari perbuatan zalim. h. Terlarang Sebab Shigat. Jual beli yang antara ijab dan kabulnya tidak ada kesesuaian maka d i p a n d a n g t i d a k s a h . B e b e r a p a j u a l b e l i y a n g t e r m a s u k t e r l a r a n g sebab shiqat sebagai berikut : 1)
Jual beli Mu’athah. Jual beli yang telah disepakati oleh pihak akad, berkenaan dengan barang maupun harganya, tetapi tidak memakaiijab kabul.
2)
Jual beli melalui surat atau melalui
utusan dikarenakan
kabul yang melebihi tempat, akad tersebut dipandang tidak sah, seperti surat tidak sampai ketangan orang yang dimaksudkan. 3)
Jual beli dengan syarat atau tulisan. Apabila isyarat dan tulisan tidak dipahami dan tulisannya jelek (tidak dapat dibaca), maka akad tidak sah.
973
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
4)
Jual beli barang yang tidak ada ditempat akad. Terlarang karena tidak memenuhi syarat in’iqad (terjadinya akad). Jual beli tidak bersesuaian antara ijab dan kabul.
5)
Jual beli munjiz adalah yang dikaitkan dengan suatu syarat atau ditangguhkan pada waktu yang akan datang.
i. Terlarang Sebab Ma’qud Alaih (Barang jualan) Ma’qud alaih a d a l a h h a r t a ya n g d i j a d i k a n a l a t p e r t u k a r a n o l e h o r a n g ya n g a k a d , ya n g b i a s a d i s e b u t m a b i ’ (barang jualan) dan harga. Tetapi
ada
beberapa
masalah
yang
disepakati
oleh
sebagianulama, tetapi diperselisihkan, antara lain: 1)
Jual beli benda yang tidak ada atau dikhwatirkan tidak ada.
2)
Jual beli yang tidak dapat diserahkan. Contohnya jual beli burung yang ada di udara, dan ikan yang ada didalam air tidak berdasarkan ketetapan syara’.
3)
Jual beli gharar adalah jual beli barang yang menganung unsur menipu (gharar)..
4)
Jual beli barang yang najis dan yang terkena najis.Contohnya : Jual beli bangkai, babi, dll.
5)
Jual beli air
6)
Jual beli barang yang tidak jelas (majhul). Terlarang dikarenakan akan mendatangkan pertentangan di antara manusia.
7)
Jual beli yang tidak ada ditempat akad (gaib) tidak dapat dilihat. Jual beli sesuatu sebelum dipegangi . J u a l b e l i b u a h - b u a h a n a t a u t u m b u h a n apabila belum terdapat buah, disepakati tidak ada akad. Setelah ada buah, tetapi belum matang, akadnya fasid.
j. Terlarang Sebab Syara’. Jenis jual beli yang dipermasalahkan sebab syara’ nya diantaranya adalah : 1)
jual beli riba
2)
Jual beli dengan uang dari barang yag diharamkan. Contohnya jual beli khamar, anjing, bangkai.
974
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
3)
Jual beli barang dari hasil pencegatan barang yakni mencegat pedagang dalam perjalanannya menuju tempat yang dituju sehingga orang yang mencegat barang itu mendapatkan keuntungan.
4)
J u a l b e l i w a k t u a d z a n j u m ’ a t . Terlarang dikarena bagi lakilaki yang melakukan transaksi jual belid a p a t m e n g g a n g g u k a n aktifitas
k e w a j i b a n n ya
sebagai
m u s l i m dalam
mengerjakan shalat jum’at. 5)
Jual beli anggur untuk dijadikan khamar .
6)
Jual beli barang yang sedang dibeli oleh orang laing. Jual beli hewan ternak yang masih dikandung oleh induknya
7. Akad As-Salam Secara bahasa, transaksi (akad) digunakan berbagai banyak arti, yang hanya secara keseluruhan kembali kepada bentuk ikatan atau hubungan terhadap dua hal yaitu as-salam atau disebut juga as-salaf. Kedua istilah tersebut merupakan istilah dalam bahasa Arab yang mengandung makna “penyerahan”. Sedangkan para Fuqaha’ menyebutnya dengan alMahawij (barang –barang mendesak) karena ia sejenis jual beli barang yang tidak ada di tempat, sementara dua pokok yang melakukan transaksi jual beli mendesak. 6 Jual beli pesanan dalam fiqih Islam disebut As-Salam menurut bahasa penduduk Hijaz, sedangkan bahasa penduduk Iraq disebut as-salaf . Kedua kata ini mempunyai makna yang sama, sebagaimana dua kata tersebut digunakan oleh Nabi, bahwa Rasulullah ketika membicarakan akad bay’salam, beliau menggunakan kata as-salaf disamping AsSalam,sehingga dua kata tersebut merupakan kata yang sinonim. Secara terminologi ulama fiqh mendefenisikannya menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda, atau menjual suatu barang yang ciricirinya jelas dengan pembayaran modal di awal, sedangkan barangnya
6
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (terj), (Jakarta :Cakrawala Publishing, 2009), hal 217.
975
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
diserahkan kemudian hari. 7 Dalam kitab Bidayatul Mujtahid as-Salam adalah transaksi jual beli dengan pembayaran di depan, sedangkan barang yang sifat-sifat sudah jelas diserahkan dikemudian hari.8Sedangkan ulama Syafi’yah dan Hanbaliyah mendefenisikan sebagai berikut “akad yang disepakati dengan menentukan ciri-ciri tertentu dengan membayar harganya terlebih dahulu, sedangkan barangnya diserahkan (kepada pembeli) kemudian hari”.9 Perlu diketahui bahwa mengenai transaksi ini secara khusus didalam al-Qur’an tidak ada penjelasannya, yang selama ini dijadikan landasan hukum adalah transaksi jual beli secara global, karena bai as-salam termasuk salah satu jual beli dalam bentuk khusus. Maka Al-qur’an, Hadist Nabi dan Ijma’ ulama banyak menjelaskan secara global sudah mencakup atas diperbolehkannya jual beli akad salam. Adapun landasan hukum Islam mengenai hal tersebut adalah: a. Hadist Tentang Ba’i As-Salam “Jika kamu melakukan jual beli salam, maka lakukanlah dalam ukuran tertentu, timbangan tertentu, dan waktu tertentu”, (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, An-Nasa’i atTirmizi dan Ibn Majah dari Ibnu Abbas).10
b. Hukum tentang bai as-Salam Adapun Hadist tentang dasar hukum diperbolehkannya transaksi ini adalah: Artinya: “Dari Abdullah bin Abbas, ia berkata : Nabi datang ke Medinah, dimana masyarakat melalukan transaksi salam (memesan) kurma selama dua tahun dan tiga tahun, kemudian Nabi bersabda, barang siapa melakukan akad terhadap sesuatu, hendaklah dilakukan dengan takaran yang jelas, dan sampai batas waktu yang jelas’11 7
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007), hal 147 Ibnu Rustd, Bidayatul Mujtahid (Analisa Fiqih Para Mujtahid ), (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), hal. 67. 9 Nasrun Haroen, Op. Cit, hal. 149. 10 Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Kitab As-Salam, Jilid III,t.t, hal. 111. 11 Ibnu Rusyd, Op. Cit, hal. 73. 8
976
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
c. Rahasia as-Salami Orang yang mempunyai perusahaan sering membutuhkan uang untuk keperluan perusahaan mereka, bahkan sewaktu-waktu kegiatan perusahaannya sampai terhambat karena kekurangan bahan pokok. Sedangkan si pembeli selain akan mendapatkan barang yang sesuai dengan yang diinginkannya, ia pun sudah menolong kemajuan perusahaannya. Maka untuk kepentingan tersebut maka ada aturan tentang salam.12 Dalam zaman modern, jual beli pesanan atau as-salam terlihat dalam pembelian alat-alat furniture, seperti kursi tamu, tempat tidur, lemari pakaian dan lemari dapur. Barang-barang seperti ini biasanya dipesan sesuai dengan selera konsumen dan kondisi rumah konsumen. Oleh sebab itu, dalam jual beli pesanan, hal ini boleh dilakukan dengan syarat harga barang-barang itu dibayar terlebih dahulu. Tujuan utama jual beli seperti ini adalah untuk saling membantu antara konsumen dengan produsen, adakalanya barang yang dijual produsen tidak sesuai dengan selera konsumen. Untuk membuat barang sesuai dengan selera konsumen, produsen memerlukan modal, oleh sebab itu, dalam rangka saling membantu produsen bersedia membayar uang barang yang dipesan itu ketika akad sehingga produsen boleh membeli bahan dan mengerjakan barang yang dipesan itu.
d. Rukun As-Salam dan Syarat As-Salam Rukun dari pada jual beli as-salam adalah: 1) Ada si penjual dan si pembeli 2) Ada barang dan uang 3) Ada Sigat (lafad akad).13
12 13
977
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung : Sinar baru Algensindo, 2010), hal. 295. Ibid.
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
Sedangkan syarat-syarat jual beli as-salam adalah sebagai berikut: a) Uangnya hendaklah dibayar di tempat akad, berarti pembayaran dilakukan terlebih dahulu. b) Barangnya menjadi utang bagi si penjual. c) Barangnya dapat diberikan sesuai waktu yang dijanjikan, dalam artian pada waktu yang dijanjikan barang itu harus sudah ada. d) Barang tersebut hendaklah jelas ukurannya, baik takaran, timbangan, ukuran, ataupun bilangannya menurut kebiasaan cara menjual barang semacam itu.14 e) Diketahui dan disebutkan sifat-sifat barangnya. Dengan sifat itu berarti harga dan kemauan orang pada barang tersebut dapat berbeda. Sifat-sifat ini hendaknya jelas sehingga tidak ada keraguan yang akan mengakibatkan perselisihan antara kedua belah pihak. f) Disebutkan tempat menerimanya15 Menurut Syafi’i, Hanafi, dan Maliki dibolehkan barang yang dijual secara salam diberikan segera atau ditangguhkan. Sedangkan pendapat Hambali tidak dibolehkan penyerahan barang dengan segera, dan tentu saja ada penangguhan, meskipun beberapa hari. Dalam transaksi salam ini diperlukan adanya keterangan mengenai pihak-pihak yang terlibat, yaitu orang yang melakukan transaksi secara langsung, dan syarat-syarat Ijab qabul, yaitu : 1) Pihak-pihak yang terlibat Adapun pihak-pihak yang terlibat langsung adalah Al-muslim dimana posisinya sebagai pembeli atau pemesan, dan juga muslim ilaihi, dimana posisinya sebagai orang yang di amanatkan untuk memesan barang dan juga barang yang dimaksudkan. Sedangkan syarat dari penjual dan pemesan yaitu mereka belum termasuk sebagai golongan-golongan orang yang 14 15
Ibrahim bin Sumaith, Fiqh Islam, (Bandung: Al-Biyan, 1998) hal 148 Sulaiman Rasjid, Op.cit, hal. 298.
978
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
dilarang bertindak sendiri seperti anak-anak kecil, gila, pemboros, banyak hutangnya, atau yang lainnya. 2) Syarat-syarat ijab qabul Pernyataan dalam ijab qabul ini bisa disampaikan secara lisan, tulisan (surat menyurat, isyarat yang dapat memberi pengertian yang jelas), hingga perbuatan atau kebiasaan dalam melakukan ijab qabul.16 Syarat-syarat dari pada ijab dan qabul ini adalah: a) Dilakukan dalam satu tempo b) Antara ijab dan qabul sejalan c) Menggunakan kata as-Salam atau as-Salaf d) Tidak ada khiyar syarat (hak bagi pemesan untuk menerima pesanan atau tidak).
8. Jual Beli Online Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Bahkan, Rasulullah SAW sendiri pun telah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang (al-hadits). Artinya, melalui jalan perdagangan inilah, pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah terpancar daripadanya. Jual beli merupakan sesuatu yang diperbolehkan, dengan catatan selama dilakukan dengan benar sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Dalil di atas dimaksudkan untuk transaksi offline. Sekarang bagaimana dengan transaksi online di akhir zaman ini? Kalau kita bicara tentang bisnis online, banyak sekali macam dan jenisnya. Namun demikian secara garis besar bisa di artikan sebagai jual beli barang dan jasa melalui media elektronik, khususnya melalui internet atau secara online. Mungkin ada definisi lain untuk bisnis online, ada istilah ecommerce. Tetapi yang pasti, setiap kali orang berbicara tentang e-
16
365.
979
Abdul Karim Zaidan, Pengantar studi syariah, (Jakarta: Robbani Press, 2008), hal.
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
commerce, mereka memahaminya sebagai bisnis yang berhubungan dengan internet. Dari definisi diatas, bisa diketahui karakteristik bisnis online, yaitu: a. Terjadinya transaksi antara dua belah pihak. b. Adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi. c. Internet merupakan media utama dalam proses atau mekanisme akad tersebut. Dari karakteristik di atas, bisa di lihat bahwa yang membedakan bisnis online dengan bisnis offline yaitu proses transaksi (akad) dan media utama dalam proses tersebut. Akad merupakan unsur penting dalam suatu bisnis. Secara umum, bisnis dalam Islam menjelaskan adanya transaksi yang bersifat fisik, dengan menghadirkan benda tersebut ketika transaksi, atau tanpa menghadirkan benda yang dipesan, tetapi dengan ketentuan harus dinyatakan sifat benda secara konkret, baik diserahkan langsung atau diserahkan kemudian sampai batas waktu tertentu, seperti dalam transaksi as-salam dan transaksi al-istishna. Transaksi as-salam merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayaran
secara
tunai/disegerakan
tetapi
penyerahan
barang
ditangguhkan. Sedang transaksi al-istishna merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara disegerakan atau secara ditangguhkan sesuai kesepakatan dan penyerahan barang yang ditangguhkan. Bisnis online sama seperti bisnis offline. Ada yang halal ada yang haram, ada yang legal ada yang ilegal. Hukum dasar bisnis online sama seperti akad jual beli dan akad as-salam, ini diperbolehkan dalam Islam. Adapun keharaman bisnis online karena beberapa sebab: a) Sistemnya haram, seperti money gambling. Judi itu haram baik di darat maupun di udara (online) b) Barang/jasa yang menjadi objek transaksi adalah barang yang diharamkan, seperti narkoba, video porno, online sex, pelanggaran hak cipta, situs-situs yang bisa membawa pengunjung ke dalam perzinaan.
980
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
c) Karena melanggar perjanjian (TOS) atau mengandung unsur penipuan. d) Dan
lainnya
yang
tidak
membawa
kemanfaatan
tapi
justru
mengakibatkan kemudharatan.17
9. Analisis Aqad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online Umumnya transaksi dilakukan dengan hadirnya dua orang yang mengadakan transaksi dan adanya kerelaan kedua belah pihak. Transaksi secara online merupakan transakasi pesanan dalam model bisnis era global yang non face, dengan hanya melakukan transfer data lewat maya (data intercange) via internet, yang mana kedua belah pihak, antara originator dan adresse (penjual dan pembeli), atau menembus batas System Pemasaran dan Bisnis-Online dengan menggunakan Sentral shop, Sentral Shop merupakan sebuah Rancangan Web Ecommerce smart dan sekaligus sebagai Bussiness Intelligent yang sangat stabil untuk diguakan dalam memulai, menjalankan, mengembangkan, dan mengontrol Bisnis. Perkembangan teknologi inilah yang bisa memudahkan transaksi jarak jauh, dimana manusia bisa dapat berinteraksi secara singkat walaupun tanpa face to face, akan tetapi didalam bisnis adalah yang terpenting memberikan informasi dan mencari keuntungan. Adapun pengertian jual beli online yaitu ”sebuah akad jual beli yang dilakukan dengan menggunakan sarana eletronik (internet) baik berupa barang maupun berupa jasa).” Atau “akad yang disepakati dengan menentukan ciri-ciri tertentu dengan membayar harganya terlebih dahulu sedangkann barangnya diserahkan kemudian.” Masalah jual beli online merupakan masalah fiqih kontemporer yang belum pernah dibahas dalam kitab- kitab fiqih klasik. Oleh karena itu dalam pembahasan yang berhubu.ngan dengan jual beli online banyak dikaitkan dengan item- item jual beli yang ada dalam kitab- kitab fiqih, terkait dengan ketentuan pokok atau lazim disebut rukun dan syarat jual beli. Adapun 17
981
Hendi Suhendi, Opcit, hal. 70.
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
syarat jual beli yang terpokok adalah orang yang berakad berakal sehat, barang yang diperjual belikan ada manfaatnya, barang yang diperjual belikan ada pemiliknya, dan dalam transaksi jual beli tidak terjadi manipulasi atau penipuan. Berdasarkan paparan di atas, dapat dibawa ke permasalahan pokok kali ini, yaitu jual beli melalui online yang sebenarnya juga termasuk jual beli via telepon, sms dan alat telekomunikasi lainnya, maka yang terpenting adalah: a. Ada barang yang diperjual belikan, halal dan jelas pemiliknya, sebagaimana hadist nabi : “ tidak sah jual beli kecuali sesuatu yang dimiliki seseorang “ (HR. At- Turmudzi dan Abu Dawud). b. Ada harga wajar yang disepakati kedua belah pihak (penjual dan pembeli), tidak ada unsur manipulasi atau penipuan dalam transaksi (HR. Bukhari Muslim) c. Prosedur transaksinya benar, diketahui dan saling rela antara kedua belah pihak, sebagaimana makna firman allah: “Kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku secara saling rela diantara kamu “ (Qs. AnNisa’: 29).
Terkait dengan jual beli online, selain syarat yang disebutkan diatas, tidak pentingnya bahwa barang yang diinginkan oleh pembeli harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pembeli baik dari segi bentuk maupun warnanya. Jika beberapa syarat tersebut terpenuhi, maka sebenarnya jual beli dengan cara apapaun tidak ada masalah, tetap sah dan diperbolehkan. Apalagi jika suatu jenis transaksi itu sudah menjadi kebiasaan, walau menurut orang lain aneh, maka secara fiqih tetap sah dan boleh. Berpijak dari landasan kaidah fiqhiyah tersebut, maka jual beli online itu diperbolehkan dan sah, kecuali jika secara kasuistis terjadi penyimpangan, manipulasi, penipuan dan sejenisnya, maka secara kasuistis pula diterapkan, yaitu haram. Oleh karena itu jika ada masalah terkait ketidak sesuaian barang antara yang ditawarkan dan dibayar dengan yang diterima, maka
982
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
berlaku hukum transaksi pada umumnya, bagaimana kesepakatan yang telah terjalin. Inilah salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab batalnya transaksi jual beli dan dapat menjadi salah satu penyebab haramnya jual beli, baik online atau bukan, karena terjadinya manipulasi atau penipuan. Adapun transaksi secara online merupakan transaksi pesanan dalam model bisnis era global yang non face, dengan hanya melakukan transfer data lewat maya (data intercange) via internet, yang mana kedua belah pihak, antara originator dan adresse (penjual dan pembeli), atau menembus batas System Pemasaran dan Bisnis-Online dengan menggunakan Sentral shop, Sentral Shop merupakan sebuah Rancangan Web Ecommerce smart dan sekaligus sebagai Bussiness Intelligent yang sangat stabil untuk diguakan dalam memulai, menjalankan, mengembangkan, dan mengontrol Bisnis. Perkembangan teknologi inilah yang bisa memudahkan transaksi jarak jauh, dimana manusia bisa dapat berinteraksi secara singkat walaupun tanp face to face, akan tetapi didalam bisnis adalah yang terpenting memberikan informasi dan mencari keuntungan. Sebagaimana keterangan dan penjelasan mengenai dasar hukum hingga persyaratan transaksi salam dalam hukum Islam, kalau dilihat secara sepintas mungkin mengarah pada ketidak dibolehkannya transaksi secara online (e-commerce), disebabkan ketidak jelasan tempat dan tidak hadirnya kedua pihak yang terlibat dalam tempat. Dengan melihat keterangan diatas dijadikan sebagai pemula dan pembuka cenel keterlibatan hukum islam terhadap permasalahan kontemporer. Karena dalam al-Qur’an permasalahan trasnsaksi online masih bersifat global, selanjutnya hanya mengarahkan pada peluncuran teks hadits yang dikolaborasikan dalam peramasalahan sekarang dengan menarik sebuah pengkiyasan. Langkah-langkah yang dapat kita tempuh agar jual beli secara online diperbolehkan, halal, dan sah menurut syariat islam adalah: 1) Produk Anda Halal Kewajiban menjaga hukum halal-haram dalam objek perniagaan tetap berlaku, termasuk dalam perniagaan secara online, mengingat Islam
983
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
mengharamkan hasil perniagaan barang atau layanan jasa yang haram, sebagaimana ditegaskan dalam hadis: Artinya: “Sesungguhnya bila Allah telah mengharamkan atas suatukaum untuk memakan sesuatu, pasti Ia mengharamkan pula hasil penjualannya.” (HR Ahmad, dan lainnya).
Boleh jadi ketika berniaga secara online, rasa sungkan atau segan kepada orang lain sirna atau berkurang. Tapi Anda pasti menyadari bahwa Allah ‘Azza wa Jalla tetap mencatat halal atau haram perniagaan Anda. 2) Kejelasan Status Anda Di antara poin penting yang harus Anda perhatikan dalam setiap perniagaan adalah kejelasan status Anda. Apakah sebagai pemilik, atau paling kurang sebagai perwakilan dari spemilik barang, sehingga berwenang menjual barang. Ataukah Anda hanya menawaran jasa pengadaan barang, dan atas jasa ini Anda mensyaratkan imbalan tertentu. Ataukah sekadar seorang pedagang yang tidak memiliki barang namun bisa mendatangkan barang yang Anda tawarkan. 3) Kesesuaian Harga Dengan Kualitas Barang Dalam jual beli online, kerap kali kita jumpai banyak pembeli merasa kecewa setelah melihat pakaian yang telah dibeli secara online. Entah itu kualitas kainnya, ataukah ukurang yang ternyata tidak pas dengan badan. Sebelum hal ini terjadi kembali pada Anda, patutnya anda mempertimbangkan benar apakah harga yang ditawarkan telah sesuai dengan kualitas barang yang akan dibeli. Sebaiknya juga Anda meminta foto real dari keadaan barang yang akan dijual. 4) Kejujuran Anda
984
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
Berniaga secara online, walaupun memiliki banyak keunggulan dan kemudahan, namun bukan berarti tanpa masalah. Berbagai masalah dapat saja muncul pada perniagaan secara online. Terutama masalah yang berkaitan dengan tingkat amanah kedua belah pihak. Bisa jadi ada orang yang melakukan pembelian atau pemesanan. Namun setelah barang Anda kirim kepadanya, ia tidak melakukan pembayaran atau tidak melunasi sisa pembayarannya. Bila Anda sebagai pembeli, bisa jadi setelah Anda melakukan pembayaran, atau paling kurang mengirim uang muka, ternyata penjual berkhianat, dan tidak mengirimkan barang. Bisa jadi barang yang dikirim ternyata tidak sesuai dengan apa yang ia gambarkan di situsnya atau tidak sesuai dengan yang Anda inginkan. Transaksi as-salam merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayaran
secara
tunai/disegerakan
tetapi
penyerahan
barang
ditangguhkan. Sedang transaksi al-istishna merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara disegerakan atau secara ditangguhkan sesuai kesepakatan dan penyerahan barang yang ditangguhkan. Jadi dari penjelsan diatas dapat disimpulkan bahwasanya jual beli online Hukum dasar nya sama seperti akad jual beli dan akad as-salam, ini diperbolehkan dalam Islam. Transaksi online diperbolehkan menurut Islam selama tidak mengandung unsur-unsur yang dapat merusaknya seperti riba, kezhaliman, penipuan, kecurangan dan yang sejenisnya serta memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat didalam jual belinya.
C. KESIMPULAN Bisnis online sama seperti bisnis offline. Ada yang halal ada yang haram, ada yang legal ada yang ilegal. Hukum dasar bisnis online sama seperti akad jual beli dan akad as-salam, ini diperbolehkan dalam Islam. Transaksi online diperbolehkan menurut Islam selama tidak mengandung unsur-unsur yang dapat merusaknya seperti riba, kezhaliman, penipuan, kecurangan dan
985
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
yang sejenisnya serta memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat didalam jual belinya.
D. DAFTAR PUSAKA Abdul Karim Zaidan, Pengantar studi syariah, (Jakarta: Robbani Press,2008). Ibnu Rustd, Bidayatul Mujtahid ( Analisa Fiqih Para Mujtahid ), (Jakarta: Pustaka Amani, 2007). Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Kitab As-Salam, Jilid III,t.t. Ibrahim bin Sumaith, Fiqh Islam, (Bandung: Al-Biyan, 1998). Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Bandung: PT Raja Grafindo Persada) Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007). Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, terjemahan, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009). Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar baru Algensindo, 2010). Taqiyuddin Ad-Dimasyqi, Kifayat al-Akhyar (terj), (Bandung: Alma’arif,t.t) Abdul Azis Muhammad Azzam, Fiqih Muamalat (Sistem Transaksi Dalam Fiqih Islam), (Jakarta: Sinar Grafika Offset).
986
Neneng Desi Susanti: Analisis Akad As-Salam Dalam Sistem Jual Beli Online
987