Analisa Unsafe Behaviour Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi di CV. Wahana Cipta (Studi Kasus: Pembangunan Dermaga Multipurpose PT. Gresik Jasatama) M iftakhul Khoiri 2506100115 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T. Anny Maryani, S.T., M.T.
LATAR BELAKANG Penduduk Indonesia
1971
1980
1990
1995
2000
2010
119.208.229
147.490.298
179.378.946
194.754.808
206.264.595
237.641.326
Sumber : Badan Pusat Statistik, R.I.
Proyek Kontruksi rata-rata meningkat 1000-2000 proyek di kota-kota besar di Indonesia dalam 2 tahun terakhir
Sumber : Kemenakertrans, R.I.
KECELAKAAN KERJA Periode Tahun
Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja
2008
94. 736
2009
96.314
2010
98.711
2011
99.491
2012
103.074
Sumber : Jamsostek , 2013
Terjadi penurunan pada tahun 2010-2011, namun masih menduduki posisi teratas Sumber : Kemenakertrans, R.I.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sektor Konstruksi Industri Tranportasi Kehutanan Pertambangan Lainnya
Data 32% 31,6% 9,3% 3,8% 2,6% 20,7%
Sumber : Maryani, 2012; data diperoleh dari Tren Konstruksi Juli 2010
RUMUSAN MASALAH
Menganalisa Unsafe Behaviour pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi di CV. Wahana Cipta dan melakukan identifikasi untuk menekan timbulnya kecelakaan kerja akibat dari perilaku tidak aman yang dilakukan pekerja dengan menggunakan FMECA (Failure Mode, Effect and Criticality Analysis).
TUJUAN PENELITIAN
1
• Melakukan analisa K3 di CV. Wahana Cipta dengan mengacu pada salah satu proyek yang dikerjakan.
2
• Mengidentifikasi kondisi paling kritis yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja akibat dari unsafe behaviour yang dilakukan pekerja.
3
• Memberikan rekomendasi perbaikan dari identifikasi perilaku tidak aman pekerja pada proyek yang dikerjakan oleh CV. Wahana Cipta.
RUANG LINGKUP Batasan Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan dermaga multipurpose PT. Gresik Jasatama. Waktu pengerjaan proyek single year.
Pekerja yang diamati adalah pekerja tetap dan kontrak.
Asumsi Tidak terjadi perubahan peraturan kebijakan K3 selama penelitian dilakukan.
TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Root Cause Analysis (RCA)
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Failure Mode, Effect and Criticality Analiysis (FMECA)
Unsafe Behaviour
METODOLOGI PENELITIAN Mulai
Identifikasi Masalah dan Perumusan Tujuan
Studi Literatur
Studi Lapangan
1. K3 2. SMK3 3. Unsafe Behaviour 4. RCA 5. FMECA
Pengamatan Kondisi Kerja pada CV. Wahana Cipta
Pengumpulan Data 1. Profil Perusahaan 2. Identifikasi Unsafe Behaviour Pekerja 3. APD yang Dimiliki 4. Data Penunjang Lain
A
METODOLOGI PENELITIA N A
Pengolahan Data 1. Mencari Semua Possible Cause Unsafe Behaviour Pekerja 2. Mencari Penyebab dari Unsafe Behaviour Pekerja 3. Perangkingan dengan FMECA
Analisis 1. Analisis Kondisi K3 2. Analisis Unsafe Behaviour Pekerja 3. Analisis FMECA 4. Rekomendasi Perbaikan K3
Penarikan Kesimpulan dan Saran
Selesai
CV. WAHANA CIPTA
Bidang Pekerjaan Meliputi : • Kontraktor Begisting, Pembesian & Pengecoran • Kontraktor Sipil Umum & Interior • Autocad Drafter untuk Shop Drawing dan Asbuilt Drawing • Survey Topographi dan Bathymetri Alamat : Jl. Alun-alun Rangkah No. 17/II Surabaya Telp/Fax : 031-3712262,
CV. WAHANA CIPTA
Direktur Marketing
Administrasi
Project Manager
Site Manager
Pelaksana
Surveyor
Engineer
Drafter
Estimator
OBJEK PENELITIAN
• Nama Proyek
Sumber : Google Maps.
: Pembangunan Dermaga Terminal Multipurpose • Lokasi Proyek : Pelabuhan Gresik, Gresik – Jawa Timur • Pemilik Proyek : PT. Gresik Jasatama – Gresik • Kontraktor : PT. Nindya Karya (Persero) • Sub Kontraktor : CV. Wahana Cipta • Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan Persiapan. Pekerjaan Pemancangan. Pekerjaan Pembetonan. Pekerjaan Finishing.
OBJEK PENELITIAN
OBJEK PENELITIAN Unsafe behaviour yang sering dilakukan: 1. Bekerja tanpa menggunakan helm. 2. Bekerja tanpa menggunakan safety shoes. 3. Bekerja tanpa menggunakan sarung tangan. 4. Bekerja tanpa menggunakan life jacket. 5. Meletakkan peralatan sembarangan. 6. Lalai dalam bekerja. 7. Sengaja menceburkan diri ke laut. 8. Merokok saat bekerja.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 1. Bekerja tanpa menggunakan helm. METHOD
MAN APD dihilangkan
Tidak ada peneguran
APD sengaja tidak dipakai
APD tidak tersedia APD helm tidak dipakai
Persediaan terbatas
MATERIAL
Penyebab utama : • APD sengaja tidak dipakai. • Tidak ada peneguran. • Aturan tidak dijalankan.
Aturan tidak dijalankan
ORGANIZATION
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 1. Bekerja tanpa menggunakan helm.
Bekerja tanpa menggunakan pelindung kepala / helm APD sengaja Tidak ada Why 1 Aturan tidak dijalankan tidak dipakai peneguran Kurang Why 2 Lupa Gerah SOP kurang pengawasan Kesadaran pekerja Tidak Masih Tidak ada aturan kurang berbentuk Why 3 memahami yang jelas SOP CV.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 2. Bekerja tanpa menggunakan safety shoes. METHOD
MAN Tidak disiplin APD sengaja tidak dipakai
Tidak ada peneguran APD tidak tersedia APD safety shoes tidak dipakai
Sepatu bermassa berat
Aturan tidak dijalankan
Ukuran tidak sesuai
MATERIAL
Penyebab utama : • Tidak disiplin. • APD sengaja tidak dipakai. • APD tidak tersedia. • Sepatu bermassa berat.
ORGANIZATION
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 2. Bekerja tanpa menggunakan safety shoes.
Bekerja tanpa menggunakan APD Safety shoes
Why 1
Tidak disiplin
APD sengaja tidak dipakai
APD tidak tersedia
SOP tidak Tidak ada SOP Lupa dijalankan teguran kurang Finansial SOP Tidak Masih Aturan kurang kurang Why 3 kurang mengerti berbentuk tegas jelas SOP CV. Why 2
Sepatu bermassa berat Sepatu tidak standar
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 3. Bekerja tanpa menggunakan sarung tangan. METHOD
MAN
Sekali pakai
APD sengaja tidak dipakai
APD sarung tangan tidak dipakai Persediaan terbatas Aturan tidak dijalankan Mudah Rusak
MATERIAL
Penyebab utama : • Persediaan terbatas. • Aturan tidak dijalankan.
ORGANIZATION
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 3. Bekerja tanpa menggunakan sarung tangan.
Why 1 Why 2 Why 3
Bekerja tanpa menggunakan sarung tangan Persediaan terbatas Aturan tidak dijalankan Finansial kurang
Nilai proyek kecil
Alokasi dana kurang tepat
Sanksi tidak tegas
Tidak paham SOP
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 4. Bekerja tanpa menggunakan life jacket. METHOD
MAN
Tidak ada peneguran
APD dihilangkan
APD tidak tersedia APD sengaja tidak dipakai
Life Jacket terlalu tebal
APD tidak terpasang semestinya
Aturan tidak dijalankan
Ukuran tidak sesuai Persediaan terbatas MATERIAL
Penyebab utama : • APD sengaja tidak dipakai. • Life jacket terlalu tebal. • Aturan tidak dijalankan.
ORGANIZATION
APD life jacket tidak dipakai
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 4. Bekerja tanpa menggunakan life jacket.
Bekerja tanpa menggunakan life jacket Why 1
APD sengaja Life jacket tidak dipakai terlalu tebal
Why 2
Membatasi gerak
Gerah
Aturan tidak dijalankan Sanksi tidak tegas
Kurang kontrol manajemen
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 5. Meletakkan peralatan sembarangan. METHOD
MAN
MATERIAL
Penggunaan bergantian Alat kerja bermacam
Malas merapikan alat kerja
Tidak terdapat tool box Meletakkan alat kerja sembarangan
Lokasi penyimpanan jauh Aturan tidak dijalankan
ENVIRONMENT
Penyebab utama : • Alat Kerja bermacam. • Tidak terdapat toolbox.
ORGANIZATION
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 5. Meletakkan peralatan sembarangan.
Meletakkan peralatan secara sembarang Why 1 Why 2
Alat kerja bermacam-macam Jenis pekerjaan beragam
Spesifikasi alat beragam
Tidak terdapat toolbox Tersedia gudang peralatan
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 6. Lalai saat bekerja. METHOD
MAN Menyepelekan resiko
Kurangnya sosialisasi SOP
Kurangnya konsentrasi
Kurangnya briefing Lalai saat bekerja
Kurangnya safety sign
MATERIAL
Penyebab utama : • Kurangnya safety sign. • Kurang konsentrasi.
Kurangnya kontrol
ORGANIZATION
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 6. Lalai saat bekerja.
Lalai saat bekerja Why 1 Why 2
Kurang konsentrasi kelelahan
Terburuburu
Kurangnya safety sign
Kontrol manajemen kurang
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 7. Sengaja menceburkan diri ke laut. METHOD
MAN
Tidak adanya larangan Tidak memahami resiko Kurangnya briefing
Kurangnya safety sign
MATERIAL
Penyebab utama : • Tidak memahami risiko. • Tidak ada larangan. • Panas.
Panas
ENVIRONMENT
Sengaja menceburkan diri ke laut
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 7. Sengaja menceburkan diri ke laut.
Sengaja menceburkan diri ke laut Why 1
Tidak memahami risiko
Tidak ada larangan
Panas
Why 2
Kesadaran pekerja kurang
Kurang Kontrol pengawasan manajemen kurang
Suhu lingkungan tinggi
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 8. Merokok saat bekerja. MAN
MATERIAL
Tidak ada ruangan khusus merokok
Menyepelekan risiko
Merokok Tidak ada sanksi yang jelas Aturan tidak dijalankan
ORGANIZATION
Penyebab utama : • Tidak ada ruangan khusus merokok. • Tidak ada sanksi yang jelas.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 8. Merokok saat bekerja.
Why 1 Why 2 Why 3
Merokok saat bekerja Tidak ada ruangan Tidak ada sanksi yang jelas khusus merokok Memberikan kelonggaran Proyek berada di terhadap pelanggaran tempat terbuka Kontrol manajemen kurang
FMECA : NO.
Kriteria
Failure
FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS
Effect
1
Bekerja Tanpa Menggunakan Tertimpa material dan Helm peralatan
Luka ringan sampai sedang, kerugian material
2
Bekerja Tanpa Menggunakan Tersandung, terpeleset APD Safety shoes
Luka ringan sampai sedang
3
Bekerja Tanpa Menggunakan Tertusuk paku, terjepit, Luka ringan, luka berat, cacat Sarung tangan tergores
4
Bekerja Tanpa Menggunakan Tercebur, terseret arus, APD Life jacket tenggelam
5
Meletakkan Peralatan Secara Sembarang
Peralatan hilang, tersandung
Luka ringan, kerugian material
Lalai Saat Bekerja
Terjatuh, terjepit, terluka, kesalahan pengerjaan
Luka ringan sampai berat, kerugian material, penambahan waktu
6
7
8
Sengaja Menceburkan Diri Ke terseret arus, tenggelam Laut Merokok Saat Bekerja
Terbakar, kebakaran
Luka sedang, meninggal
Luka sedang, meninggal Luka sedang sampai berat, meninggal, kerugian material
Sub no. Cause 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 3.1 3.2 3.3 4.1 4.2 4.3 4.4 5.1 5.2 5.3 6.1 6.2 6.3 7.1 7.2 7.3 7.4 8.1 8.2
Cause Lupa Gerah Kurang pengawasan Kesadaran pekerja kurang SOP kurang SOP tidak dijalankan Lupa Tidak ada teguran Finansial kurang SOP kurang Sepatu tidak standar Finansial kurang Sanksi tidak tegas Tidak paham SOP Membatasi gerak Gerah Sanksi tidak tegas Kurang kontrol manajemen Jenis pekerjaan beragam Spesifikasi alat beragam Terdapat gudang peralatan Kelelahan Terburu-buru Kontrol manajemen kurang Kesadaran pekerja kurang Kurang pengawasan Kontrol manajemen kurang Suhu lingkungan tinggi Tidak ada ruangan khusus merokok Kontrol manajemen kurang
Severity Occurance Control Detection RPN 2 2 2 8 2 4 2 16 5 3 SOP 5 75 7 3 5 105 8 3 3 72 6 6 2 72 3 3 2 18 5 5 2 50 SOP 5 2 2 20 8 3 4 96 6 6 2 72 4 3 3 36 5 3 SOP 4 60 5 4 4 80 6 1 2 12 6 1 2 12 SOP 7 2 5 70 8 2 4 64 4 4 4 64 5 2 SOP 4 40 5 2 2 20 8 4 4 128 8 5 SOP 4 160 6 5 3 90 8 2 6 96 7 2 6 84 SOP 6 2 6 72 4 3 6 72 9 3 4 108 SOP 9 3 3 81
FMECA :
FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS
No.
Kriteria
No. Penyebab
1
Lalai saat bekerja
6.2
Terburu-buru
160
2
Lalai saat bekerja
6.1
Kelelahan
128
3
Merokok
8.1
Tidak ada ruangan khusus merokok
108
4
Bekerja tanpa helm
1.4
Kesadaran pekerja kurang
105
5
Bekerja tanpa safety shoes
2.5
SOP kurang
96
6
Sengaja menceburkan diri
7.1
Kesadaran pekerja kurang
96
7
Lalai saat bekerja
6.3
Kontrol manajemen kurang
90
8
Sengaja menceburkan diri
7.2
Kurang pengawasan
84
Penyebab
RPN
FMECA :
CRITICALITY ANALYSIS
FMECA :
No.
Penyebab
CRITICALITY ANALYSIS
No. Penyebab
Kategori Unsafe Behaviour
Criticality Number
Severity
1
Terburu-buru
6.2
Lalai saat bekerja
5
8
2
Kontrol manajemen kurang
6.3
Lalai saat bekerja
5
6
3
Kelelahan
6.1
Lalai saat bekerja
4
8
4
Tidak ada ruangan khusus merokok
8.1
Merokok
3
9
5
SOP kurang
2.5
Bekerja tanpa sarung tangan
3
8
6
Kesadaran pekerja kurang
1.4
Bekerja tanpa helm
3
7
7
Kesadaran pekerja kurang
7.1
Sengaja menceburkan diri
2
8
8
Kurang pengawasan
7.2
Sengaja menceburkan diri
2
7
REKOMENDASI PERBAIKAN No.
Penyebab
Rekomendasi Perbaikan
1.
1) Memberikan pemahaman terhadap prosedur kerja saat briefng sebelum memulai pekerjaan. Terburu-buru 2) Melakukan rotasi pekerja (kelompok dan jam kerja) dan pekerjaan yang dilakukan (posisi berbeda namun jenisnya sama).
2.
Kurangnya kontrol manajemen
1) Menambahkan himbauan serta slogan-slogan tentang K3 (misal: Kecerobohan adalah upaya tercepat menuju kecelakaan; Anda lelah, beristirahatlah sejenak; Tidak ada kesuksesan tanpa keselamatan, dsb.). 2) CV. Wahana Cipta perlu membentuk tim khusus yang mengurusi tentang K3 pada saat proyek. 3) Mempertimbangkan kerjasama dengan pemilik proyek.
Kelelahan
1) Meninjau kembali pembagian dan porsi kerja untuk pekerja lepas. 2) Memperhatikan faktor usia pekerja ketika melakukan pembagian kelompok dan porsi kerja.
3.
Kategori Unssafe Kelompok Behaviour
Metode
Lalai saat bekerja
Organisasi
Manusia
REKOMENDASI PERBAIKAN No.
4.
5.
Penyebab
Rekomendasi Perbaikan
Kategori Unssafe Kelompok Behaviour
Tidak tersedia ruangan khusus merokok
1) Menyediakan ruangan khusus untuk merokok. 2) Memberikan tanda/rambu area yang dilarang dan diperbolehkan merokok. 3) Memberikan sanksi yang tegas dan jelas untuk pelanggaran tersebut (misal: potong upah, skorsing, pemutusan kontrak kerja).
Merokok
Material
Pemahaman SOP kurang
1) Memberikan pelatihan singkat tentang K3 di lokasi proyek sekali dalam 2 minggu dengan kelompok kecil (antara 10-15 orang) yang berbeda tiap pertemuan. 2) Mengoptimalkan safety induction dan safety talk (sekali dalam seminggu dengan kelompok kecil 10-15 orang). 3) Memberikan penjelasan SOP dengan cara yang berbeda/interaktif (menggunakan media gambar atau video) agar pekerja lepas lebih mudah memahami.
Bekerja tanpa safety shoes
Manusia
REKOMENDASI PERBAIKAN No.
6.
7.
8.
Penyebab
Rekomendasi Perbaikan
Kesadaran pekerja kurang
1) Memberikan sanksi yang lebih berdampak pada psikologis pekerja untuk memberikan efek jera. 2) Melakukan rotasi antar anggota kelompok kerja agar pemahaman pekerja tentang K3 bisa merata. 3) Memasang slogan K3 pada lokasi proyek (misal: Anda memasuki area wjib ber-APD; Gunakan APD, Lindungi diri saat bekerja. Keluarga menunggu di rumah, dsb.).
Kesadaran pekerja kurang
1) Memberikan sanksi yang lebih berdampak pada psikologis pekerja untuk memberikan efek jera. 2) Melakukan rotasi antar anggota kelompok kerja agar pemahaman pekerja tentang K3 bisa merata.
Kurangnya pengawasan
1) Mengoptimalkan safety meeting (2 kali seminggu) dan safety patrol (melibatkan pengawas lapangan dari sub kontraktor). 2) Mempertimbangkan kerjasama dengan pemilik proyek.
Kategori Unssafe Behaviour
Kelompok
Bekerja tanpa helm
Manusia
Manusia
Sengaja menceburkan diri Organisasi
KESIMPULAN 1) Dari hasil pengamatan di lapangan dan wawancara dengan pengawas lapangan diperoleh 8 unsafe behviour yang sering dilakukan oleh pekerja, seperti : bekerja tanpa mengguakan APD (helm, sarung tangan, safety shoes dan life jacket), sengaja menceburkan diri ke laut, merokok dan lalai dalam bekerja. 2) Berdasarkan analisa kekritisan diperoleh kondisi yang paling kritis adalah kelalaian saat bekerja, dimana 3 penyebabnya (terburu-buru, kurangnya kontrol manajemen dan kelelahan) berada pada peringkat 3 teratas dari 8 RPN tertinggi yang diambil untuk analisa tersebut.
KESIMPULAN 3) Dari hasil wawancara tentang kondisi SMK3 dengan staff main kontraktor, disimpulkan bahwa untuk menegakkan kebijakan K3 di lapangan dibutuhkan kerjasama dari 3 pihak (pemilik proyek, main kontraktor dan sub kontraktor). Sebab, jenjang hirarki organisasi yang ada dapat digunakan utuk menekan terjadinya toleransi terhadap pelanggaran peraturan K3 di lapangan. 4) Rekomendasi perbaikan ditekankan pada kriteria unsafe behaviour kelalaian saat bekerja pada sisi metode (karena terburu-buru), organisasi (karena kurangnya kontrol manajemen) dan manusia (karena kelelahan).
SARAN 1) Perlu adanya pengawasan dan pengarahan yang ketat dari perusahaan tentang pemakaian alat perlindungan diri pada sewaktu bekerja. Mengingat faktor pekerja adalah faktor utama penyebab kecelakaan kerja, sehingga kecelakaan kerja dapat dihindari sedini mungkin. 2) CV. Wahana Cipta perlu membentuk tim K3 untuk memantau keamanan dan keselamatan pekerja saat pengerjaan proyek. 3) Hasil dari pendekatan RCA dan FMECA dapat dijadikan panduan untuk pengerjaan proyek dikemudian hari agar timbulnya perilaku tidak aman dari pekerja dapat diminimalkan.
DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P. 2005. Psikologi Kerja. Cetakan ketiga. PT.Rineka Cipta: Jakarta. Budiono. A.M. Sugeng, R.M.S. Jusuf, Adriana Pusparini., 2003. Bunga Rampai Hiperkes & KK: Higiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan Kerja. Edisi Kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Department of The Army. 2006. Technical Manual: Failure Modes, Effects and Criticality Analysis (FMECA) For Command, Control, Communications, Computer, Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance (C4ISR) Facilities. Headquarters, Department of The Army. USA. Heuvel, R. J. 2004. Root Cause Analysis For Beginners, Quality Progress. American Society. International Labour Office. 1997. Technical and Ethical Guidelines for Workers Health Survelliance. Geneva: International Labour Office. Kamaruzzaman, Findy. 2012. Studi Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi. Pontianak: Untan. Larasati, Atika Dewi. 2008. Evaluasi dan Perancangan Solusi Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam Upaya Perbaikan Safety Behavior Pekerja (Studi Kasus PT. X Indonesia, Surabaya).Surabaya: ITS.
DAFTAR PUSTAKA Luckyta, Dhinar Tiara. 2012. Evaluasi dan Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Rangka Perbaikan Safety Behaviour Pekerja (Studi Kasus : PT. X, Sidoarjo).Surabaya: ITS. Maryani, Anny. 2012. Pemodelan Kecelakaan Kerja Konstruksi yang Komprehensif untuk Mengendalikan Biaya K3.Surabaya: ITS. Maulana, Denis. 2012. Evaluasi dan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behaviour Pekerja (Studi Kasus : PT. DPS).Surabaya: ITS. Miner, JB. 1992. Industrial And Organizational Psychology. Mc. Graw Hill. USA. Muchinsky, PM. 1987. Psychology Applied to Work. Chicago: Dorsey Press. PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Silalahi, B.N.B. dan Rumendang B. Silalahi, 1995, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lembaga PPM, Jakarta. Suma’mur, 1989., Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung. UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 86 dan 87.