ANALISA PROSEDUR PENYELESAIAN KESALAHAN PEMBUKUAN ATAS TRANSAKSI PEMBAYARAN TAGIHAN TELEPON MELALUI KARTU KREDIT BNI PADA BNI CARD CENTER
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Akuntansi
Nama : CHRISTIE DIAN SUSANTI NIM : 4320411198
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
ANALISA PROSEDUR PENYELESAIAN KESALAHAN PEMBUKUAN ATAS TRANSAKSI PEMBAYARAN TAGIHAN TELEPON MELALUI KARTU KREDIT BNI PADA BNI CARD CENTER
SKRIPSI Program Studi Akuntansi
Nama : CHRISTIE DIAN SUSANTI NIM : 4320411198
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama NIM NIRM Progran Studi Fakultas Judul Skripsi
: : : : : :
CHRISTIE DIAN SUSANTI 4320411198
AKUNTANSI EKONOMI Analisa Prosedur Penyelesaian Kesalahan Pembukuan atas Transaksi Pembayaran Tagihan Telepon Melalui Kartu Kredit BNI pada PT. Bank BNI Card Center Tanggal Ujian Skripsi : 15 Februari 2008
Disahkan Oleh : Pembimbing
( Yudhi Herliansah, SE, Ak, M.Si ) Tanggal :
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ekonomi
( Hadri Mulya, SE, M.Si ) Tanggal :
Ketua Jurusan Akuntansi
( Sabaruddin Muslim, SE, M.Si ) Tanggal :
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tiada Tuhan melainkan Allah yang atas ridha-Nya lah skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat beriring salam disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang telah diberi petunjuk oleh Allah untuk membawa ummatnya kepada jalan yang di ridhai-Nya. Skripsi ini berjudul “Analisa Prosedur Penyelesaian Kesalahan Pembukuan atas Transaksi Pembayaran Tagihan Telepon Melalui Kartu Kredit BNI pada BNI Card Center” yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dan memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta masukkan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Yudhi Herliansah, SE, Ak, M.Si. H.DR selaku Dosen Pembimbing dan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana.. 2. Bapak Sabaruddin Muslim, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Program Kuliah Sabtu-Minggu (Extension) Universitas Mercu Buana.
i
3. Kedua orang tua penulis yang tercinta (Alm) Ibunda Sutarti dan Ayahanda H. Daryono dan yang begitu berjasa bagi penulis. Semoga Allah memberikan rahmat dan ridha-Nya kepada keduanya. 4. Seluruh Staf Pengajar dan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana yang telah memberikan banyak ilmu dan pelajaran yang sangat berharga bagi penulis. 5. PT. Bank BNI Card Center khususnya Kelompok Kontak Center (KCC), Kelompok Pengendalian Keuangan (PGI), dan Kelompok Perencanaan dan Pengembangan Sistem (CMS) yang telah banyak membantu penulis dalam menyediakan data-data untuk penulisan skripsi ini. 6. Kakak-kakak dan Suamiku Ardian tercinta, semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya. 7. Teman-teman seperjuangan di lingkungan kerja, Nina, Opi, Ratih, Sisca dan Imas yang memberikan arti sahabat sebenarnya. 8. Teman-teman sekelas Akuntansi Angkatan V UMB PKSM di Depok, specially Ranti, Lilis thanks for your support and for all the memories.
Jakarta, 06 Februari 2008 Penulis
CHRISTIE D.S
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..........i DAFTAR ISI………………………………………………….………………………..iii DAFTAR TABEL………………...……………………...……………………………..v DAFTAR GAMBAR…………………………………………..………………………vi
BAB I :
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……..…………………………………………..1 B. Perumusan Masalah………………..…………………………………….2 C. Batasan Masalah……………..…………………………………………..3 D. Tujuan Penelitian………………..……………………………………….3 E. Kegunaan Penelitian……………..………………………………………3
BAB II : LANDASAN TEORITIS A. Bank……………………………………………………………………...5 B. Akuntansi Perbankan………………………………..…………………...9 C. Kartu Kredit…………………………………..………………………...11 D. Pembukuan……………………………………………………...………19 E. Prosedur Penyelesaian Kesalahan Pembukuan..………..………………23 F. Transaksi……………………………………..…………………………25
iii
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum……………………………...……………………….32 B. Metode Penelitian……………………………..…………………….….43 C. Definisi Operasional Variabel………………………..………………...43 D. Metode Pengumpulan Data………………………..…………………...43 E. Metode Analisis Data……………………..…………………………....45
BAB IV : ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penyelesaian Kesalahan Pembukuan.....…………...…...….46 B. Kasus dan Penyelesaian Kesalahan Pembukuan…………..……...…....54 C. Pengendalian dan Monitoring……………...……………………...........59
BAB V :
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………...……………………….......…………………61 B. Saran–saran……….…………………………….......…………………..62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Penggolongan Kartu Kredit berdasarkan Penghasilan calon Cardholder...….14 Tabel 2 : Perbandingan Tingkat Suku Bunga Kartu Kredit BNI dengan Bank lain…...39 Tabel 3 : Jenis Kartu Kredit BNI dan besarnya Annual Fee…………………………...42
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Proses Transaksi Kartu Kredit On-Us Retail……………………………..26 Gambar 2 : Proses Transaksi Kartu Kredit On-Us Cash Advance…………………….27 Gambar 3 : Proses Transaksi Kartu Kredit Off-Us Retail……………………………..28 Gambar 4 : Proses Transaksi Kartu Kredit Off-Us Cash Advance……………………30
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Memasuki tahun kesepuluh bisnis kartu Bank BNI yang dikelola oleh Divisi Pengelolaan Bisnis Kartu, grafik pertumbuhan bisnis kartu ini menunjukkan prestasi yang sangat mengembirakan. Sebagai salah satu bank penerbit kartu kredit (issuer), Bank BNI telah meluncurkan kartu kredit sejak tahun 1997 dan sampai saat ini telah menerbitkan kartu kredit dengan logo Visa dan Master yang menempatkan posisi ke-2 (dua) sebagai penerbit kartu kredit (card issuer) terbesar setelah kompetitor Citibank. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu bank agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pemegang kartu kredit. Agar tujuan tersebut tercapai, setiap bank harus berupaya menghasilkan dan memberikan produk/jasa unggul yang diinginkan pemegang kartu kredit BNI beserta kemudahan dalam melakukan
transaksi.
Salah
satu
kemudahannya adalah dapat melakukan transaksi otodebet melalui kartu kredit untuk pembayaran tagihan bulanan seperti tagihan telepon, listrik, air, internet dan TV Kabel. Pada kenyataannya proses pembukuan transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit tidak selalu seperti yang diinginkan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu karena system error dan human error sehingga pembayaran tagihan tersebut tidak terupdate/mendebet akun pinjaman kartu kredit pada system
2
BNI Card Center, atau pembayaran tagihan tersebut tergenerate oleh system lebih dari 1 (satu) kali. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain missing paymet, missposting dan double payment. Dengan demikian akan timbul keluhan (complaint) dari pemegang kartu yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap kepuasan pemegang kartu itu sendiri. BNI Card Center dalam menangani kesalahan pembukuan mempunyai prosedur penyelesaian untuk meminimalisir keluhan pemegang kartu. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk mengetahui dan melakukan penelitian lebih mendalam yang dituangkan ke dalam skripsi dengan judul : “Analisa Prosedur Penyelesaian Kesalahan Pembukuan atas Transaksi Pembayaran Tagihan Telepon Melalui Kartu kredit pada BNI Card Center “.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalahmasalahnya, yaitu : 1. Apakah prosedur penyelesaian kesalahan pembukuan atas transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit pada BNI Card Center telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan ? 2. Apakah upaya pengendalian dan monitoring yang dilakukan BNI Card Center dapat
mengantisipasi
terjadinya
kesalahan
pembukuan
pembayaran tagihan telepon melalui Kartu kredit BNI ?
atas
transaksi
3
C. Batasan Masalah Penelitian yang dilakukan hanya akan membatasi pada : 1. Bagaimana prosedur penyelesaian kesalahan pembukuan double posting atas pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit. 2. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh PT. Bank BNI Card Center dalam mengantisipasi terjadinya kesalahan pembukuan.
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui apakah prosedur penyelesaian kesalahan pembukuan atas transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2. Mengetahui bagaimana upaya pengendalian dan monitoring yang dilakukan PT. Bank BNI Card Center dalam mengantisipasi terjadinya kesalahan pembukuan atas transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI.
E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Penulis a. Merupakan studi perbandingan walaupun sederhana, antara teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan praktek nyata.
4
b. Mengetahui suatu tambahan ilmu pengetahuan tentang
kartu kredit
khususnya mengenai penyelesaian kesalahan pembukuan atas transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI Card Center. 2. Bagi Perusahaan a. Hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam mengantisipasi dan meminimalisir kesalahan pembukuan atas transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI Card Center. b. Semoga hasil penelitian ini dapat lebih menunjang validnya pembukuan atas transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI secara global. 3. Bagi Pihak Lain a. Merupakan tambahan pengetahuan mengenai sistem pembayaran tagihan telepon melalui kartu tagihan kredit dan penyelesaiannya jika ditemukan ada masalah. b. Menjadi bahan studi perbandingan.
5
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Bank 1. Definisi Bank. Pengertian Bank menurut PSAK No. 31 (Revisi tahun 2000) : Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. Sedangkan pengertian Bank menurut UU No. 10 th 1998 (masih berlaku) : Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2. Pengelompokan Bank. Berdasarkan UU RI No. 7 Tahun 1998, Bab I, Pasal 1 butir 2,3, dan 4 serta UU RI No. 13 Tahun 1992 (masih berlaku) bahwa bank dikelompokan sbb : a. Bank Sentral adalah Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar 1945, dan yang selanjutnya akan diatur dengan UndangUndang tersendiri. Fungsi penting Bank Sentral antara lain :
6
1. Bank Sentral mewakili pemerintah dalam menerima pembayaran bermacam – macam pajak, melakukan pembayaran yang harus dikalukan pemerintah, Bank sentral mempunyai monopoli pengedaran uang kertas. 2. Bank Sentral memegang cadangan kas sistem perbankan, cadangan ini meliputi cadangan dalam negeri yang dibutuhkan dalam sistem perbankan maupun cadangan internasional yang terdiri dari emas, perak dan valuta asing. 3. Bank Sentral juga mengontrol volume dan keadaan kredit dalam rangka mempertahankan tingkat kegiatan ekonomi yang diinginkan. 4. Bank Sentral merupakan “Lender of the last resort” ( Sumber dana pinjaman terahir ). Dalam situasi yang sulit dimana orang – orang banyak menarik deposito di bank – bank umum sehingga banyak bank itu kehabisan cadangan. Bank – bank umum biasanya meminjam dana pada bank sentral untuk memenuhi cadangan dengan jaminan aktiva tertentu. b. Bank Umum adalah Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek. Dari segi kepemilikannya bank umum dibedakan antara Bank Umum Milik Negara, Bank Umum Swasta dan Bank Umum Asing. c. Bank Tabungan adalah Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas berharga. Bank-bank tabungan ini
7
menurut pemiliknya dapat dibedakan antara Bank Tabungan Negara dan Bank Tabungan Swasta. d. Bank Pembangunan adalah Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan jangka panjang dibidang pembangunan. Apabila bank semacam ini menerima simpanan giro maka penggunaannya dilakukan menurut bimbingan Bank Indonesia. 3. Produk dan Jasa Keuangan Bank Menurut UU RI No.7, Tahun 1998 tentang macam – macam produk jasa keuangan bank antara lain adalah sbb : a. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk Giro, Deposito berjangka, Sertifikat deposito, Tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. Cek/Bilyet Giro adalah perintah pembayaran (kepada Bank) dari orang yang menandatanganinya untuk membayar kepada orang yang membawanya atau orang namanya tersebut diatas cek itu sejumlah yang yang tertera diatasnya. c. Kartu kredit adalah alat pembayaran yang berupa kartu yang terbuat dari sejenis plastik yang diatasnya tercetak nama, nomor keanggotaan, dan tanda tangan pemegang kartu kredit yang dapat memberikan substitusi cara pembayaran disamping alat pembayaran yang sah seperti uang kertas dan uang logam maupun surat berharga seperti cek/giro.
8
d. Inkaso adalah perhitungan utang piutang antarbank disatu kota dengan kota lainnya, baik bank tersebut merupakan cabang yang sama maupun bank yang berlainan dengan menggunakan cek/bilyet giro, dimana berita inkaso disampaikan dapat melalui surat, kawat telepon ataupun teleks. e. Wesel (Asignasi) adalah surat yang ditarik oleh suatu bank atas bank lain melalui proses kliring. f. Jasa Transfer (pemindahbukuan) adalah salah satu jasa atau tugas perbankan untuk membantu masyarakat dalam mengirim uang baik antar cabang dalam satu bank (Interbranch) ataupun antar bank lain (Kliring). g. Letter of Credit (L/C) adalah surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan importir langganan bank tersebut yang ditujukan kepada eksportir diluar negeri yang menjadi relasi importir tersebut. 4. Sarana dan Fasilitas Kegiatan Operasional Bank Dalam menjalankan kegiatan operasional/transaksi, bank mempunyai sarana dan fasilitas guna mendukung kegiatan operasionalnya agar sesuai dengan yang dihaapkan. Berikut adalah sarana – sarananya : a. Sistem Teller adalah satu rangkaian kerja pelayanan kepada pemegang kartu di counter yang sebagian besar dari proses kerjannya diselesaikan sendiri oleh Teller yang bersangkutan tanpa melalui prosedur kerja yang biasa ditempuh dalam system kasir. Dalam hal ini petugas teller dapat melakukan transaksi penarikan dan transaksi setoran tunai maupun non tunai sesuai dengan permintaan pemegang kartu.
9
b. ATM (Automatic Teller Machine) adalah suatu system aplikasi komputer berupa mesin yang secara otomatis melakukan transaksi sesuai dengan permintaan pemegang kartu kapanpun dimanapun (layanan 24 jam). c. Transfer (pemindahbukuan) adalah salah satu sarana dari jasa/tugas bank untuk membantu masyarakat dalam mengirim/memindahkan dana dari satu rekening ke rekening lain. Dalam hal ini bisa dilakukan oleh teller maupun ATM. d. Clearing (Sistem Kliring) adalah tatacara perhitungan utang piutang atau hak dan kewajiban keuangan antar bank. e. Real Time Gross Settlement (RTGS) adalah sarana bank seperti halnya kliring hanya saja perhitungan hak dan kewajiban keuangannya langsung ditujukan kepada penerima rekekning pada bank lain secara real time.
B. Akuntansi Perbankan Akuntansi Perbankan menurut Faisal Affif. LIC, 2001 :1 dapat didefinisikan sebagai berikut : Akuntansi Perbankan adalah seni yang secara sistematis mencatat, menyajikan, dan menafsirkan transaksi-transaksi keuangan yang diimplementasikan pada perusahaan bank Pengguna laporan keuangan bank berkepentingan dengan likuiditas, solvabilitas, dan risiko yang berkaitan dengan aktiva dan kewajiban yang diakui dalam neraca dan unsur-unsur di luar neraca. Likuiditas menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya kepada semua pihak sewaktu-waktu dapat menarik atau mencairkan simpanan dan komitmen
lainnya.
Solvabilitas
menunjukkan
kelebihan
aset
dari
10
kewajibannya, yang berarti pula menunjukkan kecukupan modal bank. Usaha bank rentan terhadap berbagai risiko, seperti risiko likuiditas, risiko fluktuasi mata uang, tingkat bunga, perubahan harga pasar, dan kegagalan pihak-pihak yang mengadakan perikatan dengan bank. Risiko tersebut mungkin telah tercermin dalam laporan keuangan, tetapi para pangguna akan lebih memahami apabila manajemen juga mengungkapkan pengelolaan dan pengendalian risiko tersebut bersama-sama dengan operasi bank dalam laporan keuangan. 1. Fungsi Akuntansi Bank a. Pembukuan / pencatatan untuk memberikan data bagi laporan pendapatan, laporan pajak, serta laporan deviden disamping itu catatan akuntansi harus memberikan informasi untuk laporan bagi manajemen, pemegang rekening, dan memberikan informasi kepada masyarakat luas. b. Penyajian yaitu kumpulan data mentah yang diolah menjadi suatu laporan yang informatif, akseptabel dan mudah dimengerti bagi mereka yang berkempentingan yang lazim disebut laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan rugi laba. c. Penafsiran yaitu menyangkut penjelasan tentang laporan keuangan untuk suatu jangka tertentu atau suatu tanggal tertentu. 2. Proses Akuntansi Bank merupakan tahap – tahap kegiatan yang dilakukan seorang akuntan atau bagian pembukuan dalam menyusun laporan keuangan bank, kegiatan tersebut meliputi : a. Pencatatan transaksi kedalam buku jurnal/buku harian.
11
b. Pencatataan ayat jurnal yang telah diklasifikasikan kedalam buku besar. c. Penyusunan neraca lajur. d. Penyusunan laporan keuangan. e. Penutupan buku besar dan pemindahan saldo-saldo kebuku besar baru. f. Penyusunan nearaca awal untuk periode akuntansi berikutnya berdasarkan saldo-saldo besar. 3. Dasar-dasar Akuntansi Perbankan yang harus diperhatikan yaitu : a. Accrual Basis dalam pencatatan biaya yaitu dasar pembukuan yang didasarkan atas biaya yang timbul sejalan dengan berjalan waktu b. Cash Basis dalam pencatatn pendapatan yaitu dasar pembukuan yang didasarkan atas pendapatan perbankan.
C. Kartu kredit 1. Definisi Kartu kredit Sudah sejak lama masyarakat mengenal uang dan mengerti bahwa uang sangat berperan penting dalam kegiatan tukar menukar pada perekonomian sebuah. Namun, didalam perkembangan teknologi yang semakin canggih dan maju yang diciptakan manusia bertujuan untuk meningkatkan efesien dan efektifitas dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya, alat bayar yang dipergunakan sudah tidak lagi mengandalkan pada alat pembayaran berupa uang tunai melainkan menyukai penggunaan alat pembayaran bukan uang tunai (giral ) yang banyak dipergunakan dewasa ini seperti cek, bilyet giro, traveller cek, dan
12
sebagainya. Namun alat pembayaran tersebut masih mempunyai tingkat resiko yang relatif tinggi dalam penggunaanya. Alat pembayaran non cash yang masih tergolong baru dalam dunia perbankan dikenal dengan kartu kredit, yang disebut sebagai uang plastik. Pengertian kartu kredit menurut Subagyo, 2002 : 39 adalah : Karttu Kredit adalah alat pembayaran yang berupa kartu yang terbuat dari sejenis plastik yang diatasnya tercetak nama, nomor keanggotaan, dan tanda tangan pemegang kartu kredit yang dapat memberikan substitusi cara pembayaran disamping alat pembayaran yang sah seperti uang kertas dan uang logam maupun surat berharga seperti cek/giro. Kartu kredit ini sebagai instrumen untuk berbelanja ditoko-toko, restaurant, hotel tempat hiburan, dan lain-lain. Pembayaran dengan menggunkaan kartu kredit cenderung berasal dari kelompok masyarakat yang berpenghasilan menengah keatas. 2. Jenis Kartu kredit Kartu kredit dapat digolongkan dari berbagai sudut pandang yaitu sudut pandang penerbitan, cara pembayaran, tujuan, fasilitas (jumlah kredit limit), pemegang, dan affliliasi. a. Berdasarkan sudut pandang penerbitan, kartu ktredit yang diterbitkan oleh bank misalnya Visa Card, Master Card, BCA Card, dan bukan bank misalnya Dinners Club dan AMEX. b. Berdasarkan sudut padang cara pembayaran, kartu kredit dibedakan atas : 1. Credit Card, cara pembayaran terhadap tagihan kartu kredit dapat dilakukan secara bertahap atau secara angsuran yang oleh karenanya
13
dikenakan bunga terhadap lamanya waktu pembayaran, misalnya Visa Card dan Master Card. 2. Charge Card, cara pembayaran terhadap tagihan kartu kredit Charge Card dapat dilakukansecara keseluruhan pada keseluruhan pada waktu tagihan jatuh tempo, misalnya Dinners Club dan AMEX. 3. Debit Card, cara pembayaran terhadap Debit Card dilakukan dengan mendebit langsung rekening simpanan pemegang Debit Card, misalnya Debit BCA, BNI Card, Mandiri Card, dan lain – lain. c. Berdasarkan sudut pandang tujuan, kartu kredit dibedakan atas kartu kredit umum dan khusus. 1. Kartu kredit umum, dapat digunakan untuk semua pembayaran yang mempunyai logo Visa, Master, Dinners, atau AMEX, misalnya Visa Card, Master Card, Dinners Card, atau AMEX. 2. Kartu kredit khusus, hanya dapat di gunakan di tempat-tempat tertentu yang berada dalam jaringan penerit kartu kredit, misalnya Golf Card (hanya untuk bermain golf), Matahari Card (hanya untuk berbelanja di Mataharai Grup), Carrefour Card (hanya untuk pelanggan kartu belanja Carrefour) dan lain sebagainya. d. Berdasarkan sudut pandang fasilitas (jumlah limit kredit), kartu kredit dibedakan atas Classic, Gold dan Platinum. Kartu kredit Classic mempunyai limit kredit antara Rp 2.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000,-. Kartu kredit Gold mempunyai limit kredit antara Rp 10.000.000,- sampai dengan
14
Rp30.000.000,- . Kartu kredit Platinum mempunyai limit kredit diatas Rp. 30.000.000 ,- . Dasar penggolongan dari sudut pandang ini adalah pendapatan / penghasilan dari calon pemegang kartu kredit. Tabel 1 Penggolongan Kartu kredit berdasarkan Penghasilan dari Calon Pemegang kartu No
Jenis Kartu kredit
Penghasilan Setahun
Pemberian Limit
1
Classic
≥ Rp. 25.000.000
≥ Rp. 2.000.000
2
Gold
≥ Rp. 75.000.000
≥ Rp. 10.000.000
3 Platinum
≥ Rp. 200.000.000
≥ Rp. 30.000.000
Sumber : BNI Card Center, Jakarta e. Bedasarkan sudut pandang pemegang, kartu kredit dibedakan atas kartu kredit utama seperti Personal (Primary) Card dan Company Card, serta kartu kredit pelengkap seperti Supplementary Card. Pada Personal Card, pemegang kartu kredit bertanggung jawab secara pribadi dan penuh, sedangkan pada Company Card yang bertanggung jawab secara penuh adalah perusahaan. Pada Supplementary Card, pemegang kartu kredit tidak bertanggung jawab secara penuh karena ditanggung oleh pemegang kartu kredit utama, misalnya kartu kredit istri atau anggota keluarga. f. Bedasarkan sudut pandang affiniasi, kartu kredit dibedakan atas CoBranding Card dan Affinity Card. Co-Branding Card adalah kartu kredit yang dikeluarkan atas kerjasama antara institusi pengelola kartu kredit
15
dengan satu atau beberapa bank, misalnya Dinners Club. Affinity Card adalah kartu kredityang di keluarkan atas kerjasama antar bank penerbit kartu kredit dengan lembaga-lembaga tertentu. 3. Keunggulan Transaksi Kartu kredit Kartu kredit memiliki
beberapa keunggulan yang tidak memiliki oleh
transaksi tunai, tidak berarti uang kertas atau uang logam yang digunakan saat ini akan dihapuskan, hanya saja proses transaksi akan lebih mengarah kepada kartu kredit ini. Keunggulan atau kelebihan kartu kredit di bandingkan dengan pembayaran tunai adalah : a. Keamanan Membawa uang tunai terutama dalam jumlah yang besar jelas tidak aman, selain resiko hilang, sering juga terjadi perampokan. Kartu kredit juga bisa hilang, tetapi karena adanya fasilitas foto card dan digital signature dalam kartu kredit, jelas kartu tersebut tidak bisa digunakan oleh orang yang menemukannnya, jadi, uang yang dimiliki tetap aman. b. Efesien Cukup dengan sehelai kartu plastik seukuran kartu telepon, maka sudah bisa memiliki dana hingga bahkan ratusan juta rupiah. Dengan uang
tunai
ratusan juta yang harus dibawa dengan tas yang tentunya merepotkan. Bagi pemegang kartu yang tidak memiliki nilai tabungan sebesar itu juga memungkinkan karena dana kartu kredit merupakan dana siap pakai yang dipinjamkan bank. Selain itu kartu kredit juga dapat digunakan untuk
16
membayar berbagai jenis tagihan sehingga pemegang kartu tidak perlu repot datang ke loket pembayaran setiap bulan. c. Mendapatkan Bunga Bank Maksud dari mendapatkan bunga disini adalah bunga yang pemegang kartu terima karena saat transaksi pemegang kartu tidak menggunakan uang tunai sehingga uang tersebut masih tersimpan dalam tabungan. d. Asuransi Perlindungan Pembelian Dalam asuransi ini dapat dicontohkan, misalnya pada saat pemegang kartu membeli barang dengan menggunakan kartu kredit, namun apabila terjadi sesuatu, kecelakaan terhadap barang yang dibeli oleh pemegang kartu tersebut tanpa di sengaja,maka barang tersebut bisa diganti karena adanaya purchase protection yang diberikan oleh Card Issuer, besarnya tentu bergantung pada bank yang menerbitkan kartu itu. e. Asuransi kecelakaan, ketidaknyamanan, dan fasilitas ruang tunggu. Untuk nsasabah yang sering bepergian dengan pesawat terbang, kartu kredit mempunyai manfaat sendiri. Setiap pembeli tiket pesawat rterbang dengan kartu kredit, pemegang kartu otomatis akan mendapatkan asuransi jalanan yang nilainya bisa mencapai Rp. 3 Milyard. Begitu juga terhadap beberapa pelayanan yang pemegang kartu peroleh. Pemegang kartu akan memperoleh asuransi kerugian yang disebut asuaransi ketidaknyamanan, misalnya tertundanya keberangkatan akibat keterlambtan pesawat, kehilangan bagasi dan sebagainya. Pemegang kartu yang memiliki kartu jenis gold akan
17
memiliki keistimewaan, misalnya dalam menikmati secara gratis fasilitas executive lounge, yakni fasilitas ruang tunggu keberangkartan VIP, keistimewaan ini terdapat pada bandara-bandara tertentu. f.
Rewards Program Rewards Program yaitu program yang dikeluarkan oleh card issuer. Setiap transaksi pembelian yang terjadi pada waktu kartu kredit akan mendapatkan poin yang bisa ditukarkan dengan hadiah langsung tanpa diundi. Poin yang telah dikumpulkan bisa ditukarkan dengan aneka macam hadiah langsung yang sangat menarik bahkan fantasis.
g. Terhindar dari resiko uang palsu Berikut ini adalah keunggulan kartu kredit bagi pemilik toko (merchant). Dengan menerima pembayaran dengan menggunakan kartu kredit, berarti merchant terhindar dari masalah uang palsu yang selalu mengencam. h. Diterima diseluruh dunia Keuntungan yang paling dirasakan adalah karena kartu kredit dapat diterima diselutruh dunia. Berbeda dengan uang tunai yang harus ditukarkan dengan mata uang setempat agar bisa ditransaksikan. 4. Manfaat Kartu kredit Manfaat dari pada kartu kredit secara lebih luas, kita harus melihatnya dari pihak – pihak yang terlibat
18
a. Pihak Bank (Issuer/Acquirer) Sebagai service yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kepada pemegang kartunya dan sebagai profit yang merupakan keuntungan dari pelayanan tersebut berupa pemotongan harga dari merchant dalam bentuk prosentase dari setiap transaksi serta bank mendapat dana dari biaya keanggotaan / iuran tahunan (annual fee) serta administrasi lainnya. b. Pihak Merchant (Pedagang) Keuntungan yang diperoleh merchant dalam transaksi dengan credit card adalah menambah volume penjualan dengan menarik langganan dari pemegang kartu termasuk juga para turis yang berkunjung ke Indonesia atau sebaliknya. Keuntungan lainnya adalah meningkatkan pelayanan kepada pelanggan,
memperbaiki
cash
flow
perusahaan
dan
membantu
kesederhanaan administrasi perusahaan. c. Pihak Card Holder (Pemegang kartu) Card holder memiliki banyak keuntungan dari credit card yaitu keamanan bertransaksi dalam membeli barang/jasa tertentu dalam jumlah besar tanpa menggunakan uang tunai atau cek, dapat menikmati fasilitas kredit dengan limit kredit tertentu,tidak ada exchange risk karena dilakukan dengan mata uang rupiah, dan pembayaran lebih fleksibel karena card holder biasa memilih untuk membayar hutangnya sekaligus (full payment) atau mencicil (minimum payment).
19
Dengan melihat manfaat yang diperoleh ketiga pihak yang terlibat dalam suatu transaksi dengan credit card, maka dapat dikatakan ketiga pihak tersebut menjalin hubungan yang saling menguntungkan.
D. Pembukuan Pengertian pembukuan menurut Ikatan Akuntan Indonesia, IAI (2000 : 2) yaitu : Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang/jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Proses pembukuan hanya meliputi pencatatan transaksi-transaksi ke dalam berbagai jurnal dan pemberian kode perkiraan buku besar (yaitu pengumpulan data keuangan mentah). Hal ini akan menjadi dasar untuk sistem akuntansi yang mengumpulkan dan mengorganisir data mentah menjadi informasi yang berguna. Pembukuan dilakukan jika ada transaksi, dengan demikian pembukuan sangat berhubungan erat dengan transaksi, khususnya dalam hal pembayaran tagihan telepon. Berikut ini adalah proses pembukuan atas transaksi pembayaran tagihan telepon dan proses bila terjadinya kesalahan pembukuan transaksi tersebut serta bagaimana proses penyelesaiannya. 1. Pembukuan Transaksi Pembayaran Tagihan Telepon Setiap bank yang menerbitkan kartu kredit pasti selalu memberikan kemudahan-kemudahan bagi pemegang kartu dalam bertransaksi salah satunya transaksi otodebet pembayaran tagihan bulanan seperti telepon karena fasilitas
20
tersebut memberikan kemudahan seperti efisiensi waktu, biaya dan tenaga sehingga tidak perlu datang ke loket dan antri. Hal ini sangat penting bagi kelangsungan bisnis perbankan perusahaan penerbit kartu kredit. Pembayaran tagihan telepon biasanya dilakukan oleh BNI Card Center bulan sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan. Dalam transaksi ini pihak yang terlibat adalah pemegang kartu, BNI Card Center dan Divisi Operasional. Pembukuan transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI pada BNI Card Center berdasarkan pada Buku Pedoman Administrasi dan Pembukuan Bisnis Kartu dan Merchant, Sub Bab Administrasi dan Pembukuan Transaksi Pembayaran Tagihan Telkom/Ponsel. Berikut ini adalah macam – macam proses pembukuan transaksi pembayaran tagihan telepon
melalui
sarana/fasilitas bank dan proses pembukuannya : a. Pembukuan Transaksi Pembayaran tagihan telepon via ATM Yaitu pembayaran tagihan telepon dengan menggunakan kartu kredit melalui ATM bank penerbit kartu, biasanya pemegang kartu membayar dengan proses pemindahbukuan dari rekening kartu kredit sesuai jumlah tagihan telepon. Berikut adalah jurnal pembukuan yang dilakukan oleh BNI Card Center : Transaksi Pemindahbukuan / Transfer : Debet: Pinjaman Kartu Kredit Lancar Kredit : Giro Penampung/Simpanan Sementara Divisi OPR
21
b. Pembukuan Transaksi Pembayaran tagihan Kartu kredit via Customer Service atau proses otodebet Yaitu pembayaran tagihan telepon dengan kartu kredit melalui Customer Service atau proses otodebet. Dalam hal ini pemegang kartu menghubungi Customer Service untuk melakukan pembayaran tagihan telepon baik per bulan atau secara rutin dengan mendebet rekening simpanan pemegang kartu (pemindahbukuan / transfer), berikut adalah jurnal pembukuannya : 1. Pada saat dropping dana : Debet : Kewajiban Telkom/Telkomsel/Satelindo Kredit : Giro Internal SmartBill 2. Pada saat pembayaran : Debet : Giro Internal SmartBill Kredit : Giro Penampung/Simpanan Sementara Divisi OPR
2. Kesalahan Pembukuan Transaksi Pembayaran Tagihan Kartu kredit Dalam proses pembukuan transaksi pembayaran tagihan kartu kredit sering terdapat
kesalahan–kesalahan
pembukuan,
pada
umumnya
kesalahan
pembukuan tersebut disebabkan oleh system error (kesalahan system) maupun human error (kesalahan manusia), sehingga transaksi pembayaran tersebut sudah mendebet akun pinjaman pemegang kartu tapi tidak terupdate rekening provider (missing payment) atau sudah terkredit tetapi pada akun pinjaman pemegang kartu lain (missposting) atau bahkan transaksi pembayaran tersebut
22
terdebet lebih dari satu kali (double posting). Dengan terjadinya hal tersebut diatas pihak pemegang kartu sangat dirugikan, maka potensi keluhan (complaint) dari pemegang kartu sangat besar. a. Missing payment Missing Payment menurut Buku Pedoman Administrasi dan Pembukuan Bisnis Kartu dan Merchant, Sub Bab Administrasi dan Pembukuan Transaksi Smart Bill Divisi BNI Card Center adalah transaksi pembayaran tagihan telepon yang dilakukan oleh pemegang kartu dengan menggunakan kartu kredit, melalui Customer Service atau proses otodebet dan pembayaran tagihan tersebut sudah mendebet akun pinjaman kartu kredit tapi belum terupdate pada rekening provider. Penyebab timbulnya missing payment biasanya disebabkan oleh kegagalan system antara bank dengan provider pada saat melakukan transaksi pembayaran tagihan telepon (system error). b. Missposting Missposting menurut Buku Pedoman Administrasi dan Pembukuan Bisnis Kartu dan Merchant, Sub Bab Administrasi dan Pembukuan Transaksi Smart Bill Divisi BNI Card Center adalah transaksi pembayaran kartu kredit yang dilakukan oleh pemegang kartu dengan menggunakan kartu kredit melalui Customer Service atau proses otodebet, namun pembayaran tagihan tersebut terdebet pada akun pinjaman pemegang kartu lain.
23
Penyebab timbulnya missposting yaitu terdapat kesalahan penulisan dan pembukuan nomor kartu yang sehingga pembayaran terupdate ke akun pinjaman pemegang kartu lain (human error). c. Double Posting Double Posting Buku Pedoman Administrasi dan Pembukuan Bisnis Kartu dan Merchant, Sub Bab Administrasi dan Pembukuan Transaksi Smart Bill
Divisi BNI Card Center adalah pembayaran tagihan telepon yang
dilakukan oleh pemegang kartu dengan menggunakan kartu kredit melalui ATM namun
pembayaran tagihan tersebut terdebet lebih dari satu kali
(double posting) pada kartu kredit. Dengan keadaan tersebut pemegang kartu merasa dirugikan dan pihak bank wajib mengembalikan kelebihan dana tersebut kepada rekening simpanan pemegang kartu (refund). Penyebab terjadi double posting yaitu antara lain : 1. Pemegang kartu melakukan dua kali transaksi pembayaran tagihan telepon karena pembayaran sebelumnya seolah-olah gagal sehingga pemegang kartu melakukan transaksi pembayaran lagi (human error). 2. System mengenerate pembayaran lebih dari 1 kali (system error).
3. Prosedur Penyelesaian Kesalahan Pembukuan atas Transaksi Pembayaran tagihan Kartu kredit Dalam melakukan penyelesaian kesalahan pembukuan atas transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit pihak bank mempunyai system
24
prosedur yang harus dilakukan oleh kelompok/unit yang terkait dengan masalah tersebut antara lain : a. Kelompok front office dalam hal ini unit Call Center : 1. Menerima informasi terjadinya kesalahan pembukuan dari card holder maupun berdasarkan monitoring. 2. Menyiapkan
dokumen
pendukung
dari
pemegang
kartu
guna
penyelesaian kesalahan pembukuan. 3. Meneliti kebenaran/keabsahan dari dokumen atau bukti–bukti tersebut. b. Kelompok back office dalam hal ini unit accounting : 1. Melakukan verifikasi antara data dokumen / bukti-bukti dari card holder yang diterima dari Unit Call Center dengan data system bank. 2. Berdasarkan hasil verifikasi diatas maka dilakukan jurnal koreksi pada system bank : - Missing payment dan missposting Untuk penyelesaian kesalahan pembukuan missing payment / missposting tidak dilakukan jurnal koreksi pada sytem bank, namun dilakukan input manual dengan memindahkan dana antar akun pinjaman pemegang kartu saja (transfer payment). -
Double posting Untuk penyelesaian kesalahan pembukuan double posting dilakukan jurnal koreksi / pengembalian dana (refund) kepada rekening pinjaman pemegang kartu yaitu :
25
Debet: Giro Penampung/Simpanan Sementara Divisi OPR Kredit : Pinjaman Kartu Kredit Lancar E. Transaksi Transaksi menurut Ali Arifin, 2004:20 adalah kejadian suatu peristiwa atau keadaan yang harus dicatat. Dalam transaksi kartu kredit biasanya terbagi atas 2 (dua) transaksi yaitu adalah transaksi On-Us Transaction dan Off-Us Transaction. Dalam kedua transaksi tersebut ada 5 (lima) pihak yang terlibat yaitu : Issuer bank
: Pihak yang menerbitkan kartu kredit bank itu sendiri
Acquirer bank: Pihak yang bukan menerbitkan kartu kredit (lawan issuer bank) Pemegang kartu
: Pemegang kartu kredit
Visa/MasterCard International : Pihak yang memberikan lisensi kepada issuer dan acquire bank Merchant
: Seorang atau perusahaan yang melakukan kerjasama dengan bank
penerbit dalam menerima kartu kredit sebagai pembayaran atas transaksi barang atau jasa yang dijualnya, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian kerjasama. 1. Transaksi Kartu kredit On-Us Transaksi kartu kredit On-Us adalah transaksi kartu kredit yang diterbitkan oleh Issuer Bank yang dilakukan di EDC Merchant Issuer atau ATM Issuer. Dalam hal ini issuer bank telah melakukan kerjasama dengan pihak merchant. Transaksi On-Us dibagi menjadi 2 (dua) yaitu antara lain : a. Transaksi Kartu kredit On-Us Retail
26
Dalam hal ini si pemegang katu melakukan transaksi belanja baik berupa barang atau jasa pada merchant yang telah ditetapkan issuer bank. Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambar proses transaksi segitiga antara carholder, issuer bank, dan merchant. Gambar 1 Proses Transaksi Kartu kredit On-Us Retail 6
2
Card Holder 5
1
4
Issuer Bank
3
Merchant Issuer
Sumber : BNI Card Center, Jakarta Keterangan gambar : 1. Pemegang kartu melakukan transaksi retail dengan merchant issuer, pemegang kartu menanda tangani sales draft. 2. Merchant issuer akan menyerahkan barang atau jasanya kepada pemegang kartu. 3. Merchant issuer akan menagih ke pada issuer bank berupa data/dokumen yang telah ditetapkan oleh issuer bank. 4. Issuer bank akan membayarkan tagihannya kepada merchant issuer sebesar tagihan yang diberikan pihak merchant tersebut. 5. Issuer bank akan mengirimkan surat tagihan bulanan kepada pemegang kartu sebesar jumlah tagihan dari pihak merchant issuer.
27
6. Pemegang kartu membayar tagihan sejumlah uang sesuai dengan tagihan dari issuer bank. b. Transaksi Kartu kredit On-Us Cash Advance Dalam hal ini si pemegang katu melakukan transaksi tarik tunai pada ATM issuer. Gambar 2 Proses Transaksi Kartu kredit On-Us Retail 5
2
Card Holder 4
1
3
Issuer Bank
ATM Issuer
Sumber : BNI Card Center, Jakarta Keterangan gambar : 1. Pemegang kartu melakukan transaksi tarik tunai dengan ATM issuer, pemegang kartu menerima bukti berupa slip tarik tunai. 2. ATM issuer akan mengeluarkan uang sebesar permintaan dari pemegang kartu. 3. ATM issuer mengenerate transaksi tersebut dan langsung mendebet rekening kartu kredit pemegang kartu. 4. Issuer bank akan mengirimkan surat tagihan bulanan kepada pemegang kartu sebesar jumlah transaksi tarik tunai di ATM issuer..
28
5. Pemegang kartu membayar tagihan sejumlah uang sesuai dengan tagihan dari issuer bank.
2. Transaksi Kartu kredit Off-Us Transaksi kartu kredit Off-Us adalah transaksi kartu kredit diterbitkan oleh Acquirer Bank yang dilakukan di EDC Merchant Acquirer atau ATM Acquirer. Transaksi off - us dibagi menjadi 2 (dua) yaitu antara lain : a. Transaksi Kartu kredit Off-Us Retail Dalam hal ini si pemegang kartu melakukan transaksi pada merchant yang telah ditetapkan oleh acquirer bank. Gambar 3 Proses Transaksi Kartu kredit On-Us Retail 11 10
Issuer Bank
8
Card Holder Issuer
1
Merchant Acquirer
9
2 4
5
Visa / Master Card International
Sumber : BNI Card Center, Jakarta
3
6
7
Acquirer Bank
29
Keterangan gambar : 1. Pemegang kartu melakukan transaksi retail dengan merchant acquirer. 2. Merchant acquirer melakukan otorisasi kepada acquirer bank. 2. Acquirer bank akan menerima data credit card yang dikirim via computer, apabila ternyata credit card tersebut bukan credit card yang dikeluarkan oleh acquirer bank maka secara otomatis akan melakukan otorisasi ke visa/mastercard internasional. 3. Visa/Mastercard Internasional menerima data dari acquirer bank dan meneruskan otorisasi tersebut ke issuer bank. 4. Pihak issuer bank menerima data data credit card via computer dan memberikan keputusan otorisasi akan mengirimkan persetujuan atau penolakan. 5. Visa/master card internasional menerima persetujuan atau penolakan dari pihak issuer bank dan meneruskan ke pihak acquirer bank. 6. Pihak acquirer bank menerima persetujuan atau penolakan dari visa/mastercard internasional. 7. Pihak merchant acquirer menerima persetujuan atau penolakan dari pihak acquirer bank, bila disetujui maka merchant akan menyerahkan barang/jasa kepada pemegang kartu atau sebaliknya. 8. Pihak Issuer bank akan membayar tagihan kepada merchant acquirer sebesar tagihan yang diberikan merchant acquirer tersebut.
30
9. Pihak issuer bank akan mengirimkan surat tagihan bulanan kepada pemegang kartu sebesar jumlah tagihan dari merchant acquirer tersebut 10. Pemegang kartu membayar tagihan sejumlah uang sesuai dengan tagihan dari pihak yang menerbitkan kartu kredit / issuer bank. b. Transaksi Kartu kredit Off-Us Cash Advance Dalam transaksi off-us cash advance, pemegang kartu melakukan transaksi tarik tunai pada ATM acquirer bank.Berikut adalah proses transaksinya : Gambar 4 Proses Transaksi Kartu kredit On-Us Retail 11 10
8
Card Holder Issuer
1
ATM Acquirer
Issuer Bank 9
2 4
5
Visa / Master Card International
Sumber :BNI Card Center, Jakarta
3
6
7
Acquirer Bank
31
Keterangan gambar : Dalam transaksi cash advance off-us perlakuannya sama seperti hal nya transaksi retail off-us, yang membedakan hanya pada fasilitas transaksi yaitu ATM acquirer bukan Merchant acquirer, sehingga pihak issuer bank akan membayar tagihannya langsung kepada acquirer bank.
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. PT. Bank BNI (Persero) Tbk Pada tanggal 5 Juli 1946 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 1946 tentang pembentukan Bank BNI, yang boleh disebut sebagai Undang-Undang Bank Negara Indonesia Tahun 1946. Peresmian Bank BNI dilaksanakan di Yogyakarta pada hari ulang tahun pertama proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 agustus 1946. Upacara peresmian yang dilakukan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta itu berlangsung di bekas gedung De Javasche Bank,Yogyakarta . Jumlah Modal Bank Negara Indonesia ketika dibentuk ditetapkan sebesar Rp. 10.000.000,- ( sepuluh juta rupiah Republik Indonesia ).
Bank milik
pemerintah RI pertama itu berfungsi sebagai bank sentral / bank sirkulasi dan bank umum seperti ditentukan dalam pasal 1 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang No. 2 Tahun 1946 sebagai berikut : “ Dengan nama Bank Negara Indonesia didirikan sebuah Bank kepunjaan Republik Indonesia untuk mengatur pengeluaran dan peredaran uang kertas Bank dengan harga jang tetap menurut keperluan masjarakat terhadap alat penukaran, untuk memperbaiki peredaran alat pembajaran
33
lain, untuk memenuhi kebutuhan kredit masjarakat dan umumnja, supaya dapat bekerja untuk kepentingan umum, segala sesuatu menurut peraturan dalam atau berdasarkan atas undang – undang ini.” Beberapa bulan setelah Bank BNI diresmikan, pemerintah mengambil langkah kebijakan menyalurkan uang Republik Indonesia sebagai alat pembayaran yang sah. Untuk maksud tersebut pemerintah mengeluarkan Undang – Undang No. 17 Tahun 1946 tentang pengeluaran uang Republik Indonesia dan Undang – Undang No. 19 Tahun 1946 tentang nilai tukar uang RI. Dengan ditetapkannya kedua undang – undang tersebut maka ORI ( Oeang Repoeblik Indonesia ) merupakan alat pembayaran yang pertama pemerintah Republik Indonesia. Uang kertas RI yang dikeluarkan pertama kali oleh Pemerintah diedarkan oleh Bank Negara Indonesia untuk wilayah Jawa dan Madura pada tanggal 29 Oktober tengah malam menjelang 30 Oktober 1946. Peristiwa itu dijadikan Hari Keuangan yang diperingati setiap tahun. Dengan dikeluarkannya uang kertas Rebublik Indonesia, uang Jepang dan uang Belanda serentak ditarik dari peredaran. Administrasi dan pencetakan uang Republik Indonesia dilakukan oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Bank Negara Indonesia juga ikut dalam kegiatan pencetakan uang Republik Indonesia , Karena panitia penyelenggara Pencetakan Uang Kertas adalah T.R.B Sabaroedin, yang juga Wakil Presiden Direktur Bank Negara Indonesia. Untuk Bagan Struktur Organisasi PT. Bank BNI (Persero) Tbk, bisa dilihat pada lampiran 1.
34
2. BNI Card Center PT. Bank Negara Indonesia ( Persero ) Tbk, pada bulan oktober tahun 1997, mendirikan satu divisi dengan nama Divisi Bisnis Kartu atau lebih dikenal dengan BNI Card Center yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Kav.I Wisma 46 Kota BNI lt.37-38-39-42 Jakarta Pusat, dan Jalan Lada No.1 Jakarta Kota (BNI Kanwil 12) lt.3. Pada saat itu produk pertamanya hanya satu yaitu BNI Mastercard, Kemudian pada bulan April tahun 1999 meluncurkan produk baru dengan nama BNI Visa. Dengan dikeluarkannya kedua jenis kartu tersebut maka lengkaplah apa yang dikeluarkan Bank BNI sebagai Bank penerbit kartu kredit. Pada tanggal 10 September 2004 BNI Card Center juga mengeluarkan kartu unggulan lagi yaitu Kartu BNI Visa Platinum. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu dan pada tahun 2005 BNI Card Center membuat inovasi dengan mengeluarkan Kartu BNI Mastercard Matrix yang merupakan hasil kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi selular terkemuka Indosat. Dan hasil inovasi terakhir pada tahun 2006 BNI Card Center mengeluarkan kartu BNI Mastercard FIFA World CUP 2006 yang diperuntukan bagi para pecinta dan penggila sepakbola dunia. Untuk memajukan bisnis kartu kredit di Indonesia, BNI Card Center telah memiliki 9 (sembilan) kantor perwakilan (representative office) yang tersebar dikota-kota besar antara lain yaitu : Medan, Batam, Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar dan Manado.
35
3. Stuktur Organisasi PT. Bank BNI Card Center PT. Bank BNI Card Center / Divisi Bisnis Kartu dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi (Vice Presiden/General Manager) yang melaporkan secara langsung kepada Direktur Konsumer Bank BNI. Departement Head di BNI Card Center disebut sebagai Pemimpin Kelompok (Assistant Vice Presiden), sedangkan supervisor yang melaporkan kepada Pemimpin Kelompok disebut Pengelola (Manager). Saat ini PT. Bank BNI Card Center ini terdapat seorang Pemimpin Divisi, 2 (dua) orang Wakil Pemimpin Divisi, 9 (sembilan) orang Pemimpin Kelompok, dan seorang Pemimpin Unit Quality Assurance (dengan pangkat setingkat Pemimpin Kelompok). Adapun pengelompokan struktur organisasi pada BNI Card Center berdasar tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Pemimpin Divisi Membuat laporan secara rutin mengenai kinerja divisi kepada Direktur Konsumer Bank BNI dan bertanggung jawab secara langsung terhadap kinerja divisi. b. Wakil Pemimpin Divisi I – Bidang Operasional Membuat laporan dan bertanggung jawab atas kinerja kelompok – kelompok bidang operasional kepada pemimpin divisi. Kelompok – kelompok Bidang Operasional :
36
1. Kelompok Bisnis Kartu kredit (BKT) Bertanggung jawab atas program-program marketing, segmentasi pasar, brand positioning, acquisition pemegang kartu baru, pengembangan produk-produk baru, peningkatan tingkat pemakai kartu. 2. Kelompok Credit Control and Collection (CCC) Bertanggung jawab atas kegiatan manajemen risiko dan collection activity. 3. Kelompok Bisnis Merchant (BMT) Bertanggung jawab atas pengembangan dan pengelolaan jaringan merchant termasuk didalamnya mengelola transaksi Cirrus dan Maestro untuk kartu kredit maupun kartu debet. 4. Kelompok Pengelolaan Representative Office (PRO) Bertanggung jawab atas aktivitas operasional bisnis yang dilakukan oleh beberapa kantor perwaklian atau Representative Office (RO). 5. Kelompok Kontak Center (KCC) Bertanggung jawab atas pelayanan kepada pemegang kartu (customer service), keluhan (complaint) pemegang kartu. 6. Kelompok Operasional (KOP) Menangani dan bertangung jawab atas pemrosesan permohonan kredit yang masuk, pemrosesan transaksi, serta penyelesaian komplain transaksi oleh pemegang kartu.
37
7. Kelompok Teknologi Informasi (TIM) Bertanggung jawab atas information technology management, database management serta pengembangan aplikasi-aplikasi office automation. c. Wakil Pemimpin Divisi II - Bidang Penunjang Membuat laporan dan bertanggung jawab atas kinerja kelompok – kelompok bidang penunjang kepada pemimpin divisi. Kelompok – kelompok Bidang Penunjang : 1. Unit Quality Assurance (QA) Unit ini melapor langsung kepada Pemimpin dan Wakil Pemimpin Divisi. Bertanggung jawab atas system and operational internal audit, service indicator development and control, serta quality assurance activities lainnya. 2. Kelompok Pengendalian Keuangan (PGI) Bertanggung jawab atas penyusunan
anggaran dan
business plan,
pelaporan akuntansi, payment processing, rekonsiliasi-rekonsiliasi keuangan dan penyelesaian komplain transaksi oleh pemegang kartu. 3. Kelompok Penunjang Bisnis (KJB) Bertanggung
jawab
atas
perjanjian-perjanjian
hukum,
office
administration dan human resource administration serta personnel training.
38
4. Kelompok Perencanaan dan Pengembangan Sistem (CMS) Bertanggung
jawab
atas
penetapan
perencanaan
(strategy)
dan
pengembangan (development) bisnis policy perusahaan. Bagan struktur organisasi PT. Bank BNI Card Center bisa dilihat pada lampiran 2. 4. Layanan BNI Card Center : a. Pelayanan dikelola dengan sistem modern, menggunakan service standard yang ketat sebagai skala pengukur kualitas layanan kepada pemegang kartu, seperti : ketepatan dalam menjawab pertanyaan, keramahan, kecepatan pelayanan, penyelesaian masalah, dan lain – lain. b. Sejak berdiri telah memiliki Layanan Telepon 24 Jam yang dikenal dengan mana TelePlus BNI di no. 021-572 8888 yang kini bergabung dalam BNI Call (021) 5789 9999 atau melalui ponsel 68888. c. Customer Service BNI Card Center juga dapat dihubungi dengan pulsa lokal di beberapa kota besar Indonesia. d. Layanan Walk–In Center (WIC) telah hadir di 8 kota besar antara lain : Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Palembang, Makassar dan Bali. Dalam waktu dekat akan segera menyusul di kota – kota lainnya. e. Menerbitkan Kartu BNI VISA Platinum pada 10 September 2004. Khusus untuk pemegang kartu Platinum dapat menghubungi Layanan 24 Jam BNI Platinum Call (021) 5728989.
39
5. Tingkat Suku Bunga Kartu kredit BNI Tingkat suku bunga kartu kredit BNI sangat rendah bila dibandingkan dengan tingkat suku bunga kartu kredit competitor / Issuer card lain. Berikut adalah table perbandingannya. Tabel 2 Perbandingan Tingkat Suku Bunga Kartu kredit BNI dengan Card Issuer lain Tingkat Suku Bunga No
Card Issuer Bank Retail (%)
Cash Advance (%)
1 Bank BNI
2,55
3,25
2 American Express Bank
3,4
4,2
3 ANZ Panin Bank
3,25
3,75
4 Bank Permata
3,4
3,8
5 Citibank
3,5
3,75
4
5,5
7 HSBC
3,8
4,2
8 Bank BII
3,5
3,8
9 Lippo Bank
3,8
4,2
10 Standard Chartered Bank
3,5
4
11 Bank BCA
3,4
4
12 Bank Mandiri
2,95
3,4
6 Dinners Club International
Sumber : BNI Card Center, Jakarta
40
6. Produk Fitur Unggulan BNI Card Center a. DanaPlus adalah transfer dana dari rekening kartu kredit ke rekening mana saja di Indonesia yang diinginkan pemegang kartu. Danaplus dapat dilakukan ke nomor rekening tertentu dengan jumlah tetap setiap bulannya secara otomatis ( otodebit ) dengan fasilitas smart transfer. b. TeleTravel yaitu memberikan kemudahaan perjalanan khususnya pemesanan tiket pesawat, reservasi hotel, pembelian tiket kereta api, paket wisata termasuk penyediaan paspor dan VISA. Tiket dapat dianter ke jabotabek, Denpasar, Sanur, Kuta dan Nusa Dua, tanpa biaya tambahan. c. SmartBill yaitu fasilitas pembayaran tagihan bulanan melalui otodebet kartu kredit yang dapat digunakan untuk membayar tagihan Telepon seluruh Indonesia ( Telkom, Telkom Flexy, Speedy ), Telkomsel, Indosat (Matrix, IM3, IM2) Pro-XL, Mobile 8, Esia, PLN , TPJ, TV Kabel (Indovision, Kabelvision,Digital 1) dan semuannya bebas tagihan administrasi. d. SmartSpending adalah fasilitas pembayaran melalui cicilan yang jumlahnya bisa disesuaikan sendiri sesuai kebutuhan, mulai dari 3 sampai 12 bulan. e. SmartReload yaitu isi ulang pulsa pra bayar melalui telepon ( Teleplus ) untuk seluruh kartu isi ulang ( flexy, esia, 3, fren, mentari, pro-XL, simpati, IM3 smart ). f. Kartu Tambahan adalah nomor kartu tambahan berbeda dengan kartu utama, memudahkan untuk memilih transaksi.
41
g. Tanggal Jatuh Tempo yaitu satu – satunya kartu kredit di Indonesia yang memiliki 6 (enam) pilihan tanggal jatuh tempo untuk memudahkan pemegang kartu. h. Real–Time OnLine adalah pertama di Indonesia dimana pembayaran tagihan secara otomatis langsung menaikkan limit kredit yang dapat digunakan untuk transaksi, melalui seluruh cabang Bank BNI, ATM BNI dan layanan Phonebanking 24 jam phonePlus BNI. i.
AKSEN Belanja yaitu melalui penawaran – penawaran khusus dikatalog yang dikirimkan oleh BNI Card Center, Anda dapat memesan aneka produk eksklusif
dengan harga istimewa yang penagihannya akan dilakukan di
rekening Kartu BNI. Pemesanan dapat dilakukan melalui telepon, faksimili atau pos. j. Newsletter AKSEN yaitu media komunikasi 2 bulanan yang berisi informasi seputar BNI Card Center dan penawaran menarik dari beberapa merchant pilihan. k. M–Teleplus yaitu pemegang kartu dapat mengetahui jumlah tagihan dan saldo pemakaian terahir ( up-date ) hanya melalui nomor telepon tertentu tanpa harus mengubah nomor kartunya gratis. l. Executive Airport Lounge yaitu bagi pemegang Kartu kredit BNI Emas dan Platinum yang bepergian menggunakan pesawat udara dapat menikmati fasilitas Exexutive Airport Lounge selama menunggu waktu keberangkatan.
42
m. Pembayaran melaui ATM bank lain, kini seluruh pemegang kartu juga dapat melakukan pembayaran tagihan Kartu kredit BNI melalui ATM BCA, BII, Lippo, Niaga, Permata, Danamon dan Mandiri. n. Asuransi Terlengkap yaitu asuransi perjalanan udara bebas premi, asuransi kecelakaan 24 jam cuma–cuma, asuransi kesehatan, dan asuransi pendidikan 7. Jenis Kartu kredit yang dikeluarkan PT. Bank BNI Card Center BNI Card Center adalah suatu Divisi yang bertindak untuk dan atas nama PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Dalam hal pelayanan kartu kredit Bank BNI, dalam menjalani Bisnis Kartu kredit PT. Bank BNI menerbitkan jenis – jenis kartu dan besarnya iuran tahunan (annual fee). Berikut tabelnya : Tabel 3 Jenis Kartu kredit BNI dan besarnya Annual Fee No
Jenis Kartu kredit
Annual Fee
1 Visa Biru
Rp. 120.000
2 Visa Emas
Rp. 240.000
3 Mastercard Biru
Rp. 120.000
4 Mastercard Emas
Rp. 240.000
5 Visa Platinum
Rp. 360.000
6 Mastercard Matrix
Rp. 150.000
7 Mastercard FIFA World Cup 2006
Rp. 150.000
Sumber : BNI Card Center, Jakarta
43
B. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan untuk menyusun skripsi ini adalah : menggunakan metode Penelitian deskriptif, yaitu : penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta - fakta dan sifat – sifat dari populasi (obyek) penelitian.
Penelitian ini tidak perlu mencari atau
menerangkan saling hubungan (korelasi) atau pengaruh, dan juga tidak perlu menguji hipotesis.
C. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini variable yang terkait dalam penulisan skripsi ini adalah Pembukuan dan Pembayaran. 1. Pembukuan adalah suatu pencataan data perusahaan yang dilakukan secara manual maupun komputerisasi menurut cara yang telah ditetapkan. 2. Transaksi adalah kejadian suatu peristiwa atau keadaan yang harus dicatat.
D. Metode Pengumpulan Data Dalam usaha mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti, maka diperlukan suatu pendekatan – pendekatan tertentu yang pada nantinya dapat lebih memudahkan penulis untuk mengerjakan penulisan yaitu dengan :
44
1. Studi Lapangan (Field Research) Yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang diperlukan secara langsung dari perusahaan yang menjadi objek penelitian. Dari penelitian lapangan didapatkan : a. Data primer dengan melakukan : 1
Observasi Pengumpulan data tersebut meliputi antara lain mengenai kegiatan Kelompok Kontak Center, Kelompok Pengendalian Keuangan dan Kelompok IPU..
2. Wawancara Melakukan tanya jawab, diskusi dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam proses penyelesaian kesalahan pembukuan. b. Data Sekunder dilakukan dengan mengumpulkan : 1. Sejarah Perusahaan 2. Struktur Oraganisasi Perusahaan 3. Data-data perusahaan (obyek penelitian). 2. Studi kepustakaan (Library Research) Yaitu
suatu
metode
pengumpulan
yang
dilakukan
dengan
cara
mengumpulkan data yang diperlukan melalui literature atau buku yang menjadi objek penelitian. Dengan penelitian kepustakaan dapat diperoleh data sekunder yang ada dalam text book, jurnal, majalah, makalah dan lain – lain.
45
E. Metode Analisis Data Setelah semua data – data yang diperlukan untuk penelitian sudah didapatkan, maka diperlukan suatu cara untuk menganalisa atas data – data diperoleh. Adapun jenis analisis data yang dilakukan penulis adalah : 1. Deskriptif kualitatif Metode analisis yang didasarkan pada pernyataan keadaan ukuran kualitas sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya tentang proses penyelesaian pembukuan atas kegagalan transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI pada PT. Bank BNI Card Center. 2. Deskriptif kuantitatif Metode analisa dengan menggunakan angka – angka sehingga diperoleh perhitungan yang sebenarnya mengenai proses penyelesaian pembukuan atas kegagalan transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI pada PT. Bank BNI Card Center.
46
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Penyelesaian Kesalahan Pembukuan atas Transaksi Pembayaran Tagihan Kartu kredit BNI pada PT. Bank BNI Card Center Kesalahan pembukuan atas transaksi pembayaran tagihan telepon dengan menggunakan kartu kredit BNI pada BNI Card Center pada umumnya terjadi karena system error dan human error dari pihak bank atau pemegang kartu. Kesalahan pembukuan dapat mengakibatkan missing payment, missposting, dan double posting. Berikut adalah prosedur penyelesaian kesalahan pembukuan di BNI Card Center. 1. Prosedur Penyelesaian Missing Payment Missing Payment adalah transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit yang dilakukan oleh pemegang kartu, baik atas permintaan pemegang kartu ke Customer Service atau proses otodebet, namun atas pembayaran tagihan tersebut belum terupdate / mengkredit rekening tetapi sudah terdebet pada akun pinjaman pemegang kartu. Kelompok Call Center (front office) : 1. Menerima informasi dari pemegang kartu, maupun berdasarkan monitoring atas terjadinya missing payment.
47
2. Menyiapkan dokumen pendukung guna penyelesaian missing payment, antara lain bukti pendebetan tagihan telepon pada kartu kredit pemegang kartu.. 3. Membuat
laporan
kepada
Kelompok
Pengendalian
Keuangan
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk di follow up. Kelompok Pengendalian Keuangan (back office) : 1. Menerima dokumen atas terjadinya missing payment dari Call Center. 2. Melakukan verifikasi pendebetan pembayaran tagihan telepon pada sistem aplikasi dan cek tagihan telepon, apakah benar pembayaran tersebut sudah terdebet pada rekening kartu kreditnya tapi
belum
terupdate pada rekening provider. 3. Apabila hasil verifikasi terdapat missing payment, maka akan dilakukan permintaan
ke
Divisi
Operasional
untuk
meneruskan
kembali
pembayaran ke rekening provider namun tidak ada jurnal koreksi . 4. Setelah pentransferan dana oleh Divisi Operasional ke provider berhasil maka Kelompok Pengendalian Keuangan menginformasikan kepada Kelompok Call Center bahwa pembayaran telah selesai.
48
FLOW CHART MISSING PAYMENT
Card Holder
1
Call Center / Customer Service 2
8
Kelompok Pengendali Keuangan 3
7
Divisi Operasional
6 5
Provider
49
2. Prosedur Penyelesaian Missposting Missposting adalah transaksi pembayaran kartu kredit yang dilakukan oleh pemegang kartu, baik melalui Teller/ATM atau Bank lain, namun atas pembayaran tagihan tersebut sudah terbayar pada pos kredit bank, tetapi terkredit pada akun pinjaman pemegang kartu lain. Kelompok Call Center (front office) : 1. Menerima informasi dari pemegang kartu, maupun berdasarkan monitoring atas terjadinya missposting. 2. Menyiapkan dokumen pendukung guna penyelesaian missposting, antara lain bukti pendebetan pembayaran tagihan telepon pada kartu kredit pemegang kartu. 3. Membuat
laporan
kepada
Kelompok
Pengendalian
Keuangan
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk di follow up. Kelompok Pengendalian Keuangan (back office) : 1. Menerima dokumen atas terjadinya missing payment dari Call Center. 2. Melakukan verifikasi / inquiry pendebetan pembayaran pada kartu kredit pemegang kartu di sistem aplikasi, apakah benar pembayaran tersebut terupdate pada account pemegang kartu lain. 3. Apabila hasil verifikasi terdapat missposting, maka dilakukan permintaan koreksi dan input manual kepada Kelompok IPU untuk dilakukan koreksi dan input manual di system aplikasi dengan menggunakan form reversal.
50
Kelompok Items Processing Unit (IPU) 1. Menerima permintaan koreksi dan input manual berupa form reversal dari kelompok pengendalian keuangan. 2. Melakukan koreki dan input manual pada account pinjaman pemegang kartu di system aplikasi kartu kredit.
FLOW CHART MISSPOSTING
Card Holder A 1
Call Center / Customer Service 2 5
Kelompok Pengendali Keuangan 3
Kelompok Item Processing Unit
4
Card Holder B
51
3. Prosedur Penyelesaian Transaksi Double Posting Double posting adalah pembayaran tagihan telepon dengan menggunakan kartu kredit yang dilakukan oleh pemegang kartu, melalui ATM, Customer Service atau proses otodebet namun atas pembayaran tagihan tersebut mendebet lebih dari sekali pada kartu kredit pemegang kartu. Dengan keadaan tersebut pemegang kartu merasa dirugikan dan pihak bank wajib mengembalikan kelebihan dana tersebut kepada rekening simpanan pemegang kartu (refund). Kelompok Call Center (front office) : 1. Menerima informasi dari pemegang kartu, maupun berdasarkan monitoring atas terjadinya transaksi double posting. 2. Menyiapkan dokumen pendukung guna penyelesaian transaksi double posting antara lain bukti pendebetan pembayaran tagihan telepon pada kartu kredit pemegang kartu. 3. Membuat
laporan
kepada
Kelompok
Pengendalian
Keuangan
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk di follow up Kelompok Pengendalian Keuangan (Accounting) 1. Menerima dokumen atas terjadinya transaksi double posting dari Call Center 2. Melakukan verifikasi / inquiry pendebetan pembayaran tagihan telepon pada kartu kredit di sistem aplikasi, apakah benar pembayaran tersebut telah terupdate lebih dari satu kali (double posting).
52
3. Apabila hasil verifikasi terdapat transaksi double posting maka dilakukan permintaan koreksi dengan menggunakan form reversal–refund, untuk disampaikan kepada Kelompok IPU. 4. Melakukan jurnal koreksi pada system Icons atas transaksi double posting ke rekening pemegang kartu : Debet: Giro Penampung/Simpanan Sementara Divisi OPR Kredit : Pinjaman Kartu Kredit Lancar Debet : Pinjaman Kartu Kredit Lancar Kredit : Rekening Simpanan Pemegang kartu Catatan : Kelebihan dana yang dikembalikan ke pemegang kartu harus sesuai dengan kelebihan debet tagihan telepon pada rekening kartu kredit pemegang kartu dan pastikan bahwa pembayaran tagihan telepon telah dikoreksi di system aplikasi kartu kredit. 4.
Monitoring reversal yang dilakukan oleh unit IPU Kelompok Items Processing Unit (IPU) 1. Menerima permintaan koreksi dari kelompok pengendalian keuangan. 2. Melakukan koreksi manual pada account pinjaman di system aplikasi kartu kredit.
53
FLOW CHART DOUBLE POSTING
Card Holder A 1
Call Center / Customer Service 2 4
Kelompok Pengendali Keuangan 3
Kelompok Item Processing Unit
54
B. Kasus dan Penyelesaian Kesalahan Pembukuan atas Transaksi Pembayaran Tagihan Telepon Melalui Kartu Kredit pada BNI Card Center Dalam pengolahan data ini penulis akan mengangkat kasus kesalahan pembukuan atas transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI dan proses penyelesaian kesalahan pembukuan tersebut. 1. Kasus dan Penyelesaian Kesalahan Pembukuan - Missing Payment Pada tanggal 5 Juli 2007 seorang pemegang kartu bernama Pipit melakukan transaksi pembayaran kartu kredit BNI via teller, dengan mengisi form pemindahbukuan : Nama Pemegang kartu
: Pipit
Nomor Kartu kredit
: 4105-0400-0002-1578
Jumlah Pembayaran
: Rp. 500.000 ,-
Kemudian petugas teller melakukan posting di system Icons sesuai dengan permintaan pemegang kartu dengan jurnal : Debet : Rekening Simpanan/Giro Pemegang kartu Rp. 500.000 ,Kredit : Nomor Kartu kredit Pemegang kartu Rp. 500.000 ,Berdasarkan billing statement yang diterima pemegang kartu menunjukan bahwa pembayaran kartu kredit belum ter-update sehingga pemegang kartu melaporkan kejadian tersebut kepada pihak BNI Card Center. Menanggapi laporan dari pemegang kartu tersebut, maka yang dilakukan oleh BNI Card Center dalam menyelesaikan masalah ini adalah sbb :
55
a. Kelompok Call Center : 1. Mengumpulkan informasi dari pemegang kartu mengenai terjadinya missing payment dengan menyiapkan dokumen / bukti-bukti valid berupa slip setoran pemidahbukuan dan surat pernyataan dari pemegang kartu. 2. Membuat laporan berupa Nota Intern kepada Kelompok Pengendalian Keuangan dengan melampirkan data berupa dokumen / bukti-bukti valid yang telah disiapkan. b. Kelompok Pengendalian Keuangan : 1. Melakukan verifikasi / inquiry antara slip setoran pembayaran kartu kredit dengan rekening koran pemegang kartu (tabungan/giro) pada system Icons, apakah rekening pemegang kartu telah terdebet atau tidak. Berdasarkan hasil verifikasi telah terjadi pendebetan pada rekening pemegang kartu sebesar Rp. 500.000 ,2. Melakukan verifikasi / inquiry saldo pembayaran pada aplikasi Aplikasi kartu kredit, ternyata pembayaran tersebut belum terupdate pada akun kartu kreditnya, melainkan terupdate pada account pemegang kartu lain sebesar Rp. 500.000 ,- karena pemegang kartu salah mencantumkan nomor kartu kredit pada 2 (dua) digit terakhir yaitu 4105-0400-00021578 atas nama pemegang kartu lain seharusnya 4105-0400-0002-1587 atas nama Pipit.
56
3. Berdasarkan kesalahan tersebut maka dilakukan transfer payment yaitu mengkoreksi nomor kartu kredit 4105-0400-0002-1578 sebesar Rp. 500.000 ,- dan menginput manual nomor kartu kredit 4105-0400-00021587 sebesar Rp. 500.000 ,- dengan menggunakan form reversal dan form missing payment untuk disampaikan ke Kelompok IPU. Form tersebut bisa dilihat pada lampiran 3 dan lamipran 4. Catatan : Kelompok Pengendalian Keuangan hanya melakukan koreksi dan input pada sytem Aplikasi kartu kredit saja, tanpa melakukan jurnal koreksi Pos Kredit BNI Card Center di system ICONS. c. Kelompok Item Processing Unit (IPU) : Melakukan koreksi pada nomor kartu kredit 4105-0400-0002-1578 sebesar Rp. 500.000 ,- dan menginput manual nomor kartu kredit 4105-0400-00021587 sebesar Rp. 500.000 ,- pada system Aplikasi kartu kredit. Berdasarkan analisa yang diteliti mengenai penyelesaian kesalahan pembukuan missing payment dapat diambil kesimpulan bahwa transaksi tersebut terjadi karena human error, dan pihak BNI berkewajiban untuk melakukan transfer payment dari akun yang salah kepada akun yang seharusnya sebesar jumlah pembayaran yang dilakukan oleh pemegang kartu.
2. Kasus dan Penyelesaian Kesalahan Pembukuan – Double Posting Pada tanggal 10 Januari 2008 seorang pemegang kartu bernama Ratih melakukan transaksi pembayaran Telkom dengan menggunakan kartu kredit BNI via ATM BNI, datanya sbb :
57
Nomor Kartu kredit
: 4105-0400-0026-1105
Nama
: Ratih
No Telepon
: 021-5879630
Jumlah Pembayaran
: Rp. 200.000 ,-
Kemudian mesin ATM BNI melakukan transaksi pembukuan secara otomatis dengan jurnal : Debet: Pinjaman Kartu Kredit Lancar Rp.200.000,Kredit : Giro Penampung/Simpanan Sementara Divisi OPR Rp.200.000,Berdasarkan billing statement yang diterima pemegang kartu menunjukan bahwa pembayaran tagihan Telkom nomor 021-5879630 di kartu kredit terupdate dua kali masing-masing sebesar Rp. 200.000 ,- pada tanggal 10 Januari 2008. Atas kejadian ini pemegang kartu melaporkan kepada pihak BNI Card Center. Menanggapi laporan dari pemegang kartu tersebut, maka yang dilakukan oleh BNI Card Center dalam menyelesaikan masalah ini adalah sbb : a. Kelompok Call Center : 1. Mengumpulkan
informasi dari pemegang kartu mengenai terjadinya
kelebihan pembayaran dengan menyiapkan dokumen/bukti-bukti valid berupa slip ATM dan surat pernyataan dari pemegang kartu 2. Membuat laporan berupa Nota Intern kepada Kelompok Pengendalian Keuangan dengan melampirkan data berupa dokumen / bukti-bukti valid yang telah disiapkan.
58
b. Kelompok Pengendalian Keuangan : 1. Melakukan verifikasi / inquiry antara slip ATM dengan rekening provider. Berdasarkan hasil verifikasi telah terjadi pendebetan rekening ganda yaitu sebesar 2 x Rp. 200.000 ,-. 2. Melakukan verifikasi / inquiry pendebetan tagihan Telkom pada aplikasi kartu kredit, ternyata pendebetan tersebut telah terupdate pada rekening kartu kreditnya sebesar 2 x Rp. 200.000 ,-. Hal ini disebabkan karena pada saat pemegang kartu melakukan pembayaran tagihan Telkom gagal karena system error sehingga pemegang kartu mencoba lagi melakukan pembayaran tagihan Telkom dan berhasil, namun dari transaksi tersebut system mengenerate pembayaran lebih dari sekali ke Giro Penampung Divisi OPR sedangkan dana yang terkirim ke rekening provider hanya satu kali.. 3. Berdasarkan transaksi double posting tersebut maka dilakukan : -
Mengirimkan Nota Intern permintaan pengembalian dana dari Divisi OPR dan setelah disetujui maka Kelompok Pengendalian Keuangan akan membuat Test Key untuk proses refund.
-
Melakukan jurnal koreksi pada pembukuan sebagai berikut:
Debet: Giro Penampung/Simpanan Sementara Divisi OPR Rp.200.000,Kredit : Pinjaman Kartu Kredit Lancar Rp.200.000,Catatan : Kelebihan pendebetan yang dikembalikan ke pemegang kartu harus sesuai dengan kelebihan dana yang dibayarkannya.
59
4. Setelah kelebihan dana diterima dari Divisi OPR, maka mengirimkan permintaan ke Kelompok Item Processing Unit untuk melakukan koreksi di kartu kredit. c. Kelompok Item Processing Unit (IPU) : Melakukan input koreksi pada nomor kartu kredit 4105-0400-0026-1105 sebesar 1 (satu) kali Rp. 200.000 ,- di aplikasi kartu kredit. Berdasarkan analisa yang diteliti mengenai penyelesaian kesalahan pembukuan double posting dapat diambil kesimpulan bahwa transaksi tersebut adalah mutlak kesalahan sistem (system error) dan BNI Card Center berkewajiban untuk mengembalikan dana (refund) kepada pemegang kartu sebesar Rp. 200.000 ,-.
C. Pengendalian dan Monitoring BNI Card Center sebagai salah satu card issuer terbesar yang memberikan kemudahan dalam pembayaran tagihan telepon kepada pemegang kartu. Dalam pelayanannya sangat rentan dengan kesalahan pembukuan. Untuk mengantisipasi hal tersebut BNI Card Center melakukan upaya pengendalian dan monitoring terhadap proses pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit yang merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi dan meminimalisir kesalahan pembukuan atas transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit. Pengendalian dan monitoring terhadap proses pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI adalah sbb :
60
1. Verifikasi perintah pembayaran tagihan telepon berikut perincian pembayaran yang akan dilakukan apakah telah disetujui oleh petugas yang berwenang. 2. Monitoring terhadap rekening Giro Internal SmartBill, baik pada saat akan melakukan upload pembayaran, maupun setetlah proses upload untuk mengetahui adanya pembayaran yang gagal. 3. Monitoring
hasil
upload
pembayaran
telepon
telah
diterima
dengan
tujuan/nomor telepon yang sesuai dengan perintah pembayaran. 4. Melakukan otorisasi data entry transaksi oleh petugas yang berwenang sesuai kewenangannya. 5. Melakukan verifikasi hasil entry data dengan fisik nota pembukuan, guna memastikan transaksi telah dibuku dengan jumlah dan rekening yang benar. Berdasarkan penjelesan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian dan monitoring yang dilakukan oleh BNI Card Center terhadap proses pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI dapat mengantisipasi dan meminimalisir terjadinya kesalahan pembukuan atas transaksi pembayaran tagihan telepon.
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah membahas teori dan menganalisa penelitian pada Divisi BNI Card Center, maka pada bab ini penulis akan membuat beberapa kesimpulan dan saran-saran yang Insya Allah dapat bermanfaat bagi BNI Card Center untuk masa yang akan datang.
A. Kesimpulan 1
Proses
penyelesaian kesalahan
pembukuan
atas
transaksi pembayaran
tagihan telepon melalui kartu kredit BNI pada BNI Card Center telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Penyelesaian kesalahan pembukuan memiliki fungsi penting dalam proses transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI, dimana laporan dari hasil penyelesaian kesalahan pembukuan tersebut akan menentukan keabsahan transaksi pembayaran tagihan yang dilakukan oleh pemegang kartu. 2. Upaya pengendalian dan monitoring yang dilakukan oleh BNI Card Center terhadap proses pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI dapat mengantisipasi dan meminimalisir terjadinya kesalahan pembukuan atas transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI. Persentase ratarata penurunan terjadinya kesalahan pembukuan adalah 5 % dari seluruh proses pembukuan transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI setiap tahunnya.
62
B. Saran - saran 1. Penyelesaian
kesalahan pembukuan harus tetap dilakukan sesuai dengan
prosedur yang berlaku. 2. Penyelesaian kesalahan pembukuan harus didukung dengan system yang memadai guna kecepatan dan akuratnya hasil penyelesaian kesalahan pembukuan. 3. Dalam hal pengendalian dan monitoring, pihak PT. Bank BNI Card Center harus membuat suatu aplikasi yang dapat mendeteksi lebih dini (early detection) apabila terjadi system error maupun human error atas transaksi pembayaran tagihan telepon melalui kartu kredit BNI, sehingga kesalahan pembukuan tidak diketahui oleh pemegang kartu.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed Belkaoui. 2005. Accounting Theory, Edisi ke-4, buku 1, Salemba Empat, Jakarta. Ahmed Belkaoui. 2005. Accounting Theory, Edisi ke-5, buku 2, Salemba Empat, Jakarta. Ali Arifin. 2004, Transaksi Kartu Kredit, Penerbit PT Elex Media Kumputindo, Jakarta Faisal Affif. 2001. Akuntansi Perbankan Global, Buku Pertama, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2000. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Kasmir. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Baru, Buku 1, Salemba 4, Jakarta. Kasmir. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Baru, Buku 2, Salemba 4, Jakarta. Kasmir. 2000, Akuntansi Perbankan, Edisi Baru, Buku 1, Salemba 4, Jakarta. O.P Simorangkir. 2000. Bank dan Lembaga Bank dan Non Bank, Cetak Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Malang. PT. Bank BNI (Persero) Tbk – Divisi Bisnis Kartu. 2006. Buku Pedoman Administrasi dan Pembukuan Divisi Bisnis Kartu dan Merchant, Revisi Kebijakan, Jakarta. PT. Bank BNI (Persero) Tbk – Divisi Bisnis Kartu. 2006. Buku Pedoman Penyelesaian Administrasi dan Pembukuan Missing Payment dan Refund, Revisi Kebijakan, Jakarta. PT. Bank BNI (Persero) Tbk – Divisi Bisnis Kartu. 2002. Buku Pedoman Transaksi Kartu Kredit On-Us dan Off-Us, Jakarta. PT. Bank BNI (Persero) Tbk – Divisi Bisnis Kartu. 2006. Buku Pedoman Pengendalian dan Monitoring Transaksi Pembayaran Tagihan Telkom/Telkomsel/Satelindo, Jakarta. Subagyo,. 2002. Kartu Kredit , Penerbit PT. Refika Aditama, Jakarta.
Lampiran 1 Stuktur Organisasi PT. Bank BNI (Persero) Tbk
Sumber : PT. Bank BNI (Persero) Tbk
Lampiran 2 Form Reversal Payment
Sumber : PT. Bank BNI Card Center
Lampiran 3 Form Reversal Refund
Sumber : PT. Bank BNI Card Center
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA
: CHRISTIE DIAN SUSANTI
TEMPAT / TGL LAHIR
: JAKARTA, 11 AGUSTUS 1976
ALAMAT
: JL NANGKA RAYA NO 314 PERUMNAS PANCORAN MAS, DEPOK I
PENDIDIKAN FORMAL : 1982 – 1988
SDN 01 PAGI JATIPADANG, JAKARTA
1988 – 1991
SMP STRADA MARGA MULIA, JAKARTA
1991 – 1994
SMAN 38, JAKARTA
1994 – 1997
D3 POLITEKNIK NEGERI UI JURUSAN AKUNTANSI PERBANKAN
RIWAYAT PEKERJAAN 1998 – SEKARANG
PT BANK BNI (PERSERO) TBK DIVISI PENGELOLAAN BISNIS KARTU