ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN R22 DAN R134a DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK Dwi Bayu Saputro, Suryadimal, S.T.,M.T 1), Ir. Wenny Marthiana., M.T2) Program Studi Teknik Mesin-Fakultas Teknologi Industri-Universitas Bung Hatta Jl. Gajah Mada No.19 Olo Nanggalo Padang 25143 Telp. 0751-7054257 Fax. 0751-7051341 Email :
[email protected] [email protected] [email protected]
ABSTRAK Penggunaan mesin pendingin bertujuan untuk mengkondisikan dan menyegarkan udara. Pada siklus mesin pendingin dibutuhkan refrigeran, saat ini masih banyak yang menggunakan refrigeran yang mengandung chlorine seperti R22, sehingga memiliki ODP (Ozone Depleting Substance) yang dapat merusak ozon. Untuk mengurangi hal tersebut maka dilakukan penggantian refrigeran yang ramah lingkungan yaitu R134a. Penggantian refrigeran memiliki pengaruh cukup besar terhadap temperatur yang dihasilkan didalam evaporator. Pada penelitian kali ini, dilakukan pengujian dengan menggunakan refrigeran HCFC R22 dan HFC R134a pada mesin pendingin kompresi uap untuk memperoleh perbandingan nilai COP yang dihasilkan dengan memvariasikan bukaan katup fan kondensor yaitu bukaan katup 1/4, 2/4, 3/4, dan 4/4. Hasil penelitian menunjukkan nilai COP tertinggi untuk HCFC R22 terdapat pada bukaan katup 1/4 dengan nilai COP 3,66 dan nilai terendah terdapat pada bukaan katup 3/4 dengan nilai COP 3,53. Nilai COP tertinggi untuk HFC R134a terdapat pada bukaan katup 1/4 dengan nilai 3,82 dan nilai terendah terdapat pada bukaan katup 4/4 dengan nilai COP 3,59.
Kata Kunci : Refrigeran, koefisien prestasi (COP)
1
1. Pendahuluan
refrigeran memiliki sifat karakteristik
Perkembangan siklus refrigerasi
termodinamika yang berbeda, yang
dan perkembangan mesin refrigerasi
akan mempengaruhi efek refrigerasi
(pendingin)
dan koefisien prestasi (COP) dari
merintis
jalan
bagi
pertumbuhan dan penggunaan mesin
refrigeran itu sendiri.
penyegaran udara (air conditioning).
Saat ini banyak refrigeran yang
Penggunaan sistem pengkondisian udara
pada
saat
ini
bukan
digunakan untuk sistem pendingin
lagi
seperti : R-11, R-12, R-22 dan R-505.
merupakan suatu kemewahan, namun
Dominasi
telah menjadi kebutuhan yang harus
tersebut disebabkan karena memiliki
dipenuhi. Sistem pengkondisian udara
beberapa
memegang peranan penting dalam
kesetabilan yang tinggi, tidak mudah
memberikan kenyamanan udara suatu
terbakar, tidak beracun, dan relatif
ruangan
mudah diperoleh. Namun disamping
serta
dapat
meningkatkan
efisiensi proses dalam industri.
sifat-sifat
penggunaan
kelebihan
yang
refrigeran
misalnya
:
menguntungkan,
beberapa refrigeran, terutama yang Sistem refrigerasi yang paling
mengandung senyawa CFC (Cloro
sederhana memiliki komponen yaitu
Flouro Carbon) seperti R-11 dan R-12
kompresor, kondensor, katup ekspansi
mempunyai
dan evaporator. Dalam beroperasi,
ozon
yang mudah menyerap dan melepas
dapat
menimbulkan
umum diusulkan sebagai pengganti
perubahan
refrigeran R-12 adalah HFC (Hydro
fase dari cair menjadi gas (evaporasi) panas
dan
Pada saat ini refrigeran yang
adalah fluida yang digunakan untuk
membuang
terhadap
pemanasan global.
kalor. Refrigeran atau bahan pendingin
dan
negatif
lingkungan seperti merusak lapisan
system refrigerasi membutuhkan fluida
menyerap panas melalui
efek
Fluoro Carbon) atau R-134a karena
melalui
beberapa sifat positif yang dimilikinya
perubahan fase dari gas ke cair
seperti tidak merusak lapisan ozon,
(kondensasi) sehingga secara umum
tidak beracun, tidak mudah terbakar
dapat dikatakan sebagai pemindah
serta stabil.
panas dalam sistem pendingin. Setiap 2
R22
merupakan
refrigerant
2. TINJAUAN PUSTAKA
jenis CFC ( cloro fluoro carbon) yang
2.1
memiliki sifat yang baik dari segi
Mesin
Pengkondisian
Udara
Komresis Uap
teknik seperti punya kestabilan yang
Sistem pendingin kompresi uap
tinggi, tidak mudah terbakar dan
merupakan
mudah diperoleh, sedangkan R134a
sering
adalah jenis refrigerant HFC (hidro
pendingin kompresi uap, dibutuhkan
fluoro carbon)
fluida kerja yang akan diubah fasenya
yang
lebih ramah
terhadap lingkungan. Untuk
itu
sistem pendingin
digunakan.
Pada
yang sistem
dari gas ke cair dan kemudian dari cair rangka
ke gas secara berulang-ulang sehingga
menyusun Tugas Akhir ini penulis
didapatkan efek pendinginan. Siklus
mencoba
kompresi
mengkaji
dalam
sejauh
mana
uap
dapat
dianalisa
perbedaan unjuk kerja yang dihasilkan
menggunakan siklus Carnot. Siklus
antara refrigeran R-22 dan R-134a
pendingin Carnot merupakan kebalikan
apabila digunakan dalam sistem yang
dari siklus mesin panas Carnot, karena
sama.
siklus pendinginan Carnot mengambil
1.1 Tujuan
panas
rendah
dan
Dibutuhkan kerja dalam pendinginan
tujuan :
Carnot. Proses utama yang terjadi
1. Untuk mengetahui nilai Coefficient
dalam
of performance (COP) dan Faktor
panas
kompresi uap berdasarkan variasi fan
menggunakan
kondensor
siklus
pendinginan
Carnot
adalah kompresi adiabatik. Pelepasan
Prestasi (PF) dari mesin pendingin
secara
isotermal,
ekspansi
adiabatik serta pengambilan panas
dengan
secara isotermal.
refrigeran R22 dan
Fluida kerja dalam keadaan cair
R134a. 2. Membandingkan
coefficient
akan mengambil panas pada suhu dan
of
tekanan
performance (COP) yang dihasilkan
menggunakan
rendah
sehingga
fluida
menguap dan berubah fasa menjadi
oleh mesin pendingin kompresi uap dengan
suhu
mengeluarkannya pada suhu tinggi.
Penelitian ini dilakukan dengan
putaran
pada
uap. Uap ini lalu ditekan secara
refrigeran
mekanis hingga tekanan dan suhu
R22 dan refrigeran R134a. 3
Refrigeran
jenuh yang lebih tinggi sehingga panas dalam uap tersebut dapat dikeluarkan
Refrigeran adalah zat
dan fluida tersebut berubah ke keadaan
bertindak
cair. Proses pengambilan panas yang
terjadi
di
uap, refrigeran akan mengalami proses penguapan dan pendinginan secara
mekanis hingga tekanan dan suhu
terus
fluida kerja mencapai keadaan lewat
Suatu
sebagai
zat
refrigeran
dapat jika
mempunyai sifat kimia, termodinamik,
yang dilakukan pada suhu dan tekanan
dan sifat fisik yang sesuai sehingga
yang lebih tinggi terjadi dikondensor.
aman digunakan dan ekonomis. Zat
Diperlukan suatu penghubung antara
yang biasanya digunakan antara lain
kondensor dan evaporator sehingga dapat
menerus.
digunakan
jenuh (super heat). Pelepasan panas
pendinginan
pendingin
zat/benda lain. Dalam siklus kompresi
evaporator.
Kompresor akan menekan uap secara
siklus
agen
dengan cara menyerap panas dari
dilakukan pada suhu dan tekanan yang rendah
sebagai
yang
halokarbon,
terjadi.
senyawa
inorganik,
hidrokarbon, dan golongan azeotrop.
Kondensor dan evaporator berada pada
Hydrochlorofluorocarbons
tekanan yang berbeda sehingga perlu
(HCFCs) dan Zeotropic.
penghubung yang akan menurunkan
HCFCs
tekanan fluida kerja. Alat penghubung
hydrogen,
ini disebut sebagai katup ekspansi.
carbon
2.2 Komponen-komponen mesin
mengandung
chlorine, dan
fluorine,
tidak
atom dan
sepenuhnya
halogeneted. HCFCs memiliki waktu
pendingin kompresi uap
yang lama untuk hidup di atmosfir
1) Kompresor
(selama hampir satu dasawarsa atau
2) Kondensor
sepuluh
3) Katup Exspansi
tahun)
sehingga
dapat
menyebabkan menipisnya lapisan ozon
4) Evaporator
(ODP 0,02 – 0,1). R22, R123, dan
5) Receiver
R124 adalah kelompok HCFCs.
6) Drer Stariner
Hydroflurocarbons (HFCs).
7) Oil Saparator
Hanya berisi atom hydrogen,
8) Akumulator
fluorine
9) Refrigerant 4
dan
carbon,
tidak
menyebabkan lapisan ozon menipis.
oleh motor listrik atau penggerak mula
Kelompok HFCs adalah : R134a, R32,
lainnya. Jadi, dalam proses kompresi
R125, dan R245ca.
energi diberikan kepada uap refrigeran.
Siklus kompresi uap
Pada waktu uap refrigeran dihisap
Sistem
pendingin
siklus
masuk ke dalam kompresor, temperatur
kompresi uap merupakan daur yang
masih rendah akan tetapi selama proses
terbanyak
kompresi berlangsung, temperatur dan
digunakan
dalam
daur
refrigerasi, pada daur ini terjadi proses
tekanan naik.
kompresi (1 ke 2), Pengembunan (2 ke
Setelah proses kompresi, uap
3), ekspansi (3 ke 4) dan penguapan (4
refrigeran (fluida kerja) mengalami
ke 1), seperti pada gambar berikut :
proses kondensasi pada kondensor. Uap refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur
tinggi
pada
akhir
kompresi dapat dicairkan dengan media pendinginnya fluida air atau udara. Dengan
kata
lain,
uap
refrigeran
memberikan panasnya (kalor laten pengembunan) kepada air pendingin atau udara pendingin melalui dinding kondensor. Karena air atau udara Gambar 2.1 Skema siklus kompresi uap
pendingin
menyerap
dengan P-h diagram
refrigeran,
maka
Kompresi
mengisap
panas
dari
temperaturnya
menjadi lebih tinggi pada waktu keluar
uap
refrigeran dari sisi keluar evaporator,
dari
tekanan dan temperatur diusahakan
mengalami perubahan dari fase gas
tetap rendah agar refrigeran senantiasa
(uap) ke fase cair,
berada
temperatur konstan, oleh karena itu
dalam
kompresor,
uap
fase
gas.
Didalam
refrigeran
pada
ditekan
kondensor.
proses
Selama
ini
refrigeran
tekanan dan
refrigeran
(dikompresi) sehingga tekanan dan
mengeluarkan energi dalam bentuk
temperatur
panas.
tinggi.
Energi
yang
diperlukan untuk kompresi diberikan 5
Untuk refrigeran
menurunkan cair
dari
tekanan
3.2
kondensor
Alat yang digunakan dalam
dipergunakan katup ekspansi atau pipa kapiler.
Melalui
katup
Alat Dan Bahan
pengujian yaitu :
ekspansi,
a) Termokopel
refrigeran mengalami proses evaporasi,
b) Thermometer Digital
yaitu
c) Ampermeter
proses
penguapan
cairan
refrigeran pada tekanan dan temperatur
d) Volrmeter
rendah,
e) Pressure Gauge
proses
ini
terjadi
pada
evaporator. Selama proses evaporasi
f) Stopwatch
refrigeran memerlukan atau mengambil energi
dalam
lingkungan
bentuk
panas
atau
3.3
dari
Metode Pengambilan Data Pada
sekelilingnya,
pengujian
menggunakan
dengan
mesin
pendingin
ini
dilakukan
sehingga temperatur sekeliling turun
kompresi
dan terjadi proses pendinginan.
dilaboratorium Prestasi Mesin dengan 2 tahapan
3. Metodologi Penelitian
uap
pengujian,
yaitu
pada
pengujian tahap pertama, refrigeran
3.1 Diagram Alir Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai
yang digunakan adalah R-22 sebanyak
Studi literatur
500 gram, dan pengujian tahap kedua
Pengumpulan referensi tentang penelitian
dengan menggunakan refrigeran R134a sebanyak 500 gram.
Modifikasi dan memperbaiki alat uji
Masing
Persiapan untuk melakukan pengujian Pengujian R22
Pengambilan data
pengujian,
Pengujian R134a
Pengambilan data
TIDAK
melakukan
bukaan yaitu 1/4, 1/2, 3/4, dan 4/4.
YA
Memenuhi persyaratan
penulis
tahapan
pada fan kondensor, dengan variasi
Data berhasil
YA
masing
pengujian dengan variasi bukaan katup
TIDAK
Penggantian refrigeran
Data berhasil
-
Memenuhi persyaratan
Dimana untuk setiap bukaan katup pengambilan data dilakukan setiap 15
Penyusunan laporan
Kesimpulan
menit sekali selama 1 jam.
Hal
dilakukan
diketahui
agar
dapat
ini
bagaimana performance dan kinerja
Selesai Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
dari mesin pendingin kompresi uap
3.1 Diagram Alir Penelitian 6
terhadap 2 media pendingin yang
dimana bukaan katup pertama
berbeda, sehingga dapat menganalisa
pengambilan data dilakukan setiap
dan
15 menit sekali selama 1 jam.
membandingkan
masing-masing
performance
media
pendingin
7. Jika sudah selesai matikan mesin
tersebut. Variabel data yang didapat
Pendingin Kompresi Uap.
adalah T1, T2, T3, T4, P1, P2, P3, P4,
3.4 Waktu Dan Tempat Penlitian
kuat arus (Ampere) dan Tegangan
Waktu : Bulan Maret – Juni 2015
(Volt) yang tercatat pada kompresor.
Tempat
Langkah-langkah pengujian
dilaboratorium Prestasi Mesin Jurusan
1. Siapkan
peralatan
yang
akan
Teknik
:
Penelitian
Mesin
dilaksanakan
Fakultas
Teknologi
dipergunakan pada pengujian kali
Industri Kampus III Universitas Bung
ini.
Hatta.
2. Periksa mesin Pendingin Kompresi
4.
Uap layak atau tidak di operasikan.
Analisa pembahasan
4.1 Data
3. Pastikan alat pengambil data sudah
Adapun data yang di ambil
terpasang dengan benar pada titik-
pada penelitian kali adalah data mesin
titik pengambilan data yang sudah
pendingin kompresi uap, dimana data-
ditentukan.
data tersebut adalah :
4. Nyalakan
mesin
T1 : Temperatur refrigeran dari
Pendingin
Kompresi Uap
evaporator ke kompresor T2 : Temperatur refrigeran dari
5. Setelah mesin Pendingin Kompresi Uap menyala selamat 15 menit
kompresor ke kondensor T3 : Temperatur refrigeran dari
catat data-data temperatur dan tekanan yang terdapat pada alat
kondensor ke katup ekspansi T4 : Temperatur refrigeran dari
ukur yang didapat dari kompresor, kondensor, evaporator, kuat arus
katup ekspansi ke evaporator
dan Tegangan yang tercatat pada
T5 : Temperatur keluar evaporator
alat ukur.
T6 : Temperatur keluar kondensor
6. Begitu
hingga
T7 : Temperatur masuk evaporator
pengujian dilakukan selama 4 jam
T8 : Temperatur masuk kondensor
untuk
seterusnya
seluruh
bukaan
katup, 7
A
:
Kuat
Arus
listrik
4.3 Analisa Data
pada
kompresor V : Tegangan listrik pada kompresor P1 : Tekanan pada Evaporator P2 : Tekanan pada kompresor P3 : Tekanan pada Kondensor P4 : Tekanan pada Katup ekspansi 4.2 Tabel Hasil Penelitian Data
hasil
pengujian
Pengujian I bukaan katup 1/4
dengan
Diketahui : T1 = 31,2 °C
menggunakan R22
T2 = 97,2 °C T3 = 38,2 °C T4 = 21,3 °C A = 3,6 ampere V = 200 volt P1 = 50 Psi P2 = 330 Psi P3 = 320 Psi P4 = 60 Psi A. Untuk mencari nilai h digunakan Data
hasil
pengujian
dengan
persamaan sebagai berikut :
menggunakan R134a
1. 𝒉𝟏 = Nilai Enthalpy 𝑻𝟏 Dimana 𝑇1 = Temperatur refrigeran dari evaporator ke kompresor : 31.2 ℃ Temperatur
Enthalpy
31,0 ℃
414,77 kJ/kg
31,2 ℃
?
32,0℃
415,00 kJ/kg
Maka di interpolasikan dengan persamaan : 8
𝐵1= 31,0 ℃
= 414.77 kJ/kg
B = 32,0 ℃
=?
ℎ2 = 461,07 kJ/kg. Makan didapat enthalpy ℎ2 = 461,07
𝐵2= 32,0 ℃ = 415.00 kJ/kg
kJ/kg.
𝐵1
𝟑. 𝒉𝟑 = Nilai Enthalpy 𝑻𝟑
𝑥 = 𝑐1- 𝐵2 . (𝑐1 − 𝑐2 )
Dimana
= 414,77 - 31 . (414,77 − 415,00) 32
T3 = Temperatur refrigeran dari
= 414,77 – 0.96 . (-0,23)
kondensor ke katup ekspansi = 38.2
= 414,77 + 0,2208
℃
ℎ1 = 414,99 kJ/kg
Temperatur
Enthalpy
38.0 ℃
247.03 kJ/kg
38.2 ℃
?
39.0 ℃
248.35 kJ/kg
Maka didapat nilai enthalpy ℎ1 = 414,99 kJ/kg. 𝟐. 𝒉𝟐 = Nilai Enthalpy 𝑻𝟐 Dimana T2 = Temperatur refrigeran dari kompresor ke kondensor = 97.2℃
Maka di interpolasikan dengan persamaan :
Temperatur
Enthalpy
96.0 ℃
367,97 kJ/kg
B = 38.2 ℃
97,2 ℃
?
𝐵2= 39.0 ℃
𝐵1= 38.0 ℃
𝑐1= 247.03 kJ/kg =? 𝑐2 = 248.35 kJ/kg
𝐵1
𝑥 = 𝑐1- 𝐵2 . (𝑐1 − 𝑐2 ) 38
Maka di interpolasikan dengan
= 247.03 - 39 . (247.03 − 248.35)
persamaan :
= 247.03 – 0.97 . (-1.32)
𝐵1= 96,0 ℃
= 368.91 kJ/kg
B = 97,2 ℃
=?
= 247.03 + 1.2804 ℎ3 = 248.31 kJ/kg Makan didapat enthalpy ℎ3 = 248.31
𝑥ℎ2 𝑠 = 368,91
kJ/kg.
ℎ2 𝑠 = ℎ1 – 368,91 = 414,99 – 368,91
B. Untuk mencari nilai Q digunakan
ℎ2 𝑠 = 46,08
persamaan sebagai berikut :
ℎ2 = ℎ1 + 46,08
1. Wk = 𝒏 × V × A
= 414,99 + 46,08 9
Dimana
=
Wk = 75 % x 200 x 3,6
D. Untuk mencari nilai PF
= 0,540 Kw
(Performance Factor) digunakan
Maka nilai Wk adalah 0,540 Kw
persamaan sebagai berikut :
𝑾𝒌 𝒉𝟐−𝒉𝟏
ṁ=
𝑄𝑘
PF =
Dimana
ṁ=
0,540
= 3,61
= 540 watt
2. ṁ =
1,950
0,540 𝐾𝑤
=
461,07 −414,99
𝑊𝑘 2,489 0,540
= 4,60
0,540 𝐾𝑤 46,08
E. Untuk mencari laju aliran udara
ṁ = 0,0117
digunakan
Maka nilai ṁ adalah 0,0117.
berikut:
persamaan
sebagai
Qud = ṁ .cp. ∆T
3. 𝑄𝑘 = ṁ (ℎ2 − ℎ3) Dimana
Tin = 31,3 + 273 = 304,3 oK
Qk = 0,0117 (461,07 - 248,31)
Dimana Tin = 304,3 oK Ρ
cp
1,1614 kg/m3
1.007 kJ/kg.K
?
?
T
= 0,0117 (212,76)
300 oK
= 2,489
304,3 oK
Maka nilai Qk adalah 2,4892.
o
3
350 K
4. 𝑄𝑒 = ṁ (ℎ1 − ℎ4)
0,9950 kg/m
Dimana
Maka
Qe = 0,0117 (414,99 - 248,31)
persamaan:
di
1.009 kJ/kg.K
interpolasikan
dengan
= 0,0117 (166,68) = 1,950
𝐵1
ρ = 𝑐1- 𝐵2 . (𝑐1 − 𝑐2 )
Maka nilai Qe adalah 1,950.
300
=1,1614 - 350 . (1,1614 − 0,9950)
C. Untuk mencari nilai COP (Coefficien Of Performance )
= 1,1614 – 0,857 (0,1664)
digunakan persamaan sebagai
= 1,1996 kg/m3
berikut :
Cop =
𝐵1
𝑄𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
cp = 𝑐1 - 𝐵2 . (𝑐1 − 𝑐2 )
𝑊𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑜𝑟
10
300
= 1.007− 350 (1.007-1.009) = 1,0087kJ/kg.K ṁ=ρ.A.V = 1,1966 kg/m3 . 3,36 m2 . 2,20 m/s = 8,86 kg/s Qin = ṁ . cp . ∆T = 8,86 kg/m3 . 1,0086 kj/kg.K . (31,3-27,15)(304,3–300,5 oK)
Tabel data menggunakan R134a
= 33,96 kJ/s Tout = 27,5 + 273 = 300,5 oK Didapat nilai : ρ = 1,1996 kg/m3 cp = 1,0081 kj/kg.K ṁ = ρ . A .V = 1,1996 kg/m3 . 2,147m2 . 2,20 m/s = 5,66 kg/s Qout = ṁ . cp . ∆T
Tabel perbandingan nilai COP
3
= 5,66 kg/m . 1,0081 kj/kg.K (3,8
dan PF menggunakan R22 dan
o
K)
R134a
= 21,68 kJ/s
Q udara = Qin - Qout = 21,68-33,96 = 12,14 kJ/s 4.4 Tabel Hasil Pengolahan Data
Tabel data menggunakan R22
11
Berdasarkan hasil pengolahan data,
4.5 Grafik Grafik Perbandingan antara COP dengan
menggunakan
R22
nilai COP tertinggi yang diperoleh
dan
dengan menggunakan R134a adalah
R134a.
6,82. Hasil ini merupakan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan R22 yang memiliki nilai COP lebih rendah, yaitu 4,61. Nilai coefficient of performance (COP)
tertinggi
dengan
menggunakan R134a berada pada bukaan katup fan kondensor 1/4 dimenit ke 15 dengan nilai 3,82 dan Grafik dengan
Perbandingan menggunakan
antara
PF
nilai COP terendah berada pada
R22
dan
bukaan katup fan kondensor 4/4 dimenit ke 60 dengan nilai 3,59.
R134a.
Hasil
ini
menunjukkan
penggunaan
R134a
lebih
bahwa baik
digunakan dengan variasi bukaan katup fan kondensor 1/4 karena menghasilkan
nilai
COP
yang
tinggi. Nilai coefficient of performance (COP)
tertinggi
dengan
menggunakan R22 berada pada bukaan katup fan kondensor 1/4 dimenit ke 45 dengan nilai 3,66 dan
5. Kesimpulan dan saran
nilai COP terendah berada pada
5.1 Kesimpulan pengujian
bukaan katup fan kondensor 3/4
yang diperoleh dan pengolahan data
dimenit ke 45 dengan nilai 3,53.
yang dihasilkan, dapat disimpulkan
Hasil
bahwa :
penggunaan
Berdasarkan
hasil
12
ini
menunjukkan R22
lebih
bahwa baik
digunakan dengan variasi bukaan
penggunaan
katup fan kondensor 1/4 karena
digunakan dengan variasi bukaan
menghasilkan
katup fan kondensor 4/4 karena
nilai
COP
yang
tinggi.
R22
lebih
baik
menghasilkan nilai PF yang tinggi.
Berdasarkan hasil pengolahan data,
5.2 Saran Untuk
nilai PF tertinggi yang diperoleh
penelitian
selanjutnya,
dengan menggunakan R134a adalah
sebaiknya membandingkan dengan
6,80. Hasil ini merupakan nilai yang
refrigeran
lebih tinggi dibandingkan dengan
diketahui
menggunakan R22 yang memiliki
prestasi yang dihasilkan oleh mesin
nilai PF lebih rendah, yaitu 4,61.
pendingin kompresi uap apabila
Nilai faktor prestasi (PF) tertinggi
dioperasikan menggunakan berbagai
jenis
lainnya
Performa
dan
agar faktor
jenis refrigeran.
dengan menggunakan R134a berada
Untuk
pada bukaan katup fan kondensor
penelitian
selanjutnya,
juga
dilakukan
1/4 dimenit ke 15 dengan nilai 6,80
sebaiknya
dan nilai PF terendah berada pada
penghitungan laju aliran udara yang
bukaan katup fan kondensor 4/4
melalui kondensor dan evaporator
dimenit ke 45 dengan nilai 6,54.
pada mesin pendingin kompresi uap.
bahwa
Untuk penelitian selanjutnya, agar
baik
membandingkan laju aliran udara
digunakan dengan variasi bukaan
dengan performa yang dihasilkan
katup fan kondensor 1/4 karena
oleh mesin pendingin kompresi uap
menghasilkan nilai PF yang tinggi.
apabila
Hasil
ini
penggunaan
menunjukkan R134a
lebih
Nilai faktor prestasi (PF) tertinggi
dioperasikan
menggunakan
dengan menggunakan R22 berada
dengan
refrigeran
yang
berbeda. Dalam
pada bukaan katup fan kondensor
melakukan
penelitian
4/4 dimenit ke 30 dengan nilai 4,61
selanjutnya, agar lebih teliti dan
dan nilai PF terendah berada pada
lebih
bukaan katup fan kondensor 3/4
pengambilan
dimenit ke 30 dengan nilai 4,50.
pengujian agar hasil yang akan
Hasil
diperoleh sesuai dengan harapan.
ini
menunjukkan
bahwa 13
cermat
dalam data
pada
proses saat
Suryadimal., 2012, "Perpindahan Panas
DAFTAR PUSTAKA
I edisi revisi. Bung Hatta
Stocker, W.F. dan Jones J.W., 1989,
University Pess, Padang.
“Refrigerasi dan Pengkondisian
Wijaksana, Hendra., 2010. Analisa
Udara“, Erlangga, Jakarta.
Performansi Sistem Pendingin
Trott, AR., 1989., Refrigeration and
Ruangan dan Efisiensi Energi
Air Conditioning. Butterworths.
Listrik
Cambridge, UK.
Chiller
Dossat, Roy J., 1961, Principles of
York.
Refrigerasi
2006,
Sistem
dan
Mesin
Pengkondisian
Udara“,
Erlangga, Jakarta. Effendy, Marwan., 2005. Pengaruh Kecepatan
Udara
Pendingin
Kondensor Terhadap Koefisien Prestasi
Air
Conditioning.
Jurnal Teknik Gelagar. Nasution,
Henry.,
Pendingin
2008. dan
Jurusan
Teknik kriogenik.
Teknik
Universitas
Mesin.
Bung
Hatta,
Padang. Frank
P.Incropera.,
David
P.De
Witt.,1996. Fundamentals of Heat and Mass Transfer, Fourth edition,
United
States
dengan
Water
Penerapan
Universitas Udayana, Bandung.
John Willey and Sons, New
Astu.,
Sistem
Metode Cooled Energy Storage.
Refrigeration, 2 nd edition,
Pudjanarsa,
pada
of
American. 14