ANALISA PERBANDINGAN KINERJA ROUTING RIPV1 EIGRP DAN OSPF DI PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA Ramdhani Syahputra*, Linna Oktaviana**, Ery Safrianti** Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru, 28293, Indonesia Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau E-mail:
[email protected]
ABSTRACT The company that has business units specific location would want the business units are connected to one another in a network and can share important information quickly to support the company's business continuity. One is seeking a fast network connection to send the shipment and demand data. One solution that can be used is the routing protocol. The use of routing protocols greatly affect how network performance local area network of a company. To support LAN network performance optimization, routing protocols have a fundamental role in the network. Selection of the appropriate routing protocols necessary for optimal and efficient network, and can cope with complex routing situations quickly and accurately. Case studies conducted in PT.Chevron Pacific Indonesia to implement multiple routing protocols on the LAN network PT.Chevron Pacific Indonesia. Implementers conducted in simulated General Network Simulator 3 and use wireshark to get a delay, packet loss, and thrpoughput using Open Shortest Path First routing, Routing Information Protocol version 1, and Enchanced Interior Gateway Routing Protocol for LAN network PT.Chevron Pacific Indonesia. The results of this simulation design obtained QOS routing OSPF, RIPv1, and EIGRP, and OSPF routing is obtained that has the best performance seen from the measured parameters. Keyword : Routing Protokol, OSPF, EIGRP, RIP, QOS berjauhan, belum lagi seorang pegawai
PENDAHULUAN Kebutuhan akan komunikasi data
memerlukan akses file-file, email, dan data
yang terintegrasi saat ini sudah menjadi
base di kantor pusat yang memerlukan
kebutuhan utama bagi sebuah Institusi atau
koneksi langsung ke server. Kegiatan
perusahaan,
banyak
tersebut bisa menjadi sangat mahal dan
perusahaan cenderung mempunyai banyak
memerlukan hadware dan dukungan teknis
cabang yang tersebar di lokasi yang
yang rumit.
apalagi
saat
ini
Jom FTEKNIK Volume 2 NO.1 Februari 2015
1
Berkembangnya internet
dan
konvergensi
telekomunikasi,
Dalam Optimasi pemilihan path,
dengan
routing protocol mempunyai peran yang
aplikasi di dalamnya yang kian tergantung
sangat fundamental bagi jaringan, karena
pada ketersedian bandwidth yang besar,
routing
dan di perlukan pula protokol-protokol
kemana data harus dikirim, dan sebuah
pendukung, salah satu diantanya adalah
autonomous system memerlukan routing
routing
protokol
protocol.
Routing
Protocol
protocol
yang
router
dapat
mengetahui
berkonvergensi
diperlukan untuk menentukan informasi
dengan cepat dan effisien. Pemilihan
atau jalur untuk sebuah paket agar dapat
routing
sampai ke tujuan yang ditentukan. Kondisi
memperkuat manajemen lalu lintas data
jaringan yang kompleks membuat banyak
karena routing protocol tidak hanya di
kemungkinan jalur yang dilalui paket
desain untuk mengubah ke rute back up
untuk mencapai tujuan dan membutuhkan
bila rute utama tidak berhasil, namun juga
waktu untuk mengumpulkan data rute
di desain untuk menentukan rute mana
paket.
yang terbaik untuk mencapai tujuan dan Konsep dasar dari routing adalah
bahwa
router
yang
tepat
akan
mengatasi situasi router yang kompleks
Internet
secara cepat dan akurat. Pada tugas akhir
Protocol (IP) paket berdasarkan pada IP
ini dilakukan implementasi dan analisa
address tujuan yang ada dalam header IP
perbandingan pengaruh kinerja routing
paket.
suatu
protocol RIPv1, EIGRP dan OSPF pada
tergantung
jaringan PT.Chevron Pacific Indonesia.
dengan routing table dengan konfigurasi
Parameter yang diujikan berupa Quality Of
manual. Dynamic routing adalah suatu
Service, dikarenakan Quality Of Service
mekanisme routing dimana pertukaran
merupakan ukuran kinerja routing protocol
routing table antar router yang ada pada
di implementasikan pada jaringan data.
Static
mekanisme
jaringan
meneruskan
protocol
routing
routing
dilakukan
adalah
yang
secara
dinamis..
Dynamic routing dibangun dari informasi yang dikumpulkan oleh routing protokol. Beberapa contoh dari Dynamic Routing yaitu
Routing
Information
Protokol,
Border Gateway Protokol, Enchanced Interior Gateway Routing Protokol, dan Open Shortest Path First. Jom FTEKNIK Volume 2 NO.1 Februari 2015
TINJAUAN PUSTAKA Routing dan Protocol Routing Dalam suatu packet switching, routing mengacu pada proses pemilihan jalur untuk pengiriman paket, dan router adalah perangkat yang melakukan tugas tersebut. Perutean dalam IP melibatkan gateway maupun host yang ada. Ketika 2
suatu program aplikasi suatu host akan
dengan
yang
lain
dan
memberikan
berkomunikasi, protocol TCP/IP akan
informasi routing yang dapat mengubah isi
membangkitkannya dalam bentuk banyak
forwarding
datagram. Host harus membuat keputusan
jaringannya. Sehingga router-router dapat
perutean untuk memilih jalur pengiriman.
mengetahui keadaan jaringan yang terakhir
Informasi yang dibutuhkan router dalam
dan mampu meneruskan datagram. Untuk
melakukan routing yaitu:
mempresentasikan arah dynamic routing
table, tergantung keadaan
a. Alamat tujuan/ destination address
mengunakan nilai metric yang didalamnya
b. Mengenal sumber informasi
terdapat
c. Menemukan rute
menghasilkan nilai metric tersebut.
d. Pemilihan rute
parameter-parameter
untuk
Routing Information Protocol Versi 1
e. Menjaga informasi routing
dan Versi 2
utamanya
Routing information protocol (RIP)
maka routing protocol yang termasuk
merupakan salah satu protocol distance
dalam IGP adalah RIP, EIGRP, dan OSPF,
vektor, sebuah protokol yang sangat
Sedangkan yang termasuk dalam EGP
sederhana.
Berdasarkan
pembagiaan
adalah BGP. EGP memiliki kemampuan
Dikarenakan RIP berdasarkan open
untuk menentukan policy routing karena
standart dan mudah diimplementasikan.
sebagian autonomous system di internet
Protocol distance vektor juga sering
mempunyai kebijakan dalam hal routing.
disebut protocol Bellman Ford, karena
Untuk pelaksanaan routing dalam IGP
berasal dari algoritma perhitungan jarak
Policy ini tidak diperlukan. Sedangkan
terpendek
routing protocol adalah komunikasi antara
didistribusikan dalam bentuk algoritma
router-router.
terdistribusi pertama kali oleh Ford dan
Routing protocol mengijinkan routerrouter untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan membangun
informasi dan
ini
memperbaiki
untuk tabel
routingnya. Routing protocol mengatur routerrouter sehingga dapat berkomunikasi satu Jom FTEKNIK Volume 2 NO.1 Februari 2015
oleh
R.E
Bellman,
dan
Fulkerson. Open Shortest Path First (OSPF) OSPF algoritma
bekerja
shortest
dikembangkan
path
berdasarkan
berdasarkan first
yang
algoritma
dijkstra. sebagai interior gateway protocol (igp). interior gateway protocol atau interior routing protocol dikembangkan 3
untuk
menghubungkan
router-router
seperti ini dinamakan dengan area dan
dibawah kendali administrator jaringan.
topologinya tersembunyi dari seluruh AS.
OSPF mendistribusikan informasi routing-
Informasi
nya di dalam router-router yang tergabung
memungkinkan penurunan traffic routing.
ke dalam suatu AS. AS adalah jaringan
Dengan menggunakan konsep area sistem
yang dikelola oleh administrator setempat.
penyebaran informasinya menjadi lebih
OSPF menggunakan protokol routing link-
teratur dan tersegmentasi. Dengan adanya
state, didesain untuk bekerja dengan
distribusi routing yang teratur, maka
sangat efisien dalam proses pengiriman
penggunaan bandwidth akan lebih efisien,
update informasi rute. OSPF merupakan
lebih cepat mencapai konvergensi, dan
protokol
lebih presisi dalam menentukan rute
alternatif
untuk
menutupi
kelemahan RIP.
yang
tersembunyi
ini
terbaik dalam mengirim paket.
OSPF juga merupakan routing protocol
yang
menggunakan
prinsip
Enchanced Interior Gateway Routing Protokol (EIGRP)
multipath (multi path protocol) dapat
Enchanced
interior
gateway
mempelajari berbagai rute dan memilih
routing
lebih dari satu rute ke host tujuan. OSPF
mengkombinasikan
digunakan
IP,
yang dimiliki oleh protocol routing link-
dikirim
state dan distance vektor. Tetapi pada
bersamaan dengan header paket data IP.
dasarnya EIGRP adalah protokol distance
Setiap router OSPF mempunyai database
vektor
yang
menjalankan EIGRP tidak mengetahui
bersamaan
maksudnya
paket
identik
dengan OSPF
yang
menggambarkan
protocol
karena
(EIGRP)
kelebihan-kelebihan
router-router
yang
topologi suatu autonomous system yang
road
disebut
database
menyeluruh seperti pada protokol link-
(Topological database). Dari database ini,
state. EIGRP mudah dikonfigurasi seperti
perhitungan shortest path first dilakukan
pada
untuk
routing
dengan
link
membentuk
state
table
routing.
map/topologi
pendahulunya protocol
jaringan
interior
(IGRP)
secara
gateway
dan
dapat
Perhitungan ulang terhadap shortest path
dipastikan
first dilakukan apabila terjadi perubahan
network. Penambahan fitur-fitur protokol
pada
OSPF
link-state
seperti
memungkinkan beberapa jaringan untuk
membuat
dikelompokkan bersama. Pengelompokkan
distance
topologi
jaringan.
dengan
variasi
topology
neighbor
discovery
EIGRP
menjadi
protokol
tingkat
lanjut.
EIGRP
menggunakan algoritma diffusing update Jom FTEKNIK Volume 2 NO.1 Februari 2015
4
algoritm (DUAL) sebagai mesin utama
dengan router yang digunakan node RBI
menjalankan
dapat
MO, MNS COMM, DRI TWR, dan DMI
diperbandingkan dengan algoritma SPF
MO saling berhubungan satu dengan
dijkstra pada OSPF.
lainnya dengan media fiber optic. Jumlah
EIGRP.
DUAL
perangkat (node) tersebut ada 8, yaitu:
METODE Tempat dan Waktu Penelitian
Tabel 1 Jumlah Node Pada Jaringan
Pada penelitian kali ini akan dilakukan
PT.CPI
disebuah
perusahaan
yaitu
di
PT.
Chevron Pacific Indonesia. Penelitian ini akan dilakukan pada Maret 2014 sampai dengan Juni 2014. Prosedur Penilitian Study Literatur
No
Node
1 2 3 4 5 6 7 8
RBI MO - RBI TWR RBI TWR - MNS COM MNS COM – KBJ KBJ - DRI TWR DRI TWR - DMI MO DMI MO – ND ND - MNS TWR MNS TWR - RBI MO
Jumlah Node 1 1 1 1 1 1 1 1
Study literatur akan dilakukan dengan beberapa metode diantaranya : 1. Melakukan
Penggunaan
wawancara
dengan
Topologi
Jaringan
di
PT.Chevron Pacific Indonesia
beberapa orang pegawai PT.Chevron
Topologi yang digunakan oleh
Pacific Indonesia yang mengetahui hal-
PT.CPI untuk jaringan internet adalah
hal
topologi
yang
berkaitan
dengan
Judul
ring.
Dengan
penggunaaan
Penelitian dan untuk mendapatkan data-
topologi ring dan disesuaikan dengan
data yang diperlukan dalam penelitian.
kondisi jaringan saat ini yang ada di
2. Melakukan study lapangan dengan cara
PT.CPI dimana setiap router ditempatkan
melakukan survey tempat dilakukan
disetiap masing-masing distrik PT.CPI
penelitian yaitu di IT Area PT. Chevron
wilayah Sumatera sehingga membentuk
Pacific
mencatat
backbone yang akan melayani keperuan
beberapa data yang digunakan dalam
host-host disetiap distrik PT.CPI. Ilustrasi
penelitian.
router yang akan disusun dengan topologi
Indonesia
lalu
Analisa Terhadap Kondisi Jaringan
ring ditunjukkan pada gambar 1.
saat Ini Pada saat ini Jaringan internet PT.Chevron menggunakan
Pacific sebuah
Indonesia topologi
masih ring,
Jom FTEKNIK Volume 2 NO.1 Februari 2015
5
1. Router Untuk membuat jaringan backbone
OSPF,
EIGRP,
dan
RIPv1, router yang dipilih adalah router Cisco tipe 2691 dengan modul fast ethernet. Pemilihan modul fast ethernet ini dilakukan untuk mengakomodasi keperluan akan
backbone
dibangun Gambar 1 Router-router yang disusun dengan topologi ring
dengan
Digunakan
Langkah-langkah untuk mendesain PT.CPI
koneksi
fast
kabel
fast
2. Pengkabelan
ethernet jaringan
ingin
ethernet.
Desain Jaringan
kondisi
yang
yang
untuk
menghubungkan
masing-masing link
pada router
akan
Cisco tipe 2691 yang menyediakan
mendukung protokol EIGRP, OSPF, dan
bandwidth 1 Mbps sampai dengan
RIPv1 adalah sebagai berikut :
100 Mbps.
Mendesain simulasi jaringan
Mengimplementasikan
Pengalokasian IP
dengan
Pengalokasian alamat IP untuk
software, dengan software yang
interface sebuah router harus direncanakan
akan digunakan pada penelitian
dengan baik, agar dapat menghubungkan
ini adalah Graphical Network
router dan tetap efisien dalam penggunaan
Simulator 3 v 0.8.6
sumber daya berupa alamat IP. Tabel 2 memperlihatkan distribusi alamat IP untuk
Penggunaan Perangkat
interface-interface yang ada pada router.
Untuk merancang jaringan yang dapat mendukung penggunaan routing protokol OSPF, EIGRP, dan RIPv1 dan dapat di ujicoba, digunakan perangkat berikut :
Jom FTEKNIK Volume 2 NO.1 Februari 2015
Tabel 2 Distribusi alamat IP untuk interface-interface router Nama Router
FE 0/0
FE0/1
Rumbai Twr Minas Com BTK Jun Duri Tower Dumai MO
20.2.1.1 20.2.1.2 20.2.1.3 20.2.1.4 20.2.1.5
10.64.0.1 10.64.0.2 10.64.0.3 10.64.0.4 10.64.0.5 6
North Duri Minas Tower Rumbai MO
20.2.1.6 20.2.1.7 20.2.1.8
Ada beberapa scenariao yang dibuat
10.64.0.6 10.64.0.7 10.64.0.8
diantaranya :
Implementasi
Simulasi
Jaringan
protokol routing RIPv1
Dengan Software GNS3 Perancangan
dilakukan
dengan
ini
akan
dilakukan
Skenario 2 dengan menggunakan protokol routing EIGRP
menggunakan software GNS3, dengan software
Skenario 1 dengan menggunakan
sebuah
Skenario 3 dengan menhggunakan protokol routing OSPF
simulasi untuk menggambarkan bentuk
2.
jaringan yang akan dirancang di Area PT.
Troughput, yang terjadi pada jaringan yang
Chevron Pacific Indonesia. Gambar 2
dirancang
di
dibawah
Indonesia.
Untuk
ini
merupakan
sebuah
Menghitung
Delay,
PT.
Packet
Loss,
Chevron
Pacific
menghitung
delay,
throughput
secara
perancangan jaringan yang akan dibuat di
packet
PT.
matematis dapat diekspresikan sebagai
Chveron
Pacific
Indonesia
menggunakan simulator GNS3.
loss,
dan
berikut : Persamaan. 1 Delay = Persamaan. 2 Packet Loss =
Gambar 2 Perancangan Jaringan dengan
Persamaan 3
Software GNS3
Throughput =
Ada dilakukan
beberapa dan
perancangan
juga
hal
yang akan
dianalisa
ANALISA DAN HASIL Parameter Delay
software
Delay adalah waktu rata-rata yang
GNS3 ini, berikut adalah rincian dari
dibutuhkan suatu paket untuk menempuh
rancangan :
route dari asal ke tujuan. Ambang delay
1.
menggunakan
dalam
x 100%
Perancangan akan dibuat dalam
optimal adalah sebagai berikut :
Sangat baik : 0 s/d 150 ms
membandingkan hasil perancangan terbaik
Baik : 150-250 ms
dan juga melihat beberapa hasil dari
Masih dapat diterima
beberapa scenario, hal ini diperlukan untuk
perancangan tersebut. Jom FTEKNIK Volume 2 NO.1 Februari 2015
(reasonable): 250-350 ms 7
Dari persamaan 1 didapatkan delay antar
distance
vektor.
Dalam
penerapannya
masing-masing node pada gambar 3
algortima distance vektor tidak memiliki
berikut ini.
informasi yang spesifik tentang jarak network dan tidak mengetahui jarak router.
Kurva Perbandingan Delay Masing-Masing Routing
Sedangkan pada algoritma link state memperbaiki pengetahuan jarak router dan
4 3
didesain untuk bekerja dengan sangat
2
efisien dalam proses pengiriman update
1
informasi rute. Dan walaupun routing
0
EIGRP telah memiliki beberapa kelebihan yang dimiliki protokol link state tetapi Delay (s) RIPv1
Delay (s) OSPF
pada dasarnya routing EIGRP adalah routing protokol distance vektor karena
Delay (s) EIGRP
router EIGRP tidak mengetahui road map/ Gambar 3 Kurva perbandingan delay masing-masing routing
bekerja berdasarkan algoritma distace atau
mencapai
perhitungan
suatu
jaringan
secara
menyeluruh
seperti pada OSPF, sehingga dari gambar
Dari nilai delay gambar 3 RIPv1
vektor
topologi
tujuan
jarak
untuk
akhir
yang
1 nilai delay pada routing EIGRP tidak lebih baik dari pada OSPF tetapi lebih baik dari routing RIPv. Parameter Packet Loss
mengkomsumsi lebih banyak bandwidth
Packet loss didefinisikan sebagai
karena pengiriman update tabel touting
kegagalan transmisi paket IP mencapai
secara periodik, yaitu setiap interval 30
tujuannya. Paket loss dapat terjadi ketika
detik, dan RIPv1 membutuhkan waktu
sebuah paket dibuang oleh jaringan karena
lama untuk mencapai konvergen, sehingga
tidak
terdapat delay yang cukup besar untuk
interface.
mengirimkan suatu paket
disebabkan oleh :
Sedangkan
Perbedaan
ke
utama
tujuan. yang
dapat
diteruskan Terjadinya
a. Congestion
pada
output
Packet
yang
loss
disebabkan
membuat OSPF dapat bekerja lebih cepat
terjadinya antrian yang berlebihan
dari
dalam jaringan.
pada
RIPv1
yaitu
penggunaan
algoritma routing yang digunakan, OSPF mengggunakan
algoritma
link
state,
sedangkan RIPv1 menggunakan algortima Jom FTEKNIK Volume 2 NO.1 Februari 2015
b. Node
yang
bekerja
melebihi
kapasitas buffer. c. Memory yang terbatas pada node. 8
Dari persamaan 2 didapatkan packet loss
Routing OSPF yang menggunakan
antar masing-masing node pada gambar 4
prinsip
multipath
dapat
mempelajari
berikut ini.
berbagai rute dan memilih lebih dari satu rute ke host tujuan dan OSPF dapat
Kurva Perbandingan Packet Loss Masing-Masing Routing
menentukan jalur untuk menentukan rute
40 30 20 10 0
terbaik
untuk
mengirimkan
paket
dibandingkan RIPv1 yang tidak dapat menentukan
rute
terbaik
untuk
mengirmkan paket,sehingga kecilnya nilai packet loss pada routing OSPF dari pada Packet Loss (%) RIPv1
routing RIPv1.
Packet Loss (%) OSPF Packet Loss (%) EIGRP
Penambahan fitur protokol link state neighbor discovery pada EIGRP seperti
Gambar 4 Kurva perbandingan packet loss masing-masing routing
yang ada pada OSPF yang membuat nilai packet loss pada EIGRP tidak jauh berbeda
Dari nilai packet loss pada gambar
dengan
OSPF.
Karena
EIGRP
4, merujuk pada rekomendasi ITU-T
menggunakan kelebihan yang ada pada
bahwa packet loss yang masih dapat
algoritma link State. Berdasarkan teori
ditoleransi adalah sebesar 10% hingga
pada Bab II Routing EIGRP termasuk
30%.
dalam
Berdasarkan
analisa
dan
teori
hybrid
routing
yang
pendukung, routing protokol RIP tidaklah
menggabungkan kelebihan-kelebihan pada
cocok untuk jaringan skala besar karena
distance vektor dan link state dan dapat
jumlah host yang kecil dan terbatas, serta
disimpulkan routing EIGRP mempunyai
perhitungan dalam routing RIP sering
kinerja yang lebih baik dari pada routing
membutuhkan waktu yang cukup lama,
OSPF.
dan menyebabkan terjadinya routing loop.
Parameter Throughput
Hal ini juga mempengaruhi nilai packet
Throughput adalah jumlah data per
loss yang didapatkan cukup besar apabila
satuan waktu yang dikirim untuk suatu
diterapkan pada jaringan skala besar.
terminal tertentu di dalam sebuah jaringan, dari suatu titik jaringan, atau dari suatu titik
Jom FTEKNIK Volume 2 NO.1 Februari 2015
ke
titik
jaringan
yang
lain. 9
Throughput maksimal dari suatu titik atau jaringan
komunikasi
Konsep
hierarki
routing
yang
menunjukkan
membagi-bagi jaringan dalam sekumpulan
kapasitasnya. Biasanya nilai throughput
kecil atau pengelompokan area. Dengan
dikaitkan
dengan
Karena
sistem pengelompokan area ini maka
memang
bisa
dengan
sistem penyebaran informasi menjadi lebih
bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya.
teratur dan tersegmentasi. Secara teori
Bandwidth
sementara
QOS pada EIGRP lebih mendekati QOS
throughput sifatnya dinamis tergantung
pada routing OSPF.Namun routing OSPF
trafik
Secara
lebih kompleks dari EIGRP. EIGRP
terukur
memiliki fitur partial updates yang hanya
menggunakan
akan mengirimkan update hanya jika
disebut
bersifat
yang
matematis
sedang nilai
didapatkan
3.
juga
fix
terjadi.
throughput
dengan
persaamaan didapatkan
bandwidth.
Dari
throughput
persamaan antar
3
masing-
masing node pada gambar 5 dibawah ini.
terjadi perubahan rute.
Update yang
dikirimkan hanya berisi informasi tentang rute
yang
mengalami
perubahan,
sedangkan RIP mengirimkan informasi Kurva Perbandingan Throughput Masing-Masing Routing
secara periodik yang hasilnya EIGRP menghabiskan
bandwidth
yang
lebih
10
sedikit dari pada RIP. Hal ini juga
0
membedakan EIGRP dengan protokol linkstate yang mengirimkan update ke semua Throughput RIPv1 (bit/ms)
router dalam satu area.
Throughput OSPF (bit/ms) Throughput EIGRP (bit/ms)
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Gambar 5 Kurva perbandingan throughput masing-masing routing
Setelah melakukan analisa terhadap hasil perancangan yang dilakukan dengan
Dari nilai throughput pada Gambar 5, Untuk total throughput yang didapat
sofware ada beberapa kesimpulan yang bisa diambil, diantaranya sebagai berikut :
pada routing OSPF lebih kecil dari pada
a. Protokol
routing RIPv1. Perbedaan throughput yang
Protokol
cukup besar ini terjadi karena OSPF
ketika sebuah paket tidak dapat
menggunakan
mengetahui MAC Address tujuan
hierarki
routing
dalam
Address
Resolution
merupakan
solusi
penyebaran informasinya. Jom FTEKNIK Volume 2 NO.1 Februari 2015
10
paket seperti pada kasus simulasi
routing EIGRP yang baik. Ini
routing RIPv1.
terjadi karena pengambilan data
b. Dari hasil nilai delay terukur,
pada simulasi
routing EIGRP
delay routing OSPF lebih kecil
dilakukan
di
protokol
34% dari pada routing RIPV1.
sehingga
nilai
QOS
Sedangkan delay pada routing
EIGRP tidak sesuai dengan yang
EIGRP lebih kecil 16% dari pada
diharapkan. Secara teori kinerja
routing RIPv1, tetapi lebih besar
routing
19% dari pada routing OSPF.
kinerja routing OSPF dan dari
c. Untuk hasil nilai packet loss terukur,
packet
loss
EIGRP
teori
UDP routing
mendekati
routing
EIGRP
routing
menggunakan bandwidth yang
OSPF lebih kecil 30% dari pada
lebih kecil dari pada routing
routing
OPSF.
RIPV1.
Sedangkan
packet loss pada routing EIGRP
f. Dapat
disimpulkan
routing
lebih kecil 0,44% dari pada
OSPF mempunyai nilai QOS
routing RIPv1, tetapi lebih besar
yang lebih baik dari pada routing
58% dari pada routing OSPF.
lainnya
d. Dan
hasil
terukur,
nilai
throughput
throughput
routing
OSPF lebih kecil 94% dari pada routing
RIPV1.
Sedangkan
throughput pada routing EIGRP lebih
besar
51%
dari
pada
routing RIPv1, dan lebih besar 99% dari pada routing OSPF. e. Perancangan ditawarkan jaringan
yang dalam
LAN
dapat kinerja
PT.Chevron
Pacific Indonesia adalah routing EIGRP.
Namun
dalam
hasil
simulasi QOS yang terukur tidak membuktikan
kualitas
berdasarkan
hasil
simulasi. Saran Saran
untuk
pengembangan
penelitian
selanjutnya
dan yang
berhubungan dengan judul skripsi ini adalah : a. Analisa
QOS
PT.Chevron
jaringan
Pacific
LAN
Indonesia
secara rill. b. Bagaimana kinerja jaringan LAN PT.Chevron apabila
Pacific
diterapkan
Indonesia penggunaan
IPv6 dengan menggunakan routing protokol OSPFv3.
QOS
Jom FTEKNIK Volume 2 NO.1 Februari 2015
11
c. QOS routing OSPF jika diterapkan
pembimbing yang telah mengarahkan dan
pada jaringan LAN Universitas
membimbing penulis selama penelitian ini.
Riau.
Terima kasih kepada kedua orang tua dan
d. QOS
routing
diterapkan
pada
EIFRP
jika
keluarga yang telah memberikan dukungan
jaringan
LAN
dan motivasi selama ini. Terima kasih rekan-rekan Teknik Elektro Angkatan
Universitas Riau. e. Perancangan
yang
dapat
2009 yang telah banyak membantu penulis
ditawarkan dalam kinerja jaringan
dalam penelitian ini.
LAN PT.Chevron Pacific Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
adalah routing EIGRP. Namun
Agung Adi Purwanto ( Juni 2008 )
dalam hasil simulasi QOS yang
Perancangan dan Simulasi Jaringan Fast
terukur tidak membuktikan kualitas
Ethernet Dengan Menggunakan Routing
QOS routing EIGRP yang baik. Ini
Protokol OSPF dan EIGRP
terjadi karena pengambilan data
Iwan Sofana. ( Maret 2012 ) Cisco CCNP
pada simulasi
routing EIGRP
dan Jaringan Komputer Maret 2012
dilakukan
protokol
Joko Saputro. (Januari 2010 ) Ptatikum
di
UDP
sehingga nilai QOS routing EIGRP
CCNA di Komputer Sendiri menggunakan
tidak
GNS3
sesuai
dengan
yang
diharapkan. Secara teori kinerja
Todd Lammle. (2005) Best-Selling CCNA
routing EIGRP mendekati kinerja
Study Guide
routing
Muhammad Syafrudin. (Juni 2010 )
routing
OSPF
dan
EIGRP
dari
teori
menggunakan
Analisa Unjuk Kerja Routing Protokol
bandwidth yang lebih kecil dari
Ripng dan Ospfv3 pada jaringan Ipv6
pada routing OPSF.
Rosyidna Safitri. ( Juni 2010 )
f. Dapat disimpulkan routing OSPF
Implementasi dan Analisa Perbandingan
mempunyai nilai QOS yang lebih
Qos Pada Jaringan VPN berbasis MPLS
baik dari pada routing lainnya
menggunakan Routing Ripv2, Eigrp, Ospf
berdasarkan hasil simulasi.
terhadap Tunneling IPSec untuk Layanan
Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih
IP Based Video Conference
kepada Ibu Linna Oktaviana Sari,ST., MT
Jaringan Terhadap Optimasi Routing Open
dan Ibu Ery Safriantu,ST., MT selaku
Shortest Path First (OSPF).
Jom FTEKNIK Volume 2 NO.1 Februari 2015
Suhardi. ( Juli 2011) Pengaruh Model
12
Jom FTEKNIK Volume 2 NO.1 Februari 2015
13