Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
ANALISA PERAN STAKEHOLDER DALAM MITIGASI BAHAYA KEBAKARAN GEDUNG Bagus Hendarto dan I Putu Artama Wiguna Manajemen Konstuksi Pascasarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email:
[email protected] ABSTRAK Pesatnya pertambahan bangunan gedung di Surabaya saat ini belum secara baik diikuti dengan kehandalan dalam mitigasi bahaya kebakaran gedung. Untuk meningkatkan daya saing industri properti diperlukan peningkatan kehandalan manajemen dan teknologi dalam sistem kemanan dan keselamatan kebakaran gedung. Melalui penelitian ini dilakukan pengkajian tentang pentingnya peranan stakeholder dalam pengembangan aktivitas mitigasi bahaya kebakaran gedung. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan melakukan kajian identifikasi stakeholder yang terlibat didalam pelaksanaan mitigasi bahaya kebakaran gedung, dan identifikasi aktivitas mitigasi kebakaran gedung untuk digunakan dalam melakukan kajian peranan stakeholder kunci dalam pelaksanaan aktivitas mitigasi bahaya kebakaran gedung. Pendekatan metodologi penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pengumpulan data survey kuesioner untuk kemudian data yang didapatkan dikaji menggunakan analisa crosstabulation untuk mengetahui hubungan antara masing-masing respon pertanyaan yang diberikan dengan peran masing-masing stakeholder. Hasil analisa yang didapatkan pada setiap aktivitas mitigasi bahaya kebakaran terdapat perbedaan peranan stakeholder dan mendeskripsikan kontribusi peran masing-masing stakeholder. Kata kunci: Mitigasi Kebakaran, Stakeholder, Peran.
PENDAHULUAN Latar Belakang Di Surabaya tercatat terjadi 1298 kasus kebakaran dengan rata-rata 295 kejadian kebakaran setiap tahunnya dalam kurun waktu tahun 2007-20011, dari kejadian kebakaran yang terjadi tercatat 401 kejadian terjadi pada bangunan dengan sebab kebakaran hubungan arus pendek/beban berlebih (Dinas Kebakaran Surabaya 2012). Dari beberapa kejadian kebakaran bangunan yang terjadi terdapat beberapa kebakaran gedung serius yaitu pada Wisma BII (2009), Cafe Redboxx (2010), Swalayan Sinar (2010), Gedung Pemuda (2011), dan Pasar Turi (2012)., Kebakaran dalam bangunan merupakan masalah perkotaan yang tak terhindarkan. Secara umum semakin tinggi kepadatan suatu kota, semakin sering kebakaran terjadi. Tetapi hal ini tergantung juga pada kelengkapan infrastruktur dan penataan kota tersebut, (Muhadi 2008). Kasus kebakaran di Surabaya yang terjadi yang masih menunjukkan tren yang meningkat dari 395 kejadian pada 2011 dan 551 kejadian pada 2012 (Dinas Kebakaran, 2012), hal ini menunjukkan kebakaran gedung masih menjadi ancaman serius dalam perkembangan perkotaan yang pesat, serta menunjukkan perkembangan pembangunan gedung terus bertambah, akan tetapi belum secara baik diikuti dengan kehandalan dalam mitigasi bahaya kebakaran gedung. Hal ini menunjukkan perbaikan dan peningkatan mitigasi bahaya kebakaran gedung sangat perlu diperhatikan. ISBN : 978-602-97491-8-2 B-6-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
Dalam konteks tersebut di atas, perlu dibangun pemahaman mengenai bagaimana peran Pemangku Kepentingan dalam proses-proses dan praktek-praktek pemeliharaan gedung di Indonesia selama ini dapat berkontribusi terhadap peningkatan (atau pengurangan) mitigasi risiko bahaya kebakaran gedung. Untuk itu maka perlu dilakukan kajian dan penelitian untuk mengetahui pemahaman para Pemangku Kepentingan yang terlibat terhadap upaya mitigasi bahaya kebakaran gedung sekaligus melakukan evaluasi terhadap kontribusi Pemangku Kepentingan serta upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam meningkatkan pemahaman para Pemangku Kepentingan terhadap sistem mitigasi bahaya kebakaran gedung. Harapannya agar Pemangku Kepentingan yang terlibat nantinya mampu berperan positif dalam mengurangi risiko bahaya kebakaran gedung dan berkontribusi terhadap seluruh upaya mitigasi bahaya kebakaran gedung di Indonesia. Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian adalah untuk merumuskan peranan Stakeholder terkait pengembangan mitigasi bahaya kebakaran gedung, yang dilakukan dengan mengidentifikasi Stakeholder yang terlibat didalam mitigasi bahaya kebakaran gedung, dan menganalisa kontribusi Stakeholder dalam mitigasi bahaya kebakaran gedung. METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian Seperti yang sudah diterangkan pada bab I, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peran Stakeholder dalam rangka mitigasi bahaya kebakaran gedung dan menemukan bentuk kontribusi masing-masing Stakeholder dalam menerapkan konsep mitigasi bahaya kebakaran gedung yang sudah ada. Sesuai dengan tujuan yang diinginkan dari penelitian ini, maka digunakan bentuk penelitian deskriptif. Pengolahan Data dan Analisis Data Hasil dari survey kuesioner kemudian diolah dengan menggunakan analisis Distribusi Frekuensi dan Tabulasi Silang. Pengolahan data dari hasil kuesioner dengan metode Ditribusi Frekuensi bertujuan untuk memberikan gambaran tentang jumlah responseden yang diberikan oleh para pengisi kuesioner untuk masing-masing pertanyaan. Analisis data dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama dilakukan dengan menganalisa data yang diadapatkan dari kuesioner dengan crosstabulasi data antara stakeholder yang terlibat dengan peran masing-masing stakeholder didalam setiap aktivitas mitigasi yang ada. Tahap kedua dilakukan analisis data keseluruhan dengan crosstabulasi data antara stakeholder yang terlibat dengan peran masing-masing stakeholder didalam aktivitas mitigasi yang didapatkan dari hasil analisa median dari tahap pertama. Pendekatan yang diusulkan dapat membantu peneliti menganalisa para respoden yang dilibatkan dalam penelitian ini untuk kemudian mengevaluasi bobot relatif dari masingmasing peran Stakeholder. HASIL DAN DISKUSI Aktivitas Mitigasi Bahaya Kebakaran Gedung Dari literatur review yang telah dilaksanakan didapatkan aktivitas mitigasi kebakaran dapat dilihat pada Tabel 1.
ISBN : 978-602-97491-8-2 B-6-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
Tabel 1. Aktivitas Mitigasi Bahaya Kebakaran Gedung
No. Aktivitas I Aktivitas Perencanaaan 1. Perencanaan sistem keamanan dan kelayakan bangunan terhadap kebakaran. 2. Perencanaan pemeliharaan sistem keselamatan kebakaran 3. Perencanaan pelatihan dan skema pelatihan keselamatan kebakaran. 4. Perencanaan tindakan saat kebakaran, yang diambil saat terjadi kebakaran. 5. Perencanaan evakuasi bagi pengguna gedung II Aktivitas Pemeliharaan 1. Pemeliharaan (termasuk perbaikan kerusakan) dari system pasif seperti jalur evakuasi dan pintu kebakaran, penunjuk arah. 2. Pemeliharaan system aktif seperti detectors, springklers, extinguishers, hosereels, dan fire hydrants. 3. Verifikasi ulang dari performa system dan kelayakan system pada interval regular. 4. Pembuatan informasi dan penggambaran pada layout, jalur evakuasi dan informasi penunjuk arah untuk penghuni gedung. 5. Pelaksanaan housekeeping yang bagus seperti, pembuangan sampah yang teratur, penggunaan sumber panas yang terkontrol. III Aktivitas Pelatihan 1. Pelatihan tentang prosedur evakuasi yang aman efektif. 2. Pelatihan pengenalan sistem keselamatan kebakaran gedung. IV Aktivitas Pembuatan Regulasi dan Pengawasan 1. Pembuatan panduan dan peraturan yang mengatur tentang keselamatan kebakaran gedung. 2. Pembuatan sistem informasi terkait keselamatan kebakaran gedung. 3. Pengawasan dan pengontrolan pelaksanaan persyaratan keamanan dan keselamatan gedung. 4. Pembuatan kajian dan perumusan rencana keselamatan kebakaran. Sumber: Olahan Peneliti dari Literatur Review
ISBN : 978-602-97491-8-2 B-6-3
Sumber Literatur Reilly (1971) Chow (2001) Chow (2001) Chow (2001) Gershon (2011) Chow (2001); Gershon (2011) Chow (2001); Gershon (2011) Chow (2001) Chow (2001); Gershon (2011) Chow (2001)
Shield et, al. (2009); Gershon (2011) Shield et, al. (2009); Gershon (2011) Gorte (2006), Jakes et. al. (2004); (Reilly, 1971) Gorte (2006), Jakes et. al. (2004) Ming (1999); Meacham et, al. (2012) Chow (2001)
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
Stakeholder yang Terlibat Dari literatur review didapatkan identifikasi stakeholder kunci yang terlibat dalam mitigasi bahaya kebakaran gedung seperti dirangkum dalam Tabel 2. Tabel 2. Stakeholder dalam Mitigasi Bahaya Kebakaran Gedung
Stakeholder yang Terlibat 1 Pemilik/pengelola Gedung 2 Arsitek (Perencana) 3 Pemerintah 4 Pengguna 5 Tenaga Ahli (Peneliti & Pemerhati) 6 Kontraktor Sumber: Literatur Review
Sumber Literatur Reilly (1971) Reilly (1971) Jakes, et. al (2004); Ming (1999) Shield et, al. (2009); Gershon (2011) Ming (1999), Chow (2001) SFPE (2012)
Pada makalah ini Stakeholder yang diteliti dibatasi hanya pada 1. Pengelola gedung, 2. Arsitek (perencana), 3. Pengguna Gedung. Keterlibatan Stakeholder Untuk menganalisa peran masing-masing stakeholder yang terlibat perlu diketahui terlebih dahulu mengenai keterlibatan atau partisipasi msing-masing stakeholde, berikut ini pembagian keterlibatan stakeholder sesuai konsep yang diadopsi dari IAP2: 1. 'Inform' (memberikan informasi), Memberikan informasi, publikasi, sosialisasi, dengan rinci akurat dan tepat tentang peraturan, regulasi, alternatif dan solusi. 2. 'Consult' (konsultasi), Keahlian stakeholder dalam memberikan masukan dalam analisis, dan mengembang- kan alternatif keputusan penting. 3. 'Involve' (terlibat), Bekerja secara langsung dengan stakeholder yang lain, di berbagai proses kegiatan mitigasi bahaya kebakaran. 4. 'Collaborate' (bekerjasama), Bermitra dengan para stakeholder kunci dalam setiap kegiatan mitigasi bahaya kebakaran gedung. 5. 'Empower' (memberdayakan), Membantu perkembangan, menyukseskan, memberikan dukungan, mempromosikan proses dan kegiatan yang dilaksanakan. Hasil Penelitian Hasil yang didapatkan dari kuesioner yang sudah dikirimkan, didapatkan bahwa pada masing masing aktivitas terdapat perbedaan peranan dari stakeholder yang ditunjukkan pada kontribusi yang diberikan, sesuai pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 4 Aktifitas Pemeliharaan Arsitek
Pengelola
Pengguna
24%
inf
0% 0% kons
0%
0%
terlbt
Arsitek 100%
88%
0% 0% 0%
Aktifitas Pemeliharaan Pengelola
24%
12% 0% 0%
0%
0% 0% 0%
kol
berd
inf
ISBN : 978-602-97491-8-2 B-6-4
100%
88%
76%
Gambar 1. Aktivitas Perencanaan
Pengguna
0% 0% kons
0%
0%
terlbt
76%
12% 0% 0%
0%
kol
berd
Gambar 2. Aktivitas Pemeliharaan
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
Aktifitas Pelatihan Arsitek
Pengelola
Aktifitas Regulasi & Pengawasan
Pengguna
Arsitek
Pengelola
Pengguna 95%
100%
70%
70%70% 30% 0% 0% 0%
0% 0% 0%
inf
kons
0%
10%
0%
terlbt
kol
30%
20% 0%
0% 0% 5%
berd
inf
Gambar 3. Aktivitas Pelatihan
0% 0% kons
40%
30% 0%
0%
0%
terlbt
30%
0% kol
berd
Gambar 4. Aktivitas Regulasi & Pengawasan
Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing stakeholder memiliki peranan penting yang berbeda dalam masing-masing aktivitas mitigasi bahaya kebakaran. yang mana didapatkan Pengelola gedung lebih aktif terlibat pada aktivitas Perencanaan dan Pemeliharaan, sementara Arsitek/perencana lebih aktif terlibat pada Aktivitas Perencanaan, sedangkan Pengguna lebih aktif terlibat pada aktivitas pelatihan. Dari pengolahan data juga didapatkan peranan dari masing-masing stakeholder apabila pada keseluruhan aktivitas mitigasi bahaya kebakaran gedung, sesuai yang ditunjukkan pada Gambar 5.
Peran Stakeholder Arsitek
Pengelola
Pengguna 89%
73%
0% 0% 1% informasi
16%
0% 0%
konsultasi
8%
58% 9%
terlibat
19%20%
1%
kolaborasi
8% berdaya guna
Gambar 5. Peran Stakeholder dalam Aktivitas Mitigasi Bahaya Kebakaran Gedung
Dari Gambar 5 didapatkan bahwa masing-masing stakeholder memiliki pranan yang berbeda dalam menyukseskan aktivitas mitigsi bahaya kebakaran gedung, yaitu untuk pengelola Gedung memiliki peranan aktif terlibat dalam aktivitas kebakaran, sedangkan untuk Arsitek/perencana dan Pengguna gedung memiliki peranan dalam membantu perkembangan, menyukseskan, memberikan dukungan, mempromosikan proses dan kegiatan yang dilaksanakan. KESIMPULAN Dari penelitian yang sudah dijalankan didapatkan didalam pelaksanaanya penerapan pemeliharaan bangunan gedung disurabaya didapatkan bahwa masing-masing stakeholder memiliki peranan yang berbeda dan memiliki kontribusi spesifik dalam beberapa aktivitas tertentu tentunya hal ini perlu mendapatkan perhatian yang baik dan selanjutnya diperlukan penelitian lanjutan dengan cakupan seluruh stakeholder yang terlibat sehingga bisa mendapatkan penilaian sejauh mana peranan masing-masing stakeholde dapat memberikan impact didalam meningkatkan kinerja mitigasi kebakaran gedung. ISBN : 978-602-97491-8-2 B-6-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
DAFTAR PUSTAKA Chow W. K., (2001), "Discussion on Applying The American Fire Safety Evaluation System for Business Occupancies in Hong Kong", International Journal on Engineering Performance-Based Fire Codes, Volume 3, Number 2, p.92-97, 2001 Chow W. K., (2001), "Review on Fire Safety Management and Application to Hong Kong", International Journal on Engineering Performance-Based Fire Codes, Volume 3, Number 1, p.52-58, 2001. Chow W. K., (2006), "Fire Safety Provisions for Supertall Buildings", International Journal on Architectural Science, Volume 7, Number 2, p.57-60, 2006. Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya (2012), Sebab-Sebab Kejadian Kebakaran dalam Tabel Mulai Tahun 2007 - 2011, http://damkar.surabaya.go.id. Gershon R. R. M, et. al, (2011), The World Trade Center evacuation study: Factors associatedwith initiation and length of time for evacuation. Fire & Material, John Wiley & Sons, Ltd. 2011. International Association for Public Participation (2013), IAP2 Spectrum of Public Participation. http://www.iap2.org/associations/4748/files/IAP2 Spectrum_vertical.pdf, (diakses pada 26 Agustus 2013). Jakes PJ, Nelson K., Lang E., Monroe M., Agrawal S., Kruger L, Sturtevant V (2003) A model for improving community pre-paredness for wildfire. In: Jakes, P (ed), Homeowners, commu- nities, and wildfire: science findings from the National Fire Plan. Proceedings of the 9th international symposium on society and resource management, GTR-NC-231, USDA Forest Service. Meacham, Brian. et, al. (2012), Fire Safety Challenges of Green Buildings, Fire Protection Research Foundation Report November 2012. Ming, Siu LO (1999), "A Fire Safety Assessment System for Existing Building". Fire Technology, Vol. 35, No. 2, 1999. Reilly, E., J. (1971), "Can Springkler System Solve Building Code Problems?, Design Consideration For Fire Safety", Semianual Meeting of the American Society of Heating, Refrigerating, and Air Conditioning Engineering, Januari 24-28,1971, Philadelphia, Pennsylvania. SFPE (2012),"Guidelines for Designing Fire Safety in Very Tall Buildings", Society of Fire Protection Engineers, Public Review Draft, March, 2012 Shields, T. J. et, al (2009), "The Behaviour and Evacuation Experience of WTC 9/11 Evacuate with Self-designated Mobility Impairments", Fire saftey Journal 44 (2009) 881-893.
ISBN : 978-602-97491-8-2 B-6-6