ANALISA PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP LIKUIDITAS PERUSAHAAN INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Ribka Olivia Stephanie Widharta, Dosen pembimbing Iswandi Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Telp. (62-21) 535 0660 Fax. (62-21) 535 0644 Email :
[email protected]
ABSTRACT The research objective was to determine the effect of inventory turnover and receivable turnover to partially or simultaneously on the tobacco industry corporate liquidity listed on the Indonesia Stock Exchange. The research method used is quantitative research methods, have hypotheses, and using secondary data. The analysis used the technique of multiple linear regression analysis. By t test to see the effect of partial, F test to see the effect of silmutaneous , the partial correlation analysis to measure the closeness of the linear relationship between the independent variable on the dependent variable, and the coefficient of determination to know the percentage of donations that are given effect by independent variable to the dependent variable. The results showed partially inventory
turnover variable has sig.t value 0.154 and receivable turnover variable has sig.t value 0.373. Simultaneously, inventory turnover and receivable turnover have sig.F value 0.035. Both of inventory turnover and receivable turnover have a low correlation value to the liquidity. Donations given effect of inventory turnover and receivable turnover to the company's liquidity amounted 8.0%, the rest is influenced by other variables outside of this research. Conclusions are obtained based on the value sig.t and sig.F is partially both of inventory turnover and receivable turnover has no significant effect on liquidity. Silmutaneously, both of inventory turnover and receivable turnover have significant effect on liquidity. (ROS) Keywords: Inventory Turnover, Receivable Turnover, Working Capital, Liquidity.
ABSTRAK Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap likuiditas secara individual maupun bersama-sama pada perusahaan industri rokok yang terdaftar di BEI. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, memiliki hipotesis, dan menggunakan data sekunder. Analisis yang digunakan yaitu teknik analisis regresi linear berganda. Dengan uji t untuk melihat pengaruh individual, uji F untuk melihat pengaruh bersama-sama, analisis korelasi parsial untuk mengukur keeratan hubungan linier antara variabel independen terhadap variabel dependen, dan koefisien determinasi mengetahui persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial variabel perputaran persediaan memiliki nilai sig.t 0.154 dan perputaran piutang memiliki nilai sig.t 0.373. Secara bersama-sama perputaran persediaan dan perputaran piutang memiliki nilai sig.F 0.035. Perputaran persediaan dan perputaran piutang memiliki nilai korelasi yang rendah terhadap likuiditas. Sumbangan pengaruh yang diberikan variabel perputaran persediaan dan perputaran
piutang terhadap likuiditas perusahaan adalah sebesar 8.0%, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan nilai sig.t dan sig.F adalah secara individual perputaran persediaan dan perputaran piutang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas. Secara bersama-sama perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. (ROS) Kata Kunci: Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang, Modal Kerja, Likuiditas.
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan yang didirikan dalam menjalankan kegiatan usahanya tidak terlepas dari tujuan utamanya, yaitu untuk memperoleh laba atau keuntungan semaksimal mungkin dan membuat perusahaan hidup dalam jangka panjang. Dalam era globalisasi seperti saat ini, munculnya kompetitor-kompetitor baru di berbagai sektor industri perusahaan membuat persaingan bisnis dari tahun ke tahun menjadi sangat ketat. Fenomena ekonomi yang terjadi ini menuntut setiap manajemen di perusahaan untuk berusaha melaksanakan strategi yang tepat. Berbagai strategi yang dijalankan seperti melakukan manajemen yang maksimal dan melakukan kebijakan – kebijakan terbaik dalam mengelola kinerja bisnis mereka agar semakin siap diri dalam bersaing, berkembang, dan perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal, salah satu faktor yang dapat menjadi indikator dalam menilai kelangsungan hidup berdasarkan kinerja suatu perusahaan adalah tingkat likuiditas dari perusahaan itu sendiri. Likuiditas menjadi acuan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Arief Sugiono, 2009:68). Suatu kewajiban diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek jika diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal perusahaan, atau jangka waktu pelunasan kewajiban jangka pendek adalah paling lama satu tahun (Johar Arifin, 2009:170). Persediaan sebagai salah satu aktiva lancar yang merupakan unsur paling aktif dalam operasi perusahaan dagang khususnya, yang secara berkelanjutan diperoleh dan diubah, lalu dijual kembali. Persediaan berperan sebagai sumber pendapatan bagi perusahaan yang dapat digunakan untuk membiayai kewajiban keuangan perusahaan diantaranya membiayai kegiatan operasional perusahaan atau kegiatan pokok lainnya. Setiap manajemen perusahaan perlu untuk melakukan pengendalian yang optimal atas persediaan melalui perputaran persediaan untuk dapat pengukuran berapa kali dana yang terinvestasi dalam persediaan yang berputar dalam satu tahun. Apabila suatu perusahaan dapat mengelola persediaan dengan baik, maka perusahaan tersebut secepatnya dapat mengubah persediaan yang tersimpan melalui penjualan yang akan menghasilkan piutang dan kemudian akan bertransformasi menjadi kas pada saat penagihan. Salah satu strategi alternatif yang dipakai di setiap perusahaan guna memperlancar penjualan hasil produksinya adalah dengan melakukan penjualan secara kredit pada produk atau jasa yang ditawarkan kepada calon pelanggan. Penjualan kredit juga berperan sebagai salah satu alternatif dalam memenangi persaingan pasar yang semakin ketat terutama dalam bidang usaha sejenis. Sistem penjualan secara kredit akan menghasilkan perkiraan dalam bentuk piutang usaha. Piutang usaha tersebut akan bertransformasi menjadi kas pada saat piutang tersebut jatuh tempo dan dilunasi oleh pelanggan sesuai penetapan jangka waktu yang diberikan berdasarkan kebijakan kredit perusahaan. Namun pembayaran piutang yang diterima di kemudian hari akan menimbulkan resiko bagi perusahaan, baik resiko keterlambatan pelunasan piutang oleh pelanggan, hingga resiko tidak terbayarnya piutang tersebut. Jika terjadi hal seperti ini, maka akan berpengaruh pada tingkat perputaran piutang menjadi menurun dan mengakibatkan terganggunya aktivitas perusahaan dalam memaksimalisasikan nilai perusahaan tersebut. Persediaan dan piutang harus dikelola dengan baik secara efektif dan efisien, karena kedua aktiva lancar tersebut merupakan unsur yang sangat penting dalam modal kerja. Menurut Nusa Muktiadji dan Yesi Oktaria (2010) dalam penelitiannya terdahulu mengenai pengaruh siklus operasi terhadap likuiditas, berpendapat bahwa modal kerja merupakan jumlah dana yang tersedia untuk operasi jangka pendek perusahaan dan besarnya modal kerja tersebut memberikan gambaran rasio lancar yang mencukupi. Oleh karena itu, kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola modal kerja dapat mempengaruhi kestabilan tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Jadi, pentingnya melakukan evaluasi akan tingkat likuiditas terkait keberadaan perusahaan tersebut dalam hubungannya terutama dengan pihak eksternal.
Consumer Goods sering dianggap sebagai sektor yang tangguh ditengah krisis globalisasi karena produkproduk konsumsi pada umumnya merupakan kebutuhan manusia sehari-hari. Dalam berita yang ditulis oleh Veri Nurhansyah Tragistina (2011), Reza Priyambada sebagai Managing Director Research Indosurya Asset Management memberikan penilaian bahwa saham rokok menjadi prospek saham barang konsumsi yang paling bagus selain saham makanan dan minuman. Industri rokok sebagai salah satu industri yang memiliki peranan besar dalam sumber devisa negara. Berkat pemasukan cukai, industri rokok menjadi sumber primadona pendapatan APBN (Zamhuri, 2010). Hasil produksi industri rokok ini menjadi salah satu kebutuhan yang dikonsumsi oleh masyarakat baik dari kalangan ekonomi bawah hingga ke atas. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan di atas menjadi alasan bagi penulis untuk memilih sektor industri barang konsumsi sebagai objek penelitian. Adapun penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap industri rokok yang merupakan salah satu sub sektor dari industri barang konsumsi sebagai objek penelitian dalam skripsi yang berjudul “Analisa Pengaruh Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan Industri Rokok Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Kajian Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Metha Fatma pada tahun 2008 berjudul “Analisis Pengaruh Efektivitas Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk”. Dalam hasil penelitian, penulis menunjukkan bahwa: (1) Secara simultan, efektivitas modal kerja berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, (2) Secara parsial hanya Total Debt To Total Assets (TDTA) dan Total Assets Turn Over (TATO) yang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas, (3) Sedangkan Working Capital Turn Over (WCTO) tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas, penulis menduga hal ini terjadi karena fluktuasi yang sangat tajam dari nilai WCTO selama periode penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Lukman Hidayat dan Dira Muttaqien pada tahun 2009 berjudul “Peranan Modal Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan Studi Kasus PT. Kalbe Farma Tbk”. Dalam hasil penelitian, penulis menunjukkan bahwa: (1) Pengelolaan modal kerja yang ada pada PT. Kalbe Farma Tbk sudah baik karena dari tahun ke tahun jumlah modal kerja pada perusahaan mengalami peningkatan, tetapi untuk tingkat perputaran modal kerja mengalami penurunan sehingga tingkat profitabilitas perusahaan pun menurun, (2) Pada PT. Kalbe Farma Tbk modal kerja bersih pada perusahaan naik sehingga hal ini membuat tingkat likuiditas perusahaan pun naik, dengan jumlah modal kerja yang semakin meningkat maka kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya pun bisa ditutupi, (3) Dalam PT. Kalbe Farma Tbk modal kerja sangat berperan untuk meningkatkan laba perusahaan, hal ini terlihat pada perhitungan jumlah modal kerja bersih yang terus mengalami peningkatan selama 5 tahun dan dengan semakin meningkatnya modal kerja maka laba yang diperoleh pun meningkat, tetapi kenaikan labanya lebih kecil dibandingkan biaya sehingga profitabilitasnya menurun. Penelitian ini berfokus pada pengujian mengenai pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap likuiditas pada perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan dari tahun 2004 sampai dengan 2010. Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisis data pada laporan keuangan secara triwulan sehingga akan memberikan hasil pengujian yang lebih akurat.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Apakah perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan di industri rokok yang terdaftar di BEI?
2. 3.
Apakah perputaran piutang berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan di industri rokok yang terdaftar di BEI? Apakah perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan di industri rokok yang terdaftar di BEI?
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. 2. 3.
Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan terhadap likuiditas pada perusahaan industri rokok yang terdaftar di BEI. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas pada perusahaan industri rokok yang terdaftar di BEI. Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang usaha secara bersama-sama terhadap likuiditas pada perusahaan industri rokok yang terdaftar di BEI.
METODE PENELITIAN Penentuan Jumlah Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk ke dalam kategori industri rokok dan telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 4 perusahaan sektor industri rokok. Pada penelitian ini sampel yang digunakan hanya sebanyak 3 perusahaan yang memenuhi kriteria. Sampel yang dipilih adalah perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2010 yang memenuhi kriteria.
Metode Pengumpulan Sampel Metode yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu teknik menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel yang diambil yaitu: 1. Perusahaan industri rokok yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimal sejak tahun 2004 dan tidak mengalami delisting selama periode penelitian. 2. Selama periode penelitian, perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan dan triwulan yang dipublikasikan secara umum. 3. Perusahaan industri rokok yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah (Rp).
Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dimulai dari jenis variabel, menentukan variabel yang digunakan, serta penjabaran definisi dari setiap variabel, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.
Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu “Analisa Pengaruh Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan Industri Rokok Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah: 1) Variabel Independen (X) Yang menjadi variabel independen pada penelitian ini adalah : a. Perputaran Persediaan sebagai variable pertama (X1) Perputaran persediaan (inventory turnover) mengukur hubungan antara harga pokok penjualan dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode berjalan. b. Perputaran Piutang sebagai variabel kedua (X2) Perputaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih dengan saldo rata–rata piutang. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dapat dihitung dengan menggunakan rasio perputaran piutang. 2) Variabel Dependen (Y) Variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah : • Likuiditas sebagai variabel Y Rasio likuiditas dimaksudkan untuk mengukur kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar hutang jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio.
Metode Analisis Data Penulis menggunakan metode analisis regresi linier berganda karena data – data yang ada kompleks dan variabel yang digunakan juga lebih dari dua variabel. Pada penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas pada industri perusahaan rokok. Berikut ini adalah model analisis regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini:
Y = a +b1X1 + b2X2 Dimana: Y
=
variabel tak bebas (likuiditas)
a
=
bilangan berkonstanta
b1,b2 X1 X2
= = =
koefisien regresi variabel bebas X1 (perputaran persediaan) variabel bebas X2 (perputaran piutang)
•
Analisis Korelasi
Analisis ini digunakan penulis dalam hubungannya untuk mengukur keeratan hubungan linier antara variabel independen terhadap variabel dependen dalam model regresi. Data yang digunakan penulis memilki tipe data berskala rasio, maka metode yang digunakan adalah Pearson Correlation. Besaran nilai korelasi (r) nilainya berada dalam rentang -1 sampai dengan 1. Jika nilai yang diperoleh semakin dekat dengan angka 1, maka hubungan semakin kuat dan arah hubungan tersebut searah, nilai yang positif menunjukkan arah yang sama, begitu pula sebaliknya. •
Analisis Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan dalam hubungannya untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen dalam model regresi yang secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen.
PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif Berikut ini merupakan hasil deskripsi secara statistik atas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 1 Uji Statistik Deskriptif Des cripti ve Statis tics N
Minimu m
Maximu m
Mean
Std. Deviat ion
Perputaran pers ediaan (X1)
84
.44
5.39
1.6742
.91887
Perputaran piutang (X2)
84
3.03
123.93
28.1363
23.92846
Likuiditas (Y)
84
1.21
3.89
2.0998
.52800
Valid N (lis twis e)
84
Hasil perhitungan menunjukkan, jumlah data yang digunakan adalah 84. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui hasil dari uji statistik deskriptif pada variabel penelitian ini, yaitu: Variabel independen pertama adalah Perputaran Persediaan. Secara keseluruhan perusahaan industri rokok mempunyai Perputaran Persediaan sebesar 1.67, yang artinya adalah perusahaan rata-rata memiliki perputaran persediaan terjadi 2 kali dalam satu periode. Nilai minimum dari Perputaran Persediaan dimiliki oleh Gudang Garam Tbk pada triwulan I tahun 2006 dengan nilai 0.44 dan nilai maksimum dari Perputaran Persediaan dimiliki oleh Bentoel International Investama Tbk pada triwulan IV tahun 2004 dengan nilai 5.39. Variabel penelitian ini memiliki standar deviasi sebesar 0.92. Variabel independen kedua adalah Perputaran Piutang. Secara keseluruhan perusahaan industri rokok mempunyai Perputaran Piutang sebesar 28.14, yang artinya adalah perusahaan rata-rata memiliki perputaran piutang terjadi 28 kali dalam satu periode. Nilai minimum dari Perputaran Piutang dimiliki oleh Gudang Garam Tbk pada triwulan I tahun 2008 dengan nilai 3.03 dan nilai maksimum
dari Perputaran Persediaan dimiliki oleh HM Sampoerna Tbk pada triwulan IV tahun 2009 dengan nilai 123.93. Variabel penelitian ini memiliki standar deviasi sebesar 23.93. Variabel dependen adalah Likuiditas. Secara keseluruhan perusahaan industri rokok mempunyai Likuiditas sebesar 2.10, yang artinya adalah perusahaan rata-rata memiliki tingkat likuditas sebesar 210% dalam satu periode. Nilai minimum dari Likuiditas dimiliki oleh HM Sampoerna Tbk pada triwulan II tahun 2010 dengan nilai 1.21 dan nilai maksimum dari Likuiditas dimiliki oleh Bentoel International Investama Tbk pada triwulan I tahun 2008 dengan nilai 3.89. Variabel penelitian ini memiliki standar deviasi sebesar 0.53.
Uji Normalitas Data Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan software SPSS maka hasil uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut: Tabel 2 Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kol mogorov-S mirnov Test Perputaran
Perputaran
Unstandardized
persediaan (X1) piutang (X2) Likuiditas (Y) N Norma l Para meters
a,,b
84
84
84
Residual 84
Mean
1.6742
28.1363
2.0998
.0000000
Std. Deviat ion
.91887
23.92846
.52800
.50652762
Most Ext re me
Absolute
.098
.147
.108
.119
Diffe rences
Positive
.098
.129
.108
.119
Negative
-.090
-.147
-.070
-.065
Kolmogorov-Smirnov Z
.902
1.348
.987
1.087
Asymp. Sig. (2-tailed)
.390
.053
.285
.188
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil pengujian normalitas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asym.sig 2 tailed) untuk variabel Perputaran Persediaan (X1), Perputaran Piutang (X2), Likuiditas (Y) dan residual lebih besar dari 0,05. Berdasarkan nilai ini menghasilkan kesimpulan bahwa data berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas Dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi, berdasarkan pengolahan data melalui software SPSS maka hasil uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas Coe fficients a Collinearity Stat istics Model 1
Tolerance
VIF
Perputaran persediaan (X1)
.632
1.581
Perputaran piutang (X2)
.632
1.581
a. Dependent Va riab le: Liku iditas (Y)
Dari hasil pengujian multikolinearitas dapat diketahui bahwa nilai VIF pada masing-masing variabel independen kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi masalah multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas Regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Untuk lebih memastikan ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada model regresi, maka akan dilakukan uji White. Berdasarkan pengolahan data melalui software SPSS maka hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: Tabel.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White
Model Summary Std. Erro r of the Model
R
1
R Square .273a
.074
Adjusted R Square .027
Estimate .46001
a. Pred ictors: (Constant), x22, x12, Perputaran piutang (X2), Perputaran persediaan (X1)
Dari hasil perhitungan persamaan regresi White menghasilkan nilai R² (R Square) sebesar 0,074. Kemudian mencari nilai chi-kuadrat (C2) : n x R² = 84 x 0,074 = 6,216. Lalu mencari nilai chi-kuadrat tabel dengan derajat kebebasan k-1 = 5-1 = 4 dan a = 95%, didapat nilai 9,488. Diperoleh nilai c² hitung < c² tabel ( 6,216 < 9,488), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
Uji Autokorelasi Dengan menggunakan pendekatan uji Durbin Watson (D-W) pada model regresi, berdasarkan pengolahan data melalui software SPSS maka hasil uji autokorelasi adalah sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi Model Su mmar yb
Model
R
R Square a
1
.282
Adjus ted R
Std. Erro r of the
Square
Es timate
.080
.057
Durbin-Wats on
.51274
2.368
a. Pred ictors : (Cons tant), Perputaran piutang (X2), Pe rputaran pers ediaan (X1) b. Dependent Variable : Likuid itas (Y)
Dari hasil pengujian autokorelasi dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson sebesar 2.37. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0.05 dan jumlah data (n) = 84, serta jumlah variabel independen (k) = 2 diperoleh nilai dl sebesar 1.597 dan du sebesar 1.694. Karena nilai DW (2.368) berada pada daerah antara 4du dan 4-dl, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti (berada di daerah keragu-raguan).
Analisis Regresi Linier Berganda Pada model regresi yang digunakan, variabel Perputaran Persediaan sebagai variabel independen X1, variabel Perputaran Piutang sebagai variabel independen X2, dan variabel Likuiditas sebagai variabel dependen Y. Dalam memperoleh bentuk hubungan linier dari Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang terhadap Likuiditas digunakan analisis regresi linier berganda.
Uji Koefisien Regresi Secara Individual ( Uji t) Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang secara individual terhadap likuiditas, maka dilakukan pengujian hipotesis secara individual melalui uji t, dengan hasil pengolahan SPSS sebagai berikut. Tabel 6 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Coe fficients a
Model 1
Uns tandardized
Standardized
Coeffic ients
Coeffic ients
B
Std. Erro r
Beta
t
Sig.
(Cons tant)
2.360
.117
20.183
.000
Perputaran persediaan (X1)
-.111
.077
-.193
-1.439
.154
Perputaran piutang (X2)
-.003
.003
-.120
-.896
.373
a. Dependent Va riab le: Liku iditas (Y)
Jadi, model regresi berganda yang digunakan adalah: Y = 2.360 - 0.111X1 - 0.003X2
Berikut penjelasan mengenai hasil model regresi berganda tersebut sebagai berikut: Nilai konstanta a = 2.360 Berarti jika semua variabel independen (Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang) tidak berubah atau dianggap konstan (bernilai 0), maka rata-rata Likuiditas akan bernilai sebesar 2.360. Penentuan hasil pengujian dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Penentuan nilai ttabel dapat dilihat pada tabel statistik dengan (uji 2 sisi) α = 0,05 : 2 = 0.025, dengan nilai df (n-k-1) = 84-2-1 = 81, jadi diperoleh ttabel = 1,990. Kriteria pengujian: Ho diterima bila -t hitung ≥ -t tabel atau t hitung ≤ t tabel, Ho ditolak bila -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel. Dari hasil pengujian, berdasarkan nilai t dapat disimpulkan sebagai berikut: - Perumusan hipotesa sebelumnya yakni Ho1 : Perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas, sedangkan hasil yang diperoleh melalui uji t : nilai -t hitung > -t tabel (1,439 > -1,990). Jadi diperoleh kesimpulan bahwa Ho1 diterima, yaitu perputaran persediaan secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan industri rokok yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. - Perumusan hipotesa sebelumnya yakni Ho2 : Perputaran piutang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas, sedangkan hasil yang diperoleh melalui uji t : nilai t hitung < t tabel (-0,896 < 1,990). Jadi diperoleh kesimpulan bahwa Ho2 diterima, yaitu perputaran piutang secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan industri rokok yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.
Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama ( Uji F) Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama terhadap likuiditas, maka dilakukan pengujian hipotesis secara bersama-sama yang dapat dilihat pada tabel ANOVA hasil pengolahan SPSS. Tabel 7 Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regress ion
df
Mean Square
1.844
2
.922
Residual
21.295
81
.263
Total
23.139
83
F 3.507
Sig. .035a
a. Pred ictors : (Constant), Perputaran piutang (X2), Pe rputaran persediaan (X1) b. Dependent Variable : Likuid itas (Y)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh F hitung sebesar 3.507. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (jumlah variabel – 1) = 2, dan df 2 (n-k-1) = 81 hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 3,109. Kriteria pengujian : Ho diterima bila F hitung < F tabel, Ho ditolak bila F hitung > F tabel.
Perumusan hipotesa sebelumnya yakni Ho3 : Perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas, sedangkan hasil yang diperoleh melalui uji t : Hasil F hitung > F tabel (3,507 > 3,109). Jadi diperoleh kesimpulan bahwa Ho3 ditolak, yaitu perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Analisis Korelasi Parsial Untuk mengetahui tingkat keeratan suatu hubungan linier antara variabel independen dengan variabel dependen dapat diukur dengan menggunakan metode Pearson Correlation pada model regresi. Berdasarkan pengolahan data melalui software SPSS maka hasil analisis korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 8 Hasil Perhitungan Korelasi Parsial Correlations
Perputaran pers ediaan (X1)
Pears on Corre lation
Perputaran
Perputaran
pers ediaan (X1)
piutang (X2)
1
Sig. (2-tailed) N Perputaran piutang (X2)
Pears on Corre lation Sig. (2-tailed) N
Likuiditas (Y)
Pears on Corre lation Sig. (2-tailed) N
Likuiditas (Y)
.606**
-.266*
.000
.015
84
84
84
.606**
1
-.237*
.000
.030
84
84
84
-.266*
-.237*
1
.015
.030
84
84
84
**. Corre lation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlat ion is s ignificant at the 0.05 leve l (2-ta iled).
Dari hasil pengolahan data, nilai korelasi Perputaran Persediaan dengan Likuiditas yaitu -0.266. Nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara Perputaran Persediaan dengan Likuiditas bersifat negatif, berarti arah hubungan berkebalikan. Nilai ini termasuk dalam kategori rendah. Jika semakin tinggi Perputaran Persediaan maka Likuiditas diperkirakan akan mengalami penurunan.. Besar pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ketika Perputaran Piutang tidak berubah adalah (-0.266)2 x 100% = 0.0708% dan sisanya sebesar 99,9292% dipengaruhi oleh faktor lain seperti total penjualan, nilai aktiva lancar lainnya, dan hutang lancar. Sedangkan nilai korelasi Perputaran Piutang dengan Likuiditas yaitu -0.237. Nilai korelasi tersebut juga menunjukkan bahwa hubungan antara Perputaran Piutang dengan Likuiditas bersifat negatif, berarti arah hubungan berkebalikan. Nilai ini termasuk dalam kategori rendah. Jika semakin tinggi Perputaran Piutang maka Likuiditas diperkirakan akan mengalami penurunan.. Besar pengaruh Perputaran Piutang terhadap Likuiditas perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ketika Perputaran Persediaan tidak berubah adalah (-0.237)2 x 100% = 0.0562 % dan sisanya 99.9438% dipengaruhi oleh faktor lain seperti total beban, nilai aktiva lancar lainnya, dan hutang lancar.
Analisis Koefisien Determinasi (R2) Hasil perhitungan korelasi Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang terhadap Likuiditas melalui uji R2 dapat dilihat pada output Regression.
Tabel 9 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summar yb
Model 1
R
R Square a
.282
.080
Adjusted R
Std. Erro r of the
Square
Estimate .057
Durbin-Watson
.51274
2.368
a. Pred ictors: (Constant), Perputaran piutang (X2), Pe rputaran persediaan (X1) b. Dependent Variable : Likuid itas (Y)
Nilai korelasi R yang diperoleh adalah 0.282, hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang rendah antara perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama terhadap likuiditas. Dari hasil pengujian dapat diketahui nilai R Square (R2) sebesar 0.080 (8.0%). Jadi sumbangan pengaruh variabel Perputaran persediaan dan Perputaran Piutang sebesar 8.0% terhadap likuiditas, sedangkan sisanya sebanyak 92.0% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Nilai koefisien determinasi ini termasuk dalam kategori sangat rendah. Jadi kesimpulannya perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama mempunyai hubungan yang rendah terhadap likuiditas.
Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Hasil dari pengujian membuktikan bahwa perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. Dengan nilai signifikansi t 0.154 > 0.05, sehingga Ho diterima. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Suseno (2009) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas, maka perputaran persediaan tidak dapat dijadikan bahan pertimbangan pengaruh dalam likuiditas perusahaan industri rokok di yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian. Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan jenis industri perusahaan yang digunakan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Suseno (2009) menggunakan objek satu organisasi saja yang terdapat dalam industri kosmetik dan keperluan rumah tangga. Di dalam industri rokok persediaan bahan baku utamanya adalah tembakau, dimana pesediaan bahan baku tembakau ini memiliki jumlah yang paling besar di antara persediaan bahan lainnya. Periode atau lama waktu penyimpanan persediaan pada perusahaan rokok memiliki ciri yang berbeda dengan industri consumer goods lainnya, penyimpanan bahan baku tembakau ini dilakukan dalam waktu tertentu (lama) guna memperkuat cita rasa dari rokok yang akan dihasilkan akan memperkuat apabila tembakau disimpan dalam waktu yang lama. Hal ini tentunya mempengaruhi perputaran persediaan pada industri rokok, yang mana secara teori apabila perusahaan mempersingkat periode penyimpanan persediaan akan mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan terjadinya perbedaan pada hasil penelitian pengaruh perputaran persediaan terhadap likuiditas.
Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Hasil dari pengujian membuktikan bahwa perputaran piutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. Dengan nilai signifikansi . t 0.373 > 0.05, sehingga Ho diterima. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ridwan (2009) yang menyatakan bahwa perputaran piutang memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran piutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas, maka perputaran piutang tidak dapat dijadikan bahan pertimbangan pengaruh dalam likuiditas perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian. Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan jenis industri perusahaan yang digunakan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan (2009) menggunakan objek satu organisasi saja yang terdapat dalam industri farmasi. Secara teori, banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas pada perusahaan. Tidak hanya diukur melalui perputaran piutang saja, aktiva lancar lainnya dan hutang lancar juga memiliki peranan yang menentukan dalam besarnya tingkat likuiditas perusahaan. Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan terjadinya perbedaan pada hasil penelitian pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas.
Pengaruh Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang Secara Bersama-sama Terhadap Likuiditas Hasil dari pengujian membuktikan bahwa perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersamasama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. Dengan nilai signifikansi sebesar t = 0.035 yang bernilai lebih kurang dari α = 0.05, sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama dapat menjadi dasar pertimbangan pengaruh dalam likuiditas perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di Indonesia selama periode penelitian. Pengaruh yang signifikan antara perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama terhadap likuiditas, mendukung penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2006) yang memberikan hasil penelitian bahwa adanya pengaruh yang signifikan atas perubahan modal kerja terhadap likuiditas perusahaan dan Cesaria (2010) yang memberikan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran modal kerja dengan likuiditas.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisa Pengaruh Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan Industri Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka dalam bab ini penulis akan menyimpulkan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang penulis kemukakan pada Bab 4. 1.
2.
Perputaran persediaan dalam perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara keseluruhan memiliki perputaran persediaan yang terjadi 2 kali dalam satu periode. Perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas, maka perputaran persediaan tidak dapat dijadikan bahan pertimbangan pengaruh dalam likuiditas perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian. Korelasi antara perputaran persediaan terhadap tingkat likuiditas memiliki arah hubungan yang berkebalikan dan termasuk dalam kategori rendah. Perputaran piutang dalam perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara keseluruhan memiliki perputaran piutang yang terjadi 28 kali dalam satu periode. Perputaran piutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas, maka perputaran piutang tidak dapat dijadikan bahan pertimbangan pengaruh dalam likuiditas perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian. Korelasi antara perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas memiliki arah hubungan yang berkebalikan dan termasuk dalam kategori rendah.
3.
4.
Tingkat likuiditas secara keseluruhan pada perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian, memiliki nilai sebesar 210 %. Nilai tingkat likuiditas di perusahaan industri rokok ini termasuk dalam kategori sangat baik karena jauh melebihi 100 %. Perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan indsutri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki sumbangan pengaruh sebesar 8.0 %, sisanya sebesar 92.0 % dipengaruhi dari faktor lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis, bahwa perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat likuiditas perusahaan industri ini. Maka, perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama dapat dijadikan bahan pertimbangan pengaruh dalam likuiditas perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian.
Saran Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti harus mampu memberikan saran-saran yang bermanfaat yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Setelah meneliti permasalahan ini, berikut penulis akan memberikan masukan sebagai berikut: 1.
2.
3.
4.
Berdasarkan hasil pembahasan dan pengujian secara statistik, diperoleh hasil bahwa tingkat likuiditas dapat dipengaruhi oleh perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama yang merupakan bagian dalam modal kerja perusahaan. Agar perusahaan dapat memperoleh investor yang memadai dalam menanamkan modalnya, maka perusahaan perlu meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan manajemen modal kerja lebih baik lagi guna memaksimalisasikan nilai perusahaan. Bagi investor, dalam melakukan investasi disarankan mempertimbangkan serta memperhatikan faktor eksternal perusahaan seperti kondisi ekonomi/moneter, peraturan hukum yang ditetapkan pemerintah, kebiasaan masyarakat, dan kondisi persaingan antar industri barang konsumsi lainnya. Hal ini guna pengambilan keputusan investasi yang lebih tepat. Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, diharapkan agar peneliti berikutnya dapat menggunakan atau menambah variabel lain (baik variabel internal perusahaan seperti kas, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka, dan aktiva lancar lainnya serta hutang lancar maupun variabel eksternal perusahaan) yang terkait dengan topik yang sama guna memperoleh hasil penelitian yang lebih mendalam. Serta disarankan kepada peneliti berikutnya agar memperpanjang periode penelitian lebih lama lagi sehingga akan memberikan kemungkinan yang lebih besar dalam memperoleh atau mendekati kondisi yang sebenarnya dan sampel yang digunakan dapat diperluas ke beberapa bidang industri lainnya sehingga diperoleh informasi yang lebih akurat.
REFERENSI Alexandri, Moh. Benny. (2009). Manajemen Keuangan Bisnis: Teori dan Soal. Bandung: Alfabeta. Arifin, Johar. (2009). Akuntansi Pajak dengan Microsoft Excel: Solusi Tuntas Akuntansi Pajak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Bursa
Efek Indonesia. (2013). Data Laporan Keuangan tahun 2004-2010. www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx. Diakses 25 April 2013.
Cesaria, L. A. (2010). Analisis Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Listing di BEI Periode 2003-2008. Skripsi S1. Universitas Andalas, Padang.
Ebben, J. J. & Johnson, A. C. (2011). Cash Conversion Cycle Management in Small Firms: Relationships with Liquidity, Invested Capital, and Firm Performance. Journal of Small Business and Entrepreneurship, 24 (3): 381-396, diakses 24 April 2013 dari http://search.proquest.com/. Fahmi, Irham. (2012). Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung: Alfabeta. Fatma, Metha. (2008). Analisis Pengaruh Efektivitas Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Skripsi S1. Universitas Andalas, Padang. Gibson, Charles H. (2011). Financial Statement Analysis, 12th Edition. USA: South-Western. Gujarati, D. N. & Porter, D. C. (2010). Dasar-dasar Ekonometrika, Buku 1, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Herawati, Yunita. (2006). Pengaruh Perubahan Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. United Dico Citas Cabang Bandung). Skripsi S1. Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Hidayat, Lukman. & Muttaqien, D. (2009). Peranan Modal Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan: Studi Kasus PT. Kalbe Farma Tbk. Jurnal Ilmiah Ranggagading, 9 (2): 134-135, diakses 24 April 2013 dari http://jurnal.stiekesatuan.ac.id. Isshaq, Zangina. & Bokpin, G.A. (2009). Corporate Liquidity Management of Listed Firms in Ghana. AsiaPacific Journal of Business Administration, Vol.1, Issue:2, diakses pada 23 April 2013 dari http://emeraldinsight.com. Kimmel, P. D., Weygandt, J. J. & Kieso, D.E. (2011). Financial Accounting: Tools for Business Decision Making, International Student Version, 6th Edition. New York: John Wiley & Sons. Kropp, J. D. & Katchoya, A.L. (2011). The Effects of Direct Payments On Liquidity and Repayment Capacity of Beginning Farmers. Agricultural Finance Review, Vol:71, Issue: 3, diakses pada 23 April 2013 dari http://emeraldinsight.com. Mardiyanto, Handono. (2009). Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo. Margaretha, Farah. (2011). Manajemen Keuangan untuk Manajer Non Keuangan. Jakarta: Erlangga. Muktiadji, Nusa. & Trisnawati, D. (2008). Analisis Rasio Likuiditas Untuk Mengukur Kemampuan Perusahaan Dalam Membiayai Aktivitas Perusahaan: Studi Kasus Pada PDAM Tirta Pakuan, Bogor. Jurnal Ilmiah Ranggagading, 8 (1): 44-50, diakses 24 April 2013 dari http://jurnal.stiekesatuan.ac.id/. Muktiadji, Nusa. & Oktaria, Y. (2010). Pengaruh Siklus Operasi Terhadap Likuiditas Dan Modal Kerja (Studi Kasus PT Semen Gresik, Tbk dan PT Holcim Indonesia, Tbk). Jurnal Ilmiah Ranggagading, 10 (1): 20-27, diakses 24 April 2013 dari http://jurnal.stiekesatuan.ac.id/. Ridwan, R. B. (2009). Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Tingkat Likuiditas Pada PT. Kalbe Farma Tbk Periode 2002-2008. Skripsi S1. Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Sahamok.com. (2013). Data perusahaan industri sub sektor rokok. www.sahamok.com/emiten/sektor-barangkonsumsi-consumer-good-bei/sub-sektor-rokok/. Diakses 25 April 2013. Santoso, Singgih. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS 17. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sawir, Agnes. (2009). Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sedyandini, Prawasmita. & Singgih, M. L. (2011). Analisa Inventory Turnover Pada Produk Ekspor Pada PT. Schering Plough Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV: Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011, diakses 24 April 2013 dari http://google.com. Soegoto, E. S. (2008). Marketing Research The Smart Way to Solve a Problem. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sugiono, Arief. (2009). Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Jakarta: PT. Grasindo. Sugiono, Arief, Soenarno, Y.N. & Kusumawati, S.M. (2010). Akuntansi & Pelaporan Keuangan untuk Bisnis Skala Kecil dan Menengah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sumarsan, Thomas. (2013). Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja. (Edisi 2). Jakarta: PT. Indeks. Suseno, Agus. (2009). Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Skripsi S1. Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Tragistina, V. N. (2011). Saham Sektor Barang Konsumsi dan Aneka Industri Prospektif di Semester II. Diakses 24 April 2013 dari http://investasi.kontan.co.id/news/saham-sektor-barang-konsumsi-anekaindustri-prospektif-di-semester-ii. Waluyo. (2008). Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat. Wibowo, Agung Edy. (2012). Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian. Adji Djojo (Ed.). Yogyakarta: Gava Media. Zamhuri. (2010). Logika Industri Rokok. Diakses 24 April http://kesehatan.kompas.com/read/2010/03/17/15231190/Logika.Industri.Rokok.
2013
dari
RIWAYAT PENULIS Ribka Olivia Stephanie Widharta lahir di Jakarta pada 12 Agustus 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang akuntansi pada tahun 2013.