ANALISA KINERJA WIRELESS RADIUS SERVER PADA PERANGKAT ACCESS POINT 802.11g (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS BINADARMA) Timur Dali Purwanto Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang Pos-el :
[email protected] ABSTRACT Performance of wireless networks lies in the physical link and the most influential are the physical conditions such as distance, because the weaker the radio frequencies that can receive and make access to the network is slow, but the barrier of wall thickness (Fresnel Zone) and the adjacent signal interference (interference Co-Channel) of the other components could also lower the quality of the received signal enduser. Of problems occurred that may affect the overall performance of the network parameter AP is QoS (Quality of Service) such as delay, jitter, throughput, and packet loss. aims to determine the optimal wireless network performance to provide a good network quality of the physical aspects that guarantee a given QoS tailored to the applications used and the efficiency of the network Wireless LAN (Hotspot) at the University of Bina Darma for each enduser. Keywords: AP, HotSpot, QoS, and Fresnel Zone ABSTRAK Kinerja jaringan nirkabel terletak pada physical link dan paling berpengaruh adalah kondisi fisik seperti jarak, karena semakin lemah radio frekuensi yang dapat di terima dan menjadikan akses kejaringan lambat, selain itu penghalang berupa tembok tebal (Fresnel Zone) dan gangguan sinyal berdekatan (interferensi Co-Channel) dari komponen lain bisa juga menurunkan kualitas sinyal yang di terima enduser. Dari pemasalah-permasalahan yang terjadi yang dapat mempengaruhi kinerja keseluruhan jaringan AP adalah parameter QoS (Quality of Service) seperti delay, jitter, troughput, dan paket loss. bertujuan untuk mengetahui kinerja jaringan nirkabel yang optimal untuk memberikan kualitas jaringan yang baik dari aspek fisik sehingga jaminan QoS yang di berikan disesuaikan dengan aplikasi yang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan Wireless LAN (Hotspot) di Universitas Bina Darma untuk setiap enduser. Kata Kunci : AP, HotSpot, QoS, dan Fresnel Zone
Universitas Bina Darma saat ini memiliki
1.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Salah satu perubahan utama di bidang
telekomunikasi adalah penggunaan teknologi wireless. Teknologi wireless juga diterapkan pada jaringan komputer, yang lebih dikenal dengan Wireless LAN (WLAN). WLan adalah jaringan komputer dimana media transmisinya menggunakan udara (pasaribu,2006), konfigurasi jaringan WLan yang terdiri dari access point yang di hubungkan ke pengguna melalui media udara, bisa di bayangkan sebagai switch-nya wireless. Di kembangkan oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dari sebuah organisasi yang mengurusi standarisasi LAN dan MAN pada tahun 1980 bulan 2, bagian ini kemudian dinamakan sebagai 802, maka bagian ini dibagi lagi menjadi beberapa unit kerja, yang menarik tentunya unit kerja 802.11 yaitu
unit
kerja
yang
mengurusi
WLan
(Jasakom,2007, h8). Beberapa tahun terakhir ini pengguna wireless LAN mengalami peningkatan yang pesat. Peningkatan pengguna ini juga dibarengi dengan peningkatan jumlah Hotspot di tempattempat umum, seperti kafe, mall, bandara, di perkantoran bahkan juga di kampus dan di sekolah-sekolah. Dengan Hotspot kita bisa menikmati akses internet dimanapun kita berada selama
di
area
Hotspot
tanpa
harus
menggunakan kabel. Di lingkungan kampus sendiri dengan adanya layanan Hotspot inilah yang nanti diharapkan akan mempercepat akses informasi bagi mahasiswa, karyawan dan dosen, khususnya di dunia pendidikan yang mana diketahui sebagai barometer kemajuan teknologi informasi.
kapasitas bandwidth internet 10 Mbps dan akses ke jalur inherent hingga 2 Mbps. Akses internet dan
inherent
menunjang
tersebut sistem
dimanfaatkan pembelajaran
untuk dengan
dilengkapi sistem akademis, elearning, dan lain sebagainya. Untuk mempercepat akses informasi Universitas Bina Darma saat ini juga sudah menyediakan layanan Hotspot yaitu sebuah area dimana pada area tersebut tersedia koneksi internet Wireless yang dapat diakses melalui Notebook, PDA maupun perangkat lainnya yang mendukung teknologi tersebut. Hotspot tersebut disediakan bagi dosen dan mahasiswa untuk mengakses internet. Hotspot di Universitas Bina Darma terdapat beberapa titik area jangkauan yaitu di kampus Utama (hampir seluruh lantai), kampus AB, kampus C dan Kampus D. Untuk pengembangan
selanjutnya
diharapkan
di
seluruh lingkungan kampus Universitas Bina Darma terjangkau layanan Hotspot. Jaringan Wireless LAN (Hotspot) di Universitas Bina Darma saat ini menggunakan autentifikasi server pada jaringan Wireless LAN (Hotspot) menggunakan Sistem operasi Linux, FreeRADIUS, ChilliSpot, Dialupadmin, untuk autentifikasi dan identifikasi pengguna Hotspot di Universitas Bina Darma. Sehingga dari sisi mahasiswa (user) memiliki kemudahan (praktis) dalam hal melakukan hubungan (konektivitas) ke jaringan Wireless LAN dan dari sisi administrator mempunyai
media
dalam
memantau
dan
mengontrol user-user yang terhubung ke jaringan serta dapat membatasi penggunaan bandwidth. IEEE 802.1x atau sering disebut juga “port based authentication” merupakan standar yang pada awal rancangannya digunakan pada
koneksi dialup. Tetapi pada akhirnya, standar
berdekatan di karenakan perpindahan tempat
802.1x digunakan pula pada jaringan IEEE 802
dengan IP yang berbeda dan banyaknya tembok
standar. Berikut merupakan skema dasar dari
yang
standar 802.1x.(Reza, 2007).
permasalahan
membagi
ruangan. yang
Dari
terjadi
pemasalahyang
dapat
Teknik pengaman yang menggunakan
mempengaruhi kinerja keseluruhan jaringan AP
standar 802.1x ini akan mengharuskan semua
adalah parameter QoS (Quality of Service)
pengguna jaringan wireless untuk melakukan
seperti delay, troughput, dan paket loss. Untuk
proses otentikasi terlebih dahulu sebelum dapat
optimalisasi jaringan nirkabel guna menentukan
bergabung dalam jaringan. Sistem otentikasinya
jaminan QoS yang akan diberikan kepada
dapat dilakukan dengan cara menggunakan
jaringan.
pertukaran
key
secara
dinamik.
Sistem
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
pertukaran key secara dinamik ini dapat dibuat
kinerja jaringan nirkabel yang optimal untuk
dengan menggunakan Extensible Authentication
memberikan kualitas jaringan yang baik dari
Protocol (EAP). Sistem EAP ini sudah cukup
aspek fisik sehingga jaminan QoS yang di
banyak terdapat di dalam implementasi fasilitas-
berikan
fasilitas di RADIUS.
digunakan serta efisiensi terhadap jaringan
Setiap perangkat AP (Access Point) ini
disesuaikan
dengan
aplikasi
yang
Wireless LAN (Hotspot) di Universitas Bina
memiliki fitur yang digunakan untuk mendukung
Darma.
jaringan nirkabel seperti kemampuan untuk
1.2.
berkomunikasi dengan perangkat AP lain.
Identifikasi Masalah Belum
optimalnya
wireless
layanan
Kemampuan ini bisa disebut dengan istilah
Hotspot di Universitas Bina Darma yang
bridging
disebabkan antara lain :
ataupun
repeting.
Tujuan
dari
penggunaan fitur ini umumnya adalah untuk
a. Ganguan sinyal berdekatan (interferensi Co-
memperluas / mengembangkan daerah cakupan
Channel) dari komponen lain yang bisa
AP.
menurunkan kualitas sinyal yang di terima Permasalahan yang utama dalam kinerja
jaringan nirkabel teletak pada physical link dan paling berpengaruh adalah kondisi fisik seperti
enduser. b. Adanya penghalang berupa tembok tebal (Fresnel zone) dan jarak user ke Acess Point.
jarak karena semakin lemah radio frekuensi yang dapat di terima dan menjadikan akses ke jaringan lambat, selain itu penghalang berupa tembok
1.3.
Penelitian Sebelumnya (Jurnal) Beberapa
studi
yang
meneliti
tebal (Fresnel Zone) dan gangguan sinyal
mengenai analisis kinerja jaringan wirelless
(interferensi Co-Channel) dari
sebagai optimalisasi untuk jaminan QoS,
berdekatan
komponen lain bisa juga menurunkan kualitas sinyal yang di terima enduser, yang terjadi di jaringan Hotspot Unversitas Bina Darma yaitu overlaping yang di sebabkan gangguan sinyal
dapat di kemukakan senagai berikut : A. Dimas
Widyasastrena,
Yusep
Rosmansyah & Armin ZR Langi (2006)
melakukan studi tentang Optimalisasi
digunkan metode link layer yang memiliki
jaringan
untuk
karakteristik sesuai dengan jaringan data
Rural-NGN,
paket. [2]Pengaturan physical link bertujuan
parameter atau variabel yang digunakan
untuk memberikan kualitas jaringan yang
dalam analisis adalah :
baik dari aspek fisik. [3]Jaminan QoS yang
1. Free Space Loss
diberikan disesuaikan dengan aplikasi yang
nirkabel
2,4
QoS
pada
menjamin
GHZ
Merupakan loss yg diakibatkan oleh
digunakan serta efisiensi terhadap jaringan.
faktor kondisi air interface. Loss ini
B. Dimas Findi Prasetyo (2011) meneliti
terjadi dalam keadaan link jaringan
tentang Analisis dan traubleshooting
nirkabel tidak memiliki penghalang.
koneksi antar node via wirelless pada
2. Fresnel Zone
ISP PT. Lintas Data Prima Yogyakarta.
Line of sight jaringan nirkabel poit
Ada empat jenis-jenis interferensi yg
to point tersambung ditentukan oleh
mempengaruhi
zona fresnel ini. Zona ini berhak
:Narrowband,
berbentuk ellipsoid dan penghalang
Cuaca, dan Sinyal berdekatan dan
yang memasuki zona ini maksimal
interferensi
60% dari luas volume ellipsoid
penelitian untuk mengatasi interferensi
zona.
terhadap jaringan wareless adalah:
3. System Performance Mendefenisikan nirkabel.
yaitu All-Band,
Interferensi
Co-Channel.
Hasil
1. Mengatasi masalah interferensi RF
kinerja
Apakah
wirelles
jaringan
jaringan
yang
Narrowband, menemukan
pertama dari
harus
mana
asal
terpasang sesuai dengan batasan yang
interferensi itu dengan menggunakan
masih diperbolehkan atau tidak.
penganalisis
Berdasarkan parameter diatas, maka
spectrum.
Ketika
berjalan mendekati sumber sinyal
optimalisasi yang akan di lakukan adalah :
RF, sinyal RF pada layar penganalisa
a. Memodelkan kanal
spectrum
b. Mengatur lokasi transceiver
amplitudonya.
c. Analisis kinerja jaringan
mencapai puncaknya, itu berarti telah
d. Memberikan rekomendasi jaminan QoS
menemukan sumbernya. Pada saat itu
Kesimpulan dan hasil dari analisis
dapat
akan
meningkat
Ketika
sinyal
menghilangkan
RF
sumber
optimalisasi jaringan nirkabel 2,4 GHz untuk
interferensi tersebut, menutupinya,
jaminan QoS pada RURAL-NGN adalah
atau
[1]Guna
sebagai
informasi
memudahkan QoS
dari
pengambilan
jaringan
nirkabel,
menggunakan
jaringan
seorang nirkabel
pengetahuan administrator untuk
mengkonfigurasi LAN nirkabel untuk
terkoneksi melalui transmisi wireless atau
menangani interferensi narrowband
juga jaringan nirkabel. Sinyal 2.4 GHz dapat
secara efisien. Tentu ada beberapa
diperlemah hingga 0.05 dB/km (0.08 dB/km)
pilihan
kategori
oleh hujan lebat (4 inci/jam). Kabut tebal
mengganti
dapat melemahkan hingga 0.02 dB/km (0.03
saluran,mengganti teknologi spread
dB/mil). Pada 5.8 GHz hujan lebat dapat
spectrum (DSSS ke FHSS atau
melemahkan sinyal hingga 0.5 dB/km (0.08
802.11b ke 802.11a).
dB/km), dan kabut tebal hingga 0.07 dB/km
tersedia
terakhir ini,
2. Ketika
pada
misalnya
terdapat
interferensi
All-
Band, solusi terbaik yang dapat
Dari penelitian Dimas Widyasastrena,
dilakukan adalah ganti ke teknologi
Yusep Rosmansyah & Armin ZR Langi
lain, seperti beralih dari 802.11b
tentang Optimalisasi jaringan nirkabel 2,4
(yang menggunakan band ISM 2,4
GHZ untuk menjamin QoS pada Rural-NGN
GHz)ke 802.11a (yang menggunakan
dan Dimas Findi Prasetyo meneliti mengenai
band UNII 5 GHz UNII). Jika
Analisis dan traubleshooting koneksi antar
penggantian ini tidak memungkinkan
node via wirelless pada ISP PT. Lintas Data
karena
Prima Yogyakarta.
masalah
implementasi, berikutnya
biaya
atau
solusi adalah
terbaik
Jadi hasil atau kesimpulan dari kedua
menemukan
penelitian diatas bahwa value atau parameter
sumber interferensi All-Band itu dan
diatas
mehilangkannya dari pelayanan, jika
informasi
memungkinkan. Penemuan sumber
digunakan metode link layer yang memiliki
interferensi
sulit
karakteristik sesuai dengan jaringan data
sumber
paket. Pengaturan physical link bertujuan
interferensi narrowband karena tidak
untuk memberikan kualitas jaringan yang
melihat pada sekelompok sinyal,
baik dari aspek fisik berdasarkan parameter
semuanya
amplitude
Narrowband, Interferensi All-Band, Cuaca,
besar
Sinyal berdekatan dan interferensi Co-
All-band
dibandingkan
lebih
penemuan
memiliki
berbeda.
Kemungkinan
guna
memudahkan
QoS
dari
memerlukan antenna yang sangat
Channel
untuk
direlokasikan
terhadap
wireless.
untuk
menemukan
sumber interferensi All-Band.
dapat
memepengaruhi
pengambilan
jaringan
mengatasi Jaminan
nirkabel,
interferensi QoS
yang
diberikan disesuaikan dengan aplikasi yang
Kondisi alam yang memiliki cuaca yang buruk
(0.11 dB/km).
kinerja
terhadap sebuah koneksi jaringan yang
digunakan serta efisiensi terhadap jaringan.
1.4.
itu penulis berharap hasil dari penelitian ini
Perumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
di
atas
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
perumusan masalah dalam tesis ini adalah
terlibat
sebagai berikut :
langsung dengan sebuah jaringan wireless.
1.
2.
Bagaimana pengaruh tembok yang tebal
maupun
tidak
Dapat meningkatkan sumber daya menjadi efisien terutama pada jaringan WLan,
perangkat Access Point.
dengan cara memberikan jaminan QoS pada
Bagaimana keadaan link jaringan nirkabel
aplikasi tertentu. 3.
Sebagai referensi bagi yang melakukan
Space Loss) terhadap kekuatan sinyal
penelitian mengenai optimalisasi jaringan
Access Point.
nirkabel (hotspot) dimasa-masa mendatang.
Bagaimana
pengaruh
gangguan
sinyal
berdekatan (interferensi Co-Channel) dari
1.7.
komponen lain terhadap penurunan kualitas sinyal yang di terima.
Ruang lingkup Ruang lingkup
penelitian ini
dibagi
menjadi beberapa hal, yaitu : 1.
1.5.
langsung
(Fresnel Zone) terhadap kekuatan sinyal
yang tidak memiliki penghalang (Free
3.
2.
baik
Teknologi yang di gunakan adalah 802.11 G
Tujuan Penelitian
Wi-Fi yang menggunakan DDWRT yang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
memiliki sistem Extensible Authentication
kinerja jaringan nirkabel yang optimal untuk
Protocol (EAP) yang support di dalam
memberikan kualitas jaringan yang baik dari
implementasi fasilitas-fasilitas di RADIUS.
aspek fisik sehingga jaminan QoS yang di berikan
disesuaikan
dengan
aplikasi
2.
yang
digunakan serta efisiensi terhadap jaringan
Konfigurasi jaringan nirkabel yang di teliti adalah topologi infrastruktur.
3.
Parameter
yang
digunakan
untuk
Wireless LAN (Hotspot) di Universitas Bina
menganalisa
Darma.
penurunan kualitas jaringan nirkabel secara
yang
mengakibatkan
optimal. 1.6.
Manfaat Penelitian Besar harapan penulis penelitian ini dapat
memberikan manfaat : 1.
1.8.
Landasan Teori
1.8.1. Jaminan QoS
Menjadi model rujukan bagi administrator
Agar penggunaan sumber daya menjadi
jaringan sebagai solusi dari permasalahan
efisien, perlu adanya mekanisme pengaturan
berdasarkan latar belakang diatas dan dapat
trafik yang terjamin. Pengefisienan sumber daya
juga untuk meningkatkan QoS pada jaringan
ini dilakukan dengan cara memberikan jaminan
nirkabel (hotspot) karena penelitian ini
QoS kepada tiap-tiap aplikasi tertentu. Ada
nantinya akan menghasilkan suatu data
beberapa klasifikasi jaminan QoS antara lain:
yang kongkrit mengenai kinerja jaringan,
1.
jangkauan area serta kecepatan oleh karena
Best Effort
Metode ini adalah metode yang primitive
generasi mendatang seperti 3G, dan 4G
dimana antara aplikasi dengan prioritas
yang sudah menggunakan sistem paket data.
tinggi maupun rendah tidak mendapat
Oleh karena itu, perlu adanya mekanisme
jaminan QoS tertentu sehingga aplikasi
antrian untuk menghindari tumpukan data
tersebut dalam penggunaan sumber daya
yang berlebih pada router maupun server.
hanya berdasarkan FIFO (First In First Out). 2.
IntServ Metode ini lebih banyak digunakan untuk aplikasi yang rentan terhadap delay dan keterbatasan bandwidth seperti VoIP (Voice over
Internet
Protocol),
dan
Gambar 1.3. Mekanisme Sistem Antrian (Sumber ; Dimas, 2006)
videoconference. Salah satu protokol yang
Metodologi link layer ini memodelkan
sering digunakan adalah RSVP (Resource
kanal nirkabel menjadi dua fungsi yaitu
Reservation Protocol). Arsitekturnya adalah
probabilitas dari non-empty buffer dan QoS
di bawah ini :
exponent dari koneksi jaringan kemudian menggunakan
algoritma
untuk
memperkirakan nilai dari kedua fungsi tersebut. Karakteristik trafik dan layanan dapat dilihat pada kurva di bawah ini: Gambar 1.1 . RSVP pada jaringan 3.
DiffServ Metode ini membagi layanan menjadi beberapa kelas dengan skala prioritas tertentu. Pemrioritasan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 1.4. Kurva karakteristik trafik dan layanan Skenario yang digunakan untuk pengamatan parameter QoS adalah di bawah ini:
Gambar 1.2. Pembagian kelas aplikasi Parameter QoS diekstraksi dari jaringan nirkabel dengan memilih metode link layer yang bertujuan memberikan jaminan QoS. Hal ini dikarenakan jaringan nirkabel
Gambar 1.5. Skenario pengamatan parameter QoS Beberapa parameter yang dijadikan referensi umum untuk dapat melihat performansi dari
jaringan IP adalah Utilisasi/Okupansi, Paket
Seiring dengan perkembangan di teknologi
Loss, Delay, dan Availibilitas (Fatoni, 2011)
jaringan IP dan kebutuhan dari layanan
1.
Utilisasi/Okupansi IP
yang jalan di jaringan tersebut, layanan di teknologi
jaringan IP tidak lagi hanya mengenal kelas
connectionless oriented, dimana proses
Best Effort. Jaringan IP sudah dapat
transmisi
melakukan
Teknologi
adalah
informasi
dari
pengirim
ke
pengolahan
permohonan
jalur
disesuaikan dengan permintaan dari suatu
dahulu,
seperti
halnya
teknologi connection oriented.
pelanggan
sesuai
tujuannya tidak memerlukan pendifinisian terlebih
dari
trafik
ataupun
layanan. Pengelolaan traffic ini dikenal dengan QoS (Quality of Service). QoS di jaringan dapat dikelompokan terdiri atas beberapa kelas layanan, mulai dari kelas Best Effort, kelas real time (terutama dipergunakan
oleh
layanan
yang
Gambar 1.6. Pengukuran okupansi di
memerlukan pengiriman traffic yang real
dalam jaringan IP
time), kelas yang membagi atas trafik yang dijamin dan best effort.
Dalam hal ini Utilisasi/okupansi jaringan cenderung dipengaruhi langsung oleh trafik
2.
Paket Loss / Kongesti
yang ditransmisikan melewati jaringan IP
Packet loss didefinisikan sebagai kegagalan
tersebut. Sebagai gambaran pada tabel di
transmisi paket IP mencapai tujuannya.
bawah ini, menunjukkan besarnya bytes
Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan,
yang diperlukan untuk proses aplikasi IP.
dapat
Tabel 1.1. Ukuran paket di dalam setiap
PACKET SIZE
oleh
beberapa
kemungkinkan, diantaranya yaitu: a. Terjadinya
Aplikasi APPLICATION
disebabkan
overload
trafik
didalam
jaringan,
Telnet
64 – 1518 bytes
b. Tabrakan (congestion) dalam jaringan,
http
400 – 1518 bytes
c. Error yang terjadi pada media fisik,
NFS
64 – 1518 bytes
d. Kegagalan
NetWare
500 – 1518 bytes
Multimedia
400 – 700 bytes
Utilisasi/Okupansi dalam persen, berikut :
IP
yang
dinyatakan
dapat dihitung sebagai
yang
terjadi
pada
sisi
penerima antara lain bisa disebabkan karena overflow
yang terjadi pada
buffer. Di dalam implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan mempunyai nilai yang minimum. Secara umum terdapat empat
kategori
penurunan
performansi
jaringan berdasarkan nilai packet loss sesuai dengan versi TIPHON-Telecommunications
and Internet ProtocolHarmonization Over
Menurut versi TIPHON (Joesman, 2008
Networks (TIPHON dalam Fatoni, 2011),
dalam Fatoni, 2011), besarnya delay
yaitu seperti tampak pada tabel berikut.
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 1.2. Performansi jaringan IP berdasarkan packet loss KATEGORI DEGREDASI
PACKET LOSS
Tabel 1.3. Performansi jaringan IP
Sangat bagus
0
Bagus
3%
KATEGORI
Sedang
15 %
LATENSI
Jelek
25 %
berdasarkan delay/latensi
(Sumber : TIPHON dalam FATONI)
3.
Delay Delay adalah waktu tunda suatu paket yang
BESAR DELAY
Sangat bagus
< 150 ms
Bagus
150 s/d 300 ms
Sedang
300 s/d 450 ms
Jelek
> 450 ms
(Sumber : TIPHON dalam FATONI)
diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya.
4.
Jitter
Delay di dalam jaringan dapat digolongkan
Jitter merupakan variasi delay antar paket
sebagai berikut :
yang terjadi pada jaringan IP. Besarnya
a. Packetisasi delay
nilai jitter akan sangat dipengaruhi oleh
Delay yang disebabkan oleh waktu yang
variasi beban trafik dan besarnya tumbukan
diperlukan untuk proses pembentukan
antar paket (congestion) yang ada dalam
paket IP dari informasi user. Delay ini
jaringan IP. Semakin besar beban trafik di
hanya terjadi
dalam jaringan akan menyebabkan semakin
sekali saja, yaitu di source informasi.
besar pula peluang terjadinya congestion
b. Queuing delay
dengan demikian nilai jitter-nya akan
Delay ini disebabkan oleh waktu proses
semakin besar. Semakin besar nilai jitter
yang diperlukan oleh router di dalam
akan
menangani transmisi paket di sepanjang
semakin turun. Untuk mendapatkan nilai
jaringan. Umumnya delay ini sangat
QoS jaringan yang baik, nilai jitter harus
kecil, kurang lebih sekitar 100 micro
dijaga
seminimum
second.
empat
kategori
c. Delay propagasi
mengakibatkan
nilai
QoS
mungkin.
penurunan
akan
Terdapat
performansi
jaringan berdasarkan nilai peak jitter sesuai
Proses perjalanan informasi selama di
dengan versi TIPHON (Joesman 2008,
dalam media transmisi, misalnya SDH,
dalam Fatoni, 2011), yaitu :
coax atau tembaga, menyebabkan delay yang disebut dengan delay propagasi.
user ke AP sejauh 8 M, serta mengukur
Tabel 1.4. Performansi jaringan IP
intensitas suhu di sekitar user.
berdasarkan parameter jitter KATEGORI
PEAK JITTER
DEGRADASI
Sangat bagus
0 ms
Bagus
0 s/d 75 ms
Sedang
76 s/d 125 ms
Jelek
125 s/d 225 ms (Sumber : TIPHON dalam FATONI)
5.
Availibilitas
Gambar 1.7. Free Space Loss 2.
a. Availibilitas Link
Fresnel Zone Sebagai
paremeter
untuk
menentukan
Availibilitas link adalah service uptime
kualitas signal yang di terima wireless client
link IP. Avaibilitas link IP tersebut
yang memiliki penghalang seperti tembok
dinyatakan dalam rumus berikut:
yang tebal dan membrane kaca yang memasuki zona ini maksimal 60% dari luas volume zona mengingat ruangan yang
b.
Availibilitas Node
bersekat-sekat yang ada di Universitas Bina
Node di dalam terminologi jaringan IP
Darma. Visualisasi dari zona Fresnel ini
umumnya adalah Router. Availability
dapat dilihat di bawah ini:
(ketersediaan) adalah persentase waktu router
IP
dapat
berfungsi
untuk
menyediakan layanan.
1.8.2. Optimalisasi Jaringan Hotspot Agar
mendapatkan
kinerja
jaringan
nirkabel yang optimal, perlu adanya karakterisasi Gambar 1.8. Fresnel Zone
pada physical layer. Tujuan dari karakterisasi ini adalah
untuk
karakteristik
mendapatkan kanal
nirkabel
informasi sehingga
3.
Interferensi
Co-Channel
(Signal
berdekatan)
optimalisasi jaringan dapat ditentukan. (Dimas &
Jika suatu daerah mempunyai beberapa unit
Dkk, 2006). Parameter dalam optimalisasi
komunikasi
jaringan adalah di bawah ini :
(transceiver)
1.
menggunakan kanal yang sama atau kanal
Free Space Loss
pemancar-penerima dan
beberapa
pemakai
menentukan
yang berdekatan, maka kinerja di pengaruhi
kualitas signal yang di terima wireless client
oleh interferensi kanal sama, masing –
yang tidak memiliki penghalang seperti
masing pemancar-penerima tidak hanya
tembok yang tebal dan kaca. Dengan jarak
dipengaruhi
Sebagai
paremeter
untuk
oleh
karakteristik
daerah
sekitar. Pengaruh interferensi ini biasanya
redaman yang berbeda-beda, tergantung dari
lebih besar dari pengaruh noise. Interferensi
jenis dan bahan yang digunakan. Kekuatan
Co-Channel
untuk
sinyal yang ditransmisikan bisa mengalami
meningkatkan utilitas frekuensi. Visualisasi
pelemahan karena jarak yang jauh dan
interferensi Co-Channel dengan kanal yang
medium penghalang dalam bentuk apapun.
berdekatan pada gambar 1.9. dan kanal
Media transmisi yang digunakan yaitu
yang sama (chanel yang sama) pada gambar
Access Point. Jarak antara workstation
1.10.
pengirim
sebagai
parameter
dan
penerima
pada
saat
pengukuran mempunya jarak 8m dari Access Point. Untuk mengatasi redaman pada media transmisi yang digunakan pada jaringan Hotspot, perlu digunakan amplifier atau repeater sebagai penguat sinyal. 2. Distorsi, yaitu fenomena atau kejadian yang disebabkan Gambar 1.9. interferensi Co-Channel
bervariasinya
kecepatan
propagasi karena perbedaan bandwidth . Hal ini bisa terjadi akibat kecepatan sinyal yang berbeda dalam hal ini medium sinyal frekuensi yang di lalui pada seluruh jaringan Hotspot, sehingga data atau packet tiba pada penerima dalam waktu yang berbeda. Untuk mengurangi nilai distorsi, maka dibutuhkan bandwidth transmisi yang memadai dan
Gambar 1.10. Sinyal interferensi Co-Channel
dianjurkan digunakan pemakaian bandwidth
dalam satu chanel
yang seragam, sehingga distorsi dapat
1.8.3. Faktor Yang Mempengaruhi QOS dan
dikurangi.
Ini
bisa
dilakukan
dengan
Solusi Pemecahannya
manajemen
Dari hasil pembahasan analisis terdapat
klasifikasi paket data HTB (Hierarchical
beberapa faktor
yang mempengaruhi hasil
bandwidth melalui teknik
Token Bucket) yang telah ada dalam DD-
pengukuran terhadap parameter QoS yang terdiri
WRT.
dari Bandwidth, throughput, Delay, Jitter dan
Bandwidth ini sangat berpengaruh terhadap
Packet loss dalam jaringan Hotspot universitas
QoS,
Bina Darma yang bisa menyebabkan turunnya
pengguna
nilai QoS, yaitu :
Hotspot universitas Bina Darma maka akan
1. Redaman, yaitu jatuhnya kuat sinyal karena
mengakibatkan turunnya bandwidth setiap
pertambahan jarak dan tebalnya dinding
pengguna dalam jaringan LAN. Hal ini
penghalang. Setiap media transmisi memiliki
dikarenakan adanya pembagian bandwidth
dengan yang
bertambahnya dimiliki
oleh
jumlah jaringan
yang proporsional dalam jaringan tersebut.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Turunnya bandwidth setiap pengguna akibat
2.1.
Lokasi Penelitian
bertambahnya jumlah pengguna akan sangat
Penelitian di lakukan di Universitas
berpengaruh pada turunnya service rate
Binadarma Palembang yang memiliki beberapa
setiap pengguna yang mengakibatkan waktu
kampus yaitu: Kampus Utama, Kampus A,
delay pengiriman paket akan bertambah.
kampus B, Kampus C, dan Kampus D
Kenaikan waktu delay juga dipengaruhi oleh
terletak di sepanjang jalan Jend. A. Yani.
jenis paket yang dikirimkan. Semakin besar
2.2.
yang
Kerangka penelitian
nilai suatu paket akan semakin bertambah
Kerangka penelitian merupakan suatu
waktu delay pengiriman paket tersebut
model konseptual tentang bagaimana teori
dalam
Karenanya
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
pengguna yang memiliki service rate kecil
diidentifikasi sebagai masalah riset. Kerangka
akan cocok untuk mengirimkan paket yang
penelitian akan memberikan manfaat, yaitu
memiliki prioritas pengiriman yang rendah.
terjadi persepsi yang sama antara periset dan
setiap
pengguna.
Noise adalah tambahan sinyal yang tidak
pembaca terhadap alur-alur pikiran periset,
dikehendaki atau berdekatan (interferensi Co-
dalam rangka membentuk hipotesis-hipotesis
Channel) yang masuk di manapun di antara
risetnya secara logis.
transmisi pengirim dan penerima pada saat
Dalam kerangka penelitian ini parameter
pengukuran parameter QoS. Noise ini akan
yang akan di ukur dan di analisis terdiri dari
menurunkan nilai QoS pada jaringan WLan
Bandwidth, throughput, Delay, Jitter dan Packet
universitas Bina Darma dan sangat berbahaya,
loss, terhadap jaringan hotspot di Universitas
karena jika terlalu besar akan dapat mengubah
Bina Darma, sehingga didapat besar kualitas
data asli yang dikirimkan. Untuk mengatasi
layanan yang harus di penuhi atau yang
noise ini bisa dilakukakan beberapa cara seperti
memenuhi standar kualitas layanan yang baik
berikut :
menjauhkan media transmisi dari
menurut standar versi TIPHON. Kerangka
sumber noise seperti medan listrik dan magnet,
penelitian untuk analisis QoS Jaringan LAN pada
Gunakan antenna sektoral atau antenna pengarah
Universitas Bina Darma ditampilkan berikut ini.
/ narrow beam dengan penguatan tinggi. Biasanya sangat effektif untuk mengurangi interferensi terutama di daerah yang spectrumnya sangat padat sekali, gunakan jalur-jalur yang pendek, pilih frekuensi yang tidak banyak digunakan oleh stasiun lain, Ubah / ganti polarisasi antenna, Atur azimuth antenna, dan Ubah lokasi peralatan / antenna. Gambar 2.1. Kerangka Penelitian
2.3.
Alat dan bahan
gangguan
penghalang
berupa
sinyal
Alat dan bahan penelitian yang digunakan
berdekatan (interferensi Co-chanel) dari
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
komponen lain yang bisa menurunkan
1.
Peralatan Penelitian
kualitas sinyal yang di terima enduser,
Satu unit Laptop dengan spesifikasi :
untuk mendapatkan data QoS, suhu udara
a. Processor
Intel®
Dual-Core
CPU
sekitar AP, chanel yang di gunakan dan
T4200 @ 2.00 GHz
sinyal
Dari
pemasalah-
b. RAM 3 GB
permasalahan yang terjadi yang dapat
c. Hardisk 250 GB
mempengaruhi kinerja keseluruhan jaringan
d. Wi-Fi Broadcom 802.11 b/g Wlan NIDS
AP.
5.1
2.
e. Access
Point
802.11
G
Membuat
rencana
tindakan
(Action
Planning)
yang
menggunakan DDWRT
2.
Frekuensinya.
mengidentifikasi masalah dari pengukuran
f. Printer IP2770s
dengan parameter yaitu free Space Loss,
g. Thermometer ruangan
Fresnel Zone, dan interferensi Co-Channel,
Bahan Penelitian
selanjutnya
a. Data pengukuran Frekuensi sinyal.
menjelaskan
b. Data kinerja system.
yang
terjadi
melakukan
analisis
dan
permasalahan-permasalahan guna
untuk
mengatasi
yang
interferensi Co-Channel terhadap jaringan
diukur berdasarkan kondisi cuaca dan
wireless. Melakukan Proses pengujian dan
kepadatan trafik.
pengukuran untuk mendapatkan data untuk
c. Data
interferensi
Co-cahnnel
memudahkan pengambilan informasi QoS 2.4.
dari
Metode Penelitian Metodologi
yang
digunakan
nirkabel
seperti
delay,
troughput, jitter dan paket loss.
dalam
penelitian ini menggunakan metode tindakan
jaringan
3.
Melakukan tindakan (Action Taking)
atau action research. Adapun tahapan penelitian
Parameter yang akan di ukur terdiri dari
yang merupakan siklus dari action research ini,
free Space Loss, Fresnel Zone, dan Co-
yaitu :
Channel guna memudahkan pengambilan
1.
Melakukan diagnosa (Diagnosing)
informasi QoS dari jaringan nirkabel yang
Melakukan mapping dan login ke tiap
dilakukan di tiap AP dengan di lakukan
Access Point
yang berada di titik area
sebanyak 9 (sembilan) kali connection dan
jangkauan yaitu di kampus utama (seluruh
melakuakan pengukuran suhu di daerah
lantai), kampus A, kampus B, kampus C
sekitar AP dengan jarak 8 M dari user,
dan kampus D dengan jarak 8 M dari AP
digunakan metode link layer yang memiliki
dengan menggunakan parameter fresnel zon
karakteristik sesuai dengan jaringan data
(adanya penghalang berupa dinding tebal),
paket dengan menggunakan tools seperti
free space loss (tanpa penghalang) dan
NetStumbler untuk sinyal dan chanel,
Axence
NetTools
untuk
menganalisa
selanjutnya di pelajari, dari tahapan-tahapan
besarnya bandwith, troughput, delay dan
tersebut
paket loss, kemudian Iperf digunakan untuk
perhitungan maupun kajian literature
menganalisa jitter. Pengaturan physical link
melalui studi pustaka dan studi lapangan. Data
bertujuan
kualitas
adalah informasi tentang sesuatu. Data yang
jaringan yang baik dari aspek fisik ( Dimas,
dikumpulkan berapapun banyaknya, bukanlah
2006)
merupakan tujuan dari penelitia. Akan tetapi data
untuk
dan
memberikan
mengatasi
Co_channel
terhadap
penganturan
antena
omnidirectional directional
(secara
(secara
interferensi
5.
data
yang
berupa yaitu
wireless
yaitu
dapat merupakan sarana untuk memudahkan
baik
secara
penafsiran dan memahami maknanya. Jadi
mendatar)
vertical).
dan
Sehingga
pengambilan (pengumpulan) data merupakan langkah yang penting dalam penelitian.
jaminan QoS yang diberikan disesuaikan
4.
menghasilkan
Data penelitian studi lapangan didapatkan
dengan aplikasi yang digunakan serta
dengan
efisiensi terhadap jaringan.
parameter yang akan di ukur dan dianalisis
Melakukan evaluasi (Evaluating)
kemudian diolah menjadi sebuah acuan yaitu
Setelah dilakukan implementasi (action
terdiri
taking) dengan model Link layer untuk
persecond (kbps) dan hasil ini di kalikan dengan
pengukuran tiap perangkat Access Point
10, 2)throughput banyaknya paket yang diterima
pada parameter QoS.
Hasil pengukuran
dari suatu kurun waktu tertentu, 3)Delay
parameter QoS yang terdiri dari Bandwidth,
pengukuran terhadap skema jaringan melalui
throughput, Delay, Jitter dan Packet loss
enduser ke AP, didapat nilai delay dalam
dapat di evaluasi dan di analisis.
milisecond (ms), 4)Jitter pengukuran jitter untuk
Pembelajaran (Learning)
perangkat server Radius dengan IP 10.237.15.x
Dari data yang telah di hasilkan baik dengan
melalui
perhitungan ataupun dengan kejadiandi
menghasilkan nilai jitter dalam milisecond (ms)
pelajari
mendapatkan
dan 5) Packet loss menunjukkan jumlah total
sebuah kesimpulan dan cara mengatasi
paket yang hilang, terhadap jaringan hotspot di
interferensi Co-channel dan Fresnel Zone
Universitas Bina Darma, sehingga didapat besar
yang dapat menurunkan sinyal.
kualitas layanan (QoS) yang harus di penuhi atau
digunakan
untuk
memfokuskan
dari
variable-variabel
1)Bandwidth
enduser
dari
dalam
Kilobytes
masing-masing
Ap
yang memenuhi standar kualitas layanan yang 2.5.
baik menurut standar versi TIPHON.
Data dan Variable Penelitian Alat dan bahan dalam penelitian telah
lengkap
selanjutnya
mengadakan
penelitian
2.6.
yang menggunakan metode action research degan
melakukan
beberapa
tahapan
yaitu
melakukan diagnose, membuat rencana tindakan, melakukan tindakan, melakukan evaluasi dan
Metode Pengumpulan Data Dalam
penulisan
tesis
ini
metode
pengumpulan data yang penulis gunakan adalah : 1.
Observasi ( Pengamatan )
2.
Dengan melakukan pengamatan terhadap
(QoS) yang harus di penuhi atau yang memenuhi
jaringan hotspot yang ada di Universitas
standar kualitas layanan yang baik menurut
Bina Darma.
standar versi TIPHON. Sehingga jaminan QoS
Diskusi dan Wawancara
yang di berikan disesuaikan dengan aplikasi
Melakukan
diskusi
dan
wawancara
yang digunakan serta efisiensi terhadap jaringan
langsung dengan Administrator jaringan.
Wireless LAN (Hotspot) di Universitas Bina
Mahasiswa dan para dosen mengenai hal–
Darma.
hal yang berhubungan dengan objek yang ditinjau dengan menggunakan interview
2.8.
Alat Analisis
guide. 3.
Menurut Rahadi (2010), Tujuan pokok
Studi Pustaka
suatu
penelitian
Melakukan studi pustaka di perpustakaan
pertanyaan dan hipotesis. Untuk itu peneliti
Universitas Bina Darma dan Searcing di
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
internet untuk melengkapi dan mendukung
memproses
secara teori informasi yang telah diperoleh.
interpretasi. Analisis data belum dapat menjawab
data,
adalah
untuk
membuat
menjawab
analisis
dan
pertanyaan penelitian. Setelah data dianalisis dan 2.7.
diperoleh informasi yang lebih sederhana, hasil
Metode Analisis Data Data-data
yang
telah
terkumpul
analisis tersebut harus diinterpretasi untuk
selanjutnya di analisis dengan menggunakan
mencari makna dan implikasi dari hasil analisis
metode kualintatif. Menurut Dwiyanto (2006)
tersebut.
metode kualintatif adalah tata cara pengumpulan
Analisa data adalah mengelompokkan,
data yang lazim yaitu melalui studi pustaka dan
membuat suatu urutan, memanipulasi serta
studi lapangan, dilanjutkan oleh rahayu (2000)
menyingkatkan data sehingga mudah untuk
laporan hasil penelitian kualitatif selalu panjang
dibaca. Step pertama dalam analisa adalah
lebar, karena memang tujuan penelitian kualitatif
membagi data atas kelompok atau kategori-
adalah menghayati dan membuat orang lain
kategori, kategori tidak lain dari bagian-bagian.
memahami masalah yang diteliti.
Alat analisis data yang di gunakan dalam
Data penelitian studi pustaka dan studi lapangan
didapatkan
dengan
memfokuskan
variabel-variabel parameter yang akan di ukur dan kemudian di analisis yang telah di rumuskan dalam kerangka pemikiran yaitu Bandwidth,
penelitian ini berupa software aplikasi yang terbagi atas tiga software, yaitu : 1. Netstumbler untuk menganalisa signal dan chanel Access Point. 2. Axence
NetTools
untuk
menganalisa
throughput, Delay, Jitter dan Packet loss, yang
besarnya bandwidth, troughput, delay dan
dibantu dengan menggunakan
tools yaitu
paket loss.
NetStumbler,
dan
axence
NetTool,
Iperf,
terhadap jaringan hotspot di Universitas Bina Darma, sehingga didapat besar kualitas layanan
3. Iperf digunakan untuk menganalisa paket jitter.
3.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.2. Perbandingan paremeter QoS
Dari analisis hasil pengukuran terhadap
dengan penghalang (Fresnel Zone)
lima parameter QoS serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
ada
perbedaan
hasil
pengukuran setiap Access Point seperti tabel 1.1 dibawah ini. Perbedaan ini dipengaruhi oleh adanya
redaman
terhadap
sinyal
yang
ditransmisikan pada medium Access Point. Distorsi yang merupakan kecepatan sinyal yang melalui medium yang berbeda yang berpengaruh terhadap perbedaan hasil pengukuran antara setiap AP. Selain itu noise yang merupakan gangguan terhadap sinyal yang dikirimkan antara pengirim dan penerima juga berpengaruh dapat di lihat dari tabel 3.1 dan 3.2. Tabel 3.1. Perbandingan paremeter QoS dengan tanpa penghalang (Free Sface Loss) Berdasarkan tabel perbandingan QoS hasil pengukuran diatas bahwa QoS
jaringan
Hotspot pada Universitas Bina Darma hampir sama hasilnya, untuk parameter delay dan jitter, yaitu index 12.6 dan 12.582. Sedangkan untuk parameter
packet
loss,
throughput
dan
bandwidth menghasilkan index yang berbeda. Dapat jelas dilihat perbandingan QoS di dalam gambar grafik 3.1 dan gambar grafik 3.2
Gambar 3.1. Grafik Perbandingan QoS tanpa penghalang
3. Untuk
merespon
terhadap
adanya
perubahan-perubahan pada aliran traffic di jaringan. 4. Untuk mengurangi interferensi Co-Channel
4.
Kesimpulan Dari hasil pengukuran dan analisis QoS
Gambar 3.2. Grafik Perbandingan QoS adanya penghalang Pendekatan
QoS
saat
terhadap jaringan HotSpot pada Universitas Bina Darma didapatkan kesimpulan,
ini
adalah
1. QoS
jaringan
Hotspot
di
Universitas
“diffServ”, menurut Dimas dkk (2006) metode
Binadarma di pengaruhi oleh factor tembok
diffServ membagi layanan menjadi beberapa
tebal (Fresnel Zone) dan ganguan sinyal
kelas dengan skala prioritas tertentu, dilanjutkan
berdekatan (interferensi Co-Channel) dari
Scribd INC (2011) dalam model diffServ, paket
komponen
di tandai sesuai dengan jenis layanan yang
kualitas sinyal yang di terima enduser.
mereka butuhkan. Ketika sebuah paket harus
Faktor ini terlebih memperkuat indikator
diteruskan dari sebuah interface dengan antrian,
kinerja jaringan yaitu delay, troughput, dan
paket-paket yang membutuhkan jitter rendah
paket loss.
diberikan prioritas di atas paket-paket antrian yang
lain.
Biasanya,
beberapa
lain
bisa
juga
menurunkan
2. Untuk menguatkan kinerja jaringan Hotspot
bandwidth
Bina Darma harus diperhatikan kontrol
dialokasikan secara default untuk mengontrol
terhadap aspek redaman, distorsi dan noise,
paket, sedangkan best effort traffic mungkin
serta Kapasitas Bandwidth yang tersedia.
hanya akan diberikan bandwidth yang tersisa, yang bisa dilihat jelas pada tabel 5.6 dan tabel
4.1.
5.7 untuk parameter delay dan jitter.
1.
Pada penerapan QoS jaringan WLan
Saran Untuk
mendapatkan
diperlukan
QoS
yang
pengaturan
baik,
pemakaian
pada Universitas Bina Darma Ada beberapa
bandwidth dalam jaringan sebaik mungkin.
alasan mengapa QoS itu sangat penting, yaitu:
HTB
1. Untuk
merupakan teknik
memaksimalkan
penggunaan
(Hierarchy Token Bucket) terbaru
yang
dan sangat
investasi jaringan Hotspot yang sudah ada
support terhadap aplikasi DD-WRT yang
seperti memaksimalkan bandwidth.
telah ada di dalam Access Point. Selain itu
2. Untuk meningkatkan performansi untuk aplikasi-aplikasi
yang
sensitif
terhadap
dalam usaha menjaga dan meningkatkan nilai
QoS,
dibutuhkan
teknik
untuk
delay, seperti Voice dan Video melalui video
menyediakan utilitas jaringan, yaitu dengan
conference.
mengklasifikasikan dan memprioritaskan setiap
informasi
karakteristiknya.
sesuai
dengan
2.
Untuk
memperhatikan standar nilai QoS
perlu di lakukan beberapa hal: a. Gunakan amplifier atau repeater untuk mengatasi redaman agar bandwidth yang cukup
untuk
mengatasi
distribusi
komunikasi. b. Gunakan kabel yang berisolasi dan jauhkan
dari
medan
listrik
untuk
menghindari noise. c. Kurangi beben trafik juga agar tidak
Referensi Agung S., “ Remote Authentication Dial In User Service (RADIUS) untuk Autentikasi Pengguna Wireless LAN ”, Laporan Akhir EC-5010 Institut Teknologi Bandung,2005, http://br.paume.itb.ac.id:80/courses/ec5010/2005 /index.html, (5 Mei 2008) Dimas Widyasastrena, Yusep Rosmansyah & Armin ZR Langi, ” Optimalisasi jaringan nirkabel 2,4 GHZ untuk menjamin QoS pada Rural-NGN”, 2006 http://www.batan.go.id/sjk/eII2006/Page06/P06n .pdf, (26 mei 2011).
timbul masalah dalam hal RTT (Round Trip Time) dan delay. d. Gunakan jaringan pada batas ambang terhadap kapasitas (bandwidth) untuk
J. Hassel, RADIUS, O’Reilly, 2002.
menghindari packet loss. e. Pilih frekuensi digunakan
yang tidak banyak
oleh stasiun lain
untuk
mengatasi interferensi Co_Channel pada chanel yang sama f.
Fatoni, 2010, “ Analisis jaringan dengan metode QoS studi kasus universitas binadarma.vol.1 No.1 2011- ISSN 2088-6519. Universitas Binadarma. Palembang
Ubah / ganti polarisasi antenna, Atur
Kunang Yessi Novaria dan Ilman Zuhri Yadi, “ Autentikasi Pengguna Wireless Lan Berbasis Radius Server (Studi Kasus Wlan Universitas Bina Darma)”. 2009. Palembang. http://blog.binadarma.ac.id/yesinovariakunang/w p-content/uploads/2011/04/autentikasipwngguna-hotspot.pdf (26 mei 2011).
azimuth antenna, dan Ubah lokasi peralatan
/
omnidirectional
antenna
secara
yang menfokuskan
daya secara horizontal (mendatar) atau secara directional yang memiliki pola pemancara sinyal dengan satu arah tertentu
(vertical),
Rahadi, Dedi Rianto.“ Proses Riset Penelitian ”, Tunggal Mandiri Publishing. Malang. 2010.
untuk
mengatasi
interferensi Co-Channel interface.
Reza Fuad, “ Standar IEEE 802.1xTeori dan Implementasi ”, 2007, Reza Fuad, http://oc.its.ac.id/materilain.php, (7 Agustus 2008). Teuku Yuliar Arif, Syahrial, dan Zulkiram, “ Studi Protokol Autentikasi pada Layanan Internet Service Provider (ISP )”, Jurnal Rekayasa ELektrika: Volume 6 No.1 / April 2007, http://ftelektro.usk.ac.id/content/view/242/, (1 Mei 2008). Umar, Husein, 2003 “ Metode Riset Bisnis ”. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.