Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume : 8 No : 2 Tahun 2017
ANALISA KEKUATAN IMPACT DAN MODEL PATAHAN KOMPOSIT POLYESTERSERAT ECENG GONDOK DI TINJAU DARI TIPE PENYUSUNAN SERAT Oleh D. Aprilia¹ I N. Pasek Nugraha² K. Rihendra Dantes³ 1,2,3
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Pendidikan Ganesha E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui orientasi serat yang terbaik yang dapat digunakan sebagai komposit matrik polyester berpenguat serat eceng gondok. Sifat mekanik yang dimaksud adalah kekuatan impact dan foto patahan mikro permukaan dan standar ukuran specimen sesuai ASTM D6110-4. Penelitian ini merupakan penelitian metode eksperimen dengan variabel terikat kekuatan impak, dan variabel bebas yaitu orientasi serat continuous, discontinuous, dan hybride.selanjutnya akan dianalisis menggunakan anavaDari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa nilai impact tertinggi ada pada orientasi serat hybride yaitu 2.441,25 J/m3 , sedangkan kekuatan impact terendah pada orientasi serat continous yaitu 1.085,002 J/m3. Berdasarkan dari uji Scheffe yang sudah didapat, bahwa terdapat perbedaan kekuatan impak komposit polyester berpenguat serat alam eceng gondok antara orientasi serat continuous dengan discontinuous dengan nilai 12,86 orientasi serat continuous dengan hybride dengan nilai 24,03 dan orientasi serat discontinuous dengan hybride dengan nilai 11,02 . Kata kunci :orientasi serat, impak, model patahan.komposit,polyester
ANALISA KEKUATAN IMPACT DAN MODEL PATAHAN KOMPOSIT POLYESTERSERAT ECENG GONDOK DI TINJAU DARI TIPE PENYUSUNAN SERAT Oleh D. Aprilia¹ I N. Pasek Nugraha² K. Rihendra Dantes³ 1,2,3
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Pendidikan Ganesha E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume : 8 No : 2 Tahun 2017
ABSTRAK This research was conducted to find out the best fiber orientation that can be used as a fiberreinforced polyester composite of water hyacinth. The mechanical properties in question are the impact strength and photo surface micro-fracture and standard sized specimens according to ASTM D6110-04. This research is a research of experimental method with dependent variable of impact strength, and independent variable that is continuous fiber orientation, discontinuous, and hybride. Then will be analyzed using anavaFrom the research, it is known that the highest impact is on the orientation of the fiber hybride is 2,441,25 J / m3, while the lowest impact strength on continuous fiber orientation is 1,085,002 J / m3.Based on the further test Scheffe has been obtained, that there is a difference of impact strength of polyester composite fiber-made natural hyacinth between continuous fiber orientation with discontinuous with value 12,86 continuous fiber orientation with hybride with value 24,03 and orientation fiber discontinuous with hybride with value 11,0.
.
Keywords: fiber orientation, impact, fracture model.composite, polyester penelitian PENDAHULUAN
pesat saaat ini , Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi
pengembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang
Dalam era globalisasi yang sangat
dan
dan
dalam
industri
telah
mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap material komposit. Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri mulai menyulitkan bahan konvensional untuk memenuhi keperluan
pembuatan
berbagai
macam
material
komposit . Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material, dimana sifat mekanik dari material pembentuknya berbeda-beda dimana satu material sebagai fasa pengisi (matrik) dan yang
lainnya
sebagai
fasa
penguat
(reinforcement).
aplikasi baru. Hal ini mendorong pengembangan
Serat alam yaitu serat yang berasal dari alam
teknologi pembuatan material komposit
(bukan buatan ataupun rekayasa manusia).
berkembang lebih pesat untuk menjawab
Serat alam atau bisa dibilang sebagai serat
permintaan pasar, khususnya permintaan
alami ini yang biasanya didapat dari serat
industri fabrikasi. Pemikiran dan penelitian
tumbuhan
tentang kombinasi antara bahan kimia atau
bambu, pohon kelapa, pohon pisang serta
elemen-elemen struktur dengan berbagai
tumbuhan lain yang
tujuan telah dilakukan. Di Indonesia sendiri
batang maupun daunnya. Bahan mudah
(pepohonan)
seperti
pohon
terdapat serat pada
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume : 8 No : 2 Tahun 2017
didapat, harga relatif murah dan yang paling
mempermudah peneliti bagaimana penelitian
penting ramah lingkungan terlebih Indonesia
ini akan dilakukan. Desain penelitian atau
memiliki
begitu
rancang bangun penelitian adalah rencana
melimpah. Penggunaan serat alami dewasa
dan struktur penyelidikan yang disusun
ini
bidang
demikian rupa sehingga peneliti akan dapat
kehidupan manusia, layaknya serat buatan,
memperoleh jawaban untuk pertanyaan-
serat alami juga mampu digunakan sebagai
pertanyaan penelitiannya. Dalam penelitian
modifikasi dari serat buatan. penggunaan
tugas akhir ini dapat dijelaskan dengan oleh
serat eceng gondok sebelumnya sudah
diagram
pernah
dilakukan
seperti
,
kekayaan
sudah
alam
merambah
yang
berbagai
alir
penelitian.
Diagram
alir
dilakukan
penelitian
penelitian analisa kekuatan impak dan model
Yudo*,
Kiryanto)
patahan komposit polyester serat eceng
Pengujian komposit berpenguat serat eceng
gondok di tinjau dari tipe penyusunan serat
gondok membandingkan arah serat sudut 00
adalah sebagai berikut :
(Hartono
dan 450, perlakuan serat pola anyaman, fraksi volume 32% matrik polyester dan 68% serat eceng gondok, dengan metode hand lay up. Dan (Pramuko I Purboputro) kekuatan bending komposit serat enceng gondok dengan panjang 25 mm, 50 mm dan 100 mm dengan
fraksi
volume
80%
matrik
polyesterdan 20% serat enceng gondok
Gambar 1 Eceng Gondok. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian METODE Pada penelitian tugas akhir ini harus terdapat rancangan penelitian, sehingga
Komposit
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume : 8 No : 2 Tahun 2017
komposit didefinisikan sebagai bahan
Tipe ini dibedakan menjadi 3 yaitu: Aligned
yang terbentuk apabila dua atau lebih
discontinuous
komponen
discontinuous fiber, dan Randomly oriented
yang
berlainan
digabung
(Kroschwitz, 1987). K. Van Rijswijk et.al
fiber,
Off-axis
aligned
discontinuous fiber.
dalam bukunya Natural FibreComposites (2001) menjelaskan komposit adalah bahan hibrida yang terbuat dari resin polimer diperkuat dengan serat, menggabungkan sifat-sifat mekanik dan fisik. Secara garis Gambar 3. Discontinuous Fiber Composit
besar
3.Hybrid Fiber Composite pada penelitian ini komposit yang dibuat menggunakan jenis FRC (Fiber Reinforced
Composite),
merupakan
komposit yang fasa penguatnya berupa serat. Dibentuk dengan susunan Continuous Fiber Composite,
Dis-Continuous
Fiber
Hybrid Fiber Composite merupakan komposit gabungan antara serat tipe serat lurus dengan serat acak. Tipe ini digunakan supaya dapat mengganti kekurangan sifat dari kedua tipe dan dapat menggabungkan kelebihannya.
Composite, dan Hybride Fiber Composite. Seperti gambar dibawah : 1.Continous Fiber Composites Komposit yang diperkuat dengan serat secara berurutan (Continous) memiliki susunan serat panjang dan lurus membentuk lamina diantara matriksnya. Contoh dapat dilihat pada Gambar:
Gambar 4. Hybrid Fiber Composit Dalam sebuah komposit terdapat dua bagian, yaitu filler atau pengisi atau penguat yang dalam penelitian ini berupa serat dari tanaman eceng gondok , dan bagian kedua adalah matrik yang merupakan bagian terbesar yang mengisi sebuah komposit yaitu
Gambar 2. Continous Fiber Composites 2.Discontinuous Fiber Composit Discontinuous
Fiber
polyester resin dan pengeras berupa MEKPO (Meetil Etil Keton Peroksida) dengan perbandingan 100: 1. K
Composit
Kemudian untuk memperoleh serat
adalah tipe komposit dengan serat pendek.
eceng gondok dengan membelah batang
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume : 8 No : 2 Tahun 2017
eceng gondok, kemudian sikat batang
Sehingga didapat hasil perhitungan
dengan sikat baja dengan alur penyikatan
fraksi volume serat 40% adalah 1,28 gr
searah dan serat eceng gondok akan terlihat ,
Setelah ditentukan fraksi volume serat
setelah dijemur kering kemudian rendam
kemudian serat dilakukan pembentukan
serat eceng gondok menggunakan NaOH 5%
specimen sesuai ASTM D6110-04 karena
selama 2 jam, kemudian serat dibilas
pengujian ini merupakan standar pengujian
menggunakan air bersih dan di angin-
komposit plastik dengan alat uji Charpy ,
anginkan hingga kering dan siap digunakan
specimen yang akan dibuat seperti gambar
dan timbang sesuai fraksi volume yang sudah
dibawah:
ditentukan yaitu 40%. Fraksi
volume
serat
(𝑉𝑓 )
dapat
dihitung dengan persamaan (Kaw, 1997)
𝑉𝑓 = 𝑣𝑓 =
𝑉𝑓
𝑥100% ......... (1)
𝑉𝑐 𝑤𝑓 𝜌𝑓
𝜌𝑓 = 𝑚
Gambar 5 spesimen ASTM D6110-04. ....................... (2)
𝑚𝑢
𝑢 −𝑚𝑚
Kemudian spesimen dibentuk seperti gambar dibawah:
𝜌𝑚 ........ (3)
Keterangan: 𝑚𝑢
: Berat serat di udara
(gram)=3,9 kg 𝑚𝑚
: Berat serat dalam minyak
tanah (gram)=2,57 gram 𝜌𝑚
: Berat jenis minyak tanah
(minyak tanah = 0,83 g/𝑐𝑚3 𝑤𝑓
: Berat serat pada komposit
orientasi serat Continous 10 spesimen,
(gran) 𝑣𝑐
Gambar 6 spesimen yang sudah siap di Uji
: Volume komposit (𝑐𝑚3 )-
=10,3225
𝑐𝑚3 3
𝜌𝑓
: Berat jenis serat (g/𝑐𝑚 )
𝑣𝑓
: Volume serat (𝑐𝑚3 )
𝑉𝑓
: Fraksi volume serat (%)
Discontinous 10 spesimen dan Hybrid 10 spesimen kemudian di oven di suhu 600 C Selama 24 jam. Setelah dilakukan proses curring kemudian spesimen siap diuji impak untuk mengetahui kekuatan mekanis pada serat dengan pengujian impak alat uji charpy .
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume : 8 No : 2 Tahun 2017
Gambar 9 Model Patahan Spesimen Orientasi Serat Discontinuous
Gambar 7 proses uji impak pada spesimen
Selanjutnya patahan
spesimen
menggunakan
setelah akan
uji diuji
mikroskop
impak
Gambar 10 Model Patahan Spesimen Orientasi Serat Hybrid
kembali dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembesaran 10x maka didapat pola patahan setiap spesimen orientasi serat sebagai
Pengujian
berikut :
mengatasi beberapa besar energi yang
Gambar model patahan masingmasing
orientasi
serat
Continuous,
Discontinuous, dan Hybride.
impack
dilakukan
untuk
mampu diserap oleh spesimen (sampel). Pada mengujian impack ini, dibagi menjadi 3 (tiga) jenis orientasi serat, yaitu orientasi serat continous, discontinous dan Hybrid yang
dimana
masing-masing
spesimen
orientasi serat 10 buah dan total keseluruhan spesimen 30 buah. Tabel 1. Data Hasil Pengujian Impak Setiap Orientasi Serat. Gambar 8 Model Patahan Spesimen Orientasi Serat Continuous
Nomor Spesim en 1
Contino us 1,6 N.m
2
1,9 N.m
3
2,0 N.m
4
1,8 N.m
5
1,6 N.m
Fraksi Volume Serat Discontin Hybri ous de 2,9 N.m 3,3 N.m 2,6 N.m 3,5 N.m 3,0 N.m 3,7 N.m 2,7 N.m 3,3 N.m 2,5 N.m 3,6 N.m
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume : 8 No : 2 Tahun 2017
6
1,7 N.m
2,5 N.m
7
1,7 N.m
2,8 N.m
8
1,9 N.m
2,6 N.m
9
2,0 N.m
2,9 N.m
10
1,8 N.m
2,7 N.m
3,8 N.m 3,8 N.m 3,4 N.m 3,6 N.m 3,5 N.m
Table 2. rata-rata kekuatan impak komposit berpenguat serat eceng gondok Orientasi
Ener
Luas
Kekuat
Serat
gi
Penampa
an
Sera
ng
Impak
p Rata
3,55 Rata1,8 N.m 2,72 N.m N.m Rata Tegangan yang terjadi pada komposit
dengan
sususnan
serat
Rata (𝑬𝒔 )
continous,
discontinuous dan hybrid akan diteruskan ke
(𝑰𝒔 )
Continous
semua serat. Dari hasil pengujian impak yang
1,8
0,001290
1.085,0
N.m
32 m2
02 J/M 2
1.798,0
dilakukan ke semua spesimen diketahui bahwa energi dengan rata-rata 1,8 N.m, 2,72
Discontin
2,72
0,001290
N.m, dan 3,55 N.m,. Selanjutnya besar energi
ous
N.m
32 m2
potensial
J/M 2
yang diserap oleh spesimen
komposit akan menunjukan kekuatan impak
Hybride
benda uji yang dapat dihitung dengan persamaan orientasi
03
(Surdia, serat
2005)
berdasarkan
masing-masing,
maka
dihitung menggunakan rumus : 𝐼𝑠 =
𝐸𝑠 −𝐸0
3,55
0,001290
2..441,2
N.m
32 m2
5 J/M 2
Beriku
ini
gambar
diagram
perbandingan hasil kekuatan Impak pada orientasi serat continous, discontinuous dan hybrid.
𝐴
Keterangan : 𝐼𝑠
: Kekuatan Impack (J/m2 )
𝐸𝑠
: Energi yang diserap sampel
setelah tumbukan (J) 𝐸0
: Energi yang diserap tanpa
adanya sampel pada alat uji (J) A sampel (m2 )
:Luas penampang lintang
Gambar 11 Diagram Perbandingan Hasil Kekuatan Impak Continuous, Discontinuous, dan Hybrid.
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume : 8 No : 2 Tahun 2017
Setelah mendapat hasil uji impak
Discontinuous
dengan
Hybride
kemudian dilakukan untuk uji asumsi
dengan nilai t Scheffe ǀ𝑡2−3 ǀ =
(prasyarat) penggunaan analisis varians dan
11,02. Dapat dilihat bahwa nilai
juga
studi
tersebut lebih besar dari nilai
korelasional. Uji prasyarat yang dilakukan
distribusi t dengan taraf signifikansi
adalah : 1) Uji Normalitas Sebaran Data, dan
0,05 yaitu 2,228.
uji
asumsi
analisis
untuk
2) Uji Homogenitas Varians, Selanjutnya data tersebut dianalisa menggunakan Anava
Pembahasan
Satu jalur untuk mengetahui bahwa memang
Patahan
Hasil
Pengujian
Model
terdapat pengaruh orientasi serat terhadap
Secara mikroskopik pada patahan
kekuatan impak komposit berpenguat serat
komposit, pada orientasi serat Continous
eceng gondok bermatrik polimer polyester
kondisi patahan menunjukkan pola patahan
dan didapat data sebagai berikut :
getas atau ( briettle)
1. Terdapat perbedaan kekuatan impak
menunjukan pola
patahan segaris, sama rata dan mengkilap.
komposit polyester berpenguat serat
Sifat
eceng gondok antara orientasi serat
memungkinkan sifat elasitisas komposit
Continuous dengan Discontinuous
menjadi menurun, Akan tetapi komposit
dengan nilai t Scheffe ǀ𝑡1−2 ǀ =
mengalami putus baik patahan matrik pada
12,18. Dapat dilihat bahwa nilai
satu titik dan terjadi pada daerah beban. Hal
tersebut lebih besar dari nilai
ini mengindikasikan bahwa matrik masih
distribusi t dengan taraf signifikansi
mampu bekerja sama menerima beban tarik,
0,05 yaitu 2,228.
bukti lain bahwa sepanjang permukaan
2. Terdapat perbedaan kekuatan impak komposit polyester berpenguat serat
matrik
yang
getas
(
briettle)
tidak mengalami retak. Pada
patahan
komposit,
pada
eceng gondoka antara orientasi serat
orientasi serat Discontinous kondisi patahan
Continuous dengan Hybride dengan
menunjukkan pola patahan getas ( Briettel
nilai t Scheffe ǀ𝑡1−3ǀ = 24,03. Dapat
)dan Deleminasi, menunjukan pola patahan
dilihat bahwa nilai tersebut lebih
segaris,sama
besar dari nilai distribusi t dengan
Selanjutnya pada gambar pola patahan pada
taraf signifikansi 0,05 yaitu 2,228.
orientasi serat Discontinous terlihat ada
3. Terdapat perbedaan kekuatan impak
bagian
rata
yang
dan
tidak
komposit polyester berpenguat serat
(delaminasi
)
eceng gondok antara orientasi serat
penyusunan serat.
akibat
mengkilap.
terkena terlalu
matrik rapat
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume : 8 No : 2 Tahun 2017
Pada orientasi serat Hybride kondisi
(Brittle Fracture) . Hal ini dikarenakan
patahan menunjukan mekanisme (fiber pull
patahan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
out) kondisi serat tercabut. Komposit
•
mengalami putus jelek karena terjadi retakan pada permukaan. Seperti gambar
permukaan patahan spesimen. •
dibawah : a.
Terdapat butir-butir halus pada
Permukaan dari patahan spesimen uji mengkilap.
Model Patahan Orientasi Serat
Continuous Pada
model
patahan
spesimen
pengujian impak dengan orientasi serat Continuous adalah patahan getas (Brittle Fracture)
dan.
Hal
ini
dikarenakan
patahan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: •
Terdapat butir-butir halus pada
Spesimen Orientasi Serat Discontinuous c. Model Patahan Orientasi Serat
permukaan patahan spesimen. •
Gambar 13 Hasil Pengujian Patahan
Permukaan dari patahan spesimen
Hybride
uji mengkilap.
Pada
model
patahan
spesimen
pengujian impak dengan orientasi serat
.
Dis-Continuous adalah kombinasi antara patahan getas (Brittle Fracture) dan fibers fracture atau dikenal dengan patahan sikat (brush fracture). Hal ini dikarenakan patahan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: •
Terdapat butir-butir halus pada permukaan patahan spesimen.
Gambar 12 Hasil Pengujian Patahan
•
Spesimen Orientasi Serat Continuous
uji mengkilap. •
b. Model Patahan Orientasi Serat
model
patahan
spesimen
pengujian impak dengan orientasi serat Discontinuous
Terdapat
serabut-serabut
adalah
patahan
getas
kasar
pada permukaan patahannya yang berbentuk seperti sikat.
Discontinuous Pada
Permukaan dari patahan spesimen
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume : 8 No : 2 Tahun 2017
3. Terdapat perbedaan kekuatan impak komposit polyester berpenguat serat alam Eceng Gondok antara orientasi serat Discontinuous dengan Woven dengan nilai t Scheffe ǀ𝑡2−3 ǀ = 11,02. Dapat dilihat bahwa nilai tersebut lebih besar dari nilai distribusi t Gambar 13 Hasil Pengujian Patahan
dengan taraf signifikansi 0,05 yaitu
Spesimen Orientasi Serat Hybride
2,228.
KESIMPULAN 4. Secara mikroskopik pada patahan Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis
data
berupa
perhitungan
dan
pengamatan adalah sebagai berikut
komposit polyester berpenguat serat alam batang Eceng Gondok antara orientasi serat Continuous dengan Discontinuous dengan nilai t Scheffe ǀ𝑡1−2 ǀ = 12.86. Dapat dilihat bahwa nilai tersebut lebih besar dari nilai distribusi t dengan taraf signifikansi
menunjukkan
patahan
mekanisme
getas
getas (breattle) tersebut terjadi pada spesimen
Continuous,
sedangkan
pada Discontinuous menunjukkan mekanisme
getas
(breattle)
dan
Delaminasi atau serat yang tidak terkena
matrik
,
dan
Hybrid
menunjukkan mekanisme Fiber pull out terdapat atau kondisi serat tercabut.
0,05 yaitu 2,228. 2. Terdapat perbedaan kekuatan impak komposit polyester berpenguat serat Eceng
kondisi
(Briettle) ,yang dimana Keadaan
1. Terdapat perbedaan kekuatan impak
batang
komposit,
Gondok
antara
SARAN Untuki menyempurnakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka perlu
orientasi serat Continuous dengan
diperhatikan
Hybride dengan nilai t Scheffe
berikutnya:
untuk
penelitian
sejenis
ǀ𝑡1−3 ǀ = 24,03. Dapat dilihat bahwa
1. Menguji sifat mekanis lainnya yang
nilai tersebut lebih besar dari nilai
dimiliki oleh komposit berpenguat
distribusi t dengan taraf signifikansi
serat Eceng Gondok dengan matrik
0,05 yaitu 2,228.
polimer
polyester,
yaitu
pada
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume : 8 No : 2 Tahun 2017
kekuatan kekerasan
tarik,
kekuatan
permukaan,
tekan,
dan
lain
sebagainya. 2. Dapat dilakukan penelitian lainnya dengan membandingkan variasi Arah serat, Pola anyaman dan suhu untuk mendapat kekuatan impak maksimal
Hartono Yudo, Kiryanto Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UNDIP “ANALISA TEKNIS REKAYASA SERAT ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KOMPOSIT DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK.
dengan membandingkan variasi pola
I Putu Gede Suartama. 2016. Pengaruh Fraksi Volume Serat Terhadap Sifat Mekanis Komposit Matriks Polimer Polyester Diperkuat Serat Pelepah Gebang. Singaraja: Pendidikan Teknik Mesin Undiksha.
anyaman untuk mendapat kekuatan
Joko Sisworo, Sarjito, 2005. “Catatan Kuliah
dari komposit berpenguat serat Eceng Gondok bermatrik polimer polyester. 3. Dapat dilakukan penelitian lainnya
impak
maksimal
dari
komposit
Mata
Kuliah
Kapal
Non-ferro”.
berpenguat serat Eceng Gondok
Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik,
bermatrik polimer polyester.
Universitas Diponegoro. Jones, R. M, 1975. ”Mechanics of Composite Materials”. Scripta Book Company,
DAFTAR PUSTAKA
Washington DC
Aminudin, M.A. 2008. Karakterisasi Komposit Enceng Gondok Dengan Variasi Panjang Serat (50 mm, 100 mm, 150 mm) dengan Matriks Polyester.
ASTM D 6110-04 (Standard Test For Determining the Charpy Impact Resistence of Notched Specimen of Plastics) Gede Aprianto. 2016. Pengaruh Fraksi Volume Serat Terhadap Sifat Mekanis Matrik Polimer Polyester Diperkuat Serat Agave Sisal. Singaraja: Pendidikan Teknik Mesin Undiksha. Gibson, F Ronald, 1994.“Principles of Composite
Material
Mechanics”.Internasional
Edition,
MC.Graw – Hill Inc, New York.
Roseno, Seto. 2003. Karakteristik dan Model Mekanis Material Komposi BerpenguatSerat Alam. Jakarta: BPPT. Pramuko I Purboputro “ PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT ENCENG GONDOK DENGAN MATRIKS POLIESTER. Margono.
2004. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Maryanti, Budha. 2011. Pengaruh Alkalisasi Komposit Serat Kelapa- Poliester Terhadap Kekuatan Tarik. Fakultas
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume : 8 No : 2 Tahun 2017
Teknik
Universitas
Brawijaya,
Malang Mujiyono. Didik. 2006. Pemanfaatan Serat Daun Pandan Alas Sebagai Pengisi Alternatif
Pengganti
Fiberglass
.
Media Teknik, No.1. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Nasir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Rafiuddin Syam, Zulkifli Djafar. 2012. Analisis Sifat Mekanis Tenunan Serat Rami Jenis Basket Tipe S 3/12 Dengan
Matriks
Epoksi
Resin
(Kekuatan Bending). Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar. N. Dantes. 2014. Analisis Dan Desain Eksperimen. Penerbit: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha