ANALISA KEKUATAN TARIK DAN IMPAK MATERIAL KOMPOSIT SERAT TKKS MENGGUNAKAN SUSUNAN SERAT MENYILANG DENGAN EPOXY RESIN
Amrul Hakki, Burmawi1, Wenny Marthiana2 Jurusan Teknik Mesin – Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta Kampus III Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Telp. (0751) 51257 Padang Email :
[email protected] [email protected] ABSTRAK Tandan kosong kelapa sawit TKKS adalah salah satu sampah organik berupa limbah padat yang dihasilkan pabrik/industri pengolahan minyak kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk pembuatan material komposit. Serat TKKS ini digunakan sebagai penguat dari material komposit yang menggunakan resin epoxy sebagai perekat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan tarik dan impak dengan memvariasikan ukuran panjang serat 2cm, 3cm, dan 4cm yang disusun menyilang dalam matrik resin epoxy. Dari hasil pengolahan data material komposit serat TKKS kekuatan tarik terbesar terdapat pada spesimen panjang serat 2cm sebesar 20,119 N/mm2, sedangkan harga impak terbesarnya terdapat pada panjang serat 4cm sebesar 0,127 J/mm2. Kata kunci : Serat TKKS, Resin Epoxy, Komposit ABSTRACT Oil palm empty fruit bunches TKKS is one of the organic waste generated in the form of solid waste plant / palm oil processing industry can be utilized for the manufacture of composite materials. TKKS fiber is used as reinforcement of composite materials using epoxy resin as an adhesive. The purpose of this study was to determine the tensile strength and impact by varying the fiber length 2cm, 3cm, 4cm and arranged in crosswise in a epoxy resin matrix. Of the data processing TKKS fiber composite material contained in the greatest tensile strength fiber 2cm long specimen of 20.119 N/mm2, while the prices are the biggest impact on fiber length 4cm of 0.127 J/mm2. Key words : TKKS fiber, Epoxy Resin, Composite 1.
PENDAHULUAN
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat yang dihasilkan pabrik/industri pengolahan minyak kelapa sawit. Produksi Indonesia minyak kelapa sawit kasar Indonesia mencapai 6 juta ton per tahun. Secara bersamaan dihasilkan pula limbah TKKS dengan potensi sekitar 2,5 juta ton per tahun. Di pabrik minyak kelapa sawit, TKKS hanya dibakar dan sekarang telah dilarang karena adanya ke khawatiran pencemaran lingkungan, atau dibuang sehingga menimbulkan keluhan/masalah karena dapat menurunkan kemampuan tanah menyerap air. Di
samping itu, TKKS yang membusuk di tempat akan menarik kedatangan jenis kumbang tertentu yang berpotensi merusak pohon kelapa sawit hasil peremajaan di lahan sekitar tempat pembuangan. Salah satu usaha dalam mengatasi hal tersebut adalah memanfaatkan TKKS menjadi produk berguna dan bernilai tambah, antara lain diolah menjadi material komposit dengan menggunakan serat TKKS dengan bahan perekat/pengikat yang digunakan dalam proses ini adalah epoxy resin. Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, kebutuhan manusia akan material komposit semakin
meningkat. Seiring dengan itu juga perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan disulitkan oleh bahan konvensional untuk memenuhi kebutuhan aplikasi baru. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka ilmu teknologi memberikan solusi dengan penemuan suatu material yang mampu memenuhi kebutuhan permintaan pasar, menggunakan teknologi komposit dengan material serat alam (Natural Fiber). Limbah padat kelapa sawit yang berasal dari tandan kosong dari pabrik pengolahan, pelepah dan batang di areal perkebunan khususnya di Sumatera Utara, selama ini kurang dimanfaatkan atau hanya dibuang kembali kelahan perkebunan. Dalam hal lain, kayu/limbah selulosa telah banyak digunakan sebagai bahan pengisi matrik polimer, karena mudah, ringan dan tersedia dalam jumlah banyak (Sain, 1994). Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang analisa kekuatan tarik dan impact material komposit serat TKKS dengan susunan serat menyilang dengan epoxy resin, serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai material komposit yang kuat dan dengan memperhatikan karakteristik mekanik produk yang di hasilkan. Perlakuan yang diberikan adalah memberi variasi fraksi volume antara serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dengan epoxy resin. Kemudian di tentukan bagaimana pengaruh perlakuan terhadap pengujian tarik dan Kekuatan Impak. 2.
TINJAUAN PUSTAKA
Komposit didefinisikan sebagai dua macam atau lebih material yang digabungkan atau dikombinasikan dalam skala makroskopis (dapat terlihat langsung oleh mata) sehingga menjadi material baru yang lebih berguna. Komposit terdiri dari 2 bagian utama yaitu matriks dan filler. Matriks berfungsi untuk perekat atau pengikat dan pelindung filler (pengisi) dari kerusakan eksternal. Matriks yang umum digunakan berupa polimer, keramik, dan
logam, sedangkan material penyusun lainnya adalah material penguat (reinforcement) yang bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat mekanik dari matriks tersebut. Geometri material penguat merupakan salah satu parameter utama dalam menentukan efektivitas penguatan, dangan kata lain sifat-sifat mekanik dari komposit sangat bergantung kepada bentuk dan dimensi dari material penguatnya. Geometri tersebut meliputi konsentrasi penguat, ukuran, tebal lapisan penguat, jarak penyusunan dan orientasinya. [Matthews, F.L, 1999:.3] Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah berlignoselulosa yang belum termanfaatkan secara optimal. Selama ini pemanfaatan tandan kosong hanya sebagai bahan bakar boiler, kompos dan juga sebagai pengeras jalan di perkebunan kelapa sawit. Padahal tandan kosong kelapa sawit berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan dasar yang lebih berguna dalam proses industri lainnya, salah satunya serat TKKS tersebut dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk pembuatan material komposit(Schwartz, 1984). Potensi TKKS cukup melimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan produksi yang mempunyai nilai tambah ekonomi yang tinggi. Serat TKKS sebenarnya mengandung selulosa dan holoselulosa yang cukup tinggi sehingga layak dikembangkan dalam teknologi bahan, terutama komposit. Efek penambahan serat TKKS dalam pembuatan komposit antara lain: ringan, kekuatan mekanik tinggi, tidak mudah korosi, dan ramah lingkungan.
Gambar 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit
Selanjutnya TKKS tersebut di cabik menjadi kecil untuk mempermudah proses pengeringan serat seperti yang dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. TKKS yang telah dicabik Epoksi atau epoksida adalah sebuah polimer thermoset yang terbentuk dari hasil reaksi epoksi (resin) dan polyamine (pengeras/katalis). Epoksi merupakan sebuah copolymer, yang berarti dibentuk dari dua komponen kimia yang berbeda. Satu komponen (biasa disebut resin atau epoksi) merujuk pada komponen yang terdiri dari monomer atau polimer rantai pendek dengan gugus epoksi pada ujungujungnya. Pada umumnya resin atau epoksi diproduksi dari reaksi antara epichloro hydrin dan bisphenol - A. Struktur dari resin polimer epoksi yang tidak termodifikasi. (Haryo Wibisono, 2012). Pengeras atau umum disebut katalis pada dasarnya adalah monomer polyamine. Istilah katalis yang sering digunakan tidak berarti bahwa komponen pengeras ini membantu reaksi yang terjadi sebagai katalis, karena sebenarnya merupakan reaktan dalam reaksi kopolimerisasi. Saat kedua bahan dicampurkan grup amine akan bereaksi dengan gugus epoksi, membuat polimer yang saling terkait dengan baik. Fenomena ini menyebabkan resin epoksi memiliki sifat rigid dan kuat atau sering disebut dengan proses curing, proses curing adalah proses reaksi polimerisasi yang terjadi. 3. PERSIAPAN DAN PENGUMPUL AN DATA Penelitian ini dilakukan selama enam bulan, pada bulan Oktober 2014 hingga Maret 2014. Penelitian ini dilakukan
dengan metoda percobaan dengan cara membuat sebuah material komposit dengan bahan dasar serat TKKS sebagai penguat dan resin epoxy sebagai perekat. Pembuatan material ini hanya menggunakan cara yang sederhana (hand lay up). Sehingga kualitas dari material yang dicetak sangat tergantung pada kemampuan peneliti untuk menghasilkan spesimen yang baik. Oleh sebab itu diperlukan kehati-hatian dalam pembuatan komposit. Material dibuat dengan menggunakan standar ASTM A370 untuk uji tarik dan standar ASTM D256-06 (Asm Handbook Volume 21 composit) untuk uji impak. Dalam pembuatan komposit ini diperlukan alat dan bahan beserta cara pembuatannya: Peralatan : 1. Cetakan kaca Cetakan kaca digunakan untuk tempat pembuatan benda uji. 2. Timbangan Digital Untuk mengukur berat serat. 3. Gelas Ukur Gelas Ukur ini digunakan untuk mengukur volume resin yang akan dituangkan kedalam cetakan. 4. Jangka Sorong Untuk mengukur dimensi benda uji. 5. Gergaji Sebagai alat untuk memotong benda uji 6. Mesin Gerinda Untuk meratakan dan menghaluskan permukaan benda uji. 7. Alat Bantu Lain Gunting, cutter, Spidol, pipet tetes, sendok, sarung tangan, kertas plastik, dan penggaris. Bahan : 1. Resin Epoxy Sebagai bahan perekat 2. Catalis Sebagai pengeras resin epoxy 3. Serat TKKS Sebagai Penguat dari material komposit
4.
Analisa Dan Pembahasan
Hasil Perhitungan Uji Tarik Dan Impak A. Uji Tarik Kekuatan tarik adalah ketahanan suatu bahan terhadap beban yang bekerja parallel pada bahan yang menyebabkan bahan tersebut putus tarik (Supardi, 1999)[18]. Pada saat dilakukan pengujian tarik akan terjadi deformasi yaitu pertambahan panjang ( l ) yang terjadi karena adanya gaya tarikan yang diterima oleh spesimen. Untuk menentukan harga dari perbandingan spesimen awal dan spesimen akhir dapat ketahui melalui :
Modulis Elastisitas merupakan hasil bagi antara tegangan tarik dengan regangan tarik E Dimana : E= Modulus Elastisitas σ = Tegangan Tarik ε= Regangan tarik (a). Hubungan Antara Tegangan dan Regangan pada Komposit Serat TKKS (Spesimen 1, 2 dan 3 Serat 2cm)
Regangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang dengan panjang mula – mula ε=
l l0 l = l0 l0
dimana : ε = regangan l = pertambahan panjang (mm) l0 = panjang mula – mula (mm) l = panjang akhir (mm) Gaya merupakan hasil kali antara massa dengan percepatan grafitasi F=mxg Dimana : F = Gaya (N) m = massa (kg) g = percepatan grafitasi (m/s2) Tegangan Tarik merupakan hasil bagi antara gaya dengan luas penampang awal σ=
F A0
dimana : σ = kekuatan tarik (Nm-2) F = gaya tarik maksimum (m2) A0 = luas penampang awal (m2)
Gambar 3 Hubungan Antara Tegangan Vs Regangan Komposit (2.2) Serat 2cm. Dari gambar 3 di atas menunjukkan antara tegangan dan regangan, tegangan terbesar terjadi pada spesimen serat 2cm spesimen 1 sebesar 22,439N/mm2 dan tegangan terkecil terjadi pada spesimen serat 2cm spesimen 3 sebesar 17,980 N/mm2, sedangkan regangan terbesar terjadi pada spesimen serat 2cm spesimen 1 sebesar 0,079 dan regangan terkecil terjadi (2.2) pada spesimen serat 2cm spesimen 2 sebesar 0,014.
(b). Hubungan Antara Tegangan dan Regangan pada Komposit Serat TKKS (Spesimen 1, 2, dan 3 Serat 3cm)
Dari gambar 5 hasil hubungan menunjukkan antara tegangan dan regangan, tegangan terbesar terjadi pada spesimen serat 4cm spesimen 3 sebesar 18,547N/mm2 dan tegangan terkecil terjadi pada spesimen serat 4cm spesimen 2 sebesar 10,964N/mm2, sedangkan regangan terbesar terjadi pada spesimen serat 4cm spesimen 1 sebesar 0,064 dan regangan terkecil terjadi pada spesimen serat 4cm spesimen 3 sebesar 0,033. B. Uji Impak Pengujian Impak adalah suatu kriteria penting untuk mengetahui kegetasan bahan polymer (Tata dan Sinroku, 1995) [22].
Gambar 4. Hubungan Antara Tegangan Vs Regangan Serat 3cm Dari gambar 4 di atas menunjukkan antara tegangan dan regangan, tegangan terbesar terjadi pada spesimen serat 3cm spesimen 1 sebesar 15,951N/mm2 dan tegangan terkecil terjadi pada spesimen serat 3cm spesimen 2 sebesar 14,384 N/mm2, sedangkan regangan terbesar terjadi pada spesimen serat 3cm spesimen 2 sebesar 0,062 dan regangan terkecil terjadi pada spesimen serat 3cm spesimen 3 sebesar 0,045. (c). Hubungan Antara Tegangan dan Regangan pada Komposit Serat TKKS (Spesimen 1, 2, dan 3 Serat 4cm)
Pengujian impak bertujuan untuk mengukur berapa energi yang dapat diserap suatu material sampai material tersebut patah. Pengujian impak merupakan respon terhadap beban kejut atau beban tiba-tiba (beban impak), (Callister, 2010) [21].
(a)
(b)
Gambar 6. Alat Uji Impak (a). Skema Alat Uji Impact (Charpy Type)(b). Kedudukan Spesimen Uji pada alat Uji Dengan mengetahui besarnya energi potensial yang diserap oleh material maka kekuatan impak benda uji dapat dihitung : Esrp = mg.R.(cos β - cos α)
Gambar 5. Hubungan Antara Tegangan Vs Regangan Serat 4cm
dimana : Esrp : energi serap (J) m : berat pendulum (kg) = 22 kg g : percepatan gravitasi (m/s2) = 9,81 m/s2 R : panjang lengan (m) = 0,8 m α : sudut pendulum sebelum diayunkan = 50o β : sudut ayunan pendulum setelah mematahkan spesimen
Harga impak dapat dihitung dengan : HI =
E srp A0
(2.5)
dimana : HI Esrp Ao
: Harga Impak (J/mm2) : energi serap (J) : Luas penampang (mm2)
(a). Hasil harga Impak Pada Tiap-tiap Spesimen Komposit Serat TKKS (Spesimen 1, 2, dan 3 Serat 2cm)
Gambar 8. Hasil Harga Impak Pada Tiaptiap Spesimen Komposit Serat TKKS Dengan Panjang Serat 3cm Berdasarkan gambar 8 hasil harga impak (HI) pada tiap-tiap spesimen serat TKKS dengan panjang serat 3cm bahwa harga impak terbesar terjadi pada serat 3cm spesimen 2 sebesar 0,117 J/mm2 sedangkan harga impak terkecil terjadi pada serat 3cm spesimen 3 sebesar 0,100 J/mm2. (c). Hasil Harga Impak pada tiap-tiap spesimen Komposit Serat TKKS (Spesimen 1, 2, dan 3 Serat 4cm)
Gambar 7. Hasil Harga Impak Pada TiapTiap Spesimen Komposit Serat TKKS Dengan Panjang Serat 2cm Berdasarkan gambar 7 hasil harga impak (HI) pada tiap-tiap spesimen serat TKKS harga impak terbesar terjadi pada serat 2cm spesimen 1 sebesar 0,110 J/mm2 sedangkan harga impak terkecil terjadi pada serat 2cm spesimen 3 sebesar 0,101 J/mm2. (b). Hasil Harga Impak Pada Tiap-Tiap Spesimen Komposit Serat TKKS (Spesimen 1, 2, dan 3 Serat 3cm)
Gambar 9. Hasil Harga Impak Pada Tiaptiap Spesimen Komposit Serat TKKS Dengan Panjang Serat 4cm Berdasarkan hasil harga impak (HI) pada tiap-tiap spesimen serat TKKS dengan panjang serat 4cm bahwa harga impak terbesar terjadi pada Serat 4cm spesimen 3 sebesar 0,131J/mm2 sedangkan harga impak terkecil terjadi pada serat 4cm spesimen 2 sebesar 0,125 J/mm2.
Hubungan Antara Tegangan Tarik dan Regangan Tarik Dengan Panjang Serat Yang Bervariasi (2cm, 3cm, Dan 4cm)
Gambar 11. Hasil Harga Impak Antara Komposit Serat TKKS Dengan Panjang Serat 2cm, 3cm, Dan 4cm.
Gambar 10. Hubungan tegangan vs regangan perbandingan antara komposit serat TKKS dengan panjang serat 2cm, 3cm, dan 4cm Berdasarkan hubungan antara tegangan dan regangan pada komposit serat TKKS dengan panjang serat 2cm, 3cm, dan 4cm dapat dilihat bahwa besarnya tegangan terbesar terjadi pada spesimen dengan panjang serat 2cm yaitu sebesar 20,119 N/mm2 dan tegangan terkecil terjadi pada spesimen dengan panjang serat 4cm sebesar 14,900N/mm2, sedangankan regangan terbesar terjadi pada spesimen dengan panjang serat 3cm yaitu sebesar 0,052 dan regangan terkecil terjadi pada spesimen dengan panjang serat 2cm yaitu sebesar 0,043. Hasil Perbandingan Uji Impak Antara Komposit Serat TKKS Dengan Panjang Serat 2cm, 3cm, Dan 4cm
Berdasarkan gambar 11. Hasil harga impak rata-rata (HI) terbesar terjadi pada spesimen komposit serat TKKS dengan panjang serat 4cm yaitu sebesar 0,127 J/mm2. Sedangkan harga impak rata-rata (HI) terkecil terjadi pada spesimen dengan panjang serat 2cm yaitu sebesar 2 0,106J/mm . Pembahasan Hasil Analisa Data 1. Pembahasan Pada pengujian tarik Berdasar pengujian uji tarik terhadap 3 jenis komposit TKKS dengan variasi panjang serat 2cm, 3cm, dan 4cm didapatkan tegangan tarik maksimum ( max ) terbesar yaitu pada komposit serat TKKS dengan panjang serat 2cm dengan nilai sebesar 20,119 N/mm2. Sedangkan tegangan tarik maksimum ( max ) terkecil yaitu pada komposit serat TKKS dengan panjang serat 4cm dengan nilai sebesar 14,900 N/mm2. Nilai tegangan tarik maksimum ( max ) terbesar seharusnya dimiliki oleh panjang serat 4cm. Namun dari hasil pengujian didapatkan nilai tegangan tarik maksimum ( max ) panjang serat 4cm lebih kecil dari panjang serat 2cm, hal ini disebabkan karena panjang serat 2 cm lebih mengikat dengan matrik polimer epoxy resin dibanding dengan serat 4 cm karna di dalam cetakan material uji tarik dengan panjang serat 4cm ada bagian yang tidak terisi oleh serat secara merata. Setelah dilakukan analisa ternyata pada bagian material yang tidak terisi serat itulah
yang mengalami penurunan kekuatan tarik nya. Dilihat dari regangan, material yang memiliki regangan terbesar terjadi pada material komposit serat TKKS dengan variasi panjang serat 2cm, 3cm, dan 4cm terjadi pada serat 3cm sebesar 0,052 sedangkan regangan terkecil terjadi pada material komposit serat TKKS dengan variasi panjang serat 2cm, 3cm, dan 4cm terjadi pada serat 2cm sebesar 0,043. 2. Pembahasan Pada pengujian Impak Berdasar pengujian uji impact terhadap 3 jenis komposit TKKS dengan variasi panjang serat 2cm, 3cm, dan 4cm didapatkan harga impact (HI) terbesar yaitu pada komposit serat TKKS dengan panjang serat 4cm dengan nilai sebesar 0,127 J/mm2. Sedangkan harga impact (HI) terkecil yaitu pada komposit serat TKKS dengan panjang serat 2cm dengan nilai sebesar 0,106J/mm2. Dari sini dapat dilihat perbedaan selisih besarnya harga imfact pada ketiga jenis komposit dengan adanya perbedaan panjang serat TKKS ini terjadi karena serat 4 cm lebih kuat dibanding dengan serat 2cm dan 3cm serta disebabkan pengaruh dari panjang 2cm dan 3cm ada bagian yang tidak terisi oleh serat secara merata. C. KESIMPULAN Dari hasil analisa penelitian tentang material komposit dengan variasi ukuran panjang serat 2cm, 3cm, 4cm serat TKKS menggunakan susunan menyilang didapat hasil perbandingan serat antara kekuatan tarik dan imfact dimana untuk uji tarik kekuatan maksimal ( max ) terbesar terdapat pada serat 2cm sebesar 20,119N/mm2 dibandingkan dengan serat 3cm dengan tegangan tarik maksimal sebesar 15,247N/mm2 dan untuk tegangan tarik maksimal rata-rata 4cm sebesar 2 14,900N/mm Sehingga dalam penelitian uji tarik material komposit ini dapat disimpulkan bahwa material komposit serat TKKS dengan panjang serat 2cm lebih mengikat dengan matriks epoxy resin jika
dibandingkan dengan material komposit serat TKKS dengan panjang serat 3cm dan panjang serat 4cm. Hal ini disebabkan karena panjang serat 3cm dan 4cm terdapat susunan serat yang kurang merata pada suatu cetakan uji tarik. Sedangkan Pada pengujian impact kekuatan material komposit serat TKKS yang disusun menyilang dalam matrik epoxy resin didapatkan besar Harga Impact (HI) terdapat pada serat 4cm sebesar 0,127 J/mm2. Sedangkan Serat 3cm yang disusun menyilang dalam matrik epoxy resin didapatkan besarnya harga impact (HI) sebesar 0,107 J/mm2, dan harga imfact(HI) terkecil terdapat pada serat 2cm sebesar 0,106 J/mm2. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pada pengujian impact material komposit serat TKKS dengan panjang serat 4cm lebih kuat dibandingkan dengan material komposit serat TKKS dengan panjang serat 2cm dan 3cm. Hal ini juga disebabkan karna panjang serat 2cm dan 3cm terdapat susunan serat yang kurang merata pada suatu cetakan uji imfact, serta dapat juga disebabkan karna didalam spesimen masih ada kemungkinan gelembung-gelembung udara yang belum keluar. D. Saran Pada penelitian ini pada dasarnya hanya menggunakan cara dan peralatan sederhana, oleh karena itu usahakan dalam pengerjaan spesimen ini secara hati- hati, seperti dalam pencetakan, pemotongan, pengukuran, pengujian dan sebagainya. Sehingga dapat dihasilkan besarnya kekuatan spesimen yang lebih optimal. Dalam pengolahan serat diupayakan untuk membersihkan dan penjemuran serat TKKS sehingga serat yang digunakan serat yang kering agar didapatkan kekuatan serat yang optimal. Untuk pengujian spesimen ini masih berorientasi pada perbandingan volume serat dan struktur penguatnya, sehingga
disarankan pada penelitian berikutnya agar dapat memperhitungkan fraksi volume matriks dengan berat serat atau memvariasikan susunan seratnya. DAFTAR PUSTAKA [1] ASTM, 2006, Standards and Literature References for Composite Materials, “American Society for Testing and Materials”, Philadelphia, PA. [2] Fajar Ismail, 2012,”Rancang Bangun Alat Uji Impak Charpy”. Jurusan Diploma III Teknik Mesin. Universitas Diponegoro. [3] Haryo Wibisono (2012)“Pengaruh Penambahan Carbon Nanotube Pada Kekuatan Mekanik Komposit Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Resin Epoksi”. Skripsi. UI Depok. [4] Matthews, F.L., Rawlings, RD., 1993,”Composite Material Enginee ring And Science,Imperial College Of Science, Technology And Medi-cine, London, UK. [5] Nuryanto, (2000), Sain (1994), Feris Firdaus Fajriyanto (20052006),”Composit TKKS dengan pp papan partikel”. [6] Paryanto Dwi Setyawan dkk, (2012), Hartomo, (1992)”Pengaruh Orientasi dan Fraksi Volume Serat Daun Nanas ( Ananas Comosus ) Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Polyester Tak Jenuh ( UP)”. [7] Schwartz (1984), Gibson (1994)”Pengaruh Ukuran Serbuk Aren Terhadap Kekuatan Bending, Densitas dan Hambatan Panas Komposit Semen – Serbuk Aren (Arenga Pinnata)”, Universitas Sumatra Utara. [8] Schwartz, M.M. (1984).”Composite Materials Handbook”. New York: McGraw-Hill Inc. [9] Safran 2014.“Analisa Kekuatan Tarik Dan Impak Material Komposit Dengan Variasi Ukuran Panjang Serat TKKS Yang Disusun Sejajar Dalam Matriks Resin Polyester”. Skripsi. UBH Padang.
[10] Yudo Hartono dkk.2008.“Analisa Teknis Kekuatan Mekanis Material Komposit berpenguat Serat Ampas Tebu (Baggase) Ditinjau dari Kekuatan Tarik dan Impak”. Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro