ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail:
[email protected] ABSTRAK Komoditas jagung (Zea mays) merupakan salah satu komoditas strategis karena merupakan bahan makanan penghasil karbohidrat kedua setelah padi. Permasalahan utama dalam usahatani jagung adalah rendahnya produksi jagung karena kepemilikan luas lahan yang terbatas oleh petani, penggunaan benih yang berlebihan, penggunaan pupuk yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi tingkat produksi pada usahatani jagung, dan (2) Menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani jagung. Berdasakan hasil analisis yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh dari penelitian ini, faktor produksi yang berpengaruh nyata pada usahatani jagung adalah luas lahan, benih, dan pupuk kandang. Pengukuran efisiensi menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) menunjukkan bahwa usahatani jagung di daerah penelitian belum mampu mencapai performansi tingkat efisiensi yang full-efisien secara teknis, karena rata-rata efisiensi teknis yang dicapai sebesar 87 %, dengan kisaran antara 40,3% hingga 100%. Nilai inefisiensi teknis rata-rata adalah sebesar 13%. Hal ini mengindikasikan masih adanya peluang bagi petani jagung untuk untuk meningkatkan hasil produksinya dengan mengoptimalkan faktor-faktor produksi yang dimiliki. Kata Kunci : Jagung, faktor produksi, efisiensi teknik dalam memperoleh pangan yang cukup
PENDAHULUAN Pembangunan tahun
pertanian
2005–2009
terwujudnya
pertanian
pemantapan
periode
dan
tercapainya
sasaran
ketersediaan
pangan tingkat nasional.
Komoditas
diarahkan
pada
tangguh
untuk
jagung tergolong komoditas yang strategis
pangan,
karena memenuhi kriteria antara lain
ketahanan
peningkatan nilai tambah dan daya saing
memiliki
pengaruh
produk
komoditas
pangan
pertanian,
serta
peningkatan
terhadap lainnya,
harga memiliki
kesejahteraan petani melalui salah satu
prospek yang cerah, memiliki kaitan ke
program utama yaitu program peningkatan
depan dan ke belakang yang cukup baik
ketahanan pangan (Departemen Pertanian,
(Suwito, 1996). Dari segi konsumsi,
2005).
jagung merupakan substitusi bagi beras
Tujuan
ketahanan memfasilitasi
program
pangan
peningkatan
adalah
terjaminnya
untuk
dan ubi kayu. Bagi orang Indonesia jagung
masyarakat
merupakan bahan makanan pokok kedua 72
setelah
beras.
segi
penelitian mengenai faktor-faktor yang
berkompetisi
mempengaruhi produksi tidak terlepas dari
dengan pangan lainnya dalam penggunaan
faktor penggunaan luas lahan maupun
sumber daya lahan terutama pada lahan
input
kering. Dengan demikian dapat dikatakan
tersebut
bahwa
penelitian mengenai seberapa jauh petani
produksi,
Sedangkan
jagung
baik
dari
saling
langsung
maupun
tidak
usahatani. sangat
langsung perkembangan harga jagung akan
jagung
ikut
sumberdaya
mempengaruhi
harga
komoditas-
komoditas
lain
secara
umum
setidaknya
bagi
beberapa
Berdasarkan penting
mampu
uraian
dilakukan
mengalokasikan
yang
dimiliki
untuk
atau
memperoleh produksi yang maksimum
komoditas
sehingga dapat meningkatkan pendapatan
tanaman pangan. Peningkatan kebutuhan
petani.
jagung di dalam negeri berkaitan erat
Pendekatan yang digunakan untuk
dengan perkembangan industri pangan dan
analisis efisiensi teknis penggunaan faktor
pakan. Untuk pangan, jagung lebih banyak
produksi
dikonsumsi dalam bentuk produk olahan
menggunakan
atau bahan setengah jadi seperti bahan
Envelopment Analysis). Dengan demikian
campuran pembuatan kue, bubur instan,
penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1)
campuran kopi dan produk rendah kalori.
Menganalisis Faktor-faktor produksi yang
Konsumsi per kapita jagung dalam negeri
mempengaruhi tingkat produksi di daerah
untuk pangan mencapai 15 kg, sedangkan
penelitian,
(2)
untuk pakan mencapai 22,5 kg (Suprapto
efisiensi
penggunaan
dan Marzuki, 2005). Hingga saat ini
produksi pada usahatani jagung di daerah
produksi jagung di dalam negeri belum
penelitian.
pada
usahatani
metode
DEA
Menganalisis
jagung (Data
tingkat
faktor-faktor
mampu memenuhi kebutuhan sehingga sebagian diimpor.
METODE PENELITIAN
Untuk dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas
diperlukan
Lokasi penelitian dilakukan secara
berbagai informasi terkait dengan faktor-
sengaja (purposive) yaitu di Desa Sukolilo
faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi
Kecamatan Wajak Kabupaten Malang,
dan
Faktor
dengan pertimbangan bahwa Desa Sukolilo
penting dalam pengelolaan sumberdaya
merupakan salah satu desa yang memiliki
produksi adalah faktor alam (lahan),
karakteristik masyarakat yang sebagian
modal, tenaga kerja, dan faktor manajemen
besar bermata pencaharian sebagai petani.
(Soekartawi,
Selain itu, pemilihan lokasi didasarkan atas
produktivitas
1990).
maka
Lokasi dan Waktu Penleitian
itu
sendiri.
Oleh
karena
itu 73
pertimbangan bahwa di Desa Sukolilo
faktor produksi yang berpengaruh nyata
Kecamatan
terhadap hasil produksi tanaman jagung di
Wajak
mempunyai
sumberdaya alam yang potensial untuk
Desa
pengembangan
dibandingkan
Kabupaten Malang. Model fungsi produksi
dengan kecamatan lain,. Oleh karena
yang digunakan adalah Cobb-Douglas.
itulah, desa ini dijadikan lokasi studi kasus
Fungsi produksi ini sesuai dengan produksi
bagi penelitian ini. Penelitian ini dilakukan
di bidang pertanian. Dari kerangka konsep
mulai bulan Juli hingga Desember 2010.
penelitian dijelaskan bahwa faktor-faktor
Pemilihan
produksi
jagung
responden
(sample)
yang
Sukolilo
Kecamatan
yang
digunakan
jagung
dan
Wajak
dalam
digunakan pada penelitian ini adalah 35
berusahatani
bepengaruh
orang petani jagung yang dipilih secara
terhadap produksi adalah luas lahan, benih,
acak sederhana (simple random sampling).
pupuk urea, pupuk kandang, pestisida, dan tenaga kerja. Fungsi produksi Cobb-
Data dan Sumber Data Data
yang
Douglas dapat dinyatakan sebagai berikut :
digunakan
dalam
Ln Y =Ln β0 + β1LnX1 + β2LnX2 +
penelitian ini adalah data primer dan data
β3LnX3 + … + βnLnXn + u
sekunder. Data primer diperoleh melalui
Dimana :
wawancara, dengan menggunakan daftar pertanyaan
dalam
bentuk
Y = Jumlah total produksi (kg)
pertanyaan
β0 = Konstanta
terstruktur (kuisioner), terhadap 35 petani
βi = Elastisitas produksi faktor produksi
jagung di daerah penelitian. Data sekunder
jagung ke-i (i = 1,2,3,4,…)
berupa data atau dokumen yang berasal dari
buku,
internet,
instansi
X1 = Luas lahan yang digunakan (m2)
terkait,
X2 = Penggunaan benih (kg)
penelitian terdahulu yang terkait dengan
X3 = Penggunaan pupuk urea (kg)
bahan penelitian. Data yang diperoleh
X4 = Penggunaan pupuk kandang (kg)
diantaranya adalah data produksi jagung
X5 = Penggunaan pestisida (l)
dari BPS, dan profil Desa Sukolilo.
X6 = Penggunaan tenaga kerja (HOK)
Metode Analisis
u = Peubah acak (u ≤ 0 )
Metode analisis dalam penelitian ini
mencakup
produksi
yang
analisis
Pengukuran efisiensi diukur dengan
faktor-faktor
berpengaruh
menggunakan analisis Data Envelopment
terhadap
Analysis (DEA) memiliki karakter yang
usahatani jagung dan efisiensi teknis
berbeda dengan konsep efisiensi pada
usahatani jagung. Analisis regresi fungsi
umumnya. Pertama, efisiensi yang diukur
produksi digunakan untuk menguji faktor-
bersifat 74
teknis,
bukan
alokatif
atau
ekonomis. Artinya, analisis DEA hanya
agar
memperhitungkan nilai absolute dari suatu
produksi.
variabel. Oleh karenanya dimungkinkan
parametrik memiliki keunggulan tidak
suatu pola perhitungan kombinasi berbagai
memerlukan penentuan fungsi produksi
variabel dengan satuan yang berbeda-beda.
sehingga
Kedua, nilai efisiensi yang dihasilkan
digunakan (Coelli, 1998). Selain itu, DEA
bersifat relatif atau hanya berlaku dalam
dapat digunakan pada multi output dan
lingkup petani jagung yang menjadi Unit
multi input. Setiap unit kegiatan ekonomi,
Kegiatan
dimana dalam penelitian ini merupakan
Ekonomi
(UKE)
yang
memenuhi
asumsi
Sebaliknya,
lebih
dasar
fungsi
metode
non-
fleksibel
dan
mudah
diperbandingkan tersebut.
usahatani jagung, menggunakan 6 jenis
Model DEA digunakan sebagai perangkat
input produksi, yakni ; luas lahan, benih
untuk
setidaknya
jagung, pupuk urea, pupuk kandang,
keunggulan
pestisida nabati, dan tenaga kerja, serta
mengukur
memiliki
kinerja
beberapa
dibandingkan model lain. Keunggulan
menghasilkan
tersebut antara lain :
produksi jagung.
1
jenis
output
yakni
1. Model DEA dapat mengukur banyak variabel input dan banyak variabel output.
HASIL DAN PEMBAHSAN
2. Tidak diperlukan asumsi hubungan
Analisis Faktor Produksi
fungsional antara variabel-variabel yang
Analisis faktor produksi tanaman
diukur.
jagung ini digunakan untuk mengetahui
3. Variabel
dapat
faktor-faktor apa saja yang berpengaruh
memiliki satuan pengukuran yang berbeda.
secara nyata terahadap hasil produksi
Pendekatan parametrik memiliki
jagung. Fungsi produksi yang digunakan
keunggulan
input
yakni
dan output
dalam
pengukuran
dalam penelitian ini adalah model fungsi
inefisiensi melibatkan noise. Akan tetapi,
produksi
Cobb-Douglas.
Perhitungan
pendekatan parametrik ini membutuhkan
analisis fungsi produksi usahatani jagung
penentuan bentuk fungsi produksi yang
dapat dijelaskan pada Tabel 1 di bawah ini :
digunakan seringkali harus dipaksakan Tabel 1 Hasil Analisis Regresi terhadap Fungsi Produksi Usahatani Jagung Variabel Konstanta Luas Lahan (LnX1) Benih (LnX2) Pupuk Urea (LnX3)
Koefisien regresi 1,680 0,862 0,213 -0,028
Statistic-t 2,545 7,552 4,213 -0,667
75
Sig.t 0,030 0,000* 0,005* 0,745
Variabel
Koefisien regresi
Pupuk Kandang (LnX4) Pestisida (LnX5) Tenaga Kerja (LnX6)
0,085 0,067 -0,034
Statistic-t
Sig.t *
3,285 1,388 -0,649
R2 Statistic – F DW - Statistis Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
0,042 0,274 0,688
0,968 117,342 1,942
Keterangan :
besar
* : signifikan pada taraf kesalahan sebesar
dibandingkan faktor produksi lainnya.
0,05 (5%) Berdasarkan
terhadap
Sementara hasil
pada
Tabel
itu,
produksi
faktor
jagung
luas
lahan,
12,
penggunaan benih, penggunaan pupuk
persamaan regresi yang terbentuk adalah
kandang dan pestisida memiliki hubungan
sebagai berikut :
yang positif sedangkan faktor penggunaan
LnY = 1,680 + 0,862LnX1 + 0,213LnX2 -
pupuk urea dan tenaga kerja memiliki
0,028LnX3 + 0,085LnX4 + 0,067LnX5 -
hubungan yang negatif terhadap produksi
0,034LnX6
jagung yang dihasilkan.
Di mana :
Analisis
LnY : Hasil Produksi Jagung (Kg)
Jagung
LnX1 : Luas Lahan (m2)
Efisiensi
Teknis
Usahatani
Analisis efisiensi teknis dilakukan
LnX2 : Benih (Kg)
melalui pendekatan Data Envelopment
LnX3 : Pupuk Urea (Kg)
Analysis (DEA) dengan orientasi input dan
LnX4 : Pupuk Kandang (Kg)
variable return to scale. Variabel output
LnX5 : Pestisida (L)
yang digunakan yaitu hasil produksi
LnX6 : Tenaga Kerja (HOK)
jagung (Y), sedangkan variabel input yang
Faktor-faktor
produksi
yang
digunakan adalah luas lahan (X1), benih
digunakan dalam usahatani jagung di
(X2), pupuk urea (X3), pestisida (X4), dan
daerah penelitian adalah luas lahan, benih,
tenaga kerja (X5). Berdasarkan hasil
pupuk urea, pupuk kandang, pestisida dan
perhitungan menggunakan DEAP versi
tenaga kerja. Dari keenam variabel tersebut
2.1, diperoleh hasil yang menunjukkan
yang berpengaruh nyata pada usahatani
bahwa
jagung adalah luas lahan, benih, pupuk
memiliki nilai efisiensi sama dengan satu
kandang. Hal ini berarti bahwa dengan
sebesar
adanya penambahan luas lahan, benih,
persentase responden yang memiliki nilai
pupuk kandang akan berpengaruh lebih
efisiensi kurang dari satu sebesar 58,06 76
persentase
41,94
responden
persen,
yang
sedangkan
persen dari total responden (untuk model
to
DEA VRS). Nilai efisiensi teknis petani
peningkatan output lebih besar daripada
jagung di Desa Sukolilo bervariasi antara
peningkatan input. Sedangkan petani yang
40,3 persen hingga 100 persen (Tabel 2).
berada
Output
dari
pengembaliannya (decreasing return to
perhitungan dengan menggunakan Data
scale) berada di posisi dimana peningkatan
Envelopment
yaitu
output lebih kecil daripada peningkatan
yang
input produksi. Petani responden yang
menunjukkan kecenderungan tren pada
tergolong pada increasing return to scale
petani di lokasi penelitian tergolong pada
(IRS) sebanyak 18 orang (58,06 persen),
increasing
(IRS),
sebanyak 3 orang (9,68 persen) tergolong
decreasing return to scale (DRS), atau
pada decreasing return to scale (DRS),
constant return to scale (CRS). Petani
dan sebanyak 10 orang (32,26 persen)
yang berada pada posisi meningkatkan
tergolong pada constant return to scale
skala pengembaliannya (increasing return
(CRS).
lain
yang
diperoleh
Analysis
diperolehnya
(DEA)
keterangan
return
to
scale
scale)
berada
pada
posisi
di
posisi
dimana
penurunan
skala
Tabel 2. Efisiensi Teknis Model VRS Usahatani Jagung No.
Nama UKE
Nilai Efisiensi Teknis (%)
Keterangan
Skala Efisiensi
1.
UKE 1
88,4
Tidak Efisien
IRS
2.
UKE 2
95,4
Tidak Efisien
IRS
3.
UKE 3
100
Tidak Efisien
IRS
4.
UKE 4
100
Efisien
CRS
5.
UKE 5
100
Efisien
CRS
6.
UKE 6
64,7
Tidak efisien
IRS
7.
UKE 7
71,4
Tidak efisien
IRS
8.
UKE 8
100
Efisien
CRS
9.
UKE 9
78,4
Tidak Efisien
IRS
10.
UKE 10
100
Efisien
CRS
11.
UKE 11
100
Efisien
CRS
12.
UKE 12
100
Efisien
CRS
13.
UKE 13
62,8
Tidak Efisien
IRS
14.
UKE 14
100
Efisien
CRS
15.
UKE 15
100
Efisien
IRS
16.
UKE 16
58,3
Tidak Efisien
IRS
77
No.
Nama UKE
Nilai Efisiensi Teknis (%)
Keterangan
Skala Efisiensi
17.
UKE 17
40,3
Tidak Efisien
IRS
18.
UKE 18
61,8
Tidak Efisien
IRS
19.
UKE 19
100
Efisien
DRS
20.
UKE 20
100
Efisien
CRS
21.
UKE 21
92,5
Tiadak Efisien
IRS
22.
UKE 22
99,6
Tidak Efisien
IRS
23.
UKE 23
98,3
Tidak Efisien
IRS
24.
UKE 24
69,3
Tidak Efisien
DRS
25.
UKE 25
100
Efisien
CRS
26.
UKE 26
85,8
Tidak Efisien
IRS
27.
UKE 27
73,9
Tidak Efisien
DRS
28.
UKE 28
76,4
Tidak Efisien
IRS
29.
UKE 29
88,2
Tidak Efisien
IRS
30.
UKE 30
100
Efisien
CRS
31.
UKE 31
90,1
Tidak Efisien
IRS
Rata-rata
87 %
Minimum
40,3 %
Maksimum Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
100 %
Pengukuran efisiensi menggunakan Data
(DEA)
petani yang beroperasi pada skala DRS
menunjukkan bahwa usahatani jagung di
dapat beroperasi secara optimal (CRS),
daerah penelitian belum mampu mencapai
maka petani dapat melakukan minimalisasi
performansi
yang
penggunaan input. Sedangkan petani yang
fullefisien secara teknis, karena rata-rata
beroperasi pada skala IRS dapat beroperasi
efisiensi teknis yang dicapai sebesar 87 %,
secara optimal (CRS), maka petani dapat
dengan kisaran antara 40,3% hingga 100%.
mengoptimalkan penggunaan input yang
Hal ini mengindikasikan masih adanya
dimiliki.Selain itu, dalam analisis DEA
peluang bagi petani jagung untuk untuk
(Data Envelopment Analysis) responden
meningkatkan hasil produksinya dengan
yang
mengoptimalkan
perbandingan
yang
Envelopment
tingkat
dimiliki,
Analysis
pengolahan lahan. Return to Scale). Agar
efisiensi
faktor-faktor misalnya
produksi penerapan
sudah
teknologi, penggunaan mesin traktor pada
tidak
efisien
memperbaiki 78
efisien
dapat
dengan secara
melakukan
responden
yang
teknis
untuk
penggunaan
input-input
produksinya.
Petani
responden
yang
kerja memiliki hubungan yang negatif
memiliki nilai efisiensi sama dengan satu
terhadap produksi jagung yang dihasilkan.
merupakan petani yang memiliki kinerja
2. Pengukuran efisiensi menggunakan Data
terbaik
Envelopment
apabila
responden
dibandingkan
lainnya.
Petani
dengan
Analysis
(DEA)
responden
menunjukkan bahwa usahatani jagung di
dengan kinerja terbaik ini akan dijadikan
daerah penelitian belum mampu mencapai
sebagai pembanding (benchmark) bagi
performansi tingkat efisiensi yang full-
responden lainnya. Berdasarkan Tabel 1.,
efisien secara teknis, karena rata-rata
terlihat bahwa petani responden nomor
efisiensi teknis yang dicapai sebesar 87%,
satu (yang belum efisien secara teknis)
dengan kisaran antara 40,3% hingga 100%.
dapat dibandingkan dengan tiga petani
Nilai inefisiensi teknis rata-rata adalah
responden lainnya yang telah efisien secara
sebesar 13%. Hal ini mengindikasikan
teknis.
masih adanya peluang bagi petani jagung untuk
KESIMPULAN Berdasakan hasil analisis yang
untuk
meningkatkan
hasil
produksinya
dengan
mengoptimalkan
faktor-faktor
produksi
yang
dimiliki,
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
misalnya penerapan teknologi, penggunaan
beberapa hal dari penelitian ini, yaitu :
mesin traktor pada pengolahan lahan.
1. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam
usahatani
jagung
di
daerah
SARAN
penelitian adalah luas lahan, benih, pupuk
Beberapa saran yang diajukan berkenaan
urea, pupuk kandang, pestisida dan tenaga
dengan hasil penelitian ini adalah sebagai
kerja. Dari keenam variabel tersebut yang
berikut :
berpengaruh nyata pada usahatani jagung
1.
Untuk mengatasi kurang optimalnya
adalah luas lahan, benih, pupuk kandang.
penggunaan faktor produksi luas lahan
Hal ini berarti bahwa dengan adanya
dapat
penambahan luas lahan, benih, pupuk
budidaya dan pengolahan tanah. Hal
kandang akan berpengaruh lebih besar
ini disebabkan karena perluasan lahan
terhadap produksi jagung dibandingkan
pertanian di daerah penelitian sulit
faktor produksi lainnya. Sementara itu,
dilakukan. Selain itu perluasan lahan
faktor luas lahan, penggunaan benih,
tidak
penggunaan pupuk kandang dan pestisida
produksi
dan
memiliki hubungan yang positif sedangkan
apabila
sistem
faktor penggunaan pupuk urea dan tenaga
pengelolaan tanahnya kurang baik. 79
dilakukan
akan
perbaikan sistem
mampu
meningkatkan
keuntungan
petani
budidaya
dan
2.
Perlu
dilakukan
mengefisienkan produksi
dalam
upaya
Departemen Pertanian. 2002. Pedoman Umum Pemanfaatan Bantuan Langsung Masyarakat. Departemen Pertanian, Jakarta.
untuk
penggunaan
faktor
usahatani
jagung
mengingat bahwa di daerah penelitian
Soekartawi, 1990. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Rajawali Press, Jakarta.
belum mampu mencapai full efisien secara teknis.
Suprapto, H.S dan A.R Marzuki. 2005. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Coelli, Timothy J., Rao, DS Prasada., O’Donell, Christopher J., Battesse, George E. 1998. An Introduction to Efficiency and Productivity Analysis. Springer. USA.
Suwito. 1996. Sosiolinguistik. Surakarta: UNS Press
80