ANALISA FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMLIH MIE INSTANT Heru Saputra1, Noviyarsi2, M. Nursyaifi Yulius3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] Abstract Product instant noodle is known as one of the fast food products are becoming increasingly popular with students because of its simplicity in terms of presentation. This study aims to analyze the factors that affect students in choosing instant noodles and determine the dominant factors that affect students in choosing instant noodles. From the results of the questionnaire were distributed there are 17 variables that affect students in choosing instant noodles. This research was conducted using factor analysis method obtained 4 factors that affect students in choosing instant noodles with 7 variable shaper that has been extracted. The conclusion of this study is there are 4 factors: the first factor varied and durable with a variable amount of content diversity, saving the monthly expenses, it can be for stock and durable, factor II financial financial variables that have been depleted, the third factor with variable flavor variations taste tasty, economical prices, and factor IV with variable brand famous brand and the dominant factors that affect students in choosing instant noodles is the first factor varied and durable. Key words : Analyze Factor, Variable, Instant Noodle 1.
Banyaknya jenis dan merek mie
PENDAHULUAN Produk
mie
instan
sebagaimana
instant
seperti
Indomie,
Mie
Sedaap,
diketahui adalah salah satu produk makanan
Supermie dan lain-lain, membuat konsumen
cepat saji yang semakin lama semakin
memiliki banyak pilihan dalam memilih mie
banyak
karena
instant tersebut. Banyak juga merek mie
penyajiannya.
instant yang tidak laku atau kurang laku
Demikian juga bagi kalangan mahasiswa
dipasaran dikarenakan kemasan yang kurang
yang sebagian besar berdomisili jauh dari
baik, warna, aroma, promosi dan harga.
orang tua, produk ini merupakan makanan
Untuk itu produsen mie instant harus
cepat saji yang biasa dikonsumsi karena
mengetahui
harganya yang terjangkau, mudah didapatkan
mempengaruhi konsumen dalam memilih
dan sifatnya yang tahan lama. Berkaitan
mie instant.
digemari
kemudahan
dalam
masyarakat hal
faktor
–
faktor
yang
dengan hal tersebut, Tatang Taufik (1995)
Sebagaimana yang telah diuraikan
berpendapat bahwa pemahaman terhadap
diatas, bahwa ada banyak faktor yang
dimensi-dimensi sebuah produk merupakan
mempengaruhi konsumen dalam memilih
langkah awal dalam memilih suatu produk.
mie instant sesuai dengan persepsi masingmasing
konsumen.
Diantaranya
yang
mempengaruhi
konsumen
adalah
harga,
kemasan, aneka rasa dan sebagainya. Meskipun
banyak
memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar
keinginan
belanja. Dengan kata lain, sebuah
konsumen dalam memilih mie instant namun
pajangan
pada akhirnya akan diperoleh salah satu atau
seseorang
beberapa poin yang akan mendominasi dalam
memicu pembelian.
pandangan konsumen ketika dihadapkan
dapat akan
2. Perilaku
mengingatkan kebutuhan
pembelian
dan
pengurangan
pada tawaran yang tidak bisa dipenuhi semua
disonansi, bermaksud untuk membeli
keinginannya. Dengan mengingat banyaknya
produk
produk-produk mie instant yang mempunyai
pemilihan merek ditunda sampai saat
kelebihan dan kekurangan maka perusahaan
pembelajaran. Keputusan akhir dapat
harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang
dipengaruhi oleh diskon harga atau
akan
display produk.
dipertimbangkan
konsumen
dalam
memilih mie instant.
yang
sudah
ada
tetapi
3. Perilaku pembelian karena kebiasaan,
Tujuan yang diharapkan pada penelitian
baik produk dan merek yang sudah
ini adalah menganalisa faktor-faktor yang
dipilih sebelumnya. Konsumen tidak
mempengaruhi mahasiswa dalam memilih
membentuk pendirian yang kuat atas
mie instan dan mengetahui faktor dominan
suatu merek ; sebaliknya, mereka
yang
memilihnya karena merek tersebut
mempengaruhi
mahasiswa
dalam
memilih mie instant.
akrab dengan mereka. 4. Perilaku pembelian yang mencari
2.
STUDI LITERATUR
variasi, beberapa situasi pembelian
Pengambilan keputusan konsumen
ditandai oleh keterlibatan konsumen
berbeda-beda,
bergantung
pada
jenis
yang rendah namun perbedaan merek
keputusan pembelian. Pembelian yang rumit
yang signifikan. Dalam situasi ini
dan mahal mungkin melibatkan banyak
konsumen
sering
melakukan
pertimbangan pembeli. Assael membedakan
perpindahan
merek.
Perpindahan
empat jenis perilaku pembelian konsumen
merek terjadi karena variasi dari pada
berdasarkan tingkat keterlibatkan pembeli
ketidakpuasan.
dan tingkat diferensiasi merek dalam (Kolter, 1997) yaitu:
2.1 Proses Keputusan Pembelian
1. Perilaku pembelian yang rumit, baik
Keputusan seorang pembeli juga
produk dan merek dipilih di tempat
dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya,
pembelian.
termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi.
Konsumen
sering
2
Perilaku konsumen akan menentukan proses
keputusan
pengambilan keputusan dalam melakukan
membentuk
pembelian.
beberapa merek yang tersedia.
Menurut Kolter (1997), ada beberapa
menyebabkan pilihan
konsumen
merek
diantara
5. Perilaku Pasca Pembelian
tahap dalam mengambil suatu keputusan
Setelah
membeli
untuk melakukan pembelian, antara lain:
konsumen
sebuah
mungkin
produk, mengalami
kebimbangan karena mengetahui bahwa ada Gambar 1. Perilaku Keputusan Pembelian Model Lima Tahap
perlu
melakukan proses pembelian, dimana
2.2
Seorang selalu mempunyai minat atau mencari
informasi.
Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan tersedia
maka
konsumen
akan
bersedia untuk membelinya. Konsumen akan mempunyai pilihan tepat
pilihan
Yang
Mempengaruhi
Produk
dan
membuat
Kotler, semua produk pada dasarnya adalah sebuah
merek.
Untuk
meningkatkan
penjualan, perusahaan harus memberikan keunikan atau ciri khas dari produk. Salah satunya yaitu kemasan dan merek produk yang mempunyai peranan penting dalam penjualan. Dimana kemasan dan merek
3. Evaluasi Alternatif yang
menguatkan
Menurut pakar pemasaran Philip
2. Pencarian Informasi
itu
dalam
Konsumen Dalam Memilih Suatu
atau kebutuhan.
untuk
komunikasi
untuk
Faktor
pembeli akan mengenali suatu masalah
dorongan
memiliki
konsumen.
1. Pengenalan Masalah dalam
adanya
tersebut
dalam proses pembelian suatu produk, yaitu: terpenting
yang
pemasaran dan evaluasi tentang produk
konsumen harus melalui lima urutan tahap
faktor
sejenis
kualitas lebih baik. Dalam hal ini maka
Gambar diatas menunjukkan bahwa
Merupakan
produk
pilihan
alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya. 4. Kepuasan Pembelian Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan umtuk membeli. Penilaian
bukan hanya sebagai pembungkus dan nama saja, tetapi juga bisa dijadikan sebagai salah satu
alat
promosi
efektif
yang
dapat
memberikan informasi kepada konsumen mengenai produk perusahaan. Untuk itu dalam membuat kemasan harus dibuat sebagus konsumen
mungkin. tertarik
Salah
satu
membeli
alasan produk
dikarenakan kemasan yang menarik. 3
Berikut
adalah
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi konsumen dalam membeli
Lingkungan Sekitar, (5) Pengaruh Keluarga dan (6) Kebutuhan Individu.
suatu produk yaitu : (1) Merek, (2) Loyalitas Terhadap Suatu Merek, (3) Iklan, (4) 3.
METODOLOGI
Gambar 2. Metodologi Penelitian
HASIL dan PEMBAHASAN
terlebih dahulu kemudian baru dilanjutkan
4.1 Uji Coba Penyebaran Kuesioner
dengan pembuatan kuesioner penelitian yang
4.
Sebelum
penyebaran
kuesioner,
terdiri atas 17 pertanyaan yang ada.
terlebih dahulu dilakukan uji coba kuesioner yang bertujuan untuk menentukan apakah instrumen yang digunakan dalam pembuatan
4.2
Uji Validitas Uji
validitas ketepatan
berfungsi dan
untuk
sahih dan andal atau tidak. Uji coba
mengetahui
ketelitian
kuesioner mengambil 30 responden untuk
pengukuran dari suatu alat ukur dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan kuesioner.
mengukur sesuatu sesuai dengan konsep
Uji coba penyebaran kuesioner ini dilakukan
yang ingin diukur. Semakin tinggi tingkat
dengan pembuatan kuesioner pendahuluan
validitas suatu alat ukur maka semakin tepat 4
pula suatu alat ukur tersebut dalam mencapai
positif dan nilai hitung > dari nilai r tabel
sasaran.
yaitu 0.361 untuk taraf signifikan 5% dengan
Uji validitas dilakukan terhadap 30
jumlah sampel 30 buah.
responden, karena jumlah minimum 30 ini diharapkan
distribusi
nilai
akan
lebih
4. 3 Uji Reliabilitas
mendekati kurva normal.
Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi
Tabel 1. Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner
varibel 1 2
r hitung 2.99 7.90
r tabel 0.361 0.361
Keterangan Valid Valid
3
1.27
0.361
Valid
4 5 6 7 8
3.01 4.18 6.72 7.40 4.38
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Valid Valid Valid Valid Valid
9 10 11 12 13 14 15
8.27 1.49 4.81 6.40 8.47 1.76 1.19
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
16 17
4.78 1.85
0.361 0.361
Valid Valid
Berdasarkan
uji
validitas
suatu instrument ukur didalam mengukur konsep
yang
sama.
Berdasarkan
uji
reliabilitas, butir-butir valid tersebut adalah reliabel jika membandingkan nilai r tabel dengan r alpha, diketahui nilai r alpha cronbach’s = 0.764, nilai Cronbach's Alpha Based on Standardized Items = 0.736. Berdasarkan tabel SPSS tersebut dapat dinyatakan reliabel. Tabel 2. Reliability Statistic Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .764
yang
dilakukan dengan bantuan software SPSS menggunakan koefisien korelasi bivariat (product moment) karena teknis korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dua variabel bila data berbentuk internal dan ratio (Sugiono, 2003). Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi masing-masing variabel dari skor total. Disimpulkan bahwa secara statistik hasil dari 17 butir pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner adalah valid dilihat
4.4
N of Items
.736
17
Perhitungan Analisa Faktor Variabel yang didapatkan setelah uji
validitas
dan
reliabilitas
kemudian
dilanjutkan ke analisis faktor. Menurut Dillon
dan
Goldstein,
penyederhanaan
jumlah variabel yang cukup besar menjadi beberapa
kelompok
yang
lebih
kecil
dilakukan dengan analisis faktor, yaitu berdasarkan faktor yang sama dengan tetap mempertahankan
sebanyak
mungkin
informasi aslinya.
dari r hasil untuk tiap item (variabel) bernilai 5
Tujuan dilakukannya analisis faktor ini adalah untuk penyederhanaan jumlah variabel
yang
didapatkan
variabel
sehingga
sebanyak
memudahkan
Tabel 3. KMO and Barlett’s Test
17
untuk
melakukan analisis dan mendapatkan faktor-
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih
mie
instant.
Analisis
faktor
Hasil
.528 317.270
Df
136
Sig.
.000
pengujian
memperlihatkan
Principal
bahwa nilai KMO and Barlett’s Test sebesar
Component Analysis dan metode rotasi
0.528 dengan Sig a sebesar 0.000. Hal ini
Varimax dengan kriteria dari Kaiser yaitu
berarti bahwa ke 17 item layak digunakan
mengambil komponen yang mempunyai
untuk pengujian selanjutnya.
dilakukan
dengan
metode
Eigen Value > 1.Sebelum dilakukan analisis faktor perlu diuji kelayakan dari masingmasing variabel untuk membentuk faktor sehingga memberikan hasil yang lebih signifikan.
Analisis
anti
image
correlation
merupakan model yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya sebuah variabel untuk dapat diproses dalam analisis faktor. Variabel yang diikutsertakan adalah
4.4.1 Analysis KMO and Bartlett’s Test Sebelum dilakukan pengujian analisis faktor perlu dilakukan pengujian KMO and Bartlett’s
4.4.2 Analisis Anti Image Correlation
Test
yang
berguna
untuk
menentukan kelayakan dari setiap item yang akan diuji. Uji kelayakan ini bermaksuk
variabel
yang
memiliki
nilai
koefisien
korelasi ≥ 0.50. Hasil pengujian anti image correlation dapat dilihat pada lampiran. Rekapitulasi hasil pengujian anti image correlation dapat dilihat pada tabel 4.
untuk mengetahui apakah masing-masing item dapat digunakan untuk pengujian faktor analisis
atau
tidak.
Item-item
tersebut
dikatakan layak untuk diuji apabila nilai KMO and Barlett’s Test memberikan hasil besar
dari
0.05
(>0.05)
dengan
nilai
Sig.a<0.05. Hasil pengujian KMO and Barlett’s Test dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
6
Tabel 4. Hasil Pengujian Anti Image Correlation
Var X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17
Elemen Faktor
R
Membeli mie instant karena diajak dan dipengaruhi teman Membeli mie instant karena iklan atau dukungan promosi kepada konsumen Membeli mie instant karena rasanya yang enak Membeli mie instant karena kebutuhan Membeli mie instant karena adanya variasi rasa yang berbeda Membeli mie instant karena kemasan produknya yang menarik Membeli mie instant karena keuangan yang sudah menipis Membeli mie instant karena banyak konsumen lain yang membeli Membeli mie instant karena penyajiannya praktis Membeli me instant karena harganya ekonomis Membeli mie instant karena mereknya yang terkenal Membeli mie instant karena keanekaragaman jumlah isi Membeli mie instant karena menghemat pengeluaran perbulan Memutuskan untuk membeli mie instant karena menyukai jenis produk yang ditawarkan Memutuskan untuk membeli mie instant karena banyaknya toko atau tempat penjual mie instanrt Memutuskan untuk membeli mie instant karena adanya bahan tambahan seperti bawang goring dan keru[uk kriuk-kriuk Memutuskan untuk membeli mie instant karena bias untuk stok dan tahan lama
0.487 0.399 0.618 0.451 0.470 0.435 0.619 0.696 0.460 0.581 0.506 0.545 0.590 0.379 0.398 0.433 0.724
Tabel 4 memperlihatkan bahwa dari 17
menunjukkan bahwa ke 9 variabel tersebut
variabel yang diuji terdapat 9 variabel
harus dibuang dan tidak dimasukkan dalam
dengan nilai korelasi kecil dari 0.5 yaitu
pengujian selanjutnya sehingga variabel yang
variabel ke 1,2,4,5,6,9,14,15 dan16. Hal ini
diuji analisis faktor selanjutnya sebanyak 8 variabel seperti yang terlihat pada tabel 5.
Tabel 5. Variabel Dengan Nilai r > 0.5
Var X3 X7 X8 X10 X11 X12 X13 X17
Elemen Faktor
R
Membeli mie instant karena rasanya yang enak Membeli mie instant karena keuangan yang sudah menipis Membeli mie instant karena banyak konsumen lain yang membeli Membeli me instant karena harganya ekonomis Membeli mie instant karena mereknya yang terkenal Membeli mie instant karena keanekaragaman jumlah isi Membeli mie instant karena menghemat pengeluaran perbulan Memutuskan untuk membeli mie instant karena bias untuk stok dan tahan lama
4.4.3 Analysis Communalities Tahapan selanjutnya dalam analisis faktor adalah Analysis Communalities.
0.618 0.619 0.696 0.581 0.506 0.545 0.590 0.724
Menurut Santoso (2003), communalities merupakan model yang digunakan untuk mengetahui
faktor
yang
pertama
kali 7
terbentuk dalam menjelaskan variance dari
Tabel 6. Analysis Communalities Communalities
sebuah variabel. Jika masing-masing variabel penelitian saling berkorelasi, tentunya akan mempengaruhi analisis
akurasi
faktor.
dikatakan
hasil
Variabel
berkorelasi
X3 X7 X8 X10 X11 X12 X13 X17
pengujian pertanyaan
apabila
nilai
communalities besar dari 0.5. Hasil analisis communalities memperlihatkan
pada
tabel
bahwa
dibawah
terdapat
ini
semua
variabel dengan nilai > 0.5. Hal ini berarti menunjukkan semua variabel tersebut bisa dilanjutkan untuk analisis faktor, sehingga untuk analisis faktor dapat digunakan 8 variabel penelitian seperti yang terlihat pada tabel 6.
Initial
Extraction
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
.794 .572 .817 .727 .804 .664 .672 .618
Selanjutnya dilakukan analisis faktor untuk 8 variabel. Hasil analisis faktor untuk 8 variabel
didapatkan
nilai
communalities
untuk semua variabel > 0.5, sehingga ke 8 variabel digunakan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih
mie
instant.
Hasil
akhir
uji
communalities dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Hasil Akhir Uji Communalities Var X3 X7 X8 X10 X11 X12 X13 X17
4.4.4
Elemen Faktor Membeli mie instant karena rasanya yang enak Membeli mie instant karena keuangan yang sudah menipis Membeli mie instant karena banyak konsumen lain yang membeli Membeli me instant karena harganya ekonomis Membeli mie instant karena mereknya yang terkenal Membeli mie instant karena keanekaragaman jumlah isi Membeli mie instant karena menghemat pengeluaran perbulan Memutuskan untuk membeli mie instant karena bias untuk stok dan tahan lama
Faktor
Yang
Mempengaruhi
Konsumen Dalam Memilih Mie Instant Untuk yang
mendapatkan
mempengaruhi
faktor-faktor
konsumen
dalam
memilih mie instant, maka tahap selanjutnya
variance explainet . Total variance explainet menjelaskan jumlah faktor yang dihasilkan dari hasil extraksi. Hasil extraksi dari total variance explained dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
pada analisis faktor adalah ekstraksi variabelvariabel ke dalam faktor dengan total 8
Tabel 8. Total Variance Explained Total Variance Explained Extraction Sums of Squared Loadings
Initial Eigenvalues % of Varianc Cumulati Total e ve %
Compon ent 1 2 3 4 5 6 7 8
2.527 31.585 1.399 17.493 .975 12.182 .766 9.573 .696 8.699 .663 8.285 .523 6.533 .452 5.649
% of Varianc Cumulative e %
Total
31.585 49.078 61.260 70.833 79.532 87.818 94.351 100.000
Rotation Sums of Squared Loadings
2.527 31.585 1.399 17.493 .975 12.182 .766 9.573
% of Variance
Total
31.585 49.078 61.260 70.833
1.862 1.548 1.159 1.098
Cumulative %
23.279 19.350 14.484 13.720
23.279 42.629 57.113 70.833
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Tabel
total
variance
explained
Tabel 9. Rotated Component Matrix
memperlihatkan bahwa dari 8 variabel yang
Rotated Component Matrixa
mempengaruhi konsumen dalam memilih Component
mie instant terkelompok menjadi 4 faktor dengan total kumulasi variance sebesar
1
2
3
4
.828
.219
70.833%. Hal ini memperlihatkan bahwa ke
X3
-.166
-.179
4 faktor memberikan kontribusi sebesar
X7
.311
.631
-.074 -.268
X8
-.047
-.899
.028 -.072
X10
.441
.433
.587 -.020
X11
-.011
-.106
.218
.863
X12
.571
.266
-.271
.441
X13
.778
.199
X17
.781
.041
70.833%
terhadap
faktor
yang
mempengaruhi konsumen yang memilih mie instant dengan kontribusi terbesar diberikan oleh faktor 1 sebesar 23.279%. Penentuan
komponen-komponen
.026 -.161 -.013
.079
pembentuk masing-masing faktor didapatkan dari
hasil
Rotated
Component
Matrix.
Berdasarkan hasil Rotated Component
nilai
Matrix dilakukan pengelompokkan variabel
loading faktor yang memberikan kontribusi
ke masing-masing faktor yang dibentuknya.
terbesar pada faktor yang dibentuknya. Hasil
Hasil akhir analisis faktor dapat dilihat pada
Rotated Component Matrix
tabel 10.
Pengelompokkan
didasarkan
pada
dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
9
Tabel
10.
Pengelompokkan
Variabel
1.
Pembentuk Faktor Faktor
Faktor 3 Faktor 4
mempengaruhi
terdapat 4 faktor baru yang terbentuk
Nilai Loading
X12 Membeli mie instant karena keanekaragaman jumlah isi X13 Membeli mie instant karena menghemat pengeluaran perbulan X17 Memutuskan untuk membeli mie instant karena bisa untuk stok dan tahan lama X7 Membeli mie instant karena keuangan yang sudah menipis X3 Membeli mie instant karena rasanya yang enak X10 Membeli mie instant karena harganya ekonomis X11 Membeli mie instant karena mereknya yang terkenal
Faktor 2
yang
mahasiswa dalam memilih mie instant
Variabel
Faktor 1
Faktor-faktor
yaitu:
0.571 0.778 0.781
a. Faktor I Bervariasi dan Tahan Lama - Keanekaragaman jumlah isi - Menghemat pengeluaran bulanan - Bisa untuk stok dan Tahan lama b. Faktor II Keuangan - Keuangan yang sudah menipis
0.631
c. Faktor III Variasi Rasa 0.828 0.587
- Rasanya yang enak - Harganya yang ekonomis d. Faktor IV Merek
0.863
- Merek yang terkenal
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 1 variabel yang mempunyai nilai loading yang kurang dari 0.5 yaitu pada variabel 8 dimana membeli mie instant karena banyak konsumen lain yang membeli tidak masuk kedalam analisis faktor. Jadi terdapat 7 variabel baru yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mie instant dengan 4 faktor.
2.
Dimana faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi mahasiswa dalam memilih mie instant adalah Faktor 1 (Bervariasi dan Tahan lama) dengan total nilai loading sebesar 2.13 dengan variabel
pembentuknya
adalah
keanekaragaman jumlah isi, menghemat pengeluaran perbulan dan bisa untuk stok serta tahan lama. DAFTAR PUSTAKA
5.
KESIMPULAN Berdasarkan
menganalisa
faktor
penelitian –
faktor
dalam yang
mempengaruhi konsumen dalam memilih mie instant serta tujuan dari penelitian dapat diambil
beberapa
kesimpulan
yang
mempengaruhi konsumen dalam memilih
Khair, Hazmanan, 2011. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Dalam Membeli Produk Mie Instant. Yogyakarta. Kolter, Philip, Dkk, 2000. Management Pemasaran, Edisi Millinium. Jakarta: PT. Prehallindo, 2002.
mie instant yaitu: 10
Kanuk, Shiffman, 2000. Prilaku Konsumen dan Penerapannya. Bogor. PT. Ghalia Indonesia, 2004. Rangkuti, Fredy, 2003. Riset Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Maryeni, Afliza, 2010. Analisis Faktor Prilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Dengan Kategori Diskon. Padang. Singaribun. M. Effendi, S. Metoda Penelitian Survey, Jakarta: Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia. Sulaiman, W. Statistik Non-Parametrik Contoh Kasus dan Pemecahannya Dengan SPSS, Yogyakarta: Penerbit ANDI. Tjiptono, F. 2000. Strategi dan Program Pemasaran, Yogyakarta: Penerbit ANDI. Taufik, Tatang. 1995. Upaya Peningkatan Perceived Quality, Jakarta. PT. Rineka Cipta, 2004.
11