waktu, tenaga
ANAK PUTUS SEKOLAH DI
dan biaya, mereka juga
KELURAHAN TANJUNG UNGGAT
beranggapan terhadap anak lebih baik
KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA
ditujukan kepada hal-hal yang nyata bagi
TANJUNGPINANG
mereka, lagi pula sekolah harus melalui seleksi dan ujian yang di tempuh dengan
A. LATAR BELAKANG waktu yang panjang dan amat melelahkan. Pendidikan pertama kali yang kita Kedua, dapatkan
di
lingkungan
kurangnya
pendapatan
keluarga, keluarga menyebabkan orang tua terpaksa
lingkungan
sekolah
dan
lingkungan bekerja keras mencukupi kebutuhan pokok
masyarakat. sehari-hari, sehingga pedidikan anak kurang Siswono Yudo Husodo (dalam
diperhatikan dengan baik dan bahkan anak
Gunarm Singgih 2004: 43-44) Faktor putus
ikut membantu orang tua dalam mencukupi
sekolah
pendidikan orang tua
keperluan pokok untuk makan sehari-hari
yang hanya tamat sekolah dasar apalagi
misalnya anak membantu orang tua bekerja
tidak
sangat
karena dianggap meringankan beban orang
berpengaruh terhadap cara berpikir orang tua
tua, anak diajak ikut orang tua ketempat
untuk menyekolahkan anaknya dan terhadap
kerja yang jauh dan meninggalkan sekolah
cara
untuk
dalam waktu yang cukup lama, dan apalagi
cara
yang menjadi buruh tanpa tujuan untuk
pandangan orang tua tentu tidak sejauh dan
membantu pekejaan orang tua, setelah
seluas orang tua yang berpendidikan lebih
merasa enaknya membelanjakan uang hasil
tinggi. Orang tua yang hanya tamat sekolah
usaha
dasar atau tidak tamat cenderung kepada hal-
sekolahnya ditinggalkan begitu saja. Hal-hal
hal tradisional dan kurang menghargai arti
tersebut diatas sangat mempengaruhi anak
pentingnya
dalam
Pertama,
tamat
sekolah
berpikir
menyekolahkan
dasar
orang anaknya,
pendidikan.
tua dan
Mereka
sendiri
akhirnya
tidak
mencapai
terasa
suksesnya
menyekolahkan anaknya hanya sebatas bisa
bersekolah.Lemahnya
membaca dan menulis saja, karena mereka
juga karena banyaknya jumlah anggota
beranggapan
keluarga yang menyebabkan kepala keluarga
sekolah
hanya
membuang
ekonomi
keluarga
1
menjadi sibuk untuk mecukupi keperluan
Kota Tanjungpinang tepatnya di
keluarga dan juga menyebabkan kurangnya
Kecamatan Bukit Bestari Kelurahan Tanjung
perhatian orang tua terhadap pendidikan
Unggat masih banyak terdapat anak yang
anak-anaknya.
mengalami putus sekolah pada tingkat Sekolah
Dasar.
Dapat
dilihat
terjadi
Ketiga, yang meyebabkan anak peningkatan angka anak putus sekolah yaitu putus sekolah bukan hanya disebabkan latar dari tahun 2011 hingga tahun 2014 yang belakang
pendidikan orang tua, juga dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
lemahnya ekonomi keluarga tetapi juga datang dari dirinya sendiri yaitu kurangnya
perkembangan
Tabel I.I Jumlah Anak Putus Sekolah di Kelurahan Tanjung Unggat Tahun 2011 - 2014 No. Tahun Jumlah Anak Putus Sekolah 1. 2011 57 2. 2012 62 3. 2013 65 4. 2014 89 273 Total Sumber Kantor Lurah Tanjung Unggat, Tahun 2014
pendidikan anak, sehingga minat anak untuk
Berdasarkan data di atas angka
minat
anak
untuk
bersekolah
atau
melanjutkan sekolah. Anak usia wajib belajar semestinya menggebu-gebu ingin menuntut ilmu pengetahuan namun karena sudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang
baik
bersekolah
terhadap
kurang
sebagaimana
mendapat
terjadi peningkatan setiap tahunnya. Dari
menyebabkan anak kurang berminat untuk
empat tahun terdapat 273 anak yang tidak
bersekolah adalah anak kurang mendapat
bisa menyelesaikan pendidikannya terutama
perhatian dari orang tua terutama tentang
pada pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah
pendidikannya,
Menengah Pertama, padahal setiap warga
juga terpelajar
adapun
anak putus sekolah dari tahun 2011- 2014
yang
orang-orang
mestinya,
perhatian
karena
kurangnya
sehingga
yang
negara harus menyelesaikan pendidikan
mempengaruhi anak kebanyakan adalah
wajib yaitu selama 9 tahun. Pendidikan
orang yang tidak sekolah sehingga minat
dasar wajib yang dipilih Indonesia adalah 9
anak untuk sekolah sangat kurang.
tahun yaitu pendidikan SD dan SMP. Pendidikan merupakan hak yang sangat
2
fundamental bagi anak. Hak yang wajib
Tabel I.II
dipenuhi dengan kerjasama dari orang tua
Data Pekerjaan Orang Tua Anak Putus Sekolah Yang Di Katagorikan Sebagai Keluarga Yang Memiliki Kemanpuan Secara Finansial
masyarakat dan pemerintah, namun tidaklah mudah untuk merealisasikan pendidikan khususnya menuntaskan wajib belajar 9 tahun, karena pada kenyataannya sebelum mengenyam pendidikan 9 tahun masih banyak angka putus sekolah di Sekolah
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pekerjaan Jumlah PNS 26 Nelayan besar 28 Pengusaha 35 Kontraktor 17 Kerja Kapal 56 Jumlah 162 Sumber :Kelurahan Tanjung Unggat tahun 2014
Dasar khususnya yang terdapat di Kelurahan Dilihat dari masalah anak putus Tanjung Unggat. sekolah yang berjumlah 162 orang di Dilihat dari kondisi ekonomi anak
Kelurahan Tanjung Unggat faktor ekonomi
yang mengalami putus sekolah di kelurahan
bukan merupakan suatu penghalang untuk
Tanjung Unggat, terdapat 162 anak yang
anak tetap melanjutkan pendidikan yang
mengalami putus sekolah yang keluarganya
tinggi. Orang tua mempunyai kemampuan
memiliki kemampuan secara finansial,
secara finansial untuk membiayai anak-anak
dengan pekerjaan orang tua sebagai Pegawai
dalam bersekolah. Kebanyakan anak putus
Negeri Sipil (PNS), nelayan besar,
sekolah di kelurahan Tanjung Unggat selalu
pengusaha, kontraktor, kerja kapal, yang
menghabiskan
waktu
dengan
ngumpul
memiliki rumah bagus, penghasilan perbulan
bersama teman-teman, mereka tidak berkerja
melebihi 5 juta. Dapat dilihat pada tabel
dengan alasan kondisi ekonomi keluarga
dibawah ini:
telah tercukupi sehingga masalah keuangan mereka hanya minta dengan orang tua, namun terdapat juga sebagian anak putus sekolah yang memilih untuk bekerja karena tidak mau ketergatungan dengan uang orang tua atau karena kemauan orang tua yang ingin anaknya bekerja.
3
Sebagaimana kita ketahui bahwa banyak
sekali
faktor-faktor
yang
Bagi
bisa
peneliti
dan
selanjutnya
peneliti kegunaan
menyebabkan angka putus sekolah terus
penelitian ini adalah dapat
meningkat,
menambah pengetahuan dan
faktor-faktor
tersebut
bisa
berasal dari dalam diri individu, maupun
pemahaman
pada sistem kultural. Dari permasalah yang
meningkatnya
terjadi, peneliti tertarik mengangkat judul ini
sekolah.
sebagai
usulan
penelitian
penyebab anak
putus
terkait b. Secara teoritis
permasalahan yang diuraikan diatas dengan Hasil penelitian ini diharapkan judul“ Anak Putus Sekolah di Kelurahan berguna bagi pihak akademisi Tanjung Unggat “ yang tertarik pada masalahmasalah yang berkaitan dengan
B. RUMUSAN MASALAH
keberadaan anak putus sekolah Berdasarkan latar belakang masalah didalam masyarakat dan dapat yang diuraikan di atas maka dapat di ambil perumusan
masalah
yaitu
menambah pengetahuan dan
“mengapa
pemahaman tentang anak yang jumlah anak putus sekolah di Kelurahan putus
Tanjung Unggat semakin meningkat?”
sekolah
meminimkan C. TUJUAN
DAN
KEGUNAAN
serta
dapat
angka
putus
sekolah.
PENELITIAN
D. KONSEP OPERASIONAL
1.
Untuk melihat penyebab peningkatan jumlah
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian
penulis ini
melakukan adalah
mengetahui
untuk
penyebab
meningkatnya anak putus sekolah
2.
anak putus di kelurahan Tanjung Unggat, maka digunakan konsep operasional sebagai berikut: Kultural
yang
di Kelurahan Tanjung Unggat.
dimaksud
dalam
Kegunaan penelitian
penelitian
a.
segala suatu penyebab
Secara praktis
1.
ini
yaitu
4
anak
putus
sekolah
anak
terkekang dan akhirnya
budaya
memilih
dari
anggota
untuk
tidak
bersekolah
bersekolah.
4.
Kontrol
yang
Nilai merupakan suatu
dimaksud yaitu orang
yang dianggap berharga,
tua
dalam
kesibukan
penelitian
anak-anak putus
ini
mengalami
sekolah
selalu
masing
dengan masingsehingga
karena
pendidikan anak tidak
mengganggap
bahwa
bisa terkontrol dengan
sekolah
bukan
baik,
hal
tersebut
merupakan suatu yang
menjadikan
bernilai, sekolah tidak
pendorong bagi mereka
akan
untuk tidak bersekolah.
menjamin
mendapatkan
faktor
E. METODE PENELITIAN
kebahagian
sehingga
sugesti
3.
merasa
berasal dari pengaruh
keluarga ada yang tidak
2.
menjadi
1.
Jenis penelitian
tersebut
Penelitian ini adalah penelitian
berdampak pada putus
kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif
sekolah.
yaitu berupa penyajian gambaran yang
Norma
merupakan
suatu aturan-aturan yang sangat
keras
yang
diterapkan oleh keluarga dan
disetai
terperinci mengenai suatu situasi khusus dilokasi penelitian. 2.
Lokasi Penelitian Berlokasi di Kelurahan Tanjung
hukuman
Unggat Kecamatan Bukit Bestari Kota
yang berat apabila tidak
Tanjungpinang tepatnya di RT 03 RW 02
mematuhi aturan tentang
dikarenakan Kelurahan Tanjung Unggat
sekolah membuat anak-
tingginya angka putus sekolah, dan memiliki
5
karakteristik yang mendukung pada topik
penelitian ini data sekunder
penelitian.
berupa foto dan juga dokumen
3.
dari sumber data tertulis yang
Populasi dan Sampel Sesuai
bahwa
dengan
penelitian
jenis
penelitian
kualitatif
berasal dari Kelurahan Tanjung
tidak
Unggat
menggunakan pendekatan populasi dan sampel
tapi
yang
digunakan
Kecamatan
Bukit
Bestari Kota Tanjungpinang.
dengan
5.
Teknik pengumpulan data
pendekatan secara intensif keinforman yang
Pengumpulan data adalah segala
akan dijadikan sebagai jenis data dalam
kegiatan
penelitian ini. Informan dalam penelitian ini
mengumpulkan data-data atau informasi
adalah anak-anak yang mengalami putus
yang
sekolah pada tingkat Sekolah Dasar. Teknik
pengetahuan mengenai permasalahan dan
penentuan
data
informan
ini
menggunakan
yang
dilakukan dalam
menunjang
yang
usaha
penelitian diantaranya
berhubungan
belakang
dipilih secara sengaja oleh peneliti karena
Adapun teknik dan alat pengumpul data
sampel ini memiliki ciri-ciri tertentu, yang
yaitu berupa observasi, wawancara, dan
dapat memperkaya data penelitian (prasetya
dokumentasi.
4.
a.
terhadap
latar
purposive sampling yaitu sampel yang
Irawan, 2006:15).
informan
dengan
penelitian.
Observasi
Jenis Data Observasi yang penulis gunakan a.
Data
Primer,
merupakan yaitu
Observasi
partisipasi
(participant
sumber data yang diperoleh observation) adalah metode pengumpulan langsung dari informan melalui data yang digunakan untuk menghimpun wawancara dan observasi. data penelitian melalui pengamatan dan b. Data Sekunder, merupakan penginderaan dimana peneliti benar-benar data yang dikumpulkan dari terlibat dalam keseharian informan. pihak kedua atau dari sumber lain yang tersedia sebelum penelitian dilakukan. Dalam
6
datanya
b. Wawancara
sudah
jenuh.
Aktivitas dalam
analisis data, yaitu data reduction, data Peneliti mewawancarai informan display,
dan
conclusion
atau narasumber secara langsung. Peneliti drawing/verification. megajukan pertanyaan-pertanyaan seputar anak-anak yang putus sekolah serta masalahmasalah
penyebab
memilih
untuk
anak-anak
putus
1.
Reduksi data
setempat
sekolah,
Mereduksi data berarti merangkum,
yang
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
seharusnya anak-anak yang putus sekolah
pada hal-hal yang penting yang didapatkan
mendapatkan pendidikan yang selayaknya.
berdasarkan
penelitian
di
lapangan,
sehingga memeberikan gambaran yang c.
Dokumentasi lebih
Peneliti
mendapatkan
jelas
terhadap
penelitian
tahap
data-data
selanjutnya, karena data yang diperoleh di
yang bersangkutan melalui dari hasil foto di
lapangan tentu jumlahnya cukup banyak
tempat penelitian serta dokumen-dokumen
sehingga perlu dilakukan analisis data
yang diperlukan untuk hasil penelitian yang
melalui reduksi data.
lebih mendukung.
2.
Penyajian data Penyajian data dilakukan dalam
F. TEKNIK ANALISA DATA
bentuk uraian singkat, bagan, maupun Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan
berupa
penelitian
deskriptif
kualitatif, yaitu menganalisa data yang diperoleh
dilapangan
dalam
bentuk
kualitatif. Menurut Miles dan Huberman (Husaini Usman, Sugiono dan Purnomo Setiady Akbar, 2009:84), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas sehingga
hubungan antar kategori tetapi yang sering dilakukan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks
yang
bersifat
narasi,
sehingga
mempermudah memahami apa yang terjadi di lapangan dan merencanakan apa yang harus dilakukan selanjutnya. 3.
Penarikan kesimpulan Merupakan temuan yang didapat di
lapangan selama penelitian, Kesimpulan
7
dan verifikasi merupakan langkah ketiga
tujuan
analisis
kerangka teori, konsep operasional, metode
data
penelitian
kualitatif.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
penulisan,
kegunaan
penulisan,
penelitian.
bersifat sementara dan akan mengalami BAB II KERANGKA TEORI perubahan apabila tidak ditemukan buktiPada BAB kedua ini berisikan bukti yang kuat yang mendukung pada tinjauan
pustaka
yang
mana
literatur
tahap pengumpulan data selanjutnya. berkaitan dengan judul yang akan diteliti, Tetapi
jika
kesimpulan
awal kerangka teori yang akan digunakan penulis.
ternyata valid dan konsisten saat peneliti BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI kembali kelapangan maka kesimpulan yang PENELITIAN dikemukakan
merupakan
kesimpulan Pada BAB ketiga ini berisikan
kredibel. Proses mengecek kebenaran data tentang gambaran umum tentang lokasi awal yang diperoleh dengan melakukan penelitian serta kehidupan msyarakat di penelitian kembali di lapangan merupakan Kelurahan Tanjung unggat pada umumnya. proses verifikasi data. Temuan didapat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN berupa deskripsi atau gambaran yang dapat PEMBAHASAN menjawab
rumusan
masalah
yang Pada BAB keempat ini berisikan
sebelumnya
masih
remang-remang hasil penelitian dan pembahasan berupa
sehingga setelah diteliti menjadi jelas. hasil dari penelitian dan analisis dengan G.
SISTEMATIKA PENULISAN kessuaian terhadap teori.Bab ini berisi Untuk
penyususnan
mempermudah skripsi,
maka
dalam
tentang
uaraian
hasil
penelitian
dan
penulis
pembahasan mengenai penyebab terjadinya
menyusun sistematika penuisan terdiri dari 5
anak putus sekolah di Kelurahan Tanjung
BAB sebagai berikut:
unggat. BAB V PENUTUP
BAB I PENDAHULUAN Pada Pada BAB pertama ini berisikan latar belkang masalah, perumusan masalah,
kesimpulan
bab dan
lima
ini
berisiskan
keseluruhan
objek
penelitian yang diteliti serta saran dari hasil
8
penelitian. Peneliti menguraikan mengenai
Gambar II.I Struktur Sistem Tindakan Sosial
kesimpulan dan saran yang dieroleh dari L
I
keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan. BAB II
SISTEM KULTURAL
SISTEM SOSIAL
ORGANISME PRILAKU
SISTEM KEPRIBADIAN
A
KERANGKA TEORITIS
G Talcott
Parsons
juga
mengatakan
Ritzer (2004:120) Parson melihat
bahwa dalam kehidupan masyarakat adalah
bahwa tindakan individu dan kelompok
suatu susunan organisme yang hidup, dan
dipengaruhi oleh 3 sistem, yaitu sistem
agar masyarakat itu sendiri bisa hidup harus
sosial,
ada pencapaian dan suatu tujuan maka perlu
sistem
budaya,
dan
sistem
kepribadian. Masing-masing individu kita dapat meningkatkan individu dengan sistem
adanya 4 syarat fungsional yaitu : 1.
Adaptation (Adaptasi) yang dimana
sosialnya melalui status dan perannya.
semua keseluruhan sistem sosial
Dalam
individu
yang berawal dan hubungan dua
menduduki suatu tempat (status) tertentu dan
orang sampai dengan sistem sosial
bertindak (berperan) sesuai dengan norma
yang lebih besar, dan mampu
atau aturan yang dibuat oleh sistem tersebut
menyesuaikan
diri
dengan
dan perilaku individu ditentukan pula oleh
lingkungannya
dan
dengan
tipe kepribadiannya.
dihadapinya secara lingkungan fisik
setiap
sistem
sosial
Ritzer (2004:122) Adapun struktur sistem-sistem
tindakan
menurut
Parson
dan sosial. 2.
dapat dilihat pada Gambar II.I dibawah ini:
Goal
Attainment
(Pencapaian
Tujuan) Tindakan yang diarahkan bukan
untuk
mencapai
tujuan
pribadi individu, melainkan tujuan bersama para anggota sistem sosial. 3.
Integration agar dari suatu sistem dapat bekerja secara baik maka
9
4.
harus diperlukan adanya tindakan
dengan menggunakan metode observasi,
dari solidaritas diantara individu -
karena tidak mungkin dapat mengetahui
individu yang terlihat. Integration
social affact tanpa melakukan observasi.
mengarah pada akan kebutuhan
Talcott Parsons, sebagai seorang sosiolog
yang menjamin emosional yang
yang
nantinya dapat dipertahankan dan
fungsionalisme structural modern, telah
bisa dikembangkan.
berjasa dalam memotret kondisi masyarakat
Latent
Patent
(Pemeliharaan Laten)
sistem
diharapkan mengatasi
Maintenance
termasuk
tokoh
utama
aliran
dengan teori sistem sosial, adaptasi sosial
Susunan
yang
dan tindakan sosial. Teori sosiologi tersebut
sosial
yang
dapat digunakan untuk memotret realitas
untuk
sosial, dengan memahami secara obyektif
mampu kemungkinan
bahwa
atas kondisi masyarakat.
suatu saat para anggotanya akan Sistem Kultural merasa jenuh sehingga mengarah Kultur
adalah kekuatan utama yang
pada terhentinya interaksi. Hal ini mengikat sistem tindakan. Kultur menengahi dapat dikatakan wajar, tetapi harus interaksi antara aktor, menginteraksikan diperhatikan secara utuh sehingga kepribadian, dan menyatukan sistem sosial. interaksi sistem tersebut bisa dapat Kultur mempunyai kapasitas khusus untuk dilanjutkan (Raho, 2007:54). menjadi komponen sistem yang lain. Jadi Abdullah Ali (2007:36) Kajian seorang dalam sistem sosial, sistem diwujudkan sosiolog dalam melihat sesuatu, senantiasa dalam norma dan nilai, dan dalam sistem berangkat dari bawah, berdasarkan faktasosial kepribadian ia diinternalisasikan oleh fakta dimasyarakat
dengan pendekatan, aktor. Namun, sistem kultural, tak semata-
selalu
berdasarkan sosial affect
(fakta mata menjadi bagian sistem yang lain, ia
dilapangan). Dengan demikian ketika akan juga mempunyai eksistensi yang terpisah melihat bagaimana pendidikan berdasarkan dalam bentuk pengetahuan, simbol-simbol pendekatan
sosiologis,
maka
tanyalah dan gagasan-gagasan. Aspek-aspek sistem
bagaimana pendidikan kepada masyarakat kultural ini tersedia untuk sistem sosial dan
10
sistem personalitas, tetapi tidak menjadi
BAB III
bagian dari kedua sistem itu (Morse dalam GAMBARAN UMUM LOKASI Ritzer, (2004 :129). PENELITIAN Seperti yang dilakukannya terhadap sistem
sosial
mendefenisikan
yang
lain,
kultur
persons menurut
hubungannya dengan sistem tindakan yang lain. Jadi kultur dipandang sebagai sistem symbol yang terpola, teratur, yang menjadi sasaran orientasi aktor, aspek-aspek sistem kepribadian yang sudah terinternalisasikan, dan pola-pola yang sudah terlembagakan didalam sistem sosial (Parson 1990). Karena sebagian
besar
bersifat
subjektif
dan
simbolik kultur dengan mudah ditularkan dari satu sistem ke sistem yang lainnya. Kultur dapat dipindahkan dari satu sistem sosial kesistem sosial yang lain melalui penyebaran (difusi) dan dipindahkan dari satu
sistem
kepribadian
kesistem
kepribadian lain melalui proses belajar dan sosialisasi. Tetapi sifat simbolis, (subjektif ) kultur juga memberinya sifat lain, yakni kemampuan mengendalikan sistem tindakan yang lain, inilah salah satu alasan mengapa Parson memandang dirinya sendiri sebagai seorang determinis kultur.
A. Gambaran Umum Kelurahan Jika dilihat dari masalah pendidikan di Kelurahan Tanjung Unggat yang setiap tahunnya masih ada angka putus sekolah terutama anak-anak dalam kategori umur Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Padahal bisa dillihat dari Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Tanjung Unggat yang sudah cukup memadai. Namun pada kenyataannya masih saja terdapat anak yang putus
sekolah,
yang
diantara
mereka
merupakan anak dari keluarga yang mampu. 1.
Sarana
dan
Prasarana
Pendidikan Tabel III.I Fasilitas Pendidikan Di Kelurahan Tanjung Unggat N TINGKAT TAHU O PENDIDIK N AN 201 2013 201 2 4 01 SD 4 4 4 02 SLTP 1 1 1 03 SLTA 2 2 1 04 PERGURU AN TINGGI JUMLAH 7 7 6 Sumber: Kantor LURAH Tanjung Unggat, Tahun 2014
11
Dari tabel diatas, terlihat bahwa di
3.
Penduduk
Kelurahan Tanjung Unggat dari tahun 2012 sampai 2014 memiliki fasilitas pendidikan yang sama kecuali pada tingkat SLTA pada tahun 2014 memiliki penurunan Fasilitas pendidikan disebabkan menurunnya angka masuk anak sekolah. 2.
Penduduk
Berdasarkan
Kelompok Umur Tabel III.II Komposisi penduduk Kelurahan Tanjung Unggat berdasarkan Kelompok Umur No 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10
Kelompok Umur 0 – 01 Tahun 01– 05 Tahun 06– 12 Tahun 13 – 15 Tahun 16 – 18 Tahun 19 – 25 Tahun 26 – 40 Tahun 41 – 55 Tahun 56 - 70 Tahun 70 Tahun ke atas Jumlah
Jumlah 206 1.294 2.048 823 779 1.827 4.570 2.967 1.450 470 16.288
Sumber: Data Kantor Lurah Tanjung unggat tahun 2014
berdasarkan
pendidikan Tabel III.III Komposisi penduduk Kelurahan Tanjung Unggat Berdasarkan Pendidikan NO Tingkat Pendidikan Jumlah 01 Tidak/Belum 3.045 Sekolah 02 Tamat SD 3.773 03 Tidak Tamat SD 1.521 04 Tamat SLTP 2.112 05 Tidak Tamat SLTP 619 06 Tamat SLTA 3.662 07 Tamat Diploma 277 08 Tamat Strata 1 428 09 Tamat Strata 2 18 10 Masih Sekolah 833 Jumlah 16.288 Sumber: data Kantor Lurah Tanjung Unggat, tahun 2014 Pada tabel diatas, Sebagian besar dari penduduk yang tidak tamat Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama adalah para anak yang lebih memilih untuk bebas.
Padahal
dari
mereka
masih
mempunyai keluarga dan tidak sedikit diantara mereka adalah dari keluarga yang mampu.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa 4.
Penduduk Berdasarkan Ekonomi
penduduk usia 6 tahun sampai 15 tahun Penduduk
berdasarkan
Mata
memiliki jumlah 2.871 yang merupakan usia Pencaharian di Kelurahan Tanjung Unggat penduduk kategori menempuh pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.
12
Dalam penjelasan berikut ini akan Tabel III.IV Komposisi Penduduk berdasarkan dibahas mengenai karakteristik informan mata pencaharian dan Jenis Pekerjaan di Kelurahan Tanjung Unggat guna mendapat informasi yang akurat KATAGORI PEKERJAAN 0rang Belum bekerja/ tidak Bekerja 3790 orang dalam menganalisa tentang penyebab Ibu Rumah Tangga 3737 orang Petani 10 orang terjadinya anak putus sekolah di Buruh 1462 orang Guru/ Dosen 87 orang Kelurahan Tanjung Unggat. Kategori Pegawai Negeri Sipil 312 orang Perawat, Dokter, Apoteker, Bidan 22 orang dalam penelitian ini diambil 10 orang Nelayan 239 orang Pedagang 248 orang informan yang merupakan anak putus Buruh Harian Lepas 2326 orang sekolah yang terdapat di Kelurahan TNI/POLRI 48 orang Pensiunan PNS/TNI/POLRI 114 orang Tanjung Unggat, adapun karakteristik Swasta/wiraswasta 1798 orang Karyawan Jumlah Total Penduduk
2095 orang informan dilihat dari informan 16.288 orang berdasarkan jenis kelamin, informan Sumber data kelurahan Tanjung unggat tahun 2014 penelitian berdasarkan umur, informan Pada table di atas Bagi anak-anak yang putus sekolah dimana orangtuanya bekerja sebagai buruh lepas bisa dimaklumi keadaan ekonominya, namun pada anak
berdasarkan
swasta
atau
wirausaha
sebagai berikut: 1.
mereka adalah dari kalangan keluarga yang mampu akan tetapi anak tersebut lebih memilih untuk putus sekolah.
ANAK PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN TANJUNG UNGGAT a.
Karakteristik Informan
Berdasarkan
Jenis
Table IV.I. Informan Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Informan 1 Laki-laki 8 2
BAB IV
Informan Kelamin
sangat
disayangkan karena sebagian besar dari
informan
berdasarkan pekerjaan yang dapat dilihat
yang putus sekolah yang orangtuanya bekerja
pendidikan,
Perempuan
2
Jumlah 10 Sumber: wawancara informan tahun 2016
Berdasarkan
tabel
IV.1
diatas
informan penelitian terdiri dari 10 orang informan penelitian. Dalam menentukan informan penelitian ini terdiri dari 8 orang
13
laki-laki
dan
2
orang
perempuan
Peneliti
sengaja
mengambil
dikarenakan adanya pembedaan antara anak
informan yang putus sekolah sejak Sekolah
putus sekolah laki-laki dan perempuan yang
Dasar
mana hasil temuan dilapangan bahwa lebih
merupakan jenjang awal dalam memasuki
banyaknya anak laki-laki yang putus sekolah
pendidikan wajib, namun dari jenjang awal
dari pada perempuan.
tersebut anak-anak di Kelurahan Tanjung
2.
Informan Berdasarkan Umur
Tabel IV.II Informan Penelitian Berdasarkan Umur NO Nama Umur Putus Informan Sekolah / kelas 1 Rahmi 14 Tahun 3 SD 2 Supi 14 Tahun 3 SD 3 Uya 15 Tahun 2 SD 4 Angge 15 Tahun 5 SD 5 Rodianto 16 Tahun 6 SD 6 Rian 16 Tahun 4 SD 7 Rifanto 17 Tahun 3 SD 8 Ana 17 Tahun 2 SD 9 Anto 18 Tahun 6 SD 10 Rudi 18 Tahun 4 SD Jumlah Informan : 10 Sumber: wawancara informan tahun 2016 Dari tabel IV.II diatas menunjukkan
(SD)
karena
Sekolah
Dasar
Unggat telah mengalami putus sekolah. 4.
informan Penelitian Berdasarkan Pekerjaan
NO 1. 2. 3.
Tabel IV.III Informan Penelitian Berdasarkan Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah Informan Nelayan 1 Swasta 1 Kerja Kapal Pengganguran
2 6 10 Jumlah Sumber: wawancara informan tahun 2016 Dari tabel IV.III diatas terlihat bahwa
jumlah
informan
berdasarkan
bahwa berdasarkan hasil temuan informan
pekerjaan yang di ambil dari anak putus
penelitian adalah dalam rentang usia 14 -18
sekolah yaitu berjumlah 10 orang, terlihat
tahun, karena mengingat bahwa dalam
bahwa 6 orang anak putus sekolah yang
rentang
telah
terdapat di kelurahan Tanjung Unggat tidak
beranjak
memiliki pekerjaan, mereka menggangur
memasuki usia dewasa, sehingga mereka
dan tidak dapat menghasilkan perekonomian
mempunyai pola pikir yang lebih luas dalam
sendiri, untuk 4 orang lainnya informan
tindakan yang mereka lakukan.
tersebut telah bekerja dan dapat mencari
usia
memasuki
3.
tersebut
usia
remaja,
Informan
anak-anak dan
Berdasarkan
uang sendiri.
Pendidikan
14
b. ANAK
PUTUS
SEKOLAH
DI
yang dilakukan oleh pihak keluarga saat
KELURAHAN TANJUNG UNGGAT
masyarakat
mempunyai
ekonomi
Di Kelurahan Tanjung Unggat terdapat
tinggi, segala kebutuhan keluarga bisa
banyak anak yang mengalami putus sekolah,
tercukupi
tentunya
dari tahun 2011 sampai dengan 2014 terjadi
pendidikan
juga
peningkatan angka anak putus sekolah
khususnya masalah pembiayaan, tapi pada
dengan total keseluruhan terdapat 273 anak
kenyataannya khususnya anak putus sekolah
yang mengalami putus sekolah. Dengan total
di Kelurahan Tanjung Unggat hal tersebut
jumlah 129 anak yang putus sekolah di
terjadi.
tingkat Sekolah Dasar, 98 di tingakat
kemampuan ekonomi dalam membiayai
Sekolah Menengah Pertama dan 46 di
pendidikan anak, namun terjadi juga putus
Tingkat Sekolah Mengah Atas. Jumlah anak
sekolah pada anak yang keluargannya tak
putus sekolah di Kelurahan Tanjung Unggat
kekurangan masalah finansial. Ainul Yaqin
setiap
mengalami
(2005: 6) berpendapat bahwa “budaya
peningkatan pernyataan tersebt berdasarkan
adalah sesuatu yang general dan spesifik
data yang di dapat dari Kantor Lurah pada
sekaligus”. General dalam hal ini berarti
tahun 2014 yang menyatakan bahwa dari
setiap manusia di dunia ini mempunyai
tahun 2011 sampai dengan tahun 2014
budaya, sedangkan spesifik berarti setiap
jumlah anak putus sekolah di kelurahan
budaya pada kelompok masyarakat adalah
Tanjung unggat mengalami peningkatan.
bervariasi antara satu dan lainnya.
tahunnya
selalu
Orang
akan
tua
untuk
yang
selalu
yang
masalah teratasi
memiliki
Penyebab meningkatnya jumlah anak putus Dalam hal ini salah satu penyebab sekolah dapat dilihat dari kultural, nilai, jumlah anak putus sekolah yaitu karena norma, dan kontrol yang terjadi pada pengaruh keluarga, pengaruh tersebut terjadi lingkungan keluarga. karena pada keluaraga anak putus sekolah 1.
Kultural (pengaruh keluarga)
tersebut ada anggota keluarga yang tidak bersekolah, dalam hal ini tidak semua
Dalam kehidupan keluarga budaya anggota keluarga yang tidak bersekolah, bisa tercipta karena kebiasaan-kebiasaan salah satu atau beberapa anggota keluarga
15
pasti ada yang tidak bersekolah sehingga
indah atau tidak indah, dan benar atau salah.
terus
Dalam hal ini dapat di simpulkan bahwa
diturunkan
Parsons
(George
Goodman,
Menurut Ritzer,
2013:263),
pandangan Douglas
J.
tingginya angka putus sekolah yang terjadi
kebudayaan
di Kelurahan Tanjung Unggat, bagi anak-
merupakan kekuatan utama yang mengikat
anak
yang
orang
tuanya
mempunyai
sistem tindakan. Hal ini disebabkan karena
ekonomi yang bercukupan di sebabkan
didalam kebudayaan terdapat norma dan
karena anggapan bahwa sekolah tidak akan
nilai yang harus ditaati oleh individu untuk
menjamin bisa mendapatkan pekerjaan yang
mencapai tujuan dari kebudayaan itu sendiri.
bagus.
Nilai dan norma itu akan diinternalisasikan
3.
Norma (Integrasi yang Sangat
oleh aktor kedalam dirinya sebagai suatu
Kuat Di Lihat Dari Aturan Yang
proses
keras dalam Keluarga)
dalam
sistem kepribadian agar
membentuk individu sesuai yang diinginkan dalam sistem kultural.
Setiap aturan yang dibuat tentunya selalu berdampingan dengan sangsi, sangsi merupakan segala bentuk hukuman yang
2.
Nilai (Penilaian buruk terhadap diberikan apabila seseorang telah melanggar sekolah) aturan
yang
telah
ditetapkan.
Dalam
Secara umum sekolah mempunyai lingkungan
keluarga
menduduki
bangku
saat
anak
telah
nilai yang sangat berharga, tanpa sekolah sekolah
peraturan
masyarakat tidak akan bisa baca tulis, tersebut terus saja berlaku. Pada anak yang masyarakat akan selalu terbelenggu dengan mengalami putus sekolah di Kelurahan kebodohan, sekolah mampu menggangkat Tanjung Unggat juga terdapat aturan aturan derajat seseorang menjadi lebih inggi, yang di buat oleh pihak keluarga. sekolah juga mampu merubah perekonomian masyarakat
dengan mendapatkan posisi
pekerjaan yang jauh lebih baik.
Saat aturan dibuat, tentunya aturan tersebut harus dijalankan apabila sebuah
Notoatmodjo (2007) Nilai adalah
aturan yang dibuat tidak dijalankan maka
merupakan suatu hal yang nyata yang
timbal balik yang akan di dapat yaitu sangsi,
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk,
sangsi yang di dapat merupakan ganjaran
16
dari sebuah perbiatan, namun ketika sangsi
walaupun saat anda marah-marah ketika dia
di dapat tidak sebanding dengan kesalahan
melakukannya dia akan berhenti sebentar.
yang
suatu
Mereka juga belum punya kematangan
kesalahan yang terjadi pada orang tua dalam
berpikir untuk memahami bahwa jika dia
mendidik anak.
dimarahi itu tanda disayang, karena jika
hal
tersebut
merupakan
orang tua marah sikapnya berlawanan Antara pihak keluarga baik itu ayah dan dengan sikap sayang. Mereka tidak tahu ibu mempunya integrasi yang kuat dalam bahwa dibalik kemarahan orangtua, ada rasa masalah pendidikan anak, integrasi yang sayang yang terselip. dimaksud yaitu penyatuan keluarga dalam membuat segala aturan mengenai pendidikan anak,
dengan
tujuan
agar
anak
(Ian Crab, 1992: 69) Salah satu
mau
system tindakan menurut Parson yaitu
bersekolah, disiplin dan mampu meraih cita
Integration (integrasi) yaitu Sebuah sistem
cita.
harus mengatur antar hubungan bagianbagian Sebuah
aturan
memang
yang
menjadi
komponennya,
harus tindakan koordinasi dan pemeliharaan antar
dijalankan, hal tersebut bertujuan untuk hubungan unit-unit sistem yang ada. Sistem menciptakan suatu keteraturan dalam hidup. juga harus mengatur antara hubungan fungsi Orang tua menerapkan aturan kepada anak, lain (A,G,I,L). Dimana sistem ini harus khususnya orang tua dari anak yang putus mampu mengatur hubungan-hubungan itu sekolah di Kelurahan Tanjung Unggat sebaik mungkin, agar diantara sistem bisa tentunya mempunyai tujuan. berjalan dengan semestinya. Dalam hal ini Menurut John Gray PhD (2000, 108 )
hubungan antara orang tua dan anak dalam
dalam buku Children Are From Heaven,
masalah pendidikan terdapat aturan yang
anak dibawah umur 9 tahun belum tahu
keras, dari aturan yang keras tidak bisa
benar dan salah. Maka jangan harap mereka
menciptakan suasana yang lebih baik,
ingat dan faham betul jika dilarang sesuatu,
sehingga dapat dilihat aturan yang dibuat
dan jangan marah jika mereka melakukan
orang tua tidak menjadi berfungsi. Serta
apa yang anda larang di lain waktu
hubungan diantara sistem (orang tua) dengan
17
subsistem
(anak)
tidak
lagi
berjalan
semestinya.
ketidak pedulian terjadi yaitu orang tua selalu disibukan dengan urusan luar rumah seperti bekerja, sehingga waktu untuk anak
4.
Kontrol (Integrasi Lemah Di tidak ada, orang tua hanya mengontrol anak Lihat Dari Kontrol Orang Tua) lewat telpon dan hal tersebut di lakukan Anak yang masih duduk dibangku
hanya untuk bertanya tentang anak tersebut,
SD yang masih memerlukan kasih sayang
tanpa ada membimbing anak dalam segala
atau perhatian dari orang tua, karena
hal pendidikannya.
kesibukan
ibu
yang
mementingkan
pekerjaan,
demi
membiayai
Orang
tua
sebagai
keluarga
keluarga
mempunyai tanggung jawab dan fungsi
sehingga anak yang masih berusia dini tidak
untuk memberikan kasih sayang, perhatian
mendapatkan
kepada anak, namun hal tersebut tidak di
perhatian
dari
keduanya
sehingga pendidikan anak tersebut tidak
rasakan
berkembang dengan baik. Ketika oarang tua
Kelurahan Tanggung Unggat, kasih sayang
terus
untuk
yang di dapatkan hanya berupa kasih sayang
membantu mengerjakan tugas pelajaran
orang lain seperti pembantu dan anggota
maka anak tersebut juga akan mengabaikan
keluarga lainnya yang tinggal satu rumah,
pelajaran
kerjakan.
hal tersebut berdampak pada tidaknya minat
Abdurrohman An Nahlawi (1996, 197)
anak terhadap pendidikan lagi, sehingga
Keluarga, yang kedua tiangnya adalah orang
anak lebih memilih untuk tidak bersekolah,
tua, memikul tanggung jawab, kasih sayang
dan fungsi orang tua sebagai pemberi kasih
dan kecintaan kepada anak-anak, karena ini
pun tidak di jalankan oleh orang tua.
menerus
yang
mengabaikan
akan
ia
oleh
anak
putus
sekolah
di
semua termasuk asas pertumbuhan dan perkembangan psikis serta sosial yang
BAB V
kokoh dan lurus bagi mereka. Dalam hal ini
PENUTUP
tingginya anak putus sekolah di Kelurahan
1. KESIMPULAN
Tanjung Unggat juga terjadi karena faktor Di Kelurahan Tanjung Unggat terdapat ketidak pedulian orang tua terhadap anak, banyak
anak
yang
mengalami
putus
18
sekolah.Faktor penyebab anak putus sekolah
c.
Terdapat aturan yang keras yang dibuat
di Kelurahan Tanjung Unggat tentunyatidak
oleh orang ta apabila anak tidak mau
akan terlepas dari beberapa hal yang
bersekolah,
mempengaruhi
yang
mengerjakan PR dan segala hal yang
menyelasaikan
berhubungan dengan tanggung jawab
sekolah,karena dihadapkan oleh berbagai
sekolah, didikan yang keras tersebut
faktor yang dapat dilihat dari :
merupakan sebuah aturan yang apabila
bersekolah
a.
sehingga
tidak
mereka
dapat
kesekolah,
tidak
Tingginya angga putus sekolah di
di langgar akan mendapat sangsi
Kelurahan
di
berupa di kurung di WC, di pukul oleh
pengaruhi oleh faktor adanya anggota
orang tua, sehingga menjadikan anak
keluarga
tidak
sebagai sosok yang pembangkang dan
oleh
tidak mau sekolah lagi.
Tanjung
keluarga
bersekolah,
Unggat
yang
sehingga
dikuti
anggota kelurga lainnya. b.
telat
d.
Orang
tua
hanya
melakukan
Anak di Kelurahan Tanjung Unggat
Kontrol lewat telpon, jarang bertatap
yang
orang
tuanya
memiliki
muka dengan anak, control tersebut
perekonomian
yang
meadai
hanya dilakukan hanya sekedar dengan
menganggap bahwa sekolah tidak bisa
pertanyaan
menjamin
kepedulian untuk membimbing dan
seseorang
mendapatkan
pertanyaan
tidak
kebahagian, kebahagian tersebut di
mengajarkan
ukur dari bisa mendapatkan pekerjaan
permasalahan
yang bagus, sehingga mendapatkan
sekolah, sehingga membuat anak anak
gaji
kurang perhatian dan berhenti sekolah.
yang
tinggi,
karena
pada
kenyataannya banyak orang yang tidak berpendidikan bisa kaya raya, hal
anak
ada
yang
di
tentang hadapi
di
2. SARAN Pendidikan adalah upaya sistematik
tersebut menjadi penilaian sehingga
dalam
membantu
menyebabkan tingginya angka putus
pertumbuhan
sekolah di Kelurahan tanjung Unggat.
pendidikan merupakan kebutuhan utama
dan
serta
membimbing
perkembangan
anak,
yang harus dimiliki oleh setiap manusia,
19
karena pendidikan adalah sarana untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Orang tua berperan dalam menentukan masa depan anak, serta orang tua juga harus memiliki pengetahuan
yang
luas
sehingga
bisa
memberikan pemahaman tentang pendidikan kepada anak-anaknya. b.
Didalam
sebuah
keluarga
sepantasnyalah orang tua memberikan perhatian kepada anak-anak mereka, terutama dalam masalah pendidikan. Perhatian orangtua sangat diperlukan oleh anak agar nak merasa lebih terlindungi dan merasa lebih ada yang memperdulikan mereka sehingga anak lebih
nyaman
ketika
saat
berada
didalam rumah. c.
Anak-anak harus menanamkan sifat
bahwa pendidkan merupakan suatu hal yang
penting
sehingga
harus
diselesaikan, tidak mudah mengikuti orang yang tidak bersekolah untuk berhenti sekolah, selalu menjalankan aturan yang di buat orang tua sehingga tidak mendapatkan sangsi, dan mengerti dengan keadaan orang tua yang bekerja untuk mencari uang.
20