MAKALAH MANAJEMEN ENERGI EARTH HOUR
An Hour To Help Saving Our Earth
Setyawan Rizal/09501244010
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 2012
LATAR BELAKANG MASALAH
Apakah pernah tersadar dimanakah kita sekarang ini? sebagai manusia hidup di Bumi mulai dari lahir, kecil, beranjak dewasa, sampai kita meninggal. Manuasia sangat berhutang budi pada Bumi, planet tempat tinggal yang tercinta ini. Apa kita sebagai manusia pernah melakukan tindakan mencintai bumi?. Tetapi, berapa banyak telah mengotori Bumi, merusak Bumi, dan membuat Bumi ini menjadi tidak indah lagi? Kadang-kadang tidak sadar bahwa perbuatan sangat merusak Bumi dan terkesan tidak berterima kasih pada Bumi yang telah berjasa banyak pada Bumi.Oleh karena itu, harus mulai mengubah hidup agar perbuatan ini tidak lagi merusak Bumi. Tentunya adalah manusia yang tidak dapat melakukan semua hal. Jadi, kita cukup melakukan perbuatan yang dapat lakukan dan tidak perlu memaksakan diri. Jika hanya dapat berbuat hal-hal yang sederhana, melakukan hal sederhana tersebut. Jangan hanya karena hal sederhana yang bisa diakukan, malu untuk melakukannya sehingga tidak melakukan apa-apa. Tetapi juga harus mengembangkan diri supaya bisa melakukan hal yang lebih besar lagi. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan. Earth hour merupakan salah satu cara untuk mencintai bumi. Hanya dengan memadamlan listrik selama satu jam kita dapat memperoleh berbagai keuntungan dari hal tersebut.
RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian bumi 2. Earth hour 3. Dampak dari earth hour
BUMI Definisi bumi adalah planet ke-3 terdekat dengan matahari dalam tata surya / dalam astronomi berlambang Ѣ atau +. Bumi berbentuk bulat, tetapi pepat di bagian kutubnya. Garis tengah bumi di bagian khatulistiwa 12.757 km. keliling bumi di bagian khatulistiwa 40.003 km. aphelium bumi adalah 1,52 x 108 km dan periheliumnya 1,47 x 108 km serta jarak rata-rata dari matahari 149 x 106 km. kecepatan revolusi bumi adalah 106.200 km / jam. Massa bumi adalah 6,6 x 1.021 ton dan berat jenisnya 5,41 (disbanding air). Bumi hanya mempunyai satu satelit yaitu bulan. Kala revolusi bumi adalah 365,3 hari dan kala rotasinya 23,9 jam. Angkasa bumi terdiri atas 78% unsurNitrogen (N) 20,9 % oksigen 9O), 0,9 % argon (Ar) dan 0,03% karbon dioksida (CO2). Selain itu, mengandung uap air yang berubah-ubah persentasenya. Tekanan di permukaan bumi rata-rata 76 cmHg. Lapisan udara yang menyelimuti bumi disebut atmosfer. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional. Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta modelmodel sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai
jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negaranegara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
EARTH HOUR Earth hour adalah gerakan untuk menyelamatlkan bumi denga cara menghemat atau memadamkan listrik selama 60 menit bahkan bisa dilakukan lebih dari 60 menit. Pemadaman ini dilakukan pukul 20.30- 21.30 pada sabtu terahir dibulan Maret. Gerakan penghematan ini pertama kali dilakukan oleh WWF dan The Sydney Morning Herald, Fairfax Media, dan Leo Burnet tahun 2007, kota pertama kali yang melukankanya adalah kota Sydney dan sekitar 2,2 juta penduduk Sydney ikut melakuakan penghematan tersebut. Saat Earth Hour tiba, seluruh warga dunia serentak memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak diperlukan sejak pukul 20:30 hingga 21:30 waktu setempat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran atas perlunya tindakan terhadap perubahan iklim serta mengurangi konsumsi listrik. Seperti dikutip dari situs Earth Hour, Jumat (26/3/2010), awalnya pada 2004 WWF Australia mencari upaya baru dalam penanggulangan dampak pemanasan global. Maka tercetuslah ide Earth Hour tersebut. Kemudian dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun kampanye Earth Hour disambut baik dan didukung oleh masyarakat dan pemerintah. Selanjutnya pada 2005, WWF Australia bersama dengan agen periklanan Leo Burnett Sydney mendiskusikan
ide
yang
mengusung
gagasan
bahwa
setiap
orang
bisa
bertanggungjawab secara pribadi untuk masa depan bumi. Mereka pun mulai mengembangkan konsep pemadaman lampu dan listrik dalam skala besar. Gagasan ini diberi nama 'TheBigFlick'. Leo kemudian diberi tugas membuat nama kampanye yang bisa mewakili lebih dari sekadar memadamkan lampu. Maka pada 2006, konsep mereka diubah namanya menjadi Earth Hour. Dengan demikian, mereka berharap nama Earth Hour memungkinkan untuk memperluas fokus kampanye dari sekedar
mematikan lampu. Tepat pada 31 Maret 2007, pertamakalinya Earth Hour dilaksanakan di Sydney, Australia. Kala itu, pemadaman lampu dilakukan pada jam 19:30 hingga 20:30 waktu setempat. Sekira 2,2 juta penduduk Sydney dan 2.100 pengelola gedung perkantoran turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Kegiatan ini lantas menarik perhatian dunia internasional. Pada tahun-tahun berikutnya, Earth Hour pun kemudian diperingati secara
global.
Menurut jumlah yang diberikan EnergyAustralia, sebuah lembaga lokal, konsumsi listrik saluran utama untuk kegiatan tahun 2007 di Sydney lebih rendah 2% selama Earth Hour daripada yang diperkirakan pada waktu itu, kondisi cuaca dan konsumsi empat tahun terakhir terus berubah. Herald Sun menyamakannya dengan "menyingkirkan 48.613 mobil dari jalan raya selama satu jam. Pengkritik, terutama Kolumnis Andrew Bolt, mencapnya sebagai "Pemotongan yang sangat sedikit ini dipertanyakan - sama dengan menyingkirkan enam mobil dari jalan raya selama setahun". Secara konteks, enam mobil sama dengan menyingkirkan enam mobil dari jalan raya pada waktu tertentu di siang atau malam hari. Menanggapi kritik ini, penyelenggara Earth Hour menegaskan bahwa "Bila pengurangan gas rumah kaca yang tercapai di CBD (distrik bisnis sentral) Sydney selama Earth Hour dipertahankan selama satu tahun, maka jumlahnya sama dengan menyingkirkan 48.616 mobil dari jalan raya selama setahun dan mereka juga mencatat bahwa tujuan utama Earth Hour adalah
memunculkan
kesadaran
terhadap
masalah
perubahan
iklim
dan
"mengkspresikan bahwa aksi setiap orang dalam skala besar dapat membantu mengubah planet kita menjadi lebih baik dan bukan mengenai pengurangan energi spesifik yang dibuat selama jam itu yang dibutuhkan. Angka 10.2%!--What figure? This is the first I've heard of it.--> sendiri ditantang oleh David Solomon, seorang mahasiswa keuangan di Universitas Chicago. Tanpa merujuk sumber data atau metode analitis yang ia klaim ia gunakan, Solomon mengatakan ia menggunakan data penggunaan listrik selama delapan tahun untuk menyimpulkan bahwa penurunan yang terinspirasi dari Earth Hour adalah 6.33%, dan itupun setelah faktor potensial lainnya ikut dimasukkan, 2.10%, "secara statistik tak terlepaskan dari nol. Di sejumlah daerah di Belahan Utara, terjadi twilight pada pukul 8 malam. Earth hour dimulai pada 2007 di kota Sydney, Australia. Saat itu WWF-Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett bekerja sama untuk melakukan kampanye
pengurangan gas rumah kaca di kota tersebut. Tahun berikutnya, 2008, Earth hour menjadi kampanye global yang diikuti oleh 37 kota di 30 negara di seluruh dunia dengan partisipan mencapai 50 juta orang. Pada tahun-tahun berikutnya partisipan semakin meningkat dan kampanye earth hour semakin meng-global.
Tahun 2009 diikuti oleh 4.000 kota di 88 negara dengan 1 milyar partisipan.
Tahun 2010 diikuti oleh 4.616 kota di 128 negara dengan 1,5 milyar partisipan.
Tahun 2011 diikuti oleh 5.251 kota di 135 negara dengan 1,8 milyar partisipan.
Di Indonesia sendiri mengikuti earth hour untuk pertama kali pada tahun 2009 dengan DKI Jakarta sebagai kota yang ikut berpartisipasi. Selanjutnya pada tahun 2010 diikuti oleh tiga kota (Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta), pada 2011 diikuti oleh 10 kota (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Pontianak, Banjarmasin, Manado, Makasar, dan Sorowako), dan pada 2012 ini rencananya akan diikuti oleh 18 kota yaitu Jakarta, Bogor, Banda Aceh, Bekasi, Tangerang, Solo, Bandung, Yogyakarta, Kediri, Sidoarjo, Semarang, Malang, Surabaya, Banjarmasin, Manado, Gorontalo, Samarinda, dan Makassar. Waktu Pelaksanaan Earth hour dilaksanakan setiap hari Sabtu di minggu ketiga bulan Maret setiap tahunnya tepat pada jam 20.30 – 21.30 waktu setempat.
Tahun 2007, dilaksanakan tanggal 31 Maret 2007.
Tahun 2008, dilaksanakan tanggal 29 Maret 2008.
Tahun 2009, dilaksanakan tanggal 28 Maret 2009.
Tahun 2010, dilaksanakan tanggal 27 Maret 2010.
Tahun 2011, dilaksanakan tanggal 26 Maret 2011.
Tahun 2012, dilaksanakan tanggal 31 Maret 2012.
Hari Sabtu di minggu ketiga bulan Maret dipilih menjadi waktu pelaksanaan earth hour dengan pertimbangan bahwa:
Bulan Maret merupakan bulan dengan cuaca bersahabat karena hampir di seluruh bagian bumi, akhir Maret merupakan waktu peralihan musim. Baik
dari musim dingin ke musim semi maupun dari musim penghujan ke musim kemarau.
Hari Sabtu merupakan akhir pekan yang umumnya digunakan sebagai waktu untuk berkumpul bersama keluarga, saudara, dan sahabat.
Jam 20.30-21.30 biasanya makan malam telah usai dan merupakan saat yang tepat untuk berkumpul maupun berdiskusi santai.
Earth hour merupakan momentum strategis untuk mengingatkan masyarakat bahwa terjadinya perubahan iklim juga berasal dari penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar fosil sehingga selain diperlukan penggunaan sumber energi terbarukan pun dibutuhkan kesadaran masyarakat tentang gaya hidup yang hemat energi. Dengan kampanye earth hour diharapkan akan semakin banyak individu, rumah tangga, dan bisnis untuk ikut mematikan lampu sebagai simbol kontribusi mereka terhadap perubahan iklim. Selain itu diharapkan juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan. Langkah kecil (mematikan lampu dan peralatan listrik selama 1 jam) ini ternyata mempunyai dampak yang besar bagi lingkungan. Sebagai contoh bila 10 persen saja dari penduduk kota Jakarta berpartisipasi dalam earth hour akan mampu menghemat listrik hingga 300 MW. Listrik sebesar itu setara dengan konsumsi listrik untuk 900 desa, mengurangi beban biaya listrik sebesar Rp. 200 juta, atau mengurangi emisi karbondioksida hingga 267 ton. Pengurangan emisi CO2 sebesar itu stara dengan ketersediaan oksigen untuk 534 orang.
DAMPAK DARI EARTH HOUR Menurut WWF Thailand, Bangkok mengurangi penggunaan listrik sebesar 73.34 megawatt, yang berarti satu jam sama dengan 41.6 ton karbon dioksida. Bangkok Post memberikan jumlah 165 megawatt-jam dan 102 ton karbon dioksida. Ini sangat kurang dibanding kampanye yang dicanangkan Balai Kota Bangkok satu tahun sebelumnya di bulan Mei yang mengatakan 530 megawatt-jam dihemat dan 143 ton emisi karbon dioksida dipotong. Di Filipina, tercatat oleh Philippine Electricity Market Corp. bahwa konsumsi tenaga jatuh hingga sekitar 78.63 megawatt di Metro Manila, dan 102.2 megawatt di Pulau Luzon. Permintaan maksimum turun hingga 39 MW terjadi pada pukul 20.14 di Metro Manila dan 116 MW pada 8.34 di Pulau Luzon. Toronto menghemat 900 megawatt-jam listrik. 8.7% dihemat bila diukur dengan malam Sabtu biasa pada bulan Maret. Irlandia, secara keseluruhan memiliki pengurangan penggunaan listrik sebesar 1.5% pada malam itu. Dalam periode tiga jam antara 18:30 dan 21:30, terdapat pengurangan 50 megawatt, menghemat 150 megawatt-jam, atau sekitar 6 ton karbon dioksida. Ini menghemat kurang dari jumlah keluaran karbon satu orang Irlandia selama satu tahun penuh. Di Dubai, sementara lampu luar di beberapa markah tanah besar dipadamkan dan lampu jalan di beberapa wilayah diredupkan hingga 50%, Electricity and Water Authority melaporkan penghematan 100 megawatt-jam listrik. Ini merupakan pengurangan 2.4% penggunaan listrik dibandingkan jam ini dimulai. Hasil terbaik berasal dari kota Christchurch, Selandia Baru. Kota ini melaporkan pengurangan 13% penggunaan listrik. Tetapi Transpower melaporkan bahwa konsumsi tenaga Selandia Baru selama Earth Hour adalah 335 megawatt, lebih tinggi dari rata-rata 328 megawatt dua Sabtu sebelumnya. Melbourne, Australia menghemat 10.1% penggunaan listriknya. Sydney, kota yang berpartisipasi dalam Earth Hour 2007 dan 2008, menghemat 8.4% konsumsi listrik. Walaupun lebih rendah daripada 10.2% di tahun 2007, direktur eksekutif Earth Hour Andy Ridley mengklaim bahwa setelah mempertimbangkan ruang kesalahan, partisipasi kota ini sama seperti tahun sebelumnya. Dengan adanya earth hour ini, yaitu dapat menghemat biaya. Alasannya, karena dengan makin naiknya harga minyak bumi, batu bara dan lain-lain maka harga listrik juga naik. Dengan adanya earth hour ini diharapkan dapat menghemat biaya. Apabila 10 persen penduduk Jakarta berpartisipasi dalam earth hour, maka
Jakarta dapat menghemat konsumsi listriknya sebesar 300MWh. Itu setara dengan mematikan 1 pembangkit listrik.
Di Indonesia sendiri jika 10 % warga Jakarta memadamkan dua lampu dalam satu jam saja, maka Jakarta bisa menghemat konsumsi listriknya sebesar 300MWh. Ini setara dengan mengurangi 267,3 ton CO2, yang kemudian menghemat lebih dari 267 pohon (1 pohon mampu menyerap 1 ton CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya), dan menyediakan O2 bagi lebih dari 534 orang (1 pohon mampu memberikan O2 bagi 2 orang dalam 20 tahun masa hidunya). Jika 15% bahkan 75% dari penduduk Jakarta dan sekitarnya turut berpartisipasi dalam gerakan Earth Hour.
Dengan mematikan lampu selama satu jam secara bersamaaan, berarti menghemat 267,3 ton CO2, dan menghemat lebih dari 267 pohon karena 1 pohon mampu menyerap 1 ton CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya. Selain itu, juga menyumbang persediaan O2 untuk lebih dari 535 orang karena 1 pohon mampu memberikan O2 bagi 2 orang dalam 20 tahun masa hidupnya dan terakhir apabila (300MWh = 1.080.000MJ) X Rp 200/MJ, berarti menghemat hingga Rp 216.600.000. Program memadamkan listrik secara sukarela selama satu jam pada Sabtu (31/3) malam, Earth Hour 2012, sukses menurunkan beban listrik nasional 526 megawatt. Memadamkan listrik saat sedang tidak menggunakan dan memanfaatkan sumber energi secara efisien diharapkan menjadi gaya hidup sehari-hari. ”Penurunan beban listrik pada saat Earth Housr (EH) menghasilkan penghematan lebih dari Rp 800 juta,” kata Bambang Dwiyanto, Manajer Senior Komunikasi Korporat Perusahaan Listrik Negara, Minggu (1/4) sore. Ia mengatakan, penurunan beban listrik terjadi di Jawa-Madura-Bali sebanyak 350 MW, Sumatera 112 MW, serta Indonesia timur (Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara) 64 MW. ”Penurunan beban ini dibandingkan dengan beban pada Sabtu malam mingguminggu sebelumnya. Biasanya, beban listrik Jawa-Madura-Bali pada Sabtu malam 17.516 MW. Saat EH 17.166 MW. Beban Sumatera pada Sabtu malam 3.435 MW dan pada saat EH menjadi 3.323 MW. Beban Indonesia timur biasanya 1.776 MW
dan saat EH 1.712 MW,” ujar Bambang Dwiyanto. Menurut pejabat humas PT PLN Area Pelayanan Jaringan Surakarta Suharmanto, dari kegiatan ini, dihemat 9.939,08 kWh, setara dengan Rp 7,852 juta. Di Bali, EH mengurangi beban listrik 30 MW. Hari raya Nyepi, 23 Maret lalu, mengurangi beban listrik 330 MW, demikian Agung Mastika dari Humas PLN Bali. Kampanye memadamkan listrik selama satu jam diikuti 26 kota di Indonesia dan 147 negara lain di dunia. Di Jakarta mampu dihemat hingga 214 MW (beban pekan sebelumnya 3.251 MW, berkurang menjadi 3.037 MW saat EH berlangsung).
You don't save the earth from climate change simply by turning off your lights, but you save the earth when you incorporate the spirit of earth hour in your daily life. Let's think what else can we do to our one and only Earth (Wittoeng, 2012).
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Jam_Bumi http://www.yiela.com/view/1001592/asal-usul-earth-hourhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
http://id.shvoong.com/exact-sciences/astronomy/2108834-pengertianbumi/#ixzz1sAVQpG16