THE EFFECTS OF EARNINGS MANAGEMENT ON ACCOUNTING CONSERVATISM MODERATED BY CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM (STUDY OF MANUFACTURING COMPANIES LISTEDON INDONESIA STOCK EXCHANGEIN 2008 – 2010) AMMAR AL ASYARI RIDA PRIHATNI ETTY GURENDRAWATI ABSTRACT This study aimsto examine earnings management by companies manufacturing in Indonesia affect the choice of managers to implement aconservative accounting policy. With corporate governance mechanisms in influencing the relationship of Earning Management on Accounting Conservatism. Methods of analysis using multiple linear regression analysis with one independent variable, one dependent variable and two variables moderation. Corporate governance mechanismuses two characteristics as moderating variables, managerial ownership and board of commissioners. Size using the accrua lconservatism, according to those used by Givolyand Hayn (2002) and discretionary accruals as aproxy for earnings management is computed using the Modified Jones Model (Dechow etal., 1995). By using the purposive sampling method, the sample in this research consists of 23 manufacturing companies that listed on Indonesia Stock Exchange in 2008 – 2010. This research use secondary data which is collected from the firm’s annual report and financial statements. The result of this research shows that simultaneously, earning management, managerial ownership, and board of commissioners influence accounting conservatism. Partially, only earning management that significantly influences accounting conservatism. While managerial ownership and board of commissioners do not significantly influence the relationship of Earning Management on Accounting Conservatism.
Keywords: corporate governance, accounting conservatism, earning management, managerial ownership, board of commissioners.
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 52
laporan keuangan untuk mengevaluasi
PENDAHULUAN Konservatisme
telah
menjadi
risiko perusahaan.
prinsip akuntansi yang banyak dianut oleh
Lo (2005) dalam Amalia (2007)
para akuntan sejak abad ke-15 dan
mendefinisikan
semakin popular penggunaannya dalam
suatu
tiga dekade terakhir. FASB Statement of
akuntansi. Akuntansi yang konservatif
Concept
mendefinisikan
berarti bahwa akuntan bersikap pesimis
konservatisme sebagai reaksi hati-hati
dalam menghadapi ketidakpastian laba
(prudent
menghadapi
atau rugi dengan memilih prinsip atau
ketidakpastian. Hal ini dilakukan untuk
kebijakan yang memperlambat pengakuan
memastikan bahwa ketidakpastian dan
pendapatan,
resiko yang melekat pada situasi bisnis
biaya, merendahkan penilaian aktiva dan
telah cukup dipertimbangkan.
meninggikan penilaian utang.
No.
2
reaction)
konservatisma
pandangan
sebagai
pesimistik
mempercepat
dalam
pengakuan
Menurut Widya (dalam Wijayanti,
Pada kenyataannya terdapat pro
2008), perusahaan-perusahaan di Indonesia
dan kontra seputar penerapan prinsip
banyak
konservatisma.
yang
menerapkan
akuntansi
Para
pengkritik
konservatif dalam penyusunan laporan
konservatisma menyatakan bahwa prinsip
keuangannya. Sebanyak 76,9 persen dari
ini
total
menjadi
perusahaan
di
Indonesia
yang
memilih metode akuntansi konservatif. Umumnya perusahaan di Indonesia memilih
akuntansi
menyebabkan bias
laporan
sehingga
keuangan
tidak
dapat
dijadikan alat oleh pengguna laporan keuangan
untuk
mengevaluasi
risiko
konservatif.
perusahaan.
Kenyataannya, konservatisme merupakan
Mayangsari
konsep yang kontroversial. Para pengkritik
menyatakan bahwa semakin konservatif
konservatisme menyatakan bahwa konsep
akuntansi maka nilai buku ekuitas yang
konservatisme
dilaporkan akan semakin bias.
menyebabkan
laporan
keuangan yang bias karena menyebabkan
Monahan dan
(1999) Wilopo
dalam (2002)
Dilain pihak, yang mendukung
kualitas laba yang dihasilkan menjadi lebih
konservatisma
rendah dan kurang relevan, sehingga tidak
konservatisma menghasilkan laba yang
dapat dijadikan sebagai alat oleh pengguna
lebih
berkualitas
menyatakan karena
bahwa
prinsip
ini
mencegah perusahaan melakukan tindakan Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 53
membesar-besarkan laba dan membantu
manajerial
pengguna
dengan
sensitivitas manajemen terhadap pengaruh
menyajikan laba dan aktiva yang tidak
para pemegang saham akan tergantung
overstate. Penelitian yang mendukung
pada
diantaranya dilakukan oleh Feltham dan
manajemen. Untuk struktur pengelolaan
Ohlson (1995) dan Watts (1993) dalam
akan digunakan variabel jumlah komisaris.
Amalia
Diantara berbagai faktor yang dapat
laporan
keuangan
(2007).
Penelitian
mereka
dengan
tingkat
pemikiran
kontrol
bahwa
kepemilikan
membuktikan bahwa laba dan aktiva yang
mendorong
dihitung dengan akuntansi konservatif
perusahaan yang efektif, dewan komisaris
dapat meningkatkan kualitas laba sehingga
merupakan
dapat digunakan untuk menilai perusahaan.
mempengaruhi perilaku manajer dalam
Konservatisme
akuntansi
dalam
penerapan
yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang
akuntansi.
menentukan
tingkatan
faktor
pengelolaan utama
yang
pengelolaan perusahaan termasuk dalam
perusahaan diterapkan dalam tingkatan sangat
terciptanya
kebijakan
Beberapa
konservatisma
penelitian
telah
konservatisme dalam pelaporan keuangan
membuktikan bahwa dewan komisaris
suatu
komitmen
berperan dalam membatasi manajemen
manajemen dan pihak internal perusahaan
laba. Beasley (1996) meneliti hubungan
dalam
antara komposisi dewan komisaris dengan
perusahaan
adalah
memberikan
informasi
yang
transparan, akurat dan tidak menyesatkan
kecurangan
bagi investornya. Hal tersebut merupakan
penelitian
suatu bagian dari implementasi good
perusahaan yang melakukan kecurangan
corporate governance.
mempunyai persentase dewan komisaris
Penerapan konservatif
akuntansi dalam
keuanganperusahaan
salah
yang
governanceyang
berkaitan
perusahaan
satunya
kecurangan.
dengan
ini
keuangan.
membuktikan
Hasil bahwa
eksternal yang lebih rendah daripada
laporan
dipengaruhi oleh mekanisme corporate
laporan
yang
tidak
melakukan
Kecurangan manager dalam bentuk manipulasi laba pada perusahaan untuk
kepemilikan manajerial dan ukuran dewan
mencapai
komisaris. Untuk struktur kepemilikan
dengan mengabaikan kepentingan pemilik
akan
sehingga menimbulkan masalah keagenan
digunakan
variabel
kepemilikan
target
keuntungan
sepihak
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 54
yang serius. Keberadaan dewan komisaris
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
dengan jumlah besar akan lebih ketat
menguji pengaruh earnings management
sehingga akan cenderung mensyaratkan
yang
akuntansi
perusahaan
yang
konservatif
untuk
mencegah sikap oportunistik manajer. Dengan kepemilikan
adanya manajerial
dan
dilakukan
oleh
manufaktur
terhadap
pilihan
perusahaandi
Indonesia
manajer
variabel
menerapkan
kebijakan
jumlah
konservatif.
Dengan
untuk akuntansi
dimoderasi
komisaris dalam mempengaruhi suatu
mekanisme corporate governance yang
hubungan, penelitian ini akan mencoba
diproksikan oleh kepemilikan manajerial
menguji
dan jumlah dewan komisaris.
tingkat
signifikansi
pada
hubungan yang terjadi antara earning
KAJIAN
management
PERUMUSAN HIPOTESIS
dengan
konservatisme
akuntansi dimana earning management dalam
mengambil
sebuah
DAN
Teori Keagenan (Agency Theory)
yang dilakukan perusahaan mempengaruhi manajer
PUSTAKA
Jensen dan Meckling (1976) dalam Anggraini
dan
Trisnawati
(2008)
kebijakan konservatisme akuntansi dalam
mendefinisikan
mempengaruhi
sebagai sebuah kontrak antara satu orang
pelaporan
keuangan
perusahaan.
hubungan
keagenan
atau lebih (prinsipal) yang menyewa orang
Dikalangan para peneliti, prinsip
lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa
konservatisme akuntansi masih dianggap
atas
sebagai prinsip yang kontroversial. Disatu
pendelegasian
sisi, konservatisme akuntansi dianggap
keputusan
sebagai kendala yang akan mempengaruhi
masalah
keagenan
disebabkan
kualitas laporan keuangan. Disisi lain,
prinsipal
kesulitan
untuk
konservatisme akuntansi bermanfaat untuk
bahwa
menghindari perilaku oportunistik manajer
memaksimumkan kesejahteraan pemilik.
nama
pemilik
yang
wewenang
kepada
agen
meliputi
pengambilan
agen.
Timbulnya ketika
memastikan
bertindak
untuk
berkaitan dengan kontrak-kontrak yang
Menurut Jensen dan Meckling
menggunakan laporan keuangan sebagai
(1976) agency theory adalah sebuah
media kontrak (Watts, 2003).
kontrak antara manajer (agent) dengan
Berdasarkan
latar
belakang
masalah diatas, maka tujuan yang ingin
pemilik
(principal).
Agar
hubungan
kontraktual ini dapat berjalan dengan
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 55
lancar,
pemilik
akan
otoritas
pembuatan
mendelegasikan
keputusan
kepada
individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan
dirinya
sendiri
sehingga
manajer. Perencanaan kontrak yang tepat
menimbulkan konflik kepentingan antara
untuk menyelaraskan kepentingan manajer
prinsipal
dan pemilik dalam hal konflik kepentingan
(principal)
inilah yang merupakan inti dari agency
kontrak untuk mensejahterahkan dirinya
theory. Namun untuk menciptakan kontrak
dengan
yang tepat merupakan hal yang sulit
meningkat. Sedangkan manajer (agent)
diwujudkan. Oleh karena itu, investor
termotivasi
diwajibkan
pemenuhan ekonomi dan psikologinya,
untuk
memberi
hak
dan
agen.
Pihak
termotivasi
pemilik
mengadakan
profitabilitas
yang
untuk
selalu
memaksimalkan
pengendalian residual kepada manajer
antara
(residual control right) yakni hak untuk
investasi,
membuat keputusan dalam kondisi-kondisi
kompensasi. Dengan demikian terdapat
tertentu yang sebelumnya belum terlihat di
dua kepentingan yang berbeda di dalam
kontrak.
perusahaan dimana masing-masing pihak
Eisenhardt (1989) dalam Ujiyanto
lain
berusaha
dalam
pinjaman,
untuk
hal
maupun
mencapai
dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa
mempertahankan
teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat
yang dikehendaki.
manusia yaitu: (1) manusia pada umumya
Konservatisme Akuntansi
mementingkan diri sendiri (self interest),
Prinsip
(2) manusia memiliki daya pikir terbatas
(conservatism
mengenai
prinsip
persepsi
masa
mendatang
memperoleh
tingkat
kontrak
atau
kemakmuran
konservatisme principle)
pengecualian
adalah
atau
suatu
modifikasi
(bounded rationality), dan (3) manusia
dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak
selalu menghindari resiko (risk averse).
batasan terhadap penyajian data akuntansi
Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia
yang
tersebut manajer sebagai manusia akan
konservatisme menganggap bahwa ketika
bertindak
yaitu
memilih antara dua atau lebih teknik
pribadinya
akuntansi yang berlaku umum, suatu
mengutamakan
opportunistic, kepentingan
(Haris, 2004). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia dijelaskan bahwa masing-masing
relevan
dan
andal.
Prinsip
prefrensi ditunjukan untuk opsi yang memiliki
dampak
menguntungkan
paling
terhadap
tidak ekuitas
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 56
pemegang saham. Secara lebih spesifik,
Dalam
Watts
(2002)
konservatisme
sebagai
prinsip tersebut mengimplikasikan bahwa
mendefinisikan
nilai terendah dari aktiva dan pendapatan
perbedaan
serta nilai tertinggi dari kewajiban dan
untuk pengakuan laba dibandingkan rugi.
beban
Watts
yang
dilaporkan.
sebaiknya Oleh
dipilih
untuk
itu,
prinsip
karena
verifiabilitas juga
yang
diminta
menyatakan
konservatisme
akuntansi
bahwa
muncul
dari
konservatisme akuntansi mengharuskan
insentif yang berkaitan dengan biaya
bahwa
kontrak, litigasi, pajak, dan politik yang
akuntan
menampilkan
sikap
pesimistis secara umum ketika memilih
bermanfaat
teknik
mengurangi
akuntansi
untuk
pelaporan
keuangan (Belkaoui, 2006 : 288). Konservatisme
akuntansi
bagi
perusahaan
biaya
untuk
keagenan
dan
mengurangi pembayaran yang berlebihan secara
kepada pihak – pihak seperti manajer,
tradisional didefinisikan sebagai antisipasi
pemegang
terhadap
tidak
pemerintah. Selain itu, konservatisma juga
mengantisipasi laba (Watts, 2002 dalam
menyebabkan under statement terhadap
Bahaudin
2011).
laba dalam periode kini yang dapat
Pengantisipasian rugi berarti pengakuan
mengarahkan pada overstatement terhadap
rugi sebelum suatu verifikasi secara hukum
laba pada periode-periode berikutnya,
dapat dilakukan, dan hal yang sebaliknya
sebagai akibat unde rstatement terhadap
dilakukan terhadap laba. Konservatisme
biaya pada periode tersebut.
akuntansi
semua dan
rugi
tetapi
Wijayanti,
merupakan
pengadilan
dan
dalam
Konsep konservatisma menyatakan
permintaan verifikasi terhadap laba dan
bahwa dalam keadaan yang tidak pasti
rugi. Interpretasi tersebut berarti bahwa
manajer perusahaan akan menentukan
semakin besar perbedaan tingkat verifikasi
pilihan perlakuan atau tindakan akuntansi
yang diminta terhadap laba dibandingkan
yang didasarkan pada keadaan, harapan,
terhadap rugi, maka semakin tinggi tingkat
kejadian, atau hasil yang dianggap kurang
konservatisme akuntansi. Akibat perlakuan
menguntungkan.
yang asimetrik terhadap verifikasi laba dan
terhadap
rugi dalam konservatisme akuntansi adalah
akuntansi mengakui biaya atau rugi yang
understatement
kemungkinan akan tejadi, tetapi tidak
yang
asimetri
saham,
persisten
terhadap nilai aktiva bersih.
terjadi
Implikasi
prinsip
konsep
akuntansi
ini
adalah
segera mengakui pendapatan atau laba
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 57
yang akan datang walaupun kemungkinan
dikarenakan
terjadi besar (Suwardjono 1989) dalam
pandangan
Anggraini dan Trisnawati (2008).
konservatisma akuntansi.
Sedangkan, Wolk et al. (2001: 144145) dalam Safiq (2010) memberikan
setiap yang
peneliti berbeda
memiliki mengenai
Pengukuran Konservatisme Watts (2003) dalam Haniati dan
definisi konservatisma akuntansi sebagai
Fitriany
usaha untuk memilih metode akuntansi
menjadi
berterima umum yang (a) memperlambat
Earning/Stock Return Relation Measure,
pengakuan revenues, (b) mempercepat
Earning/Accrual Measures, dan Net Asset
pengakuan expenses, (c) merendahkan
Measure.
penilaian aktiva, dan (d) meninggikan
mengajukan berbagai metode pengukuran
penilaian
konservatisme.
utang.
Definisi
tersebut
(2010)membagi 3
konservatisme
pengukuran,
Berbagai
yaitu
peneliti
Berikut
telah beberapa
mengakibatkan nilai aktiva bersih yang
pengukuran
understated secara persisten. Hal yang
dikelompokkan sesuai dengan pendekatan
sama juga dikatakan Tong (2005) yang
Watt (2003).
mendefinisikan konservatisma akuntansi,
1. Earning/Stock
konservatisme
Return
jika
Relation
khususnya akuntansi diskresioner, sebagai
Measure
pilihan manajerial dari berbagai metode
Stock market price berusaha untuk
akuntansi dan estimasi dalam GAAP yang
merefleksikan perubahan nilai aset
menghasilkan
yang
pada saat terjadinya perubahan, baik
persisten dari laba laporan kumulatif dan
perubahan atas rugi ataupun laba tetap
aset bersih selama periode waktu tertentu.
dilaporkan sesuai dengan waktunya.
Understatement yang persisten dari laba
Basu
yang dilaporkan dan aset bersih yang
konservatisme menyebabkan kejadian-
dicapai melalui penilaian aset yang lebih
kejadian yang merupakan kabar buruk
rendah, penilaian kewajiban yang lebih
atau kabar baik terefleksi dalam laba
tinggi, pengakuan laba dan keuntungan
yang tidak sama (asimetri waktu
yang lebih lambat, dan pengakuan biaya
pengakuan). Hal ini disebabkan karena
dan kerugian yang lebih cepat. Dengan
kejadian
demikian, konservatisma akuntansi belum
menyebabkan
memiliki definisi yang otoritatif. Hal itu
perusahaan
understatement
(1997)
yang
menyatakan
diperkirakan kerugian
harus
segera
bahwa
akan bagi diakui
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 58
sehingga mengakibatkan bad news
Selain itu, Givoly membagi akrual
lebih cepat terefleksi dalam laba
menjadi dua, yaitu operating accrual
dibandingkan
yang merupakan jumlah akrual yang
good
news.
Dalam
modelnya basu menggunakan model
muncul
piecewise-linear
sebagai hasil dari kegiatan operasional
regression
sebagai
berikut:
dalam
laporan
keuangan
perusahaan dan nonoperating accrual ΔNI = α0 + α1ΔNIt-1 +
yang merupakan jumlah akrual yang
α2DΔNIt-1 + α3DΔNIt-1 x ΔNIt-1 + εt
muncul
Dimana
operasional perusahaan.
ΔNIt
adalah
net
income
sebelum adanya extraordinary items
diluar
hasil
kegiatan
3. Net Asset Measure
dari tahun t-1 hingga t, yang diukur
Ukuran ketiga yang digunakan untuk
dengan menggunakan total assets awal
mengetahui
nilai buku. Sedangkan DΔNIt-1 adalah
dalam laporan keuangan adalah nilai
dummy variable, dimana bernilai 1 jika
aktiva
perubahan ΔNIt-1 bernilai negatif.
kewajiban yang overstatement. Salah
yang
tingkat
konservatisme
understatement
dan
satu model pengukurannya adalah
2. Earning/Accrual Measures Ukuran konservatisme yang kedua ini
proksi pengukuran yang digunakan
menggunakan akrual, yaitu selisih
oleh Beaver dan Ryan (2000) yaitu
antara net income dan cash flow. Net
dengan mengunakan market to book
income yang digunakan adalah net
ratio yang mencerminkan nilai pasar
income
dan
relatif terhadap nilai buku perusahaan.
amortisasi, sedangkan cash flow yang
Rasio yang bernilai lebih dari 1,
digunakan
flow
mengindikasikan penerapan akuntansi
operasional. Givoly dan Hayn (2002)
yang konservatif karena perusahaan
melihat
mencatat nilai perusahaan lebih rendah
sebelum
depresiasi
adalah
cash
kecenderungan
dari
akun
akrual selama beberapa tahun. Apabila terjadi akrual negative (net income
dari nilai pasarnya Earning Management
flow
Para manajer memiliki fleksibilitas
operasional) yang konsisten selama
untuk memilih diantara beberapa cara
beberapa
alternatif
lebih
kecil
daripada
tahun,
maka
cash
merupakan
indikasi diterapkannya conservatism.
dalam
mencatat
transaksi
sekaligus memilih opsi opsi yang ada
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 59
dalam perlakuan akuntansi yang sama.
akuntansi. Manajemen laba dalam
Fleksibilitas ini, yang dimaksudkan untuk
artian sempit ini didefinisikan sebagai
memungkinkan beradaptasi ekonomi
para
terhadap
manajer
mampu
perilaku
manajer
berbagai
situasi
dengan
komponen
yang
menggambarkan
konsekuensi ekonomi yang sebenarnya dari
transaksi
tersebut,
dapat
juga
untuk
bermain
discretionary
accrual dalam menentukan besarnya laba. 2. Definisi luas
digunakan untuk memengaruhi tingkat
Manajemen laba merupakan tindakan
pendapatan pada suatu waktu tertentu
manajer
dengan
memberikan
(mengurangi) laba yang dilaporkan
keuntungan bagi manajemen dan para
saat ini atas suatu unit usaha dimana
pemangku kepentingan (stakeholder). Ini
manajer bertanggung jawab, tanpa
adalah
mengakibatkan
tujuan
esensi
(earning
untuk
dari
manajemen
management)
yaitu,
laba suatu
kemampuan untuk “memanipulasi” pilihan
untuk
(penurunan)
meningkatkan
peningkatan
profitabilitas
ekonomi
jangka panjang unit tersebut.
pilihan yang tersedia dan mengambil
Scott (2000) dalam Sunarto (2009)
pilihan yang tepat untuk dapat mencapai
menyatakan bahwa “earnings management
tingkat laba yang diharapkan (belkoui,
is the choice by a manager of accounting
2006:74).
policies so as to achive some specific
Manajemen laba sebagai suatu proses
pengambilan
langkah
yang
objective”.
Berdasarkan
pernyataan
tersebut menunjukkan bahwa manajemen
disengaja dalam batas prinsip akuntansi
laba
yang
akuntansi oleh manajer untuk berbagai
berterima
umum
baik
didalam
merupakan
pilihan
kebijakan
maupun diluar batas General Accepted
tujuan
Accounting Prinsip (GAAP). Menurut
dikelompokkan ke dalam dua kategori.
Sugiri
Pertama, pilihan kebijakan akuntansi itu
(1998)
dalam
Widyaningdyah
spesifik.
Kebijakan
akuntansi
(2001) membagi definisi manajemen laba
sendiri,
menjadi dua, yaitu:
declining-balance
1. Definisi sempit
kebijakan untuk pengukuran revenue; dan
seperti
straight-line amortization,
versus atau
Manajemen laba dalam hal ini hanya
kedua akrual diskresi, seperti provisi
berkaitan dengan pemilihan metode
kerugian kredit, biaya jaminan, nilai
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 60
persediaan, waktu dan jumlah pos luar
management
biasa. Ada dua cara untuk melihat perilaku
penyajianlaba yang disesuaikan dengan
manajemen
tujuan yang diinginkan oleh manajer,
laba.
opportunistic memaksimumkan
Pertama,
perilaku
manajemen
untuk
utilitas
melalui
adalah
suatu
pemilihansuatu
set
cara
kebijakan
mereka
akuntansi atau melalui pengelolaan akrual.
mengenai kompensasi, debt contract, dan
Scott (2000) menyatakan bahwa earnings
political cost; dan kedua, manajemen laba
management berkaitan dengan pilihan
dari perspektif efficient contracting.
manajemen
atas
kebijakan
akuntansi
Healy (1985) menyatakan bahwa
sehingga tujuan manajemen dapat dicapai.
ada dua pendekatan yang dapat digunakan
Terdapat dua sudut pandang earnings
untuk mendeteksi perilaku manajemen me-
management;
pertama,
earnings
manage laba. Pertama, mengontrol jenis
management
merupakan
perilaku
akrual,
dimana
secara
luas
manajemen
porsi
item
dikaitkan dengan maksimisasi kompensasi,
penerimaan dan pengeluaran (revenue and
kontrak utang dan biaya politik. Kedua,
expenses) pada laporan laba-rugi yang
earnings management ditinjau dari sudut
tidak direpresentasikan oleh arus kas; dan
pandang pengkontrakan efisien (eflcient
kedua, perubahan kebijakan akuntansi.
contracting).
didefinisikan
akrual sebagai
Selanjutnya, Healy menyatakan bahwa
yang
oportunistik
yang
Earnings management merupakan
akrual diskresi digunakan sebagai proxy
pemilihan
kebijakan
total akrual. Asumsi yang digunakan
mencapai
tujuan
adalah akrual non-diskresi relatif kecil
management juga berkaitan dengan moral
terhadap akrual diskresi, sehingga total
hazard
akrual tinggi mengandung akrual diskresi
dianggap sebagai ancaman moral bagi
tinggi. Total akrual dapat dihitung dengan
pengguna
dua cara. Pertama, menghitung perubahan
Healy
dan
Wahlen
setiap akun neraca yang merupakan subyek
management
terjadi
akrual; dan kedua, menghitung perbedaan
menggunakan judgment dalam pelaporan
antara net income dan cash flow.
keuangan dan penyusunan transaksi untuk
Menurut
Scott
(2000)
dalam
karena
merubah
akuntansi khusus.
earnings
Earnings management
laporankeuangan.
laporan
untuk
(1999),
Menurut earnings
ketikamanajemen
keuangan,
sehingga
Anggraini dan Trisnawati (2008), earnings Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 61
menyesatkan stakeholder tentang kinerja
sistem legal, yang dapat diartikan dengan
ekonomi perusahaan.
hukum dan pelaksanaannya.
Corporate Governance
Prinsip Prinsip Corporate Governance Prinsip-prinsip
Pengertian Corporate Governance Menurut Forum for Corporate
OECD
(dalam
Sukrisno Agoes, 2006) mencakup lima
Governance in Indonesia (FCGI, 2006)
bidang
dalam (Agoes dan Ardana: 101) corporate
pemegang
governance adalah seperangkat peraturan
perlindungannya; peran para karyawan dan
yang mengatur hubungan antara pemegang
pihak-pihak
yang
saham, pengurus (pengelola) perusahaan,
(stakeholders)
lainnya;
pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta
(disclosure) yang akurat dan tepat waktu;
para pemegang kepentingan intern dan
transparansi terkait dengan struktur dan
ekstern lainnya yang berkaitan dengan
operasi perusahaan; serta tanggung jawab
hak-hak dan kewajiban mereka, atau
dewan (maksudnya Dewan Komisaris dan
dengan kata lain suatu sistem yang
Direksi) terhadap perusahaan, pemegang
mengatur dan mengendalikan perusahaan.
saham,
Corporate governance merupakan serangkaian
mekanisme
yaitu:
saham
dan
hak-hak
para
(stockholders)
dan
berkepentingan pengungkapan
pihak-pihak
yang
berkepentingan lainnya. Secara ringkas,
dapat
prinsip-prinsip tersebut dapat dirangkum
melindungi pihak-pihak minoritas (outside
sebagai berikut: a. Perlakuan yang setara
investors/ minority shareholders) dari
antar pemangku kepentingan (fairness),
ekspropriasi yang dilakukan oleh para
b.Transparansi
(transparency),
c.
manajer dan pemegang saham pengendali
Akuntabilitas
(accountability),
d.
(insider)
Responsibilitas (responsibility)
dengan
yang
utama,
penekanan
pada
mekanisme legal (Shleiver dan Vishny,
Mekanisme Corporate Governance
1997) dalam Wawo 2010. Pendekatan
Mekanisme merupakan cara kerja
legal dari corporate governance memiliki
sesuatu secara tersistem untuk memenuhi
arti
dari
persyaratan tertentu. Mekanisme corporate
corporate governance adalah proteksi
governance merupakan suatu prosedur dan
investor eksternal (outside investors), baik
hubungan yang jelas antara pihak yang
pemegang saham maupun kreditor, melalui
mengambil keputusan dengan pihak yang
bahwa
mekanisme
kunci
melakukan
kontrol
atau
pengawasan
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 62
terhadap keputusan. Menurut Boediono
kontrak
(2005) mekanisme dalam pengawasan
karyawan, pemasok, dan kreditur. Namun,
corporate governance dibagi dalam dua
konflik tersebut tidak dapat diatasi secara
kelompok yaitu internal dan external
menyeluruh dengan menggunakan kontrak
mechanisms.
tersebut karena biaya untuk membuat
antara
manajemen
dengan
Internal mechanisms adalah cara
kontrak yang lengkap sangatlah mahal, dan
untuk mengendalikan perusahaan dengan
apabila tidak merupakan hal yang tidak
menggunakan struktur dan proses internal
mungkin (Fama dan Jensen, 1983; Hart,
seperti rapat umum pemegang saham
1995). Jadi, dalam kondisi dimana kontrak
(RUPS),
tidak
komposisi
dewan
direksi,
dapat
dibuat
secara
sempurna,
komposisi dewan komisaris dan pertemuan
mekanisme
dengan board of director. Sedangkan
memainkan peranan dalam memitigasi
external
cara
konflik tersebut. Mekanisme corporate
mempengaruhi perusahaan selain dengan
governance yang dapat memitigasi konflik
menggunakan mekanisme internal, seperti
teresebut dan mempengaruhi hubungan
pengendalian
antara
mechanisms
oleh
adalah
perusahaan
dan
pengendalian pasar.
corporate
earning
management
dengan
akuntansi
adalah
konservatisme
Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara pemilik
kepemilkan manajerial dan jumlah dewan komisaris.
sebagai principal dan manajer sebagai agen
Bernhart dan Rosenstein (1998)
yang menjalankan perusahaan maka akan
dalam
muncul
menyatakan
permasalahan
agensi
karena
governance
Siallagaan
&
Mas’ud,
bebarapa
2006)
mekanisme
masing-masing pihak tersebut akan selalu
(mekanisme corporate governance) seperti
berusaha
mekanisme internal, seperti struktur dan
untuk
memaksimalisasikan
fungsi utilitasnya (Jensen & Meckling,
dewan
1976) dalam Wardhani (2008).
eksternal seperti pasar untuk kontrol
Untuk permasalahan dibuatlah
meminimalisasi agensi
tersebut,
kontrak-kontrak
komisaris,
maka
masalah keagenan. Konflik keagenan yang
dalam
mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen
saham
rendahnya
manajernya
mekanisme
perusahaan diharapkan dapat mengatasi
perusahaan baik kontrak antara pemegang dengan
serta
maupun
akan kualitas
mengakibatkan laba.
Rendahnya
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 63
kualitas
laba
akan
dapat
membuat
kesalahan pembuatan keputusan kepada
perusahaan yang dimiliki oleh direksi dan komisaris (Priyo Widodo, 2010).
para pemakainya seperti investor dan
Trisyanti (2009) dalam Diah (2009)
kreditor, sehingga nilai perusahaan akan
menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
berkurang.
itu sendiri dapat dilihat dari konsentrasi
Kepemilikan Manajerial
kepemilikan atau prosentase saham yang
Penelitian ini akan memasukkan
dimiliki
oleh
dewan
direksi
dan
mekanisme internal spesifik perusahaan
manajemen. Prosentase tersebut diperoleh
sebagai variabel pemoderasi yaitu struktur
dari
kepemilikan dan struktur pengelolaan.
dimiliki oleh manajerial. Semakin besar
Untuk
akan
proporsi kepemilikan manajerial pada
digunakan variabel kepemilikan manajerial
perusahaan, maka manajemen cenderung
dengan
lebih giat untuk kepentingan pemegang
struktur
kepemilikan
pemikiran
manajemen
bahwa
terhadap
sensitivitas
pengaruh
para
pemegang saham akan tergantung pada tingkat kontrol kepemilikan manajemen. Etty
banyaknya
jumlah
saham
yang
saham dimana pemegang saham adalah dirinya sendiri. Mekanisme corporate governance
Menurut Mello dan Pearson dalam
yang dapat digunakan untuk mengurangi
Widyastuti
terjadinya
(Balance,
2004),
konflik
kepentingan
agent-
Kepemilikan Dalam (Insider Ownership
principal adalah dengan memperbesar
Concentration)
persentase
jumlah kepemilikan manajerial (Jensen
kepemilikan dewan direksi dan dewan
dan Meckling, 1976) dalam Mudjiono
komisaris atas saham perusahaan (Priyo
(2010). Dengan demikian akan terjadi
Widodo, 2010).
pensejajaran
Menurut
adalah
manajemen dengan pemegang saham. Dan
Bisnis
mekanisme
diatas
Indonesia, Insider Ownership didefinisikan
keyakinan
investor
sebagai persentase suara yang berkaitan
manajer untuk melakukan tindakan untuk
dengan saham dan option yang dimiliki
memanipulasi laba dapat diminimalisasi.
Jurnal
Sartono
antara
(2004)
dalam
Agus
kepentingan
Ekonomi
dan
oleh manajer dan direksi suatu perusahaan.
Menurut
Secara matematik nilai Insider Ownership
Rouchowdhury
(IO) diperoleh dari persentase saham
manajerial
akan
menambah
bahwa
Lafond
perilaku
dan
(2007),
kepemilikan
merupakan
presentase
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 64
oleh
peraturan dan mekanisme pengendalian
direktur perusahaan dibandingkan dengan
yang secara efektif mengarahkan kegiatan
jumlah saham perusahaan yang beredar
operasional perusahaan serta kemampuan
secara
antara
untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang
kepemilikan manajerial dan konservatisme
mempunyai kepentingan yang berbeda.
terjadi
akan
Mekanisme (pengendalian) internal dalam
akan
perusahaan
antara
berpengaruh terhadap laba perusahaan. Hal
kepemilikan
dan
ini disebabkan konservatisme akuntansi
dilakukan oleh dewan komisaris dalam hal
akan membuat perusahaan lebih mengakui
ini komposisi dewan (World Bank, 1999)
kerugian
dalam Boediono (2005).
kepemilikan
saham
keseluruhan. pada
saat
melakukan
perusahaan
Hubungan perusahaan
investasi
dan
keuntungan
yang
menunda
yang
pengakuan
dapat
berpengaruh
lain
struktur
pengendalian
yang
Ukuran dewan komisaris yang
terhadap penilaian kinerja manajer.
terkait dengan jumlah anggota dewan
Jumlah Dewan Komisaris
komisaris akan mempengaruhi mekanisme
Jumlah dewan komisaris adalah
pengawasan terhadap perusahaan. Ukuran
jumlah yang tepat dari anggota dewan
dewan komisaris yang lebih besar akan
komisaris dalam menjalankan tugasnya.
menyebabkan tugas setiap anggota dewan
Menurut pedoman umum Good Corporate
komisaris menjadi lebih khusus karena
Governance Indonesia, jumlah anggota
terdapat komite-komite yang lebih khusus
dewan komisaris harus disesuaikan dengan
dalam mengawasi perusahaan. Spesialisasi
kompleksitas perusahaan dengan tetap
yang
memperhatikan
menunjukkan
efektifitas
dalam
lebih
besar
tersebut
pengawasan
yang
dapat lebih
pengambilan keputusan (dalam Lara, et al
efektif sehingga penerapan akuntansi yang
(2005).
disyaratkan Dalam
penelitian
komisaris
lebih
struktur
konservatif. Oleh karena itu, jumlah
pengelolaan akan digunakan jumlah dewan
anggota dewan komisaris harus sesuai
komisaris dengan pemikiran bahwa salah
dengan
satu cara yang paling efisien dalam rangka
kompleksitas
untuk
pengawasan yang dilakukan lebih efektif.
mengurangi
ini,
dewan
terjadinya
konflik
kebutuhan
perusahaan
perusahaa,
dan supaya
kepentingan dan memastikan pencapaian tujuan perusahaan, diperlukan keberadaan Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 65
Meekanisme Corrporate goveernance 1.
Kepem milikan Manejerial (X2)
2.
Ukurann Dewan Komisarris (X3)
METODOL M LOGI PENE ELITIAN Metode M Penelitian ini adalah pen nelaahan hu ubungan variabel v inndependen dengan vaariabel deppenden yanng dimoderrasi dua vaariabel
Earn ning Man nagement(X1)
Konservatism K me A Akuntansi (Y)
Diiscretionery Acrrual
Accrual Conservatism m
mooderator.
Jenis
dataa
yang
diigunakan daalam peneliitian ini adaalah data seekunder, yaaitu data-daata yang dissediakan olleh pihak lain dan tidak berasal dari su umber langgsung. Datta sekundeer yang
Gambaar 1. Modell Penelitian n
diiperoleh daari laporan keuangan tahunan
Hipotessis
(a annual repport) perussahaan man nufaktur
Berdasarkaan kajian teoori dan moddel
yaang listing di d Bursa Efe fek Indonesiia (BEI).
penelitiian gambar 1 diatas maka m hipotessis
Su umber peneelitian ini ddari www.jjsx.co.id
yang diiajukan dalaam penelitiian ini adalah
daan pojok bursa efeek Indonessia Stie
sebagaii berikut:
Trrisakti.
H1:
Terdapat pengaruh anntara earninngs
Definisi D Opeerasional
managemennt
Konservatis K me Akuntaansi
terhaddap
konservatissme akuntannsi. H2:
konsservatisme
yang
Terdapat pengaruh anntara earninngs
diigunakan dalam d pennelitian ini adalah
managemennt
terhaddap
uk kuran akruual yang m merupakan variabel
konservatissme akuntansi denggan
teerikat dalam m model ppenelitian. Ukuran
dimoderasi H3:
Ukuraan
oleh
kepemilikkan
ko onservatism me
dengaan
mengg gunakan
manajerial.
ak krual, sesuaai dengan yaang digunak kan oleh
Terdapat pengaruh anntara earninngs
Givoly G dan Hayn (20002) dalam Ahmed
managemennt
daan
terhaddap
konservatissme akuntansi denggan
Dueellman
((2007).
Rumus
un ntukmengukkur konservvatisme yaittu:
dimoderasi oleh jum mlah dew wan komisaris.
KON_ACC K =
Jurnal Ilm miah Wahan na Akuntansi Volume 8, No.1, Tah hun 2013 66
Keterangan:
TAC / A t
KON_ACC
= Tingkat konservatisme
NI
=
Laba
sebelum
=
t
t
3
t
t-1
t-1
Arus
kas
operasi
TAC
t
: total accruals perusahaan i
pada periode t
RTA
A
= Rata-rata total aktiva Pengukuran
perusahaan i pada akhit tahun t-1
manajemen
laba
menggunakan discretinary accrual (DAC). penelitian
ini
discretionary
accruals
manajemen
laba
: total aset untuk sampel
t-1
Earning Management
menggunakan
t-1
α (PPE / A ) + e
ditambah biaya depresiasi
Dalam
1
Keterangan:
extraordinary items CF
= α (1/ A ) +
α ((ΔREV - ΔREC ) / A ) + 2
akuntansi
t-1
penggunaan
sebagai
dihitung
Modified
proksi dengan
Jones
Model
(Dechow et al., 1995) dalam Ujiyhanto dan Pramuka (2007). Untuk mengukur
REV
t
:
perubahan
pendapatan
perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t REC
t
:
perubahan
piutang
perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t PPE
t
:aktiva
tetap
(gross
DAC, terlebih dahulu akan mengukur total
property plant and equipment)
akrual.
Total
perusahaan tahun
menjadi
komponen
akrual
diklasifikasikan
discretionary
dan
c. Menghitung accruals
nondiscretionary dengan tahapan: a. Mengukur total accrual dengan
= laba bersih setelah pajak (net income) – arus kas operasi (cash b. Menghitung nilai accruals yang regresi
dengan
OLS
persamaan
(Ordinary
Square):
(NDA)
adalah
NDAt
=
α (1/ 1
A ) t-1
+
α ((ΔREV - ΔREC ) / A ) + 2
t
t
t-1
α (PPE / A 3
t
t-1
Keterangan:
flow from operating). diestimasi
model
sebagai berikut:
menggunakan model Jones yang dimodifikasi. Total Accrual (TAC)
nondiscretionary
Least
NDAt : nondiscretionary accruals pada tahun t α
: fitted coefficient yang
diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total accruals
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 67
d. Menghitung discretionary accruals
Jumlah Dewan Komisaris Ukuran
DACt : (TAC / A ) t
t-1
merupakan
- NDA
t
:
discretionary
accruals
perusahaan i pada periode t Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel pemoderasi adalah mekanisme corporate governance yang berhubungan dengan nilai pasar perusahaan, yaitu kepemilikan manajerial dan jumlah dewan komisaris untuk fungsi service dan kontrol.
Midiastuty & Machfoedz (2003) Arief
&
(2007)mendefinisikan
Bambang kepemilikan
manajerial merupakan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan yang meliputi komisaris dan direksi. Adanya kepemilikan manajerial dalam perusahaan dapat menjadi salah satu upaya keagenan
dalam
anggota
dewan
mengurangi
dengan
Dewan komisaris bertanggung jawab dan berwenang manajemen,
mengawasi dan
tindakan
memberikan
nasehat
kepada manajemen jika dipandang perlu oleh dewan komisaris (KNKG, 2004). Ukuran dewan komisaris diukur dengan menggunakan indikator jumlah anggota dewan komisaris suatu perusahaan.
Metode Analisis
Kepemilikan Manejerial dalam
jumlah
komisaris
komisaris perusahaan (Beiner et al, 2003).
Keterangan: DACt
dewan
manajer
masalah dan
Model
penelitian
ini
menggunakan alat analisis regresi maka data diuji apakah memenuhi uji asumsi klasik guna memenuhi BLUE (the best linier unbiased estimator). Uji asumsi klasik
dilakukan
karena
menjadi
persyaratan regresi agar model linier tidak bias sebagai estimator. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi:Uji Normalitas, Multikolonieritas,
Autokorelasi,
Heteroskedastisitas.
menyelaraskan kepentingan antara manajer dengan
pemegang
saham.Persentase
kepemilikan manajemen diperoleh dari jumlah persentase saham yang dimiliki manajemen secara pribadi
HASIL
PENELITIAN
dan
PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
dari
69
observasi pada perusahaan manufaktur
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 68
yang dijadikan sampel penelitian dapat
perusahaan
tersebut
dilihat dari menunjukkan bahwa jumlah
berhati-hati
dalam
data yang digunakan dalam penelitian ini
risiko bisnis. Sedangkan standar
sebanyak 69 sampel data yang diambil dari
deviasi
Annual Report dan Laporan Keuangan
menunjukkan variasi yang terdapat
Publikasi perusahaan manufaktur yang
dalam konservatisme akuntansi.
tercatat di BEI periode 2008 sampai 2010. Variabel
yang
Konservatisme Management,
digunakan Akuntansi,
Kepemilikan
adalah Earnings
Manajerial,
dan Jumlah Dewan Komisaris.
menghadapi
dimiliki
0,20061
2. Earnings Management Variabel
earnings
management
(DA) diukur dengan menggunakan discretionary
accrual
yang
menghasilkan nilai rata-rata (mean)
1. Konservatisme Akuntansi Variabel
yang
cenderung
konservatisme
sebesar 0.60.Hal ini menunjukan diukur
tingkat earnings management yang
dengan menggunakan akrual, yaitu
tinggi artinya rata-rata perusahaan
selisih antara net income dan cash
melakukan earnings management,
flow yang menghasilkan nilai rata-
atau sebagian besar perusahaan
rata sebesar 0,62. Hal tersebut
melakukan earnings management.
menjelaskan
rata-rata
Nilai earning management yang
perusahaan sampel konservatif atau
paling rendah pada PT. Barito
memiliki
Pasific Tbk tahun 2008 adalah
bahwa
tingkat
konservatisme
yang tinggi. Tingkat konservatisme
sebesar
akuntansi terendah adalah sebesar
merupakan discretionary accruals
0.26 pada PT. Astra International
terendah.
Tbk
Perusahaan
maksimum pada PT. Apac Citra
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Centertex Tbk tahun 2008 yaitu
Efek Indonesia pada tahun 2008-
sebesar
2010 dengan tingkat konservatisme
merupakan discretionary accruals
akuntansi tertinggi terdapat pada
tertinggi.Standar deviasi variabel
PT. Asahimas Flat Glass Tbk pada
ini
tahun 2009 adalah sebesar 1.07.
menunjukkan variasi yang terdapat
Hal
dalam earnings management.
tahun
ini
2010.
menunjukan
bahwa
0.09,
yang
mana
Sedangkan
1.22,
adalah
nilai
yang
sebesar
mana
0.30144
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 69
3. Kepemilikan Manajerial
komisaris paling sedikit adalah 1
Variabel kepemilikan manajerial
orang dimiliki oleh PT. Jakarta
(KM) dalam penelitian ini memiliki
Kyoei Steel Works Tbk dan paling
nilai rata-rata (mean) sebesar 1.23.
banyak mencapai 3 orang dimiliki
Hal ini menunjukan persentase
oleh PT. Astra International Tbk.
saham
oleh
Standar deviasi adalah sebesar
manajemen yang secara aktif ikut
0.5549 menunjukkan variasi yang
dalam
terdapat
yang
dimiliki
pengambilan
perusahaan
keputusan
yang
meliputi
komisaris
dan
direksi.
terendah
(minimum)
dalam
jumlah
dewan
komisaris.
Nilai sebesar
Pengujian Asumsi Klasik
0,00001 yang dimiliki oleh PT.
Uji Normalitas Pada awal pengujian
Apac Citra Centertex Tbk dan nilai
normalitas, hasil menunjukkan bahwa
tertinggi (maksimum) sebesar 5.06
distribusi data tidak memenuhi normalitas.
dimiliki oleh PT. Lionmesh Prima
Untuk
Tbk. Sementara itu, nilai standar
dilakukan transformasi data ke dalam
deviasi
1.6009
bentuk SQRT (square root/akar pangkat
menunjukkan variasi yang terdapat
dua) agar seluruh nilai mendekati nilai-
dalam kepemilikan manajerial.
nilai yang lainnya. Kemudian dilakukan
sebesar
4. Jumlah Dewan Komisaris
memenuhi
syarat
normalitas,
kembali pengujian normalitas kembali,
Jumlah dewan komisaris (JDK)
hasilnya sudah lebih baik namun belum
perusahaan dalam penelitian ini
berdistribusi normal. Peneliti kemudian
memiliki nilai rata-rata (mean)
menghapus data-data yang timpang dengan
sebesar 2.17. Hal ini menunjukkan
melihat outlier pada boxplot.
bahwa sebagian besar perusahaan
Dari hasil olahan data berupa rasio
memiliki dewan komisaris yang
skewness
termasuk
membandingkan nilai statistik dan standar
juga
komisaris
independen sebanyak 2 orang. Dewan
komisaris
dimaksudkan
untuk dapat mengawasi kinerja
dan
kurtosis
dengan
errornya. Rasio Skewness = 0.205 / 0.289 = 0.709
manajer atau direksi. Jumlah dewan Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 70
Rasio Kurtosis = -0.366 / 0.570 = -0.642
independen
masing-masing
(partial)
berpengaruh signifikan terhadap variabel
Hasil perhitungan rasio skewness
dependen. Apabila thitung> ttabel maka maka
dan kurtosis berada diantara ± 1,96 yang
Ho ditolak, Ha diterima. Nilai ttabel dengan
berarti data residual berdistribusi normal.
df = 65, pada α = 5% adalah sebesar
Uji Multikolonieritas Dari hasil olah data
1.6686. Berikut akan disajikan analisis
bahwa semua variabel bebas memiliki nilai
koefisien regresi dengan menggunakan uji
tolerance yanglebih besar dari 0,10 dan
t:
nilai VIF lebih kecil dari 10. Oleh karena
Tabel Hasil Kesimpulan Uji t
itu, dapat disimpulkan bahwa variabel
Variabel t-
>/ t-
Sign. >/ A Kesimpul
bebas dalam penelitian ini terbebas dari
hitun < tabel
multikolonieritas atau tidak ada korelasi
g
antar variabel bebas.
3.66 > 1.668 0.00 < 0.0 Signifikan
Uji
Autokorelasi
pengujian menunjukkan
Berdasarkan
melalui
Durbin
bahwa
hasil Watson
Durbin-Watson
sebesar 2.156 berada di daerah tidak ada autokorelasi. Yaitu diperoleh nilai dL sebesar 1,525 sedangkan nilai dU sebesar 1,703.
Kesimpulannya,
model
regresi
dalam penelitian ini bebas dari masalah autokorelasi. Uji Heterokedasitas Berdasarkan hasil olahan data dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari seluruh variabel bebas lebih besar dari 0,05 yang berarti model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.
DA
6
Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
1
an
5
AbsX1_ 0.79 < 1.668 0.43 > 0.0 Tidak X2
3
6
0
5
signifikan
AbsX1_ 0.24 < 1.668 0.80 > 0.0 Tidak X3
5
6
7
5
signifikan
Sumber: data yang diolah dengan SPSS 19 IBM Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai t hitung untuk earning management adalah sebesar 3.666 lebih besar dari nilai t tabel 1.668 (t-hitung > t-tabel). Selain itu nilai signifikasi 0,001 < 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
Terdapat pengaruh yang signifikan pada earning
Pengujian Hipotesis
6
<
management
terhadap
konservatisme akuntansi. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai t hitung untuk kepemilikan manajerial
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 71
dan earning management adalah sebesar
0,05
0.793lebih kecil dari nilai t tabel 1.668 (t-
berpengaruh terhadap pilihan manajer
hitung < t-tabel). Selain itu nilai signifikasi
perusahaan untuk menggunakan akuntansi
0,430 > 0,05, berarti Ho diterima dan Ha
konservatif
artinya
earnings
management
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan pengolahan data yang
tidak ada pengaruh yang signifikan pada
dilakukan selama tahun 2008-2010 pada
earnings
konservatisme akuntansi dengan teknik
management
konservatisme
terhadap
akuntansi
dengan
dimoderasi oleh kepemilikan manajerial.
akrual
konservatisme
management
dan
dengan
earning
discreationery
Berdasarkan hasil perhitungan didapat
accruals model jones yang dimodifikasi.
nilai t hitung jumlah dewan komisaris dan
Didapatkan hasil bahwa rata rata sebanyak
earning management adalah sebesar 0.245
22%
lebih kecil dari nilai t tabel 1.668 (t-hitung
melakukan income increasing earning
< t-tabel). Selain itu nilai signifikasi 0,807
management dan sebanyak 78% atau 18
> 0,05, berarti
Ho diterima dan Ha
perusahaan melakukan income decreasing
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
earning management. Sehingga 78% atau
tidak ada pengaruh yang signifikan antara
18
earnings
menyelenggarakan
management
konservatisme
terhadap
akuntansi
dengan
atau
5
perusahaan
perusahaan
earning
terindikasi
yang
cenderung
income
decreasing
management
berpengaruh
dimoderasi oleh jumlah dewan komisaris.
terhadap pilihan manajer perusahaan untuk
Earning
menggunakan
Management
Dan
Berdasarkan hasil pengujian yang antara
management
variabel
terhadap
yang
tidak
konservatif (optimis). Manajer merasa
Konservatisme Akuntansi dilakukan
akuntansi
earning
penggunaan akuntansi yang konservatif akan membatasi tindakan oportunistik
konservatisme
manajemen.
akuntansi, variabel earning management
Hasil
penelitian
ini
konsisten
berpengaruh secara signifikan terhadap
dengan hasil penelitian yang dilakukan
konservatisme
oleh
akuntansi
dengan
arah
Mayangsari
danWilopo
(2002),
koefisien negatif yaitu sebesar 3.666 lebih
Amanah (2002), Yulistia (2004), dan
besar dari nilai t tabel 1.668 (t-hitung > t-
Anggraini & Trisnawati (2008) yang
tabel). Selain itu nilai signifikasi 0,001 <
menemukan
adanya
pengaruh
negatif
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 72
signifikan
terhadap
konservatisme
akuntansi.
dipergunakan karena akuntansi konservatif menguntungkan
Hasil
penelitian
ini
konsisten
antara
pihak-pihak
dengan hasil penelitian yang dilakukan
maupun
dalam Anggraini & Trisnawati (2008)
pemsahaan.
yang
membatasi
menyatakan
bahwa
earnings
dalam
kontrak-kontrak
dalam
dengan
perusahaan
pihak-pihak
Konservatisma tindakan
luar dapat
manajer
untuk
laba
serta
management berpengaruh terhadap pilihan
memperbesar-besarkan
manajer perusahaan untuk menggunakan
memanfaatkan informasi yang asimetri
akuntansi
Konservatisma
ketika menghadapi klaim atas aktiva
akuntansi tidak konsisten digunakan pada
perusahaan. Peningkatan ini disebabkan
perusahaan di Indonesia karena masih
oleh
adanya sebagian perusahaan lebih memilih
sehingga auditor dan manajer cenderung
untuk menggunakan akuntansi konservatif
melindungi
atau
melaporkan angka-angka yang konservatif
konservatif.
menggunakan
akuntansi
tidak
konservatif. Penelitian ini membuktikan bahwa
jika
terkait
tuntutan
dirinya
dengan
hukum, selalu
dalam laporan keuangannya.
earnrngs
Hasil penelitian ini juga seiring
perusahaan
dengan penelitian yang dilakukan Mayang
cenderung menggunakan akuntansi yang
Sari dan Wilopo (2002) dalam Anggraini
tidak
& Trisnawati (2008) yang menyatakan
management,
manajer
konservatif
merasa
dengan
meningkatnya
(optimis).
penggunaan
konservatif
akan
Manajer
akuntansi
membatasi
yang
bahwa perusahaan menggunakan prinsip
tindakan
konservatif terdapat cadangan tersembunyi
oportunistik manajemen.
yang digunakan untuk investasi sehingga
Hasil penelitian ini juga konsisten
perusahaan
yang
konservatif
identik
dengan hasil penelitian yang dilakukan
dengan
Yulistia
&
Pertumbuhan terjadi karena sebenarnya
Trisnawati (2008) yang menyatakan bahwa
pada pembebanan kos yang sebesar-
earnings
besarnya terdapat cadangan tersembunyi
pilihan
(2004)
dalam
management manajer
menggunakan
Anggraini
mempengaruhi
perusahaan
akuntansi
untuk
yang
perusahaan
cukup
besar
yang
untuk
tumbuh.
melakukan
konservatif.
investasi pada masa yang akan datang.
Penggunaan konservatisma dalam praktik
Penelitian tersebut juga mendukung
akuntansi sangat disarankan untuk tetap
penelitian yang dilakukan Amanah (2002)
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 73
dalam Anggraini & Trisnawati (2008) yang
menyatakan
perusahaan
bahwa
memilih
manajer
akuntansi
yang
Nilai t hitung 0.793lebih kecil dari nilai t tabel 1.668 (t-hitung < t-tabel). Dengan tanda negatif dapat diartikan
konservatif (optimis) dipengaruhi oleh
bahwa
perilaku
untuk
memperlemah hubungan atau berpengaruh
mengelola laba agar dapat memaksimalkan
negatif terhadap earning management
kepentingannya
dengan
oportunistik
manajer
dengan
mengorbankan
kepemilikan
manajerial
konservatisma
akuntansi,
kesejahteraan pihak-pihak yang melakukan
sedangkan nilai signifikasi 0,430 > 0,05
kontrak dengan manajer. Dugaan ini
menunjukkan bahwa berdasarkan sampel
diperkuat
kecenderungan
penelitian, variabel kepemilikan manajerial
di
bukan merupakan variabel yang dapat
dengan
perusahaan-perusahaan melakukan sehingga
earnings manajer
Indonesia management,
memilih
untuk
menginteraksi
pengaruh
management
terhadap
earnings
konservatisma
menggunakan akuntansi yang konservatif
akuntansi. Dengan demikian hipotesis
dipengaruhi oleh earnings management
yang menyatakan Ho diterima dan Ha
yang
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dilakukan
oleh
perusahaan-
perusahaan yang ada di Indonesia.
untuk tidak ada pengaruh yang signifikan
Pengaruh
pada
Terhadap
Earnings
Management
Konservatisme
Akuntansi
Dengan Dimoderasi Oleh Kepemilikan
earnings
konservatisme
management
terhadap
akuntansi
dengan
dimoderasi oleh kepemilikan manajerial. Hasil
Manajerial.
penelitian
ini
konsisten
Berdasarkan hasil pengujian yang
dengan hasil penelitian yang dilakukan
dilakukan terhadap variabel kepemilikan
dalam Amalia (2007) dimana variabel
manajerial
kepemilikan manajerial bukan merupakan
earning
mempengaruhi
hubungan
management
dengan
akuntansi
menyatakan
hubungan konservatisma akuntansi dengan
bahwa variabel kepemilikan manajerial
nilai perusahaan. Tanda negatif koefisien
tidak
interaksi pada hasil penelitian diartikan
konservatisme
berpengaruh
secara
signifikan
variabel
yang
dapat
menginteraksi
terhadap hubungan earning management
bahwa
dengan konservatisme akuntansi dengan
memperlemah hubungan atau berpengaruh
arah koefisien positif.
negatif terhadap hubungan konservatisma
kepemilikan
manajerial
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 74
akuntansi dengan nilai perusahaan. Dengan
memperlemah hubungan atau berpengaruh
demikian
manajerial
negatif terhadap earning management
terhadap
dengan konservatisma akuntansi. Selain itu
hubungan antara konservatisma akuntansi
nilai signifikasi 0,807 > 0,05 menunjukkan
dengan
bahwa berdasarkan sampel penelitian,
kepemilikan
berpengaruh
secara
nilai
positif
perusahaan
tidak
dapat
didukung atau gagal menolak Ho. Hal ini
variabel
mungkin saja terjadi karena struktur
merupakan variabel pemoderasi yang tidak
kepemilikan manajerial di Indonesia masih
dapat menginteraksi pengaruh earning
sangat kecil dan didominasi oleh keluarga.
management
Faktor lain seperti perbedaan perioda
akuntansi. Dengan demikian hipotesis
penelitian dan sampel yang digunakan
yang menyatakan Ho diterima dan Ha
memungkinkan perbedaan hasil penelitian.
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
jumlah
dewan
terhadap
komisaris
konservatisma
tidak ada pengaruh yang signifikan antara Pengaruh Terhadap Dengan
Earnings
Management
Konservatisme Dimoderasi
Akuntansi
Oleh
Jumlah
earnings
management
konservatisme
terhadap
akuntansi
dengan
dimoderasi oleh jumlah dewan komisaris. Hasil penelitian ini tidak konsisten
Dewan Komisaris. Berdasarkan hasil pengujian yang
dengan hasil penelitian yang dilakukan
dilakukan terhadap variabel jumlah dewan
dalam Amalia (2007) bahwa variabel
komisaris
jumlah
mempengaruhi
earning
hubungan
dewan
komisaris
merupakan
management
dengan
akuntansi
menyatakan
menginteraksi hubungan konservatisma
bahwa variabel jumlah dewan komisaris
akuntansi dengan nilai perusahaan. Namun
tidak
demikian koefisien yang bertanda negatif
konservatisme
berpengaruh
secara
signifikan
variabel
pemoderasi
terhadap earning management dengan
menunjukkan
konservatisme
komisaris
berpengaruh
terhadap
hubungan
akuntansi
dengan
arah
koefisien negatif.
bahwa
yang
dapat
variabel
jumlah
secara
negatif
konservatisma
Hasil regresi sebesar 0.245 lebih
akuntansi dengan nilai perusahaan. Hal ini
kecil dari nilai t tabel 1.668 (t-hitung < t-
mungkin saja terjadi karena struktur
tabel) dengan tanda negatif dapat diartikan
pengelolaan di Indonesia seperti adanya
bahwa
cross-directorship (adanya keterhubungan
jumlah
dewan
komisaris
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 75
antara
anggota
perusahaan
dewan
dengan
komisaris
kemampuan
mekanisme
dewan
governance
dalam
anggota
corporate
mempengaruhi
komisaris perusahaan lain) mungkin dapat
hubungan earning management dengan
memperlemah fungsi service dan kontrol
konservatisme
dari
hasil
dewan
mengetahui
komisaris. bahwa
Jika
investor
anggota
dewan
(komisaris) suatu perusahaan menjadi
akuntansi.
penelitian
Berdasarkan
maka
diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel
earning
management,
pejabat di perusahaan lain maka investor
kepemilikan manajerial, dan proporsi
akan memberikan penilaian yang rendah
dewan komisaris secara bersama-
terhadap
sama
perusahaan.
Hal
ini
wajar
mengingat di Indonesia kondisi tersebut dapat
dianggap
sebagai
kolusi
dan
(simultan)
terhadap konservatisme akuntansi. 2. Variabel
earning
nepotisme yang cenderung bersifat negatif.
berpengaruh
Namun
demikian
management
secara
signifikan
ini
masih
terhadap
lebih
lanjut.
dengan arah koefisien negatif yaitu
Dengan demikian hipotesis Ho diterima
sebesar 3.666 lebih besar dari nilai t
dan
dapat
tabel 1.668 (t-hitung > t-tabel) dan
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
nilai signifikasi 0,001 < 0,05. Hasil
yang
rata rata pengolahan data yang
memerlukan Ha
penelitian ditolak,
signifikan
komisaris
hal
berpengaruh
sehingga
pada
terhadap
management
jumlah
hubungan
dengan
dewan
konservatisme
earning
dilakukan
pada
konservatisme
akuntansi
dengan
akuntansi.
konservatisme
akuntansi
konservatisme teknik dan
akrual earning
management dengan discreationery accruals
menguji dilakukan
earnings oleh
jones
yang
dimodifikasi sebanyak 22% atau 5
KESIMPULAN Penelitian
model
ini
bertujuan
untuk
management
yang
increasing earning management dan
perusahaan-perusahaan
sebanyak 78% atau 18 perusahaan
perusahaan
manufaktur di Indonesia mempengaruhi
melakukan
pilihan
earning
manajeruntuk
menerapkan
kebijakan akuntansi konservatif. Dengan
melakukan
income management.
income
decreasing Artinya
earnings management berpengaruh
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 76
terhadap pilihan manajer perusahaan untuk
menggunakan
akuntansi
konservatif.
4. Tidak ada pengaruh yang signifikan pada earnings management terhadap konservatisme
3. Tidak ada pengaruh yang signifikan
dimoderasi
akuntansi
oleh
dengan
jumlah
dewan
pada earnings management terhadap
komisaris. Hasil pengukuran didapat
konservatisme
dengan
t hitung (AbsX1_X3) jumlah dewan
kepemilikan
komisaris dan earning management
manajerial. Hasil pengukuran didapat
adalah sebesar 0.245 lebih kecil dari
nilai t hitung (AbsX1_X2) untuk
nilai t tabel 1.668 (t-hitung < t-tabel)
kepemilikan manajerial dan earning
dapat diartikan bahwa jumlah dewan
management adalah sebesar 0.793
komisaris memperlemah hubungan
lebih kecil dari nilai t tabel 1.668 (t-
atau berpengaruh negatif terhadap
hitung < t-tabel) dapat diartikan
earning
bahwa
konservatisma akuntansi. Selain itu
dimoderasi
akuntansi oleh
kepemilikan
memperlemah
manajerial
hubungan
atau
nilai
management
signifikasi
dengan
0,807
>
0,05
berpengaruh negatif terhadap earning
menunjukkan
management dengan konservatisma
sampel penelitian, variabel jumlah
akuntansi, sedangkan nilai signifikasi
dewan komisaris merupakan variabel
0,430 > 0,05 menunjukkan bahwa
pemoderasi
berdasarkan variabel bukan dapat earning
bahwa
yang
berdasarkan
tidak
dapat
sampel
penelitian,
menginteraksi
kepemilikan
manajerial
management terhadap konservatisma
merupakan
variabel
menginteraksi management
yang
pengaruh
earning
akuntansi.
pengaruh terhadap
konservatisma akuntansi.
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 77
DAFTAR PUSTAKA Ahmed dan Duellman. 2007. “Accounting conservatism and board of director characteristics: An empirical analysis”. Journal of Accounting and Economics. Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana, 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta:Salemba Empat. Amalia, Dwi Yana. 2007. “Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Penilaian Ekuitas Perusahaan Dimoderasi oleh Good Corporate Governance”. SNA Makasar. Basu, S. 1997. The Conservatism Principle and the Asymmetric Timeliness of Earnings. JournalofAccounting and Economics 24. Belkaoui and Ahmed. 2006. Accounting Theory. Edisi Kelima, Terjemahan Ali AkbarYulianto dan Risnawati Dernauli, Salemba Empat, Jakarta Dewi, Ratna AAA., 2003. Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan TerhadapEarnings Response Coefficient. Makalah SNA VI Givoly dan Hayn. 2000. “The changing time-series properties of earnings, cashflows and accruals: Has financial reporting become more conservative”.Journal of Accounting and Economics No.29. Agustus. Ghozali, Imam., 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar N. 1995. Basic Econometric. Fourth Edition. McGrawHill Book Co. Harahap, Sofyan Syafri, 2011. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. Kwon, Y. P., 2005. Accounting Conservatism and Managerial Incentives, Forthcoming in Management Science. LaFond, Ryan., and Sugata Roychowdhury., 2007. Managerial ownership and accountingconservatism. Working Paper, Massachusetts Institute of Technology.
Lasdi, Lodovicus. (2008). Determinan Konservatisme Akuntansi. The 2nd NationalConference UKWMS Surabaya. P 7 – 10, 17 & 18. Mayangsari, S. dan Wilopo. 2002. “Konservatisme Akuntansi, Value Relevance dan Discretionary Accruals: Implikasi Model Feltham-Ohlson (1996).” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, September 2002, 291-310 Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan, 2007. Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makasar Sari, 2004. Hubungan Antara Konservatisma Akuntansi dengan KonflikBondholdersShareholders SeputarKebijakan Deviden dan Peringkat Obligasi Perusahaan. Prosiding Simposium NasionalAkuntansi V Sari, Cynthia dan Desi Adhariani, 2009. “Konservatisme Akuntansi dan
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 78
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.” Makalah SNA XII. Setyadharma, Andryan., 2010. Uji Asumsi Klasik dengan SPSS 16.0. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Wardhani, Ratna. 2008. “Tingkat Konservatisme Akuntansi Di Indonesia DanHubungannya Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu MekanismeCorporate Governance”. SNA Pontianak. Watts, Ross L, 2003, “Conservatism in Accounting”, Working Paper, University ofRockhester: New York. Widya. 2005. “Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pilihan PerusahaanTerhadap Akuntansi Konservatif”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 8.No. 2. Mei. www.fcgi.or.id www.idx.com
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 8, No.1, Tahun 2013 79