[64] Bulan Keagungan dan Keberkahan Thursday, 03 November 2011 14:23
Allah menjanjikan berbagai kenikmatan di bulan ini. Semua amal shalih orang yang berpuasa dilipatgandakan pahalanya.
“Marhaban yaa Ramadhan.” Kalimat itu menghiasi spanduk-spanduk, iklan di media cetak dan elektronik, dan sejenisnya. Sambutan terhadap bulan yang datang setahun sekali ini kini mulai marak.
Di berbagai daerah tarhib Ramadhan pun diadakan. Kaum Muslimin dengan berbagai kegiatan menyambut datangnya bulan ini. Ada yang pawai, membagi-bagikan buku soal puasa, hingga menyelenggarakan syukuran. Semua bergembira menyambut datangnya bulan mulia tersebut.
Begitu mulianya bulan ini, sampai-sampai orang yang biasa maksiat pun rela berhenti—meski sementara. Para pelacur libur. Para pengumbar syahwat pun istirahat. Acara-acara televisi berbau umbar aurat masuk kotak.
Masjid dan mushala ramai. Masyarakat berbondong-bondong menjalankan ibadah shalat tarawih di malam harinya. Mereka pun rela bangun dinihari untuk makan sahur dan kemudian dilanjutkan dengan shalat Subuh berjamaah. Nuansa ketaatan sangat kental terasa.
Tak heran, bila Rasulullah menyebut datangnya Ramadhan ini dengan ‘Marhaban’, bukan ‘Ahlan wa sahlan’. Marhaban memiliki arti yang lebih dalam dibanding ahlan wa sahlan. Kalau Ramadhan diibaratkan sebagai tamu, maka tamu yang datang ini adalah tamu yang penuh keagungan dan membawa keberuntungan yang tiada tara bagi penyambutnya. Begitu beruntungnya apa yang dibawa oleh tamu ini, sampai-sampai si penyambut tak menginginkan sang tamu pergi atau pamitan. Inilah Ramadhan.
Rasulullah SAW mewanti-wanti kaum Muslimin agar tidak melewatkan momentum Ramadhan ini. Dalam khutbah menjelang Ramadhan, beliau menyebutkan berbagai keutamaan Ramadhan
1/5
[64] Bulan Keagungan dan Keberkahan Thursday, 03 November 2011 14:23
ini. “Jika memasuki bulan Ramadhan, maka semua pintu langit dibuka, dan pintu-pintu neraka Jahannam ditutup, sementara syaitan dibelenggu.” (HR Bukhari, Muslim, Nasai dan Ibn Hibban). Ini tidak terjadi di bulan lainnya.
Pahala berlipat ganda menanti para shaimun yang mengisi Ramadhan dengan amal shalih. “Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah (tathawwu’). Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan satu kebaikan, maka nilainya sama dengan mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan lain. Siapa saja yang mengerjakan satu perbuatan wajib, maka nilainya sama dengan mengerjakan tujuh puluh kebaikan di bulan yang lain,” kata Rasulullah dalam riwayat Ibnu Huzaimah.
Siapa saja yang memberikan buka kepada orang yang berpuasa, maka itu akan menjadi maghf irah (ampunan) bagi dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu.
Rasulullah menegaskan, bulan agung dan penuh berkah ini adalah bulan kesabaran. Dan kesabaran itu balasannya surga. Ramadhan juga bulan tolong-menolong (ta’awun), di mana di dalamnya rezeki seorang Mukmin akan bertambah.
Bulan setelah Sya’ban ini memiliki keutamaan yang tiada duanya. Di bulan ini, Allah SWT menurunkan Alquran (QS al-Baqarah [2]: 185). Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira’ adalah Iqra’, diturunkan pada 17 Ramadhan 13 SH (sebelum Hijrah) atau bulan Juli 610 M. Karena itu, bulan ini juga disebut syahr al-Qur’an (bulan Alquran).
Allah mewajibkan kaum Muslimin berpuasa selama sebulan penuh di bulan ini. Puasa dan Alquran akan memberi syafaat pada Hari Kiamat (HR Ahmad, at-Thabrani dan al-Hakim). Sementara para malaikat akan memintakan ampunan bagi orang yang berpuasa selama berpuasa hingga berbuka. Dan, Allah pun memberikan ampunan di akhir malam bulan Ramadhan.
2/5
[64] Bulan Keagungan dan Keberkahan Thursday, 03 November 2011 14:23
Yang tak kalah dahsyat, Allah menjadikan salah satu malamnya sebagai Lailatu al-Qadar, yaitu satu malam yang nilainya lebih baik dibanding seribu bulan (QS al-Qadar [97]: 1-5), bagi mereka yang beramal shalih di malam tersebut.
Amalan Ramadhan
Allah SWT menawarkan pahala berlipat ganda di bulan ini. Amalan fardlu nilainya dilipatgandakan 70 kali bulan lainnya, bahkan bisa lebih. Sedangkan amalan sunah, nilainya sama dengan amalan wajib di bulan lainnya. Karena itu, Nabi menggunakan bulan ini untuk melipatgandakan amal shalih. Dalam riwayat Ibn Abbas, digambarkan Nabi SAW adalah orang yang dermawan dan lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan.
Nabi pun memerintahkan wanita kaum Anshar untuk pergi berumrah di bulan Ramadhan. Dituturkan dari Ibn Abbas, Nabi pernah bersabda, “Jika tiba bulan Ramadhan, maka berumrahlan kamu, karena umrah di bulan itu sama pahalanya dengan haji.” Karena itu pula, para sahabat dan generasi kaum Muslim setelahnya menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai bulan ibadah. Tak hanya itu, mereka pun menjadikan bulan ini sebagai bulan jihad fii sabillillah.
Walhasil, banyak amalan yang bisa dilakukan selama Ramadhan. Pertama, melaksanakan fard lu a’in , seperti shalat wajib, zakat wajib, shaum Ramadhan, memahami perkara yang diwajibkan bagi manusia dalam hidupnya, dakwah, memberi nafkah yang wajib dan mengusahakannya, menjalin silaturahmi kepada kerabat, bergabung dalam jamaah kaum Muslim, dan lain-lain.
Kedua, menjalankan fardlu kifayah, seperti mewujudkan jamaah (organisasi) yang menyerukan Islam dan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. Ketiga, melaksanakan yang sunah seperti berderma, membaca Alquran, dll. [] mujiyanto
Bulan Penuh Kenikmatan
3/5
[64] Bulan Keagungan dan Keberkahan Thursday, 03 November 2011 14:23
Kalau orang ingin menghilangkan dosa dan meraih surga, bulan Ramadhan inilah saatnya. Inilah bulan luar biasa. Tak heran, inilah bulan yang dinanti-nantikan oleh kaum Muslimin yang betul-betul beriman.
Semua sepakat bahwa bulan ini membawa keberkahan. Puasa—ibadah menahan makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari—mampu dikerjakan oleh kaum Muslimin selama sebulan penuh lamanya. Mereka tetap beraktivitas seperti biasanya. Perut yang biasa ’berteriak lapar’ di siang hari, rela terdiam saat puasa. Ini suatu yang mungkin sulit terjadi di bulan lainnya.
Bahkan secara medis, puasa ternyata memiliki hikmah yang besar bagi kesehatan fisik dan psikis. Berbagai penelitian modern menyebut, saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL and apoprotein alfa1, dan penurunan LDL. Ini sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Puasa juga sarana sel tubuh tumbuh kembali. Pola makan saat puasa dapat menyuplai asam lemak dan asam amino penting saat makan sahur dan berbuka. Sehingga terbentuk tunas-tunas protein , lemak, fosfat, kolesterol dan lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan sel lemak yang menggumpal di dalam hati.
Penghentian konsumsi air selama puasa sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai 1.000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu hal ini akan memberi perlindungan terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat meminimalkan volume air dalam darah. Kondisi ini berakibat memacu kinerja mekanisme lokal pengatur pembuluh darah dan menambah prostaglandin yang pada akhirnya memacu fungsi dan kerja sel darah merah.
Penelitian endokrinologi menunjukkan bahwa pola makan saat puasa yang bersifat rotatif menjadi beban dalam asimilasi makanan di dalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan pengeluaran hormon sistem pencernaan dan insulin dalam jumlah besar. Penurunan berbagai
4/5
[64] Bulan Keagungan dan Keberkahan Thursday, 03 November 2011 14:23
hormon tersebut merupakan salah satu rahasia hidup jangka panjang.
Dan yang tak bisa dipungkiri, puasa meningkatkan kesadaran spiritual. Ibadah puasa mampu menjadikan kaum Muslim begitu dekat dengan Allah SWT. Puasa juga melunakkan hati-hati yang keras sebelumnya. Hubungan silaturahmi menjadi baik.
Yang lebih dari semua itu, janji surga menantinya. Inilah mengapa para sahabat Nabi menangis menjelang Ramadhan berakhir. Mereka berharap hikmah Ramadhan juga turun pada bulan-bulan lainnya. [] emje
5/5