Alih Kode Pada Masyarakat Sosial Kelas Atas Indriani Triandjojo Fakultas Bahasa Dan Sastra Universitas AKI
Abstract People need a means which is language to play their role as a part of society in order to be able to interact and communicate. In all around the world we often find people that master more than one language. Indonesian people generally are mastering Indonesian, regional language and also, at least, one or even more foreign languages. The person who can speak and master more than one language, bilingual or multilingual, usually switches from one language to another in their interaction called code switching.
Key words: society, bilingual, multilingual, code switching.
Secara sosial dapat dikatakan bahwa
Pendahuluan Di dalam kehidupan bermasyarakat
bahasa itu terus menerus memahami fungsi
bahasa merupakan sarana yang paling
sosialnya di segala bidang, sebagai wadah
penting untuk berkomunikasi. Bahasa harus
dari perilaku dan aktivitas masyarakat
ada
disamping
bagi
kebudayaan
dan
masyarakat
fungsinya
sebagai
alat
manusia serta selalu menyertai dalam setiap
komunikasi. Adanya penggolongan lapisan
aktivitas
sosial
dan
kehidupannya.
Bahasa
merupakan cermin budaya masyarakat.
yang
didasarkan
perekonomian
akan
pada
tingkat
mempengaruhi
Situasi kebahasan di Indonesia yang
pandangan masyarakat terhadap seseorang.
sangat majemuk, adanya kontak bahasa dan
Dengan tingkat perekonomian yang tinggi
kenyataan budaya yang ditemukan diseluruh
seseorang merasa memiliki prestise yang
pelosok tanah air serta kedudukan bahasa
lebih
Indonesia sebagai bahasa nasional dan
mempengaruhi bahasa yang dipergunakan.
sebagai bahasa negara menimbulkan situasi kedwibahasaan.
tinggi
dan
semuanya
ini
akan
Penggunaan bahasa pada kelompok sosial yang satu akan berbeda dengan bahasa yang dipergunakan kelompok sosial yang -93-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 1, Januari 2010
lain. Pada masyarakat kelas menengah
(multilingual) maka saat dia berbicara
keatas kita jumpai bahwa mereka menguasai
cenderung menggunakan dua atau lebih
dua bahasa atau lebih demikian juga yang
pada
terjadi
Indonesia.
mengalihkan
ini
bahasa ke bahasa yang lain atau dari
pada
Penguasaan
masyarakat
beberapa
bahasa
akan
waktu
atau
penggunaan
satu
satu
saat dia berbicara cenderung menggunakan
Pengalihan ini dinamakan ‘alih kode’
dua bahasa atau lebih pada waktu yang
atau ‘code switching’. Analisa alih kode
bersamaan.
berdasarkan perumusan para ilmuwan masyarakat
yang
ke ragam
dari
berpengaruh pada pemakaian bahasanya dan
Kelompok
ragam
yang bersamaan
yang lain.
yaitu Wardhaugh, Hudson, dan Chaer.
menguasai dua bahasa atau lebih sering mencampur atau mengalihkan pemakaian
Pembahasan
bahasa yang mereka gunakan dari satu
Masyarakat yang hidup terpencil tak
bahasa ke bahasa yang lain yang mereka
tersentuh atau secara sengaja tidak mau
lakukan baik secara sengaja ataupun tidak.
berhubungan dengan masyarakat tutur lain
Tulisan ini akan mengulas tentang
atau menjadi masyarakat yang monolingual
penggunaan bahasa yang dipakai oleh tenaga
dan disebut masyarakat tutur yang tertutup.
pengajar di fakultas bahasa dan sastra Unaki
Namun dengan majunya teknologi dan
Semarang, serta peristiwa alih kode yang
lancarnya
terjadi
masyarakat menjadi masyarakat tutur yang
selama
pembicaraan-pembicaraan
berlansung.
komunikasi
kebanyakan
terbuka yang berarti mempunyai hubungan dengan masyarakat tutur lain dan mengalami
Metodologi
kontak bahasa. Disini anggota masyarakat
1.
Data
menjadi mampu menggunakan dua bahasa
Corpus data diambil dari percakapan
atau lebih dan dapat menggunakannya sesuai
yang terjadi pada tanggal 5 - 6
dengan kemampuan dan keadaan yang ada.
Desember 2006 di ruang dosen kampus
Masyarakat dengan tingkat sosial yang
Unaki jalan Pemuda 95 - 97. Semarang.
tinggi tentu mampu menguasai lebih dari
Tenik analisis Data
satu bahasa. Latar belakang pendidikan serta
Jika seseorang menguasai dua bahasa
ekonomi
(bilingual)
menggunakan
2.
-94-
atau
beberapa
bahasa
membuat
mereka
biasa
bahasa-bahasa
yang
Alih Kode pada Masyarakat Sosial Kelas Atas (Indriani Triandjojo)
dikuasainya pada waktu yang bersamaan,
sedang menurut Hudson (1996) ‘Code
maupun dalam waktu dan siatuasi yang
Switching’ merupakan perubahan bahasa
berbeda.
dengan adanya perubahan situasi atau
Di
dalam
masyarakat
yang
beragam bahasa atau masyarakat aneka
dilakukan
bahasa hal seperti itu merupakan hal yang
tertentu, misalnya ingin menghormati lawan
biasa terjadi. Fenomena beralih dari satu
bicara atau ingin menunjukkan bahwa ia
bahasa ke bahasa yang lain atau yang
mempunyai
disebut ‘alih kode’ bisa terjadi di sembarang
bahasa lain.
tempat dan biasanya mereka yang memiliki
karena
mempunyai
kemampuan
Penutur
ada
tujuan
menggunakan
kalanya
mengganti
mobilitas cukup, sering bergaul dengan
unsur-unsur bahasa atau tingkat tutur, hal ini
masyarakat tutur lain daerah akan memiliki
tergantung
kemampuan ber’alih kode’.
berbahasa itu. Misalnya pada waktu A
pada
konteks
dan
situasi
Alih kode bukan terjadi kebetulan
bercakap-cakap dengan B lalu datang C
sembarangan
pula
yang berbahasa lain dari bahasa yang
merupakan kekacauan pemakaian bahasa
mereka gunakan, maka A dan B akan
melainkan ditentukan oleh berbagai keadaan
mengalihkan pemakaian bahasa ke bahasa
sosial dan situasional serta sarat dengan
yang akan dipakai mereka bersama. Krida
makna sosial
laksana
atau
dan
bukan
(1982)
penggunaan 1.
masyarakat
variasi
bahasa
bahwa
lain
untuk
menyesuaikan dengan peran atau situasi
Alih Kode Pada
mendefinisikan
bilingual
atau
lain, atau karena ada partisipasi lain disebut
multilingual alih kode dapat terjadi dari
‘alih
kode’.
Sedang
menurut
varian bahasa yang satu ke varian bahasa
Poedjosoedarmo
(1975
dalam
yang lain. Chaer (2004) merumuskan ‘Code
Lumintaintang), alih kode dapat terjadi
Switching’ (alih kode) sebagai perubahan
karena berubahnya mitra atau lawan bicara,
penggunaan bahasa yang satu ke bahasa
hadirnya orang ketiga, pengaruh maksud-
yang lain atau dari ragam santai ke ragam
maksud
resmi (atau sebaliknya). Menurut Appel
pembicaraan, dan lain-lain
(1976 dalam Chaer 2004), dikatakan: ‘segala peralihan
pemakaian
bahasa
tertentu,
pengaruh
topik
Alih kode dapat terjadi dikalangan
karena
dosen fakultas bahasa Inggris di Unaki,
berubahnya situasi disebut alih kode’,
dikarenakan dosen- dosen tadi mempunyai -95-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 1, Januari 2010
kemampuan berbahasa lebih dari satu
2.
bahasa. Dasar pendidikan dan situasi yang ada
memungkinkan
mereka
sering
melakukan alih kode.
Mitra Bicara Dalam masyarakat bilingual, seorang
pembicara yang mula-mula menggunakan satu
bahasa
dapat
beralih
kode
menggunakan bahasa lain dengan mitra 2.
Faktor-Faktor Yang Dapat Menjadi
bicaranya yang mempunyai latar belakang
Penyebab Terjadinya Alih Kode.
bahasa daerah yang sama. Seorang bawahan
Faktor-faktor penyebab terjadinya
yang berbicara kepada seorang atasan
alih kode dapat ditelusuri melaui keterkaitan
mungkin menggunakan bahasa Indonesia
suatu pembicaraan dengan konteks dan
dengan disisipi kata-kata dalam bahasa
situasi berbahasa dapat diuraikan sebagai
daerah yang nilai tingkat tuturnya tinggi
berikut:
dengan maksud untuk menghormatinya.
1.
Pembicara dan Pribadi Pembicara.
Sebaliknya, seorang atasan yang berbicara
Pembicara
sengaja
dengan bawahan mungkin menggunakan
beralih kode terhadap mita bahasa karena
bahasa Indonesia dengan disisipi kata-kata
dia mempunyai maksud tertentu. Berbagai
daerah (Jawa ngoko) yang memiliki tingkat
maksud dan tujuan ber ‘alih kode’ antara
tutur rendah dengan maksud untuk menjalin
lain pembicara ingin mengubah situasi
keakraban
pembicaraan, yaitu dari situasi formal yang
Dialog:
kadang-kadang
terikat ruang dan waktu ke situasi non
B: berbicara dengan Ch (pegawai
formal yang tidak terikat ruang dan waktu.
‘cleaning service’) menggunakan
Pembicara melakukan ini kadang-kadang
bahasa Jawa ‘ngoko’
karena kebiasaan atau kesantaian.
B: E ..... Mas kene ..... mejane dilapi
Dialog:
disik...., aku tak metu disik,
A kepada B: ‘direkap dulu per
komputerku dilapi ya!
kelompok ......’ ketika membicarakan hal yang formal dan kemudian ‘Meh lunga endi
Tetapi ketika dia berbicara dengan
to?’ ketika membicarakan hal yang non
atasannya
formal
mempergunakan bahasa Jawa krama karena
dan
dengan
menunjukkan kesantaian.
-96-
maksud
untuk
(di
pesawat
telpon)
dia
menurutnya dia berbicara dengan seorang
Alih Kode pada Masyarakat Sosial Kelas Atas (Indriani Triandjojo)
yang harus ia hormati jadi dia ber ‘alih kode’ kebahasa Jawa yang lebih halus.
Karena berupa modus lisan maka disitu kita temukan banyak alih kode.
C berbicara bahasa Jawa ngoko kepada
B:
‘Mbak
aku
njaluk
mape’
4.
Topik
kemudian beralih kode ketika berbicara
Dengan menggunakan topik tertentu,
bahasa Indonesia ragam santai kepada A:
suatu interaksi komunikasi dapat berjalan
‘Bu A punya map bu?’,
dengan lancar. Alih kode dapat terjadi
Nababan (1984) menyatakan bahwa
karena faktor topik. Topik formal dengan
konsep alih kode mencakup juga kejadian
menggunakan ragam formal, topik non
pada waktu kita beralih dari satu ragam
formal
bahasa yang satu, misalnya ragam formal ke
penyisipan unsur bahasa lain sehingga dapat
ragam lain, misalnya ragam akrab atau dari
menimbulkan alih kode.
tingkat tutur tinggi, misalnya kromo inggil
Dialog:
kadang
terjadi
peralihan
atau
(bahasa Jawa) ke tutur yang lebih rendah,
Topik formal pada pembicaraan:
misalnya bahasa ngoko dan sebaliknya.
G: ‘Bu saya mau pinjam....’
Menurut
Poedjosoedarmo
F: ‘Bu kemarin tape-nya dibawa
(1975
dalam Lumintaintang), alih kode dapat
.....’;
‘sudah
bu,
nanti
satu
terjadi karena berubahnya mitra atau lawan
minggu.....‘; Bisa bu, saya sudah
bicara.
konfirmasi.....’ T: Bu, ibu pakai ruang yang pojok
3.
Modus Pembicaraan. Modus
besar itu ya?
pembicaraan
merupakan
D: Iya kenapa bu?
sarana yang digunakan untuk berbicara.
T: Boleh saya tukar tempat? Hari ini
Modus lisan (tatap muka) lebih banyak
saya ada tes, kalau di ruang yang
menggunakan
lain terlalu kecil jadi mereka
ragam
non
formal
dibandingkan dengan modus tertulis (surat
gampang mencontek.
dinas, surat kabar, buku ilmiah) biasanya
D: O ya silahkan boleh aja.
menggunakan ragam formal. Dengan modus lisan sering terjadi alih kode. Dialog:
5.
Fungsi dan Tujuan Fungsi bahasa yang digunakan dalam
pembicaraan
didasarkan
pada
tujuam -97-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 1, Januari 2010
berkomunikasi.
Pembicara menggunakan
bahasa menurut fungsi yang dikehendakinya sesuai
dengan
konteks
dan
pendirian
Kesimpulan
bilingual atau multi lingual. Alih kode
Id beralih kode dari bahasa Indonesia Inggris
karena
berbahasa
mahasiswa
Inggris,
situasi
mengharuskan dia beralih ke bahasa Inggris.
dapat
terjadi
pembicara,
karena
berubahnya
faktor
pribadi
mitra
bicara,
hold the cord please. Yeah ......
keakraban, dan juga berubahnya topik
good, so that you don’t step on
pembicaraan.
:
Alih kode yang terjadi dikalangan beralih
kode
bahasa
dosen fakultas bahasa Inggris di Unaki,
Indonesia ketika dia berbicara
dikarenakan dosen-dosen tadi mempunyai
dengan mahasiswa ke bahasa
latar pendidikan tinggi yang membuat
Jawa ngoko ketika berbicara
mereka mampu berbahasa lebih dari satu
dengan Ch yang pegawai bagian
bahasa. Adanya keinginan untuk saling
kebersihan. Alih kode disini
mengakrabkan diri satu sama lain serta
karena dia merasa situasi tidak
keharusan
berbahasa
sesuai
mahasiswa
menciptakan
dengan
dari
penggunaan
Inggris situasi
dengan yang
bahasa Indonesia jadi dia beralih
memungkinkan mereka sering melakukan
ke bahasa Jawa.
alih kode.
Ragam dan Tingkat Tutur.
Daftar Pustaka
Pemilihan ragam dan tingkat tutur banyak
pertimbangan Pertimbangan
-98-
peran atau adanya tujuan tertentu. Alih kode
hadirnya orang ketiga, untuk membangun
B
bahasa
terjadi untuk menyesuaikan diri dengan
A: Sure you do. Be careful! Ei....
it.
6.
atau
Alih kode terjadi dalam masyarakat
Dari contoh:
mengajaknya
tertentu
relevansi dengan situasi tertentu.
situasi dipandang tidak sesuai.
bahasa
topik
situasi
komunikasi. Alih kode dapat terjadi karena
ke
terhadap
didasarkan
pada ini
mitra
menunjukkan
pada
Chaer, abdul dan Leonie Agustina. 2004. sosiolinguistik Perkenalan Awal. jakarta: Rineka Cipta.
bicara. suatu
Hudson,R.A. 1996. Sociolinguistics. New York: Cambridge University Press.
Alih Kode pada Masyarakat Sosial Kelas Atas (Indriani Triandjojo)
Kridalaksana, Kristen. 1986. The Lingusitics Encyclopedia. London: Routledge Lumintaintang, Yahya B. 2006. Tuntutan Hadirnya Produk Alih Kode (Codeswitching) sebagai Strategi Verbal Antarpenutur Bilingual di Indonesia dalam bahan ajar BIPA. Jakarta: Pusat Bahasa, De0partemen Pendidikan Nasional. Nababan,P.W.J. 1984. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: P.T. Gramedia.
Soetomo, Istiati. 1994. Kuliah Sosiolinguistik: Hand-Out. Semarang: Fakultas Sastra Undip. Sumarsono dan Paina Partana. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda. Wardhaugh, ronald. 1992. An Introduction to Sociolinguistics. Oxford: Blackwell Publisher Ltd. http://www.apfi-ppsi.com/alihkode.html. 112-2006.
-99-