BAB
II
LANDASAN TEOR1
A.
Pengertian dan Tujuan Anggaran
1.
Pengertian Anggaran
Alat perencanaan dan pengendalian laba yang paling sering digunakan oleh manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan adalah Anggaran. Anggaran adalah alat manajemen yang paling awal dan juga untuk menjaga agar
jalannya operasional perusahaan sesuai dengan tujuan yang lebih direncanakan oleh manajemen untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Anggaran mempunya pengertian yang berbeda-beda, namun pada dasarnya
mempunya arti yang sama. Pengertian anggaran menurut Sigit Winarno (2003 : 68) adalah : " Rencana keuangan terpehnci mengenai taksiran pcnerimaan dan pengeluaran dalam jangka waktu tertentu sebagai sarana untuk mencapai
sasaran suatu rencana kerja, atau perencanaan penenmaan dan pengeluaran perusahaan dalam periode tertentu.
Sedangkan menurut M. Nafarin (2004 ; \2) deftnisi perencanaan adalah sebagai berikut: "Suatu rencana keuangan priodik yang disusun berdasarkan program
yang telab disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis
mengenai kegiatan organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen".
Secara umum anggaran adalah sesuatu yang berhubungan dengan aspek
finansial sebauh perusahaan. Adabermacam-macum jenis anggaran, seperti: a.
Anggaran berimbang (Balanced Budget) Anggaran yang jumlah penerimaannya sama dengan pengeluarannya.
b. Anggaran tetap (Fixed Budget) Anggaran yang tidak akan diubah atau disesuaikan dengan perkembangan.
c.
Anggaran tunai (Cash Budget) Angga^an untuk persediaan alat-alat likuid selama periode tertentu berdasiirkan taksiran penerimaan dan pengeluaran
d
Anggaran bersambung (Multipler Budget) Anggaran yang mencakup
dua atau lebih jangka waktu dan beisambung setiap jangka waktu berlalu. c.
Anggaran flcksibci (Flexible Budget) Anggaran yang menampung perubahan pada tingkat yang diperkirakan.
Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
-.
a.
Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
b.
Data tahun-tahun sebelumnya.
c.
Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d.
Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
e.
Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.
f.
Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Dalam penyusutan anggaran perlu diperMikan perilaku para pelaksana anggaran dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
a.
Anggaran harus dibuat serealistis dan seccrmat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu rendah tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan.
b.
Untuk
memotivasi
manajer
pelaksana
diperlukan
partisipasi
manajemen puncak (direksi).
c.
Anggaran
yang
dibuat
harus
mencerminkan
keadilan,
sehingga
pelaksana tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi. d. Untuk membuat laporan rcalisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang
merugikan dapat segera diantisipasi sejak dini. Anggaran hanyalah sebagai alat bagi manajemen untuk menjalankan
perencanaan dan pengendalian pada perusahaan. Meskipun anggaran telah dibuat dan disusun dengan begitu sempurna, namui1 kehadiran manajemen sangat diperlukan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. 2.
Tujuan Anggaran
Tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen dalam menyusun
anggaran
adalah agar anggaran yang dibuat dan disusun tTiempunyai manfaat yang besar
bagi perusahaan. Meskipun anggaran yang dibuat dan disusun sudah baik dan sempurna belum menjamin bahwa anggaran itu berhasil dalam pelaksanaannya
nanti tanpa ada orang yang sesuai dengan keterampilannya pada bidangnya.
_ Dari
banyak
tujuan
penyusunan
anggaran
bagi
kegiatan
operasi
perusa man akan diuraikan beberapa tujuan angganm adalah sebagai berikut:
a.
Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam inemilih sumber dan investasi dana.
b.
Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.
c.
Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat memudahkan pengawasan.
d.
Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
e.
Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karna dengan anggaran
lebih jelas dan nyata terlihat. f.
Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaiatan dengan keuangan.
3.
Man fa at dan Kelemahan Anggaran
Namun dari banyak tujuan anggaran, banyak pula manfaat dan kelemahan dalam proses penyusunan anggaran maupun dalem realisasi anggaran tersebut. Manfaat yang akan dihadapi oleh manajemen antara lain :
a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. b. Dapat digunakan sebagai
alat memlai
kelebihan dan
kekurangan
pegawai
c. Dapat memotifasi pegawai. d. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai. e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
f. Sumber daya,
seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat
dimanfaatkan seefisian mungkin.
g. Alat pendidikan bagi para manajer.
Anggaran, selain mempunyai banyak manfaat, juga memiliki kelemahan, antara lain:
a.
Anggaran
dibuat
berdasarkan
taksiran
dan
asumsi,
sehingga
mengandung unsur ketidakpastian.
b.
Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua pcrusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) akan akurat.
c.
Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menggeruru dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat menjadi kurang efektif
B.
KJasifikasi Anggaran
Banyak penulis yang menjabarkan jenis-jenis anggaran, safah satunya adalah sebagai berikut : 1.
Anggaran biaya
Anggaran biaya dibagi dua jenis yaitu : a.
Anggaran biaya teknis yaitu anggaran yang menyangkut biaya yang dapat diperhitungkan secara teknis dan outputnya tidak dapat diukur.
10
b.
Anggaran
biaya
yang
ditetapkan
yaitu
anggaran
yang
berhubungan dengan biaya dan outputnya tidak dapat diukur. 2.
Anggaran Pendapatan
Merupakan anggaran pendapatan yang terdiri dari proyeksi penjualan dalam unit, dikalikan dengan harga jual yang diharapkan. 3.
Anggaran Laba
Merupakan rencana laba tahunan, yang terdiri dari serangkaian angkaangka proyeksi keuangan untuk tahun yang akan datang, disertai dengan jadwal perhitungan yang mendukung. Anggaran laba sering
pula disebut sebagai anggaran ind.uk. Anggaran induk merupakan rencana
operasi
untuk
suatu
organisasi
selama
periode
yang
dianggarkan. Anggaran induk membentuk tujuan spesifik untuk semua
operasi
utama
organisasi
dan
merupakan
rencana
rinci
untuk
memperoleh sumber-sumber keuangan.
C.
Proses Penyusunan Anggaran Proses
penyusunan anggaran
merupakaii
proses yang berulang-ulang,
harus mengacu padatujuan dari anggaran itu sendiri. Anggaran disiapkan, ditinjau kembali, dan direfisi sampai pihak manajemen merasa puas terhadap hasil penganggaran yang merupakan suatu rencana yang terbaik yang dibuat dan disusun berdasarkan situasi saat ini yang dihadapi. Selanjutnya manajemen dapat menyusun rencana bersarat untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Apabila proses perencanaan berkembang, maka pihak
manajemen dapat melakukan refisi anggaran dan refis: anggaran itu akan menjadi
mudah apabila terlebih dahulu menggantisipasi perubahan situasi dan komisi dimasa yang akan datang.
Dalam proses penyusunan anggaran dapat digunakan metode yang biasa
digunakan oleh pihak manajemen perusahaan yang berpedoman pada prinsipprinsip penyususun anggaran. Anggaran adalah alat manajemen dalam setiap
kegiatan operasional perusahaan. Penyususun anggaran itu sendiri harus melalui beberapa tahapan, karna setiap tahap dalam penyusunan anggaran tersebut harus saling berkaiatan antara tahap yang pertama dengan tahap yang berikutnya.
D.
Pengertian Perencanaan dan Pengendaiian Dalam Perusahaan
Sebagaimana diketahui bahwa pada perusahaan yang profit oriented, tujuan utamanya adalah laba, maka peranan manajemen sangat diperlukan untuk mengelola aktivitas perusahaan, yaitu dengan caia menjalankan fungsi-fungsi
manajemen sebagaimana mestinya. Diamaranya yaitu fungsi perencanaan dan pengendaiian.
Secara garis besar, fungsi manajemen tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat aktivitas
utama yakni
:
(1) Planning atau
perencanaan, (2)
Organizing atau pengorganisasian, (3) Actuating atau penugasan, (4) Controlling atau pengendaJian. Namun ada hubungan yang sangat erat antara dua fungsi manajemen di atas yaitu Planning dan Cntrolling sehingga untuk tujuan analisa
tertentu, kedua proses ini sering disebut sebagai proses tunggal atau "single proces"
12
1.
Definisi Perencanaan dan Pengendalian
Perencanaan merupakan sebuah fungsi manajemen yang fundamental dan primer, karena perencanaan dijadikan landasan bagi pelaksanaan tugas seorang manajer. Dengan perencanaan akan memungkinkan para manajer mempersatukan sumber-sumber daya secara efektif dalam rangka usaha mecapai sasaran-sasaran dan tujuan perusahaan. Pengertian perencanaan p.tau Planning sebenarnya telah banyak ahli yang memberikan definisi. Menurut M. Nafarin (2004 : 4) memberikan definisi perencanaan sebagai berikut : Perencanaan adalah Tindakan yang dibuat berdasarkan fakia dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan
daiang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan
menurut
James.A.F
Stoner
(2000
:
13)
mendifiniskan
perencanaan sebagai berikut : Perencanaan adalan Tindakan yang dilakukan dengan
menggunakan
logika
dan
metode
unluk
memikirkan
sasaran
dan
tindakan.
Menurut Hansen & Mowen (2000 :
15) mendifinisikan perencanaan
sebagai berikut : Perencanaan adalah Formulasi rinci dari tindakan untuk mencapai akhir tertentu dalam kegiatan manajemen.
Sebagaimana telah
diuraikan diatas, telah banyak yang memberikan
definisi tentang perencanaan, tetapi dari kesemuanya dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya perencanaan adalah suatu proses yang kontinyu atau terusmenerus untuk menetapkan aktivitas atau kegiatan yang diperuntukan bagi
13
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana mencapai tujuan tersebut.
Pengendalian yang pada dasarnya berasal dari kata controlling, dalam pengertianya sampai saat ini belum ada kesepakatan diantara para ahli. Banyak
diantara para ahli yang mengartikaniiya sebagai pengawasan dan sebagian lagi mengartikan sebagai pengendalian. Oleh karena alasan diatas, maka penulis akan mencoba mengupas secara bersama-sama, baik dalam arti pengawasan maupun dalam; rti pengendalian.
Menurut M. Nafarin (2004 : 21), mendeiinisikan pengawasan adalah sebagai berikut:
Melakukan suatu evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan realisasi cieagan rencana (anggaran) dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan).
Menurut Hansen & Mowen (2000 : 15), mendefinisikan pengendalian adalah sebagai berikut:
Pengendalian adalah memantau penerapan rencana dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan dan sering dipandang sebagai seorang anggota dari tim manajemen puncak dan didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan perencanaan, pengendalian, dan pengembalian keputusan.
Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan uahwa pada dasarnya pendapat para ahli tersebut tidak berbeda. Pengendalian meiupakan suatu proses yang
dijalankan oleh perusahaan untuk memberikan jaminan bahwa pelaksanaan
kegiatan telah disesuaikan dengan
apa yang direncanakan
dalam
rangka
mencapai tujuan yang diinginkan. Pelaksanaan kegiatan harus terus-menerus di
14
kontrol agar tidak menyimpang dari batas-batas ketentuan yang tetah ditetapkan,
kemudian hasil nyata dari setiap kegiatan harus dibandingkan dengan rcncana dan di
evaluasi, dari
hasil
evaiuasi tersebut dapat digunakan sebagai
dasar
pengambilan keputusan.
2.
Manfaat Perencanaan dan Pengendalian
Telah diketahui bahwa perencanaan dan pengendalian merupakan fungsi
manajemen yang mempunyai hubungan yang erat, seperti juga dengan fungsi-
iungsi manajemen lainya. Perencanaan perlu dilaksanakan uiiUik menelapkan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, menetapkan pedoman-pedoman dan peraturan-peraturan
bagi
pelaksanaan
tugas,
menetapkan
urutan-urutan
pelaksanaan yang harus dikuti, menetapkan ikhtisar biaya yang diperlukan dan pemasukan uang yang diharapkan akan diperoleh dan rangkaian tindakan yang
dilakukan dimasa datang, sedangkan pengendalian diperlukan oleh perusahaan untuk memastikan apakah aktivitas dan kegiatan perusahaan sudah berjalan sesuai
dengan rencana atau belum. Jadi jelas bahwa perencanaan perlu pengendalian dan pengendalian itu sendiri ada karena direncanakan. Agar dapat dimengerti dan
dipahami apa peranan dan apa fungsi perencanaan dan pengendalian pada setiap perusahaan akan diuraikan secara terpisah. a.
Perencanaan
Di dalam mempelajari fungsi perencanaan ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, sebab pada hakekatnya perencanaan merupakan suatu proses untuk memilih dan menentukan berba^ai alternatif atau tujuan yang
tersedia. Disamping itu pengambilan keputusan tentang cara bertindak yang
15
diambil oleh perusahaan sangat berhubungan dengan masa yang akan datang,
sehingga usaha untuk mencapai suatu hasil tertentu dengan melalui tindakan orang lain membutuhkan perencanaan yang sistumytis dan jelas. Perencanaan adalah merupakan suatu proses yang dilakukan oleh manajemen
untuk memformulasikan
dan
menetapkan
tindakan-tindakan
tertentu dimasa yang akan datang. Melalui proses perencanaan diharapkan akan dapat mengurangi ketidakpastian yang akan dihadapi oleh perusahaan dengan memperhitungkan juga rintangan yang akan dihadapi. Perencanaan akan menimbulkan suatu gambaran tentang keseluruhan
aktivitas. Dari keseluruhan aktivitas tersebut adalah sangat penting karena hal ini memungkinkan seseorang manajer memahami secara mendalam tentang
suatu aktivitas dan menghargai dasar tindakan-tindakan manajerial. Salah satu langkah yang terbaik yang digunakan dalam psnyusunan perencanaan adalah dengan mengikut sertakan semua pihak yang akan terlibat dalam suatu usaha
pencapaian tujuan dengan mengkoordinasi pimpinan/manajer akan dapat mengerahkan semua pihak dalam perusahaan untuk bekerja sama sesuai ketetapan yang telah disusun dan direncanakan. b.
Pengendalian
Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang paling erat hubungannya dengan fungsi perencanaan. Definisi pengendal'an itu sendiri adalah
sebagai
suatu cara menilai keberhasilan suatu rencana untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, dan cara pengukuran dengan membandingkan antara rencana,
realisasi guna diambil tindakan koreksi. Pengendalian dibutuhkan untuk tiap-
16
tiap tindakan yang dilakukan, agar tindakan itu dapat dilaksanakan menurut rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian berusaha memberikan jaminan agar pelaksanaan dari rencana itu dapat sesue.i dengan apa yang telah ditentukan. Untuk dapat melakukan pengendalian, maka rencana dan tujuan yang akan dicapai harus sudah dirumuskan dengan jelas. Untuk proses dasar pengendalian paling tidak ada tiga langkah yang perlu dilaksanakan yaitu: I). Menetapkan standar. Seperti telah dijelaskan diatas, bahwa perencanaan merupakan tolak ukur untuk melakukan pengendalian, maka langkah pertama dalam
proses pengendalian adalah menyusun reticananya. Karena perencanaan berbeda dalam rincian dan kerumitannya, serta manajer tidak dapat
mengawasi
seluruhnya
maka
ditentukan
standar
khusus.
Standar
merupakan kriteria yang sederhana untuk prestasi kerja berupa titiktitik yang terpilih dalam seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi
kerja tersebut agar dapat memberikan
informasi
kepada
manajer tentang perkembangari yang tsrjadi dalam perusahaan tanpa perlu mangawasi setiap langkah untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
2).
Mengukur prestasi kerja atau standar. Mengukur prestasi
kerja merupakan
langkah kedua dalam
proses
pengendalian atau paling tidak mengevaluasi prestasi kerja terhadap standar
yang
telah
ditentukan.
Walaupun
tidak
selalu
dapat
17
dilaksanakan
dalam
prakteknya,
pengukuran
prestasi
kerja
dibandingkan dengan standar secara ideal hendaknya dilakukan atas dasar pandangan ke depan, sehingga penyimpangan-penyimpangan
yang mungkin terjadi dari standar dapat diketahui sedini mungkin. Standar harus ditetapkan secara cepat dan akurat, sehingga akan tersedia sarara untuk mengetahui dengan pasti apa yanga sebenarnya
sedang dilakukan oleh stafnya. Pada akhirnya penilaian atas prestasi kerja yang nyata atau yang diharapkan dari mereka, akan mudah dilaksanakan.
3).
Memperbaiki dan mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki dari standar dan perencanaan atau secara sederhana dapat dikatakan membetulkan penyimpangan.
Langkah terakhir dalam
proses pengendalian adalah memperbaiki
penyimpangan yang terjadi, jika standar ditetapkan untuk mencerminkan struktur organisasi dan apabila prestasi kerja diukur dengan standar ini, maka perbaikan terhadap penyimpangan negatif dapat dipercepat, dan dikarenakan manajer sudah
mengetahui dengan tepat terhadap bagian manakah dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi dapat Iangsung
dilaksanakan.
Koreksi terhadap penyimpangan negatif dalam prestasi kerja merupakan titik acuan dimana pengendalian dilihat sebagai bagian dari seluruh sistem manajemen yang bergabung menjadi satu dengan fungsi manajerial lainya. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa proses perencanaan dan pengendalian yaitu:
l).Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis merupakan proses untuk menentukan tujuantujuan organisasi dan merumuskan strategi umum yang untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Proses perencanaan strategi dapat digunakan
pada dua periode waktu yaitu pertama pada saat organisasi dibentuk, proses ini digunakan untuk memilih tujuan dan strategi serta digunakan untuk memilih kebijakan dan program tindakan yang akan diambil. 2). Pengendalian Manajemen
Pengendalian
manajemen
merupakan
proses
yang
digunakan
manajemen untuk memastikan bahwa organisasi melaksanakan strategistrategi secara efektif dan efisien. Pengendalian ini digunakan untuk mendeteksi
disengaja.
dan
memperbaiki
Pengendalian
kesafahan-kesalahan
manajemen meliputi
yang
tidak
faktor-faktor sebagai
berikut: Pengendalian manajemen merupakan suatu proses yang terdiri dari empat tahap, yaitu : (1) Programming, (2) Penyusun anggaran, (3) pelaksanaan dan pengukuran, (4) pelaporan dan analisa.
3). Pengendalian Tugas
Pengendalian tugas merupakan pengenaalian secara terperinci terhadap prosedur-prosedur dan kegiatan perorangan untuk mengetahui
dan
memastikan bahwa tugas-tugas tertentu diiaksanakan secara efektif dan efesien. Sistem ini terdiri dari tiga bagi^n yang saling berhubungan,
yaitu:
♦
Identiflkasi
titik-titik
kegiatan
seperti
penjadwalan
dan
kuantilas bahan baku, hal ini leiganUing sampai scjauh mana tingkat pengendalian diperlukaii.
♦
Pemilihan teknik-teknik pengendalian, metode-metode yang
sesuai
bagi
setiap
unit
kegiatan
untuk
mencegah
atau
memperbaiki penyimpangan rencana. Metode dan teknik yang berbeda diperlukan pada situast >ang berbeda.
<♦
Tinjauan ulang yang terus mencrus untuk memastikan bahwa sistem
tersebut memadai
bagi
pengendalian
dan
bahwa
tercapainya
suatu
karyawan tidak keberatan terhadap sistem tersebut. Pengendalian
mempunyai
pengaruh
terhadap
penggarahan, mulai dari perencanaan itu sendiri hingga tindakan pembetulan yang
dilakukan,
namun perlu diketahui batasan dan
elemen dasar yang pcrlu
dipeihatikan dari pengendalian manajemen ini. Pelaksanaan
pengendalian
manijemen dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara yaitu : 1)
Struktur organisasi.
Struktur organisasi merupakan kesatuan hubungan antara bagian atau
unit yang ada didalam perusahaan. Ada tiga jenis struktur organisasi yang dikenal yakni :
♦ Struktur fungsional:
Para spesialis dan sumber-sumber daya dikelompokkan menurut
aktivitasnya, seperti bagian keuangan.
:
bagian pemasaran,
bagian produksi,
♦ Struktur produksi atau lokasi :
Pengelompokan
aktivitasnya berdaarkan jcnis
produk
atau
lokasi geografis dibawah pimpinan devinisinya. ♦ Struktur matriks :
Merupakan
gabungan
atau
kombinasi
struktur
fungsional
dengan struktur produk atau lokasi.
2). Situasi intern perusahaan yang mencakup penhal tehnologi, skala, sumber-sumber dan kondisi lokal dari perusahaan.
3). Situasi lingkungan yang mencakup bidar>£ politik, sosial dan ekonomi. 4). Gaya kepemimpinan manajer itu sendin.
Di
dalam
menentukan perencanaan
usaha
mencapai
tujuan
perusahaan,
manajemen
harus
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang lerarah dengan dibanlu oleh yang
dipertimbangkan
matang.
dengan
Seliiruh
seksama
dan
kegiatan
yang
disertai
dengan
dilaksanakan pengendalian
harus yang
memadai oleh pihak yang bertanggungjawab atas kegiatan tersebut. Untuk dapat mengendahkan semua aktivitas perusahaan pada semua tingkat dan departemen,
maka diperlukan suatu alat yang dapat membantu pimpinan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, di sini budget atau anggaran merupakan alat perencana dan pengendalian yang akan dapat membantu pimpinan
perusahaan dalam
menentukan
dan juga menetapkan keputusan-
kepstusan atas aktivitas perusahaan sehari-hari. Penyusun budget merupakan
salah satu alat yang dapat digunakan untuk mencapai perusahaan. Dengan budget
21
memungkinkan manajemen dapat memerinci kegiaian apa yang harus dilakukan
dan bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan agar dapat diselesaikan
dengan
cara terbaik. Hal tersebut disebabkan karena budget berisi alat perencana dan pengendalian yang memungkinkan manajemen meramalkan mengenai hasil dari kegiatan sebelumnya kegiatan tersebut dilaksanakan.
Karena budget berhubungan dengan masa yang akan datang, sehingga
hasilnya akan tergantung pada ramalan (forecast), maka dari itu budget tidak terlepas dari hal-hai yang bersifat eksteren yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak manajemen, sehingga dalam menilai hasil kerja masing-masing kegiatan di
berbagai bagian harus dipisahkan antara hal-hal yang merupakan tanggung jawab bagian yang dinilai tersebut dengan yang diluar tanggung jawabnya. Namun perlu
diketahui bahwa budget berbeda dengan forecast. Budget merupakan rencana manajemen yang menyajikan tingkat atau target (laba) yang diharapkan, yang diupayakan oleh manajemen untuk dicapai, sementara forecast lebih ditujukan kepada pendapatan atau biaya-biaya yang diperkirakan oleh organisasi akan terjadi.
Dengan membandingkan antara apa yan^ tertuang di dalam anggaran
dengan apa yang dicapai dengan reaJisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telab sukses atau tidak. Selain itu dapat juga diketahui sebabsebab penyimpangan
antara budget dengan realisasinya serta kelemahan-
kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki olch perusahaan. Hal ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana selanjutnya secara lebih matang dan akurat.
Anggaran dapat berfungsi dengan baik biiamana taksiran-laksiran yang
termuat didalam cukup akurat, sehingga tidak jau'.i berbeda dengan realisasinva
nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan berbagai data,_ informasi
dan
pengalaman
yang berupa
faktor-faktor
yang
harus
dipert tnbangkan didalam menyusun anggaran. Adapun faktor-faktor tersebut adalah secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : 1).
Faktor intern yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di
dalam perusahaan sendiri. Faktor-foktor tersebut antara lain berupa : •
Penjuaian tahun-tahun yang lalu.
•
Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dll.
•
Kapasitas produksi yang dimiliki pcrusahaan.
•
Tenaga
kerja
yang
dimiliki
perusahaan,
baik
jumlahnya
(kuantitatif) maupur keterampilan dan keahlian (kualitatif). •
Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
•
Fasilitas-fasilitas lain.
•
Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan, yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, produksi, administrasi maupun personalia.
Faktor intern sering disebut sebagai controllabe factor yaitu
faktor-faktor yang dalam batas-batas tertentu masih dapat disesuaikan
dengan keinginan atau kebutuhan untuk periode anggaran yang akan datang. 2).
Faktor-faktor ekstern, yaitu data,
inforrnasi
dan
pengalaman yang
terdapat diluar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
perusahaan,
seperti
keadaan
persaingan,
tingkat
pertumbuhan penduduk, adat istiadat, kemajuan tehnologi dan Iain sebagainya. Terhadap faktor eksteren ini, perusahaan tidak mampu untuk mengatur sesuai dengan apa yang diingmkan dalam periode anggaran yang akan datang. Oleh karena itu sering pula disebut uncontrollable factor. 3.
Kelemahan Perencanaan atau Anggaran
Anggaran mempunyai kegiatan yang erat dengan manajemen, khususnya yang
berhubungan
dengan
perencanaan,
pengkoordinasian
kcrja,
serta
pengawasan atau pengendalian oleh manajemen. Namun, anggaran hanyalah
sebagai suatu alat bagi manajemen meskipun anggaran telah disusun dengan sempurna, kehadiran manajemen masih mutlak perlu. Anggaran yang baik tidak menjamin bahwa pelaksanaan serta realisasinya nanti juga akan baik, bila tidak dikelola oleh tangan-tangan manajemen yang terampil dan berbakat, sebab itu anggaran sendiri mengandung beberapa kelemahan •
a.
Anggaran disusun berdasarkan taksiran-taksiran, maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan, tergantang pada ketepatan estimasi anggaran tersebut.
b.
Taksiran dalam anggaran disusun dengan mempertimbangkan berbagai informasi
dan
faktor
baik
yang
controllable
maupun
yang
uncontrollable. Dengan demikian, jika terjadi perubahan-perubahan terhadap faktor-faktor tersebut, maks akan berubah pula ketepatan
taksiran yang telah disusun tersebut. c.
Berhasil
atau
tidaknya
realisasi
angaran
sangat
tergantung
pada
manusia pelaksananya.
d.
Kondisi yang terjadi tidak selalu 100 % i;ama dengan yang diramalkan sebelumnya, oleh karena itu anggaran pt.rlu memiliki sifat yang luas.
Sedangkan kendala lain yang dihadapi daiam penggunaan sistem budget adalah sebagai berikut:
a.
Program
budget dapat berkembang aan
mebjadi
begitu terperinci
sehingga tidak praktis dan memerlukan biaya yang besar. b.
Tujuan budget dapat menggantikan tujuan perusahaan.
c.
Budget
dapat
mrnimbulkan
ketidakefesienan
dengan
melanjutkan
biaya-biaya pada periode yang lalu tanpa adanya evaluasi yang layak. d.
Budget kadang-kadang digunakan sebagai alat penekan melebihi tujuan dasarnya.
Tetapi dengan adanya kelemahan dan kendala yang berupa faktor-faktor diatas, tidak berarti anggaran hams terus-menerus disesuaikan dengan perubahan yang i erjadi, yang tidak sesuai dengan yang telah diperkirakan, karena hal ini akan mengakibatkan anggaran akan kehilangan fungsinya sebagai alat pengendalian.
Anggaran yang bermanfaat sebagai alat pengendalian adalah anggaran
yang tidak selalu discsuaikan (penyesuaianya mcniorlukan persotujuun icrlcbih dahulu dari top manajemen), tetapi anggaran yang tidak dapat diubah atau
disesuaikan sama sekali juga kurang bermanfaat. karena jika faktor-faktor estimasi yang mendasar berubah, dimana faktor-faktor tersebut tidak berada
dibawah pengendalian
pelaksana anggaran, maka mempertahankan anggaran
tanpa penyesuaian adalah sama dengan membuat anggaran tersebut tidal relevan
lagi dengan kenyataan. Anggaran yang tidak sesuar Jengan kenyataan tidak dapat digunakan baik untuk perencanaan maupun pengendalian, kalaupun dipaksakan
akan dapat menyebabkan terjadinya pemborosan-pemborosan bahkan kegagalan. 4.
Dasar Pembuatan Anggaran dalam Perusaliann Dasar-dasar penganggaran adalah asumsi-asumsi yang harus dipenuhi
demi suksesnya suatu anggaran. Anggaran yang baik sekalipun tidak akan dapat
berjalan dengan sendirinya, untuk itu diperiukan adanya keadaan yang menunjang pada pelaksanaan anggaran tersebut. Dasar-dasar untuk suksesnya anggaran adalah :
a. Adanya struktur organisasi yang baik: supaya masing-masing bagian dalam organisasi tahu persis apayang menjadi tugas dan wewenangnya,
jelas siapa yang harus bertanggung javvab, pelimpahan wewenang yang jelas apa tugasnya, sehingga dapat bertindak tanpa menunggu perintah.
b. Tersedianya data-data akuntansi yang baik, data-data akuntansi diperiukan
sebagai
informasi dalam
penyusunan
anggaran.
Bila
perusahaan tidak mempunyai data-data akuntansi yang baik (lengkap
dan disusun dengan baik), maka akan sulit untuk menyusun suatu
anggaran, juga anggaran yang disusun kemungkinan tidak mempunyai dasar yang kuat dan tidak didasari oleh penelitian yang mendalam, karena data untuk penelitian tersebut tidak tersedia.
c. Adanya Penelitian yang seksama, anggaran adalah suatu rencana untuk masa yang akan datang, sedangkan daia-data yang tersedia sebagian
besar adalah data historis. Maka perlu adanya penelitian untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dari data-data historis tersebut.
Manager tuga tidak dapat begitu saja meramalkan jumlah penjualan di tahun
mendatang,
dengan
cara
regresi
dari
penjualan-penjualan
ditahun-tahun sebelumnya, tanpa memportimbangkan kemungkinan-
kemungkinan perubahan yang terjadi dalam perekonomian umum dan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi jumlah penjualan. d.
Adanya dukungan dari pimpinan dan pelaksanaa anggaran. Anggaran
yang tidak didukung, oleh pimpinan tidak akan dapat berjalan dengan baik, dan tidak
berguna sama seka.i, tetapi anggaran yang tidak,
didukung oleh para pelaksana juga sia-sia karena para pelaksana tersebut tidak akan berusaha untuk rnelakukan anggaran dengan sebaik-baiknya.
e.
Pelaksana anggaran harus mengetahui dan mengertt dengan jelas mengenai anggaran yang menjadi tanggung jawabnya, juga mengetahui tujuan perusahaan yang harus dicapainya.
27
f.
Perusahaan memiliki sistem pelaporan yang baik sehingga dapat menjamin bahwa setiap informasi yang dibutuhkan oleh manajemen
dapat diketahui dengan cepat dan mudab. Laporan penyimpangan (variance report) dapat sebenarnya selain dapat digunakan sebagai alat
pengendalian, juga dapat digunakan sebagai alat mengukur kelayakan dari anggaran. Misalnya dalam pelaksanaan suatu anggaran selain menunjukkan
penyimpangan
yang
terus
menerus
semakin
lama
semakin besar, maka akan memungkinkan adanya suatu kesalahan dalam memperkirakan besarnya anggaran tersebut. 5.
Jen is-.Jen is Anggaran
~Dalam rangka evaluasi anggaran, harus selalu diingat bahwa tanpa adanya
umpar balik dari manajemen terhadap hasil pslaksanaan anggaran, dalam lelakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Karena tanpa umpan balik tersebut pelaksana anggaran akan merasa bahwa atasanya kurang menaruh perhatian
terhadap
pencapaian
anggaran,
sehingga
unit
Departemennya
tidak
akan
menggunakan lagi sebagai alat bantu dalam pelaksanaan tugasnya. Adapun jenisjenis anggaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a.
Anggaran Menyeiuruh {Comprehenshif Budget)
Di dalam menyusun suatu budget, banyak perusahaan dihadapkan pada dua alternatif dipandang dari segi ruang lingkup atau intensitas
penggunaannya. Altematif yang pertama yaitu budget dengan ruang lingkup yang menyeiuruh meliputi seluiuh aktivitas perusahaan. Budget ini disebut budget
menyeiuruh (Comprehenship Budget). Alternatif kedua adalah
28
budget yang ruang lingkupnya terbatas yaitu Partial Budget. Ada beberapa
alasan yang menyebabkan suatu perusahaan meiiyusun partial budget yaitu : 1). Perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk membuat budget secara menyeluruh karena tidak adanya skill, sehingga budget dibuat sebagian saja sesuai dengan keperluan perusahaan.
2).
Tidak tersedianya data yang lengkap tentang keseluruhan bagian dalam perusahaan. Penyusun budget mempunyai hubungan yang
erat dengan tersedia atau tidaknya data serta ketepatan data. 3). Kekurangan biaya untuk membuat budget yang lengkap sehingga disusun budget yang perlu saja.
Namun telah banyak perusahaan sekarang yang menggunakan comprehenship budget, dimana dikatakan bahwp suatu anggaran yang baik
adalah mencakup seluruh kegiatan alau aklivilas perusahaan, sehinggu fungsi-fungsi anggaran benar-benar dapat berjalan dengan baik. Secara garis besar anggaran konprehenshif terdiri dari: 1).
Forecasting Budget, yaitu anggaran yang berisi taksiran tentang kegiatan perusahaan dalam jangka waktu yang akan datang, serta taksiran tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan pada
suatu saat tertentu yang akan datang. 2).
Variabel Budget, yaitu anggaran yang berisi tentang tingkat perubahan biaya.
3). Analisa Statistik dan Matemalika
Pemhantu,
yaitu
untuk
membuat taksiran-taksiran serta dugunakan untuk mengadakan pmilaian dalam rangka pengawaan kerja
4). Budget Report, yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan anggaran yang dilengkapi dengan berbagai analisa perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang lerjadi. b.
Anggaran Bahan Baku Langsung.
Di dalam penyusunan bahan baku langsung, biasanya diperlukan tiga anggaran mengenai bahan mentah atau bahan baku langsung. 1).
Anggaran Unit Kebutuhan Bahan Mentah / Langsung
Yang dimaksud dengan anggaran
unit kebutuhan bahan
mentah ialah anggaran yang merencanakan secara iebih rinci Icntang jumlah unit kebutuhan bahan yang diperlukan untuk penyelenggaraan
proses produksi selama periode yang akan dalang, yang di dalamnya
meliputi tentang jenis bahan mentah yang dibutuhkan, yang masingmasing dikaitkan dengan jenis barang jadi yang membutuhkan bahan tersebut, serta tempat dimana bahan mentah tersebut diolah.
Dari pengertian diatas, jelas dapat diketahui, bila perusahaan menghasilkan Iebih dari satu rencana produk, maka rencana tentang
kebutuhan bahan dari masing-masing produk tersebut harus diperinci dan dipisahkan secara jelas. Disamping itu, bila proses produksi untun mengubah bahan mentah menjadi barang jadi memerlukan Iebih dari
30
satu tahap pengolahan, maka rencana tentang kubutuhan bahan dari masing-masing tahap pengolahan tersebut juga harus diperinci dan dipisahkan secara jelas. Secara umum, semua anggaran termasuk juga anggaran unit
kebutuhan bahan mentah ini, mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu sebagai pedoman kerja/perencanaan, sebagai alat pengkoordinasian kerja,
serta
membantu
sedangkan
sebagai
alat
manajemen
secara
pengawasan
dalam
khusus,
kerja/pengendalian,
memimpin
anggaran
ini
jalanya
berguna
yang
perusahaan,
sebagai
dasar
penyusunan anggaran pembelian bahan mentah dan biaya bahan mentah. 2).
Anggaran Pembelian Bahan Mentah / Langsung.
Anggaran ini mclipuli rencana lonijing kualilas hahan yang akan dibeli, kualitas bahan, serta kapan bahanm tersebut akan dibeli. Kegunaan anggaran ini secara umum, seperti juga semua anggaran
pada
umumnya,
yaitu
sebagai
pedoman
kerja,
sebagai
alat
pengkoordinasian kerja, serta sebagai alat pengawasan kerja yang membantu
manajemen
dalam
memimpin
jalannya
perusahaan,
sedangkan kegunaan lainnya adalah sebagai dasar untuk penyusunan budget biaya bahan mentah. 3).
Anggaran Biaya Bahan Mentah.
Adapun
faktor-faktor
yang
harus
dipertimbangkan
penyusunan anggaran biaya bahan, antara lain :
dalam
31
a)
Anggaran Unit Kebutuhan Bahan
b)
Anggaran Pembelian Bahan
c)
Metode akuntansi dalam pencatatan bahan mentah yang
dipakai oieh perusahaan, diantaranya Metode FIFO, LIFO dan Moving Average.
E.
Definisi Akuntansi Biaya dan Biaya
1.
Definisi Akuntansi Biaya
Banyak definisi yang sering diungkapkan oleh para ahli tentang definisi
akuntansi biaya, namun penulis hanya mengutip salah satu saja karena mempun; ai maksud yang sama.
Menurut Mulyadi (2003 : 1) mendefisinikan akuntansi biaya sebagai berikut:
"Akuntansi biaya adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi biaya dan informasi operas! untuk memberdayakan personil organisasi dalam pengolahan aktivitas dan pengambilan yang Iain".
Dalam definisi tersebut mengandung tiga frase penting yaitu : (1) sistem
informasi, (2) informasi biaya dan informasi operasi, (3) pengololaan aktivitas dan pengambilan keputusan yang lain. a.
Sistem Informasi
Akuntansi
biaya
merupakan
suatu
sistem
informasi
yang
mengelolah masukan untuk menghasilkan keluaran tertentu. Masukan yang diolah oleh sistem informasi biaya adalah data operasi dan data
32
keuangan.
Keluaran
yang
dihasilkan
oleb
sistem
tersebut
adalah
informasi biaya dan informasi Iain yang berkaitan dengan penyebab timbulnya biaya, yaitu aktivitas. Pengolahan data menjadi informasi dalam sistem informasi biaya dilaksanakan melalui proses tertentu yang terdiri dari empat tahap utama, yaitu: 1) Penangkapan dan penggolongan dafa 2) Penggolongan kembali data" 3) Penyajian informasi 4) Penafsiran informasi
Pada tahap pertama, data operasi dan data keuangan ditangkap dan digolongkan dengan menggunakan dokumen sumber (source dokument) untuk dicalat ke dalam subsidiary ledger chin general ledger.
Pada tahap kedua, data operasi dan data keuangan yang telah dicatat
dalam
subsidiary
ledger
dan
general
ledger
kemudian
digolongkan kembali untuk menghasilkan data biaya menurut aktivitas. Dari tahap ini dapat disediakan informasi biaya menurut aktivitas yang dapat dimanfaatkan oleh personel organisasi untuk perencanaan dan
pengukuran kinerja mereka.
Penggolongan kembali data biaya juga
dilaksanakan menurut produk/jasa, yaitu dengan menggolongkan data biaya menurut aktivitas kepenggolongan biaya menurut produk/jasa, untuk menghasilkan informasi kos produk/jasa. Informasi biaya menurut produk/jasa dimanfaatkan oleh personel organisasi untuk pembuatan
keputusan,
seperti
penentuan
harga
jual
produk/jasa,
analisis
profitabilitas per jenis produk/jasa, pengheniian atau penerusan produksi produk/jasa bagi costumer.
Pada
tahap
ketiga,
informasi
biaya
menurut
aktivitas
atau
informasi biaya menurut produk/jasa disajikan dalam format laporan, sesuai dengan kebutuhan pemakai informasi. Penyajian informasi biaya
menurut format laporan dimaksudkan agai pemakai informasi dapat dengan mudah menafsirkan informasi biaya dan informasi lain yang disajikan dalam laporan.
Pada tahap keempat, infonnasi biaya dan informasi lain yang
disajikan digunakan
dalam
laporan
sebagai
salah
ditafsirkan satu
dasar
oleh
pemakai
penting
dalam
informasi
dan
pengambilan
keputusan bisnis. Keempat tahap tersebut dapat digambarkan dalam (gambar 1)
Gambar 1. Proses Pengolahan Data dalam Sistem Iniormasi Biaya
Transaction
Analytical
Processing 1
Processing
Subsidiary
Dokumen Sumber
dan General
Shared
Ledger
Database
Penangkapan dan Penggolongan
Penggolongan
Kembali A?ta
Data
Penafsiran Informasi
Sumber:
Mulyadi,
"Activity-Rased
Costing System Sislvn
lufonnasi
Untuk
Pc
Biaya".
b.
Fnformasi Biaya dan Informasi Operasi
Informasi adalah keluaran yang dihasilkan oleh
suatu sistem
informasi. Informasi biaya merupakan keluaran sistem akuntansi biaya. Biaya adalah nilai sumber daya yang dikorbankan untuk mewujudkan tujuan tertentu.
Informasi operasi adalah infonnasi yang berkaitan dengan kegiatan organisasi dalam menghasilkan produk/jasa bagi costumers, Organisasi
menghasilkan keluaran bagi costumers organisasi tersebut, dan untuk
menghasilkan
keluaran
tersebut,
organisasi
mengorbankan
berbagai
sumber daya. Informasi yang berkaitan dengan produksi keluaran dan pengorbanan berbagai sumber daya untuk menghasilkan keluaran disebut informasi operasi. c.
Pengelolaan Aktivitas
Akuntansi biaya menyajikan informasi tentang aktivitas untuk memberdayakan
personel
dalam
melakukan
aktivitas. Melalui pengolaan terhadap aktiviias
pengelolaan
terhadap
inilah dapat dihasilkan
pengurangan biaya. 2.
Definisi Biaya
Banyak definisi yang sering diungkapkan oleh para ahli. Berikut ini penulis mengutip pendapat tentang pengertian biaya dan beban :
Menurul llansen dan Mowcn (2000 ; 31) icrjcnuiluin Tim Snlcinlni Empat mendefisinikan biaya sebagai ; " Biaya adalah kas atait mlai ekuivalen kas yang harus di korbankan untuk barang alau jasn yang diharapkan membawa keitntungan masa ini dan masa datang untuk organisasi". Menurut
Ikatan
Akuntan
Indonesia
(1999) yang termuat di
dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Lapoian Keuangan (Paragraf 78)
mendefisinikan beban sebagai : "Beban mencakvpi haik kerugian maupun beban yang timbul dari pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa ".
36
Menurut Mulyadi (2003 : 4) mendefisinikan biaya dan beban sebagai
berikut: "Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yrjig diharapkan akan membawa manfaat sekarang atau dimasa depan bagi organisasi. Beban (expense) adalah kos sumber daya yang telah atau akan dikorbankan untuk tujuan tertentu.
Menurut R.A. Supriyono (1999 : 16) mendefisinikan biaya (cost) sebagai berikut :
'Biaya (cost) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunkan
dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang panghasilan,"
Sedangkan munurut Sigit winamo, SE (2003 : 58) mendifinisikan biaya realisasi (nyata) sebagai berikut: "Ongkos
yang
dikeluarkan
untuk
suatu
operasi
yaitu
semua
pengeluaran (ongkos) langsung yang digunakan untuk produksi yang
meliputi
biaya
langsung,
yaitu
biaya
untuk
pe role him
baliiin,
pengolahan bahan baku, pembayaran upah pekerja, dan biaya tidak langsung, seperti men gurus perizinan, dan sebagainya".
Jadi secara umum terlihat bahwa biaya tak hanya sekedar pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau akan terjadi untuk tujuan (pembelian jasa untuk menghasilkan produk) akan tetapi juga untuk mencapai tujuan akhir (menyerahkan barang atau jasa agar menghasilkan pendapatan). Sedangkan beban adalah semua kerugian maupun beban yang timbul
dari aktivitas perusahaan.
3.
Tujuan Akuntansi Biaya
Tujuan pokok akuntansi biaya dapat dirumuskan : penentuan harga pokok produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus. a.
Penetuan Harga Pokok Produk (Product Costing)
Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk dilakukan pencatatan, penggolongan, dan peringkasan biaya-biaya pembuatan
produk atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu. b.
Pengendalian Biaya (Cost Control)
Untuk memenuhi tujuan pengendalian biaya, maka biaya pembuatan produk seharusnya terjadi ditetapkan lebih dahulu. Akuntansi biaya
berfungsi sebagai pemantau agar biaya yang sesungguhnya terjadi tidak
menyimpang
dari
yang
seharusnya.
Apabila
terjadi
penyimpangan maka segera dilakukan analisis sclisih biaya untuk i
mengetahui penyebabnya, sehingga manajemen dapat melakukan tindakan koreksi.
c.
Pengambilan Keputusan (Special Decision Making) Untuk
pengambilan
informasi
keputusan,
akuntansi
biaya masa yang akan
biaya
menyediakan
darang {future cost)
karena
pengambilan keputusan berhubugan dengan masa yang akan datang. Informasi biaya masa yang akan datang tersebut tidak jelas dapat
diperoleh dari catatan karena belum terjadi, malainkan diperoleh dari hasil peramalan. Proses pengambilan keputusan khusus ini,
sebagian besar merupakan tugas manajemen perusahaan dengan memanfaatkan informasi biaya tersebut,
F.
Klasifikasi Biaya Klasifikasi biaya diperlukan untuk menyampaikan dan menyajikan data
biaya agar berguna bagi
manajemen
dalam
mencapai
berbagai
tujuannya.
Sebeium memutuskan bagaimana menghimpun dan mengalokasikan biaya dengan baik, manajemen dapat melakukan pengklasifikasian atas dasar berixut: 1.
Kegiatan manufaktur Kegiatan manufaktur merupakan proses transformasi atas bahan-bahan
menjadi barang dengan menggunakan tenaga kerja dan fasilitas perusahaan. Biaya-biaya yang menjadi
sehubungan
dengan
kegiatan manufaktur ini
disebut biaya produksi. Biaya ini diklasifikasika1) dalam tiga elemen utama sehubungan dengan produk yang dihasilkan yaitu : bahan langsung (direct material), tenaga kerja langsung (direct labor) dan overhead pabrik (factory overhead).
Biaya langsung (direct material cost) meri'.pakan biaya perolehan dari seluruh bahan langsung yang menjadi integral yang berbentuk barang jadi {finished goods) misalnya kayu yang dipakai umuk membuat meja dan kursi. Disamping itu ada bahan tidak langsung {indirect material) yaitu semua
bahan yang tidak diidentifikasikan dengan mudan terhadap produk yang telah selcsai {finishedproduct).
Biaya tenaga kerja langsung {direct labour cost) adalah upah dari semua tenaga kerja langsung yang secara fisik baik menggunakan tangan
maupun mesin ikut dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk atau barangjadi.
Biaya
overhead
pabrik
[factory
overhead)
adalah
semua
biaya
memproduksi suatu produk selain dari bahan lar.gsung dan tenaga kerja langsung. Istilah Iain dari untuk biaya ini adalah biaya produksi tidak langsung.
2.
Tingkat kegiatan atau volume
Drtinjau dari prilaku biaya terhadap perubahan dalam tingkat kegiatan
atau volume maka biaya-biaya dapat dikatagorikan dalam tiga jenis biaya yaitu : biaya variable {variable cost), biaya tetap {fixed cost) dan biaya semi variable (semi variable cost).
Biaya variable adalah biaya-biaya yang dalam total berubah secara langsung dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume, baik volume produksi maupun volume penjualan. Disamping itu biaya variable mempunyai karakteristik umum yang lain dimana biaya per unitnya tidak berubah.
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang secara total tetap tidak berubah dengan adanya perubahan tingkat kegiatan ataa volume dalam batas-batas
dari tingkat kegiatan yang relevan atau dalam prtode waktu tertentu. Biaya tetap per unit akan berubah dengan adanya perubahan volume produksi.
40
Biaya
semi
variabel
adalah
biaya-biaya
yang
mepunyai
atau
mengandung unsur tetap dan unsure variabel. Untuk tujuan perencanaan dan
pengendalian, biaya ini harus dipisah menjadi elmen biaya tetap dan elemen biaya variabel. 3.
Departemen yang ada da lam suatu pabrik
Dalam katagori ini biaya-biaya dikelompokan menurut departemen-
departemen atau unit-unit organisasi yang lebi'n kecil dari suatu pabrik dimana biaya-biaya tersebut.
Dalam perusahaan manufaktur {manufacturing company) terdapat dua jenis departemen atau bagain yaitu :
a.
Departemen produksi {production department), merupakan suatu unit organisasi dari suatu perusahaan manufaktur di rnana proses produksi dilaksanakan secara langsung atas produk, baik dengan inngmi mnupun
dengan menggunakan mesin. Biaya yang terjadi dalam departemen ini seluruhnya
dibebankan
secara
langsung
kepada
produk
yang
bersangkutan.
b.
Departemen pembantu {service deparhveri), merupakan suatu unil organisasi yang secara tidak langsung te.Iibat dalam proses produksi. Departemen ini memberikan jasanya kepada departemen-departemen
lain dalam perusahaan, baik departemen produksi maupun departemen pembantu lainya.
41
4.
Periode Akuntansi
Dalam pengklasifikasian biaya sehubungan dengan periode akuntansi,
biaya-biaya dibedakan berdasarkan waktu atau kapan biaya-biaya tersebut dibebankan terhadap pendapatan (revenues). Pengklasifikasian seperti ini berguna bagi manajemen dalam membandingkan beban-beban (expense) dengan pendapatan (revenues) secara layak dalam rangka penyusutan laporan keuangan (financial statements). Sehubungan riengan priode akuntansi ada dua katagori biaya: a.
Biaya Produk (product cost)
Dalam perusahaan manufaktur biaya ini sama dengan biaya produksi
(manufacturing costs) yaitu bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik,
b.
Biaya Periode [period cost)
Biaya-biaya yang tidak berkaitan dengan persediaan atau produk tetapi berhubungan dengan periode waktu atau periode
ini
periode akuntansi.
bisa bermanfaat untuk memperoleh
Biaya
pendapatan dalam
beberapa periode akuntansi dan adajuga yang hanya memberi manfaat untuk periode akuntansi yang berjalan. 5.
Fungsi manajemen atau kegiatan fungsional
Pengklasifikasian
biaya
mcnurut
jenis
dari
kegiatan
fungsional
bertujuan untuk membantu manajemen dalam uerencanaan, analisis dan pengendalian biaya atas dasar fungsi-fungsi yang nda dalam suatu organisasi perusahaan.
42
Anggaran operasi disusun untuk setiap fungsi, dan selanjutnya
dibandingkan dengan biaya yang sesungguhnya teijadi yang akan dianalisis oJeh manajemen untuk melakukan tindakan-'indakan perbaikan atas penyimpangan yang tidak wajar. Berdasarkan pada jenisa kegiatan fungsional maka biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Biaya produksi, biaya-biaya yang terjadi untuk untuk menghasilkan produk hingga siap untuk dijual.
b. Biaya penjualan, biaya-biaya yang terjadi untuk menjual suatu produk atas jasa.
c. Biaya umum / jasa administrasi, biaya-baiya yang terjadi untuk memimpin, mengendalikan dan menjalankan suatu perusahaan.
G.
Analisis Biaya
Ada tiga unsur analisis biaya pada perusahaan untuk mengelola bahan baku menjadi barang jadi yaitu:
1.
Bahan baku langsung (Direct Material)
Sifat dari bahan baku langsung langsung ada'ah membentuk barang jadi
sehingga bahan baku tersebut dapat diidentifikasi dalam barang jadi (finished goods) dan merupakan bagian yang integral atau tidak dapat dipisahkan dari barangjadi tersebut.
43
Bahan baku yang sifatnya tidak langsung metnbentuk barang jadi atau
jumlah pemakaiannya relatif sedikit, tidak dapat dikualifikasikan sebagai bahan baku langsung tetapi disebut dengan istilah bahan baku tidak langsung. Jadi bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi tetapi tidak menjadi bagian dari barang yang di produksi.
2.
Tenaga kerja kangsung (Direct Labor)
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung ikut serta dalam proses produksi bahan baku menjadi barang jadi. Biasanya tenaga kerja langsung adalah upah yang dibayarkan pada tenaga kerja meliputi tenaga kerja ahli dan tenaga kerja biasa.
3.
Biaya produksi tidak langsung (Factory Overhead)
Biaya produksi tidak langsung adalah jumlah biaya lain yang dikeluarkan selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung berkenaan dengan
proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Biaya produksi tidak langsung
dibagi
menjadi
tiga
kelompok
berdasarkan
karakteristik
dalam
hubungannya dengan produksi:
a.
Biaya overhead pabrik variabel
Total biaya overhead pabrik variabel selalu berubah-ubah sebanding dengan unit yang di produksi
44
b.
Biaya overhead pabrik tetap
Total biaya overhead pabrik tetap adalah konstan dengan tingkat hasil tertentu, tanpa dipengaruhi oleh adanya perubahan tingkat produksi sampai suatu tingkat hasil tertentu.
c.
Biaya overhead pabrik semivariabel
Biaya overhead pabrik variabel semivariabel adalah biaya yang sifatnya
tidak semuanya tetap dan tidak semuanya variabel, tetapi mempunyai karakteristik keduanya.
H.
Efisiensi
Menurut
Indiriyo Gitosudarmo (2002 : 134) Efisiensi digunakan untuk
sebaik apa perusahaan dalam menghasilkan efisiensi dari kcgiatan sclama satu
tahun. Sedangkan menurut Sigit Winarno (2003 : 178) mendefinisikan efisiensi adalah sebagai berikut:
Efisiensi adalah hubungan atau perbandingan antara faktor keluaran (output) barang dan jasa dengan masukan (input) yang langka di dalam suatu unit kerja. Efisiensi merupakan ketetapan cara (usaha, kerja)
dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya).
Output Efisiensi
= Input