120
ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 5 (2015) No. 2, pp. 120-135
Alat Pengatur Temperatur Melalui Saluran Jala-jala Listrik Ricky Gunawan dan Yohana Susanthi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Maranatha, Bandung Jl. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia
[email protected]
Abstrak: Perangkat pengatur temperatur melalui saluran jala-jala listrik dapat digunakan pada suatu sistem pengaturan temperatur jarak jauh untuk mengatur temperatur suatu ruangan (misalnya ruangan untuk tanaman). Dalam artikel ini dibahas perancangan dan realisasi dari suatu perangkat pengatur temperatur melalui saluran jala-jala listrik. Perangkat tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu rangkaian bagian master dan rangkaian bagian slave. Rangkaian master meliputi mikrokontroler sebagai pengatur, LCD untuk menampilkan data temperatur, keypad untuk mensetting temperatur yang diinginkan serta rangkaian komunikasi melalui jala-jala. Rangkaian slave meliputi mikrokontroler sebagai pengatur, rangkaian komunikasi melalui jalajala, rangkaian penggerak relay untuk menjalankan maupun mematikan pemanas dan pendingin, rangkaian sensor temperatur, dan ADC untuk mengubah tegangan analog menjadi digital. Dari hasil pengujian terlihat bahwa perangkat pengatur temperatur tersebut dapat berfungsi sesuai dengan perancangan. Perangkat pengatur temperatur dapat berkomunikasi melalui saluran jala-jala listrik, perubahan temperatur dapat dilihat pada LCD. Pemanas maupun pendingin dapat bekerja dengan baik, yaitu akan ON atau OFF sesuai dengan setting temperatur yang diinginkan. Perbedaan temperatur 3oC terhadap temperatur referensi dapat tercapai dalam waktu sekitar 50 detik, sedangkan perbedaan temperatur 7oC terhadap temperatur referensi dapat tercapai dalam waktu sekitar 110-120 detik. Kata kunci: pengatur temperatur, saluran jala-jala listrik, mikrokontroler Abstract: Temperature controller device through power line can be used in a long distance temperature control system for controlling the room temperature (for example room for plants). In this article discussed the design and realization of a temperature controller device through power line. The device consists of two parts, namely master and slave circuit. The master circuit includes a microcontroller as controller, LCD for displaying the temperature, keypad for setting the desired temperature and communication circuit through power line. The slave circuit includes a microcontroller as controller, communication circuit through power line, relay driver circuit to turn on or turn off the heater and cooler, temperature sensor circuit, and ADC for converting analog voltage to digital. The experiment results show that the temperature controller device can be function according to the design. The temperature controller device can communicate through power line, and the temperature changes can be seen on the LCD. Heater and cooler can work properly, it will be ON or OFF in accordance with the desired temperature setting. The difference in temperature of 3oC to the reference temperature can be reached in about 50 seconds, while the difference of 7oC to the reference
121
ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK
temperature can be reached in about 110 to 120 seconds. Keywords: temperature controller, power line, microcontroller
I. PENDAHULUAN Pada umumnya penerapan suatu sistem dalam kehidupan manusia memerlukan banyak saluran ataupun kabel-kabel sehingga terkesan kurang praktis dan kurang rapih. Sebagai contoh misalnya pada sistem pengaturan temperatur untuk tanaman dalan suatu ruangan, dengan banyaknya saluran atau kabel pada ruang tanaman akan terlihat kurang rapih maupun kurang praktis, dan juga akan merepotkan pemasangannya. Sehingga jika akan mengontrol temperatur suatu ruangan dari ruangan yang berbeda yang berjarak cukup jauh dan supaya tidak perlu memasang saluran yang baru serta untuk mempermudah pemasangan dan menghemat biaya, maka pada artikel ini dibahas perancangan dan realisasi suatu sistem pengatur temperatur dengan memanfaatkan saluran jala-jala listrik yang telah tersedia. Dengan demikian akan menjadi lebih praktis dan juga lebih efisien. Alat pengatur temperatur tersebut menggunakan mikrokontroler AT89C51[1]. Informasi data dikirim dan/atau diterima oleh mikrokontroler melalui modem jala-jala listrik. Saluran jalajala listrik yang dipergunakan hanya satu fasa saja. Pemakai dapat men setting temperatur yang diinginkan melalui keypad. Temperatur akan naik atau turun dengan cara menyalakan pemanas atau pendingin, dan setiap perubahan temperatur dapat terlihat pada layar LCD.
II. PERANCANGAN SISTEM Diagram blok dari sistem pengatur temperatur melalui jala-jala listrik yang dirancang terlihat pada Gambar 1. Secara garis besar, sistem tersebut terdiri dari 2 bagian yaitu bagian master dan bagian slave Modem Jala-jala
Jala-jala
Mikrokontroler
Keypad
LCD (a) Sensor Temperatur
ADC
Modem Jala-jala
Mikrokontroler
Rangkaian Penggerak Relay
Rangkaian Penggerak Relay
Pemanas
Pendingin
Jala-jala
(b) Gambar 1. Diagram Blok Sistem (a) Bagian Master (b) Bagian Slave
ISSN: 1979-2867
122
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015
Pada bagian master, pemakai dapat mengatur temperatur yang diinginkan. Hasil setting akan dikirimkan lewat jala-jala listrik ke bagian rangkaian slave. Rangkaian slave akan menerima data tersebut sebagai temperatur referensi dan membandingkannya dengan temperatur yang sebenarnya. Sensor temperatur pada bagian slave memberi informasi ke mikrokontroler, kemudian mikrokontroler memeriksa temperatur tersebut dan mengirimkannya ke bagian master untuk ditampilkan pada layar LCD. Rangkaian bagian slave akan mengatur temperatur ruangan dengan cara menyalakan pemanas atau pendingin.
II.1. Rangkaian Mikrokontroler Bagian Master Rangkaian Mikrokontroler AT89C51 pada bagian master terlihat pada Gambar 2. Untuk hubungan dengan modem jala-jala digunakan pin RXD dan TXD. Pada rangkaian bagian master ini juga terhubung LCD sebagai penampil data temperatur yaitu pada port 1. Sebagai sumber clock digunakan kristal 12MHz yang banyak tersedia di pasaran dengan harga murah, dan juga kecepatan proses data yang lebih tinggi. R1 dan C3 sebagai rangkaian power on reset yang akan mereset rangkaian secara otomatis saat rangkaian dinyalakan.
Gambar 2. Rangkaian Mikrokontroler Bagian Master
II.2. Rangkaian Mikrokontroler Bagian Slave Pada dasarnya rangkaian ini identik dengan rangkaian mikrokontroler pada bagian master, namun mempunyai cara kerja yang berbeda sesuai dengan perangkat lunak yang diprogramkannya. Rangkaian mikrokontroler bagian slave terlihat pada Gambar 3. Rangkaian tersebut akan menerima data dan kemudian akan diolah oleh mikrokontroler sehingga dapat menggerakkan 2 buah relay sebagai pengendali beban untuk menjalankan pemanas atau pendingin. Hubungan dengan modem jala-jala listrik digunakan pin TXD dan RXD, sedangkan untuk penggerak relay digunakan port 1 yaitu P10 dan P11. Untuk menerima data atau sinyal dari sensor temperatur setelah melewati ADC digunakan port 0 yaitu P00-P07.
ISSN: 1979-2867
ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK
123
Gambar 3. Rangkaian Mikrokontroler Bagian Slave
II.3. Modem Jala-jala Modem ini berfungsi sebagai antar muka antara perangkat dengan jala-jala listrik. Prinsip dasar kerja dari modem ini adalah menggunakan teknik modulasi yaitu dengan menumpangkan data pada suatu frekuensi pembawa (carrier). Frekuensi pembawa tidak boleh terlalu tinggi supaya tidak mengganggu peralatan elektronika lain seperti TV atau Radio. Pada perangkat ini digunakan IC NE5050 sebagai modem jala-jala listrik, dengan frekuensi pembawa adalah 100kHz. Diagram blok dari IC NE5050 ditunjukkan pada Gambar 4. Prinsip kerja dari IC NE5050[2] ini adalah dengan menggunakan teknik Amplitude Shift Keying (ASK), yaitu setiap data yang masuk akan diwakili oleh suatu amplituda dengan frekuensi 100kHz seperti terlihat pada Gambar 5.
Gambar 4. Diagram Blok IC NE5050
ISSN: 1979-2867
124
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015
Gambar 5. Pengiriman Data lewat ASK
Pin 12 dan pin 13 pada IC tersebut dipasang rangkaian LC sebagai osilator untuk frekuensi acuan dasar dalam menentukan frekuensi pembawa, sedangkan sebagai detektor atau untuk menerima data ASK yang diubah kembali ke dalam format digital pada bagian penerima, maka dipasang Band Pass Filter (BPF) [3] yang dapat melewatkan frekuensi pembawa tersebut yaitu 100kHz. BPF dipasang pada pin 3-4 dan pin 5-6 dengan menggunakan rangkaian LC, dan Bandwidth dapat dihitung menggunakan rumus BW=1/(2CR)[2]. Dengan nilai C dan R yang terdapat pada rangkaian yaitu C = 4,7 nF dan R = 5,6K, maka BW sekitar 19 kHz. Sedangkan untuk memperkuat sinyal dari frekuensi pembawa dapat dilakukan dengan menambah transistor pada pin 17 dan pin 15 (PNP dan NPN), sehingga frekuensi pembawa mempunyai amplituda yang cukup kuat untuk ditransmisikan pada jala-jala listrik. Antara modem dengan jala-jala dipasang suatu isolator agar tidak merusak modem yaitu dengan menggunakan transformator dan sebuah kapasitor membentuk filter yang akan menahan frekuensi jala-jala (50Hz) agar tidak masuk ke modem namun dapat meloloskan frekuensi pembawa (100kHz). Data yang akan ditransmisikan berasal dari pin 17 dan pin 15, sementara untuk menerima data dari modem jalajala yang lain lewat pin 20.
II.4. Rangkaian Sensor Temperatur
+15V
+15V
R1 10K
4 3
U2A
+ 1
2 IC1
3
2
ADJ
3
2
VR1 10K
TL074
6
-
1 2
TL074 2
R4
1
1
1 10K R3 10K C1
+15V
3 VR3 10K
R5 3K3 1uF/16V
2 R2
1K
1
3 VR2 2K
Rangkaian Offset
Gambar 6. Rangkaian Sensor Temperatur
ISSN: 1979-2867
J5 7
-15V
VLM335
U2B
+
11
V+
5
125
ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK
Sensor temperatur yang digunakan pada perangkat pengatur temperatur adalah sebuah sensor temperatur dengan tipe LM335[4]. Sensor ini akan mengubah besaran temperatur menjadi besaran listrik. Karena keluaran dari sensor ini masih terlalu kecil, maka perlu dikuatkan terlebih dahulu sebelum ke ADC dan ke mikrokontroler. Pada perancangan dibuat penguatannya sebesar 2x. Penjelasan dari penguatan keluaran sensor temperatur dapat dilihat pada Gambar 6. Pada Gambar 6 VR1 berfungsi sebagai setting untuk pengkalibrasian temperatur, yaitu untuk setiap 1oC akan sama dengan 10 mVolt. Sedangkan operational amplifier (op-amp) TL074 berfungsi sebagai penguat yang dapat diatur. Untuk operational amplifier non-inverting seperti terlihat pada Gambar 7, penguatannya adalah A = 1 + R4/R3. Vin
+
Vo
-
R4
R3
Gambar 7. Operational Amplifier non-inverting
Sedangkan pada perancangan rangkaian sensor temperatur, terdapat rangkaian offset, dengan rangkaian pengganti Theveninnya[7] seperti pada Gambar 8. Jika nilai VR2 << R2, maka RTH mendekati nilai VR2. Sehingga tegangan: Vo = Vin (1+R4/(R3+RTH))-VTH(R4/(R3+RTH)). Jika diasumsikan nilai VR2 << R3, maka RTH dapat diabaikan. Dengan demikian didapatkan: Vo = Vin (1+R4/R3)-VTH(R4/R3). Penguatan operational amplifier non inverting tersebut masih A = 1+ R4/R3, namun ada tegangan offsetnya. Vin
+
Vo
-
R4
R3
R TH
+ -
V TH
Gambar 8. Op-amp non-inverting dengan Rangkaian Pengganti Thevenin Tegangan Offset
ISSN: 1979-2867
126
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015
Untuk mendapatkan penguatan A = 2, maka dipilih nilai R4 = R3 = 10 k. Kapasitor C1 sebagai kompensasi arus yang masuk ke penguat, sedangkan VR3 berfungsi sebagai pengkalibrasian tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian penguat sebelum dimasukkan ke mikrokontroler.
II.5. Rangkaian ADC Program Data temperatur dari sensor LM335 yang berupa sinyal analog diubah menjadi sinyal digital oleh rangkaian ADC sebelum ke mikrokontroler. Rangkaian ADC0809[5][6] 8 bit yang dirancang terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Rangkaian ADC0809
Data analog tegangan 0-5 Vdc akan diubah menjadi 256 format data digital. Data analog akan masuk pada saluran IN1 (pin 26). Untuk memilih saluran dapat dilakukan melalui pin pemilih saluran A0-A2 dengan format masukan pemilih saluran seperti pada Tabel 1. J1 dihubungkan ke mikrokontroler pada port P20, J2 ke port P00-P07 dan J3 ke port P21, P22, P23. TABEL 1. PEMILIH SALURAN ADC0809 Saluran
Pin A2
A1
A0
0
L
L
L
1
L
L
H
2
L
H
L
3
L
H
H
4
H
L
L
5
H
L
H
6
H
H
L
7
H
H
H
Data hasil konversi akan keluar melalui pin D0-D7, selanjutnya dikirim ke
ISSN: 1979-2867
ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK
127
mikrokontroler. ADC0809 memerlukan suatu clock yang masuk pada pin 10 (CLK) dari suatu rangkaian osilator dengan frekuensi 500kHz yang dihasilkan oleh gerbang NOT IC2A – IC2C.
II.6. Rangkaian Penggerak Relay Rangkaian penggerak relay merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk menjalankan atau mematikan pemanas maupun pendingin. Pada perangkat tersebut digunakan 2 buah rangkaian penggerak relay masing-masing untuk pemanas dan pendingin. Rangkaian ini terdiri dari sebuah transistor serta sebuah relay. Transistor berfungsi sebagai pengerak relay yang memerlukan arus sekitar 140mA. Rangkaian penggerak relay terlihat pada Gambar 10. Penggerak relay 1 dihubungkan ke port P10, sedangkan untuk penggerak relay 2 dihubungkan ke port P11. 12V
K1
5
3 4 1 2 3
RELAY SPDT
2
PORT P10
Gambar 10. Penggerak Relay 1
II.7. Perangkat Lunak
Start
Inisialisasi Mikrokontroler
Tombol Keypad di tekan?
Y
Setting Temperatur
Kirim Data ke Slave
T Tampilan Data Temperatur pada LCD
Terima Data Temperatur dari Slave T
Power Off?
Y
End
Gambar 11. Diagram Alir Program Rangkaian Master
Diagram alir program pada rangkaian bagian master terlihat pada Gambar 11, sedangkan
ISSN: 1979-2867
128
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015
diagram alir program pada rangkaian bagian slave terlihat pada Gambar 12. Pada bagian master, tombol keypad digunakan untuk mensetting temperatur yang kemudian dikirim ke bagian slave. Rangkaian pada bagian slave akan menjadikannya sebagai temperatur acuan/temperatur referensi, dan membandingkannya dengan temperatur yang sebenarnya. Jika temperatur yang sebenarnya lebih kecil/rendah dari temperatur referensi, maka mikrokontroler akan menginstruksikan untuk menjalankan pemanas. Dan jika temperatur yang sebenarnya lebih besar/tinggi dari temperatur referensi, maka mikrokontroler akan menginstruksikan untuk menjalankan pendingin.
II.8. Realisasi Perangkat Gambar 13 berikut adalah realisasi dari alat pengatur temperatur yang telah dirancang. Gambar 14 merupakan skema rangkaian master dan Gambar 15 adalah skema rangkaian slave. Start
Inisialisasi Mikrokontroler
Ada data dari Master?
Data referensi diubah sesuai data dari Master
Y
T Periksa Temperatur
Y
Temperatur = Temperatur Referensi? T Temperatur < Temperatur Referensi?
Y
Jalankan Pemanas
T
Jalankan Pendingin
Kirim Data Temperatur ke Master
T
Power Off?
Y
End
Gambar 12. Diagram Alir Program Rangkaian Slave
ISSN: 1979-2867
ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK
129
Gambar 13. Realisasi Perangkat
ISSN: 1979-2867
130
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015
Gambar 14. Skema Rangkaian Master
ISSN: 1979-2867
ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK
131
Gambar 15. Skema Rangkaian Slave
ISSN: 1979-2867
132
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015
III. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Pengukuran dan pengujian dilakukan untuk mendapatkan data sehingga dapat mengetahui sejauh mana berfungsinya alat pengatur temperatur melalui saluran jala-jala listrik yang telah dirancang tersebut. Pengujian dilakukan terhadap beberapa setting temperatur dan mengamati perubahan temperatur yang terjadi. Pengujian alat tersebut juga dilakukan pada ruangan yang kosong (tidak ada tanaman) dan pada ruangan yang berisi tanaman. Masing-masing dilakukan terhadap temperatur referensi tertentu yang diubah-ubah, kemudian mengamati ON atau OFF nya pemanas dan pendingin. Berikut adalah data hasil pengujiannya : Mula-mula dilakukan pengujian pada ruangan yang kosong, tidak ada tanaman. Pada rangkaian master di setting temperatur yang diinginkan sebesar 20oC. Rangkaian slave menerima data tersebut sebagai temperatur referensi. Sensor temperatur menghasilkan tegangan, kemudian dikuatkan dan diterima oleh mikrokontroler slave setelah sebelumnya diubah melalui ADC. Temperatur ruangan yang terukur 27oC. Rangkaian mikrokontroler slave menyalakan relay yang dihubungkan ke pendingin, setelah itu mengirimkan data tersebut ke bagian master. Pada bagian master, mikrokontroler menerima data tersebut dan menampilkannya pada LCD. Sensor temperatur mengukur kembali dan mengirimkan data tersebut ke mikrokontroler slave, data selengkapnya terlihat pada Tabel 4. Terlihat bahwa sebelum temperatur mencapai 20oC, maka pendingin akan ON sementara pemanasnya OFF. Dan keadaan sebaliknya terjadi ketika telah mencapai temperatur yang diinginkan yaitu 20oC. Waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur tersebut adalah 120 detik. Data hasil pengujian untuk setting temperatur 24oC terlihat pada Tabel 5. Waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur yang diinginkan adalah 50 detik. Pendingin akan OFF pada saat temperatur telah mencapai 24oC. Data hasil pengujian untuk setting temperatur 30oC ditunjukkan pada Tabel 6. Pada tabel tersebut terlihat bahwa jika diinginkan temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (dalam hal ini di setting pada temperatur 30oC, sementara temperatur ruangan adalah 27oC), maka pemanas akan ON sementara pendingin dalam keadaan OFF. Pemanas akan OFF setelah temparatur mencapai 30oC. Waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur 30oC dari temperatur 27oC adalah 50 detik. TABEL 4. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 20OC Proses ke
Waktu (detik)
Temperatur (oC)
Pendingin
Pemanas
1
10
27
ON
OFF
2
20
26
ON
OFF
3
30
25
ON
OFF
4
40
25
ON
OFF
5
50
24
ON
OFF
6
60
23
ON
OFF
7
70
22
ON
OFF
8
80
22
ON
OFF
ISSN: 1979-2867
9
90
21
ON
OFF
10
100
21
ON
OFF
11
120
20
OFF
OFF
133
ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK
TABEL 5. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 24OC Proses ke
Waktu (detik)
Temperatur (oC)
Pendingin
Pemanas
1
10
27
ON
OFF
2
20
26
ON
OFF
3
30
25
ON
OFF
4
40
25
ON
OFF
5
50
24
OFF
OFF
TABEL 6. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 30OC Proses ke
Waktu (detik)
Temperatur (oC)
Pendingin
Pemanas
1
10
27
OFF
ON
2
20
28
OFF
ON
3
30
28
OFF
ON
4
40
29
OFF
ON
5
50
30
OFF
OFF
Data pengamatan untuk pengujian dengan setting temperatur di atas temperatur ruangan yaitu 34oC ditunjukkan pada Tabel 7. Terlihat bahwa pemanas dalam keadaan ON selama pencapaian temperatur ke 34oC, dan akan OFF setelah mencapai temperatur 34oC, sementara pendingin dalam keadaan sebaliknya. Waktu yang diperlukan untuk pencapaian temperatur tersebut adalah 110 detik. TABEL 7. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 34OC Proses ke
Waktu (detik)
Temperatur (oC)
Pendingin
Pemanas
1
10
27
OFF
ON
2
20
28
OFF
ON
3
30
28
OFF
ON
4
40
29
OFF
ON
5
50
30
OFF
ON
6
60
30
OFF
ON
7
70
31
OFF
ON
8
80
31
OFF
ON
9
90
32
OFF
ON
10
100
33
OFF
ON
11
110
34
OFF
OFF
Pengujian selanjutnya dilakukan pada ruangan yang berisi tanaman. Setting temperatur yang diinginkan 20oC pada rangkaian bagian master dengan proses yang sama seperti pada pengujian di ruangan kosong didapatkan data seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8. Temperatur 20oC tersebut tercapai dalam waktu 120 detik, yaitu setelah pendingin dalaam keadaan OFF
ISSN: 1979-2867
134
ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015
TABEL 8. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 20OC PADA RUANGAN BERISI TANAMAN Proses ke
Waktu (detik)
Temperatur (oC)
Pendingin
Pemanas
1
10
27
ON
OFF
2
20
27
ON
OFF
3
30
26
ON
OFF
4
40
25
ON
OFF
5
50
24
ON
OFF
6
60
23
ON
OFF
7
70
22
ON
OFF
8
80
22
ON
OFF
9
90
21
ON
OFF
10
100
21
ON
OFF
11
120
20
OFF
OFF
Data pengamatan hasil pengujian pada ruangan yang berisi tanaman dengan setting temperatur 24oC terlihat pada Tabel 9. Waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur 24oC tersebut dari temperatur ruangan 27oC adalah 50 detik yang ditunjukkan dengan keadaan OFF nya pendingin. TABEL 9. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 24OC PADA RUANGAN BERISI TANAMAN Proses ke
Waktu (detik)
Temperatur (oC)
Pendingin
Pemanas
1
10
27
ON
OFF
2
20
27
ON
OFF
3
30
26
ON
OFF
4
40
25
ON
OFF
5
50
24
OFF
OFF
Pengujian selanjutnya dilakukan dengan men setting temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan yaitu 30oC. Langkah ini dilakukan untuk mengamati ON/OFF nya pemanas dan pendingin. Pada awalnya pendingin dalam keadaan OFF, sementara pemanas dalam keadaan ON. Setelah tercapai temparatur yang diinginkan yaitu 30oC, maka pemanas menjadi OFF. Data pengamatannya ditunjukkan pada Tabel 10. Terlihat bahwa waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur 30oC dari temperatur ruangan 27oC adalah 50 detik. TABEL 10. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 30OC PADA RUANGAN BERISI TANAMAN Proses ke
Waktu (detik)
Temperatur (oC)
Pendingin
Pemanas
1
10
27
OFF
ON
2
20
27
OFF
ON
3
30
28
OFF
ON
4
40
29
OFF
ON
5
50
30
OFF
OFF
Pengujian berikut adalah dengan men setting temperatur 34oC yang dilakukan untuk
ISSN: 1979-2867
135
ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK
ruangan berisi tanaman. Data hasil pengamatan ditunjukkan pada Tabel 11. Pemanas dalam keadaan ON selama mencapai temperatur tersebut, dan akan OFF setelah tercapai temperatur yang diinginkan yaitu 34oC. Proses ini memerlukan waktu sekitar 110 detik. TABEL 11. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 34OC PADA RUANGAN BERISI TANAMAN Proses ke
Waktu (detik)
Temperatur (oC)
Pendingin
Pemanas
1
10
27
OFF
ON
2
20
27
OFF
ON
3
30
28
OFF
ON
4
40
29
OFF
ON
5
50
30
OFF
ON
6
60
30
OFF
ON
7
70
31
OFF
ON
8
80
31
OFF
ON
9
90
32
OFF
ON
10
100
33
OFF
ON
11
110
34
OFF
OFF
IV. KESIMPULAN Sistem pengatur temperatur melalui jala-jala listrik telah berhasil direalisasikan, dan dari hasil pengujian dapat terlihat bahwa perangkat dapat berfungsi sesuai dengan perancangannya. Pemanas maupun pendingin dapat bekerja dengan baik, yaitu akan ON atau OFF sesuai dengan setting temperatur yang diinginkan, baik untuk ruangan yang kosong maupun untuk ruangan yang berisi tanaman. Untuk temperatur yang diinginkan lebih rendah 3oC dan lebih tinggi 3oC dari temperatur 27oC dapat tercapai dalam waktu 50 detik. Sedangkan untuk temparatur yang diinginkan lebih rendah 7oC dan lebih tinggi 7oC dari temparatur 27oC terdapat sedikit perbedaan, yaitu jika temperatur yang diinginkan lebih tinggi 7oC dari 27oC diperlukan waktu pencapaian 110 detik, lebih cepat 10 detik dibandingkan dengan temperatur yang diinginkan lebih rendah 7oC. Pada pengujian alat dalam ruangan (kecil) yang berisi beberapa tanaman, pencapaian waktu yang dihasilkan relatif sama. Sedikit perbedaan terjadi pada saat perubahan temperatur mula-mula, hal ini disebabkan oleh penyesuaian tanaman terhadap perubahan temperatur awal.
DAFTAR REFERENSI [1] A. E. Putra, Belajar Mikrokontroler AT89C51, Teori dan Aplikasi, Gava media, 2002 [2] NE5050 Power Line Modem Data Sheets, Phillips Semiconductors Linear Products. [3] G. B. Clayton, Operational Amplifier, London: Butterworths [4] LM335 Precision Temperature Sensors Data Sheets, National Semiconductor, 2000 [5] ADC0809 8-Bit μP Compatible A/D Converters with 8-Channel Multiplexer Data Sheets, National Semiconductor [6] https://mikrokontrolerat89s52.wordpress.com/author/mikroban/page/17/ [7] https://www.maximintegrated.com/en/app-notes/index.mvp/id/803
ISSN: 1979-2867