AKUNTANSI PADA ERA KEEMASAN KERAJAAN MAJAPAHIT (Berdasarkan Kajian Paradigma Foucauldian)
Oleh: TEDDY DELANO 222008705
KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2012
i
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jalan Diponegoro 52-60 Telp. (0298) 321212 Salatiga 50711 – Indonesia
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Teddy Delano NIM : 232008705 Program Studi : Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja: Judul : ”AKUNTANSI PADA ERA KEEMASAN KERAJAAN MAJAPAHIT (BERDASARKAN KAJIAN PARADIGMA FACOULDIAN)” adalah benar-benar hasil karya saya. Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 25 Juli 2012 Yang memberi pernyataan,
(Teddy Delano)
iii
ABSTRACT
In view of traditional accounting history, accounting for only regarded as technical equipment, which is a technique to collect and present financial data for the purposes of decision making. Unlike the traditional approach, a new approach accounting wich used by accounting scientists, known as the new accounting history, viewing that accounting is not merely technical equipment, but rather a power and knowledge that is capable of forming social life in a society. One of the perspective used in the new paradigm of accounting history is Foucauldian. The use of Foucauldian philosophical concept in the study of accounting history is referred to as postmodern paradigm by studying the history of accounting using the concepts presented by Michael Foucault, namely concept of power-knowledge. The use of the concept of power-knowledge in the study of accounting history is intended to analyze how accounting arise and exist within an organization and within society as a disciplinary power, the power that can form behavior society in social life. The purpose of this study was to determine the relationship between accounting and power in the golden era of the Majapahit empire by applying Foucauldian paradigm (power-knowledge). Research methods in this research is descriptive analysis. In conducting this study, reseacher use secondary data, namely the literature that contain information about the Majapahit empire in the golden era, especially the Book of Negarakertagama. The study found that King Hayam Wuruk in the reign of Majapahit empire was constructive power which to play a significant role in shaping governance in the Majapahit empire. In the script Negarakertagama, stated that the reign of King Hayam Wuruk greatly influence the collection of taxes in the Majapahit empire. Operational mechanism of tax collection in the Majapahit empire on the colonies, foreign traders, and its people, as well as financial penalties for those who act against the rule showing accountability form of royal administration. In line with the Foucauldian concept (power-knowledge), the decision of King Hayam Wuruk to collect taxes is not a trivial problem, but this is the basis of accounting in Majapahit empire. Keywords: Accounting, New Accounting History, Foucauldian Paradigm, The Golden Era of Majapahit Empire.
iv
ABSTRAKSI
Dalam sudut pandang traditional accounting history, akuntansi hanya dianggap sebagai peralatan teknis, yaitu sebagai teknik mengumpulkan dan menyajikan data keuangan untuk kepentingan pengambilan keputusan. Berbeda dengan pendekatan tradisional, pendekatan baru yang digunakan oleh ilmuwan akuntansi, dikenal dengan istilah new accounting history, memandang bahwa akuntansi tidak semata-mata peralatan teknis, melainkan sebuah kekuatan dan pengetahuan (power and knowledge) yang mampu membentuk kehidupan sosial dalam suatu masyarakat. Salah satu perspektif yang digunakan dalam paradigma new accounting history adalah Foucauldian. Penggunaan konsep filosofis Foucauldian dalam studi sejarah akuntansi disebut sebagai paradigma postmodern dengan melakukan studi sejarah akuntansi menggunakan konsep yang disampaikan oleh Michael Foucault, yaitu konsep kekuatan-pengetahuan (power-knowledge). Penggunaan konsep power-knowledge dalam melakukan studi sejarah akuntansi ini ditujukan untuk menganalisis bagaimana akuntansi muncul dan eksis dalam suatu organisasi maupun dalam masyarakat sebagai suatu kekuatan disipliner (disciplinary power), yaitu kekuatan yang dapat membentuk (constitutive) perilaku masyarakat dalam kehidupan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui relasi antara akuntansi dan kekuasaan pada era keemasan kerajaan Majapahit dengan menerapkan paradigma Foucauldian (power-knowledge). Metode penelitian dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Dalam melakukan penelitian ini, penulis memakai data-data sekunder yaitu literatur yang memuat informasi mengenai Kerajaan Majapahit di era keemasannya, terutama Kitab Negarakertagama. Hasil penelitian menemukan bahwa Raja Hayam Wuruk dalam pemerintahan Kerajaan Majapahit merupakan constructive power yang menjadi kekuatan yang berperan secara signifikan dalam membentuk tata kelola pemerintahan di Kerajaan Majapahit. Dalam naskah Negarakertagama, disebutkan bahwa kekuasaan Raja Hayam Wuruk sangat mempengaruhi dalam pemungutan pajak di Kerajaan Majapahit. Mekanisme operasional pemungutan pajak di Kerajaan Majapahit atas wilayah jajahan, pedagang asing, dan rakyatnya, serta sanksi denda bagi mereka yang bertindak menyalahi aturan memperlihatkan bentuk akuntabilitas administrasi kerajaan. Sejalan dengan konsep Foucauldian (power-knowledge), keputusan Raja Hayam Wuruk untuk mengumpulkan pajak bukanlah masalah yang sepele, namun hal ini merupakan dasar dari praktik akuntansi di Kerajaan Majapahit. Kata kunci: Akuntansi, New Accounting History, Paradigma Foucauldian, Era Keemasan Kerajaan Majapahit.
v
KATA PENGANTAR
Dengan segenap kerendahan hati, penulis mengucap syukur kepada Tuhan, karena kasih dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini demi memenuhi syarat studi strata satu pada FEB UKSW Salatiga. Selama studi dan penulisan kertas kerja ini, penulis menyadari bahwa kertas kerja ini dapat selesai karena semata-mata bantuan dari berbagai pihak baik secara moril mau pun materiil. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama studi di UKSW, yaitu: 1. Kedua orang tuaku, terimakasih untuk semua cinta dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. Tiada yang dapat penulis berikan untuk membalas kasih sayang yang telah diberikan, selain hormat dan doa. 2. Saudara-saudaraku: Christine Delano Gouw dan Rocky Delano Gouw, terimakasih atas kasih sayang dan perhatiannya yang begitu besar kepada penulis. 3. Mas Ronny Prabowo, selaku wali studi dan pembimbing yang telah membantu, membimbing, mengarahkan dalam proses penulisan skripsi ini dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan apa yang telah penulis awali. 4. Selfa Suryandari, yang senantiasa mengisi hari-hari penulis serta selalu memberikan memberi dorongan dan motivasi kepada penulis selama menempuh studi di FEB UKSW Salatiga. 5. Kakak Caroline Gondokusumo atas bantuan finansialnya kepada penulis.
vi
6. Prof. Samuel Agustinus Patty yang telah memberikan kepada penulis satu buku literarurnya mengenai sejarah kebudayaan Nusantara. 7. Mas Krishna Djaya Darumurti, ‘Opa’ Rudy Latuperissa, Kak Neil Rupidara, Bang Bobby Saragih atas diskusi-diskusinya. 8. Semua teman-teman kelompok diskusi filsafat ’WarasOra’ terimakasih atas secangkir kopi filsafatnya. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, kiranya Tuhan selalu menyertai kalian. Penulis menyadari dengan sedalam-dalamnya bahwa kertas kerja ini masih sangat sederhana dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu apabila ada kritik dan saran yang sifatnya membangun demi lebih sempurnanya kertas kerja ini, senantiasa dapat penulis terima. Akhirnya semoga kertas kerja ini dapat memberikan manfaat. Salatiga, Juli 2012
TEDDY DELANO
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................
ii
ABSTRACT......................................................................................................
iii
ABSTRAKSI ...................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
ix
GLOSARIUM .................................................................................................
xi
PENDAHULUAN ..........................................................................................
1
Latar Belakang ........................................................................................
1
Persoalan Penelitian ...............................................................................
4
Metode Penelitian ...................................................................................
5
NEW ACCOUNTING HISTORY DAN PARADIGMA FACOULDIAN ...
6
Multiparadigma Dalam Riset Akuntansi .................................................
6
Traditional Accounting History dan New Accounting History ...............
8
Paradigma Facouldian: Kuasa-Pengetahuan ...........................................
11
Sejarah Akuntansi Dalam Paradigma Facouldian ...................................
14
Penelitian Sebelumnya ............................................................................
16
viii
AKUNTANSI PADA ERA KEEMASAN KERAJAAN MAJAPAHIT BERDASARKAN PARADIGMA FACOULDIAN .....................................
17
Kakawin Negarakertagama .....................................................................
17
Pemerintahan Majapahit ..........................................................................
19
Uang Sebagai Alat Pertukaran di Kerajaan Majapahit ............................
22
Akuntansi Pada Era Keemasan Kerajaan Majapahit Dalam Paradigma Facouldian: Kuasa-Pengetahuan .............................................................
24
PENUTUP .......................................................................................................
31
Simpulan dan Implikasi ...........................................................................
31
Saran Untuk Penelitian Mendatang .........................................................
33
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
34
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Kerabat Raja Yang Menguasai Administrasi Pemerintahan Kerajaan Majapahit ..................................................................
21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Wilayah Kekuasaan Majapahit Berdasarkan Negarakertagama ......................................................................
20
Gambar 2 Mata Uang Majapahit: Gobog .................................................
23
x
GLOSARIUM Bujangga dan Mantri : Pejabat kerajaan majapahit yang memungut pajak. Diskursif
: Menyimpulkan secara logis.
Gobog
: Mata uang kerajaan Majapahit terbuat dari campuran perak timah putih timah hitam dan tembaga dengan gambar wayang kulit.
Kakawin
: Sebuah bentuk syair dalam bahasa Jawa Kuno.
Mandala
: Wilayah kekuasaan.
Panaptikon
: Model penjara rancangan Jeremy Bentham. Sebuah menara pengawas berdiri persis di tengah-tengah sel penjara yang mengitarinya. Berkat desain tersebut, narapidana tidak pernah tahu apakah mereka sedang diawasi atau tidak, namun mereka merasa selalu diawasi sepanjang waktu. Perilaku mereka menjadi disiplin karenanya. Istilah ini dipakai oleh Foucault dalam menjelaskan relasi kuasa-pengetahuan.
Perdikan
: Wilayah yang dibebaskan dari pajak.
Pupuh
: Bait dalam puisi tradisional Jawa Kuno yang memiliki jumlah suku kata dan rima tertentu di setiap barisnya.
Siwa-Buddha
: Merupakan campuran agama Hindu dan Buddha di Indonesia. Pada zaman Majapahit agama Siwa dan Buddha berpadu menjadi satu.
xi