AKUMULASI BAHAN KERING BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolorL.) RATOON I TERHADAP APLIKASI BAHAN ORGANIK PADA TANAMAN SORGUM PERTAMA Accumulation Of Plant Dry Matter Sorghum Varieties (Sorghumbicolor L.) Ratoon Application Of Organic Materials On The First Sorghum
Dian Oktaviani1, Kuswanta F. Hidayat2, Sunyoto2dan M. Kamal2 1
Sarjana Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Jl.Prof. Soemantri Brodjonegoro, No.1, Bandar Lampung 35145(
[email protected]) 2 Dosen Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Jl.Prof. Soemantri Brodjonegoro, No.1, Bandar Lampung 35145 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui respons akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon I akibat aplikasi bahan organik dengan berbagai dosis pada tanaman sorgum I, (2) mengetahui respons akumulasi bahan kering pada tiga varietas sorgum ratoon I, (3) mengetahui pengaruh interaksi antara dosis bahan organik dan varietas dalam akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon I. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan September sampai dengan Desember 2013. Perlakuan disusun secara faktorial dengan Rancangan Petak Terbagi dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) dengan tiga ulangan. Petak utama adalah dosisbahan organik dari pupuk kandang sapi (B) yang terdiri atas 0 (b0), 5 (b1), 10 (b2), dan 15 ton/ha (b3). Sedangkan anak petak adalah varietas tanaman sorgum (G) yang terdiri darivarietas Numbu (g1), Keller (g2), dan Wray (g3). Petak percobaan yang digunakan pada penelitian ini berukuran 4 m x 4 m.Pupuk yang digunakan adalah Urea, SP-36 , KCL. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Dosis bahan organik 0, 5, 10 dan 15 ton/ha tidak menunjukkan perbedaan akumulasi bahan kering tanaman sorgum, walaupun perbedaan dosis tersebut menunjukan perbedaan pada jumlah biji 8 mst. Bahan kering diakumulasikan pada batang, biji, akar, daun, dan malai. (2) Varietas Numbu memiliki akumulasi bahan kering yang paling besar dibandingkan Varietas Wray dan Keller. (3) Pengaruh bahan organik terhadap bobot kering tanaman sorgum tergantung pada varietas, pada dosis bahan organik 15 ton/ha Varietas Numbu memiliki bobot akar
69
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03
kering dan bobot malai kering tertinggi dibandingkan dengan penggunaan Varietas Keller dan Wray. Kata kunci : bahan kering, bahan organik,ratoon, sorgum. ABSTRACT This research aims to(1) determine the response of dry matter accumulation of sorghum ratoon I crop due to the application of organic materials with different doses on the first sorghum crop, (2) determine the response of dry matter accumulation in three varieties of sorghum ratoon I, (3) determine the effect of the interaction between dose varieties in organic matter and dry matter accumulation of sorghum ratoon crops I. The research was conducted at the Experimental Institute for Agricultural Technology (BPTP) Negara Ratu Village, South Lampung District of Natar and Crop Science Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Lampung in September to December 2013. The treatments arranged in a factorial design with Split Plot Design into Randomized Complete Block Design with three replications. The main plotis thedose of organic matter from cattle manure (B) consisting of 0(b0), 5(b1), 10(b2), and 15 tons/ha (b3). While the sub plotis the sorghum varieties (G) consisting of varieties Numbu (g1), Keller (g2), and Wray (g3). Experimental plotsused in this study measuring 4m x 4m. Fertilizers used are urea, SP-36, KCL. The results showed that(1) dose of organic material 0, 5, 10 and 15 ton/has howed no differences in dry matter accumulation of sorghum plants, although the dose difference shows the difference in the number of seeds 8 mst. Dry matter accumulated in the stems, seeds, roots, leaves, and panicles. (2) Varieties Numbu has accumulated dry matter than most varieties Wray and Keller. (3) The effect of organic matter on the dry weight of sorghum plants depends on the variety, at a dose of 15 tons of organic matter/ha Numbu varieties have root dry weight and panicle dry weight of the highest compared with the use of varieties Keller and Wray. Keywords: dry matter, organic matter, ratoon, sorghum. I.
serta relatif tahan terhadap gangguan
PENDAHULUAN
hama/penyakit. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia.
Tanaman
sorgum
mempunyai daerah adaptasi yang luas. terhadap
Tanaman sorgum kekeringan,
toleran dapat
berproduksi pada lahan marginal,
Biji sorgum dapat
digunakan sebagai bahan baku di industri pangan seperti industri gula, industri
minuman
monosodium
glutamat (MSG),dan
asam amino.
Dengan kata lain, sorgum merupakan komoditas
pengembang
diversifikasi
industri
dan
untuk pangan
(Sirappa, 2003).
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03
70
Sorgum (Sorghum bicolor (L). Moench) bahan
merupakan pangan
memiliki
komoditas
alternatif
potensi
untuk
dikembangkan di Indonesia.
Usaha
peningkatan produksi bahan pangan terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan terutama makanan sejalan
pembangunan
dengan
dan
laju
pertambahan
penduduk. Usaha ini tidak terbatas hanya pada tanaman pangan utama (padi) tetapi juga penganekaraman (diversifikasi)
dengan
mengembangkan
tanaman
alternatif seperti sorgum
dengan tanaman utama.
yang
besar
pokok
dan hasil panen tidak berbeda jauh
pangan
(Turmudi,
Bahan merupakan
parameter
digunakan
sebagai
pangan untuk peningkatan produksi sorgum adalah melalui pemanfaatan sistem ratoon. Ratoon adalah tunasyang
pemotongan Chauchan Puspitasari keuntungan
tumbuh
setelah
batang. et
al.
(1985)
(2012), dengan
Menurut dalam
beberapa cara
ini
di
antaranya adalah umurnya relatif lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah penghematan
dalam
pengolahan tanah, penggunaan benih, kemurnian genetik lebih terpelihara 71
yang
baik
indikator
semua bahan tanaman yang secara kasar berasal dari hasil fotosintesis dan serapan unsur hara. Bahan kering tanaman
merupakan
indikator
pertumbuhan yang paling baik dalam mendapatkan penampilan keseluruhan tanaman atau organ tertentu pada setiap
periode
pertumbuhan
(Sitompul dan Guritno, 1995). Tanaman akan memberikan
Upaya lain dalam diversifikasi
karena
tanaman
pertumbuhan tanaman yaitu meliputi
2010).
tunas
kering
reaksi
(tanggapan)
terhadap
perubahan lingkungan dengan tingkat tanggapan yang tergantung pada jenis tanaman
dan
tingkat
perubahan
lingkungan tersebut (Sitompul dan Guritno,
1995).
Perubahan
lingkungan yang terjadi yaitu dengan memberi pupuk kandang sapi dosis yang berbeda-beda yaitu 0, 5, 10, dan 15 ton/ha yang akan memberikan respon yang berbeda.
Menurut
Hamim dan Sunyoto (2011), tanaman sorgum yang diberi pupuk berbedabeda
dosisnya
akan
mengalami
respon yang berbeda, dan sangat
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03
mungkin setiap genotipe berbeda pula
respons akumulasi bahan kering pada
dalam
tiga varietas sorgum ratoon I,
tanggapannya
dimunculkan
dalam
yang
(3)
fenotip
mengetahui pengaruh interaksi antara
tanaman.Komposisi dari kotoran sapi
dosis bahan organik dan varietas
berkiras antara 20 – 25 % bahan
dalam
kering dan terkandung didalamnya
tanaman sorgum ratoon I.
akumulasi
bahan
kering
0,36 – 0,60 % nitrogen 0,20 – 0,35 % P2O5 dan 0,10 – 0,15 % K2O (Lingga
II. METODE PENELITIAN
dan Marsono, 2000). Penelitian
dilaksanakan
di
kandang
Kebun Percobaan Balai Pengkajian
sapi dapat memperbaiki sifat fisik
Teknologi Pertanian (BPTP) Desa
tanah, seperti yang dikemukakan oleh
Negara
Foth (1988) bahwa pemberian pupuk
Kabupaten Lampung Selatan dan
kandang
Laboratorium
Pemberian
ke
pupuk
dalam
tanahakan
Ratu,
Kecamatan
Natar
Ilmu
Tanaman,
Pertanian,
Universitas
meningkatkan
daya
pegang
air,
Fakultas
memperbaiki
struktur
tanah,
dan
Lampung mulai bulan September
melepaskanunsur hara yang mudah
sampai
diserap tanaman. Bahan organik dapat
Bahan-bahan yang digunakan dalam
berperan menyimpan dan melepaskan
penelitian ini adalah 3 benih varietas
unsur hara bagi tanaman. Handayanto
sorgum (Numbu, Keller, dan Wray),
(1996)
bahan organik (pupuk kandang sapi),
dalam
Martajaya(2003)
dengan
Desember
2013.
dekomposisi
Urea, SP-36 , KCL. Alat-alat yang
bahan organik mempunyai pengaruh
dipakai dalam penelitian ini adalah
langsung dan tidak langsung terhadap
cangkul, meteran,pompa air, kertas
kesuburan tanah.
koran,
menyatakan
bahwa
timbangan
elektrik,
oven,
karung, seed counter, klorofilmeter, Tujuan penelitian ini adalah
dan kamera.
untuk : (1) mengetahui respons akumulasi bahan kering tanaman
Perlakuan dalam penelitian
sorgum ratoon I akibat aplikasi bahan
disusun
secara
faktorial
organik dengan berbagai dosis pada
Rancangan Petak Terbagi (Split Plot
tanaman sorgum I, (2) mengetahui
Design) dalam Rancangan Kelompok
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03
dengan
72
Teracak Sempurna (RKTS) dengan
bobot daun kering, batang, akar,
tiga ulangan.
malai, biji, jumlah biji, klorofil, dan
dosisbahan
Petak utama adalah organik
dari
pupuk
indeks
panen
tanaman
kandang sapi (B) yang terdiri atas 0
(Sorghum
(b0), 5 (b1), 10 (b2), dan 15 ton/ha
menunjukkan bahwa aplikasi bahan
(b3). Sedangkan anak petak adalah
organik berpengaruh tidak nyata pada
varietas tanaman sorgum (G) yang
berbagai pengamatan kecuali pada
terdiri
variabel
darivarietas
Numbu
(g1),
Keller (g2), dan Wray (g3).
Petak
percobaan
yang
digunakan
bicolor
(L.)
sorgum
jumlah
Sebaliknya
biji
Moench)
8
varietas
mst. sorgum
pada
berpengaruh nyata pada berbagai
penelitian ini berukuran 4 m x 4 m.
variabel pengamatan (bobot daun
Data dianalisis dengan analisis ragam
kering 5, 7, 8, 9, 10, dan 11 mst,
setelah dilakukan Uji Homogenitas
bobot batang kering 7 mst, bobot akar
ragam antar perlakuan dengan Uji
kering 7, 8, 9, dan 11 mst, klorofil 11
Bartlet dan aditivitas data dengan Uji
dan 12 mst, bobot malai kering, biji,
Tukey.
Perbedaan
nilai
tengah
jumlah biji, dan indeks panen). Hal
ditentukan
dengan
ini karena menurut Purnomohadi
menggunakan uji Beda Nyata Jujur
(2006), sorgum adalah tanaman C4
(BNJ) pada taraf 5%.
yang
antarperlakuan
merupakan
tanaman
yang
efisien karena dapat menghasilkan Pengamatan dilakukan pada tanaman sampel sebanyak2 tanaman per petak yang dipilih secara acak. Variabel-variabel yang diamati adalah ;bobot daun kering, bobot batang kering, bobot akar kering, bobot malai kering, bobot biji kering,
produk
fotosintesis
yang
tinggi
sehingga berpengaruh pada berat kering
tanaman.
Interaksi
bahan
organik dan varietas tidak berbeda nyata pada semua variabel pengamatan kecuali bobot akar kering pada 8 mst, bobot malai kering 7 dan 10 mst.
jumlah biji, dan indeks panen. Hasil penelitian menunjukkan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa pengaruh bahan organik tidak berbeda nyata pada semua variabel
Hasil analisis ragam pengaruh
pengamatan kecuali variabel jumlah
bahan organik dan varietas terhadap
biji 8 mst. Menurut Syahruddinet.al.,
73
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03
1999
penyebab
menjadi
tidak
bahan nyata
organik
pada
Pada tabel 3,bobot akar kering
hasil
Varietas Numbu lebih tinggi pada 7,
penelitian ini karena di daerah-daerah
9, dan 11 mst masing-masing sebesar
dengan iklim tropika basah, seperti
28,32%;
Indonesia,
dibandingkan Varietas Keller dan
kelembapan
temperatur
yang
dan
cukup
54,59%;
dan
tinggi,
40,98%;
mendorong
proses
dibandingkan
perombakan/dekomposisi
bahan
Sedangkan pada 5, 10, dan 12 mst
organik berjalan sangat intensif .
54,59%;
36,14%
perbedaan
dan
30,25%
Varietas
Wray.
varietas
tidak
menunjukkan perbedaan bobot akar Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada
tabel
1bobot
daun
keringvarietas Numbu lebih tinggi pada pada 5, 7, 8, 9, 10, dan 11 mst masing-masing
sebesar
15,01%;
34,89%; 27,24%; 40,48%; 25,87%; dan 26,02% dibandingkan varietas Keller dan 19,32%; 52,57%; 66,60%; 68,13%;
21,14%;
dibandingkan
dan
38,54%
varietas
Wray.
kering yang nyata.
sorgum cukup tinggi nilai rata-ratanya diakibatkan sistem perakaran serabut pada
tidak
menunjukkan
tanaman
menopang
sorgum
mampu
pertumbuhan
perkembangan
dan
tanaman
ratun
(ratoon) hingga dua atau tiga kali lebih dengan akar yang sama (House, 1985).
Sedangkan pada 12 mst perbedaan varietas
Akar tanaman
Bobot malai merupakan salah satu
parameter
produksi
pada
perbedaan bobot daun kering yang
tanaman sorgum manis. Malai yang
nyata.Secara umum berdasarkan data
berat
pada tabel 2bobot batang kering
tanaman untuk mengubah zat hara
Varietas Numbu lebih tinggi pada 7
yang
mst sebesar 22,22% dibandingkan
ekonomi.
Varietas
Keller
dibandingkan
menunjukkan
tersedia
kemampuan
menjadi Hasil
produk penelitian
dan
27,48%
menunjukkan bahwa aplikasi dosis
Varietas
Wray.
bahan organik tidak memberikan
Sedangkan pada 5, 8, 9, 10, 11, dan
pengaruh
yang
berbeda
12 mst perbedaan varietas tidak
bobot malai kering tanaman sorgum
menunjukkan perbedaan bobot batang
ratoon I, Secara umum berdasarkan
kering yang nyata
data pada tabel 4 bobot malai kering
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03
terhadap
74
Varietas Numbu lebih tinggi pada 8,
untuk melakukan fotosintesis dan
9, 11,
dan 12 mst masing-masing
mengalokasikan sebagian besar hasil
sebesar 39,23%; 118,07%; 113,66%;
fotosintesis tersebut ke organ yang
dan 90,71% dibandingkan Varietas
bernilai ekonomi seperti biji.
Keller
dan
155,54%;
39,23%;
122,36%;
dan
Hasil penelitian menunjukkan
103,71% bahwa
dibandingkanVarietasWray.
bahan
organik
yang
diaplikasikan pada tanaman sorgum Pada table 5,bobot biji kering
pertama memberikan pengaruh yang
Varietas Numbulebih tinggi pada 8, 9,
berbeda terhadap jumlah biji pada
10, 11, dan 12 mst masing-masing
umur 8 mst. Bahan organik dosis 15
sebesar 156,33%; 148,43%; 131,43%;
ton/ha memiliki jumlah biji tertinggi
115,12%; dan 106,43% dibandingkan
yaitu 1.281,61 butir dan diikuti oleh
Varietas Kellerdan 62,48%; 127,72%;
dosis 5 ton/ha (883,89 butir); 10
158,05%; 163,66%; dan 128,16%
ton/ha (831,44 butir); dan 0 ton/ha
dibandingkan Varietas Wray.Bobot
(647,56
biji
mengalami
berdasarkan data pada tabel 6 jumlah
kenaikan disetiap pengamatan karena
biji Varietas Numbu lebih tinggi pada
pengisian fotosintat ke biji didasari
8, 9, 10, 11, dan 12 mst masing-
oleh fotosintensis yang berlangsung
masing sebesar 107,84%; 106,34%;
di organ daun setiap harinya. Bobot
64,10%;
biji sorgum per malai mewakili
dibandingkan Varietas Keller dan
akumulasi
dan
23,38%; 69,55%; 107,88%; 103,12%;
perkembangan pada fase generatif
dan 45,85% dibandingkan Varietas
dan merupakan hasil per individu
Wray.
kering
sorgum
pertumbuhan
butir).Secara
61,31%;
dan
umum
29,26%
tanaman sehingga menjadi karakter yang sangat penting dalam penentuan hasil biji per satuan luas (Sungkono,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi dosis bahan organik tidak memberikan pengaruh yang
2010).
berbeda Menurut Poerwanto (2003) produktivitas
tanaman
sangat
tergantung pada kemampuan tanaman
75
terhadap
indeks
panen
tanaman sorgum ratoon I, namun Berdasarkan
data
pada
tabel
9
Varietas Numbu menghasilkan indeks
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03
panen tertinggi disusul Varietas Wray
akumulasi
dan Keller. Gambar 1, menunjukkan
Sebaran akumulasi bahan kering yang
bahwa
terbesar
akumulasi
bahan
kering
mulai
terdapat
terbagi-bagi.
pada
batang
tanaman sorgum 5 mst lebih banyak
kemudian diikuti oleh akar, daun, biji
mengakumulasi pada daun disusul
dan malai.
batang dan akar.
bahwa perbedaan dosis bahan organik
Distribusi bahan
Terlihat pada grafik
kering tanaman sorgum pada dosis
tidak
bahan
akumulasi bahan kering.
organik
yang
berbeda
menunjukkan
perbedaan Rata-rata
menunjukkan sebaran yang relatif
bobot batang kering memiliki nilai
sama terbanyak pada daun, batang
yang paling besar diikuti daun, akar,
dan akar.Pada umur 5 mst alokasi
malai, dan biji (Gambar 3).Pada umur
asimilat lebih banyak terdapat pada
9 mst sebaran akumulasi bahan kering
organ daun (Gambar 1) hal ini diduga
yang terbesar terdapat pada batang
karena
kemudian diikuti oleh akar, biji, daun
organ
berlangsung
daun
proses
tempat
fotosintesis,
dan malai.
Penurunan akumulasi
sehingga pada awal fase pertumbuhan
bahan kering pada daun disebabkan
vegetatifnya fotosintat lebih banyak
terbaginya fotosintat ke biji. Terlihat
dialokasikan untuk pertumbuhan dan
pada grafik bahwa perbedaan dosis
pembentukan daun.
bahan organik yang diaplikasikan
Distribusi
kering
pada tanaman sorgum pertama tidak
tanaman sorgum pada beberapa dosis
menunjukkan perbedaan akumulasi
bahan
bahan kering (Gambar 4).
organik
bahan
yang
berbeda
menunjukkan sebaran yang relatif sama terbanyak pada batang, akar, daun dan malai. Bobot kering pada umur 7 mst yang terbesar pada batang disusul akar, daun dan malai. Bobot batang kering mengalami kenaikan yang begitu cepat di bandingkan yang lain (Gambar 2).
Pada Gambar 5, akumulasi bahan kering yang terbesar terdapat pada batang kemudian disusul oleh biji, akar, daun dan malai. Penurunan akumulasi bahan kering pada daun disebabkan terbaginya fotosintat ke biji, sehingga pada umur 10 mst kenaikan bahan kering biji begitu
Pada umur 8 mst biji sorgum
cepat. Pada Gambar 6, terlihat bahwa
sudah mulai muncul sehingga sebaran
perbedaan dosis bahan organik tidak
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03
76
menunjukkan perbedaan akumulasi
semakin tinggi umur tanaman maka
bahan kering. Pola akumulasi bahan
hasil fotosintesis tanaman akan tinggi
kering yang terbesar terdapat pada
dan hasil tersebut akan dialokasikan
batang kemudian disusul oleh biji,
ke organ-organ tanaman yang akan
akar, daun dan malai. Pada umur 11
berpengaruh
mst kenaikan bahan kering biji begitu
tanaman sorgum.
cepat dibandingkan dengan umur 10
hasil penelitian Hansen (1977) dalam
mst.
sungkono (2004), yang menyatakan
pada
bobot
kering
Selaras dengan
bahwa lebih dari 90% total bobot Perbedaan organik
tidak
dosis
bahan
menunjukkan
kering tanaman berasal dari proses fotosintesis.
perbedaan akumulasi bahan kering. Pola akumulasi bahan kering yang terbesar
terdapat
pada
KESIMPULAN
batang Berdasarkan
kemudian disusul oleh biji, akar, daun dan malai. Pada saat panen pengisian biji sorgum telah maksimal ditandai biji telah berubah warna dan bobot yang semakin meningkat (Gambar 4).
penelitian
yang
pembahasan
dari
hasil
dilakukan
dan
diperoleh
kesimpulan
yaitu (1) Dosis bahan organik 0, 5, 10 dan 15 ton/ha tidak menunjukkan perbedaan akumulasi bahan kering
Pola distribusi bahan kering
tanaman
sorgum,
walaupun
pada organ tanaman menunjukkan
perbedaan dosis tersebut menunjukan
adanya
bahan
perbedaan pada jumlah biji 8 mst.
kering dibeberapa umur tanaman, dari
Bahan kering diakumulasikan pada
hasil
batang, biji, akar, daun, dan malai.
perubahan
penelitian
alokasi
memperlihatkan
bahwa pada umur 5 mst bobot kering
(2)
tanaman tertinggi terdapat pada daun,
akumulasi bahan kering yang paling
sedangkan pada umur 7, 8, 9, 10, 11,
besar dibandingkan Varietas Wray
dan 12 mst alokasi bahan kering
dan Keller.
tertinggi terdapat pada organ batang.
organik terhadap bobot kering tanaman
Hal ini menunjukkan bahwa bobot
sorgum tergantung pada varietas, pada
kering ditentukan oleh umur tanaman
dosis bahan organik 15 ton/ha Varietas
dan
Numbu memiliki bobot akar kering dan
77
hasil
fotosintesis.
Karena
Varietas
Numbu
memiliki
(3) Pengaruh bahan
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03
bobot
malai
dibandingkan
keringtertinggi
dengan
penggunaan
Varietas Keller dan Wray. DAFTAR PUSTAKA Foth, D. H. 1998. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hamim, H. dan Sunyoto. 2011. Penampilan Agronomi Beberapa Genotipe Sorgum (Sorghum bicolor L.) Pada Pingkat Pemupukan Nitrogen Berbeda. Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Lembaga Penelitian Universitas Lampung. Bandar Lampung. House, LR. 1985. A guide to Sorghum Breeding. 2nd Ed. International CropsResearch Institute for Semi-Arid Tropics (ICRISAT). India. 206p. Lingga, P., dan Marsono. 2000. Petunjuk penggunaan pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.150hal. Martajaya, M. 2003. Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Manis (Zea mays Saccharata Stury) Yang Dipupuk Beberapa Macam Pupuk Organik Pada Saat Yang Berbeda Terhadap Anorganik. Tesis. Pascasarjana Unibraw. Malang. Poerwanto, R. 2003. Peran Manajemen Budidaya Tanaman Dalam Peningkatan Ketersediaa dan Mutu Buahbuahan. Orasi Ilmiah Guru
Besar Tetap Ilmu Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 13 September 2003 Purnomohadi, M. 2006. Potensi Penggunaan Beberapa Varietas Sorgum Manis (Sorghum bicolor (L.) Moench) Sebagai Tanaman Pakan. Berk. Penel. Hayati: Vol.12 No.41–4. Surabya. Hlm 41-44. Puspitasari, G., D. Kastono, S. Waluyo. 2012. Pertumbuhan Dan Hasil Sorgum Manis (Sorghum bicolor (L.) Moench) Tanam Baru Dan Ratoon Pada Jarak Tanam Berbeda. Jurnal Budidaya Pertanian Vol. 1 No.4. Yogyakarta. Sirappa, M.P. 2003. Prospek Pengembangan Sorghum Di Indonesia Sebagai Komoditas Alternatif Untuk Pangan, Pakan, Dan Industri. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Vol.22 No.4. Jakarta. Hlm. 133-140. Sitompul, S. M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sungkono. 2004. Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Genotipe Padi Gogo Tahan Naungan Pada Dua Lokasi Berbeda. Tesis Pascasarjana. Universitas Lampung. Lampung. 60 hlm. Sungkono. 2010. Seleksi Galur Mutan Sorgum [Sorghum bicolor (L.) Moench] Untuk Produktivitas Biji dan Bioetanol Tinggi Di Tanah Masam Melalui
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03
78
Pendekatan Participatory Plant Breeding. [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Turmudi, E. 2010. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sorgum (Shorgum bicolor) Terhadap Frekuensi Dan Dosis Pupuk Nitrogen. Jurnal Ilmiah Pertanian Biofarm Volume 13, No. 9. Pekalongan. Hlm 11-24.
Syahruddin, A. dan Nuraini. 1999. Pemberian Pupuk Kandang Memperbaiki Swat Fisika Dan Kimia Tanah. Lokakarya Fungsional Non peneliti. Bogor.
Tabel 1. Pengaruh bahan organik (aplikasi pada tanaman sorgum pertama) dan varietas terhadap bobot daun kering tanaman sorgum pada umur 5, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12 mst. Umur Tanaman (mst) Perlakuan 5
7
8
9
10
11
12
……..……...……..............… g ……....……….....……...…...
Bahan Organik (ton/ha) 0
6,91 a
10,26 a
11,74 a
12,14 a
11,66 a
15,00 a
15,65 a
5
7,50 a
10,16 a
11,24 a
11,59 a
15,63 a
13,77 a
14,93 a
10
7,73 a
8,99 a
12,42 a
12,15 a
12,75 a
15,38 a
17,29 a
15
7,49 a
10,36 a
11,56 a
12,46 a
11,79 a
17,08 a
15,78 a
Nilai BNJ 0,05
1,44
3,20
4,31
4,20
3,64
4,99
4,53
Numbu
8,09 a
12,45 a
14,76 a
15,72 a
14,84 a
18,26 a
17,45 a
Keller
7,34 ab
9,23 b
11,60 ab
11,19 b
11,79 b
14,49 ab
16,06 a
Wray
6,78 b
8,16 b
8,86 b
9,35 b
12,25 ab
13,18 b
14,23 a
Nilai BNJ 0,05
1,13
2,50
3,37
3,28
2,84
3,90
3,54
Varietas Sorgum
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5% Tabel 2. Pengaruh bahan organik (aplikasi pada tanaman sorgum pertama) dan varietas terhadap bobot batang kering tanaman sorgum pada umur 5, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12 mst. Umur Tanaman (mst) Perlakuan 5
7
8
9
10
11
12
……..……...……..............… g ……....……….....……...…...
Bahan Organik (ton/ha) 0
4,62 a
38,57 a
42,55 a
40,38 a
39,03 a
50,54 a
49,67 a
5
4,75 a
40,49 a
44,51 a
45,58 a
46,97 a
52,51 a
48,63 a
10
5,02 a
30,94 a
44,09 a
46,31 a
46,97 a
50,26 a
50,76 a
15
5,06 a
35,84 a
42,93 a
47,19 a
39,50 a
51,31 a
55,68 a
Nilai BNJ 0,05
1,75
9,65
15,61
15,61
14,82
15,62
12,20
79
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03
Lanjutan Varietas Sorgum Numbu
5,21 a
42,03 a
46,67 a
49,99 a
43,67 a
52,06 a
52,29 a
Keller
4,87 a
34,39 b
46,66 a
42,72 a
42,59 a
53,03 a
52,90 a
Wray
4,50 a
32,97 b
37,23 a
41,89 a
41,38 a
48,37 a
48,36 a
Nilai BNJ 0,05
1,37
7,53
12,20
12,20
12,34
12,20
9,52
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5% Tabel 3. Pengaruh bahan organik (aplikasi pada tanaman sorgum pertama) dan varietas terhadap bobot akar kering tanaman sorgum pada umur 5, 7, 9, 10, 11 dan 12 mst. Perlakuan Bahan Organik (ton/ha) 0 5 10 15
Umur Tanaman (mst) 5
7
9
10
11
12
……..……...…….........… g ……....……………...…... 4,28 a 10,37 a 14,98 a 12,88 a 17,93 a 19,26 a 4,87 a 12,56 a 17,80 a 18,60 a 18,27 a 20,46 a 5,31 a 11,32 a 19,47 a 16,43 a 17,65 a 20,29 a 5,42 a 12,21 a 20,43 a 14,24 a 18,56 a 22,12 a
Nilai BNJ 0,05
1,80
4,43
6,95
5,64
5,95
5,23
Varietas Sorgum Numbu Keller Wray
5,18 a 5,02 a 4,71 a
14,00 a 10,91 ab 9,93 b
23,76 a 15,37 b 15,37 b
17,01 a 14,21 a 15,40 a
21,70 a 15,94 b 16,66 b
21,55 a 20,82 a 19,24 a
Nilai BNJ 0,05
1,40
3,46
5,43
4,40
4,65
4,08
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5% Tabel 4. Pengaruh bahan organik (aplikasi pada tanaman sorgum pertama) dan varietas terhadap bobot malai kering tanaman sorgum pada umur 8, 9, 11 dan 12 mst. Perlakuan Bahan Organik (ton/ha) 0 5 10 15
Umur Tanaman (mst) 8
9
11
12
…….……....…........… g …....………….....….. 6,34 a 7,62 a 8,50 a 8,84 a 7,48 a 7,76 a 8,71 a 8,31 a 8,19 a 7,86 a 8,56 a 9,51 a 8,66 a 8,40 a 9,14 a 10,29 a
Nilai BNJ 0,05
1,87
2,65
2,82
3,10
Varietas Sorgum Numbu Keller Wray Nilai BNJ 0,05
9,44 a 6,78 b 6,78 b 1,46
12,43 a 5,70 b 5,59 b 2,07
14,08 a 6,59 b 5,51 b 2,20
13,75 a 7,21 b 6,75 b 2,42
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03
80
Tabel 5. Pengaruh bahan organik (aplikasi pada tanaman sorgum pertama) dan varietas terhadap bobot biji kering tanaman sorgum pada umur 8, 9, 10, 11 dan 12 mst. Umur Tanaman (mst) Perlakuan 8 Bahan Organik (ton/ha)
9
10
11
12
……………….....… g/tanaman ……………..….…..
0
7,08 a
16,72 a
22,03 a
28,98 a
33,73 a
5
6,83 a
15,16 a
24,25 a
28,17 a
35,39 a
10
8,68 a
18,86 a
23,44 a
28,49 a
39,95 a
15
11,00 a
19,04 a
22,81 a
31,57 a
43,18 a
Nilai BNJ 0,05
5,34
10,45
10,32
13,48
12,47
Numbu
12,56 a
28,42 a
38,14 a
47,67 a
59,39 a
Keller
4,90 b
11,44 b
16,48 b
22,16 b
28,77 b
Wray
7,73 b
12,48 b
14,78 b
18,08 b
26,03 b
Nilai BNJ 0,05
4,17
8,16
8,06
10,53
9,74
Varietas Sorgum
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5% Tabel 6. Pengaruh bahan organik (aplikasi pada tanaman sorgum pertama) dan varietas terhadap jumlah biji tanaman sorgum pada umur 8, 9, 10, 11 dan 12 mst. Umur Tanaman (mst) Perlakuan 8 Bahan Organik (ton/ha)
9
10
11
12
…………….….….....… butir/tanaman ….…..………..……..
0
647,56 b
1.106,78 a
1.155,22 a
1.496,17 a
1.523,67 a
5
883,89 ab
1.079,00 a
1.198,33 a
1.157,44 a
1.445,06 a
10
831,44 ab
1.163,78 a
1.208,44 a
1.305,78 a
1.679,50 a
15
1.281,61 a
1.466,22 a
1.143,39 a
1.437,94 a
1.670,72 a
Nilai BNJ 0,05
571,83
746,79
530,70
562,47
402,41
Numbu
1.192,80 a
1.741,10 a
1.688,20 a
1.916,40 a
1.927,10 a
Keller
573,90 b
843,8 b
1.028,80 b
1.188,10 b
1.490,90 b
Wray
966,80 ab
1.026,9 b
812,10 b
943,50 b
1.321,30 b
Nilai BNJ 0,05
446,64
583,42
414,61
439,32
314,31
Varietas Sorgum
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%
81
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03
Tabel 7. Pengaruh interaksi bahan organik (aplikasi pada tanaman sorgum pertama) dan varietas terhadap bobot akar kering tanaman sorgum pada 8 mst. Bahan Organik (ton/ha)
Varietas Sorgum
Numbu Keller Wray Nilai BNJ 0,05
0
5
10
15
…….……...…….........… g ……....……………...….. 20,53 a 20,88 a 21,08 a 31,30 a A A A A 11,95 a 12,03 a 21,53 a 18,92 a A A A B 11,57 a 16,67 a 14,00 a 11,62 a A A A B 11,55
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf kecil = horizontal, huruf besar = vertikal) dinyatakan tidak berbeda nyata dengan uji BNJ taraf 5%. Tabel 8. Pengaruh interaksi bahan organik (aplikasi pada tanaman sorgum pertama) dan varietas terhadap bobot malai kering tanaman sorgum pada umur 7 dan 10 mst. Varietas Sorgum Numbu Keller Wray Nilai BNJ 0,05
Bahan Organik (ton/ha) 0 5 10 15 …….……........… g ……....…….. 9,07 a 10,72 a 9,40 a 13,65 a A A A A 4,62 a 7,43 a 6,05 a 6,77 a A A AB B 8,60 a 7,12 a 4,02 a 7,57 a A A B B 4,94
Bahan Organik (ton/ha) 0 5 10 15 ….……........… g ……....……...…. 9,00 b 10,33 ab 12,48 ab 14,50 a A A A A 5,25 a 7,75 a 5,57 a 4,57 a A A B B 5,05 a 5,30 a 5,12 a 4,22 a A A B B 5,19
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf kecil = horizontal, huruf besar = vertikal) dinyatakan tidak berbeda nyata dengan uji BNJ taraf 5%. Tabel 9. Pengaruh bahan organik(aplikasi pada tanaman sorgum pertama) dan varietas terhadap indeks panen tanaman sorgum. Perlakuan
Indeks panen
Bahan Organik (ton/ha) 0 5 10 15
…..... % ........ 36,13 a 39,43 a 40,49 a 41,29 a
Nilai BNJ 0,05
14,05
Varietas Sorgum Numbu Keller Wray
57,13 a 29,49 b 31,38 b
Nilai BNJ 0,05
10,98
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03
82
9.00 8.00
Daun
Bobot kering (g/tanaman)
7.00 6.00
Batang
5.00 4.00
Akar
3.00 2.00 1.00 0.00
0
5 10 Dosis Bahan Organik (ton/ha)
15
Gambar 1. Pola akumulasi bahan kering tanaman sorgum umur 5 mst akibat perbedaan dosis bahan organik (aplikasi pada tanaman sorgum pertama).
45.00 Daun
Bobot kering (g/tanaman)
40.00 35.00
Batang
30.00
Akar
25.00
Malai
20.00 15.00 10.00 5.00 0.00
0
5 10 Doais Bahan Organik (ton/ha)
15
Gambar 2.
Pola akumulasi bahan kering tanaman sorgum umur 7 mst akibat perbedaan dosis bahan organik (aplikasi pada tanaman sorgum pertama).
83
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03
50.00 45.00
Daun
40.00 Batang
Bobot kering (g/tanaman)
35.00 30.00
Akar
25.00 20.00
Malai
15.00 10.00
Biji
5.00 0.00
0
Gambar 3.
5 10 Dosis Bahan Organik (ton/ha)
15
Pola akumulasi bahan kering tanaman sorgum umur 8 mst akibat perbedaan dosis bahan organik (aplikasi pada tanaman sorgum pertama).
50.00
Daun
45.00 Batang
Bobot kering (g/tanaman)
40.00 35.00
Akar
30.00
Malai
25.00
Biji
20.00 15.00 10.00 5.00 0.00
0
Gambar 4.
5 10 Dosis Bahan Organik (ton/ha)
15
Pola akumulasi bahan kering tanaman sorgum umur 9 mst akibat perbedaan dosis bahan organik (aplikasi pada tanaman sorgum pertama)
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03
84