Aku berharap Tuhan juga merangkap Tukang Pos yang akan menghantar suratku ini kepadamu
Stefanus Arie Nugroho Terima kasih karena pernah mengajarkan kami untuk tidak menuhankan lembaran rupiah serta menghancurkan setiap barang dunia. Menuntun kami untuk menapaki tepian trotoar, lapangan lumpur dan terik matahari siang tanpa perduli akan kotoran telapak kaki dan keringat yang mengkristal.
Jafar Subhi Terkadang aku lupa, selain di atas sajadah, bahwa aku harus menitipkan doa-doaku untukmu lewat titik-titik basah itu. Aku yakin, Tuhan akan segera menyampaikannya padamu dengan indah. Karena hujan adalah cara terbaik menyampaikan rindu kepadamu.
Ranti Maretna Huri
Terima kasih atas kontibusi para penulis muda dalam proyek menulis Surat Untuk Penghuni Surga (#SUPS) . Seluruh kisah dalam buku ini akan membawa kenangan tersendiri pada penulisnya, berkawan senang, kesedihan dan airmata. Banyak kisah yang dapat dituliskan, jangan pernah berhenti merangkainya.
Surat Untuk
Penghuni Surga Buku Dua
©2014
Bamboo Town ̴ Stefanus Arie Nugroho Rasa Kangen yang Tak Terobati ̴ Radita Puspa Untuk Mereka Yang Pernah Singgah ̴ Jafar Subhi Kakek Apa Kabar? ̴ Ahmad Hanif Ramadhan Surat untuk Ayah ̴ Sandra Ayah, Aku Kangen ̴ Arina Nur Fauziyah Dua Kado untuk Papa ̴ Nayadini Hujan Rindu Untuk Ayah ̴ Ranti Maretna Huri Dear, Kak Mper ̴ Tarra Izaqi Kepada Dirimu yang Mengajarku untuk Bahagia ̴ Patricia Jesica Irene Satu Janji untuk Mbahku Tersayang ̴ Tri Utami Untuk Kakek yang Sangat Kurindukan di- Surga ̴ ILa AdLiyah Penghormatan Untuk Sang Cinta Pertama ̴ Nurul Huda Barangkali Dapat Menjagamu Lebih ̴ Dhorifah Teruntuk Lelaki Itu ̴ Indah Triana Febriani Surat Terakhir Untuk Ayah ̴ Redina Syafril Munir Kepada Bunda Sepanjang Hayat ̴ Belly Rismona Putri Untukmu Yang Tak Terlupakan ̴ Nadia Hana Abraham Surat Untuk Nathan ̴ Ryka eMTe Turnip Love Letter in Autumn ̴ Desy Alfiana Segelas Plastik Blackcurrant ̴ Shindy Farrahdiba
Beda Dunia Tetap Satu ̴ Regina Krisna Santi Surat Untuk Kakek yang Kupanggil Bapak ̴ Halimatus Sadiyah Surat Untuk Umi, Ayah, dan Syifa ̴ Khalilah Mukarramah Sweet Memories ̴ Alisca Putri Dirgantari Hi… ̴ Ludia Minda Parnita Wish You Were Here ̴ Nurul Yuliantini (Nui) Teruntuk Ibunda Yang Tercinta ̴ Oktaviana Wulan Dari Salam Untuk Yang Sedang di Pangkuan Tuhan ̴ Rifa Roazah Kopi Untuk Mbah Kung ̴ Juliana Wina Rome Surat Untuk My Superdad ̴ Linda Meriana Sepenggal Cerita Tentang Cinta, Untukmu Ayah ̴ Maulida Masruroh Rindu Untuk Ayah Yang Akhirnya Tersampaikan ̴ Mayangsari Trirahayu Pendamping Anak-Anak ̴ Dian Nafi Untukmu yang Selalu Ada di Hatiku ̴ Eva Dian Permatasari Kepada yang Terhormat Baginda Rosulullah, Pria Luar Biasa, Muhammad SAW ̴ Muhammad Yassir Barlianta Surat Tanya dari Sahabat Anakmu, Abah ̴ Siti Munawaroh Surat Rindu ̴ Ilhamdi putra
Untuk Reza, Anugerah Terindah dari Allah ̴ Yulvia Della Putri Untuk Baginda Rasulullah SAW dari Sang Perindu Surga ̴ Riski Agustin Surat Untukmu Lewat Tuhan ̴ Sri Yulan Mokoginta Kepada yang Tersayang, yang Hampir Terlupakan ̴ Siti Fauziah (Uji) Maafkanlah Cucumu Oppung ̴ James Pakpahan Letter to Prim ̴ Neltji Steffany Noya Teruntuk Bunda, Maaf Dari Putri Kecilmu ̴ Rully Permata Harki Salam Sayang Untukmu, Periang ̴ Elly Wani Perawat Ini Putri Kecilmu ̴ Choirun Nisa Assalamualaikum, Mbah ̴ Ayu Sri Lestari Untuk Para Ayah dari Orang Tuaku ̴ Intan P. Arum Dandelion Surga ̴ Meka Aulia Raban Surat Panjang Dari Pesisir ̴ Angga Hermawan Hilang ̴ Meysin Anjliany Aku Pulang dan Kamu Tak Ada ̴ Zaina Shifa Teruntuk Teman Kecil di Taman Kecil Tuhan ̴ Dewi Masitha Kusfianti Teruntuk Ayah dan Bunda di Surga ̴ Ika Arri Oktavia
Teras berbatu pualam dan kursi cekung putih ini selalu menjadi saksi kala mataku memejam, mengenang hal indah yang telah lalu. Kau ini hebat, sudah berlalu namun masih saja tertinggal. Senyummu, pelukmu masih mendekapku erat hingga dada ini terasa sesak. Paru-paru ini butuh udara sebanyak-banyaknya, sebab mengenangmu akan banyak mengahabiskan tenaga. Berapa juta detik tik-tok jam memutar, seberapa banyak rona kemerahan senja yang telah kita isi. Kenangan yang mengerutkan dagu si Pena ketika menorehnya via tinta, sekaligus merekahkan senyum ketika membaca cerita kita yang gula. Ya, kau mengenggam terlalu erat atau jangan-jangan aku yang terlalu payah untuk melepas? Mungkin aku lupa, jika segala sesuatu yang kita genggam erat di Bumi, kita harus mulai belajar untuk melepaskannya. Ah, siapa tahu ini cuma kenangan yang setiba-tiba muncul seperti angin, mendesis, menyapaku sopan seperti tetangga, lalu pergi entah kemana. Baiklah “When I Need You”, versi Rod Steward sayupsayup melatari tulisanku untukmu. Kau tentu ingat, lantunan lagu ini yang membawa kita melewati dinginnya