AKTIVITAS PROMOSI WISATA KABUPATEN SLEMAN (Studi Deskriptif Kualitatif mengenai aktivitas Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman untuk Meningkatkan Jumlah Wisatawan)
Oleh: Novian Ratih Pamungkas D0210080
Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Jurusan Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
AKTIVITAS PROMOSI WISATA KABUPATEN SLEMAN (Studi Deskriptif Kualitatif mengenai aktivitas Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman untuk Meningkatkan Jumlah Wisatawan)
Novian Ratih Pamungkas Mahfud Anshori
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract Yogyakarta is a tourist destination, one of the areas that support the boom in tourist numbers is Sleman. Various tourist destinations can be found in Sleman district, ranging from educational tours, nature tours, historical tours, culinary tours and handicrafts Sleman. As a city that has many tourism destinations, Sleman still needs to promote its tourism. Promotional activity can be associated with the promotional mix because it can be identified based on the specific functions carried out promotional activities. This study is a qualitative research that produces descriptive data in the form of written words from three informants interviewed. The data obtained in the field is reduced to got key data required in the presentation of the data. Then compiled with a sentence that is easy to understand. Furthermore, with the data presentation, the author can draw conclusions. The results showed that the promotional activities undertaken by the Department of Culture and Tourism Sleman is Personal selling using a travel dialog, Mass selling the procurement of printed materials such as brochures, sales promotion activities by using the Java Summer Camp event, the Tour de Merapi and Jelajah Wisata, public relations using article writing activities, familiarization trip, and exhibitions, direct marketing is not handled directly by the service, and interactive media by utilizing website. Research shows that promotional activities focusing on communication group supported by the activities of interpersonal communication , mass communication and below the line promotion strategy. Keywords: Sleman, Promotion, Tourism, Promotion Mix.
1
Pendahuluan Industri pariwisata merupakan salah satu usaha yang dapat menjadi alternatif dimasa mendatang. Kegiatan berwisata menjadi salah satu kegiatan wajib yang dimiliki setiap masyarakat. Terbukti di tahun 2013, sektor pariwisata menyumbang US$ 10 atau naik 10.99 persen dibanding tahun 2012 (Putri, 2014, para 1). Kenaikan disebabkan oleh meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. Oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat kenaikan sebanyak 9.42 persen dibanding tahun 2012 (Berita Resmi Statistik: 2013). Sektor pariwisata tidak dapat dipandang sebelah mata, dengan menjadi salah satu sumber devisa negara terbesar. Industri ini menjadi sebuah sektor usaha yang berkembang dan memiliki masa depan yang panjang. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan tindakan guna mendukung tumbuhnya industri pariwisata Indonesia. Berbagai thema telah digunakan untuk meningkatkan jumlah wisatawan datang ke Indonesia. Seperti tahun 2011, Kementrian Pariwisata menggunakan “Wonderful Indonesia” sebagai thema untuk kampanye pariwisata Indonesia (Ashdiana, 2011, para 1). D.I. Yogyakarta yang terletak ditengah pulau jawa ini merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi wisata yang menjanjikan. Terbukti dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke DI. Yogyakarta lewat bandara Adi Sucipto. Tercatat terjadi kenaikan wisatawan mancanegara sebanyak 45,98 persen ditahun 2013. Hal tersebut menjadikan DI. Yogyakarta sebagai salah satu daerah tujuan wisata dengan kenaikan jumlah pengunjung terbesar setelah Nusa Tenggara Barat yang naik hingga 137,08 persen (Berita Resmi Statistik: 2013). Salah satu unggulan dari DI. Yogyakarta adalah Kabupaten Sleman. Daerah yang mempunyai 17 kecamatan serta 87 desa ini menjadi salah satu unggulan daerah wisata alam DI. Yogyakarta. Sleman memiliki limpahan obyek wisata alam yang menjadikannya tujuan utama wisatawan. Berbagai destinasi wisata ditawarkan di Kabupaten Sleman, mulai dari kawasan Gunung Merapi, berbagai situs purbakala, Museum serta Desa Wisata yang dikembangkan oleh pemerintah setempat. Sektor pariwisata merupakan salah satu faktor utama mengapa suatu
2
daerah akan dikunjungi wisatawan. Setiap daerah perlu menggali potensi yang dimiliki daerah sendiri, dengan ini setiap daerah akan memiliki sektor pariwisata unggulan yang berbeda dengan daerah lain. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan potensi alam yang dimiliki daerah. Hasil pengembangan destinasi wisata perlu dibarengi adanya promosi kepada masayarakat luas. Yang berguna untuk menginformasikan kepada masayarkat luas mengenai keberadaan destinasi wisata yang bersangkutan. Upaya promosi tersebut dilakukan dengan beberapa aktivitas promosi yang memanfaatkan berbagai media, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung. Dengan pemanfaatan berbagai media seperti media massa, elektornik dan digital atau dengan secara langsung mendatangi calon wisatawan dengan kegiatan kunjungan ke daerah lain dan seminar. Tujuan utama dari kegiatan promosi ini adalah untuk meningkatkan jumlah wisatawan untuk datang ke berbagai objek wisata di Kabupaten Sleman. Selain itu, dapat juga mendukung program wisata Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan daerah destinasi wisata. Karena sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam perekonomian negara. Dengan demikian
akan
tercipta
aktivitas-aktivitas
promosi
yang
timbul
untuk
mempromosikan destinasi wisata di Kabupaten Sleman guna mencapai tujuantujuan yang telah ditetapkan.
Rumusan Masalah Bagaimana aktivitas promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman untuk meningkatkan jumlah wisatawan?
Landasan Teori 1. Komunikasi Sebagai makhluk sosial layaknya manusia memerlukan komunikasi untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat (Changara, 2009:1).
3
Kebutuhan manusia untuk bertahan hidup mengaharuskan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama. Berdasarkan umpan balik yang dapat disampaikan komunikan kepada komunikator, komunikasi dapat dibedakan menjadi dua situasi (Supratiknya, 1995:38) yakni sebagai berikut: a. Komunikasi satu arah Situasi komunikasi dimana komunikan tidak dapat memberikan umpan balik kepada komunikator secara langsung. b. Komunikasi dua arah Situasi komunikasi dimana komunikan dapat secara langsung memberikan umpan balik kepada komunikator. Komunikasi dapat dibedakan menjadi empat tingkat, dalam Mulyana (2008:80) disebutkan bahwa komunikasi yang lazim dilakukan adalah : a. Komunikasi intrapribadi Komunikasi
intrapribadi
(intrapersonal
communication)
adalah
komunikasi dengan diri sendiri (Mulyana, 2008:80). Dengan kata lain komunikasi ini dilakukan dengan diri sendiri, bertanya kepada diri sendiri mengenai apa yang dilihat dan selanjutnya menentukan apa yang akan dilakukan selanjutnya. b. Komunikasi antarpribadi Mulyana
(2008:81)
berpendapat
bahwa
komunikasi
antarpribadi
(interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langung, baik secara verbal atau non verbal. c. Komunikasi kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling ketergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda (Mulyana, 2008:82).
4
d. Komunikasi publik Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu (Mulyana, 2008: 82). Komunikasi yang terbentuk dalam jumlah massa yang besar berkumpul dalam suatu situasi untuk
mengetahui
sebuah
informasi
yang
dibutuhkan.
Biasanya
komunikator adalah seorang yang ahli dalam suatu bidang. Cakupan komunikan yang hadir adalah massa yang bersifat heterogen. e. Komunikasi organisasi Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok (Mulyana, 2008: 83). Komunikasi organisasi adalah komunikasi kelompok yang terjadi di dalam ikatan institusi. f. Komunikasi massa Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang melembagakan, yang ditujukan kedapa sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen (Mulyana, 2008:83). 2. Promosi Hasil akhir dari pemasaran adalah untuk meningkatkan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Untuk meningkatkan jumlah permintaan barang atau jasa tersebut produsen perlu menggunakan promosi. Tjiptono (2008: 221) berpendapat bahwa tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahan dan bauran pemasarannya. Promosi menciptakan berbagai saluran komunikasi untuk menginformasikakn, mempengaruhi dan membujuk massa untuk menggunakan barang atau jasa yang produsen tawarkan.
5
Menurut Suryadi dalam Sugiharto (2014: 4-5) media terbagi menjadi 3 lini, yaitu : a. Media Lini Atas ( Above The Line) Bentuk komunikasi komersial yang menggunakan media komersial. Mediamedia yang digunakan biasanya adalah Tv, radio, majalah, koran, dan billboard). b. Media Lini Bawah ( Below The Line) Kegiatan yang tidak melibatkan pemasangan dimedia massa dan tidak memberikan komisi pada perusahaan pembuat iklan. Media-media yang biasanya digunakan adalah event, sponsorship, sampling dan consumer promotion). c. Ambient media Sebutan untuk segala kemungkinan media beriklan yang diciptakan khusus untuk target tertentu melalui cara beriklan yang tidak biasa. Untuk melaksanakan aktivitas promosi, terdapat beberapa bentuk promosi yang disebut bauran promosi (Tjiptono, 2008: 224), yaitu: 1) Personal Selling 2) Mass Selling 3) Iklan 4) Publisitas 5) Promosi Penjualan 6) Public Relation 7) Direct Marketing Sementara menurut Belch dalam Morissan (2010: 17), untuk mencapai tujuan promosi digunakan bauran promosi atau promotional mix, sebagai berikut: 1) Iklan 2) Direct Marketing 3) Interactive/ Internet Marketing 4) Promosi Penjualan 5) Publikasi/ Humas 6) Personal Selling
6
Dari kedua ahli tersebut bauran promosi dapat dilaksanakan dengan: 1) Personal Selling Komunikasi yang bersifat individual dan personal dalam penjualan personal ini memungkinkan pihak penjual menyesuaikan pesan berdasarkan kebutuhan khusus atau situasi khusus calon pembeli (Morissan, 2014: 34). Kegiatan penjualan personal merupakan komunikasi langsung. Produsen melewati agen-agen yang terpilih dapat mengetahui respon konsumen secara langsung. Dan dapat menberikan informasi yang dibutuhkan konsumen secara langsung dan dalam waktu yang sama. Kegiatan penjualan personal ini dapat digunakan sebagai riset produsen untuk mengetahui bagaimana situasi terkini yang berhubungan dengan barang atau jasa yang ditawarkan serta informasi mengenai kebiasaan konsumen. Sehingga kedepannya produsen dapat memperbaiki strategi dalam pemasaran barang atau jasa yang ditawarkan. 2) Mass Selling Mass selling merupakan suatu aktivitas promosi yang memanfaatkan media massa sehingga penyampaikan informasi barang atau jasa dapat dilakukan dalam satu waktu. Dalam mass selling terdapat dua bentuk, yaitu: a) Iklan Iklan merupakan suatu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas (Morissan, 2014: 18). Jangkauan luas yang dapat dijangkau oleh iklan tersebut dapat menjangkau konsumen dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga konsumen dapat mengetahui keberadaan jasa yang ditawarkan produsen. Produsen tidak dapat mengetahui secara langsung bagaimana respon yang diberikan kepada masyarakat mengenai iklan yang disampaikan. b) Publisitas Publisitas menurut Tjiptono (2008: 228) adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Sehingga
7
publisitas adalah suatu aktivitas penyebaran informasi mengenai kegiatan yang dimiliki oleh produsen barang atau jasa yang bersifat non-commercial yang memanfaatkan nilai-nilai berita yang terkandung dalam produk atau jasa. Menurut Pendit (2002: 273-274), media publisitas dapat dapat dituangkan dalam materi tercetak. Yang terdiri dari: (1) Surat Edaran, sepucuk surat yang dikirimkan kepada wisatawan prospektif; (2) Lembaran selebaran (leaflet), informasi tambahan yang sifatnya segera dan masih hangat (up to date) kepada banyak orang di berbagai tempat yang terpencar-pencar; (3) Brosur, mengandung lebih banyak informasi tentang fasilitas dan pelayanan, berisi petunjuk-petunjuk dan sugesti-sugesti; (4) Folder, wadah yang berisi mengenai berbagai informasi yang tidak terbatas, sedangkan luas dan ukurannya tidak terbatas; (5) Poster, poster konsepsi dan tata warnanya harus dapat menyatakan efek psikologisnya dengan pengucapan keindahan suatu daerah tujuan wisata. 3) Promosi Penjualan Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya (Lupiyoadi, 2013:180). Kegiatan promosi yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah konsumen yang menggunakan produk yang ditawarkan. Promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen ditujukan kepada pengguna atau pemakai akhir suatu barang atau jasa yang mencakup pemberian kupon, pemberian sampel produk, potongan harga, undian berhadiah, kontes dan sebagainya (Morisssan, 2014: 25). Dalam promosi penjualan jasa, penawaran yang diberikan tidak seluas penawaran yang dapat diberikan oleh produsen suatu produk. Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi penjualan adalah kegiatan promosi penjualan yang bertujuan untuk
8
meningkatkan jumlah konsumen dalam penelitian ini adalah jumlah wisatawan yang datang ke destinasi pariwisata. 4) Public Relation Public relation adalah sebuah aktivitas perusahaan yang ditujukan untuk mendapat kepercayaan masyarakat luas. Aktivitas public relation salah satunya adalah membangun citra baik perusahaan terhadap konsumen dengan menggunakan media massa. Jika suatu organisasi merencanakan dan mendistribusikan informasi secara sistemastis dalam upaya untuk mengontrol dan mengelola citra serta publisitas yang diterimanya, maka perusahaan itu tengah menjalankan tugas hubungan masyarakat (Belch (2001) dalam Morissan, 2014: 26). Selain kegiatan penawaran yang bertujuan meningkatkan pembelian barang atau jasa, kegiatan hubungan masyarakat menjadi salah satu hal pendukung dalam bauran promosi. Hubungan masyarakat mengalami pengalaman luas dalam masyarakat dan biasa mengatur berbagai acara yang dihubungkan dengan kesempatan memberikan penerangan, penyebaran bahan-bahan publikasi (Pendit, 2002: 281). Hubungan masyarakat dimaksutkan dengan kegiatan yang bertugas mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan produsen yang berkaitan dengan hubungannya dengan konsumen. Menurut Wahab (1989: 278) dalam bukunya Pemasaran Pariwisata, hubungan masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa teknik, teknik atau hubungan masyarakat yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Memasukkan berita ke surat kabar, melakukan konferensi pers dan menyusun berita bergambar b) Membuat film dokumenter tentang pariwisata yang akan dimuat dibioskop atau televisi c) Menyelenggarakan perjalanan wisata perkenalan dan pendidikan bagi pemimpin penerbit, para penulis pariwisata, pengusaha perjalanan, pegawai usaha angkutan dan biro-biro perjalanan sebagaitamu, agar mereka itu memperoleh berita dari tangan pertama secara langsung mengenai negara tujuan wisata d) Mendorong dan menunjang toko-toko serba ada (TOSERBA), para penyelenggara pameran busana dan usahawan pabrik agar mereka mau
9
e)
f)
g)
h)
menggunakan negara kunjungan wisata itu atau sebagai bagian pelengkap dalam usaha promosinya Mengadakan pekan perkenalan antarbangsa di negara sumber wisatawan, misalnya menyelenggarakan pekan perkenalan masakan daerah, pameran seni musik dan budaya, wawancara di Televisi pertandingan olah raga, pameran kebudayaan dan kesenian rakyat dan sebagainya Menyelenggarakan sayembara di radio dan televisi mengenai masalah negara kunjungan wisata, dalam segi sejarahnya, atraksi budayanya, informasi umum dan sebagainya, yang diimbali dengan hadiah-hadiah yang manarik Menyelenggarakan sayembara mengarang tetang negara kunjungan wisata itu dan sebagian dari daerahnya, dengan diberikan hadiah-hadiah yang berharga Pemberian cederamata yang diproduksi dari negara kunjungan itu.
5) Direct Marketing Direct marketing adalah suatu aktivitas promosi yang dilakukan secara langsung oleh produsen kepada konsumen. Interaksi produsen dan konsumen terjadi secara langsung, misalnya dengan cara direct call yang dilakukan produsen kepada konsumen untuk menawarkan produk atau jasa. Pemasaran langsung mencakup berbagai aktivitas termasuk pengelolaan database (database management)..... (Morissan, 2014:22). Pemasaran langsung menuntut produsen untuk lebih aktif menawarkan produk atau jasa yang dimiliki agar konsumen dapat lebih tertarik dengan penawaran yang diberikan. Namun aktivitas pemasaran langsung juga mencakup pengelolaan database. Database ditujukan untuk konsumen yang bersifat aktif. Dalam artian, konsumen ini mempunyai kemauan untuk mencari informasi atas kemauannya sendiri untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Produsen perlu mengelola database agar segala pertanyaan yang mungkin ditimbulkan oleh konsumen dapat terjawab. 6) Media Interaktif Media interaktif memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga (real time) (Morissan, 2010: 24). Media interaktif yang dimaksudkan adalah teknologi internet.
10
Internet adalah sebuah jaringan komputer global, yang terdiri dari jutaan komputer yang saling terhubung dengan menggunakan protokol yang sama untuk berbagi informasi secara bersama (Supriyanto, 2006: 336). Promosi menggunakan media interaktif ini dapat memudahkan komunikator untuk mendapatkan komunikan yang berada di luar jangkauan dari kegiatan promosi lain. 3. Pariwisata Promosi dikaitkan dengan pariwisata adalah bagaimana membujuk calon wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata yang dimiliki suatu daerah atau yang dikelola oleh swasta. Dalam parwisata barang atau jasa yang ditawarkan adalah tempat pariwisata itu sendiri dengan fasilitas yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan calon wisatawan. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2011 Pasal 1 Ayat 10). Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat Daya Tarik wisata, Fasilitas umum, Fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomot 50 Tahun 2011 Pasal 1 Ayat 4). Dalam hubungan dalam industri pariwisata pembeli prospektif adalah biro perjalanan atau agen perjalan, yang lebih jauh bertindak sebagai penjual perantara bagi wisatawan prospektif (calon wisatawan) (Pendit, 2002: 278-279). Dalam industri pariwisata, calon wisatawan tidak dengan mudah dipengaruhi oleh informasi secara langsung. Tindakan wisatawan untuk memutuskan mengunjungi destinasi pariwisata dipengaruhi oleh pihak ketiga, seperti biro perjalanan wisata.
11
Tugas pokok pusat-pusat informasi pariwisata itu adalah memberikan informasi kepada wisatawan mengenai tempat-tempat wisata yang menarik, khasanah wisaat yang dimiliki, hotel-hotel dan sarana akomodasi lainnya (Wahab, 1989: 274). Pusat informasi pariwisata dalam lingkup daerah dipercayakan kepada Dinas Kebudayaan da Pariwisata. Dinas mengelola segala kegiatan promosi untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai destinasi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Sleman.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka (Moleong, 2014: 11). Data yang dihasilkan tersebut pada akhirnya menghasilkan data deskriptif. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari wawancara mendalam informan yang dipilih secara purposive sampling dan arsip yang dimiliki serta informasi melalui internet dan buku. Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan sumber data dari Bidang Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sleman karena penelitian berhubungan dengan bauran promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman. Dan data tersebut merupakan sumber data primer. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto, atau film ( Moleong, 2014: 157). Objektivitas dalam penelitian ini didapatkan melalui metode triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut (Moleong, 2014: 330). Tujuan teriangulasi adalah untuk memastikan kebenaran data sejenis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa infoman sebagai sumber data, data tersebutlah yang akan penulis pastikan kebernarannya. Selain data sejenis, peneliti membandingkan dengan data lain yang berasal dari dokumen dan arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Menurut Bogdan & Biklen (1982) dalam Moleong (2014: 248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
12
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Sajian dan Analisis Data Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2011 Pasal 1 Ayat 10). Karena itu konsep klasik untuk mengusahakan keuntungan melalui volume penjualan diubah menjadi konsep kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya akan memacu penjualan (Wahab, 1988: 158-159). Makna yang digunakan dalam pemasaran pariwisata adalah bagaimana cara untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang datang mengunjungi Kabupaten Sleman. Penghasilan yang diperoleh melalui kepuasan wisatawan adalah ending goal yang seharusnya lebih dipentingkan. Walaupun dalam kenyataanya kepuasaan dan peningkatan wisatawan dapat berjalan beriringan. Dalam hubungan dalam industri pariwisata pembeli prospektif adalah biro perjalanan atau agen perjalan, yang lebih jauh bertindak sebagai penjual perantara bagi wisatawan prospektif (calon wisatawan) (Pendit, 2002: 278-279). Hal tersebut dapat diartikan bahwa target dalam setiap usaha pemasaraan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman adalah pihak-pihak yang dapat merekomendasikan destinasi pariwisata kepada calon wisatawan. Promosi dapat dilakukan dengan bauran promosi, seperti yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman untuk meningkatkan jumlah wisatawan, yaitu sebagai berikut: 1.Personal Selling Menurut Bu Nur travel dialog adalah: “Travel dialog itu kita sengaja mengundang kepala-kepala sekolah, kita berkoordinasi dengan pelaku-pelaku jasa pariwisata. Misalnya keluar daerah 13
kita ada beberapa kegiatan ya.. Ketika melakukan kegiatan, untuk menghadirkan alat-alat berat, kemudian dari tim kita, kita kesana untuk menyampaikan sugesti-sugesti....” (Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2014) Travel dialog adalah sebuah kegiatan diluar kota untuk mendatangi sasaran promosi yang akan diberi paparan mengenai informasi pariwisata di kabupaten Sleman. Dinas mengajak kerjasama dari pihak pendidikan yang berada di kota tujuan, serta pelaku pariwisata. 2.Mass Selling Sebagai seksi Dokumentasi dan Informasi Pariwisata Pak Wasita menjelaskan sebagai berikut: “Ehm.... jadi gini mbak. Kebetulan kalau media massa kita hubungannya dengan kegiatan pre dan pasca event. Jadi saya biasanya menulis artikel mengenai pre event yang akan dilangsungkan oleh dinas.” (Wawancara pada tanggal 3 Nopember 2014) Bentuk kerjasama antara media massa dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman adalah dengan kegiatan pre-event yang akan dilaksanakan. Agar event dapat disebarluaskan melalui media massa, dinas melakukan penulisan artikel untuk dikirimkan ke beberapa wartawan. 3.Promosi Penjualan a. Java Summer Camp Sesuai dengan arti Java Summer Camp adalah suatu kegiatan kemah yang diikuti oleh mahasiswa yang berasal dari luar Kabupaten Sleman dan juga berasal dari kuar negeri. Pernyataan mengenai Java Summer Camp diungkapkan oleh Ibu Nur adalah sebagai berikut: “...Kita ada Java Summer Camp mbak. Java Summer Camp itu kita istilahnya kemah budaya ya..untuk mahasiswa-mahasiswa luar daerah dan mahasiswa asing...” (Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2014)
14
b. Tour De Merapi Kegiatan tour de merapi mengajak pengendara motor untuk datang dan bersama-sama dengan peserta lainnya mengitari kawasan wisata tertentu untuk disuguhkan panorama alam yang dimiliki Kabupaten Sleman. Pak Wasita dalam wawancara menjelaskan bahwa : “Kalau yang tour De Merapi kan kita targetnya kan temen-temen penyuka motor. Itu bukan offroad itu hanya hanya apa motor wisata aja. Keuntungan kita bisa banyak mengitari banyak destinasi, kalau yang ini apa tour de merapi. Kalau yang dengan motor, tour de merapi kita kan satu hari tour di sleman jadi kita bisa mengitari berbagai destinasi.” (Wawancara pada tanggal 3 Nopember 2014) c. Jelajah Wisata Peserta diajak untuk berjalan bersama mengitari kawasan wisata. Seperti judulnya jelajah wisata, peserta diajak untuk menjelajahi kawasan pariwisata. Sesuai dengan pernyataan Ibu Rini sebagai berikut: “...Dan kemudian dengan Jelajah Wisata kita dapat berpindah-pindah tempat, berpindah-pindah lokasi. Misalnya yang dulu ada di Museum, terus pernah dirumah dome, terus kemarin di desa wisata. Kita secara tidak langsung mengenalkan desa wisata yang ada di Sleman kepada masyarakat...” (Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2014) 4.Public Relation a. Penulisan Artikel Seksi dokumentasi dan informasi pariwisata adalah penanggung jawab perihal penulisan artikel yang dikirim ke beberapa media cetak melalui kontak-kontak yang sudah terjalin sebelumnya. Penulisan artikel yang nantinya akan dimuat disurat kabar lokal selanjutnya dapat dibaca oleh masyarakat luas. Cakupan media cetak yang dimiliki adalah sekitar Kabupaten Sleman, D.I Yogyakarta dan sekitarnya. Artikel yang ditulis akan menyampaikan beberapa informasi penting yang berkaitan dengan event. b.Familiarization Trip Kegiatan kunjungan langsung ke obyek wisata yang bersangkutan dengan membawa target sasaran familiarization trip yaitu instansi pendidikan dan pelaku
15
usaha pariwisata lokal. Mereka diajak untuk menikmati pengalaman pertama berkunjung langsung ke destinasi pariwisata unggulan di Kabupaten Sleman. Sesuai dengan pernyataan oleh Ibu Nur sebagai berikut : “Fam Trip itu kita e.. mengajak misalnya dari kepala-kepala sekolah. Pernah kita laksanakan, e... biro-biro travel yang ada di Jawa tengah ada paguyubannya, kita undang kesini...” (Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2014) Familiarization
trip
mengajak
masyarakat
Kabupaten
Sleman
untuk
mengetahui potensi-potensi yang dimiliki daerahnya sendiri melalui instansi pendidikan yang diundang seperti kepala sekolah dasar. Masyarakat Sleman sendiri belum pasti mengetahui ada potemsi Kabupaten Sleman. c.Pameran Pameran adalah satu kegiatan yang rutin di lakukan tim pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman. Pameran yang diikuti tim pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman merupakan pameran yang berskala nasional. Sehingga dapat dikatakan bahwa pameran cukup mempengaruhi banyaknya wisatawan yang datang ke Kabupaten Sleman. Seperti pernyataan yang disampaikan Bu Rini sebagai berikut: “Yak.. kan dari pemaren itu kan merupakan salah satu cara untuk promosi karena ee.. dengan pameran pariwisatakan nanti banyak orang yang berkunjung atau dari komunitas-komunitas yang berkunjung banyak orang yang berkunjung maka dari itu kan kita dapat memberikan informasi tentang objek wisata kemudian gambaran-gambaran apa yang bisa dikunjungi....” (Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2014) 5.Direct Marketing Aktivitas promosi dengan pemasaran langsung tidak ditangani langsung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman. 6.Media Interaktif Seiring dengan perjalanan teknologi baru yang mendukung komunikasi setiap orang. Dinas tidak mau kalah dengan kepemilikan website pribadi. Website pribadi tersebut digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat modern atau anak muda pada khususnya. Ibu Nur menjelaskan:
16
“Ya potensi juga ada, kemudian kegiatan-kegiatan, program-program. Dan semua kegiatan yang berkaitan dengan dinas itu ada.” (Wawancara pada tanggal 31 Oktober 2014)
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang disajikan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menjawab pertanyaan mengenai bagaimana aktivitas promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Kesimpulan yang diperoleh peneliti adalah : 1.
Aktivitas promosi yang dilakukan bidang pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman untuk meningkatkan jumlah wisatawan berfokus pada komunikasi kelompok.
2.
Promosi dengan komunikasi kelompok dinilai lebih efisien untuk mendukung pemasaran pariwisata.
3.
Promosi dengan komunikasi kelompok didukung dengan promosi dengan komunikasi antarpersonal dan komunikasi massa, serta memanfaatkan media lini bawah.
Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terdapat beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan kegiatan promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman kedepannya, antara lain: 1.
Aktivitas
promosi
sebaiknya
lebih
memanfaatkan
promosi
dengan
komunikasi massa yang akan menjangkau massa yang lebih luas. 2.
Perlu adanya penambahan Sumber Daya Manusia untuk membantu pelaksanaan kegiatan promosi supaya meringankan pekerjaan yang dimiliki seksi Promosi Pariwisata dan Dokumentasi dan Informasi Pariwisata.
3.
Pengelolaan website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman perlu ditingkatkan untuk memberikan informasi up to date kepada konsumen internet. Perlu seorang profesional yang mengelola website secara pribadi
17
untuk selalu memberikan informasi terbaru dan menjawab pertanyaan yang muncul dari masyarakat. Daftar Pustaka Changara, Hafied. (2009). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Lumpioyadi, Rambat. (2013). Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi. Jakarta: Salemba Empat. Moleong, Lexy. J. (2000). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Morissan. (2014). Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana. Mulyana, Dedy. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda Karya. Pendit, N. S. (2002). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradya Paramita. Supriyanto, A. (2005). Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Salemba Infotek. Tjiptono, Fandy. (1997). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Wahab, Salah. (1988). Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradya Paramita. (1989). Pemasaran Pariwisata. Jakarta: Pradya Paramita. Anastasia Safira Sugiharto, Bing Bedjo Tanudjaya, Baskoro Suryo Banindro. (2014). Perancangan Promosi "Mr. Brownie" Surabaya. 1-11. (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=194674&val=6515&titl e=Perancangan%20Promosi%20%C3%A2%E2%82%AC%20Mr.%20Browni e%C3%A2%E2%82%AC%20%20Surabaya) http://travel.kompas.com/read/2011/01/06/15410311/Wonderful.Indonesia.Mulai. Dipromosikan diakses pada 9 Desember 2014 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomot 50 Tahun 2011 Berita Resmi Statistik Edisi Februari 2013
18