Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
Aktivitas Pembelajaran Renang Bagi Siswa SD (Penelitian Tindakan Terhadap Siswi SDN Nagrog Cicalengka) Eka Nugraha* FPOK Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Penerapan Pola Gerak Dominan dengan latar penelitian tindakan merupakan upaya yang sistematik dan terarah untuk mempermudah penyampaian materi ajar dengan tetap memperhatikan ketiga aspek dalam ranah Penjas (Apektif, Kognitif, dan Psikomotor). Metode penelitian yang dipakai adalah Metode Penelitian Tindakan Aksi (Action Research). Sampel terpilih sebanyak 16 orang menggunakan teknik purpossive sampling dari populasi seluruh siswa kelas VI SD Negeri Nagrog, Cicalengka. Alat pengumpul data dalam penelitian ini, meliputi : 1) Lembar observasi, 2) Lembar analisis keterampilan gerak dasar renang, dan 3) Dokumentasi. Penelitian dilaksanakan di kolam renang Priangan Tirta Cikancung, dari tanggal 6 Februari sampai dengan 27 Maret 2010. Berdasarkan hasil analisis data, penerapan pola gerak dominan dalam pembelajaran renang memberikan peningkatan yang berarti pada setiap siklus. Kesimpulan dari penelitian ini, pada proses pembelajaran renang dengan penerapan pola gerak dominan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berenang siswi SDN Nagrog, Cicalengka, serta meningkatkan respon yang positif pada pembelajaran renang. Kata kunci : Pembelajaran aktivitas di air, Penelitian tindakan
Pola Gerak Dominan,
PENDAHULUAN Pembelajaran renang ( aktivitas di air ) merupakan suatu kegiatan pendidikan lewat aktivitas fisik dengan cara memanipulasi media air agar dapat mengapung/terapung dan bergerak maju ataupun mundur. Bahan ajar renang merupakan bagian dari materi KTSP Penjasorkes SD/MI pada aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan di air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya. Arti renang sendiri secara umum adalah upaya mengapungkan atau mengangkat tubuh ke atas permukaan air “ the floation of an object in a liquid due to its buoyancy or lift, ( hhtp:// homecomcast.net/-hot tub /swimming.htm). Pembelajaran aktivitas di air sejalan dengan tujuan pembelajaran Penjas, Olahraga, dan Kesehatan, seperti yang tercantum dalam kurikulum, antara lain: *Penulis adalah staf pengajar Jurusan Pendidikan Olahraga (Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi) Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia. Jln. Dr. Setia Budhi 229. Bandung. Mobile 081320790633. E-mail:
[email protected]
103
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan, serta mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Tujuan Pembelajaran aktivitas air yang sejalan dengan tujuan pendidikan jasmani seperti dikutip Winarno (1997, dalam Sugiyanto, 2000:26; Lawson dan Placek, 1981; Bennet, 1983, Annarino, 1980), berpendapat bahwa tujuan pendidikan jasmani minimal meliputi : (1) Domain fisik yaitu kekuatan, daya tahan dan kelentukan, (2) Domain psikomotor yaitu kemampuan perseptual motorik dan keterampilan gerak fundamental, (3) Domain kognitif atau perkembangan intelektual, dan (4) Domain afektif yang meliputi perkembangan personal, sosial dan emosional. Sekaitan tujuan penjas serta menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, maka perlu diwujudkan pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat. Sejauh ini ada berbagai pendekatan yang dikenal dalam pembelajaran dan pelatihan renang, biasanya melalui pengelompokan keterampilan formal (pendekatan teknis). Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan pola gerak dominan, yang terinspirasi sesuai dengan ide Mahendra (2008) dalam pendekatan pengajaran senam kependidikan. Istilah Pola Gerak Dominan ini diturunkan dari terminologi formal Teori Motorik yang membagi gerak menjadi 3 tingkatan, yaitu gerak (movement), pola gerak (movement pattern) dan keterampilan (skill). Gerak diartikan sebagai perpindahan tubuh atau anggota tubuh secara nyata dari satu titik ke titik lain. Sedangkan pola gerak adalah sekelompok atau suatu seri aksi gerak yang memiliki fungsi luas yang ditampilkan dengan tuntutan ketepatan yang rendah (Singer, 1980, yang dikutip Mahendra). Kemudian keterampilan adalah kemampuan atau suatu aksi gerak yang mengantarkan pada suatu hasil dengan kepastian yang tinggi dan dengan pengeluaran energi dan waktu yang minimal (Guthrie dalam Schmidt and Wrisberg, 2000). Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa pendekatan pola gerak dominan (PGD) adalah pendekatan pengajaran yang lebih ditekankan pada pengembangan PGD-nya daripada terhadap keterampilan formalnya itu sendiri (Shembri, 1983). Artinya tuntutan dari hasil pembelajaran dengan pendekatan ini tidak harus sampai pada penguasaan keterampilan suatu cabang olahraga, tetapi cukup jika ditujukan pada pengembangan pola gerak-pola geraknya. Khusus dalam pembelajaran renang, pengertian pendekatan PGD mengarah pada upaya guru Penjas untuk mengembangkan pola gerak-pola gerak yang sifatnya dominan di dalam renang. PGD pada pembelajaran renang adalah kemampuan 104
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
mengapung atau meluncur di atas permukaan air. Yang menjadi Pola Gerak Utama/Dominan pada aktivitas renang adalah keterampilan meluncur di atas permukaan air, alasannya nya karena semua kegiatan renangan atau gaya renang pada dasarnya diwakili secara dominan oleh gerakan ini. Masih menurut Mahendra (2008), beberapa keuntungan jika guru menempuh pendekatan PGD, diantaranya adalah : a. Guru dapat berkonsentrasi pada pola gerak kunci, sehingga mengurangi jumlah kegiatan atau keterampilan yang harus dikuasai murid. Variasi dan tingkat kesulitan kelak ditambahkan setelah “building block” dari setiap PGD dikuasai. b. Pendekatan PGD dapat lebih disesuaikan dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak merasa tugas geraknya tidak terlalu sulit, tetapi tetap menantang dan menyenangkan . c. Pendekatan PGD menekankan terjalinnya benang merah antar berbagai keterampilan. Jalinan ini mempermudah guru untuk menentukan poin-poin penting pengajaran (teaching points) yang bisa dipergunakan untuk banyak keterampilan. d. Untuk setiap PGD yang dilakukan selalu terdapat persyaratan kemampuan fisik yang perlu dimiliki. Pendekatan PGD, dengan menekankan urutan dari yang sederhana ke yang lebih sulit, memungkinkan guru untuk memperhatikan persyaratan kemampuan fisik untuk setiap kegiatan. e. Kerangka pendekatan PGD memungkinkan guru merencanakan program yang seimbang. Guru dapat memilih kegiatan-kegiatan yang tepat dari setiap PGD, atau membaginya menurut kebutuhan, misalnya 3 PGD dalam satu pelajaran, dan sisanya pada pelajaran berikutnya. METODE Metode Penelitian Metode penelitian pada penelitian ini adalah penelitian tindakan (Action Researh) suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisan dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (Carr dan Kemmis,1996. dalam Hardjodipuro, 1997) juga penelitian ini bersifat partisipatif dan kolaboratif yang dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (Cyclical) yang terdiri dari 4 tahap: Merencanakan, Melakukan tindakan, Mengamati, dan Repleksi (H.S, Tisno, dkk.1999) . Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas ...................
105
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
Instrumen Instrumen dalam penelitian ini sesuai dengan sifat dari model penelitiannya, Peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama (Human Instrument)(Nasution,1992:26), dengan menggunakan berbagai alat pengumpul data, antara lain : 1) Lembar observasi (pensil dan kertas), 2) Lembar Analisis Keterampilan Gerak Dasar Renang, 3) Catatan lapangan, dan 4 ) Dokumentasi/video dan foto. Teknik Analisis Data Langkah langkah yang ditempuh dalam pengolahan data penelitian ini, meliputi, (1) Tahap pengumpulan Data dan katagori data, (2). Tahap validasi data melalui Triangulasi (Hopkins,1985), dan (3). Tahap interpretasi yang dikumpulkan setelah melalui tahapan tersebut. Pada dasarnya data dapat dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu data yang diperoleh dari lembar analisis keterampilan gerak dasar renang dan dokumentasi visual (gambar video dan foto), sebanyak 5 indikator penguasaan keterampilan (Psikomotor) dan kelompok data yang diperoleh dari respon siswa terhadap pembelajaran renang melalui lembar observasi/wawancara melalui catatan lapangan, pertama Indikator pengamatan Kognisi, terdiri dari 4 variabel, dan kedua adalah 4 variabel pengamatan afeksi. Selanjutnya data diolah dengan teknik prosentase rata-rata untuk mengetahui perkembangan pada setiap siklus. HASIL Data kondisi awal yang diperoleh pada saat pra observasi termuat dalam diagram batang 1.1 dan diagram batang 1.2, yaitu sebagai berikut: Diagram Batang 1.1 Hasil rata-rata data awal seluruh aspek 3 2.5 2 1.5 1
PSIKOMOTORIK KOGNITIF AFEKTIF
0.5 0
Pada diagram batang 1.1. Keterampilan meluncur siswa (domain Psikometrik) nilai reratanya dari keseluruhan siswa pada pra observasi adalah 1,41, termasuk dalam kategori kurang, dan target capaian penelitian untuk hasil psikomotor mencapai kategori baik dengan rerata = 3,01. Pada domain kognitif nilai siswa pada data awal tes kognitif dengan rerata = 2,14, mencapai kategori 106
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
cukup dari rencana target capaian = 3,01 untuk kategori baik. Pada domain nilai rerata keseluruhan siswa pada data awal tes afektif dalam pembelajaran teknik meluncur siswa mencapai rerata = 2,55, mencapai kategori cukup dari target capaian rerata = 3,01. Sedangkan respon siswa terhadap pembelajaran renang adalah seperti pada diagram 1.2 Diagram 1.2 Respon siswa terhadap pembelajaran renang pada kondisi awal 80% 60% 40%
POSITIF
NEGATIF
20% 0%
Pada tabel 1.1 merupakan hasil temuan dan saran-saran yang harus dilakukan oleh peneliti , yang merupakan hari dari konferensi observer dan peneliti. Tabel 1.1 Hasil Refleksi Hasil Temuan Saran-saran Perbaikan 1.1 Posisi badan masih belum sejajar Aktivitas permainan air yang lebih dengan permukaan air. menekankan pada posisi meluncur dengan 3.1 Posisi kepala masih belum sejajar melibatkan : dengan permukaan air. - Badan harus sejajar dengan 4.2 Posisi kedua tungkai masih belum permukaan air. sejajar dengan permukaan air dan - Kepala harus sejajar dengan keduanya merapat. permukaan air. - Kedua tungkai harus sejajar dengan permukaan air dan keduanya merapat.
Hasil Penerapan Pola Gerak Dasar Dominan pada siklus 1 Diagram 2.1 adalah hasil rerata yang diperoleh selama tindakan siklus 1dilaksanakan yang mencakup keseluruhan aspek yang dimiliki siswa (psikomotor, afektif, dan kognitif). Diagram 4.1 Hasil Rerata Siklus III Keseluruhan
107
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
3 2.5 2
PSIKOMOTORIK
1.5
KOGNITIF AFEKTIF
1 0.5 0
Pada domain psikomotor, nilai rerata dari keseluruhan siswa pada tindakan siklus I keterampilan meluncur mencapai rerata = 2,1. Sedangkan pada domain Kognitif nilai rata-rata dari keseluruhan siswa pada telah mencapai rerata = 2,74, dengan ini hasil siklus I baru mencapai kategori cukup. Sedangkan pada domain afektif pada pembelajaran renang, nilai rerata dari keseluruhan siswa pada tindakan siklus I telah mencapai rerata = 3. Sedangkan respon siswa terhadap pembelajaran renang pada siklus 1 dapat dilihat pada diagram 2.2. Diagram 2.2 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Renang Pada Siklus I 80% 60% POSITIF
40%
NEGATIF
20% 0%
Adapun hasil refleksi pada tahap 1 sebagai hasil triangulasi diperoleh hasil temuan dan saran –saran untuk siklus selanjutnya. Tabel 1.2 Hasil Refleksi siklus 1 Hasil Temuan - Masih belum mencapai hasil keterampilan meluncur dengan maksimal. - Masih ada siswa yang belum mampu memperagakan cara meluncur dengan baik.
Saran-saran Perbaikan - Berikan permainan-permainan yang berbeda dari pembelajaran sebelumnya. - Jangan terlalu banyak aktivitas.
Hasil penerapan Pola Gerak Dominan pada siklus ke 2 Berikut ini adalah paparan data hasil tindakan pada siklus 2:
108
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
Diagram 3.1 Hasil Rerata Siklus II Keseluruh 3.4 3.3 3.2 3.1 3 2.9 2.8 2.7 2.6
PSIKOMOTORIK KOGNITIF AFEKTIF
Pada domain Psikomotor pada siklus II diatas, diketahui telah terjadi peningkatan yang cukup meski tidak terlalu pesat dengan rerata = 3,03 dan berarti telah mencapai kategori baik. Sedangkan pada domain Kognitif pada siklus 2, telah terjadi peningkatan yang maksimal dengan rerata = 3,13. Pada domain afektif telah terjadi peningkatan yang maksimal dengan rerata = 3,36 berarti diatas target capaian. Sedangkan respon siswa pada pembelajaran pada siklus ke-2 dpat dilihat pada dibawah ini. Diagram 2.3 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Renang Siklus II 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
POSITIF NEGATIF
Pada tabel 1.3 merupakan hasil refleksi tim observer dan peneliti berupa temuan dan saran-saran yang akan menjadi bahan rekomendasi pada siklus ke-3. Tabel 1.3 Hasil Refleksi Hasil Temuan - Siswa sudah mampu memperagakan cara meluncur dengan baik. - Siswa sudah bisa mencapai target capaian. - Siswa lebih termotivasi untuk aktivitas gerak lanjutan lainnya.
Saran-saran Perbaikan - Permainan-permainan yang beranjak pada koordinasi meluncur dengan gerakan tungkai, gerakan lengan, napas dan koordinasi gerakan renang gaya bebas secara bertahap.
Hasil penerapan Pola Gerak Dominan Pada Siklus ke 2 Berdasarkan pada rekomendasi hasil refleksi pada siklus ke-2 pembelajaran renang di tingkatkan kepada tingkat koordinasi yang lebih komplek 109
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
yaitu ditambahkan koordinasi gerakan lengan, tungkai, dan pengambilan napas lebih lanjut. Diagram 4.1 Hasil Rerata Siklus III Keseluruhan 3.44 3.42 3.4 3.38 3.36 3.34 3.32 3.3 3.28 3.26 3.24 3.22
PSIKOMOTORIK KOGNITIF AFEKTIF
Pada diagram 4.1 peningkatan Domain psikomotor tidak terlalu tingggi , namun ini merupakan peningkatan yang maksimal yang bisa diperoleh pada tahap 3 dengan rerata = 3,31, itupun telah mencapai kategori baik dan sudah melampaui dari target capaian rerata = 3,01. Sedang pada domain Kognitif pun terjadi peingkatan yang maksimal dengan rerata = 3,30 , mencapai kategori baik dan telah melampaui dari target capaian rerata = 3,01. Begitupun pada domain afektif telah diperoleh peningkatan yang maksimal dengan rerata = 3,43 telah mencapai kategori baik dan telah melampaui target capaian dari rerata = 3,01. Sedangkan respon siswa dapat diamati pada diagram 2.4 dibawah ini. Diagram 2.4 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Renang Siklus III 80% 70% 60% 50%
POSITIF
40% NEGATIF
30% 20% 10% 0%
Pada tabel 1.4 merupakan hasil refleksi selama tindakan pada siklus ke-3 dilaksanakan: Tabel 1.4 Hasil Refleksi pada tindakan ke-3 Hasil Temuan - Siswa sudah mampu memperagakan cara renang gaya bebas dengan baik. - Siswa sudah bisa mencapai target capaian yang telah ditetapkan.
110
Saran-saran Perbaikan - Penelitian dicukupkan hanya sampai pada siklus 3, di karenakan telah mencapai taget capaian yang diinginkan.
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
PEMBAHASAN Seorang pendidik yang profesional sudah seyogyanya selalu berpikir dan kreatif untuk melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, seiring dengan telah terjadinya perubahan kurikulum yang cukup drastis, pendekatan pembelajaran sudah sepatutnya berubah sesuai dengan tuntutan. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan formalnya (pendekatan teknis sudah mulai harus ditinggalkan, selain tuntutan kurikulum sudah berubah juga, beberapa hasil penelitian para ahli telah mendorong terjadi perubahan-perubahan. Singer (1980) mengungkapkan bahwa tidak ada keterampilan yang dapat dikuasai dengan baik (relatif menetap, effisien, effektif dan adaptable) dengan jumlah pengulangan yang rendah. Schmidt (1991) mengemukakan secara ekplisit hasil penelitiannya bahwa keterampilan baru hanya dapat dikuasai dengan jumlah pengulangan yang banyak (350 kali) padahal tidak sampai pada tahap mahir. Dapat dibayangkan jika seorang guru penjas masih dituntut oleh kurikulum yang mensyaratkan pada penguasaan keterampilan tekniknya, dimana alokasi waktu, alat, sarana, dan prasarana yang tersedia sangat terbatas, tujuan instruksional khusus hanya sebatas angan-angan saja atau hanya sebatas slogan kosong yang tidak perlu di taati. Pendekatan Pola Gerak Dominan pada pembelajaran Penjas khususnya pada olahraga bukan katagori yang aktivitas permainan (aktivitas permainan memiliki pendekatan yang khusus TgfU, MPBL, dll), adalah sekelompok atau suatu seri aksi gerak yang memiliki fungsi luas yang ditampilkan dengan tuntutan ketepatan yang rendah (Singer, 1980, dalam Mahendra, 2008). Pola Gerak Dominan pada aktivitas pembelajaran renang adalah Gerakan mengapung/meluncur sejajar dipermukaan air, terbukti pada penelitian ini bahwa siswi yang telah menguasai keterampilan meluncur di permukaan air akan lebih cepat menguasai keterampilan renang gaya bebas atau gaya yang lainnya, kecuali renang gaya kupu masih perlu penelitian lebih lanjut. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data maka simpulan dari hasil penelitian ini, penerapan Pola Gerak Dominan pada pembelajaran renang gaya bebas dengan latar penelitian tindakan telah terbukti memberikan peningkatan yang baik terhadap hasil belajar renang siswi kelas VI SDN Nagrog Cicalengka serta meningkatkan respon yang positif pada pembelajaran renang itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Desi. (2001). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Abditama Surabaya. Arikunto. (2007). Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. 111
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
Badruzaman. (2008). Model Teori Renang I. Bandung: Departemen Pensisikan Nasional FPOK UPI Bandung. Dahlan, MD. (1989). Model – Model Mengajar (Beberapa Alternatif Interaksi Belajar Mengajar). Bandung : Dipenogoro. Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ginting, Abdoerakhman. (1995). Metode – Metode Pembelajaran Pembelajaran. Bandung : CV Pustaka Setia. Hamalik, Oemar. (1990). Belajar dan Mengajar. Bandung : Mandar Maju. Haller, David. (1982). Belajar Renang. Bandung : Pionir Jaya. Hardjodipuro, Siswoyo. (1997). Action Research Sintesis Teoritik. Jakarta: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar dan Metode. Jakarta : Depdikbud. Mahendra, Agus. (2007). Modul Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung. FPOK UPI Bandung. Mahendra, Agus. (ttn). Senam Artistik “Teori dan Metode Pembelajaran Senam”. Bandung : FPOK UPI Bandung. Margiyani. (2008). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas 4 SD/MI. Jakarta : Bumi Aksara. Metzler, Michael W. (2000). Instructional Models For PhysIcal Education. United States : Ally & Bacon. Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMK Kelas X. Bandung: Yudhistira. Nenggala K Asep dan Irwansyah. (2006). Sehat dan Tangkas Berolahraga Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas III Sekolah Dasar. Bandung : Grafindo Media Pratama. Orr, Rob dan B. Teyler Jenc. (1985). Dasar-Dasar Renang. Bandung: percetakan Angkasa. Soehendro, B. (2006). Model Pembelajaran Terpadu IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Soemanto. (ttn). Modul Teknik, Metode, dan Renang Gaya Dasar. Bandung : Program Penyetaraan D II Guru Sekolah Dasar. Sofiraeni, R. (2004). Model – Model Pembelajaran. Bandung. Departemen Pendidikan Nasional Derektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (UPMP) Jawa Barat. Sugiyanto, (2000). Efektivitas Supervisi Pengajaran Pedidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Tesis, Program Pasca Sarjana UPI Bandung. Surakhmad, W. (1994). Dasar – Dasar Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. 112
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1
Suryatna, E dan Suherman, A. (2001). Pembelajaran Renang Di Sekolah Dasar. Jakarta : Direktorat Jendral Olahraga, Depdiknas. Suryatna, E dan Suherman, A. (2001). Renang Kompetitif Alternatif Untuk SLTP. Jakarta : Direktorat Jendral Olahraga, Depdiknas. Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Departeman Pendidikan dan Pengembangan Guru Sekolah Menengah (Secondary School Teacher Development Project) IBRD COAN NO. 3979-IND. Usman, User. (1990). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya. Wiriaatmadja, Rochiat. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung : PT. REMAJA ROSDAKARYA. Yamin, M. (2009). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada.
Korespondensi untuk artikel ini dapat dialamatkan ke Sekretariat Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK UPI. Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Phone (022) 70902870 / (022) 70902867; Hp. 081321994631; 081395402906. E-mail:
[email protected] atau ke Yusup Hidayat. M.Si. Mobile. 081321994631; E-mail:
[email protected]
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Univeristas Pendidikan Indonesia ISSN: 2085-6180
113