AKTING UNTUK ANIMASI Materi 5 STORYBOARD
Lecturer:
M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.
1
Sejarah Storyboard Proses membuat storyboard, awalnya dikembangkan oleh
studio Walt Disney pada awal 1930 Menurut John Canemaker, storyboard pertama di Disney berasal dari buku komik seperti sketsa cerita yang diciptakan pada tahun 1920 untuk mengilustrasikan konsep untuk subjek pendek kartun animasi
2
Script & Storyboard Script: cerita dalam bentuk kata-kata Storyboard: cerita dalam bentuk rancangan visual Storyboard memberikan kehidupan (nyawa) bagi script
mengenai bagaimana sebuah cerita akan berjalan dan mudah dipahami Storyboard memperlihatkan setiap adegan/scene dalam beberapa angel kamera Gambar dalam storyboard tidak terlalu bagus tidak masalah, yang penting memperlihatkan scene dan framing dalam pengambilan gambar 3
Storyboard 3 Kolom Format terdiri dari 3 kolom, satu kolom untuk note dan
direction, satu kolom untuk gambar, dan satu kolom untuk dialog
4
Storyboard Gambar Sederhana Format lain terdiri dari beberapa gambar dalam setiap key
frame
5
Contoh Storyboard
6
Contoh Storyboard
7
Contoh Storyboard
Software Board Maker
8
Pembuat Storyboard Pembuat storyboard dikenal dengan istilah storyboard artist. Storyboard artist bertugas membuat storyboard dari skenario yang
digunakan sebagai panduan visual dari cerita. Antara skenario dan storyboard saling mendukung, skenario berisi panduan cerita dalam bentuk tulisan sedangkan storyboard sebagai panduan visualnya. Di Indonesia, storyboard lebih banyak digunakan dalam produksi iklan TV atau video klip musik. Iklan TV dan video klip musik memang memiliki tingkat detail gambar yang tinggi dan dinamika kamera yang kompleks. Sedangkan untuk film layar lebar penggunaan storyboard masih bergantung pada genre atau jenis filmnya. 9
Pentingnya Storyboard Pre-Editing dan Planning Produksi Multimedia sebagai
sebuah blue-print Jika film dikerjakan 1 tim, agar alur cerita bisa dipahami oleh anggota tim Agar kita tidak lupa dengan alur cerita yang sudah kita rencanakan (sebagai pedoman atau pengingat) Untuk mempermudah pembacaan isi cerita secara visual (seperti komik)
10
Isi Storyboard bentuk (alur cerita) bentuk adegan bentuk klimaks (adegan yang paling memuncak dalam isi
cerita) bentuk dramatisasi (adegan yang berisi tentang adegan karakter tertentu yang berisi romantisme, lucu, teror, dan takut)
11
Storyboard Animatic Storyboard animatic/storyreel: untuk mengetahui pewaktuan
12
secara real time. Dalam proses digitalisasi, alat yang digunakan berupa kamera video, kamera digital atau scanner. Storyreel berisi gambar dan audio serta keterangan seperti storyboard tetapi dalam bentuk digital. storyreel merupakan prototipe sebelum cerita yang asli dibuat untuk memastikan bahwa cerita sudah sesuai dan waktunya sudah tepat. proses animatic dapat dilakukan menggunakan komputer dengan software editing, seperti adobe premiere atau after effect
Storyboard Animatic
13
Storyboard Animatic storyboard animatic berisi gambar-gambar dari sebuah
storyboard yang dicapture dalam format digital dan diisi dialog dengan durasi yang sesuai seperti rancangan film yang akan dibuat nantinya storyboard juga berisi angel-angel kamera yang dianimasikan, pewaktuan akan dihitung dan dipastikan mulai menit dan detiknya dalam setiap scene
14
Storyboard Animatic
15
Menggambar Storyboard Basic: Perspective
Representasi obyek/karakter dalam gambar sehingga
terhubungan spasial dengan pandangan mata secara natural.
16
Basic Focal Point Daerah gambar yang menarik minat utama audience
17
Basic Shading Bayangan digunakan untuk menampilkan volume / tonjolan /
efek 3dimensi pada gambar
18
Sprite
19
Komponen/Tata Letak Storyboard Composition Shot sizes Framing
20
Composition “Mengatur hubungan antara elemen gambar, dan dimana peletakannya pada layar”. a. Horizontal lines b. Vertical lines c. Thirds d. Diagonal lines e. Perspective 21
CompositionHorizontal Line
22
CompositionVertical Line
23
CompositionThirds
2 1
24
3
CompositionDiagonal Line
25
Composition And Framing
26
CompositionPerspective Line
27
Shot Sizes “Ukuran ‘Shot’ ini berhubungan dengan
penentuan seberapa banyak layar kita isi dengan subyek/karakter”.
Long Shot (LS)
28
Very Long Shot (VLS)
Shot Sizes “Ukuran ‘Shot’ ini berhubungan dengan
penentuan seberapa banyak layar kita isi dengan subyek”.
Mid Shot (MS) 29
Medium Long Shot (MLS)
Wide Shot “Kamera tidak hanya fokus pada karakter,
tetapi juga memperlihatkan latar belakang/lingkungan sekitarnya”.
30
Mid Shot “Kamera mengambil fokus pada bagian
tengah ke atas karakter, sehingga hanya bagian tertentu dari lingkungan sekitar yang terambil”.
31
Close Up “Kamera mengambil fokus pada bagian
atas dari kamera, jika bagian tubuh mengambil dari leher ke atas”.
32
Ultra Wide Shot “Kamera mengambil fokus seluruh
lingkungan/latar belakang secara luas, sehingga posisi karakter terlihat kecil”.
33
Extreme Close Up
Mid Shot
“Kamera mengambil fokus pada bagian
detail dari karakter”.
Close Up/Extreme
34
Ultra Wide Shot Close Up Mid Shot
Wide Shot
Ultra Wide
35
Extreme
Mid Shot
Framing Framing of the shot
“Framing ini menentukan dimana letak ujung gambar secara keseluruhan dalam layar”. a. Head Room b. Looking or Talking room c. Walking room d. Appropriate size e. Masking
36
Head Room
37
Looking Or Talking Room
38
Walking Room
39
Appropriate Size
40
Masking
41
PENUTUP
42