MU’AMALAH: Hutang (Modal ) Dibayar Dengan Barang Setelah Panen
PERTANYAAN
KASUS: Si Dul (bkn nm sbnrny) seiap mau tanam padi g punya modal, akhirnya si Man (nm samaran) memberikan pinjaman modal pada Dul sbsr Rp.1.5 jt, dg kesepakatan nani byrnya pake gabah sbnyk 1 ton stlh panen (100 kg gabah di hargai 150 rb). Padahal harga normal gabah @100 kg/Rp.250 rb. Berari si Man dapt keuntungan sbsr 1 jt.
Pertanyaan: 1.Msk pd akad apakah kasus di atas. 2.Akad apakh yg hrs di pake' spy si Man tdk t'msk pelaku riba. 3.Kl memng haram hukumny, adakah hkum hilah yg memperbolehkannya?
JAWABAN 1. Termasuk akad Qordhu (hutang piutang) yang fasid (rusak/idak sah)
القراض الذي هو تمليك الشيء على أن يرد مثله وتسمية أهل الحجاز سلفا
Akad pinjaman adalah pemberian kepemilikan sesuatu untuk kemudia dikembalikan lagi dengan jenis yang sama I’aanah Athoolibiin III/48
2. Bisa memakai jawaban yang keiga (solusi)
3. Solusinya : 1.Jangan disyaratkan (disebutkan) di dalam aqad.
وال لحاص ل ح قد ص أ حول ب حعلد حه ل وحقحب ل ح ما ي لب لط ص ل ن كل ن ل ح مهص حل ب ال لعح ل ضى ال لعح ل م ل ل ل للزو ص شلر ط ح ح ص لإ ل قت ح ح محنا ط لأ ن قد ص إن ن ح ف لص ل ط ح صل ل ص ن وحقحعح صفي ل ل ح ح ح ما ي حأصتي ن تح ح جل ص ص م ل إ ل قد ن ح سهص ك ح م ع حلي لهص وحلول صفي ح
“Kesimpulannya adalah, seiap syarat yang meniadakan subtansi (tuntutan) dari sebuah akad hanya bisa batal apabila terjadi di dalam akad, atau sesudah akad tetapi belum terealisir secara pasi, bukan keika sebelum akad meskipun terdapat di tempat akad tersebut”. 245 ( )أحكام الفقهاء ص61 ص/ 17 )التحفة – )ج
ومنه القرض لمن يستأجر ملكه أى مثل بأكثر قيمته لجل القرض إن وقع ذلك شرطا إذ هو حينئذ حرام إجماعا وإل كره عندنا وحرام عند كثير من العلماء قاله السبكى.
“Di antara riba qardl adalah, hutang piutang bagi sesorang yang akan menyewakan (semisal tanah) miliknya dengan harga yang lebih inggi, dengan catatan apabila transaksi tersebut disebutkan dalam akad, sebab apabila hal tersebut terjadi dalam akad, maka hukumnya adalah haram, sesuai onsensus (ijma’) para ulama. Tetapi apabila idak disebutkan dalam akad, maka menurut Madzhab Syai’iyyah adalah makruh, dan haram menurut ulama yang lain. Pendapat ini disampaikan oleh Imam Subki”. I’aanah Athoolibiin III/53 2. Kelebihan dari harta pinjaman dijadikan hibah/hadiah oleh orang yang meminjam وجاز لمقرض نفع يصل له من مقترض كرد الزائد قدرا أو صفة والجود فى الردىء بل شرط فى العقد بل يسن ذلك لمقترض لقوله إن خياركم أحسنكم قضاء ول يكره للمقرض أخذه كقبول هديته ولو فى الربوى والوجه أن المقرض يملك الزائد لفظ لنه وقع تبعا وأيضا فهو يشبه الهدية وأن وأما.المقترض إذا دفع أكثر مما عليه وادعى أنه إنما دفع ذلك ظنا أنه الذى عليه حلف ورجع فيه القرض بشرط جر نفع لمقرض ففاسد لخبر كل قرض جر منفعة فهو ربا وجبر ضعفه مجىء معناه عن جمع من الصحابة. “Dan diperbolehkan bagi pihak yang memberi hutang (muqridl) untuk mendapatkan sesuatu yang lebih (manfaat) dari pihak yang berhutang (muqtaridl) seperi membayar hutang dengan nilai yang lebih baik secara kwanitas atau kwalitasnya, (seperi) berhutang sesuatu yang jelek dibayar dengan yang lebih bagus, dengan tanpa syarat (penyebutan) pada saat akad pinjaman. Bahkan berbuat seperi itu disunnahkan bagi pihak yang berhutang, karena sabda Rasulullah SAW arinya “Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kalian adalah yang paling bagus cara membayarnya”. Dan idak dimakruhkan bagi pihak yang memberi hutang untuk mengambilnya sebagaimana menerima hadiah dari pihak yang berhutang, meskipun dalam transaksi ribawi. Menurut pendapat yang lebih kuat, tambahan dari hutang tersebut menjadi hak milik bagi pihak yang memberi hutang tanpa adanya penjelasan, sebab hal tersebut diikutsertakan dalam pengembalian hutang, juga sama seperi hadiah (masih menurut pendapat yang kuat), bahwa apabila pihak yang berhutang membayar hutang lebih banyak dari hutang yang berada dalam tanggungannya, dan dia mngaku bahwa, ia melakukannya karena (ia semula) mengira jumlah hutangnya sebanyak itu, maka ia disumpah dan dikonirmasikan. Adapun transaksi hutang piutang yang disyaratkan dengan
pengambilan keuntungan bagi pihak yang memberi hutang, maka akad terebut batal. Kalau berdasarkan hadits yang arinya “Seiap hutang piutang yang mengambil keuntungan adalah riba”. (hadits ini pada dasarnya adalah dla’if tetapi kedla’ifan hadits ini ditopang oleh hadits lainnya yang sama yang diriwayatkan dari sekelompok para sahabat sehingga hadits ini ons dijadikan hujjah karena telah naik ke ingkat hadits hasan)”. I’aanah Athoolibiin III/53
3.Kelebihan dari harta pinjaman dijadikan nadzar oleh orang yang meminjam
اعطاء الربوي عند القتراض ولو للضرورة بحيث انه لو لم يعط لم يقرضه ل يدفع الثم اذ له:مسألة طريق الى حل اعطاء الزائد بطريق النذر او غيره من السباب المملكة ل سيما اذا قلنا بالمعتمد ان النذر ل يحتاج الى القبول لفظ 129 غاية تلخيص المراد ص
Namun demikian menurut imam AlGhozali hutang piutang yang demikian dihukumi haram secara mutlak
( على أنه:قال في التحفة بعده. يحرم إلخ( مقول القول:)وقوله. وقول الغزالي( مبتدأ خبره شاذ:قوله :قال. فجعل الورع اجتناب معاملة من أكثر ماله ربا،– أي الغزالي في بسيطه – جرى على المذهب ولم يثبت لنا فيه،وإنما لم يحرم – وإن غلب على الظن أنه ربا – لن الصل المعتمد في الملك اليد اه. فاستصحب ولم يبال بغلبة الظن،أصل آخر يعارضه I’aanah Athoolibiin II/241
شتر ل ح ن يح ل ج ل ما ن الل ح ح كو ح طأ ل معلللو م ل ح وحي ل ل ح ح Asna Almathoolib II/125
بصفة، وهي أن يكون في جنس معلوم:واتفق أئمة المذاهب على أن السلم يصح بستة شروط وأجل معلوم، ومقدار معلوم،معلومة AlFiqh al-Islam wa adillatuh V/269 a. Secara umum apa yang disampaikan kang Aji saya sependapat, hanya saja kalau dikaitkan dengan lembaga keuangan kecil (yang bebasis syariah pun) seperi BMT, hal ini masih susah dan delemais dilakukan...
Hasil peneliian saya di BMT (paling syariah- the best performance in naional level-Indonesia) dan BMT ini memiliki pengawas syariah?owned by pesantren salaf besar dan terkenal di Indonesia menunjukkan:
Aqad qard (ahsan qardul hasan), banyak digunakan oleh petani gurem dan pedagang kaki lima, dengan praktek bahwa muqtarid meminjam umumnya kurang dari 1 juta, dengan angsuran perminggu... plus tambahan sukarela dari muqtarid kepada lembaga/BMT Rp 5000,. atau sesuai kemampuan.
b. Untuk muqtarid skala besar (di atas 1 juta) mereka menggunakan aqad ba'i bi tsaman ajil, prakteknya... muqtarid membawa collatera/ jaminan yang berharga spt kendaraan bermotor untuk kemudian dibawa ke BMT dan diakadi bersama. Muqtarid menjual barang jaminannya tersebut kepada BMT dan selanjutnya BMT membeli barang tersebut. namun kemudian BMT menjual kembali barang tersebut kepada si muqtarid (harga lebih rendah dari semesinya), lalu menggunakan aqad bai bi tsaman ajil, yang seperinya agak kurang pas, bahwa sighot aqad telah diatur sedemikian rupa (ada kepurapuraan antara muqrid dan muqtarid).
c. Pinjam-meminjam tersebut dengan mengunakan aqad nadzar, prakteknya bahwa muqtarid akan bernadzar "jika saya diberi pinjaman........, maka saya akan shadaqoh sejumlah............ kepada muqrid/ BMT"... (secara umum sudah terskenario dan saling tahu antara ke dua belah pihak).
Namun demikian, prakteknya akad pinjam meminjam dalam lembaga keuangan di Indonesia masih sangat syariah dibanding malaysia, sehingga total share dri lembaga ini lebih dari 12% untuk di malaysia, dan Indonesia kurang dari 3%...
Akan tetapi "baldatun toyyibatun" akan terwujud dengan terlebih dahulu mewujudkan "qoryatun toyyibatun... sehingga akaq pinjam meminjam yang sekarang sangat marak dengan adanya konsep ekonomi Islam/Syariah sebuah keniscayaan yang harus dikembangkan dan dipikirkan serta dicarikan solusi terbaiknya agar tetap pada korido syara' dan mendatangkan proit/keuntungan. yaqin, praktek ini sudah dijalankan pada jaman baginda rasul dan sahabat.
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks