AJANG MISS WORLD MUSLIMAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Syariah (S. Sy)
Oleh : Nabiilah Hassa NIM: 1110043100013
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1436 H
LEMBAR PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa; 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persayaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 29 Desember 2014M 11 Shafar
Peneliti
iii
1436 H
ABSTRAK Nabiilah Hassa, NIM: 1110043100013, Ajang Miss World Muslimah dalam Perspektif Hukum Islam, program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum, Konsentrasi Perbandingan Mazhab Fiqih, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H/2014 M. Skripsi ini merupakan upaya untuk memaparkan tentang hukum dari penyelenggaraan ajang Annual Award World Muslimah atau yang dikenal dengan Miss World Muslimah sebagai sebuah ajang penghargaan bagi Muslimah muda berprestasi serta menjadi figure solehah, smart dan stylish dan cahaya inspirasi bagi Muslimah lainnya untuk dapat menyeimbangkan kehidupan modernitas yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah bukan sebagai sebuah kontes kecantikan yang diadopsi dari ajang Miss World ataupun Miss Universe. Tujuan dari penelitian ini adalah agar masyarakat memahami mengenai hukum dari penyelenggaraan Annual Award World Muslimah. Selain itu juga untuk mengetahui klasifikasi tabarruj serta hukum tabarruj yang terdapat di dalamnya. Juga untuk mengetahui busana Muslimah yang dikenakan dari sisi Syariah. Tinjauan yang didapatkan dalam penulisan skripsi ini berasal dari kitab-kitab Fiqih klasik maupun kontemporer, web World Muslimah Foundation, Video final Miss World Muslimah 2013 serta wawancara MUI. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan menggunakan jenis penelitian analisis komperatif yakni metode analisis dengan perbandingan antara Al-Qur’an, Hadis, serta penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan mengambil referensi pustaka dan dokumen yang relevan dengan masalah ini. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dalam penulisan skripsi ini ialah bahwa Annual Award World Muslimah berbeda dengan kontes kecantikan seperti Miss Universe maupun Miss World. Kontroversi yang terjadi di kalangan masyarakat disebabkan oleh perbedaan sudut pandang dalam menghukumi ajang tersebut serta kurangnya pengetahuan mengenai jati diri dari Annual Award World Muslimah. Pembimbing : Mu’min Rouf, M. Ag. Ummu Hanah Yusuf Saumin, MA. Daftar Pustaka : Tahun 1984 s.d. Tahun 2014
iv
بِسۡمِ ٱلّلَهِ ٱلّرَحۡ َٰمنِ ٱلّرَحِيم KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tiada hentinya dipanjatkan kepada sang Penguasa Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan petunjukNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul AJANG MISS WORLD MUSLIMAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan bagi yang membacanya. Selama penulisan skripsi ini peneliti banyak kesulitan dan hambatan untuk mencapai data dan refrensi. Namun berkat kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan itu dapat teratasi. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada : 1.
Bapak JM. Muslimin, MA, Ph.D. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Khamami Zada, MA. Ketua Program Studi Perbandingan Mazhab Hukum dan Hj. Siti Hanna, S. Ag., Lc, MA sebagai Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab Hukum.
v
3.
Mu’min Rouf, M. Ag. Dan Ummu Hanah Yusuf Saumin, MA.,. Pembimbing skripsi yang telah banyak memberi arahan, saran serta petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
4.
Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada peneliti semasa kuliah, khususnya kepada Dr. H. Taufiki, M. Ag dan Fahmi Ahmadi, S. Ag yang selalu memberikan suport dan dorongan di awal penulisan skripsi, semoga amal kebaikannya mendapatkan balasan dari Allah SWT.
5.
Seluruh staf dan karyawan Perpustakaan Utama dan staf karyawan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan yang baik dikala peneliti mengumpulkan data dan materi skripsi.
6.
Kepada keluarga tercinta terutama kepada ayahanda dan ibunda tercinta (H. Agus Salim dan Karyati) yang tiada pernah berhenti untuk selalu berdoa serta memberi nasihat dan motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini selesai.
7.
Sahabat dan rekan mahasiswa PMH (Perbandingan Mazhab Hukum) angkatan 2010, yang selalu memberikan semangat, dukungan, saran dan masukan kepada peneliti. Terima kasih teman-teman, dengan kebersamaan kita selama ini dalam suka dan duka. Bagi penulis itu adalah pengalaman berharga yang takkan pernah terlupakan.
8.
Seluruh pihak yang terkait dengan penyusunan skripsi ini yang peneliti tidak bisa sebutkan satu persatu. Semoga Allah Swt membalas kebaikan yang telah diberikan dengan balasan yang berlipat ganda.
vi
Semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat khususnya bagi peneliti dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah Senantiasa meridhoi setiap langkah kita. Amin
Jakarta 29 Desember 2014 M 11 Shafar1436 H
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ii LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................iii ABSTRAK .............................................................................................................. iv KATA PENGANTAR...........................................................................................v DAFTAR ISI..........................................................................................................viii
BAB I
:
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Pembatasan dan PerumusanMasalah ........................................... 3 C. Tujuandan ManfaatPenelitian...................................................... 4 D. MetodePenelitian ......................................................................... 5 E. Sistematika Penulisan ................................................................. 6
BAB II:
KAJIAN TEORITIS A. Busana (Pakaian) Muslimah .........................................................8 1. Pengertian (Pakaian) Muslimah ............................................8 2. Fungsi dan Manfaat Busana (Pakaian) .................................10 3. Hukum Berbusana ................................................................14 4. Kriteria Busana Muslimah ...................................................15 B. Jilbab, Khimar dan Hijab.............................................................18 1. Jilbab ....................................................................................18 2. Khimar ..................................................................................22 3. Hijab .....................................................................................23 C. Aurat ............................................................................................25 1. Pengertian Aurat ...................................................................25 2. Batasan Aurat Wanita ...........................................................31 3. Hukum Menutup Aurat dan Memakai Busana Muslimah ...35 viii
D. Tabarruj.......................................................................................37 4. Pengertian Tabarruj .............................................................37 5. Tabarruj (Mempercantik Diri) dalam Pandangan Hukum Islam .....................................................................................46 BABIII :
WORLD MUSLIMAH FOUNDATION A. Background... ..............................................................................50 1.
Latar Belakang .....................................................................50
2.
Partisipasi Wanita .................................................................51
3.
Orientasi ...............................................................................52
B. Identifikasi ... ...............................................................................53 1. Tujuan...................................................................................53 2. Visi dan Misi ........................................................................54 3. Etika .....................................................................................54 C. Program World Muslimah Foundation .......................................55 1. Women Appreciation (World Muslimah Award)..................55 2. Women Empowerment (HOME C.A.S.E.) ............................58 3. Education (MIRACLE) .........................................................59 4. Environment (Masjidku Rumahku) ......................................60 D. Mekanisme Final 3rd Anual Award World Muslimah ... ............61 1. Pra Acara ..............................................................................61 2. Opening ................................................................................61 3. Substansi Acara ....................................................................63 4. Epilog Acara.........................................................................74 E. Struktur Organisasi ......................................................................77
BAB IV :
ANALISIS ANNUAL AWARD WORLD MUSLIMAH A. Busana Muslimah. ......................................................................... 79 B. Tabarruj......................................................................................... 84 C. Hukum Penyelenggaraan Annual Award World Muslimah .......... 88
BAB V :
PENUTUP ix
A. Kesimpulan .................................................................................... 100 B. Saran-saran .................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 105 LAMPIRAN ............................................................................................................... 111
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan suatu cara manusia menemukan makna hidup dan dunia yang menjadi lingkungannya. Tapi hidup dan lingkungan abad modern ini untuk kebanyakan orang termasuk para pemeluk agama sendiri semakin sulit diterangkan maknanya. Kesulitan itu terutama ditimbulkan oleh masalah-masalah yang muncul akibat dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi. Ciri-ciri utama abad modern yang secara tak terbendung mengubah bentuk dan jaringan masyarakat serta lembagalembaganya. Pada abad modern, norma berubah dengan cepat, demikian pula cara hidup. Dengan akibat timbulnya perubahan zaman yang memisahkan manusia semakin jauh dari kepastian moral dan etis tradisional merupakan tantangan yang dihadapi oleh agama-agama diabad modern.1 Perkembangan zaman yang semakin maju menjadi sebuah tantangan hebat serta kompleksitas hidup bagi umat Islam dunia. Belum lagi dengan adanya banyak pengadopsian Budaya Barat yang dinilai sesuai dengan Syariat Islam. Belakangan ini pemakaian kata “Syar’i maupun Syariat” begitu familiar dalam aktifitas kehidupan sehari-hari (formal dan non-formal) sehingga tidak menutup kemungkinan penggunaan kata tersebut hanya sebagai kedok yang digunakan untuk memperdaya umat Islam. Berkaitan dengan permasalahan tersebut belum lama muncul sebuah 1
Nurcholis Madjid, “Islam Kemodernan dan Keindonesiaan”, cet I, (Bandung: Mizan, 1987),
h. 156.
1
2
ajang fenomenal (Miss World Muslimah) yang menarik perhatian sejumlah kalangan aktifis Muslim sehingga menimbulkan kontroversial di kalangan masyarakat. “Eka Triyatna Shanti, Founder dan CEO World Muslimah Foundation mengaku, ajang ini dibentuk sebagai bentuk apresiasi terhadap wanita. Bahkan dengan ajang tersebut Eka berharap bisa mencetak generasi muslimah yang mampu berprestasi di masyarakat.”2 Penyelenggaraan Annual Award World Muslimah juga telah memberikan kesan sebagai kontes kecantikan yang mempropagandakan wanita baik dari segi fisik, busana dan tabarruj. Sehingga keabsahan busana Muslimah serta gerak-gerik setiap wanita yang terjun ke dunia karir kian hari kian populer selalu dipersoalkan dan diperdebatkan. Sebagai bentuk apresiasi terhadap nilai-nila kehidupan Islami dan ledakan permintaan akan budaya Muslim, kini tak jarang dijumpai wanita-wanita berhijab di berbagai aktifitas. Muncul kesimpulan bahwa berhijab bukanlah suatu halangan untuk terjun ke segala profesi. Hingga terbentuklah komunitas-komunitas yang mencoba memberikan wadah bagi kaum Muslimah untuk dapat berkreasi dengan tetap berbusana Syar’i. Salah satunya seperti sebuah ajang yang belum lama ini terselenggara dalam kanca Internasional “Miss World Muslimah 2013”. Jika dilihat secara sekilas dari segi visi dan misi yang dibawakan Annual Award World Muslimah atau yang dikenal sebagai Miss World Muslimah bukan 2
Ali H, World Muslimah Bukti Kesetaraan Wanita Muslimah, artikel diakses pada tanggal 22 November 2013 dari www.citizenjurnalism.com.
3
mencerminkan kontes kecantikan layaknya Miss World, Miss Universe dan kontes kecantikan serupa pada umumnya. Namun, sehubungan dengan penyelenggaraan Annual Award World Muslimah yang bertepatan pada saat resistensi umat Islam terhadap penyelenggaraan Miss World di Indonesia sehingga timbul berbagai kecaman menarik yang membutuhkan kajian lebih mendalam pada ajang tersebut. Baik dari segi penampilan (busana), tabarruj sampai penyelenggaraan. Benarkah Annua Award World Muslimah adalah ajang kontes kecantikan sebagaimana yang telah digemborkan oleh media Atau merupakan sebuah ajang Tasyabuh yang telah membungkus suatu kebathilan dengan sesuatu
yang haq. Untuk itu peneliti
termotivasi mengkaji permasalahan yang timbul dalam skripsi yang berjudul “AJANG MISS WORLD MUSLIMAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM” B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Peneliti membatasi masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini seputar busana Muslimah pada ajang Miss World Muslimah, hukum tabarruj dan hukum pergelaran Miss World Muslimah. Adapun hukum Islam yang dimaksud disini Fiqih Wanita. 2. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, mengenai eksistensi wanita Muslimah yang mengikuti ajang Miss World Muslimah adalah sebagai berikut: a) Apakah busana Muslimah yang dikenakan pada kontes Miss World Muslimah adalah busana Syar’i?
4
b) Bagaimana menyikapi tabarruj pada ajang Miss World Muslimah? c) Apa hukum dari ajang Miss World Muslimah? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui keabsahan busana Muslimah yang dikenakan pada ajang Miss World Muslimah? 2. Untuk mengetahui hukum tabarruj pada ajang Miss World Muslimah? 3. Untuk mengetahui hukum dari ajang Miss World Muslimah? Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Program Studi PMH/Fakultas Syariah dan Hukum Memberikan sumbangan Karya Ilmiah dan menambah literature perpustakaan atas tinjauan hukum Islam terhadap ajang Miss World Muslimah. 2. Bagi Masyarakat Umum Untuk menambah pengetahuan dan informasi kepada masyarakat luas akan hukum penyelenggaraan Miss World Muslimah. 3. Bagi penulis Untuk menambah khazanah keilmuan bagi penulis serta pembentukan pola berfikir kritis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Syariah.
5
D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field reseach). Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun metode yang dipakai adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kulaitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.3 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif-analisis yang berusaha memberikan pemecahan masalah dengan cara mengumpulkan data, menyusun,
mengklasifikasikan,
menganalisa,
mengevaluasi,
dan
menginterpretasikan. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber yaitu: a) Sumber Primer, yaitu berupa kitab fiqih, dokumen-dokumen, buku-buku yang menyangkut materi kajian Mis World Muslimah. b) Sumber Sekunder, yaitu memberikan penjelasan dan menguatkan data primer yang menyangkup karya tulis berupa, koran, majalah, jurnal, wawancara maupun data dari internet (website) dan video.
3
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, , cet. X (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h.4.
6
4. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012” E. Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi yang terbagi dalam lima bab. Masing-masing bab terbagi dalam berbagai uraian sub-sub bab. Sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut: Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, persetujuan pembimbing, lembar pengesahan penguji, lembar pernyataan, abstrak, kata pengantar, dafta isi. Bagian isi skripsi terdiri dari: Bab I:
Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.
Bab II:
Kajian Teoritis Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang di gunakan sebagai dasar pembahasan selanjutnya yaitu busana muslimah yang meliputi sub bab pengertian busana, fungsi dan manfaat busana, hukum berbusana, kriteria busana muslimah. Pembahasan selanjutnya jilbab, khimar dan hijab. Aurat yang meliputi sub bab, pengertian aurat, batasan aurat wanita, hukum menutup aurat dan memakai busana muslimah. Diakhiri dengan
7
pembahasan tabarruj yang meliputi sub bab, pengertian tabarruj, tabarruj dalam pandangan hukum Islam. Bab III: Profil World Muslimah Foundation Dalam bab ini diuraikan tentang background world Muslimah Foundation yang meliputi sub bab, latar belakang, partisipasi wanita dan orientasi. Identifikasi yang meliputi sub bab tujuan, visi dan misi, serta etika. Program
world
muslimah
foundation
meliputi
sub
bab,
women
appreciation, women empowerment, education, environment. Mekanisme final world muslimah award meliputi sub bab, pra acara, opening, introduction, katagori juri, babak penyisihan, struktur organisasi. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari tiga pembahasan. Analisis busana, analisis tabarruj dan analisis penyelenggaraan. Bab V:
Penutup Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan, dan saran.
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Busana (Pakaian) Muslimah 1. Pengertian Busana (Pakaian) Busana Muslimah adalah bahasa populer di Indonesia untuk menyebut pakaian wanita Muslimah. Secara bahasa, menurut W. J. S. Poerwadarminta, busana ialah pakaian yang indah-indah, perhiasan.1 Sedangkan makna Muslimah secara bahasa adalah seorang wanita yang memeluk agama Islam. 2 Menurut Ibnu Manzhur, ialah wanita yang beragama Islam, wanita yang patuh dan tunduk, wanita yang menyelamatkan dirinya atau orang lain dari bahaya. 3 Berdasarkan makna-makna tersebut, maka busana Muslimah dapat diartikan sebagai pakaian wanita Islam yang dapat menutup aurat yang diwajibkan agama untuk menutupnya guna kemaslahatan dan kebaikan wanita itu sendiri serta masyarakat di mana ia berada.4 Pada dasarnya hukum asal dari semua jenis pakaian adalah mubah kecuali yang diharamkan oleh Allah SWT dan dilarang untuk dikenakan. Syariat Islam hanya 1
W. J. S. Poerwadarminta “Kamus Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), h. 172.
2
Ahmad Warson Munawir “AlMunawwir Kamus Arab-Indonesia”, (t.t., t.p., t.th.,), h. 701.
3
Ibn Manzhur “Lisan Al-Arab” (Al-Qahirah: Dar Al-Ma‟arif, t, th.,), h. 2080.
4
Huzaemah T. Yanggo “Fiqih Perempuan Kontemporer” (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2001),
h. 19.
8
9
memberikan penjelasan akan ketentuan atau kriteria busana sehingga umat Islam bebas berbusana sesuai dengan kehendak hatinya selama tidak keluar dari koridor yang sudah ditentukan Syari'at. Mode busana selalu mengikuti perkembangan objektif suatu masyarakat. Kondisi geografis5, topografi6, klimatologi7, agama, budaya, strata sosial, dan lain sebagainya ikut serta menentukan mode, corak, bahan, motif dan ketentuan penggunaan mode busana, sebagaimana dapat dilihat keadaan dan momen-momen tertentu juga bisa berpengaruh terhadap model busana. Agama tidak memperkenalkan pakaian-pakaian khusus, baik dalam beribadah maupun dalam aktivitas berkehidupan. Pakaian adalah produk budaya, sekaligus tuntutan agama dan moral. Dari sini lahir apa yang dinamaikan pakaian tradisional, daerah dan nasional, juga pakaian resmi untuk perayaan tertentu, dan pakaian tertentu untuk profesi tertentu, serta pakaian untuk beribadah. Namun, sebagian dari tuntutan agama pun lahir dari budaya masyarakat, karena agama sangat mempertimbangkan kondisi masyarakat sehingga menjadikan adat istiadat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilainya sebagai salah satu pertimbangan hukum. Tidak mustahil bahwa bentuk pakaian yang ditetapkan atau dianjurkan oleh suatu agama justru lahir dari 5
Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lainnya. 6 Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang permukaan bumi dan objek lain sepertri planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal (Ilmu Pengetahuan Sosial). 7 Klimatologi adalah studi mengenai iklim, secara ilmiah diartikan sebagai kondisi cuaca yang dirata-ratakan selama periode waktu yang panjang.
10
budaya yang berkembang ketika itu. Namun, moral, cita rasa keindahan, dan sejarah bangsa, ikut serta menciptakan bentuk pakaian dan warna warni favorit. Rasulullah SAW mencontohkan dengan mengenakan jenis pakaian yang biasa dikenakan oleh kaumnya dan tidak tampil beda dengan pakaian tertentu. Karena semua jenis pakaian adalah halal untuk dikenakan selama jenis pakaian itu bukan pakaian resmi agama tertentu dan bukan sutera bagi laki-laki. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengenakan pakaian yang biasa dikenakan oleh orang-orang musyrik pada umumnya hingga apabila Rasulullah bersanding dengan pamannya Abu Lahab orang-orang tidak akan membedakan mereka dari jenis pakaian yang dikenakan karena jenisnya sama. Seorang Muslim tidak disyariatkan berbusana dengan busana yang ekslusif. Tetapi mereka diperintahkan untuk berbusana dengan jenis yang sama seperti busana orang-orang secara umum.8 2. Fungsi dan Manfaat Busana (Pakaian) Fungsi pakaian disebutkan secara tegas dalam sekian banyak ayat al-Qur‟an. a) QS. al-A‟raf [7]: 26 yang menyatakan:
Artinya:
8
Farhad Salim Bahammam, Fikih Modern Praktis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, T, th), h. 170.
11
“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa. Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.” Ayat ini menunjukan persoalan pakaian dan penutup tubuh yang fungsinya sangat penting dalam pristiwa Adam AS. Allah SWT berfirman, „Hai anak Adam! Sesungguhnya kami telah menurunkan kepada kalian pakaian untuk menutupi aurat kalian...”, kegunaan pakaian yang Allah berikan bukan hanya untuk menutupi tubuh dan bagian-bagian tertentu (aurat), tapi juga sebagai perhiasan. Pakaian bisa merupakan bagian keindahan dan perhiasan tersendiri yang akan membuat kemegahan pada seseorang sehingga tampak lebih indah ketimbang apa yang sebenarnya. “Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan”. Ungkapan merujuk kepada manfaat dari pakaian luar manusia. Al-Qur‟an menunjukan pula pentingnya pakaian spiritual. Pembahasan mengenai pakaian ini menggabungkan dua aspek penting yang akan membangun kepribadian manusia secara berurutan. Al-Qur‟an menyatakan pakaian taqwa adalah lebih baik dari pada pakaian yang dikenakan di luar. Persamaan antara ketakwaan dan keshalehan dengan „pakaian‟ ialah benarbenar persamaan ungkapan yang sangat jelas dan penuh makna. Pakaian merupakan pelindung tubuh dari panas, dingin dan sebagai pelindung dari berbagai marabahaya.
12
Pakaian menutupi cacat tubuh dan sebagai perhiasan seseorang. Makna ketakwaan dan keshalehan bagi seseorang selain bisa menutupi keburukan dosa dan melindungi diri dari berbagai bahaya pribadi dan sosial yang mengancamnya, juga bisa menjadi perhiasan megah bagi akhlak dan prilakunya. 9 b) QS. an-Nahl [16]: 81 yang menyatakan:
Artinya : “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” Berkenaan dengan pakaian, nama sarabil memiliki makna „baju‟ yang merupakan jenis pakaian yang biasa dikenakan kaum wanita, laki-laki dan anakanak, maupun orang dewasa dari semua lapisan masyarakat untuk segala situasi dan kondisi, dan dimaksudkan untuk menutupi sekujur tubuh. Di sini hanya menyebutkan „perlindungan‟ dari panas sementara kebanyakan pakaian digunakan untuk melindungi tubuh dari hawa dingin. Alasannya apa saja yang melindungi 9
h. 415.
Allamah Kamal Faqih dan tim Ulama Tafsir Nurul Qur‟an, Jilid V (Jakarta : Al Huda, 2004),
13
manusia dari hawa panas, juga akan melindunginya dari hawa dingin.
Dan
pakaian yang melindungi kamu dari kesengsaraanmu (yang lain). Penggalan ayat ini merujuk pada makna „baju besi‟ untuk melindungi diri dari terjangan peluru, serta tusukan pedang dan panah.10 Ayat ini mengisyaratkan fungsi pakaian untuk memelihara wanita dari sengatan panas dan dingin serta membentengi manusia dari hal-hal yang dapat mengganggu ketentramannya. c) QS. al-Ahdzab [33]: 59 yang menyatakan:
Artinya : “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteriisteri orang mukmin: „Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka‟. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ayat ini berbicara tentang fungsi pakaian sebagai pembeda antara sesorang dengan selainnya dalam sifat atau profesinya. Agama Islam menghendaki para pemeluknya agar berpakaian sesuai dengan fungsi-fungsi tersebut atau paling sedikit fungsinya yang terpenting yaitu menutup aurat. Karena penampakan aurat dapat menimbulkan dampak negatif bagi yang menampakan dan yang melihatnya. 10
Allamah Kamal Faqih dan tim Ulama Tafsir Nurul Qur‟an, Jilid V. h. 615
14
Adapun manfaat dari upaya berpakaian rapih dan menutup aurat (Busana Muslimah) mengisyaratkan bahwa berpakaian rapih sebagaimana dikehendaki oleh agama dapat memberi rasa tenang dalam jiwa pemakainya. 11 3. Hukum Berbusana Menurut Sayyid Sabiq di dalam kitabnya Fiqih Sunnah, ada tiga hukum yang dikatagorikan dalam busana yaitu; Wajib, Mubah (Sunnah) dan Haram. a) Busana yang di wajibkan Busana yang dikatagorikan wajib ialah busana yang menutupi aurat, melindungi tubuh dari hawa panas dan dingin serta melindungi diri dari kemudhorotan. b) Busana yang di sunnahkan (dianjurkan) Busana yang disunnahkan dalam Islam ialah busana yang di dalamnya terdapat keindahan dan perhiasan. c) Busana yang di haramkan Busana yang diharamkan ialah busana yang terbuat dari sutera dan emas bagi lakilaki. Pakaian laki-laki yang menyerupai pakaian wanita dan pakaian wanita yang menyerupai pakaian laki-laki. Busana kemegahan, pakaian yang menipu dan semua pakaian yang memiliki unsur berlebihan.12 Sedangkan hukum berbusana bagi laki-laki dan perempuan adalah; a) Hukum berbusana bagi laki-laki Muslim 11
M. Quraish Shihab, “Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, h. 49.
12
As-Sayyidu Sabiq “ Fiqih Sunnah” (T.t., Daar Tsaqofati Al-Islamiyah, t. Th.,), Juz III, h.
244-245.
15
1. Menutup aurat 2. Tidak terbuat dari emas atau sutera 3. Tidak menyerupai pakaian wanita 4. Bukan merupakan pakaian kebesaran suatu agama b) Hukum berbusana bagi wanita Muslimah 1. Menutup aurat 2. Menetapkan jenis dan model yang ditetapkan Syariat (memakai jilbab) 3. Tidak tembus pandang 4. Tidak menunjukan bentuk dan lekuk tubuh 5. Tidak tabarruj 6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki 7. Bukan merupakan pakaian kebesaran suatu agama 4. Kriteria Busana Muslimah Islam sebagai suatu agama yang sesuai untuk setiap masa dan dapat berkembang di setiap tempat memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada kaum wanita untuk merancang mode pakaian yang sesuai dengan selera masing-masing selama tidak keluar dari keriteria yang sudah ditentukan Syariat. Keriteria tersebut antara lain; a. Menutup seluruh tubuh yang dimaksud sebagai aurat.
16
b. Busana tidak berlebihan dan cenderung menonjolkan kesombongan.
13
Juga tidak
merupakan bagaian untuk dibanggakan atau busana yang menyolok mata, karena Rasullullah SAW bersabda, 14
“Barang siapa yang memakai busana kesombongan (kemegahan) maka Allah akan memalingkan dia dari-Nya.” Imam Syaukani dalam bukunya “Nail al-Authar” mengutip Imam Ibnu Atsir berkata, “Yang dimaksud dengan busana yang menyolok mata (dibanggakan) ialah dalam bentuk penampilan pakaian yang aneh-aneh di tengah orang banyak, karena memiliki warna yang menyolok dan lain dari pada yang lain sehingga dapat merangsang perhatian orang untuk memperhatikannya yang dapat menimbulkan rasa congkak, ketakjuban dan kebanggaan terhadap diri sendiri secara berlebihlebihan.15 c. Busana tidak tipis agar kulit pemakainya tidak tampak dari luar. 16 d. Busana agar longar dan tidak terlalu sempit (ketat), agar tidak menampakkan bentuk tubuh. e. Berbeda dengan pakaian khas pemeluk agama lain. 17 f. Busana tidak menyerupai pakaian pria.18
13
„Abd al-Qádir Manshúr “Buku Pintar Fiqih Wanita” (Jakarta : Dár al-Nashr, 2005), h. 261-
263. 14
Syaikh Abil „Abaas Syihaabuddin Ahmad Ibnu Abi Bakrin “Zawaaidu Ibnu Maajah” (Libanon-Bairut: Daarul Kutubi Al- „Aamaliyati, t.th.,), Jilid I, h. 469 15
Asy-Syaukani “Nail Al-Authar” (Al-Halaby, t. tp., t. th.,), Jilid II, h. 94.
16
Ath-Thabarany “Al-Mu‟jam Ash-Shagir” (Delhi: Al-Anshsari, t. th.,), h.232.
17
Siddiq Hasan “Tafsir Al-Bayan” (Mesir, Bulaq, t. th.,), Jilid 10, h. 223.
18
Imam Ahmad “Al-Musnad” (Mesir, Al-Ma‟arif, t. Th.,) Jilid III, h. 105.
17
g. Busana tidak merupakan bentuk perhiasan kecantikan, firman Allah SWT dalam surah an-Nuur ayat 31:
Dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak Hal ini ditegaskan pula oleh Allah SWT, dalam surah al-Ahzab ayat 33:
Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti kehidupan wanita jahiliyah dahulu. Wanita jahiliyah selalu memakai pakaian yang dapat menampakkan dada, leher dan tangan sampai ke bahu, menampakan tubuh serta rambut guna menggoda kaum pria, kalau mereka berselendang disangkut saja di atas kepala sedangkan ujungnya berjuntai ke belakang.19 Keterangan ini menunjukkan bahwa busana Muslimah adalah tradisi yang dikembangkan Islam yang berdasarkan pesan-pesan keilahian, benar-benar bersifat keagamaan dan sakral. Untuk itu, pelaksaannya harus disertai keikhlasan yang tulus hanya kepada Allah SWT agar tradisi berbusana Muslimah tidak sekedar mengikuti trend atau mode namun lebih dari itu merupakan pengejawatahan keimanan kita kepada Allah SWT.20 h. Tidak disemprotkan parfum yang dapat membangkitkan gairah laki-laki.21 19 20 21
Ash-Shabuni “Shafwat At-Tafasir” (Makkah, t.tp., t.th.,), h. 921. Huzaemah T. Yanggo “Fiqih Perempuan Kontemporer”, h. 30.
Ibrahim bin Fathi bin Abd Al-Muqtadir “Wanita Berjilbab VS Wanita Pesolek” (Jakarta: dar Al-Aqídah, 2007), h, xxxi.
18
i. Sedangkan Pakaian wanita dalam shalat Dalam firman Allah SWT;
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Jumhur ulama sepakat bahwa pakaian yang mencukupi bagi seorang wanita dalam shalat adalah baju kurung yang longgar dan kerudung. B. Jilbab, Khimar dan Hijab 1. Jilbab a. Sejarah Jilbab Di Indonesia Ayat-ayat jilbab dan hijab berbicara dalam konteks budaya masyarakat setempat yang penekanannya kepada persoalan etika, hukum, dan keamanan masyarakat di mana ayat itu diturunkan. Seperti diketahui ayat-ayat hijab, jilbab, dan umumnya yang berbicara tentang kekhususan perempuan, turun antara tahun ke tiga dan ke tujuh Hijriah. Tahun ini adalah tahun-tahun kritis dalam komunitas masyarakat Muslim Madinah. Baru saja terjadi perang Uhud di mana kaum Muslimin menderita kekalahan berarti, lalu disusul dengan berbagai peperangan sporadis lainnya. Situasi masyarakat Madinah berada dalam suasana tidak aman karena perang yang berkepanjangan. Meskipun demikian, tidak berarti penggunaan cadar atau semacamnya sudah dapat ditinggalkan mana kala situasi sudah aman. Jilbab dan
19
semacamnya tetap merupakan ajaran Islam yang perlu di indahkan, setidaknya jilbab akan menjadi ajaran etika dan estetika (tahsiniya). Doktrin Islam sebenarnya bukan pada jilbabnya tapi pada fungsi jilbab itu sendiri untuk menutup aurat, yaitu menutup anggota badan tertentu yang dianggap rawan dan dapat menimbulkan fitnah.22 Arus jilbabisasi di Indonesia menurut antropolog Suzanne April Brenner, merupakan suatu hal yang baru, sangat kompleks dan perlu dilihat sebagai sesuatu yang seratus persen modern. Artinya jilbab di Indonesia tidak dapat dilihat hanya sekedar sebagai usaha untuk membangkitkan kembali norma-norma atau lambang dari tradisi lokal. Menurutnya, jilbabisasi merupakan suatu tanda globalisasi. Dengan berjilbab, cukup jelas si pemakai menolak tradisi lokal dan sekaligus menolak hegemoni Barat. Fenomena jilbabisasi bisa dilihat sebagai arus balik dari arus sekularisasi menjadi lebih mengarah ke Agama.23 Adanya perkembangan pemakaian jilbab di Indonesia di tahun 1980-an dapat dijelaskan melalui dua peristiwa yang saling terkait. Peristiwa yang berlevel internasional maupun nasional. Peristiwa revolusi Iran (1979). Kesuksesan revolusi Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini menggusur pemerintahan Syah Pahlevi menjadi ikon kebangkitan perjuangan umat Islam di tengah-tengah hegemoni Barat.
22
Nasaruddin Umar, Fikih Wanita untuk Semua (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2010) h.
28-39. 23
Karren E Washburn, et al., Perempuan Post Kolonial dan Identitas komoditi Global, cet Ke 5 (Yogyakarta: Kanisius, 2005), h. 111-112.
20
Saat itu media masa banyak menampilkan tentang Iran, termasuk gambar-gambar para perempuan Iran yang mengenakan busana hitam disertai dengan jilbab lebar yang sangat umum sekali ditemukan di Indonesia. Sehingga banya perempuan Muslimah Indonesia meniru model busana dan jilbab tersebut sebagai kesertaan dalam kesuksesan Rovolusi Iran yang dianggap sebagai kebangkitan Islam. 24 Dan di Indonesia sendiri juga bisa disebabkan banyaknya majelis-majelis pengajian yang terus berkembang, baik di tingkat pendidikan formal seperti: sekolah dan madrasah ataupun lembaga informal seperti : Pondok Pesantren dan surau-surau yang ada di Indonesia.25 Pornoaksi dan pornografi yang merajalela menjadi penunjang lahirnya “Hijab Modis” serta wadah gerakan wanita berhijab diberbagai aktivitas yang mana tujuan dari hijab modis guna mengajak para wanita untuk menutup auratnya dengan balutan yang tetap mempertahankan etika dan estetika.26 Setelah maraknya gaya hijab modis, muncul lagi gaya hijab yang lebih sederhana dengan warna dominan. Tepatnya pada tahun 2013 lalu muncul penggemar hijab yang mengatas namakan dirinya sebagai Komunitas Hijab Syar‟i (Jilbaber). Komunitas ini bertujuan untuk menyaingi gerakan hijab sebelumnya yaitu gerakan hijab modis, dengan berpendapat bahwa hijab modis adalah “tidak memenuhi Syariat 24
Alawi Alatas, Revolusi Jilbab : Kasus Pelanggaran Jilbab di SMU Negeri se Jabodetabek tahun 1982-1991, (Jakarta : Al-i‟tishom, 2001), h. 16. 25 Eko Ramadhani Nanto, Skripsi: Jilbaber antara Tradisi dan Perintah Agama (PMH UIN Jakarta, 2014), h. 16. 26 http://media.kompasiana.com/new-media/2013/04/19/jilbab-besar-belum-tentu-syari552604.html. Diakses pada hari Sabtu 03-01-2015, jam 16:27 WIB.
21
Islam”. Karena terlalu mencolok dan justru menjadi pusat perhatian lawan jenis. Dengan seperangkat dalil-dalil Agama mereka menyerang hijab modis dari berbagai sudut, dan mereka sering mengadakan kajian-kajian seputar keilmuan Agama seperti komunitas hijab pada umumnya (hijab modis).27 b. Pengertian Jilbab Pakar Tafsir al-Biqa‟i menyebut beberapa pendapat tentang makna jilbab. Antara lain, baju yang longgar atau kerudung penutup kepala wanita, atau pakaian yang menutupi baju dan kerudung yang dipakainya, atau semua pakaian yang menutupi badan wanita. Kalau yang dimaksud dengang jilbab itu adalah baju, maka ia adalah pakaian yang menutupi tangan dan kakinya; kalau kerudung, maka perintah mengulurkannya adalah menutup rambut dan lehernya. Kalau maknanya adalah pakaian yang menutupi baju, maka perintah mengulurkannya adalah membuatnya longgar sehingga menutupi seluruh badan dan pakaian.28 Thabáthabá‟i memahami kata jilbab dalam arti pakaian yang menutupi seluruh badan atau kerudung yang menutupi kepala dan rambut mereka. Ibn „Ásyúr memahami kata jilbab dalam arti pakaian yang lebih kecil dari jubah tetapi lebih besar dari kerudung atau penutup rambut. Ini diletakkan wanita di atas kepala dan terulur kedua sisi kerudung itu melalui pipi hingga ke seluruh bahu dan belakangnya. Ibn „Ásyúr menambahkan bahwa model jilbab bisa bermacam27
http://media.kompasiana.com/new-media/2013/04/19/jilbab-besar-belum-tentu-syari552604.html. Diakses pada hari Sabtu 03-01-2015, jam 16:27 WIB 28 Al- Biq‟i, Ibrahim Ibn „Umar, “Nazhm ad-Durar fi Tanasub al-Ayat Wa as-Suwar, cet I, Jilid VI, (Beurit : Daar al-Kutub al-„Ilmuyah, 1995) h. 135.
22
macam sesuai perbedaan keadaan. Tetapi tujuan yang dikehendaki ayat ini adalah “... menjadikan mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu. ”29 2. Khimar Khimar menurut bahasa ialah jamak dari " “tutup” "
" yang memiliki arti
" “tudung, tutup kepala wanita”.30
Khimar adalah kain yang digunakan untuk menutup kepala seorang perempuan (kerudung).31 Hanya saja khimar yang digunakan oleh wanita dahulu dibiarkannya tergerai ke belakang punggun.32 Menurut keterangan mufasir, kerudung perempuann di zaman jahiliyah terkulai ke belakang, sedangkan leher terbuka tepatnya bagian dadanya yang sebelah atas. Karena itu Allah memerintahkan menutup leher dan rambut.33 Sedang perintah mengulurkannya dalam surat An-Nur ayat 31 ialah hingga menutupi dada. Batasan jilbab yang harus dikenakan oleh seorang Muslimah dalam hal ini ulama berbeda pendapat. Kata “ ayat 31 "
” yang terkandung dalam surat An-Nur [24] " adalah jamak dari “
” yang berarti hati.34
29
M. Quraish Shihab, “Tafsir Al-Mishbáh”, Jilid 11 (Jakarta : Lentera Hati, 2002), h. 320.
30
Ahmad Warson Munawir “Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia”, h. 397.
31
Syaikh Imam Qurtubi “Tafir Al Qurthubi” (Jakarta : Pustaka azzam, 2008), h. 581
32
M. Quraish Shihab “Jilbab”, 106.
33
Abdul Halim Hasan “Tafsir Al-Ahkam” (Jakarta: Kencana, 2006), h, 541.
34
Ahmad Warson Munawir “Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia” , h. 245.
23
Dan memiliki banyak penafsiran dalam menentapkan batasan kerudung. Mutaqil berkata “ Maksudnya, ke tempat potongan itu.” Jayb adalah saku baju yang bagian atasnya tidak berlubang. Imam Bukhari menyebutkannya dengan sesuatu yang dibuat di bagian dada untuk meletakkan sesuatu (saku).35 3. Hijab Hijab secara etimologis berasal dari kata bahasa Arab dari akar kata verbal hajaba-yahjubu-hajban (hijaaban) yang diterjemahkan “menutup, menyendirikan, menyembunyikan, memasang tirai dan membentuk pemisahan”.36 Sedangkan hijab sebagai kata benda diterjemahkan menjadi “penutup, bungkus, tirai, tabir, layar, sekat dan partisi atau pemisah.”
35
Abdul Aziz Abdullah bin Baz “Fathul Baari”, cet II, (t. t,. t. p., t. th.,), h. 525.
36
Ahmad Warson Munawir “AlMunawwir Kamus Arab-Indonesia”, h. 256.
o
24
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang hijab (tabir). cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah Amat besar (dosanya) di sisi Allah.” (QS Al-Ahzaab [33]: 53) Ayat di atas menunjukan bahwa makna hijab secara komprehensip adalah merujuk pada pembagian yang bernuansa sakral atau suatu pemisah antara dua dunia atau dua ruang yang abadi dan fana, baik dan jahat, terang dan gelap, orang beriman dan inkar, serta orang yang terhormat dan yang biasa. Adapun makna hijab secara khusus adalah suatu yang menghalangi antara dua pihak sehingga salah satu dari ke duanya tidak bisa melihat yang lain secara sempurna. Ini menunjukan bahwa makna hijab bukan berarti pakaian yang dikenakan umat manusia. Karena pakaian dan bagaimanpun jenisnya sekalipun menutup tubuh wanita hingga wajahnya tidak akan menghalangi wanita yang bersangkutan melihat orang yang ada di sekitarnya. Dan sebaliknya, tidak akan menghalangi orang lain melihatnya meskipun dia memakai pakaian warna hitam dari ujung kepala, termasuk wajahnya, hingga ujung kaki. Makna hijab sebagaimana disebutkan firman Allah SWT, “Maka mintalah kamu dari belakang hijab” adalah tabir atau tirai yang ada di rumah Rasulullah SAW
25
yang diturunkan untuk memisahkan antara majelis kaum laki-laki dan majelis kaum wanita. Dari ayat Al-Qur‟an di atas diturunkan kepada istri-istri Nabi namun ini juga berlaku kepada seluruh wanita Muslimah. Dengan turunnya ayat hijab pada masa itu ada beberapa hikmah yang terkandung pada perintah pemasangan hijab bagi mereka itu ada dua; pertama, kaitan dengan banyaknya para sahabat yang silih berganti datang ke rumah-rumah mereka dan hal ini dianggap cukup mengganggu privasi mereka. Kedua, Rasullullah SAW mempunyai rencana untuk mengangkat derajat dan status yang tinggi kepada istri-istrinya pada tingkatan yang superior di kalangan komunitas umat Islam sehingga muncul peraturan yang mengikat kepada mereka; seperti mereka tidak boleh (haram) menikah lagi setelah beliau meninggal dunia, tidak menganggap status dirinya sama dengan wanita Muslimah lainnya, tidak perlu merendah ketika berbicara, pergi keluar jika perlu saja, tidak sembrono dalam berprilaku, dan menghindari prilaku eskibisionis dalam berpakaian. Semua ini untuk melindungi privasi mereka karena mereka diberi gelar terhormat dengan julukan Ummul Mukminin.37 C. Aurat 1. Pengertian Aurat Ditinjau dari sisi leksikal aurat adalah kurang, cela, sesuatu yang dirasakan malu. Dari kata itu timbul kata “Auraa” wanita bukan karena matanya buta sebelah.
37
Mohammad Asmawi, “Islam Sensual (Membedah fenomena Jilbab trendi)”, (Yogyakarta: Darussalam 2013), cet I, h.78-87.
26
Kata aurat berasal dari lafal bahasa Arab, diambil dari wazan „aara = ;‟awira =
dan a‟wira =
.
o „Aara mempunyai arti menutup dan menimbun. Ini memberikan pengertian bahwa aurat adalah sesuatu yang harus ditutupi secara sempurna hingga tidak bisa dilihat oleh siapa pun kecuali dirinya sendiri.38 o „Awira mempunyai arti “hilang perasaan” atau “menjadi buta sebelah matanya.” Pada umumnya kata „awira ini mengandung pengertian yang tidak baik, memalukan dan mengecewakan.39 Jika kata „awira ini yang menjadi sumber kata aurat maka pengertian aurat adalah sesuatu yang bisa bikin malu, mengecewakan dan dipandang tidak baik. o A‟wara mempunyai arti sesuatu yang jika dilihat akan mencemarkan 40 seseorang dan bikin malu atau secara leksikal berarti menampakkan aurat. Jadi definisi aurat jika diambil dari kata a‟wira adalah sebagian anggota tubuh yang harus ditutupi, dijaga dan dipelihara agar tidak menimbulkan rasa malu dan mencemarkan nama baik.41 Dari tiga akar kata di atas bisa ditarik benang kesimpulan bahwa aurat adalah sesuatu yang bisa menimbulkan birahi atau sebagian anggota tubuh yang bisa membangkitkan nafsu syahwat. Dan aurat mempunyai nilai-nilai yang sangat 38
Ibnu Mandzur, “Lisan Arab”, jilidV, h. 3165.
39
Ibnu Mandzur, “Lisan Arab”, jilidV, h. 3164-3167.
40
Ibnu Mandzur, “Lisan Arab”, jilidV, h. 3166.
41
Al-Husainiy, “Kifayat AL-Akhyar” (A- Qahirah: Isa Halaby, t.th.,), Jilid I, h. 92.
27
terhormat yang dibawa oleh sifat dasar malu yang ada pada diri setiap umat manusia agar dijunjung tinggi dengan berupaya menutupinya dan dipelihara secara sempurna. Upaya ini agar tidak “mengganggu” umat manusia lainnya, tidak mencemarkan nama baik dan tidak menimbulkan kemungkaran.42 Sedang menurut istilah aurat adalah bagian tubuh yang tidak patut diperlihatkan kepada orang lain. Dan bagian-bagian itu ada beberapa macam sesuai dengan tempat dan situasi.43 Kata aurat banyak disebut dalam Al-Qur‟an dan Sunnah Rasulullah SAW dalam beberapa ayat yang termuat dalam Al-Qur‟an dijelaskan bahwa kata aurat tidak digunakan terbatas pada anggota tubuh saja. Berikut ini beberapa kutipan ayat yang berkenaan dengan aurat.
o 42 43
Mohammad Asmawi, “Islam Sensual (Membedah fenomena Jilbab trendi), h. 45-49
Dra. H. St. Aminah, “Kunci Wanita Shalihah (Bidang Ibadah)”, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1997), h. 108.
28
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara lakilaki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur [24] :31) Asbabun Nuzul ayat ini menyatakan di dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Asma‟ binti Murtsid pemilik kebun kurma, sering dikunjung wanita-wanita yang bermain-main di kebunnya tanpa berkain panjang sehingga kelihatan gelanggelang kakinya, demikian juga dada dan sanggul-sanggul mereka. Berkatalah Asma‟: “alangkah buruknya (pemandangan) ini”. Turunnya ayat ini (S. 24 : 31) sampai “auratinnisa” berkenaan dengan peristiwa tersebut yang memerintahkan kepada kaum Mu‟minat untuk menutup aurat mereka. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil yang bersumber dari Jabir bin Abdillah. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang wanita membuat kantong perak yang diisi untaian batu-batu
mutu manikam sebagai perhiasan kakinya.
Apabila ia lalu dihadapan orang-orang, ia memukul-mukulkan kakinya ke tanah sehingga dua gelang kakinya bersuara beradu. Maka turunlah kelanjutan ayat ini (S.
29
24 : 31, dari “wala yadlribna bi arjukihinna” sampai akhir ayat yang melarang wanita menggerakan anggota tubuhnya untuk mendapatkan perhatian laki-laki.44 Ayat ini merupakan perintah dari Allah bagi wanita Muslimah dan merupakan penghargaan dari Allah bagi suami mereka serta sebagai perbedaan antara mereka dengan wanita jahiliyah dan prilaku wanita musyrik. Sebab turunnya ayat ini sebagai mana diceritakan oleh Muqatil bin Hayan. Dia berkata. “telah sampai berita kepada kami dan Allah Mahatahu bahwa jabir bin Abdillah al-Anshari telah menceritakan bahwa Asma‟ binti Murtsid tengah berada di tempatnya yaitu di Bani Haritsah. Tibatiba banyak wanita yang menemuinya tanpa menutup aurat dengan rapih sehingga tampaklah gelang-gelang kaki mereka, dada dan kepang
rambutnya. Asma‟
bergumam : „alangkah buruknya hal ini.‟ Maka Allah Ta‟ala menurunkan ayat, „katakanlah kepada wanita yang beriman, „ hendaklah mereka menahan pandangannya‟” dari perkara yang diharamkan Allah untuk melihatnya (aurat), kecuali kepada suami mereka.45 Dan juga ayat ini menjelaskan beberapa katagori laki-laki yang boleh berbaur dan berkumpul dengan wanita dalam ruang privasinya. Dengan demikian wanita itu tidak perlu menyembunyikan bagian tertentu anggota tubuhnya. Kata aurat yang termuat dalam ayat ini berkonotasi organ gentil wanita. Dalam surat yang sama pada ayat 58 disebutkan,
44
Qamaruddin Shaleh, Dahlan, dkk “Asbabun Nuzul Latar belakang historis turunnya AyatAyat Al-Qur‟an”, (Bandung , CV. Diponegoro: 1992), cet-14, h. 356 45
Muhammad Nasib Ar-Rifa‟i “Ibnu Katsir” , (Jakarta , Gema Insani 2000), h. 488.
30
o “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) Yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nuur [24] : 58) Kata aurat dalam ayat ini merujuk pada konsep privasi, ruang dan waktu pribadi, tidak terkait dengan anggota tubuh manusia. Tetapi menjelaskan tiga sesi waktu yang tidak boleh dimasuki sembarangan oleh budak atau anak-anak kecil (yang belum baligh) tanpa terlebih dahulu meminta izin.46 Tiga sesi yang terkandung adalah pertama, sebelum shalat subuh (antara terbit fajar hingga munculnya matahari. Maksudnya dilarang masuk sebelum shalat fajar). Hal itu karena pada saat tersebut manusia tengah tidur dipembaringannya. Kedua, “ketika kamu menanggalkan pakaianmu di tengah hari”, yaitu pada saat
46
kailullah, karena pada saat tersebut
Mohammad Asmawi, “Islam Sensual (Membedah fenomena Jilbab trendi), h. 46
31
biasanya manusia menanggalkan pakaiannya ketika bersama keluarganya. Dan ketiga, “sesudah shalat Isya”, karena pada saat itu waktu untuk tidur.. Dengan demikian, pelayan dan anak-anak dilarang menerobos masuk ke kamar pada tiga kondisi tersebut karena khawatir sang ayah sedang bercampur dengan istrinya, atau melakukan hal semacamnya. Karena itu, Allah Ta‟ala berfirman yang artinya, “itulah tiga aurat bagi kamu”.47 Dalam ayat di atas organ gentil atau aurat disebutkan dua kali, tetapi bukan menggunakan lafal aurat melainkan lafal sau-at. Kata ini ditunjukan pada kedua jenis kelamin, laki-laki dan wanita. Dari beberapa ayat di atas bisa difahami bahwa makna aurat berkaitan erat dengan “kerentanan terhadap gangguan.” 2. Batasan Aurat Wanita Batasan aurat wanita berbeda-beda, perbedaannya tergantung dengan siapa wanita itu berhadapan, yang secara umum dapat diikhtisarkan sebagai berikut: a) Aurat wanita berhadapan dengan Allah (shalat) Mayoritas Ulama berpendapat bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Berpedoman dari surat An-Nuur [24] ayat 31, Dan janganlah menampakan perhiasan (auratnya) kecuali yang bisa terlihat, dan
47
Muhammad Nasib Ar-Rifa‟i “Ibnu Katsir” , h. 522.
32
hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali kepada suami mereka.48 b) Aurat wanita berhadapan dengan muhrimnya, dalam hal ini ulama berbeda pendapat: i) Ulama Syafi‟i dan Hanafi49 berpendapat bahwa aurat wanita berhadapan dengan muhrminya adalah antara pusat dan lutut, sama dengan aurat kaum pria atau aurat wanita berhadapan dengan wanita. ii) Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah berpendapat bahwa aurat wanita berhadapan dengan muhrimnya yang laki-laki adalah seluruh badannya kecuali muka, kepala, leher, dan kedua kakinya.50 Menurut para ulama Hambali, tidak ada perbedaan antara wanita Muslimah dan wanita kafir dalam masalah ini. Artinya baik dihadapan sesama Muslimah maupun di depan wanita kafir, seorang wanita Muslimah boleh saja membuka tubuhnya selain anggota tubuh antara pusat dan lutut. Kebanyakan fuqaha (jumhur) sepakat atas bolehnya memperlihatkan wajah dan telapak tangan kepada selain muhrim.51 Adapun yang dimaksud dengan muhrim adalah: 1) Suami 48
Ibnu Taymiyyah “Kitab Fatáwá Ibnu Taymiyyah Fí Al-Fiqh”, Jilid XXII, h. 109.
49
M. Quraish Shihab “Jilbab Pakaian Wanita Muslimah”, h. 161.
50
Ar-Ramly “Nihayah Al-Muhtaj (Al-Qhahirah: Musthafa halaby, t.th.,), h. 188-189.
51
Dra. H. St. Aminah, “Kunci Wanita Shalihah”, h. 108.
33
2) Ayah 3) Ayah suami 4) Puteranya yang laki-laki 5) Putra suami 6) Saudara atau saudara susuan 7) Putra dari saudara 8) Putra dari saudari 9) Wanita 10) Budaknya 11) Laki-laki yang menyertainya, tapi laki-laki itu tidak mempunyai kebutuhan lagi kepada wanita. 12) Anak kecil yang belum mengetahui aurat wanita 13) Paman (saudara ayah) 14) Paman (saudara ibu) Masalah muhrim ini terdapat dalam Al-Qur‟an surat An-Nuur ayat 31. Aurat anak perempuan yang kecil diperselisihkan juga. Dalam madzhab Hanafi anak yang berumur 4 tahun ke bawah tidak ada auratnya. Siapapun boleh melihat dan memegang seluruh badannya. Selanjutnya setelah meningkat hingga sepuluh tahun, maka auratnya adalah dubur dan kemaluannya serta apa yang ada disekitarnya. Bila telah mencapai usia sepuluh tahun, maka auratnya sama dengan aurat orang dewasa. Pandangan ulama syafi‟i lebih ketat. Anak kecil walau belum
34
menjelang dewasa, yakni belum dikatakan berakal auratnya sama dengan aurat orang dewasa; yang lelaki maupun yang perempuan. c) Aurat wanita berhadapan dengan orang yang bukan muhrimnya: Ulama telah sepakat bahwa selain wajah, kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki dari seluruh badan wanita adalah aurat, tidak halal dibuka apabila berhadapan dengan laki-laki bukan muhrim, berdasarkan firman Allah dalam surat al-Ahzab ayat 59 dan surah an-Nuur ayat 31, juga berdasarkan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Turmudzi yang dishahihkan oleh Ibn Hibban dan Ibn Khuzaimah, bahwa Nabi SAW bersabda:
wanita itu adalah aurat).
Namun ulama berbeda pendapat dalam menentukan wajah, kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki wanita sebagai aurat. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini: Wajah, kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki tidak termasuk aurat, ini adalah pendapat Ats-Tsauri dan Al-muzain, Al-Hanafiah dan Syi‟ah Imamiah menurut riwayat shahih. i) Seluruh badan wanita adalah aurat, ini adalah pendapat Imamn Ahmad dalam salah satu riwayat, pendapat Abu Bakar dan Abdur Rahman dari kalangan Tabi‟in. ii) Hanya wajah saja yang tidak termasuk aurat, ini juga pendapat Imam Ahmad dalam satu riwayat dan pendapat Daud azh-Zhahiri serta sebagian Syi‟ah Zaidiah.52 52
Asy-Syaukani “Nail Al-Authar”, Jilid II, h. 68.
35
iii) Abu Bakar bin Aburrahman bin Al-Harits bin Hisyam berkata, “segala sesuatu yang terdapat pada diri seorang wanita adalah aurat, hingga kuku-kukunya pun demikian,”53 3. Hukum Menutup Aurat dan Memakai Busana Muslimah a. Dalam surah al-Ahzab ayat 35 dan an-Nuur ayat 31, akan dijumpai semuanya berbentuk Amar (perintah) atau Nahyi (larangan) yang menurut Ilmu Ushul fiqih akan dapat memproduk wajib‟aini ta‟abudi, yaitu suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslimah tanpa harus bertanya alasannya. Namun demikian, bila diteliti lebih jauh, kewajiban menutup aurat ini ada hubungannya dengan kewajiban lain yang diperintahkan Allah demi kemaslahatan manusia, seperti: i) Menutup aurat merupakan faktor penunjang dari kewajiban menahan pandangan yang diperintahkanAllah SWT, dalam surah An-Nuur ayat 30 dan 31:
Katakanla kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandngannya”
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya
53
Syaikh Imam Al Qurthubi, “ Tafsir Al-Qurthubi”, Jilid 7, h. 436
36
Sebab-sebab turunnya ayat ini menyatakan di dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Asma‟ binti Murtsid pemilik kebun kurma, sering dikunjung wanita-wanita yang bermain-main di kebunnya tanpa berkain panjang sehingga kelihatan gelang-gelang kakinya, demikian juga dada dan sanggul-sanggul
mereka.
Berkatalah
Asma‟:
“alangkah
buruknya
(pemandangan) ini”. Turunnya ayat ini (S. 24 : 31) sampai “auratinnisa‟” berkenaan dengan peristiwa tersebut yang memerintahkan kepada Kaum Muslimah untuk menutup aurat mereka. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil yang bersumber dari Jabir bin Abdillah. ii) Menutup aurat sebagai faktor penunjang dari larangan berzina sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam surah al-Isra‟ ayat 32:
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. b. Menutup aurat menjadi wajib karena sad adz-dzara‟i, yaitu menutup pimtu kepada dosa yang lebih besar. Oleh karena itu, ulama telah sepakat mengatakan bahwa menutup aurat adalah wajib bagi setiap pribadi wanita dan pria Islam. 54 Khususnya kaum wanita, kewajiban ini diwujudkan dengan mengenakan khimar atau yang dikenal dengan busana Muslimah.
54
Ad-Dimasyqy, “Rahmat Al-Ummah” (Al-Qahirah: Halaby, t.th.,) h. 173.
37
c. Menutup aurat wanita ketika solat Abu Hanifah dan Syafi‟i berpendapat bahwa menutup aurat termaksud kefardhuan shalat. Mereka berkata “Yang dimaksud dalam surat Al-„Araf [7] ayat 31 adalah menutup aurat.” Mereka berhujjah bahwa sebab turun ayat adalah ketika itu ada seorang wanita yang melakukan thawaf sambil telanjang dan berkata
Sekarang telah nampak sebagian atau seluruhnya, apa saja yang nampak darinya tidak aku halalkan. Lalu turunlah ayat tersebut, dan Nabi SAW memberikan perintah agar tidak ada seorang musyrik pun yang melakukan thawaf juga tidak boleh seorang wanita melakukannya sambil telanjang.55 D. Tabarruj 1. Pengertian Tabarruj Kata
tabarrajna dan
tabarruj terambil dari kata
barraja
yaitu nampak dan meninggi. Dari sini kemudian dipahami juga dalam arti kejelasan dan keterbukaan karena demikian itulah keadaan sesuatu yang nampak dan tinggi.56 Sedangkan dalam kamus Al-Munawwir kata
ialah mempertontonkan
hiasan dan kecantikannya pada orang lain.57
55
Muttafaq „Alaihi. HR. Al Bukhari (1622), dan Muslim (1347).
56
M. Quraish Shihab “Tafsir Al-Mishbáh”, Vol XV , h. 264.
57
Ahmad Warson Munawwir “Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia”, h. 76.
38
Tabbaruj adalah wanita yang memperlihatkan kecantikannya sehingga dapat merangsang syahwat laki-laki.58 Juga dapat dikatakan sebagai sebuah tindakan seorang wanita menampakan hal-hal yang seharusnya tertutup di hadapan kaum lelaki yang bukan muhrimnya. Hal-hal tersebut meliputi bagian-bagian dari dirinya yang menawan hati orang lain, kedua lengannya, betisnya, dada, dan lehernya. Menurut Syaikh Al-Maududi, kata “Tabarruj” bila dikaitkan dengan wanita ia memiliki tiga pengertian 1. Menampakkan keelokan wajah dan bagian-bagian tubuh yang membangkitkan birahi, di hadapan kaum lelaki yang bukan muhrimnya. 2. Memamerkan pakaian dan perhiasan yang indah di hadapan kaum lelaki yang bukan muhrimnya. 3. Memamerkan diri dan jalan berlenggak lenggok di hadapan kaum lelaki yang bukan muhrimnya.59 Tabarruj menurut Ibnu Mandzur adalah wanita yang memperlihatkan perhisannya juga kecantikannya untuk laki-laki. Sedang yang dimaksud dengan wanita yang bertabarruj atau tabarrajatil mar‟ah ialah wanita yang menampakkan kecantikannya, lehernya dan wajahnya. Maksudnya disini adalah wanita yang
58
Abi Mansyur Muhammad ibn Ahmad Azhari, Mu‟jamu Tahdzibu al-Lughoti, (Saudi Arabiya: Dar El Marefah 2001), jilid I, h. 351. 59
Al-Maududi, Tafsir Ayat Hijab, (t.t., t. p., t. th.,), h. 13
39
menampakkan perhiasannya, wajahnya, kecantikannya kepada laki-laki dengan maksud untuk membangkitkan nafsu syahwatnya.60 Allah SWT. telah melarang tabarruj jahiliyah di dalam Nash Nya surat AlAhzab ayat 33
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab [33] : 33). Nash di atas secara khusus diturunkan untuk para istri Nabi, namun secara umum nash ini berlaku bagi seluruh wanita Muslimah di dunia. Di dalam surah alAhzab ayat 33 menyatakan larangan bertabarruj secara berlebihan karena merupakan perbuatan wanita dahulu yakni wanita jahiliyah sebelum datangnya agama Islam. Makna At-Tabarruj pada ayat ini adalah terbukanya dan nampaknya perhiasan oleh pandangan mata. Dari kata ini muncul ungkapan Buruuj Musyayyadah, Buruuj As-Samaa‟, Buruuj Al-Aswaar maksudnya adalah tidak memiliki penghalang untuk menutupinya.61
60 61
Ibnu Mandzur, “Lisan Arab”, jilidV, h. 3188 Al Qurthubi “Tafsir Al Qurthubi”, jilid. 8, h. 775
40
Menyangkut firman Allah: ز ْي َنتَهُنَ إالَمَا ظَهَرَ ِمنْهَا ِ َال ُيبْ ِديْن َ َوyang artinya: jangan mereka menampakan perhiasan mereka kecuali apa yang tampak darinya (QS. AnNur : 31). Syahrur menyatakan bahwa hiasan pada dasarnya ada tiga macam: Pertama, dalam bentuk penambahan hal-hal pada sesuatu atau pada tempat sesuatu, mislanya menambahkan hal-hal indah di kamar, seperti lampu-lampu kristal, cat, bisa juga pakaian, sisiran rambut bagi pria dan wanita, dan hiasan-hiasan atau make up bagi wanita. Kedua, hiasan pada tempat sesuatu, seperti membuat tanaman-tanaman indah di kota. Tempat-tempat indah itu dikunjungi orang untuk mereka nikmati. Ketiga, hiasan pada tempat sekaligus pada sesuatu, sebagaimana yang diakibatkan oleh kemajuan IPTEK yang diraih oleh suatu masyarakat.. Dalam konteks wanita, cendekiawan ini berpendapat bahwa hiasan adalah pada tempat sesuatu, maka hiasan wanita adalah seluruh tubuhnya. Namun demikian, hiasan tersebut terbagi dua lagi. Ada hiasan yang jelas, nyata dan ada juga hiasan yang tersembunyi. Hiasan nyata dan jelas menurut Syahrur dari hiasan wanita adalah bagian-bagian badannya yang nampak ketika diciptakan seperti kepala, perut, punggung, kedua kaki, dan kedua tangan. 62 Menurut Ibnu Abbas dan Qatadah berkata “perhiasan yang zahir itu seperti celak, sugi, kaki sampai seperdua betis, boleh perempuan membukanya dalam batasan itu.” Ibnu Athiyah berkata , “Tidak halal 62
M. Quraish Shihab, “Jilbab", h. 178-179
41
perempuan
membukakan
dengan
sengaja
perhiasannya,”
hendaklah
disembunyikannya kecuali perhiasan yang tersebut.63 Hiasan yang tersembunyi adalah yang tidak tampak ketika penciptaan, yakni yang disembunyikan Allah dari sosok wanita. Masih menurut Syahrur adalah apa yang diistilahkan oleh al-Qur‟an dengan juyuub. Bagi wanita, jaib adalah bagian badan yang memiliki dua tingkat yang berlubang. Juyuub pada wanita menurut Syahrur ada banyak, yaitu antara kedua payudra, kemaluan, dua sisi pantat. Bagian itulah yang harus ditutupi wanita Muslimah berdasarkan firman Allah (wal yadribna bi khumurihinna illa juyubihinna).64 Sedangkan pendapat lain menyatakan dari Syaikh Imam Qurthubi mengenai perhiasan yang dimaksud dalam ayat di atas. Perhiasan itu ada dua bagian, yaitu: (1) khalqiyyah (fisik melekat pada diri sesorang) dan (2) muktsabah (dapat diupayakan). Perhiasan khalqiyyah adalah wajah seorang perempuan. Wajah adalah pokok perhiasan, keindahan sebuah penciptaan atau rupa, dan ciri identitas. Sebab pada wajah itu terdapat banyak manfaat dan tanda-tanda untuk dapat melakukan pengenalan.65 Menurut Ibn „Ásyúr yang bersifat melekat adalah wajah, telapak tangan, dan setengah dari kedua lengan.
63
Abdul Halim Hasan “Tafsir Ahkam”, h. 541.
64
M. Quraish Shihab, “Jilbab", h. 180
65
Imam Qurtubi “Tafir Al Qurthubi”, h. 576-579.
42
Pakar hukum dan tafsir Ibnu al-„Arabi, hiasan yang bersifat khilqiyyah adalah sebagian besar jasad perempuan, khususnya wajah, kedua pergelangan tangannya, kedua siku sampai dengan bahu, payudara, kedua betis, dan rambut. Hiasan Kholqiyyah yang dapat ditoleransi hiasan yang bila ditutup mengakibatkan kesulitan bagi wanita, seperti wajah, kedua telapak tangan, dan kedua kaki, lawannya adalah hiasan yang harus disembunyikan/harus ditutup, seperti bagian atas kedua betis, kedua pergelangan, kedua bahu, leher dan bagian atas dada, dan kedua telinga. 66 Sedangkan perhiasan muktsabah adalah sesuatu yang dilakukan oleh seorang perempuan untuk memperbaiki rupa atau penampilannya, misalnya pakaian, perhiasan, celak atau pacar. Sebagaimana firman Allah pada surat Al-A‟raf ayat 31 "
" „pakailah pakaianmu.‟67 Menurut Ibnu „Ásyúr yang diupayakan adalah pakaian yang indah, perhiasan,
celak mata, dan pacar. Al-Qur‟an memang menggunakan kata zinah dalam arti pakaian seperti yang dijelaskan dalam surah al-A‟raf [7] : 31.68 Ibnu al-„Arabi, hiasan yang diupayakan adalah hiasan yang merupakan hal-hal yang lumrah dipakai sebagai hiasan buat perempuan, yakni perhiasan, pakaian indah dan berwarna warni, pacar, celak, siwak, dan sebagainya.
66
M. Quraish Shihab “Tafsir Al-Ahkam”, Jilid VIII, h. 531.
67
Imam Qurtubi “Tafir Al Qurthubi”, h. 579.
68
M. Quraish Shihab “Tafsir Al-Ahkam”, Jilid VIII, h. 531.
43
Ibnu Abbas, Qatadah, Miswar bin Jubair :
celak,
gelang,
pacar
sampai
separuh lengan, anting-anting, cincin, dan lainnya. Semua itu boleh dinampakkan oleh seorang wanita kepada setiap orang yang menemuinya. 69 Sedangkan untuk makna
(orang-orang jahiliyyah yang dahulu)
pada surah an-Nur ayat 60 para ulama berbeda pendapat; 1. Zaman itu adalah zaman ketika dilahirkannya Nabi Ibrahim AS, karena pada waktu itu para wanita terbiasa mengenakan pakaian luar yang terbuat dari
mutiara
(seperti baju besi yang biasa digunakan oleh orang-orang zaman dahulu untuk berperang) lalu mereka berlenggak-lenggog di jalan seakan menawarkan diri mereka kepada kaum laki-laki. 2. Al-Kalbi berpendapat zaman itu berada diantara zaman Nabi Nuh dan zaman Nabi Ibrahim dimana diriwayatkan pakaian luar (seperti jaket atau mantel) yang dikenakan oleh wanita zaman itu terbuat dari mutiara yang sisi kanan dan kirinya sangat polos (tidak terjahit atau tidak menyatu) sedangkan pakaian biasanya sangat tipis hingga tubuh mereka tetap terlihat dengan jelas. 3. Abu Al Abbas Al Mubarrad mengatakan zaman itu juga sering disebut dengan istilah jahiliyatul juhala (zaman jahiliyah orang-orang bodoh). Para wanita di zaman itu tanpa malu-malu memperlihatkan apa yang tidak baik utnuk diperlihatkan, bahkan seorang isteri tidak merasa sungkan untuk duduk bertiga bersama suaminya dan teman laki-lakinya, dimana suaminya hanya mengenakan 69
Imam Qurtubi “Tafir Al Qurthubi”, h. 576-578.
44
pakaian yang menutup bagian bawah tubuhnya dan temannya itu mengenakan pakaian yang menutupi bagian atas tubuhnya, atau sebaliknya. 70 Kata )
( al-jáhiliyyah terambil dari kata (
) jahl yang digunakan al-
Qur‟án untuk menggambarkan suatu kondisi di mana masayarakatnya mengabaikan ajaran-ajaran Ilahi, melakukan hal-hal yang tidak wajar, baik atas dorongan nafsu, kepentingan sementara, maupun kepicikan pandangan. Ayat tersebut mensifati jáhiliyyah tersebut dengan al-úlá. Yakni masa lalu. Bermacam-macam penafsiran tentang masa lalu itu. Ada yang menunjukan masa Nabi Nuh AS, atau sebelum Nabi Ibrahim AS. Agaknya yang lebih tepat adalah menyatakan masa sebelum datangnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad selama masa itu masyarakat mengabaikan tuntunan Ilahi. Berikut pendapat beberapa musafirin dalam memakai kalimat “tabarruj al-Jahiliyah” o Mujaahid ; Tabarruj Jahiliayah menurut Mujaahid adalah wanita yang keluar berjalan diantara para laki-laki.71 o Muqootil ibn Hayyan; Tabarruj jahiliyyah ialah wanita yang melepas kerudung dari atas kepalanya.
70
Al Qurthubi “Tafsir Al Qurthubi”, jilid. 14, h. 4497
71
M. Quraish Shihab “Tafsir Al-Mishbáh”, h. 264.
45
Berdandan atau berhias adalah sesuatu yang boleh dilakukan oleh perempuan demi menjaga kodrat kewanitaannya. Mereka boleh melubangi telinga untuk memakai anting-anting. Para fuqaha menegaskan seorang perempuan dewasa boleh melubangi telinganya untuk memakai anting-anting, atau telinga bayi-bayi perempuan. Praktik semacam ini biasa dilakukan oleh para sahabat Nabi SAW tanpa ada larangan dari beliau. Ibnu al-Qayyim mengatakan, “ Perempuan perlu berhias dan melubangi telinga untuk memasang anting-anting karena suatu kemaslahatan dan hak bagi dirinya.” Perempuan juga diperbolehkan berdandan dengan memakai pakaian sutra dan perhiasan emas. Akan tetapi praktik serupa terlarang bagi laki-laki karena sutra dan emas adalah perhiasan khusus kaum perempuan . Jika seorang perempuan terpaksa harus keluar rumah dia mesti menutup diri dan auratnya. Mujahid mengatakan diantara tingkah laku Jahiliah tersebut adalah seringnya perempuan keluar rumah dan berjalan di tengah-tengah kerumunan lakilaki. Qatadah juga menceritakan perempuan zaman Jahiliah dulu biasa berjalam lenggak-lenggok hingga Allah melarang meraka.72 Di dalam surat An-Nuur [surah ke dua pulu empat] ayat 31 yang berbunyi "
" menjelaskan perintah Allah SWT terhadap kaum
perempuan untuk tidak menampakan perhiasan serta lekak-lekuk tubuhnya kecuali 72
„Abd al-Qadir Manshur, “Buku Pintar Fikih Wanita”, h. 60-61.
46
yang biasa tampak darinya yaitu wajah dan kedua telapak tangannya 73 terhadap orang-orang yang memandangnya, kecuali terhadap orang-orang yang dikecualikan pada kelanjutan ayat di atas. Itu semua disebabkan kekhawatiran akan terjadinya fitnah, selanjutnya Allah SWT mengecualikan perhiasan yang bisa nampak. 2. Tabarruj (Mempercantik diri) dalam pandangan hukum Islam Dalam buku karya Prof. Huzaemah menyatakan bahwa berdasarkan fitrahnya, wanita cenderung suka berhias, hal ini dibolehkan dalam Islam selama dalam berhias (mempercantik diri) tidak untuk menarik perhatian pria dan membangkitkan syahwat atau merangsang. 1. Berhias yang dianjurkan Di antara berhias yang dianjurkan adalah: a. Siwak. Bersiwak mengandung manfaat yang sangat besar, yaitu menjaga kebersihan. Rasulullah SAW bersabda;
.
74
“Andaikata tidak karena aku membenarkan umatku, tentu aku memerintahkan untuk bersiwak bersama setiap shalat.” b. Istinsyaq. Memasukkan air ke dalam hidung yang berarti membersihkan hidung. c. Memotong kuku.
73
Al-Imam Muhammad „Usman „Abdullah Al-Migrani “Tájut Tafásír” (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2009), h. 2107 74
Musya Syaahiyn “Taysiri Shahih Bukhari” (t. T., t. P., t. Th.,) juz I, h. 51.
47
d. Mencuci ruas-ruas jari tangan dan kaki. e. Mencabuti atau mencukur rambut ketiak. f. Mencukur rambut di bawah perut. g. Mencuci pakaian yang kotor. h. Bersisir atau merapihkan rambut. i. Mengecat rambut dengan selain warna hitam. j. Bercelak. k. Mencuci bekas darah haid yang dikerik dengan tulangdan dibasuh dengan kapur barus yang dicampuri dengan air. Seperti Sabda Rasul;
.
75
dari Ummu Qais binti Muhshan, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai darah haid yang mengenai pakaian. Lalu Beliau bersabda, „Basuhlah dengan air dan kapur barus serta keriklah dengan tulang. l. Menggenakan pacar kuku. 2. Berhias Yang Diperbolehkan. a. Menggunakan sutra dan emas b. Mutiara dan berbagai jenis batu-batu permata. c. Pewarna untuk memerahkan pipi dan memutihkan wajah dengan bedak.76 75
Ibnu Khuzaimah “Shahih Ibnu Khuzaimah” (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007), h. 336.
48
3. Berhias yang diharamkan oleh Allah antara lain adalah: a. Mengubah ciptaan Allah: Islam menentang sikap berlebih-lebihan dalam berhias, seperti mengubah ciptaan Allah yang menurut Al-Qur‟an dinilai bahwa mengubah ciptaan Allah sebagai ajakan setan. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa [4] ayat 119 yang artinya: “Sesungguhnya akan kami pengaruhi mereka, sehingga mereka mau merubah ciptan Allah.” b. Melakukan Tato, Menipiskan Alis, Mengikir Gigi dan Mengoprasi Kecantikan. c. Menyambung Rambut d. Menampakan perhiasan atau aurat Dalam Al-Qur‟an surah An-Nur [24] ayat 31 disebutkan:
Dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Pengertian kalimat perhiasan “Zinah” pada ayat tersebut dimaksudkan adalah aurat. Wanita tidak boleh menampakan aurat kecuali pada muhrimnya. Sebagaiman dijelaskan oleh ayat di atas. Ini pun terbatas pada bagian tubuh
76
Haya Binti Mubarok Al-Barik, Ensiklopedi Wanita Muslimah, (terjemahan , Jakarta Pusat: Darul Falah, 1970),h. 163-164.
49
yang berada di atas pusat dan di bawah lutut, kecuali kepada suami tidak ada bagian badan yang wajib ditutup.77 e. An-Namishah. Adalah wanita yang mencukur bulu alis atau mutanammishah, wanita yang meminta orang lain agar mencukurkan alisnya. 78
77
Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA, “Fiqih Perempuam Kontemporer”, h. 12-14.
78
Haya Binti Mubarok Al-Barik, Ensiklopedi Wanita Muslimah,h. 165.
BAB III WORLD MUSLIMAH FOUNDATION A. Background 1. Latar Belakang Wanita sebagai mandat pendidik generasi pewaris harus mampu menciptakan suasana keamanan, ketenangan, stabilitas serta mewariskan kebijakan dan nilai-nilai penting bagi anak-anak mereka. Melihat fungsi wanita sebagai masyarakat sosial, maka untuk alasan tersebut dan banyak lainnya setiap wanita berhak mendapatkan uluran tangan secara valid dan merata untuk dapat meningkatkan kehidupan masyarakat. Dalam meningkatkan sumberdaya1, kaum wanita harus terlepas dari ras budaya yang didalamnya akan ditemui berbagai kendala signifikan yang menghambat proses penting ini. Namun, meskipun demikian kendala tersebut tidak mempengaruhi secara drastis keseimbangan wanita terhadap lapangan pekerjaannya. Terutama wanita Muslimah harus mampu membenahi isu kurangnya perwakilan perempuan di berbagai bidang. Isu-isu ini harus diselesaikan dengan bijaksana dan dengan mata yang menatap ke depan namun kaki berakar kuat di masa sekarang.
1
Sumber Daya Manusia (SDM) potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adatif dan transpormatif yang mempu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
50
51
2. Partisipasi Wanita Tantangan dan kompleksitas kehidupan adalah suatu yang setiap orang pasti hadapi dalam sebuah hubungan. Baik hubungan keluarga, kehidupan profesional maupun masyarakat di Manca Negara. Salah satu inspirasi untuk menerangi dunia dengan panji-panji Islam terletak pada partisipasi wanita saat wanita memainkan peran pentingnya dalam pembentukan masyarakat. Sebuah pepatah menyatakan “wanita adalah sekolah utama (pertama) bagi anak-anaknya”. Jika wanita mampu mencetak anak-anaknya dengan baik, maka akan lahir sebuah bangsa yang makmur dan sejahtera. Oleh karena itu sejumlah fakta mengenai akses pendidikan wanita, wanita yang berada di bawah persentase dan ketimpangan sosial perlu mendapatkan perhatian lebih dari dunia global untuk menciptakan kualits hidup yang diinginkan. Secara global, jumlah anak putus sekolah dari tahun 2008 sebanyak 60 juta menurun menjadi 57 juta anak pada tahun 2011. Tetapi manfaat dari kemajuan ini belum mencapai pada anak-anak di negara-negara Islam terutama di negara-negara yang terkena dampak konflik. Setengah dari mereka adalah anak perempuan.
52
3. Orientasi World Muslimah Foundation menghadirkan sebuah upaya efektif
untuk
memberikan lingkungan yang kondusif serta memfasilitasi sebuah gerakan berkelanjutan yang mengerti kebutuhan perempuan, khususnya di dunia Muslim. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya komunikasi maupun interaksi internasional dan kepedulian kepada perempuan Muslimah dunia untuk memberikan prestasi yang diinginkan. Teknologi
dapat
memfasilitasi
kemajuan
ekonomi
perempuan
untuk
meningkatkan produktivitas. Menciptakan kesempatan baru dan kemudian menjadi sebuah cara untuk mengakses jaringan komunikasi global. Sementara perempuan dapat menyeimbangkan peran utamanya dalam kehidupan keluarga. World Muslimah Foundation percaya ketika wanita yang terlibat dalam pengembangan dan distribusi teknologi mereka akan dapat mengakses dan menggunakan teknologi dengan baik
53
dapat memicu reaksi berantai yang positif dengan hasil universal untuk meningkatkan kualitas kesadaran pengembangan pribadi. Kemampuan interpersonal, hubungan keluarga serta masyarakat.2
B. Identifikasi 1. Tujuan a) Untuk memberikan pendidikan, pemberdayaan dan penghargaan terhadap wanita Muslimah yang ideal dan membangun generasi masa depan yang lebih baik.
2
Diakses pada 10 September 2014 dari ww.worldMuslimah.org/the-background/
54
b) Untuk mempromosikan keharmonisan antar wanita yang memiliki tanggung jawab dalam keluarga, yang merancang, melaksanakan dan mempromosikan kebijakan yang ramah keluarga dengan ilmu teknologi yang mendukung c) Memberikan pengembangan lebih lanjut untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam pekerjaan, termaksud melalui penciptaan lapangan kerja inovatif dalam kewirausahaan yang kreatif seperti UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) untuk busana Muslim dan aksesoris, kesehatan termasuk produk dan jasa halal. 2. Visi dan Misi Visi Menjadi perantara yang ramah tamah dalam komunikasi antar dunia Muslim dan masyarakat secara gelobal. Khususnya di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Dalam rangka menciptakan dunia yang lebih harmonis. Misi Untuk memajukan kompetensi dan karakter perempuan Muslimah di bidang pengembangan diri, orientasi keluarga, kesehatan dan pengawasan, lingkungan, kewirausahaan serta kepedulian sosial. 3 3. Etika World Muslimah Foundation menyajikan kepribadian yang ideal dan komitmen yang memudahkan bagi para pengamat untuk memahami nilai-nilai yang dimiliki oleh World Muslimah Foundation secara representasi.
3
Diakses pada 10 September 2014 dari http://www.worldMuslimah.org/what-is-wmf/
55
Wanita dalam Islam dan kehidupan modern menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual yang diolah dari kajian Al-Qur‟an dan Sunnah untuk merepresentasikan dengan mudah seputar ragam dan karakter, komitmen hidup serta hidup ideal dalam Islam yang dijuluki 3S yakni, Solehah, Cerdas dan Stylish.4
C. Program World Muslimah Foundation 1. Women Appreciation (World Muslimah Award) World Muslimah Award merupakan sebuah ajang penghargaan atas dedikasi, integritas, dan kepedulian wanita Muslimah yang memiliki bakat serta potensi di bidang akademik, olahraga,
sosial dan bidang budaya yang merupakan sebuah
kegiatan kemanusiaan.
4
http://www.worldMuslimah.org/the-value/
56
World Muslimah Award (WMA) didirikan untuk mencari pribadi unggul berprestasi atau mereka yang memiliki pengaruh terhadap orang lain dan memiliki kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan visi, disiplin, gairah dan nurani spiritualitas. Acara ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2011. Pada awalnya hanya terbuka hanya untuk orang Indonesia saja dan pada waktu itu bernama “Muslimah Beauty”. Namun, kemudian dibuka untuk peserta Internasional dan berubah nama menjadi “The World Muslimah Beuaty”. Pada 2013 memutuskan untuk mengubah nama Brand sebagai ”World Muslimah Award” yang disiarkan LIVE di ANTV dan di seluruh dunia melalui TV online streaming. Finalis dan pemenang dari World Muslimah Award akan dinobatkan sebagai Duta Muslimah Dunia. Mereka adalah public figure wanita Muslimah muda berbakat yang telah mendedikasikan sebagian dari hidup mereka untuk nilai-nilai Islam serta penerapan standar hidup moderen. Mereka ada untuk mewujudkan gaya hidup Islami berdasarkan nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh World Muslimah Foundation yang sesuai dengan Syariat. The Annual World Muslimah Award memiliki pendekatan manajerial5 yang khas dalam mempersiapkan bakat profesional melalui seminar dan lokakarya 6 yang
5
Pendekatan Managerial atau lebih umum dengan istilah pendekatan manajemen adalah sebuah pendekatan yang bersifat sistematis, karena pengelolaannya yang teratur dalam melibatkan unsur-unsur yang terpadu didalam proses pembelajaran.
57
disajikan oleh pembicara terkemuka dari Indonesia, Brunei Darrussalam, Bangladesh dan Arab Saudi. Kemampuan spiritual yang diujikan meliputi hafalan Al-Qur‟an, argumen tentang pengembangan pengetahuan, tantangan Islam. Masa depan bagi perempuan Muslimah di dunia pada umumnya, ekonomi Islam dan bagaimana menjadi isteri terbaik dan menjadi seorang ibu dengan cara Islam. 7 Annual Award World Muslimah tidak hanya memberikan penghargaan kepada Muslimah berprestasi tapi juga memberikan semangat sekaligus menggugah kepedulian sesama untuk memberikan perhatian lebih kepada Muslimah Indonesia dan Manca Negara yang masih memerlukan uluran tangan. Mereka adalah kaum Muslimah yang berjuang di tengah konflik dan perpecahan, diskriminasi, kemiskinan, krisis pangan serta bencana alam yang melanda sebagian Negara Muslim. Akibatnya hingga saat ini masih banyak Muslimah yang belum terakses pendidikannya, pekerja keras sebagai tulang punggung keluarga untuk menafkahi putra-putri para syuhada, Muslimah berprestasi tapi belum punya kesempatan untuk berkiprah, Muslimah cacat serta Muslimah pengungsi dan Muslimah Mualaf. Prestasi para finalis WMA yang telah dilakukan selama ini di wilayah masingmasing akan menjadi cahaya inspirasi yang menjadi penyemangat dan motifasi bagi Muslimah lainnya yang terpuruk untuk tetap sabar, tegar sekaligus berlapang dada. 6
adalah suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya. 7 http://www.worldMuslimah.org/womens-appreciation/
58
Ajang penghargaan Muslimah berprestasi WMA (World Muslimah Award) juga merupakan global charity event yang juga merupakan malam kepedulian kemanusiaan yang diinisiasi oleh WMF bekerjasama dengan ACT 8, AL-Azhar Peduli Umat dan Irena Center sebagai komitmen eksistensi bangsa Indonesia sebagai negara berpopulasi Muslim di dunia untuk menggugah kepedulian umat manusia agar dapat berpartisipasi pada penggalangan dana kemanusiaaan peduli Muslimah Indonesia dan Manca Negara. Terutama di negara Rohimia, Somalia, Palestina dan Mesir yang disalurkan kepada yayasan ACT. Serta untuk mendukung pembangunan Mualaf Muslimah atau Mualafah milik Irena Centre pimpinan Ustadzah Irena Handono di kawasan Sentul City Jakarta.9 2. Women Empowerment (HOME C.A.S.H) HOME C.A.S.H merupakan singkatan dari Home Career Assistance and sisterhood hospitaly10 merupakan program yang berorientasi pada pembangunan ekonomi keluarga, melayani wanita Muslimah kurang mampu yang ingin neningkatkan produktivitas mereka, kompetensi dan karakter. Program ini menawarkan model pembangunan rumah karir yang berbasis rencana kewirausahaan, manajemen rumah, orientasi keuangan, solusi IT (Ilmu Teknologi), produk dan merek pengembangan, juga akses pasar.
8
ACT (Aksi Cepat Tangkap) adalah organisasi global profesional berdasarkan filantropi dan kesukarelawaan untuk mencapai peradaban dunia yang lebih baik. 9 https://www.youtube.com/watch?v=sH7A8_IYAOg 10 Bantuan Rumah Karir dan Ikatan Persaudaraan Muslimah.
59
HOME C.A.S.H didirikan untuk menciptakan keharmonisan antara karir dan tanggung jawab keluarga. Termasuk hal-hal yang bersifat praktis dan teknis. Seperti, melaksanakan kebijakan dan layanan yang ramah keluarga. Mislanya, cuti melahirkan, fasilitas perawatan anak perempuan, mengembangkan „work from home‟ (usaha rumahan) sebagai pola usaha untuk seorang ibu. Memastikan keamanan kerja selama cuti melahirkan tanpa mengabaikan peran penting perempuan dalam keluarga mereka. 3. Education (MIRACLE) MIRACLE adalah kepanjangan dari Muslimah Integrated Course on Life Empowerment.11 Program ini digagas untuk memberikan kesempatan penidikan yang unik terhadap gadis Muslimah kurang mampu di usia 12-18. World Muslimah Foundation memberikan dorongan dalam meningkatkan semangat mereka untuk belajar dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Sebuah pelatihan keterampilan hidup diberikan oleh pelatih profesional dalam bidang Bahasa Asing,
Public
Speaking,
keterampilan
menulis,
keterampilan
karya
seni,
kepemimpinan muda, Teknologi Informasi, Pergelaran Karya Seni. Pada tahun 2012 World Muslimah Foundation memberikan fasilitas ziarah ke mekah dan madinah sebagai hadiah khusus untuk anak yatim muda berbakat.
11
Lapangan Pemberdayaan Muslimah Terpadu.
60
MIRACLE menawarkan kesempatan yang dapat mengubah hidup, mendorong perbaikan lebih lanjut dari keterampilan yang dimiliki. 4. Environment (Masjidku Rumahku) Masjidku Rumahku adalah program masjid “makeover” yang didukung oleh pemenang World Muslimah Award dan bertujuan untuk menyelenggarakan “Green and Tidy” sebagai gaya hidup di kalangan umat Islam untuk meningkatkan rasa memiliki dan keanggotaan komunitas dengan menjaga masjid supaya rapih seperti rumah sendiri. Berikut adalah cerita dari proyek makeover Masjidku Rumahku untuk Masjid Baiturrahman, Kuningan Casablanca, Jakarta Selatan. 80 meter dinding di sepanjang gang menuju masjid ditutupi dengan grafiti cabul. World Muslimah Foundation mengkhawatiran situasi tersebut akan mengalihkan perhatian orang-orang yang berjalan ke dan dari masjid. World Muslimah Foundation telah mengundang artis kaligrafi Internasional untuk mendukung program makeover. Dika Restiani (Finalis World Muslimah Award 2011) dibantu dengan Agoes Noegroho yang lebih dikenal sebagai Goes Noeng, seorang kaligrafi terkemuka Indonesia. Telah sepakat memberikan Pro Bono 12 yang
12
Kata Pro Bono Publico berasal dari Bahasa Latin, yang artinya “for the publc good”, untuk kepentingan masyarakat umum. Pro Bono lazim digunakan untuk kegiatan yang bersifat sukarela yang dilakukan oleh beberapa orang tanpa dibayar sama sekali, sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Gerakan ini bukan hanya sekedar bersukarela dengan kemampuan seadanya untuk membantu masyarakat, tapi juga terdapat orang-orang dengan keahlian-keahlian profesional tertentu.
61
akan mengubah dinding yang rusak dengan grafiti cabul menjadi dinding yang dihiasi dengan kaligrafi Zikrullah (Asmaul Husna). D. Mekanisme Final World Muslimah Award Final 3rd Anual Award World Muslimah yang Berdurasi selama 2:25:34 telah diselenggarakan pada hari Rabu 19 September 2013 bertepat di Balai Sarbini, Plaza Semanggi. Penobatan Muslimah berprestasi atau yang disebut dengan World Muslimah Award memiliki serangkaian acara yang sebagai berikut. 1. Pra Acara Pra Acara sebagai pembuka 3rd Anual Awward Wolrd Muslimah dimulai dengan pengenalan latar belakang WMF oleh Nina Septiani sebagai Finalis WMA tahun 2012 melalu video yang ditampilkan dalam layar lebar. 2. Opening a. Lantunan Asma‟ul Husna oleh para talent. b. Pengenalan 20 Finalis WMA.13 Nama-nama ke 20 finalis WMA
sebagai
berikut; NO 1
NEGARA
NAMA
Brunai
Dayangku Rabiatul Adawiyah Binti Pangiran H.
Darussalam
Bolkiah
Dengan keahlian tersebut, maka gerakan ini bisa berkembang sesuai dengan spesifikasinya tertentu, misalnya designer, arsitek, dokter dan advokat. 13 Para finalis berjalan dari belakang panggung ke hadapan para dewan juri dengan membawa bendera negara masing-masing dan diletakkannya di atas meja di ujung stage yang telah disediakan
62
2
Indonesia
Maulina Sukmawatie Budiharjo
3
Indonesia
Putri Virgina Yusuf
4
Indonesia
Nadi Chairunnisa
5
Nigeria
Aisha Aderonke Adeshina
6
Indonesia
Evawani Elfiza
7
Indonesia
Noor Aspasia
8
Indonesia
Nurmaulidia
9
Indonesia
Febrina Nurvianti
10
Indonesia
Putri Puspita Wardhani
11
Indonesia
Hidayaturahmi
12
Indonesia
Santi Handayani
13
Indonesia
Nia Budi Kurniawati
14
Bangladesh
Naznin Sultan Liza
15
Malaysia
Nurul Husna Husna Zaenal Abidin
16
Indonesia
Ananda Suci Munggaran
17
Indonesia
Anggi Maisarah
18
Indonesia
Balqis Faradiba
19
Iran
Masumeh Ibrahimi
20
Nigeria
Obabiyi Aisha Ajibola
63
3. Substansi Acara a. Introduction Pembukaan serta pengenalan 3rd Annual Award World Muslimah sebagai salah satu program WMF dibawakan oleh Dewi Sandra dan Arie K. Untung selaku pembawa acara atau MC pada ajang tersebut. b. Katagori Juri Untuk mencari figur ideal diantara yang terbaik dari 20 finalis terbaik terpilih dilakukan banyak penyaringan dan penjurian yang dilalui. Tiga katagori juri yang telah hadir yakni; pertama, juri utama. Kedua, juri pengamat. Ketiga, juri kehormatan i) Juri Utama 1. Inneke Koesherawati dari Indonesia Merupakan seorang Brand Ambassador Wardah Kosmetik, pesinetron serta pekerja seni yang telah menjadi inspirasi jutaan wanita Indonesia melalui kepribadian serta gaya hidup halah yang diusungnya. 2. Puan Jameeya Syarif dari Malaysia. Seorang pakar pendidikan usia dini, aktifis pemberdaya perempuan di malaysia, pembicara seputar remaja dan anak tingkat Internasional.
64
3. Sandrina Malakiano dari Indonesia. Seorang mantan pembawa berita, wakil CEO politik pemasaran perusahaan konsultan. 4. Farhana Ahmed dari Bangladesh. Merupakan seorang pengusaha konsultan sosial bidang perilaku manusia, motifasi dan bidang pengambilan keputusan serta guru pengajar di berbagai sekolah di Bangladesh. ii) Juri Pengamat 1. Fareed Ahmad dari Arab Saudi. Seorang konsultan bisnis yang telah berpengalaman lebih dari 25 tahun dibidang jasa pelayanan penerbangan Coustemer Services
serta Brand
Image Management. 2. Dr. Cholil Nafis dari Indonesia. Cendikiawan Muslim. 3. Baron Rautak dari Brunai Darussalam. iii) Juri Kehormatan Selain juri utama dan juri pengamat, penyaringan tahap terakhir dilakukan oleh juri kehormatan yang terdiri dari 100 anak yatim piatu serta penghafal Al-Qur‟an dari Ciater Kabupaten Subang Jawa Barat.
65
Selain tiga katagori juri yang hadir terdapat juga tokoh-tokoh lainnya seperti Menteri Agama Surya Darma Ali, ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) KH. Ma‟ruf Amin dan perwakilan MUI Cholil Ridwan. a. Babak Penyisihan 1. Sekmen Pertama Pada sekmen pertama ini adalah performance para finalis WMA 2013 dalam pembacaan ayat Suci Al-Qur‟an Surat Al-Anbiya ayat 106109. Setelah pelantunan ayat Suci Al-Qur‟an selanjutnya adalah penyisihan 20 finalis menjadi 10 finalis. 10 finalis terpilih adalah melalui penilaian para dewan juri dan selain penilaian malam final. Proses penilaian terhadap kepribadian, talenta dan kemampuan juga telah diberikan oleh pada instruktur pada masa karantina. Antara lain, tim sejahtera muda terpimpin, tim ahli dari World Muslimah Foundation serta para pembicara selama masa karantina.10 finalis terpilih adalah; NO
NEGARA
NAMA
1
Indonesia
Anggi Maesarah
2
Malaysia
Nurul Husna Husna Zaenal Arifin
66
3
Brunai Darussalam
Dayangku
Rabiatul
Adawiyah.
Binti H. Bolkiah 4
Indonesia
Noor Aspasia
5
Indonesia
Evawani Efliza
6
Indonesia
Hidayaturahmi
7
Iran
Masumeh Ibrahimi
8
Indonesia
Putri Virgina Yusuf
9
Nigeria
Obabiyi Aisha Ajibola
10
Indonesia
Febrina Nurvianti
2. Sekmen ke-dua Sekmen ini adalah sekmen Smart. Lima peserta pertama diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari dewan juri dengan durasi waktu 30 menit untuk menjawab pertayaan. 1. Ineke Koesherawati
Anggi Maesarah (Indoesia)
IK : “Sebagai seorang wanita Muslimah mana yang lebih penting, menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir. Bagaiaman pendapat anda?” AM : “Akan menjadi lebih penting bagi seorang wanita Muslimah untuk menjadi ibu rumah tangga untuk menjaga anaknya dan untuk menjaga bangsa.”
67
2. Puan Jameea Syarif
Rabiatul
Adawiyah
(Brunai
Darussalam) PJS : “Sebagai seorang Muslimah, anda akan menjadi seorang anak yang unggul, lalu kontribusi apa yang akan anda berikan kepada masyarakat di sekeliling anda sehingga anda dapat memberikan bantuan kepada mereka?” RA
: “Menjadi seorang Muslimah memiliki banyak tanggung
jawab. Dari segi memperbaiki diri sendiri lebih dulu, dari perkara yang kecil hingg perkara yang besar.” 3. Farhana Ahmed FA
Evawani Elfiza (Indonesia)
: “Sebagai seorang Muslimah yang menjadi bagian dari
komunitas yang besar serta luasnya pengalaman, apa yang anda lakukan untuk menjadi Muslimah yang baik?” EE
: “Sebagai seorang Muslimah yang menjadi bagian dari
komunitas yang besar. Hal pertama yang akan dilakukan adalah mengintropeksi diri sebagai seorang figur Muslimah. Jika ternyata didapati bahwa saya bukanlah seorang yang baik maka sama halnya saya seperti kebanyakan orang lainnya maka tak pantas menjadi seorang figur Muslimah.” 4. Sandrina Malakiano SM
Nurul Husna (Malaysia)
: “Banyak pihak menganggap bahwa dalam Islam perempuan
ditempatkan sebagai warga negara kelas dua, kurang terhormat
68
karena merasa percaya bahwa atau percaya laki-laki lebih superior. Dan menurut anda, seorang Muslimah yang kaffah itu seperti apa?” NH
: “Muslimah dari sisi sebenarnya adalah wanita yang tidak
hanya cantik luarnya saja tapi juga hatinya. Contohnya, walaupun tidak pernah meninggalkan solat lima waktu tapi kalau tidak hormat terhadap suami maka bukanlah seorang Muslimah yang kaffah.” 5. Inneke Koesherawati IK
Noor Aspasia (Indonesia)
: “Bagaimana menurut kamu mengenai “Emansipasi Wanita”
khususnya di Indonesia !” NA
: “Emansipasi Wanita khususnya di Indonesia terlalu berkiblat
ke arah barat dimana wanita dituntut untuk bekerja sedangkan berdasarkan Islam lebih baik seorang wanita mengurus pekerjaan rumah tangga karena yang menjadi penanggung utama, pengasuh utama bagi seorang anak yang merupakan generasi atau investasi utama negara ialah seorang Ibu.” 6. Puan Jameea Syarif
Obabiyi Aisha Ajibola (Nigeria)
PJS : “Sebagai seorang Muslimah, anda akan menjadi ibu dari anak-anak yang akan anda lahirkan. Dan apa yang akan anda lakukan kepada anak-anak anda untuk menjadi generasi selanjutnya?” OAA : “Insya Allah sebagai seorang Muslimah saya ingin mendidik anak-anak saya dengan menyekolahkan mereka ke sekolah tahfidz
69
Qur‟an. Agar mereka tumbuh sebagai generasi penghafal Al-Qur‟an yang akan membawa agama Allah dan Rasul-Nya. 7. Farhana Ahmed FA
: “Jika
Putri Virgina Yusuf (Indonesia) anda
mendapatkan mahkota World Mulimah.
Kontribusi apa yang akan anda berikan kepada negara anda sebagai seorang Muslimah ?” PVY :
“Jika
saya
memenangkan
ajang
ini.
Saya
ingin
mengekspresikan diri dengan busana hijab yang syar‟i dan ingin menjadi inspirasi kepada wanita yang berhijab di luar sana bahwa meskipun berhijab namun tetap bisa berekspresi dan berprestasi tentunya. 8. Sandrina Malakiano SM
Masumeh Ibrahimi
: “Masalah tekhnologi globalisasi (internet) sudah mendarah
daging dalam kehidupan sehari-hari. Disisi lain dampak negatif dari tekhnologi globalisasi terlalu mengekspos pornografi. Di masa mendatang, bagaimana melindungi anak anda dari kejahatan tekhnologi globalisasi (internet). MI
: “Terkait dengan pertanyaan, Al-Qur‟an adalah segalanya.
Saya akan membesarkan anak-anak saya dengan menamkan AlQur‟an dan Sunnah dalam diri mereka seperti yang sudah diatur dalam agama Islam. Karena jikalau Al-Qur‟an dan Sunnah sudah
70
tertanam di dalam diri anak-anak, tekhnologi seburuk apapun tidak akan mempengaruhinya. 9. Inneke Koesherawati
Hidayaturahmi
: “Seandainya anda menjalani karir di negara mayoritas mon
IK
Muslim. Sebagai Muslimah apa yang anda lakukan untuk membuktikan bahwa Islam adalah agama Rahmatan lil‟Alamin?” HR
: “Pertama-tama saya akan memperbaiki diri saya terlebih
dahulu sebagai contoh untuk para non Muslim yang berada di tempat saya tinggal. Karena sebuah contoh akan terlihat ketika sudah kita lakukan dan dimulai dari diri sendiri. 10. Puan Jamea Syarif
Febrina Nurviati
PJS : “Seperti apa yang dikatakan oleh Ibu Sandrina mengenai akibat dari teknologi informatika (internet) yang membahayakan bagi generasi muda. Lalu kamu sebagai seorang Muslimah, apa rencana kamu kedepan untuk tangguh dalam menghadapi gangguan isu sosial? FN
: “Dengan adanya media sosial saya ingin mengajarkan kepada
anak saya
nanti
berdasarkan Al-Qur‟an. Karena
Al-Qur‟an
merupakan petunjuk dari Allah dan satu-satunya sumber ilmu adalah Al-Qur‟an. Usai seluruh peserta menjalani sekmen smart pengeliminasian lima peserta dan pemilihan lima finalis yang akan maju ke babak
71
selanjutnya berdasarkan penilaian yang telah dilakukan pada sekmen ini. Mereka adalah; NO
NEGARA
NAMA
1
Indonesia
Putri Virgina Yusuf
2
Indonesia
Evawani Elfiza
3
Iran
Masumeh Ibrahimi
4
Nigeria
Obabiyi Aisha Ajibola
5
Indonesia
Noor Aspasia
3. Sekmen ke tiga World Muslimah menyiapkan enam katagori wacana yang harus dipilih salah satunya oleh masing-masing peserta yang selanjutnya dipresentasikan. Keenam wacana tersebut adalah; 1. Islamic Fashion 2. Islamic Finance 3. Halal Food 4. Islamic Funding 5. Islamic Fundamental Education 6. Islamic Festive Tourism Setiap peserta masing-masing berhak memilih satu katagori. 1. Putri Virgina Yusuf
Fashion
72
MC : “Bagaimana pandangan anda mengenai fashion Islami. Apakah sebuah ekspresi, kewajiban atau sebuah budaya?” PVY :“Islamic Fashion adalah fashion Islami yang tidak hanya menutupi aurat namun juga menutupi lekuk tubuh. Lalu pakainnya pun juga harus syar‟i sesuai dengan syari‟at Islam sehingga ketika lelaki memandang seorang wanita yang telah pakaian syar‟i maka tidak menimbulkan syahwat baginya.” 2. Evawani Elfiza
Fundamental Education
MC : “Apa yang paling penting dari pendidikan, yang berbasis keimanan atau kerohanian?” EE
: “Pertama-tama yang kita semua yakini bahwasannya adalah
wanita sebagai pendidik utama dan pendidik dasar terbaik bagi generasi masa depan. Jadi saya percaya bahwa pendidik dasar terbaik adalah seorang wanita. Bahwasannya “Wanita sebagai Madrasatul „Ula” mereka memiliki karakter pengasih dan penyayang yang beriman kepada Allah, menghormati kedua orang tua dan keluarganya dan juga sebagai seorang saudara, teman yang baik dalam masyarakat. Dan saya percaya wanita yang memiliki karakter seperti yang disebutkan di atas akan merawat serta mendidik anakanaknya dengan sangat baik. Juga wanita yang memiliki hubungan baik terhadap masyarakat.”
73
3. Masumeh Ibrahimi
Finance
MC : “Jelaskan bagaimana dan mengapa keuangan syariah penting bagi kita?” MI
: “Pertama-tama saya percaya bahwa pemerintahan akan
memfasilitasi pembiyayan syariah di negara Islam. Berkaitan dengan pertanyaan di atas, hidup halal dan memakan-makanan halal sesungguhnya adalah untuk membentuk keluarga Islam atau keluarga yang Islami. Bahwa jika kita memakan makanan yang tidak halal kita akan mendapatkan sebuah konsekuensi yang tidak baik di dunia maupun di akhirat. Itulah mengapa keuangan syariah sangat penting bagi keluarga Muslim.” 4. Obabiyi Aishah Ajibola
Food
MC : “Apa pentingnya Rizki atau makanan yang halal bagi Islam?” OAA : “Puji Syukur kepada Allah Azza Wa Jalla. Berpedoman pada Al-Qur‟an mengenai makanan yang halal sebagai rizki yang halal. Allah yang maha perkasa bertitah untuk mematuhi akan apa yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan. Sebagai contoh, khususnya pada katagori hewan yang hidup di dua alam yaitu kodok. Karena makanan yang sehat terdapat pada makanan yang halal sehingga dengan makanan yang halal Allah ingin memurnikan diri manusia.” 5. Noor Aspasia
Islamic Festive Tourism
74
MC : “Deskripsikan festival pariwisata Islami pada negara yang memiliki potensial!” NA
: “Islam mengajarkan untuk mencintai wisata karena Allah
menciptakan berbagai macam alam yang lebih menarik unutuk bagaimana cara kita mencintai. Saya menyebutnya dengan “3C”. Yang pertama adalah carring, kedua contribution dan coordination dan yang ketiga adalah controlling. 1) Carring : memasukkan salah satu karakter solehah di mana yaitu empati. Cara kita meningkatkan kepedulian. 2) Contribution dan coordination : bagaimana cara kita berkoordinasi yaitu cara kita menyatukan antara satuan sama lain dan bagaimana cara kita berkontribusi bukan hanya sekedar berempati 3) Controlling : ini sesuatu yang kadang lupa oleh sebagian orang yaitu bagaimana cara sustainibilitas. Bukan satu tahun bersama World Muslimah Foundation tapi bagaimana kita menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikan dalam kebiasaan sehari-hari. 4. Epilog Acara Epilog Acara merupakan acara penutup yang disajikan dalam babak final sebagai babak akhir dari serangkaian acara yang telah berlangsung. Dalam babak ini akan ditentukan satu dari kelima finalis tersisa sebagai Goodwill Ambassador World
75
Muslimah Foundation.Selain Goodwill Ambassador yang terpilih juga ada enam gelar khusus yang akan diberikan kepada dua puluh finalis lainnya. Enam gelar khusus antara lain; 1. The Best Al-Qur’an Recitation 2. The World Netizen14 3. The Most Talented 4. The Most Inspiring Video 5. The Most Favoritei 6. Runner Up II World Muslimah 2013 Seluruh penilaian gelar spesial katagori kecuali katagori online poling diperoleh dari akumulasi nilai sejak audisi online sebesar 10%, profil dalam video dokumenter 20%, masa karantina spiritualitas 30%, masa karantina pengembangan diri dan life skill 20%, serta penampilan keseluruhan pada malam final 3rd Annual Aworld World Muslimah 2013. Katagori pertama, The Most Inspiring Video diraih oleh Aisha Aderonke Adeshina (Nigeria). Katagori Most Talented diraih oleh Nurmaulidia (Indonesia). 14
Netizen adalah gabungan dari dua kata yakni Net (internet) dan citizen (warga). Sebuah istilah bagi seseorang yang sering berinteraksi dan menyuarakan aspirasinya melalui media online. Pada dasarnya para netizen memiliki tiga aktifitas utama. Berkomunikasi adalah aktivitas utama dari mereka yang haus akan interaksi virtual. Meida yang digunakan bisa berupa blog, website, email, chat, skyp, facebook dan twitter. Menyuarakan pendapat merupakan salah satu aktifitas dari para netizen ini. Bebas menyampaikan aspirasi secara objektif terhadap suatu pristiwa yang berkembang di masyarakat.
76
Katagori Best Al-Qur’an Recitation diraih oleh Dayangku Rabiatul Adawiyah binti Pangiran H. Bolkiah (Brunai Darussalam). Katagori Nitizen Muslimah diraih oleh Nurul Husna Husna Zainal Abidin (Malaysia). Penilaian katagori Nitizen berdasarkan keikutsertaan 50%, followers dan friends twitter plus facebook 30%, posting positif tentang hashtag mentari World Muslimah 20%. Pengamatan ini dari Ibu Ripy Mangkoesobroto Chief Human Resources Officer PT. Indosat. Katagori Runner Up II diraih oleh Evawani Efliza (Indonesia). Katagori Favorite diraih oleh Febriani Nurvianti (Indonesia). Dua finalis lain yang akan dinobatkan salah satu diantaranya sebagai Goodwill Ambassador World Muslimah Award mereka adalah 1. Noor Aspasia (Indonesia) 2. Obabiyi Aishah Ajibola (Nigeria) Pada tahapan ini penentuan Goodwill Ambassador dilakukan melalui poling yang dilakukan 100 anak yatim yang telah hadir sebagai juri footlock atau yang dikenal dengan juri kehormatan.
77
NAMA
Noor Aspasia
Obabiyi Aisyah Ajibola
SCORE
35
65
Dari sekian panjangnya perjalanan dan rangkaian penyeleksian yang cukup ketat dalam penobatan Goodwill Ambassadoe World Muslimah. Berdasarkan tahap akhir prosedur penyeleksian yang telah dijalani score tertinggi yang diberikan oleh juri footlock maka Obabiyi Aisyah Ajibola dinobatkan sebagai Goodwill Ambassador World Muslimah.15 E. Struktur Organisasi Struktur Organisasi World Muslimah Foundation 2013 Founder
: Hj. Eka Triyatna Shanti Hj. Silvia Djarjis Husman Hj. Ningrum Maurice Hj. Maryanie Hj. Oviyati Sobriyah
15
https://www.youtube.com/watch?v=sH7A8_IYAOg
78
Dewan Penasehat
: Drs. H. Ahyudin Hj. Silvia Djarjis Husman H. Boby Heriwibowo
Dewan Management
: Hj. Eka Triyatna Shanti
Dewan Pengawasan
: Hj. Oviyati Sobriyah Hj. Istiko Jakariyah Hj. Maya Hayati
Sekretaris
: Hj. Meini Salim Betna
Bendahara
: Heriyana Herman Ade J
BAB IV Analisis Ajang Annual Award World Muslimah Dalam penyelenggaraannya 3rd Annual Award World Muslimah, tidak terlepas dari penampilan yang menjadi sorotan dan perbincangan menarik bahkan menjadi trending topic. Dalam bab ini peneliti mencoba untuk menganalisis serta membandingkannya dengan beberapa ajang kontes kecantikan lainnya dari segi penampilan busan dan tabarruj serta legalitas event yang terdapat di dalamnya. A. Busana Muslimah Melihat perkembangan mode dan ragam busana Muslimah telah menajadikan wanita Muslimah abad modern lebih memilih untuk berpenampilan dengan menggunakan busana tertutup (busana Muslimah). Sebelum maraknya perkembangan busana Muslimah, seorang wanita lebih memilih meninggalkan khimar demi sebuah pekerjaan yang menjadi penopang hidup. Namun kini dengan perkembangan busana Muslimah yang cukup drastis menjadikan mereka memilih untuk konsisten mengenakan busana Muslimah meskipun harus kehilangan pekerjaan. Fenomena tersebut telah melahirkan ratusan bahkan mungkin ribuan wanita Muslimah dunia dengan pakaian Muslimah untuk terjun ke dunia karir bahkan mereka cenderung menciptakan komunitas-komunitas tertentu yang menegaskan “bahwasannya berhijab bukan suatu halangan untuk dapat berkarir”. Namun demikian juga banyak ditemuinya busana Muslimah hari ini tidak mencerminkan busana Muslimah 79
80
sesungguhnya atau tidak sesuai dengan ketentuan Syariat Islam. Terlebih pada ajang Annual Award World Muslimah yang disaksikan oleh dunia mengharuskan wanitawanita yang berada di atas panggung melindungi atau menutupi auratnya dengan sempurna. Oleh karena itu diperlukannya pengkajian lebih mendalam mengenai busana pada ajang Annual Award World Muslimah. Jika diamati, Busana yang dikenakan pada
peserta Annual Award World
Muslimah didapatkan kesimpulan sebagai berikut; 1. Busana menutupi seluruh tubuh yang seharusnya ditutupi sebagai aurat. 2. Warna busana selalu disetarakan untuk menciptakan nuansa sederhana agar tidak berlomba-lomba mengenakan busana yang berlebihan dengan warna mencolok sehingga bukanlah busana kesombongan yang ingin dipertontonkan. 3. Busana yang dikenakan tidak menampakan kulit artinya tidak tipis dan tidak carang. 4. Busana yang dikenakan longgar, tidak ketat, tidak membentuk lekuk-lekuk tubuh. 5. Busana yang dikenakan bukanlah busana milik pemeluk agama lain yang menjadi busana kebesaran suatu agama. 6. Tidak menyerupai busana laki-laki 7. Busana tidak memperlihatkan perhiasan yang tidak seharusnya diperlihatkan. Bukan busana kekurangan bahan yang dinilai indah, trendi dan populer atau busana yang dapat mempercantik diri dengan meninggalkan unsur moral di dalamnya,
81
melainkan busana yang menyeimbangkan antara pakaian keindahan dan pakaian takwa. Penekanan fungsi pakaian sebagai pakaian takwa sering membuat pemakai pakaian mengabaikan unsur keindahan dalam berpakaian. Juga sebaliknya mengutamakan unsur keindahan pada pakaian sering membuat pemakainya lalai akan unsur ketakwaan. Padahal apabila unsur takwa dan keindahan berjalan berdampingan akan menjadi busana yang sempurna. Seperti kriteria busana Muslimah yang sudah ditentukan oleh Syariat yang di dalamnya terkandung takwa dan indah. Adapun kriterianya sebagai berikut; 1. Menutup Aurat. 2. Busana tidak berlebihan dan cenderung menonjolkan kesombongan. 3. Busana tidak tipis. 4. Busana longgar. 5. Berbeda dengan pakaian khas agama lain. 6. Busana tidak menyerupai pakaian pria. 7. Busana tidak merupakan bentuk perhiasan kecantikan yang menampakan aurat. 8. Tidak disemprotkan parfum. Jika berbicara mengenai busana wanita muslimah maka tidak terlepas dari jilbab yang menjadi satu dari bagian busana. Berdasarkan pengertian jilbab yang telah ditafsirkan oleh para ulama sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya menurut pakar tafsir al-Biqa‟i bahwa yang dinamakan jilbab bisa jadi
82
adalah sebuah baju longgar atau kerudung penutup kepala atau pakaian yang menutupi baju dan kerudung yang dipakainya, atau semua pakaian yang menutupi badan wanita. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Siti Saudah (isteri Rasulullah) keluar rumah untuk sesuatu keperluan setelah diturunkannya ayat hijab. Ia adalah seorang tinggi besar sehingga mudah dikenala orang. Pada waktu itu Umar melihatnya dan ia berkata: “Hai Saudah. Demi Allah, bagaimana pun kami akan dapat mengenalmu. Karenanya cobalah pikir mengapa engkau keluar?”. Dengan tergesah-gesah ia pulang dan di saat itu Rasulullah berada di rumah Aisyah sedang memegang tulang waktu makan. Ketika masuk ia berkata: “Ya Rasulullah, aku keluar untuk suatu keperluan dan „Umar menegurku (karena masih mengenalku)”. Karena peristiwa itulah turun ayat ini (S. 33:59) kepada Rasulullah SAW. di saat tulang itu masih berada di tangannya. Maka bersabdalah Rasulullah: “Sesungguhnya Allah telah mengizinkan kau keluar untuk suatu keperluan”. (diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari „Aisyah). Dan dalam riwayat yang lainnya dikemukakan bahwa ister-isteri Rasulullah pernah keluar malam untuk qadla hajat (buang air). Pada waktu itu kaum munafiqin mengganggu mereka dan menyakiti. Hal ini diadukan kepada Rasululluah SAW., sehingga Rasul menegur kaum munafiqin. Mereka menjawab: “kami hanya mengganggu hamba sahaya”. Turunnya ayat ini (S.33:59) sebagai perintah untuk berpakaian tertutup agar berbeda dari hamba sahaya. (diriwayatkan oleh Ibnu Sa‟d di
83
dalam at-Thabaqat yang bersumber dari Abi Malik. Diriwayatkan pula oleh Ibu Sa‟d yang bersumber dari Hasan dan Muhammad bin Ka‟b al-Quradli).1 Dari makna yang terkandung dalam surat Al-Ahzab 59 atas perintah mengulurkan jilbab adalah ke seluruh tubuh. Jilbab menurut al-Biqa‟i adalah penutup kepala atau yang dikenal khimar dalam surat An-Nur ayat 31 maka kewajiban menutupinya adalah wajah dan leher. Kalau yang dimaksud baju maka ia adalah yang menutupi tangan dan kakinya. Kalau maknanya pakaian yang menutupi baju maka kewajiban mengulurkannya adalah menjadikan baju tersebut longgar sehingga tidak membentuk lekukan tubuh wanita. Berkaitan dengan surat An-Nur ayat 31 atas perintah mengulurkan khimar atau kerudung hingga ke dada dan melihat fungsi dari jilbab itu sendiri yang terkandung dalam asbabun nuzul surat Al-Ahzab 59 adalah sebagai identitas atau pembeda antara wanita merdeka dengan budak dan wanita Muslimah dengan non Muslimah. Bahwa apabila sesuatu yang menjadikan adanya kewajiban untuk ditutupi yaitu bagian dada wanita agar tidak tampak membentuk karena sudah tertutupi oleh baju yang longgar atau adapun selendang yang menghiasi sehingga tidak terlihat atau tidak nampak apa yang diwajibkan untuk ditutup. Maka gugurlah kewajiban mengulurkan kerudung hingga dada atau boleh menggunakan kerudung hingga leher selama bagian dada sudah tertutupi sempurna oleh yang lainnya.
1
Qamaruddin Shaleh, dkk, Asbabun Nuzul Latar Belakang Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur‟an (Bandung: CV. Diponegoro, 1992) h. 408-409.
84
B. Tabarruj Wanita adalah insan mulia yang diciptakan Allah SWT dimuka bumi ini. Dengan bukti datangnya Islam ke dunia sebagai rahmatan lil‟alamin. Dengan kedatangannya Islam mengangkat derajat wanita dari derajat paling hina menjadi derajat yang paling mulia. Sehingga Islam mengabadikannya di dalam Al-Qur‟an sebagai surat An-Nisa. Untuk itu Islam sangat memperhatikan serta memelihara kaum wanita dari kemerosotan moral dengan mengaturnya dalam banyak hal di dalam AlQur‟an secara tegas. Hanya, itu semua bukan berarti Islam membelenggu kebebasan wanita dalam aktivitas kehidupannya. Sesuai dengan kodrat wanita yang cenderung suka berhias Islam pun sudah mengatur mengenai hal ini. Memberikan batasan-batasan yang dibolehkan serta yang tidak dibolehkan dengan tegas dan pasti. Setiap wanita mendambakan “kecantikan fisik” tapi hanya sedikit wanita yang mendambakan “kesolehahan”. Sementara itu apabila keduanya di seimbangkan akan menjadi sempurna seorang wanita Muslimah. Menyinggung malam pagelaran 3rd Annual Award World Muslimah yang di dalamnya terdapat para wanita berhias diri sedang mengacu pada klasifikasi tabarruj diperoleh sebuah diagnosa 1. 3rd Annual Award World Muslimah 2013 adalah sebuah malam penghargaan wanita muslimah dunia berprestasi. Bukan sebuah ajang kontes kecantikan layaknya kontes Miss World, Miss Univers, Putri Muslimah Indonesia. Yang menjadikan kecantikan fisik sebagai tumpuan utama dalam penilaian.
85
2. Dalam pagelaran tersebut para finalis berkomitmen untuk mengenakan jilbab dan busana muslimah sebagai busana keseharian, bukan justru mengekspos model busana tertentu yang menjadi keharusan. Bukan pula mengenakan busana pengumbar aurat. 3. Finalis tidak berjalan lenggak-lenggok menelusuri panggung. 4. Finalis berhias diri dengan menggunakan make up brand Wardah yang sudah teruji kehalalannya. 5. Finalis tidak mempropagandakan produk kecantikan tertentu seperti yang terjadi pada ajang Miss World, Miss Univers dan Puteri Muslimah Indonesia dan hanya berfokus pada pemilihan bakat muslimah berprestasi. Bertaut pada persoalan kodrat wanita yang cenderung suka berhias serta adanya larangan berhias atau yang pupoler dengan kata “tabarruj” dalam surat Al-Ahzab ayat 33. Peneliti mencoba mengklarifikasi perdebatan mengenai tabarruj dalam ajang 3rd Annual Award World Musliamah 2013 atau yang dikenal dengan Miss World Muslimah 2013. Melihat dari pengertian tabarruj menurut bahasa yaitu sebuah tindakan seorang wanita yang mengekspos hiasan dan kecantikannya di hadapan orang lain. Juga secara global tabarruj dapat diartikan sebagai perilaku wanita yang menampakaan perhiasan tersembunyi atau perhiasan yang tidak tampak. Yaitu bagian-bagian tubuh wanita yang dikatagorikan sebagai aurat dan wajib ditutupinya. Merujuk pada surat Al-Ahzab ayat 33 atas larangan melakukan tabarruj bagi wanita seperti tabarruj-nya wanita jahilia „ula yaitu wanita pada zaman sebelum
86
datangnya Islam yang mendemonstrasikan perhiasan tersembunyi dan kecantikanya, berjalan lenggak lenggok di hadapan kaum laki-laki. Hingga Allah melarang perbuatan tersebut dengan menurunkan ayat di atas (S.33:33). Bahwasannya
tabarruj
dibedakan
menjadi
tiga.
Tabarruj
dibolehkan, tabarruj yang dianjurkan dan tabarruj yang diharamkan. 1. Tabarruj (berhias) yang dianjurkan a. Bersiwak b. Istinsyaq c. Memotong kuku d. Mencuci ruas-ruas tangan dan kaki e. Mencabuti atau mencukur bulu ketiak f. Mencukur rambut di bawah perut g. Mencuci pakaian yang kotor h. Bersisir atau merapihkan rambut i. Mengecat rambut uban j. Bercelak k. Mencuci darah haid dan nifas dengan air yang dicampuri dengan minyak. 2. Tabarruh (berhias) yang diperbolehkan a. Menggunakan sutera dan emas b. Mengenakan mutiara dan batu-batu permata c. Pewarna untuk memerahkan pipi dan pemutih wajah (bedak)
yang
87
3. Tabarruj (berhias) yang diharamkan Allah a. Mengubah ciptaan Allah b. Melakukan tato, menipiskan alis, oprasi kecantikan, mengikir gigi namun ada dispensasi dalam mengikir gigi. Dibolehkannya mengikir gigi apabila untuk kesehatan bukan kecantikan. c. Menyambung rambut d. Menampakan perhiasan atau aurat e. An-Namishah Turunnya surat Al-Ahzab ayat 33 mengenai larangan bertabarruj bagi wanita seperti layaknya tabarruj jahiliyatul „ula didapati pada ajang Miss World, Miss Univers, Puteri Muslimah Indonesia dan ajang kontes kecantikan lainnya. Dengan ketentuan di dalamnya sebagai berikut; 1. wanita berjalan berlenggak-lenggok layaknya model profesional, 2. mengekspos kecantikan tubuh, menampakan lekak-lekuk tubuh, 3. mempropagandakan produk kecantikan tertentu agar marak atau laris di pasaran, 4. the Winner dinobatkan yang paling utama berdasarkan kecantikan fisik. Dan mengesampingkan penilaian aspek spritual. Melihat dismilaritas antara Annual Award Muslimah dengan Miss World atau Miss Univers atau Puteri Muslimah Indonesia beserta kontes kecantikan lainnya bahwasannya adalah berbeda antara keduanya.
88
Di dalam kontes Miss World atau Miss Universe atau Puteri Muslimah Indonesia dan kontes lainnya merupakan bentuk tabarruj yang di haramkan Islam. Sedang dalam Annual Award World Muslimah adalah bentuk tabarruj yang diperbolehkan dalam Islam. C. Hukum Penyelenggaraan Annual Award World Muslimah Persaingan antar kaum wanita dalam mengikuti mode-mode terbaik. apalagi pengeruhnya terhadap wanita karir, wanita akan melirik rekan wanitanya dan berusaha tampil dengan gaya lebih modis, lebih telanjang, dan lebih menggoda. Hakhak dan peran wanita selalu dianggap sebagai problem intelektual sepanjang sejarah. Dalam hal ini, berbagai agama, filsafat, dan sistem sosial memiliki pandanganpandangan dan segi yang berbeda. Pada abad ke 18 hingga abad ke 20, terutama setelah Perang Dunia Kedua, muncul persoalan-persoalan yang berkaitan dengan penampilan dan kepribadian wanita. Problem itu begitu dominan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya meluas pada segi-segi sosial, politik, budaya dan pada kelompok masyarakat, agama, dan budaya tertentu. Hingga beberapa waktu yang lampau, tipe wanita yang dianggap modern, maju, dan terpelajar hanya diukur dari kelincahan, kemajuan, dan penampilan, dari tata busana, selera, gerak langkah. Ini semua merupakan persyaratan konvensional seperti di atas, namun biasanya daya tarik wanita modern sangat ditentukan oleh wujud lahirnya. Potongan tubuh yang memiliki sex-appeal, raut muka yang cantik dan
89
menarik, semua itu menjadi patokan utama dalam penilaian kelebihan seorang wanita. Adapun keterampilan, kecerdasan, keluhuran budi, sifat keibuan, sifat-sifat dan potensi utama yang lain, ditempatkan dalam persyaratan berikutnya. Sampai sekarang urutan persyaratan seperti di atas masih dijadikan pedoman dalam pemilihan Ratu Ayu Sejagat (Miss Universe). Ukuran vital tubuh para peserta seperti payudara, pinggang, pinggul, masih merupakan persyaratan pokok. Persyaratan berikutnya adalah penampilan sex-appeal para wanita itu, yang diperagakan lewat pakaian mandi. Setelah itu semua baru menyusul persyaratan terakhir yakni keluwesan berbusana, keterampilan, tingkat kecerdasan (IQ), dan lainlain. Tidak sejalan dengan kemajuan yang telah dicapai teknologi, modernisasi dalam hak-hak wanita tidak menampakkan perubahan, bahkan bisa dikatakan merosot. Intelektualitas dan nilai-nilai kewanitaan mereka belum ditempatkan pada proporsi yang sebenarya. Wanita masih lebih sering ditampilkan dalam keindahan tubuh-tubuh mereka ketimbang keanggunan kepribadian, akhlak, dan sifat-sifat keibuan. Krisis problem wanita dan kemerdekaannya yang bermula dari Barat telah mempengaruhi segala bentuk tradisi masyarakat dan agama. Para wanita mengalami serbuan gelombang pengaruh Barat yang hampir tidak mampu dibendung oleh kekuatan tradisi tersebut. Mereka diperdaya oleh modernisme ganjil yang digembor-
90
gemborkan atas nama “kemerdekaan wanita”. Beberapa kelompok budayawan, sejarawan, tradisionalis, dan agamawan berusaha bangkit melawan serbuan ini dengan bertumpu pada tradisi-tradisi lama atau dengan perjuangan yang membabi buta. Namun, semua itu tidak mampu mencegah gerak maju serangan.2 Wanita harus mengembangkan bakat-bakatnya sendiri tanpa harus meniru pria. Peran mereka dalam kemajuan peradaban lebih tinggi. Ia tidak boleh meninggalkan fungsifungsinya.3 Wanita Islam harus mempunyai kemampuan dalam menggali rahasia ajaran Islam dan menjanjikannya dalam kehidupan sendiri dan masyarakat. Islam adalah agama yang memiliki sifat dinamis yang memungkinkannya selalu serasi dengan keadaan yang selalu berubah akibat kemajuan yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan. Penyelenggaraan 3rd Annual Award World Muslimah yang telah berlangsung pada 19 september 2013 lalu cukup menarik banyak perhatian dari kalangan aktifis muslimah. Pro dan kontra terus mengecam ajang ini yang dinilai sedang menandingi ajang Miss World yang diselenggarakan saat penolakan umat Islam terhadap penyelenggaraan Miss World di Indonesia.
2
Ibnu Musthafa “Wanita Islam Menjelang Tahun 2000” (Bandung : Mizan, 1995), h. 46. Murtadha Muthahari “Wanita dan hak-haknya dalam Islam”, (Bandung: Pustaka Salman ITB, 1986), h. 161. 3
91
“Hizbu Tahrir Indonesia (HTI) menolak keras kontes Miss World Muslimah. Juru bicara Muslimah Ifah Nur menegaskan ajang ini tidak pantas diadakan sebab menonjolkan wanita dari segi fisik.”4 “Meskipun berlabel muslimah Miss World Muslimah juga meimbulkan pro dan kontra. Misalnya koordinasi Divisi Dakwah Khusus Majelis Tabligh Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, ajang Miss World Muslimah tidak perlu dibesar-besarkan. Menurut mereka umat Islam lebih fokus untuk memperbaiki aqidah dan membangun bangsa yang semakin terpuruk karena mental korupsi. Komentar lain juga datang dari politikus Partai Persatuan Pembangunan. Reni Marlinawati mengatakan pagelaran Miss World Muslimah perlu dikaji. Karena banyak persoalan yang lebih penting dan mendasar untuk difikirkan.5 Penolakan yang dikemukakan berbagai pihak terhadap ajang Miss World Muslimah tidak berpengaruh terhadap penyelenggaraan tersebut ketika MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah mengeluarkan pendapatnya mengenai ajang tersebut. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh ketua Komisi Fatwa Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA dalam wawancara pribadi dengan peneliti di kantor MUI pusat yang menyatakan “selama tidak ada yang bertentangan dengan aturan Syariat dan
4
Indira Rezki Sari, “ Miss World Muslimah Tonjolkan Wanita Secara Fisik” diakses pada 30 Oktober 2014 dari http://m.republika.co.id/benta/gaya-hidup/trend/14/11/21/nfdmqh-hti-miss-worldmuslimah-tonjolkan-wanita-secara-fisik. 5 “Apa bedanya Miss World Muslimah dan Miss World” diakses pada 30 November 2014 dari http://m.kompasina.com/post/red/589447/1/apa-bedanya-world-muslimah-dan-miss-world.html
92
memberikan kemaslahatan” maka penyelengaraan tersebut tidak menjadi persoalan yang harus dipermasalahkan.6 Dr. Fuad Thohari, M. Ag. selaku anggota MUI daerah dan juga merupakan Dosen Fakultas Syariah dan Hukum juga berpendapat bahwa sejarah kelahiran Miss World Muslimah dengan Miss World berbeda. Ajang Miss World memiliki kepentingan yang mana pemilik produk baju (baju renang) yang kemudian salah satu unsur pemilihan adalah kecantikan lahiriah. Sedangkan Miss World Muslimah lahir bukan untuk menjual sebuah prodak tertentu tetapi untuk mendidik wanita sesuai dengan kebutuhan wanita Muslimah modern. Sejauh pengamatan, ajang Miss World Muslimah belum ditemui adanya penyimpangan terhadap Syariat.7 Dipertegas dengan kedatangan atau kunjungan Presiden Direktur World Muslimah Foundation beserta delegasinya ke kantor pusat Majelis Ulama Indonesia yang diterima langsung oleh ketua pengurus harian Majelis Ulama KH. Maruf Amin untuk berkonsultasi dan meminta saran mengenai penyelenggaraan ajang Miss World Muslimah di Indonesia. KH. Maruf Amin menyampaikan maklumatnya bahwa ajang Miss World Muslimah tidak menyimpang dari Syariat Islam. MUI akan terus memantau penyelenggaraan ajang tersebut dan menyatakan ketidak beratan
6 7
Wawancara pribadi dengan Prof. Dr. H. Hasanuddin AF., Jakarta 25 April 2014. Wawancara pribadi dengan Dr. Fuad Thohari, M. Ag., Jakarta 28 Maret 2014.
93
diselenggarakannya Miss World Muslimah dengan catatan yang harus dipenuhi, yakni tidak menyimpang dengan Syariat Islam.8 Annual Award World Muslimah bukan ajang yang pertama kali dilaksanakan tetapi tahun 2013 merupakan tahun ke-3 acara ini terselenggara. Acara pertama kali diselenggarakan pada tahun 2011 dengan nama Muslimah Beauty yang pesertanya hanya berasal dari Indonesia saja atau Dalam Negeri. Dari apa yang melatar belakang lahirnya 3rd Annual Awar World Muslimah atas rasa simpati dan ironi CEO World Muslimah Foundation terhadap keadaan Negeri bermayoritas Muslim. Tapi pornoaksi, pornografi merajalela. Islam datang untuk memuliakan kaum hawa. Gaya hidup saat ini membuat manusia tidak takut akan hukum Allah. Ketika tempat ibadah tidak lagi menarik bahkan ketika mall dan pusat pembelanjaa justru menjadi tempat paling menarik untuk menghabiskan waktu ketimbang masjid, menjadi sebuah tantangan bagi Muslimah di negeri ini. Sementara Muslimah di seluruh dunia mengalami hal yang berbeda yang tidak kalah menantang. Ajang ini merupakan malam pagelaran sebagai apresiasi yang digelar sebagai penghargaan kepada para remaja Muslimah yang telah memiliki komitmen pengabdian kepada Allah SWT, menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualitas di usia
8
http://www.tvmui.com/html/video_detail.php?link=world-muslimah-foundation-kunjungimui&id=805
94
muda yang penuh tantangan namun tetap mampu menyeimbangkan diri secara nyata di tengah modernitas dan era globalisasi.9 Muhammad Reza Irawan sebagai juru bicara 3rd Annual Award World Muslimah 2013 menyampaikan maklumat kepada BBC 10 bahwa ajang ini tidak meng-expouse
(mengeksploitasi)
kaum
wanita.
Tapi
untuk
membuktikan
sesungguhnya kaum wanita Islam juga bertalented (berbakat) dan memiliki keahlian (skill). 11 Menjadi figur yang Sholehah, Smart dan Stylish adalah komitmen yang berupaya diraih oleh para finalis sebagai inspirasi positif bagi keluarga, masyarakat khususnya generasi muda di Indonesia maupun manca negara. 3S (Sholehah, Smart, Stylish) juga merupakan landasan mekanisme penilaian yang dioleh dari kajian AlQur‟an dan Sunnah untuk mempresentasikan dengan mudah seputar ragam dan karakter, komitmen hidup serta gaya hidup dalam Islam. Event ini bukan hanya ajang pemilihan bakat tapi juga merupakan sebuah bukti bahwa ajang seperti ini seharusnya disalurkan kepada sesuatu yang lebih positif dan sejauh ini telah diupayakan yang terbaik untuk membantu orang yang tidak mampu atau yang tidak seberuntung sebagian orang lainnya. Itu semua tentang kepedulian, memberi dan berbagi antar sesama. 9
https://www.youtube.com/watch?v=sH7A8_IYAOg British Broadcasting Corporation (BBC) didirikan pada tahun 1927. BBC merupakan stasiun televisi, Radio Britania Raya, juga menyediakan berita dari internet. 11 Diakses pada 01 September 2014 dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/09/130918_missworldmuslimah.shtml 10
95
“Tak Kenal Maka Tak Sayang” pepatah yang sangat cocok diberikan untuk ajang ini. Sebagian masyarakat mengecam bahwa ajang ini adalah tasyabuh dari kontes-konter kecantikan lainnya. Cukup menimbulkan kontroversi yang hangat Namun, setelah mengkaji lebih dalam mengenai malam pagelaran Annual Award World Muslimah barulah bisa dinilai apakah ini merupakan ajang tasyabuh seperti apa yang digemborkan di luar sana? Atau ajang yang berbeda dari yang telah ada lebih dahulu? Apakah sebuah kemajuan bagi wanita muslimah atau sebaliknya?. Padahal dilihat dari sejarah dan latar belakang kemunculan atau kelahiran Annual Award World Muslimah dengan kontes kecantikan lainnya adalah berbeda. Jika Annual World Muslimah adalah ajang apresiasi terhadap muslimah berprestasi yang juga merupakan ajang kepedulian manusia yang lahir atas rasa simpati akan keadaan wanita zaman era globalisasi yang terbawa oleh arus budaya Barat serta kurangnya perhatian dunia terhadap wanita Muslimah dunia yang berada di bawah persentase untuk itulah Annual Award World Muslimah hadir untuk menggugah kepedulian Muslimah dunia akan saudaranya yang tidak seberuntung mereka. Mereka dituntut agar dapat menyeimbangkan kehidupan spiritual di era modern dengan memegang teguh nilai-nilai yang ditetapkan oleh World Muslimah Foundation yang merujuk pada Al-Qur‟an. Sedangkan sejarah lahirnya kontes kecantikan Miss World adalah sebagai festival kontes bikini untuk menghormati pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu. Pada awalnya direncanakan sebagai acara one-off. Setelah mempelajari
96
Miss Univers yang hadir dikemudian hari, Morley12 memutuskan untuk membuat kontes menjadi acara tahunan. Pertentangan terhadap panggung bikini mengakibatkan pergantian bikini dengan baju renang yang lebih sedikit tertutup setelah kontes pertama. Miss World pertama pada tahun 1951 adalah Miss pertama dan terakhir yang dinobatkan sebagai pemenang dalam busana bikini. Pada Miss World 2013 semua peserta menggunakan satu potong baju renang ditambah satu sarung tradisional khas Bali dari perut hingga bawah untuk menghormati budaya lokal.13 Miss Universe juga sebuah kontes kecantikan yang awalnya merupakan cara Pacifik Mills untuk mempromosikan produk pakaian renang Catalina mereka pada tahun 1952. Miss Universe merupakan acara yang persitius terutama bagi penduduk kawasan Amerika Latin. Pada tahap awal, peserta Miss Universe mengikuti kontes di negaranya masingmasing dan kemudian memegang gelar Miss Negara tersebut. Seperti Miss Canada atau Miss U.S.A dan kemudian dikirim mengikuti kontes Miss Universe yang diadakan Organisasi Miss Universe. Penilaian
bukan
hanya
dari
kecantikannya
namun
termaksud
juga
kepandaiannya dan sopan santunnya yang dikenal dengan 3B yaitu Brain, Beauty,
12 13
Penggagas kontes kecantika Internasional Miss World. http://id.wikipedia.org/wiki/Miss_World
97
Behavior.14 Ajang kontes kecantikan lainnya yang berkiblat pada Miss World dan Miss Universe lebih mengutamakan kecantikan secara fisik yang bertolak belakang dengan ajaran Islam. Jika ajang ini dinilai sebagai ajang tasyabuh yang berkiblat pada Miss World dan Miss Universe, mereka hanya orang-orang yang menilai tanpa mengenal apa dan siapa Annual Award World Muslimah dan jika diprotes sebagai “talbitsul haq bil baathiili” (mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil). Apakah sebuah tindakan yang baik disaat ada segologan umat yang berupaya menegakkan panji-panji Syariat malah justru sebagian lain mengecamnya dengan komentar yang negatif. Bukankah seharusnya kita memberikan dukungan serta apresiasi terhadap ajang ini? Kenapa kita harus memojokkannya sedang kita saja mungkin tak mampu menciptakan inovasi untuk pembangunan Islam apalagi menciptakan wadah pemberdayaan wanita muslimah dunia seperti yang telah dilakukan oleh saudari kita Eka Shanti. Menyangkut kaidah yang menyatakan talbitsul haq bil bathil sebetulnya ada sebuh ajang yang cocok dengan kaidah tersebut yaitu sebuah ajang kontes kecantikan Puteri Muslimah Indonesia. Kontes ini mengatas namakan wanita Muslimah sedangkan acara yang disajikan tidak sesuai Brand yang dimiliki. Acara yang disajikan tidaklah berbeda dengan Miss World atau Miss Universe hanya saja bedanya peserta mengenakan busana muslimah tetapi acara yang disajikan mempertontonkan 14
http://id.wikipedia.org/wiki/Miss_Universe, Diakses pada 20 September 2013
98
wanita berbusana muslimah yang berjalan berlenggak lenggok dengan lihainya di atas panggung. Dengan lihainya para peserta berjalan mengibar-ngibarkan selendang di kedua tanggannya berjalan layaknya model profesional pada saat pembukaan acara. Busana yang dikenakan pun terkesan sedikit berlebihan dengan warna-warna yang mencolok sehingga terlihat seperti persaingan antar peserta dengan busana masing-masing. Busana pun tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Syariat karena ada beberapa busana yang dikenakan saat audisi terlihat ketat dan menonjolkan lekukan tubuh. Dari dua puluh finalis yang masuk ke babak final 90% nya berbacgroud sebagai model bahkan agensi ini didirikan untuk melahirkan model 15 Muslimah profesional bukan wanita yang memiliki komitmen pengabdian kepada Allah serta nilai-nilai agama Islam. Finalis pun mempromosikan sebuah produk kecantikan vitamin rambut elips sebagai sponsor acara tersebut. Jika dilihat dari rangkaian acara yang disajikan ajang ini telah mencampur adukkan yang haq dengan sesatu yang bathil dengan mengatas namakan wanita Muslimah juga Syariat agar dapat diterima dengan masyarakat sedang apa yang disajikan berpedoman pada Barat yang tidak sesuai dengan Islam, seperti contoh paling nyatanya adalah sebagai kontes kecantikan yang melahirkan model Muslimah, pada Annual Award Muslimah teruji akan para peserta mampu membaca Al-Quran 15
Ada beban besar yang harus dipikul oleh seorang model saat sedang melakukan fashion show, yaitu harus bisa membuat baju rancangan sang Designer nampak makin bagus, makin mewah danmakin oke.
99
dengan baik sedangkan Puteri Muslimah Indonesia tidak sama sekali diketahui. Sedang seorang model dituntuk menjadi sempurn dari segi fisik, dituntut berjalan di atas catwalk dengan gaya jalan yang menggerakan semua anggota tubuh.
BAB V A. Kesimpulan Perkara Halal dan Haram merupakan suatu kebenaran milik Allah. Pada asalnya segala sesuatu adalah mubah hingga ada dalil yang mengharamkannya secara tegas. Tidak pula sebagai manusia dapat mengklaim pendapatnya adalah pendapat yang absolut tanpa menerima kebenaran pendapat yang lainnya. Untuk itu diperlukannya toleransi dalam menghargai suatu pendapat. Berkaitan dengan halal dan haram segala sesuatunya memiliki sisi negatif dan positif, baik dan buruk, kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan ajang Miss World Muslimah tidak hanya menampilkan keunggulannya saja tentu juga memiliki sisi negatif. 1. Positif a. Memberikan penghargaan kepada wanita Muslimah berprestasi, baik dalam bidang olahraga, kesenian, akademik, sosial dan budaya. b. Memberikan kepedulian atau uluran tangan kepada wanita Muslimah kurang mampu terutama yang berda di daerah konflik serta anak-anak putus sekolah. c. Serta menjadi wadah pemberdayaan wanita Muslimah Dunia.
100
101
2. Negatif
Berlandaskan penelitian yang telah penulis lakukan, didapati beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Jika dikolerasikan antara pemakaian busana pada malam Annual Award World Muslimah dengan barometer busana muslimah ditemuinya konsistensi diantara keduanya. Sehingga apa yang dikenakan sebagai busana pada malam Annual Awarld World Muslimah adalah Syar’i. Secara global maupun khusus tidak ada hubungan antara busana dengan pemberdayagunaan busana itu sendiri sebagai hiasan atau penilaian bagi wanita yang mengenakan. Penggunaannya adalah sebagai tuntutan syriat yang harus dipatuhi. Karena ajang ini buakanlah ajang kontes kecantikan seperti Miss World maupun Miss Universe. 2. Dalam 3rd Annual Award World Muslimah para finalis memang melakukan tabarruj namun, yang dilakukan mereka bukanlah jenis tabarruj yang diharamkan oleh Allah seperti tabarruj yang dilakukan wanita-wanita jahiliyah sebelum datangnya risalah Islam ke muka bumi melainkan tabarruj yang diperbolehkan oleh Syariat yaitu dengan menggunakan make up atau kosmetik Wardah pada wajah yang mana kosmetik tersebut sudah teruji secara klinis kehalalannya. 3. Dalam menyikapi malam penghargaan pemberdayaan wanita ini diperlukannya rasa empati dan positivie thinking. Kemudian dari pada itu perlunya memandang
102
segi manfaat yang diberikan. Meskipun demikian ajang ini juga memiliki sisi negatif yang harus diperhatikan serta diperbaiki di kemudian hari. a. Positif i) Mengajak serta menjadi figure yang memiliki komitmen pengabdian kepada agama Allah, tidak hanya mengajak untuk menjadi cantik secara fisik tapi juga mengajak untuk cantik secara bathin. ii) Mengajak wanita untuk mengenakan busana Muslimah dalam berkehidupan, khususnya wanita Muslimah yang belum memiliki kesadaran untuk berhijab. iii) Mengajak wanita Muslimah untuk menutup pintu pornoaksi dan pornografi yang telah merajalela. iv) Menjadi paradigma serta figur Solehah, Smart dan Stylish sebagai inspirasi bagi keluarga, masyarakat serta generasi muslimah dunia. v) Memberikan kontribusi kepada muslimah lainnya yang berada di daerah konflik serta keadaan tertentu lainnya yang kurang menguntungkan. vi) Memberikan peluang kepada para muslimah terpilih untuk terus berinofasi akan potensi-potensi yang dimiliki. vii) Menjadi wadah pemberdayaan wanita Muslimah dunia. viii) Memperkuat hubungan kerjasama maupun silaturahmi antar negara dan kaum muslimah dunia. b. Negatif i) Memicu kecemburuan sosial antara wanita Muslimah dalam segi penampilan berbusana.
103
ii) Menghabiskan dana yang tidak sedikit untuk menampilkan ajang Internasional dengan atribut yang menawan. iii) Adanya penonton laki-laki yang menghadiri acara tersebut, walaupun kehadirannya tidak bercampur baur dengan penonton wanita. Positif dan negatif selalu ditemui dalam berbagai hal, untuk itu dalam menentukan sesuatu di dalam Islam sangat diperlukannya pertimbangan kepada kemaslahatan yang diberikan. Ajang ini tidak terlepas dari kekurangan serta negatif yang diberikan, namun ajang ini juga memberikan manfaat yang lebih banyak dan meluas yang tidak hanya bisa dirasakan oleh wanita Muslimah di Indonesia saja melainkan wanita Muslimah di seluruh Dunia. Melihat besarnya manfaat yang dipeoreh Annual Award World Muslimah untuk kemajuan wanita muslimah dunia sebagai wadah pemberdayaan muslimah Indonesia maupun Manca Negara. Maka sudah sepatutnya sebuah apresiasi serta dukungan diberikan dalam meningkatkan kualitas. Adapun pemberian gelar sebagai ajang Miss World Muslimah adalah julukan yang diberikan oleh awak media yang terkesan ajang ini sebuah pengadopsian dari Miis World atau Miss Univers. Sehingga banyak orang yang memandang ajang ini sebagai “tasyabuh” maupun “talbitsul haq bil bathil” yang padahal ada ajang lain yang cocok dengan kedua gelar tersebut yaitu, Puteri Muslimah Indonesia. Pemberian julukan pada ajang Annual Award Muslimah sebagai World Muslimah oleh media meninbulkan pandangan negatif dimana masyarakat menilai bahwa ajang ini adalah kontes kecantikan atau ajang peragaan busana muslimah atau hal lain sejenisnya.
104
Saran 1. Kepada World Muslimah Foundation agar lebih selektif lagi dalam menyaring wanita muslimah yang layak untuk maju ke babak final. Dari segi melantunkan AlQuran sampai kepada attitude kesehariannya. 2. Kepada finalis yang terpilih sebagai Goodwill Ambassador agar tetap bisa menyeimbangkan kehidupan spiritual dengan modernitas setelah melepas tanggung jawab yang diembannya. 3. Para praktisi hukum Islam, untuk lebih melek lagi terkait fenomena yang memerlukan jawaban atas ketetapan hukum itu sendiri. 4. Bagi Civitas Akademik Fakultas Syariah dan Hukum khususnya akademisi Perbandingan Madzhab Hukum, agar terus berinofasi menggali ilmu-ilmu serta kajian keilmuan. Karena itu semua sangat diperlukan dalam menyelesaikan suatu hukum yang belum diketahui ketetapan hukumnya.
105
DAFTAR PUSTAKA ‘Abd al-Qadir Manshur, Buku Pintar Fikih Wanita, Jakarta, Daar al-Nashr, 2005. ‘Umar Al- Biq’i, Ibrahim Ibn, Nazhm ad-Durar fi Tanasub al-Ayat Wa as-Suwar, cet I, Jilid VI,Beurit : Daar al-Kutub al-‘Ilmuyah, 1995. Ad-Dimasyqy, Rahmat Al-Ummah, Al-Qahirah: Halaby, t.th.,. Ahmad Imam, Al-Musnad, Mesir, Al-Ma’arif, t. Th. Ahmad Warson Munawir “AlMunawwir Kamus Arab-Indonesia”, (t.t., t.p., t.th.,). Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, Jakarta,: Pustaka Azzam, 2008. Alatas, Alawi. Revolusi Jilbab : Kasus Pelanggaran Jilbab di SMU Negeri se Jabodetabek tahun 1982-1991, (Jakarta : Al-i’tishom, 2001), h. 16. Al-Barik Haya Binti Mubarok, Ensiklopedi Wanita Muslimah, terjemahan , Jakarta Pusat: Darul Falah, 1970. Al-Husainiy, Kifayat AL-Akhyar, A- Qahirah: Isa Halaby, t.th., Jilid I. al-Maki Muhammad ibn Alan as-Shidiqi as-Syafi’i al-As’ari, Dalilu al-Faalihiina,Juz III,Libanon: Daar al-Fikri lithaba’ati wa an-Nashri wa at-Tawzi’ie, t, th. Al-Maududi, Tafsir Ayat Hijab(t.t., t.p., t.th.,). Al-Migrani Al-Imam Muhammad ‘Usman ‘Abdullah, Tájut Tafásír, Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2009.
106
Al-Muqtadir Ibrahim bin Fathi bin Abd, Wanita Berjilbab VS Wanita Pesolek, Jakarta: dar Al-Aqídah, 2007. Ar-Ramly, Nihayah Al-Muhtaj, Al-Qhahirah: Musthafa halaby, t.th. Ar-Rifa’i Muhammad Nasib, Ibnu Katsir,Jakarta , Gema Insani 2000. Ash-Shabuni, Shafwat At-Tafasir, Makkah, t.tp., t.th. Asmawi
Mohammad,
Islam
Sensual
(Membedah
fenomena
Jilbab
trendi),Yogyakarta: Darussalam 2013. Asy-Syaukani, Nail Al-Authar, Jilid II, Al-Halaby, t. tp., t. th. Ath-Thabarany, Al-Mu’jam Ash-Shagir, Delhi: Al-Anshsari, t. th. Azhari Abi Mansyur Muhammad ibn Ahmad, Mu’jamu Tahdzibu al-Lughoti,Saudi Arabiya: Dar El Marefah 2001. Bahammam Farhad Salim, Fikih Modern Praktis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, T, th. Bakrin Abil ‘Abaas Syihaabuddin Ahmad Ibnu Abi, Zawaaidu Ibnu Maajah, Libanon-Bairut: Daarul Kutubi Al- ‘Aamaliyati, t.th. Baz Abdul Aziz Abdullah bin, Fathul Baari, cet II. Faqih Allamah Kamal dan tim Ulama,Tafsir Nurul Qur’an, Jilid V, Jakarta : Al Huda, 2004. Hasan Abdul Halim,Tafsir Al-Ahkam, Jakarta: Kencana, 2006.
107
Hasan Siddiq, Tafsir Al-Bayan, Mesir, Bulaq, t. th. Ibnu Khuzaimah, Shahih Ibnu Khuzaimah, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007. Ibnu Manzhur, Lisan Al-Arab, Al-Qahirah: Dar Al-Ma’arif, t, th. Ibnu Taymiyyah, Kitab Fatáwá Ibnu Taymiyyah Fí Al-Fiqh, Jilid XXII. Maajah Abu Abaas Syihabuddin, Zawaaidu Ibnu, Jilid 1 Libanon, Daarul Kutub Al ‘Alamiyyati, t.th.,. Madjid Nurcholis, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, cet I, Bandung: Mizan, 1987. Manshúr ‘Abd al-Qádir, Buku Pintar Fiqih Wanita,Jakarta : Dár al-Nashr, 2005. MoleongLexy
J.,
MetodologiPenelitianKualitatif,
cet.
X,
Bandung:
RemajaRosdakarya, 2005. Murtadha Muthahari, Wanita dan hak-haknya dalam Islam, Bandung: Pustaka Salman ITB, 1986. Musthafa Ibnu, Wanita Islam Menjelang Tahun 2000, Bandung : Mizan, 1995. Poerwadarminta W. J. S., Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1986. Qurtubi Imam, Tafir Al Qurthubi, Jakarta : Pustaka azzam, 2008. Sabiq As-Sayyidu, Fiqih Sunnah, Juz III,T.t., Daar Tsaqofati Al-Islamiyah. Shaleh Qamaruddin, Dahlan, dkk, Asbabun Nuzul Latar belakang historis turunnya Ayat-Ayat Al-Qur’an, Bandung, CV. Diponegoro: 1992.
108
Shihab M. Quraish, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah (Pandangan Ulama Masa Lalu & Cendikiawan Kontemporer), Jakarta: Lentera Hati, 2004. Shihab M. Quraish, Jilbab, Pakaian Muslimah: Pandangan Ulama Masa Lalu dan Cendikiawan Masa Kontemporer, cet ke I, Jakarta: Lentera Hati, 2004. Shihab M. Quraish, Tafsir Al-Mishbáh, Jilid 11, Jakarta : Lentera Hati, 2002. St. Aminah, Kunci Wanita Shalihah (Bidang Ibadah), Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1997. Syaahiyn Musya, Taysiri Shahih Bukhari, t. T., t. P., t. Th. Umar Nasaruddin, Fikih Wanita untuk Semua, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2010. Washburn, Karren E. et al., Perempuan Post Kolonial dan Identitas komoditi Global, cet Ke 5, Yogyakarta: Kanisius, 2005. Yanggo Huzaemah T., Fiqih Perempuan Kontemporer, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2001. Sekripsi Eko Ramadhani Nanto, Skripsi: Jilbaber antara Tradisi dan Perintah Agama, PMH UIN Jakarta, 2014. Website
109
Diakses
pada
01
September
2014
darihttp://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/09/130918_mi ssworldmuslimah.shtml Diakses pada 10 September 2014 dari http://www.worldMuslimah.org/what-is-wmf/ Diakses pada 10 September 2014 dari ww.worldMuslimah.org/the-background/ Diakses pada 20 September 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Miss_Universe Diakses pada 30 November 2014 “Apa bedanya Miss World Muslimah dan Miss World”
dari
http://m.kompasina.com/post/red/589447/1/apa-bedanya-
world-muslimah-dan-miss-world.html H Ali, World MuslimahBuktiKesetaraanWanitaMuslimah, artikeldiaksespadatanggal 22 November 2013 dariwww.citizenjurnalism.com. http://id.wikipedia.org/wiki/Miss_World http://media.kompasiana.com/new-media/2013/04/19/jilbab-besar-belum-tentu-syari552604.html. Diakses pada hari Sabtu 03-01-2015 http://www.worldMuslimah.org/the-value/ http://www.worldMuslimah.org/womens-appreciation/ https://www.youtube.com/watch?v=sH7A8_IYAOg Indira Rezki Sari, “ Miss World Muslimah Tonjolkan Wanita Secara Fisik” diakses pada
30
Oktober
2014
dari
http://m.republika.co.id/benta/gaya-
110
hidup/trend/14/11/21/nfdmqh-hti-miss-world-muslimah-tonjolkan-wanitasecara-fisik.
111
BAB II
A. Busana (Pakaian) Muslimah
1. Pengertian Pakaian wanita Islam yang dapat menutup aurat guna kemaslahatan wanita itu sendiri.
B. Hijab, Jilbab, Khimar
1. Hijab -Etimologia: menutup, memasang tirai, membentuk pemisah. - sebagai kata benda : tirai, tabir, sekat, partisi atau pemisah.
2. Fungsi
Baju yang longgar atau kerudung penutup kepala wanita. Atau pakaian yang menutupi baju dan kerudung yang dipakainya.
b. Sebagai pelindung bagi tubuh. -
Manfaat Dapat memberikan rasa tenang bagi yang menggunakan.
1. Pengertian Sesuatu yang menimbulkan birahi atau sebagian anggota tubuh yang bisa mengakibatkan hawa nafsu.
2. Jilbab
a. Sebagai penutup aurat dan perhiasan.
c. Sebagai pembeda bagi seseorang.
C. Aurat
-
Kalau yang dimaksud dengan jilbab itu adalah baju, maka adalah pakaian yang menutupi tangan dan kakinya. Kalau kerudung, maka perintah mengulurkannya menutupi wajah dan leher. Kalau pakaian yang menutupi baju, perintah mengulurkannya membuatnya longgar sehingga menutupi seluruh badan dan pakaian.
2. Batasan Aurat Wanita 1) Berhadapan dengan Allah.
D. Tabarruj
1. Pengertian - Bahasa: nampak dan meninggi, kejelasan dan keterbukaan mempertontonkan hiasan kecantikannya pada orang lain. - Istilah: memperlihatkan kecantikannya sehingga dapat merangsang syahwat laki-laki. Atau menampakan hal-hal yang seharusnya ditutup di hadapan laki-laki bukan muhrim.
Seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. 2) Berhadapan dengan -Muhrim Wanita; a. Syafi‟i dan Hanafi; Antara pusat dan lutut. -Muhrim Laki-laki; b.Malikiyah dan Hanabilah; Seluruh tubuh kecuali muka, kepala, leher dan kedua kaki.
Tabarruj Jahiliyyah Ula Wanita yang keluar rumah dengan mememerkan kecantikannya, wanita yang berjalan berlenggak-lenggok di hadapan laki-laki.
112
3. Khimar 3. Hukum Busana - Bahasa: tudung; tutp kepala wanita.
a. Wajib - Menutup aurat - Melindungi tubuh
- Istilah: kain yang digunakan untuk menutup kepala seorang perempuan (kerudung).
b. Sunnah - Memiliki unsur keindahan dan perhiasan c. Haram - Menyerupai lawan jenis - Busana kemegahan - berlebihan/kesombongan
- Katagori Muhrim; i) Suami. ii) Ayah. iii) Ayah Suami iv) Putera Laki-laki. v) Putera Suami. vi) Saudara/saudara susuan. vii) Putera dari saudara. viii) Putera dari saudari. ix) Wanita. x) Budak. xi) Laki-laki yang menyertainya dan tidak punya lagi kebutuhan pada wanita. xii) Anak kecil yang belum mengerti aurat wanita. xiii) Paman dari Ayah. xiv) Paman dari Ibu.
4. Kriteria a. Menutup aurat b. tidak berlebihan c. tidak tipis d. longgar tidak ketat e. bukan pakaian lawan jenis f. bukan pakain kecantikan jahiliyah g. tidak disemprot parfum
3) Bukan Muhrim Selain wajah, kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki dari seluruh badan wanita adalah aurat
a. 1) Hiasan/perhiasan yang nyata/jelas i) Syahrur: bagian badan yang nampak pada saat penciptaan (kepala, perut, kedua kaki dan kedua tangan). ii) Ibnu Abbas dan Qatada: perhiasan Zahir seperti celak, sugi, kaki sampai seperdua betis (boleh terbuka hingga batasan tersebut). 2) Hiasan Tersembunyi i) Syahrur: yang tidak tampak ketika penciptaan yang diistilahkan oleh alQur‟an dengan “juyub”
yaitu antara kedua payudara, kemaluan dan dua sisi pantat.
113
3. Hukum Menutup Aurat dan Memakai Busana Muslimah 1) Wajib „Aini Ta‟abudi (harus dilaksanakan tanpa harus bertanya alasannya). - Faktor Penunjang menahan pandangan. - Faktor penunjang dari larangan berzina. 2) Wajib karrena Sad Adz Dzara‟i (menutup pintu kepada dosa yang lebih besar) 3) Menutup Aurat dalam Sholat. Adalah wajib hukumnya.
b. 1) Perhiasan Khalqiyah (fisik yang melekat pada diri seseorang) - Imam Qurthubi: Wajah - Ibnu Asyur: Wajah, telapak tangan, setengah dari kedua lengan. - Ibnu Al-„Arabi: sebagian besar jasad perempuan. Wajah, kedua pergelangan tangan, kedua siku, bahu, payudara, kedua betis dan rambut. 2) Perhiasan Muktsabah (yang diupayakan) Perhiasan ini berfungsi untuk memperbaiki rupa atau penampilan. Yaitu, - Pakaian, - Perhiasan, - Celak atau pacar. i) Ibnu „Asyur - Pakaian indah - Perhiasan - Celak mata - Pacar ii) Ibnu al‟Arabi - Pakaian indah dan berwarna-warni - Pacar - Celak - siwak
114
2. Tabarruj dalam Padnangan Hukum Islam
c. Berhias yang diharamkan
a. Berhias yang dianjurkan
- mengubah ciptaan Allah.
- bersiwak. - istinsyaq .- memotong kuku. - mencuci ruas jari kaki dan tangan. - mencabut bulu ketiak. - mencukur rambut di bawah perut. - mencuci pakaian kotor. - bersisir/ merapihkan rambut. - menyemir rambut dengan selain warna hitam. - bercelak. - mencuci darah haid. - mengenakan pacar kuku.
b. Berhias yang diperbolehkan - mengenakan sutra dan emas bagi wanita. - menggunakan mutiara dan berbagai jenis batu permata. - perarna untuk memerahkan pipi dan memutihkan wajah (bedak).
- melakukan tato. Menipiskan alis, mengikir gigi, operasi kecantikan. - menyambung rambut. - nampak aurat atau perhiasan - an-Namish.
115
BAB III World Muslimah Foundation
A. Bacground
B. Identifikasi
C. Program World Muslimah Foundation
1. Latar Belakang Wanita sebagai mandat pendidik generasi pewaris harus mampu menciptakan suasana keamanan, ketenangan, stabilitas serta mewariskan kebijakan dan nilai-nilai penting bagi anak-anak mereka. Untuk itu, setiap wanita berhak mendapatkan kontribusi valid secara merata dan keseluruhan.
E. Struktur Organisasi
D. Mekanisme Final
1. Tujuan a. Menjadi wadah pendidikan, pemberdayaan dan penghargaan terhadap wanita muslimah. b. Mempropagandakan kegarmonisan wanita yang mempu menyeimbangkan antara tanggung jawab dalam keluarga dengan ilmu tekhnologi yang terus berkembang. c. Menciptakan lapangan kerja inovatif dalam kewirausahaan yang kreatif.
2. Partisipasi Wanita wanita adalah sekolah utama bagi anak-anaknya. Sebuah bangsa yang makmur dan sejahtera akan hadir dari seorang wanita yang mampu mencetak anakanaknya dengan baik. Fakta yang menyatakan mengenai akses pendidikan wanita. Wanita berada di bawah persentase dan ketimpangan sosial perlu mendapatkan perhatian lebih dari dunia global untuk menciptakan kualitas hidup yang diinginkan.
2. Visi Menjadi perantara yang ramah tamah dalam komunikasi antar dunia muslim dan masyarakat secara gelobal. Khususnya di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Dalam rangka menciptakan dunia yang lebih harmonis. Misi Untuk memajukan kompetensi dan karakter perempuan muslimah di bidang pengembangan diri, orientasi keluarga, kesehatan dan pengawasan, lingkungan, kewirausahaan serta kepedulian sosial.
1 3
2
116
3. Etika
117
3. Orientasi a. b. c. d.
mengusungkan lingkungan yang kondusif. memfasilitsai gerakan berkelanjutan yang mengerti kebutuhan perempuan. meningkatkan produktifitas dengan kemajuan ekonomi perempuan. menciptakan kesempatan baru untuk mengakses jaringan komunikasi global.
Untuk alasan tersebut di atas dan banyak lainnya World Muslimah Foundation lahir sebagai organisasi yang efektif.
118
1
1. Women Appreciation (World Muslimah Award) World Muslimah Award merupakan sebuah ajang penghargaan atas dedikasi, integritas, dan kepedulian wanita muslimah yang memliki bakat serta potensi di bidang akademik, olahraga, sosial dan bidang budaya yang merupakan sebuah kegiatan kemanusiaan.
119 1
2. Women Empowerment (HOME C.A.S.E) HOME C.A.S.H merupakan singkatan dari Home Career Assistance and sisterhood hospitaly merupakan program yang berorientasi pada pembangunan ekonomi keluarga, melayani wanita muslimah kurang mampu yang ingin neningkatkan produktivitas mereka, kompetensi dan karakter.
120 1
3. Education (MIRACLE) MIRACLE adalah kepanjangan dari Muslimah Integrated Course on Life Empowerment. Program ini digagas untuk memberikan kesempatan penidikan yang unik terhadap gadis muslimah kurang mampu di usia 12-18.
121
1
4. Environment (Masjidku Rumahku) Masjidku Rumahku adalah program masjid “makeover” yang didukung oleh pemenang World Muslimah Award dan bertujuan untuk menyelenggarakan “Green and Tidy” sebagai gaya hidup di kalangan umat Islam untuk meningkatkan rasa memiliki dan keanggotaan komunitas dengan menjaga masjid supaya rapih seperti rumah sendiri.
122
2 Final 3rd Anual Award World Muslimah 2013 yang Berdurasi selama 2:25:34 telah diselenggarakan pada hari Rabu 18 September 2013 bertepat di Balai Sarbini, Plaza Semanggi.
3. Pra Acara
2.
Opening a. Lantunan Asma‟ul Husna oleh paa talent. b. Pengenalan 20 Finalis WMA
1. Substansi Acara a. Introduction b. Katagori Juri i) Juri Utama ii) Juri Pengamat iii) Juri Kehormatan c. Babak Penyisihan i) Sekmen Pertama (Sholehah) ii) Sekmen Kedua (Smart) iii) Sekemen ketiga (Stylish)
4. Epilog Acara i) The Most Inspiring Video diraih oleh Aisha Aderonke Adeshina (Nigeria). ii) Katagori Most Talented diraih oleh Nurmaulidia (Indonesia). iii) Katagori Best Al-Qur’an Recitation diraih oleh Dayangku Rabiatul Adawiyah binti Pangiran H. Bolkiah (Brunai Darussalam). iv) Katagori Nitizen Muslimah diraih oleh Nurul Husna Husna Zainal Abidin (Malaysia). v) Katagori Runner Up II diraih oleh Evawani Efliza (Indonesia). vi) Katagori Favorite diraih oleh Febriani Nurvianti (Indonesia). vii) Goodwill Ambassador World Muslimah 2013 diraih Obabiyi Aisyah Ajibola.
123
3 F Founder HJ. Eka Triyana Shanti HJ. Silvia Djarjis Husman Hj. Ningrum Maurice Hj. Maryanie Hj. Oviyati Sobriyah
Dewan Penasehat
Dewan Management
Dewan Pengawasan
Drs. H. Ahyudin
Hj. Eka Triyatna Shanti
Hj. Oviyati Sobriyah
Hj. Silvia Djarjis Husman
Hj. Istisko Jakariyah
H.Bobi Heriwibowo
Hj. Maya Hayati
Sekretaris
Bendahara
Hj. Meini Betna
Heriyana Herman Ade Jamaludin
124
Kegiatan Sosial di Aceh dengan penderita tuna rungu
Final Annual Award World Muslimah
Kunjungan World Muslimah Foundation ke MUI
Kunjungan World Muslimah Foundation ke MUI
Kunjungan World Muslimah Foundation ke MUI
Goodwill Ambassador World Muslimah 2013 diraih Obabiyi Aisyah Ajibola.
125
20 Finalis 3rd Annual Award World Muslimah
Dayangku Rabiatul A. Binti Pangiran H. Bolkiah. (Brunai Darussalam)
Maulina Sukmawatie Budiharjo. (Indonesia)
Putri Virgina Yusuf. (Indonesisa)
Nadia Chairunnisa. (Indonesia)
Aisha Aderonke Adeshina. (Nigeria)
Evawani Elfiza. (Indonesia)
126
Noor Aspasia. (Indonesia)
Febrina Nurvianti. (Indonesia)
Hidayatu Rahmi. (Indonesia)
Nurmaulidia. (Indonesia)
Putri Puspita Wardhani. (Indonesia)
Santi Handayani. (Indonesia)
127
Nia Budi Kurniawati. (Indonesia)
Naznin Sultan Liza. (Banglades)
Nurul Husna Husna Zainal Abidin. (Malaysia)
Ananda Suci Munggaran. (Indonesia)
Anggi Maesarah. (Indonesia)
Balqis Faradiba. (Indonesia)
128
Masumeh Ibrahimi. (Iran)
Obabiyi Aisha Ajibola. (Nigeria)
129
HASIL WAWANCARA DENGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) Nama Lengkap
: Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA
Jabatan
: Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui atau pernah menyaksikan ajang Miss World Muslimah? Tidak, tidak menyaksikan secara langsung. Tetapi sedikit banyaknya mengetahui ajang ini.
2. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai ajang ini? Selama tidak bertentangan dengan aturan syariat dan itu adalah maslahat maka tidak masalah.
3. Bisakah ajang ini dikatakan Tasyabuh dari Miss World? Ajang tasyabuh, kalau menyerupai berarti ada hal-hal yang sama dengan aturan maupun rambu-rambu yang terjadi pada Miss World. Sedangkan kata “Muslimah” secara tegas adalah sebuah pembeda antara ajang Miss World dengan Miss World Muslimah, apalagi Miss World Muslimah ini memiliki maslahat dan manfaat bagi umat Islam untuk memacu, memicu wanita Muslimah, tidak hanya dari penampilan menutup aurat dan sebagainya tentu kecerdasannya juga diuji dan ini memacu dan memicu Muslimah lainnya untuk meningkatkan prestasinya.
130
4. Menurut Bapak/Ibu sudahkah busana yang dikenakan pada ajang ini memenuhi kriteria sebagai busana yang Syar’i? 99% sudah memenuhi Syariat.
5. Apa saran bapak/ibu untuk ajang ini agar tidak keluar dari koridor Islam? 1. Terus memperbaiki busana yang dikenakan hingga menjadi Syar’i 100 %. 2. Tidak menyentuh sesuatu yang bertentangan dengan Syariat Islam. 3. Manfaat yang dirasakan benar dirasakan wanita Muslimah lainnya supaya mereka juga berbusana Muslimah. Dan dari sisi lainnya, supaya mereka terpicu dan terpacu untuk supaya mereka memiliki keahlian yang bisa terus dikembangkan dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas.
6. Apakah MUI dilibatkan dalam perencanaan program ini? Iya, tentunya panitia melibatkan pihak MUI dalam penyelenggaraan. Salah satunya terbukti dengan kehadiran dari pihak MUI saat acara dilangsungkan. Bahkan panitia sempat meminta izin dan saran sebelum penyelenggaraan malam final.
131
HASIL WAWANCARA DENGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) Nama Lengkap
: Dr. Fuad Thohari, M. Ag.
Jabatan
: Dosen Hadits Fakultas Syariah dan Hukum, Pengurus MUI Daerah.
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui atau pernah menyaksikan ajang Miss World Muslimah? Hanya sebatas melihat di news speaker, juga penampilan dan profil peserta yang sempat ditampilkan di televisi.
2. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai ajang ini? 1. Untung menghukumi ajang Muslimah ini boleh atau tidak harus melihat dari banyak sisi mana kita menghukumi kontes tersebut, misalnya ajang itu diadakan dalam rangka mensyiarkan busana Muslimah yang tidak menyalahi ketentuan Syariat, 2.
Karena disepakati busana tersebut tidak menyalahi aturan apabila baju tersebut tidak ketat, tidak transparan dan tidak terlalu longgar sehingga terjadi pemborosan.
3. Pada saat pelaksanaan ajang ini adanya jaminan dari panitia tidak terjadinya kholwah (pencampuran) antara laki-laki dan wanita, 4. Yang dinilai tidak semata-mata kecantikan lahiriah atau dia sudah mengenakan busana sesuai syariat islam tetapi ada aspek lain bagaimana peserta memahami terhadap syariat islam, budaya islam, tradisi islam (lokal maupun tradisi islam yang banyak dinyatakan dalam kitab suci).
132
3. Bisakah ajang ini dikatakan Tasyabuh dari Miss World? Sejarah kelahiran Ratu Muslimah dengan kontes Ratu Sejagat jelas berbeda, kontes kecantikan Ratu Sejagat yang berkepentingan adalah pemilik prodak baju yang mereka jual (baju renang, baju pesta, baju kantorn dsb). Yang kemudian karena yang dijual itu prodak maka salah satu unsur pemilihan pada kontes ratu sejagad adalah cantik atau tidak, cocok atau tidak ketika mengenakan baju yang ditawarkan itu. Intinya yang dinilai adalah aspek kecantikan lahiriah, meskipun belakangan aspek penilaiannya tidak lagi dilihat dari tampilan fisik lahiriah saja tetapi keceradasan dan wawasannya peserta diuji. Tapi Miss World Muslimah bukan karna ingin menjual prodak tertentu tapi yg dididik bgaimana seorang Muslimah menganakan pakaian Muslimah yang sesuai dengan Syariat tapi trendy tidak ketinggalan dengan kebutuhan wanita modern. Selain itu juga adalah untuk menguji sejauh mana dia memahami dan menghayati pada dirinya sendiri bagaimana tentang ajaran Islam khususnya tentang Fiqih Wanita, ini lah yang ditekankan dalam sejarah lahirnya Ratu Muslimah. Dari sisi sejarah kelahiran maupun orientasi, motif Miss World Muslimah dengan Miss World jelas berbeda.
4. Menurut Bapak/Ibu sudahkah busana yang dikenakan pada ajang ini memenuhi kriteria sebagai busana yang Syar’i? Busana yang dikenakan pada peserta kontes sudah memenuhi kriteria busana Muslimah karena sudah sesuai dengen kriteria yang Islam sendiri telah menentukannya.
133
5. Apa saran bapak/ibu untuk ajang ini agar tidak keluar dari koridor Islam? Sejauh pengamatan ajang Miss World Muslimah ini belum ada tanda-tanda menyimpang dari Syariat. Agar tidak keluar dari koridor Islam ajang ini haruslah dinilai tidak semata-mata pada kecntikan fisik tapi innerbeauty.
6. Apakah MUI dilibatkan dalam perencanaan program ini? MUI pusat dilibatkan dalam penyelenggarakan acara ini bahkan menjadi salah satu juri utama dalam penyelenggaraan.
7. Menurut Bapak/Ibu apakah ajang ini dikatakan tabarruj jahiliyyah? Tabbaruj dimkanai ketika ada kemiripan dengan model pakaian pada zaman jahiliayah, tidak dilihatnya adanya tabaruj dalam ajang tersebut.