Edisi November 2003
Dewan Redaksi : Penasihat: Pdt. Roy Tamaweol. Dkn Jahja Ujaya, Dkn Yuyun Ariati D, Pem. Red: Andreas Jonathan. Editor: Pdt. Roy Tamaweol, Andreas Jonathan. Reporter: Julianto(BB), Noni (KM), Lay out: Tanti, Yuyun, Printing/Distribusi: Habiba Samadi. Email:
[email protected]
Visi GPO: “ Menjadi jemaat yang mengakui dan memuliakan Allah berdasarkan Alkitab, yang terwujud dengan hidup yang bersinergi dalam doa, pemuridan, kesaksian, pelayanan dan persekutuan.”
AJAKAN JURUSELAMAT Matius 11 : 28 30 (dalam rangka bulan Kekuatan dan Penghiburan di bulan November) by : Pdt. Roy Tamaweol
Pengantar Matius 11:28-30 adalah salah satu bagian Alkitab yang menjadi favorit orang Kristen. Ayat ini akan dibaca pada peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan, seperti kecelakaan, berduka, atau ketika ditimpa malapetaka lainnya. Ayatayat ini dipandang mengandung penghiburan dalam situasi-situasi seperti disebutkan diatas. Akan tetapi, langsung mengaitkan bagian ini dengan situasi-situasi seperti itu agaknya perlu pengkajian yang lebih jauh, karena konteks asli tidak hanya berhubungan dengan hal-hal tersebut. Pembaca pertama tidak memahami ayat-ayat ini seperti yang dipahami oleh pembaca sekarang
Daftar Isi Dari Redaksi Renungan Wawancara Liputan Refleksi Liputan Puisi Pengumuman
1 1 6 10 12 15 19 23
Diterbitkan oleh Gereja Presbyterian Orchard 3 Orchard Road, Singapore 238825 Tel : 65-63376681
pada umumnya. Uraian berikutnya dimaksudkan untuk memberikan pemahaman menurut konteks asli (original context) dari bagian Alkitab di atas.
Latar Belakang Dalam naskah asli (bahasa Yunani) tidak ada pembagian perikop-perikop seperti yang bersambung ke hal 2
Bulan November seperti biasa setiap orang sudah bersiap menyambut datangnya hari yang membawa sukacita. Hari Natal yang tak lama lagi akan diperingati di mana-mana. Benarkah semuanya demikian bersemangat menyambut datangnya Natal? Sering kita lupa, ada banyak orang yang mungkin justru sedang bergumul dengan duka dan persoalan hidup pada saat-saat ini. Sebagaimana tema gereja kita bulan ini Kekuatan dan Penghiburan, demikian juga tema artikel utama dan refleksi yang Gema sajikan kali ini. Kiranya pembaca sekalian terutama yang sedang menghadapi pergumulan dengan masalah/persoalan yang ada, memperoleh kekuatan dan penghiburan dan mendapat berkat melalui bacaan ini. Tak lupa segenap redaksi juga mengucapkan selamat menyambut kedatangan Sang Bayi Kudus; Juruselamat dunia. 1
terdapat dalam terjemahanterjemahan Alkitab sekarang. Perikop-perikop itu diberikan oleh penerjemah Alkitab (dalam hal ini untuk bahasa Indonesia, LAI = Lembaga Alkitab Indonesia, Atau Bible Society untuk Bahasa Inggris). Oleh karena itu bagian Matius 11:25-30, adalah bagian dari keseluruhan pasal 11, dan karena itu bagian ini terkait dengan ayat-ayat sebelumnya. Bagian pertama, ayat 1-19, membicarakan tentang pertanyaan siapa Yesus sebenarnya, apakah dia Mesias yang dijanjikan itu? (11:2530). Atas pertanyaan itu Yesus memberikan jawaban secara tidak langsung (ayat 14-18). Dilanjutkan dengan pengutukan atas beberapa kota (ayat 20-24). Apa maksud dengan semua ini? Yesus sudah melakukan banyak tanda ajaib, tetapi orang Yahudi belum mau percaya atas diri Yesus dan berita yang Dia sampaikan. Yohanes Pembaptis pun mempertanyakan hal yang sama. Jawab Yesus mengindikasikan bahwa tandatanda ajaib adalah tanda tentang kemesiasan Yesus. Karena Dia adalah Mesias, orang-orang harus mendengarkan Dia. Tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang tahu. Itulah sebabnya, dalam 11:25-27 Yesus berdoa bersyukur kepada Bapa di sorga karena identitasNya tersembunyi bagi orang-orang besar atau penting. Dalam ayat 25-27 dikatakan bahwa segala sesuatu telah diberikan kepada Yesus oleh BapaNya. Dengan kata lain kuasa 2
dan otoritas Allah telah diberikan kepada Yesus, dalam hal ini hanya dinyatakan kepada orang-orang tertentu. Itulah sebabnya ajakan atau undangan dalam ayat 28-30 disampaikan. Ajakan Yesus adalah polemik terhadap ajaran Yahudi tentang bagaimana menaati Hukum Taurat. Dalam Matius 12:1-8, misalnya, adalah kritikan terhadap ajaran orang-orang Farisi atau ahli-ahli taurat. Hal yang sama terdapat juga dalam Matius 5-7. Misalnya dalam perkataan, “ kamu telah mendengar hukum yang mengatakan……tetapi Aku berkata kepadamu (mis.5:4345). Dalam hal ini Yesus datang memberikan hukum yang “baru”. Dengan demikian yang menjadi pusat pembicaraan dalam bagian Alkitab diatas adalah masalah penafsiran Hukum Taurat. Hal ini akan lebih jelas dalam uraian perikop diatas.
Analisa Kata “Marilah” adalah ajakan atau undangan. Dalam naskah asli kata “marilah” tidak ada. Yang ada adalah “datanglah kepadaKu” (deute pros me,” come to me). Kalimat ajakan ini menyatakan secara jelas “alamat” atau tujuan ke mana orang harus datang atau pergi. Yesus menunjukkan diriNya sendiri sebagai “alamat” kepada siapa seseorang harus datang. Hal ini berhubungan dengan kebiasaan orang Yahudi untuk datang kepada para ahli taurat atau orang Farisi
untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan hukum Taurat. Banyak diantara mereka yang mengikuti ajaran-ajaran ahliahli tertentu. Ada dua aliran tafsiran yang tekenal pada zaman Tuhan Yesus, yaitu aliran Samai dan Hillel, aliran yang moderat dan yang konservartif. Dalam ajakanNya, Yesus mengatakan “ikutlah ajaranKu”. Dalam pasal-pasal sebelumnya Yesus digambarkan bukan hanya sebagai seorang ahli Taurat tetapi pemberi Taurat. Ajakan itu mengandung makna bahwa Yesus adalah “sumber”ajaran yang benar. Ajakan ini disampaikan kepada mereka yang “letih lesu dan berbeban berat” (kopiontes kai pefortismenoi). Orang–orang yang dimaksudkan disini adalah orangorang yang menjadi lelah dan tak berdaya dalam mengikuti hukumhukum yang diciptakan oleh para Ahli Taurat atau Farisi. Sebenarnya Hukum Taurat bukanlah beban, tetapi tafsiran yang diberikan oleh Ahli Taurat menjadikan Hukum Taurat itu beban, karena Hukum Taurat menjadi kasuisitis. Dalam arti yang menjadi tujuan pelaksanaan bukan lagi untuk membawa “hidup”, tetapi “hukuman”. Orang Farisi lebih mementingkan makna “harafiah” (supaya dilihat orang ) dan bukan lagi “inti yang terkandung dalam hukum itu. Hal ini jelas, misalnya, Matius 12:1-8 dimana Tuhan Yesus mengeritik penafsiran tentang Hari Sabat. Dalam Matius 23:1-26 Tuhan
Yesus mengeritik orang Farisi yang membuat hukum yang mereka sendiri tidak dapat melaksanakannya. Dari hukumhukum yang diberikan Tuhan, orang Farisi atau Ahli Taurat menciptakan 613 hukum yang harus dilaksanakan. Tafsiran Hukum Taurat yang menjadi “kuk” yang memberatkan. Padahal Hukum Taurat diberikan Tuhan bukan untuk membuat orang menderita tetapi memperoleh hidup. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajarkan mereka untuk mengikuti hukum Yesus yang melegakan. Kata anapauso, “aku akan memberikan kesegaran” menunjukkan karakter dari hukum yang diberikan Yesus. Hal ini menunjukkan Yesus datang untuk memberikan hukum yang ringan atau “kuk yang ringan” supaya setiap orang yang memakainya dapat membawanya dengan kelegaan. “Kuk” orang Farisi sangat memberatkan. Misalnya orang tidak “mencuci tangan” sebelum makan akan mendapat hukuman, karena mencuci tangan bukan dipahami secara hegienis tetapi secara ritual. Dalam Markus 13 hal ini jelas diprotes oleh Tuhan Yesus. Orang Farisi mementingkan hal-hal lahiriah (kelihatan) tetapi Yesus menekankan hal-hal yang lahiriah dan yang rohani atau batiniah (tidak nampak). Masih dalam Markus 13, misalnya, Tuhan Yesus mengatakan bahwa makan tidak membuat orang najis, tetapi apa yang terdapat dalam hati dan pikiran yang membuat 3
orang najis. Sementara orang Yahudi mementingkan apa yang kelihatan. Karena itu untuk tidak lagi terikat dengan hukum-hukum yang memberatkan, Tuhan Yesus mengajak orang-orang untuk “belajar” (matete) dari pada-Nya. Sudah disinggung di atas orang-orang Yahudi belajar tentang hukum Taurat dari Ahli Taurat mereka, dan mengikuti ajaran-ajaran yang berat itu. “Kuk” (zugon) adalah metaphor untuk hukum Taurat, yang sebenaranya adalah hukum yang dibuat dari tafsiran hukum Taurat itu. “Kuk” orang Farisi itu berat, dan karena itu Tuhan Yesus mengajak untuk belajar dari pada-Nya, “karena” (hoti) aku “lemah lembut” (praus) dan “rendah hati” (tapeinos). Sebenarnya kedua kata ini sama artinya. Kata penghubung “karena” di sini sangat penting, karena menunjukan suatu sebab akibat. Pertanyaan adalah: Apakah hubungan kedua kata ini dengan penafsiran hukum Taurat? Apakah kerendahan hati mempengaruhi “berat” atau “ringannya” suatu “kuk”? Mengapa ajakan untuk datang dan belajar kepada Yesus itu “dikarenakan” “kelemahlembutan” dan “kerendahan hati?” Kelihatannya kedua kata sifat ini harus dipahami sebagai polemik terhadap orang Farisi. Dalam Matius, orang-orang Farisi digambarkan sebagai orang sombong, tinggi, gila pujian, hormat, gelar (Mis. Mat. 23:5-12). Sifatsifat ini sangat berbeda dengan sifat Yesus yang datang sebagai hamba yang rendah. Dengan kata lain, bagi orang Farisi ketaatan pada hukum Taurat adalah supaya mereka mendapat pujian dan posisi. Hukum dibuat berat supaya orang lain tidak dapat mengikutinya. Orang Farisi menganggap bahwa orang yang taat akan mendapat posisi dalam bidang sosial, serta mendapat gelar dan pujian. Itulah sebabnya Tuhan Yesus 4
berkata bahwa orang Farisi telah mendapat upah mereka di bumi ini. Yesus mengajarkan hukum bukan bertujuan untuk mendapat pujian, dan karena itu tidak akan memberikan “kuk” yang berat. Ada dua hal. Pertama, Tuhan Yesus telah menggenapi semua ketentuan dalam Hukum Taurat. Dia tidak meminta pengikut-Nya untuk mengikuti hukum Taurat Farisi. Kedua, bagi Yesus bukan hanya hal yang lahiriah yang penting, tetapi juga hal rohani. Orang tidak perlu berdoa di jalan-jalan atau di pasar seperti yang dilakukan orang Farisi. Berdoalah di tempat yang tersembunyi. Tuhan Yesus tidak meminta murid-muridNya untuk berpuasa 40 hari, karena Yesus telah melakukan untuk mereka. Tuhan Yesus tidak lagi mempersoalkan masalah mencuci tangan sebelum makan atau masalah makanan apa yang halal. Bagi Yesus hukum Taurat adalah untuk membawa kehidupan dan suka cita. Bagi Yesus yang paling utama adalah kasih, bukan ketaatan ritual. Dalam perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati, Tuhan memperlihatkan bahwa pemimpin orang Yahudi, demi menjaga “kebersihan” (purity) secara ritus mengabaikan inti dari hukum Taurat, yaitu kasih. Bagi Yesus 613 Hukum Yahudi tidak perlu dilaksanakan selama mengasihi Tuhan dan sesama dilaksanakan (Mat. 22:34-46), karena itulah yang paling utama dalam Hukum Taurat.
Teologi Yesus adalah sumber Hukum atau Firman karena Dia adalah Firman. Ajakan-Nya diberikan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya, supaya mengikuti Firman-Nya, yaitu mengasihi, hidup dalam kerendahan. Tetapi hal ini
tidak berarti bahwa Tuhan Yesus mengkritik hukum Taurat. Bacaan di atas sama sekali bukan kritik terhadap hukum Taurat, tetapi kepada ahli-ahli Taurat atau orang Farisi yang menciptakan Hukum yang tidak dimaksudkan oleh Hukum Taurat yang sesungguhnya. Dengan kata lain, Hukum Taurat yang dikritik oleh Tuhan adalah Hukum Tauratnya orang Farisi. Tuhan memberikan Hukum Taurat supaya manusia menikmati hidup, bukan untuk membebani. Ketika Hukum Tuhan ditafsirkan secara tidak benar, maka hal ini akan menjadi beban hidup yang melelahkan. Tuhan Yesus datang untuk menghilangkan beban dengan menanggung beban itu. Tidak ada manusia yang dapat melaksanakan hukum Taurat dengan sempurna, tetapi Yesus telah menanggung semuanya (band. Rm. 7). Kematian dan kebangkitan Yesus menujukkan kesempurnaan pelaksanaan Hukum Taurat. Karena Yesus kita dimampukan untuk melakukan kehendak Allah. Jadi, Hukum Taurat bukan lagi menjadi tujuan atau jalan kepada hidup, tetapi buah iman. Paulus berkata, karena Yesus tinggal dalam diri orang percaya maka mereka mampu mengalahkan daging. Datang kepada Yesus berarti mendengarkan dan mengikuti ajaranNya. Kehidupan Kristen bukan lagi sebagai beban, tetapi sebagai gaya hidup (Rm 12). Hidup menurut Firman Tuhan, bukan lagi supaya mendapat pujian atau
posisi, tetapi karena sudah menjadi gaya hidup orang percaya. Hidup rendah hati, penuh kasih kepada Tuhan dan sesama adalah gaya hidup orang percaya kepada Yesus.
Aplikasi Dalam hubungannya dengan uraian di atas ada dua hal penting yang perlu diingat. Pertama: Kehidupan orang Kristen bukanlah kasuistis, mengikuti aturan-aturan Kristen hanya sekedar dilihat orang atau dipuji orang. Taat pada Firman bukan karena takut “apa kata orang” nanti atau takut mendapat hukuman. Taat kepada Firman Tuhan adalah karena kita mengasihi Tuhan. Kita tidak tega untuk mengecewakan Tuhan. Ketaatan pada Tuhan adalah gaya hidup sebagai ungkapan syukur kita kepadaNya atas keselamatan yang Tuhan berikan. Kedua: Yesus adalah sumber segala hikmat dan kekuatan. Hukum Taurat bukan lagi beban bagi kita, karena Yesus telah menggenapinya. Tetapi ada banyak hal yang membebani kita. Misalnya, masalah ekonomi keluarga, pendidikan anak-anak, masalah kesehatan, pekerjaan, hubungan dengan orang lain, dan lain-lain. Kita tidak mampu untuk mengatasinya. Datanglah kepada Yesus yang adalah sumber segala sesuatu. Kalau kita mampu menghadapi pergumulan hidup ini, ingat Dia mengajakmu untuk datang kepadaNya. Dia akan memberikan kelegaan kepadamu.
5
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
Bincang2 bersama Triana Lestari Data-data pribadi : Nama lengkap Pekerjaan Hobby Pelayanan Motto Hidup
: : : : :
Triana Lestari Dhermawan Travel Agent No specific hobby Komisi Misi GPO To GOD be the glory & I Cor 15:58
gereja saya di Indonesia (G)ema : K a l a u (Gereja Kristen Kalam boleh tahu, Kudus – Jakarta). Apa t o l o n g yang membuat tertarik ceritakan sih tidak ada ☺ kapan dan Mengapa mau ikut bagaimana terjun dalam saudara pelayanan… karena itu T r i a n a sudah menjadi berada di kerinduan saya. Singapura? Apalagi mengingat selama di Indonesia Triana Lestari Dhermawan (T)riana : S a y a saya tidak mampu menetap di melayani dengan Singapura sejak Juni 1998, maximal, karena rumah saya akibat kerusuhan Mei’98 jauh dari gereja, dan dilarang di Jakarta. Untuk keluar malam. keamanan, saya diungsikan dan melanjutkan study di (G) : Seperti kita tahu adalah tidak mudah menjalankan tugas di Singapura. dalam komisi Misi. Apakah (G): Sejak kapan bergabung dengan kendala yang terberat yang GPO, dan apa yang membuat Triana hadapi sampai saat Triana tertarik dan mau ikut ini? terjun dalam pelayanan? (T): Kendala yang dihadapi (T) : Bergabung dengan GPO mulai banyak sih ☺ dan sama sejak tiba di Singapura. beratnya ☺ Di antaranya, Karena gereja ini lah yang di masalah pembagian waktu rekomendasikan oleh pendeta antara pelayanan, pekerjaan,
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
6
keluarga dan kehidupan sosial. Selain itu juga, pergumulan untuk menjadi sosok ketua yang dapat menjadi teladan dan berkat bagi teman sepelayanan. Memelihara hubungan dengan teman sepelayanan bukan seperti bos dengan staff, sambil tetap menjalankan segi leadership yang berkenan di hadapan Tuhan. (G): Setelah berbagi soal hal yang sulit dihadapi, bolehkah Triana berbagi masa-masa berkesan di dalam pelayanan di Komisi Misi ini? (T):
Kendala yang dihadapi banyak, tetapi masa-masa berkesan dan berkat yang didapat juga berlimpah ☺ Saya sungguh bersyukur, karena di GPO lah pengenalan saya akan misi sungguh dibukakan. Bermula dari mengikuti Mission Trip ke Kubung yang diadakan oleh Komisi Pemuda sekitar tahun 1999. Setiap Mission Trip yang saya ikuti, memberi kesan tersendiri juga berkat yang berbeda2. Sungguh bukan hanya sekedar memberi sesuatu, tapi justru saya pribadi yang mendapat banyak berkat dari Mission Trip itu. Berkesan juga jika mengingat perkembangan Komisi Misi, yang diawali dari kumpulan pemuda mengadakan perjalanan misi ke Pulau
Kubung, sampai akhirnya terbentuk Komisi Misi. Dari kunjungan yang tak berkesinambungan, sampai kini terdapat Proyek Misi yang berkelanjutan di Pulau Lingka. Juga sampai pada pengenalan dan pengadopsian suku yang terabaikan. Banyak suka dan duka yang terjadi, ada tawa, ada rasa gemas dan kesal, ada juga air mata, tapi pekerjaan Tuhan sungguh terlihat nyata dari semua itu. (G): Apakah saran dan pendapat yang ingin Triana sampaikan pada jemaat GPO dan GPBB dalam rangka peningkatan program komisi Misi ini? (T):
Saya amat bersyukur, Tuhan mengijinkan saya untuk berada di Singapura, tepatnya di GPO, meski diawali dengan perasaan duka akibat ‘diungsikan dari kerusuhan’. Sejalan dengan waktu, sedikit demi sedikit, saya dapat melihat dan merasakan rencana indah yang Tuhan telah kerjakan dalam hidup saya. Dan ketika saya melihat ke belakang, saya hanya dapat tertegun, amazed dengan segala kebaikan Tuhan. Saya percaya Tuhan juga memiliki rencana khusus bagi setiap anda, jemaat yang berada di Singapura. Tuhan punya rencana khusus pula ketika menempatkan anda di GPO/ GPBB, dengan Komisi Misi di 7
(G): Terakhir, apakah pesan-pesan bagi seluruh pembaca/jemaat GPBB dan GPO agar gereja kita dapat bertumbuh dalam kesatuan tubuh Kristus dan seturut dengan kehendak-Nya? (T):
8
Kerinduan saya ialah setiap jemaat (termasuk saya sendiri) dapat mempunyai rasa memiliki GPO dan GPBB. Bukan sekedar datang, duduk, ngobrol dan pulang. Bukan sekedar memikirkan apa yang bisa saya peroleh
dari Gereja ini. Juga bukan sekedar sebagai seorang komentator yang rajin mengeluarkan kritikan namun tidak membangun, dan tidak turut memikirkan solusinya. Namun sebaliknya mengibaratkan diri sebagai salah satu anggota tubuh, yang ketika anggota lain sakit, ia juga merasakan sakit, dan berupaya agar rasa sakit itu dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Anggota tubuh yang mengenali dan menjalankan tugas dan fungsi khusus yang diberikan. Anggota tubuh yang tidak berjalan atau bekerja seenaknya, menurut caranya sendiri, tapi sebaliknya tunduk terhadap perintah yang disampaikan dari kepala, yang adalah Tuhan sendiri. Dan anggota tubuh yang memperlakukan anggota tubuh lainnya dengan extra hati-hati, tidak saling menyakiti, tidak saling mencerca, tidak mengganggap diri lebih tinggi ataupun berkuasa, tapi sebaliknya mendahulukan kepentingan anggota yang lain dan memberikan perhatian lebih serta perlindungan kepada anggota tubuh yang kecil dan lemah.
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
dalamnya. Tuhan yang telah bekerja luar biasa dalam proses terbentuknya Komisi ini, sudah pasti juga punya rencana istimewa dalam hidup anda dan saya melalui Komisi ini. Bersyukur dan manfaatkanlah dengan sebaikbaiknya kesempatan di mana anda dapat mengenal apa itu misi, mengapa saya harus bermisi dan bagaimana saya bermisi. Bahkan sarana untuk mengenal apa itu Mission Trip juga sudah tersedia. Sampai pada sarana untuk belajar salah satu teknik untuk dapat memperkenalkan Yesus pada sesama pun juga tersedia. Sungguh suatu ‘privilege’ yang tidak didapat oleh semua orang. Sekarang tergantung pada anda dan saya, apa yang akan anda dan saya lakukan dengan kesempatan yang tidak akan selamanya tersedia itu…
(G): Terima kasih atas apa yang sudah Triana bagikan untuk kita semua. Kiranya hal ini boleh menjadi berkat bagi
setiap pembaca setia GemaGPO. Tuhan memberkati Triana sekeluarga juga pelayanan yang Triana lakukan bagi kemuliaan Tuhan. (T):
Terima kasih juga untuk kesempatan yang diberikan. Karena melalui kesempatan
ini, saya pribadi juga diingatkan terhadap cinta kasih Tuhan yang demikian besar dalam hidup saya sekaligus mengingatkan saya akan tugas yang masih harus saya terus kerjakan sebagai anak Tuhan. GOD bless us & therefore let us be a blessing for Others.
Bersama para guru sekolah minggu dalam acara appresiasi anak2 (kenaikan kelas sekolah minggu
9
FELLOWSHIP GRUP TIMOTIUS KOMISI REMAJA GPO 27 SEPTEMBER 2003 @ EAST COAST by Arry H. Valendra
Fellowship harus masuk G r u p ke dalam Timotius karung lalu (GT) kali ini melompat – sengaja l o m p a t diadakan di h i n g g a East Coast mencapai sehubungan k e p a d a bertepatan anggota d e n g a n yang lain di O u t i n g dalam grup Keluarga itu dan G P O . mengoper saat mengikuti acara bersama yang Walaupun k a r u n g dipimpin panitia Bulan Keluarga demikian, tersebut lalu ini tidak menjadi masalah bagi para melompat – lompat lagi dan remaja yang datang dan menghadiri seterusnya hingga anggota terakhir acara fellowship ini. Mereka semua dalam grup itu mencapai garis bersukacita dan bermain bersama – finish. Ada juga permainan sama kawan seiman dan selanjutnya yang menyerupai sepak sepelayanan mereka. Puji Tuhan atas bola, akan tetapi setiap anggota grup berlangsungnya acara ini dengan harus bermain secara berpasangan baik. ( 2 orang) karena salah satu kaki mereka diikat sehingga pergerakan Seperti biasanya, acara mereka terbatas dalam permainan Fellowship GT ini bertujuan untuk ini. Hal ini sengaja dibuat demikian memperdalam rasa kebersamaan agar terciptanya keadilan antara laki dan persatuan antara sesama – laki dan perempuan yang bermain anggota GT. Untuk itu, beberapa game ini. games sudah disiapkan untuk Cheers juga tidak ketinggalan mengisi acara ini. Di antara games tersebut ada lomba balap karung di di sini. Setiap grup diharuskan mana setiap anggota dalam grup untuk membuat cheers mereka 10
masing – masing dan ini sudah menjadi sebuah tradisi di Komisi Remaja GPO. Dalam waktu yang tidak begitu lama, setiap grup ‘pun berhasil memberikan cheers mereka yang ‘unik’ dan kreatif kepada grup yang lainnya secara bergiliran. Setiap permainan yang baru saja selesai, tidak ketinggalan juga mereka bernyanyi beberapa lagu kebersamaan dengan membentuk lingkaran. Mereka terlihat amat bersukacita di sini. Menjelang akhir acara Fellowship GT ini, tidak lupa kalau mereka mengakhirinya dengan doa seperti yang mereka lakukan sebelum acara tersebut dimulai. Akan tetapi, para remaja tidak mau acara ini berakhir begitu saja. Fellowship GT memang seharusnya sudah selesai akan tetapi ini bukan
berarti berakhirnya masa – masa kebersamaan mereka di sana. Dengan memanfaatkan tempat diadakannya acara fellowship ini ( East Coast) yang merupakan acara yang diadakan di pesisir pantai, para remaja mulai menggotong satu demi satu teman – teman mereka lalu menceburkannya ke dalam air laut. Mungkin masa – masa ini merupakan masa yang sudah ditunggu – tunggu oleh mereka sejak awal dari acara fellowship tersebut. Terlihat sekali sukacita di wajah mereka walaupun banyak dari mereka yang akhirnya basah kuyup karena diceburkan oleh teman – temannya. Sungguh terjalin dengan kuat sekali kebersamaan yang ada di Komisi Remaja GPO ini dan ini merupakan sebuah berkat yang telah diberikan oleh Tuhan kepada mereka.
Gembira bersama
11
KEKUATAN DAN PENGHIBURAN By : Rosalinda Sumolang
Kekuatan dan kita hanya dari Tuhan. Penguhiburan adalah Satu peringatan dua kata yang tidak penting yang Tuhan dapat dipisahkan berikan bagi kita lewat dalam kehidupan nabi Yeremia yang orang percaya. mengatakan bahwa : Pengertian kata “Terkutuklah orang ‘kekuatan’ jika ditinjau yang mengandalkan dari sudut pandang manusia, yang duniawi mungkin mengandalkan selalu diidentikkan kekuatannya sendiri penulis dengan kemampuan dan yang hatinya melakukan sesuatu untuk menjauh dari Tuhan.” (Yeremia 17 : menguasai orang lain atau 5). Sebagai orang percaya, mengungguli orang lain. Tetapi dalam sudut pandang iman Kristen, apalagi yang bersungguh-sungguh ‘kekuatan’ identik dengan ingin melayani Tuhan dalam bentuk kemampuan untuk bertahan dalam apapun, ada dua hal yang harus setiap tekanan yang menghadang dihindari menurut catatan Yeremia setiap perjalanan kehidupan kita, : termasuk di dalamnya kemampuan 1. Dilarang mengandalkan untuk bertahan dalam pelayanan manusia. Mungkin kita yang Tuhan percayakan kepada berpikir, mengapa ada kita. Jadi kekuatan bukan peringatan untuk tidak dimanfaatkan untuk menyerang dan mengandalkan manusia. mencelakakan orang lain, tetapi Alasannya adalah karena untuk pertahanan iman. Sedangkan manusia tidak selalu hidup penghiburan adalah sesuatu yang dalam kebenaran. Manusia memberikan kesukaan, baik pada mudah berubah. saat kita dalam kegembiraan, Tergantung situasi dan k o n d i s i . terlebih pada saat duka. Ketidakkonsistenan inilah SUMBER KEKUATAN yang pada akhirnya juga menghasilkan hal-hal yang Jika kita meyakini bahwa tidak konsisten. Alkitab merupakan sumber Dampaknya adalah pemahaman kita tentang segala kekecewaan diri sendiri sesuatu, maka kita juga harus atau mengecewakan orang mengamini bahwa sumber kekuatan lain. 12
2. Dilarang mengandalkan diri sendiri. Orang yang mengandalkan diri sendiri cencerung akan menyombongkan diri yang pada akhirnya, akan meremehkan orang lain. Kedua peringatan di atas menunjukkan bahwa di dunia ini tidak ada yang dapat menjadi sumber kekuatan kita, selain daripada Tuhan. Lebih jauh nabi Yeremia mengatakan bahwa : “Diberkatilah orang yang mengandalkan (menjadikan sumber kekuatan) Tuhan.” (Yeremia 17 : 7) DALAM HAL APA KITA DIBERI KEKUATAN 1. Saat mengalami pencobaan / penderitaan Persoalan-persoalan hidup, bukanlah hal baru dalam kehidupan orang percaya. Selagi masih bernafas dan selagi masih tinggal di dunia fana ini, maka persoalanpersoalan akan senantiasa muncul di hadapan kita. Tetapi hal yang perlu diyakini adalah bahwa Tuhan akan senantiasa memberikan kekuatan bagi kita. Surat 1 Petrus 1 : 5 menyebutkan bahwa : “Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telahtersedia untuk
dinyatakan pada zaman akhir.” 2. Saat mengalami penganiayaan / penyiksaan Penganiayaan dan penyiksaan karena iman kepada Tuhan Yesus, bukanlah hal yang mengagetkan bagi orang beriman. Karena, Alkitab sendiri berkata bahwa : “ … ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.” (Matius 10 : 17 & 19). Kata “jangan kuatir” memberikan pengertian bahwa kita akan diberikan kekuatan oleh Tuhan pada saat kita mengalami penganiayaan dan penyiksaan. KEKUATAN PENGHIBURAN
SEBAGAI
Ada banyak anak-anak Tuhan yang seringkali tidak menyadari bahwa pada saat kita mengalami berbagai macam pencobaan dan tantangan, baik dalam kehidupan sehari-hari, terlebih lagi dalam hal pelayanan, Tuhan selalu memberikan pertolongan dan kekuatan untuk menghadapi semua itu. Dan sekalipun kita mengalami berbagai-bagai duka, tetapi 13
kekuatan Tuhan juga yang pada akhirnya memberikan sukacita bagi kita. Pemazmur dalam mazmur 23 : 4 berkata : “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku.” Gambaran yang diberikan pemazmur untuk melukiskan akan kekuatan Tuhan yang menyertai anak-anak Tuhan adalah seperti ‘gada dan tongkat’ ditangan penggembala yang menjaga dombadombanya. Penjagaan dan pemeliharaan Tuhan lewat ‘gada dan tongkat’ memberikan rasa aman bagi setiap orang yang berharap dan bersandar pada Tuhan. Dan rasa aman itulah yang pada akhirnya memberikan penghiburan bagi kita, sekalipun mengalami berbagai tekanan dan pencobaan.
14
IMPLIKASI DALAM KEHIDUPAN DAN PELAYANAN Kita tidak dapat memungkiri bahwa dimanapun kita berada dan melayani, pasti akan diperhadapkan pada berbagai macam persoalan. Dan sebagai insan yang beriman, terlebih lagi sebagai pelayanpelayan Tuhan, kita harus meyakini bahwa Tuhan akan memberikan kekuatan bagi kita ketika kita menghadapi berbagai tekanan. Kita mungkin akan dipergunjingkan orang, difitnah, dicemooh dan mungkin saja akan dianiaya orang karena nama Yesus, jangan pernah menyerah, karena Tuhan akan memberikan kekuatan kepada kita. Karena kedahsyatan kekuatan Tuhan itulah yang akan menjadi penghibur bagi kita. Tuhan memberkati.
One Heart, One Voice Retreat P.S. Eklesia – 4 & 5 Oktober 2003 by ‘RNS’
Satu bulan lalu, tepatnya pada tanggal 4 & 5 Oktober 2003, Paduan Suara Eklesia mengadakan Retreat pertamanya di The Salvation Army – PraiseHaven, Bukit Timah. Merupakan sukacita yang tak ternilai harganya bagi para pengurus dan anggota Eklesia, karena acara yang sudah sekian lama direncanakan, akhirnya dapat terselenggara juga. Acara ini diikuti oleh 23 peserta, yang merupakan 70% dari total jumlah anggota yang aktif saat ini. Acara dimulai dengan berkumpul di GPO pada hari Sabtu pk. 12:45, yang kemudian dilanjutkan dengan Kebaktian Pembukaan yang dilayani oleh Pdt. Roy Tamaweol. Tema yang dipilih untuk retreat ini adalah One Heart, One Voice, dimana diharapkan dengan diadakannya Retreat ini, anggota PS dapat undur sejenak dari aktivitas sehariharinya untuk kembali memeriksa diri, merenungkan mengenai pelayanan mereka di Eklesia. Dipilihnya tema di atas karena adanya kerinduan kita semua agar dapat melayani Tuhan, bukan hanya dengan kesatuan suara, tetapi juga dengan kesatuan hati.
*~* Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia - Filipi 2:2b-3a *~*
Sekitar pk. 01:45 siang, peserta retreat berangkat ke Bukit Timah dengan sebuah bus dan juga kendaraan pribadi. Acara di retreat camp dimulai dengan pembahasan session pertama Peranan Paduan Suara dalam Ibadah dan Gereja. Session ini dibawakan oleh Pdt. Juswantori Ichwan, yang merupakan pembicara tunggal dalam retreat ini. Pada bagian pertama ini, peserta retreat diajak untuk mengetahui hal-hal yang paling mendasar, seperti Sampai seberapa pentingnya peranan Paduan Suara dalam ibadah jemaat? Dengan menggali peranan Paduan Suara dalam ibadah jemaat di Alkitab (khususnya dari Perjanjian Lama) peserta diingatkan akan visi dan peran khusus yang diemban PS gerejawi dalam ibadah jemaat, yang masih kurang kita sadari.
Pdt. Juswan; pembicara yang juga dengan sukacita membantu Abrahm dan bu Lucia mengiringi puji-pujian 15
Pembahasan berikutnya mengenai: Apakah keunikan Paduan Suara Gerejawi dibanding dengan paduan suara lainnya? Melalui pemahaman tersebut di atas, peserta diajak untuk mengintrospeksi akan motivasi dan visi masing-masing dalam pelayanan mereka di Eklesia. Session ini diuraikan dengan begitu menarik, dimana peserta diajak untuk ikut ambil bagian. Peserta secara inter-aktif ikut bernyanyi pada saat pembahasan mengenai Pelayanan paduan suara yang professional dalam Bait Allah, baik pada masa Perjanjian Lama dan perkembangannya dalam Perjanjian Baru Usai session pertama, peserta diberikan kesempatan untuk berisitirahat sejenak sambil menikmati snack dan tea/ coffee. Setelah itu acara dilanjutkan dengan Acara Kebersamaan, yaitu permainan tebak lagu “Berpacu dalam Eklesia”. Seluruh peserta dibagi menjadi 3 kelompok, dengan nama kelompok Kelompok Harpa yang kompak - dalam acara kebersamaan; Berpacu dalam Eklesia
16
Peserta Retreat sedang mengikuti session 1 - dengan bersemangat dan serius mengikuti pembahasan tentang Peranan PS dalam ibadah
Gambus, Harpa dan Kecapi. Melalui permainan ini, diharapkan peserta dapat lebih saling mengenal satu dengan yang lainnya. Permianan ini juga melatih kerjasama kelompok dan kesigapan/ kepekaan dalam menebak judul lagu ataupun moment-moment penting dalam sejarah perkembangan Eklesia. Pada akhir permainan, kelompok Harpa yang berhasil mengumpulkan nilai terbanyak. Selepas acara kebersamaan, peserta diberikan waktu untuk check-in dan mandi sore. Untuk kemudian berkumpul kembali untuk Santap Malam Bersama. Pada pukul 7 malam, acara dilanjutkan dengan session ke-2 Persembahan yang Tulus dan Harum. Dalam session ini kita diingatkan “Bagaimana kita dapat mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan”. Karena kita melayani Tuhan Yang Maha Kudus, yang mengetahui isi hati kita yang terdalam, maka pelayanan kita kepada Tuhan tidak dapat diukur dari apa yang nampak dari luar. Ketulusan hati dan kesungguhan pelayanan menjadi faktor penting dalam
pelayanan. Karena melayani tidak sama dengan aktifisme. Session inipun dibawakan secara inter-aktif, dimana peserta diajak untuk ikut bernyanyi selama pembahasan berlangsung. Session ke-2 ini ditutup dengan bersama-sama menyanyikan lagu “Persembahanku”.
tidak akan datang lagi kepadamu dalam dukacita. *~* Usai Dedication Service, acara retreat untuk hari pertama pun berakhir. Walaupun waktu sudah lewat dari pukul 10 malam, namun para peserta masih enggan untuk beristirahat. Sehingga mereka melanjutkannya dengan ber-sharing ria, saling bertukar cerita sambil menikmati supper sampai dengan larut malam. Hari ke-2, diawali dengan Saat Teduh bersama. Karena jumlah peserta menginap yang tidak begitu banyak, maka Saat Teduh dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok Pria dan Kelompok Wanita. Setelah itu peserta, berkumpul kembali di Dining Hall untuk Santap Pagi Bersama
Ngobrol-ngobrol sampai pagi, saling berbagi cerita. Bukannya ngegosip lho, malah tukar-menukar pengalaman yang menambah pengetahuan
Acara dilanjutkan dengan Dedication Service, yang merupakan puncak acara pada retreat ini. Melalui acara ini, peserta diingatkan akan tekad mereka dalam pelayanan melalui PS Eklesia. Bagi mereka diberikan kesempatan untuk memperbaharui tekad atau komitmen mereka dalam pelayanan. Karena dengan mengerti apa arti dari konsep tentang Kebaikan Tuhan, kita disadarkan untuk bersikap optimis dalam pelayanan kita kepada Tuhan. *~* 2 Kor 2:1 – Aku telah mengambil keputusan di dalam hatiku, bahwa aku
dan kemudian dilanjutkan dengan acara Sharing dari dan antar peserta. Acara ini dipimpin oleh salah seoarang Majelis Jemaat yang juga merupakan anggota PS Eklesia. Pada awal acara ini, peserta dibagikan selembar kertas yang berisikan tentang beberapa pertanyaan. Dengan metode Pertanyaan Bertingkat, peserta diberikan beberapa pertanyan, seperti: 17
bagaimana awal mulanya sampai mereka bergabung dengan PS Eklesia. Apa yang mendorong mereka untuk bergabung. Apa yang mereka rasakan begitu berkesan selama pelayanan mereka. Dan juga, apa
dalam pelayanan kita bersama. Dan apa yang sudah diutarakan oleh masing2 peserta merupakan masukan bagi anggota dan pengurus sebagai evaluasi untuk dapat memperbaiki diri agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Acara sharing ditutup oleh Pdt. Juswan dengan merangkumkan tekad bersama para anggota Eklesia yaitu Satu Hati, Satu Suara. Satu Hati hanya dapat dicapai dengan membina spiritulitas anatar anggota, dan Satu Suara dapat diraih melalui latihan yang sungguh-sungguh.
Bernyanyi dengan sukacita & gembira sebelum masuk ke acara sharing
yang mereka rasakan kurang berkenan di hati. Kemudian, potensi apa yang menurut peserta dapat dikembangkan di Eklesia. Dengan saling membuka hati dan membagikan suka-duka ataupun pergumulan masing-masing, peserta dapat mengeluarkan semua ganjalan ataupun hal2 yang menjadi penghalang
Foto bareng untuk kenang2an ikutan Retreat Eklesia, sayang tidak semua peserta ikutan karena ada yang tidak hadir dihari kedua 18
Acara terakhir adalah Latihan Paduan Suara, yang biasanya dilakukan setiap minggu sore, seusai kebaktian. Setelah Santap Siang Bersama, para peserta kembali ke GPO untuk mengikuti Kebaktian dan Perjamuan Kudus. Melalui kesempatan ini, kami mengundang Bapak, Ibu dan Saudara/ Saudari yang memiliki kerinduan untuk bergabung dalam pelayananan bersama PS Eklesia. Latihan diadakan setiap hari Minggu sore (setelah kebaktian), dari pk. 4:30 sampai dengan pk. 6:00. Kemudian, dilanjutkan dengan makan malam bersama, yang diharapkan dapat meningkatkan keakraban & rasa kebersamaan sesama anggota PS. Marilah kita melayani Dia melalui talenta yang sudah diberikan olehNya. *~* Haleluya ! Puji Tuhan,, hai jiwaku ! Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada. - Mzm. 146 : 1-2 *~*
ADA SAYANG DI NEGERI ORANG Bayu bulan delapan berembus sepoi-sepoi aku melangkah ringan memasuki Dunman Hall persekutuan Komisi Wanita GPO Singapore bersama melantunkan puji-pujian dan doa syukur meresapi Firman Tuhan dan berkidung mazmur Itulah santapan rohani, kini jamuan jasmani tampak kue tart berhias lilin kecil kecil mungil namun bermakna mulia “Panjang umurnya… panjang umurnya.. panjang umurnya… Tuhan berkati… Tuhan berkati… Tuhan berkati…” Lagu ulang tahun itu mengalun meriah rasa gembira terpancar di tiap wajah doa panjang usia begitu menyentuh rasa “Bapa di surga, berilah panjang usia dalam hidup bermakna mereka yang berHUT; ibu Henny dan ibu Ana…” Syukur dan haru berpadu satu airmataku menetes jatuh namaku ikut tercantum di situ ah… aku cuma pendatang dari negeri seberang namun ada peduli! ada kasih! ada sayang! di negeri orang … Kecup kasih kristiani berganti-ganti peluk hangat bersahabat dibalut kasih jabat akrab mengucap selamat terima kasih sejuta teruntuk Komisi Wanita berkatNya melimpah kini dan esok lusa Henny Sutjioko Agustus 2003 19
11 November 2003, hari yang penuh sukacita bagi komisi wanita GPO. Dimana persekutuan KWGPO tidak seperti biasanya, karena pada hari itu kami merayakan Natal dalam suasana persekutuan yang indah penuh sukacita namun tetap khusuk dalam ibadah. Bahkan perasaan penuh haru juga menyelinap dalam hati kami semua, ketika drama yang mengangkat cerita kehidupan sehari-hari disajikan oleh para ibu. Ternyata ibu-ibu anggota KWGPO mempunyai talenta yang sungguh luar biasa. Berikut adalah cuplikan beberapa photo hasil rekaman kamera sie dokumentasi. Selamat Natal kami ucapkan bagi seluruh pembaca setia GemaGPO.
Natal KWGPO dalam foto
MC dan backing vocal; Ibu Suharmi, Ibu Tan Lucia, Ibu Jeanne Bororing dan Ibu Thea
Penyalaan lilin 1 -3 oleh Ev. Ribka Lo, Ev. Melinda dan Ibu Pdt. Peggy T
20
Penyalaan lilin 4 - 7 dilakukan oleh Pdt. Roy Tamaweol, Ev. Lidya Theo, Pdt. Johny Silas dan Ibu Widari Marjanto
Firman Tuhan disampaikan oleh Ibu Pdt. Peggy Tamaweol 21
Suasana ibadah dan penggalian bakat terpendam para ibu anggota KWGPO
22
Susunan Acara Kebaktian Minggu Advent, Natal dan Tutup Tahun 2003 Tema : “Melayani Bukan Dilayani” ~ Markus 10 : 45 Acara
Tanggal
Waktu
Tempat
Tema
Ayat
Minggu Advent 1
30 Nov 03 14:30-16:00
Sanctuary GPO
Kuk yang Enak & Beban yang Ringan
Mat 11 : 30
Minggu Advent 2
07 Dec 03 14:30-16:00
Sanctuary GPO
Zakharia
Luk 1 : 67 - 80
Minggu Advent 3
14 Dec 03
14:30-16:00
Sanctuary GPO
Yohanes Pembaptis
Luk 1 : 5 - 24
Minggu Advent 4
21 Dec 03
14:30-16:00
Sanctuary GPO
Simeon
Luk 5 : 25 - 35
Kebaktian Malam 24 Dec 03 19:30-20:30 Natal
Chapel
Rendah Hati Melayani Tuhan
Ef 2 : 3b; Kis 20 : 19
Combined Service 24 Dec 03 22:00-23:00
Sanctuary GPO
Gabung dengan konggregasi lain
Perjamuan Kudus
Kebaktian Natal
25 Dec 03 14:00-15:30
Sanctuary GPO
Melayani, Bukan Dilayani
Mar 10 : 45
Kebaktian Perpisahan
28 Dec 03 14:30-16:00
Sanctuary GPO
Segala Sesuatu ada Waktunya
Pkh 3 : 1 - 15
Kebaktian Tutup Tahun
31 Dec 03
Su Han Kuen Hall, Lt 2
Waktu Untuk Bersyukur
1 Tim 1 : 12 - 17
22:30-24:00
Susunan Panitia Natal GPO 2003 Ketua : Ferdinand Rafli (Hp: 97488192) Sekretaris : Debora K. G. Prihatna (Hp: 90087477) Bendahara 1 : Ibu Daisy Peleh (Hp: 96338490) (mengundurkan diri) Bendahara 2 : Ibu Dewi (Hp: 90059811) SEKSI ACARA Koordinator - Ibu Esther Darmawan (Hp: 96450405), Ferdinand Rafli, Debora K.G. Prihatna PUBLIKASI & DOKUMENTASI Koordinator - Ferdinand Rafli PERLENGKAPAN & DEKORASI Koordinator - Ibu Esther Darmawan, Ferdinand Rafli
SEKSI KONSUMSI Koordinator - Ibu Cheong (Hp: 90037472), Katherine Theopilus (Hp: 97458437) MAJELIS PENDAMPING Dkn. Rusmin Satyawijaya (Hp: 98485147), Dkn. Rini Gagarina (Hp: 94751404), Pnt. Wiryanto (Tel: 67470992) MARIA MARTA Renaning Tyas (Hp: 91822261), Sugiati (Hp: 98103007) PELAUT Victor Kansil (Tel: 63442284) KOORDINATOR KEBAKTIAN TUTUP TAHUN Chandra Koewoso (Hp: 94849301) 23
GemaGpo mengucapkan
25 Desember 2003 24