THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014
SISTEM PERSONAL DAN KUALITAS HIDUP ORANG DENGAN HIV/AIDS Nina Ningrum, Anis Rosyiatul Husna Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan1,2 Universitas Muhammadiyah Surabaya E-mail :
[email protected] ABSTRACT There are some problems which are faced by ODHA: They are stressful, weight loss, kecemasan, complexion problem, and frustrated, decreased power of work, fear, guilty, refusal, depresion or even a tendency to bunuh diri. These problems will menghambat the activity and the development of ODHA so that the life of ODHA will be interupted. The stigma and paradigm cause the spirit of life of ODHA decrease that it also cause the quality of life of ODHA also decrease. The goal of this research is to figure out the relationship between Personal System of ODHA and The Quality of Life of ODHA at Yayasan Bina Hati Surabaya. The design that is used in this research is Analytic Corelasional Cross Sectional. The population in this reserach is thirty ODHA. This research is using Total Sampling and it is obtained thirty ODHA. The independent variable is personal system of ODHA and the dependent variable is the life quality of ODHA. The instrument that is used is the quisionare paper. The analysis is using statistic test Spearman Rank with the level of significance a < 0,05. From the research, it is obtained that good personal system of ODHA is 21 people (70%) and average life quality of ODHA is 26 people (86%). With the level of significance p = 0,029 < a < 0,05 that means H0 is refused and H1 is accepted. It means that there is significant relationship between personal system of ODHA and life quality of ODHA at Yayasan Bina Hati Surabaya. The conclusion of this research is there is a significant relationship between personal system of ODHA and life quality of ODHA. It is hoped that there will be strong support and guidance intensively to increase the personal system of ODHA so that the life quality also increase well. Keywords: Personal system, ODHA, quality of life perasaan bersalah, penolakan, depresi bahkan kecenderungan untuk bunuh diri. Kondisi ini menghambat aktivitas dan perkembangan ODHA sehingga kehidupan efektif sehari-harinya terganggu (Wahyu S, dkk, 2012). Pada akhir tahun 2010 jumlah orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di seluruh dunia mencapai 34,8 juta (31,6-35,8), naik 18% dari tahun 2001. Hingga bulan September 2011, kasus HIVAIDS di Indonesia secara kumulatif tercatat hampir mencapai 300.000 kasus dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 238.893.400 jiwa (BPS & Kemenkes RI, 2011). Di Propinsi Jawa Timur Sampai Desember 2012 secara kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 6.900 kasus sedangkan kasus HIV yang ditemukan sebanyak 12.862 kasus. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes)
PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari, interaksi sosial dalam masyarakat sangatlah kompleks. Kita bisa menemukan pada penderita HIV/AIDS adanya perlakuan yang berbeda, seperti dijauhi, dikucilkan, adanya diskriminasi (Hutapea 2004 dalam Hermawati P. 2011) Bentuk lain dari stigma berkembang melalui internalisasi oleh ODHA dengan persepsi negatif tentang diri mereka sendiri. Beberapa masalah yang dialami ODHA baik secara fisik maupun psikologis, antara
lain: muncul stress, penurunan berat badan, kecemasan, gangguan kulit, frustasi, bingung, kehilangan ingatan, penurunan gairah kerja, perasaan takut, 6
THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014
dependen adalah kualitas hidup ODHA.. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner WHOQOL-BREF dan kuisioner sistem personal yang sudah disiapkan sebelumnya oleh peneliti. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistik Spearman Rank dengan tingkat kemaknaan α < 0.05
Kota Surabaya, pada 2012 tercatat 5.863 kasus pengidap HIV dan AIDS. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Yayasan Bina Hati Surabaya hingga bulan April tahun 2013 didapatkan data kasus sebanyak 30 penderita ODHA yang berada dalam binaan yayasan. Keadaan individu dapat mempengaruhi hasil persepsi, ada dua sumber yang mempengaruhinya yaitu yang berhubungan dengan segi kejasmanian/ fisiologis dan yang berhubungan dengan segi psikologis. Apabila sistem fisiologinya tergangu, hal tersebut akan berpengaruh pada persepsi seseorang. Sedangkan segi psikologis yaitu mengenai pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, motivasi akan berpengaruh pada seseorang yang akan melakukan persepsi (Hermawati P. 2011). Stigma dan diskriminasi ini seringkali menyebabkan menurunnya semangat hidup ODHA yang kemudian membawa efek dominan menurunnya kualitas hidup ODHA (Rachmawati, 2013). Dari beberapa kajian riset sebelumnya, belum ada penelitian yang mengkaji secara khusus mengenai hubungan sistem personal ODHA dengan kualitas hidup ODHA khususnya di Indonesia. Maka, belum diketahui secara jelas apakah faktor sistem personal ODHA mempengaruhi kualitas hidup pasien HIV/AIDS. Sedangkan, hal tersebut sangat diperlukan sebagai acuan untuk mengembangkan intervensi keperawatan yang dapat lebih berkontribusi positif untuk pasien HIV/AIDS di Indonesia. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti fenomena masalah ini.
HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki sistem personal ODHA dengan kategori cukup dan memiliki kualitas hidup ODHA dengan kategori sedang sebanyak 19 responden (63%) sedangkan sebagian kecil responden yang memiliki sistem personal ODHA dengan kategori cukup dan memiliki kualitas hidup ODHA dengan kategori rendah sebanyak 2 responden (7%) dari 30 responden. Berdasarkan uji statistik sperman rank test untuk mengetahui hubungan sistem personal ODHA dengan kualitas hidup menunjukkan hasil dengan signifikansi ρ = 0,029 ≤ α = 0,05, sehinga Hipotesis penelitian diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara sistem personal dengan di Yayasan Bina Hati Surabaya PEMBAHASAN Sistem Personal Berdasarkan hasil penelitian sistem personal ODHA sebagian besar tergolong cukup yaitu sebanyak 21 orang (70%) dari 30 responden. Suzana Murni, dkk (2007:42) menyatakan bahwa banyak orang dengan HIV/AIDS sungguhsungguh mencoba untuk memperbaiki tingkah laku mereka, tetapi sikap yang negatif dari masyarakat terhadap mereka semata-mata mengkonfirmasi konsep diri mereka, dan tingkah laku yang sesuai dengan citra ini yang kemungkinan besar untuk terjadi. Pendapat ini menyatakan bahwa sikap negatif dari masyarakat dapat merubah konsep diri ODHA. Konsep diri positif yang dimiliki ODHA dapat ditunjukkan melalui kemampuannya menerima kondisi
METODE Penelitian ini menggunakan desain Analitik Corelational dengan metode pendekatan Cross Sectional. Populasi yang dimaksud adalah seluruh penderita ODHA di Yayasan Bina Hati yang diambil dengan teknik sampling jenuh. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sistem personal ODHA sedangkan variabel 7
THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014
mereka tidak mungkin dapat diatasi karena cara itu makin memperburuk konsep diri mereka. Dari hasil penelitian di lapangan didapatkan kualitas hidup pada ODHA adalah sedang. Kualitas hidup sedang responden disebabkan oleh beberapa faktor yaitu aktivitas yang harus terkontrol akibat penyakit yang diderita tidak membolehkan dirinya terlalu keletihan, perasaan sedikit cemas tapi tidak mendominasi akan diketahuinya kondisi penderita di masyarakat tempat penderita tinggal meskipun tidak mengganggu aktivitasnya secara berlebihan, dukungan yang didapatkan oleh penderita sebagian besar hanya dari yayasan dan atau pasangan mereka sedangkan dari anggota keluarga lainnya tidak didapatkan karena mereka merahasiakan kondisi penyakitnya, tingkat pendidikan dari responden sebagian besar tinggi (SMA dan di atas SMA) dimana hal ini memiliki hubungan dengan kemampuan kognitif yang cukup untuk memahami informasi dan perawatan.
dan keadaan diri pada saat kini, bersikap lebih realistik, objektif dan tidak menunjukkan ketegangan emosional yang berlebihan Pada kenyataan di lapangan sistem personal ODHA dinyatakan cukup oleh karena beberapa faktor diantaranya penerimaan diri, hubungan sosial dengan lingkungan yang positif, tidak adanya tekanan emosi yang berat sebab kondisi pasien tidak diketahui oleh masyarakat umum. Selain itu lama terpajan oleh penyakit juga memepengaruhi sistem personal dari ODHA, dimana sebagian besar responden terpajan penyakit paling banyak lebih dari setengah tahun. Hal ini menunjukkan semakin lama individu terpajan oleh suatu penyakit maka akan baik pula respon yang ditunjukkan terhadap sistem personalnya. Namun, ada sisi lain dari diri ODHA dimana mereka tidak bisa mengungkap kondisi kesehatannya pada masyarakat umum akibat adanya stigma dan diskriminasi. Kualitas Hidup ODHA Berdasarkan hasil penelitian kualitas hidup ODHA hampir seluruhnya tergolong sedang yaitu sebanyak 26 orang (86%) dan tidak satu pun tergolong kematian dan sempurna yaitu sebanyak 0 orang (0%) dari 30 responden. Konsep sehat dan sakit dalam pandangan ODHA dipersepsikan secara berbeda dan merupakan hal yang bersifat subjektif yang dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan pengetahuan sehingga dapat menggangu kualitas hidup ODHA. Sesuai dengan penelitian Greeff et al. (2009) mendapatkan bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien HIV/AIDS. Sebagaimana diungkapkan oleh Prayitno dan Erlamsyah (2002:131) bahwa apabila individu dihukum, dipenjarakan dan dihina, maka kesalahan
Hubungan Sistem Personal ODHA Dengan Kualitas Hidup ODHA Berdasarkan hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara sistem personal ODHA dengan kualitas hidup ODHA di Yayasan Bina Hati Surabaya dengan signifikansi ρ = 0,029 α < 0,05 yang artinya, semakin baik sistem personal ODHA maka semakin baik kualitas hidup ODHA sebaliknya semakin kurang sistem personal ODHA maka semakin rendah kualitas hidup ODHA. Berdasarkan hasil penelitian Mast et al. (2004), secara umum kesehatan fisik wanita yang mengidap HIV/AIDS memiliki kualitas hidup yang lebih rendah, memiliki keluhan fisik yang menggangu aktifitas, nyeri, gangguan fungsi peran,
Tabel 1. Distribusi Tabulasi Silang Hubungan Sistem Personal ODHA dengan Kualitas Hidup ODHA di Yayasan Bina Hati Surabaya Sistem Kualitas Hidup Total Personal Kematian % % % Rendah % Sedang % Tinggi Sempurna % 7 23 2 7 9 30 Baik
8
THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014
Cukup Kurang Total
-
-
2 -
7 -
19 -
63 -
-
-
-
-
21 -
70 -
-
-
2
7
26
86
2
7
-
-
30
100
dengan sistem personal kurang dengan kualitas hidup kematian, rendah, sedang, tinggi, dan sempurna sejumlah 0 responden (0%).
sosial, dan kesehatan mental. Gangguan yang dilaporkan lebih dari 4 gejala. Selain itu teori yang menjelaskan tentang keadaan psikologis penderita HIV/AIDS dikemukakan oleh Yatim Dany Irawan (2006:48), bahwa seseorang dengan HIV/AIDS masih merasakan dirinya berguna, ada kemungkinan semangatnya memperpanjang hidupnya dan mampu mengembangkan konsep diri yang positif dan mampu menjalani kehidupannya menjadi lebih baik. Dan penelitian yang menjelaskan tentang hubungan sosial dikemukakan oleh Yayasan Spritia (2004), bahwa sebagian ODHA yang tidak mendapat dukungan keluarga berusaha bertahan dengan cara memperoleh dukungan dari orang-orang HIV positif lainnya, pasangannya, atau melalui komunitas khusus ODHA seperti lembaga-lembaga khusus HIV, di lembaga ini mereka cenderung lebih bisa berbagi dan mampu untuk mengembangkan kemampuan menghadapi tekanan menjadi lebih baik sehingga terwujud penerimaan diri yang positif, Dari hasil analisa hubungan sistem personal ODHA dengan kualitas hidup ODHA didapatkan bahwa ODHA dengan sistem personal baik dengan kualitas hidup kematian, rendah, dan sempurna sejumlah 0 responden (0%), responden dengan sistem personal baik dengan kualitas hidup sedang sejumlah 7 responden (23%), responden dengan sistem personal baik dengan kualitas hidup tinggi sejumlah 2 responden (7%), ODHA dengan sistem personal cukup dengan kualitas hidup kematian, tinggi, dan sempurna sejumlah 0 responden (0%), responden dengan sistem personal cukup dengan kualitas hidup rendah sejumlah 2 responden (7%), responden dengan sistem personal cukup dengan kualitas hidup sedang sejumlah 19 responden (63%), sedangkan ODHA
SIMPULAN Sistem personal ODHA di Yayasan Bina Hati Surabaya sebagian besar tergolong sistem personal cukup. Kualitas hidup ODHA di Yayasan Bina Hati Surabaya hampir seluruhnya tergolong sedang. Ada hubungan sistem personal dengan kualitas hidup di Yayasan Bina Hati Surabaya. Peningkatan peran oleh yayasan, masyarakat yang menaungi para penderita ODHA diharapkan dapat memaksimalkan sistem personal yang dimiliki oleh masingmasing penderita sehingga penderita ODHA mampu mempersepsikan dirinya secara baik sehingga ODHA mampu berkontribusi dalam sistem sosial di masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Astuti, P, dkk. 2010. Hubungan Antara Dukungan Sosial Yang Diterima Dengan Kebermaknaan Hidup Pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Unversitas Mercu Buana Yogyakarta. Di akses 5 Februari pukul 14.32 fpsi.mercubuanayogya.ac.id/.../Agust us_2010_Kondang-B... Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Rineka Cipta. Jakarta Dewi, M, dkk. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta Hidayat, A.A.A. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. EGC. Jakarta
9
THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014
Penerimaan Diri ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS. Skripsi. Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang. Di akses 11 April 2013 pukul 12.58. eprints.unika.ac.id/.../03.40.0019_Ag ustina_Nur_Rasyida.p... Ruliathina, P. 2008. Universitas Indonesia. Depok. Di akses 05- April 2013 pukul 05.44. www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/ 126633-S-5441... Samuel, Pascal. 2007. Prevalensi dan Distribusi Kaus HIV Di Rumah Sakit Immanuel Periode Agustus 2004-Juli 2006. Universitas Kristen Maranatha. Di akses 05 April 2013 pukul 19.35. repository.maranatha.edu/1622/1/03 10093_Abstract_TOC.pdf Sekarwiri, Edesia. 2008. Hubungan Antara Kualitas Hidup dan Sense of Community Pada Warga DKI Yang Tinggal Di Daerah Rawan Banjir. Universitas Indonesia. Depok. Di akses 08 Desember 2012 pukul 07.44. lontar.ui.ac.id/file?file=digital/12524 7-362.2%20SEK%20h%20... Wahyu, S, dkk. 2012. Konsep Diri dan Masalah Yang Dialami Orang Terinfeksi HIV/AIDS. Jurnal Ilmiah Konseling. vol. 1. no. 1. hal 1-12. diakses 11 April 2013 pukul 12.23. jurnal.usu.ac.id/index.php/psikologia /article/.../400/377 WHO. 1993. Quality of Life-BREF. Di akses 4 Januari 2013 pukul 12.07. http://www.who.int/substance_abuse /research_tools/whoqolbref/en/ols/w hoqolbref/en
Hidayat, A.A.A. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Salemba Medika. Jakarta Kusuma, Henni. 2011. Hubungan Antara Depresi dan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien HIV/AIDS Yang Menjalani Perawatan Di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Tesis. Universitas Indonesia. Depok. Di akses 01 Februari pukul 17.38. lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20282 772-T-Henni%20Kusuma.pdf Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Nurchayati, S. 2010. Analisis FaktorFaktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap dan Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Tesis. Universitas Indonesia. Di akses 01 Februari pukul 19.02. lontar.ui.ac.id/file?file...T%20Sofian a%20Nurchayati.pdf Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta Nursalam dan Kurniawati. 2011. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Salemba Medika. Jakarta Rasyida, Agustina Nur. 2008. Faktorfaktor Yang Mempengaruhi . B
10