PROTOTYPE POSTER HIV/AIDS UNTUK PSK DOLLY DAN JARAK DI KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA BERDASAR TEORI PPROCESS Hario Megatsari Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya e-mail:
[email protected] ABSTRACT Prostitution area is known to be one of many causes of the growing number of HIV/AIDS patients in Surabaya. Abdi Asih foundation has done several attempts to prevent this, but so far have not been able to successfully deliver the key idea to the intended audience. This calls for a more comprehensive and accurate method to the sex workers to improve their HIV/AIDS consciousness and knowledge level. The objective of this research is to improve the existing HIV/AIDS information poster media. The improvement process is implemented based on the steps suggested by the P-Process theory. This is an observational research with cross-sectional design which uses both quantitative and qualitative methods. Quantitative approach was used to know the knowledge. Qualitative approach was applied by using FGD and in-depth interview with the commercial sex workers as the respondents. The result of this research shows that respondents’ knowledge about HIV/AIDS is considerably low. The Wilcoxon Sign Rank Test yields a probability score of 0.03 which indicates that this new poster media is indeed effective in improving the respondents’ knowledge and consciousness about HIV/AIDS issues. Based on the research result, it can be concluded that the poster media prototype has been found to be effective in improving respondents’ knowledge about the mentioned issues, due to the fact. Suggesting for future improvement, it is better to give substantial consideration in audience’s wishes and common characteristic in designing effective information poster media. Key words : poster, HIV/AIDS, commercial sex workers, P-Process theory, effective
ABSTRAK Lokalisasi dikenal sebagai salah satu dari banyak penyebab meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS di Surabaya. Yayasan Abdi Asih telah melakukan beberapa upaya untuk mencegah hal ini, tapi sejauh ini belum berhasil mencapai sasaran. Diperlukan metode yang lebih komprehensif dan akurat untuk para pekerja seks dalam meningkatkan kesadaran dan tingkat pengetahuan HIV/AIDS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas media poster informasi HIV/AIDS. Proses perbaikan dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah dari teori P-Process. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional yang menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk melihat pengetahuan. Pendekatan kualitatif diterapkan dengan menggunakan FGD dan wawancara mendalam dengan para pekerja seks komersial sebagai responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang HIV/AIDS masih cukup rendah. Wilcoxon Sign Rank Test menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,03 yang menunjukkan bahwa media poster baru memang efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang isu-isu HIV/AIDS pada responden. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa media prototype poster terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden tentang isu-isu yang disebutkan berdasarkan fakta. Saran untuk perbaikan di masa depan, lebih baik memberikan pertimbangan substansial dalam keinginan masyarakat dan karakteristik umum dalam merancang media poster informasi yang efektif. Kata kunci: poster, HIV/AIDS, pekerja seks komersial, teori P-Process, efektif
10
Hario M., Prototype Poster HIV/AIDS...
11 PENDAHULUAN AIDS (acquired immune deficiency syndrome) merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit menular seksual yang ada di dunia ini yang sangat sulit untuk disembuhkan, bahkan hingga saat ini pihak medis masih belum menemukan obat yang tepat untuk menyembuhkan penyakit ini. Di Jawa Timur, sampai dengan bulan Maret 2004, jumlah kumulatif dari kasus AIDS dan HIV positif mencapai angka 284. Dari angka sebesar 284 tersebut sebanyak 204 kasus AIDS (71,83%) terjadi di kota Surabaya. Angka-angka diatas sebagian besar disebabkan oleh perilaku seksual yang tidak sehat, seperti berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom, kemudian penyebab lainnya adalah narkoba suntik atau IDU (Badan Penanggulangan NAPZA dan AIDS Provinsi Jawa Timur, 2004). Menurut Soekanto (1990) pengertian prostitusi atau pelacuran adalah sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan seks dengan mendapat upah. Seseorang yang bekerja di bidang pelacuran yang awalnya dikenal dengan nama pelacur sekarang telah diganti dengan commercial sex workers atau PSK. Di Surabaya terdapat tempat prostitusi yang tumbuh dan berkembang begitu pesatnya yakni lokalisasi Jarak dan Dolly, Tambak Asri, Bangunsari, Moroseneng serta pelacuran liar yang berada di beberapa pinggir jalan. Lokalisasi Dolly dan Jarak yang termasuk dalam wilayah Putat Jaya Surabaya merupakan lokalisasi terbesar diantara lima lokalisasi yang ada. Adapun Jumlah PSK di lokalisasi di Surabaya yang menderita PMS adalah 595 (21,26%). Penyakit Menular Seksual (PMS) atau yang biasa disebut penyakit kelamin yakni penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Termasuk PMS yakni sipilis, gonore,
bubo, jengger ayam, jamur, herpes, hepatitis B, termasuk juga HIV/AIDS (Depkes,1997). Oleh karena tingginya risiko terkena virus HIV di kalangan PSK dan supaya para PSK tersebut tidak sampai mengidap virus HIV, maka yang perlu dilakukan upaya pencegahan (preventive) dengan cara menginformasikan bagaimana cara pencegahan penularan penyakit AIDS tersebut. Informasi yang disampaikan kepada PSK haruslah mudah dimengerti dan difahami. Proses penyampaian informasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam media. Dalam salah satu wawancara yang dilakukan oleh peneliti sewaktu studi pendahuluan untuk penelitian ini (Desember 2004), beberapa PSK mengatakan bahwa mereka bingung dan tidak mengerti tentang pesan yang disampaikan di iklan yang ada baik iklan yang mereka dengar di radio maupun iklan yang mereka lihat di televisi. Penelitian yang dilakukan oleh Winoto (2003) membuktikan bahwa teori P-Process dapat meningkatkan pengetahuan siswa SLTP tentang narkoba sebesar 12,3%. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Winoto tersebut, media yang digunakan adalah media simulasi permainan monopoli yang ternyata efektif untuk meningkatkan pengetahuan siswa SLTP tentang narkoba. Dalam penelitian ini aplikasi teori P-Process dilakukan dalam pembuatan prototype poster HIV/AIDS, pengaplikasian dari teori ini dimulai dari analisa karakteristik khalayak, yaitu PSK, yang berdasarkan umur, tingkat pengetahuan awal PSK tentang HIV/AIDS, pendidikan terakhir, dan lama bekerja, selain itu juga dilakukan analisa program yang ada di daerah lokalisasi tersebut yang dikususkan di sebuah LSM yaitu Yayasan Abdi Asih, yang mana kesemua hal tersebut menunjang untuk menghasilkan
Jurnal Promosi Kesehatan Vol 1, No.1, Mei 2013: 10-17
protoype media poster HIV/AIDS dengan masukan dari pihak PSK dan pihak Yayasan Abdi Asih. Prototype media HIV/AIDS akan digunakan dalam penyuluhan untuk mengetahui keefektifannya dalam meningkatkan pengetahuan PSK mengenai HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden dari PSK di wilayah Dolly dan Jarak meliputi umur, daerah asal, lama profesi dan pendidikan terakhir, mengetahui tingkat pengetahuan awal responden mengenai HIV/AIDS dengan pre test awal, mengetahui program penyuluhan dan media yang digunakan selama ini di Yayasan Abdi Asih, mendesain poster HIV/AIDS menurut karakteristik dari sasaran, menghasilkan prototype media poster HIV/AIDS, menilai keefektifan media poster HIV/AIDS dalam meningkatkan pengetahuan pada tahap penggunaan hasil dengan metode pre test dan post test. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat observasional dengan rancangan cross-sectional, tetapi khsusus untuk tahap ketiga yaitu pada waktu implementasi media, rancangan yang digunakan adalah rancangan eksperimental semu. Lokasi penelitian ini adalah lokalisasi Dolly dan Jarak yang berada pada wilayah Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Waktu penelitian ini adalah antara bulan Desember 2004 – Januari 2005. Populasi penelitian adalah semua PSK yang berada di wilayah Dolly dan Jarak serta petugas penyuluh kesehatan dari Yayasan Abdi Asih yang diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data pada pendekatan kuantitatif adalah survei dengan menggunakan kuesioner dan soal pretest postest, sedangkan pada pendekatan kualitatif dengan FGD (Fokus Group Discussion) dan indepth interview. Variabel yang diteliti adalah
karakteristik responden, pengetahuan PSK mengenai HIV/AIDS, program yang berhubungan dengan HIV/AIDS, Prototype media poster HIV/AIDS, dan kefeektifan prototype media poster HIV/AIDS dalam peningkatan pengetahuan. Analis data kuantitatif dengan menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat kesalahan 5 % ( = 0.05), sedaangkan analisis data kualitatif dengan cara analisis isi (content analysis) sehingga dapat memberi gambaran sebagai pedoman dalam pengembangan media KIE HIV/AIDS. HASIL PENELITIAN Lokalisasi Dolly dan Jarak berada Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan khususnya RW VI, RW X dan RW XII. Jumlah wisma yang berada di Dolly dan Jarak berjumlah 397 dengan perincian Dolly berjumlah 27 wisma dan Jarak berjumlah 350 wisma. PSK yang berada di lokalisasi Dolly dan Jarak, menurut data sekunder Yayasan Abdi Asih per Maret 2004, berjumlah 2452 dengan perincian Dolly berjumlah 495 PSK dan Jarak berjumlah 1198 PSK. Adapun distribusi umur responden adalah sebagai berikut: Tabel
1. Distribusi responden berdasarkan umur
Umur Frekuensi < 20 4 21 – 30 11 > 30 5 Sumber: Data Primer 2005
PSK
(%) 20 55 25
Dari semua responden yang berhasil diwawancarai, asal daerah mereka sebagian besar berasal dari luar Surabaya. Hal ini bisa dilihat dari tabel 2 berikut :
Hario M., Prototype Poster HIV/AIDS...
13 Tabel 2. Distribusi responden PSK asal daerah Asal Daerah Frekuensi Tulungagung 1 Malang 2 Kediri 2 Trenggalek 3 Sidoarjo 2 Tuban 3 Pasuruan 3 Surabaya 4 Sumber: Data Primer 2005
(%) 5 10 10 15 10 15 15 20
Pengetahuan responden tentang HIV/AIDS nilai rata-ratanya adalah 60.5 dari nilai maksimal adalah 100. Nilai tersebut didapat dari hasil pre-test dimana pengetahuan mereka tentang HIV/AIDS masih sedang-sedang saja. Secara kualitatif yang dilakukan dengan indepth interview pengetahuan sebagian besar responden sudah benar, berikut ini salah satu kutipannya: “HIV/AIDS itu kayak penyakit kelamin, bisa lewat dia gak memperhatikan kebersihan dirinya terutama bagian vitalnya” (E, PSK) Untuk pertanyaan mengenai cara pencegahan HIV/AIDS, beberapa responden belum sepenuhnya paham cara-cara pencegahan penyakit ini, antara lain mereka mengungkapkannya seperti dibawah ini : “Menurut saya mas pencegahannya dengan cara membersihkan alat vital kami dengan antiseptic yang teratur” (SA, PSK) Analisis program dilakukan di Yayasan Abdi Asih, karena selama ini program-program penyuluhan segala sesuatu tentang HIV/AIDS lebih sering dilakukan oleh Yayasan Abdi Asih. Program-program yang dilakukan oleh Yayasan Abdi Asih sebagian besar difokuskan pada pentingnya penggunaan kondom. Wawancara mendalam (indepth interview) dilakukan terhadap
beberapa petugas lapangan Yayasan Abdi Asih. “Kita biasanya hanya menggunakan poster-poster yang kami dapatkan dari beberapa pihak antara lain DKK, puskesmas dan ada yang dari pihak swasta” (FT, pihak Yayasan) Dari analisis program yang dilakukan, dapat diketahui bahwasannya sebagian PSK ternyata menyukai media-media yang digunakan oleh pihak Yayasan Abdi Asih seperti poster, leaflet dan sebagainya. Dalam penelitian ini, poster yang diambil sebagai prototype media poster HIV/AIDS adalah poster yang menekankan tentang pentingnya penggunaan kondom, berikut adalah poster yang akan digunakan sebagai prototype media poster HIV/AIDS.
Gambar 1. Media Poster HIV/AIDS Asli Dalam tahapan ini poster HIV/AIDS yang ada akan didesain supaya sesuai dengan karakteristik PSK yang ada di lokalisasi Dolly dan Jarak. Poster HIV/AIDS ini didesain dengan merubah bahasa yang ada di poster tersebut. Berikut ini adalah poster yang sudah didesain menurut karakteristik responden :
Jurnal Promosi Kesehatan Vol 1, No.1, Mei 2013: 10-17
Gambar 2. Media Poster HIV/AIDS yang sudah didesain menurut karakteristik responden
Gambar 3. Media Poster HIV/AIDS yang sudah didesain menurut hasil dari FGD
Dari beberapa masukan yang didapatkan dari FGD maka diakomodasikan untuk pendesainan ulang pada poster HIV/AIDS tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekurangankekurangan dari poster ini adalah : 1. Dari segi bahasa, dari hasil FGD didapatkan bahwa bahasa yang ada di poster tersebut terlalu rumit dan tidak bisa difahami oleh sasaran, dalam hal ini adalah PSK. 2. Dari segi isi pesan, pesan yang disampaikan kurang, menurut mereka sebaiknya juga ditambahkan mengenai beberapa hal tentang HIV/AIDS, seperti pengertian, kemudian cara penularan, dan pencegahannya. 3. Dari segi gambar, sebaiknya jangan terlalu banyak gambar yang ditampilkan, tetapi lebih baik diisi dengan informasi-informasi tentang HIV/AIDS. Pendesainan ulang media poster HIV/AIDS ini dilakukan berdasarkan kekurangan-kekurangan yang diungkapkan oleh peserta-peserta FGD. Pendesainan media poster HIV/AIDS ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Setelah dilakukan perbaikan terhadap poster maka dilakukan post test pada PSK mengenai pengetahuan terhadap HIV/AIDS. Adapun hasil post test adalah 68 dari nilai maksimal 100. Hal ini terjadi peningkatan sebesar 7.5 atau sebesar 12,4%. Kemudian di uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test untuk mengetahui keefektifan media poster tersebut dimana menghasilkan nilai dari P = 0.03. Nilai ini dibandingkan dengan nilai α = 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan Media Poster HIV/AIDS untuk penyuluhan efektif dalam meningkatkan pengetahuan PSK mengenai HIV/AIDS karena nilai Probabilitas lebih kecil dari nilai α = 0.05. PEMBAHASAN Peranan media dalam penyuluhan kesehatan sangatlah penting karena media dapat membantu dari sasaran untuk memahami lebih jauh dan lebih baik tentang materi yang disampaikan. Untuk menghasilkan media yang sesuai dengan target atau sasaran dan media tersebut dapat membuat pemahaman target atau sasaran tentang suatu materi menjadi lebih baik maka perlu melalui kajian yang lebih mendalam, salah satunya adalah dengan menggunakan teori P-Process. Dalam penelitian ini
Hario M., Prototype Poster HIV/AIDS...
15 teori P-Process berusaha untuk diaplikasikan dalam rangka pembuatan prototype media poster HIV/AIDS yang bertemakan tentang pentingnya penggunaan kondom di kalangan PSK. Akan tetapi karena keterbatasan waktu dan dana dari peneliti maka tahap terakhir dari P-Process ini tidak dilakukan, yaitu pada tahap evaluasi media dan perancangan ulang media. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa asal daerah para responden yang sebagian besar berasal dari pedesaan, membuat cara pandang mereka tentang HIV/AIDS hanya sebatas bahwa HIV/AIDS adalah penyakit biasa, mereka lebih mengutamakan pekerjaan mereka supaya mendapatkan uang yang banyak. Di sisi lain Yayasan Abdi Asih sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang memberikan perhatian terhadap permasalahan HIV/AIDS, mempunyai beberapa program bagi para PSK, yang mana program ini banyak sekali, antara lain mereka menyediakan tempat untuk para PSK belajar menjahit dan memasak sehingga jika seorang PSK sudah mau tobat dan kembali pada jalan yang benar mereka mempunyai suatu keahlian tertentu. Ketika mereka melakukan penyuluhan, media yang digunakan didapatkan dari beberapa sumber, antara lain : Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Puskesmas, pihak-pihak swasta, dan sebagainya. Dari beberapa media yang ada, dalam penelitiannya peneliti mengkhususkan pada poster HIV/AIDS yang bertemakan pentingnya penggunaan kondom. Dalam tahapan ini(rancangan program) peneliti melakukan pendesainan awal media HIV/AIDS yang berupa poster, terutama tentang poster yang menekankan pada pentingnya penggunaan kondom ketika berganti-ganti pasangan seks. Setelah melakukan beberapa kali pemilihan maka dipilihlah satu poster dimana poster tersebut memang benar-benar
temanya tentang pentingnya penggunaan kondom. Pemilihan tema tentang pentingnya penggunaan kondom ini berdasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain adalah bahwa tempat penelitian ini merupakan daerah lokasi. Pencegahan HIV/AIDS dapat dilakukan secara bermacam-macam dan salah satunya adalah penggunaan kondom, karena penelitian ini dilakukan di lokalisasi dimana berhubungan seksual dengan lebih dari 1 pasangan adalah sesuatu yang wajib, maka satusatunya cara pencegahan yang efektif adalah dengan kampanye penggunaan kondom ketika berhubungan seks, supaya penyebaran HIV/AIDS tidak merajalela. Poster yang ada, kemudian di desain menurut karakteristik responden. Beberapa perubahan dilakukan untuk mendapatkan desain yang baru yang berdasarkan karakteristik responden. Perubahan yang dilakukan adalah dengan mengganti bahasa, bentuk huruf serta pesan yang ada. Pada tahapan selanjutnya yakni pengembangan, uji Coba dan revisi. Poster yang sudah didesain dijadikan suatu bahan untuk membuat prototype media poster yang sesuai dengan keinginan dan kemauan para PSK. Pada kenyataanya poster ini mempunyai beberapa kelemahan sehingga membuat poster ini menjadi tidak efektif dalam menginformasikan tentang pentingnya penggunaan kondom pada kalangan PSK. Kelemahan-kelemahan ini didapatkan dari FGD yang diikuti oleh PSK dan petugas dari Yayasan Abdi Asih. Dari beberapa kelemahankelemahan tersebut, maka dilakukan pendesainan ulang (prototype) media poster HIV/AIDS tersebut yang sesuai dengan keinginan-keinginan dari para PSK. Sebenarnya hasil dari prototype ini tidak sesuai dengan teori yang ada tentang poster, menurut Suleiman (1981) ada beberapa hal dari poster
Jurnal Promosi Kesehatan Vol 1, No.1, Mei 2013: 10-17
yang dapat membuat poster efektif dalam menyampaikan pesan, yaitu : poster tidak boleh banyak kata dan kalimat. Tetapi dalam prototype poster ini ternyata banyak sekali kata-kata yang ditampilkan, hal ini bisa terjadi karena responden sama sekali tidak tahu tentang HIV/AIDS, jadi beberapa hal tentang HIV/AIDS harus dimasukkan. Sedangkan inti pesan tentang penggunaan kondom, dalam prototype ini juga dimasukkan. Adapun pada tahap implementasi dan pemantauan poster HIV/AIDS yang sudah didesain ulang, digunakan untuk penyuluhan pada suatu kelompok PSK. Pada tahap ini keefektifan media poster HIV/AIDS ini dinilai dari peningkatan pengetahuan PSK tentang HIV/AIDS dari sebelum ke sesudah penyuluhan dengan menggunakan prototype poster HIV/AIDS. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa media ini bisa meningkatkan pengetahuan PSK sebesar 12,4%. Kenaikan ini bisa digunakan salah satu indikator penilaian bahwa media ini efektif untuk meningkatkan pengetahuan PSK tentang HIV/AIDS. Walaupun peneliti juga menyadari bahwa kondisi pre test dan post test tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh penyuluhan yang menggunakan media poster HIV/AIDS yang telah didesain ulang. Selain itu setelah diuji statistik maka dapat diketahui pula bahwa media ini efektif dalam meningkatkan pengetahuan PSK mengenai HIV/AIDS. Diaharapkan dengan adanya pendesainan ulang media poster HIV/AIDS ini juga dilakukan pada media-media yang lain yang ada di lokalisasi, supaya terjadi perubahan-perubahan positif pada pengetahuan PSK tentang HIV/AIDS. Sehingga nantinya dalam melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media-media yang ada hasilnya dapat sesuai dengan harapan. Karena terbatasnya dana dan waktu, maka peneliti tidak melakukan
tahap terakhir dari P-Process yaitu tahap evaluasi media. Sehingga diharapkan ada penelitian semacam ini untuk melanjutkan dan membuat pembaharuan-pembaharuan media yang sudah ada. Walaupun telah berusaha menghilangkan subyektifitas peneliti, namun mungkin belum bisa sepenuhnya, karena untuk penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumennya juga. KESIMPULAN Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden pendidikan terakhirnya adalah SD/sederajad sehingga perlu adanya suatu media penyuluhan yang sesuai dengan tingkat pendidikan mereka, pengetahuan dari beberapa responden (PSK) tentang HIV/AIDS ternyata masih setengah-setengah dan belum benar-benar faham tentang HIV/AIDS, sehingga sangat perlu ditingkatkan pengetahuan mereka agar nantinya dalam melakukan pekerjaan mereka, terlindungi dari bahaya HIV/AIDS, program-program yang ada di Yayasan Abdi Asih sangat beragam, dan dari program-program yang ada tersebut para PSK diarahkan supaya dalam melakukan pekerjaannya selalu menggunakan kondom supaya terhindar dari penyakit HIV/AIDS. Ada juga program dari Yayasan Abdi Asih berupa pembinaan keterampilan bagi para PSK yang sudah tidak menekuni pekerjaannya lagi. Dalam melakukan penyuluhan Yayasan Abdi Asih menggunakan beberapa media, yang diataranya adalah media poster. Poster HIV/AIDS ini ternyata masih belum sesuai dengan keinginan dari PSK, sehingga dalam memahami pesan tersebut para PSK tersebut masih bingung, poster-poster yang ada, terutama tentang pentingnya penggunaan kondom, didesainan ulang, pendesainan ulang media poster HIV/AIDS ini didasarkan atas masukan
Hario M., Prototype Poster HIV/AIDS...
17 dari pihak PSK dan dari pihak Yayasan Abdi Asih dengan menggunakan metode FGD, media poster HIV/AIDS ini kemudian dilihat keefektifannya pada sekelompok PSK, keefektifan media ini dilihat dari prubahan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan menggunakan medi poster HIV/AIDS yang telah didesain ulang. Dari hasil yang didapatkan dapat ditarik kesimpulan bahwa media poster ini efektif meningkatkan pengetahuan PSK tentang HIV/AIDS. DAFTAR PUSTAKA Badan Penanggulangan NAPZA dan AIDS Propinsi Jawa Timur, 2004.Pedoman Penanggulangan Napza dan HIV/AIDS Propinsi Jawa Timur. Surabaya: Pokja Litbang Program dan Evaluasi Depkes RI. 1997. Petunjuk Pengembangan Program Nasional Pemberantasan dan Pencegahan AIDS. Jakarta: Dikjen PPM dan PLP Green, Lawrence W. 1980. Health Education Planning, A Diagnostic Approach, California: Mayfield Publishing Co.
Listijono, Soegiarto. 2000. Evaluasi media radio, poster dan leaflet untuk meningkatkan PHBS. FKM Unair: Bagian PKIP Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Notoatmodjo, Soekidjo. 1989. Pengantar Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : FKM UI Notoatmodjo, Soekidjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Edisi I. Yogyakarta : Andi Offset Setya, Ika. 2004. Efektivitas Pendidikan Kelompok Sebaya (peer education) dalam Penyampaian Informasi HIV/AIDS dan PMS bagi kalangan PSK di kawasan lokalisasi Jarak Surabaya. FKM Unair: Bagian PKIP Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Suleiman, Amir, Hamzah. 1981. Media Audio Visual untuk pengajaran, penerangan dan penyuluhan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Winoto, Agus. 2003. Aplikasi PProcess dalam pembuatan Media Simulasi Monopoli dan Desain Pesan Narkoba. FKM Unair: Bagian PKIP