Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA
R.Topan Aditya Rahman1, Esti Yuandari2 1 2
AKBIDSari Mulia Banjarmasin STIKES Sari Mulia Banjarmasin
Email:
[email protected] ,
[email protected] ISSN: 2086-3454
ABSTRAK Latar Belakang :Kesehatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat atau bangsa. Paradigma sehat dewasa ini yang dipromosikan menghendaki terjadinya perubahan pola pikir masyarakat dari mengobati penyakit menjadi memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit, oleh sebab itu pemahaman mengenai penyakit dan cara mencegahnya perlu disebarluaskan pada masyarakat. Salah satu aspek kesehatan pada akhir abad ke-20 yang merupakan bencana bagi manusia adalah munculnya penyakit yang disebabkan oleh suatu virus yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang dapat menyebabkan AIDS (Aquarired Immunodeficiensy Syndrome).Tujuan :Diperolehnya Informasi tentangfaktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja. Metode :Desain penelitian menggunakan pendekatan studi kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional), dan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proposional random samplingsedangkan jumlah 85 responden. Hasil : Berdasarkan predisposing factor hanya pengetahuan yang berpengaruh terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS dengan nilai p 0,043, berdasarkan reinforcing factor yaitu keterpaparan sumber informasi mempengaruhi perilaku pencegahan HIV/AIDS dengan nilai p 0,019, dan berdasarkan enabling factor hanya variabel teman sebaya yang mempengaruhi perilaku pencegahan HIV/AIDS dengan nilai p 0,024. Sedangkan pada analisis multivariat dengan uji regresi logistik, hanya variabel teman sebaya yang berpengaruh terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS dengan nilai p 0,048 dan Exp (B) 5,600. Kesimpulan :Teman Sebaya merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadapperilaku pencegahan HIV/AIDS pada remaja. Kata Kunci :Faktor-Faktor, Perilaku, HIV/AIDS, Remaja
80
Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu indikator
(UNICEF, 2012).Data Ditjen Pengendalian
untuk mengukur tingkat kesejahteraan
Penyakit dan Pengendalian Lingkungan
suatu masyarakat atau bangsa. Paradigma
Departemen Kesehatan (PP & PL Depkes)
sehat dewasa ini yang dipromosikan
selama sepuluh tahun terakhir, jumlah
menghendaki terjadinya perubahan pola
penderita AIDS terus meningkat. Secara
pikir masyarakat dari mengobati penyakit
kumulatif sampai dengan Desember 2013
menjadi
menjaga
penderita HIV sebanyak 127.416 Orang
kesehatan agar tidak sakit, oleh sebab itu
dan penderita AIDS sebanyak 52.348
pemahaman mengenai penyakit dan cara
Orang, serta kematian karena HIV/AIDS
mencegahnya perlu disebarluaskan pada
sebanyak 9.585 orang. (Ditjen PP PL
masyarakat.Salah satu aspek kesehatan
Kemenkes
pada akhir abad ke-20 yang merupakan
2014).Berdasarkan jumlah kumulatif untuk
bencana bagi manusia adalah munculnya
kategori
penyakit yang disebabkan oleh suatu virus
Desember
yaitu HIV (Human Immunodeficiency
merupakan Provinsi dengan penderita HIV
Virus) yang dapat menyebabkan AIDS
terbanyak
(Aquarired Immunodeficiensy Syndrome).
merupakan
AIDS atau sindrom kegagalan kekebalan
terbanyak yaitu 10.116, sedangkan untuk
tubuh merupakan kumpulan gejala atau
Kalimantan Selatan menempati urutan ke-
penyakit
oleh
21 dari 33 provinsi yaitusebanyak 366
akibat
penderita HIV dan sebanyak 334 penderita
(Human
AIDS. (Ditjen PP PL Kemenkes RI, 14
Immunodeficiency Virus). UNAIDS pada
Februari 2014).Berdasarkan data Dinas
tahun 2006 mengestimasikan 39,5 juta
Kesehatan
orang
Menurut
dengan Desember 2013, kasus HIV di
WHO pada tahun 2011 sekitar 3,5 juta
Kalimantan Selatan tertinggi terdapat pada
orang di Asia Tenggara hidup dengan
remaja usia produktif yang berumur antara
HIV/AIDS. Badan PBB untuk masalah
20-29 tahun yaitu mencapai 50 % dari total
anak,
kasus HIV sebanyak 325 kasus dan 948
memelihara
yang
menurunnya infeksi
disebabkan
kekebalan
oleh
terinfeksi
UNICEF
atau
virus
tubuh HIV
HIV/AIDS.
menyebutkan
sekitar
RI,
14
Provinsi, 2013
yaitu
Kota
dengan
sampai
dengan
Provinsi
Jakarta
28.790
provinsi
Februari
dan
Papua
penderita
AIDS
Banjarmasin
HIV/AIDS
sampai
71.000 remaja berusia antara 10-19 tahun
orang
(ODHA).
meninggal dunia karena virus HIV pada
Khusus HIV/AIDS % kumulatif HIV
tahun 2005. Jumlah itu meningkat 50 %
tertinggi pada kelompok umur 20-29
menjadi 110.000 jiwa pada tahun 2012,
tahun, sebanyak 40,6 %, selanjutnya umur 81
Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja
30-39 tahun sebanyak 18,6 %, dan 40-49
non profesional 34 kasus, penjaja seks 18
sebanyak 4,9 %. Dari 325 kasus HIV
kasus dan lain-lain 9 kasus. Daerah
tersebut, sebanyak 68,3 % terjadi pada
terbanyak
perempuan, terutama pada penjaja seks
Banjarmasin
komersial sebanyak 183 kasus, 17,8 %
Banjarbaru 25 kasus, Tanah Bumbu 25
pada laki-laki dan sisanya 13,9 % tidak
kasus, Kotabaru 16 kasus, dan Tabalong
diketahui. Jumlah kasus HIV tertinggi, di
sebanyak 13 kasus. Faktor risiko penularan
Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 149
AIDS tertinggi adalah hubungan seks tidak
kasus,
kasus,
aman yaitu 88,2 % dan melalui jarum
Banjarbaru, 36 kasus, Kotabaru 16 kasus
suntik narkoba dan lainnya sebanyak 11,7
dan
kasus.
%. Untuk kasus tertinggi seks bebas
Sedangkan untuk AIDS, sampai dengan
remaja berada di wilayah Banjarmasin
Desember 2013 mencapai 262 kasus,
Selatan.
dengan kasus tertinggi terjadi pada ibu
Banjarmasin).
Kota
Banjarmasin
Kabupaten
Banjar
68
13
penderita sebanyak
(Dinas
AIDS
yaitu,
121
kasus,
Kesehatan
Kota,
rumah tangga sebanyak 41 kasus, tenaga
setuju, setuju, kurang setuju dan tidak
METODE Desain
penelitian
pendekatan
studi
menggunakan
kuantitatif
dengan
setuju
terhadap
HIV/AIDS
dengan
pertanyaan yang diberikan) pengukuran
menggunakan rancangan penelitian potong
sikap
lintang (cross sectional), Pada penelitian
pernyataan mengenai sumber informasi
ini populasi target yang digunakan adalah
(keterpaparan responden dengan sumber
seluruh siswa-siswi SMAN 9 Banjarmasin
informasi), pernyataan teman sebaya dan
yang berjumlah 535 orang. Penentuan
keluarga (peran keluarga dan teman sebaya
sampel dalam penelitian ini menggunakan
dalam perilaku pencegahan HIV/AIDS),
teknik proposional random sampling.
pernyataan mengenai perilaku (tindakan
Adapun
85
yang dilakukan oleh responden untuk
penelitian
melakukan upaya pencegahan terhadap
menggunakan kuesioner yang meliputi
HIV/AIDS). Proses pengolahan data pada
pernyataan
pengetahuan
penelitian ini yaitu : 1) Editing : proses
(pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
penyuntingan dilakukan untuk memastikan
penularan serta pencegahan HIV/AIDS),
bahwa data yang diperoleh telah lengkap.
pernyataan mengenai sikap (tanggapan
2) Coding : Proses untuk memberik kode
responden dalam bentuk pernyataan sangat
pada setiap jawaban yang diberikan. 3)
responden.
jumlah
sampel
Instrument
mengenai
adalah
menggunakan
skala
likert,
82
Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja
Entry Data : memasukkan data dari
terikat (perilaku pencegahan HIV/AIDS)
kuesioner
menggunakan
secara bersama-sama melalui beberapa
komputerisasi. 4) Celaning Data : Proses
kali analisis multivariate dengan mencari
pembersihan
data
nilai signifikan p < 0,05 dan nilai Exp (B)
mengganggu
proses
dengan
yang
dianggap
analisis.
Dalam
> 2.00.
penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariate,
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan analisis multivariate dimaksudkan
1) Analisis Univariat
untuk
memudahkan
menguji
hipotesis.
interpretasi Analisis
dan
univariat
dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan, sikap, sumber informasi, teman sebaya, keluarga, dan perilaku terhadap pencegahan HIV/AIDS. Analisis Bivariat
dilakukan
pengaruh
antara
untuk
mengetahui
predisposing
factor
(pengetahuan dan sikap) terhadap perilaku pencegahan pengaruh
HIV/AIDS, antara
mengetahuai
enabling
factor
(keterpaparan sumber informasi) terhadap perilaku
pencegahan
HIV/AIDS,
keluarga) terhadap perilaku pencegahan pada
remaja
Penelitian
berdasarkan
Predisposing Faktor
1.1.
Pengetahuan
Penilaian responden berdasarkan pengetahuan mengenai HIV/AIDS dikategorikan menjadi 2 kategori dengan menggunakan nilai median 8 yaitu jika ≥ 8 dikatakan baik dan jika < 8 dikatakan kurang. Tabel 1. Hasil Penelitian Pengetahuan Remaja
terhadap
perilaku
pencegahan HIV/AIDS Pengetahuan
Jumlah
%
dan
reinforcing factor (teman sebaya dan
HIV/AIDS
1. Hasil
dengan
Kurang
25
29.4
Baik
60
70.6
Total
85
100.0
Sumber : Data Primer 2014
menggunakan uji korelasi rank spearman. Analisis multivariate dilakukan untuk mengetahui variabel
pengaruh
bebas
secara
antara
semua
bersama-sama
dengan variabel terikat dilakukan analisis multivariate dengan uji statistik multiple logistic regresion. Analisis multivariate
Berdasarkan diketahui sebanyak
tabel bahwa 60
orang
1
dapat
responden (70.6%)
berpengatahuan baik dan sebanyak 25 orang (29.4%) berpengatahuan kurang.
dilakukan dengan memasukkan variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel 83
Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja Tabel 3. Perilaku Pencegahan HIV/AIDS
1.2.
Sikap
Remaja
Berdasarkan
Penilaian responden berdasarkan
Keterpaparan
Sumber
Informasi
sikap terhadap HIV/AIDS dikategorikan menjadi 2 kategori dengan menggunakan nilai mean 31,31 yaitu jika ≥ 31,31 bersikap positif dan jika < 31,31 bersikap
Sumber Informasi
Jumlah
%
Kurang Terpapar
42
49.4
Terpapar
43
50.6
Total
85
100.0
negatif.
Sumber : Data Primer, 2014 Tabel 2. Hasil Penelitian Sikap Remaja terhadap
Perilaku
Pencegahan
HIV/AIDS Sikap
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebanyak 43 orang (50.6%)
Jumlah
%
Negatif
41
48.2
sebanyak 42 orang (49.4%) kurang
Positif
44
51.8
terpapar sumber informasi.
Total
85
100.0
terpapar dengan sumber informasi dan
Sumber : Data Primer, 2014
3. Hasil
Penelitian
berdasarkan
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa
Reinfrocing Faktor
responden sebanyak 44 orang (51.8%)
3.1.
bersikap positif dan sebanyak 41 orang
Penilaian responden berdasarkan peran
(48.2%) bersikap negatif.
teman sebaya dikategorikan dengan
Peran Teman Sebaya
menggunakan nilai median 9 yaitu jika 2. Hasil
Penelitian
Enabling
Faktor
berdasarkan (Keterpaparan
≥ 9 dikatakan berperan dan jika < 9 dikatakan kurang berperan.
Sumber Informasi) Penilaian keterpaparan
responden
berdasarkan
sumber
Tabel 4. Peran Teman Sebaya Terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS
informasi
Teman Sebaya
Jumlah
%
median 9 yaitu jika ≥ 9 maka
Kurang Berperan
38
44.7
responden terpapar sumber informasi
Berperan
47
55.3
Total
85
100.0
dikategorikan menjadi 2 dengan nilai
dan jika < 9 kurang terpapar.
Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebanyak 47 orang (55.3%) teman 84
Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
sebaya
berperan
terhadap
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja
perilaku
pencegahan HIV/AIDS dan sebanyak 38 orang
(44.7%)
mengatakan
kurang
berperan. 3.2.
Baik
63
74.1
Total
85
100.0
Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa sebanyak
Keluarga
Penilaian responden berdasarkan peran keluarga dikategorikan menjadi 2 dengan menggunakan nilai median 9 yaitu jika ≥ 9 dikatakan berperan dan jika < 9 dikatakan kurang berperan.
63
orang
(74.1%)
remaja
berperilaku baik dan sebanyak 22 orang (25.9%)
berperilaku
kurang
terhadap
pencegahan HIV/AIDS. 2) Analisis Bivariat 1. Pengaruh
Predisposing
Faktorterhadap
Tabel 5. Peran Keluarga terhadap Perilaku
Perilaku
Pencegahan HIV/AIDS.
Pencegahan HIV/AIDS Keluarga
Jumlah
%
Kurang Berperan
34
40.0
Berperan
51
60.0
Total
85
100.0
1.1.
Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS.
Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan hasil analisis bivariat pengaruh
pengetahuan
terhadap
perilaku pencegahan HIV/AIDS dapat dilihat para tabel dibawah
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa
ini.
sebanyak 51 orang (60%) mengatakan bahwa keluarga berperan terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS dan sebanyak 34 orang (40%) mengatakan kurang berperan. 4. Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Perilaku pencegahan
HIV/AIDS pada
remaja dkategorikan menjadi 2 dengan nilai median 5 yaitu jika ≥ 5 dikatakan baik dan jika < 5 dikatakan kurang. Tabel 6. Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Perilaku
Jumlah
%
Kurang
22
25.9
85
Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja
Tabel 7 Hasil analisis pengaruh pengetahun
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa nilai
terhadap
perilaku
pencegahan
p 0.170 > α 0.05 dengan nilai korelasi 0.150
HIV/AIDS
yang berpola positif hal ini menunjukkan bahwa sikap tidak berpengaruh terhadap
Variabel
Perilaku Kuran Baik g
Penge
Kura
tahua
ng
n
8
Baik Total
Total
17
Nilai p
r
0.043
0.220
perilaku pencegahan HIV/AIDS.
2. Pengaruh
25
14
46
60
22
63
85
Sumber : Data Primer, 2014
berpola
menunjukkan
(Keterpaparan
Sumber
Informasi)terhadap
Perilaku
Berdasarkan hasil analisis bivariat
nilai p 0.043 <α 0.05 dengan nilai korelasi yang
Faktor
Pencegahan HIV/AIDS.
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa
0.220
Enabling
positif
bahwa
hal
ini
pengaruh
Keterpaparan
Sumber
Informasi
terhadap
perilaku
pencegahan HIV/AIDS dapat dilihat
pengetahuan
para tabel dibawah ini.
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS.
Tabel 9. Hasil analisis pengaruh sumber informasi terhadap perilaku
1.2.
Pengaruh
Sikap
terhadap
pencegahan HIV/AIDS
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Berdasarkan pengaruh
hasil
analisis
sikap
terhadap
Variabel
Perilaku Kuran Baik g
bivariat perilaku
pencegahan HIV/AIDS dapat dilihat para
Kurang SI
Terpapar Terpapar
tabel dibawah ini.
Total
Total
13
29
42
9
34
43
22
63
85
Nilai p
Nilai r
0,019
0,253
Sumber : Data Primer, 2014 Tabel 8.
Hasil analisis pengaruh sikap terhadap
perilaku
pencegahan
HIV/AIDS Variabel
Perilaku Kura Baik ng Nega tif
Sika p
Positi f Total
Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa nilai p 0.019 < α 0.05 dengan nilai korelasi
Total
Nilai p
Nilai r
0.253
yang
berpola
positif
hal
ini
menunjukkan bahwa sumber informasi
8
33
41
14
30
44
22
63
85
mempunyai pengaruh yang signifikan 0.170
0.150
terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS.
Sumber : Data Primer, 2014
86
Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja
3. Pengaruh
Tabel 11 Hasil analisis pengaruh keluarga
Reinfrocing
Faktorterhadap
terhadap
Perilaku Variabel
Perilaku Kur Bai ang k
Teman Sebaya Kurang
Berdasarkan hasil analisis bivariat pengaruh
teman
pencegahan
HIV/AIDS
Pencegahan HIV/AIDS
3.1.
perilaku
sebaya
terhadap
Kelu
Tot al
9
25
34
3
38
51
22
63
85
Berperan
arga Berperan Total
perilaku pencegahan HIV/AIDS dapat
Nilai p
Nilai r
0,295
0,115
Sumber : Data Primer, 2014
dilihat para tabel dibawah ini. Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa Tabel 10 Hasil analisis pengaruh teman sebaya
terhadap
nilai p 0.295 > α 0.05 dengan nilai korelasi
perilaku
0.115
pencegahan HIV/AIDS Variabel
Perilaku Kura Bai ng k
Nilai p
Nilai r
berpola
menunjukkan
bahwa
positif
hal
keluarga
Berperan
13
25
38
9
38
47
22
63
85
Sebaya Berperan Total
0,024
0,245
Tabel 12. Ringkasan Hasil Analisis Bivariat mengenai
faktor-faktor
mempengaruhi
nilai p 0.024 < α 0.05 dengan nilai korelasi yang
berpola
positif
menunjukkan
bahwa
teman
hal
ini
sebaya
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS.
pengaruh
hasil
analisis
bivariat
keluarga
terhadap
perilaku
No
Variabel
1 2 3
Pengetahuan Sikap Sumber Informasi Teman Sebaya Keluarga
4 5
Nilai p 0.043 0.170 0.019
Keterangan Berpengaruh Tidak Berpengaruh Berpengaruh
0.024 0.295
Berpengaruh Tidak Berpengaruh
Sumber : Data Primer, 2014
a)
Uji Regresi Logistik Variabel berpengaruh
secara
bersama-
sama
pencegahan HIV/AIDS dapat dilihat para tabel dibawah ini.
perilaku
3) Analisis Multivariat
Keluarga
Berdasarkan
yang
pencegahan HIV/AIDS
Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa
3.2.
tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan
Sumber : Data Primer, 2014
0.245
ini
terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS.
Kurang Teman
Total
yang
Untuk
mengetahui
pengaruh
antara
variabel bebas dan variabel terikat maka dilakukan
analisis
multivariat
dengan
menggunakan uji regresi logistiK antara 87
Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
variable
yang
berpengaruh
secara
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja
Sedangkan untuk analisis variabel teman
bersama-sama. Dengan uji regresi logistic
sebaya menunjukkan nilai Exp (B) = 6,051
diharapkan dapat diperoleh model regresi
dan p = 0,049. Hal ini menunjukkan
logistik
bahwa remaja yang berteman dengan
yang
baik
serta
mampu
menjelaskan variabel bebas mana yang
teman
paling
mempunyai perilaku pencegahan terhadap
berpengaruh
terhadap
variabel
terikat.
yang
berperilaku
baik
akan
HIV/AIDS sebesar 6,051 dibandingkan dengan remaja yang berteman dengan
Tabel 13. Hasil analisis multivariat dengan
teman yang berperilaku kurang baik.
metode regresi logistik Variabel Pengetahuan Sumber Informasi Teman Sebaya Constant
B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp (B)
.826
.906
.831
1
.362
2.283
.656
.917
.512
1
.474
1.926
b) Uji
Regresi
Logistik
Model
Terakhir Setelah dilakukan pengeluaran variabel pengetahuan, maka didapatkan hasil uji
1.800 1.165
.916
3.862
1
.049
6.051
.939
1.539
1
.215
.312
secara
regresi
logistik
diatas
yang
menunjukkan bahwa hanya variabel yaitu variabel peran teman sebaya yang paling
Sumber : Data Primer 2014
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS pada
Dari tabel 13 hasil analisis variabel
remaja dengan nilai p 0,048 < 0,05
pengetahuan menunjukkan nilai Exp (B) =
dengan Exp (B) 5,600.
2,283 dan p = 0,362. Hal ini menunjukkan bahwa remaja yang berpengatahuan baik
Tabel 14. Model Terakhir Uji Regresi
akan mempunyai perilaku pencegahan terhadap HIV/AIDS sebesar 2,283 lebih
Logistik Variabel
B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp (B)
1.723
.872
3.908
1
.048
5.600
-.336
.586
.330
1
.566
.714
baik dibandingkan dengan remaja yang berpengetahuan analisis
kurang.
variabel
Untuk
sumber
hasil
informasi
menunjukkan nilai Exp (B) = 1,926 dan p
Teman Sebaya Constant
Sumber : Data Primer, 2014
= 0,474. Hal ini menunjukkan bahwa remaja yang terpapar sumber informasi akan mempunyai perilaku pencegahan terhadap
HIV/AIDS
sebesar
1,926
dibandingkan dengan remaja yang kurang terpapar
dengan
sumber
Setelah melakukan beberapa langkah yaitu dengan cara mengeluarkan variabel yang bernilai p> 0,05 dan nilai Exp (B) < 2, langkah pertama dengan mengeluarkan
informasi. 88
Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja
variabel yang nilai signifikansinya paling
Sebaya
besar yaitu variabel Sumber Informasi
signifikansi < 0,05 dan Exp (B) ≥ 2.
yang
bernilai
dikeluarkan, terhadap
p
0,474
hasilnya
perubahan
dan
memenuhi
syarat
nilai
setelah
berpengaruh
nilai
yang
signifikansi
PEMBAHASAN 1. Perilaku
Pencegahan
HIV/AIDS
variabel pengetahuan yang semula bernilai
Responden
p 0,362 dan nilai Exp (B) 2,283 menjadi p
Predisposing
0,337 dan Exp (B) 2,377 sedangkan
dan Sikap)
variabel teman sejawat yang semula
Mahasiswa merupakan fase remaja
bernilai p 0,049 dan Exp (B) 6,051
yang mengalami transisi baik dari
menjadi p 0,054 dan Exp (B) 5,573. Hal
perkembangan
ini
dapat
sumber
Faktor(Pengetahuan
fisik
maupun
bahwa
jika
perkembangan
psikologis.
informasi
dan
penelitian ini
mengenai perilaku
dikatakan
keterpaparan
Berdasarkan
Pada
pengetahuan sangat penting serta saling
pencegahan HIV/AIDS pada remaja
berkaitan
SMAN 9 Banjarmasin dengan jumlah
terhadap
dalam
upaya
HIV/AIDS,
pencegahan jika
sampel 85 responden yang dinilai dari
keterpaparan sumber informasi remaja
beberapa aspek yang mencakup aspek
kurang maka pengaruh teman sebaya yang
tanda dan
bersifat
pencegahan
negatif
sedangkan
akan
berpotensi
gejala penularan serta HIV/AIDS.
memberikan pengaruh yang cukup besar,
dimaksudkan
hal ini diketahui dengan turunnya nilai
mengetahui
perilaku pencegahan terhadap HIV/AIDS.
pengetahuan
Langkah kedua dengan mengeluarkan variabel pengetahuan dan memasukkan kembali variabel keterpaparan sumber informasi, hasilnya sama dengan langkah pertama
jika
informasi
kurang
remaja
keterpaparan
mengenai
maka
sumber
pengetahuan
HIV/AIDS
akan
berkurang, sehingga jika pengetahuan berkurang akan berdampak pada pengaruh dari teman sebaya. Berdasarkan analisis multivariat, maka hanya variabel Teman
perilaku
agar
Hal
peneliti
aspek-aspek serta
dapat
dari
sikap
pencegahan
ini
segi
terhadap
HIV/AIDS.
Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa berpengaruh
variabel
pengetahuan
terhadap
perilaku
pencegahan HIV/AIDS pada remaja. Menurut
Notoatmodjo
(2010),
pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini tejadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Maiyusrita (2011), yang menyatakan bahwa pengetahuan sangat 89
Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
berpengaruh
terhadap
pencegahan
HIV/AIDS.
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja
perilaku Hal
ini
2. Perilaku
Pencegahan
HIV/AIDS
menunjukkan bahwa perlu adanya
Responden Berdasarkan Enabling
peningkatan
Faktor(Keterpaparan
pengetahuan
pada
Sumber
kalangan remaja mengenai dampak
Informasi)
dan risiko serta aspek dan tanda dan
Pada usia remaja merupakan fase
gejala HIV/AIDS. Sedangkan untuk
perubahan
variabel sikap berdasarkan hasil uji
Perubahan ini ditunjukkan dengan
statistik tidak berpengaruh terhadap
perkembangan organ seksual menuju
pencegahan
kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya
HIV/AIDS.
Menurut
hormonal
organ
determinan dari perilaku namun sikap
menjadikan
juga dipengaruhi oleh faktor eksternal
dengan permasalahan seputar seksual.
yang mendukung perilaku tersebut.
Pengetahuan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
salah satunya bisa didapatkan melalui
penelitian
oleh
media massa, namun terbatasnya bekal
Maiyusrita (2011) yang menyatakan
informasi yang dimiliki menjadikan
bahwa
berpengaruh
remaja memang masih memerlukan
pencegahan
perhatian dan pengarahan mengenai
responden,
dampak yang akan ditimbulkan dari
sebagian responden yang bersikap
perilaku tersebut. Berdasarkan pada
negatif sebanyak 41 orang (48,2%) dan
hasil uji statistik, menyatakan bahwa
44 orang bersikap positif (51,8%) hal
keterpaparan
ini
sikap
terhadap
dilakukan
tidak
perilaku
HIV/AIDS.
Dari
menunjukkan
perubahan
sikap
85
sekunder.
fisik.
Notoatmodjo (2007), sikap merupakan
yang
seksual
serta
remaja
sangat
mengenai
adanya
berpengaruhterhadap
terhadap
stigma
pencegahan
dekat
informasi perilaku
HIV/AIDS
hal
ini
mengenai HIV/AIDS. Perbedaan ini
membuktikan
dikarenakan
dari
sumber informasi sangat berperan
pengetahuan yang dipersepsikan positif
dalam perubahan perilaku pencegahan
maupun negative namun ada faktor –
HIV/AIDS.
faktor
dengan yang dinyatakan Notoatmodjo
lain
sikap
yang
diawali
mempengaruhi
bahwa
ini
HIV/AIDS
sumber
perlu
Hal
keterpaparan
Penelitian ini sejalan
perilaku seseorang, sehingga apa yang
(2007),
diketahui seringkali tidak konsisten
melalui suatu proses tertentu dan
dengan
berlangsung dalam interaksi manusia
apayang
muncul
perilakunya (Suharsa, 2006).
dalam
dengan
bahwa
perilaku
lingkungannya.
terbentuk
Dari
hasil 90
Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
penelitian
ini,
upaya
pemberian
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja
merupakan suatu hal yang sangat
informasi perlu ditingkatkan kembali
mutlak
dalam upaya peningkatan pengetahuan
pembentukan sikap, tingkah laku dan
responden
perilaku
sehingga
mengenai
HIV/AIDS
responden
mengantisipasi
dapat
dirinya
sebagai
mahluk
sosial
sosial,
remaja
banyak
lebih
ditentukan oleh pengaruh lingkungan
terhadap
ataupun teman-teman sebaya. Apabila
perilaku yang berisiko baik dengan
lingkungan
sosial
cara pemberian penyuluhan ataupun
peluang terhadap remaja secara positif,
seminar.
amak
remaja
memberikan
akan
mencapai
perkembangan sosial secara matang, 3. Perilaku
Pencegahan
HIV/AIDS
namun
apabila
lingkungan
sosial
Responden Berdasarkan Reinforcing
memberikan peluang secara negatif
Faktor(Peran Teman Sebaya, Peran
maka perkembangan sosial remaja
Keluarga)
akan terhambat (Decy Irawati, 2002).
Teman Sebaya pada penelitian ini pada
Sedangkan
umumnya berperan positif, namun ada
keluarga terhadap perilaku pencegahan
beberapa
HIV/AIDS
teman
Sebaya
yang
untuk
tidak
variabel
peran
berpengaruh,
mempunyai peran negatif terhadap diri
walaupun berdasarkan hasil statistik
responden. Pada hasil uji statistik,
univariat sebanyak 60% menyatakan
teman Sebaya berpengaruh sangat
bahwa keluarga sangat berperan dalam
signifikanterhadap
perilaku remaja, namun kurangnya
perilaku
pencegahan HIV/AIDS, hal ini sesuai
komunikasi
dengan yang dinyatakan Notoatmodjo
orangtua
(2007)
masalah seksual, dapat memperkuat
bahwa
perilaku
terbentuk
secara dengan
terbuka
antara
remaja
dalam
melalui suatu proses tertentu dan
munculnya
berlangsung dalam interaksi manusia
yang dapat dipengaruhi oleh faktor
dengan lingkungannya. Penelitian ini
lingkungan terutaman teman sebaya
sejalan dengan yang dilakukan oleh
yang
Maiyusrita
teman
melanggar norma sosial yang ada serta
sejawat mempunyai hubungan yang
ketidakpekaan orangtua dan pendidik
bermakna dengan perilaku pencegahan
terhadap
terhadap HIV/AIDS. Dalam pergaulan
menyebabkan merika sering terjatuh
remaja,
pada kegiatan tuna sosial padahal
diterima
(2011)
bahwa
kebutuhan bagi
untuk
setiap
dapat individu
remaja
penyimpangan
membuat
remaja
kondisi
pada
perilaku
cenderung
remaja
yang
perkembangannya 91
Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
memerlukan lingkungan adaptif yang
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja
Chin, J. (2009). Manual pemberantasan
menciptakan kondisi yang nyaman
penyakit
menular
demi
Kandun)
(ed.
terbentuknya
karakter
bertanggung jawab terhadap dirinya.
Akademi
Kebidanan
Jakarta
:
RI.
(1997).
AIDS
dan
penanggulannya. (ed. 3). Jakarta :
UCAPAN TERIMAKASIH sangatberterima
17).
Nyoman
Infomedika. Depkes
Saya
(I
kasih
kepada
Pusdiknakes
Sari
Mulia
Foundation.
&
The
Ford
Banjarmasin yang telah memberikan saya
Dinas. Kesehatan. (2014). Laporan Kasus
surat izin untuk melakukan penelitian, dan
HIV/AIDS di Kalimantan Selatan.
ucapan terima kasih kepada SMAN 9
Banjarmasin.
Banjarmasin yang telah berkenan untuk
Ditjen PP & PL Kemenkes RI (2014). Statistik
saya melaksanakan penelitian.
Indonesia.
kasus
HIV/AIDS
Di
unduh
di dari
DAFTAR PUSTAKA
http://spiritia.or.id pada tanggal 14
Adamchak, S., &Bond., K., et al. (2000). A
Juni 2014.
guide to monitoring and evaluating adolescent
reproductive
health
Green, L.W., & Krekreiter, N,W., et al. (1980). Perencanaan pendidikan
programs. Washington, DC : Focus
kesehatan.
on Young Adults.
diagnostik
Afifah, N. F. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan
perilaku
pencegahan HIV/AIDS di kalangan
Sebuah (Zulazmi
pendekatan Mamdi,
Zarfiel Tafal, & Sudarti Kresno). Jakarta : Proyek Pengembangan FKM Depdikbud RI.
remaja SMA dan sederajat di kota Cilacap
tahun
Mahasiswa
2011.
Fakultas
Tesis
Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, Depok. Badan Pusat Statistik (BPS) dan Macro International. demografi
(2007).
kesehatan
Survei Indonesia
2007. Calverton, Maryland, USA : BPS dan Macro International. 92
Dinamika Kesehatan. Vo.13.No.13. Juli 2014
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja
Lembaga Demografi FEUI. (2007). Dasardasar
demografi.
Jakarta
:
Lembaga Demografi FEUI Lemeshow, Stanley, skk. Dkk. (1997). Besar sampel dalam penelitian kesehatan
(Dibyo
Yogyakarta
:
Pranomo).
Gadjah
Mada
University Press. Maiyusrita (2011). Gambaran Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada TNI AU di Batalyon 467 Wing I Paskhasau Tahun 2011. Depok. Skripsi
Mahasiswa
Fakultas
Kesehatan masyarakat Universitas Indonesia Depok. Maryunani, A., Aeman, U. (2009). Buku Saku Pencegahan Penularan HIV Dari
Ibu
Ke
Penatalaksanaan
di
Bayi, Pelayanan
Kebidanan. Jakarta : TIM Notoatmodjo, S. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta
:
Rineka
Cipta.
93