HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS DENGAN MINAT MENGGUNAKAN KONDOM PADA SUPIR TRUK DISEKITAR LOKALISASI TEGAL PANAS KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG Kolkey Ipansuri Kase* Puji Pranowowati** Yuliaji Siswanto** * Alumni Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Ngudi Waluyo ** Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Ngudi Waluyo E-mail :
[email protected] ABSTRAK HIV/AIDS telah menjadi pandemi global. Indonesia adalah salah satu negara di Asia dengan epidemi HIV yang berkembang cepat. Penyebab peningkatan HIV/AIDS adalah melalui hubungan seksual tanpa menggunakan kondom pada populasi beresiko tinggi. Supir truk merupakan salah satu golongan yang termasuk dalam High Risk Man (HRM). Dengan adanya pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDS adalah menggunakan kondom maka dapat menimbulkan minat akan menggunakan kondom pada supir truk sebelum melakukan hubungan seksual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan minat menggunakan kondom pada supir truk disekitar lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang 2015. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua supir truk yang berada disekitar lokalisasi Tegal Panas. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 supir truk dengan teknik pengambilam sampel berjatah (Quato Sampling). Analisis data menggunakan uji Fisher Exact dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil analisis data diperoleh sebanyak 30 (60%) supir truk memiliki pengetahuan yang tidak komperhensif tentang HIV/AIDS, 20 (40%) supir truk memiliki pengetahuan yang baik (komperhensif) tentang HIV/AIDS sedangkan 40 (80%) supir truk memiliki minat yang tinggi dan 10 (20%) supir memiliki minat sedang akan menggunakan kondom. Hasil uji statistik didapatkan nilai p < 0,037 sehingga ada hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan minat menggunakan kondom pada supir truk disekitar lokalisasi Tegal Panas. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan agar supir truk selalu konsisten menggunakan kondom karena pengetahuan supir truk tentang pencegahan penularan HIV/AIDS dengan menggunakan kondom sudah baik. Kata Kunci : Pengetahuan, HIV/AIDS, Minat, Kondom Kepustakaan : 39 (2000 - 2014)
1 Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Dengan Minat Menggunakan Kondom Pada Supir Truk Disekitar Lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
ABSTRACT HIV/AIDS has been global pandemic. Indonesia is one of the countries in Asia with high increased HIV epidemic. It is caused by having sex without using condom by population with high risk. Truck drivers are group involves in high risk Man (HRM). By having knowledge about protecting HIV/AIDS using condom, then it will create the willingness of the truck drivers to use condom before having sex. This study aims to know the correlation between HIV/AIDS and the interest to use condom on truck drivers around Tegal Panas Localization at Bergas Sub District Semarang Regency 2015. This study used analytic correlation design with cross sectional approach. The population of this study was all the truck drivers around Tegal Panas Localization. Sampling on this study is 50 truck drivers by using Quato Sampling. The data was analyzed by using Exact Fisher test with the means α = 0,05. The data for this study was gained by spreading questionnaires. The result of this study was 30 (60%) of truck drivers have incomprehensive knowledge about HIV/AIDS, 20 (40%) truck drivers have comprehensive (good) knowledge about it meanwhile 40 (80%) drivers have high willingness and 10 (20%) drivers have fair interest about using condom. The result of statistical test was p-value 0,037 < alpha (0,05) which means there is correlation between knowledge about HIV/AIDS and the willingness to use condom on truck drivers around Tegal Panas Localization. Based on the result of the study, it is hoped that the truck drivers always consistent to use condom when having sex because they have good knowledge about how to protect themselves from HIV/AIDS. Key Words References
: Knowledge, HIV/AIDS, Interest, Condom : 39 references (2000 – 2014)
PENDAHULUAN Aquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu penyakit menular yang diakibatkan oleh virus HIV (Human Immunodeficienci Virus) (WHO, 2000). Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi pandemi global. Sejak kasus pertama dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun 1981 penyebaran AIDS meningkat pesat. Di seluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun. Jumlah infeksi baru pada tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan 240.000 anak berusia <15 tahun sedangkan jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak berusia
<15 tahun (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014)1. HIV/AIDS menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian serius. Hal ini karena jumlah kasus AIDS yang dilaporkan setiap tahunnya meningkat secara signifikan. Kasus HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es. Jumlah orang yang dilaporkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang sebenarnya (KPA, 2010)2. Di Asia dan Pasifik, hampir 350.000 orang terinfeksi virus HIV, sedangkan di Amerika Latin sekitar 94.000 terinfeksi HIV dengan 47.000 kematian terkait AIDS (UNAIDS GLOBAL REPORT, 2013)3.
2 Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Dengan Minat Menggunakan Kondom Pada Supir Truk Disekitar Lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Indonesia adalah salah satu negara di Asia dengan epidemi HIV yang berkembang paling cepat (UNAIDS, 2008). Pada tahun 2012 Indonesia berada di urutan ke 13 dengan 380 ribu penderita, (UNAIDS dalam Global Report, 2012)4. Jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Desember 2012 sebanyak 98.390 kasus sedangkan jumlah kumulatif AIDS dari 1987 sampai Desember 2012 sebanyak 42.887 orang (Kemenkes RI, 2012)5. Kasus AIDS di Indonesia lebih banyak terjadi pada kelompok laki-laki (54%) atau hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan kelompok perempuan (29%) dan 17% tidak melaporkan jenis kelamin. Diperkirakan bahwa terdapat lebih dari 3 juta laki-laki di Indonesia yang merupakan pelanggan penjaja seks perempuan (PSP). Laki-laki yang mengkonsumsi komoditi seks yang ditawarkan PSP merupakan populasi penghubung yang menjembatani populasi kunci yang beresiko tinggi terjangkit HIV. Komunitas yang secara umum teridentifikasi adalah supir truk, nelayan, penjaja, buruh bangunan, dan tentara (KPAN, 2008)6. Supir truk merupakan salah satu golongan yang termasuk dalam High Risk Man (HRM), yakni laki-laki yang berisiko untuk menularkan dan juga tertular HIV/AIDS karena supir truk memiliki mobilitas yang tinggi, yakni seringnya melakukan perjalanan jauh dan sering singgah pada beberapa pos selama dalam perjalanan membawa muatan ke kota lain di pulau Jawa (Riono, dkk, 2008). Data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) menyebutkan bahwa supir yang mengidap HIV/AIDS juga meningkat setiap tahun. Pada tahun 2008 supir yang mengidap HIV/AIDS berjumlah 14 orang atau sekitar 2,89%, tahun 2009 naik menjadi 26 orang atau sekitar 6,73%, tahun 2010 menjadi 47 orang atau sekitar 11,31% dan bertambah menjadi 67 orang
atau sekitar 19,08% sampai bulan Maret 2011 (KPAN, 2011)7. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu hal diluar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya (Suryabrata, 2002)8. Menurut Crow and Crow dalam Purwanto (2004)9, faktor yang menyebabkan timbulnya minat yaitu, faktor internal (faktor dorongan dari dalam diri sendiri) dan eksternal. Faktor internal timbulnya minat seseorang yaitu, faktor dorongan dari dalam diri, motivasi sosial dan emosional. Sedangkan faktor eksternal timbulya minat seseorang yaitu faktor pendidikan, lingkungan, sosial budaya dan status ekonomi. Menurut Abror dalam Lusiawati (2008)10, minat memiliki tiga unsur yaitu unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Unsur kognisi dalam arti, minat didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju sehingga menyebabkan seseorang berminat terhadap objek yang dituju. Minat didahului oleh pengetahuan sehingga bila seorang memiliki pengetahuan yang baik maka memungkinkan memicu minat dalam diri orang tersebut. Apabila supir truk memiliki pengetahuan yang baik tentang penyebab, penularan dan pencegahan penyakit HIV/AIDS dapat memicu timbunya minat menggunakan kondom untuk mencegah tertularnya HIV/AIDS. Lokalisasi sekitar Tegal Panas merupakan tempat beristirahatnya para supir truk dari berbagai kota. Berdasarkan hasil Hasil Survei Terpadu HIV dan Perilaku (STHP, 2007)7, didapatkan penggunaan kondom secara konsisten adalah 35% pada WPS, pelanggan WPS 15% sedangkan hasil STBP tahun 2011 didapatkan penggunaan kondom baru
3 Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Dengan Minat Menggunakan Kondom Pada Supir Truk Disekitar Lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
mencapai 35 % pada WPS dan 14% pada pelanggan WPS (termasuk supir truk) hal ini menunjukan bahwa minat menggunakan kondom belum efektif pada pelanggan WPS (Dirjen PPM & PL Kemenkes RI, 2011)7. Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan kondom antara lain, pengetahuan eksesibilitas, penjangkauaan dan aturan penggunaan kondom (KPAN, 2011)7. Surveilens Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP, 2011) HIV/AIDS yang dilakukan di 16 Kab/Kota di 10 provinsi dengan responden WPS dan dilakukan di 12 Kab/Kota di 10 provinsi dengan responden pelanggan WPS dan didapatkan tingkat pengetahuan komperehensif sesuai dengan indikator MDGs masih rendah (tertinggi di kelompok ojek Papua 24% dan terendah di kelompok pekerja pelabuhan 3%). Untuk supir truk dan tukang ojek mengalami kenaikan khususnya tukang ojek di Papua dari (12%) menjadi (24%). Untuk pengetahuan komprehensif, sekitar 53% hingga 83% responden mengetahui bahwa perilaku setia dapat mencegah penularan HIV, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak dapat ditentukan hanya dengan melihat saja 63%, penggunaan kondom dapat mencegah HIV 66%, gigitan nyamuk tidak menuarkan HIV 41%, dan bebagai alat makan tidak menularkan HIV 41% (Dirjen PPM & PL Kemenkes RI, 2011)7. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan minat menggunakan kondom pada supir truk disekitar lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
dengan teknik pengambilam sampel berjatah (Quato Sampling). Analisis data menggunakan uji Fisher Exact dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
METODA PENELITIAN
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 40 supir (80%) disekitar lokalisasi Tegal Panas memiliki minat tinggi akan menggunakan kondom sedangkan 10 supir (20%) memiliki minat sedang.
Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua supir truk yang berada disekitar lokalisasi Tegal Panas. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 supir truk
HASIL PENELITIAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi kategori Pengetahuan Tentang HIV/AIDS pada Supir Truk disekitar Lokalisasi Tegal Panas tahun 2015 Pengetahuan Tidak komperhensif Baik (komperhensif) Total
Frekuensi
Persentase (%)
30
60,0
20
40,0
50
100,0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 30 supir (60%) disekitar lokalisasi Tegal Panas memiliki pengetahuan yang tidak komperhensif sedangkan 20 supir (40%) memiliki pengetahuan yang komperhensif tentang HIV/AIDS. Selanjutnya dilihat distribusi berdasarkan parameter pengukuran pengetahuan yang terdiri dari pencegahan HIV/AIDS, penularan HIV/AIDS dan presepsi tentang ODHA dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2 Distribusi Frekuensi kategori Minat Menggunakan Kondom pada Supir Truk disekitar Lokalisasi Tegal Panas tahun 2015 Persentase Minat Frekuensi (%) Sedang 10 20,0 Tinggi
40
80,0
Total
50
100,0
4 Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Dengan Minat Menggunakan Kondom Pada Supir Truk Disekitar Lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Minat menggunakan Kondom pada Supir Truk disekitar Lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2015 Minat Nilai Pengetahuan Sedang Tinggi Total p f % f % f % Tidak 9 30,0 21 70,0 30 100,0 komperhensif 0,037 Baik 1 5,0 19 95,0 20 100,0 (komperhensif) Total
10
20,0
40
80,0
50
100,0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang mempunyai minat tinggi akan menggunakan kondom lebih tinggi persentasenya yaitu 95% pada responden yang mempunyai penegtahuan baik (komperhensif) tentang HIV/AIDS dibanding dengan responden lebih yang pengetahuan tidak komperhensif yaitu 70%. Hasil uji statistik menggunakan uji chi-squaer didapatkan sel yang nilai expected-nya < 5 sebanyak satu sel (25%). Karena terjadi pada tabel 2x2 dan terdapat sel yang nilai expected-nya < 5 maka digunakan uji Fisher Exact. Dari hasil analisis tersebut didapatkan nilai p = 0,037 (≤ 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan minat menggunakan kondom pada supir truk disekitar lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. PEMBAHASAN Gambaran Pengetahuan HIV/AIDS pada Supir Truk
Tentang
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden 30 supir truk (60%) memiliki pengetahuan yang tidak komperhensif tentang HIV/AIDS sedangkan 20 supir truk (40%) yang memiliki pengetahuan yang baik (komperhensif) tentang HIV/AIDS. Supir truk yang tidak memiliki pengetahuan komperhensif karena
sebanyak 26 supir truk (52%) beranggapan bahwa HIV/AIDS dapat menular lewat penggunaan alat makan bersama dan 27 supir truk (54%) mengatakan bahwa HIV/AIDS dapat ditularkan lewat gigitan nyamuk sedangkan 28 supir truk (56%) berpresepsi bahwa orang dengan HIV/AIDS bisa dinilai dari keadaan fisik. Masih kurangnya pengetahuan tentang penularan HIV/AIDS dan persepsi tentang orang dengan HIV/AIDS (ODHA) pada supir truk di sekitar lokalisasi Tegal Panas kemungkinan karena kurangnya informasi kesehatan tentang HIV/AIDS dari petugas kesehatan atau kemungkinan karena kurangnya akses informasi para supir truk tentang penularan HIV/AIDS dari paguyuban di lokalisasi Tegal Panas. Lokalisasi Tegal Panas merupakan lokalisasi yang menjadi binaan dari Puskesmas Bergas dimana diwajibkan menggunakan kondom pada semua pelanggan yang menggunakan jasa WPS di lokalisasi tersebut. Informasi yang sering didapat oleh para supir truk yaitu fungsi dari penggunaan kondom untuk mencegah penularan atau tertularnya penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS dari pengurus lokalisasi atau WPS sehingga para supir truk lebih tahu tentang pencegahan HIV/AIDS dengan menggunakan kondom. Berbagai cara dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan merubah perilaku berisiko adalah melalui kegiatan penjangkauan populasi beresiko tertular/menularkannya HIV/AIDS, biasanya dilaksanakan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan instansi kesehatan. Selain melalui kegiatan penjangkauan, terdapat kegiatan pertemuan dan diskusi untuk penyebarluasan informasi tentang HIV/AIDS. Hasil Survei Terpadu Bilogis dan Perilaku (STBP, 2011)7 didapatkan bahwa 14% pria potensial risiko tinggi (Pria Risti) tertular/menularkan HIV/AIDS
5 Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Dengan Minat Menggunakan Kondom Pada Supir Truk Disekitar Lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
(termasuk supir truk) merupakan populasi yang jarang menghadiri diskusi. Hal ini kemungkinan terjadi karena aktifitas supir truk yang selalu melakukan perjalanan jauh sehingga sulit dijangkau petugas kesehatan dalam memberikan informasi kesehatan terutama tentang HIV/AIDS. Walaupun sebagian besar supir truk 30 (60%) tidak memiliki pengetahuan yang baik (komperhensif) tentang HIV/AIDS tetapi pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDS menunjukkan bahwa 50 supir truk (100%) sudah tahu bahwa menggunakan kondom dapat mencegah penularan HIV/AIDS sedangkan sebagian besar 39 supir truk (78%) tahu bahwa setia dengan satu pasangan seks dapat mencegah penularan HIV/AIDS dan 11 (22%) tidak tahu. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan supir truk disekitar lokalisasi tentang pencegahan HIV/AIDS lewat perilaku seksual sudah baik. Menurut Notoatmojo (2007)11, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan adalah informasi. Informasi merupakan sebuah pesan dari pengirim kepada penerima, informasi ini sangat diperlukan dalam rangka menciptakan pemikiran. Menurut Soekanto (2005)12 pengetahuan diperoleh dari fakta (kenyataan) dengan melihat dan mendengar televisi, radio, dan sebagainya. Dengan adanya informasi kesehatan tentang HIV/AIDS baik yang diperoleh melalui televisi, radio dan majalah atau koran dapat meningkatkan pengetahuan
supir truk terutama tentang pencegahan HIV/AIDS. Hasil survei pengetahuan dan perilaku beresiko supir pete-pete Kampus UNHAS terhadap HIV/AIDS 2005 menunjukkan bahwa dari 98 supir sebagian besar 63 supir (64%) menyatakan mengetahui tentang HIV/AIDS diperoleh dari media masa televisi, radio dan koran/majalah tentang pencegahan HIV/AIDS sedangkan 35 supir (24%) tidak tahu. Sedangkan hasil Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP, 2011) didapatkan bahwa 73% supir truk sudah tahu bahwa menggunakan kondom dapat mencegah penularan HIV/AIDS dan 81% supir truk tahu bahwa setia dengan satu pasangan seks dapat mencegah penularan HIV/AIDS dan 65% pria potensial resiko tinggi (termasuk supir truk) mengatakan bahwa televisi merupakan sumber informasi tentang HIV/AIDS. Gambaran Minat Menggunakan Kondom Pada Supir Truk Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 40 supir truk (80%) memiliki minat tinggi, 10 (20%) supir truk memiliki minat sedang menggunakan kondom pada supir truk disekitar lokalisasi Tegal Panas. Tingginya minat akan menggunakan kondom pada supir truk disebabkan karena sebanyak 26 supir (52%) dan 24 supir (48%) sangat setuju dan setuju berminat akan mengggunakan kondom karena mengenal/tahu bahwa menggunakan kondom akan mencegah penularan HIV/AIDS. Menurut Abror dalam Lusiawati (2008)10 timbulnya minat didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju. Dengan adanya informasi tentang pencegahan HIV/AIDS adalah menggunakan kondom maka timbul pengetahuan pada supir truk sehingga akan
6 Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Dengan Minat Menggunakan Kondom Pada Supir Truk Disekitar Lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
memicu timbulnya minat untuk menggunakan kondom sebelum melakukan perilaku seksual beresiko. Artinya bahwa sikap terhadap pemeliharaan kesehatan pada supir truk disekitar lokalisasi Tegal Panas dalam upaya mencegah penularan HIV/AIDS sudah baik sebelum terwujud dalam perilaku. Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Dengan Minat Menggunakan Kondom Pada Supir Truk Disekitar Lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Sebanyak 60% supir truk memiliki pengetahuan yang tidak komperhensif tentang HIV/AIDS dibanding supir truk yang memiliki pengetahuan komperhensif yaitu 40% tetapi persentase minat menggunakan kondom pada supir truk yang memiliki pengetahuan komprehensif lebih tinggi (95%) dibandingkan dengan supir yang pengetahuannya tidak komprehensif (70%). Hal tersebut ditunjukan berdasarkan hasil uji Fisher Exact didapatkan nilai p- 0,037 ≤ 0,05 sehingga ada hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan minat menggunakan kondom pada supir truk disekitar lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Sesuai dengan teori yang dikemukakan Abror dalam Lusiawati (2008)10 bahwa minat didahului oleh pengetahuan kognisi (mengenal) dan informasi mengenai objek yang dituju sehingga menyebabkan seseorang berminat terhadap objek yang dituju. Kondom adalah sarung karet yang dipasang pada alat kelamin laki-laki dan perempuan pada waktu melakukan hubungan seksual dengan maksud untuk mencegah penularan penyakit akibat hubungan seksual maupun sebagai alat kontrasepsi (Perda Jateng, 2009)13. Fungsi
kondom yaitu memperkecil tertularnya penyakit kelamin berupa PMS atau HIV/AIDS (BKKBN, 2003)14. Supir truk yang mengetahui fungsi kondom sebagai pencegahan penularan HIV/AIDS dari media-media nformasi kesehatan ataupuan dari WPS akan menambah pengetahuan tentang fungsi kondom sehingga memicu timbulnya minat akan menggunakan kondom dan akan memiliki sikap yang lebih baik sebelum terwujud dalam perilaku seksual beresiko. Artinya bahwa dengan adanya pengetahuan tentang fungsi kondom sebagai salah satu cara mencegah tertular/menularkannya HIV/AIDS maka akan memicu timbulnya minat menggunakan kondom pada supir truk. Minat diartikan sebagai kemauan yang akan diwujudkan dalam melakukan kegiatan. Timbulnya minat didasari karena adanya pengetahuan dimana pengetahuan sebagai salah satu faktor predisposisi (pemudah) yang sangat penting dalam pembentukan perilaku/tindakan seseorang. Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007)12. Informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang. Informasi bisa didapat melalui televisi, radio, surat kabar/koran. Dengan adanya informasi tentang fungsi kondom untuk mencegah tertularnya HIV/AIDS melalui mediamedia tersebut maka akan menambah pengetahuan supir truk tentang fungsi kondom sebagai pencegahan HIV/AIDS dan akan memicu timbulnya minat menggunakan kondom pada supir truk. Seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu pasti didahului oleh rasa senang Abror dalam Lusiawati (2008)10. Pengalaman merupakan salah satu faktor
7 Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Dengan Minat Menggunakan Kondom Pada Supir Truk Disekitar Lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperloeh dapat memperluas pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Supir truk disekitar lokalisasi Tegal Panas yang memiliki riwayat penyakit menular seksual (PMS) akan memiliki pengetahuan tentang PMS akan lebih berhati-hati dalam setiap perilaku seks beresiko. Dengan bekal pengetahuan dan informasi tentang fungsi kondom untuk pencegahan penularan HIV/AIDS maka supir truk akan merasa senang sehingga akan memicu timbulnya minat menggunakan kondom pada supir truk sebagai salah satu cara preventif terhadap HIV/AIDS. Dengan adanya minat maka akan ada kehendak/kemauan/minat untuk melakukan suatu tindakan akan menentukan apakah kegiatan tersebut akhirnya akan dilakukan. Dengan bekal pengetahuan bahwa fungsi kondom sebagai salah pencegah penularan HIV/AIDS maka akan memicu timbulnya minat menggunakan kondom pada supir truk sehingga ada sikap yang baik untuk mencegah/melindungi diri terhadap penularan/tertulanya HIV/AIDS sebelum terwujud dalam perilaku seksual beresiko. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Sebanyak 30 supir truk (60%) memiliki pengetahuan tidak komperhensif dan 20 supir truk (40%) pengetahuan baik (komperhensif) tentang HIV/AIDS. 2. Sebanyak 40 supir truk (80%) memiliki minat tinggi dan 10 supir truk (20%) memiliki minat sedang menggunakan kondom. 3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan minat menggunakan kondom pada supir truk disekitar lokalisasi
Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dengan nilai p (0,037). Saran 1. Bagi Supir Truk Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang fungsi kondom sebagai pencegahan HIV/AIDS sudah baik, dan memiliki minat yang tinggi karena mengenal/tahu bahwa menggunakan kondom dapat mencegah tertular HIV/AIDS diharapkan agar supir truk selalu konsistensi menggunakan kondom dalam perilaku seksual beresiko. 2. Bagi Instansi Kesehatan Perlu adanya media informasi kesehatan tentang penyakit menular seksual (PMS) atau HIV/AIDS bukan hanya informasi tentang pencegahan menggunakan kondom tetapi juga tentang penularan HIV/AIDS terutama dilokasi-lokasi tempat beristirahatnya supir truk sebagai suatu cara agar meningkatkan pengetahuan tentang penyakit menular seksual (PMS) atau HIV/AIDS. 3. Bagi peneliti selanjutnya Peniliti selanjutnya diharapkan meneliti lebih dalam sehingga memperoleh hasil yang lebih baik seperti pengaruh ketersedian kondom, dukungan pengurus dan mucikari terhadap minat menggunakan kondom. Daftar Pustaka 1. Kementrian kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis HIV/AIDS. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
8 Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Dengan Minat Menggunakan Kondom Pada Supir Truk Disekitar Lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
2. Komisi Penanggulangan AIDS. 2010. Strategi Dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS Tahun 2010-2014. Jakarta : Komisi Penanggulangan AIDS. 3. UNAIDS GLOBAL REPORT. 2013. UNAIDS report on the global AIDS epidemic (2013).
12. Soekanto. (2005). Sosial Budaya Dasar. Jakarta : Raja Grafindo Persada 13. BKKBN. (2009). Laporan Umpan Balik Program Keluarga Berencana Nasional. Jawa Tengah.
4. UNICEF INDONESIA. 2012. Ringkasan Kajian, Respon Terhadap HIV&AIDS. Jakarta : UNICEF INDONESIA. 5. Kementrian Kesehatan 2012. Laporan Perkembangan HIV-AIDS, Triwulan IV, Tahun 2011 . Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI. 6. Komisi Penanggulangan AIDS. 2008. Strategi Komunikasi Penaggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Jakarta : Komisi Penanggulangan AIDS. 7. Kementrian Kesehatan. 2011. Surveilens Terpadu Biologis dan Perilaku Pada Kelompok Beresiko Tinggi di Indonesia. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI. 8. Suryabrata, S. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 9. Purwanto, N. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Karya 10. Lusiowati.(2008). Psikologi Pendidikan. Jogjakarta : Tiara Wacana 11. Notoatmojdo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta. 9 Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Dengan Minat Menggunakan Kondom Pada Supir Truk Disekitar Lokalisasi Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang