PENINGKATAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD BERLATAR MUSIK KLASIK KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 3 SURAKARTA
Agung Wiratmo, Basori, Dwi Maryono Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Sebelas Maret Email :
[email protected] ABSTRACT The purpose of this research is to improve student’s competence of (1) cognitive; (2) psychomotor; (3) affective; on the basic programming subjects using cooperative learning model ,STAD type with classical music background; This research is class action reserch which was conducted in two cycles. This research used cooperative learning model STAD type with classical music background. The subject of this research was students of class X multimedia 1 in SMK N 3 Surakarta. Data were collected by observation, for the data of students affective competence, tests for data of students cognitive and psychomotor competencies, and questionnaire for effectiveness data of classical music toward the tranquility and the concentration. Those data were analyzed with descriptive comparative data analysis. The results showed that (1) there were enhancement cognitive competency although it had not reached indicators (pretest 0%, Cycle I 18.518%, and Cycle II 10%). (2), there were enhancement in psychomotor competency which has also reached indicators (pretest 33.33%, Cycle I 74.074%, and Cycle II 76.67%). (3) there were enhancement in affective competency which has also reached indicators (pretest 40%, Cycle I 53.125%, and Cycle II 80%). Keywords: Basic programming, classical music, competency, cooperative model, STAD. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi (1) kognitif; (2) psikomotorik; (3) afektif pada mata pelajaran pemrograman dasar setelah menggunakan model kooperatif tipe STAD berlatar musik klasik; Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan pelaksanaan selama 2 siklus. Penelitian ini menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan latar musik klasik. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Multimedia 1 di SMK Negeri 3 Surakarta. Penggumpulan data dilakukan dengan teknik observasi untuk data kompetensi afektif peserta didik, teknik tes untuk data kompetensi kognitif dan psikomotorik, dan teknik angket untuk data efektivitas musik klasik dalam pembelajaran terhadap ketenangan dan konsentrasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data diskriptif komparatif. Hasil penelitian sebagai berikut. (1) peningkatan kompetensi kognitif peserta didik belum mencapai indikator (Pratindakan 0%, Siklus I 18.518%, dan Siklus II 10%). (2) peningkatan kompetensi psikomotorik peserta didik mencapai indikator (Pratindakan 33.33%, Siklus I 74.074%, dan Siklus II 76.67%). (3) peningkatan pada kompetensi afektif peserta didik mencapai indikator (Pratindakan 40%, Siklus I 53.125%, dan Siklus II 80%). Kata Kunci: Kompetensi, model kooperatif, Musik Klasik, Pemrograman Dasar, STAD
PENDAHULUAN
pada kompetensi kognitif peserta didik adalah
Latar Belakang
metode yang digunakan guru belum tepat.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2
Metode yang digunakan oleh guru berupa metode
Tahun 1989, Pendidikan merupakan usaha
ceramah yang menyebabkan guru mendominasi
sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
dalam pembelajaran. Penyebab lainnya adalah
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau
konsentrasi peserta didik sudah berkurang. Hal
latihan bagi peranannya di masa yang akan
tersebut
datang. Oleh karenanya kemajuan suatu
pemrograman dasar terletak pada jam ke-11 dan
bangsa dapat dilihat dan diukur dari kemajuan
ke-12. Hipotesis ini bersumber dari penelitian
pendidikan bangsa tersebut. Jalur pendidikan
Lamba,dkk (2014:1-4) yang menyatakan bahwa
di Indonesia salah satunya adalah jalur formal
sebagian besar siswa kehilangan perhatian dan
seperti pendidikan menengah kejuruan dengan
konsentrasi selama kegiatan belajar mengajar
contoh SMK Negeri 3 Surakarta.
yang
Salah satu mata pelajaran di SMK Negeri 3
Surakarta
adalah
pemrograman
dasar.
disebabkan
karena
panjang.penyebab
mata
pelajaran
permasalahan
dari
kompetensi psikomotorik adalah peserta didik kurang
menguasai
materi.
Sehingga
dalam
Selama survei di SMK Negeri 3 Surakarta,
praktiknya, peserta didik merasa kesulitan dalam
peneliti mendapatkan data kompetensi peserta
merencanakan
didik kelas X Multimedia 1 dalam ranah
penanganan error. Peserta didik juga kurang teliti
kognitif, psikomotorik, dan afektif. Data
dalam mengerjakan tugas, konsentrasi peserta
kompetensi kognitif diperoleh dari dokumen
didik dalam mengikuti proses pembelajaran
arsip hasil ujian mid semester, presentase
sudah berkurang, dan peserta didik kurang
kelulusan
percaya diri terhadap pemecahan masalah yang
peserta
didik
6,25%.
Data
pemecahan
dibuatnya.
dokumen
kompetensi afektif pada peserta didik adalah
kelulusan
hasil
peserta
praktik,
kurangnya keaktifan dari peserta didik dalam
kompetensi afektif diperoleh dari observasi
proses pembelajaran. Penyebabnya adalah peserta
selama survei, presentase kelulusan peserta
didik terlihat kurang berminat terhadap pelajaran
didik 31,25%.
pemrograman observasi
6,45%.
dari
Data
Berdasarkan
didik
presentase
permasalahan
dan
kompetensi psikomotorik juga diperoleh dari arsip
penyebab
masalah
pada
survei,
peneliti menduga penyebab dari permasalahan
menguasai
dasar materi
serta pada
motivasi mata
untuk
pelajaran
pemrograman dasar kurang. Sehingga peserta
didik dalam proses pembelajaran kurang rasa
mengungkapkan bahwa musik dapat membawa
ingin tahu.
suasana positif dan santai bagi kebanyakan kelas.
Menurut peneliti penggunaan model yang
Campbell (2002:97) musik klasik memiliki
tepat dalam pembelajaran dapat menjadi salah
kejernihan, keanggunan, dan kebeningan. Musik
satu solusi akan permasalahan tersebut. Salah
ini mampu memperbaiki konsentrasi, ingatan dan
satu
persepsi spasial.
model
yang
diperkirakan
dapat
menyelesaikan permasalahan tesebut adalah model
kooperatif
Dengan
menyelesaikan tugas akhir mengambil judul
menerapkan model kooperatif tipe STAD
“Peningkatan Kompetensi Peserta Didik Pada
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi
Mata
kognitif
tersebut
Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD
dikarenakan dalam model tersebut peserta
Berlatar Musik Klasik Kelas X Multimedia 1
didik harus saling mendukung dan membantu
SMK Negeri 3 Surakarta”.
satu sama lain dalam menguasai materi yang
Tujuan Penelitian
peserta
disampaikan
tipe
STAD.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dalam
didik.
Dasar
Berdasarkan latar belakang, maka tujuan
psikomotorik peserta didik diharapkan dapat
dari penelitian untuk meningkatan (1) kompetensi
meningkat. Hal ini dikarenakan dalam model
kognitif
tersebut terdapat sesi diskusi. Dalam sesi
kompetensi afektif peserta didik pada mata
diskusi peserta didik dapat bertukar pendapat
pelajaran pemrograman dasar dengan model
tentang cara pengerjaan tugas yang diberikan
kooperatif tipe STAD berlatar musik klasik.
oleh guru. kompetensi afektif peserta didik
Kajian Teori
diharapkan
Belajar
dapat model
guru.
Pemrograman
kompetensi
dalam
oleh
Hal
Pelajaran
meningkat
dikarenakan
tersebut
berorientasi
(2)
Definisi
kompetensi
belajar
psikomotorik
menurut
(3)
Abdillah
pembelajaran dengan peserta didik sebagai
(Aunurrahman, 2012:35) adalah usaha sadar yang
pusatnya. Peserta didik dituntut untuk aktif
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah
dalam setiap tahapannya
laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
Penggunaan musik klasik sebagai latar proses
pembelajaran
diduga
menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan
dapat
psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
meningkatkan konsentrasi dan ketenangan
Dalam pelaksanaan belajar menurut Wragg
dalam pembelajaran. Campbell (2002:220)
(Aunurrahman,
2012:35)
belajar
memiliki
beberapa ciri umum (1) belajar merupakan
menyimpulkan,
suatu aktivitas dari diri seseorang yang
mempraktikan,
didasari atau disengaja. (2) Belajar merupakan
mendeskripsikan. Ranah afektif berhubungan
interaksi individu dengan lingkungannya. (3)
dengan perkembangan sikap sosial siswa dalam
Hasil belajar ditandai dengan perubahan
menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur,
tingkah laku.
disiplin,
Kompetensi
gotong royong), santun, percaya diri, dalam
Mulyasa (2013:66) kompetensi adalah penguasaan
terhadap
suatu
keterampilan,
sikap,
apresiasi
dan
tugas, yang
menceritakan
kembali,
mendemonstrasikan,
tanggung jawab,
peduli (toleransi,
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Karakteristik
dasar
kompetensi
dapat
digolongkan menjadi lima tipe yaitu motif, watak,
konsep
diri,
pengetahuan,
dan
keterampilan. (Amri & Poerwati, 2013:172). Berdasarkan panduan penilaian pada sekolah menengah
kejuruan
pada
tahun
dalam
ranah
hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam mengingat,
memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.
Ranah
keterampilan
berhubungan kemampuan peserta didik dalam melaksanakan keterampilan menggunakan
tugas
praktik.
dapat kata
Model Kooperatif Tipe STAD Mulyasa (2013:13) berpendapat “model belajar mengajar adalah kerangka konseptual dan
Ranah pengetahuan berhubungan dengan
yakni
Rentang nilai 86-100 71-85 56-70 ≤ 55 Kemendikbud (2015:89)
kognitif,
psikomotorik, dan afektif.
aspek
Predikat Sangat Baik (A) Baik (B) Cukup (C) Kurang (D)
2015,
kompetensi pada kurikulum 2013 mencakup kompetensi
Tabel 1. Predikat Capaian Kompetensi Afektif
diukur
Kompetensi dengan operasional
mengidentifikasi, menghitung, membedakan,
prosedur
yang
sistematik
dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan
belajar
tertentu,
berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pengajaran, serta
guru
melaksanakan Woolfolk
dalam
merencanakan
aktivifitas
(2001)
Hariyanto(2012:161)
belajar
dalam
dan
mengajar.”.
Warsono
dan
mendefinisikan
pembelajaran kooperatif adalah suatu pengaturan
yang memungkinkan para siswa bekerja sama
dipimpin oleh guru ataupun dengan presentasi
dalam suatu kelompok campuran dengan
audiovisual.
kecakapan yang berbeda-beda, dan akan
pembagian tim atau kelompok. Tim terdiri empat
memperoleh penghargaan jika kelompoknya
atau lima peserta didik yang mewakili seluruh
mencapai suatu keberhasilan.
bagian kelas dalam hal prestasi akademik, jenis
Komponen
selanjutnya
adalah
Slavin (2005:143) menyatakan STAD
kelamin, golongan dan etnisitas. Kuis merupakan
merupakan salah satu metode pembelajaran
komponen selanjutnya dimana peserta didik akan
kooperatif
mengerjakan kuis secara individual. Peserta didik
yang
paling
sederhana,
dan
merupakan model paling baik untuk tahap
tidak
permulaan bagi guru yang baru menggunakan
sebelumnya satu kelompok. Sehingga tiap peserta
pendekatan
didik memiliki tanggung jawab sendiri-sendiri
pembelajaran
kooperatif.
Semua
model
kooperatif
ditandai
dengan
boleh
terhadap
saling
pemahaman
membantu
materi.
walaupun
Komponen
adanya struktur tugas, struktur tujuan dan
selanjutnya adalah skor kemajuan individual.
struktur
(2005:12)
Pada komponen ini bertujuan untuk memberikan
mengungkapkan bahwa gagasan utama dari
kepada setiap siswa penghargaan bila peserta
STAD adalah untuk memotivasi peserta didik
didik belajar dengan giat dan memberikan kinerja
supaya saling mendukung dan membantu satu
yang lebih baik dari sebelumnya. Tiap siswa
sama lain dalam menguasai kemampuan yang
diberikan skor awal yang diperoleh dari rata-rata
diajarkan oleh guru. Jika peserta didik
kinerja siswa sebelumnya dalam mengerjakan
menginginkan agar timnya atau kelompoknya
kuis yang sama.
penghargaan.
Slavin
mendapatkan penghargaan maka peserta didik harus saling membantu untuk memahami materi. Slavin (2005:143-146) mengungkapkan bahwa STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim. Dalam presentasi kelas, pertama-tama materi akan diperkenalkan oleh guru. Pada komponen ini merupakan pengajaran langsung yang
Tabel 2. Skor kemajuan Skor Kuis
Skor Kemajuan Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 5 10-1 poin dibawah skor awal 10 Skor awal sampai 10 poin diatas skor 20 awal Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30 Kertas jawaban sempurna (terlepas 30 dari skor awal) Slavin (2005:159)
Komponen terakhir adalah rekognisi tim.
73) menyatakan “Penelitian yang mendukung
Pada komponen ini, tim akan mendapatkan
penggunaan ... musik klasik (Satie, Rachmaninoff)
penghargaan
untuk
apabila
skor
rata-rata
tim
mencapai kriteria tertentu.
merangsang
dan
mempertahankan
lingkungan belajar optimal. Wolfgang Amadeus Mozart atau Mozart merupakan salah satu
Tabel 3. Kriteria penghargaan tim Kriteria 15 16 17
komponis musik klasik. Musik klasik hasil
Penghargaan Tim Baik Tim Sangat Baik Tim Super
karyanya sering disebut dengan musik mozart. Penelitian
Castillo,dkk
(2014:73:83)
bahwa
musik klasik dapat meningkatkan kemampuan
Slavin (2005:160)
keterampilan penalaran serta dapat memperbaiki konsentrasi.
Pembelajaran dengan Musik Klasik
Pemrograman Dasar
Dhority dalam DePorter, Reardon, dan Nourie (2008: 66) menyatakan segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang memacu atau menghambat belajar. Lingkungan kelas menurut DePorter, Reardon, dan Nourie (2008: 66) dapat dihias dengan berbagai
cara
menempel
poster
ikon,
menempel poster afirmasi, menulis kata mutiara menggunakan warna, alat bantu, pengaturan bangku, tumbuhan, aroma, hewan peliharaan, dan musik.
musik yang dapat meningkatkan konsentrasi anak. Campbell(2002:97) berpendapat “musik (Haydn
dan
pelajaran
pemrograman
dasar
merupakan salah satu mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran dasar bidang keahlian teknologi informasi dan komunikasi. Kompetensi kognitif yang akan dicapai pada penelitian adalah kompetensi dasar 3.7 yaitu menerapkan struktur kontrol perulangan dalam bahasa pemrograman. Pada kompetensi dasar 3.7 tersebut peserta didik diharapkan dapat membuat rancangan atau sketsa alur program dengan menggunakan struktur kontrol perulangan. Kompetensi psikomotorik
Musik klasik merupakan salah satu aliran
klasik
Mata
Mozart)
memiliki
kejernihan, keanggunan, dan kebeningan. Musik ini mampu memperbaiki konsentrasi, ingatan, dan persepsi spasial”. DePorter (2008,
yang akan dicapai adalah kompetensi dasar 4.7 yaitu
memecahkan
masalah
menggunakan
struktur kontrol perulangan. Pada kompetensi 4.7 peserta
didik
pemecahan
diharapkan masalah
dapat sehingga
membuat dapat
diimplementasikan kedalam bahasa pemrograman dengan struktur kontrol peruangan.
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
merupakan
penelitian
kompetensi
siswa
dalam
aspek
kognitif,
tindakan kelas dengan pelaksanaan selama 2
psikomotorik, dan afektif pada survei. (3) Teknik
siklus. Penelitian ini menggunakan model
wawancara digunakan untuk mengetahui respon
kooperatif tipe STAD dengan latar musik
dari guru
klasik. Subjek penelitian tindakan kelas ini
proses belajar mengajar. (4) Teknik tes digunakan
adalah peserta didik kelas X Multimedia 1 di
untuk mengetahui kompetensi siswa pada pra
SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2015/
maupun pasca penelitian. (5) Teknik kuisioner
2016 pada semester genap. Jumlah peserta
digunakan untuk mendapatkan data efektivitas
didik di kelas X Multimedia 1 sebanyak 32
pemutaran musik klasik terhadap ketenangan dan
peserta
konsentrasi.
didik.
Objek
penelitian
adalah
terhadap pra penelitian terhadap
kompetensi peserta didik pada mata pelajaran
Data yang dibutuhkan oleh peneliti meliputi
pemrograman dasar. Penelitian berlangsung
tiga ranah kompetensi, ranah kognitif, ranah
pada bulan April sampai Mei 2016 selama dua
psikomotorik, dan ranah afektif. Dari ketiga ranah
siklus dan setiap siklusnya dilakukan selama 4
tersebut ranah kognitif dan ranah psikomotorik
jam pelajaran. Data yang dibutuhkan pada
yang menggunakan teknik pengumpulan data
penelitian adalah (1) data kompetensi peserta
dengan
didik dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan
menggunakan teknik pengumpulan data dengan
afektif. (2) data konsentrasi dan ketenangan
observasi. Uji validasi data yang digunakan
peserta didik. (3) Jumlah peserta didik kelas X
peneliti adalah uji triangulasi data dan validasi
Multimedia 1. (4) Metode guru dalam
pakar ( expert judgement ). Untuk menganalisis
menyampaikan materi. (5) Sikap siswa saat
pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
menerima materi dari guru.
analisis data diskriptif komparatif
tes,
sedangkan
ranah
afektif
Teknik yang digunakan oleh peneliti
Dalam penelitian ini indikator capaian yang
untuk mengumpulkan data baik data primer
ditetapkan oleh peneliti dengan guru mata
maupun sekunder adalah (1) Teknik Observasi
pelajaran dalam aspek kognitif pada kompetensi
digunakan untuk memperoleh data tentang
dasar 3.7 adalah 70% peserta didik mendapatkan
metode guru dalam menyampaikan materi
nilai minimal 70, afektif adalah 70% peserta didik
pemrograman dasar dan sikap atau respon
mendapatkan predikat minimal baik, maupun
peserta didik dalam pembelajaran. (2) Teknik
psikomotorik pada kompetensi dasar 4.7 adalah
70% peserta didik mendapatkan nilai minimal 70.
Tabel 5. Presentase Ketuntasan Kompetensi Psikomotorik pada Pratindakan Keterangan Lulus Belum Lulus
HASIL PENELITIAN Pratindakan
Presentase 33.33 % 66.67 %
Pratindakan dilaksanakan pada tanggal 13 April 2016 pada jam 13.05 sampai 14.25
Pada tabel diatas menunjukkan peserta didik
dengan 30 peserta didik yang mengikuti
yang dapat nilai lebih dari indikator lulusan
pembelajaran. Dua peserta didik lainnya yaitu
sebanyak 33.33%. Untuk mendapatkan data awal
Septiana Ika Wulandari T dan Shandy
pada kompetensi afektif, guru dan peneliti
Setyawan
pelajaran
menyusun instrumen penilaian sikap spiritual dan
peneliti
sosial yang mengacu pada silabus mata pelajaran
dikarenakan
tidak sakit.
mengikuti Guru
dan
merancang instrumen tes untuk mendapatkan
pemrograman dasar.
data awal tentang kompetesi kognitif peserta didik.
Hasil
kompetensi
kognitif
dapat
disimpulkan pada Tabel 5.
Tabel 6. Presentase Ketuntasan Kompetensi Afektif pada Pratindakan
Tabel 4. Presentase Ketuntasan Kompetensi
Keterangan Lulus Belum Lulus
Presentase 40 % 60 %
Kognitif pada Pratindakan Keterangan Lulus Belum Lulus
Presentase 0% 100 %
Pada tabel diatas menunjukkan pseserta didik yang dapat nilai lebih dari indikator lulusan sebanyak 40%
Pada tabel diatas menunjukkan tidak ada
Siklus Pertama
peserta didik yang mendapatkan nilai lebih
Siklus pertama dilaksanakan selama dua
dari indikator kelulusan. Untuk mendapatkan
pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada tanggal
data awal kompetensi psikomotorik, guru dan
20 April 2016 dan pertemuan kedua pada tanggal
peneliti menyusun instrumen lembar kerja.
11 Mei 2016. Materi pokok yang disampaikan
Hasil
pada siklus pertama pertemuan pertama adalah
kompetensi
psikomotorik
disimpulkan pada Tabel 5.
dapat
perulangan dengan kondisi di awal dan di akhir. Materi yang disampaikan pada pertemuan kedua
siklus
pertama
masih
dengan
pada pertemuan pertama siklus pertama. Pada
pertemuan pertama tetapi diberi variasi berupa
tahap ini musik klasik mulai diperdengarkan.
kombinasi struktur kontrol perulangan dengan
Tahap selanjutnya masuk komponen inti, dimana
kondisi di awal dan di akhir dengan struktur
pada model kooperatif tipe STAD terdiri dari 5
kontrol percabangan dengan dua kondisi.
komponen pokok. Tahap yang pertama, sebelum
Selain penentuan kompetensi dasar, guru dan
melakukan
peneliti
memancing ingatan peserta didik akan algoritma
menetapkan
sama
rencana
pelaksanaan
pembelajaran. Guru
dan
presentasi,
guru
terlebih
dulu
perulangan yang pernah dipelajari di semester peneliti
menyiapkan
(1)
instrumen soal kuis untuk pertemuan pertama
gasal. Selanjutnya guru menyampaikan materi pokok pada pertemuan pertama siklus pertama
siklus pertama. Instrumen kuis pertemuan
Tahap yang kedua adalah penentuan tim.
pertama siklus pertama berjumlah sepuluh
Dalam penentuan tim, guru membagi peserta
soal
soal
didik berdasarkan nilai kompetensi kognitif hasil
pratindakan dan siklus pertama. (2) instrumen
pratindakan. Pada tahap ini, peserta didik
kuis yang digunakan pada kuis pertemuan
diberikan perintah untuk membuat program
kedua siklus pertama berjumlah dua puluh
dengan menggunakan struktur kontrol perulangan
soal kompetensi ranah kognitif. (3) instrumen
dengan kondisi di awal dan di akhir dalam bahasa
penilaian psikomotorik. (4) instrumen afektif.
pemrograman pascal. Setelah selesai dengan
Semua instrumen yang digunakan pada siklus
pembelajaran
pertama pertemuan pertama sudah divalidasi
kelompok atau tim, pada tahap berikutnya dari
oleh ahli
sepuluh
kognitif
yang
diambil
dari
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pertemuan
pertama siklus pertama
dengan
menggunakan
kelompok
metode
dipecah
menjadi
individu-individu. Komponen ini adalah kuis, dimana
peserta
didik
secara
individual
tanggal 20 April 2016 pada jam 13.05 sampai
mengerjakan kuis. Setelah selesai dengan kuis,
14.25 dengan peserta didik yang masuk
guru melakukan perhitungan kemajuan individu
berjumlah 32 peserta didik. Kegiatan pertama
dilihat dari perubahan hasil kompetensi kognitif
yang
pada pratindakan dengan hasil kuis pertemuan
dilakukan
guru
adalah
membuka
pertemuan, dilanjutkan dengan mengecek
pertama.
kehadiran peserta didik. Sesi selanjutnya, guru
perhitungan
penyampaian kompetensi yang akan dicapai
dilakukan
Pada
implementasi
kemajuan secara
individu
maksimal
lapangan, tidak
karena
bisa waktu
pembelajaran
pemrograman
dasar
telah
berakhir.
kompetensi kognitif pada hasil kuis pertemuan pertama dengan hasil kuis pertemuan kedua.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pertemuan kedua siklus pertama tanggal
Hasil dari kompetensi kognitif siklus pertama dapat disimpulkan pada Tabel 7.
11 Mei 2016 pada jam 13.05 sampai 14.25 dengan peserta didik yang masuk berjumlah 27 peserta didik. Kegiatan pertama yang dilakukan guru adalah membuka pertemuan, dilanjutkan
dengan
mengecek
kehadiran
Tabel 7. Persentase Kelulusan Kompetensi Kognitif Siklus Pertama Keterangan Lulus Belum Lulus
Presentase 18.518 % 81.482 %
peserta didik. Pada tahap ini musik klasik mulai diperdengarkan. Musik klasik yang
Dari Tabel 7 memperlihatkan peserta didik
diperdengarkan adalah karya Mozart volume 5.
yang lulus sesuai dengan indikator sebanyak
Tahap selanjutnya masuk komponen inti,
18.518%. Kecapaian pada kompetensi kogitif
dimana pada model kooperatif tipe STAD
masih jauh dari indikator keberhasilan. Hasil dari
terdiri dari 5 komponen pokok. Pada tahap
kompetensi psikomotorik siklus pertama dapat
pertama, sebelum melakukan presentasi, guru
disimpulkan pada Tabel 8.
terlebih dulu memancing ingatan dari peserta didik materi pada pertemuan sebelumnya.
Tabel 8. Presentase Kelulusan Kompetensi
Selanjutnya guru menyampaikan materi pokok
Psikomotorik Siklus Pertama
pada pertemuan kedua siklus pertama Komponen selanjutnya adalah penentuan
Keterangan Lulus Belum Lulus
Presentase 74.074 % 25.926 %
tim. Dalam penentuan tim, guru membagi peserta didik berdasarkan nilai kuis pertemuan
Dari Tabel 8 memperlihatkan peserta didik
pertama. Pada komponen tim, disampaikan
yang lulus sesuai dengan indikator kelulusan
permasalahan atau soal yang harus dipecahkan
hanya 74.074 %. Pencapaian pada kompetensi
oleh peserta didik. Komponen selanjutnya
psikomotorik sudah mencapai indikator. Hasil
adalah kuis, dimana peserta didik secara
dari kompetensi afektif siklus pertama dapat
individual mengerjakan kuis. Setelah selesai
disimpulkan pada Tabel 9.
dengan kuis, guru melakukan perhitungan kemajuan
individu
dilihat
dari
hasil
Tabel 9. Presentase Kelulusan Kompetensi
Siklus Kedua
Afektif pada Siklus Pertama Keterangan Lulus Belum Lulus
Pada tahap perencanaan siklus kedua, guru
Presentase 53.125 % 46.875 %
dan
peneliti
menentukan
sebagai
materi
mitra
pokok
pada
kolabolator pertemuan
pertama siklus kedua adalah perulangan dengan Tabel 9 menunjukkan bahwa pada siklus
pernyataan continue dan break . Selain penentuan
pertama peserta didik yang lulus sesuai
kompetensi dasar dan materi pokok, guru dan
dengan indikator hanya 53.125%. Kompetensi
peneliti
afektif peserta didik pada siklus pertama
pembelajaran yang selanjutnya disebut RPP. Guru
masih belum mencapai indikator keberhasilan
dan peneliti menyiapkan beberapa instrumen
penelitian.
yang digunakan pada siklus kedua (1) soal kuis
menetapkan
rencana
pelaksanaan
terdapat
untuk pertemuan pertama siklus kedua. (2)
beberapa kekurangan seperti (1) Guru dalam
Instrumen untuk penilaian kompetensi afektif. (3)
proses pembelajaran belum melaksanakan
Instrumen untuk penilaian dan soal kompetensi
beberapa aspek di RPP seperti
psikomotrik. (4) Instrumen kuisioner untuk
Pelaksanaan
siklus
pertama
memfasilitasi materi
menilai konsentrasi dan ketenangan peserta didik.
pelajaran, memfasilitasi dan membimbing
Semua instrumen yang digunakan pada siklus
peserta didik untuk merefleksikan proses
kedua pertemuan pertama sudah divalidasi oleh
pembelajaran.. (2) Terdapat komponen STAD
ahli.
peserta
didik
untuk
merangkum
komponen
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada
rekognisi tim dan penilaian kemajuan individu
pertemuan pertama siklus kedua tanggal 24 Mei
yang tidak selesai dalam pembelajaran. (3)
2016 pada jam 12.25 sampai 14.25 dengan
Peserta didik masih kurang aktif dalam
peserta didik yang masuk berjumlah 30 peserta
menjawab
(4)
didik. Kegiatan pertama yang dilakukan guru
Peserta didik dalam pembelajaran masih
adalah membuka pertemuan, dilanjutkan dengan
kurang konsentrasi. (5) Ketepatan waktu
mengecek kehadiran peserta didik. Pada sesi ini
peserta didik dalam mengikuti pelajaran masih
musik klasik karya Mozart volume 5 mulai
kurang
diperdengarkan.
yang
tidak
terlaksana
pertanyaan
yaitu
dan
bertanya.
Tahap
selanjutnya
masuk
komponen inti, dimana pada model kooperatif tipe STAD terdiri dari 5 komponen pokok. Tahap
yang pertama, sebelum melakukan presentasi,
kompetensi psikomotorik siklus kedua dapat
guru terlebih dulu memancing ingatan dari
disimpulkan pada Tabel 11.
peserta didik akan materi pada pertemuan sebelumnya.
Tabel 11. Presentase Kelulusan Kompetensi
Komponen selanjutnya adalah penentuan
Psikomotorik Siklus Kedua Keterangan Lulus Belum Lulus
tim. Dalam penentuan tim, guru membagi peserta didik berdasarkan nilai kompetensi
Presentase 76.67 % 23.33 %
kognitif pada siklus pertama. Pada komponen
Dari Tabel 11, didapatkan kesimpulan bahwa
tim, disampaikan permasalahan yang harus
kompetensi psikomotorik peserta didik yang lulus
dipecahkan oleh peserta didik. Setelah selesai
hanya 76.67 %. Pada siklus kedua, kompetensi
kuis, guru melakukan perhitungan kemajuan
psikomotorik peserta didik sudah melampaui
individu dilihat dari hasil kompetensi kognitif
indikator. Hasil dari kompetensi afektif siklus
pada siklus pertama dengan hasil kompetensi
kedua dapat disimpulkan pada Tabel 12.
kognitif
pada
siklus
kedua.
Komponen
terakhir adalah rekognisi tim dimana guru memberikan penghargaan kepada tim dengan kriteria
kemajuan
kompetensi
tertentu.
kognitif
siklus
Hasil kedua
Tabel 12. Presentase Kelulusan Kompetensi Afektif pada Siklus Kedua Keterangan Lulus Belum Lulus
dari dapat
Presentase 80 % 20 %
disimpulkan pada Tabel 10. Dari Tabel 12 peserta didik yang mencapai Tabel 10. Presentase Kelulusan Kompetensi Kognitif Siklus Kedua Keterangan Lulus Belum Lulus
indikator kelulusan sebanyak 80%. Kompetensi peserta didik ranah afektif pada siklus kedua
Presentase 10 % 90 %
sudah
mencapai
indikator
keberhasilan.
Pelaksanaan siklus pertama terdapat kelebihan seperti
(1)
semua
komponen
pada
model
Tabel 10 menunjukkan persentase peserta
kooperatif tipe STAD dapat dilaksanakan semua.
didik yang lulus sesuai indikator hanya 10%.
(2) Penguasaan kelas pada siklus kedua lebih baik.
Kecapaian pada kompetensi kogitif masih jauh
(3) Guru senantiasa melontarkan pertanyaan,
dari
ataupun
indikator
keberhasilan.
Hasil
dari
memancing
peserta
didik
untuk
menjawab. Terdapat beberapa kekurangan
antarsiklus
seperti
perhitungan
perubahan positif dari pratindakan ke siklus
kemajuan individu dan rekognisi tim, peserta
pertama, sedangkan perubahan negatif dari siklus
didik mulai tidak kondusif. (2) Kejujuran
pertama ke siklus kedua. Perbandingan hasil
peserta didik dalam pengerjaan tugas kurang.
kompetensi psikomotorik terhadap presentase
(3) Keaktifan peserta didik untuk bertanya
kelulusan setiap siklus. Perbandingan tersebut
masih kurang. (4) Waktu untuk latihan soal
dapat dilihat pada Tabel 14.
(1)
Pada
komponen
cenderung
fluktuatif
dengan
tidak ada Perbandingan Antar Siklus Berdasarkan
hasil
Tabel 14.Perbandingan Persentase Kompetensi dari
penelitian,
Psikomotorik
didapatkan hasil berupa kompetensi kognitif, kompetensi psikomotorik, dan kompetensi
Keterangan
afektif pada pratindakan, siklus pertama dan
Lulus Belum Lulus
kedua serta hasil angket tentang efektivitas musik
klasik
terhadap
ketenangan
dan
konsentrasi pada siklus pertama dan siklus kedua. Berikut merupakan perbandingan hasil kompetensi
kognitif
terhadap
presentase
kelulusan setiap siklus. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 13.
Kompetensi
psikomotorik
Siklus II 76.67 % 23.33 %
antarsiklus
mengalami peningkatan. Peningkatan yang paling besar dari pratindakan ke siklus pertama atau tindakan dengan perlakuan khusus. Dengan hasil ini kompetensi psikomotorik sudah melebihi indikator
ketercapaian
merupakan Tabel 13.Perbandingan Persentase Kompetensi
Persentase Pratindakan Siklus I 33.33 % 74.074 % 66.67 % 25.926 %
perbandingan
penelitian.
Berikut
kelulusan
pada
kompetensi afektif dapat dilihat pada Tabel 15.
Kognitif Keterangan Lulus Belum Lulus
Persentase Pratindakan Siklus I 0% 18.518 % 100 % 81.482 %
Siklus II 10 % 90 %
Tabel 15.Perbandingan Persentase Kompetensi Afektif
Keterangan Pada kompetensi kognitif belum tercapai sesuai
indikator
penelitian.
Perubahan
Lulus Belum Lulus
Persentase Pratindakan Siklus I 40 % 53.125 % 60 % 46.875 %
Siklus II 80 % 20 %
Kompetensi
antarsiklus
hasil belajar (ranah kognitif). Dalam penelitian
mengalami peningkatan. Peningkatan yang
dengan penerapan model kooperatif tipe STAD
paling besar dari siklus pertama ke siklus
belum meningkatkan kompetensi peserta didik
kedua. Dengan hasil ini kompetensi afektif
sesuai dengan indikator keberhasilan. Tentu saja
sudah
ketercapaian
hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan penelitian.
penelitian. Dampak musik klasik peraspek
Penyebabnya dalam pembelajaran pada siklus
antarsiklus dapat dilihat pada Tabel 16.
kedua kuis belum maksimal sehingga peserta
melebihi
afektif
indikator
didik Tabel 16. Dampak Musik Klasik Keterangan Konsentrasi Ketenangan
masih
pengerjaan
Siklus I 3.43 3.18
Siklus II 2.62 2.52
belum
cukup
latihan
kuis.
Dalam
dalam
pelaksanaan
pembelajaran guru sudah memancing peserta didik untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru, tetapi peserta didik masih kurang aktif
Dari penurunan
data
tersebut
pada
aspek
menunjukkan konsentasi
dan
dalam merespon guru. Psikomotorik Perubahan
ketenangan dikarenakan peserta didik sudah
dari
pratindakan
ke
siklus
mengalami kebosanan dalam mendengarkan
pertama dan dari siklus pertama ke siklus kedua
musik klasik.
mengalami
PEMBAHASAN
33.33 % pada pratindakan menjadi 74.074 %
Kognitif
pada siklus pertama dan pada siklus kedua
Pada pratindakan persentase peserta didik
meningkat
peningkatan.
menjadi
Peningkatan
76.67
%.
dari
Peningkatan
yang mencapai indikator 0%, meningkat pada
berdasarkan kriteria keberhasilan yang sudah
siklus pertama menjadi 18.518% dan pada
ditetapkan. Kesimpulan kompetensi psikomotorik
siklus
peserta didik pada pembelajaran menggunakan
kedua
menurun
lagi
menjadi
10 % .Kesimpulan kompetensi kognitif peserta
model
didik di siklus kedua, belum mencapai
peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan.
indikator keberhasilan. Fenomena ini tidak
Senada dengan hasil penelitian Nurjanah, Suratno,
sesuai
& Aprilya (2014: 1-14) bahwa model kooperatif
dengan
(2014:18-25)
penelitian
bahwa
dari
penggunaan
Haloho model
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
tipe
kooperatif
STAD
berpengaruh psikomotorik).
tipe
dengan terhadap
STAD
metode hasil
Peningkatan
mengalami
praktikum
belajar
(ranah
kompetensi
psikomotorik dikarenakan peserta didik dalam sesi diskusi memanfaatkan
sesi
Musik Klasik
tersebut
Fenomena penggunaan musik klasik sebagai
dengan maksimal. Saling berdiskusi tentang
latar
pembelajaran
untuk
cara untuk menyelesaikan masalah. Sehingga
konsentrasi dan ketenangan tidak sesuai dengan
penguasaan terhadap tugas menjadi lebih baik.
penelitian
Afektif
musik klasik dapat meningkatkan kemampuan
Castillo,dkk
memperbaiki
(2014:73:83)
bahwa
Peningkatan dari 40 % pada pratindakan
keterampilan penalaran serta dapat memperbaiki
menjadi 53.125 % pada siklus pertama dan
konsentrasi. Namun dari hasil angket pada
pada siklus kedua meningkat menjadi 80 %.
penelitian ini, skor konsentrasi dan kenyamanan
Perhitungan peningkatan berdasarkan kriteria
pada siklus pertama dan siklus kedua mengalami
keberhasilan ranah afektif. Keberhasilan ranah
penurunan. Dari hasil observasi penerapan musik
afektif bila peserta didik mendapatkan nilai
klasik dalam pembelajaran direpon oleh peserta
lebih dari 70 atau mendapat predikat sikap
didik kurang baik karena kejenuhan dengan
baik. Kesimpulan pada kompetensi afektif,
alunan musik klasik yang terlihat dari respon
pembelajaran dengan menggunakan model
peserta didik yang meminta untuk mengganti
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
jenis
kompetensi afektif peserta didik. Hal tersebut
pembelajaran. Hasil wawancara dengan beberapa
relevan dengan hasil penelitian Noerrudin
peserta didik, ditemukan bahwa peserta didik
(2014: 31- 41) bahwa penggunaan model
lebih menyukai alunan musik modern seperti pop
kooperatif tipe STAD disertai umpan balik
dan rock.
berbasis CTL mampu meningkatkan hasil
SIMPULAN
belajar
mahasiswa.
musik
yang
diterapkannya
model
disimpulkan (1) Penggunaan model kooperatif
kooperatif tipe STAD karena dalam model
tipe STAD berlatar musik klasik belum dapat
tersebut peserta didik dituntut untuk aktif
meningkatkan kompetensi kognitif peserta didik.
dalam pembelajaran. Guru hanya berperan
(2) Penggunaan model kooperatif tipe STAD
sebagai fasilitator. Peserta didik dalam diskusi
berlatar
harus saling bantu dalam penguasaan materi.
kompetensi psikomotorik peserta didik. (3)
Hal ini yang menyebabkan sikap sosial peserta
Penggunaan model kooperatif tipe STAD berlatar
didik menjadi lebih baik.
musik klasik dapat meningkatkan kompetensi
musik
klasik
penelitian
latar
afektif
dengan
hasil
untuk
Kompetensi
meningkat
Berdasarkan
digunakan
dapat
dapat
meningkatkan
afektif peserta didik. (4) Penggunaan musik
Campbell.
D.
(2002).
Efek
Mozart:
klasik sebagai latar pembelajaran belum
Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk
meningkatkan konsentrasi dan ketenangan
Mempertajam
peserta didik
Kreativitas, dan Menyehatkan Tubuh.
SARAN
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pikiran,
Meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Castillo,dkk. (2014). Effects of Music on the
diperoleh, maka saran yang dapat digunakan
Spatial Reasoning Skills of Grade-One
sebagai tindak lanjut adalah (1) Peserta didik
Pupils. International Journal of Learning,
harus lebih aktif dalam pembelajaran seperti
Teaching and Educational Research, 1(1),
berani bertanya kepada guru, berani menjawab
73-83.
pertanyaan guru, dan berani mengungkapkan
DePorter,B., Reardon ,M., & Nourie, S.S. (2007).
gagasan. (2) Penerapan model kooperatif tipe
Quantum
teaching:
Mempraktikkan
STAD memerlukan alokasi waktu yang tepat
quantum learning di ruang-ruang kelas.
dan persiapan yang matang terhadap alur
Bandung: Mizan Pustaka.
pembelajaran. (3) Penelitian yang lebih lanjut
Haloho (2014). Perbaikan Aktivitas Belajar
tentang upaya peningkatan kompetensi peserta
Biologi Siswa Melalui Penerapan Model
didik menggunakan model kooperatif tipe
Pembelajaran
STAD berlatar musik klasik dapat dilakukan
(Student Teams Achievement Division)
lebih maksimal oleh peneliti yang lain.
Pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 12
DAFTAR PUSTAKA
Medan. Jurnal Saintech, 6(2),18-25.
___________.Undang-Undang Tahun
1989
Nomor
Tentang
2
Sistem
Pendidikan Nasional.
2013,
(Sebuah
Inovasi
Struktur Kurikulum Penunjang Masa Depan.
Jakarta:
Presasi
Pustaka
Publisher. Aunurrahman.
tipe
STAD
Kemendikbud. (2015). Panduan Penilaian Pada Sekolah
Menengah
Kejuruan.
Jakarta:Kemendikbud.
Amri, S. & Poerwati, L.E. (2013). Panduan Kurikulum
Kooperatif
Lamba,dkk.(2014).Impact of Teaching Time on Attention and Concentration. Journal of Nursing and Health Science, 3(4), 1-4. Mulyasa.
(2013).
Pengembangan
dan
Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: (2012).
Belajar
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
dan
Rosdakarya. Noerrudin,
A (2014).
Implemantasi
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Disertai
Pemberian
Umpan
Balik
Berbasis Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kalkulus Peubah Banyak IKIP PGRI
Bojonegoro.
Jurnal
Ilmiah
STKIP PGRI Ngawi, 13(1), 31-41. Nurjanah,
Suratno,
&
Aprilya
(2014).
Pengaruh Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions) Dengan Metode Praktikum Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas
XI
SMA
Purwoharjo-Banyuwangi Pelajaran
2011/2012.
Negri
1
Tahun Pancaran,
3(1),1-14. Slavin. R.E,. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Warsono&Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif. Bandung: Remaja Rosdakarya.