Agenda 1
Motivasi dan Latar Belakang Menterjemahkan Kebutuhan e-Learning dalam Sebuah Sistem e-Learning di Universitas Indonesia Lesson Learnt Penutup
2
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI E-LEARNING DI UNIVERSITAS INDONESIA
3
- Motivasi -Definisi e-Learning -Landasan Hukum
MOTIVASI DAN LATAR BELAKANG
Motivasi: Mengapa E-Learning? 4
Tingkat partisipasi mengikuti pendidikan yang relatif rendah (17% untuk Pendidikan Tinggi) Kualitas Manusia Indonesia Menurun (Human Development Index peringkat 108 dari 170) Penyebaran Infrastruktur TIK tidak Merata (akses internet sekita 20 juta, penetrasi PC 6 juta, sebagian besar di P. Jawa) Penyebaran SDM Pendidik yang Berkualitas tidak Merata (60 % Pendidik bergelar S2, S3 berada di P. Jawa)
Trend Perkembangan TIK: Konvergensi
5
Pengembangan Infrastruktur TIK di Perguruan Tinggi: Indonesian Higher Education Networks (INHERENT)
Hampir 200 Perguruan Tinggi sudah Tersambung dengan Broadband 6
Definisi e-Learning - 1 7
Distance Education is instructional delivery that does not constrain the student to be physically present in the same location as the instructor (Ornager, UNESCO, 2003).
Distance Learning is a type of education where
students on their own at home or at the office and communicate with faculty and other students via e-mail, electronic forums, videoconferencing and other forms of computer-based communication (Webopedia, 2003).
Definisi e-Learning - 2 8
Collaborative Learning (CL) is a learning
method with mutual engagement of participants in a coordinated effort to solve a problem together.
Problem-Based Learning (PBL) is a learning
method based on the principle of using problems as a starting point for the acquisition and integration of knowledge.
Definisi e-Learning - 3 9
Web-based courses: courses available in the Web that can be accessed anytime, anywhere via internet and web browser (Cathy A. Sympson, Northern Virginia Community College, 2003).
E-Learning is learning facilitated and supported
through the use of information and communications technology (ICT) (Martin Jenkins and Janet Hanson, Generic Center, 2003).
The teacher and learner are separated in space and time during the main teaching activities
The teaching and learning activities are conducted via educational media
A pro-active teaching and learning support mechanism is provided by the institution or organisation
This is TRUE for all settings…FT, OL, DL, FL, CL, AL..
10
Skenario E-Learning Same time
Same place
Different time
Classroom teaching, face-to-face tutorials and seminars, workshops and residential schools (Program Reguler)
Learning resource centres, which learners visit at their leisure. (Program Reguler + Internet)
E-Learning
Different place
11
Audio conferences and video conferences; television with one-way video, two-way audio; radio with listener– response capability; and telephone tutorials (Program Reguler + GDLN)
Home study, computer conferencing, tutorial support by e-mail and fax communication. (Program Reguler + Internet, CD, dll)
Landasan Hukum 12
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (SK Mendiknas) tertanggal 24 September 2001 mendorong perguruan tinggi konvensional untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh (dual mode). Dengan iklim yang kondusif ini, beberapa perguruan tinggi telah melakukan berbagai persiapan, seperti penugasan para dosen untuk 1. 2. 3.
mengikuti pelatihan tentang pengembangan bahan belajar elektronik, mengidentifikasi berbagai platform pembelajaran elektronik yang tersedia, dan melakukan eksperimen tentang penggunaan platform pembelajaran elektronik tertentu untuk menyajikan materi perkuliahan.
Landasan Hukum 13
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 No. 15
Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.
Pasal 35 Ayat 1
Standar sarana dan prasarana pendidikan mencakup ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Kebutuhan e-Learning dalam Pendidikan 14
•Lifelong learning
•Up-skilling and re-skilling
•Sharing •Competition •Quality and relevant content •Anywhere, anytime learning
•Development •Content creation by teacher and student
Karakteristik Sistem E-Learning 15
Pelajar dapat mengakses materi ajar:
Dukungan komunikasi:
synchronous asynchronous dapat direkam
Jenis materi ajar:
tanpa dibatasi waktu tanpa dibatasi ruang & tempat
multimedia (teks, gambar, audio, video, animasi)
Paradigma pendidikan “learning-oriented”:
asumsi: setiap pelajar ingin belajar dengan sebaikbaiknya pelajar akan secara aktif terlibat dalam membangun pengetahuannya dan mengaitkannya dengan apaapa yang telah diketahuinya atau dialaminya
Bagaimana Belajar “anytime anywhere environment” dicapai?” 16
Environmental Setting
Learning Environment
•silabus •materi pembelajaran •metode pembelajaran •partisipan •tugas •metode evaluasi •dll
jaringan
pengetahuan aktivitas
interface
LMS
siswa
aktivitas
guru
“anytime anywhere” environment is ready
Bentuk-Bentuk Komunikasi 17
Same Time
Different Time
“SYNCHRONOUS”
“ASYNCHRONOUS”
• classroom
• Learning Center • Laboratory
Same Place
• Library
“CO-LOCATED”
Different Place
• Audio/Video conferencing (GDLN facilities)
“DISTANCE”
• Chat (text, voice) • Satellite delivery • Online whiteboard • Synchronous streaming
• Email
• CD-ROM • Discussion board • WWW (JUITA UI)
• Video/audio tape • Archived streamed
18
PENGEMBANGAN E-LEARNING
-Komponen Sistem e-Learning -Arsitektur
19
E-Learning bukan hanya sekedar proses mendownload materi yang sudah disediakan di internet, tetapi harus memberikan sebuah lingkungan untuk melakukan proses pembelajaran seperti halnya pembelajaran melalui kelas konvensional (tatap muka)
Komponen-Komponen Sistem e-Learning 20
Learner Entity
Multimedia
Delivery
Behavior
Interaction Context
Loc
ato
Learning Preferences
r Learning Locator Content Catalog Info Learning Resources Query
*IEEE P1484.1/D9, 2001-11-30
Evaluation
Ass
e
e ssm
nt
(history/obj.) Coach
Learner Info (new)
Learner Info (current) Learner Records
Arsitektur Sistem e-Learning 21
Lapisan di dalam arsitektur e-Learning: Pemakai/Access Aplikasi Students Infrastruktur
Access Teachers
Administrators
Experts
Chosen eLearning Solution
Client
Application Infrastruktur TI
Web Browser, CD ROM
Web Servers, Procurement eCommerce : Storefront, , WebPortal, Servers , Client/Server eCommerce : Portal Government Industry
Messaging &E -Government Messaging Course & Multimedia Knowledge Content Applications: Evaluation Intelligence: Collaboration Applications: Other Modules Collaboration Management System Data Telco, Management eMail ,&Doc ERP, ChainManagement E -mail, Content Knowledge Warehouse, Finance, Mgt. Search Supply Account dsb LCMS LMSManagement Mapping SFA Manufacturing
Systems, Application, Network, Security Management: Platforms : Servers, Storage, OS, Middleware, Availability , Devices, IP/Multimedia Capability Networks :Telcom
*Model of e-Learning Solution Application, White Paper by Cisco
Arsitektur Sistem e-Learning: Metode Akses 22
Kategori Pengguna sistem e-Learning: Siswa: sebagai subyek yang belajar Pengajar: sebagai subyek yang mengajar/mengarahkan Administrator: pengelola proses administrasi Nara sumber: pihak lain yang dijadikan sebagai sumber informasi Media pengaksesan: Computer dengan web browser: netscape, explorer, dll Mobile device: Handphone PDA Penerapan Level Pengaksesan Sistem
Arsitektur Sistem e-Learning: Infrastruktur Jaringan TI 23
Merupakan lapisan paling bawah tempat dijalankannya aplikasi e-Learning Beberapa hal yang harus diperhatikan:
mendukung terhadap pengiriman data dalam multi format baik teks, audio maupun video
kekuatan e-Learning terletak pada content yang terdiri dari berbagai macam format.
Availability, scalability dan performance dari jaringan
format data tertentu seperti gambar dan video membutuhkan bandwidth yang sangat besar
Arsitektur Sistem e-Learning: Aplikasi 24
Merupakan lapisan yang menjadi environment bagi pihak-pihak yang terlibat untuk melakukan segala aktifitas yang berkaitan dengan e-Learning, termasuk proses pembuatan content, pembelajaran, penyampaian materi dan administrasi Ada 4 komponen dalam lapisan aplikasi ini, yaitu:
Business Operation Services (BOS) Learning Management Services (LMS) Learning Content Management Services (LCMS) Delivery Management Services (DMS)
Business Operation Services 25
Merupakan komponen aplikasi yang mendukung semua kegiatan operasional dari e-Learning Layanan ini meliputi sistem, tool, maupun aplikasi yang memiliki fungsi sbb:
Security: menjamin semua keamanan sistem Online Help desk: layanan bantuan pemakaian aplikasi E-Learning support: termasuk email, FAQ, dll Reporting: pengelolaan laporan yang berkaitan dengan e-Learning dan hasil-hasilnya Requirements Repository: pusat penyimpanan data business requirement dari e-Learning
Learning Management Sistem (LMS) 26
LMS merupakan lingkungan pembelajaran yang digunakan oleh pembelajar LMS mengatur semua interaksi termasuk navigasi, pemilihan pembelajaran yang ditawarkan, dsb Fungsi-fungsi yang disediakan
Student Management Course Management Skill Assessment Collaboration Support Knowledge Base Learner-centric/Personalization & Tracking System Registration
Contoh: Blackboard, WebCT, Moodle
Source: Dunn & Bradstreet MDR, 2002, Higher Education Findings. UK – UCISA 2003 Report
Learning Content Management Services (LCMS) 27
Menyediakan layanan untuk pengelolaan materi pembelajaran dalam berbagai format, gambar, animasi, video, audio, teks, dll, termasuk pengelolaan content provider Terdapat banyak standar yang harus dipenuhi untuk content seperti standar IEEE, SCORM, dll Beberapa hal yang diatur oleh LCMS:
Authoring tool integration: enable content creator to write learning object Registry services: stores the location, descriptive and structural metadata associated with a particular content object Object mining services: locate learning object Content storage services: version control, history, locking, etc Publishing services: assign the offering a release version number
Delivery Management System 28
Menentukan cara terbaik penyampaian content ke pihak terkait seperti siswa, dosen, dll baik yang sifatnya internal maupun eksternal Delivery Management System terdiri dari sistem, aplikasi, dan tool yang digunakan untuk mendukung layanan seperti:
Content presentation yang disesuaikan dengan profile dan preferensi siswa Distribution management untuk mengelola distribusi content termasuk mencarikan resource yang terdekat dengan lokasi siswa Interaction result management untuk mengelola hasil interaksi siswa termasuk mencatat dalam history aktifitas siswa
29
CONTOH IMPLEMENTASI E-LEARNING
Bagaimana dengan UI dan Fasilkom? 30
UI dan Fasilkom khususnya sudah memulai pengembangan e-Learning dengan dibuatnya beberapa aplikasi berikut ini: CML & SCELE yang merupakan sebuah LMS Digital Library Online Registration SIAK Online
Computer Mediated Learning (CML) - 1 31
Pembelajaran melalui komputer yang berbasiskan CL/PBL Dititikberatkan pada proses diskusi untuk pengembangan/sharing knowledge Siswa diberikan suatu problem yang harus dipecahkan
Dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan Program Dasar Pendidikan Tinggi (PDPT) – internal UI Fungsi-fungsi yang disediakan: manajemen kuliah manajemen materi, manajemen komunikasi, manajemen evaluasi
SCeLE – Fasilkom UI (1) 32
Fasilkom mengembangkan sebuah LMS yang disebut dengan SCeLE (StudentCentered e-Learning Environment) SCeLE dibangun di atas LMS yang sifatnya open source disebut dengan Moodle SCeLE dilengkapi dengan sebuah “miniSCELE” yang bisa dipergunakan oleh siswa untuk mengurangi ketergantungan terhadap infrastruktur internet SCeLE dipergunakan sebagai lingkungan pembelajaran jarak jauh
Fitur-Fitur SCeLE 33
SCELE dibangun dengan menggunakan konsep yang moduler, modul-modul bisa ditambah dan dikurangi dengan mudah sesuai dengan kebutuhan Manajemen Site
Modul Man. User
Sistem Lain
Modul Manajemen Kuliah
Modul Man. Materi
Modul Man. Komunikasi Modul Chat
Modul Forum
Modul Manajemen Evaluasi
Modul Tugas
Modul Kuis
Sistem Manajemen Data
Modul Kuesioner
Modul Jurnal
Digital library Registrasi online SIAK
SCeLE – Antarmuka (1) 34
SCeLE – Antarmuka (2) 35
Pengembangan Konten Pembelajaran 36
• Business goals • Schedule • Costs • Theories • Strategies • Methodologies
Economics
Software engineering
Instructional Design
• Selection • Sequencing • Synchronization
• Objects • Usability • Rapid prototyping
Media design Sumber: Horton ‘06
Contoh Konten Pembelajaran Bertingkat • Level 1 – Materi yang sama dengan materi pembelajaran konvensional, misalnya dalam format File PowerPoint
• Level 2 – Materi berbasis Multimedia (audio, video, animasi) dan Interaktif
• Level 3 – Bahan Pengayaan dan Bank Soal 37
38
LESSON LEARNT
Keuntungan: Pelajar 39
Pelajar lebih fleksibel menyusun rencana dan waktu untuk kuliah
Pelajar mempunyai kebebasan dan waktu yang cukup untuk mempelajari materi
contoh: playback materi yang disampaikan)
Fasilitas kolaborasi
sangat sesuai untuk orang-orang yang memiliki keterbatasan waktu
diskusi, kegiatan grup dapat terekam dan mudah diakses
Personalisasi (student-centered)
tracking materi (roadmap, bookmark, self-test), akses online hasil quiz/ujian
Keuntungan: Pengajar 40
Tidak terikat pada tempat/lokasi, jumlah peserta dapat lebih besar. Dapat memberikan dukungan materi yang luas: penyampaian (multimedia) maupun referensi, materi pendukung, link global dengan Internet (WWW). Dapat memberikan perhatian terhadap individu: monitor kemajuan setiap pelajar, terbuka komunikasi tanpa dibatasi waktu Mudah mengatur struktur matakuliah, tugas, ujian
Potensi Penghambat 41
Disiplin pelajar & pengajar Pembuatan materi dalam bentuk elektronik
Materi khususnya audio dan video umumnya berukuran besar
cenderung membebani pengajar
cenderung membebani pelajar bila akses Internet tidak memadai
Kultur dan kebiasaan pelajar di Indonesia
pasif, kurang inisiatif, kurang bisa menuliskan konsep/diskusi
Kendala Pelaksanaan dari Sudut Pandang Mahasiswa 42
Tidak semua daerah memiliki infrastruktur internet yang memadai Tidak semua siswa memiliki komputer dengan spesifikasi yang cukup baik Biaya yang cukup mahal (telepon) agar bisa online secara terus-menerus
43
PENUTUP
Mewujudkan Kampus yang Siap dengan e-Learning 44
Persiapan teknologi pendukung
Persiapan SDM pendukung
hardware (server, videoconference, komputer, dll) dan software (LMS, LCMS, Authoring Tool, dll) sistem administrator, instructional designer, tim teknis content (perekam, pembuat animasi, dll)
Kebijakan dan Quality Assurance
mekanisme evaluasi, kebijakan sampai tingkat satuan pendidikan, dll