AGAMA DAN PELAYANAN SOSIAL (Studi Komparatif Lembaga Filantropi Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS di Yogyakarta)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Oleh: ITA FITRI ASTUTI NIM: 10520020
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
i
MOTTO
“Iman Tanpa Perbuatan Adalah Iman Yang Mati”. Jika iman tidak disertai perbuatan maka iman itu pada hakikatnya adalah mati.1
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar”.2
1
Bertolomeus Bolong, Paradigma Misi Kesejahteraan Islam dan Kristen (Yogyakarta: San Juan, 2013), hlm.79 2
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya (Surabaya:CV Duta Ilmu, 2008),
hlm. 539.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini aku persembahkan untuk Ayahanda Eko Khorin R. dan ibunda Siti Khatijah tercinta yang telah berjerih payah untuk membahagiakanku, mencurahkan kasih sayangnya dalam setiap detak nafasku dan medoakan dalam setiap langkahku Adikku Galih Adi Prastyo yang telah memberikan motivasi padaku. Kakek-nenek serta keluarga besarku yang telah mendoakanku. Lelaki yang selalu memberikan warna indah dalam hidupku Teman-teman yang telah mendukungku Dan yang tak terlupakan Almamaterku, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
vi
ABSTRAK Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS adalah lembaga filantropi yang berbasis agama, jika Dompet Dhuafa berbasis Islam sementara KARINAKAS berbasis Katolik. Berdirinya kedua lembaga tersebut bermula dari respon terhadap bencana alam yang menimpa Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian wilayah Jawa Tengah pada tahun 2006 lalu. Jika Dompet Dhuafa Jogja berawal dari perpanjangan tangan Dompet Dhuafa Republika yang berada di Jakarta sedangkan KARINAKAS berada di bawah Keuskupan Agung Semarang. Karakteristik dari lembaga ini adalah pelayanan sosial. Empat bidang yang dilakukan Dompet Dhuafa Jogja dalam pelayanan sosialnya adalah bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan dakwah serta kemanusiaan. Sementara empat bidang pelayanan sosial yang dilakukan KARINAKAS adalah bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan dan sosial. Oleh karena itu, penelitian ini akan memfokuskan dua rumusan masalah yaitu bagaimana hubungan antara paham keagamaan dengan program pelayanan sosial yang terdapat di Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS dan bagaimana pertimbangan kedua lembaga tersebut terhadap afiliasi keagamaan penerima bantuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari kedua rumusan masalah tersebut. Untuk menjawab permasalaha tersebut, maka pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi untuk mengamati dan menyelidiki fakta-fakta empiris yang terjadi, wawancara dengan pihak lembaga dan penerima bantuan dari lembaga serta dokumentasi terhadap data-data terkait. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis dengan analisis perbandingan, pengolahan datanya dilakukan secara kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Adapun untuk memenuhi keabsahan penulis akan menganalisis dengan teori rasionalisasi Max Weber. Dari penelitian ini diperoleh jawaban bahwa antara paham keagamaan dengan program yang dilakukan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS saling berkaitan. Di Dompet Dhuafa Jogja keterkaitan tersebut terwujud dalam program lembaga yang bernuansa Islami karena lembaga tersebut berupaya concern dengan nass. Sementara dalam KARINAKAS keterkaitan tersebut terwujud dalam program yang bersifat umum dengan lebih menonjolkan sisi kemanusiaannya karena ajaran kasih dalam perintah Katolik bersifat global. Hal ini berdampak pula dalam pelayanan KARINAKAS. Lembaga ini tidak menjadikan afiliasi keagamaan penerima bantuan sebagai pertimbangan, dalam pelayanannya KARINAKAS tidak membedakan penerima bantuan berdasarkan golongan, ras, suku dan agama. Sedangkan dalam pelayanan Dompet Dhuafa Jogja afiliasi keagamaan penerima bantuan menjadi pertimbangan ketika dana zakat yang akan dialokasikan, tetapi Dompet Dhuafa Jogja juga melakukan pelayanan bagi masyarakat luas baik muslim maupun non muslim dengan menggunakan dana selain zakat seperti dana sedekah, infak, dan lainnya. Adapun dalam kondisi tertentu dana zakat juga digunakan untuk membantu non muslim dengan dilakukannya beberapa pertimbangan terlebih dahulu. Meskipun demikian, pelayanan yang dilakukan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS untuk masyarakat umum hanya sebatas kemanusiaan.
vii
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan, selain rasa syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat, anugerah, hidayah, dan inayah-Nya kepada setiap hamba-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “AGAMA DAN PELAYANAN SOSIAL (Studi Komparatif Lembaga Filantropi Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS di Yogjakarta” dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah mengarahkan umatnya menuju kepada jalan kebenaran. Pada kesempatan ini, ucapan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu, baik secara materi maupun moral, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pihak-pihak tersebut antara lain; 1.
Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’ari selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2.
Bapak Dr. H. Syaifan Nur, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pamikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3.
Bapak Ahmad Muttaqin,S.Ag,M.Ag.,M.A.,Ph.D., selaku Ketua Jurusan Perbandingan Agama dan Bapak Roni Ismail, S.Th.I., M.SI., selaku Sekretaris Jurusan Perbandingan Agama
4.
Bapak Roma Ulinuha, S.S., M. Hum., selaku dosen pembimbing akademik.
5.
Bapak Ahmad Muttaqin,S.Ag,M.Ag.,M.A.,Ph.D., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan pengarahan serta masukan dalam penulisan skripsi ini.
6.
Para pengurus lembaga Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS, serta masyarakat penerima bantuan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penulis.
7.
Bapak dan Ibu tercinta yang luar biasa telah mendukung, memberikan semua kasih sayang, doa, dan berjuang sekuat tenaga demi tercapainya harapan penulis.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii HALAMAN NOTA DINAS........................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv HALAMAN MOTTO .................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... x
BAB 1: PENDAHULUAN……………………………………………………...01 A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….01 B. Rumusan Masalah………………………………………………………..05 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………………………………...06 D. Tinjauan Pustaka…………………………………………………………07 E. Kerangka Teori…………………………………………………………...09 F. Metodologi Penelitian……………………………………………………12 G. Sistematika Pembahasan…………………………………………………15 BAB
II:
PROFIL
DOMPET
DHUAFA
JOGJA
DAN
KARINAKAS…………………...............................................................17 A. Dompet Dhuafa Jogja……………………………………….....................17 1. Letak Geografis………..……………………………………………..17 2. Sejarah………………………………………………………………..17 3. Visi dan Misi ………….……………………………………………..20
x
4. Struktur Organisasi…………………………………………………...23 5. Kelebihan dan Kekurangan…………………………………………..25 B. KARINAKAS……………………………………………………………26 1. Letak Geografis………………………………………………………..26 2. Sejarah…………………………………………………………………27 3. Visi dan Misi…………………………………………………………..29 4. Struktur Organisasi…………………………………………………….33 5. Kelebihan dan Kekurangan……………………………………………35 BAB III: PAHAM KEAGAMAAN, AFILIASI KEAGAMAAN DAN PELAYANAN
SOSIAL
DOMPET
DHUAFA
JOGJA
DAN
KARINAKAS ……….......................………………………………......36 A. Faham Keagamaan……………………………………………………….36 1. Dompet Dhuafa Jogja………………………………………………...37 2. KARINAKAS………………………………………………………..49 B. Program Pelayanan Sosial………………………………………………..56 1. Dompet Dhuafa Jogja………………………………………………...56 2. KARINAKAS………………………………………………………..67 C. Hubungan antara Faham Keagamaan, Afiliasi Keagamaan Penerima Bantuan dan Pelayanan Sosial…………………………………………...75 1. Dompet Dhuafa Jogja………………………………………………...76 2. KARINAKAS………………………………………………………..81
xi
BAB IV: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA DOMPET DHUAFA JOGJA DAN KARINAKAS…….............................................................87 A. Persamaan……………….. ………………………………………………87 1. Dilihat dari segi sejarah………………………………………………87 2. Dilihat dari segi pelayanan sosial…………………………………….87 3. Dilihat dari segi dasar agama…………………………………….......88 B. Perbedaan………………………………………………………………...88 1. Dilihat dari segi sejarah………………………………………………88 2. Dilihat dari segi pelayanan sosial…………………………………….89 3. Dilihat dari segi dasar agama……………………………………...... 90 BAB V: PENUTUP…………………………………………………………….91 A. Kesimpulan……………………………………………………………….91 B. Saran……………………………………………………………………...93 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...94 LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………… CURRICULUM VITAE…………………………………………………………
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Panduan Wawancara Penelitian
Lampiran II
: Struktur Kepengurusan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS
Lampiran III : Jumlah Keuangan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS Lampiran IV : foto penerima bantuan, pengurus lembaga, dan lokasi Dompet Dhuafa dan KARINAKAS
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keterpurukan dan himpitan masalah ekonomi yang diderita rakyat Indonesia masih belum pulih semenjak krisis moneter melanda negeri ini tahun 1997 lalu, dengan indikasi bengkaknya angka pengangguran, sulitnya lapangan pekerjaan, anak putus sekolah, kejahatan yang meningkat, dan problematika sosial lain. Kondisi ini belum sempat mengalami pemulihan, kini masyarakat merasakan kembali kesulitan babak baru sejak pemerintahan mencabut subsidi dengan menaikan harga BBM pada bulan November 2005 yang mengakibatkan semua sektor usaha dan industri terpukul, belum lagi PHK terjadi di berbagai wilayah, sementara harga kebutuhan bahan pokok terus melambung. Yang terjadi angka kemiskinan di masyarakat semakin meningkat jumlahnya, ditambah muncul kasus baru seperti anak kurang gizi, lumpuh layu, busung lapar, dan balita mal-nutrisi. Belum lagi bencana besar yang terus terjadi seperti gelombang tsunami, gempa bumi, tanah longsong, banjir, demam berdarah, antrax, flu burung, dan lainnya. 1 Fenomena ini menjadi keprihatinan semua kalangan, tidak terkecuali pemerintah sendiri. Segala upaya pemerintah lakukan untuk mengatasi problematika yang melanda negeri ini, namun upaya tersebut tidak tercapai secara maksimal. Sehingga mendorong masyarakat dari berbagai kalangan, komunitas
1
Hidayat Nur Wahid, Zakat dan Peran Negara (Jakarta: Forum Zakat (FOZ), 2006), hlm.
168.
2
agama, dan organisasi-organisasi masyarakat ikut andil dalam memperbaiki keterpurukan tersebut dan berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kondisi keterpurukan yang terjadi di lingkungan masyarakat juga menyebabkan munculnya lembaga filantropi. Lembaga filantropi ini berakar dari istilah filantropi yang berasal dari Yunani yaitu philos yang berarti cinta, dan antropolos yang berarti manusia atau kemanusiaan. Sedangkan secara terminologi filantropi berarti rasa kecintaan kepada manusia. Yang wujudnya adalah prilaku berdermawanan dan membangun relasi sosial baik antara kaya dan miskin. Inti dari kegiatan filantropi adalah untuk mendorong terciptanya kemaslahatan, public good, dan kesejahteraan bersama. Di dalam agama-agama juga terdapat ajaran yang memiliki kesamaan dengan istilah filantropi. Salah satunya dalam tradisi Kristen disebut dengan karitas, dalam bahasa latin disebut caritas dan dalam bahasa inggris disebut dengan charity yang dalam bahasa Indonesia diartikan dengan tradisi beramal. Karitas berkembang menjadi semacam etika atau norma untuk saling tolong menolong. Dalam tradisi Kristen hal ini tercantum di dalam Alkitab yang memberikan keterangan tentang anjuran kepada para Murid Yesus untuk berbagi harta yang mereka miliki, memperluas keramah tamahan dan pelayanan dan memperhatikan kebutuhan para pengikutnya. Selain itu dalam tradisi Islam juga memiliki sepadanan dengan istilah karitas yaitu sadaqoh, yang dalam tujuannya juga untuk membangun kesejahteraan umat manusia.2
2
Hilman Latif, “Agama dan Pelayanan Sosial Interpretasi dan Aksi Filantropi dalam Tradisi Muslim dan Kristen Di Indonesia”, Makalah Kuliah Umum Perbandingan Agama UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, di Treatikal Ushuluddin dan Pemikiran Islam tanggal 14 Mei 2013, hlm. 02.
3
Dalam praktiknya, di Indonesia filantropi secara umum dan tradisional telah berkembang dalam bentuk penyediaan pelayanan sosial. Para pelaku filantropi memandang usaha pelayanan sosial sebagai cara yang baik untuk menangani masalah ketidakadilan sosial. Namun secara umum kegiatan filantropi (berderma) yang sudah merupakan tradisi dan kebiasaan masyarakat di Indonesia, utamanya dilandasi oleh ajaran agama baik dari Kristen, maupun Islam.3 Sehingga tidak jarang filantropi keagamaan menimbulkan stigma negatif ketika pelayanan sosial dihubungkan dengan ajaran misi atau dakwah suatu agama. Misalnya saja peristiwa yang terjadi di Yogyakarta paska gempa Merapi. Pada saat itu, Gereja Ganjuran menyediakan bantuan berupa posko penampungan untuk para korban gempa. Karena adanya isu kristenisasi akhirnya terjadi konflik antara pihak Gereja dengan masyarakat muslim yang khawatir dengan keberadaan umat muslim yang ditampung di Gereja tersebut . Peristiwa ini tentu dapat memperburuk perpecahan antara umat muslim dan umat kristiani. Alhasil disharmonisasin yang akan terjadi ketika antar pihak tidak saling memahami. Sehingga kesempatan ini penulis berupaya membahas tentang agama dan pelayanan sosial di lembaga filantropi yang berbasis Islam dan Kristen yaitu Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS. Dompet Dhuafa Jogja adalah sebuah lembaga kemanusiaan yang didirikan karena adanya faktor bencana gempa di Yogyakarta tanggal 27 Mei 2006 silam di bawah naungan Dompet Dhuafa Republika. Dalam kegiatannya lembaga ini
3
Zaim Saidi (dkk.), Kedermawanan untuk Keadilan Sosial (Depok: PIRAMEDIA, 2006),
hlm. 1-3.
4
melakukan penyediaan pelayanan sosial terutama di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan dakwah serta sosial kemasyarakatan. Segala kegiatan yang dijalankan Dompet Dhuafa Jogja mengacu pada syariat Islam karena sumber dana berasal dari dana ZISWAF. Namun, dalam praktiknya pelayanan Dompet Dhuafa Jogja juga menyediakan bantuan untuk masyarakat umum baik masyarakat muslim maupun non muslim.4 Sedangkan KARINAKAS merupakan sebuah lembaga sosial yang berdiri di bawah Keuskupan Agung Semarang. Kemunculan lembaga ini bermula dari keperihatinan Keuskupan Agung Semarang terhadap bencana gempa pada tahun 2006 yang meluluhlantahkan Yogyakarta dan sebagian wilayah Jawa Tengah. KARINAKAS melakukan pelayanan sosial di bidang sosial, pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Lembaga ini menjadi tangan Gereja bagi masyarakat yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Menjadi wajah sosial Gereja adalah mandat yang terus menerus dihidupkan dan dilaksanakan tanpa dibatasi oleh sekat agama, suku, etnis dan kepentingan politik. Sehingga lembaga tersebut dengan sekuat tenaga memberikan pelayanan yang berdasarkan kemanusiaan dan terinspirasi iman kepada siapa saja yang membutuhkan.5 Penulis memilih dua lembaga tersebut karena lembaga tersebut memiliki kesamaan di bidang pelayanan sosial namun, di lain sisi kedua lembaga tersebut memiliki perbedaan dalam aspek religius yaitu Dompet Dhuafa Jogja berbasis Islam sedangkan KARINAKAS berbasis Katolik. Dengan dilakukannya penelitian 4
Wawancara dengan Bapak Bambang, Manajer Pemberdayagunaan Dompet Dhuafa Jogja, di Kantor Dompet Dhuafa Yogyakarta tanggal 10 Februari 2014. 5
Wawancara dengan Romo Banu, Direktur KARINAKAS, di Kantor Bela Rasa KARINAKAS Yogyakarta tanggal 15 April 2014.
5
ini, diharapkan dapat mengetahui persamaan serta perbedaan antara dua lembaga tersebut. Sehingga penulis berupaya menyajikan data apa adanya sesuai keterangan yang diperoleh di lapangan yang berkaitan dengan hubungan antara paham keagamaan dengan program pelayanan sosial di Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS serta pertimbangan lembaga terhadap afiliasi keagamaan penerima bantuan. Dengan demikian penelitian ini penting dilakukan, karena penelitian yang sebelumnya hanya mengupas pelayanan sosial bagi pemberdayaan masyarakat dari aspek ekonomi dan adapun yang membahas dari aspek agama hanya secara sepintas saja. Sedangkan Penelitian saat ini lebih memfokuskan pada sisi keagamaan yang dikaji secara komparatif antara Dompet Dhuafa Jogja dengan KARINAKAS. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, penulis memfokuskan pada dua rumusan masalah diantaranya: 1. Bagaimana hubungan antara paham keagamaan dengan program pelayanan
sosial
yang
terdapat
di
Dompet
Dhuafa
Jogja
dan
KARINAKAS? 2. Bagaimana pertimbangan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS terhadap afiliasi keagamaan penerima bantuan?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas yaitu: a. Mengetahui hubungan antara paham keagamaan dengan program pelayanan
sosial
yang terdapat
di
Dompet
Dhuafa
Jogja
dan
KARINAKAS. b. Mengetahui pertimbangan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS terhadap afiliasi keagamaan penerima bantuan. 2. Manfaat Penelitian Diharapkan penulisan ini memiliki manfaat bagi pembaca, jurusan maupun penulis sendiri. Adapun manfaat penulisan ini sebagai berikut: a. Manfaat secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan di Jurusan Perbandingan Agama mengenai hubungan antara paham keagamaan dengan program pelayanan sosial serta pertimbangan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS terhadap afiliasi keagamaan penerima bantuan. Selain itu dapat menjadi referensi bagi penulis selanjutnya. b. Manfaat secara praktis Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gelar S.Th.I di Perguruan Tinggi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurusan Perbandingan Agama.
7
D. Tinjauan Pustaka Setelah mencari dan membaca beberapa literatur yang ada, penulis mendapatkan beberapa judul skripsi yang memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan penulis teliti diantaranya: Hasil penelitian Sutarmizi mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul Agama dan Perubahan Sosial Studi terhadap Peran Rumah Zakat Indonesia DSUQ dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Desa Sidoharjo Kecamatan Samigaluh
Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini membahas peran Rumah Zakat Indonesia DSUQ kantor cabang Yogyakarta dalam perubahan sosial ekonomi masyarakat Sidoharjo, dan peran tersebut didukung oleh peran sense of religious
masyarakat yang menjadi
motivasi masyarakat setempat untuk berusaha keluar dari jeratan kemiskinan. Selanjutnya
hasil penelitian Muhammad Farid Santoso mahasiswa
Jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul Agama Dan Kemiskinan Studi Pemberdayaan Lembaga Sosial Pendampingan Duafa (LSPD) Terhadap Jamaah (Miskin) Di Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung, mengungkapkan bahwa penelitian ini menitikberatkan pada peran agama dalam mengatasi dan menemukan solusi dari kemiskinan. Konsep oleh LSPD dalam rangka pemberdayaan jamaah dengan menanamkan nilai-nilai agama Islam melalui Kajian Ahad Pagi (KAP) yang diharapkan mampu memberikan pemahaman keagamaan yang besar dan membentuk perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam, selain itu juga dengan
8
pemberian santunan berupa bantuan pendidikan, pemberian modal cuma-cuma, beberapa tabungan dan lain-lain. Dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup agar dapat melanjutkan hidup dengan layak secara ekonomi. Penelitian yang berjudul Peranan Dompet Dhuafa Jogja Republika dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus terhadap Komunitas Batik Wukirsari, Imogiri, Bantul Yogyakarta karya Jamihur mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, bahwa penelitian ini memfokuskan pada peranan lembaga dalam proses pemberdayaan bagi masyarakat Wukirsari, Imogiri, Bantul Yogyakarta dalam bidang ekonomi. Adapula beberapa buku yang akan menjadi pendukung penelitian yang akan penulis lakukan, salah satunya buku yang berjudul Paradigma Misi Kesejahteraan Islam Dan Kristen yang ditulis oleh Dr. Bertolomeus Bolong, OCD. Dalam buku ini dijelaskan bahwa agama pada hakikatnya bertujuan untuk mengubah realitas kepada yang lebih baik dan bermartabat serta manusiawi bukan anti realitas, serta membangkitkan kesadaran atas tanggung jawab sosial dan moral untuk membangun kebersamaan dan kesejahteraan bersama. Dari hasil penelitian di atas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Persamaan dengan penelitian pertama dan kedua yang telah dilakukan di atas yaitu sama-sama mengkaji aspek agama namun penelitian pertama itu berkaitan dengan peran agama sebagai motivasi masyarakat dalam perubahan sosial ekonomi dan penelitian kedua berkaitan peran agama hanya dalam satu aspek yaitu melalui kajian Ahad Pagi (KAP) yang dilakukan LSDM dalam mengatasi kemiskina dan penelitian ketiga sama-sama
9
membahas lembaga Dompet Dhuafa Jogja namun lebih aspek ekonomi. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan lebih memfokuskan pada sisi keagamaan yang dikaji secara komparatif antara lembaga filantropi Dompet Dhuafa Jogja dengan KARINAKAS terkait hubungan antara paham keagamaan dengan program pelayanan sosial yang terdapat di lembaga tersebut serta pertimbangan lembaga tersebut terhadap afiliasi keagamaan penerima bantuan. E. Kerangka Teori Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi. Teori yang digunakan yaitu teori rasionalisasi Max Weber. Rasionalitas merupakan konsep dasar yang Weber gunakan dalam klasifikasinya mengenai tipe-tipe tindakan sosial. Weber memusatkan perhatiannya pada tindakan yang jelas-jelas melibatkan campur tangan proses pemikiran dan tindakan bermakna yang ditimbulkannya antara terjadinya stimulus dengan respon. Tindakan dikatakan terjadi ketika individu meletakkan subyektif pada tindakan mereka. Oleh karena itu, tindakan sosial adalah tindakan manusia yang mempengaruhi individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Weber kolektivitas juga dapat menjadi bagian dari tindakan sosial dengan memperlakukan kolektivitas sebagai individu dalam tindakan yang dapat dipahami secara subjektif. Selama ini Weber juga menganalisis sejauh mana agama-agama awal yang lebih primitif dan agama-agama di sebagian besar belahan dunia bertindak sebagai penghambat lahirnya rasionalitas. Weber mencatat bahwa yang sakral secara unik tidak dapat diubah. Kendati dipandang demikian, agama di Barat terbukti dapat
10
berubah, ia rentan terhadap rasionalisasi bahkan memainkan peran kunci dalam rasionalisasi sektor lain dalam masyarakat Secara spesifik Weber menganggap kapitalisme yang terjadi di Barat berasal dari suatu rasionalisasi ide keagamaan dalam Calvinisme sehingga orang bekerja keras demi panggilan Tuhan. Dalam hal ini agama memainkan peran kunci dalam rasionalisasi kehidupan ekonomi sekaligus sektor kehidupan lain. Rasionalisasi tidak terlepas dari adanya motivasi yang bisa dimengerti dan pemahamannya
bisa
dianggap
sebagai
suatu
penjelasan
dari
keyataan
berlangsungnya perilaku. Dengan demikian Weber membagi tindakan rasional ini kepada empat jenis atau bentuk.6 1. Rasionalitas sarana-tujuan Tindakan yang ditentukan oleh harapan terhadap perilaku obyek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain. Harapan-harapan ini digunakan sebagai syarat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan aktor lewat upaya perhitungan yang rasional. Contoh, guna menunjang kegiatan belajarnya dan agar bisa memperoleh nilai yang baik, seseorang memutuskan untuk membeli buku-buku pelajaran sekolah daripada komik. 2. Rasionalitas nilai Tindakan yang ditentukan oleh keyakinan penuh kesadaran akan nilai perilaku-perilaku etis, estetis, religius atau perilaku lain yang terlepas dari prospek keberhasilan. Tindakan ini bersifat rasional dan memperhitungkan manfaatnya. 6
George Ritzer dan Dauglas J. Goodman, Teori Sosiologi: dari Teori Klasik sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Pastmodern (Bantul: Kreasi Wacana, 2013), hlm 136-147.
11
Pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu termasuk dalam kriteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian masyarakat di sekitarnya. 3. Tindakan afektual. Tindakan yang ditentukan oleh kondisi emosi atau perasaan aktor tanpa pertimbangan-pertimbangan akal budi. Seringkali tindakan ini dilakukan tanpa perencanaan matang dan tanpa kesadaran penuh. Jadi dapat dikatakan sebagai reaksi spontan atas suatu peristiwa. Contohnya seseorang menangis karena mendapatkan kejutan. 4. Tindakan tradisional Tindakan yang ditentukan oleh cara bertindakan aktor yang biasa dan telah lazim dilakukan. Seseorang melakukan tindakan hanya karena kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tanpa menyadari alasannya atau membuat perencanaan terlebih dahulu mengenai tujuan dan cara yang akan digunakan. Dengan demikian penelitian tentang agama dan pelayanan sosial studi komparatif lembaga filantropi Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS akan penulis jabarkan berdasarkan data di lapangan kemudian akan mengkatagorikan tindakan dalam lembaga tersebut ke dalam tipe-tipe tindakan rasional menurut Weber di atas. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian yang dibuat penulis termasuk penelitiaan lapangan yang bersifat kualitatif. Aplikasi kualitatif adalah konsekuensi metodologis dan penggunaan
12
metode diskriptif. Bogdan dan Taylor mengungkapkan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian menghasilkan data diskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari seseorang dan prilaku yang diamati. Penelitan kualitatif bersifat induktif karena tidak dimulai hipotesa sebagai generalisasi untuk diuji kebenarannya melalui pengumpulan data. Dengan kata lain penelitian kualitatif diarahkan pada latar individu secara utuh (holistik) jadi individu tidak boleh diisolasikan ke dalam variabel atau hipotesis tetapi memandangnya sebagai bagian dari keutuhan.7 2. Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian Subyek penelitian dalam hal ini dimaksudkan sebagai orang yang dapat memberikan informasi terkait penelitian yang akan diangkat penulis atau dapat disebut juga dengan informan. Dikesempatan ini yang menjadi informan yaitu direktur lembaga, anggota pengurus lembaga, serta masyarakat yang mendapat bantuan sosial. Adapun lokasi penelitian yang digunakan sebagai obyek penelitian yaitu kantor Dompet Dhuafa Jogja yang berada di Jl. Kyai Mojo No. 97 dan kantor Bela Rasa KARINAKAS yang berada di Jl. Panuluh 377A, Pringwulung Condongcatur, Depok Sleman Yogyakarta. 3. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi yaitu metode pengumpulan data yang menuntut adanya pengamatan dari penulis baik secara
7
Sebagaimana dikutip oleh Arief Furchan dalam Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif (Suatu Pendekatan Fenomenologi Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial) (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), hlm. 21- 22.
13
langsung
maupun
tidak
langsung
terhadap
objek
penulisan.
Tepatnya
menggunakan metode observasi partisipasi, metode ini merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana penulis benar-benar terlibat dalam keseharian responden.8 Penulis melakukan observasi penelitian dalam kurun waktu dua bulan dengan mengunjungi lokasi penelitian secara langsung selama kurang lebih sepuluh kali. Lokasi yang menjadi pengamatan penulis yaitu kantor Dompet Dhuafa Jogja yang berada di Jl. Kyai Mojo No. 97 Yogyakarta dan kantor Bela Rasa KARINAKAS yang berada di Jl. Panuluh 377A, Pringwulung Condongcatur, Depok Sleman Yogyakarta serta lokasi yang digunakan untuk menjalankan program-program dari Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS diantaranya di 0 KM (Malioboro) dan Bantul. b. Wawancara Menurut Denzim dan Lincoln wawancara adalah percakapan, seni bertanya dan mendengar. Dalam penulisan kualitatif umumnya dibedakan antara wawacara umum dan wawancara mendalam. Wawancara umum dilakukan untuk menggali data yang bersifat deskriftif semata. Sementara itu wawancara mendalam dilakukan untuk menggali data yang berasal dari seseorang informan kunci menyangkut data pengalaman individu atau hal-hal khusus dan sangat spesifik.9 Penulis melakukan wawancara dengan Romo Banu selaku direktur
8
Juliansyah Noor, Metodologi Penulisan: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 140. 9
Sebagaimana dikutif oleh Moh. Soehadha dalam Metodologi Penulisan Sosiologi Agama (Kualitatif) (Yogyakarta: Teras, 2008), hlm. 98.
14
KARINAKAS, kemudian wawancara dengan bapak Anang, bapak Karel, bapak Haris dan lain-lain selaku pengurus KARINAKAS, dan wawancara dengan ibu Pariadi, ibu Wiwit, bapak Joko dan lain-lain selaku penerima bantuan KARINAKAS. Penulis juga melakukan hal yang sama dalam menggali data di Dompet Dhuafa Jogja dengan mewawancarai bapak Bambang, bapak Nur, bapak Bilal dan lain-lain sebagai pengurus Dompet Dhuafa Jogja, serta bapak Maikel, bapak Parjo, bapak Sumadi dan lain-lain selaku penerima bantuan Dompet Dhuafa Jogja. c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Bahan dokumen ini berasal dari memoradum organisasi, catatan program, publikasi, laporan resmi, catatan harian pribadi, surat-surat, karya-karya artistik, foto, dan lain-lain.10 Terkait metode ini penulis melakukan pengumpulan data dari brosur, web, file atau dokumen dan lain-lain yang berkaitan dengan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS. Selain itu penulis juga melakukan pengambilan gambar atau foto dari kegiatan yang dilakukan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS. 4. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis, pendekatan yang dilakukan antara hubungan agama dan masyarakat serta bentuk-bentuk yang terjadi. Menurut pendekatan sosiologis, dorongan, gagasan, dan lembaga agama mempengaruhi dan juga dipengaruhi oleh kekuatan10
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali Pres, 2012),
hlm 66.
15
kekuatan sosial organisasi dan strafikasi sosial.11 Begitu juga antara agama dan pelayan sosial yang terdapat di Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS. 5. Metode Analisis Penelitian Metode analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dan analisis perbandingan. Analisis data ini dilakukan beberapa tahapan yaitu pertama proses peyatuan dengan penandaan jenis informan (Direktur lembaga, anggota pengurus lembaga dan Masyarakat yang mendapatkan pelayanan sosial), dan penandaan teknik pengumpulan data (observasi,wawancara dan dokumentasi) serta penandaan dengan teori yang digunakan. Kemudian akan dilakukan analisis perbandingan antara Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS terkait persamaan dan perbedaan antara kedua lembaga tersebut. G. Sistematika Pembahasan Dalam pembahasan ini diperlukan suatu rangkaian yang sistematis dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga dapat menggambarkan hasil yang maksimal. Untuk itu diperlukan sistematika pembahasan yang disajikan dalam bab perbab. Adapun sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut: Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Isi pokok bab ini merupakan gambaran dari keseluruhan penelitian yang dilakukan sedangkan uraian lebih rincinya akan dijelaskan pada bab selanjutnya. 11
Koentjaraningrat, Penulisan Masyarakat (Jakarta: PT Gramedia, 1983), hlm. 35.
16
Bab kedua membahas mengenai profil Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS. Pembahasan ini sangat penting karena untuk mengetahui kondisi eksternal dan internal dalam lembaga tersebut baik dari segi sejarah berdirinya, struktur organisasi lembaga dan lain sebagainya. Bab ketiga membahas tentang paham keagamaan, afiliasi keagamaan, dan pelayanan sosial Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS. Uraian pada bab ini dimaksudkan untuk menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang sejauh mana agama berperan dalam program Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS serta sejauh mana afiliasi keagamaan penerima bantuan menjadi pertimbangan lembaga dalam pelayanan sosialnya. Bab keempat berisi tentang analisis perbandingan antara Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan yang terdapat di dua lembaga tersebut. Bab kelima merupakan penutup. Pembahasan pada bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan secara keseluruhan dan saran-saran. Dalam bab ini akan disimpulkan hasil pembahasan untuk menjelaskan dan menjawab permasalahan yang ada, memberikan saran-saran dengan mengacu pada hasil kesimpulan.
94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan tentang agama dan pelayanan sosial (studi komparatif lembaga filantropi Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS) tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Diketahui bahwa antara paham keagamaan dan program pelayanan di Dompet Dhuafa Jogja saling berkaitan, Dompet Dhuafa Jogja yang berkhidmat dalam bidang ZISWAF berupaya concern dengan nass (memperhatikan ajaran yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan Hadis). Upaya tersebut diwujudkan dalam simbol-simbol keagamaan yang terdapat di program lembaga baik yang sifanya regular maupun event, misalnya program dakwah, program tebar hewan kurban, program kesehatan dengan metode bekam dan lain sebagainya. Program-program tersebut terinspirasi dari ajaran Islam sehingga nuansa Islami lebih tampak di Dompet Dhuafa Jogja. Berdasarkan teori rasionalisasi Weber, tindakan ini tergolong dalam rasionalitas sarana-tujuan, tindakan ini menjelaskan tentang tindakan yang ditentukan oleh harapan terhadap perilaku obyek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain. Harapan-harapan ini digunakan sebagai syarat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan aktor lewat upaya perhitungan yang rasional. Begitu pula di KARINAKAS antara paham keagamaan dan program pelayanan sosialnya juga saling berkaitan, paham keagamaan lembaga yang
95
mengajarkan kasih dalam wujud global membuat program yang dilakukan KARINAKAS lebih bersifat umum pula. Ajaran Katolik yang menjadi basis lembaga hanya menjadi
semangat
lembaga
selebihnya
KARINAKAS lebih bernunsa kemanusiaan. Sehingga dapat
program
di
diterima di
masyarakat dan dapat mewujudan tujuan dari lembaga tersebut. Dalam teori Weber tentang rasionalisasi, tindakan tersebut termasuk dalam tindakan rasionalitas nilai. Rasionalitas nilai adalah tindakan yang ditentukan oleh keyakinan penuh kesadaran akan nilai perilaku-perilaku etis, estetis, religius atau perilaku lain yang terlepas dari prospek keberhasilan. Tindakan ini bersifat rasional dan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu dipentingkan oleh si pelaku. Pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu termasuk dalam kriteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian masyarakat di sekitarnya 2. Diketahui bahwa afiliasi keagamaan penerima bantuan menjadi pertimbangan Dompet Dhuafa Jogja dalam pelayanannya, ketentuan ini berlaku ketika dana yang akan dialokasikan berasal dari dana zakat sebagaimana ketentuan yang telah diatur dalam surat at-Taubah 60. Sehingga diluar ketentuan tersebut Dompet Dhuafa Jogja menyediakan pelayanan bagi masyarakat umum baik muslim maupun non muslim dengan dana yang diperoleh dari hasil infak, sedekah, wakaf dan dana sosial lain. Tetapi, apabila dana tersebut tidak mencukupi untuk kebutuhan masyarakat non muslim maka Dompet Dhuafa Jogja akan menutupi kekurangan tersebut dengan dana zakat. Ketentuan tersebut tentu tidak terlepas dari ajaran Islam, dengan menggali kembali
96
makna
muallaf
sebagai
pihak
yang
berhak
menerima
zakat
dan
mempertimbangkan sisi sosialnya maka Dompet Dhuafa Jogja mampu memberikan sumbangan kepada masyarakat non muslim dari dana hasil zakat. Meskipun demikian yang menjadi prioritas utama pelayanan Dompet Dhuafa Jogja tetap umat muslim. Terlepas dari semua itu pelayanan yang dilakukan Dompet Dhuafa Jogja untuk masyarakat luas semata-mata untuk kepentingan kemanusiaan. Dalam kaitannya dengan teori rasionalisasi Weber, tindakan ini tergolong dalam Rasionalitas nilai. menurut Weber tindakan ini adalah Tindakan yang ditentukan oleh keyakinan penuh kesadaran akan nilai perilaku-perilaku etis, estetis, religius atau perilaku lain yang terlepas dari prospek keberhasilan. Tindakan ini bersifat rasional dan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu dipentingkan oleh si pelaku. Pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu termasuk dalam kriteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian masyarakat di sekitarnya. Sementara di dalam KARINAKAS afiliasi keagamaan penerima bantuan tidak menjadi pertimbangan lembaga dalam menyediakan pelayanannya, perintah agama yang bersifat global berupaya digali secara luas. Hingga pada akhirnya perintah pelayanan dari ajaran Katolik dapat diwujudkan KARINAKAS untuk masyarakat luas. Dalam pelayanannya KARINAKAS tidak memiliki prioritas tententu berdasarkan golongan, suku, ras, atau pun agama, lembaga ini lebih memprioritaskan bagi masyarakat yang membutuhkan terutama difabel. Dan diketahui dari jumlah penerima bantuan yang selama ini KARINAKAS
97
lakukan lebih banyak berasal dari umat muslim. Meskipun demikian pelayanan yang dilakukan lembaga murni kemanusiaan. Dalam teori rasionalisasi Weber tindakan ini tergolong dalam rasionalitas sarana-tujuan. Rasionalitas tersebut merupakan tindakan yang ditentukan oleh harapan terhadap perilaku obyek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain. Harapan-harapan ini digunakan sebagai syarat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan aktor lewat upaya perhitungan yang rasional. Demikian kesimpulan yang dapat penulis paparkan dari hasil penelitian di lapangan.
B. Saran Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: Kepada para mahasiswa jurusan Perbandingan Agama, penulis sarankan untuk meneruskan pengkajian dan wawasan ini karena masih banyak lembagalembaga berbasis agama lain yang melakukan pelayanan sosial dengan tujuan dan maksud tertentu. Sehingga praduga negatif terhadap pelayanan yang dilakukan yang belum tentu sesuai dengan kondisi sebenarnya bisa diantisipasi untuk memperkecil terjadinya konflik agama. Kepada KARINAKAS maupun Dompet Dhuafa Jogja sebaiknya jaringan informasi di media cetak dan media elektronik lebih di up to deat kembali sehingga masyarakat luas dapat mengetahui info-info terbaru yang ada di lembaga tersebut. Selain itu, sebaiknya lembaga-lembaga yang berbasis agama baik Islam maupun Kristen dapat bekerjasama dengan lebih baik sehingga kinerja lembaga
98
dapat dirasakan oleh masyarakat luas yang membutuhkan dan resiko terhadap isuisu keagamaan dapat teratasi. Kepada masyarakat penerima bantuan, diharapkan dapat mencari informasi terlebih dahulu terkait lembaga yang memberikan bantuan tersebut. sehingga masyarakat tidak mudah terprovokasi dan dapat mengantisipasi ketika tujuan dari pemberian bantuan tersebut berkaitan dengan masalah keagamaan.
99
DAFTAR PUSTAKA
Bolong, Bertolomeus. Paradigma Misi Kesejahteraan Islam dan Kristen. Yogyakarta: San Juan. 2013. Bolong, Bertolomeus dan Fredrik Y.A. Doeka. Mencintai Perbedaan: Renungan Lintas Iman Pluralisme dan Kerukunan. NTT: Bonet Pinggupir. 2013. Bolong, Berholomeus. dan Irwan S. Lesmana. Agama-Kemiskinan-Pembebasan. Yogyakarta: Amara Books. 2012. Buletin Inspirazi Dompet Dhuafa Jogja Jogja edisi November 2013, hlm 05. Departemen Agama. Al-Quran dan Terjemahannya. Surabaya: CV Duta Ilmu. 2008. Dompet Dhuafa Jogja “Sejarah Dompet Dhuafa Jogja” www.dompetdhuafa.org. Diakses tanggal 30 April 2014.
dalam
Dompet Dhuafa Jogja “Visi-Misi Dompet Dhuafa Jogja” www.dompetdhuafa.org. Diakses tanggal 30 April 2014.
dalam
Dokumen Dhompet Dhuafa Jogja. Dokumen KARINAKAS. Dokumen Anual Report 2012 Dompet Dhuafa Jogja. Dokumen Laporan Tahunan 2011 KARINAKAS. Data dari Brosur Dompet Dhuafa Jogja tentang Program Pemberdayaan Ekonomi. Data dari Brosur Dompet Dhuafa Jogja tentang Program Pemberdayaan Kesehatan. Data dari Brosur Dompet Dhuafa Jogja tentang Program Pemberdayaan Dakwah dan Kemanusiaan. Data dari Brosur Dompet Dhuafa Jogja tentang Program Pemberdayaan Pendidikan.
100
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pres. 2012. Furchan, Arief. Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif (Suatu Pendekatan Fenomenologi Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial). Surabaya: Usaha Nasional. 1992. Khasanah, Umrotul. Manajemen Zakat Modern: Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat. Malang: UIN Maliki Press. 2010. Koentjaraningrat. Penulisan Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia. 1983. KARINAKAS “Sejarah KARINAKAS ”dalam www.karinakas.org. Diakses tanggal 12 Mei 2014. Latif, Hilman. “Agama dan Pelayanan Sosial Interpretasi dan Aksi Filantropi dalam Tradisi Muslim dan Kristen Di Indonesia”. Makalah Kuliah Umum Perbandingan Agama UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Di Treatikal Ushuluddin dan Pemikiran Islam tanggal 14 Mei 2014. Muhammad, Syaikh bin Shalih Al-Utsaimin. Fiqih Zakat Kontemporer terj. Ghazali Mukri. Solo: Al-Qowam. 2011. Noor, Juliansyah. Metodologi Penulisan: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011. Pranowo, Handoko.“Program Tindaklanjut Pemberdayaan Ekonomi Studi Kasus Dompet Dhuafa Jogja Yogyakarta”. Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 2013. Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah. Berderma untuk Semua Wacana dan Praktik Filantropi Islam. Jakarta: Teraju. 2003. Para mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Teologi Logika Berteologi dari Konteks. NTT: Arnoldus Ende. 1986. Ritzer, George dan Dauglas J. Goodman. Teori Sosiologi: dari Teori Klasik sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Pastmodern. Bantul: Kreasi Wacana. 2013. Saidi, Zaim (dkk.). Kedermawanan untuk Keadilan Sosial. Depok: PIRAMEDIA. 2006. Soehadha, Moh. Metodologi Penulisan Sosiologi Agama (Kualitatif). Yogyakarta: Teras. 2008.
101
Shihab, Alwi. Islam Inklusif. Bandung: Mizan. 1997. Setiawan, Nur kholid (dkk.). Merajut Perbedaan Membangun Kebersamaan. Yogyakarta: Dialogue Center Press. 2011. Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. Dokumen Deus Caritas Est: Allah adalah Kasih Terj. R.P Piet Go, O. Carm. Jakarta: Grafika Mardi Yuana. 2007. Wahid, Hidayat Nur. Zakat Dan Peran Negara. Jakarta: Forum Zakat (FOZ). 2006. Wawancara dengan Bapak Bambang. Manajer Pemberdayagunaan Dompet Dhuafa Jogja. Di Kantor Dompet Dhuafa Yogyakarta tanggal 10 Februari 2014. Wawancara dengan Romo Banu. Direktur KARINAKAS. Di Kantor Bela Rasa KARINAKAS Yogyakarta tanggal 15 April 2014. Wawancara dengan Bapak Nur. Supervisor Ekonomi Dompet Dhuafa Jogja. Di Kantor Dompet Dhuafa Yogyakarta tanggal 02 Mei 2014. Wawancara dengan Bapak Bilal. Pengurus Divisi Dakwah Dompet Dhuafa Jogja Jogja Di Kantor Dompet Dhuafa Yogyakarta tanggal 06 Mei 2014. Wawancara dengan Bapak Anang. Koordinator Program Manager KARINAKAS. Di Kantor Bela Rasa Yogyakarta tanggal 15 April 2014. Wawancara dengan Mariati. Pengurus Lapangan KARINAKAS. Di Kantor Balai Desa Trirenggo Bantul Yogyakarta tanggal 07 Mei 2014. Wawancara dengan Bapak Haris Manager CBR (Rehabilitas Bersumberdaya Masyarakat) KARINAKAS. Di Kantor Bela Rasa Yogyakarta tanggal 28 April 2014. Wawancara dengan Bapak Bayu. Manager Community Development (Pengembangan Masyarakat Mandiri) KARINAKAS. Di Kantor Bela Rasa Yogyakarta tanggal 24 April 2014. Wawancara dengan Bapak Maikel. Penerima Bantuan Dompet Dhuafa Jogja. Di Nol KM Malioboro Yogyakarta tanggal 23 Juni 2014. Wawancara dengan Bapak Sumardi. Penerima Bantuan Dompet Dhuafa Jogja. Di Nol KM Malioboro Yogyakarta tanggal 26 Juni 2014.
102
Wawancara dengan Ibu Upik. Pengurus KARINAKAS. Di Balai Desa Canden Bantul Yogyakarta tanggal 02 Mei 2014. Wawancara dengan Ibu Pariadi. Penerima bantuan KARINAKAS. Di Rumahnya Trirenggo Bantul Yogyakarta tanggal 09 Mei 2014. Wawancara dengan Bapak Joko. Penerima bantuan KARINAKAS. Di Rumahnya Trirenggo Bantul Yogyakarta tanggal 09 Mei 2014. Yasin, Ahmad Hadi. Panduan Zakat Praktis. Hak Cipta Dompet Dhuafa Jogja Republika. Zahrah, Muhammad Abu. Zakat dalam Perspektif Firdaus. 1995.
Sosial. Jakarta: Pustaka
Lampiran I PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA A. Pertanyaan untuk pengurus lembaga Dompet Dhuafa dan KARINAKAS 1. Bagaimana sejarah awal berdirinya lembaga tersebut? 2. Apakah saja program-program yang digagas lembaga tersebut? 3. Siapa saja yang menjadi donatur di lembaga tersebut? 4. Bagaimana proses pelayanan yang dilakukan lembaga tersebut? 5. Bagaimana respon masyarakat terhadap pelayanan yang dilakukan lembaga tersebut? 6. Apa dasar agama yang melandasi lembaga tersebut? 7. Adakah hubungan antara dasar agama dengan program pelayanan sosial dan pelayanan yang dilakukan lembaga tersebut? 8.
Bagaimana cara menanggapi isu-isu keagamaan terkait pelayanan yang dilakukan lembaga tersebut?
9. Bagaiman konsep dasar pelayanan yang dipahami lembaga tersebut? 10. Adakah kendala dalam melakukan pelayanan tersebut? 11. Adakah harapan timbal balik terhadap pelayanan yang dilakukan lembaga tersebut? 12. Bagaimana cara lembaga menentukan wilayah sasaran? 13. Siapa saja mitra kerja lembaga tersebut? 14. Adakah tujuan lain dibalik pelayanan yang dilakukan lembaga tersebut?
15. Bagaimana tanggapan lembaga terhadap isu kristenisasi atau islamisasi? Adakah kaitannya antara pelayanan yang dilakukan lembaga dengan isu tersebut? 16. Bagaimana cara lembaga merespon umat diluar keyakinannya yang membutuhkan bantuan? B. Pertanyaan untuk Penerima bantuan dari Dompet Dhuafa dan KARINAKAS 1. Bagaimana latar belakang dari penerima bantuan? 2. Apakan saudara mengenal atau mengetahu tentang lembaga tersebut? 3. Senjak kapan saudara menerima bantuan dari lembaga tersebut? 4. Apakah yang memotivasi saudara menerima bantuan dari lembaga tersebut? 5. Bagaimana tanggapan anda mengenai basis lembaga tersebut, adakah kekhawatiran saudara terkait isu-isu keagamaan? 6. Bantuan apa yang saudara terima dari lembaga tersebut? 7. Adakah manfaat yang saudara rasakan dari bantuan yang diberikan lembaga tersebut? 8. Adakah timbal balik yang diharapkan lembaga tersebut setelah memberikan bantuan kepada saudara? 9. Apa yang ada ketahui tentang ajaran Islam atau Kristen yang berkaitan dengan lembaga tersebut? 10. Adakah program-program yang dilakukan lembaga bernuansa keagamaan? 11. Apa harapan kedepan saudara dari lembaga tersebut? 12. Apa kekurangan dari lembaga tersebut?
Lampiran II: Struktur Kepengurusan Dompet Dhuafa
Pimpinan cabang: Ajeng R. I a
Administrasi & keuangan: Anita Dian E
General Affair: Yulius Eko S
Manager SDK: M. Zahron Ar. Fundasing: Andi Putra W
MarKom: Hamidah P.
CRM: Renni Sudarti
Drive: Slamet
Manager Pemberdayagunaan: Bambang Edi P. SPV Ekonomi: Nuryanto Hari Murti
Pendamping Ekonomi : Satyo J. SPV Kesehatan: Zakia Sekarpratiwi
Staf General Sehat: Tim LKC SPV Pendidikan: Mulatsih
Pendampingan pendidikan: Widya O. SPV Dakwah: Bilal Imsyah M
Pendampingan Dakwah : Ust. Imam P
Struktur Kepengurusan KARINAKAS
DANA TERSALUR DAN PENERIMA MANFAAT BULANAN Cabang: Yogyakarta
NO
PROGRAM
Jan‐13 DANA PENERIMA TERSALUR MANFAAT
Feb‐13 Mar‐13 DANA PENERIMA PENERIMA TERSALUR MANFAAT DANA TERSALUR MANFAAT
Apr‐13 Mei‐13 DANA PENERIMA PENERIMA TERSALUR MANFAAT DANA TERSALUR MANFAAT
Jun‐13 DANA PENERIMA TERSALUR MANFAAT
Jul‐13 DANA PENERIMA TERSALUR MANFAAT
Agust‐13 DANA PENERIMA TERSALUR MANFAAT
Sep‐13 DANA PENERIMA TERSALUR MANFAAT
Okt‐13 DANA PENERIMA TERSALUR MANFAAT
Nop‐13 DANA PENERIMA TERSALUR MANFAAT
Des‐13 JUMLAH DANA PENERIMA DANA TERSALUR TERSALUR MANFAAT
JUMLAH PENERIMA MANFAAT
INISIASI LOKAL 1 KESEHATAN 1 Pos Sehat Kulon Progo 2 Pos Sehat Maguwo 3 Thibbun Nabawi 2 PENDIDIKAN DAN SOSIAL 1 Beastudi Prestatif (55) 2 Lamusta 3 PAUD 4 Litbang Pendayagunaan 5 Beasiswa Sahabat Bintang 6 Seragam Oentoek Sahabat 3 EKONOMI 1 Warung Beres (200) 2 Sakofa 3 Bakpaw Tangguh 4 Kelompok Ternak (40) 5 Desa Wisata (120) 6 Bina Remaja Mandiri (100) 7 Institut Mentas Unggul (80) 4 DAKWAH 1 Bina Masyarakat Madani 2 Rumah Tahfiz 3 Lamusta 4 Tetirah Dzikir
3.397.800 3.457.000
235 400
4.291.700 2.300.000
147 155
6.854.800
635
6.591.700
302
1.208.550 3.481.100 1.000.000 1.700.000 3.989.000 ‐ 11.378.650
flat 90 flat 0 flat ‐
1.857.700 2.705.800 1.000.000 1.800.800 1.890.000 ‐ 9.254.300
2.824.600 1.133.500 ‐ ‐ ‐ 1.200.700 1.000.000 6.158.800
flat flat 0 flat flat flat flat
9.509.000 31.000.000 ‐ 167.000 ‐ 1.000.000 1.000.000 42.676.000
flat flat
3.137.745 926.000 2.705.800
2.750.000 ‐ 3.481.100
flat
JUMLAH
228 112 127 467
4.097.300 3.360.000 4.451.392 11.908.692
208 111 50 369
2.161.600 2.131.500 9.872.750 14.165.850
flat 134 flat 0 flat
13.162.450 1.186.000 1.000.000 1.700.000 3.796.500 ‐ 20.844.950
flat 92 flat 0 flat
13.500.000 4.472.290 1.000.000 3.310.000 8.369.000 2.829.000 33.480.290
flat 1.365 flat 1 flat 60
4.666.500 3.589.030 1.225.000 1.700.000 4.839.000 ‐ 16.019.530
flat flat 0 flat flat flat flat
16.200.000 flat 1.700.000 1.000.000 flat 1.000.000 ‐ ‐ ‐ ‐ flat 7.004.000 1.000.000 ‐ flat 2.960.000 flat 8.500.000 1.000.000 flat 1.000.000 21.160.000 20.204.000
flat flat ‐ flat flat flat flat
12.701.600 1.000.000 ‐ ‐ 8.762.000 1.000.000 7.730.905 31.194.505
flat flat
4.586.400 54.300 1.186.000
flat flat
4.000.000 6.000.000 3.589.030
flat
6.231.100 5 KEBENCANAAN 1 Respons Bencana CHANELING PUSAT 1 KESEHATAN 1 Gerai Sehat LKC DAKWAH 2 1 Lantas Berdaya INSIDENTAL PUSAT 1 Program pusat insidental
3.860.000 3.337.200 7.336.668 14.533.868
6.769.545
flat flat
6.659.350 ‐ 4.472.290
flat 5.826.700
flat 11.131.640
324 3.659.600 85 2.408.800 100 3.000.000 9.068.400
125 12 200 337
2.900.000 2.410.000 2.953.245 8.263.245
103 19 0 122
6.139.430 2.366.700 7.790.405 16.296.535
13.260.900 116 3.581.870 1.000.000 0 1.700.000 flat 2.025.000 0 3.800.000 25.367.770
flat 278 flat 0 flat 76
5.887.800 3.320.350 5.871.000 1.700.000 1.530.000 6.930.000 25.239.150
flat 203 flat
10.150.000 flat 3.794.995 159 3.740.000 flat ‐ ‐ 5.595.000 flat ‐ ‐ 23.279.995
21.700.000 flat 1.000.000 flat ‐ ‐ ‐ flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 2.741.200 flat 27.441.200
1.700.000 1.000.000 ‐ ‐ 1.000.000 1.000.000 ‐ 4.700.000
13.533.000 4.000.000 3.320.350
3.000.000 2.030.000 3.794.995 5.000.000 13.824.995
509 flat
flat
flat flat flat flat flat flat
60 flat
7.232.000 flat 2.531.000 flat 0 ‐ ‐ 50.269.500 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 403.700 flat 62.436.200 5.004.000 3.999.850 3.581.870
flat 13.589.030
12.585.720
‐
0
‐
0
‐
0
3.874.250
317
‐ ‐ ‐
33.996.352
654
36.382.699
571
36.891.910
722
77.953.873
719
55.366.152
3.500.000
236
2.189.950
500
‐
‐
98.743.052
63 flat 0 flat
322 78.079.496
flat 87
flat flat ‐ flat
20.853.350
84 82 0 166
flat flat flat flat flat flat
27 flat flat
3.143.600 2.141.000 2.000.000 7.284.600
117 62 97 276
2.240.500 126 2.983.200 119 42.015.930 1.940 2.267.300 57 2.145.300 73 30.768.900 1.244 9.816.684 75 8.530.650 68 62.996.494 717 14.324.484 258 13.659.150 260
9.004.000 flat ‐ ‐ 10.836.450 flat 227.000 3.840.000 flat ‐ ‐ 23.907.450
10.500.000 6.435.345 7.484.900 750.000 4.200.000 ‐ 29.370.245
flat 625 flat 0 flat 0
12.000.000 flat 3.100.000 413 2.021.205 flat ‐ 4.350.000 flat ‐ ‐ 21.471.205
13.042.500 flat 3.163.690 481 4.515.600 flat ‐ 3.290.000 flat ‐ ‐ 24.011.790
108.240.400 55 flat 38.830.470 3.956 40.694.155 40 flat 14.587.800 1 47.713.500 53 flat 13.559.000 223
14.301.400 2.380.000 ‐ 1.856.500 11.000.000 3.140.200 1.894.700 34.572.800
6.701.100 3.425.600 ‐ ‐ 1.000.000 1.000.000 ‐ 12.126.700
flat flat
9.699.600 37.000.000 ‐ ‐ 1.000.000 2.102.000 1.550.200 51.351.800
7.295.000 1.000.000 ‐ ‐ 4.499.500 1.000.000 1.197.800 14.992.300
111.564.300 83.470.100 ‐ 59.297.000 30.261.500 24.902.900 19.518.505
3.141.200 2.444.100 7.244.700 12.830.000
6.016.050 3.000.500 ‐ 5.000.000 14.016.550
124 76 0 200
flat flat flat flat flat flat
flat flat flat
4.981.500 4.005.200 6.435.345 5.000.000 20.422.045
0
‐ ‐ 4.708.000
401
50.275.701 445 35.929.911 119 36.213.815 570 41.619.783
‐
flat flat flat flat
flat flat 0 flat
0
418
flat flat flat flat flat flat
2.000.000 flat ‐ flat 3.100.000 ‐ 5.000.000 flat 10.100.000
flat flat flat flat flat flat
13.649.800 flat ‐ flat 3.163.690 ‐ 5.000.000 flat 21.813.490
EVENT
1 Sumber dana dari Dana Event 1 Pelatihan fundraiser 2 Wayang on the street 3 Seminar sehat ala Rasulullah 4 Operasional belanja pengrajin genteng 5 Operasional belanja jasa gendong 6 Operasional Ramadhan Vaganza 7 DD goes to school 8 Sewa sound system accoustic 2 Sumber dana dari Dana Infak Terikat Pendidikan 1 Paket pend Ramadhan Vaganza Solo 2 Tasaruf Iqro' 3 Sumber dana dari Dana Fidyah/kafarat 1 Paket buka Ramadhan Vaganza Solo 2 Tasaruf fidyah feat Al Kindy 3 Paket buka feat PKU Bantul 4 Sumber dana dari Dana Seragam Sahabat 1 Tasaruf seragam Ramadhan Vaganza 5 Sumber dana dari Dana Tebar Takjil 1 Tebar takjil 1 2 Tebar takjil 2 3 Tebar takjil 3 4 Tebar takjil 4 6 Sumber dana dari Dana Buka Bareng 1 Buppati 1 2 Buppati 2 7 Suber dana dari Dana Zakat 1 Voucher belanja pengrajin genteng 2 Voucher belanja jasa gendong 3 Kafalah ust n moderator Positive Parenting 4 Operasional Ust. Fachuri 8 Sumber dana dari Dana Zakat Fitrah 1 Zakat fitrah 1 tasaruf beras fia Cordofa 2 Zakat fitrah 2 tasaruf beras fia Cordofa 3 Zakat fitrah 3 tasaruf fia Mas Bill 4 Zakat fitrah 4 tasaruf fia amil DDJ JUMLAH
Ramadhan 2013 DANA PENERIMA TERSALUR MANFAAT 3.377.200 9.204.700 9.458.300 1.144.300 2.323.900 989.300 698.000 1.400.000
21 500 177
5.033.440 500.000
150 100
2.975.200 3.000.000 1.716.000
150 120 100
437
6.930.000
100
3.776.700 2.761.000 3.955.500 3.470.000
2450
3.313.000 482.500 10.000.000 10.000.000 1.000.000 533.000
362 50 50
5.000.000 650 8.000.000 4.500.000 44 5.500.000 68 111.042.040 5.529
flat flat flat flat flat flat
69.317.845 787 24.015.850 5 flat 38.830.470 25.000.000 45 flat
5.232.350 400 2.400.000 117 16.214.600 834
38.760.297 513 38.477.025 479 559.947.014
5.933
5.689.950 736
‐
‐ 4.531.100
169.155.739
166.154.046
48
956.350
236.233.717
16
1.066.400
206.370.382
150
3.700.000
300.695.676
10
1.012.100
214.881.691
0
‐
152.132.961
0
‐
211.575.415
0
13.056.400
193.083.363
2
18.569.130
257.056.755
45
5.000.000
1
194.830.485 Ctrl
NO
200 200 ‐ 40 120 100 80
47.891.480 ‐ ‐ 1.515.328.163 1.476.497.693 38.830.470
272 ‐ ‐ Jml flat 17.581
PROGRAM KARINAKAS NO
NO. PROJECT
YEAR
1
007/PK‐YK/V/2014
Juni 2014 ‐ Mei 2015
2
KK.01‐007/2011
1 Juli 2011 – 30 Juni 2013
3
KK.006‐007/2013
01 JULI 2013 ‐ 31 DESEMBER 2013
4 5
10 Januari s/d 31 Mei 2011 Januari 2010 – Desember 2012
6
416‐010/2012
July 2013 ‐ August 2013
7
416‐011/2013
Sept‐ Maret 2009‐2012
8
P.416‐023/2008
July 1st , 2009 – December 31st, 2012
9 10
P.416.011.2012 TVMR 2012
11
EA 19/2010
12
P.416‐019/2009
January 2013 ‐ December 2015
13
BENEFID
120 KK 25 Klpok tani @ 30 Rp 1.733.052.713,50 orang extension € 30.000.00 or IDR 350.954.604.00 54,300,361 IDR
pembuatan jaringan air bersih 1 Desa Sleman, Turi 20 Anak
€ 51,500
2 Desa
€ 100,000
4 Desa 3 Kabupaten Bantul,Klaten, Sukaharjo 3 Kabupaten Bantul,Klaten, Sukaharjo 3 Desa di Klaten
€ 411,000
CARITAS GERMANY
Januari 2011 ‐ Feb 2012
CAPACITY BUILDING AND TRAINING FOR KARINA KAS
CARITAS GERMANY
Stuctural Supporting Program of Karina KAS LIVELIHOOD & SUPPORTING ACTIVITIES FOR DISABLED PEOPLE IN ARCHDIOCESE OF SEMARANG
CARITAS GERMANY CARITAS GERMANY
29.000 €
Yayasan Murti Bunanta
Training
1 May 2011 ‐ 28 April 2012
15
416‐ 012/2009
July 1st , 2009 – December 31st, 2012 Tahun 2012
P.416‐016/2008
COMMUNITY BASED REHABILITATION / AID FOR DISABLED PEOPLE IN CENTRAL JAVA ‐ INDONESIA CARITAS GERMANY Community Based Rehabilitation The action to improve the participation of disabled people in the community in Bantul, Klaten and CARITAS GERMANY Sukoharjo District, Indonesia REHABILITATION FOR MERAPI SURVIVORS CIMO's Mount Merapi Eruption – ER and Early Recovery Phase, Central Java & KARINA‐KWI (Caritas Yogyakarta Provinces, Indonesia Indonesia)
BUDGET IDR 620,000,000
CAPACITY BUILDING AND TRAINING FOR KARINA KAS
1 October 2009 – 31 December 2010
P.416‐015/2010
17
DONOR
Karina KWI Keuskupan Agung Rehabilitasi Masyarakat Terdampak Erupsi Merapi Semarang BUDGET PROGRAM REHABILITASI MASYARAKAT TERDAMPAK ERUPSI Keuskupan Agung MERAPI II Semarang Sr. Barbara ‐ Program Tanggap Darurat dan Pemulihan Awal bagi Masyarakat FRANZISKANERINNEN terdampak Erupsi Merapi di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah VON REUTE Istimewa Yogyakarta 2011 Educational Fund Program for Poor Children Stichting MICARA The Strengthening and Empowering Community and Parish Capacity through Community Managed‐Disaster Risk Reduction and Emergency CARITAS GERMANY Response Management The Strengthening and Empowering Community and Parish Capacity through Community Managed‐Disaster Risk Reduction and Emergency Response Management CARITAS GERMANY
245.957 € € 115,269.71 IDR 4,928,837,600 or € 428,594.57 76.000 jiwa Staf KARINAKAS € 56,500 Manager Staf KARINAKAS extension Manager Staf KARINAKAS € 44,700 Manager
1 Dec 2011 ‐ 31 Dec 2012 26thNovember2010 – 16th February 2011
14
16
PROJECT TITLE Biogas
Perpustakaan Keliling CBDRR Through Community Radio Program for People in Sumber, Muntilan, Merapi
CARITAS GERMANY
Bantul dan Klaten 4 SD di Gantiwango, Klaten 1 Desa, sumber Talun Magelang
Lampiran IV: Foto penerima bantuan program ekonomi dari KARINAKAS
Foto penerima bantuan program ekonomi dari KARINAKAS
Foto penerima bantuan program event Ramadhan dari Dompet Dhuafa Jogja
Foto penerima bantuan program event Ramadhan dari Dompet Dhuafa Jogja
Foto pengurus KARINAKAS
Foto lokasi KARINAKAS
Foto lokasi Dompet Dhuafa Jogja
CURICULUM VITAE Nama
: Ita Fitri Astuti
Nama Panggilan
: Ita
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/tangal lahir
: Ratna Chaton, 10 April 1992
Alamat
: Ratna Chaton, RT 09 RW 03 Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah, Lampung.
Hp
: 085643982062
Nama Ayah
: Eko Khoirin R.
Nama Ibu
: Siti Khatijah
Riwayat Pendidikan : Tahun 1997-2004
SD Negeri 01 Ratna Chaton
Tahun 2004-2007
SMP Negeri 01 Seputih Raman
Tahun 2007-2010
MAN 01 Metro Lampung timur
Tahun 2010-2014
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Fakultas Ushuluddin
dan
Pemikiran
Islam,
Jurusan
Perbandingan Agama Pengalaman Organisasi: 1. Anggota BEM Jurusan Perbandingan Agama Periode 2010-2012. 2. Anggotan organisasi PMII Ushuluddin dan Pemikirian Islam. 3. Penari Emprak Pondok Kaliopak, Klenggotan, Srimulyo, Piyungan.