HUBUNGAN KEPATUHAN LIMA PILAR PENANGANAN DIABETES MELITUS DENGAN KEJADIAN KAKI DIABETIK PADA DIABETESI DI DESA TANGKIL KULON KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN SKRIPSI
AFAF NOVEL AININ ( 08.0245.S ) NURUL AINI ( 08.0312.S )
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN 2013
1
Hubungan Kepatuhan Lima Pilar Penanganan Diabetes Melitus Dengan Kejadian Kaki Diabetik Pada Diabetesi Di Desa Tangkil Kulon Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Afaf Novel Ainin, Nurul Aini Nur Izzah Priyogo, Neti Mustikawati Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kegagalan pankreas mengeluarkan insulin secara memadai atau kerja insulin yang terganggu. Diabetesi perlu melaksanakan lima pilar penanganan DM sesuai dengan kondisi agar tercapai gula darah yang normal dan tetap hidup sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan lima pilar penanganan DM dengan kejadian kaki diabetik pada Diabetesi di Desa Tangkil Kulon Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Desain penelitian bersifat deskriptif corelational. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik total populasi. Jumlah sampel 34 responden. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji chi square, diperoleh hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan edukasi dengan kejadian kaki diabetik dengan ρ value 0.088, ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan diet dengan kejadian kaki diabetik dengan ρ value 0,030, ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan latihan jasmani dengan kejadian kaki diabetik dengan ρ value 0,003, ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan terapi obat-obatan dengan kejadian kaki diabetik dengan ρ value 0,015, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan pemantauan dengan kejadian kaki diabetik dengan ρ value 0,0463. Saran bagi tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan asuhan keperawatan dan penyuluhan tentang lima pilar penanganan DM kepada Diabetesi.
Kata kunci
: Kaki Diabetik, Lima Pilar Penanganan Diabetes Melitus.
2
PENDAHULUAN Diabetes Melitus (DM) menurut Tjokroprawiro (2007, h. 32) adalah penyakit metabolik (kebanyakan herediter) sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif baik oleh karena adanya “disfungsi” sel beta pankreas atau ambilan glukosa di jaringan perifer, atau keduanya (pada DM Tipe 2/ NIDDM) atau kurangnya insulin absolut (pada DM Tipe 1/ IDDM), dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai gejala klinis akut (puliuria, polidipsia, polifagi, penurunan berat badan), dan atau pun gejala kronik atau tanpa gejala. Gejala DM yang berkelanjutan dapat menyebabkan komplikasi, komplikasi DM itu sendiri diklasifikasikan menjadi dua yaitu akut dan kronis. Berikut ini yang termasuk komplikasi kronis diantaranya retinopati diabetik, nefropati diabetik, neuropati diabetik, dislipidemia dan hipertensi. Diantara komplikasi tersebut neuropati diabetik paling sering ditemukan, komplikasi ini terjadi pada 60-70% individu DM. Keadaan neuropati, iskemia, dan sepsis sangat berperan dalam terjadinya kaki diabetik (Baradero 2009, hh. 106-111). Kaki diabetik menurut Grace (2006, h. 151) digunakan sebagai istilah untuk kelainan kaki mulai dari ulkus sampai gangren yang terjadi pada orang dengan diabetes akibat neuropati atau iskemia perifer, atau keduanya. Sering kali kondisi kaki diabetik berakhir dengan kecacatan dan kematian. Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, masalah kaki diabetik masih merupakan masalah besar. Angka kematian dan angka amputasi masih tinggi, masing-masing sebesar 16 % dan 25% (data RSUPNCM tahun 2003). Beberapa komplikasi seperti ulkus kaki tersebut, dapat dihindari dengan pengelolaan DM. Edukasi, latihan jasmani, diet, terapi
3
obat-obatan, dan pemantauan adalah aspek yang paling penting dari pengelolaan DM. Pengelolaan DM tersebut dikenal dengan lima pilar penanganan DM (Smeltzer 2001, h. 1226). METODE Penelitian ini bersifat deskriptif corelational. Survei deskriptif dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan melihat gambaran fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo 2010, h. 35). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo 2010, h. 38). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Diabetesi di Desa Tangkil Kulon yang tercatat dalam daftar nama diabetesi di Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan sepanjang tahun 2011 yaitu sebanyak 42 Diabetesi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara sampling jenuh (total populasi). Pada penelitian ini mendapatkan 34 responden yang masuk dalam kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisa univariat didapatkan hasil gambaran kepatuhan edukasi dengan nilai mean 28.76 dan median 27.50, gambaran kepatuhan diet dengan nilai mean 26.53 dan median 26.00, gambaran kepatuhan latihan jasmani dengan nilai mean 20.53 dan median 20.50, gambaran kepatuhan terapi obat-obatan dengan
4
nilai mean 24.65 dan median 24.00, gambaran kepatuhan pemantaun dengan nilai mean 15.88 dan median 15.50. Hasil analisa bivariat dengan menggunakan uji chi square, diperoleh hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan edukasi dengan kejadian kaki diabetik dengan ρ value 0.088, ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan diet dengan kejadian kaki diabetik dengan ρ value 0,030, ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan latihan jasmani dengan kejadian kaki diabetik dengan ρ value 0,003, ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan terapi obat-obatan dengan kejadian kaki diabetik dengan ρ value 0,015, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan pemantauan dengan kejadian kaki diabetik dengan ρ value 0,0463. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan edukasi
dan kepatuhan pemantauan dengan kejadian kaki diabetik
pada diabetesi di Desa Tangkil Kulon Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, Ada
hubungan yang signifikan antara kepatuhan diet, latihan
jasmani, terapi obat-obatan dengan kejadian kaki diabetik pada diabetesi di Desa Tangkil Kulon Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Dengan melihat hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran bagi pelayanan kesehatan khususnya oleh tenaga kesehatan untuk membantu diabetesi dalam melakukan program terapi yaitu lima pilar penanganan DM untuk mendapatkan kontrol glikemik yang baik dan terhindar dari komplikasi serta memberikan pelayanan perawatan kaki diabetik.
5
ACKNOWLEDGEMENT AND REFERENCES
Beradero, M et al 2009, Seri asuhan keperawatan klien gangguan endokrin, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Grace, PA & Borley, NR 2006, At A Glance : Ilmu bedah, edk 3, Erlangga medical series, Jakarta. Notoatmodjo, S 2010, Metodologi penelitian kesehatan, Rinek Cipta, Jakarta. Smeltzer, SC & Brenda GB 2001, Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth, Vol 2, Penerbit Buku Keokteran EGC, Jakarta. Tjokroprawiro, A 2007, Ilmu penyakit dalam, Airlangga University Press, Surabaya.
6