ADVOKASI TERORIS (STUDI STRATEGI ADVOKASI SOCIAL MOVEMENT INSTITUTE TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI STIGMA MERUGIKAN)
Oleh: Muh. Syahrur NIM:1420010001
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Sains Program Studi Interdiciplinary Islamic Studies Konsentrasi Pekerja Sosial
YOGYAKARTA 2016
vi
PERSEMBAHAN
Kedua Orang Tuaku; Ayahanda Muh. Ramli dan Ibunda Sunarti, Bapak-Ibu Akhirnya Harapan Kalian Kini Telah Tercapai
Segenap Keluarga, Terima Kasih Telah Mendukung Untuk Menyelesaikan Studi di Program Interdiciplinary Islamic Studies Konsentrasi Pekerjaan Sosial Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Almamater-Ku Program Interdiciplinary Islamic Studies Konsentrasi Pekerjaan Sosial Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
vii
MOTTO ♢ SADDA MAPPABBATI’ ADA / BUNYI MEWUJUDKAN KATA ADA MAPPABBATI’ GAU / KATA MEWUJUDKAN PERBUATAN GAU’ MAPPABBATI’ TAU / PERBUATAN MEWUJUDKAN MANUSIA ( Mattulada, Latoa, Satu Lukisan Analitis Terhadap Antropologi Politik Orang Bugis, Yogyakarta: UGM Press, 1985. Hlm. 09)
♢ “GANDRUNG-GANDRUNG ING LELURUNG ANDULU GELUNG KEKENDON, KERIS PARUNG TANPA KARYA, EDOLEN TUKOKNA ULENG-ULENG CAMPUR BAUR”. “JATUH CINTA MENJADI SATU-SATUNYA KEREPOTAN, KERIS SENJATA TAK BERGUNA, JUALLAH BELIKAN MAKANAN CAMPUR BAUR”. (Hadiwijaya, Filsafat Jawa:Ajaran Luhur Warisan Leluhur, Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2005. Hlm. 28)
♢ “AKU TIDAK PERCAYA BAHWA APA YANG KUKATAKAN SUDAH MERUPAKAN KEBENARAN FINAL. APA YANG KUKEMUKAKAN SEKARANG MUNGKIN SAJA BESOK AKAN KURALAT ATAU KUSEMPURNAKAN”. (Ali Syariati, Melawan Hegemoni Barat, Yogyakarta: Rausyanfikr, 2013. Hlm. xiii)
viii
ABSTRAK
Persoalan terorisme di Indonesia mulai muncul kepermukaan ketika terjadi peristiwa bom Bali I pada tanggal 12 Oktober 2002 yang menghancurkan Paddy’s Cafe dan Sari Club Denpasar Bali yang menewaskan 184 orang termasuk warga negara asing. Setelah itu berbagai peristiwa teror serupa terjadi, yaitu JW. Marriot di Kuningan Jakarta yang dikenal dengan Bom Kuningan 9 September 2009, berbagai bom yang meledak di beberapa Gereja, bom di kedutaan besar Australia serta Jimbaran Bali yang dikenal dengan bom Bali II dan yang terakhir di Sarina, MH.Thamrin. Berbagai aksi peledakan bom yang dilakukan para teroris mengakibatkan keresahan di masyarakat sehingga terjadi berbagai bentuk penolakan terhadap teroris. Hal ini misalnya nampak dari aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran HI, Jakarta, gerakan bersama bersatu melawan terorisme di lapangan alun-alun Tegal, aksi kami tidak takut terhadap teroris yang dilakukan pemerintah dan masyarakat Tana Toraja, serta penolakan jenazah teroris untuk dimakamkan di kampung halamanya. Dengan demikian teroris juga mendapat reaksi keras, baik dari masyarakat dan juga aparat yang mengarah pada ketidakadilan di lapas ataupun luar lapas. Bedasarkan latar belakang tersebut Lembaga Social Movement Institut (SMI), sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat tergerak untuk melakukan advokasi terhadap para teroris. Penelitian ini berusaha menjawab strategi advokasi mereka, serta faktor penghambat dan pendukung advokasi terhadap para teroris.Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian dengan wawancara kepada semua pengurus SMI dan tiga teroris. Selain itu peneliti memeriksa dokumen berupa foto-foto ketidakadilan yang didapat para teroris dan observasi ketika kunjungan ke Semarang. Penelitian ini menemukan bahwa strategi advokasi di SMI menggunakan litigasi dan non litigasi. Strategi litigasi berupa pengkajian pasal-pasal yang dianggap sebagai sumber perlakuan ketidakadilan terhadap teroris, sebagai broker dengan Tim Pengacara Muslim, sedangkan strategi non-litigasi berupa pendampingan keluarga yang di luar, baik bidang ekonomi ataupun sosial. SMI tidak mendampingi di bidang ideologi/akidah. Faktor pendukung SMI dalam melakukan advokasi terhadap teroris dengan kepercayaan dan keterbukaan sedangkan faktor penghambat ialah adanya kecurigaan aparat dan konflik sesama teroris terkait dengan dukungan terhadap ISIS. Kata Kunci: Strategi Advokasi, Teroris, Litigasi dan Non-Litigasi
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang selalu memberikan
perlindungan
dan
pertolongan
dalam
menunujukkan
jalan
kemudahan serta telah melimpahkan nikmat kekuatan fisik, spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Dengan ridho-Nya penulis banyak mendapatkan hal-hal yang baru, baik berupa pengetahuan dan pengalaman selama melakukan penelitian dan menuangkannya berbentuk tesis yang berjudul Strategi Advokasi Teroris (Studi Strategi Advokasi Social Movement Institute Terhadap Teroris Yang Mengalami Stigma Merugikan) . Tanpa semua nikmat-Nya, tentu penyusunan ini tidak akan pernah selesai, sebab hanya ridha-Nya setiap kesulitan hidup di muka bumi dalam berbagai dimensinya akan dapat ditemukan solusinya. Sholawat serta salam kita panjatkan kejunjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW dan Ahlulbaitnya, sebagai penuntun terbaik bagi umatnya dalam mencari ridho Allah SWT untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Penulis sadar dalam penyusunan tesis ini tidak terlepas berkat bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik material maupun spiritual yang merupakan andil yang tidak ternilai bagi penyelesaian tesis ini. Oleh karena penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Bapak Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2.
Bapak Prof. Noorhaidi, M.A.,M.Phil., Ph.D., selaku direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
x
3.
Bapak Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, M.Si, selaku pembimbing dengan sabar memberikan arahan, bimbingan, ide dan gagasan serta solusi yang terbaik kepada penulis demi kesempurnaan penulisan tesis ini.
4.
Ibu Ro’fah,BSW,.M.A., Ph.D selaku ketua prodi Interdiciplinary Islamic Studies dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan selama studi.
5.
Seluruh dosen IIS Konsentrasi Pekerjaan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sehingga penulis memperoleh banyak pengetahuan dan ilmu yang bermnfaat yang menunjang studi penulis.
6.
Mas Eko Prasetyo Selaku Direktur Social Movement Institute Yogyakarta, yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
7.
Ketua bidang Advokasi Social Movement Institute yang telah banyak memberikan informasi dalam proses penelitian
8.
Segenap pengurus harian Social Movement Institute, bang Melky, Andika, dan Asman Abdullah, terima kasih dukungan dan motivasi yang tidak bisa terlupakan diberikan pada penulis.
9.
Ikhwan-ikhwan eks-teroris yang telah memberikan waktu luangnya kepada peneliti selama melakukan penelitian dilapangan.
10.
Kedua orang tua ku tercinta Bapak Muh Ramli dan Ibu Sunarti yang tanpa lelah dengan tulus ikhlas dan penuh kasih sayang memberikan dukungan moril maupun materil hingga penyelesaian studi. Serta kakakku Surianti dan adik-adikku Saiful Furqan dan Munziruddin.
11.
Seluruh teman-teman seperjuangan IIS Konsentrasi Pekerjaan Sosial yang telah banyak memberikan pengetahuan baru selam menempuh kuliah.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ........................................................ PENGESAHAN .......................................................................................... PERSETUJUAN TIM PENGUJI .............................................................. NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. PERSEMBAHAN ....................................................................................... MOTTO ...................................................................................................... ABSTRAK .................................................................................................. KATA PENGANTAR ................................................................................ DAFTAR ISI ...............................................................................................
BAB I
BAB II
i ii iii iv v vi vii viii ix x xiii
PENDAHULUAN ..................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... B. Rumusan Masalah ............................................................... C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. D. Kajian Pustaka ..................................................................... E. Metodologi Penelitian ......................................................... F. Sistematika Pembahasan ......................................................
1 5 5 6 11 25
KERANGKA TEORI.............................................................
27
A. Strategi Advokasi ............................................................... 1. Definisi Advokasi.................................................. ......... 2. Tujuan Advokasi................................................... ......... 3. Unsur-Unsur Pokok Advokasi.............................. .......... B. Pengantar Sejarah Terorisme ............................................. 1. Sejarah Terorisme.................................................. ......... 2. Pengertian terorisme............................................... ........ 3. Karakteristik Terorisme.......................................... ........ 4. Bentuk-Bentuk teror............................................... ........ 5. Motivasi Tindakan Teroris..................................... ......... 6. Sasaran Teroris....................................................... ........
27 27 36 37 44 44 45 49 51 56 59
xiii
BAB III
BAB IV
GAMBARAN UMUM SOCIAL MOVEMENT INSTITUTE ............................................................................
62
A. Pendahuluan ........................................................................ B. Sejarah Lahirnya Social Movement Institute ....................... C. Visi dan Misi Social Movement Institute............................... D. Struktur Organisasi Social Movement Institute.............. ....... E. Program Social Movement Institute....................................... F. Sumber Dana Organisasi.................................................. ......
62 64 66 67 71 73
STRATEGI ADVOKASI SOCIAL MOVEMENT INSTITUTE TERHADAP TERORIS YANG MENGALAMI STIGMA MERUGIKAN.............................
74
A. Pendahuluan..................................................................... 74 B. Gambaran Kasus Yang Dialami Klien Social Movement Institute............................................................................. 75 1. Kasus ABB.......................................................... .............. 75 2. Kasus AT........................................................................... 78 3. Kasus SP.............................................................. ............. 79 4. Kasus Y................................................................ ............. 79 C. Proses Interaksi Social Movement Institute dalam Advokasi Teroris.......................................................... ......................... 81 1. Membangun Kepercayaan................................................. 81 2. Interaksi Yang Terjangkau................................ ................ 82 3. Keterbukaan....................................................... ............... 83 D. Tujuan Advokasi.................................................................... 84 E. Sasaran Advokasi................................................................... 85 F. Strategi Advokasi Social Movement Institute Terhadap Teroris.................................................................................... 85 1. Strategi Litigasi................................................... .............. 87 a. Sebagai Broker........................................ ..................... 87 b. Melakukan Pendataan Pasal-Pasal Yang Melanggar HAM............................................................................. 87 2. Strategi Non Litigasi.......................................... ............... 93 a. Diskusi dan Training Advokasi Ummat........ ............... 93 b. Pembentukan Forum Advokasi Ummat....... ................ 95 c. Advokasi Keluarga Teroris dan Eks-Teroris. ............... 96 d. Pendampingan Teroris di Lembaga Pemasyarakatan............................................................ 99 e. Publikasi........................................................ ............... 101 f. Membangun Koalisi...................................... ............... 103 g. Lobi............................................................... ............... 104 h. Pandanaan..................................................................... 104 xiv
G. Faktor Pandukung dan Penghambat dalam Melakukan Advokasi Terhadap Teroris Yang Mengalami Stigma Merugikan............................................................................. a. Faktor Pendukung................................................ ......... b. Faktor Penghambat.............................................. ......... H. Hasil Advokasi Teroris Social Movement Institute Terhadap Teroris Yang Mengalami Stigma Merugikan.............................................................................. I. Refleksi Teoritis Advokasi Social Movement Institute Terhadap Teroris Yang Mengalami Stigma Merugikan........
106 106 106
108 109
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 114 A. Kesimpulan ......................................................................... B. Saran ................................................................................... C. Impikasi Penelitian............................................................. .... D. Penutup.............................................................................. .....
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xv
114 115 117 117
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat telah menggiring khalayak luas mempunyai pemikiran bahwa terorisme atau aksi teror identik dengan agama Islam. Kelompok Islam fundamentalis identik dengan kelompok Islam di Solo 1 yang merupakan basis terbesar pelaku teroris dibandingkan daerah lain yang ada di Indonesia, wacana ini salah satunya di pengaruhi pemberitaan di media massa 2. Media Kompas misalnya, melekatkan stigma terorisme pada Islam melalui tiga cara: abonations of the body (ciri fisik, misal:jenggot, gamis, cadar), blemishes of individual character (misal: pemuka agama sebagai teroris), dan tribal stigmas (misal: Jawa Tengah disebut daerah teroris) 3. Persoalan terorisme di Indonesia muncul kepermukaan ketika terjadi peristiwa bom Bali I 4 pada tanggal 12 Oktober 2002 yang menghancurkan Paddy’s Cafe dan Sari Club Denpasar Bali yang
1
Lebih Jelasnya Lihat Penelitian Fajar Purwawidada“Jaringan Teroris Solo Dan Implikasinya Terhadap Keamanan Wilayah Serta Strategi Penanggulanganya (Studi Wilayah Solo,Jawa Tengah)”.(Yogyakarta: Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional,2014). Lihat juga, PERTA Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi, Indonesia Pasca Serangan Teroris ke WTC,Vol. IV, No. 02. Tahun. 2001, hlm. 56. 2 Misal David Schanzer (Direktur Penanganan Terorisme dan Keamanan Dalam Negeri Inggris. Mengatakan bahwa, jangan pernah menghubungkan agama tertentu dengan aksi terorisme yang semakin meningkat hari ini. Lebih lanjut lihat Islam Bukan Teroris, Tapi Agama Cinta Damai, Republika,co.id, di akses tanggal 23 November 2015. 3 Mubarok,Stigmatisasi Pemberitaan Terorisme Di Media Massa (Jurnal Tesis Pascasarjana Undip), ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/4443/4053. 4 Pelaku Bom Bali 1 melibatkan nama seperti Imam Samudera, Amrozi, dan Ali Gufron, dalam http://www.beritasatu.com/hukum/38412, diakses tanggal 20 Desember 2015.
1
2
menewaskan 184 jiwa termasuk warga negara asing. Selain itu berbagai peristiwa teror serupa terjadi, yaitu JW. Marriot di Kuningan Jakarta yang dikenal dengan Bom Kuningan5 9 September 2009, berbagai bom yang meledak di beberapa gereja dan kedutaan besar Australia serta Jimbaran Bali yang dikenal dengan bom Bali II6. Bom dalam bentuk paket atau buku7. Peritiwa teror bom terakhir meledak di Starbuck Coffe dan Pos Polisi yang dikenal dengan bom MH Thamrin Jakarta.8. Berbagai aksi peledakan bom yang dilakukan para teroris mengakibatkan keresahan di masyarakat, hal itu direspon oleh masyarakat dengan penolakan terhadap pelaku atau yang dituduh sebagai pelaku teroror. Misalnya, aksi solidaritas dan lawan teroris yang dilakukan di Bundaran Timika, Papua9 gerakan bersama bersatu melawan terorisme dilapangan alun-alun Tegal,10 aksi kami tidak takut terhadap teroris yang dilakukan pemerintah dan masyarakat Tana Toraja, 11 serta penolakan masyarakat terhadap jenazah teroris untuk dimakamkan di kampung
5
Lebih jelasnya lihat “pelaku teroris tahu persis sasaranya” dalam http://nasional.news.viva.co.id/news/read/76685, diakses tanggal 20 Desember 2015. 6 Bom Bali dua terjadi 1 Oktober 2005, lihat “ pelaku bOM Bali 2005 diganjar 15 tahun penjara” dalam http://www.antaranews.com/berita/42263/, diakses tanggal 23 Desember 2015. 7 Bom buku yang terjadi di kantor berita radio (KBR) 68 H di jalan Utan Kayu nomor 68 H, Matraman Jakarta Timur yang mengakibatkan hancurnya tangan korban dari anggota Batalyon Aptria lihat, “tak trauma polisi yang telapak tanganya hancur karena bom buku” dalam http://kabarinews.com, diakses tanggal 23 Desember 2015. 8 Lihat, “ayah pelaku bom Thamrin minta maaf kepada rakyat Indonesia” dalam http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/28/18095851/, diakses tanggal 20 Desember 2015. 9 Lebih lanjut lihat, “akasi solidaritas penolakan dan lawan teroris di bundaran Timika Papua” dalam http://pwrionline.com/, diakses tanggal 20 Desember 2015. 10 Lihat,”tolak teroris,dprd dukung gerakan kami tidak takut” dalam http://dprdtegalkota.go.id/index.php/news/1235, diakses tanggal 20 Desember 2015. 11 Lihat, “ratusan masyarakat Toraja kutuk terorisme” dalam http://www.palopopos.co.id/toraja/item/12195.html, diakses tanggal 18 Desember 2015.
3
halamanya. 12
Tindakan keras terhadap pelaku teror ataupun tersangka
teroris punya peluang besar dilakukan oleh aparat. Terakhir, konteroversi terkait matinya Siyono di Klaten. Social
Movement
Institute
merupakan
organisasi
gerakan
masyarakat sipil yang berfokus pada pemenuhan hak asasi manusia dalam bentuk
gerakan advokasi masyarakat mustad’afin13, atas nama
kepentingan kelompok atau seorang individu yang mengalami ketiakadilan di masyarakat. Social Movement Institute mewakili berbagai kepentingan untuk menangani kasus mereka agar mendapatkan keadilan. Social movement institute adalah organisasi yang berjuang mengadvokasi masyarakat yang mengalami diskriminasi. Bila kekecewaan
melihat pada
landasan keaadaan
ideal sosial
berdirinya 14, masyarakat
berangkat yang
dari
mengalami
ketimpangan dari segi hukum, sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Beberapa pendampingan yang dilakukan Social Movement Institute diantaranya ialah Melakukan Advokasi buruh di Sragen tentang PHK buruh secara sepihak oleh perusahaan tekstil. Advokasi masyarakat 12
Lihat, “warga tolak jenazah terduga teroris, anggota dewan beri pemahaman ” dalam http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/01/16/357342/, diakses tanggal 20 Desember 2015. 13 Dalam bahasa Ali syari’ati Mustadafien adalah orang-orang yang mengalami ketertindasan atau tidak berdaya. Lebih jelasnya lihat penjelasan Ali Syariati mengenai Mustadafin dalam pemimpin Mustadafin: Sejarah Panjang Perjuangan Melawan Penindasan dan Kezaliman, (Muthaharri Paperback:Bandung, 2001). Lihat juga http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/09/08/26/71936-ali-syariatisimbol-kaum-muda-iran-abad-20. Bandingkan dengan M. Amin Abdullah dalam Jurnal Sosiologi Reflektif, Paradigma Keilmuan UIN Sunan Kalijaga: Interratif Interkonektif. Program Studi Sosiologi Fakutlas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vol. 1, No. 1 Oktober 2006, hlm. 26. 14 Social Movement Institute Berdiri Sejak Tahun 2012 Yang Diprakarsai Oleh, JJ. Rizal,Agung Saputra, Said Tuhuleley, R. Herlamanbang, Eko Prasetyo.
4
Sosrokusuman tentang pemagaran lahan akses jalan warga oleh pihak manajemen hotel Ibis15. Advokasi teroris di lembaga pemasyarakatan Pasir Putih Nusakambangan dan Semarang. Peneliti tertarik pada kegiatan advokasi yang terakhir karena kajian advokasi terhadap para teroris tidak banyak diteliti dan para teroris bukanlah individu yang memiliki tipe kepribadian khusus atau menyandang kelainan jiwa, bukan psikopat ataupun psikotik. Hal
ini
menjelaskan bahwa narapidana teroris merupakan individu yang sadar dan mampu mempertanggungjawabkan tindakanya. Oleh karena itu, tingkat radikalisme narapidana teroris sangat terkait dengan persepsi atas keyakinan atau ideologinya, sehingga memiliki peluang untuk dapat dikurangi atau diminimalisasi secara berlahan melalui perlakuan manusiawi, yaitu memenuhi hak-haknya, memperhatikan harga dirinya, sekaligus menjaga keluarganya 16. Dengan adanya advokasi terhadap teroris diharapkan dapat menegakkan hukum tanpa harus dilakukan dengan cara melanggar hukum.
15
Wawancara dengan MH Pada Tanggal 29 September 2015. Saronto, Pelaksanaan Program Rehabilitasi Melalui Proses Deradikalisasi Bagi Pelaku Terorisme Menurut Undang-Undung Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Pengesahan Asean Convention On Counter Terrorism, (Yogyakatra: Pascasarjana UGM Program Magister Ilmu Hukum, 2014), hlm. 03. 16
5
B.
Rumusan Masalah Berpijak pada deskripsi latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dipandang perlu dilakukakn untuk mengetahui: 1.
Bagaimana strategi advokasi
yang dilakukan
Social
Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan? 2.
Apa saja
faktor pendukung dan penghambat Social
Movement Institute dalam melakukan advokasi teroris yang mengalami stigma merugikan? C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini, yaitu: a. Untuk mengetahui bagaimana strategi advokasi yang dilakukan Social Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan. b. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat Social Movement Institute dalam melakukan advokasi dan bagaimana cara menanganinya. 2. Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis 1)
Hasil
penelitian
sumbangan
yang
ini,
diharapkan
berharga
dalam
dapat
memberikan
khazanah
ilmu
6
pengetahuan dalam bidang sosial pada umumnya, dan di bidang strategi advokasi pada khusunya. 2)
Hasil penelitian ini, diharapkan mampu memotivasi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal yang belum terungkap dalam penelitian ini sebagai bahan pembanding, dan dapat bermanfaat untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang strategi advokasi teroris yang dilakukan Social Movemnt Institute.
b. Manfaat praktis 1)
Pemerintah Hasil penelitian ini, dapat berguna bagi pemerintah setempat tentang startegi advokasi teroris yang mengalami stigma merugikan yang dilakukan Social Movement Institute. dan memberikan gambaran kehidupan teroris yang ter stigma.
2)
Social Monvement Institute Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
terhadap
Social
Movement
Institute
dalam
melakukan strategi advokasi teroris. D.
Kajian Pustaka Telah terdapat beberapa literatur yang mengkaji mengenai penelitian ini, baik dalam bentuk penenelitian maupun buku, diantaranya yaitu:
7
1. Bahan berupa buku yang terdiri dari bahan-bahan terkait dengan Advokasi dan terorisme. a. Dokumen-dokumen tentang strategi advokasi Social Movement Institute terhadap teroris. b. Buku karya Robert L. Scheider, Advokasi Pekerjaan Sosial kerangka baru untuk bertindak. Jakarta: Pustaka Societa, 2008. c. Buku karya Ritu R. Sharma Pengantar Advokasi Panduan dan Latihan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004. d. Buku karya Hasrul Hanif & Rachmad Gustomy Advokasi Berbasis Jejaring, Yogyakarta: Fisipol UGM, 2010. e. Buku karya Ihsan Ali Fauzi dan Saiful Mujani Gerakan Kebebasan Sipil Studi dan advokasi kritis atas perda syariah, Yogyakarta: Nalar, 2009. f. Buku karya Zulfi Mubaraq, Tafsir Jihad Menyingkap Tabir Fenomena Terorisme Global, Malang: UIN-MALIKI Press, 2011. g. Buku karya Abdul Wahid, Kejahatan Terorisme Persfektif Agama, HAM dan Hukum, Bandung: Refika Aditama, 2004. h. Buku karya Sukawarsini Djelantik, Terorisme: Tinjauan psikoPolitis,
Peran
Media,
Kemiskinan,
dan
Keamanan
nasional.Jakarta: Yayasan Obor Ondonesia, 2010. i.
Buku karya A.M. Hendropriyono, Terorisme fundamentalis kristen, Yahudi, Islam, Jakarta: Kompas, 2009.
8
j.
Buku karya Moch. Faisal, Motivasi Tindakan Terorisme. CV. Mandar Maju: Bandung, 2005.
k. Buku
karya
Ahmad
Norma
Permata,
Agama
dan
Terorisme.Surakarta: MUP-UMS, 2006. l.
Buku
karya
Noam Chomsky,
Menguak
Tabir
Terorisme
international, Jakarta: Mizan, 1991. m. Buku karya Marthen Luther Djari, Terorisme dan TNI, Jakarta: CMB Press, 2013. 2. Bahan hasil penelitian yang memberikan penjelasan mengenai bahan primer Hasil Penelitian yang berkaitan dengan permasalahan: Pertama, penelitian Ismal Adila 17 Mengenai Media Dan Pemberitaan Terorisme (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Indonesia
Pada
Surat
Kabar
Kompas
Edisi
Tahun
2010),
membicarakan mengenai fenomena terorisme meliputi pemboman,dan ancaman teror dalam sajian utama media harian kompas. Dalam penelitianya, dikatakan bahwa Kompas sebagai media cetak yang menampilkan berbagai kegiatan tentang
isu
terorisme,
serta
keberpihakan kompas kepada pemerintah yang sedang berkuasa khusunya POLRI dalam memberantas jaringan terorisme.
17
Ismal Adila, Mengenai Media Dan Pemberitaan Terorisme (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Indonesia Pada Surat Kabar Kompas Edisi Tahun 2010), (Yogyakarta: Pascasarjana Fisipol UGM, 2011).
9
Kedua, Terhadap
penelitian
Untung
Undang-Undang
Nomor
Widagyo 18Sikap 15
Tahun
Masyarakat
2003
Tentang
Pemberantasan Terorisme Dan Implikasinya Bagi Ketahanan Wilayah (Studi Di Kota Surakarta). Temuan dalam penelitian menunjukkan bahwa sejak peristiwa ledakan bom di WTC Amerika serikat dan peristiwa peledakan bom Bali, masyarakat Surakarta semakin mengenal istilah terorisme. Mereka pada umumnya bersikap menyambut baik langkah-langkah kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah dalam usaha pencegahan dan penanggulanga kejahatan terorisme terkait dengan penerapat undang-undang tersebut. Ketiga, penelitian Fajar Purwawidada 19 Jaringan Teroris Solo Dan Implikasinya Terhadap Keamanan Wilayah Serta Strategi Penanggulanganya (Studi Wilayah Solo,Jawa Tengah). Dalam penelitianya menjelaskan bagaimana proses pembentukan jaringan teroris Solo yang berawal dari pengaruh gerakan Darul Islam yang didirikan Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo di Jawa Barat. Penyebab terjadinya aksi terorisme karena adanya masalah atau konflik politik, masalah politik tersebut dapat berupa; kesenjangan sosial, ketidak adilan, tindakan semena-mena, pelanggaran hak asasi manusia dan tersumbatnya saluran untuk menyampaikan pendapat 18
Untung Widagyo, Sikap Masyarakat Terhadap Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Terorisme Dan Implikasinya Bagi Ketahanan Wilayah (Studi Di Kota Surakarta), (Yogyakarta: Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional, 2005). 19 Fajar Purwawidada,Jaringan Teroris Solo Dan Implikasinya Terhadap Keamanan Wilayah Serta Strategi Penanggulanganya (Studi Wilayah Solo,Jawa Tengah). (Yogyakarta: Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional, 2014).
10
terhadap pemegang kekuasaan. Sehingga dengan adanya masalah tersebut dan tidak adanya jalan keluar secara formal, maka seseorang akan berupaya melakukan cara lain untuk melakukan perlawanan dengan melakukan aksi-aksi terorisme atau kekerasan terhadap orang, negara atau penguasa yang dianggap sebagai penyebab masalah tersebut. Jurnal-jurnal hasil penelitian: a) M. Amin Abdullah, Paradigma Keilmuan UIN Sunan Kalijaga: Interratif Interkonektif. Program Studi Sosiologi Fakutlas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jurnal Sosiologi Reflektif,
Vol. 1, No. 1 Oktober
2006. b) Ayatullah Syaikh Muhammad Ali Taskiri, Defenisi Terorisme , Ditejemahkan Oleh Hikmat Danujaya dari “The Defenition Of Terrorism” dalam Al-Tawhid, No. 1/Vol.V, Muharram 1408 AH/1987, Al-Huda, Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Islam, Vol. II No. 6, 2002. c) Zuly Qadir Terorisme, Agama dan Keamanan, Jurnal Dialog Kebijakan Publik, Departemen Komnikasi dan Informatika, Edisi 8, vol III, Tahun 2009. d) Nunung Prajarto Terorisme dan Media Massa: Debat Keterlibatan Media, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol.8, No. 1, Juli 2004.
11
e) PERTA Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi, Indonesia Pasca Serangan Teroris ke WTC,Vol. IV, No. 02. Tahun. 2001. f) Psikoislamika, Jurnal Psikologi Islam, Lembaga Penelitian Pengembangan Psikologi dan Keislaman (LP3K) Fakultas Psikologi Universitas islam Negeri Malang,volume 7, Nomor 1, Tahun 2010. E.
Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif kualitatif, penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki20yang bersifat Kualitatif. Menurut Lexi J. Moleong 21, penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan persfektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berakar pada latarbelakang alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data induktif, 20
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor:Galia Indonesia,2005), hlm. 54. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), hlm. 6. 21
12
mengarahkan sasaran penelitian pada usaha menemukan teori dari dasar,
deskriptif
lebih
mementingkan proses
daripada
hasil,
membatasi studi dengan fokus memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitianya bersifat sementara dan hasil penelitianya disepakati oleh kedua belah pihak, penelitia dan subjek penelitian. 22 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini dipilih secara purposive bertujuan
sebagai
teknik
pengambilan
sumber
data
dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu yaitu, orang tersebut dianggap lebih tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa, sehingga akan memudahkan penelitian menjelajahi obyek /situasi sosial yang akan di teliti. Direktur Social Movement Institute, bidang Advokasi, bidang jaringan dan dua orang teroris akan dijakan rujukan utama dalam pengambilan sumber data selama dilapangan. a. Observasi Observasi sering disebut sebagai proses pengamatan, dalam istilah yang sederhana adalah dimana peneliti atau pengamat terjung langsung ke lokasi penelitian. Observasi juga dapat dipahami sebagai proses pemeran serta sebagai pengamat. 23 artinya 22 23
peneliti
hanya
Ibid., hlm. 44. Lexy J. Moleong, Metodologi...,hlm. 135.
berperan
sebagai
pengamat
dan
13
menafsirkan atas apa yang terjadi dalam sebuah fenomena. Namun demikian, untuk memperoleh tujuanya, observasi tidak semudah yang dibayangkan, sebab dalam bergaul dengan informan, peneliti harus berhadapan dengan informan yang mempunyai berbagai macam perasaan, keyakinan, pandangan, serta ungkapan tertentu yang tidak mudah untuk diungkap observasi yang peneliti amati antara lain model pakaian, dan janggut. b.
Dokumentasi Dokumentasi merupakan salah satu cara peneliti untuk mengumpulkan bahan-bahan dalam bentuk dokumen yang relevan dengan tema penelitian baik berupa penelahaan bahanbahan pustaka berupa buku-buku yang terkait dengan terorisme, jurnal karya ilmiah Psikoislamika Jurnal Psikologi Islam, Terorisme: aksi kekerasan atas dasar agama,
gambar (foto)
Social Movement Institute dalam melakukan strategi advokasi terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan. c. Wawancara Wawancara
yang
akan
dilakukan
peneliti
selama
dilapangan dengan dua model, yaitu wawancara tidak terpimpin dan wawancara terpimpin. Wawancara tidak terpimpin akan dilakukan peneliti kepada bidang advokasi dan jejaring Social Movement Institute untuk tahap awal penelitian, hal ini dilakukan
14
untuk membuka dan membangun keakraban dalam melakukan wawancara terpimpin kedepanya. Proses wawancara tidak terpimpin dilakukan tanpa jadwal yang mengikat karena hal ini dilakukan di
waktu senggang antara peneliti dan yang ingin
diwawancarai. Yaitu, direktur Social Movement Institute, bidang jaringan, dalam kurun waktu 27 Januari sampai 29 Februari 2016. Wawancara terpimpin dilaukan ketika wawancara dengan direktur dan bidang adokasi Social Movement
Institute,
wawancara jenis ini memerlukan waktu dan perjajian kepada direktur dan bidang advokasi untuk melakukan wawancara terpimpin. Dalam penelitian ini wawancara terpimpin digunakan selama 3 kali sesi, yaitu wawancara kepada direktur Social Movement Institute dan bidang advokasi. 3. Analisis Data Jenis
penelitian
kualitatif
memungkinkan
analisa
data
dilakukan pada waktu berada di lapangan atau setelah kembali dari lapangan. Alur analisis data yang dilakukan mengikuti model analisis interaktif sebagaimana yang dilakukan oleh Milesa dan Huberman24, yaitu proses analisis yang dilakukan bersama dengan pengumpulan data. Analisis data pada dasarnya mempunyai tiga jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan 24
Matthew B. Miles & A.Michael Huberman, Qualitative Data Analisyis, Second Edition (Thousand Oaks, London New Delhi:Sage Publication,1992) dialih bahasakan oleh Tjetcep Rohendi Rohidi, (Jakarta:UI Press, 1992), hlm. 16.
15
penarikan kesimpulan. Ketiga proses ini terjadi terus menerus selama pelaksanaan penelitian baik pada peroide pengumpulan data maupun setelah data terkumpul seluruhnya. Tiga alur kegiatan komponen analisis data model interaktif dari Mile dan Huberman adalah sebagai berikut.25 a. Reduksi Data Reduksi data yang peneliti maksud ialah proses pemilihan,
penyelesaian,
pemusatan
perhatian
pada
penyerderhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Hal ini dilakukan karena data yang dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, dokumentasi serta foto dalam jumlah yang terlalu banyak dan kompleks, sehingga perlu dilakukan reduksi data untuk memilih yang relevan dengan penelitian. Reduksi
data
pada
penelitian
dilakukan
dengan
pemilahan dan pemilihan data yang telah diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi selama dilapangan mulai 27 Januari sampai 29 Februari 2016. b. Penyajian Data atau Display Data Penyajian data atau display data ini merupakan sekumpulan informasi yang telah disusun dari hasil reduksi data, dimana dari penyajian ini memungkinkan untuk dapat ditarik
25
Ibid., hlm. 17-18.
16
kesimpulan atau pengambilan pengambilan tindakan lebih lanjut. Dalam penelitian kualitatif, apabila data yang diperoleh telah banyak dan agar tidak terjadi kesulitan dalam penguasaan informasi, baik secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian, maka dapat disusun narasi yang terpola untuk memudahkan penguasaan informasi atau data yang dimaksud. c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan
kesimpulan
atau
verifikasi
merupakan
kegiatan interpretasi, dengan maksud untuk menemukan makna dari data yang telah disajikan, misalnya dengan menghubunghubungkan antara data satu dengan yang lain. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif yang sederhana dan efektif, sehingga membentuk konfigurasi kata-kata yang mudah difahami. Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian, yaitu untuk
menverifikasi
dengan
mengecek
keabsahan
atau
kebenaran data dan informasi yang telah terkumpul selama di lapangan. Tujuanya adalah agar hasil penelitian mengenai strategi advokasi eks-teroris Social Movement Institute lebih dapat dipercaya. Pengecekan informasi atau data dilakukan peneliti pasca wawancara, ditempuh dengan mengkonfrmasikan
17
hasil wawancara dengan responden yang dimulai 27 Januari 2015 sampai pada 29 Februari 2016 . 4. Validitas Data Validitas data dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk membuktikan
data
yang
diperoleh
dengan
keadaan
yang
sesungguhnya. Hal ini perlu dilakukan dalam upaya untuk memenuhi informasi yang dikemukakan oleh peneliti sehingga mengandung nilai kebenaran. Sedangkan usaha peneliti dalam memperoleh keabsahan data dapat dilakukan dengan beberapa teknik diantaranya:26 a. Trianggualasi (gabungan) Trianggulasi
dilakukan
peneliti
untuk
pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lebih diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah trianggulasi data, sumber,metode dan teori, adapun jenis trianggulasi tersebut, yaitu: 1)
Trianggulasi
dengan
data,
dalam
hal
ini
peneliti
menggunakan berbagai jenis sumber data dan bukti dari situasi yang berbeda. Ada tiga sumber yaitu, orang, waktu, dan ruang. Orang, peneliti mengumpulkan data-data dari orang berbeda yang melakukan aktivitas sama. Waktu,
26
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian..., hlm. 325.
18
peneliti mengumpulkan data pada waktu berbeda. Ruang, peneliti mengumpulkan data di tempat berbeda. 2)
Trianggulasi
dengan
sumber
dalam
penelitian
ini
membandingkan dan mengecek kembali kepercayaan suatu informasi yang diperoleh pada waktu yang cukup dan alat yang berbeda dengan metode kualitatif. 3)
Trianggulasi dengan metode wawancara digunakan peneliti untuk melihat hasil wawancara dan observasi dapat dibandingkan apakah hasil temuan sama atau tidak. Berarti suatu strategi dengan pengecekan drajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa sumber data dengan metode yang sama.
4)
Trianggulasi dengan teori, dalam penelitian ini berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa terhadap kepercayaan dengan satu atau teori yang lebih. 27 Peneliti menggunakan berbagai persfektif teori untuk memberikan pemahaman yang lebih baik saat memahami data.
27
Ibid., hlm. 330.
19
Gambar I Bagan Trianggulasi WAWANCARA
HASIL
DOKUMENTASI
PENGAMATAN
Namun peneliti menggunakan tringulasi sumber, berarti dilakukan wawancara
dengan dengan
Pertama, data
membandingkan hasil
data
pengamatan.
hasil Kedua,
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen. Dan ketiga, membandingkan hasil wawancara dengan, pengamatan, dan dokumentasi. Kemudian mengecek hasil dari analisa.
20
5. Proses Penelitian Penyusunan laporan mengenai strategi advokasi Social Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan ini dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap Pertama, sejak semester satu digunakan untuk mengikuti berbagai bentuk kagiatan yang dilakukan Social Movement Institute, dengan bantuan teman-teman organisasi daerah Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Bulukumba Yogyakarta (IKPMB-Y) khususnya ketua yang banyak memberi jadwal kegiatan Social Movement Institute. Pertemuan awal dengan Direktur Social Movement Institute berawal dalam kegiatan Musyawarah Besar IKPMB-Y mendampingi sebabagai Moderator dan Mas Eko Sebagai Pembicara. Kegiatan demi kegiatan Social Movement Institute saya ikuti seperti, diskusi film yang dilakukan di halaman kantor Social Movement Institute dan di Pelataran Kantor Tribun Timur Jogja. Tahap Kedua, pada semester tiga dengan adanya mata kuliah praktikum pekerjaan sosial antara bulan Oktober 2015 sampai dengan Desember 2015 dipergunakan untuk praktikum di Social Movement Institut. Melalui bidang advokasi dan jejaring diberi jalan untuk mendapatkan persetujuan praktikum sebelum mengajukan surat praktikum ke direktur Social Movement Institute. Namun, proses untuk berinteraksi dengan teman-teman di lembaga ini butuh waktu satu bulan untuk dapat akrab dan saling menyapa. Bulan kedua praktikum, penulis sudah diperbolehkan mengikuti kagiatan lembaga, seperti kegiatan Sekolah
21
Hukum Rakyat yang dilakukan selama 3 hari dengan peserta dari berbagai daerah yang ada di Indonesia yang bertempat di Aula Asrama Mahasiswa Kepulauan Riau, Kegiatan seminar international PUKAT UGM sebagai perwakilan Social Movement Institute, seminar International HAM di Surabaya sebagai peserta aktif selam 2 hari, dan berbagai kegiatan yang ada di Social Movement Institute. Tahap Ketiga, merupakan masa penelitian tentang Strategi Advokasi Social Movement Institute terhadap Teroris dan eks-teroris yang mengalami stigma merugikan. Awalnya penulis bertemu dengan bidang advokasi Social Movement Institute yang merupakan alumni pesantren AlMukmin Nguruki. Setelah bidang advokasi Social Movement Institute becerita banyak tentang pengalamanya bersama teman-teman
dalam
melakukan advokasi terhadap teroris selama ini. penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Betapa tidak, dari cerita-cerita yang disampaikan bidang advokasi ini, banyak hal yang menarik untuk diterliti, khusunya masalah hak-hak kemanusiaan yang menurut mereka banyak mengalami permasalahan. Dengan cepat penulis mengajukan proposal penelitian tentang strategi advokasi Social Movement Institute terhadapa teroris dan yang menalami stigma negatif. Selama melakukan penelitian di Social Movement Institute, banyak hal yang penulis dapatkan terutama adanya kecurigaan beberapa temanteman Social Movement Institute maupun PUSHAM UII tentang penelitian ini, bahkan menganggap penulis sebagai intelijen. Namun
22
penulis pun berusaha meyakinkan bahwa, penelitian ini semata-mata tugas akhir dari kuliah tanpa ada intervensi dari pihak lain. Begitupun dengan eks- teroris yang penulis temui untuk melakukan wawancara. Namun, proses untuk bertemu memakan waktu dua bulan, dengan bantuan bidang advokasi Social Movement Institute yang menghubungi ikhwan-ikhwan di Semarang sebagai penghubung. Istilah ikhwan melekat dan sebagai identitas di antara mereka, Pada jam 05:00 subuh tepatnya tanggal 24 Februari 2016 penulis berangkat dari Jogja bersama deangan seorang teman kemudian sampai di Semarang pada jam 11:00. Penulis pun dapat bertemu dengan ikhwan-ikhwan di Semarang,
tepatnya di Semarang
Barat. Setelah sampai di rumah ikhwan, penulis menyampaikan maksud untuk melakukan silaturahim dengan ikhan-ikhwan Semarang atas nama Social Movement Institute. dalam proses wawancara terkendala dalam bahasa, seperti ketika pertama kali bertemu dengan ikhwan Semarang. Mereka memakai bahasa Jawa. Tetapi penulis mengatakan bahwa tidak paham menggunakan bahasa Jawa, barulah ikhwan menggunakan bahasa Indonesia. Setelah lama berdialaog di rumah ikhwan, penulis diajak untuk melihat beberapa sekolah Jamaah Islamiah yang berada di Semarang sekaligus menjemput Putrinya yang menempuh pendidikan di Sekolah milik Jamaah Islamiah. Setelah menjemput dan mengantar anak ikhwan kembali ke rumah.
23
Selanjutnya penulis diajak silaturahim ke salah satu ikhwan yang 4 bulan lalu baru kaluar dari lembaga pemasyarakatan dengan dakwaan teroris dan 5 hari yang lalu anaknya diamankan aparat keamanan karena terduga teroris. Namun, kondisi untuk melakukan pembicaraan yang mendalam kepada ikwan ini, tidaklah memungkinkan.
karena masih
dalam suasana yang tidak normal. Pertemuan penulis dengan ikhwan Semarang berakhir ketika adzan Magrib berkumandang. Penelitipun memutuskan untuk kembalik ke Yogyakarta. informan terakhir yang penulis temui ialah AT di sebuah acara diskusi “ Hak Asasi Manusia dan Terorisme” diadakan di sekretariat Social Movement Institute. Setelah beberapa kali bertemu dan berkomunikasi dengan direktur Social Movement Institute, Pada tanggal 1 Maret 2016, direktur Social Movement Institute mengajak penulis ke Nusakabangaan untuk melihat proses advokasi terhadap tersangka teroris. Namun, pada jam 2 malam disaat rombongan siap berangkat, terbitlah surat ketetapan dari MENKOPOLHUKAM bahwa, untuk saat ini tidak diperbolehkan mengunjungi tersangka teroris kecuali keluarga inti, membuat rombongan Social Movement Institute batal melakukan kunjungan dan melakukan diskusi serta
langsung berkoordinasi dengan bidang Advokasi untuk
membuat surat keberatan terhadap peraturan yang dibuat, membuat diskusi tentang revisi UU Terorisme dan Ancaman Militerisme serta Aksi Demonstrasi yang bekerjasama dengan KontraS mengenai “Densus 88
24
membunuh dengan fasilitas negara” yang dilakukan di Tugu. Selanjutnya, Tahap terakhir adalah penulisan dari rangkaian penelitian ini. Gambar II Alur Penelitian KAJIAN TEORITIK ROBERT L. SCHNEIDER, LORI LESTER: ADVOKASI PEKERJAAN SOSIAL KERANGKA BARU UNTUK BERTINDAK
KAJIAN EMPIRIK SOCIAL MOVEMENT INSTITUTE
Strategi advokasi teroris dan eks teroris (studi kasus strategi advokasi social movement institute terhadap teroris dan eks teroris yang mengalami stigma merugikan) Stategi advokasi
Bagaimana strategi advokasi Social Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan?
Metode kualitatif Observasi Teknik pengumpulan data
Analisis data
Triangulasi
Hasil penelitian
Wawancar aaaaa Dokument asi
25
F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulis dalam mendapatkan gambaran tentang bahasan yang dilakukan dalam penelitian ini, maka penulis akan menggunakan sistematika pembahasan tesis ini terdiri lima bab. Bab pertama, merupakan pendahuluan yang isinya memaparkan pembahasan judul, latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Tujuannya adalah memberikan gambaran yang jelas tentang isi dari karya tulis ilmiah ini. Bab kedua, merupakan kerangka teoritik berupa strategi advokasi, definisi advokasi, tujuan advokasi, unsur-unsur pokok advokasi serta pengatar sejarah terorisme, pengertian terorisme. Karateristik terorisme, bentuk-bentuk teror, motivasi tindakan teror dan sasaran teroris. Bab ketiga, merupakan paparan hasil penelitian yang berupa gambaran umum Social Movement Institute (SMI) Yogyakarta yang berisikan sejarah berdirinya, visi dan misi, tujuan dan sasaran, tugas/fungsi, personalia dan struktur organisasi, program-program, dan sumber dana. Bab keempat, merupakan pembahasan tentang jawaban dari rumusan masalah berdasarkan hasil penelitian tentang bagaimana strategi advokasi yang dilakukan Social Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan? apa saja faktor penghambat dan pendukung
26
Social Movement Institute dalam melakukan advokasi dan bagaimana cara menanganinya?. Bab kelima, adalah penutup dari karya ilmiah yang ditulis oleh penulis yang berisi kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan adalah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah serta bukan semata-mata ringkasan dari seluruh pembahasan sebelumnya.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan Dari pembahasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat dua bentuk strategi advokasi Social Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan yaitu strategi litigasi dan non litigasi: Pertama strategi litigasi, melakukan pendampingan di pengadilan terhadap terduga teroris bekerjasama dengan tim pengacara muslim dan melakukan pendataan pasal-pasal yang dianggap pertentangan dengan HAM. Kedua strategi non litigasi, dengan melakukan beberapa strategi pertama,diskusi dan training advokasi ummat, tujuan tersebut untuk memberikan pembelajaran advokasi, hak asasi manusia kepada gerakan Islam dan kalangan pesantren. Kedua, pembentukan forum advokasi ummat. Pembentukan tersebut bertujuan untuk kamandirian terhadap gerakan Islam khusunya kalangan pesantren dalam melakukan kerja-kerja advokasi. Ketiga, pendampingan terhadap keluarga teroris dan eks-teroris. Pendampingan yang bertujuan dilakukan untuk mengurangi beban hidup keluarga teroris dan eks-teroris. Keempat, pendampingan terhadap teroris yang ada di lembaga pemasyarakatan. Pendampingan yang dilakukan untuk membantu kebutuhan yang yang diperlukan selama dipenjara.
114
115
Kunjungan ini sekaligus sebagai cara Social Movement Institute untuk bertukar pandangan, pendapat dan gagasan. Kelima, publikasi Sebagai wadah untuk memberitakan ke khalayak luas tentang isu-isu yang terjadi di kalangan mereka. Keenam, membangun koalisi dengan pihak lain untuk menambah jejaring khusunya terkait isu-isu yang dihadapi. Ketujuh, lobi dan pendanaan sebagai salah satu penopang di dalam melakukan kerjakerja advokasi. Melihat strategi advokasi yang dilakukan Social Movement Institute terhadap teroris
yang mengalami stigma merugikan. Peneliti
menyimpulkan bahwa, strategi advokasi yang dilakukan Social Movement Institute secara garis besar menggunakan
advokasi litigasi dan non
litigasi, berfokus pada pendampingan hak-hak asasi manusia. B.
Saran Setelah melakukan penelitian mengenai strategi advokasi Social Movemet Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan. Maka penulis perlu memberikan saran-saran, diantarannya : 1.
Untuk kepentingan akademis penelitian ini merupakan langkah awal mengetahui strategi-strategi advokasi Social Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan. Penelitian ini masih berupa pemaparan (deskripsi) dari strategi advokasi Social Movement Institute terhadap yang mengalami stigma merugikan. Mendorong kalangan akademisi untuk terlibat dalam advokasi teroris serta bersikap kritis terhadap ketidakadilan yang dialami teroris.
116
2.
Mendesak
pemerintah
hendaknya
segera
menangani
kasus
ketidakadilan yang dialami para teroris. 3.
Untuk pendidikan pekerjaan sosial memberikan pemahaman baru mengenai advokasi teroris yang mengalai stigma merugikan.
4.
Mendorong Social Movement Institute tetap mempertahankan independensi lembaga dalam melakukan advokasi di masyarakat. Khususnnya advokasi terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan.
5.
Untuk bidang advokasi selalu pertahankan strategi advokasi Social Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugikan Namun, perlunya pemantauan lanjutan terkait strategi advokasi yang dilakukan.
6.
Untuk bidang jaringan, menjaga silaturahim terhadap teroris dan eksteroris dan tetap semangat pantang menyerah. Walaupun pihak aparat keamanan selalu mengawasi karena dianggap dekat oleh jaringan teroris. Namun, pendampingan yang dilakukan merupakan mengejawantahan dari visi dan misi Social Movement Institute.
7.
Untuk teroris, eks-teroris dan keluarga, melakukan tindak lanjut terhadap pendampingan yang telah dilakukan Social Movement Institute. Proses pendampingan yang dilakukan selam ini hendaknya tetap berlanjut.
117
C.
Implikasi penelitian Implikasi penelitian ini diharapkan menjadi reaktuakisasi terhadap advokasi Social Movement Institute terhadap teroris yang mengalami stigma merugika, khususnya persoalan ketidakadilan yang dialami teroris, pemenuhan akan hak asasi manusia teroris tidak seutuhnya didapatkan terutama di dalam lembaga pemasyarakatan. Oleh karena itu, advokasi teroris yang dilakukan Social movement Institute tidak terlepas dari kelalaian aparat yang telah melakukan pelanggaran hak asasi terhadap teroris baik ketika meraka sebagai terduga maupun tersangka.
D.
Penutup Sebagai penutup tesis yang berjudul “Strategi Advokasi Social Movement
Institute
Terhadap
Teroris
Yang
Mengalami
Stigma
Merugikan”, penulis mengucapkan rasa syukur Alhamdulilah kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
ini. Penulis juga menyadari bahwa
selama melakukan proses pengumpulan data di Social Movement Institute Yogyakarta maupun proses penelitian secara keseluruhan, masih banyak kekurangan dan masih memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu penulis meminta saran serta kritikan dari pembaca demi terwujudnya karya yang lebih bagus dan lebih bemanfaat lagi. Syukur adalah kata yang terucap ketika tesis ini dapat terselesaikan, hanya ridho dan rahmat Allah SWT semata sehingga seluruh
118
proses penyusunan tesis ini dapat berjalan dengan lancar, sebagai langkah penting dari study penulis di Program Interdicipinary Islamic Studies Konsentrasi Pekerjaan Sosial Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dapat terwujud. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tesis ini. Semoga segala bantuan yang telah diberikan menjadi amal soleh dan mendapatkan ridhonya, Amin. Jazakallahu Khairan Katrisan.
119
DAFTAR PUSTAKA
Dennis, Selleby, The Streng Persfective in Social Work practice 4th edition, USA: Pearson Education inc, 2006. Djari, Marthen Luther, Terorisme dan TNI, Jakarta: CMB Press, 2013. Djelantik, Sukawarsini, Terorisme Tinjauan psiko-Politis, Peran Media, Kemiskinan, dan Keamanan Nasional, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010. Fakih, Mansour, Masyarakat Sipil Untuk Transformasi Sosial Pergolakan Ideologi Lsm Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996. Huda, Miftachul, Ilmu kesejahteraan Sosial Paradigma Dan Teori, Yogyakarta: Samudera Biru, 2013. ----------------------, Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Puastaka Pelajar, 2009. Hendropriyono, A.M, Terorisme Fundamentalisme Kristen, Yahudi, Islam, Jakarta: Kompas, 2009. Ife, Jim, Community Development, Creating Community AlternativesVision, Analysis and Practice Australia: Longman, 1995. Jauinuri, Achmad, Terorisme dalam Wacana Kontemporer Islam: Akar Ideologi dan Tuntutan Aksi, Pidato Pengukuhan Guru Besar, IAIN Sunan Ampel, Surabaya, Selasa,12 September, 2006. Matthew B. Miles & A.Michael Huberman, Qualitative Data Analisyis, Second Edition (Thousand Oaks, London New Delhi: Sage Publication,1992) dialih bahasakan oleh Tjetcep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992.
120
Moleong, Lexi j, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009. Mubaraq, Zulfi, Tafsir Jihad Menyingkap Tabir Fenomena Terorisme Global, Malang: UIN-MALIKI Press, 2011. Nurhadi, Teori Sosial Kritis, Penerapan Dan Aplikasinya, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2009. Nazir, Moh, Metode Penelitian, Bogor: Galia Indonesia,2005. Poerdawarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Diolah Kembali Oleh Departemen Pendidikan Indonesia, Cet, Kesepuluh, Jakarta: Balai Pustaka, 2011. Schneider, Robert, Social Work Advocacy, diterjemahkan oleh Tim STKS Bandung dan Biro Humas Departemen Sosial RI, Jakarta: Pustaka Societa, 2008. Salam, Faisal, Motivasi Tindakan Terorisme, CV. Mandar Maju: Bandung, 2005. Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Starategis Membangun Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial, Bandung: Rafika Aditama, 2009. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabeta, 2010. Scheider, Robert L, Advokasi Pekerjaan Sosial Kerangka Baru Untuk Bertindak, Jakarta: Pustaka Societa, 2008. Syafaat, Rachmad, Metode Advokasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Malang: Intrans publishing, 2008.
121
Rahnema, Ali, Ali Syariati Biografi Politik dan Intelektual Revolusioner, Jakarta : Erlangga, 2002. Usman, Husaini, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara,2008 Wrihatlono, Randy, Manajemen Pemberdayaan-Sebuah Pengantar dan Panduan Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Alex Media Komputindo, 2007. Wahid, Abdul, Kejahatan Terorisme Persfektif Agama, HAM dan Hukum, Bandung: Refika Aditama, 2004.
JURNAL /MAJALAH Abdullah, M. Amin, Paradigma Keilmuan UIN Sunan Kalijaga: Interratif Interkonektif. Program Studi Sosiologi Fakutlas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jurnal Sosiologi Reflektif, Vol. 1, No. 1 Oktober 2006. Ali Taskiri, Ayatullah Syaikh Muhammad, Defenisi Terorisme , Ditejemahkan Oleh Hikmat Danujaya dari “The Defenition Of Terrorism” dalam Al-Tawhid, No. 1/Vol.V, Muharram 1408 AH/1987, Al-Huda, Jurnal Kajian IlmuIlmu Islam, Vol. II No. 6, 2002. Majalah Al-Isra, Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia, Edisi 10 Juli, tahun 2009. Prajarto, Nunung, Terorisme dan Media Massa: Debat Keterlibatan Media, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol.8, No. 1, Juli 2004. PERTA, Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi, Indonesia Pasca Serangan Teroris ke WTC,Vol. IV, No. 02. Tahun. 2001.
122
Psikoislamika, Jurnal Psikologi Islam, Lembaga Penelitian Pengembangan Psikologi dan Keislaman (LP3K) Fakultas Psikologi Universitas islam Negeri Malang.,volume 7, Nomor 1, Tahun 2010. Qadir, Zuly, Terorisme, Agama dan Keamanan, Jurnal Dialog Kebijakan Publik, Departemen Komnikasi dan Informatika, Edisi 8, vol III, Tahun 2009. BERUPA PENELITIAN Adila, Ismal Mengenai Media Dan Pemberitaan Terorisme (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Indonesia Pada Surat Kabar Kompas Edisi Tahun 2010), Yogyakarta: Pascasarjana Fisipol UGM, 2011. Purwadidada, Fajar, “Jaringan Teroris Solo Dan Implikasinya Terhadap Keamanan Wilayah Serta Strategi Penanggulanganya (Studi Wilayah Solo,Jawa Tengah)”. Yogyakarta: Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional, 2014. Saronto,
Pelaksanaan
Program
Rehabilitasi
Melalui
Proses
Deradikalisasi Bagi Pelaku Terorisme Menurut Undang-Undung Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Pengesahan Asean Convention On Counter Terrorism, Yogyakatra: Pascasarjana UGM Program Magister Ilmu Hukum, 2014. Widagyo, Untung, Sikap Masyarakat Terhadap Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Terorisme Dan Implikasinya Bagi Ketahanan Wilayah (Studi Di Kota Surakarta), Yogyakarta: Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional, 2005.
123
Zudairan, Muhammad, Advokasi Kebijakan Civil Society Organization (Studi Kasus: Rifka Annisa dalam Strategi Advokasi Kebijakan Perlindungan Perempuan di Yogyakarta, Yogyakarta:Tesis Jurusan Politik dan Pemerintahan, 2014. WEB http://www.beritasatu.com/hukum/38412-bom-bali-i-rencananyadiledakkan-11-september.html. http://nasional.news.viva.co.id/news/read/76685pelaku_tahu_persis_siapa _sasarannya http://www.antaranews.com/berita/42263/pelaku-bom-bali-2005-diganjar15-tahun-penjara. http://kabarinews.com/tak-trauma-polisi-yang-telapak-tangannya-hancurkarena-bom-buku/36483. ,http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/28/18095851/Ayah.Pelaku. Bom.Thamrin.Minta.Maaf.kepada.Rakyat.Indonesia. http://dprd-tegalkota.go.id/index.php/news/1235-tolak-teroris-dprddukung-gerakan-kami-tidak-takut http://www.palopopos.co.id/toraja/item/12195-ratusan-masyarakat-torajakutuk-terorisme.html http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/01/16/357342/wargatolak-jenazah-terduga-teroris-anggota-dewan-beri-pemahaman. http://www.republika.co.id/berita/ensiklopediaislam/khazanah/09/08/26/71936-ali-syariati-simbol-kaum-muda-iran-abad-20.
124
http://www.koran-jakarta.com/?112-1000-ormas-perbarui-pendaftaran,. Mubarok. 2010. Stigmatisasi Pemberitaan Terorisme Di Media Massa (Jurnal
Tesis
Pascasarjana
Undip),
ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/4443/4053. Republika,co.id, Pejabat Inggris: Islam Bukan Teroris, Tapi Agama Cinta Damai. WAWANCARA Direktur Social Movement Institute Bidang Advokasi Social Movement Institute Bidang Jaringan Social Movement Institute Bendahara Umum Social Movement Institute 3 Orang Pengurus Harian Social Movement Institute 3 Orang Teroris
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Muh. Syahrur
TTL
: Palioi 14 April 1990
Alamat
: Jln. Andi Pangeran Petta Rani No. 03 Tanah Kong-Kong Ujung Bulu Kab.Bulukumba Sulawesi Selatan
Email
:
[email protected]
Facebook
:muhammad syahrur
Pendidikan Formal SDN 181 Tanah Kong-Kong
1997-2002
MTs Darul Istiqamah Pusat Maccopa Maros
2002-2004
MA Darul Istiqamah Cab. Bulukumba
2004-2008
UIN Alauddin Makassar
2008-2012
Pascasarjana UIN Suka
2014-2016
Pendidikan Non Formal Smart Internatinal Course
2012
International Scientific Hypnoteraphy (School Of Hypnotherapy)
2013
ELFAST Course
2013
Aktivitas Organisasi Organisasi Santri Darul Istiqamah (OSDI)
ketua
2005-2006
Kelompok Ilmiah Remaja Darul Istiqamah
Seketraris
2004-2007
HMJ PMI Kon. Kessos
Pengurus
2008-2009
BEM Fak. Dakwah dan Komunnikasi
Pengurus
2009-2010
HMI Komisariat Dakwah
Ketua
2009-2010
HMI Cabang Makassar 2012
Kabid Kaderisasi
Kerukunan Keluarga Makasiswa Bulukumba Makassar 2009-2012
2010-
Anggota
Ikatan Mahasiswa Sulawesi Selatan Yogyakarta (IKPMB-Y) Anggota kehormatan 2014-2016. Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial (FORKOMKASI) pengurus 2012 Association Of Sulawesi Student (ASSET) sekjen 2013 Tapak Suci Putera Muhammadiyah 2007 Aktivitas Pelatihan dan Kegiatan Ilmiah BasicTraining HMI Cab. Makassar peserta 2009 Intermediate Training HMI Cab. Palopo peserta 2011 Senior Course HMI Cab. Makassar peserta 2011 School Of Hypnotheraphy peserta 2013 Workshop Social Work Cross Culture peserta 2016 Dialog Kebangsaan, Islam Indonesia oleh Jurusan Filsafat Agama UIN SUKA peserta 2015 Seminar Bipolar oleh Psikologi UIN SUKA peserta 2014 International Seminar and Human Right Update oleh SEAHRN peserta 2015 The International Conference On The Right Of People With Disabilities and Promotion oleh PLD UIN SUKA peserta 2015 Seminar Pribumisasi Pekerjaan Sosial oleh IIS Pascasarjana UIN SUKA peserta 2014 Seminar Development For Welfare Movement oleh FORKOMKASI Regional DIY peserta 2014 Dialog Interaktif Persoalan disahkanya DIY tentang Gelandangan dan Pegemis oleh PMI UIN SUKA peserta 2014 Bedah Buku antara Barat dan Timur: Batasan, Relasi dan Globalisasi oleh IKPM UIN SUKA peserta 015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Muh. Syahrur
TTL
: Palioi 14 April 1990
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat Asal
: Jln. Andi Pangeran Petta Rani No. 03 Tanah Kong-Kong Ujung Bulu Kab.Bulukumba Sulawesi Selatan
Alamat Domisili
: Ambarukmo, RT 12/rw 04, Caturtunggal, Depok, Sleman DIY
Facebook
: Muhammad syahrur
Nama Ayah
: Muh. Ramli
Nama Ibu
: Sunarti
Telepon
:085396416923
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan Formal SDN 181 Tanah Kong-Kong
1997-2002
MTs Darul Istiqamah Pusat Maccopa Maros
2002-2004
MA Darul Istiqamah Cab. Bulukumba
2004-2008
UIN Alauddin Makassar
2008-2012
Pascasarjana UIN Suka
2014-2016
Pendidikan Non Formal Smart Internatinal Course
2012
International Scientific Hypnoteraphy (School Of Hypnotherapy)
2013
ELFAST Course
2013
Aktivitas Organisasi Organisasi Santri Darul Istiqamah (OSDI)
ketua
2005-2006
Kelompok Ilmiah Remaja Darul Istiqamah
Seketraris
2004-2007
HMJ PMI Kon. Kessos
Pengurus
2008-2009
BEM Fak. Dakwah dan Komunnikasi
Pengurus
2009-2010
HMI Komisariat Dakwah
Ketua
2009-2010
HMI Cabang Makassar
Kabid Kaderisasi
2010-2012
Kerukunan Keluarga Makasiswa Bulukumba Makassar Anggota
2009-2012
Ikatan Mahasiswa Sulawesi Selatan Yogyakarta (IKPMB-Y) Anggota kehormatan 2014-2016. Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial (FORKOMKASI) pengurus 2012 Association Of Sulawesi Student (ASSET) sekjen 2013 Tapak Suci Putera Muhammadiyah 2007 Aktivitas Pelatihan dan Kegiatan Ilmiah BasicTraining HMI Cab. Makassar peserta 2009 Intermediate Training HMI Cab. Palopo peserta 2011 Senior Course HMI Cab. Makassar peserta 2011 School Of Hypnotheraphy peserta 2013 Workshop Social Work Cross Culture peserta 2016 Dialog Kebangsaan, Islam Indonesia oleh Jurusan Filsafat Agama UIN SUKA peserta 2015 Seminar Bipolar oleh Psikologi UIN SUKA peserta 2014 International Seminar and Human Right Update oleh SEAHRN peserta 2015 The International Conference On The Right Of People With Disabilities and Promotion oleh PLD UIN SUKA peserta 2015 Seminar Pribumisasi Pekerjaan Sosial oleh IIS Pascasarjana UIN SUKA peserta 2014 Seminar Development For Welfare Movement oleh FORKOMKASI Regional DIY peserta 2014 Dialog Interaktif Persoalan disahkanya DIY tentang Gelandangan dan Pegemis oleh PMI UIN SUKA peserta 2014