ADVERB OF MINANGKABAU LANGUAGE IN SINGGALANG NEWSPAPER 1
Ruci Anggraini1, Eriza Nelfi2, Elvina A. Saibi 2 Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Bung Hatta E-mail : ruci_
[email protected] 2 Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Bung Hatta Abstract
Research of Minangkabau Language in Singgalang Newspaper did because there are many adverb variation of from, function, and meaning ini Singgalang Newspaper. This research has purpose to describe from, function, and meaning of adverb of Minangkabau language in Singgalang Newspaper. The writer use Alwi et al and Chaer‟s theory to analyse adverb of Minangkabau Language in Singgalang Newspaper. Method that used to collecting data is observation method and note taking technique. Next to analysing data used substitution and deletion technique. Adverb that found in Singgalang Newspaper is single adverbs and combines adverbs that have function to explain verb, noun, and adjective. Position of adverb that found adverb that precedes word explained and adverb that follow word describe. There fourteen meaning of adverb that found, (1) disclaimer adverb, (2) qualitative adverb, (3) limitation adverb, (4) degreeadverb, (5) time adverb, (6) completed adverb, (7) certainty adverb, (8) offering adverb, (9) compulsion adverb, (10) wish adverb, (11) frequentative adverb, (12) addition adverb, (13) ability adverb, and (14) expectation adverb. Key words: adverb, noun, verb, adjektive sintaksisnya adverbia terdiri atas empat, yaitu
Pendahuluan Secara
umum
adalah
(1) adverbia yang mendahului kata yang
kategori yang mendampingi nomina, verba,
diterangkan, (2) adverbia yang mengikuti
dan adjektiva. Dalam pembentukan frase,
kata yang diterangkan, (3) adverbia yang
adverbia berfungsi untuk menjelaskan verba,
mendahului
atau
adjektiva, atau adverbia lainnya dalam
diterangkan,
dan
pembentukan
Chaer
mendahului
(2009:49) adverbia disebut juga dengan kata
diterangkan.
Menurut
keterangan. Adverbia dapat dikaji dari tiga
Dilihat
segi
segi,
adverbia terdiri atas empat belas, yaitu (1)
frase.
yaitu segi
adverbia
Menurut
bentuk, segi perilaku
sintaktis, dan segi perilaku semantisnya.
adverbia
Menurut Alwi, dkk (2003:199-200)
dari
dan
mengikuti (4)
kata
yang
adverbia
yang
mengikuti Chaer
perilaku
sangkalan,
(2)
kata
yang
(2009:49) semantisnya
adverbia
penjumlahan, (3) adverbia pembatasan, (4)
dilihat dari segi bentuknya, adverbia terdiri
adverbia derajat,
atas dua, yaitu (1) adverbia tunggal, dan (2)
adverbia keselesaian, (7) adverbia kepastian,
adverbia
(8) adverbia menyungguhkan, (9) adverbia
gabungan.
Dilihat
dari
segi
(5) adverbia kala, (6)
keharusan, (10) adverbia keinginan, (11)
berfungsi menerangkan nomina
adverbia
adverbia
Posisi adverbia banyak „banyak‟ pada data
penambahan, (13) adverbia kesanggupan,
(1) mendahului kata yang diterangkan. Jika
dan (14) adverbia harapan
posisi adverbia banyak „banyak‟ dibalik,
frekuensi,
(12)
Kajian adverbia yang penulis lakukan adalah
adverbia
dalam
kalimatnya akan tetap berterima. Dilihat dari
kabar
segi makna adverbia bahasa Minangkabau
Singgalang. Surat kabar Singgalang adalah
adverbial banyak „banyak‟ pada data (1)
surat kabar yang terdiri atas berbagai bentuk
mempunyai makna menyatakan jumlah yang
tulisan yang berupa berita dan rubrik. Salah
lebih terhadap kategori yang didampinginya
satunya rubrik yang terdapat
dalam surat
yaitu nomina rumah „rumah‟. Jika adverbia
kabar Singgalang adalah Rubrik Palanta.
banyak „banyak‟ dilesapkan, makna pada
Rubrik Palanta ini memberikan informasi
data (1) tidak lagi menyatakan semua rumah,
yang
tetapi mempunyai makna hanya satu rumah.
berhubungan
surat
rumah.
dengan
masyarakat.
Semua informasi yang disampaikan dalam Rubrik
Palanta
ini
bertujuan
untuk
memberikan pengetahuan kepada pembaca. Penggunaan adverbia yang ditemukan
Dari uraian di atas, terlihat bahwa kajian adverbia bahasa Minangkabau dalam surat
kabar
Singgalang
menarik
untuk
dilakukan. Sepanjang pengetahuan penulis,
dalam Rubrik Palanta bervariasi, misalnya,
penelitian
penggunaan/posisi adverbia. Posisi adverbia
Minangkabau dalam surat kabar Singgalang
dalam Rubrik Palanta
belum pernah dilakukan sebelumnya.
yang ditemukan
terhadap
adverbia
bahasa
adalah adverbia yang mendahului kata yang
Berdasarkan tinjauan pustaka yang
diterangkan dan adverbia yang mengikuti
telah penulis lakukan, penelitian tentang
kata yang diterangkan. Di samping itu,
adverbial sudah pernah dilakukan oleh
adverbia yang banyak ditemukan adalah
Lamtio
adverbia yang mendampingi verba, nomina,
Sumatera Utara dengan judul Adverbia
dan
dalam Bahasa Batak Toba. Hasil yang
adjektiva.
Untuk
lebih
jelasnya
perhatikan kutipan berikut.
(2005)
mahasiswa
Universitas
diperoleh dari penelitiannya adalah adverbia
(1) Banyak rumah nan tatingga dek urang
dalam bahasa Batak Toba ada dua yaitu
punyonyo pai batarawih .
adverbia monomorfemis ialah adverbia yang
Banyak rumah yang ditinggal oleh
terdiri atas satu kata dasar contohnya naeng
pemiliknya pergi shalat tarawih‟
(hendak), nungnga (sudah), leleng (lama).
Pada data (1) terdapat adverbia yang berupa kata dasar
yaitu kata
Adverbia polimorfemis ialah adverbia yang
banyak.
terdiri atas lebih dari satu morfem yang
Adverbia banyak„banyak‟ pada data (1)
disebabkan oleh kata pengulangan kata dasar 2
dan afiksasi contohnya hotop-hotop (cepat-
Berdasarkan penjelasan yang telah
cepat). Sementara itu, Agustin (2013) dari
dikemukakan di atas, penelitian ini bertujuan
Universitas Padjajaran meneliti adverbia
untuk
yang berjudul Pemakaian Adverbia Penanda
bahasa Minangkabau dalam surat kabar
Kualitas dalam Bahasa Indonesia. Hasil
Singgalang.
penelitiannya adalah keterangan cara dalam
mendeskripsikan
bentuk
adverbia
Metodologi
bahasa Indonesia terbagi atas dua, yaitu (1).Keterangan
cara
yang
berupa
Metode penelitian yang digunakan
kata dalam
penelitian
ini
adalah
metode
contoh: malam itu saya tidur nyenyak.
deskriptif. Menurut Sudaryanto (1993:62)
Keterangan cara pada contoh tersebut yaitu
metode deskriptif itu menyaran bahwa
kata nyenyak, kata nyenyak pada contoh (a)
penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau
menerangkan cara verba tidur terjadi. (2).
fenomena yang memang secara empiris
Keterangan cara berupa frase, contoh (b) Pak
hidup pada penutur-penuturnya, sehingga
De Sosro tak henti-hentinya berkomat-kamit.
yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya
Keterangan cara pada contoh (b) tersebut
seperti potret, paparan seperti apa adanya. Metode yang penulis gunakan dalam
yaitu frasa tak henti-henti. Penelitian yang dilakukan Lamtio dan
pengumpulan data penelitian ini adalah metode
Agustin
simak.
Menurut
Sudaryanto
berbeda dengan penelitian yang
(1993:133) metode simak adalah metode
penulis lakukan. Penulis mengkaji adverbia
pengumpulan data yang dilakukan melalui
dari segi bentuk, fungsi, dan makna dalam
proses penyimakan terhadap penggunaan bahasa yang diteliti. Dalam hal ini penulis
surat kabar Singgalang khususnya pada
menyimak
Rubrik Palanta. Teori yang digunakan untuk
berkaitan dengan adverbial pada Rubrik
mengkaji adverbia dari segi bentuk dan
penggunaan
Palanta dalam surat
bahasa
yang
kabar Singgalang.
Selanjutnya, teknik yang digunakan untuk fungsi adalah
teori Alwi, dkk (2003:199-
201), sedangkan untuk mengkaji makna adverbia digunakan teori Chaer (2009:49).
pengumpulan
data
ialah
teknik
catat.
Menurut Sudaryanto (1993:135) teknik catat adalah
teknik
yang
dilakukan
dengan
pencatatan pada kartu data yang dilanjutkan
3
„Yang ada cuma menyengsarakan kehidupan bangsa‟.
dengan klasifikasi atau pengelompokan yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti. untuk
Pada data di atas terdapat advebia
menganalisis data dalam penelitian ini adalah
yang berupa kata dasar yaitu kata cuma
metode agih. Menurut Sudaryanto (1993:15)
„cuma‟
Metode
yang
digunakan
metode agih adalah metode penelitian yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang
bersangkutan
itu
sendiri.
Untuk
menganalisis data digunakan teknik balik dan teknik lesap.
(2). adverbia gabungan adalah gabungan dua buah adverbia yang berbentuk dasar. Contoh : Indak saluruah rumah sakik nan mode itu malayani pasien doh. „Tidak semua rumah sakit yang seperti itu melayani pasiennya‟
Teknik balik adalah teknik analisis yang berupa pembalikan unsur satuan lingual data itu akan menghasilkan tuturan antara
Pada data di atas terdapat adverbia berdampingan yaitu kata indak saluruah „tidak semua‟.
lain berbentuk ABDC, ACBD, DABC,dan BCDA, bila tuturan data semula berbentuk ABCD. Teknik lesap dilaksanakan dengan (melesapkan,menghilangkan, menghapuskan, mengurangi) unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan. Teknik lesap digunakan untuk mengetahui kadar keintian unsure yang dilesapkan.
Fungsi adverbia yang ditemukan ada dua, yaitu (1) adverbia yang mendahului kata yang diterangkan adalah adverbia yang posisinya
di
awal
kata
yang
diterangkan. Contoh: Kalau nan sanang pasti indak patani” jawek kari. „Kalau yang senang pasti tidak petani” jawab kari‟
Hasil dan Pembahasan Adverbia yang dibahas pada artikel
berada
Pada data di atas terdapat adverbia yang berdampingan yaitu kata pasti indak
ini adalah bentuk, fungsi, dan makna
‘pasti tidak‟. Adverbia pasti indak ‘pasti
adverbia bahasa Minangkabau dalam surat
tidak‟
kabar Singgalang. Bentuk dan fungsi ini akan dianalisis sekaligus. Bentuk adverbia yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang ada dua, yaitu (1). adverbia tunggal adalah adverbia yang terdiri dari satu morfem yang berupa kata dasar. Contoh:
Nan ado cuma menyengsarakan kehidupan bangsa.
pada
menerangkan
data
di
nomina
atas
berfungsi
patani
„petani‟.
Adverbia pasti indak ‘pasti tidak‟ pada data di atas posisinya mendahului kata yang diterangkan (2).adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan adalah adverbia yang posisinya berada sesudah yang diterangkan.
4
Contoh : Kain saruang, jo tarompa baru untuk hari rayo. „Kain sarung, dengan sendal baru untuk hari lebaran‟ Pada data di atas terdapat adverbia yang berupa kata dasar
yaitu kata baru.
kategori
yang didampinginya yaitu verba
dapek„dapat‟. Jika adverbia indak „tidak‟ dilesapkan, makna kalimat
tersebut
pada
data (4) tidak lagi menyatakan sangkalan. Akan
tetapi,
mempunyai
makna
boleh
Adverbia
baru „baru‟ pada data di atas
melihat. Untuk lebih jelasnya perhatikan data
berfungsi
menerangkan nomina
(4a) berikut ini.
tarompa
‘sendal‟. Posisi adverbia baru „baru‟ pada data
di
atas
mengikuti
kata
yang
diterangkan. Sementara itu, makna adverbia yang
(4a) Samantaro anak jo kamanakan mancaliak dapek .... „Sementara anak dengan kemenakan melihat dapat .... 2. Adverbia Penjumlahan Adverbia
ditemukan dalam surat kabar Singgalang ada empat belas macam, yaitu (1) adverbia sangkalan, (2) adverbia penjumlahan, (3) adverbia pembatasan, (4) adverbia derajat, (5) adverbia kala, (6) adverbia keselesaian, (7)
adverbia
kepastian,
(8)
adverbia
menyungguhkan, (9) adverbia keharusan, (10) adverbia keinginan, (11) adverbia frekuensi, (12) adverbia penambahan, (13)
penjumlahan
yang
ditemukan dalam surat kabar Singgalang ditandai dengan kata babarapo „beberapa‟. Perhatikan data (5) berikut. (5) Babarapourang hebat tatangkok KPK dek ulah pakaro dagiang. Beberapa orang hebat ditangkap KPK karena masalah daging‟ Adverbia babarapo „beberapa‟ pada data (5) mempunyai makna menyatakan jumlah banyak terhadap kategori
yang
adverbia kesanggupan, dan (14) adverbia
didampinginya yaitu nomina urang ‘orang‟.
harapan.
Adverbia babarapo „beberapa‟ ini dapat
1. Adverbia Sangkalan
dilesapkan. Jika dilesapkan, makna pada data
Adverbia sangkalan yang ditemukan dalam surat
kabar Singgalang ditandai
dengan
indak
kata
adverbia tersebut
‘tidak’. dapat
Pemakaian
pada
data
(4 ) berikut ini. (4) Samantaro anak jo kamanakan mancaliak indak dapek…. „Sementara anak dan kemenakan melihat tidak dapat ....‟
(5) bukan lagi menyatakan penjumlahan, melainkan mempunyai makna hanya satu orang
Untuk lebih jelasnya perhatikan data
(5a) berikut. (5a) Babarapo urang hebat tatangkok KPK dek ulah pakaro dagiang „Orang hebat tertangkap KPK karena masalah daging‟
Adverbia indak „tidak‟ pada data (4) mempunyai makna menyangkal terhadap 5
mempunyai makna kepastian. Simak data
3. Adverbia Pembatasan Adverbia pembatasan yang ditemukan dalam
surat
adverbia
kabar
Singgalang
adalah
yang ditandai dengan kata cuma
„cuma‟. Perhatikan data (6) berikut ini. (6) Dana be-el-es-em cuma urang bansaik se yang dapek. „Dana be-el-es-em cuma urang susah saja yang dapat‟ Pada data (6) adverbia cuma „cuma‟ mempunyai makna pembatasan terhadap kategori yang didampinginya yaitu nomina urang „orang‟. Adverbia cuma „cuma ini
(7a) berikut. (7a) Iyo baguno sertifikasi jo SIM kalau awak mambaok kandaraan. „Ia perlu sertifikasi dengan SIM kalau kita membawa kendaraan‟ 5. Adverbia Kala Adverbia kala yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia sadang ‘sedang’. Cermati data (8) berikut. (8) Pak wali mancaliak surang anak nan sadang sakik. „Pak wali melihat seorang anak yang sedang sakit‟
dapat dilesapkan, makna pada data (6) tetap meyatakan pembatasan. Perhatikan data (6a) berikut.
Pada
data
(8)
adverbia
sadang
„sadang‟ mempunyai makna kala terhadap kategori yang didampinginya yaitu verba
(6a) Dana be-el-es-em urang bansaik se yang dapek. Dana be-el-es-em orang susah saja yang dapat‟
sakik „sakit‟ .Adverbia sadang ‘sedang‟ pada
4. Adverbia Derajat
sakik „sakit‟. Jika adverbia sadang „sedang‟
Adverbia derajat yang ditemukan dalam
surat
kabar
Singgalang
data (8) mempunyai makna kala terhadap ketegori yang didampinginya
yaitu verba
dilesapkan, makna pada data (8) tidak lagi
adalah
menyatakan kala, tetapi menyatakan makna
adverbia sangaik ‘sangat‟. Perhatikan data
keselesaian. Untuk lebih jelasnya perhatikan
(7) berikut.
data (8a) berikut.
(7) Iyo sangaik baguno sertifikasi jo SIM kalau awak mambaok kandaraan. „Ia sangat perlu sertifikat dengan sim kalau kita membawa kendaraan. Adverbia sangaik „sangat‟ pada data (7) mempunyai makna derajat terhadap kategori yang didampinginya yaitu adjektiva baguno
„perlu‟. Jika adverbia
sangaik
„sangat‟ dilesapkan, makna pada data (7) tidak
lagi
menyatakan
derajat,
(8a) Pak wali mancaliak urang nan sakik. „Pak wali melihat orang yang sakit‟ 6. Adverbia Keselesaian Adverbia keselesaian yang ditemukan daam surat kabar Singgalang adalah adverbia baru‘baru‟.Cermati data (9) berikut. (9)
Dilua hujanbarubaranti. „Di luar hujan baru berhenti‟
tetapi 6
baru ‘baru’ pada data (9)
Adverbia
pada
data
(11)
adverbia
sabananyo
mempunyai
makna
mempunyai makna keselesaian terhadap
„sebenarnya‟
kategori yang didampinginya yaitu verba
menyungguhkan terhadap kategori
baranti „berhenti‟. Jika adverbia baru „baru‟
didampinginya yaitu nomina urang „orang‟.
dilesapkan, makna pada data (9) akan tetap
Adverbia
menyatakan keselesaian.
dilesapkan, makna pada data (11) tidak lagi
7. Adverbia Kepastian
menyatakan
Adverbia kepastian yang ditemukan dalam
surat
kabar
Singgalang
adalah
adverbial pasti ‘pasti’. Perhatikan data (10) berikut. (10) Kalau harago minyak naik, pasti harago barang kabutuhan awak naik. „Kalau harga minyak naikpasti harga barang kebutuhan kita naik‟ Pada data (10) adverbia mempunyai
makna
kepastian
pasti„pasti‟ terhadap
menyungguhkan,
jika
tetapi
perhatikan data (11a) berikut. (11a) Nan sakik urang tuo yang dalam pajalanan. „Yang sakit orang tua yang dalam perjalanan‟ 9. Adverbia Keharusan Adverbia keharusan yang ditemukan dalam
surat
kabar
Singgalang
adalah
adverbia musti ‘mesti’. Perhatikan data (12) berikut.
harago„harga‟. Jika
(12)
Samati-mati angin musti pandai mamakai komputer. „Semati-mati angin mesti pandai memakai komputer‟ Adverbia musti ‘mesti‟ pada data (12)
dilesapkan, makna pada data (10) akan tetap menyatakan kepastian. Untuk lebih jelasnya perhatikan data (10a) berikut. (10a) Kalau harago minyak naik, harago barang kabutuhan awak naik. Kalau harga minyak naik, harga barang kebutuhan kita naik‟
„sebenarnya‟
mempunyai makna kala. Untuk lebih jelas
kategori yang didampinginya yaitu verba adverbia pasti „pasti‟
sabananyo
yang
mempunyai
makna
keharusan
terhadap
kategoriyang mendampingi verba pandai „pandai‟.
Jika
adverbia
musti
„mesti‟
dilesapkan, makna pada data (12)akan tetap 8. Adverbia Menyungguhkan Adverbia
menyungguhkan
menyatakan keharusan. Untuk lebih jelasnya yang
ditemukaan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia
sabananyo „sebenarnya‟.
Perhatikan data (11) berikut ini.
(11) Nan sakik sabananyo urang tuo yang dalam pajalanan. „Yang sakit sebenarnya orang tua yang dalam perjalanan‟
cermati data (12a) berikut. (12a) Samati-mati angin pandai mamakai komputer. „Semati-mati angin pandai memakai komputer‟ 10.
Adverbia keinginan Adverbia keinginan yang ditemukan
dalam
surat
kabar
Singgalang
adalah 7
adverbia ingin ‘ingin’. Perhatikan data (13)
frekuensi,
berikut.
keselesaian. Perhatikan data (14a) berikut.
(13) Kini ko banyak urang yang ingin mancalonkan diri untuak manjadi walikota. „Sekarang banyak orang yang ingin mancalonkan diri untuk menjadi walikota‟
(14a) Pitih untuak pambali samba dibalian juo ka rokok. „Uang untuk pembeli sambal dibelikan juga ke rokok‟
Pada data (13) adverbia ingin ‘ingin‟ mempunyai
makna
keinginan
terhadap
kategori yang didampinginya yaitu verba mencalonkan „mencalonkan‟. Jika adverbia ingin dilesapkan makna pada data (13) akan tetap menyatakan keinginan. Untuk lebih jelasnya simak data (13a) berikut ini. (13a) Kini ko banyak urang yang mencalonkan diri untuak manjadi walikota. „Sekarang ini banyak orang yang mencalonkan diri untuk menjadi walikota.
12.
tetapi
mempunyai
makna
Adverbia Penambahan Adverbia
penambahan
yang
ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia pulo ‘pulo’. Perhatikan data (15) berikut. (15) Salain marampok maliang tu mambunuh pulo urang punyo rumah. „Selain merampok maling itu juga membunuh urang yang punya rumah‟ Pada data (15) adverbia pulo ‘pula‟ mempunyai
makna
penambahan
akan
tindakan hal atau keadaan terhadap kategori yang mendampinginya yaitu verba urang „urang‟. Jika adverbia pulo „pula‟ dilesapkan,
11.
Adverbia Frekuensi
makna pada data (15) tidak lagi menyatakan
Adverbia frekuensi yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia kadang-kadang „kadang-kadang‟. Perhatikan data (14) berikut. (14) Kadang-kadang pitih untuak pambali samba dibalian juo ka rokok. „Kadang-kadang uang untuk membeli sambal dibelikan juga ke rokok‟ Adverbia kadang-kadang „kadang-kadang‟ pada data (14) mempunyai makna frekuensi terhadap kategori yang didampinginya yaitu nomina pitih „uang‟. Jika adverbia kadangkadang „kadang-kadang‟ dilesapkan, makna pada
data
(14)
tidak
lagi
meyatakan
penambahan,
tetapi
mempunyai
makna
keselesaian. Perhatikan data (15a) berikut. (15a) Salain marampok maliang tu mambunuah urang punyo rumah. „Selain merampok maling itu membunuh orang punya rumah‟ 13. Adverbia Kesanggupan Adverbia
kesanggupan
yang
ditemukan yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia bisa ‘bisa‟. Perhatikan data (16) berikut. (16) Harus ado nan bisa awak yakini untuak jadi pamimpin. Harus ada yang bisa kita yakini untuk jadi pemimpin.
8
Adverbia
bisa
pada
data
(16)
mempunyai makna kesanggupan terhadap kategori yang didampinginya yaitu nomina
Kesimpulan Berdasarkan
analisis
data
dapat
disimpulkan bahwa bentuk adverbia bahasa
awak „kita‟. Jika adverbia bisa ‘bisa‟
Minangkabau yang ditemukan dalam surat
dilesapkan, makna pada data (16) tidak lagi
kabar Singgalang ada dua, yaitu (a) adverbia
menyatakan
tunggal dan (b) adverbia gabungan.
kesanggupan,
melainkan
mempunyai makna keharusan. Perhatikan
a. Adverbia tunggal yang ditemukan dalam
data (16a) berikut.
surat kabar Singgalang ada dua, yaitu (1)
(16a) Harus ado nan awak yakini untuak jadi pamimpin. „Harus ada yang kita yakini untuk jadi pemimpin‟ 14.
Adverbia harapan yang ditemukan surat
adverbia
kabar
Singgalang
saharusnyo
dengan kata cuma
„cuma‟, amuah „mau‟,
sadang „sedang‟, handak „hendak‟, juo„juga‟, biasa „biaso‟, banyak „banyak‟, kasado
Adverbia Harapan
dalam
adverbia yang berupa kata dasar ditandai
adalah
‘seharusnya’.
„semua‟.
(2) adverbia yang berupa kata
berafiks
sa-nyo „se-nya‟ ditandai dengan
kata saharusnyo „seharusnya‟, saeloknyo
Perhatikan data (17) berikut.
„sebaiknya‟,dan saindaknyo „setidaknya‟yang
(17) Saharusnyojalan balubang yang rusak tu harus capek di pelokan. „Seharusnya jalan berlubang yang rusak itu harus cepat diperbaiki. Adverbia saharusnyo ‘seharusnya‟
berfungsi menerangkan verba, nomina, dan
pada data (17) mempunyai makna harapan
adverbia yang berdampingan ditandai dengan
terhadap kategori yang didampinginya yaitu nomina jalan balubang„jalan berlubang‟. Jika
adverbia
saharusnyo
„seharusnya‟
dilesapkan, makna pada data (17) tidak lagi
adjektiva. b. Adverbia
gabungan
dalam surat kabar
yang
ditemukan
Singgalang adalah
kata indak saluruah „tidak seluruh‟; indak hanyo „tidak hanya‟ lah banyak „sudah banyak‟; pasti indak „pasti tidak‟, paralu pulo „perlu pula‟; wajib juo „wajib juga‟ yang berfungsi menerangkan nomina, verba, dan adjektiva. Makna adverbia yang ditemukan
menyatakan harapan, melainkan mempunyai makna keharusan . Perhatikan data
(17a)
berikut.
dalam surat kabar Singgalang ada 14 yaitu: (1) adverbia sangkalan tandai dengan kata indak „tidak‟ dan kata bukan „bukan‟; (2) adverbia penjumlahan ditandai dengan kata
(17a) Jalan balubang yang rusak tu harus capek dipelokan. „Jalan berlubang yang rusak itu harus cepat diperbaiki.
babarapo „beberapa‟; dan kata saluruah „seluruh‟; (3) adverbia pembatasan ditandai 9
dengan kata sajo „saja‟; cuma „cuma‟; dan
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
kata hanyo „hanya‟; (4) adverbia derajat
gelar Sarjana Humaniora, Jurusan Sastra
ditandai dengan kata sangaik „sangat‟ dan
Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
kata kurang „kurang‟; (5) adverbia kala
Bung Hatta. Shalawat serta salam penulis
ditandai dengan kata sadang „sedang‟ dan
sampaikan kepada junjungan Umat Islam
kata alah „sudah‟; (6) adverbia keselesaian
yang mulia Nabi Muhammad saw yang telah
ditandai dengan kata baru „baru‟; kata
memberikan penerangan bagi umatnya dalam
sadang „sadang‟, dan kata pernah „pernah‟;
menjalankan kehidupan ini.
(7) adverbia kepastian ditandai dengan kata pasti „pasti‟, kata memang „memang‟; dan kata
„tentu‟;
tantu
menyungguhkan sabananyo
(8)
ditandai
adverbia
dengan
„sebenarnya‟;
(9)
kata
adverbia
Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan
karena
adanya
bantuan,
bimbingan, arahan, dan kritikan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih secara tulus kepada:
keharusan ditandai dengan kata musti „mesti‟
Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu
dan kata harusnyo „harusnya‟; (10) adverbia
Budaya, Universitas Bung Hatta yang telah
keinginan ditandai dengan kata ingin „ingin‟
memberikan izin untuk penelitian; Ketua dan
dan kata amuah „mau‟; (11) adverbia
Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas
frekuensi
sakali
Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta yang
„kadang-
telah memfasilitasi sarana dan prasarana
kadang, dan kata sakali-sakali „sekali-sekali‟;
guna pembelajaran; Ibu Dra. Eriza Nelfi, M.
(12) adverbia penambahan ditandai dengan
Hum, sebagai Pembimbing I dan ibu Dra.
kata pulo „pula‟; (13) adverbia kesanggupan
Elvina
ditandai dengan kata bisa „bisa‟ dan kata
pembimbing II yang telah memberikan
dapek „dapat‟; (14) adverbia harapan ditandai
arahan, motivasi, bimbingan, saran, ide-ide,
dengan kata saharusnyo „seharusnya‟ dan
dan kritikan kepada penulis, serta dengan
kata mudah-mudahan „mudah-mudahan‟
sabar meluangkan waktunya untuk penulis
„sekali‟;
ditandai kata
dengan
kata
kadang-kadang
A.
Saibi,
M.
Hum.
selaku
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini;
Ucapan Terima Kasih
Bapak-bapak dan ibu-ibu staf pengajar Dengan
segala
kerendahan
hati
penulis mengucapkan segala puji dan syukur ke hadirat Allah swt. akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi
yang
berjudul
“Adverbia Bahasa Minangkabau dalam Surat Kabar Singgalang”. Skripsi ini diajukan
Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta yang telah memberikan ilmu dan seluruh staf karyawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
segala
urusan
akademik; 10
Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga tersayang
dan
tercinta
yang
telah
membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, serta memberikan dukungan moril dan materil. Terima kasih atas semua pengorbanan, kepercayaan, dan semangat
serta
kasih
sayang
dekat
yang
selalu
Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Kridalaksana, Harimurti.1989. Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
yang
diberikan;Teman-teman angkatan 2009 dan teman
____. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
memberikan
bantuan, dorongan, saran, dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan ketulusan hati penulis senantiasa menerima semua masukan, saran, dan kritikan yang diberikan untuk perbaikan penulisan skripsi
Simanjuntak, Lamtio. 2000. “Adverbia dalam Bahasa Batak Toba”. Thesis: Universitas Sumatra Utara. Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. _____.1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Data. Yogyakarta: Duta Wacana.Padjajaran.
ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan tambahan ilmu bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Daftar Pustaka Agustin, Ekar. 2013. “Pemakaian Adverbia Penanda Kualitas dalam Bahasa Indonesia”. Skripsi: Universitas Agustin, Ekar. 2013. “Pemakaian Adverbia Penanda Kualitas dalam Bahasa Indonesia”. Skripsi: Universitas Padjajaran. Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ayub, Asni . 1993. Tata Baku Bahasa Minangkabau. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Chaer, Abdul.2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
11