TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM), BIAYA KUALITAS DAN KUALITAS PRODUK SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BUDAYA KUALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI Ade Dyah Haryani1 Adi Wiratno2 Siti Maghfiroh3 Abstract This study entitled Effect of Total Quality Management (TQM) to the Cost of Quality, Product Quality and Implications Corporate Performance with Quality Culture as Variable Moderation, which aims to test and analyze empirically the influence of Total Quality Management (TQM) to the cost of quality and product quality, the influence of Total Quality Management (TQM) to the cost of quality and product quality by moderating variable quality culture, the influence of the cost of quality and product quality on the performance of the company. Data collection method used in this research is a form of secondary and primary data. Questionnaires distributed by proportional random sampling of the 34 respondents are managers working in the rattan industry in Cirebon regency of 148 rattan industry is still active transport. While the data analysis method used is the analysis of MRA (Moderated Regression Analysis) with SPSS. Based on the analysis it can be concluded that the Total Quality Management (TQM) effect on the cost of quality and product quality, Total Quality Management (TQM) with a quality culture not significant effect on the cost of quality and product quality, cost of quality and product quality not significant effect on the performance of the company. Keywords:
Cultural Quality, Total Quality Management, Quality Cost, Quality Products, Company Performance
1
STMIK IKMI Cirebon Universitas Jenderal Soedirman 3 Universitas Jenderal Soedirman 2
95
PENDAHULUAN Rotan
selain
dikenal
sebagai
bahan baku, juga dikenal sebagai perabot rumah
tangga
pengisi
interior
pemberdayaaan
karyawan
(Employee
empowerment),
dan
keterlibatan
karyawan dalam bentuk kerja tim.
dan
Arawati
Agus
(2005),
eksterior rumah. Industri rotan olahan
penelitiannya
terbesar di Indonesia berada di wilayah
implementasi total quality management
Cirebon yang tersebar di enam kecamatan
berpengaruh secara signifikan terhadap
yaitu
peningkatan kinerja kualitas produk dan
Kecamatan
Weru
(desa
menunjukkan
hasil
Tegalwangi), Kecamatan Plered (desa
pada
Tegalsari),
peningkatan kinerja bisnis. Beberapa
Kecamatan
Plumbon,
akhirnya
bahwa
berpengaruh terhadap
Sumber, Depok dan Palimanan dengan
penelitian
tingkat ekspor yang semakin menurun
membuktikan bahwa implemetasi TQM
dari tahun ke tahun.
secara
Tanpa memperhatikan bahan baku
terdahulu
efektif
terhadap:
juga
telah
berpengaruh
pengurangan
positif
biaya
dan
dan bahan pendukungnya dengan baik
meningkatkan kinerja bisnis (Huarng dan
seperti pemilihan bahan baku sesuai
Yao, 2002); kinerja manajerial (Laily
standar, cara pengiriman, dan tempat
(2003); dan peningkatan kualitas sumber
penyimpanan dan perawatannya maka
daya manusia (Sularso dan Murdijanto,
produk yang dihasilkan pun akan kurang
2004); ada hubungan positif antara
berkualitas dan tidak dapat dipasarkan
praktek
dengan harga jual tinggi (Mulyadi, 2010).
organisasional (Lakhal, et al.,2006) .
Salah satu cara yang dapat ditempuh
TQM
dengan
kinerja
Menurut Metri (2005:65), dalam
perusahaan untuk membenahi sumber
implementasi
daya
berperan daripada yang lainnya, oleh
yang
bertahan panjang,
dimilikinya
dalam
agar
persaingan adalah
mengimplementasikan
Total
dapat
TQM,
itu,
budaya
jangka
karena
dengan
dipertimbangkan sebagai salah satu hal
Quality
yang
penting
budaya
lebih
dalam
kualitas
keberhasilan
Management (Muluk, 2003: 3). Filosofi
implementasi TQM. Pernyataan tersebut
TQM dapat diterapkan untuk semua
mendukung temuan yang menyatakan
bidang, dengan konsep kuncinya adalah
dimensi budaya dan implementasi TQM
kepemimpinan (Leadership), perubahan
mempunyai
budaya
meningkatkan kinerja kualitas dan kinerja
96
(Culture
change)
dan
kontribusi
nyata
dalam
bisnis (Jabnoun dan Sedrani, 2005);
kinerja pabrik tidak mempunyai efek
adanya interaksi positif antara budaya
signifikan terhadap kepuasan konsumen.
dominan ‘Clan’, prinsip-prinsip TQM,
Temuan utama penelitian Terziovski,
sikap dan perilakukomunikasi (Srismith,
Samson, dan Dow (2003) menyimpulkan
2005); desain organisasi mempunyai
bahwa
pengaruh
terhadap
menunjukkan pengaruh yang signifikan
TQM
terhadap kinerja organisasi. Hal ini
dan Entrekin,
mendukung pandangan bahwa sertifikasi
manajemen
ISO 9000 tidak atau sedikit menjelaskan
yang
keberhasilan
implementasi
(Parncharoen, 2005);
Girardi,
dan
gaya
Achievement mendukung TQM
signifikan
dan
atau
efektivitas
(Sayeh,
implementasi Swain,
ISO
9000
tidak
kekuatan kinerja organisasi. Demikian pula dengan temuan Prajogo
2005).
dan Brown (2004) yang menyimpulkan
Prahoego & Devie (2013) menyimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan kinerja
bahwa
terdapat
signifikan
kualitas yang signifikan antara organisasi
antara
TQM
keunggulan
yang menerapkan program TQM secara
bersaing,
Dani,
Support
sertifikasi
pengaruh terhadap
TQM
terhadap
kinerja
formal
dengan
organisasi
yang
perusahaan, dan keunggulan bersaing
mengadopsi praktek TQM secara non
terhadap kinerja perusahaan.
formal, ini menunjukkan bahwa adopsi
Namun demikian terdapat alasan utama yang dilakukan
membuat penelitian ini yaitu
praktek kualitas adalah hal yang lebih penting daripada sekedar program formal.
adanya
Penelitian Harari (2003) menunjukan
ketidakkonsistenan pada cara pengukuran
hanya 30% program TQM yang dapat
Total Quality Management yang efektif
memberikan peningkatan kinerja yang
dan selaras dengan budaya kualitas yang
signifikan.
menunjang terciptanya kualitas produk yang unggul dengan biaya kualitas yang rendah.
Mohrman,
et
(1995)
Tuntutan konsumen atas kualitas
menemukan bahwa hubungan antara
produk/jasa dengan harga yang bersaing
adopsi TQM dan kinerja keuangan adalah
semakin meningkat. Untuk memenuhi
tidak signifikan. Choi dan Eboch (1998)
tuntutan tersebut, perusahaan melakukan
menemukan
TQM
peningkatan kualitas dan pengelolaannya
mempunyai pengaruh yang sangat kuat
dengan cara menerapkan Total Quality
terhadap
konsumen
Management (Ciptono dan Diana, 2003).
dibandingkan pada kinerja pabrik, dan
Pengimplementasian TQM yang terus
bahwa
kepuasan
al.
KAJIAN LITERATUR
praktek
97
menerus mewujudkan tingkat kualitas
Kualitas dapat mengurangi biaya yang
yang dapat meningkatkan daya saing.
akan memberikan keunggulan kompetitif
Kualitas adalah kunci untuk berkompetisi
berupa peningkatan profitabilitas dan
di
pertumbuhan (Ciptono dan Diana, 2003).
pasar
global
(Kondo,
2000;
Sureshchand, Dkk., 2001; Kruger, 2001). Biaya Kualitas Implementasi TQM
Kinerja Perusahaan Kualitas Produksi
Budaya Kualitas
TQM merupakan pendekatan yang seharusnya dilakukan perusahaan
organisasi
masa
memperbaiki menekan
kini
terhadap biaya kualitas
untuk
kualitas
produknya,
dan
Robinson
(2013)
untuk menghasilkan aliran kualitas dan jasa mutakir yang tetap perusahaan harus
meningkatkan
produktivitasnya.
menggunakan kreatifitas, inovatif dan
Implementasi TQM
juga
fokus
terhadap
produksi
dan
produksi
Pearce
dan
positif
biaya
atau
H1. Implementasi TQM berpengaruh
berdampak
penekanan
terhadap
biaya
peningkatan
pada
perbaikan
berkesinambungan
dari
yang internal
perusahaan. Revida dan Batubara (2009)
pendapatan (Gaspersz, 2005). Perusahaan
dalam
menghendaki biaya kualitas turun tetapi
bahwa
dapat mencapai kualitas yang tinggi,
terhadap kualitas. Sila et al. (2007) TQM
setidaknya sampai pada titik tertentu
berperan penting dalam meningkatkan
(Umam, 2012).
kekuatan daya saing perusahaan, kualitas
Penelitian
TQM
menyimpulkan
berpengaruh signifikan
(2007)
produk merupakan salah satu elemen
menemukan TQM berpengaruh positif
penting bagi perusahaan untuk dapat
terhadap biaya kualitas dan kinerja
bersaing. Hardjosoedarmo (2004) TQM
produksi. Hendricks & Singhal (1991)
merupakan pendekatan yang seharusnya
dalam
dilakukan organisasi masa kini untuk
March
implementasi
Dorothy
penelitiannya
(1998) TQM
menyatakan meningkatkan
memperbaiki
kualitas
profitabilitas perusahaan, meningkatkan
menekan
pendapatan dan mengurangi biaya.
meningkatkan produktivitasnya.
98
biaya
produknya,
produksi
dan
Berdasarkan
hasil
penelitian
Munizu (2013) menyimpulkan
bahwa
yang dipengaruhi oleh budaya kualitas dalam
menekan
biaya
variabel praktik TQM yang terdiri atas
perusahaan
(1)
Perencanaan
menyangkut kualitas produk. Quality
strategis; (3) Fokus pada pelanggan; (4)
culture berpengaruh secara signifikan
Informasi dan analisis; (5) Manajemen
terhadap implementasi TQM (Febriyanti
orang-orang; dan (6) Manajemen proses
dkk, 2013). Prahoego & Devie (2013)
mempunyai
dan
dalam
penelitiannya
kualitas.
bahwa
terdapat
mendukung
antara
TQM
Kepemimpinan;
signifikan Hasil
(2)
pengaruh
positif
terhadap kinerja
penelitian
ini
terutama
produksi
biaya
menyimpulkan
pengaruh terhadap
signifikan keunggulan
pendapat Krajewski et al, (2003); Corbett
bersaing,
dan
dan
perusahaan, dan keunggulan bersaing
Brown, (2004); dan Salaheldin (2009)
terhadap kinerja perusahaan. Maghfiroh
yang mengatakan bahwa elemen yang
dan Sutanto (2013) menyatakan kultur
terdapat
organisasi tidak berpengaruh terhadap
Rastrick,
(2000);
Prayogo
dalam TQM
mempengaruhi
TQM
yang
kinerja kualitas dan kinerja bisnis.
efektivitas
H2. Implementasi TQM berpengaruh
meningkatkan
terhadap kualitas produk
berpengaruh
TQM
merupakan
transformasi
implementasi
cara
mengakibatkan
dalam
kualitas,
dalam kualitas
peningkatan
Peningkatan partisipasi pekerja di dalam
bertindak
TPS
terhadap
manajemen. Manajemen harus mengubah dan
kinerja
kinerja.
budaya yang didorong melalui peranan
berpikir
terhadap
pengelolaan kepuasan
organisasi kerja
dan
menjalankan bisnis baik dari aspek nilai,
motivasi kerja yang lebih baik, sehingga
keyakinan,
cara
dapat meningkatkan kualitas produk serta
menjalankan bisnis (Ciptono dan Diana,
kinerja karyawan (Gittell, Nordenflycht,
2003). Efektivitas implementasi TQM
dan Kochan 2004; Hammer dan Stern
ditentukan
1986).
asumsi,
oleh
maupun
dikembangkan
atau
Ariyanti
(2002)
dalam
menemukan
bahwa
tidaknya budaya kualitas. Ketika budaya
penelitiannya
kualitas berhasil ditumbuhkan dalam
manajemen telah mampu menjelaskan
organisasi,
misi dan visi yang membawa seluruh
maka
probabilitas
keberhasilan menjadi semakin besar,
karyawan
demikian sebaliknya (Handoyo, 2002).
berkelanjutan untuk menwujudkannya.
Beberapa
penelitian
berpartisipasi
secara
yang
dilakukan mengenai implementasi TQM 99
H3 : Budaya kualitas memoderasi
dan Brown, (2004); dan Salaheldin
hubungan implementasi TQM dengan
(2009) yang mengatakan bahwa elemen
biaya kualitas
yang terdapat dalam TQM mempengaruhi
H4 : Budaya kualitas memoderasi
kinerja kualitas dan kinerja bisnis. Beberapa penelitian tentang biaya
hubungan implementasi TQM dengan
kualitas dalam mempengaruhi kinerja
Kualitas produk Alasan perusahaan menerapkan
perusahaan.
Maghfiroh
dan
TQM adalah untuk meningkatkan daya
(2013)
dalam
penelitiannya
saing dan mutu produk, meskipun masih
menyimpulkan kultur organisasi tidak
ada
berpengaruh
20%
perusahaan
yang
diteliti
terhadap
Sutanto
efektivitas
menyatakan alasannya adalah keharusan
implementasi TPS dalam meningkatkan
atau hanya mengikuti kemauan mitra
kualitas, kualitas berpengaruh terhadap
kerja dan induk perusahaan atau sebagai
peningkatan kinerja.
eksperimen
terhadap
konsep-konsep
(2010) menyatakan terdapat pengaruh
manajemen
terbaru
(Manajemen
yang signifikan antara biaya kualitas
Usahawan Indonesia, 1999).
Tandiontong dkk
terhadap tingkat profitabilitas perusahaan
Biaya kualitas merupakan biaya
yang
merupakan salah satu elemen
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
kinerja perusahaan. Yuniawati & Narsa
mendapatkan suatu produk yang diterima
(2003) menyebutkan bahwa Interaksi
pasar. Menurut Garrison, Noreen dan
TQM, sistem pengukuran kinerja, sistem
Brewer (2006:83), cara yang paling
penghargaan dengan kinerja manajerial
efektif
biaya
terbukti signifikan. Interaksi antara sistem
kualitas dengan tetap mempertahankan
penghargaan dengan TQM pengaruhnya
kualitas yang tinggi yaitu dengan sedini
tidak
mungkin
manajerial.
untuk
meminimalisasi
menghindari
masalah
yang
berkaitan dengan kualitas. TQM
mempunyai
signifikan
terhadap
kinerja
H5 : Biaya kualitas secara signifikan pengaruh
mempengaruhi kinerja perusahaan
positif terhadap kinerja kualitas produk,
H6 : Kualitas produk secara signifikan
dan kinerja kualitas produk berhubungan
mempengaruhi kinerja perusahaan
kinerja bisnis (Arawati Agus, 2004). Penelitian
ini
mendukung
penelitian-penelitian
pendapat
terdahulu
yang
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
merupakan
dilakukan oleh Krajewski et al, (2003);
penelitian kuantitatif yaitu penelitian
Corbett dan Rastrick, (2000); Prayogo
yang menekankan pada pengujian teori-
100
teori dan hipotesis melalui pengukuran variabel-variabel
penelitian
dengan
2. Untuk
menguji
implementasi
pengaruh
TQM
dengan
angka-angka dan melakukan analisis data
variabel moderasi terhadap biaya
dengan uji statistik.
kualitas
Untuk mengukur variabel-variabel
dan
digunakan
kualitas regresi
produk berganda
dalam sample penelitian ini dilakukan
sebagai berikut :
penyebaran kuesioner yang ditujukan
Y1= a + β3X1 + β4X2 + β5X1X2
kepada 38 manajer atau setingkat manajer
+ε
pada industri rotan di wilayah Cirebon
Y2= a + β6X1 + β7X2 + β8X1X2
dengan
+ ε
metode
propotional
random
sampling, yaitu suatu teknik pengambilan
Keterangan :
sampel secara acak dengan jumlah yang
Y1 = Biaya kualitas
proposional untuk setiap sub populasi
Y2 = Kualitas produk
dengan ukuran populasinya (Silalahi,
a = Konstanta
2009).
β3,4,5,6,7,8 = Koefisien regresi
Metode
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
X1 = Implementasi TQM
analisis MRA (Moderated Regression
X2 = Budaya kualitas
Analysis) dengan alat bantu SPSS.
ε = Kesalahan pengganggu
Teknik
analisis
regresi
yang
3. Untuk menguji pengaruh biaya
digunakan untuk menguji hipotesis dalam
kualitas
penelitian ini sebagai berikut:
terhadap
1. Untuk mengetahui pengaruh TQM terhadap
biaya
kualitas
dan
dan
kualitas
kinerja
produk
perusahaan
digunakan regresi linear berganda sebagai berikut :
kualitas produk digunakan regresi
Y = a + β9Y1 + β10Y2 + ε
linier sederhana sebagai berikut :
Keterangan:
Y1 = a + β1X1 + ε
Y = kinerja perusahaan
Y2 = a + β2X1 + ε
a = Konstanta
Keterangan :
β9,10 = Koefisien regresi
Y1 = Biaya kualitas
Y1 = biaya kualitas
Y2 = Kualitas produk
Y2 = kualitas produk
a = Konstanta
ε = Kesalahan pengganggu
β1, β2 = Koefisien regresi X1 = Implementasi TQM ε = Kesalahan pengganggu 101
bahwa implementasi TQM meningkatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN Hipotesis 1 tentang Total Quality Management terhadap Biaya Kualitas
profitabilitas perusahaan, meningkatkan pendapatan
dan
mengurangi
biaya.
Y1 = 22,986 – 0,075X1 + ε
Berdasarkan
Nilai konstanta (a) sebesar 22,986
hipotesis 1 ini, dan didukung oleh hasil
hasil
penelitian
atas
berarti apabila nilai variabel independen
penelitian-penelitian
X1 (Total Quality Management) sama
dikatakan bahwa biaya kualitas akan
dengan 0, maka besar a tetap atau tidak
lebih efektif dalam hubungannya dengan
terpengaruh. Koefisien regresi X1 = -
Total
0,075 ini menunjukkan bahwa nilai β1 =
sebagai unsur yang mempengaruhi.
- 0,075. Artinya apabila Total Quality Management
(X1)
dianggap
tetap/konstan, maka setiap perubahan X1
Quality
terdahulu
Management
dapat
(TQM)
Hipotesis 2 tentang Total Quality Management
terhadap
Kualitas
Produk
sebesar 1 akan menyebabkan perubahan
Y2 = 9,759 + 0,174X1 + ε
biaya kualitas (Y1) sebesar – 0,075.
Nilai konstanta (a) sebesar 9,759
Karena β1 bernilai negatif maka setiap
berarti apabila nilai variabel independen
pertambahan
akan
X1 (Total Quality Management) sama
atau
dengan 0, maka besar a tetap atau tidak
TQM
menyebabkan
(X1)
berkurang
menurunnya biaya kualitas.
terpengaruh. Koefisien regresi X1 = 0,174
Hasil uji regresi menunjukkan
ini menunjukkan bahwa nilai β1 = 0,174.
bahwa variabel TQM berpengaruh tidak
Artinya
signifikan terhadap biaya kualitas, karena
Management
nilai koefisien yang diperoleh tidak
tetap/konstan, maka setiap perubahan X1
searah dan tidak sesuai dengan hipotesis
sebesar 1 akan menyebabkan perubahan
yang
hipotesis
kualitas produk (Y2) sebesar 0,174.
pertama yang menyatakan bahwa TQM
Karena β1 bernilai positif maka setiap
berpengaruh
pertambahan
TQM
menyebabkan
pertambahan
dapat
dibangun,
sehingga
terhadap
diterima.
Hasil
biaya
kualitas
penelitian
ini
berhasil mendukung beberapa penelitian
apabila
Total (X1)
Quality dianggap
(X1)
akan kualitas
produk.
terdahulu.
Hasil uji regresi menunjukkan
Penelitian ini juga memperkuat
bahwa
variabel
TQM
berpengaruh
penemuan atas penelitian Hendricks &
terhadap kualitas produk, karena nilai
Singhal (1991), March (1998), Arditi &
koefisien yang diperoleh searah dan
Gunaydin
sesuai dengan hipotesis yang dibangun,
102
(1997)
yang
menyatakan
sehingga
hipotesis
pertama
yang
TQM,
maka
akan
menyatakan bahwa TQM berpengaruh
penurunan
terhadap biaya kualitas dapat diterima.
regresi X2
Hasil penelitian ini berhasil mendukung
menunjukkan bahwa nilai β4 = - 0,473.
beberapa penelitian terdahulu. Sakthivel
Artinya apabila variabel TQM dianggap
& Raju (2006)
implementasi TQM
konstan/tetap maka setiap perubahan X2
berpengaruh pada hasil kualitas dan hasil
sebesar 1 akan menyebabkan perubahan
kualitas
kepuasan
biaya kualitas sebesar 0,473. Karena β4
(2003);
bernilai negatif maka setiap pertambahan
Corbett dan Rastrick, (2000); Prayogo
budaya kualitas, maka akan menyebabkan
dan Brown, (2004); dan Salaheldin
penurunan
(2009) , Arawati Agus (2004) yang
regresi X1X2 = 0,004 ini menunjukkan
membuktikan bahwa TQM mempunyai
bahwa nilai β5 = 0,004. Artinya jika
pengaruh positif terhadap kinerja kualitas
TQM (X1) dan budaya kualitas (X2)
produk dan kinerja
dianggap
berpengaruh
konsumen.
Krajewski
pada et.al,
kualitas produk
berhubungan dengan kinerja bisnis.
biaya
menyebabkan
=
kualitas. -
biaya
0,473
X1X2
ini
kualitas.
konstan/tetap,
perubahan
Koefisien berarti
Koefisien
maka
sebesar
setiap
1
akan
Hipotesis 3 tentang Budaya
menyebabkan perubahan biaya kualitas
kualitas yang memoderasi hubungan
sebesar 0,004. Karena β5 bernilai positif
Total
maka setiap pertambahan interaksi TQM
Quality
Management
dengan
dengan budaya kualitas (X1X2), maka
Biaya Kualitas Y1 = 43,603 – 0,259 X1 – 0,473
akan menyebabkan penambahan biaya kualitas (Y1).
X2 + 0,004 X1X2 Nilai konstanta (a) sebesar 43,603
Hasil uji regresi menunjukkan
berarti apabila variabel independen TQM
bahwa interaksi antara variabel TQM dan
(X1), variabel budaya kualitas (X2) sama
budaya
dengan 0, maka besar a tetap atau tidak
terhadap biaya kualitas, karena nilai
berpengaruh. Koefisien regresi X1 = -
koefisien yang diperoleh tidak searah dan
0,259 ini berarti menunjukkan bahwa
tidak
nilai β3 = - 0,259. Artinya apabila
dibangun, sehingga hipotesis pertama
variabel
yang
budaya
kualitas
dianggap
kualitas
tidak
berpengaruh
sesuai dengan hipotesis
menyatakan terhadap
yang
bahwa
TQM
biaya
kualitas
konstan/tetap maka setiap perubahan X1
berpengaruh
sebesar 1 akan menyebabkan perubahan
dengan budaya kualitas sebagai variabel
biaya kualitas sebesar 0,259. Karena β3
moderasi tidak dapat diterima.
bernilai negatif maka setiap pertambahan 103
Hasil
penelitian
berhasil
berpengaruh. Koefisien regresi X1 = -
mendukung penelitian terdahulu. Stefan
0,187 ini berarti menunjukkan bahwa
Lagrosen (2003)
menemukan bahwa
nilai β6 = - 0,187. Artinya apabila
dimensi
yang
variabel
budaya
ketidakpastian,
ini
mengandung
individualisme
budaya
kualitas
dianggap
dan
konstan/tetap maka setiap perubahan X1
kolektivisme dapat mempengaruhi nilai-
sebesar 1 akan menyebabkan perubahan
nilai TQM. Mohrman et al. (1995)
kualitas produk sebesar 0,187. Karena β6
menemukan bahwa hubungan antara
bernilai negatif maka setiap pertambahan
adopsi TQM dan kinerja keuangan adalah
TQM,
tidak signifikan.
penurunan kualitas produk. Koefisien
Terziovski, Samson,
maka
akan
dan Dow (2003) menyimpulkan bahwa
regresi X2
sertifikasi ISO 9000 tidak menunjukkan
menunjukkan bahwa nilai β7 = - 0,367.
pengaruh
terhadap
Artinya apabila variabel TQM dianggap
kinerja organisasi. Begitu pada penelitian
konstan/tetap maka setiap perubahan X2
yang
(2003)
sebesar 1 akan menyebabkan perubahan
menunjukan hanya 30% program TQM
kualitas produk sebesar – 0,367. Karena
yang dapat memberikan peningkatan
β7
kinerja yang signifikan. Maghfiroh dan
pertambahan budaya kualitas, maka akan
Sutanto
penelitiannya
menyebabkan penurunan kualitas produk.
menyimpulkan kultur organisasi tidak
Koefisien regresi X1X2 = 0,006 ini
berpengaruh
efektivitas
menunjukkan bahwa nilai β8 = 0,006.
implementasi TPS dalam meningkatkan
Artinya jika TQM (X1) dan budaya
kualitas, kualitas berpengaruh terhadap
kualitas (X2) dianggap konstan/tetap,
peningkatan kinerja.
maka setiap perubahan X1X2 sebesar 1
yang
signifikan
dilakukan
(2013)
Harari
dalam
terhadap
bernilai
=
-
menyebabkan
0,367
negatif
ini
maka
berarti
setiap
Hipotesis 4 tentang Budaya
akan menyebabkan perubahan kualitas
kualitas yang memoderasi hubungan
produk sebesar 0,006. Karena β8 bernilai
Total
positif maka setiap pertambahan interaksi
Quality
Management
dengan
Kualitas Produk Y2 = 33,735 – 0,187 X1 – 0,367 X2 + 0,006 X1X2
TQM dengan budaya kualitas (X1X2), maka akan menyebabkan penambahan kualitas produk (Y2).
Nilai konstanta (a) sebesar 33,735
Hasil hipotesis ini mendukung
berarti apabila variabel independen TQM
sebelumnya, Musran Munizu dkk (2012),
(X1), variabel budaya kualitas (X2) sama
menemukan
dengan 0, maka besar a tetap atau tidak
berpengaruh signifikan terhadap budaya
104
bahwa
praktek
TQM
kualitas dan daya saing perusahaan dan mampu
meningkatkan
kinerja
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya,
(2010)
menemukan bahwa implementasi TQM
pengaruh yang signifikan antara biaya
berpengaruh terhadap hasil kualitas dan
kualitas terhadap tingkat profitabilitas
hasil
perusahaan.
Penelitian
mendukung
pendapat
berpengaruh
terhadap
kepuasan konsumen.
menemukan
dkk
perusahaan. Sakthivel & Raju (2006)
kualitas
yang
Mathius
terdapat
ini
juga
penelitian-
Biaya
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Kualitas terhadap Kinerja Perusahaan
Krajewski et al, (2003); Corbett dan
Y = 9,25 + 0,93 Y1 – 0,38 Y2 + ε
Rastrick, (2000); Prayogo dan Brown,
Hipotesis
5
tentang
Nilai konstanta (a) sebesar 9,25
(2004); dan Salaheldin (2009) yang
berarti apabila nilai variabel independen
mengatakan bahwa elemen yang terdapat
Y1 (biaya kualitas) dan variabel kualitas
dalam
produk (Y2) sama dengan 0, maka besar
kualitas dan kinerja bisnis.
TQM
mempengaruhi
kinerja
a tetap atau tidak terpengaruh. Koefisien
Penelitian ini juga mendukung
regresi Y1 = 0,093 ini menunjukkan
penelitian Wicaksono (2006), Huarng dan
bahwa nilai β9 = 0,093. Artinya apabila
Yao (2002), Laily (2001), Sularso dan
kualitas
dianggap
Murdijanto (2004) yang menemukan
tetap/konstan, maka setiap perubahan Y1
bahwa TQM secara efektif berpengaruh
sebesar 1 akan menyebabkan perubahan
positif terhadap pengurangan biaya dan
kinerja perusahaan (Y) sebesar 0,093.
meningkatkan kinerja bisnis, manajerial
Karena β9 bernilai positif maka setiap
dan kualitas sumber daya manusia.
produk
(Y2)
pertambahan biaya kualitas (Y1) akan menyebabkan
penambahan
kinerja
Hipotesis 1 tentang Total Quality Management terhadap Biaya Kualitas
perusahaan. Koefisien regresi Y2 = -
Hasil penelitian ini mendukung
0,038 ini menunjukkan bahwa nilai β10 =
penelitian sebelumnya,Prahoego & Devie
- 0,38. Artinya apabila biaya kualitas
(2013)
(Y1) dianggap tetap/konstan, maka setiap
pengaruh
perubahan
akan
keunggulan bersaing, TQM terhadap
kinerja
kinerja perusahaan, keunggulan bersaing
perusahaan (Y) sebesar 0,38. Karena β10
terhadap kinerja perusahaan. Maghfiroh
bernilai negatif maka setiap pengurangan
dan Sutanto (2013) dalam penelitiannya
kualitas produk (Y2) akan menyebabkan
menyimpulkan kultur organisasi tidak
pengurangan kinerja perusahaan.
berpengaruh
menyebabkan
Y2
sebesar
1
perubahan
yang yang
menemukan
terdapat
signifikan
terhadap
terhadap
efektivitas 105
implementasi TPS dalam meningkatkan
Hasil
penelitian
ini
mendukung
kualitas, kualitas berpengaruh terhadap
Krajewski et.al, (2003); Corbett dan
peningkatan kinerja.
Rastrick, (2000); Prayogo dan Brown, (2004); dan Salaheldin (2009) , Arawati Agus (2004) yang membuktikan bahwa
SIMPULAN DAN SARAN Total
Quality
(TQM)
berpengaruh
kualitas
dan kualitas
penelitian
ini
Management
TQM
mempunyai
pengaruh
positif
terhadap
biaya
terhadap kinerja kualitas produk dan
produk.
Hasil
kinerja
mendukung
penelitian
terdahulu Hendricks & Singhal (1991),
kualitas produk berhubungan
dengan kinerja bisnis. Untuk
mencapai
kinerja
March (1998), Arditi & Gunaydin (1997)
perusahaan yang memuaskan, sebaiknya
yang menyatakan bahwa implementasi
perusahaan
TQM
dengan baik dan konsisten. Karena
meningkatkan
profitabilitas
dapat
penerapan
dan mengurangi biaya.
budaya kualitas di lingkungan perusahaan
mewujudkan
Management
sehingga biaya kualitas dapat di tekan
(TQM) tidak berpengaruh terhadap biaya
dan kualitas produk yang diharapkan
kualitas dan kualitas produk dengan
perusahaan dan konsumen tercapai.
budaya
Quality
dapat
TQM
perusahaan, meningkatkan pendapatan
Total
TQM
menerapkan
kualitas
moderasi. Hasil
sebagai penelitian
variabel ini
Dampak dari penerapan TQM dan
juga
budaya kualitas terhadap biaya kualitas
mendukung pendapat Prahoego & Devie
dan kualitas produk dapat menciptakan
(2013) dan Magfiroh & Sutanto (2013).
peningkatan kinerja perusahaan, karena
Terziovski, Samson, dan Dow (2003).
itu perlu kesadaran semua pihak terkait
Biaya kualitas dan kualitas produk berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
untuk bersama-sama berpartisapasi dalam misi dan visi perusahaan yang dibangun.
DAFTAR PUSTAKA
Aida dan Listianingsih. 2005. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward dan Profit Center Terhadap Hubungan Antara Total Quality Management Dengan Kinerja Manajerial.
106
Arawati, Agus. 2004. The structural linkages between TQM, product quality performance, and business performance: preliminary empirical study in electronic companies. Singapore Management Review, Vol.27, No.
1: 87-105, First half 2005, ISSN 0129-5977.
ERIM Report Series Research Management. pp. 1-13
Dorothea Wahyu. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas). Andi, Yogyakarta.
Brine, M., Brown, R. & Hackett, G. (n.d.). 2001. Corporate Social Responsibility and Financial Performance in the Australian Context. 47-58. Bulchols, 1998
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi 5(12). Rineka Cipta, Jakarta.
Carolina, Yeni. (2012). Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM) dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan dengan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Moderasi (Survei padaPerusahaan Manufaktur di Jawa Barat yang Listing di BEI).
Ariani,
Ariyanti, Yulekhah, 2002. Analisis Faktor-faktor dalam Penerapan TQM dan Hubungannya dengan Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Empiris pada PT. Pupuk Sriwijaya Palembang), Program Studi Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang. Armstrong, M. (2006). Performance management: Key strategies and practical guidelines (3rd ed.). London: Kogan Page Bey, M.T., U. Nimran, Kertahadi. 1998. Total Quality Control dan Pengaruh Motivasi Kerja Bagi Karyawan: Studi Evaluasi pada PT. Semen Gresik-Persero. Wacana. 1(2):236-251 Bisnis
Cortada, James W. (terjemahan Eko Suwardi). 1996. TQM : terapan dalam manajemen sistem informasi. Andi, Yogyakarta. Febrianti, Anindya, Ishardita Pambudi Tama dan Oke Oktavianty. 2013. Analisis Pengaruh Budaya Kualitas Perusahaan Terhadap Keberhasilan Implementasi Total Quality Management menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM) (Studi Kasus Di PT Boma Bisma Indra (Persero)). Universitas Brawijaya.
Indonesia. 2013. http://www.kemenperin.go.id/artik el/6271/kode-etik
Gaspersz, Vincent. 2005. Total Quality Management. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Blocher, J, et al. 2000. Manajemen Biaya dengan Tekanan Stratejik, Terjemahan Susty Ambrarni, Jakarta: Salemba Empat.
Hansen, D.R., & Mowen, M. M. (2005). Cost management, New York: McGraw-Hill
Boselie, P. and T. Van der Wiele. 2001. Employee Perceptions of HRM and TQM and The Effects on Satisfaction and Intention to leave. MSQ special ‘Service Excellence’
Hardjosoedarmo, S. 2004. Total Quality Management. Andi, Yogyakarta. Hendricks, K.B. and Singhal, V.R. (1996), “Quality awards and the market value of the firm: an empirical investigation”, 107
Management Science, Vol. 42 No. 3, pp. 415- 36
Manajerial. Tesis. Program Pasca Sarjana, Unair, Surabaya.
Hermastho, Bima, 2010. Model Terpadu Praktek MSDM dan Budaya Organisasi yang Berorientasi pada Kinerja Unggul TQM, Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Lakhal, L., Pasin, F., and M. Liman. 2006. Quality management practices and their impact on performance. International Journal of Quality and Reliability management.Vol ,23.No. 6:,pp.625–646.
Huarng, F. And Yao, T. 2002, “Relationships of TQM philosophy, methods and performance: a survey in Taiwan”. Industrial Management & Data Systems.102(4):226-234
Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek. Edisi 1. Salemba Empat, Jakarta
Kaplan, R.S. & Norton, D.P. 1992, Jan-Feb. The Balance Scorecard: Measures that Drive Performance. Harvard Business Review, 71-79 Kujala, J. and P. Ullrank. 2004. Total Quality Management as a Cultural Phenomenon. http://www.asq.org. pp.43-55. Oktober 2012. Kolter, P. 2002. Marketing Management. 10th edition, Prentice Hall, Inc. New Jersey. H. Teguh, R.A. Rusli, dan B. Molan (penterjemah). 2004. Manajemen Pemasaran, edisi 10. PT. Indeks, Jakarta. Kurnianingsih, Retno. 2000. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Terhadap Keefektifan Penerapan Teknik Total Quality Management: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. SNA III. Hal 227-246. Laily, N. 2001. Sikap Manajer Menengah Terhadap Penerapan Total Quality Management (TQM) dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja
108
Maghfiroh, Siti dan Sutanto, Intan Imam. 2013. Peran Budaya Organisasi, Inovasi Manajemen dan Organizational Citizenship terhadap efektivitas Implementasi Total Quality Management Scorecard dalam meningkatkan kualitas dan Kinerja PerguruanTinggi. Management Insight vol.8 nomor 2. Universitas Bengkulu. March, Taran. 1998. Quality Disgest : TQM pay off. http://www.qualitydigest.com/nov 98/html/tqm.html diakses pada tanggal 27 maret 2014 Metri, B.A. 2005. TQM Critical Succes Factors for Construction Firms, Management. 10(2):61-72 Muluk,
M.K. 2003. Manajemen Pengetahuan: Kebingungan Praktek dan Peta Kajian.Usahawan 04 Th. XXXII April 2003.
Mulyadi Drs. M.Sc. 1998. Total Quality Management: Prinsip Manajemen Kontemporer untuk mengurangi lingkungan bisnis global. Aditya Media, Yogyakarta.
Mulyadi Drs. M.Sc. 2010. Sisitem Akuntansi, cetakan 5. Salemba Empat, Jakarta. Narsa, I Made dan Yuniawati, Rani Dewi. 2003. Pengaruh interaksi antara Total Quality Management dengan sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap Kinerja Manajerial (studi empiris pada PT. Telkom Divre V Surabaya) Nasution, M.N., (2005). Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Edisi Kedua. Ghalia Indonesia: Bogor. Parncharoen, C., Girardi, A. & Entrekin, L.E. (2003). “The Total Quality Management Implementation Model”. Presented at the Global Business Development Conference Hawaii, May 2003 Pearce II, John A. and Robinson, Jr. Richard B. 2013. Penterjemah: Nia Pramita Sari. Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta. Prajogo, Daniel.I., and Brown, A. 2004. The Relationship Between TQM Practice and Quality Performance and the Role of Formal TQM Programs: An Australian Empirical Study. Quality Management Journal. 11(4):hal. 31-42. Riduwan, 2004. Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Penerbit Alfabeta, Yogyakarta. Rosana, Dadan. 2009. Penerapan Budaya Kualitas melalui penerapan ISO 9001:2000 Di Universitas Negeri Yogyakarta.
Sakthivel et al. 2005. TQM implementation and students’ satisfaction of academic performance. The TQM Magazine, Vol. 17, No. 6 Salaheldin, S. I. (2008). Critical success factors of TQM implementation and their impact on performance of SMEs. International Journal of Productivity and Performance Management, 58(3), 215-217 Schein,
E.H. 1985. Organizational Culture and Leadership. San Fransisco: Jossey-Bass Publisher
Sila, I. 2007. Examining The Effects of Contextual Factors on TQM and Performance Through The Lens of Organizational Theories: An Empirical Study. Journal of Operations Management, Elsvier 25: 83–109. Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Refika Aditama, Jakarta. Sim Khim Ling dan Larry N .Killough. 1998. The Performance Effect of Complementarities Between Manufacturing Practices and Management Accounting Systems. Journal Management Accounting Research Sularso, Andi, R,. Dan Murdijanto. 2004. Pengaruh Penerapan Peran Total Quality Management Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 6//No.1. Terziovski M. & Samson D. 1999. The Link between Total Quality Management practice and organizational performance. International Journal of Quality & Reliability, Vol. 16(3), 226-237
109
Terziovski, M., D. Samson, and D. Dow. 2003. The Business Value of Quality Management Terhadap Kualitas Sumberdaya Manusia, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, I. 6(1): 72-84 Tjiptono, F. dan A. Diana. 2003. Total Quality Management Edisi Revisi. Andi, Yogyakarta. Umam,
110
Khaerul. Organisasi. Bandung.
2012. Manajemen Pustaka Setia.
Wicaksono, Setiawan. 2006. Pengaruh Implementasi Total Quality Management (TQM) terhadap Budaya Kualitas (Studi pada PT. Hari Terang Industry Surabaya). (Tesis Universitas Brawijaya). Diakses pada tanggal 30 November 2013 dari www.damandiri.co.id. Wilkinson, A.; M. Marchington, J. Goodman and P. Ackers. 1992. Total quality management and employee involvement. Human Resource Management Journal 2(4):1-20.